prakiraan risiko kesehatan sebagai dampak flouride (f...
TRANSCRIPT
PRAKIRAAN RISIKO KESEHATAN SEBAGAI DAMPAK FLOURIDE (F -) PADA
SUMBER AIR MINUM YANG DIKONSUMSI SISWA KELAS 6 SEKOLAH DASAR
NEGERI DI KECAMATAN SETU TANGERANG SELATAN TAHUN 2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
(SKM)
Disusun Oleh
Hari Agus Pranata
1111101000128
PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2015
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Flour merupakan anggota yang paling ringan dari kelompok halogen dan
salah satu yang paling reaktif dari semua unsur kimia (Hem, 1989. WHO, 2006).
Fluoride adalah mineral fluor yang sering ditemukan dengan solubility yang
rendah pada batu igneous dan batu sedimen (Edmunds dan Smedley,1996).
Flouride merupakan salah satu senyawa kimia dalam air yang terbukti
dapat menyebabkan efek terhadap kesehatan melalui air minum. Flouride
memiliki efek yang bermanfaat terhadap pencegahan karies gigi pada konsentrasi
tertentu, namun pada keterpaparan yang berlebihan dapat meningkatkan terjadinya
efek yang tidak diinginkan. Efek buruk tersebut dapat bervariasi dari flourosis gigi
ringan (keadaan dimana gigi menjadi kekuningan atau kecoklatan dan terdapat
bintik bintik pada email gigi) hingga Skeletal flourosis (Flourosis Tulang), seiring
dengan meningkatnya kadar dan lamanya paparan. Oleh karena itu, asupan
flourida haruslah dibatasi agar dapat mencegah karies namun tidak menimbulkan
terjadinya flourosis (Fawell, et. al, 2006; Astriningrum, 2011).
Flourosis merupakan penyakit akibat asupan flouride berlebihan yang
menyebabkan hipertklasifikasi disertai berbagai kerusakan tulang dan paralisis.
Bahaya flourosis terbesar terjadi pada masyarakat yang bertempat tinggal di
daerah yang tanahnya mengandung flourofosfat dengan kadar tinggi atau dekat
2
dengan pabrik yang mengakibatkan pencemaran flouride pada lingkungan
(Makfoel, et. al. 2002).
Flourosis merupakan suatu kondisi yang sangat langka di Amerika
Serikat. Namun, dalam serangkaian penelitian epidemiologi di Amerika Serikat
menunjukan bahwa konsentrasi alami flouride terdapat didalam air, kejadian ini
akan menyebabkan dampak pada peningkatan prevalensi dan keparahan flourosis
gigi. Selanjutnya, pada konsentrasi flouride sekitar 1 mg/liter berdampak penting
pada kesehatan masyarakat karena dapat meningkatkan resistensi terhadap karies
gigi (Lennon, 2006).
Data hasil evaluasi penilaian risiko yang dilakukan oleh Environmental
Protection Agency (EPA) menyimpulkan bahwa anak usia 8 tahun atau lebih
muda akan terpapar flouride berlebih karena mereka tinggi asupan cairan serta
tingkat konsentrasi alami flouride yang tinggi dalam air minum. Anak-anak paling
terpengaruh oleh paparan flouride berlebih karena dampak gigi mereka yang
masih dalam tahap pembentukan gigi (CDC, 2013). Penelitian yang dilakukan
oleh Y Lu, et al (2000) diketahui bahwa anak-anak usia 10-12 tahun yang tinggal
di daerah tinggi flouride dalam air minum dapat menyebabkan risiko gangguan
perkembangan kecerdasan. Paparan flouride yang lebih tinggi dalam air minum
dapat mempengaruhi kecerdasan anak-anak (EHP, 2010).
Semua air mengandung flour (F) dalam konsentrasi yang berbeda beda.
Air laut mempunyai kandungan flour dengan konsentrasi 0,81,4 mg/liter. Kadar
flour dalam air yang berasal dari danau, sungai atau sumur buatan adalah dibawah
0,5 mg/liter. Adanya perbedaan kadar flour yang bervariasi tersebut, diduga
3
sebagai akibat perbedaan keadaan hidrogeologis setempat (WHO, 1994; Agtini,
et. al, 2005).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 492/MENKES/PER/IV/2010
tentang persyaratan kualitas air minum, mendefinisikan air minum adalah air yang
melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum. Air minum aman bagi kesehatan apabila
memenuhi persyaratan fisika, mikrobiologi, kimiawi dan radioaktif yang dimuat
dalam parameter wajib dan parameter tambahan. Parameter wajib merupakan
persyaratan kualitas air minum yang wajib diikuti dan ditaati oleh seluruh
penyelenggara air minum. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI terdapat
beberapa macam paraneter wajib untuk persyaratan kualitas air minum termasuk
parameter kimia an-organik flouride. Baku mutu kandungan bahan kimia an-
organik flouride yaitu 1,5 mg/l.
Provinsi Banten merupakan salah satu provinsi dengan akses pelayanan air
dan sanitasi untuk masyarakat yang rendah selain DKI Jakarta dan Jawa Barat.
Hal tersebut dapat mempersulit masyarakat untuk memperoleh sumber air baku
untuk memenuhi kebutuhan air bersih (USAID, 2013). Data yang diperoleh dari
Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2014 menunjukan bahwa Banten merupakan
provinsi yang memiliki urutan terendah berdasarkan sumber air minum yang
layak untuk daerah perkotaan dan perdesaan tahun 2009 sampai 2012 (BPS,
2014).
Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS tahun 2014 bahwa 30,49%
masyarakat Banten menggunakan sumber air dari sumur pompa untuk memenuhi
4
kebutuhan sehari-hari. Persentase tersebut merupakan urutan tertinggi setelah DKI
Jakarta dan Jawa Barat. Pelayanan air bersih dari PDAM yang menepati urutan
terakhir yaitu Kecamatan Setu karena masyarakat yang menggunakan air PDAM
hanya sebesar 16.42 %, sehingga daerah daerah yang belum terjangkau jaringan
PDAM, masyarakat menggunakan sumber air dari sumur gali dan sumur pompa
(Pokja AMPL Kota Tangerang Selatan, 2011). Masyarakat akan terpapar flouride
dalam air dari sumber air sumur gali dan sumur pompa apabila dikonsumsi secara
terus menerus.
Keberadaan flouride dalam air dapat terjadi secara alami maupun dengan
jumlah yang terkontrol. Adanya kandungan flouride yang ada di air dapat
disebabkan oleh aktivitas manusia maupun industri. Kandungan flouride dalam air
dengan jumlah besar disebabkan oleh buangan industri (APHA, 1998).
Kandungan flour pada air tanah di tiap tempat berbeda, hal ini dapat dipengaruhi
iklim, temperatur, dan kelembaban di daerah tersebut serta jarak dengan laut.
Selain itu, kadar flour dipengaruhi oleh kadar flour dalam tanah, gas dan debu
flour yang dihasilkan dari alam dan limbah industri (Azwar, 1995).
Penelitian yang dilakukan oleh Yiamouyiamis (1990) mengenai efektifitas
flouride melalui data mentah dari studi besar yang dilakukan oleh National
Institute for Dental Research (NIDR), telah disimpukan bahwa flouride tidak
memiliki kemampuan mencegah kerusakan gigi, karena tidak ada banyak
perubahan nilai DMFT (rata-rata jumlah gigi busuk, hilang, atau berlubang) pada
sekitar 40.000 anak-anak. Anak yang memiliki usia 8 tahun atau lebih muda
mengkonsumsi flouride berlebih memiliki peluang peningkatan karies gigi.
Konsumsi berlebih flouride secara terus menerus akan meningkatkan
5
kemungkinan patah tulang dan mengakibatkan efek pada tulang serta
menimbulkan nyeri pada tulang yang sering disebut dengan flourosis tulang.
Penelitian yang dilakukan oleh Panjaitan (2003) mengenai pengalaman
karies pada anak usia 12 sampai 15 tahun yang minum air sumur bor dan air
leding di Kampung Nelayan dan Uni Kampung Belawan, Penelitian tersebut
menunjukan bahwa pengalaman karies gigi tetap. Anak yang minum air sumur
bor lebih kecil dibanding anak yang minum air ledeng dan secara statistik
bermakna. Sehingga, flouride yang terkandung dalam air sumur bor mempunyai
pengaruh terhadap prevalensi karies. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO), indikator derajat kesehatan gigi dan mulut anak usia 12 tahun pada tahun
2000 dengan indeks penilaian status kesehatan gigi dan mulut dalam hal karies
gigi permanen (DMF-T) ≤ 3 dengan prevalensi karies aktif 63% (Kristianti, et. al,
2002).
Prevalensi karies gigi masih cukup tinggi, sehingga karies gigi merupakan
suatu penyakit infeksi gigi yang menjadi prioritas masalah keseahatan gigi dan
mulut (Ticoalu, 2014). Data dari Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan
menunjukan bahwa Setu menjadi peringkat kedua mengenai kasus terhadap
kesehatan gigi dan mulut yaitu sebanyak 2501 kasus (Dinkes Tangsel, 2013).
Selain itu, Berdasarkan hasil laporan bulanan penyakit dari puskesmas setu
selama tahun 2011, didapatkan masyarakat yang menderita penyakit karies gigi
berada diurutan kelima dengan jumlah penderita sebanyak 1312 penderita (Dinkes
Tangsel, 2013).
6
EPA meluncurkan dua tinjauan terbaru tentang penelitian terkait bahaya
flouride. Salah satu studi menemukan bahwa asupan yang berkepanjangan dan
kandungan flouride yang tinggi dalam tubuh akan meningkatkan risiko tulang
rapuh, patah tulang, dan kelainan tulang yang menyebabkan kelumpuhan. Besaran
asupan flouride dalam air minum yang dikonsumsi oleh manusia dapat dilakukan
dengan pendekatan Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL).
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No 876/Menkes/SK/VIII/2001,
Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) merupakan suatu pendekatan
untuk mencermati potensi besarnya risiko yang dimulai dengan mendeskripsikan
masalah lingkungan yang telah dikenal dan melibatkan penetapan risiko kesehatan
manusia dan berkaitan dengan masalah lingkungan yang bersangkutan. Analisis
risiko kesehatan lingkungan biasanya berhubungan dengan masalah lingkungan
saat ini atau di masa lalu.
ARKL adalah suatu metode pendekatan yang dapat digunakan untuk
mengetahui besaran risiko atau risk agent melalui analisis pemajanan serta
analisis dosis respon pada individu atau populasi tertentu lengkap dengan ciri
karakteristik, pola aktivitas dan fisiologi tubuh individu atau populasi tersebut
(Nasrudin, 2013; Rahman, 2007; Korullu et al, 1996 dan IPCS, 2004). ARKL juga
dapat digunakan untuk menentukan managemen kontrol dalam mengendalikan
risiko kesehaatan baik untuk penyakit karsinogenik maupun non karsinogenik
berdasarkan perhitungan dosis respon yang mengacu dari penelitian penelitian
sebelumnya (Nasrudin,2013; Rahman, 2007).
7
Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, maka penulis mengambil
keputusan untuk melakukan penelitian mengenai Prakiraan risiko kesehatan
lingkungan konsentrasi bahan kimia an-organik Flouride (F-) pada air minum
yang dikonsumsi siswa sekolah dasar di Kecamatan Setu Tangerang Selatan tahun
2015.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan utama yang diketahui bahwa semua air
mengandung flour dalam konsentrasi yang berbeda beda. Air yang mengandung
flour atau Flouride dengan konsentrasi hampir melebihi baku mutu atau melebihi
baku mutu apabila dikonsumsi secara terus menerus dapat menyebabkan
gangguan kesehatan seperti karies gigi, flourosis tulang, dan menurunkan
kecerdasan anak.
Berdasarkan data yang menunjukan bahwa flouride memiliki banyak
kerugian bila di konsumsi, dan kandungan flourde secara alami memang terdapat
didalam air tanah dan air minum. Flouride juga menjadi masalah dikawasan
industri karena flouride banyak terdapat dibuangan air limbah. Penelitian
mengenai flouride yang jarang dilakukan di indonesia, maka perlu dilakukan
penelitian terkait risiko kesehatan lingkungan Prakiraan konsentrasi bahan kimia
an-organik flouride pada air minum yang dikonsumsi siswa sekolah dasar di
Kecamatan Setu Tangerang Selatan tahun 2015.
1.3 Pertanyaan Penelitian
1. Apakah jenis sumber air minum yang dikonsumsi oleh siswa sekolah dasar
di Kecamatan Setu Tangerang Selatan ?
8
2. Berapa rata-rata kadar konsentrasi flouride dalam air minum yang
dikonsumsi oleh siswa sekolah dasar di Kecamatan Setu Tangerang
Selatan ?
3. Berapa rata-rata laju asupan air yang dikonsumsi oleh siswa sekolah dasar
di Kecamatan Setu Tangerang Selatan?
4. Berapa rata-rata durasi pajanan air minum siswa Kecamatan Setu
Tangerang Selatan yang mengandung flouride ?
5. Berapa rata-rata berat badan siswa sekolah dasar di Kecamatan Setu
Tangerang Selatan ?
6. Berapa intake fouride pada siswa sekolah dasar di Kecamatan Setu
Tangerang Selatan ketika mengkonsumsi air minum dengan durasi pajanan
realtime dan lifetime ?
7. Berapa besaran risiko (RQ) flouride pada siswa sekolah dasar di
Kecamatan Setu Tangerang Selatan ketika mengkonsumsi air minum
secara terus menerus ?
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan umum
Mengetahui besarnya risiko ketika siswa sekolah dasar
mengkonsumsi air minum yang mengandung flouride.
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui jenis sumber air minum yang dikonsumsi oleh siswa sekolah
dasar di Kecamatan Setu Tangerang Selatan.
9
2. Mengetahui rata-rata kadar konsentrasi flouride dalam air yang
dikonsumsi oleh siswa sekolah dasar di Kecamatan Setu Tangerang
Selatan.
3. Mengetahui rata-rata laju asupan air yang dikonsumsi oleh siswa sekolah
dasar di Kecamatan Setu Tangerang Selatan.
4. Mengetahui rata-rata durasi pajanan air minum siswa Kecamatan Setu
Tangerang Selatan yang mengandung flouride.
5. Mengetahui rata-rata berat badan siswa sekolah dasar di Kecamatan Setu
Tangerang Selatan.
6. Mengetahui intake fouride pada siswa sekolah dasar di Kecamatan Setu
Tangerang Selatan ketika mengkonsumsi air minum dengan durasi pajanan
realtime dan lifetime.
7. Mengetahui besaran risiko (RQ) kandungan bahan kimia an organik
flouride pada siswa sekolah dasar di Kecamatan Setu Tangerang Selatan
ketika mengkonsumsi air minum secara terus menerus.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Peneliti
1. Menambah ilmu dan pengetahuan peneliti dalam bidang analisis resiko
konsentrasi bahan kimia an organik flouride dalam air minum yang
dibawa siswa sekolah dasar di Kecamatan Setu Tangerang Selatan.
1.5.2 Peneliti Lain
1. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin melakukan
penelitian mengenai analisis risiko kesehatan lingkungan terkait
10
konsentrasi dan kandungan bahan kimia an organik flouride dalam air
minum yang dibawa siswa sekolah dasar.
2. Sebagai bahan tambahan dan bahan informasi bagi peneliti lain untuk
mengembangkan serta melakukan penelitian yang sama.
1.5.3 Masyarakat dan Orang Tua Siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Setu
Tangerang Selatan
1. Memberikan informasi mengenai kadar flouride dalam air minum yang
dikonsumsi siswa sekolah dasar di Kecamatan Setu Tangerang Selatan
agar orang tua dan masyarakat dapat melakukan pencegahan risiko
yang akan timbul dengan cara managemen risiko yang akan diberikan
dalam penelitian ini, jika ternyata siswa sekolah dasar di Kecamatan
Setu Tangerang Selatan memiliki risiko terhadap paparan flouride.
1.5.4 Pemerintah Setempat
1. Memberikan gambaran tentang konsentrasi dan kandungan bahan
kimia an organik flouride dalam air minum yang dikonsumsi
masyarakat Kecamatan Setu Tangerang Selatan sehingga masyarakat
mengambil kebijakan mengenai managemen risiko terhadap efek
kesehatan yang akan timbul jika masyarakat terus menerus
mengkonsumsi air minum.
2. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai evidance base oleh pemerintah
Kota Tangerang Selatan bahwa flouride dalam air dapat menyebabkan
dampak kesehatan apabila dikonsumsi secara terus menerus.
11
1.6 Ruang Lingkup
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2015 di
Laboratorium Kesehatan Lingkungan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Sekolah Dasar di Kecamatan Setu Tangerang
Selatan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriktif analitik dengan
metode Analisis Resiko Kesehatan Lingkungan (ARKL). Jenis data yang
digunakan adalah data primer untuk mengetahui konsentarsi bahan kimia an-
organik flouride pada sampel air minum yang dibawa siswa sekolah dasar dengan
menggunakan HACH DR 900. Data primer lainnya yaitu pola konsumsi air
minum dan berat badan siswa sekolah dasar dengan cara melakukan pengisian
kuesioner terhadap siswa sekolah dasar.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Air
Air merupakan salah satu kebutuhan hidup dan merupakan dasar bagi
perikehidupan di bumi. Tanpa air, berbagai proses kehidupan tidak dapat
berlangsung. Oleh karena itu, penyediaan air merupakan salah satu kebutuhan
utama bagi manusia untuk keberlangsungan hidup dan menjadi faktor penentu
dalam kesehatan dan kesejahteraan manusia (Sumatri, 2010).
Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah
permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air
hujan, dan air laut yang berada di darat. UU No. 7 2004 tentang sumber daya air,
air bersih adalah air yang terdapat di lapisan tanah atau batuan di bawah
permukaan tanah. Air bersih adalah air yang digunakan untuk kebutuhan sehari-
hari yang kuantitas dan kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat
diminum apabila telah dimasak terlebih dahulu.
