ka idntfikasi obat

29
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS IDENTIFIKASI OBAT Disususun oleh : KELOMPOK A-2 1. FITRI LESTARI HARYANI (G1F010004) 2. RAHMINAWATI RITONGA (G1F010005) 3. RAKHMAWATI HANIFAH (G1F010006) 4. WINANTI HANDAYANI (G1F010007) KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

Upload: intan1807

Post on 02-Aug-2015

171 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ka Idntfikasi Obat

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS

IDENTIFIKASI OBAT

Disususun oleh :

KELOMPOK A-2

1. FITRI LESTARI HARYANI (G1F010004)

2. RAHMINAWATI RITONGA (G1F010005)

3. RAKHMAWATI HANIFAH (G1F010006)

4. WINANTI HANDAYANI (G1F010007)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

JURUSAN FARMASI

PURWOKERTO

2011

Page 2: Ka Idntfikasi Obat

A. Judul Praktikum : IDENTIFIKASI OBAT

B. Hari, Tanggal Praktikum : Rabu, 12 Oktober 2011

C. Tujuan Praktikum : Mampu mengidentifikasi, pemurnian, dan

pemisahan suatu senyawa obat dalam sampel menggunakan prinsip analisis

kimia kualitatif

D. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:

1 buah rak tabung

Tabung reaksi 10 buah

Beaker glass 2 buah

Pipet tetes 6 buah

Spatula 2 buah

Penjepit tabung 2 buah

Droplet dan api spiritus

Mortir dan stamper

Plat uji 2 buah

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah obat-obat seperti:

Sulfanilamid

Talk

CTM

Hexamine

Amilum

Sulfaguanidin

Nipagin

Na Benzoat

Bolus alba

Theofilin

Paracetamol

Asam salisilat

Page 3: Ka Idntfikasi Obat

Vitamin C

Vitamin B1

Nikotinamida

E. Data Pengamatan

1. Uji Organoleptik

NoNama Sampel Warna Bau Rasa Bentuk

1 Parasetamol Putih Tidak berbau Pahit Serbuk halus2 Na-Benzoat Putih Bau asam/ kecut Tidak berasa Granul3 Hexamin Putih Bau khas Manis Serbuk kasar4 Nikotinamida Putih Tidak berbau Pahit Serbuk halus5 Theofilin Putih Bau khas Pahit Serbuk kasar

6Sulfaguanidin

PutihBau khas Pahit Serbuk halus

7 Talk Putih Bau khas Tidak berasa Serbuk halus8 Amilum Putih Bau khas Tidak berasa Serbuk halus9 Nipagin Putih Bau khas Pahit Serbuk halus10 Sulfanilamid Putih Tidak berbau Pahit Serbuk halus

11Asam Salisilat

PutihTidak berbau Tidak berasa Serbuk halus

12 Bolus alba Putih Bau khas Tidak berasa Serbuk halus

13 CTMPutih kekuningan Tidak berbau Pahit Serbuk halus

14 Vitamin B1 Putih Bau khas Pahit Serbuk halus15 Vitamin C Kuning Bau khas Asam-manis Serbuk halus16 Zat A Putih Bau khas Pahit Serbuk halus

Page 4: Ka Idntfikasi Obat

2. Uji KelarutanNo Nama Sampel Etanol 75 % Aquades Kloroform1 Parasetamol Larut Mengendap Mengendap2 Na-Benzoat Tidak larut Larut Tidak larut3 Hexamin Mengendap Larut Mengendap4 Nikotinamida Larut Larut Mengendap5 Theofilin Tidak larut Tidak larut Mengendap6 Sulfaguanidin Larut Tidak larut Mengendap7 Talk Larut Tidak larut Mengendap8 Amilum Mengendap Mengendap Larut9 Nipagin Larut Mengendap Mengendap10 Sulfanilamid Mengendap Tidak larut Tidak larut11 Asam Salisilat Larut Tidak larut Mengendap12 Bolus alba Mengendap Mengendap Mengendap13 CTM Larut Larut Larut14 Vitamin B1 Mengendap Tidak larut Mengendap15 Vitamin C Mengendap Mengendap Mengendap16 Zat A Mengendap Tidak larut Mengendap

