13. prakiraan dampak

Upload: arifatin-istiqomah

Post on 02-Jun-2018

238 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 13. PRAKIRAAN DAMPAK

    1/30

    Bahan Ajar Pelatihan

    Penilaian AMDAL

    PRAKIRAAN DAMPAK

    PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

    KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

    2009

  • 8/10/2019 13. PRAKIRAAN DAMPAK

    2/30

  • 8/10/2019 13. PRAKIRAAN DAMPAK

    3/30

    Bahan Ajar Pelatihan

    Penilaian AMDAL

    PRAKIRAAN DAMPAK

    Disclaimer

    Bahan ajar ini merupakan bahan referensi lepas yang diharapkan dapat mendukung pelaksanaan Pelatihan

    Penilaian AMDAL (Crash Program). Bahan ajar ini dapat dikembangkan oleh pengajar sesuai kebutuhan

    dengan tetap mengacu pada kaidah kurikulum dan peraturan yang berlaku.

  • 8/10/2019 13. PRAKIRAAN DAMPAK

    4/30

    v

    Bahan ajar ini dimaksudkan sebagai salah satu bahan pendukung dalam proses pembelajaran untuk

    Pelatihan Penilaian AMDAL yang diadakan oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup bekerja sama

    dengan Pusat Studi Lingkungan Hidup untuk membantu Pemerintah Daerah memenuhi persyaratan

    lisensi bagi Komisi Penilai AMDAL Kabupaten/Kota sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Negara

    Lingkungan Hidup Nomor 06 Tahun 2008 tentang Tata Laksana Lisensi Komisi Penilai AMDAL Kabupaten/

    Kota.

    Bahan ajar ini disusun atas kerjasama Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Negara Lingkungan

    Hidup dengan Asisten Deputi Urusan Pengkajian Dampak Lingkungan Kementrian Negara Lingkungan

    Hidup.

    Bahan ajar ini disusun secara singkat dan sederhana agar mudah dipahami oleh peserta diklat, yaitu para

    penilai AMDAL, yang umumnya memiliki kemampuan beragam. Bahan ajar ini dapat dikembangkan oleh

    pengajar sesuai kebutuhan dengan tetap mengacu pada kaidah kurikulum dan peraturan yang berlaku.

    Bahan ajar ini masih perlu disempurnakan, karena itu saran dan kritik membangun untuk penyempurnaannya

    sangat diharapkan.

    Maret, 2009

    Penyusun

    KATA PENGANTAR

  • 8/10/2019 13. PRAKIRAAN DAMPAK

    5/30

    v

    DAFTAR ISIKATA PENGANTAR iV

    DAFTAR ISI v

    BAB I. PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang 11.2. Deskripsi Singkat 1

    1.3. Tujuan Pembelajaran 2

    1.4. Materi Pokok 2

    BAB II. PENGERTIAN, PRINSIP DASAR & LINGKUP KAJIAN PRAKIRAAN DAMPAK LINGKUNGAN

    2.1. Pengertian Dampak Lingkungan 3

    2.2. Prinsip Dasar Prakiraan Dampak 3

    2.3. Lingkup kajian Prakiraan Dampak 4

    2.4. Prakiraan Besar Dampak 4

    2.5. Besar Dampak dan Dampak Besar 7

    2.6. Evaluasi Sifat penting dampak 7

    BAB III. METODE & CONTOH PRAKIRAAN DAMPAK ASPEK SOSIAL

    3.1. Metode Formal 10

    3.2. Prakiraan Dampak Terhadap Demogra 11

    3.3 Prakiraan Dampak Terhadap Produksi Pertanian 14

    3.4 Prakiraan Dampak Terhadap Peluang Bekerja & Berusaha 17

    3.5 Prakiraan Dampak Dengan Analisis Deret Waktu 18

    3.6 Metode Non-Formal 18

    3.7 Professional Judgement 18

    3.8 Metode Ad-Hoc 18

    3.9 Teknik Analogi 19

    BAB IV KETIDAKPASTIAN DAMPAK 20

    BAB V PENUTUP

    5.1 Rangkuman 22

    5.2 Evaluasi 22

    DAFTAR PUSTAKA 24

  • 8/10/2019 13. PRAKIRAAN DAMPAK

    6/30

  • 8/10/2019 13. PRAKIRAAN DAMPAK

    7/30

    1

    1.1 LATAR BELAKANG

    Pembangunan pada hakekatnya adalah bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Akibat

    dari pembangunan tersebut umumnya terjadi perubahan lingkungan yang di luar tujuan dan sasaranpembangunan yang dikenal dengan istilah dampak. Dampak lingkungan merupakan efek perubahan yang

    terjadi sebagai akibat dari suatu aktivitas proyek pembangunan. Dampak lingkungan .bisa terjadi pada

    komponen geosik kimia, biotis, dan komponen sosial ekonomi dan sosial budaya. Dampak lingkungan

    tersebut menjadi masalah karena dapat menimbulkan perubahan kondisi lingkungan akibat pembangunan

    yang mungkin dampaknya lebih luas daripada sasaran pembangunan yang direncanakan.

    Lingkungan tidaklah statis melainkan selalu berubah sejalan dengan waktu. Perubahan ini dapat bersifat

    daur atau pengulangan, acak ataupun perubahan dengan kecenderungan tertentu. Perubahan yang bersifat

    daur dapat berjangka pendek, musiman, dan berjangka panjang. Oleh karena itu untuk memprakirakan

    dampak lingkungan yang mungkin terjadi dari suatu aktivitas pembangunan, perlu dipelajari bagaimana

    perubahan lingkungan tersebut dalam waktu yang akan datang akibat proyek atau tanpa proyek.

    Dampak dapat bersifat negatif maupun positif, demikian pula dari besarannya dapat bersifat penting atau

    tidak. Terdapat kecenderungan untuk menganggap dampak hanya sebagai dampak negatif dan tidak

    memperhatikan dampak positif, bahkan umumnya dampak positif diabaikan. Oleh karena itu dalam banyak

    buku terdapat bagian atau bab yang menguraikan tentang penanganan dampak (mitigation of Impact),

    yang secara implisit mengandung arti dampak negatif. Tetapi sebaliknya tidak mengandung bagian yang

    menguraikan tentang usaha untuk mengelola dampak dengan memperbesar dampak positif. Oleh karena

    itu, sebaiknya ada perhatian yang seimbang antara dampak negatif dan positif.

    Penilaian dampak merupakan pertimbangan nilai (value judgment) dan karena itu berisfat subyektif, meski

    penilaian itu dilakukan oleh pakar sekalipun. Karenanya potensi konikakan mungkin terjadi. Karena itu

    seyogyanyaANDALmencakup pula usaha untuk mengatasi, atau paling tidak memperkecil konik tersebut

    seperti dengan mengembangkan metode perundingan (negotiation) (Carpenter, 1983; Dostson,1983; danJohn, 1986).

    1.2 DESKRIPSI SINGKATDampak lingkungan hidup adalah perubahan pada lingkungan hidup (bersifat + atau -) yang1.

    diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan. Oleh karena itu dampak Iingkungan tidak

    sama dengan perubahan lingkungan yang direncanakan yang merupakan tujuan atau sasaran

    pembangunan. Supaya analisis dampak tersebut dapat dipercaya, maka dampak hipotetisnya

    ditentukan terlebih dahulu.

    Dampak Iingkungan menjadi masalah (khususnya dampak negatif) karena sering terjadi perubahan2.

    kondisi lingkungan yang disebabkan oleh pembangunan ternyata lebih luas daripada perubahan

    lingkungan yang diantisipasi dalam pembangunan yang direncanakan.

    Besaran dampak dapat diprakirakan langsung secara kuantitatif berdasarkan perubahan unsur/3.

    parameter lingkungan yang dapat terukur secara formal matematis. Akan tetapi tidak seluruh unsur/

    parameter lingkungan bersifat kuantitaif dalam bentuk numerik (angka) sehingga perubahan dampak

    lingkungannya pun tidak selalu dapat diprakirakan secara kuantitaif.

    Dalam studi AMDAL, nilai besaran dampak (magnitude = M) yang berasal dari parameter lingkungan4.

    yang bersifat kuantitatif

    berupa angka (numerik) maupun kualitatif (deskripsional) perlu dikuantitatifkan terlebih dahulu

    secara bersam-sama oleh tim studi untuk memperkecil kesalahan dengan mengubahnya dalam

    bentuk skala kualitas lingkungan. Perubahan skala kualitas lingkungan sebelum, ketika, dan sesudah

    ada kegiatan itulah yang mencerminkan besaran dampak.

    Prakiraan besarnya tingkat kepentingan dampak ditetapkan berdasarkan kriteria mengenai dampak5.

    besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan terhadap lingkungan seperti dijelaskan pada Pasal

    5 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai

    BAB I.PENDAHULUAN

  • 8/10/2019 13. PRAKIRAAN DAMPAK

    8/30

    Dampak Lingkungan.

    Tidak semua kondisi lingkungan bersifat statis, bahkan sebagian besar kondisi lingkungan selalu6.

    berubah dengan waktu, baik bersifat daur, acak ataupun perubahan dengan kecenderungan tertentu.

    Oleh karena itu untuk memprakirakan dampak lingkungan yang mungkin terjadi dari suatu aktivitas

    pembangunan, perlu dipelajari bagaimana perubahan lingkungan tersebut dalam waktu yang akandatang dalam kondisi tanpa proyek atau dengan kata lain harus mempertimbangkan kondisi ketidak

    pastian (uncertainty).

    1.3 TUJUAN PEMBELAJARAN

    1.3.1 KOMPETENSI DASAR

    Setelah mempelajari bahan ajar ini dan mengikuti pelatihan mata ajar prakiraan dampak ini, peserta

    diharapkan mampu melakukan prakiraan besaran dan sifat penting dampak.

