ka udin (1)

72
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan mempunyai tugas yang sangat penting dalam rangka mendorong pencapaian tujuan nasional yang berkaitan dengan peningkatan dan pemerataan taraf hidup rakyat banyak. Bank adalah suatu lembaga perantara aliran keuangan yang bertugas sebagai penghubung antara pihak yang memiliki kelebihan dana untuk ditampung kemudian disalurkan kepada pihak yang membutuhkan. Hal ini sesuai dengan pengertian bank menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.7 Tahun 1992 tentang perbankan yang telah diubah dengan Undang-Undang No.10 Tahun 1998, bahwa Bank adalah badan Usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Selain itu, bank juga menawarkan berbagai jasa 1

Upload: acca-chalu

Post on 30-Dec-2014

196 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: ka udin (1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perbankan mempunyai tugas yang sangat penting dalam rangka

mendorong pencapaian tujuan nasional yang berkaitan dengan peningkatan dan

pemerataan taraf hidup rakyat banyak. Bank adalah suatu lembaga perantara aliran

keuangan yang bertugas sebagai penghubung antara pihak yang memiliki

kelebihan dana untuk ditampung kemudian disalurkan kepada pihak yang

membutuhkan. Hal ini sesuai dengan pengertian bank menurut Undang-Undang

Republik Indonesia No.7 Tahun 1992 tentang perbankan yang telah diubah

dengan Undang-Undang No.10 Tahun 1998, bahwa Bank adalah badan Usaha

yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya kepada masyarakat dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Selain itu, bank juga menawarkan

berbagai jasa kepada masyarakat atau nasabah antara lain: pengiriman uang

dalam dan luar negeri (menggunakan fasilitas RTGS dan Sistem Kliring

Nasional), inkaso, Bank Garansi, Surat Dukungan Bank, Safe Deposit Box dan

lain-lain

Berdasarkan definisi tersebut, ada dua peran dan fungsi utama bank.

Pertama, bank sebagai pihak yang menghimpun dana dari masyarakat (giro,

tabungan dan deposito). Kedua, bank sebagai penyalur dana bagi masyarakat yang

membutuhkan (kredit).

1

Page 2: ka udin (1)

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mencoba

mengangkat judul tentang “Efisiensi Sistem BI-RTGS Pada PT. Bank

Sulselbar”. Laporan ini memberikan gambaran secara umum tentang proses

pengiriman dana nasabah dari bank Sulselbar ke bank lainnya dengan

menggunakan fasilitas Sistem BI-RTGS.

1.2 Gambaran Umum Perusahaan/Instansi

1.2.1 Sejarah Singkat Berdirinya PT. Bank Sulselbar

Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan didirikan pada

tanggal 13 Januari 1961 dengan nama PT Bank Pembangunan Daerah

Sulawesi Selatan Tenggara, sesuai dengan Akta Notaris Raden Kadiman di

Jakarta No.95 tanggal 23 Januari 1961. Kemudian berdasarkan Akta

Notaris Raden Kadiman di Jakarta No.67 tanggal 13 Juli 1961 nama PT

Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara diubah menjadi

Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara.

Berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Dati I Sulawesi Selatan

Tenggara kemudian diubah menjadi Bank Pembangunan Daerah Tingkat I

Sulawesi Selatan Tenggara yang statusnya sebagai Bank Milik Pemerintah

Daerah Tingkat I Sulawesi Selatam Tenggara dengan modal dasar Rp.

250.000.000. Dengan pemisahan antara Propinsi Daerah Tingkat I

Sulawesi Selatan dengan Propinsi Tingkat I Sulawesi Tenggara, maka

pada akhirnya Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara

berganti nama menjadi Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan.

2

Page 3: ka udin (1)

Dengan lahirnya Peraturan Daerah No. 01 tahun 1993 dan

penetapan modal dasar menjadi Rp. 25.000.000.000, sebutan Bank

Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan menjadi Bank BPD dan bestatus

Perusahaan Daerah (PD). Kemudian diadakan lagi perubahan modal dasar

menjadi Rp. 150.000.000.000 sesuai Perda No. 008 tahun 1999. Setelah

beberapa kali mengalami Perubahan.

Peraturan Daerah, terakhir berdasarkan Perda Propinsi Sulawesi

Selatan No.13 tahun 2003 tanggal 20 Agustus 2003 tentang perubahan

Bentuk Badan Hukum Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dari

Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perusahaan Terbatas (PT) dimana modal

dasar ditingkatkan menjadi Rp. 650.000.000.000.

Akta pendirian PT telah memperoleh pengesahan dari Menteri

Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat

Keputusan No. C-31541.HT.01.01.TH.2004 tanggal 29 Desember 2004

tentang Pengesahan Akta Pendirian Perseroan Terbatas Bank

Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan (PT Bank Sulsel), dan telah

diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.13 tanggal 15

Februari 2005, tambahan nomor 1655/2005 sedangkan pengalihan izin

usahanya berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia tanggal

10 Mei 2006.

Dengan Akta Berita Acara RUPS Luar Biasa No.02 tanggal 1 Mei

2009 yang dibuat oleh Notaris Rakhmawati Laica Marzuki, SH telah

dilakukan perubahan Anggaran Dasar PT Bank Sulsel yaitu dengan

3

Page 4: ka udin (1)

meningkatkan besarnya Modal Dasar menjadi sebesar Rp.

1.600.000.000.000, dan telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No : AHU-

46983.AH.01.02.TH.2009 tanggal 30 September 2009 yang diubah

kembali sesuai Akta Nomor 16 tanggal 10 Februari 2011 yang dibuat dan

disampaikan oleh Notaris Rakhmawati Laica Marzuki, SH tentang

Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan.

Dengan produk unggulan seperti Simpeda dan ATM Bersama,

Giro, Deposito Berjangka, Tapemda dan Tabungan Haji sebagai sarana

penghimpunan dan dari masyarakat.

1.2.2 Visi dan Misi PT. Bank Sulselbar

Visi PT. Bank Sulselbar

Menjadi Bank yang terbaik di kawasan Indonesia Timur

dengan dukungan Manajemen dan Sumber Daya Manusia yang

profesional serta memberikan nilai tambah kepada pemerintah

daerah dan masyarakat.

Misi Bank Sulawesi Selatan

1) Penggerak dan pendorong laju pembangunan ekonomi

daerah.

2) Pemegang kas daerah atau melaksanakan penyimpanan

uang daerah.

3) Menjadi salah satu sumber pendapatan asli daerah.

4

Page 5: ka udin (1)

1.2.3 Tugas Pokok dan Fungsi PT. Bank Sulselbar

Tugas pokok Bank Sulselbar adalah sebagai salah satu alat

kelengkapan otonomi daerah pada bidang keuangan/perbankan dan

menjalankan usahanya sebagai bank umum dengan memenuhi segala

ketentuan. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, PT. Bank Sulselbar

mempunyai fungsi sebagai berikut :

1) Pendorong terciptanya tingkat pertumbuhan perekonomian dan

pembangunan daerah dalam rangka meningkatkan taraf hidup

rakyat.