2.2 Sumber Air
Air menutupi 70 % permukaan bumi, dengan jumlah sekitar 1,368 juta
Km3 (Angel dan Woseley, 1992. Sumatri, 2010). Air terdapat dalam berbagai
bentuk, misalnya uap air, es, cairan, dan salju. Air yang dikonsumsi manusia
harus berasal dari sumber air yang bersih dan aman. Batasan batasan sumber air
yang bersih dan aman ini, antara lain:
13
1. Bebas dari kontaminan kuman atau bibit penyakit.
2. Bebas dari substansi kimia yang berbahaya dan beracun.
3. Tidak berasa dan tidak berbau.
4. Dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestik dan rumah
tangga.
5. Memenuhi standar miniman yang ditentukan oleh WHO atau
Departemen Kesehatan RI.
Air dinyatakan tercemar bila mengandung bibit penyakit, parasit, bahan-
bahan kimia yang berbahaya, dan sampah atau limbah industri. Air yang berada di
permukaan bumi dapat berasal dari berbagai sumber. Menurut Sumantri (2010),
Berdasarkan letak sumbernya, air dapat dibagi menjadi air angkasa (hujan), air
permukaan dan air tanah.
1. Air angkasa merupakan penyumblingan awan/uap air manjadi air
murni yang ketika turun dan melalui udara akan melarutkan benda
benda yang terdapat di udara. Dalam keadaan murni sangat bersih.
Diantara benda-benda yang terikat dari udara ini yaitu gas (O2, CO2,
H2, dan lain-lain), jasad-jasad renik, dan debu.
2. Air permukaan merupakan air yang meliputi badan-badan air seperti
sungai, danau, telaga, waduk, dan sumur permukaan. Sumber air
permukaan antara lain yatu sungai, selokan, rawa, parit, bendungan,
danau, laut, dan air terjun. Air permukaan merupakan salah satu
sumber pentingbahan baku air bersih. Faktor-faktor yang harus
diperhatikan, anatara lain yaitu mutu atau kualitas baku, jumlah atau
kuantitasnya, dan kontinuitasnya. Dibanding dengan sumber air lain,
14
air permukaan merupakan sumber air yang paling tercemar akibat
kegiatan manusia, fauna, flora dan zat-zat lainnya.
3. Air tanah merupakan sebagian air hujan yang mencapai permukaan
bumi dan menyarap ke dalam lapisan tanah dan menjadi air tanah.
Sebelum mencapai lapisan tempat air tanah, air hujan akan menembus
beberapa lapisan tanah dan menyebabkan terjadinya kesadahan pada
air. Kesadahan pada air menyebabkan air mengandung zat-zat mineral
dalam konsentrasinya.
2.3 Parameter Air Minum
Air minum harus yang sehat harus ditetapkan oleh badan hukum untuk
membatasi beberapa zat, organisme dan sifat air. Standar yang telah ditetapkan
menjadi pelindung dalam kesehatan masyarakat agar masyarakat dapat
mendefinisikan arti penting dari kesehatan serta memastikan kualitas air yang
dikonsumsi oleh masyarakat (DWI, 2010).
15
Tabel 2.1 Parameter Kimia dalam Air Minum
Sumber : Drinking Water Inspectorate, 2010
Parameter wajib merupakan persyaratan kualitas air minum yang wajib
diikuti dan ditaati oleh seluruh penyelenggara air minum. Pemerintah daerah
dapat menetapkan parameter tambahan sesuai dengan kondisi kualitas lingkungan
di daerah masing-masing dengan acuan pada parameter tambahan sebagaimana
yang telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan.
Tabel 2.2 Parameter Kualitas Air Minum
16
Sumber : Kemenkes, 2010
2.4 Ion Flour
Flour merupakan anggota yang paling ringan dari kelompok halogen dan
salah satu yang paling reaktif dari semua unsur kimia. Flour ditemukan dalam
lingkungan hidup sebagai elemen paling elektronegatif karena flour memiliki
kecenderungan kuat untuk mendapatkan muatan negatif dan membentuk ion
flouride. Bilangan oksidasi lainnya yang tidak ditemukan dalam sistem alam,
meskipun bermuatan kompleks. Ion flouride memiliki muatan yang sama dan
memiliki radius yang sama seperti ion hidroksida serta dapat menggantikan satu
sama lain dalam struktur mineral (Hem, 1989. WHO, 2006)
17
Fluorin ditemukan sebagai fluor di persekitaran dan merupakan 0.06-0.09
persen dari kerak bumi. Fluor dijumpai pada konsentrasi yang signifikan pada
berbagai mineral termasuklah fluorspar, batu fosfat, cryolite, apatit, mica,
hornblende dan lain-lain (Murray,1986. WHO, 2006).
2.5 Flouride
Flouride merupakan senyawa biner atau garam dari flour dan elemen lain.
Contoh flouride yaitu Sodium flouride, Calsium flouride, keduanya termasuk
padatan putih. Sodium flouride mudah larut dalam air sedangkan Calsium flouride
tidak mudah larut dalam air (ATSDR, 2003).
Fluoride adalah mineral fluor yang sering ditemukan dengan solubility
yang rendah pada batu igneous dan batu sedimen. Fluor biasa dikaitkan dengan
aktivitas vulkano dan gas fumarolik. Kolam air panas, terutamanya dengan airnya
pada kadar pH yang tinggi juga mengandung konsentrasi fluor yang tinggi
(Edmunds dan Smedley,1996). Antara mineral yang digunakan secara komersil
termasuk cryolite dan batu fosfat. Garam fluor cryolite digunakan untuk produksi
aluminium (Murray,1986) dan juga sebagai pestisida (USEPA,1996). Batu fosfat
pula dikonversikan kepada pupuk fosfat dengan mengurangkan kadar fluor
sehingga 4.2 persen (Murray,1986). Sementara fluor yang telah di purifikasi
(sebagai fluorosilika) merupakan sumber fluor disesetengah negara untuk
dimasukkan ke dalam air minum demi untuk mencegah berlakunya karies gigi
(Reeves,1986,1994).
18
2.5.1 Flouride Masuk ke Lingkungan
Flouride terjadi secara alami dalam kerak bumi, ditemukan dalam batuan,
batu bara, tanah liat, dan tanah. Flouride dilepaskan ke udara dari dalam tanah
yang tertiup oleh angin seperti hidrogen flouride yang mengandung unsur
flouride. Sumber alami terbesar dari hidrogen flouride yaitu letusan gunung
berapi. Flour tidak bisa hancur dalam lingkungan, hanya bisa mengubah bentuk.
Flouride yang masuk ke atmosfer dari letusan gunung berapi, pembangkit listrik,
dan proses suhu yang tinggi akan melekat pada partikel yang sangat kecil
(ATSDR, 2003).
Flouride yang melekat pada partikel yang sangat kecil akan tetap diudara
selama beberapa hari. Gas hidrogen flouride akan diserap oleh hujan akan menjadi
awan atau kabut untuk membentuk asam flouride yang akan jatuh ke tanah saat
terjadi hujan. Flouride yang dilepaskan ke udara akan jatuh ke tanah atau air.
Dalam air, flouride berasosisasi dengan berbagai elemen seperti alumunium di air
tawar, kalsium dan magnesium dalam air laut, sehingga flouride menetap dan
melekat dalam partikel sedimen. Ketika didarat, flouride sangat melekat pada
tanah dan membentuk serta berasosiasi sangat kuat dengan komponen tanah.
Flouride yang ada di tanah akan menumpuk pada tanaman, jumlah flouride dalam
tanaman tergantung jenis tanaman, sifat tanah, jumlah dan bentuk flouride dalam
tanah (ATSDR, 2003).
2.5.2 Pemaparan Flouride di Air
Flouride ditemukan diseluruh perairan alami pada beberapa konsentrasi.
Air laut biasanya mengandung sekitar 1 mg/l, sedangkan air sungai dan danau
19
pada umumnya menunjukan konsentrasi kurang dari 0,5 mg/l. Konsentrasi tinggi
atau rendahnya flouride tergantung pada sifat dari batuan dan mineral
(Hem,1989).
Flouride dapat ditemukan dalam air minum alami karena berasal dari
komposisi geologi tanah. Beberapa daerah di setiap negara flouride memiliki
tingkat alami. Flouride juga dapat ditambahkan dalam pasukan air minum
masyarakat sebagai ukuran keseimbangan dalam menjaga kesehatan masyarakat,
namun penambahan flouride kedalam air minum tergantung pada keputusan
pemerintah setempat (CDC, 2013).
Tingkat rata-rata flouride dalam permukaan air sekitar 0,2 ppm, sedangkan
tingkat flouride dalam air sumur berkisar 0,02-1,5 ppm, tetapi sering melebihi 1,5
ppm. Paparan flouride terdapat dalam air minum dan makanan yang mengandung
flouride(ATSDR,2003).
2.5.3 Pemaparan Flouride di Udara
Debu, produksi industri pupuk fosfat, abu batu bara dari pembakaran batu
bara dan aktivitas gunung berapi akan didistribusikan secara luas ke atmosfer,
namun udara hanya mengandung sebagaian dari total eksposur flouride (USNRC,
1993). Pada daerah yang non-industri, konsentrasi flouride di udara biasanya
sangat rendah sekitar 0,05-1,90 mg/m3 (Murray, 1986). Dibeberapa provinsi
China, konsentrasi flouride di udara berkisar 16-46 mg/m3 karena pembakaran
batu bara dalam ruangan untuk memasak (WHO, 2006).
20
2.5.4 Pemaparan Flouride dalam Produk Pasta Gigi
Sejumlah produk yang mengandung flouride digunakan anak-anak untuk
mengurangi pembusukan gigi, termasuk pasta gigi yang memiliki kandungan
flouride berkisar 1,0-1,5 g/kg, dan gel untuk pengobatan tropikal berkisar 0,25-
24,0 g/kg, tablet 0,25, 0,50 dan 1,00 mg/tablet. Produk ini berkonstribusi secara
langsung terhadap pemaparan flouride, meskipun memiliki kandungan yang
berbeda-beda. Diperkirakan bahwa menelan paste gigi oleh anak-anak dapat
berkontribusi sekitar 0,50 sampai 0,75 mg/anak/hari (Murray, 1986).
2.5.5 Pemaparan Flouride dalam Makanan dan Minuman selain Air
Sayuran dan buah-buahan biasanya memiliki tingkat kandungan flouride
yang rendah. Konsentrasi flouride dalam sayuran dan buah-buahan berkisar 0,1-
0,4 mg/kg, dengan demikian sayuran dan buah-buahan memberikan kontribusi
paparan yang sedikit. Namun, konsentrasi flouride yang tinggi telah ditemukan di
barley dan beras berkisar 2 mg/kg. Sedangkan talas, ubi jalar dan singkong telah
ditemukan mengandung kadar flouride yang relatif tinggi (Murray,1986. WHO,
2006).
Secara umum tingkat konsentrasi flouride dalam daging dan ikan relatif
rendah, 0,2-1,0 mg/kg untuk daging dan 2-5 mg/kg untuk ikan. Namun, flouride
terakumulasi dalam tulang dan tulang ikan kaleng, seperti salmon dan sarden yang
akan dikonsumsi. Bahkan, dengan mengkonsumsi ikan yang relatif tinggi dalam
campuran diet, asupan flouride dari ikan akan melebihi 0,2 mg/hari (Murray,
1986).
21
Susu memiliki kandungan flouride yang rendah, kandungan flouride dalam
susu yaitu 0,02 mg/l dan aman untuk dikonsumsi, sedangkan susu sapi memiliki
kandungan flouride berkisar 0,02-0,05 mg/l (Murray, 1986). Sehingga susu
memiliki paparan flouride sangat rendah. Teh memiliki kandungan flouride yang
tinggi yaitu 400 mg/kg berat kering. Paparan flouride karena mengkonsumsi teh
telah dilaporkan berkisar 0,04 mg sampai 2,7 mg/orang/hari (Murray, 1986.
WHO, 2006).
2.6 Metabolisme Flouride
2.6.1 Metabolisme Absopsi pada Flouride
Sekitar 75-90 persen dari flouride yang diserap akan dicerna. Dalam asam
lambung, flouride akan diubah menjadi hidrogen flouride (HF) dan sampai sekitar
40 persen flouride yang tertelan akan diserap oleh lambung sebagai HF. pH
lambung yang tinggi akan mengurangi penyerapan lambung dengan cara
menurunkan penyerapan konsentrasi HF. Flouride yang tidak diserap dalam
lambung akan diserap dalam usus dan dipengaruhi oleh Ph disekitar (Whitford,
1997; IPCS, 2002; WHO, 2006).
2.6.2 Metabolisme Distribusi pada Flouride
Setelah diserap ke dalam darah, flouride akan mudah mendistribusikan ke
seluruh tubuh. Sekitar 99 persen dari beban tubuh, flouride akan disimpan dalam
daerah yang kaya kalsium seperti tulang dan gigi. Pada bayi, sekitar 80 sampai 90
persen dari jumlah yang diserap, flouride akan dipertahankan tetapi pada orang
dewasa sekitar 60 persen flour akan masuk melintasi plasenta dan ditemukan
dalam susu ibu (WHO, 1996; IPCS, 2002).
22
Dalam kondisi tertentu, kadar plasma memberikan indikasi tingkatan
flouride dalam air minum yang dikonsumsi. USNRC (1993) mencatat bahwa air
merupakan sumber utama asupan flouride, konsentrasi flouride pada plasma orang
dewasa muda atau setengah baya yang sehat dinyatakan dalam µm/l, sedangkan
konsentrasi flouride dalam air minum dinyatakan sebagai mg/l. Tingkatan flouride
yang ditemukan di tulang bervariasi tergantung dengan usia dan jenis kelamin dari
individu. Tulang yang memiliki kandungan flouride akan dianggap sebagai
refleksi dari paparan jangka panjang flouride (IPCS, 2002).
2.6.3 Metabolisme Ekresi pada Flouride
Flouride diekresikan terutama melalui urin (IPCS, 2002). Pembersihan
flouride dalam urin dengan meningkatkan Ph urin karena penurunan akan
menurunkan konsentrasi HF. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi pH urin
seperti diet dan obat-obatan, dengan demikian akan mepengaruhi pemberishan
flouride dan penyimpanan (USNRC, 1993).
2.7 Dampak Flouride terhadap Kesehatan
Beberapa penelitian telah melaporkan tentang efek akut paparan flouride
yang berlebihan. Namun, efek dari paparan jangka panjang flouride dalam air
minum dan sumber lingkungan lainnya merupakan masalah utama yang berkaitan
dengan kesehatan manusia. banyak studi epidemiologi telah dilakukan di beberapa
negara terkait efek paparan jangka pajang flouride. Ilmuwan kesehatan juga
meningatkan bahwa air dengan tambahan flouride memiliki konsekuensi bahaya
jangka panjang terhadap kesehatan.
23
2.7.1 Dampak Flouride terhadap Gigi
Tingginya kadar flouride dalam air yang mencapai 10 mg/l akan
menyebabkan flourosis gigi (kekuningan, kecoklatan, atau bintik bintik pada gigi )
(Edmunds dan Smedlet, 1996). Kelebihan asupan flouride dapat menyebabkan
flourosis gigi, dalam kasus yang lebih parah dapat menyebabkan karies gigi.
Program kesehatan masyarakat berusaha untuk mempertahankan keseimbangan
batas dampak menguntungkan dan merugikan dari flouride (IPCS, 2002).
2.7.2 Dampak Flouride terhadap Tulang
Endemik flourosis tulang telah terdokumentasi dengan baik dan diketahui
dengan berbagai tingkat keparahan di beberapa bagian dunia, termasuk India,
China dan Afrika Selatan. Flourosis tulang menjadi permasalahan utama karena
dikaitkan dengan konsumsi air minum yang mengandung flouride. Selain air
minum, sumber tambahan seperti batu bara yang mengandung konsentrasi
flouride juga berpotensi menyebabkan flourosis tulang. Masalah ini akan lebih
parah apabila ditambah dengan faktor faktor lain seperti iklim, konsumsi air,
status gizi, dan diet, termasuk tambahan sumber flouride serta paparan zat lain
yang mengubah penyerapan flouride ke dalam tubuh. Paparan konsentrasi flouride
yang tinggi di udara juga menjadi penyebab flourosis tulang (IPCS,2002).
2.7.3 Dampak Flouride terhadap Kecerdasan Anak
Flouride menurunkan kapasitas kecerdasan manusia, terutama pada anak-
anak yang menjadi korban petama keracunan flouride. Tingkat kecerdasan anak-
anak yang menggunakan flouride secara signifikan lebih rendah dari anak-anak
yang tidak diberikan flouride pada kelompok usia yang terdaftar (Li, 1995).
24
Flouride dapat menghasilkan kerugian pada perubahan biokimia dan fungsional
dalam pengembangan otak manusia. pemaparan dimulai dengan flouride dalam
darah ibu yang melewati plasenta ke janin dan berlanjut selama masa kanak-
kanak, serta dari flouride dalam makanan dan air minum. Dalam penelitian yang
dilakukan oleh Li, tingkat tinggi flouride dalam air minum menghasilkan asupan
yang lebih besar (Li, 2000).
2.7.4 Dampak Flouride lainnya
Sejumlah penelitian epidemiologi telah dilakukan untuk meneliti dampak
yang merugikan lain dari paparan flouride, baik dari air minum maupun dari
paparan akibat pekerjaan. Studi tentang paparan ibu terhadap flouride dalam air
minum dan hasil kehamilan yang merugikan menunjukan tidak ada peningkatan
resiko baik aborsi spontan atau cacat bawaan. Tidak ada bukti yang wajar
terhadap dampak flouride pada pernapasan, hematopatik, hati atau sistem ginjal
pada pekerja. Selain itu, penelitian yang telah membuktikan bahwa flouride
menyebabkan dampak genotoksik karen mayoritas flouride diekskresikan melalui
ginjal (USNRC, 1993). Oleh karena itu, wajar apabila orang-orang dengan
gangguan fungsi ginjal mungkin berada pada risiko yang lebih besar terkena
toksisitas dari flouride daripada orang yang tidak memiliki gangguan ginjal.
