20070300 brr nias sop draft prosedur penanganan kontrak kritis pemutusan kontrak (termination)

Upload: junirispinuddin-serunting

Post on 02-Jun-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 20070300 BRR NIAS SOP Draft Prosedur Penanganan Kontrak Kritis Pemutusan Kontrak (Termination)

    1/6

    PROSEDUR PENANGANAN KONTRAK KRITIS,PEMUTUSAN KONTRAK (TERMINASI)

    No. Dokumen :BRR NIAS/SOP/DRAFT Revisi ke : R-00

    Tgl. Berlaku : Maret 2007 Tanggal :

    Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah VI Nias Hal 1 / 6

    1. Tujuan Prosedur ini dimaksudkan sebagai pedoman untuk melakukan pemutusankontrak, bilamana terjadi cidera janji dari salah satu atau kedua belahpihak sesuai kontrak.

    2. Ruang Lingkup Prosedur ini memuat proses pemutusan kontrak dan ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang pemutusan kontrak.

    3. Definisi Pemutusan kontrak adalah berakhirnya lebih awal dari jadual perjanjianpekerjaan oleh salah satu pihak akibat dari salah satu pihak melakukanpelanggaran mendasar atas Kontrak.

    4. Acuan 1. Keppres RI No.80 /2003

    2. Kepmen PU No.257/2004

    3. Dokumen Kontrak

    5. Ketentuan Umum 1. PPK memiliki tanggung jawab terhadap proses pelaksanaanpekerjaan baik dari segi administrasi, fisik, keuangan, dan fungsionaluntuk menjamin dapat terpenuhinya ketepatan waktu, mutu dalampelaksanaan pekerjaan dengan batasan biaya yang telah ditetapkan.

    2. Kontraktor sebagai mitra kerja diharapkan mampu melaksanakanpekerjaan sesuai kontrak. Apabila kontraktor dinilai tidak mampu lagiuntuk menyelesaikan tugas dan tanggungjawabnya, maka PPK harusmengambil langkah-langkah pengamanan dan penyelamatanpekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya.

    3. Pemutusan kontrak dapat dilakukan oleh pengguna barang/jasa ataupenyedia jasa/ Kontraktor, jika salah satu pihak melakukanpelanggaran mendasar terhadap Kontrak.

    4. Pelanggaran mendasar atas Kontrak termasuk, akan tetapi tidakterbatas pada berikut ini :

    (a) Kontraktor menghentikan Pekerjaan selama 28 hari, sedangkanpenghentian tersebut tidak ditunjukkan dalam Program kerjayang berlaku dan penghentian sedemikian tidak diperintahkanoleh pengguna barang/jasa;

    (b) PPK memerintahkan Kontraktor menunda kemajuan Pekerjaandan perintah tersebut tidak ditarik dalam waktu 28 hari;

    (c) Pengguna barang/jasa atau penyedia jasa/Kontraktor dinyatakan

    pailit atau dilikuidasi yang bukan merupakan perombakan ataupenggabungan perusahaannya;

    (d) Sertifikat Pembayaran yang telah disahkan oleh PPK tidakdibayar oleh KPA sebagaimana diatur didalam kontrak;

    (e) PPK memberitahukan bahwa kegagalan untuk memperbaikisuatu Cacat Mutu tertentu adalah pelanggaran yang mendasaratas Kontrak dan Kontraktor ternyata gagal memperbaikinyadalam waktu yang wajar dan ditetapkan oleh PPK,

  • 8/10/2019 20070300 BRR NIAS SOP Draft Prosedur Penanganan Kontrak Kritis Pemutusan Kontrak (Termination)

    2/6

    PROSEDUR PENANGANAN KONTRAK KRITIS,PEMUTUSAN KONTRAK (TERMINASI)

    No. Dokumen :BRR NIAS/SOP/DRAFT Revisi ke : R-00

    Tgl. Berlaku : Maret 2007 Tanggal :

    Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah VI Nias Hal 2 / 6

    (f) Kontraktor tidak mempertahankan suatu Jaminan, yangdiperlukan; dan

    (g) Kontraktor terlambat menyelesaikan Pekerjaan melampaui

    jumlah hari yang menghasilkan jumlah denda keterlambatanmaksimum yang dapat dibayar oleh Kontraktor melampaui batas

    sebagaimana ditetapkan didalam Kontrak.