    1.3 2 INDIKATOR KEBERHASILAN

    Secara khusus, beberapa indikator keberhasilan yang ingin dicapai dalam pelatihan Penilaian AMDAL

    khususnya terhadap penilaian metode dan teknik Prakiraan dampak penting dalam suatu dokumen

    AMDAL adalah kemampuan sebagai berikut:

    Memahami cara-cara prakiraan dampak penting secara formal maupun non formal.1.

    Menggunakan menilai metode dan teknik prakiraan dampak yang digunakan dalam dokumen2.

    AMDAL untuk setiap parameter lingkungan yang terkena dampak

    Memahami cara-cara penetapan tingkat kepentingan dampak lingkungan3.

    Menilai metode dan teknik penetapan tingkat kepentingan dampak telah benar dan mengikuti4.

    prosedur yang berlaku sesuai dengan Pasal 5 ayat (1) Peraturan Pemerintah republik Indonesia No 27

    Tahun 1999.

    1.4 MATERI POKOK

    Fokus pembahasan dalam metode prakiraan dampak penting dapat dikelompokkan kedalam beberapa

    hal sebagai berikut:

    Dampak Lingkungan1.

    Metode prakiraan dampak2.

    Metode prakiraan tingkat kepentingan dampak3.

    Ketidakpastian (uncertainty)4.

  • 8/10/2019 13. PRAKIRAAN DAMPAK

    9/30

    3

    2.1. PENGERTIAN DAMPAK LINGKUNGAN

    Dampak lingkungan dapat diartikan sebagai perubahan yang dialami oleh suatu komponen lingkungan

    tertentu pada ruang dan waktu tertentu sebagai akibat adanya kegiatan tertentu. Kegiatan ini dapat

    bersifat alami, seperti letusan gunung merapi, gempa bumi, semburan gas beracun dari kawah dan lain

    sebagainya, yang pada dasarnya mengakibatkan perubahan yang cukup mendasar pada lingkungan

    disekitarnya.

    Kegiatan yang menimbulkan dampak juga dapat disebabkan oleh kegiatan manusia, seperti misalnya

    pembangunan industri pupuk, pembangunan waduk, atau pembangunan pemukiman transmigrasi.

    Dalam proses AMDAL dampak lingkungan yang dikaji adalah dampak lingkungan yang akan timbul akibat

    adanya kegiatan yang direncanakan oleh manusia, yang dalam hal ini sering diistilahkan sebagai (proyek)

    pembangunan.

    Di dalam analisis dampak lingkungan dikenal dua jenis pengertian atau batasan tentang dampak

    lingkungan, yakni (Soemarwoto, 1988):

    Dampak (proyek) pembangunan terhadap lingkungan adalah perbedaan antara kondisi lingkungana.

    sebelum ada proyek dan yang diprakirakan akan terjadi setelah ada (proyek) pembangunan,

    Dampak pembangunan terhadap lingkungan adalah perbedaan antara kondisi lingkungan yangb.

    diprakirakan akan terjadi tanpa adanya (proyek) pembangunan dan yang diprakirakan akan terjadi

    dengan adanya (proyek) pembangunan tersebut.

    Dalam proses penyusunan AMDAL, batasan yang digunakan adalah yang batasan kedua (batasan b). Untukmudahnya, batasan yang kedua tersebut dapat disederhanakan sebagai berikut:

    Secara umum dampak lingkungan dikategorikan atas dampak primer dan dampak sekunder. Dampak

    primer umumnya timbul sebagai akibat adanya pengunaan bahan baku/input produksi dan atau kegiatankonstruksi suatu proyek. Sedang dampak sekunder umumnya timbul sebagai akibat adanya proses atau

    produk (product) dari rencana kegiatan. Dampak primer umumnya relatif lebih mudah diukur, sedang

    dampak sekunder lebih sulit. padahal umumnya dampak sekunder inilah yang sering lebih nyata

    (signicant) dibandingkan dengan dampak primer. Sebagai contoh, dampak primer suatu kegiatan adalah

    perubahan komposisi jenis vegetasi, namun dampak sekundernya jenis satwa liar.

    2.2 PRINSIP DASAR PRAKIRAAN DAMPAK

    Dalam studi ANDAL, prakiraan dampak merupakan suatu proses untuk menduga/mengantisipasi respon

    atau perubahan suatu kondisi lingkungan tertentu akibat adanya rencana kegiatan tertentu, yang

    berlangsung pada ruang dan waktu tertentu. Sebagai contoh dampak penambangan batubara terhadap

    vegetasi, erosi, kualitas air, dan pendapatan masyarakat. Terhadap kegiatan penambangan batubara

    tersebut masing-masing komponen lingkungan tersebut (vegetasi, erosi, kualitas air, pendapatan

    masyarakat) pada ruang dan waktu tertentu, memberi respon/perubahan yang berbeda-beda. Tampak

    BAB II.PENGERTIAN, PRINSIP DASAR& LINGKUP KAJIAN PRAKIRAAN

    DAMPAK LINGKUNGAN

    Dampak lingkungan =

    Kondisi lingkungan

    dgn proyek di masa

    mendatang

    Kondisi lingkungan

    tanpa proyek di

    masa mendatang{ }

  • 8/10/2019 13. PRAKIRAAN DAMPAK

    10/30

    bahwa dalam memprakirakan dampak lingkungan terkandung makna analisis prakiraan atas besaran

    dampak lingkungan (magnitude of impact).

    Dapat dikatakan prakiraan dampak merupakan salah satu titik kritis dalam proses penyusunan ANDAL.

    Sehingga prakiraan dampak merupakan trade mark dalam dokumen ANDAL, dan merupakan ciri

    pembeda dengan dokumen-dokumen riset lainnya. Dapat dipahami bila Beanlands dan Duinker (1983)menjuluki prakiraan dampak ini sebagai urat Achilles dari studi ANDAL.

    Ada 3 (tiga) prinsip dasar yang perlu diketahui dalam melakukan prakiraan dampak lingkungan, termasuk

    dalam hal ini prakiraan dampak aspek sosial, yakni:

    Prinsip 1, Merujuk pada batasan tentang dampak lingkungan yang digunakan dalam AMDAL, maka prakiraan

    dampak lingkungan harus dilakukan dengan pendekatan Dengan dan Tanpa Proyek. Dengan pendekatan

    ini pakar ilmu sosial yang terlibat dalam penyusunan AMDAL tidak hanya memprakirakan kondisi sosial/

    ekonomi/budaya yang akan terjadi bila ada proyek pembangunan, tetapi juga harus memprakirakan

    kondisi sosial/ekonomi/budaya bila tanpa ada proyek pembangunan. Ini sungguh merupakan suatu

    tantangan karena umumnya pakar ilmu sosial relatif lebih mengetahui perilaku perubahan sosial akibat

    adanya proyek pembangunan, ketimbang memprakirakan perubahan yang akan terjadi bila tanpa adaproyek pembangunan.

    Prinsip 2, Keterkaitan dengan dokumen Kerangka Acuan (KA). Prakiraan dampak lingkungan yang tertuang

    di dalam dokumen ANDAL harus difokuskan pada setiap komponen lingkungan yang menurut dokumen

    KA berpotensi mengalami perubahan mendasar. Sebagai misal, dalam dokumen KA teridentikasi bahwa

    5 komponen aspek sik-kimia, 3 komponen aspek biota, dan 6 komponen aspek sosial diduga akan terkena

    dampak penting (berubah mendasar); maka prakiraan dampak harus difokuskan ke setiap komponen dari

    14 komponen lingkungan yang tercantum di dalam dokumen KA. Apabila dalam studi ANDAL ternyata

    dijumpai bahwa hanya 12 komponen lingkungan yang berpotensi terkena dampak penting, sehingga

    berbeda dengan yang tercantum dalam dokumen KA, maka perbedaan tersebut perlu diutarakan/dibahas

    di dalam dokumen ANDAL.

    Prinsip 3, Keterkaitan antar komponen lingkungan yang terkena dampak. Mengingat dampak lingkungan

    pada dasarnya saling terkait dan pengaruh mempengaruhi satu sama lain (lihat Lembar Informasi 3

    dari bahan ajar 1, tentang Karakteristik Dampak Sosial); maka dalam melakukan prakiraan dampak hal

    ini harus diperhatikan benar karena analisa dilakukan oleh tenaga ahli yang bidangnya berbeda-beda.

    Disinilah peranan Ketua Tim Studi AMDAL: senantiasa menjaga keterkaitan antar dampak lingkungan yang

    ditelaah.

    2.3. LINGKUP KAJIAN PRAKIRAAN DAMPAK

    Dalam prakiraan dampak lingkungan terkandung dua macam kajian, yakni:

    Prakiraan atas seberapa besar perubahan atau dampak lingkungan (a. magnitude of impact) yang akan

    timbul sebagai akibat adanya proyek.

    Evaluasi atas mendasar tidaknya atau penting tidaknya dampak lingkungan yang akan timbul bagib.

    kehidupan sosial, ekonomi, budaya, kesehatan dan ekologi.

    Kajian yang pertama pada dasarnya bertujuan untuk menjawab pertanyaan: apakah dampak yang akan

    timbul berskala besar atau kecil (big or little magnitude of impact), dan bersifat positif atau negatif?

    Sedangkan kajian yang kedua berkenaan dengan seberapa jauh perubahan atau dampak lingkungan yang

    akan timbul itu bersifat penting atau mengubah secara mendasar aspek-aspek tertentu dari kehidupan

    sosial, ekonomi, budaya, kesehatan dan ekologi. Dengan perkataan lain kajian tentang penting dampak

    berkenaan dengan sejauh mana kepentingan manusia dan kepentingan kehidupan ekologi berubah

    mendasar sebagai akibat adanya proyek.

