bab 2 landasan teori 2.1 konsep komunikasi massa …thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2011-2-00401-mc...

33
12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Komunikasi Massa Definisi Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah pesan – pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Batasan komunikasi massa ini lebih menitik beratkan pada komponen-komponen dari komunikasi massa yang mencakup pesan-pesan dan media massa (seperti koran,majalah, TV, radio, dan film ) serta khalayak. Komunikasi massa adalah suatu proses dalam mana komunikasi berkomunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas, dan secara terus menerus menciptakan makna–makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak-khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara.(McQuail, 1996) Onong Uchjana, mengemukakan definisi komunikasi massa sebagai berikut: Komunikasi massa adalah sebagian ketrampilan, sebagian seni, dan sebagian ilmu. Sebagai ketrampilan jika komunikasi massa meliputi tehnik– tehnik fundamental tertentu yang dapat dipelajari seperti memfokuskan kamera televisi, mengoperasikan recorder, atau mencatat wawancara. Sebagai seni dalam pengertian bahwa ia meliputi tantangan- tantangan kreatif seperti menulis naskah untuk program televisi, mengembangkan tata letak estetis untuk iklan majalah atau menampilkan teras berita yang memikat bagi suatu kisah berita. Sebagai ilmu dalam pengertian bahwa ia meliputi prinsip- prinsip tertentu tentang bagaimana berlangsungnya komunikasi yang dapat dikembangkan dan

Upload: trannguyet

Post on 03-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

12

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Komunikasi Massa

Definisi Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah pesan – pesan yang dikomunikasikan melalui

media massa pada sejumlah besar orang. Batasan komunikasi massa ini lebih

menitik beratkan pada komponen-komponen dari komunikasi massa yang

mencakup pesan-pesan dan media massa (seperti koran,majalah, TV, radio, dan

film ) serta khalayak.

Komunikasi massa adalah suatu proses dalam mana komunikasi

berkomunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara

luas, dan secara terus menerus menciptakan makna–makna yang diharapkan

dapat mempengaruhi khalayak-khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan

melalui berbagai cara.(McQuail, 1996)

Onong Uchjana, mengemukakan definisi komunikasi massa sebagai

berikut: “Komunikasi massa adalah sebagian ketrampilan, sebagian seni, dan

sebagian ilmu. Sebagai ketrampilan jika komunikasi massa meliputi tehnik–

tehnik fundamental tertentu yang dapat dipelajari seperti memfokuskan kamera

televisi, mengoperasikan recorder, atau mencatat wawancara. Sebagai seni

dalam pengertian bahwa ia meliputi tantangan- tantangan kreatif seperti menulis

naskah untuk program televisi, mengembangkan tata letak estetis untuk iklan

majalah atau menampilkan teras berita yang memikat bagi suatu kisah berita.

Sebagai ilmu dalam pengertian bahwa ia meliputi prinsip- prinsip tertentu

tentang bagaimana berlangsungnya komunikasi yang dapat dikembangkan dan

13

dipergunakan untuk membuat berbagai hal yang menjadi lebih baik“. Dalam

tayangan program televisi berita atau informasi yang disalurkan kepada khalayak

bisa sangat cepat dan bersifat massal, hal ini merupakan cara modern dari

komunikasi massa dibandingkan berpidato ataupun pada media radio. (Cangara,

2000 hal.59).

2.1.1 Fungsi Komunikasi Massa

1. Informasi

Pengumpulan, penyimpanan, pemprosesan, penyebaran berita,

data, gambar, fakta dan pesan, opini dan komentar yang dibutuhkan agar

orang dapat mengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi

internasional, lingkungan, dan orang lain, dan agar dapat mengambil

keputusan yang tepat.

2. Sosialisasi

Penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang

bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif yang

menyebabkan ia sadar akan fungsi sosialnya sehinga ia dapat aktif di

dalam masyarakat.

3. Motivasi

Menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun

jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihannya dan

keinginannya, serta kegiatan individu dan kelompok yang akan dikejar.

14

4. Perdebatan dan diskusi

Menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk

memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat

mengenai masalah publik.

5. Pendidikan

Pengalihan ilmu Pengetahuan sehingga mendorong perkembangan

intelektual, pembentukan watak, pendidikan ketrampilan, dan kemahiran

yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.

6. Memajukan kebudayaan

Penyebarluasan hasil kebudayaan dan seni dengan maksud

melestarikan warisan massa lalu, perkembangan kebudayaan,

membangun imajinasi dan mendorong kreativitas serta kebutuhan

estetikanya.

7. Hiburan

Penyebarluasan sinyal, simbol, suara dan citra dari drama, tari,

kesenian, musik, dan sebagainya untuk rekreasi dan kesenangan

kelompok dan individu.

8. Menyediakan bagi bangsa, kelompok, dan individu kesempatan

memperoleh fungsi berbagai pesan yang diperlukan mereka agar mereka

dapat saling mengenal dan mengerti serta menghargai kondisi,

pandangan, dan keinginan orang lain. (Onong;2002:122).

15

2.2 Karakteristik Komunikasi massa

Untuk mencapai efektivitas yang tinggi dalam melaksanakan kegiatan yang

menggunakan media massa, harus diketahui karakteristik dari komunikasi massa

tersebut, Sebagai berikut :

a. Bersifat simultan /serempak

ialah bahwa walaupun komunikan berada pada jarak satu sama lain terpisah,

tetapi media massa mampu membina keserempakan kontak komunikan

dalam penyampaian pesannya.

b. Bersifat umum

ialah pesan yang disampaikan melalui media massa ditujukan kepada umum

dan disamping itu juga mengenai kepentingan umum.

c. Komunikannya heterogen

sebagai konsekuensi daripada penyebaran yang teramat luas(jangkauan

audience), maka komunikan dari komunikasi massa terdiri dari berbagai

macam, inilah menjadikan komunikannya heterogen.

d. Berlangsung satu arah

ialah bahwa feedback yang terjadi adalah delayed feedback , berbeda dengan

komunikasi tatap muka. (Widjaja,2002: hal.25).

