2011 1-00426-ka 2
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Sistem Informasi Dan Teknologi Informasi
2.1.1 Pengertian Sistem Informasi
Menurut Rainer (2006, p48) sistem informasi adalah sekumpulan
komponen yang terorganisasi dan saling berhubungan atau berinteraksi secara
sistematis untuk membangun atau mengolah data menjadi informasi. Menurut
Bodnar dan Hopwood (2000, p4) sistem informasi adalah sekelompok
perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk mengubah data
menjadi informasi yang bermanfaat. Menurut Alter (1999, p42) sistem
informasi adalah bentuk tertentu dari sistem kerja yang menggunakan
teknologi informasi untuk menangkap (capture), transmisi, menyimpan,
mencari kembali (revive), memanipulasi dan menampilkan informasi, serta
mendukung satu kata atau lebih sistem kerja yang lain.
Sedangkan menurut Thompson dan Cat-Baril (2003, p202) sebuah
sistem informasi adalah sebuah sistem yang terintegrasi, berbasiskan
teknologi informasi yang dirancang untuk mendukung operasi, manajemen,
dan fungsi pembuatan keputusan dalam sebuah organisasi. Menurut Turban
(2003, p15) information system (IS) collects processes, stores, analyzes and
disterminates information for a specific purpose. Definisi tersebut dapat
dijelaskan sebagai sistem informasi yaitu mengumpulkan, memproses,
menyimpan, menganalisis dan menyebarkan informasi untuk sebuah tujuan
7
8
spesifik. Sistem informasi memerlukan teknologi komputer didalam
organisasi yang berfungsi untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh
user. Sistem informasi merupakan suatu sistem yang mengubah data menjadi
informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dan
mencapai tujuan dalam suatu organisasi.
Dari definisi teori-teori diatas dapat kita disimpulkan bahwa sistem
informasi adalah sistem kerja yang terdiri dari hardware, software, jaringan,
komputer, sumber daya yang mengumpulkan, menyimpan, menampilkan
informasi yang mendukung satu atau lebih sistem kerja yang lain didalam
suatu perusahaan.
2.1.2 Pengertian Teknologi Informasi
Menurut Whitten (2004, p11) information technology is a contemporary
term that describes the combination of computer technology (hardware and
software) with the telecommunications technology (data, image, and voice
networks). Teknologi informasi adalah sebuah istilah yang menjelaskan
kombinasi dari teknologi komputer (hardware dan software) dengan teknologi
telekomunikasi (data, gambar, dan jaringan suara). Teknologi informasi
adalah kumpulan sumber daya informasi perusahaan, para penggunanya, serta
manajemen yang menjalankannya; meliputi infrastruktur teknologi informasi
dan semua sistem informasi lainnya dalam perusahaan.
Infrastruktur teknologi informasi meliputi proses integrasi, operasi,
dokumentasi, pemeliharaan, dan manajemennya (Rainer, Turban, 2006, p49).
Menurut William Sawyer (2005, p3) information technology is a general term
9
that describes any technology that helps to produces, maltipulate, store,
communicate, and/or disseminate information. Definisi tersebut dapat
diartikan sebagai teknologi informasi adalah istilah yang umum untuk
mendeskripsikan teknologi yang membantu menghasilkan, memanipulasi,
menyimpan, mengkomunikasikan dan/atau menyebarkan informasi.
Teknologi informasi menggabungkan komputer dengan komunikasi yang
berkecepatan tinggi yang menghubungkan data, suara, dan video.
Menurut Thompson dan Cat-Baril (2003, p3), teknologi informasi
adalah perangkat keras dan perangkat lunak yang dikemas sebagai suatu alat
untuk menangkap, menyimpan, memproses, dan menghasilkan digital.
Adapun pengertian teknologi informasi menurut Alter (1999, p42) adalah
perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan oleh sistem informasi.
Perangkat keras adalah sekumpulan perangkat fisik yang digunakan dalam
pemrosesan informasi, seperti komputer, workstation, peralatan jaringan,
tempat menyimpan data (data storage), dan peralatan transmisi (transmission
devices). Perangkat lunak adalah program komputer yang menginterpretasikan
masukan (input) oleh user dan memberitahukan kepada komputer tentang apa
yang harus dilakukan. Menurut Remenyi (1995, p40) teknologi informasi
adalah suatu keuntungan atau kebalikan yang diperoleh dengan teknologi
informasi terhadap suatu perusahaan yang bersedia membayar atas
penggunaan teknologi informasi tersebut.
10
Manfaat teknologi informasi menurut Bill Bysinger (1996, p44)
teknologi dapat menciptakan keuntungan strategis untuk sebuah organisasi
dalam kemajuan pada beberapa daerah dan kemampuannya, contohnya :
a. Pelayanan terhadap pelanggan
b. Kemampuan untuk mempercepat kemajuan
c. Menyesuaikan produk dan pelayanan
d. Mendapatkan pesan untuk stakeholder
e. Biaya operasi dan biaya tambahan
Menurut Anita Cassidy (1998, p27) teknologi informasi dapat
meningkatkan keuntungan bagi perusahaan karena Teknologi Informasi dapat
digunakan untuk menangkap nilai dari saingan organisasi mereka. Hal ini
dimaksudkan bahwa Teknologi Informasi akan berdampak pada :
a. Hubungan dengan pelanggan yang kuat
b. Pembagian pasar dengan para pesaing
c. Pengeluaran dari pemasok
d. Pembayaran karyawan
e. Pajak dan peraturan pemerintah
f. Jumlah dari diinvestasikannya modal
Dari penjelasan mengenai manfaat teknologi informasi diatas maka
dapat disimpulkan bahwa manfaat teknologi informasi meliputi :
a. Meningkatkan pelayanan terhadap para pelanggan
b. Mengurangi biaya operasi dan tambahan
c. Dapat mengimbangi persaingan dengan perusahaan lain dengan usaha
sejenis
11
d. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja para karyawan
Berdasarkan teori-teori diatas dapat disimpulkan bahwa teknologi
informasi merupakan teknologi yang menggabungkan antara perangkat keras,
perangkat lunak, dan sistem informasi yang dapat membantu mengelola,
menghasilkan, memamipulasi, menyimpan, mengkomunikasikan dan atau
menyebarkan informasi serta merupakan komponen-komponen seperti
hardware, software serta jaringan yang merupakan bagian dari sistem
informasi (SI).