    2.4. PRAKIRAAN (BESAR) DAMPAK

    Berdasarkan Prinsip Pertama tersebut, maka untuk mengetahui seberapa besar dampak lingkungan yang

  • 8/10/2019 13. PRAKIRAAN DAMPAK

    11/30

    5

    akan timbul pada dasarnya harus diukur selisih antara:

    Kondisi lingkungan sosial tertentu yang diprakirakan akan terjadi di waktu mendatang sebagai akibat

    adanya proyek (sebagai misal, tingkat pendapatan penduduk sekitar proyek tujuh tahun setelah proyek

    beroperasi)

    Kondisi lingkungan yang diprakirakan akan terjadi di ruang dan waktu tertentu tanpa adanya kegiatan

    proyek (sebagai misal, tingkat pendapatan penduduk pada tujuh tahun mendatang bila tidak ada

    proyek).

    Pada Gambar 1 secara gras diilustrasikan (besar) dampak Proyek A dan Proyek B terhadap pendapatan

    penduduk sekitarnya yang diukur dalam bentuk pendapatan setara beras per jiwa per tahun. Kedua proyek

    didirikan pada tahun T1 di dua lokasi yang berbeda. Berdasarkan konsep dampak lingkungan yang telah

    diutarakan, besar dampak lingkungan ketika Proyek A memasuki tahun T2 adalah selisih antara O1 dan O2

    dan sebesar O4 - O5 ketika memasuki tahun T3. Adapun pada Proyek B, dampak yang timbul pada tahun

    T2 adalah sebesar O1 - O2 dan ketika memasuki tahun T3 sebesar O4 - O5.

    Bedanya, sepanjang tahun T1 hingga T2 dan T3 Proyek A menimbulkan dampak positif, yang ditunjukkanoleh meningkatnya pendapatan setara beras per jiwa per tahun, dibandingkan bila tanpa proyek. Adapun

    Proyek B sebaliknya, pada tahun T2 proyek menimbulkan dampak positif sebesar O1 - O2 namun pada

    tahun T3 mengakibatkan dampak negatif sebesar O4 - O5. Dengan kata lain Proyek B membangkitkan

    dampak positif pada awal dimulainya proyek, namun pada tahun-tahun selanjutnya mengakibatkan

    dampak negatif terhadap kesejahteraan penduduk sekitarnya.

    Untuk memudahkan prakiraan kondisi lingkungan tanpa proyek di masa mendatang, umumnya para

    penyusun AMDAL mengasumsikan kondisi lingkungan di masa mendatang dipandang sama atau konstan

    dengan situasi sebelum ada proyek (batasan dampak lingkungan butir a, di halaman 1). Asumsi ini bila

    digunakan akan berpengaruh besar terhadap kesahihan hasil prakiraan dampak. Dari Proyek A dan Proyek

    B yang telah dipaparkan dapat dilihat kelemahan asumsi ini.

    Bila kondisi lingkungan tanpa proyek diasumsikan konstan sepanjang tahun, maka pada saat Proyek A

    memasuki tahun T2 timbul dampak positif sebesar O1 O3 (seharusnya O1 - O2). Dan ketika Proyek A

    memasuki tahun T3, timbul dampak positif sebesar O4 O6 (seharusnya O4 - O5). Tampak bahwa bila asumsi

    ini dipakai, dampak positif yang dibangkitkan oleh Proyek A lebih besar dibandingkan sebelumnya.

    Pendapatansetara beras

    (kg/jiwa/thn)

    Kondisidenganproyek

    O1

    A

    Kondisitanpaproyek250

    O3

    B

    C

    0 T1Proyek

    A

    T3

    320-

    350

    Umurproye

    k

    Areabesardampak

    O2

    T2

    O4

    O5

    O6

    (Proyek A)

  • 8/10/2019 13. PRAKIRAAN DAMPAK

    12/30

    Dengan asumsi ini pula ketika Proyek B memasuki tahun T2 diprakirakan timbul dampak positif sebesar O1

    O3 (seharusnya O1 - O2), dan ketika memasuki tahun T3 timbul dampak positif sebesar O4 O5. Padahal

    ketika memasuki T3 Proyek B sesungguhnya menimbulkan dampak negatif sebesar O4 O5.

    Contoh Kasus

    Berau/Bintuni. Tingkat TSS (dengan penerapan pengendalian erosi) akan meningkat antara 0.06 - 0.08

    mg/l akibat erosi dari dari daerah seluas 25 ha apabila dibiarkan terbuka selama setahun. Skenario yang

    terburuk (worst case scenario) dihitung untuk bulan dengan curah hujan tertinggi (pebruari 1998), daerah

    terbuka (200 ha), dan tindakan pengendalian erosi yang dilakukan; TSS untuk bulan tersebut meningkat

    menjadi 0.217 mg/l untuk tanah drainase buruk (poorly drained soil), dan 0.157 mg/l untuk tanah dengan

    kandungan organik tinggi. Selama kurun waktu tersebut ketebalan tanah yang tererosi dari permukaan

    adalah 0.679 cm untuk tanah dengan drainase buruk dan 0.489 cm untuk tanah dengan kandungan

    organik tinggi. berdasarkan angka-angka tersebut dampak terhadap kualitas air di teluk Berau?Bintuni

    dianggap tidak penting jika ditinjau dari tujuh kriteria penentuan dampak penting berdasarkan Kep 056

    tahun 1994.

    Gambar 2. Prakiraan Dampak Proyek terhadap Kualitas Air di Teluk Berau/Bintuni

    Pendapatansetara beras

    (kg/jiwa/thn)

    Kondisidenganproyek

    Areabesardampak

    ProyekB

    O1A

    Kondisitanpaproyek

    250

    O2

    B

    C

    0 T1 T3

    320

    350

    Umur

    proye

    T2

    O3

    O4

    O5

    (Proyek B)

    Gambar 1. Prakiraan Dampak Proyek A dan Proyek B terhadap Pendapatan Penduduk Sekitar

  • 8/10/2019 13. PRAKIRAAN DAMPAK

    13/30

    7

    Hal lain yang perlu diketahui adalah, prakiraan dampak sangat terkait dengan dimensi ruang dan waktu

    berlangsungnya dampak. Sehingga dapat dikatakan dampak lingkungan suatu rencana usaha/kegiatan

    bersifat unik dan khas, yakni hanya berlaku untuk ruang dan waktu tertentu akibat aktivitas tertentu dari

    rencana usaha/kegiatan.

    Sehingga dalam konteks prakiraan dampak aspek sosial harus dapat dianalisis:

    Siapa yang terkena dampak (who are going to be affected). Siapa menunjuk pada berapa orang yanga.

    terkena, ciri-ciri mereka bagaimana (umur, pekerjaan, tingkat kerentanan dan sebagainya). Siapa

    disini juga bisa menunjukkan satuan analisa: individu, keluarga atau masyarakat.

    Dalam bentuk apa (in what way) mereka terkena dampak. Misalnya, penduduk yang tinggalb.

    disepanjang rute menuju ke proyek, akan terkena dampak dari aktivitas transportasi peralatan.

    Aktivitas ini akan menimbulkan bising dan debu.

    Berapa lama dampak itu berlangsung. Dampak bising dan debu akan berlangsung selama masac.

    konstruksi. Penyusun studi bisa menghitung berapa lama masa konstruksi itu berjalan.

    Langkah prakiraan atau proyeksi sangat dekat dengan pelingkupan dan identikasi rona lingkungan.

    Dalam pelingkupan, para peneliti menentukan ruang lingkup studi (space and time boundaries, key topicsdan unit of analysis) melalui pengkajian kegiatan proyek dan kondisi masyarakat. Jika para peneliti telah

    melakukan dua proses ini dengan baik, tahap prakiraan dampak akan mudah dilakukan.

    Prakiraan dampak lingkungan memiliki perbedaan yang mendasar dengan evaluasi dampak lingkungan.

    Bila dalam prakiraan dampak lingkungan yang diteliti adalah: respon atau perubahan setiap komponen

    lingkungan lingkungan yang berpotensi terkena dampak, maka dalam evaluasi dampak lingkungan yang

    dikaji adalah totalitas respon dari berbagai komponen lingkungan yang pada ruang dan waktu tertentu

    terkena dampak dari proyek.

    2.5 BESAR DAMPAK & DAMPAK BESAR

    Dari Gambar 1 tersebut tampak bahwa dalam prakiraan dampak yang diukur adalah seberapa besar dampaklingkungan (magnitude of impact) yang akan timbul sebagai akibat adanya proyek. Berdasarkan konsep

    ini besar dampak lingkungan dapat berukuran besar/tinggi (big/high magnitude of impact), atau kecil/

    rendah (little/low magnitude of impact); dan bersifat positif (positive magnitude of impact) atau negatif

    (negative magnitude of impact).

    Sehingga menjadi penting untuk diketahui perbedaan konsepsional antara besar dampak (magnitude

    of impact) dengan dampak besar (big magnitude of impact). Besar dampak atau magnitude of impact

    adalah konsep prakiraan dampak sebagaimana dimaksud oleh Munn (1979). Adapun dampak besar atau

    big magnitude of impact adalah ukuran besarnya dampak. Berkenaan dengan hal ini maka perlu dikritisi

    benar istilah dampak besar dan penting yang digunakan di dalam UU Nomor 23 Tahun 1997, dan yang

    kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam PP Nomor 27 Tahun 1999 tentang AMDAL dan Keputusan Kepala

    Bapedal Nomor 09 Tahun 2000 tentang Pedoman Penyusunan AMDAL. Dalam peraturan perundangan

    tersebut istilah dampak besar yang digunakan dalam dampak besar dan penting sebenarnya adalah big

    magnitude of impact dan bukannya magnitude of impact atau besar dampak.