2.2.1 Media Massa

Media massa (mass media) singkatan dari media komunikasi

massa, merupakan channel of mass communication, yaitu saluran, alat

atau sarana yang dipergunakan dalam proses komunikasi massa. Menurut

Nurudin, media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa

16

menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas

dan heterogen (Nurudin, 2003 : 8).

Keberadaan media massa ini digunakan oleh khalayak sebagai

media pembelajaran, sumber kekuatan atau alat kontrol, inovasi, dan

telah menjadi suatu kebiasaan khalayak yang tertarik untuk memperoleh

informasi serta hiburan. Selain itu, khalayak merasakan kenyamanan dan

melepaskan kejenuhan lewat media massa tersebut. Bentuk media massa

terdiri dari :

A. Media Cetak

Media cetak yang dapat memenuhi kriteria sebagai media massa

adalah surat kabar dan majalah. Sebagai media cetak, surat kabar dan

majalah tetap berbeda karena memiliki karakteristik yang khas, yang

dimiliki masing-masing media.

B. Media Elektronik

1) Radio

Sebelum tahun 1950-an, ketika televisi menyedot banyak perhatian

khalayak radio siaran, banyak orang memperkirakan bahwa radio siaran

berada diambang kematian. Radio adalah media massa elektronik tertua

dan sangat luwes. Selama hampir satu abad lebih keberadaannya, radio

siaran telah berhasil mengatasi persaingan keras dengan bioskop,

rekaman kaset, televisi, televisi kabel, electronic games dan personal

casset players. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia, dengan

mengembangkan hubungan saling menguntungkan dan melengkapi

17

dengan media lainya. Keunggulan radio siaran adalah berada dimana saja

dan memiliki kemampuan menjual pada khalayak bagi pengiklan yang

produknya dirancang khusus untuk khalayak tertentu.

2) Film

Film atau motion pictures ditemukan dari hasil pengembangan

prinsip-prinsip fotografi dan proyektor. Gambar bergerak (film)

adalah bentuk dominan dari komunikasi massa visual di belahan

dunia ini. Film lebih dahulu menjadi media hiburan dibanding radio

siaran dan televisi.

C. Media On-Line

Internet merupakan jaringan longgar dari ribuan komputer yang

menjangkau jutaan orang di seluruh dunia. Misi awalnya adalah

menyediakan sarana bagi para peneliti untuk mengakses data dari

sejumlah perangkat keras komputer yang mahal. Namun, sekarang

internet telah berkembang menjadi ajang komunikasi yang sangat

cepat dan efektif, sehingga telah menyimpang jauh dari misi awalnya.

Dewasa ini internet telah tumbuh menjadi sedemikian besar dan

berdaya sebagai alat informasi dan komunikasi yang tidak dapat

diabaikan.

D. Televisi

Dalam bahasa Yunani, televisi berasal dari kata tele dan visi. Kata

tele berarti jauh dan visi berarti penglihatan. Maksudnya dengan

18

adanya teknologi satelit yang digunakan dalam proses penayangan

materi siaran dari stasiun penyiaran. Adanya sinyal elektromagnetik

yang dipancarkan lewat udara dan ditangkap lewat pemancar.

Sedangkan dalam bahasa inggris televisi disebut dengan kata

television yang artinya adalah media komunikasi jarak jauh dengan

penayangan gambar dan pendengaran suara, baik melalui kawat

maupun secara elektromagnetik tanpa kawat (Effendy: 1989 : 361).

2.3 Konsep Televisi

Definisi Televisi

Televisi adalah alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi berasal dari kata

tele dan vision yang mempunyai arti masing-masing tele (jauh) dan vision

(tampak), Jadi televisi tampak atau dapat melihat dari jarak jauh. Televisi juga

merupakan radio (broadcast) dan film (moving picture). Suatu program siaran

televisi dapat dilihat dan didengar oleh penonton karena dipancarkan oleh

pemancar. Kalau pemancarnya “mati” atau tidak di udara maka mereka tidak bisa

melihat apa-apa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pesawat televisi adalah

alat yang dapat digunakan untuk melihat dan mendengarkan dari tempat yang jauh.

(Setyobudi, 2005).

2.3.1 Karakteristik Televisi

a. Audio Visual

Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dapat dilihat,

karena sifatnya yang audio visual itu pula, maka secara siran berita harus

selalu dilengkapi dengan gambar. Baik gambar diam, seperti foto, gambar

19

peta maupun film berita, yakni rekaman peristiwa yang menjadi topik

berita.

b. Berpikir Dalam Gambar

Ada dua tahap yang dilakukan proses berpikir dalam gambar. Pertama

adalah visualisasi (visualization) yakni menerjemahkan kata-kata yang

mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Kedua,

penggambaran (picturization) yakni kegiatan merangkai gambar-gambar

individual sedemikian rupa sehingga kontinuitasnya mengandung makna

tertentu.

c. Pengoperasian Lebih Kompleks

Pengoperasian televisi siaran lebih kompleks dan lebih banyak

melibatkan orang. Peralatan yang digunakannya juga lebih banyak dan

untuk mengoperasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang-

orang yang terampil dan terlatih. (Ardito, 2004: 103)

2.3.2 Fungsi Televisi

Adalah memberikan informasi, mendidik, menghibur dan

membujuk.Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi

pada umumnya. Tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk

memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi.