3. Fluoresensi dibawah lampu UV

No Nama Sampel Warna1 Parasetamol kuning2 Na-Benzoat putih3 Hexamin putih-kuning4 Nikotinamida jingga5 Theofilin kuning-hijau6 Sulfaguanidin kuning7 Talk putih8 Amilum kuning-hijau9 Nipagin kuning10 Sulfanilamid kuning-jingga11 Asam Salisilat putih12 Bolus alba hijau13 CTM kuning14 Vitamin B1 kuning15 Vitamin C kuning16 Zat A kuning

4. Analisis Pendahuluan

No Nama Sampel Karbohidrat Fenol Anilin

Page 5: Ka Idntfikasi Obat

1 Parasetamol X X X2 Na-Benzoat X X √3 Hexamin X X √4 Nikotinamida X X X5 Theofilin X √ √6 Sulfaguanidin X X √7 Talk X X X8 Amilum √ X √9 Nipagin X √ X10 Sulfanilamid X X √11 Asam Salisilat √ √ √12 Bolus alba X √ √13 CTM X X √14 Vitamin B1 X X √15 Vitamin C X X √16 Zat A X X X

No. Nama Sampel Literatur Hasil Percobaan Zat A1 Asetosal Violet + -2 Parasetamol Biru-Violet + +

3 TheofilinTidak terjadi endapan cokelat + -

4 SulfonamidaDiamati masing-masing warna

Putih bergelembung -

5 Na-BenzoatEndapan Cokelat Kemerahan + -

6 Amilum Ungu - -

7 NipaginUng kemerahan kemudian cokelat + -

8 Sulfaguanidin Bau Amoniak + +

Kesimpulan Zat A :A. ParasetamolB. Sulfaguanidin

5. Reaksi Khusus

F. Pembahasan

Page 6: Ka Idntfikasi Obat

Praktikum identifikasi obat kali ini bertujuan mengidentifikasi, memurnikan,

dan memisahkan suatu senyawa dalam sampel menggunakan prinsip analisis kimia

kualitatif.

Analisiskualitatifmerupakananalisisuntukmelakukanidentifikasielemen,

spesiendanatausenyawa-senyawa yang adadidalamsampel.Dengan kata lain,

analisiskualitatifberkaitandengancarauntukmengetahuiadaatautidaknyasuatuanalit

yang ditujudalamsuatusampel (GandjardanRohman, 2007).

Analisiskualitatif, yaituanalisis yang

berhubungandenganidentifikasisuatuzatataucampuran yang

tidakdiketahui.Walaupunanalisiskualitatifsudahbanyakditinggalkan,

namunanalisiskualitatifinimerupakanaplikasiprinsip-prinsipumumdankonsep-

konsepdasar yang

telahdipelajaridalamkimiadasar.Analisiskualitatifsenyawaobatmembahastentangident

ifikasisuatuzat. Focus kajiannyaadalahunsurapa yang terdapatdalamsuatusampel.

Untukmemudahkandalamsuatuidentifikasi, sebaiknyasenyawaobat yang

diidentifikasiditentukandahulustrukturkimiaorganiknyasehinggakitadapatmengetahui

golongan, unsure, analisisgugus, unsure-unsurpenyusunsenyawa (C, N, S, P atau

halogen) darisenyawaobat, kemudianmemudahkankitauntukmengetahuisifat-

sifatkimiasepertikelarutan (AuterhoffdanKovark, 1978).

Identifikasisenyawaobat yang telahterekstraksi yang

diperiksaorganoleptiknyameliputibentuk, bau, rasa, dankelarutan,

kemudiandilanjutkandenganpemeriksaanpendahuluanberupakelarutandalamasamdan

basa, analisis unsure N, S dan

halogen.Diperiksagugusfungsinyadandilanjutkandenganpemeriksaankhususuntukgol

ongansenyawatersebut (Anonim, 2010).