2) Pemegang kas daerah dan pengelola uang daerah dalam rangka

meningkatkan taraf hidup rakyat.

3) Pemegang kas daerah dan pengelola uang daerah.

4) Salah satu sumber pendapatan asli daerah.

1.3 Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas

Struktur organisasi perusahaan dibuat agar para karyawan dapat

melaksanakan tugas dan wewenang dengan baik dan bertanggung jawab. Adapun

struktur organisasi PT. Bank Sulselbar dapat dilihat pada halaman berikutnya.

5

Page 6: ka udin (1)

Gambar 1.3.1 Struktur Organisasi PT. Bank Sulselbar

6

Page 7: ka udin (1)

Berdasarkan struktur organisasi PT. Bank Sulselbar di atas, maka untuk

melaksanakan kegiatan perusahaan masing-masing komponen mempunyai tugas

dan tanggung jawab. Susunan uraian pembagian tugas pada PT. Bank

Sulselbar dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

RUPS adalah pemegang kekuasaan tertinggi pada organisasi bank,

RUPS tahunan dan RUPS lainnya.

2. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris mempunyai tugas menetapkan kebijakan umum

bank, menjalankan pengawasan, pengendalian, dan pembinaan terhadap

bank, serta bertanggung jawab terhadap Gubernur Daerah Tingkat I

Sulawesi Selatan, dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan

yang berlaku.

Anggota Dewan Komisaris terdiri dari anggota Dewan Komisaris

dan pihak ekstern bank yang independen terhadap manajemen,

kepemilikan dan tidak bertentangan dengan kepentingan bank. Pihak-pihak

ekstern tersebut berafiliasi sesuai dengan pasal 40 UU No. 7 tahun 1992

tentang perbankan. Dewan Audit memastikan bahwa manajemen

menjamin baik auditing yang berlaku serta mengambil langkah-langkah

dan menindak lanjuti semua laporan audit.

3. Staf Ahli

Staf ahli diangkat dan diberhentikan dengan surat keputusan

Gubernur KDH Tingkat I Sulawesi Selatan. Anggota Staf Ahli terdiri dari

7

Page 8: ka udin (1)

1 orang atau lebih sesuai dengan kebutuhan yang ditetapkan oleh Gubernur

KDH Tingkat I Sulawesi Selatan dan Tugas wewenangnya adalah

memberikan pandangan, serta saran atau pertimbangan Dewan Komisaris,

diminta atau tidak diminta.

4. Direksi

Direktur Utama

Direktur Utama memimpin para direktur

menyelenggarakan koordinasi dalam pelaksanaan tugas-tugas

antara anggota direksi dan dalam pelaksanaan tugas organisasi

secara langsung mengkoordinir dan mengawasi tugas-tugas pada

Grup Audit Intern dan Grup Perencanaan dan Pengembangan.

Direktur Pemasaran

Direktur Pemasaran mengkoordinir dan mengawasi secara

langsung pelaksanaan tugas-tugas para Grup Treasury, Grup

Pemasaran, dan Unit Usaha Syariah, sedangkan untuk pengambilan

keputusan prinsipil sebelumnya harus melaksanakan koordinasi

dengan Direktur Utama.

Direktur Umum

Direktur Umum mengkoordinir dan mengawasi secara

langsung pelaksanaan tugas-tugas pada Grup Akuntansi, Grup

Teknologi dan Informasi, Grup Sekertariat dan Umum serta Grup

SDM, sedangkan untuk pengambilan keputusan prinsipil

sebelumnya harus melaksanakan koordinasi dengan Direktur

Utama.

8

Page 9: ka udin (1)

Direktur Kepatuhan

Direktur Kepatuhan mengkoordinir dan mengawasi secara

langsung pelaksanaan tugas-tugas Grup Manajemen Resiko dan

Grup Kepatuhan, sedangkan untuk pengambilan keputusan yang

prinsipil sebelumnya harus melaksanakan koordinasi dengan

Direktur Utama.

5. Dewan Pengawas Syariah

Dewan Pengawas Syariah mempunyai tugas sebagai penasehat dan

pemberi saran kepada syariah mengenai hal-hal yang terkait dengan aspek

syariah. Dalam melaksanakan tugasnya, DPS wajib mengikuti ketentuan

dan prinsip syariah yang telah difatwakan oleh Dewan Syariah Nasional.

6. Grup Perencanaan dan Pengembangan

9

Page 10: ka udin (1)

1.) Berfungsi untuk merencanakan, revisi, mengembangkan,

mengusulkan dan merekomendasikan kepada Direktur Utama

mengenai pemikiran-pemikiran strategis pengembangan bank

secara umum dan melaksanakan promosi dalam rangka

pengembangan bank. Untuk menyelenggarakan tugasnya, divisi

perencanaan mempunyai fungsi menyusun rencana kerja bank yang

meliputi rencana jangka pendek, jangka menengah, jangka panjang.

Rencana anggaran serta proyek-proyek keuangan jangka panjang.

2.) Melakukan penelitian mengenai perkembangan bank dan

perkembangan struktur ekonomi dan keuangan.

3.) Melakukan penelitian terhadap rencana pengembangan daerah

dalam rangka mengikutsertakan peranan bank di dalam

mengumpulkan, menyusun, dan mengikuti pelaksanaan kebijakan

ekonomi pemerintah terutama bidang moneter dan perbankan.

4.) Menyelenggarakan survei pasar umum untuk membantu penelitian

dan promosi proyek.

5.) Mengupayakan langkah-langkah kerjasama dengan pihak lain

dalam bidang riset dan promosi.

6.) Melaksanakan study Banding dalam bidang perencanaan dan

pengembangan bank.

7.) Mengusulkan perbaikan sistem dan prosedur serta tata kerja bank

dari unit-unit organisasi memperhatikan kondisi dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

8.) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direksi.

10

Page 11: ka udin (1)

7. Grup Audit Intern (GAI)

Audit Intern adalah bagian dari struktur pengendalian intern dan

merupakan segala bentuk kegiatan yang berhubungan dengan audit

mengenai penyelenggaraan sistim dan struktur pengendalian serta

terkordinasi dalam setiap tingkat manajemen bank.

Tugas GAI adalah membantu Direktur Utama dan Dewan

Pengawas dengan menjalankan operasional perencanaan, pelaksanaan, dan

pemantauan atas hasil audit. Penyelenggaraan audit harus sesuai dengan

standar pelaksanaan fungsi audit intern bank, dimana pelaksanaannya

perlu dijabarkan dalam Internal Audit Charter (IAC) dan Panduan Ausit

Intern (PAI) sesuai dengan kondisi BPDSS dengan memperhatikan

perkembangan di dalam praktek perbankan.

11

Page 12: ka udin (1)

Kepala GAI bertanggung jawab untuk merencanakan audit,

melaksanakan, serta mengevaluasi prosedur yang ada untuk memperoleh

keyakinan bahwa tujuan dan sasaran bank akan dapat dicapai secara

optimal.