Tiga pokok Fungsi Televisi, yaitu:

1. Fungsi Penerangan (The Information Function )

Televisi merupakan media yang mampu menyiarkan informasi yang amat

memuaskan. Hal ini disebabkan dua factor yang terdapat di dalamnya

20

yaitu: immediacy dan realism. Immediacy mencakup pengertian langsung

dan dekat. Peristiwa yang disiarkan oleh station televisi dapat dilihat dan

didengar oleh pemirsa pada saat peristiwa itu berlangsung, seolah–seolah

mereka berada di tempat peristiwa itu terjadi. Sedangkan Realism

mengandung makna kenyataan, dimana televisi menyiarkan informasi

secara audio visual sesuai fakta.

2. Fungsi Pendidikan (The Educational Function )

Sebagai media massa, televisi merupakan sarana yang ampuh untuk

menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu

banyak secara stimultan. Sesuai dengan makna pendidikan, yakni

pengetahuan dan penalaran masyarakat, televisi menyiarkan acara-acara

tertentu secara implicit mengandung pendidikan seperti film, kuis, dan

sebagainya yang disebut Educational Television (ETV), yaitu acara

pendidikan disisipkan dalam siaran yang bersifat umum. Karena

keampuhannya itulah, maka fungsi pendidikan yang dikandung televisi

ditingkatkan lagi, sehingga dinamakan saran pendidikan jarak jauh yang

disebut instruction Television.

3. Fungsi Hiburan (The Entertainment Function )

Fungsi hiburan yang melekat pada televisi siaran sangat dominan.

sebagian besar dari alokasi waktu masa siaran diisi oleh acara-acara

hiburan. Hal ini dapat dimengerti karena pada layar televisi dapat

ditampilkan gambar hidup serta suara bagaikan kenyataan, dan dapat

21

dinikmati sekalipun khalayak yang tidak mengerti bahasa asing, bahkan

tuna wicara.(Onong, 2002).

2.3.3 Kekuatan Dan Kelemahan Televisi

Menurut Skomis (1985) kekuatan televisi salah satunya adalah

memberikan gambaran bila dibandingkan dengan media massa lainnya

(radio, surat kabar, majalah, buku, dan sebagainya), televisi tampaknya

memberikan sifat yang istimewa. Ia merupakan gabungan dari media dengar

dan gambar. Bisa bersifat informatif, hiburan maupun pendidikan bahkan

gabungan dari ketiga unsur tersebut.

Ada 4 (empat) kekuatan televisi, yaitu :

1.) Menguasai jarak dan waktu, karena teknologi televisi menggunakan

elektromagnetik, kabel-kabel dan fiber yang dipancarkan transmisi

melalui satelit.

2.) Sasaran yang dicapai untuk menjangkau massa cukup besar, nilai

aktualitas terhadap suatu liputan atau pemberitaan cukup cepat.

3.) Daya rangsang terhadap media televisi cukup tinggi. Hal ini disebabkan

oleh kekuatan suara dan gambarnya yang bergerak (ekspresif).

4.) Informasi atau berita-berita yang disampaikan lebih singkat, jelas dan

sistematis.

Sedangkan kelemahan televisi, yaitu :

1.) Media televisi terikat waktu tontonan.

2.) Televisi tidak bisa melakukan kritik sosial dan pengawasan sosial secara

langsung dan vulgar.

22

3.) Pengaruh televisi lebih cenderung menyentuh aspek psikologis massa.

Bersifat ”transitory”, karena sifat ini membuat isi pesannya tidak dapat

dimemori oleh pemirsanya. Lain halnya dengan media cetak, informasi

dapat disimpan dalam bentuk kliping (Syahputra, 2006 : 70).

2.3.4 Format Acara Televisi Adapun format acara televisi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

Gambar 2.1 Format Acara Televisi

Timeless & Imajinatif Timeless & Factual Factual& Actual

Drama Dokurama Non Drama Infotainment Berita

(Fiksi) Opera (Non Fiksi) Sportainment News

Musical

Other Musik Features

Tragedy Magazine Show Sport

Aksi talk show News

Komedi Variety Show

Cinta Repackaging

Legenda Game Show

Horor Kuis

(Naratama, 2004: 64-66 )

1. Drama (Fiksi) adalah sebuah format acara televisi yang di produksi dan di

cipta melalui proses imaginasi kreatif dari kisah-kisah drama atau fiksi yang

di rekayasa ulang.

2. Non Drama (Non Fiksi) adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi

dan dicipta melalui proses pengolahan imajinasi kreatif dari realitas

kehidupan sehari-hari tanpa harus menginterpretasi ulang dan tapa harus

menjadi dunia khayalan.

23

3. Berita adalah sebuah format acara televisi yang di produksi berdasarkan

informasi dan fakta atau kejadian dan peristiwa yang berlangsung pada

kehidupan masyarakat sehari – hari.

4. Infotainment merupakan gabungan atau hasil perpaduan antara format acara

non drama dengan berita. Dimana infotainment adalah sebuah format acara

televisi yang diproduksi dengan memperhatikan nilai-nilai faktual dan aktual

yang disajikan dengan ketepatan dan kecepatan waktu dimana dibutuhkan

sifat liputan yang independen.

2.4 Program Tayangan talkshow (Dialog)

Salah satu format yang sering digunakan televisi dalam menampilkan

wacana ”serius” adalah talkshow. Talkshow merupakan wacana broadcast yang

bisa dilihat sebagai produk media maupun sebagai proses dialog terus-menerus.

Sebagai produk media, talk show dapat menjadi ‘teks’ budaya yang

berinteraksi dengan pemirsanya dalam produksi dan pertukaran makna.

Sebagai sebuah proses dialog, talk show akan memperhatikan masalah efisiensi

dan akurasi, pada aspek: kontrol pembawa acara, kondisi partisipan dan even

evaluasi audiens. Definisi talk show menurut Farlex dalam The Free Dictionary

:

“A television or radio show in which noted people, such us authorities in

a particular field, participate in discussion or are interviewed and often

answer question from viewers or listeners”. (Farlex2005).