Tiap kelompok diberi beberapa bahan obat yang telah diketahui sabagai

pembanding dan satu bahan yang merupakan campuran dari dua bahan obat yang

belum diketahui. Campuran bahan obat yang belum diketahui dapat diidentifikasi

dengan menganilisis bahan obat yang telah diketahui dan diamati bahan obat mana

yang memiliki kesamaan golongan.

Mula-mula dilakukan pemeriksaan organoleptik dan kelarutan (dengan air dan

etanol) pada tiap bahan. Kemudian dilakukan uji fluoresensi pada sinar ultraviolet

254 nm. Selanjutnya dilakukan analisis pendahuluan pada tiap bahan untuk

Page 7: Ka Idntfikasi Obat

mengetahui golongan dari senyawa obat tersebut. Analisis pendahuluan antara lain

berupa:

Penambahan NaOH lalu dipanaskan menghasilkan warna kuning untuk uji

golongan karbohidrat.

Penambahan FeCl3 menghasilkan warna ungu-biru untuk uji golongan

salisilat, dan jika ditambahkan etanol warna menjadi kuning untuk

golongan fenol.

Penambahan NaOH dan etanol kemudian dipanaskan akan timbul bau

isonitril untuk uji golongan analine.

Untuk selanjutnya dilakukan reaksi khusus untuk mengetahiu senyawa obat

campuran yang belum diketahui.

Bahan atau senyawa obat yang digunakan dalam praktikum kali ini antara lain:

Monografi obat

a. Nipagin

Nipagin memiliki rumus kimia berupa C8H8O3 dengan berat molekul sebesar

152,2 gr/mol. Pemeriannya serbuk hablur halus, putih, hamper tidak berbau,

tidak mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa tebal. Larut

dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5 bagian etanol

95% dan dalam 3 bagian aseton, mudah larut dalam eter dan dalam larutan

alkali hidroksida, larut dalam 60 bagian gliserol panas dan 40 bagian minyak

lemak nabati panas, jika didinginkan larutan tetap jernih. Titik leburnya

antara 125o C (Anonim, 1979).

b. CTM

Klorfeniramina maleat memiliki rumus molekul C16H19CIN2C4H4O4 dan berat

molekul 390,87 gr/mol. Mengandung tidak kurang dari 98,0 % dan tidak

Page 8: Ka Idntfikasi Obat

lebih dari 100,5% C16H19CIN2C4H4O4, di hitung terhadap zat yang telah

dikeringkan. Pemeriannya serbuk hablur, putih tidak berbau, rasa pahit.

Larutan mempunyai pH antara 4 dan 5. Mudah larut dalam air, larut dalam

etanol dan dalam kloroform, sukar larut dalam eter dan dalam benzena. Titik

leburnya antara 130o_135O C. Sebaiknya disimpan dalam wadah tertutup rapat

tidak tembus cahaya. Khasiatnya sebagai antihistamin (Anonim, 1995).

c. Amilum

Pemeriksaan organoleptik amilum berupa bubuk putih, tidak berasa dan tidak

berbau. Kelarutan amilum yaitu praktis tidak larut dalam air dingin dan

etanol. Pada amilum ada dua macam ikatan glikosidik karena amilum

mempunyai dua komponen, yaitu α-amilosa dan amilopektin. Monomer-

monomer glukosa pada α-amilosa dihubungkan oleh ikatan 1,4 α-glikosidik,

sedangkan pada amilopektin, yang merupakan rantai cabang amilim,

ikatannya adalah 1,6 α-glikosidik (Anonim, 1995).

d. Theofilin

Theofilin memiliki rumus molekul C7H8N4O2 dan berat molekul

198,18 gr/mol. Mengandung satu molekul air hidrat atau anhidrat serta tiidak

kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari 102,0% C7H8N4O2, dihitung terhadap

zat yang telah dikeringkan. Pemeriannya serbuk hablur, putih, tidak berbau,

rasa pahit, stabil di udara. Theofilin alkil hidroksida dan dalam ammonium

hidroksida, agak sukar larut dalm etanol, dalam kloroform dan dalam eter.

