14_212berita terkini-guildeline acg baru untuk diagnosis dan penanganan gerd

1
50 BERITA TERKINI CDK-212/ vol. 41 no. 1, th. 2014 A merican College of Gastroenterology baru saja mempublikasikan guideline baru untuk mendiagnosis dan menangani gastroesophageal reflux disease (GERD). Beberapa rekomendasi berbeda dari guideline ACG 2005 yang lalu. Highlight terhadap 6 topik baru dalam guideline ini: 1. Penurunan berat badan, sebagai tambahan elevasi posisi kepala saat tidur (untuk pasien dengan gejala GERD nokturnal) merupakan modifikasi gaya hidup yang efektif untuk pasien GERD. Menghindari makanan yang diduga memicu refluks tidak rutin disarankan untuk kebanyakan pasien GERD. 2. Screening rutin dan penanganan infeksi H. pylori tidak direkomendasikan karena tidak ada bukti cukup bahwa pemeriksaan dan peanganan H. pylori akan memengaruhi gejala GERD. Pemeriksaan H. pylori tidak direkomendasikan karena dikuatirkan pasien dengan infeksi H. Pylori yang diberi terapi proton pump inhibitor (PPI) jangka panjang mungkin memiliki gastritis atrofi. 3. Guideline baru ini tetap tidak menyarankan biopsi rutin di bagian distal esofagus untuk mendiagnosis GERD. Eosinophilic esophagitis (EoE) sudah lebih umum sejak guideline 2005, khususnya pada pasien dengan GERD dan disfagia atau pada pasien dengan GERD refrakter. Karena itu sebaiknya dilakukan biopsi di bagian distal dan tengah esofagus jika diduga terdapat EoE. 4. Sejak guideline terakhir, terdapat kekhawatiran keamanan jangka panjang PPI. Tampaknya tidak ada peningkatan risiko osteoporosis, kecuali pada pasien dengan faktor risiko lain untuk fraktur panggul. Tampaknya juga tidak ada peningkatan risiko kardiovaskuler pada pasien PPI yang juga diberi clopidogrel. Terapi PPI tampaknya bukan merupakan faktor risiko infeksi Clostridium difficile. 5. GERD dapat dipertimbangkan sebagai ko-faktor untuk pasien dengan gejala extra- esofageal, meliputi batuk, laringitis, dan asma. PPI dapat dipertimbangkan untuk dicoba pada pasien yang juga memiliki gejala GERD tipikal, tetapi pengawasan refluks harus dipertimbangkan sebelum mencoba pemberian PPI pada pasien tanpa gejala GERD. Evaluasi penyebab non-GERD harus dilakukan pada semua pasien. 6. Terapi endoskopi tidak direkomendasikan sebagai terapi GERD. Pasien obesitas dengan GERD sebaiknya dipertimbangkan untuk dioperasi gastric bypass untuk perawatan gejala heartburn. Secara keseluruhan, guideline ini mencakup 9 rekomendasi untuk menegakkan diagnosis GERD, 13 rekomendasi untuk penanganan GERD, 6 poin mengenai pilihan operasi GERD, dan 5 risiko potensial terkait PPI, 7 poin mencakup presentasi extra-esophageal GERD, 6 rekomendasi penanganan GERD refrakter dengan PPI, dan 8 catatan mengenai komplikasi GERD. Guideline dan justifikasinya dipublikasi dalam edisi online The American Journal of Gastroenterology pada 19 Februari 2013. Simpulannya, terdapat 6 topik baru dalam guideline ACG 2013 ini tampaknya PPI tidak ter- kait dengan peningkatan risiko osteoporosis, peningkatan risiko kardiovaskuler pada pasien PPI yang juga diberi clopidogrel, dan peningkatan risiko infeksi Clostridium difficile. (AGN) Guildeline ACG Baru untuk Diagnosis dan Penanganan GERD REFERENSI: Boggs W. New guidelines for diagnosis and management of GERD. Medscape [Internet] 2013 [Cited 2013 March 15]. Available from: http://www.medscape.com/viewarticle/780737.