(Sebuah acara televisi atau radio, yang mana orang terkemuka, seperti

seorang ahli dalam bidang tertentu, berpartisipasi dalam diskusi atau

diwawancarai dan kadangkala menjawab pertanyaan dari pemirsa atau

24

pendengar.)

Talk show mempunyai ciri tipikal: menggunakan percakapan sederhana

(casual conversation) dengan bahasa yang universal (untuk menghadapi

heterogenitas khalayak). Tema yang diangkat mestilah benar-benar penting (atau

dianggap penting) untuk diketahui khalayak atau setidaknya menarik bagi

pemirsanya. Wacana yang diketengahkan merupakan isu (atau trend) yang sedang

berkembang dan hangat di masyarakat.

Berdasarkan Keputusan Komisi Penyiaran Indonesia Nomor

009/SK/KPI/8/2004 Tentang Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program

Siaran Komisi Penyiaran Indonesia pada Pasal 8 disebutkan bila program talk

show termasuk di dalam program faktual. Adapun pengertian program faktual

merujuk pada program siaran yang menyajikan fakta non-fiksi.

“MINGGU MALAM BERSAMA SLAMET RAHARDJO” terdapat ciri-ciri

seperti yang dikemukakan oleh Farlex bahwa progam talkshow

“MINGGU MALAM BERSAMA SLAMET RAHARDJO” tetap memberikan

informasi dan membahas tema-tema kontemporer yang berada di sekitar

masyarakat dengan menghadirkan narasumber-narasumber yang berkompeten

namun tetap diformat dalam bentuk obrolan ringan dan tema yang dibicarakan

cukup menarik dan penting pada tiap episodenya, selain itu audience di studio

juga bebas memberikan tanggapan, yang pasti tentu saja tanggapan dan pendapat

dari para narasumber dan audience di studio juga diformat untuk dapat menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang juga ada dalam fikiran masyarkat Indonesia,

sehingga mereka akan tertarik menonton acara “MINGGU MALAM

BERSAMA SLAMET RAHARDJO”. Program “MINGGU MALAM

25

BERSAMA SLAMET RAHARDJO” ini termasuk dalam kategori non-drama

dan masuk dalam jenis program Dialog atau talkshow.

2.5 Teori Persepsi

Definisi Persepsi

Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi)

adalah inti persepsi, yang identik dengan penyandian bolak balik dalam proses

komunikasi. Hal ini jelas tampak pada beberapa definisi yang diungkapkan oleh

beberapa pakar seperti; John R.Wenburg dan William W.Wilmot: “Persepsi

dapat didefinisikan sebagai cara organisme memberi makna”, Rudolph

F.Verderber :

“Persepsi adalah proses menafsirkan informasi indrawi”, atau

Menurut J.Cohen:

“Persepsi didefinisikan sebagai interpretasi bermakna atas sensasi sebagai

representative objek eksternal”,

Persepsi adalah pengetahuan yang tampak mengenai apa yang ada di luar

sana. Persepsi disebut inti Komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat,

tidak mungkin kita berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah yang membuat

kita memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain. (Deddy mulyana,

2005)

Untuk lebih mengenal persepsi, berikut adalah beberapa definisi persepsi

lainnya:

1.) Brian Fellows: Persepsi adalah proses memungkinkan sesuatu organisme

menerima dan menganalisis informasi.

26

2.) Kenneth A. Sereno dan Edward M. Bodaken: Persepsi adalah sara na yang

memungkinkan kita memperoleh kesadaran akan sekeliling dan lingkungan kita.

3.) Philip Goodacre dan Jennifer Follers: Persepsi adalah proses mental yang

digunakan untuk mengenali rangsangan.

4.) Joseph A. Devito: Persepsi adalah proses dengan mana kita menjadi sadar

akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indra kita. (Rakhmat, 2003)

2.5.1 Jenis-Jenis Persepsi

Jenis-jenis persepsi pada manusia sebenarnya terjadi menjadi dua, yaitu

persepsi terhadap objek (lingkungan fisik) dan persepsi terhadap

lingkungan manusia (persepsi sosial). Kedua jenis persepsi tersebut

mempunyai perbedaan, perbedaan tersebut mencakup:

Tabel 2.1 Perbedaan antara persepsi terhadap

objek dan persepsi terhadap lingkungan manusia Persepsi terhadap objek Persepsi terhadap lingkungan manusia

a. Melalui lambang-lambang fisik a. Melalui lambang-lambang verbal & non

verbal

b. Lebih pasif b. Lebih aktif & sulit diramalkan

c.Menanggapi sifat-sifat luar c. Menanggapi sifat-sifat luar dan dalam

(perasaan,motif,dan lain-lain)

d. Tidak mempersepsi ketika kita

mempersepsikan objek

d. Mempersepsi pada saat kita

mempersepsi mereka

(Deddy Mulyana, 2002)

a.) Persepsi terhadap objek (Lingkungan Fisik )

Persepsi lingkungan fisik merupakan proses penafsiran terhadap

objek-objek tidak bernyawa yang ada di sekitar lingkungan kita.

Terkadang dalam mempersepsi lingkungan fisik, kita melakukan

27

kekeliruan, karena indera kita terkadang menipu kita itulah yang

disebut ilusi.

Persepsi terhadap objek ini juga dipengaruhi oleh beberapa faktor:

latar belakang pengalaman, latar belakang budaya, latar belakang

psikologis, latar belakang nilai, keyakinan dan harapan, dan yang

terakhir adalah kondisi faktual alat indera.