Titik leburnya antara 270-274o C. sebaiknya disimpan dalam wadah tertutup

Page 9: Ka Idntfikasi Obat

rapat tidak tembus cahaya. Khasiatnya untuk spasmolitikum bronchial

(Anonim, 1979).

e. Bolus alba

Bolus alba atau kaolin ringan adalah aluminium ailikat hidrat alam,

bebasa dari sebagian besar cemaran dengan cara elutriasi dan dikeringkan,

mengandung zat pendispersi yang sesuai. Pemeriannya serbuk, putih, ringan,

tidak mengandung butiran kasar, tidak atau hamper tidak berbau. Praktis tidak

larut dalam air dan dalam asam mineral. Sebaiknya disimpan dalam wadah

tertutup baik. Khasiatnya sebagai bahan tambahan atau penyerap (Anonim,

1995).

f. Sulfanilamid

Sulfanilamid mempunyai berat molekul 172,21 gr/mol dan mengandung tidak kurang dari 99.0% C6H8N2O2S, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Pemeriannya hablur, serbuk hablur atau butiran, putih, tidak berbau, rasa agak pahit kemudian manis.Larut dalam 200 bagian air, sangat mudah larut dalam air mendidih, agak sukar larut dalam etanol 95%, sangat sukar larut dalam kloroform, dalam eter dan dalam benzene, mudah larut dalam aseton, larut dalam gliserol, dalam asam klorida dan dalam alkali hidroksida. Titik leburnya antara 164,50-167o C. Sebaiknya disimpan dalam wadah tertutup baik dan terlindung cahaya. Khasiatnya sebagai antibakteri (Anonim, 1979).

g. Talk

Talk adalah magnesium silikat hidrat alam, kadang-kadang mengandung

sedikit aluminium silikat. Pemeriannya serbuk hablur halus, atau putih

kelabu. Berkilat, mudah melekat pada kulit dan bebas butiran. Tidak larut

dalam hampir semua pelarut. Sebaiknya disimpan dalam wadah tertutup baik.

Khasiatnya sebagai zat tambahan (Anonim, 1979).

Page 10: Ka Idntfikasi Obat

h. Hexamin

Hexamin mempunyai berat molekul 140,19 gr/mol dan mengandung

tidak kurang dari 99,0% C6H12N4 dihitung terhadap zat yang telah

dikeringkan di atas fosforpentoksida selama 4 jam. Pemeriannya hablur,

mengkilap, tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak berbau, tidak

membakar dan manis kemudian agak pahit. Jika dipanaskan pada suhu lebih

kurang 2600 C menyublim. Larut dalam 1,5 bagian air, dalam 12,5 ml etanol

95% dan dalam lebih kurang 10 bagian kloroform. Sebaiknya disimpan dalam

wadah yang tertutup baik. Khasiatnya untuk antiseptik saluran kemih

(Anonim, 1979).

i. Asam salisilat

Asam salisilat mempunyai berat molekul 138,12 gr/mol dan mengandung tidak

kurang dari 99,5% dan tidak lebih dari 101,0% C7H6O3, dihitung terhadap zat yang

telah dikeringkan. Pemeriannya hablur putih, biasanya berbentuk jarum halus atau

serbuk hablur halus, putih, rasa agak manis, tajam, dan stabil diudara. Bentuk

sintesis warna putih, tidak berbau. Jika dibuat dari metil salisilat alami dapat

berwarna kekuningan atau merah jambu dan berbau lemah mirp etanol.

Kelarutannya sukar larut dalam air dan dalam benzen, mudah larut dalam etanol

dan eter, larut dalam air mendidih agak sukar larut dalam kloroform, berat

molekulnya 138,1 gr/mol dan memiliki titik lebur antara 158-1610 C. Sebaiknya

disimpan dalam wadah tertutup baik. Khasiatnya untuk keratolitikum dan anti fungi

(Asam salisilat, 1979).

Page 11: Ka Idntfikasi Obat

j.Parasetamol

Parasetamol mempunyai berat molekul 151,16 gr/mol dan mengandung tidak

kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% C8H9NO2, dihitung terhadap zat

anhidrat. Pemeriannya serbuk hablur, putih, tidak berbau, dan sedikit pahit.