Kepala GAI bertanggung jawab untuk melaporkan kegiatannya

secara rutin kepada Direktur Utama yaitu :

1.) Menyelenggarakan pemeriksaan pembinaan terhadap tata kerja dan

anggaran bank.

2.) Melakukan audit atas pelaksanaan pengamanan kekayaan bank.

3.) Melakukan penelitian terhadap kebenaran laporan keuangan bank

dan membuat rekomendasinya.

4.) Menyelesaikan usulan program dan langkah-langkah

pengembangan audit intern bank.

5.) Mengevaluasi serta melaporkan aktifitas pengendalian intern bank

yang telah ditetapkan oleh Direksi.

Dalam melaksanakan tugasnya, GAI dilengkapi dengan

Departemen Audit Umum dan Departemen Audit Kredit. Dimana setiap

bagian dipimpin oleh seorang Pemimpin Departemen yang berada dibawah

dan bertanggung jawab langsung kepada Pemimpin GAI.

8. Grup Manajemen Risiko

Grup Manajemen Risiko mempunyai tugas pokok merencanakan

dan merumuskan secara sistematis kebijakan umum Direksi dalam bidang

manajemen risiko.

12

Page 13: ka udin (1)

9. Grup Kepatuhan

Grup Kepatuhan mempunyai tugas pokok untuk memantau

kebijakan umum Direksi dan menetapkan langkah-langkah yang

diperlukan guna memastikan kepatuhan bank terhadap ketentuan,

peraturan dan perundang-undangan yang berlaku secara komitmen bank

dengan Bank Indonesia. Grup Kepatuhan terdiri dari Departemen Hukum

dan Kepatuhan serta Departemen Pengenalan Nasabah.

10. Grup Pengendali Keuangan

Grup Pengendalian Keuangan mempunyai tugas pokok

merencanakan, mengkoordinasikan, mengevaluasi, mengelola akuntansi,

dalam mendukung pelaksanaan sistim informasi manajemen dan

pelaporannya.

13

Page 14: ka udin (1)

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Grup Pengendalian Keuangan

dilengkapi dengan :

Bagian Akuntansi dan Laporan

11. Grup Teknologi Informasi (TI)

Grup Teknologi Informasi mempunyai tugas pokok melaporkan

kebijakan teknik komputerisasi dalam mendukung pelaksanaan sistim

informasi manajemen dan pelaporannya.

14

Page 15: ka udin (1)

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Grup Teknologi Informasi

dilengkapi dengan :

Bagian Pengelola Data Elektronik

12. Grup Sekretariat dan Umum (GSU)

Grup Sekretariat dan Umum mempunyai tugas pokok dalam

bidang kesekretariatan, surat menyurat dan hubungan masyarakat, logistik

dan rumah tangga, kebersihan kantor, dan keamanan, pengadaan dan

mengawasi kebutuhan bank.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Grup Sekretariat dan Umum

tersebut mempunyai fungsi :

15

Page 16: ka udin (1)

1.) Mempersiapkan dan menyelenggarakan rapat Direksi.

2.) Menyelenggarakan administrasi surat-surat masuk dan

keluar.

3.) Melakukan pembinaan kearsipan, baik di kantor pusat maupun

cabang-cabang.

4.) Melakukan tugas-tugas protokoler dan upacara resmi.

5.) Mengurus tamu-tamu bank termasuk keperluan-keperluan yang

berhubungan dengan itu.

6.) Mengadakan menyimpan, menurus barang-barang cetakan, alat

tulis lainnya.

7.) Merencanakan dan melaksanakan pengadaan harta tetap dan

bergerak serta keperluan Direksi.

8.) Menyimpan dan memelihara dokumen-dokumen penting.

9.) Mengatur tugas keamanan, kebersihan, dan keindahan kantor.

10.) Menyelenggarakan pengadaan dan pendistribusian sarana kerja.

11.) Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan Direksi.

Dalam melaksanakan tugasnya, Grup Sekretariat dan Umum dilengkapi

dengan :

Departemen Sekretariat dan Humas

- Seksi Protokol

Departemen Logistik

Departemen Rumah Tangga

16

Page 17: ka udin (1)

13. Grup Sumber Daya Manusia (SDM)

Grup Sumber Daya Manusia mempunyai tugas pokok

melaksanakan kebijakan kepegawaian yang ditetapkan oleh Direksi bank

dari segi pembinaan, rekrutmen, pengembangan dan kesejahteraannya

guna mendukung kelancaran operasional bank.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Grup Sumber Daya Manusia

dilengkapi dengan :

Departemen Pengembangan Pegawai.

Departemen Administrasi Kepegawaian

17

Page 18: ka udin (1)

12. Grup Treasury (GTR)

Grup Treasury mempunyai tugas-tugas pokok mengelola dan

mengendalikan dana yang bersumber dari modal sendiri, dana masyarakat,

kas daerah, likuiditas Bank Indonesia maupun dana-dana lain yang

dihimpun untuk di daya gunakan secara optimal dalam kegiatan

pembiayaan dan pengembangan bank serta peningkatan usaha-usaha

pelayanan jasa lainnya.

Usaha menyelenggarakan tugas itu Grup Treasury mempunyai

fungsi :

1.) Melakukan analisa pasar yang mencakup account management dan

asset liability management.

18

Page 19: ka udin (1)

2.) Memonitor aktivitas penarikan dana yang meliputi modal sendiri,

dana masyarakat, kas daerah, likuiditas Bank Indonesia, maupun

dana-dana lain yang di himpun.

3.) Mengusahakan hubungan kerja sama bidang dana/surat-surat

berharga antar bank dan lembaga keuangan lainnya.

4.) Memonitor dan mengembangkan Usaha-Usaha pelayanan jasa

perbankan lainnya dalam rangka meningkatkan aktivitas dan

produktivitas bank.

5.) Mengelola dan mengadministrasikan dana-dana pemerintah Daerah

Tingkat I dan Tingkat II serta dana-dana pihak lainnya sesuai

kontrak dan ketentuan yang berlaku.

6.) Mengusulkan program dan langkah-langkah pengembangan

kegiatan divisi.

Dalam melaksanakan tugasnya, Divisi Treasury dilengkapi dengan :

Departemen Dana dan Likuiditas

Departemen ALMA

Departemen Settlement

19

Page 20: ka udin (1)

13. Grup Pemasaran

Grup Pemasaran mempunyai tugas pokokmenyalurkan dana dalam

bentuk kredit dengan lebih dulu mengamati peluang pasar.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Grup Perkreditan

mempunyai fungsi :

1.) Mengatur penyaluran dana dalam bentuk kredit program maupun

non program untuk pembiayaan sektor usaha produktif.

20

Page 21: ka udin (1)

2.) Melakukan administrasi kredit yang disalurkan dan membuat

laporannya.

3.) Melakukan kegiatan supervisi kredit.

4.) Mengusulkan program dan langkah-langkah pengembangan

kegiatan grup.

5.) Menyusun program pemantauan kredit yang telah diragukan dan

macet, baik intern maupun ekstra komtabel yang ada di cabang-

cabang.