2.7.5 Dampak Akut Flouride
Sejumlah insiden terjadi overdosis, terutama pada persediaan air yang
sedikit sehingga adanya flouridasi buatan. Dimana insiden keracunan akut telah
dilaporkan karena overdosis flouride pada pasokan air, sehingga kadar flouride
berkisar 30-1000 mg/l (Peterson, 1988). Untuk menunjukan tanda-tanda bahwa
25
terjadi keracunan akut flouride yaitu dengan memperkirakan dosis oral minimal 1
mg flouride per kg berat badan yang diperlukan (WHO,2006). Dosis tersebut
dapat diperkitrakan pada air dengan flouride dekitar 30 mg/l.
2.8 Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan
Risiko adalah suatu konsep matematis yang mangacu pada kemungkinan
terjadinya efek yang tidak diinginkan akibat paparan suatu polutan. Pengkajian
risiko digunakan sebagai suatu proses untuk mengukur atau menetukan sifat dan
besarnya risiko, untuk mengestimasi besarnya risiko merupakan salah satu hal
yang harus dilakukan adalah pembuktian hubungan dosis-efek pada individu atau
hubungan dosis efek pada populasi. Hubungan dosis efek memberikan informasi
tentang bagaimana risiko meningkat akibat peningkatan paparan (WHO, 2000).
Kemudian menurut Kepmen Nomor 876 (2001) analisis risiko kesehatan
lingkungan adalah suatu pendekatan untuk mencermati potensi besarnya risiko
yang dimulai dengan mendiskripsikan masalah lingkungan yang telah dikenal dan
melibatkan penetapan risiko pada kesehatan manusia yang berkaitan dengan
masalah lingkungan yang bersangkutan. Analisis risiko kesehatan biasanya
berhubungan dengan masalah lingkungan saat ini atau di masa lalu.
26
Gambar 2.1 Pola Pajanan Dosis Efek
Diadopsi dari WHO (2006); Ott (2007) dalam EPA: Exposure Factors Handbook
(2011)
Gambar diatas merupakan pola pajanan dosis efek yang menjelaskan agen
lingkungan hingga menyebabkan efek. Agen dapat disebarkan melalui berbagai
wahana lingkungan seperti udara, air, tanah, debu, dan makanan. Individu dapat
bersentuhan dengan agen melalui inhalasi, menelan, atau kontak dengan kulit dan
mata. Pola fisikologi, perilaku, aktivitas individu serta konsentrasi agen
menentukan besar, frekuensi, dan durasi paparan. Setelah agen melintasi
penghalang penyerapan seperti kulit, paru-paru, mata, saluran pencernaan,
maupun plasenta, paparan akan menjadi dosis serapan. Interaksi bahan kimia atau
metabolitnya dengan jaringan target dapat menyebabkan hasil yang merugikan
bagi kesehatan (WHO, 2006; Ott, 2007; dalam EPA: Exposure Factors Handbook,
2011).
27
Proses penilaian risiko mencakup empat langkah: identifikasi bahaya,
karakterisasi bahaya (penilaian dosis-respon), penilaian paparan, dan karakterisasi
risiko. Keempat komponen tersebut merupakan komponen pertama dalam proses
analisis risiko (IPCS, 2004).
2.8.1 Identifikasi Bahaya
Identifikasi bahaya adalah tahap pertama dalam dari empat langkah
dalam penilaian risiko. Identifikasi bahaya bertujuan untuk menentukan
jenis dan sifat zat toksik yang berpotensi menimbulkan efek samping
terhadap suatu organisme, sistem, atau subpopulasi (IPCS, 2004).
Identifikasi bahaya bertujuan untuk menentukan keberadaan
bahaya lingkungan yang berupa zat-zat toksik atau kondisi-kondisi
spesifik yang berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan pada suatu
lokasi tertentu (Rahman, 2004). Dalam mengidentifikasi bahaya ini perlu
diketahui efek yang akan ditimbulkan oleh risk agent dan seberapa cepat
menimbulkan efek dan lama memeberikan efeknya.
Identifikasi bahaya adalah mengenal dampak buruk kesehatan yang
disebabkan oleh pemajanan suatu bahan dan memastikan mutu serta
kekuatan bukti-bukti yang mendukungnya (daya racun sistematik dan
karsinogenik) (Kemenkes, 2001).
2.8.2 Analisis Dosis Respon
Analisis dosis respon adalah cara untuk melihat daya racun yang
terkandung dalam suatu bahan atau untuk menjelaskan bagaimana suatu
28
kondisi pemajanan (cara, dosis, frekuensi, dan durasi) oleh suatu bahan
berhubungan dengan timbulnya dampak kesehatan (Kemenkes, 2001).
Menurut Departement of Health and Ageing (2012) penilaian dosis-
respons digunakan untuk meneliti hubungan kuantitatif antara paparan dan
efek samping.
Analisis dosis respon di dalam ARKL disebut dose-response
assessment atau toxicity assessment. Seperti definisi dari Departemen of
Health Ageing, bahwa dose response assessment digunakan untuk
menerapkan nilai-nilai kuantatif toksistas risk agent untuk setiap bentuk
spesi kimia. Toksisitas dinyatakan sebagai dosis referensi (reference dose,
RfD) untuk efek-efek nonkarsinogenik dan Cancer Slope Factor (CSF)
atau Cancer Unit Risk (CCR) untuk efek-efek karsinogenik. Analisis
dosis-respon merupakan tahap paling menentukan. Hal ini dikarenakan
bahwa ARKL hanya bisa dilakukan untuk risk agent yang sudah ada
dosis-responnya (Rahman, 2007).
RfD adalah estimasi dosis pajanan harian untuk populasi manusia
yang diperkirakan tidak menyebabkan risiko kesehatan non kanker
sepanjang hayat (EPA, 2011). Dosis refernsi dibedakan untuk pajanan oral
atau tertelan (ingesti untuk makanan dan minuman) yang disebut RfD dan
untuk pajanan inhalasi yang disebut reference concentration (RfC). Dalam
analisis dosis-respon, dosis dinyatakan sebagai risk agent yang terhirup
(inhaled), tertelan (ingested) dan terserap melalui kulit (absorbed) per kg
berat badan per hari (mg/kg/hari). Respon atau efek nonkarsinogenik yang
disebut juga efek sistemik, yang ditimbulkan oleh dosis risk agen tersebut
29
dapat beragam, mulai dari yang tidak teramati yang sifatnya sementara,
kerusakan organ yang menetap, kelainan fungsional yang kronik, sampai
kematian (Rahman, 2007).
Dosis yang digunakan untuk menetapkan RfD adalah dosis yang
menyebabkan efek paling rendah atau NOAEL (No Observed Adverse
Effect Level) atau LOAEL (Lowest Observed Adverse Effect Level)
(Rahman, 2007). NOAEL adalah dosis tertinggi suatu zat kimia yang tidak
menunjukkan efek merugikan bagi organisme. NOAEL dinyatakan dalam
mg atau µg per kg berat per hari. Sedangkan LOAEL merupakan dosis
atau konsentrasi terendah suatu zat kimia yang ditemukan melalui
percobaan atau observasi dan dapat menyebabkan efek buruk pada
organisme (WHO, 2000). RfD yang digunakan untuk menentukan dosis
paparan flouride yaitu sebesar 6 x10-2 mg/kg-day
2.8.3 Analisis Pajanan
Analisis pajanan atau exposure assessment dilakukan untuk
mengenali jalur-jalur pajanan risk agen agar jumlah asupan yang diterima
individu dalam populasi berisiko bisa dihitung. Risk agen bisa berada di
dalam tanah, di udara, air, atau panganseperti ikan, daging, susu, sayur-
sayur, dan buah-buahan. Data dan informasi yang dibutuhkan untuk
menghitung asupan adalah semua variabel. Berikut rumus asupan / intake
yang umum digunakan untuk semua jalur pajanan (Rahman, 2007;
ATSDR, 2005; Louver & Louver, 1998) :
=
30
I = asupan (intake) (mg/kg/hari)
C = konsentrasi agen risiko (mg/L)
R = laju asupan atau konsumsi (L/hari untuk air)
fE = frekuensi pajanan (hari/tahun)
Dt = durasi pajanan (tahun)
Wb = berat badan (kg)
t avg = periode rata-rata harian (30 x 365 hari/tahun untuk
zat non karsinogenik, 70 tahun x 365 hari/tahun
untuk zat karsinogenik).
2.8.4 Karakteristik Risiko
Karakteristik risiko kesehatan dinyatakan sebagai Risk Quotient
(RQ, Tingkat Risiko) untuk efek-efek nonkarsinogenik (ATSDR 2005;
EPA 1986; IPCS 2004; Kolluru 1996; Louvar and Louvar 1998) dan
Excess Cancer Risk (ECR) untuk efek-efek karsinogenik (EPA 2005). RQ
dihitung dengan membagi asupan nonkarsinogenik (Ink) risk agent dengan
RfD atau RfC-nya (Rahman, 2007).
=I = Intake dari hasil perhitungan penilaian pajanan
(mg/kg/hari)
RfD = Dosis referensi secara ingesti (mg/kg/hari)
31
Hasil nilai risk quotient (RQ) perlu dikendalikan jika RQ>1, dan
jika RQ ≤1, risiko tidak perlu dikendalikan tetapi segala kondisi harus
dipertahankan agar nilai numerik RQ tidak melebihi 1.
2.9 Kerangka Teori
Berdasarkan teori, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi risiko
pajanan flouride pada populasi yang beresiko, yaitu konsentrasi flouride dalam air
minum yang dikonsumsi, karakteristik antropometri (laju asupan, berat badan dan
umur), pola aktivitas (waktu pajanan, frekuensi pajanan, durasi pajanan, periode
waktu rata rata harian) dan konsentrasi rujukan (RfD). Konsentrasi rujukan (RfD)
didapat berdasarkan hasil penelitian epidemiologi atau perhitungan besar kecil
toksisitas objek kajian (NOAEL dan LOAEL). Nilai tersebut dapat dilihat dari
nilai yang telah ditetapkan oleh lembaga penelitian pemerintah atau nilai
internasional (default).
32
Bagan 2.1 Kerangka Teori (EPA, 2011)
RQ > 1
Indikasi terjadinya resikokesehatan seperti kankertulang, dan karies gigi
Media : Air, Tanah, Udara
Air Minum, Pasta Gigi,Makanan, udara, debu
=Intake Ke Tubuh
ManusiaKarakteristik
Individu:
Berat Badan Umur Laju Asupan
Sumber FlourideAlami (Kerak Bumi, Letusan Gunung Berapi).
Industri (Limbah Industri), Limbah Rumahtangga
Pola Aktivitas:
Lama Pajanan Frekuensi
Pajanan Durasi Pajanan
=Kejadian Sakit ataugangguan Kesehatan
RQ ≤ 1
Indikasi tidakterjadinya
resikokesehatan
ManajemenKontrol
33
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep
Berdasarkan kerangka teori, variabel-variabel untuk kerangka konsep yang
dibuat dalam penelitian ini untuk mengetahui besaran risiko (RQ) bahan kimia an-
organik flouride antara lain: konsentrasi flouride dalam air minum yang
dikonsumsi siswa sekolah dasar di Kecamatan Setu Tangerang Selatan, frekuensi
pajanan, durasi pajanan, berat badan individu, dan laju asupan harian.
Bagan 3.1 Kerangka Konsep
KarakteristikIndividu:
Berat Badan Laju Asupan Umur
Konsentrasi Flourideyang dikonsumsi siswa
sekolah dasar diKecamatan Setu
Tangerang Selatan
Intake
Besar Risiko (RQ)Flouride dalam Air
Pola Aktivitas:
FrekuensiPajanan
DurasiPajanan
Analisis DosisRespon (Rfd)
34
3.2 Definisi Operasional
No Variabel Defisini Operasional Alat Ukur Cara Ukur Satuan Skala
1 Kandungan
Flouride dalam
air minum (C)
Kadar flouride dalam air
yang dikonsumsi oleh
siswa sekalah dasar di
Kecamatan Setu
Tangerang Selatan
HACH DR 900 USEPA SPADNS 2 Method mg/L Rasio
2 Laju asupan (R) Jumlah air yang
dikonsumsi selama 24
jam. (Direktorat Jendral
PP dan PL Kementerian
Kesehatan 2012)
Kuesioner Wawancara L/hari Rasio
3 Umur Masa hidup responden
yang dihitung sejak
Kuesioner Wawancara Tahun Rasio
35
tanggal lahir sampai
waktu penelitian yang
dinyatakan dalam tahun.
4 Frekuensi
pajanan (fE)
Jumlah hari dalam satu
tahun mengonsumsi air
yang berasal dari air
tanah, PAM atau isi
ulang
Nilai default Dafault frekuensi pajanan (365
hari/tahun)
Hari/tahun Rasio
5 Durasi pajanan
(Dt)
Lamanyawaktu populasi
terpajan flouride dari air
minum
Kuesioner Jumlah tahun Tahun Rasio
6 Berat badan
(Wb)
Massa tubuh siswa
sekolah dasar yang
diukur saat penelitian
berlangsung.
Timbangan Menimbang Kg Rasio
36
7 Periode / waktu
rata-rata ( t avg)
Periode waktu rata-rata
untuk pajanan non
karsinogenik memakai
angka default 365
hari/tahun
Nilai default
(EPA,2011)
Mengalikan lifespan dengan
frekuensi pajanan
30 tahun x
365
hari/tahun
Rasio
8 Intake / asupan
(I)
Jumlah asupan harian
risk agen yang diterima
individu per Kg berat
badan per hari
Perhitungan
persamaan
rumus=
dan Ms. Excel
mg/kg/hari Rasio
9 Tingkat risiko
(RQ)
Besarnya risiko yang
dinyatakan dalam angka
tanpa satuan yang
merupakan perhitungan
perbandingan antara
intake dengan
Ketetapan US-
EPA 2007
Perhitungan dengan
membandingkan intake logam
kimia dengan RfD
=
RQ < 1
menyatakan
bahwa tidak
berpotensi
menimbulkan
gangguan
Ordinal
37
dosis/konsentrasi
referensi dari suatu agen
risiko Non karsinogenik
serta dapat juga
diinterpretasikan aman
atau tidk aman suatu agen
risiko terhadap organism,
system atau sub/populasi.
(Direktorat Jemdral PP
dan PL, Kementrian
Kesehatan, 2012)
kesehatan
RQ > 1
menyatakan
bahwa
berpotensi
menyebabkan
gangguan
kesehatan
38
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan deskriptif dengan metode Analisis
Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL). Pelaksanaan penelitian dengan metode
survey, penyebaran kuesioner dan pemeriksaan laboratorium. Studi ini dilakukan
untuk mengetahui tingkat risiko kesehatan pada anak-anak yang mengkonsumsi
air minum di Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan.
ARKL adalah merupakan rancangan analisis digunakan untuk menghitung
tingkat risiko kesehatan pada suatu populasi tertentu karena pajanan lingkungan
dalam rentan kurun waktu tertentu pada populasi tersebut (EPA, WHO EHRA.
NHC, 2008). Penelitian ini dilakukan untuk memprediksi dan mengetahui tingkat
risiko kesehatan pada siswa sekolah dasar di Kecamatan Setu Kota Tangerang
Selatan yang mengkonsumsi air minum. Penelitian ini dilakukan melalui empat
tahapan kajian ARKL yaitu identifikasi bahaya, analisis dosisi-respon, analisis
pemajanan, dan karakteristik risiko.
4.2 Tahapan Kajian ARKL
4.2.1 Identifikasi Bahaya
Identifikasi bahaya yang dimaksud yaitu menganalisis konsentrasi
bahan kimia an-organik flouride dalam air minum yang dibawa dan
dikonsumsi siswa sekolah dasar di Kecamatan Setu Kota Tangerang
39
Selatan. Identifikasi bahaya dilakukan karena konsentrasi flouride yang
dikonsumsi secara berlebihan dan dikonsumsi secara terus menerus akan
berdampak negatif terhadap kesehatan manusia.
4.2.2 Analisis Dosis Respon
Analisis dosis respon dalam penelitian ini dilakukan dengan
mengumpulkan literatur dan studi pustaka mengenai efek pajanan
konsentrasi logam terhadap manusia. Literaturnya yaitu data base dari
Integrated Risk Information System (IRIS) Environmental protection
agency (EPA). dengan sumber publikasi dari Agency for Toxic and
Disease Registry (ATSDR). Ketetapan nilai kuantitatif toktisisitas suatu
risk agen dinyatakan dalam Reference Dose (RfD). RfD adalah estimasi
dosis pajanan harian untuk populasi manusia yang diperkirakan tidak
menyebabkan risiko kesehatan non kanker sepanjang hayat (EPA, 2011).
Nilai RfD untuk bahan kimia an-organik flouride adalah 0,06 mg/kg/hari
(EPA, 2003).
4.2.3 Analisis Pemajanan
Mengestimasi jumlah Intake setiap hari dengan cara menghitung
pola konsumsi air minum pada siswa sekolah dasar di Kecamatan Setu
Kota Tangerang Selatan, konsentrasi bahan kimia an organik flouride di
dalam air minum yang dibawa oleh siswa SD Negeri di Kecamatan Situ
Kota Tangerang Selatan.
40
4.2.4 Karakteristik Risiko
Perkiraan risiko numerik yang di dapat dari hasil perbandingan
antara nilai asupan (intake) dengan nilai intake referensi (RfD) yang akan
menghasilkan nilai risk quotient (RQ). Risiko kesehatan ada atau tinggi
dan perlu dikendalikan jika RQ>1, jika nilai RQ≤1, risiko tidak perlu
dikendalikan tetapi segala kondisi harus dipertahankan agar nilai RQ tidak
melebihi 1.
4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan
dengan sampel air minum yang dibawa dan dikonsumsi anak SD Negeri.
Pemeriksaan sampel dalam penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan
Lingkungan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta pada bulan Maret sampai Mei 2015.
4.4 Populasi dan Sampel Penelitian
Penelitian ini memiliki dua jenis populasi yaitu populasi subyek dan
populasi obyek, sedangkan sampel juga memiliki dua jenis yaitu sampel subyek
dan sampel obyek.
4.4.1 Populasi Subyek
Populasi subyek dalam penelitian ini adalah seluruh anak yang
menempuh pendidikan di SD Negeri di Kecamatan Setu Kota Tangerang
Selatan.