Kelarutannya larut dalam air mendidih dan dalam natrium hidroksida 1 N, mudah

larut dalam etanol. Titik leburnya antara 1680-1720 C. Sebaiknya disimpan dalam

wadah tertutup rapat tidak tembus cahaya. Khasiatnya untuk antipeuretik dan

analgetik (Anonim, 1995).

k. Natrium Benzoat

Na-Benzoat mempunyai berat molekul 144,11 gr/mol dan mengandung tidak

kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 100,5% C7H5NaO2 dihitung terhadap zat

anhidrat.Pemeriannya berbentuk granul atau serbuk hablur, putih, tidak berbau atau

praktis tidak berbau, dan stabil di udara.Kelarutannya mudah larut dalam air, agak

sukar larut dalam etanol, dan lebih mudah larut dalam etanol 90%. Sebaliknya na-

benzoat disimpan dalam wadah tertutup baik.khasiatnya untuk zat pengawet

(Anonim, 1995).

l. Nikotinamid

Nikotinamida mempunyai berat molekul 122,13 gr/mol dan mengandung

tidak kurang dari 98,5% dan tidak lebih dari 101,0% C6H6N2O, dihitung terhadap

zat yang telah dikeringkan.

Page 12: Ka Idntfikasi Obat

Pemeriannya serbuk hablur,putih, tidak berbau atau hampir tidak berbau,

rasa pahit. Mudah larut dalam air dan dalam etanol 95%, larut dalam gliserol. Titik

leburnya antara 1280-1310 C. Sebaiknya disimpan dalam wadah tertutup rapat.

Khasiatnya untuk anti pelagra (Anonim, 1979).

m. Sulfaguanidin

Sulfaguanidin memiliki berat molekul 232,26 gr/mopl dan mengandung

tidak kurang dari 99,0 % C7H10N4O2S, dihitungbterhadapzat yang telahdikeringkan.

Pemeriannyahabluratauserbuk, putih, tidakberbauatau hamper tidakberbau,

olehpengaruhcahayalambatlaunwarnaberubahmenjadigelap.Mudahlarutdalam air

mendidihdandalamasam mineral encer, sukarlarutdalametanol 95%

dandalamaseton, sangatsukarlarutdalam air, praktistidaklarutdalamlarutan alkali

hidroksida, suhuleburnyaantara 190-192,5 0 C denganberatmolekul 232,2 gr/mol.

Sebaiknyadisimpandalamwadahtertutupbaikdanterlindungdaricahaya.Khasiatnyaseb

agaiantibakteri (Anonim, 1979).

n. Vitamin C

Asam askorbat mengandung tidak kurang dari 99,0% C6H8O6. Pemerian serbuk atau

hablur putih atau agak kuning, tidak berbau, rasa asam. Oleh pengaruh cahaya lambat

laun menjadi gelap. Dalam keadaan kering, mantap di udara, dalam larutan cepat

teroksidasi. Berat molekulnya 176,13 gr/mol. Kelarutannya mudah larut dalam air,

agak sukar larut dalam etanol (95%), praktis tidak larut dalam kloroform, dalam eter

Page 13: Ka Idntfikasi Obat

dan dalam benzen. Penyimpanan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya.

Khasiat dan penggunaan antiskorbut (Anonim, 1979).

o. Vitamin B1

Tablet Tiamin Hidroklorida mengandung tiamin Hidroklorida, C12H17ClN4OS.HCl,

tidak kurang dari 90,0% dan tidaak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada

etiket.

Baku pembanding Tiamin Hidroklorida BPFI; tidak boleh dikeringkan, tentukan

kadar air secara titrimetri pada waktu akan digunakan. Wadah dan penyimpanan

dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya (Anonim, 1995).

Pengamatan untuk Zat A :

Setelah Zat A dilakukan uji organoleptis ternyata zat A berbau khas, serbuk

halus,rasanya pahit dan berwarna putih. Kemudian dilakukan Uji kelarutan, yang

pertama Etano haslinya mengendap mengendap, kedua Akuades ternyyata tidak larut

dan ketiga yaitu kloroform dan hasinya mengendap. Kemudian dilakukan uji

fluoresensi dibawah lampu ultraviolet dan hasilnya ternyata zat A berwarna kuning.