6.) Mengikuti penyelesaian kredit-kredit yang diajukan kepada Badan

Urusan Pelaksanaan Lelang Negara ( BUPLN ) atau kepengadilan

negeri oleh cabang-cabang.

7.) Melakukan administrasi dan laporan-laporan kredit yang

diragukan, macet, dan ekstra komtabel.

8.) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direksi.

Dalam melaksanakan tugasnya, Grup Pemasaran dilengkapi dengan :

Departemen DPK (Funding)

Departemen Kredit (Lending)

Departemen Supervisi Kredit

Departemen Kredit Khusus

14. Grup Manajemen Risiko

21

Page 22: ka udin (1)

Untuk melaksanakan pengendalian risiko, maka dibentuk Divisi

Manajemen Risiko dan Kepatuhan serta Komite Manajemen Risiko yang

merupakan komite yang bertanggung jawab dalam perumusan kebijakan

pengelolaan risiko. Pengelolaan risiko pada Bank BPD Sulselbar

dilakukan secara terintegrasi dan berkesinambungan dalam upaya

meminimalkan risiko yang akan terjadi.

Beberapa upaya pengendalian dan pengelolaan risiko usaha pada

Bank BPD Sulselbar antara lain :

Risiko Kredit

Risiko Likuiditas

Risiko Operasional

Risiko Persaingan

Risiko Tingkat Suku Bunga

15. Grup Kepatuhan

22

Page 23: ka udin (1)

16. Unit Usaha Syariah

Unit Usaha Syariah mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut :

1.) Melaksanakan penyususnan rencana bisnis tahunan, business plan,

corporate plan unit usaha syariah.

2.) Mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan kantor cabang syariah.

23

Page 24: ka udin (1)

3.) Mengembangkan dan mengelola operasional dan bisnis bank

berbasis syariah.

4.) Memantau dan mengendalikan penerapan manajemen risiko pada

unit usaha syariah.

5.) Mengkaji aspek risiko atas permohonan pembiayaan, investasi, dan

penempatan dana.

6.) Memberikan konsultasi dan bantuan teknis kepada cabang syariah

dalam penyelesaian pembiayaan dan investasi dan permasalahan

hapus buku.

7.) Melaksanakan fungsi Treasury dalam rangka pengelolaan dan

penempatan dana yang bersumber dari Kantor Cabang Syariah.

8.) Mengembangkan, memasarkan, dan menyalurkan dana masyarakat

sesuai dengan prinsip syariah, juga dalam bentuk pembiayaan

dengan menghimpun dana.

9.) Menatalaksanakan akuntansi perbankan syariah dan menyusun

serta mempublikasikan laporan keuangan.

10.) Melakukan transaksi pasar uang syariah untuk memenuhi dan

menjaga stabilitas ketersediaan alat likuid.

11.) Mengelola giro Wadia BI dalam rangka pemenuhan GWM.

12.) Menatalaksana administrasi pembiayaan syariah.

13.) Melakukan perencanaan usaha syariah secara berkoordinasi dengan

unit perencanaan dan konvensional.

14.) Menyusun laporan keuangan konsilidasi Kantor Cabang Syariah.

24

Page 25: ka udin (1)

15.) Menerima dan menatausahakan laporan keuangan kantor cabang

syariah dalam rangka penyusunan laporan gabungan.

16.) Merencanakan langkah-langkah penghimpunan dana masyarakat

dalam bentuk titipan maupun investasi sesuai dengan prinsip

syariah.

17.) Memberikan saran atau pertimbangan kepada direksi tentang

langkah yang perlu diambil sesuai dengan bidang tugasnya.

15. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok jabatan fungsional adalah satuan fungsional yang

merupakan gabungan beberapa kelompok kerja yang masing-masing

memiliki keahlian I bidang tertentu dan penempatannya ditetapkan di

direksi. Kelompok jabatan fungsional melaksanakan tugas dan

bertanggung jawab langsung kepada pimpinan divisi/satuan

kerja/UUS/Cabang, termasuk prestasi kerja dari masing-masing kelompok

jabatan fungsional yang akan dinilai oleh pemimpin divisi/satuan

kerja/UUS/Cabang, dimana kelompok jabatan fungsional ditempatkan.

16. Kantor-kantor di bawah kantor pusat bank

Kantor Cabang Utama

Kantor Cabang

Kantor Cabang Pembantu

Kantor Cabang Syariah

Kantor Kas

Payment Point

25

Page 26: ka udin (1)

Kas Kliring

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Efisiensi

Efisiensi merupakan suatu ukuran keberhasilan yang dinilai dari segi

besarnya sumber/biaya untuk mencapai hasil dari kegiatan yang dijalankan.

Pengertian efisiensi menurut para ahli :

Mulyamah (1987;3), yaitu: “Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam

membandingkan rencana penggunaan masukan dengan penggunaan yang

direalisasikan atau perkataam lain penggunaan yang sebenarnya.”

26

Page 27: ka udin (1)

SP.Hasibuan (1984;233-4), yang mengutip pernyataan H. Emerson

adalah: “Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara input

(masukan) dan output (hasil antara keuntungan dengan sumber-sumber

yang dipergunakan), seperti halnya juga hasil optimal yang dicapai dengan

penggunaan sumber yang terbatas. Dengan kata lain hubungan antara apa

yang telah diselesaikan.”

Hans Kartiadi yg dikutip oleh Agoes (1996:180), yaitu: “Efisiensi berarti

bertindak dgn cara yg dapat meminamilisir kerugian atau pemborosan

sumber daya dalam melaksanakan atau menghasilkan sesuatu.”

2.2 Pengertian Sistem

Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) 

adalah sekumpulan unsur/elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi

dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan.

Pengertian sistem menurut para ahli :

Ludwig Von Bartalanfy, yaitu: “Sistem merupakan seperangkat unsur

yang saling terikat dalam suatu antar relasi diantara unsur-unsur tersebut

dengan lingkungan.”

Anatol Raporot, yaitu: “Sistem adalah suatu kumpulan kesatuan dan

perangkat hubungan satu sama lain.”

27

Page 28: ka udin (1)

L. Ackof, yaitu “Sistem adalah setiap kesatuan secara konseptual atau fisik

yang terdiri dari bagian-bagian dalam keadaan saling tergantung satu sama

lainnya.”

L. James Havery Menurutnya “Sistem adalah prosedur logis dan rasional

untuk merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu

dengan yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai suatu

kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.”

John Mc Manama Menurutnya “Sistem adalah sebuah struktur konseptual

yang tersusun dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan yang bekerja

sebagai suatu kesatuan organik untuk mencapai suatu hasil yang

diinginkan secara efektif dan efesien.”

C.W. Churchman Menurutnya “Sistem adalah seperangkat bagian-bagian

yang dikoordinasikan untuk melaksanakan seperangkat tujuan."

J.C. Hinggins Menurutnya “Sistem adalah seperangkat bagian-bagian

yang saling berhubungan.”

Edgar F Huse dan James L. Bowdict Menurutnya “Sistem adalah suatu

seri atau rangkaian bagian-bagian yang saling berhubungan dan

bergantung sedemikian rupa sehingga interaksi dan saling pengaruh dari

satu bagian akan mempengaruhi keseluruhan.”