Dalam program talkshow “Minggu Malam Bersama Slamet

Rahardjo” persepsi lingkungan fisik terhadap objek bisa dilihat dari

kemasan acara di dalam studio, waktu penayangannya, serta

bagaimana unsur-unsur penyajian acara pada program talkshow

tersebut mulai dari narasumber, bahasa yang dipakai, dan lain

sebagainya.

b.) Persepsi terhadap manusia (Lingkungan sosial )

persepsi sosial adalah proses menangkap arti objek-objek sosial

dan kejadian yang kita alami dalam lingkungan kita. Oleh karena itu

manusia bersifat emosional, sehingga penilaian terhadap orang akan

mengandung resiko. Persepsi saya terhadap anda mempengaruhi

persepsi anda terhadap saya, dan pada gilirannya persepsi anda

terhadap saya juga mempengaruhi persespi saya terhadap anda. Dan

begitu seterusnya. Setiap orang memiliki gambaran yang berbeda

mengenai realitas disekelilingnya. Karena setiap orang mempunyai

persepsi berbeda terhadap lingkungan sosialnya. (Mulyana, 2005 :

171-176).

28

Dalam program talkshow “MINGGU MALAM BERSAMA SLAMET

RAHARDJO” persepsi terhadap manusia atau lingkungan sosial bisa

diartikan yaitu persepsi mengenai presenter dan narasumber yang

ditampilkan pada program acara “MINGGU MALAM BERSAMA

SLAMET RAHADJO”, meliputi verbal dan non verbal.

2.5.2 Sifat-Sifat Persepsi

Menurut Mulyana sifat-sifat persepsi adalah :

a.) Persepsi adalah berdasarkan pengalaman. Persepsi manusia terhadap

seseorang, objek, atau kejadian dan reaksi mereka terhadap hal-hal itu

berdasarkan pengalaman masa lalu mereka berkaitan dengan orang,

objek, atau kejadian serupa, termasuk misalnya cara kita bekerja dan

menilai pekerjaan apa yang baik bagi kita.

b.) Persepsi bersifat selektif. Atensi sebagai bagian dari tahap persepsi

dipengaruhi oleh faktor-faktor internal seperti faktor biologis (lapar dan

haus), fisiologis (sehat, sakit, dan lelah), sosial budaya (pekerjaan,

penghasilan, kebiasaan ) dan psikologis (motivasi, pengharapan,

keinginan)

c.) Persepsi bersifat dugaan. Oleh karena informasi yang lengkap tidak

pernah tersedia, dugaan diperlukan untuk membuat kesimpulan

berdasarkan informasi yang tidak lengkap lewat pengindraan itu.

d.) Persepsi bersifat evaluatif. Persepsi adalah proses kognitif

psikologis dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap, kepercayaan,

nilai, dan pengharapan untuk memaknai objek persepsi.

29

Ketika seseorang menilai kemampuan bergaul dengan orang lain,

digunakan ukuran sosiabilitas yang disebut adaptasi jika kualitas

keramahan, kesopanan, dan keluwesan berada diatas tingkat adaptasi,

maka orang itu dinilai pandai bergaul, tetapi sebaliknya jika dibawah

tingkat adaptasi di nilai sebagai kurang pergaulan. (Mulyana, 2001 : 191-

202 )

2.5.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi

Menurut Jalaluddin Rakhmat ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu :

1. Faktor Fungsional

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi berasal dari

kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang termasuk apa

yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal. Yang menentukan

persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang

yang memberikan respon stimuli itu. Faktor-faktor fungsional yang

mempengaruhi persepsi lazim disebut sebagai kerangka rujukan.

Menurut kerangka tujuan ini amat berguna untuk menganalisa

interpretasi konseptual dari peristiwa yang dialami.

2. Faktor Struktual

berasal dari stimuli fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkannya

pada sistem saraf individu. Para psikolog Gestalt, seperti Kohler,

Wartheimer ( 1959) dan Koffka, merumuskan prinsip-prinsip persepsi

yang bersifat struktural, yang kemudian dikenal dengan teori gestalt.

Menurut teori ini, bila kita mempersepsinya sebagai suatu

30

keseluruhan. Maksudnya jika kita ingin memahami suatu peristiwa,

kita tidak dapat meneliti fakta-fakta yang terpisah, kita harus

memandangnya dalam hubungan keseluruhan. (Jalaluddin Rakhmat,

2001 :55-59)

3. Faktor Budaya

Menurut Larry A.Samovar dan Richard E. Porter terdapat enam

unsur budaya yang mempengaruhi persepsi antara lain:

a. Kepercayaan dan nilai. Unsur ini bersifat normatif.

Menyangkut sesuatu yang baik dan buruk, benar dan salah, positif

dan negatif. Apa yang hrs diperjuangkan, apa yang mesti ditakuti.

Sopan atau tidak sopan dan sebagainya.

b. Pandangan dunia. Unsur ini mempengaruhi persepsi sesorang

ketika berkomunikasi dengan orang lain yang berbeda budayanya.

c. Organisasi sosial. Perangkat aturan yang diterapkan disebuah

oraganisasi Akan mempengaruhi prilaku seseorang dlm organisasi

tersebut .

d. Tabiat manusia. Watak manusia juga mempengaruhi cara

mempersepsikan lingkungan fisik dan lingkungan sosialnya.

e. Orientasi kegiatan. Aspek yang mempengaruhi persepsi kita

adalah pandangan tentang aktivitas. Orientasi meliputi suatu

rentang pandangan tentang aktivitas. Orientasi kegiatan dari being

(siapa seseorang) hingga doing (apa yang dilakukan seseorang).

31

f. Persepsi tentang diri dan orang lain. Hubungan antar individu

dalam kelompok bersifat total baik dilingkungan domestik

maupun keluarga maupun publik seperti kantor, konsekuensinya

prilaku individu sangat dipengaruhi kelompoknya. (Mulyana,

2005: hal.197)

2.6 Beberapa Faktor Yang Membentuk Persepsi

Timbulnya suatu persepsi dikarenakan adanya pesan kode verbal (bahasa ) dan

non verbal (isyarat ). kode verbal dan non verbal yakni :

1. Kode Verbal

Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis symbol yang menggunakan

satu kata atau lebih. Hampir semua rangsangan wicara yang kita sadari

termasuk ke dalam kategori pesan verbal disengaja, yaitu usaha-usaha

yang dilakukan secara sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara

lisan . (Mulyana, 2007; hal . 260).