Kemudian dilakukan Uji analisis pendahuluan yaitu yang pertama Karbohidrat

hasilnya negatif, yang kedua yaitu Fenol hasilnya negative, yang ketiga yaitu aniline

hasilnya negative. Kemudian dilakukan uji reaksi khusus yaitu yang pertama

parasetamol hasilnya positif, yang kedua yaitu sulfaguanidin hasilnya positif. Yang

ketiga yaitu asetosal hasilnya negative, yang keempat yaitu theofilin hasilnya

negative, yang kelima yaitu natrium benzoate hasilnya negative, yang keenam yaitu

amilum hasilnya negative dan yang terakhir yaitu nipagin hasilnya negative.Dari

pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa zat A mengandung parasetamol dan

sulfaguanidin (Anonim,1979).

Page 14: Ka Idntfikasi Obat

Prosedurpercobaanpadapraktikum kali inidiawalidengan :

1. Ujiorganoleptis

Merupakanujifisiksenyawa yang meliputibentuk, warna, bau dan rasa dari

senyawaatausampeldenganmenggunakanindra.

Berikut tabel hasil pengamatan :

NoNama Sampel Warna Bau Rasa Bentuk

1 Parasetamol Putih Tidak berbau Pahit Serbuk halus2 Na-Benzoat Putih Bau asam/ kecut Tidak berasa Granul3 Hexamin Putih Bau khas Manis Serbuk kasar4 Nikotinamida Putih Tidak berbau Pahit Serbuk halus5 Theofilin Putih Bau khas Pahit Serbuk kasar

6Sulfaguanidin

PutihBau khas Pahit Serbuk halus

7 Talk Putih Bau khas Tidak berasa Serbuk halus8 Amilum Putih Bau khas Tidak berasa Serbuk halus9 Nipagin Putih Bau khas Pahit Serbuk halus10 Sulfanilamid Putih Tidak berbau Pahit Serbuk halus

11Asam Salisilat

PutihTidak berbau Tidak berasa Serbuk halus

12 Bolus alba Putih Bau khas Tidak berasa Serbuk halus

13 CTMPutih kekuningan Tidak berbau Pahit Serbuk halus

14 Vitamin B1 Putih Bau khas Pahit Serbuk halus15 Vitamin C Kuning Bau khas Asam-manis Serbuk halus16 Zat A Putih Bau khas Pahit Serbuk halus

Berikut adalah literatur yang di dapat :

a. Nipagin :serbuk hablur halus, putih, hampir tidak berbau, tidak

mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa tebal.

b. CTM :serbuk hablur, putih tidak berbau, rasa pahit.

c. Amilum :bubuk putih, tidak berasa dan tidak berbau.

d. Theofilin :serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa pahit, stabil di udara.

e. Bolus alba :serbuk, putih, ringan, tidak mengandung butiran kasar, tidak

atau hamper tidak berbau.

f. Sulfanilamid :hablur, serbuk hablur atau butiran, putih, tidak berbau, rasa

agak pahit kemudian manis.

Page 15: Ka Idntfikasi Obat

g. Talk :serbuk hablur halus, atau putih kelabu. Berkilat, mudah melekat

pada kulit dan bebas butiran.

h. Hexamin :hablur, mengkilap, tidak berwarna atau serbuk hablur putih,

tidak berbau, tidak membakar dan manis kemudian agak pahit.

i. Asamsalisilat :hablur putih, biasanya berbentuk jarum halus atau serbuk

hablur halus, putih, rasa agak manis, tajam, dan stabil diudara. Bentuk

sintesis warna putih, tidak berbau.

j. Parasetamol :serbuk hablur, putih, tidak berbau, dan sedikit pahit.

k. Natriumbenzoate :berbentuk granul atau serbuk hablur, putih, tidak berbau

atau praktis tidak berbau, dan stabil di udara.

l. Nikotinamid :serbuk hablur,putih, tidak berbau atau hampir tidak berbau,

rasa pahit.

m. Sulfaguanidin :habluratauserbuk, putih, tidakberbauatauhampir

tidakberbau, olehpengaruhcahayalambatlaunwarnaberubahmenjadigelap.

n. Vitamin C :serbuk atau hablur putih atau agak kuning, tidak berbau, rasa

asam. Oleh pengaruh cahaya lambat laun menjadi gelap.

o. Vitamin B1 :serbukhalus, baukhas, putih, pahit.