    Perbedaan ini perlu diketahui dan dikuasai benar sebab peraturan perundangan tentang AMDAL yang ada

    saat ini menggunakan istilah dampak besar, bukan besar dampak.

    2.6 EVALUASI SIFAT PENTING DAMPAK

    Evaluasi terhadap sifat penting dampak merupakan hal yang lebih subyektif dibanding prakiraan (besar)

    dampak. Sebab dampak lingkungan yang berskala besar (big magnitude of impact), belum tentu

    mengakibatkan perubahan yang mendasar atau penting (importance) pada aspek-aspek tertentu dari

    kehidupan. Sebaliknya, dampak lingkungan yang berskala kecil (little magnitude of impact) dapat saja

    merubah secara mendasar kehidupan sosial, ekonomi, budaya dan ekologi di sekitarnya.

  • 8/10/2019 13. PRAKIRAAN DAMPAK

    14/30

    Hal tersebut tidak lain karena penilaian atas pentingnya dampak merujuk pada pengertian sejauh mana

    dampak lingkungan yang timbul bersifat mendasar atau penting bagi stabilitas dan kepulihan ekosistem

    (ecological importance), serta bagi kehidupan sosial ekonomi dan budaya masyarakat (social importance).

    Setiap kelompok masyarakat memberi nilai penting yang berbeda-beda terhadap perubahan stabilitas dan

    kepulihan ekosistem, serta kehidupan sosial ekonominya. Perbedaan ini muncul karena adanya perbedaan

    dalam latar belakang budaya, serta perbedaan ruang dan waktu. Dengan demikian nilai penting ini

    bersifat dinamis, sesuatu yang dipandang penting saat ini oleh suatu kelompok masyarakat dapat berubah

    menjadi tidak penting pada beberapa tahun mendatang, demikian pula sebaliknya.

    Disamping faktor budaya, penting tidaknya dampak pada kehidupan sosial juga dapat berbeda-beda

    tergantung pada lapisan sosial (misal kaya, menengah atau miskin), dan golongan sosial yang terkena

    dampak (misal, kalangan pemerintah, masyarakat sekitar proyek, kalangan pakar, kalangan LSM). Misalnya,

    suatu rencana usaha/kegiatan diduga akan menimbulkan dampak penting positif terhadap pendapatan

    dikalangan penduduk yang memiliki ketrampilan yang menunjang kegiatan proyek, namun dampak

    penting positif ini tidak berlaku bagi lapisan sosial masyarakat yang tidak memiliki ketrampilan.

    Dalam evaluasi sifat penting, besar dampak lingkungan yang akan timbul --termasuk dalam hal ini aspek

    sosial-- dievaluasi secara cermat sejauh mana perubahan tersebut membawa pengaruh yang mendasar

    terhadap tatanan kehidupan sosial dan ekologi. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan seperangkat

    kriteria tertentu yang bersifat legal, yakni Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting, yang dikukuhkan

    melalui Keputusan Kepala Bapedal. Dalam Pedoman tersebut secara formal ditetapkan batasan dan kriteria

    dampak yang bersifat penting yang berlaku untuk aspek sik kimia, biologi, dan sosial.

    Agar pihak-pihak yang berkepentingan mempunyai persepsi dan kriteria yang sama tentang dampak

    penting, beberapa peraturan perundang-undangan yang diterbitkan telah memuat beberapa ketentuan

    tentang faktor-faktor penentu dan tolok ukur dampak penting. Dalam UU No. 23 tahun 1993 dan PP No. 27

    Tahun 1997 dimuat enam faktor yang menentukan dampak lingkungan dapat bersifat penting, yakni :

    Jumlah manusia yang terkena dampak1.

    Luas wilayah persebaran dampak2.Intensitas dan lamanya dampak berlangsung3.

    Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak4.

    Sifat kumulatif dampak5.

    Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.6.

    Untuk mengukur sejauh mana perubahan lingkungan bersifat mendasar, telah diterbitkan ketentuan

    tentang tolok ukur dampak penting, yakni Keputusan Kepala BAPEDAL No. KEP-056 Tahun 1994 tentang

    Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting. Keputusan tersebut menyatakan bahwa ukuran dampak

    penting terhadap lingkungan ditetapkan dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:

    Bahwa penilaian pentingnya dampak terhadap lingkungan berkaitan secara relatif dengan skala1.

    usaha (besar kecilnya), hasil guna, dan daya guna dari rencana usaha atau kegiatan.

    Bahwa penilaian pentingnya dampak terhadap lingkungan dapat pula didasarkan pada dampak2.

    usaha atau kegiatan tersebut terhadap salah satu aspek lingkungan, atau juga terhadap kesatuan

    dan kaitannya dengan aspek-aspek lingkungan lain dalam wilayah studi yang telah ditentukan.

    Bahwa penilaian pentingnya dampak terhadap lingkungan, baik yang bersifat positif atau negatif,3.

    tidak boleh dipandang sebagai faktor yang berdiri sendiri-sendiri, melainkan harus diperhitungkan

    keseluruhannya sebagai satu kesatuan untuk keperluan pengambilan keputusan.

    Di dalam KEP-056 Tahun 1994 tersebut untuk setiap faktor penentu dampak (jumlah manusia terkena

    dampak, luas wilayah persebaran dampak, dan 4 faktor lainnya), dimuat tolok ukur atau standar dampak

    penting. Setiap pihak dengan demikian dapat menggunakan Keputusan tersebut sebagai rujukan formal

    untuk menetapkan penting tidaknya suatu dampak lingkungan.

    Dalam hal Proyek A dan B yang telah dicontohkan di muka, evaluasi sifat penting terhadap dampak

    lingkungan yang terjadi dilakukan dengan menggunakan Garis Kemiskinan sebagai kriteria sifat penting.

  • 8/10/2019 13. PRAKIRAAN DAMPAK

    15/30

    9

    Menurut kriteria ini, seseorang tergolong miskin bila pendapatannya dalam setahun kurang dari setara

    beras 320 kg. Berdasarkan kriteria ini tampak bahwa dampak positif Proyek A bersifat penting terhadap

    pendapatan penduduk ketika menginjak tahun T2n dan seterusnya (lihat Gambar 2). Merujuk pada KEP-

    056 Tahun 1994, dampak ini tergolong sebagai penting dari segi intensitas dampak. Pada tahun T1 sampai

    T2n, Proyek A memang menimbulkan dampak positif terhadap pendapatan penduduk tetapi perubahan

    tersebut belum mendasar, atau dengan kata lain penduduk masih tetap di bawah garis kemiskinan.

    Berbeda halnya dengan Proyek B, dampak positif yang bersifat penting diprakirakan timbul pada pasca

    tahun T1 hingga tahun T2n. Namun setelah tahun T2n Proyek B menimbulkan dampak negatif yang

    bersifat penting terhadap pendapatan penduduk sekitar. Dalam kasus Proyek B ini tampak bahwa mula-mula Proyek B mengentaskan kemiskinan penduduk di sekitarnya namun selanjutnya B justru menjadi

    penyebab turunnya pendapatan penduduk hingga di bawah Garis Kemiskinan (lihat Gambar 2). Dampak

    ini --merujuk pada KEP-056 Tahun 1994-- tergolong sebagai dampak penting dari segi intensitas dampak.

    Pendapatansetara beras

    (kg/jiwa/thn)

    Kondisidenganproyek

    O1

    A

    Kondisitanpaproyek

    O3

    B

    C

    0 T1Proyek

    A

    T3

    320

    350

    Umur

    proye

    Areadampakpenting

    O2

    T2

    O4

    O5

    O6250

    Gariskemiskinan

    T2

    Area besardampak

    Pendapatansetara beras

    (kg/jiwa/thn)

    Kondisidenganproyek

    Area besardampak

    ProyekB

    O1A

    Kondisitanpaproyek

    250

    O2

    B

    C

    0 T1 T3

    320

    350

    Umurproye

    T2

    O3

    O4

    O5

    Areadampakpenting

    T2

    Gariskemiskinan

    Gambar 3. Prakiraan Besar Dampak dan Evaluasi Sifat Penting Proyek A dan Proyek B terhadap Pendapatan Penduduk Sekitar

    (Proyek A)

    (Proyek B)

  • 8/10/2019 13. PRAKIRAAN DAMPAK

    16/30

    0

    BAB III.METODE & CONTOH PRAKIRAANDAMPAK ASPEK SOSIAL3.1. METODE FORMAL

    Secara garis besar terdapat dua metode prakiraan besar dampak lingkungan, yakni:

    Metode prakiraan dampak secara formala.

    Metode prakiraan dampak secara non-formal.b.

    Dua metode ini dapat digunakan untuk memprakirakan besar dampak sosial, termasuk aspek sosial yang

    memiliki nilai moneter. Berikut diutarakan macam metode formal dan non-formal untuk memprakiraan

    dampak sosial.

    Metode formal adalah metode untuk memprakirakan (besar) dampak dengan menggunakan formula,

    rumus atau model-model kuantitatif yang telah tersedia (hasil pengembangan/temuan pakar lain) atau

    dikembangkan sendiri oleh pakar aspek sosial AMDAL. Hasil prakiraan dampak ini bersifat kuantitatif dan

    umumnya didukung oleh tabulasi data, grak atau referensi spasial/geogras.

    Oleh karena sifatnya yang kuantitatif, akuntabilitas metode ini umumnya lebih tinggi ketimbang metode

    non-formal. Namun demikian, metode ini harus hati-hati digunakan karena sering terdapat asumsi atau

    koesien teknis yg tidak relevan dgn kondisi Indonesia.