2.1.3 Komponen Dasar Sistem Informasi
Menurut O’Brien (2005, p35), yang menunjukkan kerangka konsep
dasar untuk berbagai komponen dan aktivitas sistem informasi. Sistem
informasi bergantung pada sumber daya manusia (pemakai akhir dan pakar
sistem informasi), hardware (mesin dan media), software (program dan
prosedur), data (dasar data dan pengetahuan), serta jaringan (media
komunikasi dan dukungan jaringan) untuk melakukan input, pemrosesan,
output, penyimpanan dan aktivitas pengendalian yang mengubah sumber daya
data menjadi produk informasi. Model sistem informasi ini memperlihatkan
hubungan antara komponen dan aktivitas sistem informasi. Model tersebut
memberikan kerangka kerja yang menekankan pada empat konsep utama yang
diaplikasikan ke semua jenis sistem informasi, yaitu : manusia, hardware,
software, data, jaringan adalah lima sumber daya dasar sistem informasi.
12
2.1.3.1 Sumber Daya Data/Informasi
Data mengenai transaksi bisnis dan kegiatan lainnya harus ditangkap
dan disiapkan untuk pemrosesan melalui aktivitas input. Input
biasanya berbentuk aktivitas entri data seperti pencatatan dan
pengeditan.
Model sistem informasi menunjukan bahwa sistem informasi terdiri
dari lima sumber daya dasar : manusia, hardware, software, data dan
jaringan.
2.1.3.2 Sumber Daya Manusia
Manusia dibutuhkan untuk pengoperasian semua sistem informasi.
Sumber daya manusia ini meliputi pemakai akhir dan pakar sistem
informasi.
Pemakai akhir (juga disebut pemakai atau klien) adalah orang-orang
yang menggunakan sistem informasi atau informasi yang dihasilkan
dari sistem tersebut. Pakar sistem informasi adalah orang-orang yang
mengembangkan dan mengoperasikan sistem informasi.
2.1.3.3 Sumber Daya Hardware
Hardware meliputi semua peralatan dan bahan fisik yang digunakan
dalam pemrosesan informasi.
Contoh-contoh hardware dalam sistem informasi berbasis komputer
antara lain :
13
1. Sistem komputer, yang terdiri dari unit pemrosesan data yang
berisi pemrosesan mikro dan berbagai peripheral yang salin g
berhubungan.
2. Komputer, yang berupa peralatan keyboard atau mouse elektronik
untuk input data dan perintah, layer, video, printer untuk output
informasi, dan disk magnetic atau optical untuk menyimpan
sumber daya data.
2.1.3.4 Sumber Daya Software
Software meliputi semua rangkaian perintah pemrosesan informasi.
Contoh-contoh sumber daya software adalah :
1. Software sistem, seperti program sistem operasi, yang
mengendalikan serta mendukung operasi sistem komputer.
2. Software aplikasi, yang memprogram pemrosesan langsung bagi
pengguna komputer oleh pemakai akhir. Contohnya adalah
program analisis penjualan, program penggajian, program
pengolahan kata (word processing).
2.1.4 Tujuan Implementasi Sistem Informasi
Menurut James O’Brien (2005, p10) tiga peranan penting yang dapat
dilakukan oleh sistem informasi untuk sebuah proses bisnis, yaitu mendukung
pengambilan keputusan para pegawai dan manajernya, serta mendukung
berbagai strategi untuk keunggulan kompetitif.
14
Tujuan sistem informasi yaitu :
a) Menyediakan dan mensistematikkan informasi yang merefleksikan
seluruh keadaan dan kegiatan yang diperlukan untuk mengendalikan
operasi-operasi organisasi.
b) Sistem informasi dirancang berdasarkan kebutuhan (permintaan).
c) Perencanaan maupun permintaan adalah hasil survey (studi) di
lingkungan suatu organisasi.
d) Penilaian terhadap sistem informasi (baik atau buruk, dan efektivitas)
dengan membandingkan nilai-nilai rancangan kebutuhan.
2.1.5 Fungsi dan Peranan Sistem Informasi
2.1.5.1 Peran Sistem Informasi
Menurut O’Brien (2003, p10) terdapat tiga peran utama dari
sistem informasi aplikasi bisnis, yaitu :
1. Mendukung proses dan operasi bisnis.
Sebagai seorang pelanggan, anda harus berhubungan secara teratur
dengan sistem informasi yang mendukung proses dan operasi
bisnis.
2. Mendukung pengambilan keputusan para pegawai dan
managernya.
Sistem informasi membantu praktisi bisnis untuk membantu
mengambil keputusan yang lebih baik.
3. Mendukung strategi untuk keunggulan kompetittif.
Mendapatkan kelebihan strategis atas para pesaing menbutuhkan
15
penggunaan yang inovatif atas teknologi informasi.