2.3 Pengertian RTGS

RTGS (Real Time Gross Settlement);

28

Page 29: ka udin (1)

1.) Adalah jasa transfer uang valuta rupiah antarbank baik dalam satu kota

maupun dalam kota yang berbeda secara real time. Hasil transfer efektif

dalam hitungan menit.

2.) Adalah suatu sistem pembayaran antarbank yang didesain untuk

melaksanakan pembayaran secara real time (seketika) dan menyelesaikan

(melunasi) transaksi terhadap settlement account (rekening penyelesaian)

tiap bank peserta yang berada di Bank Indonesia dengan menggunakan

fasilitas elektronik-Interbank Funds Transfer System (IFTS).

RTGS (Real Time Gross Settlement);

Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement, yang selanjutnya

disebut Sistem BI-RTGS, adalah suatu sistem transfer dana elektronik antar

Peserta dalam mata uang Rupiah yang penyelesaiannya dilakukan secara seketika

per transaksi secara individual.

Penyelenggara Sistem BI-RTGS, yang selanjutnya disebut Penyelenggara,

adalah Bank Indonesia c.q. Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran (DASP).

Peserta Sistem BI-RTGS, yang selanjutnya disebut Peserta, adalah bank dan pihak

selain bank yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh

Penyelenggara, serta Bank Indonesia.

Interface RTGS merupakan Jasa Pelayanan yang disediakan oleh bank yang

memungkinkan nasabah untuk memerintahkan kepada PT. Bank Sulselbar untuk

mengirim dana (baik secara debet rekening maupun dilaksanakan tunai) kepada pihak

penerima secara real time sesuai dengan perintah yang tertuang dalam warkat RTGS

29

Page 30: ka udin (1)

Bank adalah bank umum sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang

mengatur mengenai perbankan atau perbankan syariah.

Pihak Selain Bank adalah pihak-pihak selain Bank yang dapat membuka

Rekening Giro di Bank Indonesia sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang

mengatur mengenai hubungan rekening giro antara Bank Indonesia dengan pihak

ekstern.

Peserta Langsung adalah Peserta yang dapat melakukan transaksi Sistem

Rekening Giro adalah rekening Peserta dalam mata uang Rupiah yang ditatausahakan di

Bank Indonesia yang digunakan untuk penyelesaian akhir transaksi.

Pengertian Real Time Gross Settlement (RTGS) menurut para ahli :

Menurut Brammer (2000: 31), ”Real time gross settlement (RTGS) adalah

transfer dana di mana transfer uang atau surat berharga berlangsung dari

satu bank ke bank lain pada "real time" dan kotor "dasar"”.

Menurut Gibson dan Michel (1995:12), “Real time gross settlement

(RTGS) adalah sebuah sistem yang streamlines bahwa penurunan nilai

transaksi antara bank dan lembaga keuangan”.

Menurut Henry Mintzberg ( 2001 : 22), “Real time gross settlement

(RTGS) adalah transfer dana elektronik yang penyelesaian setiap

transaksinya dilakukan dalam waktu seketika. Sejak dioperasikan oleh

Bank Indonesia pada tanggal 17 November 2000, RTGS berperan penting

dalam pemrosesan aktivitas transaksi pembayaran, khususnya untuk

memproses transaksi pembayaran yang termasuk High Value Payment

System (HVPS) atau transaksi bernilai besar yaitu transaksi Rp.100 juta

30

Page 31: ka udin (1)

keatas dan bersifat segera (urgent)”. Dari kedua definisi tersebut dapat

ditarik kesimpulan Real Time Gross.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Operasional Sistem BI-RTGS pada PT. Bank Sulselbar

Sistem BI-RTGS pada PT. Bank Sulselbar secara garis besarnya mengikuti

aturan yang ditetapkan Bank Indonesia. Penggunaan sistem BI-RTGS bertujuan

untuk menurunkan risiko sistem pembayaran nasional dengan meningkatkan

kepastian Penyelesaian Akhir, juga menyediakan tambahan pilihan sarana transfer

yang praktis, cepat, efisien, aman dan andal. Selain itu juga untuk menyediakan

31

Page 32: ka udin (1)

informasi saldo Rekening Giro Peserta secara real time dan menyeluruh sehingga

dapat membantu peserta dalam meningkatkan disiplin dan profesionalisme dalam

mengelola likuiditas.

Sistem BI-RTGS pada Bank Sulselbar harus dikelola dengan baik agar

maksud dan tujuan penggunaan sistem tersebut dapat tercapai. Adapun maksud

dan tujuan penggunaan sistem Bi-RTGS pada PT Bank Sulselbar adalah:

a. Peningkatan efektivitas pengelolaan dana.

b. Memberikan kepastian dan memperlancar aliran pembayaran (payment

flows).

c. Mengurangi resiko settlement baik bagi Bank maupun nasabah (Systemic).

d. Memberikan informasi yang mendukung kebijakan moneter dan early

warning sistem bagi pengawasan bank dan meningkatkan efisiensi pasar

uang.

e. Meningkatkan efektivitas pengelolaan dana (management fund) bagi

Peserta melalui sentralisasi rekening giro.

3.2 Struktur Organisasi Satuan Kerja Pelaksana Sistem BI-RTGS Dan

INTERFACE RTGS

32

PEMIMPIN GRUP TREASURY

(Manager/Administrator)

DIREKSI

(Penanggung Jawab/Manager)

Page 33: ka udin (1)

Ket : Interface line

BI-RTGS line

Berdasarkan struktur organisasi PT. Bank Sulselbar, unit kerja yang

bertanggung jawab terhadap kegiatan operasional BI-RTGS berada pada Grup

Treasury. Secara umum Grup Treasury sebagai administrator utama pada system

BI-RTGS bertanggung jawab atas:

a. Melakukan fungsi :

1. Log on dan log off dari dan ke RCC

2. Monitoring atau melihat berbagai fungsi

3. Membaca transaksi

4. Mengirim pesan-pesan administratif

b. Mengelola sistem antrian

33

PEMIMPIN DEPT DANA DAN LIKUIDITAS

(Supervisor RTGS)

PEMIMPIN DEPT

ALMA

(Supervisor RTGS)

Staf Grup Treasury

Operator

RTGS

Cabut Makassar

Seksi Akuntansi & TI

PEMIMPIN DEPT SETTLEMENT

(Supervisor RTGS)

Transfer/ KU

Cabang/Capem/Ktr

Kas

Grup TI

(Manager/

Administrator)

Page 34: ka udin (1)

1. Menayangkan dan mencetak status transaksi.

2. Mencetak dan mengirim copy transaksi.

3. Menayangkan dan mencetak ulang transaksi.

4. Mengendalikan operasi printer.

5. Mencetak laporan-laporan atas transaksi yang terjadi.

6. Melakukan construct transaksi outgoing.

7. Melakukan otorisasi, mengirim dan membatalkan transaksi outgoing.

8. Memelihara dan meng up-date database.

Pengoperasian pada system BI-RTGS oleh level user pada PT. Bank

Sulselbar adalah sebagai berikut:

1.) Administrator

Administrator bertugas untuk mengelola database aplikasi RT meliputi

database member control, department, RT Workstation, Account Identifier

Data (AID), Authenticator Text (AT) serta melakukan pendaftaran, perubahan

dan penghapusan petugas-petugas yang ditunjuk dan menentukan/memberikan

kewenangan untuk mengoperasikan berbagai fungsi kepada petugas (operator)

yang ditunjuk. Administrator terdiri dari 2 (dua) orang yaitu:

1. Administrator 1 : Pemimpin Grup Treasury

2. Administrator 2 : Pemimpin Grup Teknologi dan Informasi

2.) Supervisor

Supervisor adalah petugas yang melakukan kegiatan supervisi terhadap

pekerjaan dari operator dalam sistem BI-RTGS antara lain menyetujui

34

Page 35: ka udin (1)

(approve) dan mengirimkan transaksi atau administratif lainnya.