    (h) Apabila Kontraktor, menurut pendapat pengguna barang/jasaterlibat dalam praktek korupsi, penipuan atau penggelapandalam persaingan untuk mendapatkan Kontrak atau dalampelak-sanaan Kontrak. Maksud dari alinea ini adalah :

    (i) Praktek Korupsi, artinya perilaku menawarkan,memberikan, menerima atau mengupayakan segala sesuatuyang terencana sedemikian rupa sehingga dapatmempengaruhi suatu keputusan seorang Pejabat Negara didalam proses pengadaan atau sedang terlibat dalampelaksanaan kontrak kerja; dan

    (ii) Praktek Penipuan dan Penggelapan artinya suatu upayamemalsukan fakta untuk mempengaruhi suatu prosespengadaan atau proses pelaksanaan kontrak kerja yangdapat merugikan pihak pengguna barang/jasa, termasukpula upaya praktek kolusi di antara para Peserta Lelang(yang dilakukan sebelum atau setelah pemasukanpenawaran) dengan tujuan yang telah direncanakan untukmenciptakan harga penawaran Lelang yang tidak lagimengandung unsur persaingan murni dan melenyapkanmakna dari suatu Lelang yang terbuka bebas dan sehatsehingga dapat merugikan pihak Pemilik.

    5. Jika Kontrak diputuskan, maka Kontraktor harus segera meng-hentikan Pekerjaan, membuat Lapangan aman dan terjamin, danmeninggalkan Lapangan sesegera mungkin.

    6. Sebagai akibat dari ketetapan sanksi pemutusan kontrak kepadakontraktor dikenakan sanksi-sanksi antara lain:

    1) Jaminan pelaksanaan dicairkan/ditarik untuk pihak penggunabarang/jasa.

    2) Sisa jaminan uang muka dicairkan sekaligus atau sebagaigantinya sisa uang muka harus dilunasi sekaligus kepada

    pemberi kerja (tidak boleh dicicil).

    3) Membayar denda dan ganti rugi kepada negara.

    4) Pengenaan daftar hitam untuk jangka waktu tetentu sesuaiketentuan BRR NAD Nias yang berlaku.

  • 8/10/2019 20070300 BRR NIAS SOP Draft Prosedur Penanganan Kontrak Kritis Pemutusan Kontrak (Termination)

    3/6

    PROSEDUR PENANGANAN KONTRAK KRITIS,PEMUTUSAN KONTRAK (TERMINASI)

    No. Dokumen :BRR NIAS/SOP/DRAFT Revisi ke : R-00

    Tgl. Berlaku : Maret 2007 Tanggal :

    Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah VI Nias Hal 3 / 6

    7. Ketentuan Kriteria kesepakatan untuk dinilai kondisi suatu kontrakadalah sebagai berikut :

    1) Suatu kontrak dinilai masuk dalam katagori''kritis"

    apabila:

    Dalam periode I (rencana pelaksanaan phisik 0-70%)dari kontrak keterlambatan progres phisik lebih dari 15%

    Atau dalam periode II (rencana pelaksanaan phisik 70-100%) dari kontrak terjadi keterlambatan progres phisiklebih dari 10 %.

    Atau dalam periode III (rencana pelaksanaan phisik 70 -100 %) apabila pekerjaan belum selesai dan waktupelaksanaan sudah habis dan kontraktor dikenakandenda.

    2) Suatu kontrak dinilai dalam katagori "terlambat" apabila :

    Didalamn periode I (rencana pelaksanaan phisik 0 - 70%) dari kontrak terjadi keterlambatan 10 % - 15%.

    Atau dalam periode II (rencana pelaksanaan phisik 70 -100 %) dari kontrak terjadi keterlambatan progres fisik 5% - 10 %.

    3) Dan suatu kontrak dinilai masih dalam batas "wajar" apabilaketerlambatan progres phisik masih dibawah nilai 10 %.untuk phisik 0 - 70 % dan dibawah 5 % untuk phisik antara70 - 100 %.

    8. Pengamanan terhadap kontrak katagori kritis.

    a. Dalam rangka penanganan kontrak kritis, sebelum menentukantindak lanjut, perlu dilakukan rapat pembuktian denganmemberikan uji coba terhadap kontraktor yang lazim disebutShow Cause Meeting (SCM) atau Rapat Pembuktian.

    Pada saat kontrak dinyatakan kritis PPK menerbitkan suratkepada kontraktor dan menyelenggarakan SCM I tingkat KPA,PPK, Konsultan Pengawas dan Kontraktor.dilakukan uji cobapertama kemampuan kontraktor yang disepakati baik besarankemajuan fisik yang harus dicapai maupun periode waktu

    tertentu.