2.1.5.2 Fungsi Sistem Informasi
Fungsi dan peranan sistem informasi bagi suatu organisasi,
menurut O’Brien (2003, p26) adalah :
a. Area fungsional utama dari bisnis yang penting dalam
keberhasilan bisnis, seperti fungsi akuntansi, keuangan,
manajemen operasional, pemasaran, dan manajemen sumber daya
manusia.
b. Kontributor penting dalam efisiensi operasional, produktivitas dan
moral pegawai, serta layanan kepuasan pelanggan.
c. Sumber utama informasi dan dukungan yang dibutuhkan untuk
menyebarluaskan pengambilan keputusan yang efektif oleh para
manager dan praktisi bisnis.
2.2 Konsep Investasi Sistem Informasi dan Teknologi Informasi
2.2.1 Pengertian Investasi Sistem Informasi dan Teknologi Informasi
Menurut Schniederians (2004, p9) yang dimaksud investasi teknologi
informasi adalah suatu keputusan investasi dalam mengalokasikan seluruh tipe
dari manajemen sistem informasi, termasuk diantaranya manusia dan uang.
Sedangkan Weil (1989) mendefinisikan investasi teknologi informasi sebagai
biaya-biaya yang dihubungkan dengan perolehan komputer, komunikasi,
software, jaringan dan personal yang mengatur dan mengoperasikan sistem
informasi manajemen (SIM). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
16
investasi teknologi infomasi adalah keputusan investasi dalam
mengalokasikan biaya-biaya yang dihubungkan dengan perolehan komputer,
komunikasi, software, jaringan, dan personal yang mengatur dan
mengoperasikan sistem informasi manajemen (SIM).
Jadi dapat disimpulkan bahwa investasi sistem informasi adalah cara
penanaman modal dibidang teknologi untuk meningkatkan kinerja perusahaan
dalam memproses dan menyimpan informasi, sehingga didapatkan manfaat
tertentu sebagai hasil penanaman modal tersebut.
Tujuan dan manfaat investasi ditinjau dari segi peranan strategis
teknologi informasi paling tidak dapat ditemukan lima jenis tujuan dari
dilakukannya investasi terhadap perangkat teknologi informasi, yaitu:
a. Karena alasan kelangsungan hidup perusahaan/bisnis itu sendiri, dalam
arti kata bahwa perusahaan melihat keberadaan teknologi informasi dalam
bisnis terkait sifatnya adalah mutlak. Contohnya adalah perusahaan
semacam bank retail, hotel kelas atas (bintang lima), transportasi
penerbangan dan lain sebagainya yang tidak mungkin dapat bertahan
lama dalam ketatnya persaingan bisnis tanpa diperlengkapi teknologi
informasi.
b. Perusahaan yang hendak melakukan investasi karena alasan ingin
memperbaiki efisiensi. Diharapkan diimplementasikannya teknologi
informasi dalam sejumlah bidang atau aktivitas tertentu, maka akan
dilakukan proses reduksi atau optimalisasi terhadap alokasi beragam
sumber daya perusahaan, seperti manusia, waktu, biaya, material, asset.
17
c. Untuk memperbaiki efektivitas usaha. Contoh penerapan aplikasi
investasi TI terkait dengan hal ini adalah menerapkan sistem pengambilan
keputusan (decision support system), mengembangkan situs elektronik
commerce.
d. Perusahaan untuk mendapatkan suatu loncatan keunggulan kompetitif
(competitive advantage leap) agar dapat meninggalkan para pesaing
bisnisnya dengan mengembangkan teknologi yang perusahaan lain belum
miliki.
e. Suatu bentuk investasi yang dilatar belakangi oleh peranan TI sebagai
salah satu perangkat infrastruktur yang tidak dapat dihindari
keberadaannya bagi sebuah perusahaan di era global ini merupakan suatu
standar bagi perusahaan dewasa ini untuk memiliki corporate website
yang dapat diakses oleh para calon pelanggan diseluruh dunia dan lain
sebagainya.
Ada tiga alasan mengapa manajemen perlu mempertimbangkan tentang biaya
sampingan dari suatu investasi dibidang TI :
a. Pengeluaran untuk TI bersifat substansial
b. Pertumbuhan seberapa besar sebuah investasi TI itu tidak jelas
c. Pertumbuhan dari sebuah pengeluaran TI itu adalah invisible dan juga
tidak diatur oleh manajemen tingkat atas
Keuntungan terwujud (tangible benefits) dari suatu investasi diantaranya
sebagai berikut :
a. Pengurangan-pengurangan biaya operasi
b. Pengurangan kesalahan-kesalahan proses
18
c. Peningkatan penjualan
d. Pengurangan biaya persediaan
e. Pengurangan kredit tak tertagih
Keuntungan tak terwujud (intangible benefits) dari suatu investasi adalah
keuntungan-keuntungan yang sulit atau tidak mungkin diukur dalam satuan
nilai uang. Keuntungan ini antara lain sebagai berikut :
a. Peningkatan pelayanan lebih baik kepada pelanggan
b. Peningkatan kepuasan kerja personil
c. Peningkatan pengambilan keputusan manajemen yang lebih baik
2.2.2 Karakteristik Khusus Investasi TI
Karakteristik khusus investasi TI menurut Remenyi (2000) dalam bidang
teknologi adalah sebagai berikut :
a. TI membawa resiko yang tinggi, biaya yang tinggi, tetapi memungkinkan
membawa keuntungan yang besar, jadi kita tidak dapat
mengesampingkannya.
b. Pengeluaran dalam TI merupakan sebuah proporsi yang signifikan
terhadap pengeluaran modal organisasi.
c. Laju dari perubahan teknologi dan macam-macam penggunaannya,
mendatangkan kesulitan bagi manajer untuk mengenalnya dengan semua
aspek dalam pengambilan keputusan.
d. Dalam kebanyakan organisasi tidak ada kepercayaan terhadap
pencataatan dalam anggaran belanja, ukuran biaya dan keuntungan.