Supervisor dapat melakukan persetujuan, penolakan, atau pembatalan

transaksi yang telah diinput oleh operator. Dalam hal terdapat pembatasan

kewenangan supervisor untuk melakukan approval maka terhadap

transaksi yang nominalnya melebihi pembatasan yang ditetapkan harus

dilakukan 2 (dua) tahap approval yaitu pre approval dan final approval.

Supervisor pada sistem BI-RTGS pada PT. Bank Sulselbar terdiri atas:

3. Pemimpin Grup Dana dan likuiditas

4. Pemimpin Grup ALMA

5. Pemimpin Grup Settlement

3.) Operator

Operator adalah petugas yang berwenang untuk melakukan pengimputan

data ke dalam sistem BI-RTGS sesuai dengan dokumen perintah transfer.

Staf administrasi pada Grup Treasury berfungsi sebagai petugas operator.

Setiap kegiatan yang dilakukan operator masih memerlukan persetujuan

dari supervisor.

3.3 Prosedur Pengoperasian Dan Pembukuan Transaksi BI-RTGS

Dalam pengoperasian sistem BI-RTGS dilakukan kegiatan yang meliputi:

1. SYSTEM START-UP DAN LOG ON KE RCC

Sistem start-up merupakan kegiatan menghidupkan RT server dan RT Client

Sistem BI-RTGS untuk dapat terhubung ke RCC. Pembukaan RT Server

35

Page 36: ka udin (1)

system BI-RTGS dilakukan oleh user yang diberikan kewenangan oleh

pejabat administrator pada central department.

Setelah sistem start-up dan department start-up, dilanjutkan dengan proses log

on yaitu kegiatan untuk menghubungkan antara RT dengan RCC.

2. TRANSAKSI KIRIMAN UANG KELUAR (OUTGOING

TRANSACTION)

Proses transaksi kiriman uang keluar dapat dilakukan melalui fasilitas IFTS

apabila Server telah log on ke RCC melalui prosedur sebagai berikut:

a. Membuat warkat sebagai dasar construct data transaksi pada IFTS.

b. Operator masuk ke sistem untuk melakukan construct data transaksi IFTS

dengan terlebih dahulu memasukkan password yang bersangkutan.

Data yang direkam dalam sistem yaitu:

- Member kode pengirim

- Member kode penerima

- Tanggal valuta

- Jumlah nominal

- Real transaction reference number (apabila diperlukan)

- Jenis transaksi berdasarkan TRN

- Pemberi amanat/rekening yang akan dibebani

- Penerima amanat

- Member to member information wajib diisi transaksi untuk kepentingan

nasabah

- Currency (untuk transaksi UKA atau transaksi rupiah/versus valas)

36

Page 37: ka udin (1)

- Exchange rate

- Period (khusus transaksi pasar uang antar bank)

- Deal stock code (khusus transaksi pasar modal)

Construct data pada IFTS akan menghasilkan suatu construct copy sebagai

bukti construct yang telah dilakukan. Sistem akan memberikan penomoran

pada transaksi atau pada pesan yang dikirim yang disebut dengan nomor

BOR yang terdiri dari 6 (enam) digit dan selalu dimulai dengan 000001

pada awal hari dengan nomor maksimum 999999 per hari. Nomor ini akan

direset setiap hari setelah batch processing selesai dilakukan.

c. Supervisor masuk ke sistem dengan menggunakan user-id yang

bersangkutan untuk memberikan approval/persetujuan sekaligus

pengiriman atas transaksi yang telah di construct. Persetujuan supervisor

diberikan setelah membandingkan antara warkat yang menjadi dasar

construct dengan detail transaksi dilayar komputer. Persetujuan, penolakan

atau pembatalan transaksi dilakukan berdasarkan nomor BOR.

Status transaksi setelah approval adalah sebagai berikut:

- Jika transaksi dapat diterima (status AK) maka akan tercetak pre approval

copy dan dilanjutkan dengan final approval dan transaksi akan terkirim

ke RCC.

- Setelah final approval dilakukan, akan tercetak transmit copy jika

transaksi tidak diterima RCC maka pada transmit copy akan ada

status NK (Negativelly Acknoledged).

- Jika terdapat perbedaan antara construct copy dengan dokumen maka

petugas approval akan menolak transaksi dan akan berstatus RJ (reject)

37

Page 38: ka udin (1)

dan akan tercetak reject copy. Apabila transaksi tersebut telah diperbaiki

oleh operator dengan fasilitas ammend maka dapat dilakukan persetujuan

kembali.

- Jika transaksi tersebut ingin dibatalkan maka supervisor akan

memberikan status CA (Cancelled) dan selanjutnya akan tercetak

cancel copy.

- Jika transaksi telah diterima dan disettle di RCC maka pada printer

akan tercetak Completion Advice, semua transaksi yang dikirim ke

RCC akan diberikan nomor input sequence number (ISN) oleh RCC,

sedangkan untuk transfer yang diterima dari RCC akan diberi nomor

Output Sequence Number (OSN) oleh RCC. OSN dan ISN terdiri

dari 6 digit dimulai dari 000009 s.d 999999 per hari. ISN dan OSN

tersebut harus berpasangan untuk tujuan pengendalian urutan

transaksi dan untuk memastikan tidak terdapat transaksi yang hilang.

ISN dan OSN akan direset setip hari setelah batch processing hari

sebelumnya telah dilaksanakan.

d. Tahapan pelaksanaan

Tanggung Jawab KegiatanPetugas Service Assistant Kantor Cabang/Capem

- Menjelaskan kepada nasabah cara pengisian aplikasi permintaan transfer, kemudian meneliti kelengkapan data yang memuat identitas nasabah pengirim, Identitas penerima dan nomor rekening, Identitas Bank Penerima dan jumlah dana yang ditransfer.