    Apabila sampai dengan batas waktu yang telah disepakatiternyata kontraktor gagal untuk menunjukan kemajuan prestasifhisiknya, maka perlu diselenggarakan pertemuan lanjutan SCMII tingkat Distrik Nias/Nisel yang membahas dan mengevaluasisegala permasalahan yang menjadi penyebab kegagalanpekerjaan lapangan,kemudian dilakukan tes uji coba kedua.

  • 8/10/2019 20070300 BRR NIAS SOP Draft Prosedur Penanganan Kontrak Kritis Pemutusan Kontrak (Termination)

    4/6

    PROSEDUR PENANGANAN KONTRAK KRITIS,PEMUTUSAN KONTRAK (TERMINASI)

    No. Dokumen :BRR NIAS/SOP/DRAFT Revisi ke : R-00

    Tgl. Berlaku : Maret 2007 Tanggal :

    Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah VI Nias Hal 4 / 6

    b. Apabila kontraktor ternyata tidak mampu memenuhi uji cobakedua maka dilanjutkan SCM III tingkat BRR Wilayah VI Nias,dapat mengundang Deputi Operasi dan/atau Deputi Sektorterkait. Apabila sampai dengan SCM III ternyata kontraktor

    gagal untuk menunjukan kemampuan kerjanya dalam uji cobatersebut, maka langkah pengamanan & penyelamatan pekerjaanyang dapat diusulkan oleh PPK adalah :

    pemutusan kontrak.

    Catatan: Pada setiap uji coba yang gagal, PPK harusmenerbitkan surat peringatan kepada kontraktor atasketerlambatan realisasi fisik pelaksanaan pekerjaan sehinggatidak terpenuhinya uji coba pekerjaan.

    c. Kesepakatan tiga pihak ( three parties agreement).

    Langkah pengamanan dan penyelamatan untuk suatupenyelesaian kontrak yang dinilai lebih luwes yaitu melalui"Three Partites Agreement" atau kesepakatan 3 (tiga) pihak,yakni dengan melibatkan kontraktor lain sebagai peneruspelaksanaan pekerjaan dengan ketentuan sebagai berikut:

    1. Kontraktor pertama/semula masih bertanggung jawabatas seluruh pekerjaan sesuai ketentuan dalam kontrak.

    2. Kontraktor pengganti melaksanakan sisa pekerjaanyang belum diselesaikan oleh kontraktor pertama yangditetapkan/ditunjuk oleh PPK setelah mempertimbangkankemampuan dan kesanggupan kontraktor penggantitersebut. Dan tetap mempergunakan harga satuan

    kontraktor pertama. Namun demikian dalam hal terdapatperbedaan harga satuan, maka selisih harga tersebut akanmenjadi tanggung jawab kontraktor pertama.

    4. Kesepakatan selisih harga tersebut didapatkan melaluinegosiasi antara kontraktor pertama dengan penggantinya,dalam negosiasi dihadiri pula Direksi pekerjaan.

    5. Pelaksanaan pembayaran progres fhisik pekerjaan lang-sung kepada kontraktor pengganti yang diatur dalamaddendum kontrak, yang ditanda tangani oleh tigapihak (PPK, kontraktor pertama dan kontraktor pengganti).

    6. Hal lain yang perlu disepakati secara khusus dapatdicanturnkan dalam addendum kontrak tersebut.

  • 8/10/2019 20070300 BRR NIAS SOP Draft Prosedur Penanganan Kontrak Kritis Pemutusan Kontrak (Termination)

    5/6

    PROSEDUR PENANGANAN KONTRAK KRITIS,PEMUTUSAN KONTRAK (TERMINASI)

    No. Dokumen :BRR NIAS/SOP/DRAFT Revisi ke : R-00

    Tgl. Berlaku : Maret 2007 Tanggal :

    Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah VI Nias Hal 5 / 6

    6. Prosedur danTanggungjawab

    No PelakuPenanggungjawab Kegiatan Rekaman

    1 KonsultanPengawas

    a. Melaporkan kepada PPK permasalahan,keterlambatan (kontrak dalam kategori kritis) ataupelanggaran yang sangat mendasar terhadapperjanjian kontrak oleh Kontraktor yang akanmengakibatkan kegagalan pencapaian target atausasaran pekerjaan.