19
2.3 Metode Studi Kelayakan Sistem Informasi
Menurut O’Brien (2005, p515) studi kelayakan adalah studi awal untuk
merumuskan informasi yang dibutuhkan oleh pemakai akhir, kebutuhan sumber
daya, biaya, manfaat, dan kelayakan proyek yang diusulkan.
Yang dimaksud dengan studi kelayakan adalah penelitian tentang dapat
tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi) dilaksanakan dengan
berhasil. Pengertian keberhasilan ini mungkin bisa ditafsirkan agak berbeda-beda.
Ada yang menafsirkan dalam artian yang terbatas, ada juga yang mengaitkan dalam
artian yang lebih luas. Artian yang lebih terbatas, terutama dipergunakan oleh pihak
swasta yang berminat tentang manfaat ekonomis suatu investasi.
Sedangkan menguntungkan bisa dalam arti yang lebih relatif. Mungkin
dipertimbangkan berbagai faktor seperti manfaat bagi masyarakat luas yang bisa
berwujud penyerapan tenaga kerja, pemanfaatan sumber daya yang melimpah di
tempat tersebut dan sebagainya. Bisa juga dikaitkan dengan misalnya penghematan
devisa ataupun penambahan devisa yang diperlukan oleh pemerintah.
Dengan demikian suatu studi kelayakan proyek akan menyangkut tiga aspek yaitu:
1. Manfaat ekonomis proyek tersebut bagi proyek itu sendiri (sering juga disebut
sebagai manfaat financial). Yang berarti apakah proyek itu dipandang cukup
menguntungkan apabila dibandingkan dengan resiko proyek tersebut.
2. Manfaat ekonomis proyek tersebut bagi negara tempat proyek dilaksanakan
(sering juga disebut sebagai manfaat ekonomi nasional). Yang menunjukkan
manfaat proyek tersebut bagi ekonomi makro suatu negara.
3. Manfaat sosial proyek tersebut bagi masyarakat sekitar proyek tersebut. Ini
merupakan studi yang relatif paling sulit untuk dilakukan. Semakin sederhana
20
proyek yang akan dilaksanakan, semakin sederhana pula lingkup penelitian
yang akan dilakukan. Bahkan banyak proyek-proyek investasi yang mungkin
tidak pemah dilakukan studi kelayakan formal tetapi ternyata kemudian terbukti
berjalan dengan baik pula.
2.3.1 Jenis Studi Kelayakan
Jenis studi kelayakan menurut Whitten (2004, p382) antara lain sebagai
berikut :
2.3.1.1 Kelayakan Organisasional
Kelayakan organisasional (organizational feasibility) berfokus pada
sebaik apakah dukungan sistem yang diusulkan terhadap prioritas
bisnis strategi organisasi.
2.3.1.2 Kelayakan Ekonomi
Kelayakan ekonomi (economic feasibility) berhubungan dengan
apakah penghematan biaya, peningkatan pendapatan, peningkatan
keuntungan, pengurangan investasi yang diperlukan, dan manfaat lain
yang diharapkan akan melebihi biaya pengembangan dan biaya
operasional sistem yang diusulkan. Sebagai contoh, jika usulan sistem
sumber daya manusia tidak bisa menutupi biaya pengembangannya,
maka usulan itu tidak akan disetujui, kecuali dimandatkan oleh
peraturan pemerintah atau pertimbangan bisnis strategi.
21
2.3.1.3 Kelayakan Teknis
Kelayakan teknis (technical feasibility) dapat didemonstrasikan jika
hardware dan software yang dapat diandalkan dan mampu memenuhi
kebutuhan sistem yang diusulkan, bisa diperoleh atau dikembangkan
oleh bisnis dalam jangka waktu yang dibutuhkan.
2.3.1.4 Kelayakan Operasional
Kelayakan operasional (operational feasibility) adalah kemauan dan
kemampuan manajemen, karyawan, pelanggan, pemasok, dan pihak
lain yang mengoperasikan, menggunakan, dan mendukung sistem
yang diusulkan. Sebagai contoh, jika software yang digunakan untuk
sistem bisnis baru terlalu sulit digunakan, pelanggan dan karyawan
mungkin sekali melakukan banyak kesalahan dan tidak mau
menggunakannya lagi. Jika hal ini terjadi artinya gagal memenuhi
kelayakan operasional.
2.3.2 Metode-Metode Penilaian Ekonomis Investasi TI
Ada beberapa macam metode dalam melakukan evaluasi terhadap
kelayakan investasi TI secara ekonomis (aspek finansial), yaitu antara lain :
2.3.2.1 Cost Benefit Analysis (CBA)
Remenyi (2001, p296) mendefinisikan CBA sebagai “the
process of comparing the various costs associated with an investment
with the benefit and profit that it returns”. Definisi tersebut
22
diterjemahkan sebagai proses membandingkan bermacam-macam
biaya yang berhubungan dengan investasi dengan manfaat dan
keuntungannya yang dikembalikan. Keen (2003, p273) mendefinisikan
CBA sebagai “an analysis describing the business reasons why or why
not specific investment options should be selected.” Definisi tersebut
diterjemahkan sebagai analisis yang menjabarkan alasan bisnis, kenapa
atau kenapa tidak pilihan spesifik suatu investasi harus dipilih.