Upload: jayantapermana

Post on 29-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: 14_212Berita Terkini-Guildeline ACG Baru Untuk Diagnosis Dan Penanganan GERD

50

BERITA TERKINI

CDK-212/ vol. 41 no. 1, th. 2014

American College of Gastroenterology baru

saja mempublikasikan guideline baru

untuk mendiagnosis dan menangani

gastroesophageal refl ux disease (GERD).

Beberapa rekomendasi berbeda dari guideline

ACG 2005 yang lalu. Highlight terhadap 6

topik baru dalam guideline ini:

1. Penurunan berat badan, sebagai

tambahan elevasi posisi kepala saat

tidur (untuk pasien dengan gejala GERD

nokturnal) merupakan modifi kasi gaya hidup

yang efektif untuk pasien GERD. Menghindari

makanan yang diduga memicu refl uks tidak

rutin disarankan untuk kebanyakan pasien

GERD.

2. Screening rutin dan penanganan infeksi

H. pylori tidak direkomendasikan karena

tidak ada bukti cukup bahwa pemeriksaan

dan peanganan H. pylori akan memengaruhi

gejala GERD. Pemeriksaan H. pylori tidak

direkomendasikan karena dikuatirkan pasien

dengan infeksi H. Pylori yang diberi terapi

proton pump inhibitor (PPI) jangka panjang

mungkin memiliki gastritis atrofi .

3. Guideline baru ini tetap tidak menyarankan

biopsi rutin di bagian distal esofagus untuk

mendiagnosis GERD. Eosinophilic esophagitis

(EoE) sudah lebih umum sejak guideline

2005, khususnya pada pasien dengan GERD

dan disfagia atau pada pasien dengan GERD

refrakter. Karena itu sebaiknya dilakukan

biopsi di bagian distal dan tengah esofagus

jika diduga terdapat EoE.

4. Sejak guideline terakhir, terdapat

kekhawatiran keamanan jangka panjang

PPI. Tampaknya tidak ada peningkatan risiko

osteoporosis, kecuali pada pasien dengan

faktor risiko lain untuk fraktur panggul.

Tampaknya juga tidak ada peningkatan

risiko kardiovaskuler pada pasien PPI yang

juga diberi clopidogrel. Terapi PPI tampaknya

bukan merupakan faktor risiko infeksi

Clostridium diffi cile.

5. GERD dapat dipertimbangkan sebagai

ko-faktor untuk pasien dengan gejala extra-

esofageal, meliputi batuk, laringitis, dan

asma. PPI dapat dipertimbangkan untuk

dicoba pada pasien yang juga memiliki gejala

GERD tipikal, tetapi pengawasan refl uks

harus dipertimbangkan sebelum mencoba

pemberian PPI pada pasien tanpa gejala

GERD. Evaluasi penyebab non-GERD harus

dilakukan pada semua pasien.

6. Terapi endoskopi tidak direkomendasikan

sebagai terapi GERD. Pasien obesitas dengan

GERD sebaiknya dipertimbangkan untuk

dioperasi gastric bypass untuk perawatan

gejala heartburn.

Secara keseluruhan, guideline ini mencakup

9 rekomendasi untuk menegakkan diagnosis

GERD, 13 rekomendasi untuk penanganan

GERD, 6 poin mengenai pilihan operasi

GERD, dan 5 risiko potensial terkait PPI, 7

poin mencakup presentasi extra-esophageal

GERD, 6 rekomendasi penanganan GERD

refrakter dengan PPI, dan 8 catatan mengenai

komplikasi GERD.

Guideline dan justifi kasinya dipublikasi

dalam edisi online The American Journal of

Gastroenterology pada 19 Februari 2013.

Simpulannya, terdapat 6 topik baru dalam

guideline ACG 2013 ini tampaknya PPI tidak ter-

kait dengan peningkatan risiko osteoporosis,

peningkatan risiko kardiovaskuler pada

pasien PPI yang juga diberi clopidogrel, dan

peningkatan risiko infeksi Clostridium diffi cile.

� (AGN)

Guildeline ACG Baru untuk Diagnosis dan Penanganan GERD

REFERENSI:

Boggs W. New guidelines for diagnosis and management of GERD. Medscape [Internet] 2013 [Cited 2013 March 15]. Available from: http://www.medscape.com/viewarticle/780737.