Kode verbal dalam pemakaiannya menggunakan bahasa. Bahasa dapat

didefinisikan seperangkat kata yang telah disusun berstruktur menjadi

himpunan kalimat yang mengandung arti. (Nurrudin, 2000).

a. Fungsi Bahasa

Bahasa memiliki banyak fungsi, namun sekurang-kurangnya ada

tiga fungsi yang erat hubungannya dalam menciptakan komunikasi

yang efektif. Ketiga fungsi tersebut adalah (Nuruddin , 2003)

1. Untuk mempelajari tentang dunia sekeliling kita.

2. untuk membina hubungan yang baik diantara sesama manusia.

32

3. untuk menciptakan ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia.

Manusia dalam meningkatkan kemampuannya untuk berbahasa perlu

melalui proses belajar. Tanpa bahasa manusia tidak bisa berpikir,

bahasalah yang mempengaruhi persepsi dan pola-pola pikir

seseorang.

b. Bahasa Gaul

Orang-orang yang punya latar belakang social budaya

berbeda lazimnya berbicara dengan cara berbeda. Perbedaan ini

boleh jadi menyangkut dialek, intonasi, kecepatan,volume dan

yang pastinya adalah kosakatanya. Cara bicara dan pilihan kata

ilmuwan berbeda dengan cara bicara dan pilihan kata pedagang.

Adapun perbedaan antara bahasa pejabat dengan bahasa rakyat

kebanyakan. Bupati, dokter, tentara, pelajar, dan petani

menggunakan kosakata berbeda dalam lingkungan kerja mereka.

Sejumlah kata atau istilah punya arti khusus, unik,

menyimpang, atau bahkan bertentangan dengan arti yang lazim

ketika menggunakan subkultur tertentu. Bahasa sbukultur ini

disebut bahasa khusus, bahasa gaul atau argot (bahasa khas yang

digunakan sebuah komunitas ). Dalam bahasa subkultur kulit

hitan di Amerika, bad berarti sangat bagus (bukan jelek ). Charlie

merujuk pada orang kulit putih , chickenland berarti wanita

berambut pendek dan lain-lain. (Mulyana,2007 ; hal.311)

33

2. Kode Non Verbal

Kode non verbal biasanya disebut bahasa isyarat atau diam (silent

language). Hal menarik dari kode non verbal adalah studi Albert

Mahrabian pada tahun 1971 yang menyimpulkan bahwa tingkat

kepercayaan dari pembicaraan orang hanya 7 persen berasal dari bahasa

verbal, 38 persen dari vocal suara dan 55 persen dari ekpresi muka. Kode

non verbal dapat dikelompokan dalam beberapa bentuk antara lain ;

a. Kinesis

Ialah kode non verbal yang ditunjukan oleh gerakan-gerakan badan .

Gerakan–gerakan badan bisa dibedakan atas lima macam berikut

(Nuruddin,2003; 103-111) :

1. Emblems ialah isyarat yang berarti langsung pada symbol yang

dibuat oleh gerakan badan.Misalnya mengangkat jari V artinya

victory atau menang, mengangkat jempol yang artinya terbaik

untuk orang Indonesia.

2. Affect Displays ialah isyarat yang terjadi karena adanya dorongan

emosional sehingga berpengaruh pada ekspresi muka, misalnya

tertawa, menangis, tersenyum,sinis, dan sebagainya.

3. Regulators ialah gerakan-gerakan tubuh yang terjadi pada daerah

kepala, misalnya mengangguk tanda setuju atau menggeleng

tanda menolak.

34

b. Paralanguage

Ialah isyarat yang ditimbulkan dari tekanan atau irama suara

sehingga penerima dapat memahami sesuatu dibalik apa yang

diucapkan. Pesan paralanguage ialah pesan non verbal yang

berhubungan dengan cara mengucapkan pesan verbal. Satu pesan

verbal yang sama dapat menyampaikan arti berbeda bila diucapkan

dengan cara berbeda. Pesan paralinguistic terdiri atas antara lain nada,

kualitas suara, volume,kecepatan, dan ritme.

1. Nada (picth) menunjukan jumlah getaran atau gelombang

yang dihasilkan sumber bunyi. Nada dapat mengungkapkan

gairah, ketakutan,kesedihan,atau kasih sayang. Nada dapat

memperteguh dampak kata yang kita ucapkan.

2. Kualitas suara menunjukan penuh atau tipisnya suara.

Setiap individu mempunyai kualitas suara tersendiri, sehingga

kualitas suara mengungkapkan identitas dan kepribadiannya.

3. Volume menunjukan tinggi-rendahnya suara . Bila kita

marah atau menegaskan sesuatu, kita cenderung menaikkan

voulume suara kita. Bila kita ingin mengungkapkan perasaan

saayang atau pengertian, kita merendahkan voulume suara kita.

4. Seperti Volume, kecepatan dan ritme juga dapat

menggarisbawahi pernyataan dan mengungkapkan perasaan.

(Rakhmat , 2003 ; 292-293).

35

c. Postur Tubuh

Orang lahir ditakdirkan dengan berbagai bentuk tubuh. Well dan

Siegel dua orang ahli psikologi melalui studi yang mereka lakukan

tahun 1961, menggambarkan bentuk-bentuk tubuh manusia dengan

karakternya. Kedua ahli ini membagi bentuk tubuh menjadi atas tiga

tipe, yakni ectomorphy bagi mereka yang bentuk tubuh kurus tinggi,

mesomorphy bagi mereka yang memiliki tubuh tegap, tinggi, atletis

dan endomorphy bagi mereka yang memiliki bentuk tubuh pendek,

bulat, dan gemuk. Pada tubuh yang bertipe ectomorphy dilambangkan

sebagai orang yang punya sikap ambisi,pintar,kritis,dan sedikit

cemas. Tubuh mesomorphy dilambangkan sebagai pribadi yang

cerdas,bersahabat, aktif dan kompetitif, sementara tubuh yang bertipe

endomorplhy digambarkan sebagai pribadi yang humoris,santai dan

cerdik.