Sedangkan menurut Parker (1996, p90) CBA merupakan teknik yang
paling umum yang digunakan dalam melakukan perhitungan finansial
dari suatu proyek. Dalam CBA, dilakukan perhitungan atas biaya
pengembangan proyek (seperti : biaya hardware, biaya software, biaya
training, dll), biaya berjalan, dan penghematan/pengurangan biaya
yang mungkin terjadi.
Tujuan dilakukannya analisis cost and benefit adalah untuk
mengevaluasi apakah efektivitas dari fungsi TI sudah mencukupi
(Remenyi, 2000, p152).
Pengaplikasian Cost Benefit Analysis (CBA) berkaitan erat
dengan tiga hal penting dan saling berhubungan yaitu :
1. Manfaat (benefit) domain bisnis adalah berwujud penurunan biaya
dan atau peningkatan kinerja atau revenue.
2. Biaya (cost) domain teknologi adalah berupa biaya tetap dan
variabel yang diperlukan untuk membangun sistem.
3. Nilai (value) adalah manfaat yang diperoleh atas pembangunan TI,
yang tercermin pada peningkatan kinerja organisasi pada saat
23
sekarang maupun masa yang akan datang.
Analisis biaya/manfaat biasanya termasuk dalam studi
kelayakan. Jika biaya dan manfaat dapat dihitung, hal ini disebut
berwujud (tangible), jika tidak bisa dihitung disebut tak berwujud
(intangible). Contoh biaya yang berwujud adalah biaya hardware dan
software, gaji karyawan dan biaya lain yang dapat dihitung yang
dibutuhkan untuk mengembangkan dan menerapkan solusi SI. Biaya
tak berwujud (intangible cost) adalah biaya yang sulit diukur, biaya itu
termasuk hilangnya niat baik pelanggan atau moral karyawan yang
disebabkan oleh kekeliruan dan gangguan instalasi sistem baru.
Manfaat berwujud (tangible benefit) adalah hasil yang
diharapkan, seperti penurunan biaya gaji yang disebabkan oleh
berkurangnya personel atau penurunan biaya persediaan yang
disebabkan oleh berkurangnya persediaan. Manfaat tak berwujud
(intangible benefit) lebih sulit diperkirakan misalnya pelayanan
pelanggan yang lebih baik atau lebih cepat serta lebih akuratnya
informasi untuk manajemen.
Teknik tradisional cost benefit analysis merupakan sarana
mengukur keuangan yang umum dalam menilai dan menentukan hasil
dari keuntungan investasi teknologi informasi secara langsung.
Keuntungan investasi yang diukur dalam hal ini adalah keuntungan
dari pengurangan biaya operasional perusahaan sejak investasi
teknologi informasi diimplementasikan.
24
Cost benefit analysis melibatkan estimasi dan evaluas i
keuntungan bersih terkait dengan program alternatif tindakan. Teknik
ini membandingkan nilai manfaat yang terkait dengan investasi dengan
nilai sekarang dari biaya investasi yang sama. Cost benefit analysis
adalah sebuah alat pengambilan keputusan, banyak digunakan di kedua
pengaturan publik dan swasta untuk berbagai masalah yang berbeda,
termasuk investasi TI pengambilan keputusan (Brown, 2001). Cost
benefit analysis melibatkan identifikasi biaya dan manfaat untuk setiap
investasi alternatif, diskon biaya dan manfaat kembali ke masa
sekarang, dan memilih alternatif terbaik menurut kriteria yang
ditetapkan sebelumnya. Cost benefit analysis dapat digunakan untuk
mengevaluasi investasi independen dan untuk memilih satu atau
beberapa di antara serangkaian investasi independen atau tergantung.
Cost benefit analysis dapat digunakan untuk ex ante (sebelum analisis
proyek), ex post (setelah analisis proyek) dan di res media (dalam
analisis penyelesaian) evaluasi investasi. Seperti kebanyakan analisis,
cost benefit analysis melibatkan serangkaian langkah atau tahapan.
Urutan tahap-tahap meliputi: mendefinisikan masalah,
mengidentifikasi biaya dan manfaat, memilih kriteria, comparing
alternatif, dan melakukan analisis sensitivitas.
Mendefinisikan masalah sangat penting dalam semua jenis
pengambilan keputusan, termasuk pengambilan keputusan investasi TI.
Menganalisis masalah merupakan satu-satunya cara untuk
memungkinkan solusi alternatif yang tepat dapat dihasilkan. Definisi
25
masalah melibatkan analisis situasi: menyelidiki kebutuhan dan
persyaratan di bidang TI. Setelah analisis, masalah dapat didefinisikan
dan solusi alternatif dapat diidentifikasi. Masalah yang jelas termasuk
spesifikasi tujuan untuk investasi TI dan rencana untuk mencapai
tujuan tersebut. Kemungkinan untuk investasi TI dapat diperbaiki oleh
customer service, inventory control enchanced, atau informasi yang
lebih baik. Masalah yang jelas juga mencakup rencana untuk mencapai
tujuan.
Ini bagian dari definisi masalah dimana melibatkan dan
menghasilkan semua program alternatif yang mungkin dilakukan
untuk kemudian menyeleksi alternatif yang dapat diterima. Alternatif
mungkin tidak dapat diterima orang yang tidak memenuhi beberapa
kendala dasar seperti yang dari anggaran, hukum sosial, politik, dan
kelembagaan. Karena cost benefit analysis, ia cenderung menjadi alat
pengambilan keputusan yang relatif mahal dibandingkan dengan
metodologi lain. Dengan mempersempit jumlah alternatif sebelum
melakukan analisis adalah mungkin untuk lebih baik mengelola biaya.