    Macam metode formal ini adalah:

    Metode sik (physical model)1.

    Eksperimen (experimental method)2.

    Model matematik (mathematical model)3.

    Model analisis statistika (statistical analysis model)4.

    Tidak semua jenis metode formal yang diutarakan di atas dapat digunakan atau sesuai untuk keperluan

    prakiraan dampak aspek sosial. Dari empat macam Metode Formal di atas, hanya model matematik dan

    model analisis statistika yang disinggung dalam bahan ajar ini karena kedua model lainnya lebih relevan

    untuk aspek sik-kimia dan atau biologi.

    Prakiraan dengan model matematik dilakukan dengan menggunakan model yang sudah tersedia atau

    mengembangkan/membuat model sendiri yang khusus dibuat oleh pakar bersangkutan. Asumsi dasar dari

    model matematik ini adalah, model yang kita gunakan disusun/diformulasikan berdasarkan pengetahuan

    a priori yang kita miliki tentang bagaimana dinamika atau gerak tatanan atau kehidupan sosial yang kita

    telaah. Berdasarkan asumsi atas pengetahuan tersebut selanjutnya secara induktif dikembangkan model

    hubungan antar variabel dalam bentuk persamaan matematik. Pengembangan model, formula dan

    perhitungan matematik ini kini menjadi lebih leluasa dilakukan oleh para ahli berkat adanya dukungankomputer. Dalam aspek sosial, model matematik ini banyak digunakan untuk prakiraan dampak di bidang

    ekonomi dan demogra. Dua bidang dimana aspek sosial banyak berkenaan dengan hal-hal yang bersifat

    kuantitatif. Model matematik tersebut antara lain adalah:

    Model simulasi

    Model analisa inputoutput (input-output analysis)

    Model proyeksi

    model empiris (black box)

    Adapun prakiraan dampak dengan analisis statistika umumnya dilakukan dengan menggunakan model-

    model statistika yang sudah tersedia. Pada model statistik persamaan atau formula dikembangkan secara

    deduktif dari fenomena yang atau karakter kehidupan aspek sosial tertentu yang telah diketahui. Modelstatistik ini dapat digunakan untuk memprakirakan dampak proyek terhadap ekonomi, kependudukan

    dan juga bidang-bidang sosial seperti nilai budaya, sikap dan persepsi. Model-model statistik tersebut

    antara lain adalah:

  • 8/10/2019 13. PRAKIRAAN DAMPAK

    17/30

    11

    Model analisis faktor (factor analysis)

    Model regresi berganda (multiple regression)

    Model analisis kecenderungan (trend analysis)

    Model analisis deret waktu (time series analysis).

    Model statistika non-parametrik (non-parametric statistic).

    Berikut selanjutnya diutarakan beberapa contoh prakiraan dampak aspek sosial dengan menggunakan

    metode formal.

    3.2. PRAKIRAAN DAMPAK TERHADAP DEMOGRAFI

    Pemindahan penduduk adalah dampak langsung dari suatu proyek pembangunan. Pembangunan suatu

    dam akan membebaskan tanah pada gilirannya akan memindahkan penduduk. Beberapa dampak lanjutan

    yang akan timbul diantaranya kehilangan pekerjaan, menurunnya keterikatan sosial, keterikatan keluarga

    dan juga stress, kecemasan akan adanya perubahan cara hidup (disruption of way of life). Menurut Armour

    (1986) tingkat kesulitan (hardship) yang dialami penduduk karena perpindahan ini sangat tergantung pada

    karakteristik penduduk (tingkat pendidikan, tingkat sosial-ekonomi, jenis pekerjaan, kerentanan sosial)

    dan juga karakteristik individu seperti usia, keterikatan terhadap tempat tinggal, lama tinggal di daerah

    yang bersangkutan. Intensitas dampak tidak akan segera dapat diprediksi. Hal ini sangat dipengaruhi oleh

    seberapa jauh penduduk akan pindah (apakah penduduk bisa pindah disekitar daerah proyek atau daerah

    lain yang tidak jauh atau harus transmigrasi), kecukupan kompensasi (fairness and equity) dan ketepatan

    waktu relokasi dan pemberian kompensasi.

    Potensi dampak yang berhubungan dengan pemindahan penduduk dapat berupa:

    Waktu, tenaga dan uang yang dikeluarkan untuk mencari pemukiman baru.a.

    Disrupsi (gangguan) keterikatan sosial (tetangga, keluarga dan masyarakat).b.

    Disrupsi pola hubungan sosial, karena harus berpindah ketempat lain dan memulai lagi denganc.

    ikatan sosial yang baru.

    Stress psikologis, karena merasa insecured atau rasa tidak aman.d.

    Perubahan dalam akses ketempat kerja, tempat perbelanjaan, rekreasi, transportasi.e.

    Perubahan kondisi rumah.f.

    Merasa teraliniasi di pemukiman baru.g.

    Kesulitan ekonomi (hilangnya pekerjaan utama, menurunnya pendapatan, dsb.).h.

    Di kota-kota besar, masyarakat lapisan bawah merasa enggan untuk pindah ke tempat lain karena merasa

    takut kehilangan akses ke tempat kerja. Di pemukiman baru yang jauh dari tempat kerja, mereka harus

    membayar biaya transport untuk ke tempat kerja. Pengalaman seperti ini terjadi pada pemindahan

    penduduk dari bantaran Kaligarang Semarang ke Sadeng, wilayah pinggiran barat daya kota. Juga terjadipada penduduk disekitar Kali Banger, Semarang yang akan terkena proyek normalisasi sungai tersebut.

    Untuk bisa memprakirakan dampak yang akan terjadi, peneliti harus memiliki data dari penduduk yang

    akan dipindahkan. Data ini diambil dari rona lingkungan sosial (proling). Data dimaksud diantaranya

    adalah:

    Berapa jumlah yang akan dipindahkan (jumlah Kepala Keluarga, komposisi menurut umur, jenisa.

    pekerjaan).

    Tingkat kepuasan penduduk terhadap tempat tinggalnya sekarang (peoples satisfaction with place),b.

    berkaitan dengan tingkat kepuasan terhadap lingkungan (bersih, bebas polusi, air mudah didapat,

    sekolah, pasar, transportasi, dsb.).

    Keterikatan sosial penduduk yang tercermin dalam kegiatan sosial penduduk seperti kebiasaan salingc.

    membantu antar tetangga, gotong royong, sambatan, temu warga, arisan, dsb.).

    Rencana pemukiman baru (di pemukiman pengganti disekitar tempat tinggal lama, transmigrasi,d.

    dsb.).

  • 8/10/2019 13. PRAKIRAAN DAMPAK

    18/30

    2

    Contoh 1: Model Prakiraan Kenaikan Kepadatan Penduduk

    Contoh 1 ini dimodikasi dari contoh prakiraan dampak terhadap kenaikan kepadatan penduduk yang

    diutarakan oleh Soemarwoto (1988).

    Kepadatan penduduk desa dihitung dengan jumlah penduduk perluas daerah (orang/km2). Angka jumlahpenduduk dan luas daerah dapat didapatkan dari catatan di kantor desa atau kecamatan. Garis dasar (base

    line) untuk kepadatan penduduk dihitung dengan rumus:

    Nilai r dapat didapatkan dari laporan statistik. Jika ini tidak ada, r dapat dihitung dari pencatatan jumlah

    penduduk pada waktu yang berbeda. Walaupun r dapat dihitung dari pencatatan jumlah penduduk dalam

    dua tahun yang berurutan, tetapi seyogyanya perhitungan itu dilakukan untuk periode yang lebih panjang,

    misalnya 10 tahun.

    Kepadatan penduduk desa dengan proyek dihitung dari rumus:

    Dapat diprakirakan pembangunan industri akan menarik imigrasi penduduk dan mengurangi emigrasi,

    karena bertambahnya lapangan pekerjaan. Oleh karena itu laju pertumbuhan penduduk dengan proyek

    rdp akan menjadi lebih besar daripada rtp. Dengan penelitian kasus-kasus industri yang sejenis dengan

    skala yang serupa dan lokasi yang serupa pula diprakirakan besarnya rdp.

    Dampak industri terhadap kepadatan penduduk dengan demikian dapat diukur sebagai berikut:

    D = Ddp - Dtp

    Aplikasi Contoh 1Perhitungan Besar Bampak

  • 8/10/2019 13. PRAKIRAAN DAMPAK

    19/30

    13

    Suatu pabrik akan dibangun pada tahun 1995. Luas desa tempat pabrik kertas akan dibangun ialah 1.000 ha.

    Luas pabrik dan prasarananya direncanakan 150 ha. Catatan desa menunjukkan jumlah penduduk tahun

    1975 sebanyak 6.000 orang dan 1985 sebanyak 7.680 orang. Seorang pakar ilmu sosial akan memprakirakan

    dampak berdirinya industri pada tahun 1995 terhadap kepadatan penduduk desa.

    Laju pertumbuhan penduduk per tahun antara 1975 dan 1985 dihitung dari rumus pertumbuhanpenduduk, yaitu:

    Dengan demikian kepadatan penduduk desa tersebut tanpa proyek pada tahun 1995 ialah:

    Data historis proyek-proyek yang sejenis di daerah lain menunjukkan laju pertumbuhan penduduk mula-

    mula meningkat perlahan-lahan kemudian naik dengan pesat. Laju pertumbuhan penduduk bervariasi

    antara 3,5 % per tahun sampai 6,0 % per tahun dengan nilai rata-rata 4,5 % per tahun. Angka rata-rata

    ini digunakan sebagai prakiraan laju pertumbuhan penduduk dengan proyek, sehingga kepadatan

    penduduk dengan proyek ialah:

    Sifat Penting Dampak

    Dampak tergolong penting dari segi intensitas karena kenaikan kepadatan penduduk akibat proyektergolong besar (sekitar 50%). Dampak juga bersifat penting dari segi tidak terbalikkannya dampak

    (irreversible).