    Laporankonsultanpengawas

    2 PPK a. Mengadakan rapat penelitian dengan Konsultanpengawas untuk membahas permasalahan yangmenyebabkan keterlambatan.

    b.

    Membuat laporan secara tertulis kepada KPA danmeminta untuk diadakan rapat Show Cause MeetingI (SCM I) yaitu tingkat KPA, PPK, KonsultanPengawas dan Kontraktor.

    Notulen rapat

    3 KPA a. Mengundang PPK, Konsultan Pengawas danKontraktor untuk mengadakan Rapat Show CauseMeeting I (SCM I). (bila permasalahan itu didugabenar).

    b. Memberikan kesempatan uji coba pertama kepadakontraktor untuk mengatasi dan menyelesaikan

    permasalahan dalam kurun waktu tertentu.

    Berita AcaraShow CauseMeeting

    (SCM) I

    4 Kontraktor a. Melaksanakan Uji coba pertama (Test Case I )

    5 Konsultan a. Mengawasi pelaksanaan Test Case I

    6 KPA a. Mengadakan rapat evaluasi Test Case I setelahberakhir waktu test case yang ditentukan.

    b. Menginstruksikan Kontraktor melanjutkan pekerjaanbila Kontraktor dapat memenuhi kewajibannya padaTest Case I.

    c.

    Menaikkan SCM ke tingkat BRR Distrik Nias/Niselapabila hasil Test Case I masalah tidak teratasi olehKontraktor.

    BA Evaluasi

    Test Case I

    KPA

    membuat

    surat usulanSCM II

    7 Kepala BRR DistrikNias/Nisel

    a. Mengundang dan Mengadakan rapat SCM II, yangdihadiri oleh unsur KPA, PPK, kontraktor dankonsultan pengawas

    b. Memberi kesempatan untuk kedua kalinya kepadakontraktor untuk menunjukkan kemampuannya

    Berita AcaraSCM II

  • 8/10/2019 20070300 BRR NIAS SOP Draft Prosedur Penanganan Kontrak Kritis Pemutusan Kontrak (Termination)

    6/6

    PROSEDUR PENANGANAN KONTRAK KRITIS,PEMUTUSAN KONTRAK (TERMINASI)

    No. Dokumen :BRR NIAS/SOP/DRAFT Revisi ke : R-00

    Tgl. Berlaku : Maret 2007 Tanggal :

    Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah VI Nias Hal 6 / 6

    dengan memberikan uji coba kedua, pencapaiantarget tertentu dalam waktu yang ditentukan.

    8 Kontraktor a. Melanjutkan pekerjaan sesuai dengan test case II

    9 Konsultan a. Mengawasi pelaksanaan test case II

    10 Kepala BRR DistrikNias/Nisel

    a. Mengevaluasi Test Case II setelah berakhirnyawaktu test case yang ditentukan dan dituangkandalam Berita Acara Evaluasi Test Case II

    b. Menginstruksikan Kontraktor melanjutkan pekerjaanbila kewajiban pada test case II terpenuhi.

    c. Menaikkan SCM ke tingkat BRR Wilayah VI Nias yangmelibatkan Deputi Operasi dan Deputi Sektor terkait,bila Kontraktor tidak dapat memenuhi kewajibannyapada uji coba kedua.

    BA EvaluasiTest Case II

    Surat KepalaBRR DistrikNias/Niselusulan SCM

    III

    11 Kepala BRR Wil VINias

    a. Megundang dan mengadakan SCM III tingkat BRRWilayah VI.

    b. Rapat SCM III dengan pihak-pihak terkait denganpelaksanaan proyek dan hasilnya dituangkan dalamBerita Acara SCM III.

    c. Memberi kesempatan terakhir kepada kontraktoruntuk menunjukan kemampuannya denganmemberikan uji coba ketiga (test case III).

    Berita AcaraSCM III

    13 Kontraktor a. Melanjutkan pekerjaan sesuai dengan test case III.

    14 Konsultan a. Mengawasi pelaksanaan test case III

    15 Kepala BRR Wil VI a. Mengevaluasi Test Case III dan dituangkan dalamBerita Acara evaluasi SCM III

    b. Bila kontraktor dapat memenuhi test case III,pekerjaan dapat dilanjutkan

    c. Bila kontraktor gagal untuk memenuhi target testcase III, Kepala BRR Wilayah dapatmerekomendasikan pemutusan kontrak atau ThreeParties

    Berita AcaraEvaluasi SCMIII

    7. Pengecualian Tidak ada

    8. Lampiran Tidak ada