2. uji kelarutan

Uji kelarutan dilakukan dengan maksud untuk mengetahui kelarutan senyawa obat. Dalam percobaan kali ini dilakukan uji kelarutan dengan menggunakan beberapa zat pelarut yaitu kloroform,etanol dan aquades.

Uji kelarutan yang telah dilakukan adalah dengan cara memasukkan senyawa yang sama dalam 3 tabung reaksi yang berbeda. Tabung reaksi 1, senyawa di tambah pelarut berupa aquades. Tabung reaksi 2, senyawa di tambah pelarut berupa etanol. Tabung reaksi 3, senyawa ditambah pelarut berupa kloroform. Setelah itu di gojok, kemudian dilihat kelarutannya,senyawa tersebut larut dalam masing-masing pelarut atau tidak. Catat hasil pengamatan.

Berikut tabel hasil pengamatan:

Page 16: Ka Idntfikasi Obat

Berikut adalah literatur yang di dapat :

a. Nipagin : Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam

3,5 bagian etanol 95% dan dalam 3 bagian aseton, mudah larut dalam eter dan

dalam larutan alkali hidroksida, larut dalam 60 bagian gliserol panas dan 40

bagian minyak lemak nabati panas, jika didinginkan larutan tetap jernih.

b. CTM : Mudah larut dalam air, larut dalam etanol dan dalam kloroform, sukar

larut dalam eter dan dalam benzena.

c. Amilum : Kelarutan amilum yaitu praktis tidak larut dalam air dingin dan

etanol.

d. Theofilin : Theofilin alkil hidroksida dan dalam ammonium hidroksida, agak

sukar larut dalm etanol, dalam kloroform dan dalam eter.

e. Bolus alba : Praktis tidak larut dalam air dan dalam asam mineral.

f. Sulfanilamid : Larut dalam 200 bagian air, sangat mudah larut dalam air

mendidih, agak sukar larut dalam etanol 95%, sangat sukar larut dalam

kloroform, dalam eter dan dalam benzene, mudah larut dalam aseton, larut

dalam gliserol, dalam asam klorida dan dalam alkali hidroksida.

g. Talk : Tidak larut dalam hampir semua pelarut.

h. Hexamin : Larut dalam 1,5 bagian air, dalam 12,5 ml etanol 95% dan dalam

lebih kurang 10 bagian kloroform.

i. Asam salisilat : Kelarutannya sukar larut dalam air dan dalam benzen, mudah

larut dalam etanol dan eter, larut dalam air mendidih agak sukar larut dalam

kloroform.

j. Parasetamol : Kelarutannya larut dalam air mendidih dan dalam natrium

hidroksida 1 N, mudah larut dalam etanol.

k. Na-Benzoat : Kelarutannya mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam

etanol, dan lebih mudah larut dalam etanol 90%.

l. Nikotinamida : Mudah larut dalam air dan dalam etanol 95%, larut dalam

gliserol.

m. Sulfaguanidin : Mudahlarutdalam air mendidihdandalamasam mineral encer,

sukarlarutdalametanol 95% dandalamaseton, sangatsukarlarutdalam air,

praktistidaklarutdalamlarutan alkali hidroksida.

n. Vitamin C : Kelarutannya mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam

etanol (95%), praktis tidak larut dalam kloroform, dalam eter dan dalam

benzen.

Page 17: Ka Idntfikasi Obat

(Anonim, 1979 dan Anonim,1995).