  • 8/10/2019 13. PRAKIRAAN DAMPAK

    20/30

    4

    Contoh 2: Prakiraan Dampak Penggusuran Penduduk

    Contoh 2 ini dipetik dari contoh prakiraan dampak terhadap penggusuran penduduk yang telah sedikit

    diubah dari Soemarwoto (1988).

    Jumlah kepala keluarga (KK) dan jiwa yang tergusur oleh proyek dapat dihitung dengan melakukan surveidi dalam batas daerah proyek. Akan tetapi yang terkena proyek sebenarnya tidak terbatas pada keluarga

    yang tinggal di dalam daerah proyek saja, melainkan juga sejumlah keluarga diluar daerah tersebut.

    Contoh ialah buruh tani, pedagang hasil bumi dan buruh pengangkut hasil bumi yang tinggal di luar

    daerah proyek, tetapi bekerja di dalam daerah proyek. Mereka tidak tergusur secara sik, melainkan secara

    ekonomi. Mengingat hal tersebut orang yang terkena dampak ialah:

    Untuk mengetahui jumlah orang yang akan tergusur digunakan metode survai dengan wawancara.

    Sebagai catatan dapat ditambahkan, penetapan KK yang terkena dampak suatu proyek yang luas dan

    batasnya tidak teratur (misal, batas proyek waduk mengikuti garis kontur), dapat dilakukan dengan peta

    udara skala besar yang memuat garis kontur (orthophoto map). Batas proyek diidentikasi dari potret

    udara tersebut. Jumlah rumah di dalam daerah proyek juga dihitung dari potret udara dan jumlah jiwa

    dihitung dari jumlah rumah kali rata-rata jiwa per rumah.

    Aplikasi Contoh 2

    Perhitungan Besar Bampak

    Dengan menelaah peta proyek dan melakukan survei lapang diketahui, pada tahun 1985 penduduk yang

    tinggal di dalam daerah proyek berjumlah 200 KK yang terdiri atas 1.000 jiwa. Di samping itu dari survei

    diketahui 150 KK terdiri atas 750 jiwa- yang berada di luar daerah proyek menggantungkan kehidupannya

    dari lahan pertanian yang terkena proyek.

    Karena pengambil-alihan lahan oleh industri dilakukan pada tahun 1990 pada waktu konstruksi akan

    dimulai, maka dampak dihitung untuk tahun 1990. Walaupun konstruksi baru akan dimulai, namun

    kegiatan survei dan perencanaan proyek diprakirakan telah meningkatkan laju pertumbuhan penduduk

    dari 2,5 % menjadi 4,5 %.

    Sifat Penting Dampak

    Dampak bersifat penting dari segi intensitas dan tak terbalikkan.

    3.3 PRAKIRAAN DAMPAK TERHADAP PRODUKSIPERTANIAN

    Hasil produksi pertanian di daerah pada umumnya dapat dilihat dari catatan desa, kecamatan atau Dinas

  • 8/10/2019 13. PRAKIRAAN DAMPAK

    21/30

    15

    Pertanian (ton/ha/tahun), untuk masing-masing jenis (padi, jagung, kedele, kepala, dan lain-lain). Sering

    catatan hanya memuat ton/ha, misalnya untuk padi, jagung, dan kedele. Dalam hal ini angka ton/ha/tahun

    dapat dihitung dari catatan intensitas penanaman dan pola pergiliran tanaman. Dengan melakukan survei

    harga, nilai ton/ha/tahun dapat dihitung menjadi Rp/ha/tahun. Selanjutnya dari data luas lahan dapat

    dihitung produksi dalam Rp/tahun.

    Contoh 3: Prakiraan Dampak terhadap Produksi Pertanian

    Contoh 3 ini dipetik dari contoh prakiraan dampak terhadap produksi pertanian yang telah sedikit diubah

    dari Soemarwoto (1988).

    Semisal, pada tahun 1995 akan dibangun industri di tengah-tengah daerah pertanian. Dalam studi ANDAL

    ingin diketahui berapa besar dampak industri tersebut terhadap produksi pertanian setempat. Dengan

    menggunakan peta topogra batas-batas proyek (kompleks industri, prasarana jalan dan perumahan) dan

    survei lapangan, dapat diidentikasi jenis penggunaan lahan yang akan terkena proyek. Dari langkah-

    langkah tersebut dapat dihitung produksi pertanian pada waktu t0, pada waktu ti tanpa proyek, dan pada

    waktu ti dengan proyek melalui formula berikut ini.

    Produksi pertanian pada waktu tj diprakirakan tidak sama dengan pada waktu penelitian to, oleh karena

    adanya intensikasi pertanian. Dampak industri terhadap produksi pertanian dengan demikian dapat

    diukur sebagai berikut:

    Aplikasi Contoh 3

    Perhitungan Besar Bampak

    Hasil survei menunjukkan, daerah pertanian di sekitar proyek mencapai luas 800 ha. Sekitar 400 ha

    merupakan lahan berpengairan teknis sehingga dapat ditanami dengan padi dua kali setahun. Sekitar 200

    ha sawah tadah hujan, dengan pola tanam padi pada musim hujan dan jagung pada musim kemarau.

    Sisanya, 200 ha lahan kering, ditanami singkong sekali setahun. Di desa tersebut terdapat pula 100 ha

    pekarangan. Produktivitas padi pada tahun 1985 mencapai 3 ton/ha, jagung 1,5 ton/ha dan singkong

    9 ton/ha. Dengan adanya intensikasi padi, produksi padi antara 1975-1985 meningkat sebesar 3% per

    tahun. Produksi jagung dan singkong menunjukkan keadaan yang statis. Data statistik tentang produksipekarangan tidak ada dan dianggap produksinya tidak meningkat.

    Dengan menumpang-tindihkan peta desa dan peta proyek diketahui, industri dengan prasarananya

  • 8/10/2019 13. PRAKIRAAN DAMPAK

    22/30

    6

    mencapai luas total 150 ha, akan menempati lahan sawah dengan pengairan teknis 100 ha, sawah tadah

    hujan 25 ha, lahan pertanian kering 15 ha dan pekarangan 10 ha.

    Berdasarkan data tersebut dilakukan perhitungan besar dampak pada tahun 1995 sebagai berikut:

    a) Produksi padi

    Tahun 1985 = Pr (400 x 2 + 200)ha x 3 ton/ha = 3000 ton

    Tahun 1995 = Prtp = 3000 x (1+0,03)10 ton = 4032 ton

    Prdp = [1000 - (2x100+25)] ha x 3 x 1,0310 ton/ha

    = 3125 ton

    Dampak industri terhadap produksi padi ialah:

    Prdp - Prtp = (3125 4032) ton = (907) ton

    Harga padi di tingkat desa adalah Rp. 150/kg sehingga bila dihitung secara moneter dampak yang akanterjadi adalah:

    (907000) x Rp. 150 = (Rp. 136.050.000)

    Tampak bahwa akibat beroperasinya industri pada tahun 1995 produksi padi di desa sekitar proyek turun

    sebesar 907 ton/tahun atau Rp. 136.050.000,-/tahun

    b) Produksi jagung

    Tahun 1985 = Pr = 200 ha x 1,5 ton/ha = 300 ton

    Tahun 1995 = Prtp = 200 ha x 1,5 ton/ha = 300 ton

    Prdp = (200 25)ha x 1,5 ton/ha = 262,5 ton

    Dampak industri terhadap produksi jagung ialah:

    Prdp - Prtp = (262,5 300) ton = (37,5 ton)

    Harga jagung di tingkat desa adalah Rp. 120/kg sehingga secara moneter dampak yang terjadi: (37500) x

    Rp. 120 = - Rp. 4.500.000,-

    Terlihat bahwa akibat beroperasinya industri pada tahun 1995 produksi jagung di desa menurun sebesar

    37,5 ton/tahun atau bila dihitung secara moneter sebesar Rp. 4.500.000,-/tahun

    c) Produksi singkong

    Tahun 1985 = Pr = 200 ha x 9 ton/ha = 1800 ton

    Tahun 1995 = Prtp = 200 ha x 9 ton/ha = 1800 ton

    Prdp = (200 15)ha x 9 ton/ha = 1665 ton

    Dampak industri terhadap produksi singkong ialah:

    Prdp - Prtp = (1665 1800) ton = (135 ton)

    Harga jagung di tingkat desa ialah Rp. 40/kg sehingga dihitung secara moneter dampaknya sebesar: -

    135000 x Rp. 40 = - Rp. 5.400.000,-

    Berdirinya industri pada tahun 1995 mengakibatkan produksi singkong desa turun sebesar 135 ton/tahun

    atau Rp. 5.400.000,-/tahun.

  • 8/10/2019 13. PRAKIRAAN DAMPAK

    23/30

    17

    d) Produksi pekarangan

    Pekarangan ialah lahan di sekitar rumah yang ditanami dengan berbagai jenis tanaman. Untuk memudahkan

    perhitungan tidak dihitung produksi masing-masing tanaman, melainkan produksi per satuan luas lahan

    dalam rupiah. Wawancara dengan penduduk menunjukkan hasil bersih rata-rata pekarangan ialah Rp. 45/

    m2/ha.