2.7 Teori S-O-R (Stimulus – Organism - Response)

Pertumbuhan dan perkembangan dalam dunia televisi yang semakin pesat

tentu saja didukung oleh kebutuhan masyarakat akan informasi yang meningkat.

Peningkatan ini juga disertai menlonjaknya jumlah penonton yang juga

merupakan refleksi dari semakin menariknya tayangan yang disajikan, sehingga

menimbulkan peningkatan kesejahteraan masyarakat, yang memberikan peluang

bagi penduduk untuk menikmati acara televisi yang disenangi. Hal inilah yang

membawa kita pada dampak atau efek yang ditimbulkan televisi melalui

tayangan yang disajikannya kepada masyarakat.

36

Dalam menjabarkan proses atau bagaimana media saat memberikan atau

menyampaikan pesan kepada khalayak. Kemudian khalayak akan merespon

pesan tersebut, dapat diterangkan melalui teori S-O-R.

Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus- Organism- Response ini

semula berasal dari Psikologi. Menurut stimulus response ini, efek yang

ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang

dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi

komunikan. Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah :

1. Pesan (stimulus, S)

2. Komunikan (organism, O)

3. Efek (Respon , R) (Uchjana ,2003 : hal.254)

Gambar 2.2

Gambar Teori S-O-R

1.Stimulus

Diartikan sebagai rangsangan atau sumber informasi. Stimulus yang

dimaksudkan disini adalah program tayangan talkshow “MINGGU MALAM

BERSAMA SLAMET RAHARDJO” di TVRI yang berfungsi sebagai media

yang memberikan informasi kepada khalayak (masyarakat kelurahan Cipondoh

Stimulus Organisme : 1.perhatian

2.pengertian 3.penerimaan

Response (perubahan

sikap )

37

Tangerang). Eksistensi televisi dalam menyampaikan pesan atau berita kepada

khalayak diharapkan dapat membantu proses penyebaran informasi, dimana

berita atau acara talkshow tersebut dapat menstimulus atau merangsang khalayak

agar bersedia menonton acara talkshow “MINGGU MALAM BERSAMA

SLAMET RAHARDJO” yang ditayangkan Televisi TVRI.

1. Organisme

Diartikan sebagai komunikan yang menerima informasi pesan. Acara

talkshow “MINGGU MALAM BERSAMA SLAMET RAHARDJO” yang

menarik di televisi merupakan stimulus atau rangsangan yang akan diterima serta

dianggap oleh khalayak dan diproses melalui tiga tahapan, yaitu :

a. Perhatian (attention)

Menurut Chaplin, perhatian merupakan penyesuaian organ-organ

pengindraan dan system syaraf sentra bagi stimulasi maksimal. Perhatian

juga merupakan suatu proses mereaksi secara istimewa terhadap suatu

rangsangan atau sederet perangsang. (Chaplin,2004 ).

b. Pengertian (understanding)

Pengertian berarti proses memahami atau kemampuan indidvidu

memahami makna atau arti. Seperti simpati; yaitu perasaan suka terhadap

titik pandang orang lain.Sedangkan pengertian artinya penerimaan yang

cermat dari isi stimuli seperti yang dimaksud oleh komunikator.

(Rakhmat,2000 ; hal.13)

38

c. Penerimaan (acceptance)

Penerimaan merupakan proses menerima segala sesuatu baik Barang atau

jasa. Tapi dalam praktik klinis, perhatian diartikan pengakuan atau

penghargaan terhadap nilai-nilai individual, tanpa menyertakan pengakuan

terhadap tingkah lakunya, atau tanpa keterkaitan emosional yang terdapat

dipihak terapis yang bersangkutan dan biasanya ditandai dengan sikap positif

atau menolak.

Jika dilihat dari tiga tahapan diatas, maka proses penyampaian pesan

lewat program acara dialog “MINGGU MALAM BERSAMA SLAMET

RAHARDJO” akan berlangsung dengan baik, apabila mendapatkan perhatian

dari pemirsa (masyarakat Kelurahan Cipondoh tangerang) yang

menyaksikannya di televisi. Setiap pesan dari acara televisi yang diterima,

nantinya akan diseleksi untuk mengetahui pesan atau berita mana yang ia

butuhkan dan tidak ia butuhkan. Setelah mereka menyeleksi acara tersebut,

barulah pemirsa mengolah pesan dari acara dialog “MINGGU MALAM

BERSAMA SLAMET RAHARDJO” sehingga akhirnya menerima acara

yang ditayangkan tersebut.

2. Response

Response disini yaitu tanggapan individu atau khalayak terhadap sesuatu hal.

Dalam menanggapi suatu pesan yang diterima khalayak, reaksi yang mereka

tunjukkan adalah dengan perubahan sikap atau prilaku. Perubahan ini tentunya

berbeda-beda satu sama lainnya, ini dikarenakan oleh kepribadian mereka yang

berbeda-beda pula, dimana kepribadian dari masing-masing individu tersebut

39

sangat penting dalam mempengaruhi keputusan mereka saat menentukan acara

atau program televisi mana yang akan mereka tonton.

Kesimpulannya, stimulus atau pesan yang disampaikan kepada

komunikan (pemirsa televisi) mungkin diterima atau mungkin ditolak.

Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari penonton, apakah

komunikan dapat menerima dengan jelas atau tidak. Proses berikutnya penonton

mengerti atau tidak apa isi pesan yang sedang disampaikan. Kemampuan pemirsa

atau penonton untuk mengubah sikap apakah pemirsa merasa terpengaruh atau

tidak berpengaruh terhadap acara-acara televisi, dalam hal ini acara televisi yang

dimaksud adalah program talkshow “MINGGU MALAM BERSAMA SLAMET

RAHARDJO” di TVRI sehingga terbentuknya sebuah persepsi dan terjadi

perubahan sikap dari persepsi yang mereka bentuk.

2.8 Kerangka Teori S-O-R dengan program “MINGGU MALAM BERSAMA

SLAMET RAHARDJO”

Stimulus

Stasiun TVRI menayangkan program dialog “MINGGU MALAM

BERSAMA SLAMET RAHARDJO” untuk semua khalayak yang berusia 20

tahun keatas dan dari golongan ekonomi dan sosial baik menengah atas hingga

bawah.

Organisme

Diartikan sebagai komunikan yang menerima informasi pesan. Acara

talkshow “MINGGU MALAM BERSAMA SLAMET RAHARDJO” yang

menarik di televisi merupakan stimulus atau rangsangan yang akan diterima serta

dianggap oleh khalayak itu berguna baginya.

40

Response

Response disini yaitu tanggapan individu atau khalayak terhadap sesuatu

hal. Dalam menanggapi suatu pesan yang diterima khalayak, reaksi yang mereka

tunjukkan adalah dengan perubahan sikap atau prilaku. Perubahan ini tentunya

berbeda satu sama lainnya, ini dikarenakan oleh kepribadian mereka yang

berbeda-beda pula, dimana kepribadian dari masing-masing individu tersebut

ingin menonton tayangan program “MINGGU MALAM BERSAMA SLAMET

RAHARDJO” tersebut.

2.9 Definisi Operasionalisasi Konsep

Pada penelitian ini hanya ada satu variabel yang diteliti yaitu variabel

persepsi. Variabel persepsi mempunyai 2 dimensi berdasarkan jenis-jenis

persepsi yakni dimensi persepsi terhadap manusia dan dimensi persepsi terhadap

objek.

41

2.9.1 Operasionalisasi Konsep

Variabel Dimensi Sub Dimensi Indikator

Persepsi

Terhadap Manusia

Presenter

1.Program talkshow “MINGGU MALAM

BERSAMA SLAMET RAHARDJO” sudah

efektif menggunakan presenter terkenal

seperti Slamet rahardjo

2.Komentar presenter Slamet Rahardjo

spontan menanggapi tanggapan narasumber

3.Presenter Slamet Rahardjo mempunyai jenis

suara yang enak didengar

4. Komentar yang berlebihan dari presenter

Slamet Rahardjo merupakan bagian yang

paling diminati

5.Cara berpakaian presenter Slamet Rahardjo

sudah sesuai dengan tema

6.Gerak tubuh presenter Slamet Rahardjo

menambah keceriaan suasana

7.Riasan make up dari Slamet Rahardjo sudah

sesuai dengan kostum

8. Program talkshow “MINGGU MALAM

BERSAMA SLAMET RAHARDJO” sudah

efektif menggunakan presenter SLAMET

RAHARDJO dan ARSWENDO

ATMOWILOTO sebagai asistennya

42

persepsi

Persepsi

Terhadap manusia

Terhadap Objek

Co presenter

Segmen

9.Komentar yang berlebihan dari presenter

Slamet Rahardjo kepada Arswendo

Atmowiloto merupakan bagian yang paling

diminati

10. Presenter memiliki wawasan yang luas

11.Kehadiran co presenter Arswendo

Atmowiloto pada program “MINGGU

MALAM BERSAMA SLAMET

RAHARDJO” memberikan pandangan maju

dan rasional

12. Komentar yang ceplas ceplos dari co

presenter berkesinambungan

13. Gaya berpakaian yang casual dan santai

dari co presenter merupakan cirri khas co

presenter

14. Co presenter mempunyai wawasan luas

dan mengerti dunia politik

15. Riasan make up co presenter sudah sesuai

dengan program tersebut

16.Segmen pertama (perkenalan) pembahasan

topik permasalahan sudah menarik

17. Segmen kedua (tanggapan narasumber)

sudah menarik

43

Background/Setting

Acara

Waktu Siar

Penyajian Acara

18. Segmen ketiga (presentasi budaya) sudah

menarik

19. Segmen keempat Tanya jawab antara

pemirsa di studio dengan narasumber sudah

menarik

20.Background yang digunakan sudah

menarik untuk “MINGGU MALAM

BERSAMA SLAMET RAHARDJO”

21. Visualisasi gambar yang berupa Tulisan

dan foto presenter sesuai dengan judul

“MINGGU MALAM BERSAMA SLAMET

RAHARDJO” kategori talkshow

22. Tata suara cukup menarik bagi penonton

23. Design studio dan perlengkapan sudah

sesuai dengan background acara

24.Penempatan jam tayang program

“MINGGU MALAM BERSAMA SLAET

RAHARDJO” di Malam Hari sudah efektif

25. Durasi yang disediakan dalam acara sudah

proporsional dengan isi acara

26. Penempatan pada jam prime time sangat

cocok dengan target pemirsa

27. Naskah yang dibuat sudah sesuai dengan

44

bentuk acara program “MINGGU MALAM

BERSAMA SLAMET RAHARDJO”

28. Narasumber yang dihadirkan dapat

membantu menjelaskan permasalahan yang

dibahas

29. pembawa acara dapat membuat situasi

kedekatan antara narasumber dan audience di

studio

30. Isi tayangan sudah sesuai dengan fakta

yang ada

31. penjabaran narasumber yang dihadirkan

dapat mengubah persepsi anda mengenai

permasalahan yang terjadi

32. Penyajian topik menjadi menarik dengan

komentar dari narasumber

33. Bahasa yang digunakan dalam naskah

sudah tertata rapi