3. Uji flouresensi

Uji flouresensi dalam praktikum kali ini,kita lakukan dengan melihat

warna, serbuk obat yang di uji di bawah lampu UV 254 nm. Berikut tabel hasil

pengamatan :

No Nama Sampel Warna1 Parasetamol kuning2 Na-Benzoat putih3 Hexamin putih-kuning4 Nikotinamida jingga5 Theofilin kuning-hijau6 Sulfaguanidin kuning7 Talk putih8 Amilum kuning-hijau9 Nipagin kuning10 Sulfanilamid kuning-jingga11 Asam Salisilat putih12 Bolus alba hijau13 CTM kuning14 Vitamin B1 kuning15 Vitamin C kuning16 Zat A kuning

Page 18: Ka Idntfikasi Obat

Sebagian besar hasil pengamatan yang telah dilakukan, didapat bahwa hasil

sama dengan literatur,ada pun beberapa yang kurang sesuai dengan literatur

disebabkan kurangnya ketelitian dari praktikan pada saat pengamatan.

4. Analisis pendahuluan

Analisis pendahuluan dilakukan untuk mengetahui termasuk golongan

apa senyawa yang diselidiki, termasuk : golongan karbohidrat, fenol, atau salisilat

dan golongan anilin.

a. Golongan karbohidrat

Senyawa + NaOH warna kuning (aldolkondensasi)

Dipanaskan

b. Golongan fenol/salisilat

Senyawa + FeCl3 warna ungu-biru

Senyawa + etanol warna kuning (fenol)

c. Golongan anilin

Zat + NaOH +etanol turunan amina aromatis positif (bau isonitril)

Dipanaskan

5. reaksi khusus

Reaksi khusus yang telah dilakukan pada percobaan kali ini dengan cara melihat

perubahan warna pada senyawa obat. Reaksi khusus yang dilakukan antara lain:

a. Asetosal

zat + besi(III) klorida warna violet

Dipanaskan

zat + etanol + H2SO4 (dididihkan) + air bau etil asetat

b. Sulfonamida

Zat + DAB-HCl putih bergelembung

Atau

Zat + NaOH + CuSO4 warna putih bergelembung

c. Parasetamol :zat + 10 ml air + 1 tetes FeCl3Biru-Violet

Page 19: Ka Idntfikasi Obat

d. Theofilin : zat + larutanIodTidakterjadiendapancokelat

e. Amilum : zat + yodiumungu

f. Nipagin : zat + air + FeCl3ungukemerahan–cokelat

g. Sulfaguanidin: zat + NaOHbauamoniak

Hasilpengamatan yang telahdilakukandidapatkanhasil yang

sebaianbesarsamadengan literature adapunpadaujiamilumtidakmenunjukkanhasil

yang samadengan literature

dikarenakankekurangtelitianpraktikandalammencampur/mereaksikanzat

(Auterhoff, 1978).

Page 20: Ka Idntfikasi Obat

I. Kesimpulan

1. Identifikasi obat dapat dilakukan dengan metode analisis kimia kualitatif yaitu analisis untuk melakukan identifikasi elemen, spesien, dan atau senyawa-senyawa, yang ada dalam sampel.

2. Identifikasi awal senyawa obat yang telah terekstraksi diperiksa organoleptiknya meliputi bentuk, rasa, bau, dan kelarutan, kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan pendahuluan berupa kelarutan dalam asam dan basa, analisis unsur kemudian diperiksa gugus fungsinya, dilanjutkan dengan pemeriksaan khusus untuk golongan senyawa obat tersebut.

3. Setelah dilakukan uji organoleptik, uji kelarutan, fluoresensi dibawah lampu UV, analisis pendahuluan, dan reaksi khusus didapat zat A mengandung Sulfaguanidin dan Parasetamol.

Page 21: Ka Idntfikasi Obat

H. Daftar Pustaka

Anonim. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Departemen Kesehatan

Republik Indonesia. Jakarta.

Anonim. 1995. Faramakope Indonesia edisi IV. Departemen Kesehatan

Republik Indonesia. Jakarta.

Anonim. 2010. KonsepDasarAnalisisKualitatif. www.dokterkimia.com. Diakses

tanggal 15 Oktober 2011.

Auterhoff, H., danKovark. 1978. IdentifikasiObat, Terbitan ke-4, diterjemahkan

olehSugiarso, N.C. Penerbit ITB. Bandung.

Ganjar, I. G. dan Abdul Rohman. 2007. Kimia FarmasiAnalisis. PustakaPelajar.

Yogyakarta.