    Produksi pekarangan ialah:

    Tahun 1985 = 100 ha x Rp. 45/m2/tahun = Rp. 45.000.000,-/tahun

    Tahun 1995 = Prtp = 100 ha x Rp. 45/m2/th = Rp. 45.000.000,-/tahun

    Prdp = 90 ha x Rp. 45/m2/th = Rp. 40.500.000,-/tahun

    Dampak industri terhadap produksi pekarangan ialah:

    Prdp - Prtp = Rp (40.500.000 45.000.000)= (Rp. 5.500.000,-/tahun)

    Sehingga dampak industri terhadap produksi pertanian secara total adalah penurunan sebesar:

    = Rp. (136.050.000 + 4.500.000 + 5.400.000 + 5.500.000)

    = Rp. 151.450.000,-/tahun

    Sifat Penting Dampak

    Dampak bersifat penting dari segi intensitas dan tak terbalikkan.

    3.4 PRAKIRAAN DAMPAK TERHADAP PELUANGBEKERJA & BERUSAHA

    Model prakiraan dampak sosial yang lain adalah model empiris (black box). Dalam model ini hubungan

    sebab akibat ditetapkan berdasarkan hasil pengamatan secara empirik atas obyek yang diteliti. Besar

    dampak lingkungan diperoleh berdasarkan hasil pengamatan secara empiris. Model ini dibangun dengan

    tidak memperhatikan perilaku prosesor pengubah input menjadi output (black box).

    Sebagai contoh adalah model penggandaan basis. Model ini dapat digunakan untuk memprakirakan

    dampak suatu rencana kegiatan terhadap penyerapan tenaga kerja. Formulanya dirumuskan sebagai

    berikut :

    Nilai Et dan Eb diperoleh berdasarkan hasil pengamatan secara empiris. Dengan diperolehnya nilai K akan

    diketahui berapa besar tenaga kerja yang akan diserap oleh kegiatan perekonomian secara keseluruhan,

    Nilai Et dan Eb diperoleh berdasarkan hasil pengamatan secara empiris. Dengan diperolehnya nilai K akan

    diketahui berapa besar tenaga kerja yang akan diserap oleh kegiatan perekonomian secara keseluruhan,

    sebagai akibat adanya penambahan 1 tenaga kerja di sektor basis. Sehingga bila proyek diteliti tergolong

    sebagai sektor basis, akan dapat dihitung besar tenaga kerja yang dapat diserap oleh sektor non-basis

    sebagai akibat beroperasinya sektor basis tersebut.

  • 8/10/2019 13. PRAKIRAAN DAMPAK

    24/30

    8

    3.5 PRAKIRAAN DAMPAK DENGAN ANALISIS DERETWAKTU

    Metode ini didasarkan pada model peramalan kecenderungan dan umumnya banyak digunakan untuk

    aspek demogra. Beberapa pakar memadukan metode ini dengan teknik analogi dalam mana para ahlimengestimasi masa depan dengan menarik pengalaman tentang pembangunan sejenis di tempat lain. Para

    pakar ini berpendapat bahwa masyarakat yang terkena dampak (affected community) merupakan sumber

    informasi yang penting untuk memprakirakan apa yang akan terjadi dan apa yang mereka harapkan untuk

    terjadi.

    3.6 METODE NON-FORMAL

    Pada situasi tertentu seringkali dijumpai hambatan untuk memprakirakan dampak sosial secara formal,

    baik melalui model statistik maupun matematik. Hal ini dapat terjadi karena:

    Tidak adanya metode formal yang secara representatif dapat menggambarkan dinamika sistem yanga.

    diteliti;Metode yang tersedia mensyaratkan kebutuhan data dan informasi tertentu yang tidak dapatb.

    dipenuhi oleh peneliti yang bersangkutan.

    Jalan keluar untuk mengatasi hal ini adalah menggunakan metode yang bersifat non-formal. Beberapa

    metode non-formal yang dapat digunakan antara lain adalah:

    Penilaian profesional dari pakar (professional judgement),a.

    Metode ad-hocb.

    Komparatif antar budaya (cross cultural)c.

    Teknik analogid.

    Metoda delphie.

    3.7 PROFESSIONAL JUDGEMENT

    Melalui teknik ini prakiraan dampak lingkungan didasarkan pada penilaian para ahli. Penilaian yang

    dilakukan oleh seorang ahli dapat dikatakan merupakan pendekatan yang paling bersifat non-formal.

    Secara bertahap penilaian para ahli dapat bersifat semakin formal bila ditempuh hal-hal sebagai berikut:

    Meminta kepada (seorang) ahli yang bersangkutan agar melakukan justikasi atas ungkapan atau1.

    deskripsi matematis yang dikembangkan-nya, dengan mengacu pada fakta-fakta historis yang

    didukung oleh bukti-bukti ilmiah.

    Meminta kepada lebih dari seorang ahli (sebagai contoh grup para ahli di bidang tertentu), bagaimana2.

    pendapat mereka masing-masing secara individual, dan selanjutnya berdasarkan pendapat para ahli

    ini dirumuskan kesimpulan.

    Meminta kepada grup para ahli untuk menyepakati pandangan-pandangan mereka atas dampak3.

    yang akan terjadi. Cara ini misalnya dapat ditempuh melalui lokakarya atau seminar.

    Meminta kepada grup para ahli untuk secara formal menyepakati konsensus yang telah dicapai4.

    (sebagai contoh dengan menggunakan metode Delphi), dan menyetujui pandangan-pandangan

    tentang prakiraan dampak yang akan terjadi.

    3.8 METODE AD-HOC

    Model ad-hoc yang digunakan untuk analisis dampak sosial umumnya diterapkan dengan cara menganalisis

    hubungan sebab-akibat yang timbul secara verbal. Dalam upaya memprakirakan respon atau perubahan

    lingkungan yang akan terjadi, metode analisis verbal ini digunakan dengan memanfaatkan pengalaman-pengalaman empiris, kejadian-kejadian historis, fakta-fakta ilmiah, serta kekuatan intuisi dari peneliti yang

    bersangkutan. Dapat dikatakan metode deskritif-verbal ini banyak digunakan oleh para penyusun ANDAL

  • 8/10/2019 13. PRAKIRAAN DAMPAK

    25/30

    19

    di Indonesia. Salah satu faktor penyebabnya adalah terbatasnya data dan informasi yang tersedia yang

    dapat dimanfaatkan untuk keperluan penerapan metode-metode yang bersifat formal.

    3.9 TEKNIK ANALOGI

    Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk memprakirakan (besar) dampak sosial adalah dengan

    penggunaan teknik analogi. Melalui metode ini masalah-masalah lingkungan yang muncul sebagai akibat

    adanya aktivitas sejenis di daerah lain, dikaji guna dijadikan basis dan atau bahan pertimbangan untuk

    memprakirakan dampak lingkungan yang akan timbul di daerah studi. Sudah barang tentu diperlukan

    kewaspadaan dalam memilih aktivitas yang sejenis yang digunakan sebagai analogi bagi rencana kegiatan

    yang diteliti, mengingat adanya perbedaan ruang, waktu dan kondisi lingkungan sosial.

    Melalui pendekatan ini besar dampak suatu rencana usaha atau kegiatan (disimbolkan P) terhadap suatu

    kelompok masyarakat (disimbolkan Xp), diukur dengan cara mengukur dampak yang telah terjadi pada

    kelompok masyarakat yang berciri sama dengan masyarakat Xp (disimbolkan sebagai masyarakat Xp*),

    yang terkena proyek serupa (disimbolkan P*) yang telah beroperasi di lokasi lain. Besar dampak proyek P*

    terhadap masyarakat Xp* digunakan sebagai dasar analogi bagi penyusun ANDAL untuk memprakirakan

    dampak proyek P terhadap masyarakat Xp. I lustrasi berikut memperjelas hal dimasud.

  • 8/10/2019 13. PRAKIRAAN DAMPAK

    26/30

    0

    BAB IV.KETIDAK PASTIAN DAMPAKMemprakirakan suatu dampak dalam studi ANDAL memiliki tingkat kesulitan yang cukup

    tinggi. Penguasaan dari anggota tim dan perkembangan ilmu pengetahuan di bidang yang

    akan diprakirakan dampaknya memegang peranan yang sangat penting. Disamping itu

    faktor-faktor lingkungan juga perlu diketahui, karena dalam memprakirakan dampak harus

    memenuhi dinamika dari lingkungan tempat studi diadakan.

    Informasi mengenai sejarah dan perkembangan lingkungan didaerah studi juga

    mempermudah dalam memprakirakan dampak. Oleh karena itu diperlukan pengumpulan data

    dan informasi keadaan lingkungan dimasa lalu dan sekarang secara lengkap (data runtutan)

    di semua aspek (fisika-kimia, biologi dan sosial ekonomi).

    Bidang sosial ekonomi dan sosial budaya adalah bidang yang paling sulit diprakirakan

    dampaknya. Hal ini disebabkan karena belum banyaknya teknik-teknik prakiraan dampak

    yang dikembangkan sehingga sepenuhnya bergantung pada professional judgementatau

    pertimbangan dari keahlian anggota tim.

    Besar dampak yang terjadi di masa yang akan datang tergantung dari waktu dan berapa

    lama dampak terjadi. Perlu diperjelas dalam jangka waktu berapa lama dampak tersebut

    akan diprakirakan. Prakiraan dampak untuk jangka waktu yang lebih lama atau makin

    panjang akan makin sulit dan makin terbuka untuk melakukan kesalahan yang lebih besar.

    Oleh karena itu, maka pada saat memprakirakan dampak harus dipertimbangkan adanya

    ketidakpastian (uncertainty).

    Untuk menjamin presisi pendugaan besaran dampak dan menanggulangi ketidakpastian ini

    maka perlu diketahui adanya kesalahan yang berasal dari beberapa sumber ketidakpastian.

    Sumber kesalahan dimungkinkan dapat berasal dari salah satu sumber-sumber ketidakpastian

    berikut ini.

    Type of One Error atau Alpha Error1.