Tergantung pada keterbatasan anggaran, mungkin akan ideal untuk
memiliki sejumlah kecil alternatif, seperti dua alternatif untuk
mengevaluasi. Dalam keadaan lain, beberapa alternatif mungkin lebih
menguntungkan. Penting untuk diingat bahwa cost benefit analysis
membantu dalam mengidentifikasi alternatif terbaik di antara satu set
yang dipilih selama tahap definisi masalah.
26
Setelah masalah telah didefinisikan dan alternatif yang layak
telah diidentifikasi, tahap selanjutnya dalam analisis ini adalah
mengidentifikasi semua biaya yang relevan dan manfaat. Menyadari
efek yang relevan dari investasi TI dapat menjadi salah satu tahapan
yang paling menantang cost benefit analysis. Sebuah penyelidikan
intensif harus dilakukan untuk mengidentifikasi semua efek yang
relevan dari investasi TI baik positif maupun negatif dan untuk
menetapkan nilai dolar. Menghadap biaya dan manfaat yang signifikan
atau tidak baik dapat mempengaruhi pilihan akhir serta sangat penting
karena terlalu tinggi atau meremehkan dapat mempengaruhi hasil cost
benefit analysis.
2.3.2.2 Capital Budgeting
Definisi Capital Budgeting menurut Bambang Riyanto (1995,
p121) adalah keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan
keputusan mengenai pengeluaran dana dimana jangka waktu
kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun. Batas waktu satu
tahun tersebut tidaklah mutlak, termasuk dalam pengeluaran dana ini
adalah pengeluaran dana untuk pembelian aktiva, yaitu tanah,
bangunan, mesin, alat-alat lainya.
27
Arti penting capital budgeting :
1. Dana yang dikeluarkan terikat dalam jangka waktu yang panjang.
Ini berarti perusahaan harus menunggu sampai keseluruhan dana
yang tertanam dapat diperoleh kembali oleh perusahaan.Investasi
dalam aktiva tetap menyangkut harapan terhadap hasil penjualan
dimasa yang akan datang.
2. Pengeluaran dana tersebut meliputi jumlah besar. Pengeluaran
dana untuk keperluan tersebut biasanya meliputi dana yang besar
itu mungkin tidak dapat diperoleh pada jangka waktu yang pendek
atau tidak mungkin diperoleh sekaligus, berhubung dengan itu
maka sebelumnya harus dibuat rencana yang hati-hati dan teliti.
3. Kesalahan dalam pengambilan keputusan tentang pengeluaran
modal tersebut mempunyai akibat panjang dan berat. Kesalahan
dalam pengambilan keputusan dalam bidang ini tidak dapat
dperbaiki tanpa adanya kerugian.
Metode penilaian investasi :
1. Payback Period adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat
menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan
proced atau aliran kas netto (net cash flow).
Dalam metode ini faktor yang menentukan penerimaan atau
penolakan suatu usulan investasi adalah jangka waktu yang
diperlukan untuk menutup kembali investasi. Oleh karena itu,
dengan metode ini setiap usulan investasi dinilai berdasarkan
28
apakah dalam jangka waktu tertentu yang diinginkan oleh
manajemen, jumlah kas masuk atau penghematan tunai yang
diperoleh dari investasi dapat menutup investasi yang
direncanakan.
Payback period = PV Investasi : PV Kas Masuk Bersih
Kelemahan payback method :
1. Metode ini tidak memeperhitungkan nilai waktu uang.
2. Metode ini tidak memperlihatkan pendapatan selanjutnya
setelah investasi pokok kembali.
Kebaikan payback method :
1. Untuk investasi yang besar resikonya dan sulit diperkirakan,
maka metode ini dapat mengetahui jangka waktu yang
diperlukan untuk pengembalian investasi.
2. Metode ini dapat digunakan untuk menilai dua investasi yang
mempunyai rate of return dan resiko yang sama, sehingga
dapat dipilih investasi yang jangka waktu pengembaliannya
paling cepat.
3. Metode ini merupakan alat yang paling sederhana untuk
penilaian usulan investasi
29
2. Net Present Value (NPV) adalah menghitung selisih antara nilai
sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih
dimasa yang akan datang.
Teknik Net Present Value (NPV) merupakan teknik yang
didasarkan pada arus kas yang didiskontokan. Ini merupakan
ukuran dari laba dalam bentuk rupiah yang diperoleh dari suatu
investasi dalam bentuk nilai sekarang. NPV dari suatu proyek
ditentukan dengan menghitung nilai sekarang dari arus kas yang
diperoleh dari operasi dengan menggunakan tingkat keuntungan
yang dikehendaki dan kemudian menguranginya dengan
pengeluaran kas neto awal.
Jikalau NPV dari suatu proyek positif, hal ini berarti bahwa
proyek tersebut diharapkan akan menaikkan nilai perusahaan
sebesar jumlah positif dari NPV yang dihitung dari investasi
tersebut dan juga bahwa investasi tersebut diharapkan akan
menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi daripada
tingkat keuntungan yang dikehendaki.
Net Present Value (NPV) adalah cara lain untuk melakukan
analisis nilai sekarang. NPV adalah nilai sekarang dari arus kas
dikurangi biaya investasi awal dan dapat dihitung sebagai berikut :
NPV = I0 +___C0___+___C1___+.....+___Cn___
(1 + r) (1 + r) ² (1+r)ⁿ
30
3. Internal Rate of Return (IRR) adalah menghitung tingkat bunga
yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai sekaran g
penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang.
Pada dasarnya metode ini sama dengan metode present
value, perbedaannya adalah dalam present value tarif kembalian
sudah ditentukan lebih dahulu, sedangkan dalam discounted cash
flow justru tarif kembalian yang dihitung sebagi dasar untuk
menerima atau menolak suatu usulan investasi. Penentuan tarif
kembalian dilakukan dengan metode trial and error, dengan cara
sebagai berikut:
1. Mencari nilai tunai aliran kas masuk bersih pada tarif
kembalian yang dipilih secara sembarang di atas atau
dibawah tarif kembalian investasi yang diharapkan.
2. Menginterpolasikan kedua tarif kembalian tersebut untuk
mendapatkan tarif kembalian sesungguhnya.
4. Profitability Index (PI) adalah menghitung perbandingan antara
nilai sekarang penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang
dengan nilai sekarang investasi.
PI merupakan nilai tunai semua kas masuk yang diterima sesudah
investasi awal dibagi dengan investasi awal.
PI = Nilai tunai penerimaan sesudah investasi awal : Investasi
awal
31
Bila ada beberapa alternatif proyek, manajemen sebaiknya
memilih proyek yang memiliki PI lebih besar dari satu dan yang
paling tinggi.
5. Cost of Capital (COC) adalah untuk mendapatkan besarnya biaya
yang secara riil harus ditanggung perusahaan untuk memperoleh
dana dari berbagai sumber.
2.3.2.3 Return on Investment (ROI)
Menurut Parker (1998, p102) return on investment merupakan
pengukuran terhadap tingkat pengembalian suatu investasi kepada
perusahaan. Perhitungan return on investment didasarkan pada
perhitungan traditional cost benefit, value linking, dan inovation
valuation.
Menurut Dean Drysdale, Carole Bonanni, Phil Shuttlewood
(Journal : Return On Investment For Background Screening, Vol. 9,
Iss. 11; pg. 65, 6 pgs) “Return on investment is a simple ratio that is
typically used when companies are considering or evaluating a capital
expenditure, particularly one that has the potential to reduce future
expenditures. The ratio is simple: return/investment.”
Menurut Garrison/Noreen (2000, p602) return on investment
adalah tingkat pengembalian yang mampu dihasilkan oleh manager
pusat investasi pada aktiva mereka.
32
Keunggulan ROI :
1) ROI merupakan gambaran tunggal keseluruhan yang dipengaruhi
oleh segala sesuatu yang telah terjadi.
2) ROI mengukur seberapa baik seorang manajer divisi menggunakan
aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba. ROI juga mempakan
cara yang baik untuk mengecek akurasi proposal investasi modal
yang diajukan.
3) ROI merupakan satuan umum yang dapat diperbandingkan dengan
banyak entitas bisnis lainnya.
4) ROI menyediakan sebuah insentif untuk menggunakan aktiva yang
ada dengan efisien.
5) ROI memberikan sebuah insentif untuk memperoleh aktiva baru
hanya bila penggunaan aktiva tersebut akan meningkatkan return
yang diinginkan.
Kelemahan ROI antara lain :
1) Kesukaran dalam membandingkan rate of return suatu perusahaan
dengan perusahaan lain yang sejenis karena adanya praktik
akuntansi yang digunakan berbeda.
2) Adanya fluktuasi nilai dari uang (daya beli) khususnya bila dalam
kondisi inflasi.
3) Tidak dapat digunakan untuk mengadakan perbandingan antara
dua perusahaan atau lebih untuk dapat memperoleh simpulan yang
memuaskan.
33
4) Tidak dapat memberikan gambaran atau pencerminan terhadap
struktur modal perusahaan.
Penggunaan ROI bertujuan untuk :
1. Mengetahui tingkat (%) kembalinya modal yang digunakan.
2. Merumuskan apakah untuk membiayai aktivitas bisnis digunakan
modal sendiri atau modal dari luar (pinjaman). Hal ini ditinjau dari
perbandingan antara ROI (%) dengan tingkat (%) pinjaman (dari
luar).
Rumus untuk menghitung ROI yaitu :
ROI = ____NCF___ x Pendapatan (dalam%)
Pendapatan Jumlah Investasi
2.4 Biaya (Cost) Implementasi TIK
2.4.1 Konsep Biaya Implementasi TIK
Menurut Hansen dan Moven (2000, p40), biaya didefinisikan sebagai kas atau
nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang
diharapkan memberikan manfaat saat ini atau masa yang akan datang bagi
organisasi. Menurut Supriyono (2000, p16), biaya adalah harga perolehan yang
dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan atau
revenue yang akan dipakai sebagai pengurang penghasilan. Sedangkan
menurut Mulyadi (2001, p8), biaya adalah sumber pengorbanan ekonomis yang
diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi, yang sedang terjadi atau yang
kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Menurut Henry Simamora
34
(2002, p36), biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk
barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat pada saat ini atau masa
mendatang bagi organisasi. Menurut Harnanto dan Zulkifli (2003, p14), biaya
adalah sesuatu yang berkonotasi sebagai pengurang yang harus dikorbankan
untuk memperoleh tujuan akhir yaitu mendatangkan laba.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa biaya
merupakan kas atau nilai ekuivalen kas yang dikeluarkan oleh perusahaan
untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan dapat memberikan suatu
manfaat yaitu peningkatan laba di masa mendatang.
2.4.2 Jenis-jenis Biaya Implementasi TIK
Terbagi 2 jenis biaya, yaitu :
a. Tangible Cost
Adalah biaya yang dapat dengan mudah diidentifikasi dan diukur dengan
analisis sistem. Contohnya : biaya furniture, biaya software biaya
peralatan, biaya perubahan.
b. Intangible Cost
Merupakan biaya yang sulit untuk diidentifikasi dan susah untuk
dikalkulasi dan diukur. Contoh : biaya perawatan hardware dan biaya
kehilangan persaingan kompetitif dari pesaing/saingan.
35
2.4.3 Kategori Biaya Implementasi TIK
Dalam bisnis biaya manfaat, biaya dikategorikan menjadi 3 macam, antara lain:
1. Biaya Investasi
Merupakan modal pembayaran yang tidak diulang-ulang untuk
mendapatkan atau mengembangkan peralatan baru, sofware baru, fasilitas
baru, dan lain-lain. Contoh : komputer, storage, jaringan komunikasi,
software, training/pelatihan.
2. Biaya Implementasi
Adalah pembayaran satu kali untuk membuat atau meng-install
kemampuan baru, yang sama seperti biaya investasi dimana satu kali biaya
investasi dapat diubah ke biaya operasi tahunan (annual operating cost)
ketika peralatan dikontrakkan. Contoh : biaya pemindahan peralatan dan
personalia perusahaan, biaya penempatan saluran listrik dan telepon, biaya
penghapusan sistem sekarang, refurnishing cost/biaya pembaharuan ulang
dari biaya furniture.
3. Biaya Operasional Tahunan
Adalah biaya bila pembayaran berulang dibutuhkan. Ini dibutuhkan untuk
operasi dasar dari hari ke hari atau bulan ke bulan. Contoh : biaya
penyewaan peralatan dan fasilitas spesial, biaya perawatan peralatan dan
software, dan gaji tambahan personalia, biaya perbedaan persediaan, dan
biaya asuransi.
36
2.4.4 Penggolongan Biaya Implementasi TIK
Menurut Mulyadi (2005, p13), biaya digolongkan sebagai berikut :
1. Menurut objek pengeluaran
Penggolongan ini merupakan penggolongan yang paling sederhana, yaitu
berdasarkan penjelasan singkat mengenai suatu objek pengeluaran,
misalnya pengeluaran yang berhubungan dengan telepon disebut “biaya
telepon”
2. Menurut fungsi dalam perusahaan
Biaya dapat digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu :
1) Biaya Produksi
Biaya produksi yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi
atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai. Biaya
produksi dapat digolongkan ke dalam biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja, dan biaya overhead pabrik.
2) Biaya Pemasaran
Biaya pemasaran adalah biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan
kegiatan pemasaran produk, contohnya: biaya iklan, biaya promosi,
biaya sampel, dll.
3) Biaya Administrasi dan Umum
Biaya administrasi dan umum yaitu biaya-biaya untuk
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan produksi dan pemasaran produk,
contoh: gaji bagian akuntansi, gaji personalia, dll
37
3. Menurut Hubungan Biaya dengan Sesuatu Yang Dibiayai
Ada dua golongan yaitu :
(1) Biaya Langsung (direct cost)
Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya
adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai
itu tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan terjadi. Dengan
demikian biaya langsung akan mudah diidentifikasi dengan sesuatu
yang dibiayai.
(2) Biaya Tidak Langsung (indirect cost)
Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan
oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya
dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung
atau biaya overhead pabrik (factory overhead costs). Biaya ini tidak
mudah diidentifikasi dengan produk tertentu.
4. Menurut Perilaku dalam Kaitannya dengan Perubahan Volume Kegiatan
Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat
digolongkan menjadi :
a. Biaya Tetap (fixed cost)
Biaya yang jumlahnya tetap konstan tidak dipengaruhi perubahan
volume kegiatan atau aktivitas sampai tingkat kegiatan tertentu,
contohnya: gaji direktur produksi, dll.
38
b. Biaya Variabel (variable cost)
Biaya yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan
perubahan volume kegiatan atau aktivitas, contoh : biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung.
c. Biaya Semi Variabel
Biaya yang jumlah totalnya berubah tidak sebanding dengan
perubahan volume kegiatan. Biaya semi variabel mengandung unsur
biaya tetap dan variabel, contoh: biaya listrik yang digunakan.
d. Biaya Semi Fixed
Biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah
dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu.
5. Menurut Jangka Waktu Manfaatnya
Biaya dibagi dua bagian, yaitu :
1) Pengeluaran Modal (capital expenditure)
Pengeluaran modal (capital expenditure) adalah pengeluaran yang
akan memberikan manfaat/benefit pada periode akuntansi atau
pengeluaran yang akan dapat memberikan manfaat pada periode
akuntansi yang akan datang.
2) Pengeluaran Pendapatan (revenue expenditure)
39
Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure) adalah pengeluaran
yang akan memberikan manfaat hanya pada periode akuntansi dimana
pengeluaran itu terjadi.
2.5 Manfaat (Benefit) Implementasi TIK
2.5.1 Definisi Manfaat Implementasi TIK
Menurut Remenyi (2000, p40), manfaat (benefit) dari teknologi informasi
adalah keuntungan yang diperoleh dengan bantuan dari komputer dan
komunikasi yang mana sebuah perusahaan aan bersedia membayar atas
penggunaan semua itu.
2.5.2 Jenis-jenis Manfaat Implementasi TIK
Menurut Remenyi (2000, p7), ada 2 jenis manfaat :
1. Tangible Benefit
Tangible benefit disebut juga hard benefit, adalah manfaat yang
dihasilkan dari investasi yang akan dapat diidentifikasi atau diukur secara
langsung dari segi finansial. Contohnya adalah penurunan total biaya
produksi, peningkatan laba.
2. Intangible Benefit
Intangible benefit disebut juga soft benefit adalah peningkatan lingkungan
kerja bagi karyawan sehingga menciptakan suasana kerja yang lebih baik.
Intangible benefit akan memberikan kontribusi yang paling penting
terhadap perusahaan.