Petugas Teller Kantor - Menerima permintaan transfer, mengecek

38

Page 39: ka udin (1)

Cabang/Capem kecukupan dana pada rekening jika permintaan transfer dana berasal dari rekening, mencocokkan tanda tangan dengan specimen dan kelengkapan data lainnya, menghitung fisik uang jika transfer dilakukan secara tunai

Petugas Teller Cabang Utama Makassar

- Melaksanakan pendebetan pada rekening nasabah yang bersangkutan dan mengkredit rekening Bank Indonesia atau melakukan pendebetan pada kas dan mengkredit rekening Bank Indonesia.

Kantor Cabang/Capem - Meminta otorisasi warkat kepada pejabat sesuai dengan limit kewenangannya.

- Warkat transaksi yang akan dikirim melalui RTGS diserahkan ke Grup Treasury untuk diteruskan ke rekening penerima via BI-RTGS.

- Meminta otorisasi warkat dan tanda tangan kepada pejabat sesuai limit kewenangannya.

- Melaksanakan pembukuan atas transaksi tersebut dengan mendebet rekening nasabah dan mengkredit Rekening Antar Kantor jika transfer dilakukan dari rekening atau mendebet Kas dan mengkredit rekening antar kantor jika transfer dilakukan secara tunai.

- Warkat transaksi yang akan di kirim melalui RTGS di KUS (Kiriman Uang Setoran) ke Cabang Utama untuk divalidasi dan ditandatangani oleh Pejabat Cabang Utama kemudian diserahkan ke Grup Treasury untuk diteruskan ke rekening penerima via BI-RTGS.

- Melaksanakan pembukuan atas transaksi tersebut.

Grup Treasury - Menerima warkat transaksi dari Cabang Utama Makassar.

- Membuat pencatatan dan penomoran setiap warkat transaksi.

39

Page 40: ka udin (1)

Dept Settlement - Melaksanakan construct data transaksi setelah mendapat persetujuan dari pejabat yang berwenang.

- Supervisor melaksanakan pengecekan data hasil construct dengan warkat, kemudian melakukan persetujuan (pre-approval/final approval) sesuai kewenangan limit yang ditetapkan Direksi.

- Asli print out yaitu Construct copy, pre-Approval Copy, Transmit Copy Completion Advice Copy yang tercetak dilampirkan pada warkat transaksi yang telah dikirim melalui RTGS Sebagai arsip pembukuan dan Copynya sebagai arsip Grup Treasury.

Berikut skema transaksi BI-RTGS PT. Bank Sulselbar:

Untuk instruksi transfer yang diterima paling lambat pada saat

berakhirnya jam pelayanan nasabah untuk transfer melalui sistem

BI-RTGS yang ditetapkan, Bank harus dengan segera meneruskan

instruksi transfer tersebut.

Dalam hal pengiriman transfer tidak sesuai dengan instruksi yang

dibuat nasabah pengirim, maka transfer baru wajib diterbitkan sesuai

instruksi transfer yang benar tanpa harus menunggu terlebih dahulu

40

Page 41: ka udin (1)

pengembalian dana dari bank penerima atau nasabah yang tidak

berhak.

Instruksi transfer yang diterima dengan amanat untuk dilaksanakan

pada tanggal tertentu (transaksi titipan), maka harus diteruskan

sesuai dengan tanggal yang sama dengan tanggal yang diperintahkan

oleh nasabah.

Instruksi transfer dari nasabah yang diterima setelah berakhirnya jam

pelayanan nasabah maka diteruskan paling lambat pada hari kerja

berikutnya, dengan memperhatikan penyelesaian transaksi lainnya

yang diprioritaskan seperti transaksi bank dengan rekening Kantor

Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) dan transaksi kas

penarikan tunai.

e. Perhitungan Bunga dan Kompensasi

Dalam hal Petugas pengirim tidak melaksanakan instruksi transfer

nasabah dan rekening nasabah telah didebet, maka nasabah berhak atas

bunga sesuai dengan jenis rekeningnya, terhitung sejak tanggal

pendebetan rekening nasabah sampai tanggal pelaksanaan instruksi

transfer.

Apabila instruksi transfer diterima setelah jam pelayanan nasabah

untuk transfer melalui sistem BI-RTGS yang ditetapkan bank, maka

rekening nasabah pengirim didebet pada tanggal yang sama dengan

diterimanya instruksi transfer, dan diteruskan pada hari kerja

berikutnya. Apabila dalam meneruskan instruksi transfer tersebut

41

Page 42: ka udin (1)

tidak dapat menggunakan tanggal valuta yang sama dengan tanggal

diterimanya transfer dari nasabah, maka kepada nasabah diberikan

bunga sesuai jenis rekeningnya selama 1 (satu) hari.

Penerbitan transfer baru sebagaimana pengiriman yang tidak sesuai

dengan instruksi transfer, wajib dilakukan pada hari yang sama dan

jika ketidaksesuaian diketahui paling lambat 30 (tiga puluh) menit

sebelum berakhirnya batas waktu (window time) jenis transaksi

tersebut, atau paling lambat pada hari kerja berikutnya dengan

ketentuan harus dengan segera dan tanpa menunda melakukan

penerbitan instruksi transfer baru setelah Peserta berhasil melakukan

Log-on ke dalam RCC dengan memperhatikan penyelesaian

transaksi-transaksi lainnya yang diprioritaskan. Apabila terjadi hal

tersebut di atas, maka nasabah pengirim berhak atas bunga sesuai

dengan bunga yang berlaku untuk jenis rekening nasabah peserta

yang dibebani untuk transfer terkait, terhitung sejak tanggal

pendebetan rekening nasabah Peserta sampai tanggal pelaksanaan

instruksi transfer yang baru.

f. Koreksi kiriman uang keluar

Dalam hal terjadi kesalahan transfer dana dengan kondisi :

Transfer telah dikirim ke RCC tapi masih berada dalam sistem antrian,

maka koreksi dapat dilakukan dengan pembatalan transaksi terlebih

dahulu.

Transfer telah disettle dan ingin melakukan koreksi yang

berkaitan dengan perubahan selain nomor rekening dan nama

42

Page 43: ka udin (1)

beneficiary, maka perubahan dilakukan dengan mengirim

pengumuman melalui administrative message yang isinya

meminta kepada bank penerima untuk mengembalikan dana

tersebut disertai dengan indemnity dengan kalimat sesuai bye

laws.

Jika ingin dikoreksi berkenaan dengan nomor rekening dan

beneficiary, maka koreksi dilakukan dengan mengirim transaksi

Rp1,00 (satu rupiah) dengan nomor rekening 1 dan mengisi payment

detail berisi perubahan nomor rekening atau beneficiary tersebut.

Transaksi tersebut disertai dengan pengumuman melalui

administrative message yang berisi indemnity dengan kalimat sesuai

bye laws.

Permintaan koreksi berlaku apabila permintaan diajukan paling

lambat 60 (enam puluh) hari kalender sejak tanggal pengkreditan

rekening giro bank penerima di Bank Indonesia.

Jika kesalahan terjadi pada penulisan TRN dalam transaksi

penarikan tunai, maka harus menyampaikan surat permohonan

koreksi kepada Bank Indonesia yang antara lain berisi alasan yang

menyebabkan kesalahan tersebut serta dilampiri dengan completion

advice.