    TipeAlpha Erroradalah tipe kesalahan yang terjadi pada saat dilakukan penarikan kesimpulan. Dari

    pendugaan terhadap dampak seluruh komponen lingkungan yang telah dilakukan harus disimpulkan

    komponen apa saja yang terkena dampak yang cukup besar.

    Type of Two Errors atau Betha Error2.

    Tipe kesalahan ini terjadi pada saat menentukan hipotesis yang diajukan. Dalam pemikiran setiap

    pakar mengenai suatu komponen lingkungan tertentu pasti telah ada hipotesis tentang dampak

    yang mungkin akan timbul. Dalam memutuskan dampak yang sesuai dengan hipotesis, biasanya

    akan terjadi kesalahan.

    Type of S Error atau Subject Error3.

    Kesalahan dalam pendugaan dampak tipe ini disebabkan oleh karena tidak baiknya dalam menentukan

    unit cuplikan (unit sampel). Dengan unit cuplikan yang salah maka data dan informasi tentang kondisi

    lingkungan dan deskripsi tentang rona lingkungan juga salah. Akibatnya dalam pendugaan dampak,

    juga terjadi kesalahan.

    Type G Error atau Group Error4.

    Tipe kesalahan ini biasanya pada pendugaan dampak sosial ekonomi. Pada hakekatnya pendapat

    suatu kelompok masyarakat sering berbeda dengan pendapat individu. Apabila dilaksanakan

    pengamatan dalam kelompok saja, kemungkinan terjadi kesalahan karena sifat-sifat individual tidak

    diketahui. Sementara itu apabila diamati sifat dan persepsi individual seringkali tidak sesuai denganpersepsi berdasarkan kelompok. Oleh karena itu perlu didapatkan informasi secara kelompok dan

    informasi individual. Setelah data dan informasi ini dinilai telah memenuhi syarat, baru kemudian

  • 8/10/2019 13. PRAKIRAAN DAMPAK

    27/30

    21

    dilakukan prakiraan dampak.

    Type of R Error atau Replication Error5.

    Tipe kesalahan ini terjadi karena keterangan atau data diperoleh berdasarkan pada pengamatan

    yang ulangan cuplikannya tidak memenuhi syarat. Pada studi AMDAL hal ini sering terjadi, karena

    metode penelitian secara ilmiah diabaikan.

    Perlu dikemukakan bahwa dalam pendugaan dampak untuk sesuatu yang akan datang maka

    masalah ketidakpastian patut mendapat perhatian dan pertimbangan. Masalah ketidakpastian

    dapat dimasukkan kedalam analisa probabilitas.

  • 8/10/2019 13. PRAKIRAAN DAMPAK

    28/30

    2

    BAB V.PENUTUP5.1 RANGKUMAN

    Dampak lingkungan dapat diartikan sebagai perubahan yang dialami oleh suatu komponen lingkungan

    tertentu pada ruang dan waktu tertentu sebagai akibat adanya kegiatan tertentu. Kegiatan ini dapatbersifat alami, seperti letusan gunung merapi, gempa bumi, semburan gas beracun dari kawah dan lain

    sebagainya, yang pada dasarnya mengakibatkan perubahan yang cukup mendasar pada lingkungan

    disekitarnya.

    Dalam studi ANDAL, prakiraan dampak merupakan suatu proses untuk menduga/mengantisipasi respon

    atau perubahan suatu kondisi lingkungan tertentu akibat adanya rencana kegiatan tertentu, yang

    berlangsung pada ruang dan waktu tertentu. Dapat dikatakan prakiraan dampak merupakan salah satu

    titik kritis dalam proses penyusunan ANDAL. Sehingga prakiraan dampak merupakan trade mark dalam

    dokumen ANDAL, dan merupakan ciri pembeda dengan dokumen-dokumen riset lainnya.

    Ada 3 (tiga) prinsip dasar yang perlu diketahui dalam melakukan prakiraan dampak lingkungan, termasuk

    dalam hal ini prakiraan dampak aspek sosial, yakni: Merujuk pada batasan tentang dampak lingkunganyang digunakan dalam AMDAL, Keterkaitan dengan dokumen Kerangka Acuan (KA) dan Keterkaitan antar

    komponen lingkungan yang terkena dampak..

    Dalam prakiraan dampak lingkungan terkandung dua macam kajian, yakni, prakiraan atas seberapa besar

    perubahan atau dampak lingkungan (magnitude of impact) yang akan timbul sebagai akibat adanya

    proyek dan evaluasi atas mendasar tidaknya atau penting tidaknya dampak lingkungan yang akan timbul

    bagi kehidupan sosial, ekonomi, budaya, kesehatan dan ekologi.

    Untuk memudahkan prakiraan kondisi lingkungan tanpa proyek di masa mendatang, umumnya para

    penyusun AMDAL mengasumsikan kondisi lingkungan di masa mendatang dipandang sama atau konstan

    dengan situasi sebelum ada proyek. Hal lain yang perlu diketahui adalah, prakiraan dampak sangat terkait

    dengan dimensi ruang dan waktu berlangsungnya dampak. Sehingga dapat dikatakan dampak lingkungansuatu rencana usaha/kegiatan bersifat unik dan khas, yakni hanya berlaku untuk ruang dan waktu tertentu

    akibat aktivitas tertentu dari rencana usaha/kegiatan.

    5.2 EVALUASI

    PRAKIRAAN DAMPAK LINGKUNGAN (1)

    Setiap peserta menjawab pertanyaan berikut ini di atas kartu metaplan dengan huruf cetak dan jelas.

    Setiap pertanyaan dijawab di 1 (satu) lembar kartu metaplan dan cantumkan nama saudara dibaliknya.

    Pertanyaan

    Apa yang dimaksud dengan dampak lingkungan?1.

    Apa saja yang saudara ketahui tentang prinsip dasar prakiraan dampak lingkungan?2.

    Apa yang dimaksud dengan dampak besar dan besar dampak?3.

    Apa yang dimaksud dengan sifat penting dampak?4.

    Apa saja metode prakiraan dampak sosial yang saudara kenal atau yang pernah saudara gunakan5.

    dalam kajian aspek sosial AMDAL?

    Waktu: 15 menit

    PRAKIRAAN DAMPAK LINGKUNGAN (2)

    Untuk menyelesaikan tugas ini, peserta dibagi dalam 3 - 4 kelompok atau lebih. Setiap kelompok

    maksimum beranggotakan 6 orang. Untuk mempermudah pelaksanaan tugas, gunakan kelompok yang

  • 8/10/2019 13. PRAKIRAAN DAMPAK

    29/30

    23

    sama ketika menyelesaikan Tugas 2 dari bahan ajar 2 (Pelingkupan) untuk menyelesaikan tugas bahan ajar

    4 ini. Masing-masing kelompok bertugas:

    Buat daftar potensi dampak penting dan isu pokok lingkungan (menurut alternatif kegiatan proyek,1.

    bila ada), berdasarkan hasil Tugas 2 - bahan ajar 2.Tetapkan jenis metode prakiraan (besar) dampak

    lingkungan aspek sosial yang akan digunakan oleh kelompok saudara.Pelajari dokumen KA dan ANDAL yang saudara terima, dan lakukan telaahan :2.

    Buat daftar jenis komponen lingkungan yang diprakirakan besar dampak dan ditelaah sifat pentingnya3.

    dalam Bab Prakiraan Dampak dari dokumen ANDAL.

    Bandingkan daftar tersebut dengan daftar potensi dampak penting yang tercantum di dalam KA.4.

    Tinjau dan beri komentar/ pandangan sejauh mana terjadi konsistensi antara dokumen KA dan

    ANDAL!

    Identikasi mana saja komponen lingkungan yang tercantum dalam Bab Prakiraan Dampak - ANDAL,5.

    yang belum mencerminkan lingkup kajian prakiraan dampak sebagaimana dimaksud dalam Lembar

    Informasi 1 dari bahan ajar 4 ini!

    Sejauh mana prakiraan dampak penting sosial yang tercantum dalam dokumen ANDAL sudah6.

    memperlihatkan keterkaitan analisa dengan prakiraan dampak penting aspek yang lain? (tips: lihat

    bagan alir yg digunakan).

    Waktu: 90 menit

  • 8/10/2019 13. PRAKIRAAN DAMPAK

    30/30

    4

    DAFTAR PUSTAKAPeraturan Perundangan:

    PP Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.

    Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan

    AMDAL

    Keputusan Kepala Bapedal Nomor 299 Tahun 1996 tentang Pedoman Teknis Kajian Aspek Sosial dalam

    AMDAL.

    Keputusan Kepala Bapedal Nomor KEP-056 Tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak

    Penting.

    Literatur:

    Beandlands, G.E., and P.N. Duiker. 1983. An Ecological Framework for Environmental Impact Assessment in

    Canada. IRES, Dalhouseie University in Cooperation with Federal Environmental Assessment Review

    Offi ce. Halifax, Canada.

    Environmental Resource Limited. 1984. Prediction in Environmental Impact Assessment. Ministeria

    Volshuisvesting Ruimtelijke Ordening en Milieubeheer Ministerie van Landbouw en Visserij.

    London.

    Gunarwan, F. Suratmo. 1988. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Gadjah Mada University Press.

    Yogyakarta.

    Hadi, Sudharto P. 1995. Aspek Sosial AMDAL: Sejarah, Teori dan Metode. Yogyakarta: Gadjahmada Press.

    Munn, R.E. 1975. Environmental Impact Assessment: Principles and Procedures. Scope Report 5.

    International Council of Sccientic Unions Scientic Committee on Problems of the Environment.

    Toronto, Canada.

    Rau, J.G, and Wooten. Environmental Impact Analysis Handbook. Ed. McGraw-Hill Book Company. New

    York.

    Soemarwoto, Otto. 1988. Analisis Dampak Lingkungan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta