14. hub fito dg taksonomi

13
FITOGEOGRAFI COURSE ASSIGMENT HUBUNGAN FITOGEOGRAFI DENGAN TAKSONOMI COMMON RELATION BETWEEN TAXONOMI AND FITOGEOGRAFI PRESENTED BY : BFC NATION DHIFA MARANANTHA (5125) MUHAMMAD FURQON (4994) TRIO SANTOSO (5167) JURUSAN BUDIDAYA HUTAN

Upload: santoso-trio

Post on 05-Aug-2015

85 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

FITOGEOGRAFICOURSE ASSIGMENT

HUBUNGAN FITOGEOGRAFI DENGAN TAKSONOMICOMMON RELATION BETWEEN TAXONOMI AND FITOGEOGRAFI

PRESENTED BY :BFC NATION

DHIFA MARANANTHA (5125)

MUHAMMAD FURQON (4994)

TRIO SANTOSO (5167)

JURUSAN BUDIDAYA HUTANFAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA2006

HUBUNGAN TAKSONOMI DENGAN FITOGEOGRAFI

Batasan

Pengertian taksonomi

Taksonomi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari identifikasi,

penamaan dan pengkelasan spesies ke dalam tingkatan – tingkatan kelompok yang sama

berdasarkan kategori tertentu.

Pengertian fitogeografi

Fitogeografi merupakan istilah yang digunakan untuk mewakili ilmu yang

mempelajari tentang persebaran jenis – jenis tumbuhan di permukaan bumi dan mengamati

fenomena – fenomena pertumbuhan dan perkembangan spesies yang terjadi khususnya

disebabkan karena keadaan tempat dan tapak yang berbeda.

Diversitas dan klasifikasi tumbuhan

Semua makhluk hidup memiliki perbedaan dalam berbagai hal termasuk juga

tumbuhan. Dalam proses “pergulatan” untuk bertahan hidup, tumbuhan beradaptasi sendiri

terhadap lingkungannya. Bentuk dan struktur organ – organ tumbuhan beradaptasi sesuai

dengan faktor – faktor lingkungan sehingga menimbulkan diversitas dalam kerajaan

tumbuhan. Adanya diversitas dalam kerajaan tumbuhan maka diperlukan suatu

pengklasifikasian untuk memudahkan dalam pengenalan tumbuhan. Merupakan suatu

kenyataan, jika kita berurusan dengan tumbuhan maka hal pertama yang ingin kita ketahui

adalah nama pohon yang kita hadapi tersebut. Hal ini berarti, langkah pertama yang harus

dilakukan adalah mengidentifikasi tumbuhan.

Mengingat lebarnya diversitas tumbuhan, kita tidak bisa mengidentifikasikan

tumbuhan satu per satu secara individu, tetapi kita mengklasifikasikan tumbuhan –

tumbuhan tersebut ke dalam kelompok – kelompok atau unit – unit yang didasarkan

adanya suatu kesamaan karakteristik. Unit – unit kecil kemudian akan ditempatkan

bersama ke dalam unit – unit lain yang memiliki tingkatan kategori yang lebih tinggi.

Penamaan secara botani (botanical nomenclature) mengenal lebih dari 20 kategori, namun

biasanya hanya digunakan 6 kategori, yaitu (dari rendah ke tinggi) : spesies, genus, family,

order, class sampai divisio.

Jadi, klasifikasi merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari identifikasi

tumbuhan. Dengan mengklasifikasikan tumbuhan berarti telah juga meletakkan kingdom

tumbuhan yang begitu besar diversitasnya ke dalam bentuk yang lebih sistematis sehingga

didapat gambaran mengenai kingdom tumbuhan secara menyeluruh dan secara simultan

dapat menunjukkan hubungan – hubungan antara pohon yang satu dengan pohon yang lain

serta pengaruh tempat dalam perkembangan filogenetik.

Pertanyaannya yang selanjutnya dihadapi adalah, karakteristik seperti apa yang

bisa digunakan sebagai basis pengklasifikasian untuk mendapatkan tujuan yang ingin

dicapai ????

Permasalahan dalam taksonomi tumbuhan

Ada beberapa masalah yang sering ditemui dalam klasifikasi, misalnya dalam

penentuan kategori yang diindikasikan oleh bermacam – macam hal; kemungkinan

penamaan dan pengkategorian yang berbeda untuk grup ataupun jenis yang sama; atau

sebaliknya dan masih banyak contoh lain. Secara umum, timbulnya masalah ini

disebabkan oleh :

1. Kompleks dan luasnya diversitas yang akan dikelaskan.

2. Perbedaan pendapat, keputusan dan penetapan oleh masing – masing taxonomis.

3. Keterbatasan pengetahuan para taxonomis itu sendiri.

4. Adanya peraturan penamaan (Nomenclature) yang bervariasi.

Metode identifikasi dan identifikasi tumbuhan

Identifikasi tumbuhan dapat dijelaskan sebagai suatu determinasi tumbuhan

berdasarkan nama dan penempatan yang benar dalam suatu sistem klasifikasi tumbuhan.

Sering sekali ditemui masalah dalam pengaplikasian metode klasifikasi tertentu, seperti

dengan menggunakan kunci identifikasi atau biasanya dibutuhkan waktu yang cukup lama

sampai ditemukan identifikasi yang tepat.

Identifikasi tumbuhan dapat dibagi ke dalam :

● Identifikasi tumbuhan yang masih belum diketahui dalam ilmu pengetahuan.

Setelah kembali dari eksplorasi yang jauh, terutama dari teritori yang belum

terjamah, dapat saja terjadi, satu atau lebih spesimen tidak dapat dilakukan

verifikasi sehingga diduga jenis yang kita temui merupakan jenis yang belum

diketahui. Namun sebelumnya, kita harus yakin bahwa tidak ada satupun literatur

yang kita temui telah mengidentifikasikan jenis tersebut karena bisa saja beberapa

tumbuhan telah diidentifikasikan sebelumnya oleh orang lain berbasiskan spesimen

yang sama namun ditemui ditempat yang berbeda. Inilah sebabnya mengapa

kadang diperlukan waktu yang cukup lama untuk mempertimbangkan meng-

introduksi suatu spesies atau genus tumbuhan tertentu.

Selain pekerjaan pemberian nama, kita juga harus memenuhi beberapa peraturan

dan rekomendasi antara lain :

Nama yang diberikan harus ilmiah.

Nama yang diberikan harus dilegitimasi / dapat dipertanggungjawabkan.

Nama yang diberikan harus dipublikasikan secara efektif dan divalidasi.

Nama yang diberikan harus dapat berasosiasi secara peramanen dalam elemen

pengkelasan taxon.

● Identifikasi yang sudah diketahui dalam ilmu pengetahuan tetapi kita belum

mengetahuinya. Hal ini dikarenakan pengetahuan kita yang terbatas. Langkah -

langkah yang dapat dilakukan adalah :

Memanfaatkan kunci identifikasi.

Menggunakan sistem identifikasi, lembar identifikasi spesies.

Membandingkannya dengan identifikasi spesies herbarium yang telah tersedia.

Mencari informasi pustaka atau menanyakannya kapada para ahli.

Distribusi vegetasi

Distribusi vegetasi dan area tumbuhan

Di dalam pertumbuhannya, setiap spesies membutuhkan kondisi lingkungan yang

mendukung seperti iklim dan keadaan tempat hidup yang mana keduanya memiliki efek

yang berbeda – beda pada setiap spesies. Hal ini tidak bisa diprediksi secara jelas karena

perbedaan tempat akan mengakibatkan perbedaan tanaman dan vegetasi. Meski begitu,

dua atau lebih spesies kemungkinan memiliki kebutuhan yang sama secara umum,

misalnya Hydrilla perticilata dan Eichornia crassipars. Keduanya merupakan tumbuhan

air sehingga mereka bisa saja ditemukan dalam satu habitat.

Jika kita membuat garis lurus pada sebuah peta lalu memberi tanda pada bagian

dunia dimana terdapat spesies – spesies khusus, kita dapat menemukan bahwa tanaman

biasanya hanya menempati area terbatas diatas permukaan bumi. Dengan kata lain,

distribusi tanaman di seluruh dunia sangatlah terbatas. Dengan membandingkan area

distribusi suatu spesies dengan spesies yang lain dapat dilihat adanya diversitas yang luas

pada tiap area distribusi, dari area yang sempit sampai area yang luas serta kemungkinan

terjadinya tumpang tindih distribusi yang mungkin terjadi.

Distirbusi tumbuhan di dunia dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :

a) Kemampuan tanaman memproduksi organ reproduktif, baik seksual maupun

aseksual.

b) Viabilitas propagul.

c) Jalur pemencaran propagul.

d) Kebutuhan akan faktor lingkungan untuk bertahan hidup.

e) Kemampuan beradaptasi terhadap lingkungannya.

f) Eksistensi faktor tertentu yang menstimulasi ataupun membatasi perkembangan

lebih lanjut.

Tanaman di dunia dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan kemampuan

tumbuhnya yaitu tanaman kosmopolitan dan tanaman endemik. Kosmolitan berarti bisa

ditemukan dimana saja sedangkan endemik berarti terdapat pada suatu area yang sempit

atau bahkan terisolasi sehingga menjadi flora khas daerah di daerah tersebut. Tanaman

endemik memiliki karakteristik yang sangat kontras jika dibandingkan dengan tanaman

kosmopolitan. Karakteristik yang dimaksud antara lain :

1. Mereka hanya hidup pada lingkungan asli.

2. Tidak mudah memproduksi organ reproduksi.

3. Kemampuan beradaptasi rendah.

4. Propagul tidak dapat secara mudah tersebar jauh..

5. Propagul memilki viabilitas rendah sehingga sulit untuk bertahan hidup walau di

tempat yang jauh.

Contoh dari tanaman endemik antara lain : Raflesia arnoldi di Sumatera Selatan, Pissonia

silvestres di Nusa Kambangan dan Yelwetsia wirabulis di barat daya Afrika

Dispersi tumbuhan

Tipe – tipe vegetasi dan orgin (asal – usul)

Salah satu karakteristik makhluk hidup termasuk tanaman adalah kemampuan

untuk bereproduksi membentuk individu baru. Organ reproduksi tumbuhan terbentuk

melalui dua cara, dengan perkawinan (seksual) atau tanpa proses perkawianan (aseksual).

Untuk melangsungkan hidup, propagul dari tanaman harus meninggalkan tanaman induk

dan mencari tempat baru, yang cocok baginya untuk dapat hidup. Proses ini dinamakan

dispersi (persebaran) tumbuhan. Dispersi tumbuhan terbagi atas 2 dasar dukungan, yaitu :

1. Dispesi dengan bantuan faktor luar

2. Dispesi tanpa bantuan faktor luar

Terdispersi tanpa bantuan faktor dari luar

Tumbuhan yang mengalami dispersi ini propagulnya hanya akan mencapai jarak

yang dekat dengan tumbuhan induk sehingga tidak akan mengalami pengembangan luasan.

Propagul nantinya akan membentuk tanaman baru yang berdet-deret panjang pada suatu

area. Contohnya adalah bambu atau palem.

Ketika terdispersi, propagul yang tersebar bisa alat generatif atau vegetaitfnya saja. Jika

vegetatif, kemungkinannya masih akan tumbuh berdekatan dengan induk namun dengan

jarak yang berbeda-beda, kadang terlalu dekat dan kadang agak jauh. Yang jauh ini akan

membentuk deret tanaman yang baru. Contoh tanaman yang memproduksi propagul ini :

1. Semua jenis Zingiberaceace, Cannaceace, dan jenis rumput Imperata cluindrica.

Mereka membentuk rhizome, dengan pangkal tunas muncul diatas permukaan

tanah.

2. Semua jenis bambu dan pisang. Mereka membentuk individu baru yang berasal

dari percabangan batang yang terdapat di bawah tanah.

3. Strowberi, nanas dan centella asiatica dengan cara membentuk stolon.

Organ reproduksi generartif yang terdispersi tanpa bantuan faktor luar biasanya

tersedia dalam bentuk biji kering. Tanaman yang menghasilkan buah akan kering ketika

masak. Morfologi dari buah ini dimasukkan dalam 3 tipe yang berbeda, yaitu :

1. Kapsul. Tipe ini terdapat pada anggota Euphorbiceace, seperti Riccinus, Jatropa

dan Hevea

2. Legu kering yang dimiliki famili Leguminoceae, seperti Caesalpinia, Leucaeana,

Cassia dsb

3. Silika, seperti yang terdapat pada anggota Brassiceae yaitu kol dan lobak

Terdispersi dengan bantuan faktor dari luar

Dengan cara ini, propagul tanaman dapat mencapai jarak sampai ribuan kilometer

jauhnya dari tanaman induk. Hal ini yang menyebabakan beberapa tanaman memiliki

persebaran luas di seluruh dunia. Faktor dari luar ini mencakup :

A. Faktor Abiotik

1. Terdispersi oleh air. Karakteristik yang dominan antara lain : dapat mengambang di

air karena didalamnya terdapat rongga udara dan juga karena memiliki viabilitas

yang tinggi serta mempunyai peluang hidup lebih lama.

Contoh utama terlihat pada pohon kelapa. Bakal bijinya tersimpan aman di dalam

buah dan terlindungi oleh tiga lapisan kulit yaitu bagian eksocarp (bagian yang

terluar, berkilau dan lembut; bagian mesocarp (lapisan yang agak tebal dengan

persediaan air) dan bagian endocarp (bagian yang sangat keras dan kuat).

2. Terdispersi oleh angin. Karkateristiknya meliputi : :

a. Ukurannya kecil dan ringan bahkan hampir menyerupai debu atau serbuk

b. Beberapa bersayap sehingga mudah beterbangan.

Contoh dari tanaman ini adalah Dipterocarpaceae (Swietenia macrophylla) yang

memiliki buah bersayap dan tanaman conifer yang juga memiliki benih yang

bersayap.

c. Propagul dengan bentuk seperti bedak pada anggrek dan famili

3. Balanoforeceae.

B. Faktor Biotik.

1. Terdispersi oleh hewan (zoochory)

Ada dua tipe yaitu endozoochory dan epizoochory.

Epizoochory terjadi karena propagul menempel pada tubuh hewan sedangkan

endozoochory terjadi melalui saluran pencernaan hewan. Zoochory bisa melalui

perantaraan agen seperti serangga, burung dan mamalia.

2. Terdispersi oleh manusia (anthropochory).

Manusia merupakan agen terpenting dalam penyebaran tumbuhan karena

manusia bisa membawa propagul kemana saja. Banyak hasil produksi tanaman

dipakai untuk berbagai tujuan seperti kayu industri, tanaman pangan, obat -

obatan dll yang ditanam oleh manusia diluar habitat aslinya. Akibat yang

biasanya timbul adalah kehadiran hama penyakit dan kondisi ekologi yang

kurang cocok.

Keterkaitan

Taksonomi memiliki hubungan timbal balik yang saling mendukung dengan

fitogeografi dan keduanya tidak dapat dipisahkan, seperti halnya pengkelasan / klasifikasi

tidak dapat dilanjutkan tanpa adanya identifikasi.

Kedua ilmu tersebut muncul dan berkembang bersama sejak manusia mulai

melakukan penamaan tumbuhan secara sederhana (menurut studi literatur, penamaan

dilakukan sejak zaman yunani kuno namun dengan cara yang berbeda – beda) dan sejak

mulainya manusia melakukan eksplorasi ke tempat – tempat lain yang jauh dan asing

ataupun belum terjamah. Dengan dirilisnya buku “The origin of the Species” pada tahun

1859, perkembangan ilmu botani mengalami kemajuan yang pesat termasuk dalam bidang

taksonomi dan fitogeografi. Sejak itu pula mulai dikenal sistem penamaan Phylogenetical

System yang melakukan penamaan berdasarkan ciri fisiologis dan genetik tumbuhan,

menggunakan nama latin dengan sistem Binomial Nomenclature ke dalam kelas – kelas

sesuai kategori yang ada dan kemudian lebih dikenal dengan taxa atau taxon.

PUSTAKA

Bailey, L. H. (1963). How Plants Ge ttheir Names. Dover publications, Inc. New York.

Benson, Lyman. (1962). Plant Taxonomy. The Ronald Press co., Inc. New york.

Gardener, Franklin. P. 1991. Fisiologi Tumbuhan Budidaya. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.

Golunin, N. (1960). Introduction To plant Geography and Some Related Science. Mcgraw – Hill Book Coy. New york.

Tjitrosoepomo, Gembong. 1985. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.