Khusus untuk transaksi yang dibukukan oleh Bank Indonesia, maka Bank

Indonesia dapat langsung membebani atau mengkredit rekening bank.

g. Waktu pelaksanaan transaksi BI-RTGS

43

Page 44: ka udin (1)

1) Jam operasional sistem BI-RTGS Pada PT. Bank Sulselbar

Waktu pelaksanaan transaksi BI-RTGS pada Bank Sulselbar tetap

mengacu dan berpedoman pada jam operasional sistem BI-RTGS Bank

Indonesia. Setiap cabang wajib menginformasikan kepada nasabah tentang

waktu layanan BI-RTGS beserta biaya RTGS (memasang papan

pengumuman yang mudah terlihat oleh nasabah).

2) Perubahan Jam Operasional

Untuk mengantisipasi kebijakan Penyelenggara dalam perubahan

jam operasional yang disampaikan kepada setiap peserta melalui

fasilitas administrative message, PT. Bank Sulselbar tetap mengikuti

prosedur perubahan jam operasional (perpanjangan dan pengurangan

jam operasional) oleh Penyelenggara.

3. TRANSAKSI PENERIMAAN KIRIMAN UANG (INCOMING

TRANSACTION)

Setiap penerimaan kiriman uang (Incoming Transaction) berupa Confirmation

Advice akan tercetak pada central department penerusan ke penerima yang

dituju sebagai berikut:

a. Kiriman Uang kepada Nasabah yang memiliki rekening.

Grup Treasury menyampaikan Confirmation advice ke Cabang Utama

Makassar untuk dilakukan pengecekan antara nama, nomor rekening

44

Page 45: ka udin (1)

penerima yang tercantum pada Confirmation advice dengan nama dan

nomor rekening yang tercatat pada PT Bank Sulselbar

Jika terdapat kesesuaian data yang dimaksud, maka kiriman uang harus

dibukukan pada rekening nasabah yang dituju pada tanggal valuta yang

sama dengan tanggal pengkreditan Rekening Giro Bank Sulselbar di Bank

Indonesia dan paling lambat pada hari kerja berikutnya setelah melakukan

log-on ke RCC, dengan menggunakan tanggal valuta yang sama dengan

tanggal perkreditan Rekening Giro Bank Sulselbar di Bank Indonesia.

Apabila sistem tidak memungkinkan untuk melakukan pengkreditan sesuai

dengan tanggal valuta yang sama, maka kepada nasabah diberikan bunga

sesuai dengan bunga yang berlaku untuk jenis rekening nasabah terhitung

sejak tanggal pengkreditan Rekening Giro Bank Sulselbar di Bank Indonesia

sampai tanggal pengkreditan rekening nasabah penerima ditambah dengan

tingkat kompensasi sebesar 200 (dua ratus) basis points.

Kewajiban pembayaran tambahan kompensasi tidak berlaku apabila penundaan

pelaksanaan pengkreditan atas dasar permintaan pihak yang berwenang antara

lain kepolisian, kejaksaan dan pengadilan atau ketentuan yang berlaku.

Jika terdapat perbedaan/ketidaksesuaian antara nama dan nomor

rekening penerima, maka diretur segera ke bank pengirim.

b. Kiriman Uang Untuk Nasabah Yang Tidak Memiliki Rekening

Grup Treasury menyampaikan Confirmation advice ke Cabang Utama

Makassar, untuk dibuatkan surat pemberitahuan mengenai

tersedianya dana hasil transfer kepada penerima dana pada tanggal

45

Page 46: ka udin (1)

yang sama dengan tanggal pengkreditan rekening giro di Bank

Indonesia atau paling lambat hari kerja berikutnya. Surat

pemberitahuan merupakan dasar bagi penerima dana untuk

mengambil dana di Bank Sulselbar. Penyampaian surat pemberitahuan

pada hari kerja berikutnya dilakukan apabila kantor sudah tutup atau

pengkreditan Rekening Giro Bank Sulselbar dilakukan pada periode

perpanjangan jam operasional.

Petugas pada kantor cabang wajib mencocokkan nama, identitas

penerima dana yang sesuai dengan Confirmation Advice.

Apabila terjadi perbedaan penyampaian dana yang tidak sesuai

dengan perintah yang tercantum pada Confirmation Advice, maka

Petugas segera menyampaikan dana kepada yang berhak tanpa harus

menunggu pengembalian dari penerima dana yang tidak berhak.

Skema penerimaan kiriman uang adalah sebagai berikut:

46

Page 47: ka udin (1)

4. PROSES AKHIR HARI

Proses akhir hari dilakukan oleh Grup Treasury yang mempunyai

kewenangan sebagai Supervisor dengan menggunakan fungsi Batch

Processing yang proses pelaksanaannya sebagai berikut :

Memeriksa status transaksi, untuk memastikan bahwa semua transaksi

telah selesai dan tidak ada yang belum terselesaikan

Melakukan system shut-down

Melakukan Depatement shut-down

Melakukan fungsi batch processing yang terdiri dari kegiatan :

Cetak laporan batch yang terdiri dari Listing akhir hari (end of day

listing) Message masuk dan message keluar, Laporan Total Harian (daily

total report), Sistem audit trail

Back-up daily file

Reset system file

3.4 Efisiensi Sistem BI-RTGS Pada PT. Bank Sulselbar

Berikut ini data mengenai jumlah rata-rata transaksi BI-RTGS pada PT Bank

Sulselbar :

TAHUN BULAN INCOMING OUTGOING TOTAL

2010 Januari 661 1188 1849

Februari 900 1820 2720

Maret 860 2440 3300

April 1113 2793 3906

Mei 1140 2800 3940

Juni 1364 3476 4840

47

Page 48: ka udin (1)

Juli 1387 3589 4976

Agustus 1428 3677 5105

September 1495 3951 5446

Oktober 1575 3681 5256

Nopember 1624 3890 5514

Desember 2688 4200 6888

2011

Januari 1302 2877 4179

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Sumber data: Cash Flow RTGS PT.Bank Sulselbar

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

Seiring dengan semakin banyaknya jumlah transaksi pengiriman dan

penerimaan uang pada PT Bank Sulselbar, maka dipandang perlu untuk

menerapkan suatu sistem dimana sistem tersebut dapat meningkatkan efisiensi

48

Page 49: ka udin (1)

transaksi BI-RTGS, sehingga dengan meningkatnya pelayanan tersebut tujuan

Bank Sulselbar untuk menjadi Bank Regional Champion dapat terwujud.

DAFTAR PUSTAKA

Media Mikro Banking PT. Bank Sulselbar

Mulyamah, 1987. Manajemen Pendidikan. jilid 3, Yogyakarta.

Hans Kartiadi yg dikutip oleh Agoes (1996:180), Efisien dan Efektifitas. Cetakan

Ketiga. PT Raja Grafindo Persada

Henry Mintzberg, 2001. Bank Management and Financial Services. Internasional

Edition. Singapore : The McGrawhill Companies

http://febriani.staff.gunadarma.ac.id/

E-book "Sistem BI-RTGS"

49

Page 50: ka udin (1)

50