41
4.4.2 Populasi Obyek
Populasi Obyek dalam penelitian ini adalah seluruh air minum
yang dikonsumsi anak SD Negeri di Kecamatan Setu Kota Tangerang
Selatan.
4.4.3 Sampel Subyek
Sampel subyek dalam penelitian ini adalah anak yang menempuh
pendidikan di SD Negeri Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan, laki-
laki dan perempuan kelas 6 sekolah dasar di SD Negeri Kecamatan Setu
Kota Tangerang Selatan. Pemilihan sampel dengan usia tersebut lebih
tinggi asupan cairan serta lebih rentan terpapar kandungan flouride.
4.4.4 Perhitungan Sampel Subyek
Besaran sampel dalam sampel subyek ini menggunakan
perhitungan dari rumus Lemesshow (1997) yaitu :
= ² ( )( ) ² ( ) x Deff
Keterangan:
n = Jumlah sampel yang diambil
N= Besar populasi yaitu 6.600 (Dikdik,2014)
Z= Nilai standar distribusi normal (yang digunakan dalam penelitian ini
sebesar 95% = 1,96)
42
P= Proporsi suatu kasus terpajan bahan kimia flouride, tidak diketahui
proporsinya, maka ditetapkan P = 0,5
d = Nilai Presisi (tingkat ketelitian) yang digunakan peneliti dalam
penelitian ini sebesar 85 % (0,15).
Deff = Design Effect diasumsikan 2
Dengan menggunakan rumus diatas, maka sampel dalam penelitian ini
dapat dihitung sebagai berikut :
= ( , ) . , .( , )( , ) ( ) ( , ) . , ( , ) x Deff
= ,, x 2= 84.83 = 85 (dibulatkan)Berdasarkan perhitungan diatas, maka sampel yang dibutuhkan
dalam peneltian ini sebesar 85 siswa. Untuk menghindari adanya sampel
yang keluar karena tidak ingin diwawancara atau tidak hadir maka peneliti
akan menambahkan 20% dari jumlah sampel sehingga jumlah sampel
yang akan diteliti sebanyak 104 siswa.
4.4.5 Teknik Pengambilan Sampel Subyek
Penelitian ini dengan jumlah sampel sebanyak 208 siswa, harus
diambil pada setiap SD Negeri yang ditentukan secara cluster. Jumlah
cluster terdiri dari 13 cluster. Jadi, 104/13 = 8 sampel di setiap cluster
Jumlah sampel yang diambil setiap SD Negeri:
43
Table 4.1 : Jumlah Sampel subyek yang diambeil setiap SDNama SD Jumlah Populasi
merurut cluster
Jumlah sampel
menurut cluster
SD N Babakan I 415 8
SD N Babakan II 395 8
SD N Babakan III 696 8
SD N Batan Indah 741 8
SD N Bhakti Jaya 506 8
SD N Kedemangan I 605 8
SD N Kedemangan II 195 8
SD N Kerangan 337 8
SD N Muncul I 711 8
SD N Muncul II 491 8
SD N Muncul III 446 8
SD N Puspitek 776 8
SD N Setu 346 8
Jumlah 6660 104
4.4.6 Sampel Obyek
Sampel Obyek dalam penelitian ini adalah air yang dikonsumsi
atau yang dibawa siswa SD Negeri di Kecamatan Setu Kota Tangerang
Selatan. Sampel obyek yang dipilih untuk dianalisis konsentrasi flouride
dalam air yang dikonsumsi dan dibawa ke sekolah.
44
4.4.7 Perhitungan Sampel Obyek
Perhitungan sampel obyek disamakan dengan perhitungan sampel
subyek karena, setiap sanpel subyek yang diambil maka akan diambil pula
sampel obyeknya.
4.4.8 Teknik Pengambilan Sampel Obyek
Teknik pengambilan sampel obyek disamakan dengan teknik
pengambilan sampel subyek karena, setiap sampel subyek yang diambil
maka akan diambil pula sampel obyeknya.
4.5 Kriteria Sampel
4.5.1 Kriteria Inklusi
1. Siswa berusia 6 sampai 12 tahun
2. Alamat rumah siswa berada di Kecamatan Setu Tangerang Selatan
3. Sampel Air mineral
4.5.1 Kriteria Ekslusi
1. Siswa Kelas 6 SD
2. Air yang dikonsumsi siswa tersebut adalah air minum yang bersumber
dari air sumur dan PDAM
45
4.6 Alur Kerja
Bagan 4.1 Alur penelitian
Tabel 4.2 : Gant Chart Penelitian
Kegiatan Bulan
Februari Maret April MeiMinggu Ke
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4Peizinan Sekolah
Wawancara dan Kuesioner
Pengukuran laju asupan air minum danberat badan siswaPengambilan air yang dikonsumsi dandibawa siswaAnalisis konsentrasi bahan kimia Anorganik flouride dengan menggunakanHACH DR 900Proyeksi IntakeProyeksi besaran risiko bahan kimia Anorganik flourideTingkat Resiko
Perizinan Sekolah Wawancara danKuesioner
Pengukuran lajuasupan air minum dan
berat badan siswa
Pengambilan air yangdikonsumsi dandibawa siswa
Analisis konsentrasiflouride dengan
menggunakan HACH DR900
Proyeksi Intake
Proyeksi besaranrisiko bahan kimia An
organik flourideTingkat Risiko Managemen
risiko
46
4.7 Pengambilan Sampel Subyek
Sampel subyek yang diambil yaitu siswa SD Negeri di Kecamatan Setu
Kota Tangerang Selatan. Setiap pengambilan sampel dilakukan dengan
wawancara dan pengisian kuesioner. Kuesioner yang terdiri dari karakteristik
siswa seperti berat badan dan usia. Dalam pengisian kuesioner dilakukan food
record yaitu siswa menentukan laju asupan meminum air dalam sehari.
4.8 Pengambilan Sampel Obyek
Sampel obyek yang diambil yaitu air yang dikonsumsi siswa SD Negeri di
Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan. Setiap siswa diberi botol untuk diisi
dengan air yang dikonsumsi dari rumah mereka. Setelah diisi dan dibawa ke
sekolah, sampel tersebut akan diberi label nomor responsen dan nama responden
menggunakan kertas label.
4.9 Pengukuran Sampel Obyek Metode DR 900 SPADNS
4.9.1 Peralatan dan Bahan
Alat untuk mengukur sampel obyek yaitu DR 900 SPADNS, pipet
5 ml, 10 ml, dan 50 ml terkalibrasi, labu ukur 50 ml, 100 ml, dan 1000 ml
yang terkalibrasi, buret 25 ml terkalibrasi, labu Erlenmeyer asah 100 ml
dan thermometer. Bahan untuk mengukur sampel obyek yaitu larutan
reagent SPADNS, air, aquades, dan aquabidest.
47
4.9.2 Cara Kerja
1. Mulailah dengan program 190 flouride, untuk informasi
mengenai sel sampel, adapter, atau perisai cahaya bisa dilihat pada
spesifikasi instrumen tabel PPAV.
2. Persiapkan sampel, gunakan pipet untuk menambahkan 10 mL
sampel air ke dalam sel sampel yang kering.
3. Persiapkan juga sampel kosong dengan menambahkan 10 mL air
deionisasi ke dalam sel sampel yang kering
4. Tambahkan reagent SPADNS sebanyak 2 mL untuk setiap sel
sampel dengan menggunakan pipet dan di aduk serta biarkan 1 menit
hingga bereaksi.
5. Jika sudah 1 menit, bersihkan sel sampel yang kosong dan
masukan sampel kosong ke alat. Tekan nol hingga layar menunjukan
angka 0.00 mg/L F.
6. Setelah itu bersihkan sampel yang telah siap untuk diukur dan
masukan sampel yang telah siap ke dalam alat serta tekan baca untuk
melihat hasil yang menunjukan dalam mg/L F.
4.10 Metode analisa
4.10.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data :
48
1. Konsentrasai logam dalam air minum yang dikonsumsi dan
dibawa siswa SD Negeri di Kecamatan Setu Kota Tangerang
Selatan. Data ini diambil dengan wadah khusus kemudian dibawa
ke laboraturium FKIK menggunakan HACH DR 900.
2. Data karakteristik siswa SD Negeri Kecamatan Setu Kota
Tangerang Selatan. Data karakteristik diambil dengan pengukuran
langsung pada responden menggunakan timbangan bathroom.
4.11 Pengolahan dan Analisis Data
Semua Data sampel manusia dan data konsentrasi bahan kimia
flouride dalam air minum yang dikonsumsi dan dibawa siswa terkumpul.
Semua data dianalisis menggunakan software untuk memperoleh sebaran
datanya normal atau tidak berupa analisis univariat. Uji normalitas
dilakukan untuk mendeteksi distribusi data dalam suatu variabel penelitian
itu normal atau tidak. Untuk data yang normal maka diambil nilai rata-rata
dan jika distribusi data tidak normal maka diambil nilai median.
Data karakteristik siswa dan konsentrasi bahan kimia flouride
dalam air minum kemudian di analisis menggunakan analisis deskriptif
untuk mengetahui sebaran datanya. nilai rata-rata (mean) atau median dari
data karakteristik siswa dan konsentrasi logam dalam air minum dianalisis
untuk mendapatkan nilai intake dan tingkat risiko (RQ) dengan
menggunakan persamaan-persamaan berikut :
( ) =
49
I = asupan (intake) (mg/kg/hari)
C = konsentrasi agen risiko (mg/L)
R = laju asupan atau konsumsi ( 2 L/hari untuk ingesti)
fE = frekuensi pajanan (hari/tahun)
Dt = durasi pajanan (tahun)
Wb = berat badan (kg)
t avg = periode rata-rata harian (30 x 365 hari/tahun untuk zat non
karsinogenik, 70 tahun x 365 hari/tahun untuk zat karsinogenik).
=I = intake dari hasil perhitungan penilaian pajanan (mg/kg/hari)
RfC = dosis atau konsentrasi referensi secara inhalasi (mg/kg/hari)
a. Kemudian dilakukan manajemen risiko pada responden yang berisiko
(nilai RQ>1) dengan menghitung konsentrasi yang aman (C rata-rata
harian), lama pajanan harian yang aman (tE aman) dan frekuensi
pajanan tahunan yang aman (fE aman) bagi responden. Penghitungan
dilakukan dengan menggunakan rumus di bawah ini.
− ℎ ==
50
BAB V
Hasil Penelitian
5.1 Gambaran Jenis Sumber Air Minum yang Dikonsumsi Siswa Kecamatan
Setu
Terdapat beberapa jenis sumber air minum yang konsumsi oleh siswa
sekolah dasar di Kecamatan Setu Tangerang Selatan berdasarkan hasil survei
lapangan di setiap SD Negeri Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan yaitu
sebagai berikut:
Tabel 5.1 Gambaran Sumber Air Minum yang Dikonsumsi Siswa SD NegeriKecamatan Setu Tangerang Selatan Tahun 2015
Sumber Air Minum Frekuensi Persentase (%)
Air Sumur 86 82,69
Air Keran/PDAM 18 17,31
Jumlah 104 100
Berdasarkan tabel 5.1 diketahui bahwa sumber air minum yang paling
banyak dikonsumsi oleh siswa SD Negeri Kecamatan Setu Tangerang Selatan
yaitu berasal dari sumber air sumur dengan frekuensi sebanyak 86 siswa (82,69
%) dari 104 siswa yang dijadikan sebagai sampel. Sedangkan sumber air minum
yang berasal dari sumber air keran/PDAM dengan frekuensi sebanyak 18 siswa
(17,31 %) dari 104 siswa.
51
5.2 Gambaran Rata-Rata Kadar Konsentrasi flouride dalam Air yang
Dikonsumsi oleh Siswa
Hasil analisis laboratorium yang dilakukan dengan sampel air minum
adalah pengujian terhadap konsentrasi flouride yaitu sebagai berikut:
Tabel 5.2 Gambaran Rata-rata Kadar Konsentrasi flouride dalam Air yangDikonsumsi oleh Siswa SD Negeri Kecamatan Setu Tangerang Selatan
Berdasarkan Sumber Air Tahun 2015
Sumber Air Minum Mean (mg/l) Min (mg/l) Max (mg/l)
Air Sumur 1,1866 0,98 1,28
Air Keran/PDAM 1,1654 1,0567 1,2733
Berdasarkan tabel 5.2, diketahui bahwa rata-rata kadar konsentrasi flouride
dalam air minum yang tertinggi berdasarkan sumber air yang mereka konsumsi
yaitu sumber air sumur dengan rata-rata konsentrasi sebesar 1,1867 mg/l, nilai
minimum dan makimum masing-masing sebesar 0,98-1,28 mg/l. Sedangkan rata-
rata kadar konsentrasi flouride dalam air minum yang bersumber air keran/PDAM
dengan rata-rata konsentrasi sebesar 1,1654 mg/l, nilai minimum dan makimum
masing-masing sebesar 1,0567 – 1,2733 mg/l.
Sedangkan untuk kadar konsentrasi flouride dalam air minum yang
dikonsumsi siswa sekolah dasar secara umum yang telah dilakukan uji normalitas
dan akan dilanjutkan keperhitungan prakiraan dampak yaitu sebagai berikut:
52
Tabel 5.3 Gambaran Rata-rata Kadar Konsentrasi flouride dalam Air yangDikonsumsi oleh Siswa SD Negeri Kecamatan Setu Tangerang Selatan
Tahun 2015
Variabel Mean (mg/l) Min (mg/l) Max (mg/l)
Air minum 1,1604 0,98 1,28
Berdasarkan tabel 5.3, diketahui bahwa kadar konsentrasi flouride dalam
air minum yang dikonsumsi siswa sekolah dasar secara umum dan akan
dilanjutkan kedalam perhitungan prakiraan dampak yaitu sebesar 1,1604 mg/l dan
nilai minimum dan maksimum masing-masing sebesar 0,98 mg/l dan 1,28 mg/l.
5.3 Gambaran Rata-rata Laju Asupan Air yang Dikonsumsi oleh Siswa
Sekolah Dasar di Kecamatan Setu Tangerang Selatan
Adapun rata-rata laju asupan air minum yang dikonsumsi siswa sekolah
dasar di Kecamatan Setu Tangerang yang didapatkan berdasarkan hasil survei
lapangan kepada 190 siswa SD Negeri Kacamatan Setu sebagai berikut :
Tabel 5.4 Gambaran Rata-rata Laju Asupan Air yang Dikonsumsi oleh siswaBerdasarkan Sumber Air Tahun 2015
Sumber Air Minum Mean (l/hari) Min (l/hari) Max (l/hari)
Air Sumur 2,1063 0,75 4
Air Keran/PDAM 2,1052 1 4
Berdasarkan tabel 5.4, diketahui bahwa rata-rata laju asupan air yang
tertinggi dikonsumsi oleh siswa sekolah dasar Kecamatan Setu berdasarkan
sumber air yang mereka konsumsi yaitu sumber air sumur dengan rata rata laju
53
asupan sebesar 2,1063 l/hari, nilai minimum dan makimum masing-masing
sebesar 0,75 – 4 l/hari. Sedangkan rata-rata laju asupan air yang terendah yaitu
sumber air isi ulang dengan rata-rata laju asupan sebesar 1,8333 l/hari, nilai
minimum dan maksimum masing-masing sebesar 1 - 3 l/hari.
Sedangkan untuk rata-rata laju asupan air minum yang dikonsumsi siswa
sekolah dasar secara umum yang telah dilakukan uji normalitas dan akan
dilanjutkan keperhitungan prakiraan dampak yaitu sebagai berikut:
Tabel 5.5 Gambaran Rata-rata Laju Asupan Air yang Dikonsumsi oleh siswaTahun 2015
Variabel Mean
(l/hari)
Min
(l/hari)
Max
(l/hari)
Std
Dev
Laju Asupan Air Minum 2,106 0,75 4 0,67
Berdasarkan tabel 5.5, diketahui bahwa rata-rata laju asupan air minum
yang dikonsumsi siswa sekolah dasar secara umum dan akan dilanjutkan kedalam
perhitungan prakiraan dampak yaitu sebesar 2,106 l/hari dan nilai minimum dan
maksimum masing-masing sebesar 0,75 l/hari dan 4 l/hari. Sedangkan untuk
durasi pajanan 10, 20, 30, dan 40 tahun, laju asupan menggunakan nilai default
yang telah ditetapkan yaitu sebesar 2 l/hari. Sedangkan terlihat nilai standart
deviasi untuk laju asupan air minum sebesar 0,67.
54
5.4 Gambaran Rata-rata Durasi Pajanan realtime dan lifetime Air Minum
Siswa
Diketahui rata-rata durasi pajanan air minum siswa Kecamatan Setu
Tangerang Selatan yang mengandung flouride berdasarkan sumber air minum
yang dikonsumsi yaitu sebagai berikut:
Tabel 5.6 Gambaran Rata-rata Durasi Pajanan realtime dan lifetime AirMinum Siswa Berdasarkan Sumber Air Tahun 2015
Sumber Air
Minum
realtime lifetime
10 tahun 20 tahun 30 tahun 40 tahun
Air Sumur 8,57 18,57 28,57 38,57 48,57
Air Keran/PDAM 6,68 16,68 26,68 36,68 46,68
Berdasarkan tabel 5.6, diketahui bahwa rata-rata durasi pajanan air minum
siswa yang tertinggi di Kecamatan Setu Tangerang Selatan yang mengandung
flouride berdasarkan sumber air minum yang dikonsumsi yaitu sumber air sumur
dengan rata-rata durasi pajanan air minum sebesar 8,57 tahun. Sedangkan rata-rata
durasi pajanan air minum bersumber keran/PDAM sebesar yaitu 6,68 tahun.
Untuk prakiraan dampak yang akan terjadi dari konsentrasi flouride dalam
air minum maka, durasi pajanan akan ditambah dengan nilai durasi pajanan
lifetime 10,20, 30 dan 40 tahun.
Sedangkan untuk rata-rata Durasi Pajanan realtime dan lifetime air minum
yang dikonsumsi siswa sekolah dasar secara umum yang telah dilakukan uji
55
normalitas dan akan dilanjutkan ke perhitungan prakiraan risiko yaitu sebagai
berikut:
Tabel 5.7 Gambaran Rata-rata Durasi Pajanan realtime dan lifetime AirMinum Siswa Tahun 2015
Variabel realtime lifetime
10 tahun 20 tahun 30 tahun 40 tahun
Rata-rata Durasi Pajanan 8,23 18,23 28,23 38,23 48,23
Berdasarkan tabel 5.7, diketahui bahwa rata-rata durasi pajanan realtime
air minum yang dikonsumsi siswa sekolah dasar secara umum dan akan
dilanjutkan kedalam perhitungan prakiraan dampak yaitu sebesar 8,23 tahun.
Untuk prakiraan dampak yang akan terjadi dari konsentrasi flouride dalam
air minum maka, durasi pajanan akan ditambah dengan nilai durasi pajanan
lifetime 10,20, 30 dan 40 tahun.
5.5 Gambaran Rata-rata Berat Badan Siswa Sekolah Dasar di Kecamatan
Setu Tangerang Selatan
Hasil survei lapangan menunjukan rata rata berat badan siswa sekolah
dasar di Kecamatan Setu Tanggerang Selatan yang didapat dari 104 siswa yaitu
sebagai berikut:
56
Tabel 5.8 Gambaran Rata-rata Berat Badan Siswa Sekolah Dasar diKecamatan Setu Tangerang Selatan Berdasarkan Jenis Sumber Air yang
Dikonsumsi Tahun 2015Sumber Air Mean (kg) Min (kg) Max (kg)
Air Sumur 39,71 26,05 68,10
Air Keran/PDAM 39,67 23,95 57,20
Berdasarkan tabel 5.8, diketahui bahwa rata-rata berat badan siswa sekolah
dasar negeri Kecamatan Setu berdasarkan sumber air yang mereka konsumsi yaitu
sumber air sumur dengan rata-rata berat badan siswa sebesar 39,71 kg, nilai
minimum dan makimum masing-masing sebesar 20,85 – 78,35 kg. Sedangkan
rata-rata berat badan siswa sekolah dasar berdasarkan sumber air yang dikonsumsi
yaitu sumber air Keran/PDAM dengan rata-rata berat badan siswa sebesar 39,67
kg, nilai minimum dan maksimum masing-masing sebesar 23,95 – 57,20 kg.
Sedangkan untuk rata-rata berat badan siswa sekolah dasar di Kecamatan
Setu secara umum dan akan dilanjutkan keperhitungan prakiraan dampak yaitu
sebagai berikut:
Tabel 5.9 Gambaran Rata-rata Berat Badan Siswa Sekolah Dasar diKecamatan Setu Tangerang Selatan Tahun 2015
Variabel Mean (kg) Min (kg) Max (kg)
Barat Badan 39,71 20,85 78,35
Berdasarkan tabel 5.9, diketahui bahwa rata-rata berat badan siswa sekolah
dasar di Kecamatan Setu Tangerang Selatan secara umum dan akan dilanjutkan
kedalam perhitungan prakiraan dampak yaitu sebesar 39,71 kg dengan nilai
57
minimum dan maksimum masing-masing sebesar 20,85 kg dan 78,35 kg. Namun
untuk durasi pajanan 10, 20, 30, 40 tahun, maka berat badan diubah menjadi berat
badan nilai default yang telah ditetapkan oleh EPA dengan nilai rata-rata berat
badan masyarakat Indonesia yaitu 55 kg.
5.6 Hasil Prakiraan Risiko Kesehatan Lingkungan
5.6.1 Analisis Pemajan (Intake) dengan durasi pajanan realtime
Analisis pemajan dilakukan untuk menentukan dosis agen risiko
konsentrasi flouride yang terdapat dalam air minum siswa dan kemudian
terakumulasi dalam jaringan tubuh manusia sebagai asupan atau intake (I), yang
dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
=Keterangan:
Intake : Asupan (Intake), jumlah agen risiko yang masuk ke dalam tubuh
manusia (mg/kg/hari)
C : Konsentrasi agen risiko (mg/l)
R : Laju asupan mengkonsumsi air minum (l/hari)
fE : Frekuensi pajanan terhadap agen (365 hari/tahun)
Dt : Realtime dan Lifetime durasi pajanan (tahun)
Wb : Berat badan (kg) realtime dan 55 kg untuk nilai default
tavg : Periode waktu rata-rata (30 tahun x 365 hari/tahun)
58
Nilai konsentrasi flouride diperoleh dari hasil analisis Laboratorium, laju
asupan, frekuensi pajanan, durasi pajanan realtime, dan berat badan diperoleh dari
hasil survei lapangan dengan memberikan lembar kuesioner dan hasil rata-rata
berat badan Indonesia, sedangkan durasi pajanan lifetime dan periode waktu rata-
rata diperoleh dari referensi penelitian sebelumnnya dan ketetapan dari EPA.
Perhitungan besarnya proyeksi intake dengan durasi pajanan realtime
untuk air minum yang mengandung konsentrasi flouride adalah sebagai berikut:
Hasil penelitian diketahui bahwa konsentrasi flouride dalam air minum (C)
sebesar 1,1604 mg/l, rata-rata laju asupan konsumsi air minum (R) sebesar 2,106
l/hari, proyeksi rata-rata berat badan (Wb) adalah 39,71 kg dengan durasi pajanan
air minum secara terus menerus (Dt) sebesar 8,23 tahun dan frekuensi pajanan
adalah (fE) 365 hari/tahun serta nilai periode waktu rata-rata adalah 30 tahun x
365 hari, sehingga besar intake (I) adalah:
= 1,1604 mgl 2,106 lhari 365 haritahun 8,23 tahun39,71 kg 10950= 0,01688 mg/kg/hari
Jadi asupan (intake) konsentrasi flouride dari sampel air minum yang
dikonsumsi siswa sekolah dasar sebesar 0,01688 mg/kg/hari. Hasil perhitungan
secara lengkap terdapat pada tabel berikut ini.
59
Tabel 5.10 Analisis Intake konsentrasi flouride dalam air minum dengandurasi pajanan realtime
Variabel C Rata-
Rata
R
(L/hari)
fE
(hari/thn)
Dt
(tahun)
Wb
(kg)
t avg
(hari)
I
(mg/kg/hari)
Intake Realtime 1,1604 2,106 365 8,23 39,71 10950 0,01688
Berdasarkan tabel 5.10 diketahui bahwa intake atau asupan air minum
yang mengandung konsentrasi flouride realtime sebesar 0,01688 mg/kg/hari.
5.6.2 Analisis Pemajan (Intake) dengan durasi pajanan lifetime
Contoh perhitungan besarnya proyeksi intake dengan durasi pajanan
lifetime 10, 20, 30, dan 40 tahun untuk masing masing jenis sumber air minum
yang mengandung konsentrasi flouride adalah sebagai berikut:
Hasil penelitian diketahui bahwa konsentrasi flouride dalam air minum
dengan sumber galon (C) sebesar 1,1604 mg/l, rata-rata laju asupan konsumsi air
minum (R) sebesar 2 l/hari, proyeksi rata-rata berat badan (Wb) adalah 55 kg
dengan durasi pajanan air minum secara terus menerus (Dt) sebesar 18,23 tahun
dan frekuensi pajanan adalah (fE) 365 hari/tahun serta nilai periode waktu rata-
rata adalah 30 tahun x 365 hari, sehingga besar intake (I) adalah:
= 1,1604 mgl 2 lhari 365 haritahun 18,23 tahun55 kg 10950= 0,025641324 mg/kg/hari
60
Jadi asupan (intake) konsentrasi flouride dari sampel air minum yang
dikonsumsi siswa sekolah dasar sebesar 0,025641324 mg/kg/hari. Hasil
perhitungan secara lengkap terdapat pada tabel berikut ini.
Tabel 5.11 Analisis Intake konsentrasi flouride dalam air minum dengandurasi pajanan lifetime (10, 20, 30 dan 40 tahun)
Variabel C Rata-
Rata
R
(L/hari)
fE
(hari/thn)
Dt
(tahun)
Wb
(kg)
t avg
(hari)
I
(mg/kg/hari)
Intake Lifetime (10) 1,1604 2 365 18,23 55 10950 0,0256
Intake Lifetime (20) 1,1604 2 365 28,23 55 10950 0,0397
Intake Lifetime (30) 1,1604 2 365 38,23 55 10950 0,0537
Intake Lifetime (40) 1,1604 2 365 48,23 55 10950 0,0678
Berdasarkan tabel 5.11 diketahui bahwa intake atau asupan air minum
yang mengandung flouride dengan durasi pajanan lifetime (10 tahun) adalah
0,0256 mg/kg/hari, durasi pajanan lifetime (20 tahun) adalah 0,0397 mg/kg/hari,
durasi pajanan lifetime (30 tahun) adalah 0,0537 mg/kg/hari dan durasi pajanan
lifetime (40 tahun) adalah 0,0678 mg/kg/hari.
Dari hasil analisis intake konsentrasi flouride dari sampel air minum
dengan durasi pajanan realtime dan lifetime 10, 20, 30, dan 40 tahun terdapat
intake tertinggi adalah air minum dengan durasi pajanan lifetime 40 tahun.
61
5.6.3 Prakiraan Karakteristik Risiko (RQ) durasi pajanan realtime
Prakiraan risiko numerik yang didapat dari perbandingan nilai asupan
(intake) dengan nilai intake referensi (RfD) yang akan menghasilkan nilai risiko
quotient (RQ). RQ dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
=Nilai RfD yang digunakan dalam penelitian ini untuk konsentrasi flouride
dalam air minum adalah 0,06 mg/kg/hari. Dari nilai RfD tersebut dapat dihitung
dengan persamaan di atas. Dari perhitungan realtime sebelumnya, maka nilai RQ
untuk konsentrasi flouride air galon sebagai berikut:
= 0,01688 mg/kg/hari0,06 mg/kg/hari= 0,2813
Jadi besaran risiko (RQ) konsentrasi flouride dalam air minum adalah
0,2813. Untuk hasil perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.12 Prakiraan besaran risiko konsentrasi flouride dalam air minumdengan durasi pajanan realtime
Variabel I (mg/kg/hari) RfD (mg/kg/hari) RQ
Prakiraan Besaran Risiko 0,01688 0,06 0,2813
Berdasarkan tabel 5.12, diketahui bahwa prakiraan besaran risiko
konsentrasi flouride dalam air minum dengan durasi pajanan realtime adalah
sebesar 0,2813.
62
5.6.4 Prakiraan Besaran Risiko (RQ) durasi pajanan lifetime
Perhitungan Besaran Risiko (RQ) dengan durasi pajanan lifetime 10, 20,
30, dan 40 tahun untuk masing masing jenis sumber air minum yang mengandung
konsentrasi flouride adalah sebagai berikut:
Tabel 5.13 Prakiraan besaran risiko konsentrasi flouride dalam air minumdengan durasi pajanan lifetime (10, 20, 30 dan 40 tahun)
Variabel I (mg/kg/hari) RfD (mg/kg/hari) RQ
Prakiraan Besaran Risiko (10) 0,0256 0,06 0,4273
Prakiraan Besaran Risiko (20) 0,0397 0,06 0,6618
Prakiraan Besaran Risiko (30) 0,0537 0,06 0,8962
Prakiraan Besaran Risiko (40) 0,0678 0,06 1,1306
Berdasarkan tabel 5.13, diketahui bahwa prakiraan besaran risiko
konsentrasi flouride dalam air minum dengan durasi pajanan lifetime (10) tahun
adalah 0,4273, dengan durasi pajanan lifetime (20) tahun adalah 0,6618, dengan
durasi pajanan lifetime (30) tahun adalah 0,8962 dan dengan durasi pajanan
lifetime (40) tahun adalah 1,1306.
63
BAB VI
PEMBAHASAN
6.1 Keterbatasan Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini, terdapat beberapa keterbatasan
penelitian yaitu:
1. Pada penelitian ini, laju asupan yang dikonsumsi siswa diperoleh
berdasarkan jumlah air yang dikonsumsi dari contoh gelas yang ditunjukan
peneliti kepada siswa dengan ukuran 250 ml. Siswa tersebut tidak bisa
mengingat seberapa banyak mereka mengkonsumsi air minum untuk
ukuran mereka pada hari sebelumnya. Sehingga didapat nilai bias rata-rata
laju asupan konsumsi air minum per hari per individu. Namun mereka
menilai laju asupan berdasarkan jumlah air dalam gelas yang dikonsumsi.
2. Untuk perhitungan prakiraan berat badan dan laju asupan berdasarkan
durasi pajanan lifetime 10, 20, 30, dan 40 tahun, peneliti menggunakan
nilai yang telah ditetapkan oleh instansi seperti berat badan diperoleh
berdasarkan rata-rata berat badan masyarakat Indonesia sedangkan untuk
laju asupan yang tidak ikut diteliti dan tidak dapat diperoleh oleh peneliti
sehingga laju asupan dapat diperoleh berdasarkan nilai default yang telah
ditetapkan oleh EPA.
64
6.2 Rata-Rata Kadar Konsentrasi flouride dalam Air yang Dikonsumsi oleh
Siswa
Dari tabel 5.2, konsentrasi flouride dalam air minum yang dikonsumsi
pada masing-masing jenis sumber yang mereka konsumsi yaitu rata-rata
konsentrasi air sumur sebesar 1,1867 mg/l dengan konsentrasi minimum dan
maksimum masing-masing sebesar 0,98 mg/l – 1,28 mg/l. Rata-rata konsentrasi
air keran/PDAM sebesar 1,1654 mg/l dengan konsentrasi minimum dan
maksimum masing-masing sebesar 1,0567 mg/l – 1,2733 mg/l. Jika dibandingkan
rata-rata konsentrasi flouride dari kedua jenis sumber air minum tersebut maka
didapat konsentrasi tertinggi yaitu pada jenis sumber air sumur dengan rata-rata
konsentrasi 1,1867 mg/l. Sedangkan untuk mengetahui prakiraan dampak akan
dilakukan perhitungan selanjutnya dari rata-rata kadar konsentrasi flouride secara
umum yaitu sebesar 1,1604 m/l dengan nilai minimum dan maksimum masing-
masing sebesar 0,98 mg/l dan 1,28 mg/l. Sedangkan untuk rata-rata konsentrasi
flouride dalam air minum yang telah dilakukan uji normalitas yaitu sebesar 1,1604
mg/l dengan nilai minimum dan maksimum masing masing sebesar 0,98 mg/l dan
1,28 mg/l.
Hasil tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Astiningrum
(2011) bahwa konsentrasi flouride dalam air tanah dan air PDAM mencapai 0,459
hingga 0,7800 mg/L. Sedangkan menurut WHO (1994) mengatakan bahwa
konsentrasi flouride dalam air yang berasal dari danau, sungai ataupun sumur
mencapai 0,5 mg/l dan konsentrasi flouride dalam air minum warga Indonesia
tidak melebihi nilai ambang batas yaitu 1,5 mg/l. Namun kadar konsentrasi ini
memiliki perbedaan karena perbedaan keadaan hidrogeologis.
65
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wang et al (1997)
diketahui bahwa konsentrasi flouride dalam air minum di provinsi Jiangsu, China
mencapai 0,41 hingga 6,40 mg/l. Rentang tersebut berbeda dikarenakan perbedaan
hidrogeologis. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nair et al (1984) dengan
daerah yang paling terkenal dan terkait aktivitas gunung berapi seperti Sudan,
Ethiopia, Uganda, Kenya dan Republik Tanzania memiliki konsentrasi flouride
yang sangat tinggi 1,640 – 690 mg/l. Survei terkait flouride juga dilakukan oleh
Nail di Kenya dengan sampel air tanah sebanyak 1.000 sampel dan diketahui 61
persen melebihi 1 mg/l, hampir 20 persen melebihi 5 mg/l dan 12 persen melebihi
8 mg/l. Sedangkan daerah vulkanik seperti Nairobi, Rift Valley dan Provinsi
Tengah memiliki konsentrasi flouride dalam air tanah mencapai 30-50 mg/l.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492/Menkes/Per/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum, bahwa
konsentrasi flouride pada sampel dalam air minum yang dikonsumsi siswa kelas 6
siswa SD masih dibawah nilai ambang batas maksimum. Nilai ambang batas
maksimum flouride berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
yaitu sebesar 1,5 mg/l.
6.3 Gambaran Rata-rata Laju Asupan Air mengandung Flouride yang
Dikonsumsi oleh Siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Setu Tangerang Selatan
Dari tabel 5.4, rata-rata laju asupan air minum mengandung flouride yang
dikonsumsi siswa kelas 6 sekolah dasar pada masing-masing jenis sumber air
minum meliputi air sumur sebesar 2,1063 l/hari dan air keran/PDAM sebesar
2,1052 l/hari. Jika dibandingkan kedua jenis sumber air minum di atas, diketahui
66
bahwa laju asupan yang paling banyak dikonsumsi siswa kelas 6 sekolah dasar
yaitu air sumur sebesar 2,1063 l/hari. Rata-rata laju asupan air minum yang
dikonsumsi siswa kelas 6 sekolah dasar telah dilakukan uji normalitas karena akan
dilanjutkan keperhitungan prakiraan dampak kesehatan. Rata-rata laju asupan air
minum yang dikonsumsi dari uji normalitas didapatkan rata-rata laju asupan
sebesar 2,106 l/hari dengan nilai minimum dan maksimum masing-masing sebesar
0,75 l/hari dan 4 l/hari.
Hal ini tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Ashar
(2007), bahwa rata-rata laju asupan konsumsi air minum yang dikonsumsi
masyarakat Indonesia yaitu sebesar 2,0833 l/hari. Sejalan dengan peraturan yang
ditetapkan oleh EPA (1990), bahwa laju asupan air minum untuk anak-anak usia
dibawah 6 tahun yang tinggal di perumahan yaitu sebanyak 1 l/hari. Namun untuk
anak-anak usia diatas 6 tahun yang tinggal di perumahan yaitu sebanyak 2 l/hari.
Pada penelitian ini diketahui bahwa usia anak kelas 6 sekolah dasar lebih dari 6
tahun sehingga menggunakan laju asupan sebesar 2 l/hari. Berdasarkan analisis
yang dilakukan oleh Departemen Survei Pertanian Konsumsi Pangan Nasional
Amerika Serikat (1997) dalam CDC (2007) menemukan bahwa asupan air minum
lebih rendah di wilayah Timur Laut seperti Amerika Serikat dan India yaitu
sebesar 1,2 l/hari daripada di daerah lainnya yaitu sebesar 1,4 l/hari. Hal ini
memungkinkan karena kebutuhan yang lebih besar untuk air diantara penduduk di
daerah dengan iklim hangat dan lembab. Banyaknya konsumsi air minum yang
mengandung flouride akan berdampak pada risiko kesehatan. Menurut SCHER
(2011), anak-anak usia 6-15 tahun yang mengkonsumsi 1,5 l/hari dengan
konsentrasi flouride 3 mg/l akan menyebabkan dampak negatif kesehatan.
67
6.4 Gambaran Rata-rata Durasi Pajanan realtime dan lifetime Air Minum
Siswa
Berdasarkan tabel 5.7, diketahui rata rata durasi pajanan realtime dan
lifetime air minum yang telah dilakukan uji normalitas dan akan dilanjutkan
keperhitungan prakiraan risiko sebesar 8,23 tahun untuk durasi pajanan realtime.
Sedangkan untuk durasi pajanan lifetime yaitu nilai realtime ditambah dengan
durasi pajanan 10, 20, 30 dan 40 tahun dengan durasi pajanan tersebut, akan dapat
diketahui besaran risiko yang akan terjadi apabila siswa tersebut mengkonsumsi
air minum yang mengandung flouride.
Hal ini hampir sesuai dengan yang telah direkomendasikan oleh
ORD/NCEA yaitu durasi pajanan selama 33 tahun yang didasarkan dengan
kemaknaan 95 persen. Seperti tercantum dalam diskusi tentang konsumsi air,
konsensus OHHRRAF menggunakan dasar penilaian persen karena faktor
paparan. Dasar utama nilai default untuk durasi paparan perumahan adalah 90
persen. Dengan demikian, nilai 90 persen (26 tahun) dipilih oleh OHHRRAF
untuk durasi paparan perumahan (EPA, 2010).
Penggunaan senyawa fluoride terkait dalam karies gigi. Studi
epidemiologi terhadap manusia secara luas dengan populasi besar telah dilakukan
selama 40 tahun terakhir telah diketahui memiliki dampak dengan rentan yang
tinggi (EPA, 2015). Selain itu, diperkirakan bahwa perkembangan fluorosis tulang
yang dapat melumpuhkan manusia dikarenakan durasi pajanan flouride selama
periode 20-tahun (US EPA, 1985).
68
6.5 Rata-rata Berat Badan Siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Setu
Tangerang Selatan
Dalam penentuan analisis risiko, berat badan akan mempengaruhi
besarnya nilai risiko dan menurut Ashar (2007) secara teoritis semakin besar berat
badan seseorang maka semakin kecil kemungkinan untuk beresiko mengalami
gangguan kesehatan. Dalam penelitian ini diketahui rata-rata berat badan siswa
kelas 6 sekolah dasar dari masing-masing jenis sumber air minum yang
dikonsumsi yaitu sumber sumur sebesar 39,71 kg dengan nilai minimum dan
maksimum masing-masing sebesar 26,71 kg dan 68,10 kg. Sedangkan sumber air
keran/PDAM sebesar 39,67 kg dengan nilai minimum dan maksimum masing-
masing sebesar 23,95 kg dan 57,20 kg. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Hodge (1950), anak-anak dengan berat badan 20 kg yang
termasuk berat badan kurang dan mengkonsumsi 1 liter air dan flouride dalam air
sebanyak 0,01 mg/kg/hari akan menyebabkan bintik-bintik pada gigi mereka.
Dari hasil uji normalitas yang akan dilakukan perhitungan prakiraan risiko,
diketahui rata-rata berat badan siswa kelas 6 sekolah dasar di Kecamatan Setu
Tangerang Selatan sebesar 39,71 kg. Nilai sebesar 39,71 kg ini akan dilanjutkan
keperhitungan prakiraan risiko dengan durasi pajanan realtime, namun untuk
durasi pajanan lifetime akan dilakukan perhitungan dengan nilai rata-rata berat
badan orang dewasa yaitu 55 kg.
USEPA telah menetapkan bahwa fluorosis gigi dapat terjadi dengan
asumsi berat badan rata-rata pada anak sebesar 20 kg dengan meminum 1 l/hari,
dan 0,01 mg/kg/hari. Dengan asumsi bahwa seorang anak berbobot 20 kg,
69
minuman 1,0 L air / hari dan mencerna fluoride 0,01 mg / kg / hari dalam diet,
sebuah NOAEL dari 1 ppm fluoride dalam air minum sesuai dengan 0,06
mg/kg/hari. Karena data yang tersedia untuk satu-satunya populasi rentan (anak-
anak), faktor ketidakpastian 1 sesuai.
6.6 Hasil Analisis Pemajanan (Intake) dan Prakiraan Risiko Kesehatan
Lingkungan dengan durasi pajanan realtime dan lifetime
Berdasarkan tabel 5.10, diketahui bahwa nilai intake konsentrasi flouride
dalam sampel air minum dengan durasi pajanan realtime yaitu sebesar 0,01688
mg/kg/hari. Nilai tersebut diperoleh berdasarkan perhitungan dari prakiraan risiko
dengan substansi rata-rata konsentrasi flourde sebesar 1,1604 mg/l, rata-rata laju
asupan sebesar 2,106 l/hari, frekuensi pajanan yaitu 365 hari/tahun, rata-rata
durasi pajanan 8,23 tahun yang dibagi dengan rata-rata berat badan siswa 39,71 kg
dan periode waktu rata-rata yaitu 30 tahun x 365 hari/ tahun. Menurut asumsi dari
perhitungan intake yang dilakukan bahwa nilai intake yang diperoleh tersebut
masih dapat ditolerir. Menurut Paiva (2003), nilai intake 0,05-0,07 mg/kg/hari
dianggap sebagai nilai ambang batas untuk paparan flouride.
Dilihat dari tabel 5.11, dapat diketahui bahwa nilai intake konsentrasi
flouride dalam air minum dengan durasi pajanan lifetime tertinggi dan masuk
kedalam nilai ambang batas yaitu dengan durasi pajanan lifetime 30 dan 40 tahun
masing-masing sebesar 0,0537 mg/kg/hari dan 0,0678 mg/kg/hari. Untuk intake
konsentrasi flouride dengan durasi pajanan lifetime 30 tahun diperoleh
berdasarkan perhitungan prakiraan risiko intake dengan substansi rata-rata
konsentrasi flouride sebesar 1,1604 mg/l, rata-rata laju asupan sebesar 2 liter,
70
frekuensi pajanan yaitu 365 hari/tahun, durasi pajanan sebesar 38,23 tahun, berat
badan 55 kg, dan periode waktu rata-rata yaitu 30 tahun x 365 hari/ tahun.
Sedangkan untuk intake konsentrasi flouride dengan durasi pajanan lifetime 40
tahun diperoleh berdasarkan perhitungan prakiraan risiko intake dengan substansi
rata-rata konsentrasi flouride sebesar 1,1573 mg/l, rata-rata laju asupan sebesar 2
liter, frekuensi pajanan yaitu 365 hari/tahun, durasi pajanan sebesar 48,23 tahun,
berat badan 55 kg, dan periode waktu rata-rata yaitu 30 tahun x 365 hari/ tahun.
Menurut asumsi dari perhitungan intake yang dilakukan bahwa nilai intake
yang diperoleh dari perhitungan prakiraan risiko dengan durasi lifetime 30 dan 40
tahun tidak dapat ditolerir. Sehingga harus dilakukan managemen risiko karena
intake yang diperoleh hampir melebihi nilai ambang batas yang akan
menyebabkan dampak kesehatan. Sedangkan menurut Paiva (2003), nilai intake
0,05-0,07 mg/kg/hari dianggap sebagai nilai ambang batas untuk paparan flouride,
jika melebihi nilai ambang batas dapat menyebabkan dampak kesehatan.
Besaran risiko dari konsentrasi flouride dengan durasi pajanan realtime
diketahui bahwa nilai prakiraan besaran risiko sebesar 0,2813 yang diperoleh dari
nilai intake 0,01688 mg/kg/hari dibagi dengan dosis RfD yang ditetapkan oleh
Environmental Protect Agency (EPA) dalam IRIS (2013) sebesar 0,06 mg/kg/hari.
Sedangkan besaran risiko dari konsentrasi flouride dengan durasi pajanan lifetime
diketahui bahwa nilai prakiraan risiko tertinggi dan menyebabkan dampak
kesehatan yaitu dengan durasi pajanan 30 dan 40 tahun yang masing-masing
sebesar 0,8962 dan 1,1306. Nilai prakiraan risiko dengan durasi pajanan 30 tahun
diperoleh dari nilai intake sebesar 0,0537 mg/kg/hari dibagi dosis RfD sebesar
0,06 mg/kg/hari. Sedangkan nilai prakiraan risiko dengan durasi pajanan 40 tahun
71
diperoleh dari nilai intake sebesar 0,0678 mg/kg/l dibagi dosis RfD sebesar 0,06
mg/kg/hari. Dosis RfD didasarkan pada asumsi nilai ambang batas. RfD
merupakan prakiraan dari paparan setiap hari untuk satu populasi manusia yang
mungkin tanpa risiko yang cukup dan berefek merusak selama hidupnya.
Menurut studi yang telah dikumpulkan oleh Integrated Risk Information
System (IRIS) (1987) dari penelitian Hodge (1950) yang mempelajari anak anak
mengkonsumsi flouride dalam air minum mereka, dilaporkan bahwa efek flouride
dapat menyebabkan bintik-bintik pada gigi dengan asumsi intake sebesar 0,01
mg/kg/hari dan total asupan atau RfD sebesar 0,06 mg/kg/hari. Berdasarkan studi
yang dilakukan oleh US EPA (1985) diperkirakan bahwa perkembangan flourosis
tulang yang dapat melumpuhkan manusia yaitu dengan dosis RfD sebesar 0,28
mg/kg/hari. Sedangkan 0,12 mg/kg/hari merupakan tingkat eksposur dosis RfD
yang aman dari flourosis tulang.
Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa prakiraan risiko flouride
dengan durasi pajanan realtime sebesar 0,2535 masih dalam batas aman dan tidak
berisiko menyebabkan penyakit jika dikonsumsi siswa sekolah dasar Kecamatan
Setu Tangerang Selatan. Untuk prakiraan risiko flouride dengan durasi pajanan
lifetime 30 tahun sebesar 0,8962 masih dalam batas aman untuk dikonsumsi
selama 30 tahun namun harus tetap diperhatikan, jangan sampai nilai prakiraan
risiko melebihi 1. Sedangkan prakiraan risiko flouride dengan durasi pajanan
lifetime 40 tahun yang akan datang sebesar 1,1306. Nilai tersebut sudah melebihi
batas aman yaitu 1 sehingga dapat menyebabkan dampak kesehatan jika
dikonsumsi selama 40 tahun.
72
6.7 Flouride dan Prakiraan Risiko Kesehatan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa prakiraan
risiko flouride pada siswa kelas 6 sekolah dasar akan memiliki risiko kesehatan
apabila diminum dengan durasi 30 dan 40 tahun yang akan datang. Berbagai
dampak yang ditimbulkan dari flouride, menurut Bordeaux (1994), menjelaskan
bahwa air minum yang mengandung flouride akan menyebabkan keretakan tulang
pinggul dua kali dari jumlah keretakan tulang biasa, baik pada laki-laki maupun
perempuan. Selain itu menurut Hirzy dalam EPA (1994), menjelaskan terdapat 5
penelitian tentang wabah penyakit yang dilaksanakan tahun 1990 di tiga negara
yang berbeda, menunjukan bahwa semua penelitian memperlihatkan peningkatan
lebih tinggi keretakan tulang pinggul pada komunitas yang air minumnya
menggunakan flouride. IPCS (2002), menjelaskan bahwa di beberapa bagian
dunia seperti India, China dan Afrika Selatan juga terjadi tingkat keparahan
endemik flourosis tulang. Flourosis tulang menjadi permasalahan utama karena
dikaitkan dengan konsumsi air minum yang mengandung flouride. Flourosis
merupakan kelainan yang disebabkan oleh pemasukan kandungan flouride yang
berlebihan dan bersifat merusak (Indriaswati, 2007).
Hal lain yang menunjukan bahwa flouride merupakan masalah besar
terhadap kesehatan karena flouride bisa menyebabkan risiko kerusakan otak.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Li, X.S. et. al (1995) diketahui bahwa,
flouride dapat menurunkan kapasitas kecerdasan manusia terutama bagi anak-
anak yang menjadi korban keracunan flouride. Tingkat kecerdasan anak yang
mengkonsumsi flouride secara signifikan lebih rendah dari anak-anak yang tidak
mengkonsumsi flouride. Mullinex (1995), juga telah melakukan penelitian untuk
73
membuktikan keracunan saraf akibat flouride pada sampel tikus. Penelitian
tersebut memperlihatkan bahwa tikus yang diberikan air minum yang telah
dibubuhi flouride pada tingkat yang dapat menyebabkan konsentrasi plasma
manusia, menderita efek keracunan saraf yang bervariasi. Menunjukan bahwa
hewan yang mendapatkan flouride sebelum lahir akan lahir sebagai anak
hiperaktif dan akan tetap seperti itu sepanjang hidupnya. Namun mereka yang
mendapatkan flouride ketika berusia muda akan menunjukan aktivitas yang
depresif. Penelitian tersebut sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Guan et.
al (1998).
Alzheimer juga merupakan dampak risiko dari flouride. Penelitian yang
dilakukan oleh Varnier JA et. al (1992) dengan sampel tikus, menunjukan bahwa
tikus-tikus yang mengkonsumsi flouride dengan dosis tinggi akan berkembang
dengan tahap yang tidak beraturan dan memiliki karakteristik hewan-hewan yang
telah pikun. Pengujian otak tikus pasca percobaan mengungkapkan adanya
substansi sel otak yang hilang dalam struktur.
74
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada air minum siswa
kelas 6 sekolah dasar yang mengandung flouride di Kecamatan Setu Kota
Tangerang Selatan dengan memproyeksikan risiko penyakit melalui pendekatan
ARKL. Dari hasil penelitian tersebut, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Jenis sumber air minum yang dikonsumsi oleh siswa sekolah dasar di
Kecamatan Setu Tangerang Selatan yaitu 86 siswa (82,69 %)
mengkonsumsi air sumur, dan 18 siswa (17,31 %) mengkonsumsi air
keran/PDAM. Sehingga diketahui sumber air sumur merupakan sumber air
yang paling banyak dikonsumsi siswa sekolah dasar.
2. Rata-rata kadar konsentrasi flouride dalam air yang dikonsumsi oleh siswa
sekolah dasar di Kecamatan Setu Tangerang Selatan yaitu sebesar 1,1604
mg/l. Konsentrasi tersebut masih tergolong aman dengan nilai ambang
batas flouride dalam air minum sebesar 1,5 mg/l.
3. Rata-rata laju asupan air yang dikonsumsi oleh siswa sekolah dasar di
Kecamatan Setu Tangerang Selatan yaitu sebesar 2,106 l/hari.
4. Rata-rata durasi pajanan realtime air minum siswa Kecamatan Setu
Tangerang Selatan yang mengandung flouride yaitu 8,23 tahun. Sedangkan
untuk durasi pajanan lifetime yaitu 18,23 tahun untuk 10 tahun, 28,23
tahun untuk 20 tahun, 38,23 tahun untuk 30 tahun dan 48,23 tahun untuk
40 tahun.
75
5. Rata-rata berat badan siswa sekolah dasar di Kecamatan Setu Tangerang
Selatan yaitu sebesar 39,71 kg.
6. Proyeksi besaran intake fouride pada siswa sekolah dasar di Kecamatan
Setu Tangerang Selatan ketika mengkonsumsi air minum dengan durasi
pajanan realtime yaitu sebesar 0,01688 mg/kg/hari. Sedangkan untuk
proyeksi besaran intake flouride dengan berat badan 55 kg, laju asupan 2
l/hari dan durasi pajanan lifetime 10 tahun sebesar 0,0256 mg/kg/hari,
lifetime 20 tahun sebesar 0,0397 mg/kg/hari, lifetime 30 tahun sebesar
0,0537 mg/kg/hari dan lifetime 40 tahun sebesar 0,0678 mg/kg/hari. Untuk
proyeksi besaran intake flouride dengan durasi pajanan selama 30 dan 40
tahun telah masuk dalam nilai ambang batas yaitu 0,05-0,07 mg/kg/hari
sehingga perlu diperhatikan.
7. Proyeksi besaran risiko (RQ) flouride pada siswa sekolah dasar di
Kecamatan Setu Tangerang Selatan ketika mengkonsumsi air minum
dengan durasi pajanan realtime yaitu sebesar 0,2813. Sedangkan proyeksi
besaran risiko flouride dengan durasi pajanan lifetime 10 tahun sebesar
0,4273, lifetime 20 tahun sebesar 0,6618, lifetime 30 tahun sebesar 0,8962
dan lifetime 40 tahun sebesar 1,1306. Hasil tersebut menunjukan bahwa
proyeksi besaran risiko flouride dengan durasi realtime dan lifetime 10 dan
20 tahun masih dibawah 1 jika dibandingkan dengan RfD sehingga tidak
bersifat toksis untuk risiko penyakit. Proyeksi besaran risiko flouride
dengan durasi 30 tahun masih dibawah 1 namun harus tetap diperhatikan
karena nilai tersebut hampir mencapai 1. Sedangkan untuk proyeksi
besaran risiko flouride dengan durasi pajanan lifetime 40 tahun jika
76
dibandingkan dengan RfD telah melebihi 1 dan bersifat toksis untuk risiko
penyakit pada individu yang mengkonsumsi air minum mengandung
flouride dengan berat badan 55 kg, laju asupan 2 l/hari dan durasi pajanan
selama 48,23 tahun.
7.2 Saran
1. Pemerintah Kota Tangerang Selatan
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan evidance base oleh pemerintah
Kota Tangerang Selatan bahwa flouride dalam air tidak aman dan
bisa menyebabkan risiko kesehatan jika dikonsumsi selama 30 dan
40 tahun.
c. Nilai ambang batas flouride dalam air minum bisa menggunakan
acuan keputusan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air
minum. Namun untuk mengetahui dampak yang akan terjadi jika
mengkonsumsi flouride dalam air minum secara terus menerus,
sebaiknya pemerintah Kota Tangerang Selatan juga ikut
melakukan prakiraan risiko yang akan terjadi dengan
menggunakan acuan Environmental Protect Agency (EPA). Selain
itu, Pemerintah Kota Tangerang Selatan yang bekerja sama dengan
Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan melakukan pengukuran
sampel air minum yang dikonsumsi masyarakat dan membuat
prakiraan risiko agar bisa memanagemen risiko yang akan timbul.
77
d. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi permodelan standar
baku mutu cemaran flouride dalam air minum yang aman untuk
dikonsumsi dengan default residensial 30 tahun.
2. Masyarakat Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan
a. Masyarakat Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan termasuk
siswa sekolah dasar tidak mengkonsumsi air minum yang
mengandung flouride secara berlebihan karena air yang
mengandung konsentrasi flouride yang tinggi dampat menyebabkan
risiko kesehatan.
3. Pengelola air minum
a. Tidak melakukan flouridasi atau penambahan flouride terhadap air
minum yang akan dikonsumsi masyarakat Kecamatan Setu Kota
Tangerang Selatan serta terus melakukan manageman dan
pengelolaan kualitas air minum.
4. Penelitian selanjutnya
a. Untuk peneltian selanjutnya perlu dilakukan penelitian terkait
pengaruh flouride dalam air minum dengan kejadian penyakit lain.
b. Penelitian selanjutnya, harus melakukan pengambilan sampel
dengan menggunakan alat dan bahan yang sudah ditetapkan dan
disarankan oleh intansi-instansi yang kompeten.
78
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, U. F., 2013. Dasar-Dasar Penyakit Berbasis Lingkungan. Jakarta.
Rajawali Pers
Agtini, dkk. 2005. Flour dan Kesehatan Gigi, Artikel Media Litbang Kesehatan.
APHA (1998). Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater,
20th edition. American Public Health Association, Washington, D.C.
ATSRD, 2003. Toxicological Profile for Flourides, Hydrogen Flouride, and
Flourine. United States Department of Health and Human Services.
Atlanta, Georgia.
Azwar, Azrul. 1995. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta: P.T Mutiara
Sumber Widya
BPS, 2014. Persentase Rumah Tangga menurut Provinsi, Tipe Daerah dan
Sumber Air Minum Layak, 2009-2012. Banten diakses dari World Wide
Web : www.bps.go.id/
Colquhoun, J. “Child Dental Health Differences in New Zealand”, Community
Healthy Services, XI 85-90, 1987 dalam
http://limbahrumahbersih.org/2013/07/24/bahaya-tersembunyi-dalam-air-
minum-dan-pasta-gigi-anda-hubungan-fluoride-dan-air-ber-fluoride-
dengan-penyakit-tiroid/ ditelusuri tanggal 25 Desember 2014
Drinking Water Inspectorate, 2010. Guardians of Drinking Water Quality.
London.
Edmunds, W.M. and Smedley, P.L. 1996 Groundwater geochemistry and health:
an overview. In: Appleton, Fuge and McCall [Eds] Environmental
79
Geochemistry and Health. Geological Society Special Publication, 113,
91–105
Environmental Health Perspectives. 2010. Serum Fluoride Level and Children’s
Intelligence Quotient in Two Villages in China. National Institute of
Environmental Health Sciences. Diakses dari
http://fluoridealert.org/news/fluoride-in-water-linked-to-lower-iq-in-
children/ tanggal 27 Desember 2014.
EPA. 2011. Exposure Factor Handbook. Washington: Environmental Protection
Agency.
---. 2015. Integrated Risk Information System. US EnvironmentalProtection
Agency. Available: http://www.epa.gov/iris [Accessed 5 Januari 2015]
Hem, J.D. 1989. Study Interpretation of the Chemical Characteristics of Natural
Water. Water Supply Paper2254, 3rd edition, US Geological Survey,
Washington, D.C
http://www.cdc.gov/fluoridation/faqs/#overview4 ditelusuri tanggal 17/1/2015
http://fluoridealert.org/content/hirzy-interview/ ditelusuri tanggal 06/5/2015
http://fluoride.mercola.com/ ditelusuri tanggal 07/5/2015
http://www.journals.elsevier.com/journal-of-fluorine-chemistry/special-issues/
ditelusuri tanggal 10/5/2015
http://www.oilfreefun.com/2012/11/fluoride-research-implemenation.html
ditelusuri tanggal 10/5/2015
IPCS 2002 Fluorides. Environmental Health Criteria 227. World Health
Organization, Geneva.
80
J. C. Robins and J. L. Ambrus. 1982. "Studies on Osteoporosis IX. Effect of
Fluoride on Steroid Induced Osteoporosis," Research Communications in
Chemical Pathology and Pharmacology. Volume 37, No. 3, pp. 453-461.
Kristianti, C. H. & M Rusiawati,Y. (2002). Gigi Sehat Tahun 2000 dan Tinjauan
Profil Kesehatan Gigi 1995, Jurnal Kedokteran Gigi UI, 2002, vol.9,
no.2 ;1-5.
Makfoeld, dkk. 2002. Kamus Istilah Pangan dan Nutrisi. Kanikus. Yogyakarta.
MENKES RI, 2010. Persyaratan Kualitas Air Minum.
Michael A Lennon, 2006. The First Community Trial of Water Flouridation.
Bulletin of the Woerld Health Organization. Departmen of Oral Health
and Development, School of Clinical Dentistry, University of Sheffield,
Claremont Crescent, Sheffield, England
Murray J.J. [Ed.] 1986 Appropriate Use of Fluorides for Human Health, World
Healthon Fluoride. Committee to Co-ordinate Environmental Health and
Related Programs. Organization, Geneva.
Nasional Research Council. 2006. Flouride in Drinking Water. A Scientific
Review of EPA’S Standards. The National Academies Press. Washington
D.C.
Nasrudin, 2014. Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) Akumulasi
Konsentrasi Logam Berat (Hg, Cd, Zn, dan Mn ) pada Tanaman
Produktif yang Dibudidayakan dengan Media Sirsat di Area Low Land
PT Freeport Indonesia Papua tahun 2013. Jakarta. UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
81
Paiva SM, Lima YB, Cury JA. 2003. Flouride inteka by brazilian children from two
communities with flouridated water. US National Library of Medicine, National
Institute of Health. NCBI. Brazil.
Peterson, L.R., dkk. 1988. Community Health Effects of a Municipal Water
Supply Hyperfluoridation Accident. American Journal of Public Health,
78(6), 711–713
POKJA AMPL Kota Tangerang Selatan, 2011. Buku Putih Sanitasi Kota
Tangerang Selatan. Tanggerang Selatan
Rahman, Abdur. 2007. Public Health Assessment: Moel Kajian Prediktif dampak
Lingkungan dan Aplikasinya untuk Manajemen Risiko Kesehatan. Pusat
Kajian Kesehatan Lingkungan dan Industri . FKM UI.
Reeves, T.G. 1986 Water Fluoridation. A Manual for Engineers and Technicians.
United States Department of Health and Human Services, Centres for
Disease Control and Prevention, 138 pp.
Reeves, T.G. 1994 Water Fluoridation. A Manual for Water Plant Operators.
United States Department of Health and Human Services, Centres for
Disease Control and Prevention, 99 pp.
Salimin, et. al. 1996. Rancangan Unit Pengolahan Limbah Radioaktif Cair Secara
Kimia PPTA-Serpong. Prosiding Presentasi Ilmiah Daur Bahan Bakar
Nuklir. Batan.
Sumantri, 2010. Kesehatan Lingkungan dan Prespektif Islam. Kencana. Jakarta
82
UNDANG-UNDANG RI NOMOR 7 TAHUN 2004. TENTANG SUMBER
DAYA AIR. Presiden RI
USAID, 2013. Indonseia Urban Water, Sanitation and Hygiene.
USEPA 1996 R.E.D. FACTS, Cryolite, EPA-738-F-96-016, United States
Environmental Protection Agency.
USNRC 1993 Health Effects of Ingested Fluoride. National Research Council,
National Academy Press, Washington D.C
USPHS 1991 PHS Review of Fluoride: Benefits and Risks: Report of Ad Hoc
Subcommittee. US Public Health Service.
Whitford, G.M. 1997 Determinants and mechanisms of enamel fluorosis. Ciba
Foundation Symposium, 205, 226–241
WHO, 2006. Flouride in Drinking Water. London
Y Lu, et. al. 2000. EFFECT OF HIGH-FLUORIDE WATER ON INTELLIGENCE
IN CHILDREN.Research Report. China.
Yiamouyiannis, J.A. “Water Fluoridation and Tooth Decay: Results from the
1986-87 National Survey of U.S. Schoolchildren”, Fluoride, 23, 55-67,
1990 dalam http://limbahrumahbersih.org/2013/07/24/bahaya-
tersembunyi-dalam-air-minum-dan-pasta-gigi-anda-hubungan-fluoride-
dan-air-ber-fluoride-dengan-penyakit-tiroid/ ditelusuri tanggal 25
Desember 2014.
Lampiran
Pengukuran Konsentrasi Flouride dalam Air MinumSiswa SD Negeri Kecamatan Setu Tangerang Selatan
No Nama Uji 1 Uji 2 Uji 3 Rata-rata SUMBER AIR1 Amanda Prifitasari 1,19 1,19 1,18 1,186666667 Air Sumur2 Sophie Pramudyaning S 1,14 1,14 1,13 1,136666667 Keran/PDAM3 Ade Fitria R 1,22 1,2 1,2 1,206666667 Air galon4 Erin Ristagina 1,21 1,18 1,19 1,193333333 Keran/PDAM5 Gerry Agustian 1,22 1,15 1,19 1,186666667 Air Sumur6 Ahmad Aulia D 1,12 1,13 1,12 1,123333333 Air Sumur7 Andi Permana 1,11 1,1 1,12 1,11 Air galon8 Siti Triani R 1,24 1,24 1,25 1,243333333 Air Sumur9 Naira Vidianti 1,16 1,17 1,18 1,17 Air galon
10 Putri Ayu W 1,15 1,16 1,15 1,153333333 Air galon11 Sri Dewi Sekar H 1,09 1,08 1,08 1,083333333 Air Sumur12 Anisa Yulianti 1,24 1,23 1,22 1,23 Keran/PDAM13 Nazwa Azura 1,08 1,07 1,06 1,07 Keran/PDAM14 Amanda Oktaviani 1,24 1,2 1,25 1,23 Air galon15 Cinta Nurbaiti 1,26 1,25 1,26 1,256666667 Air galon16 Sawitri Permatasari 1,14 1,16 1,18 1,16 Air Sumur17 Satria Eko P 1,03 1,02 1,03 1,026666667 Air galon18 Aulia Dinda Irawan 1,22 1,21 1,22 1,216666667 Air Sumur19 Siti Hawa Anisa 1,19 1,2 1,19 1,193333333 Air galon20 Alicia Okta M 1,18 1,17 1,15 1,166666667 Air Sumur21 M Rizki Fatahillah 1,22 1,24 1,23 1,23 Air Sumur22 M Rafi Abdullah 1,22 1,21 1,22 1,216666667 Air galon23 Hasbi Hardiansyah 1,14 1,15 1,13 1,14 Air galon24 Raihanta Wijaya 1,12 1,14 1,13 1,13 Air Sumur25 Fiqih Ardiansyah 1,01 0,99 1 1 Air galon26 Rahmawati 1,06 1,06 1,05 1,056666667 Air Sumur27 Mutiara Sephtia 1,22 1,21 1,22 1,216666667 Air Sumur28 Nuraeni Wulandari 1,15 1,16 1,17 1,16 Air Sumur29 Wirda Agustin 1,15 1,18 1,16 1,163333333 Air Sumur30 Defa Yulianti 1,25 1,26 1,25 1,253333333 Air Sumur31 Kholifatul Nur Laila 1,22 1,24 1,24 1,233333333 Air galon32 Idho Baidhowi K 1,25 1,25 1,26 1,253333333 Air galon33 Afifah P 1,13 1,13 1,15 1,136666667 Air Sumur34 Moza Mujahida R 1,17 1,14 1,17 1,16 Air galon35 Aryani Mustika P 1,14 1,15 1,16 1,15 Air Sumur36 Nur Anggraini 1,13 1,15 1,15 1,143333333 Air galon37 Andhika Syah P 1,14 1,12 1,13 1,13 Air Sumur
38 A Faizurrahman S 1,16 1,15 1,16 1,156666667 Keran/PDAM39 Decintya Jaya M 1,14 1,14 1,16 1,146666667 Air Sumur40 Fatchtur rahman 1,15 1,14 1,12 1,136666667 Keran/PDAM41 Ahmad Mumtaza 1,16 1,17 1,14 1,156666667 Air galon42 Maulana Hizrian H 1,26 1,28 1,28 1,273333333 Keran/PDAM43 Citra Cheery C 1,16 1,17 1,16 1,163333333 Air galon44 Azizah Nuril F 1,12 1,13 1,12 1,123333333 Air Sumur45 Fauza Maulana F 1,18 1,17 1,18 1,176666667 Air galon46 Muhammad Daffa F 1,2 1,2 1,18 1,193333333 Air Sumur47 Muhammad Savero 1,16 1,15 1,16 1,156666667 Air Sumur48 Rafi Kemal A 1,15 1,1 1,04 1,096666667 Air galon49 Dinar Aulia 1,24 1,26 1,24 1,246666667 Air Sumur50 Ismayanti 1,18 1,18 1,15 1,17 Keran/PDAM51 Rizky Permana 1,25 1,24 1,25 1,246666667 Air Sumur52 Syam Gusti P 1,24 1,25 1,24 1,243333333 Air Sumur53 Nimas Yesa P 1,22 1,2 1,22 1,213333333 Keran/PDAM54 Anggit Tri P 1,16 1,17 1,2 1,176666667 Air galon55 Mila Amelia 1,17 1,17 1,18 1,173333333 Air Sumur56 Siti Wisnaini S 1,22 1,2 1,21 1,21 Air galon57 Diandra Salma 1,21 1,24 1,23 1,226666667 Air galon58 Natasya Putri H 1,24 1,23 1,23 1,233333333 Air galon59 Tian Rosi Salsabila 1,15 1,16 1,24 1,18333333360 Aprilia Intan A 1,24 1,25 1,24 1,243333333 Air Sumur61 Agung Rahmat N 1,15 1,16 1,15 1,153333333 Keran/PDAM62 Alifia Ayu Nastiti 1,14 1,15 1,23 1,173333333 Air galon63 Mirachel D 1,22 1,21 1,22 1,216666667 Keran/PDAM64 Achdiyat Ilyasa S 1,22 1,23 1,21 1,22 Air galon65 Kharisma Selvia D 1,23 1,25 1,25 1,243333333 Keran/PDAM66 Putri Latifa A.F 1,23 1,23 1,16 1,206666667 Air galon67 Yulinar Pratiwi 1,16 1,16 1,17 1,163333333 Air galon68 Intan Fajriati 1,08 1,07 1,05 1,066666667 Air Sumur69 Putri Mariska 1,24 1,23 1,24 1,236666667 Air Sumur70 Rizka Dwiyanti 1,22 1,25 1,24 1,236666667 Air Sumur71 Windi Shinta A 1,13 1,14 1,14 1,136666667 Air Sumur72 Selvi Selvia 1,21 1,22 1,2 1,21 Air Sumur73 Syahdia Rifa 1,18 1,19 1,2 1,19 Air Sumur74 Nur Istiqomah 1,19 1,18 1,17 1,18 Air Sumur75 Salma Husniyyah 1,16 1,15 1,16 1,156666667 Air Sumur76 Cindy Natalia 1,21 1,22 1,21 1,213333333 Air Sumur77 Vitya Andriane 1,17 1,09 0,68 0,98 Air Sumur78 Muhammad Rayhan 1,18 1,17 1,17 1,173333333 Air Sumur79 Siraj Faiz Arrasyid 1,18 1,17 1,05 1,133333333 Keran/PDAM80 Parhan Ulummudin 1,19 1,17 1,21 1,19 Air Sumur
81 Kezia Pricillia L 1,08 1 1,18 1,086666667 Air galon82 Sahroni 1,16 1,17 1,16 1,163333333 Air Sumur83 Muhammad Angga S 1,15 1,17 1,18 1,166666667 Air Sumur84 Muhammad Rivaldi 1,14 1,14 1,15 1,143333333 Air galon85 Putri Febrianti Azzahra 1,19 1,19 1,18 1,186666667 Air Sumur86 Bayu Adetia 1,11 1,1 1,09 1,1 Air galon87 Riansyah Agung 1,13 1,14 1,13 1,133333333 Air Sumur88 Ridho Ehesa Ibrahim 1,18 1,16 1,18 1,173333333 Air galon89 Amanda Putri 1,17 1,16 1,15 1,16 Air Sumur90 Dina Amelia 1,2 1,2 1,19 1,196666667 Air Sumur91 Bunga Mutiara W.N 1,11 1,11 1,1 1,106666667 Air Sumur92 Ema Adeliasna 1,18 1,19 1,18 1,183333333 Air galon93 Muhammad Ichwanda T 1,12 1,16 1,09 1,12333333394 Camelia Martina S 1,2 1,21 1,2 1,203333333 Air galon95 Rachel Hulda Leticia 1,21 1,2 1,22 1,21 Air galon96 Aryan Lesmana Putra 1,24 1,25 1,24 1,243333333 Air galon97 Eka Rizki Wulandari 1,09 1,06 1,08 1,076666667 Air sumur98 Finda Eka Azhari 1,08 1,12 1,13 1,11 Air sumur99
100 Siti Robiatul Adawiah 1,2 1,22 1,21 1,21 Air Sumur101 Nabila Ayu F 1,11 1,12 1,09 1,106666667 Air Sumur102 Ambar Nurrohmah R 1,22 1,2 1,19 1,203333333 Air Sumur103 Meldianti 1,12 1,12 1,14 1,126666667 Air Galon104 Adinda Chiquita 1,24 1,24 1,27 1,25 Air Galon105 Lusy Rahmawati 1,12 1,15 1,13 1,133333333 Air Galon106 Sulis Tyaning Cahya 1,07 1,09 1,07 1,076666667 Air galon107 Ersa Alva M 1,08 1,07 1,02 1,056666667 Keran/PDAM108 Endah Pratiwi 1,16 1,17 1,16 1,163333333 Air sumur109 Desiana Putri 1,15 1,15 1,13 1,143333333 Air galon120 Nur Khasanah 1,14 1,13 1,17 1,146666667 Air galon121 Febiana Al Dany 1,12 1,14 1,14 1,133333333 Air sumur122 Siska Amalia 1,13 1,16 1,14 1,143333333 Air sumur123 Aisya Amanda 1,24 1,19 1,21 1,213333333 Air galon124 Naila Nazhirah 1,23 1,24 1,22 1,23 Air galon125 Adam Setiwan 1,22 1,24 1,19 1,216666667 Air galon126 Laila Fiani R 1,22 1,2 1,22 1,213333333 Air galon127 Paldo Maldini 1,08 1,07 1,05 1,066666667 Air sumur128 Rafa Septaviani 1,23 1,22 1,22 1,223333333 Air galon129 Haidar Ali 1,05 1,07 1,06 1,06 Air galon130 Salaisa Amara 1,07 1,09 1,09 1,083333333 Air galon131 Dian Nita K 1,11 1 1,08 1,063333333 Air sumur132 Riska Pitri 1,18 1,19 1,17 1,18 Air Sumur133 Seana T Tanedi 1,16 1,13 1,15 1,146666667 Air Sumur
134 Fazha Ihza 1,02 1,02 1,03 1,023333333135 Taufan Ridho 1,04 1,04 1,05 1,043333333 Air galon136 Sandra Dhara 1,08 1,09 1,08 1,083333333 Air Sumur137 Fuzi Syifani 1,22 1,24 1,24 1,233333333 Air galon138 Novi Lutfiah 1,22 1,23 1,19 1,213333333 Air galon139 Shella Selvia 1,22 1,19 1,19 1,2 Air galon140 Selvira Amalia 1,17 1,18 1,18 1,176666667 Keran/PDAM141 Via Putri Parina 1,14 1,14 1,12 1,133333333 Air galon142 M Zaki Frdaus 1,07 1,06 1,08 1,07 Air galon143 Melly Marcelia A 1,04 1,05 1,07 1,053333333 Air Sumur144 Mutiara 1,25 1,24 1,25 1,246666667 Air galon145 Dwi Nautam A 1,07 1,11 1,1 1,093333333 Keran/PDAM146 Anggita Putri 1,02 1 1,09 1,036666667147148 Hemalia Putri R 1,09 1,08 1,04 1,07 Air sumur149 Putri Nurwahyudi 0,98 0,99 1,02 0,996666667 Air galon150 Saskia Ananda P 1,08 1,09 1,03 1,066666667 Air sumur151 Ferdi Yudistira 1,03 1,04 1,04 1,036666667 Air galon152 Nisa Ulfa Dina 1,03 1,04 1,06 1,043333333 Air galon153 Aurelya Putri 1,03 1,03 1,02 1,026666667 Air galon154 Nanda Nurhikmah 1,04 1,04 1,04 1,04 Air galon155 Nur Cindy Alicia 1,04 1,05 1,02 1,036666667 Air sumur156 M Rizky Alfarizi 1,25 1,24 1,24 1,243333333 Air sumur157 Widia Astuti 1,03 1,04 1,06 1,043333333 Air galon158 Zalma RM 1,03 1 1,02 1,016666667 Air sumur159 Ingrid Pratiwi 1,22 1,23 1,25 1,233333333 Air sumur160 M Dimas S 1,27 1,24 1,24 1,25 Air galon161 Chandra Firnanda 1,04 1,04 1,06 1,046666667 Air galon162 Shofie Aulia Safitri 1,27 1,29 1,28 1,28 Air sumur163 Nana Syahrudin 1,24 1,24 1,25 1,243333333 Air sumur164 Wulan Septiani N. F 1,2 1,18 1,17 1,183333333 Air sumur165166 Sukron 1,22 1,23 1,22 1,223333333 Air Sumur167 Sepriana Amanda 1,25 1,24 1,27 1,253333333 Air Sumur168 Syahril Maulana 1,17 1,17 1,16 1,166666667 Air galon169 Bernito Garvazi 1,12 1,12 1,14 1,126666667 Air Sumur170 Nawang Sukma A 1,12 1,11 1,1 1,11 Air Sumur171 Zidan Fazha N 1,15 1,16 1,16 1,156666667 Air Sumur172 Herna Husaeni 1,14 1,14 1,16 1,146666667 Keran/PDAM173 Nurdin 1,16 1,14 1,16 1,153333333 Air sumur174 Fadilla Lousia 1,24 1,22 1,23 1,23 Air galon175 Vina Zakiyatun N 1,23 1,19 1,21 1,21 Air sumur176 Gading Widhi 1,23 1,17 1,17 1,19 Air Sumur
177 Firdha Dara R 1,22 1,24 1,23 1,23 Air galon178 Syifa Amalia 1,24 1,2 1,17 1,203333333 Air galon179 Mizan Nazhifah 0,98 0,99 1,03 1 Air galon180 Usfa Amelia Rahma 1,22 1,21 1,21 1,213333333 Air sumur181 David Ryadi K182 Faris Hidayat 1,22 1,22 1,24 1,226666667 Keran/PDAM183 Ardian Hari Prasetyo 1,21 1,23 1,25 1,23 Air sumur184 Khotib Al Umam 1,21 1,19 1,1 1,166666667 Air galon185 Dewi Rahmadhani 1,29 1,23 1,23 1,25 Air galon186 Amelia 1,21 1,21 1,22 1,213333333 Air galon187 Khalda Kultsum 1,09 1,08 1,06 1,076666667 Air galon188 Herdiansyah 1,22 1,23 1,22 1,223333333 Air sumur189 Bagas Dwi F 1,11 1,08 1,12 1,103333333 Air sumur190 Sabrina Aprilia 1,22 1,23 1,2 1,216666667 Air Galon191 Mutiara Aulia 1,07 1,15 1,09 1,103333333 Air sumur192 Bagas A 1,07 1,07 1,06 1,066666667 Air galon193 Fadila Malika 1,03 1,03 1,04 1,033333333 Air sumur194 Reyhan Syarif H 1,02 1,02 1,04 1,026666667 Air galon195 Susih Natasya 1,08 1,03 1,04 1,05 Air sumur196 Kamelia 1,21 1,22 1,21 1,213333333 Air galon197 Abellita Dwi Ansyarah 1,01 1,03 1 1,013333333 Air Galon198 Aisyah Mutmainah 1,13 1,1 1,12 1,116666667 Keran/PDAM199 Anistya 1,24 1,19 1,19 1,206666667 Air galon200 Fathan 1,2 1,21 1,19 1,2 Air Galon201 Garnish Azlia R 1,22 1,22 1,2 1,213333333 Air galon202 Arya Putra 1,23 1,23 1,22 1,226666667 Air sumur203 Farida Dwiputri 1,12 1,12 1,14 1,126666667 Air sumur204 Eka Nurojiati 1,1 1,07 1,09 1,086666667 Air Galon205 Harmita Brliana Putri 1,12 1,09 1,1 1,103333333 Air Galon206 Raka Andika 1,08 1,09 1,09 1,086666667 Air Galon207 Putra Rinaldi Harahap 1,18 1,17 1,15 1,166666667 Air sumur208 As Suqthi Majid 1,15 1,15 1,14 1,146666667 Air Galon
Descriptives
Statistic Std. Error
Konsentrasi_Flouride Mean 1.1573859
649E0
.004980302
56
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 1.1475618
446E0
Upper Bound 1.1672100
852E0
5% Trimmed Mean 1.1599805
068E0
Median 1.1650000
000E0
Variance .005
Std. Deviation .06864873
335
Minimum .98000000
Maximum 1.2800000
0E0
Range .30000000
Interquartile Range .10416667
Skewness -.523 .176
Kurtosis -.610 .351
Durasi_pajanan Mean 7.9263 .25641
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 7.4205
Upper Bound 8.4321
5% Trimmed Mean 8.1199
Median 10.0000
Variance 12.492
Std. Deviation 3.53439
Minimum .00
Maximum 13.00
Range 13.00
Interquartile Range 6.00
Skewness -.638 .176
Kurtosis -1.047 .351
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Konsentrasi_Flouride .090 190 .001 .956 190 .000
Durasi_pajanan .250 190 .000 .831 190 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Pengambilan sampel
Penimbangan Berat Badan Pembagian Botol Sampel Pengarahan
Pengarahan Pengarahan Kondisi SD
Kondisi SD Kondisi SD Kondisi SD
Titrasi Botol Sampel Botol Sampel SPADNS Reagen
HACH DR 900 Pengukuran Flouride Air yang sudah di mixdengan SPADNS Reagen
SPADNS Reagen dicampurkan dengan sampel
air minum
Sampel Air yang siapdiukur
Botol yang telah dititrasi
Pengambilan SPADNS Hasil Uji Flouride Hasil Uji Flouride
Aquabidest Sel Sampel yang Kosong Hasil Uji Fllouride
KUESIONER PENELITIAN ANALISIS RISIKOKESEHATAN LINGKUNGAN
PERKIRAAN RISIKO KESEHATAN SEBAGAI DAMPAK FLOURIDE (F -)PADA SUMBER AIR MINUM YANG DIKONSUMSI SISWA KELAS 6SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN SETU TANGERANG
SELATAN TAHUN 2015Assalamualaikum Wr. Wb
Saya Hari Agus Pranata merupakan salah satu mahasiswa Fakultas Kedokterandan Ilmu Kesehatan Program Studi Kesehatan Masyarakat Peminatan KesehatanLingkungan, akan melakukan penelitian mengenai PERKIRAAN RISIKOKESEHATAN SEBAGAI DAMPAK FLOURIDE (F -) PADA SUMBER AIRMINUM YANG DIKONSUMSI SISWA KELAS 6 SEKOLAH DASAR NEGERI DIKECAMATAN SETU TANGERANG SELATAN TAHUN 2015”. Untuk itu, mohonsaudara/i melengkapi tabel pertanyaan dibawah ini dengan benar.
A. Karakteristik Siswa
I. Lokasi Penelitian
No Responden
Nama Siswa
Alamat Rumah
RT
RW
Kelurahan
TTL
Usia
Jenis Kelamin
Tingkatan Pendidikan
Lama Tinggal di alamat sekarang
Berat Badan
Nama Orang tua Ayah :
Ibu :
Pekerjaan Orang Tua
Penghasilan Orang Tua
No Telpon Keluarga
II. Data Keluarga yang Tinggal Serumah
No Nama Jenis Kelamin
(L/P)
Umur
(tahun)
Hubungan dalam
Keluarga
1
2
3
4
5
6
7
III. Data Konsumsi Air Sumur dalam Keluarga
No Pertanyaan
1 Apa sumber air yang anda gunakan untuk
dikonsumsi atau diminum ?
2 Apakah anda atau ibu anda memasak air tersebut
sebelum diminum ?
3 Berapa banyak frekuensi minum anda ? L/hari
4 Sejak kapan anda tinggal di tempat ini ?
5 Sejak kapan mengambil atau menggunakan air
minum ini ?
6 Sudah berapa lama anda mengkonsumsinya
sejak pertama kali anda menetap di tempat ini.
________ tahun
7 Biasanya berapa banyak air yang dikonsumsi.
_______ gelas (=______liter)
8 Tempat apa yang digunakan untuk menyimpan
air minum tersebut ?
NO Nama Sekolah NPSN Alamat Sekolah Kecamatan TeleponSekolah
Kepala Sekolah Siswa
333 SDN BABAKAN II 20604577 Jl. Pasar Jengkol Desa Babakan Kec. Setu Telp.(021) 70365901
Setu 021-71357785 M. Ishak Syarif,S.Ag
395
334 SDN BABAKAN III 20604578 Jl. Puspiptek Babakan Kelapa Dua Kec. SetuTelp. (021) 7564989
Setu 021-75877428 Sudirman, S.Pd 696
335 SDN BATANINDAH
20614231 Jl. Raya Puspitek Serpong Kom. Batan Indah15314 Telp. (021) 7564707
Setu 021-7564707 Drs. UndangRadiman
741
336 SDN BHAKTIJAYA
20604579 Jl. Kavling Pilihan Blok H 5/6 Permata PamulangTelp. (021) 7562025
Setu 021-7562025 Pipih Sofyan,S.Pd
506
337 SDNKADEMANGAN I
20602948 Jl. Raya Puspiptek Serpong Ds. KademanaganTelp. (021) 75871854
Setu 021-75871854 Endang SriPujiarti, S.Pd
605
338 SDNKADEMANGAN II
20602935 Jl. Desa Kademangan Rt. 05/03 KecamatanSetu
Setu - Ujang Sopyan,S.Pd
195
339 SDNKERANGGAN
20603609 Jl. Lingkar Selatan Desa Keranggan KecamatanSetu
Setu - Giyanta, S.Pd 337
340 SDN MUNCUL I 20603481 Jl. Raya Puspiptek Kelurahan Muncul Kec. SetuTelp. (021) 75874319
Setu 021-75874319 Drs. Amir Suaeb 711
341 SDN MUNCUL II 20603482 Jl. Raya Puspiptek Kelurahan Muncul Kec. SetuTelp. (021) 75873237
Setu 021-75873237 Suinah Winarti,A.Ma. Pd
491
342 SDN MUNCUL III 20603483 Jl. Lingkar Selatan Kp. Sengkol KelurahanMuncul Telp. (021) 75872469
Setu - Asnawi, S.Pd 446
343 SDN PUSPIPTEK 20602813 Komplek Perumahan Puspiptek Telp. (021)75874387 - 7560562
Setu 021-75874387 Hj. SitiMualimah, MM.Pd
776
344 SDN SETU 20616493 Jl. Raya Puspiptek Km. 12 Desa Setu 15314Telp. 081381405361
Setu - Djuhaerudin,S.Pd. i
346
345 SDN BABAKAN I 20614740 Jl. PasarJengkol Desa Babakan Kec. Setu Telp.(021) 32950711
Setu - Fatimah, S.Pd. i 415
Perhitungan ARKLFLOURIDEDt RealtimeSumber Airminum
C RataRata R (L/hari)
fE(hari/thn) Dt (tahun) Wb (Kg)
t avg(hari) C.R.Fe.Dt Wb.t avg I RfD RQ
Air Galon 1,153532 1,83333333 365 7,55952381 40,55179 10950 5835,23546 444042,05 0,01314 0,06 0,219Air Sumur 1,186667 2,10632184 365 8,57275857 39,71851 10950 7821,08586 434917,64 0,01798 0,06 0,2997Air Keran/PDAM 1,165439 2,10526316 365 6,68421053 39,67105 10950 5986,03045 434398,03 0,01378 0,06 0,2297Secara Umum 1,1573 1,99 365 7,93 40,03 10950 6665,9965 438328,5 0,01521 0,06 0,2535
Perhitungan ARKLFLOURIDEDt 10 tahunSumber Airminum
C RataRata R (L/hari)
fE(hari/thn) Dt (tahun) Wb (Kg)
t avg(hari) C.R.Fe.Dt Wb.t avg I RfD RQ
Air Galon 1,153532 1,83333333 365 17,5595238 55 10950 13554,2871 602250 0,02251 0,06 0,3751Air Sumur 1,186667 2,10632184 365 18,5727586 55 10950 16944,2704 602250 0,02813 0,06 0,4689Air Keran/PDAM 1,165439 2,10526316 365 16,6842105 55 10950 14941,5091 602250 0,02481 0,06 0,4135Secara Umum 1,1573 2 365 17,93 55 10950 15147,784 602250 0,02515 0,06 0,4192
Perhitungan ARKLFLOURIDEDt 20 tahunSumber Airminum
C RataRata R (L/hari)
fE(hari/thn) Dt (tahun) Wb (Kg)
t avg(hari) C.R.Fe.Dt Wb.t avg I RfD RQ
Air Galon 1,153532 1,83333333 365 27,5595238 55 10950 21273,3387 602250 0,03532 0,06 0,5887Air Sumur 1,186667 2,10632184 365 28,5727586 55 10950 26067,455 602250 0,04328 0,06 0,7214Air Keran/PDAM 1,165439 2,10526316 365 26,6842105 55 10950 23896,9877 602250 0,03968 0,06 0,6613Secara Umum 1,1573 2 365 27,93 55 10950 23596,074 602250 0,03918 0,06 0,653
Perhitungan ARKLFLOURIDEDt 30 tahunSumber Airminum
C RataRata R (L/hari)
fE(hari/thn) Dt (tahun) Wb (Kg)
t avg(hari) C.R.Fe.Dt Wb.t avg I RfD RQ
Air Galon 1,153532 1,83333333 365 37,5595238 55 10950 28992,3904 602250 0,04814 0,06 0,8023Air Sumur 1,186667 2,10632184 365 38,5727586 55 10950 35190,6395 602250 0,05843 0,06 0,9739Air Keran/PDAM 1,165439 2,10526316 365 36,6842105 55 10950 32852,4663 602250 0,05455 0,06 0,9092Secara Umum 1,1573 2 365 37,93 55 10950 32044,364 602250 0,05321 0,06 0,8868
Perhitungan ARKLFLOURIDEDt 40 tahunSumber Airminum
C RataRata R (L/hari)
fE(hari/thn) Dt (tahun) Wb (Kg)
t avg(hari) C.R.Fe.Dt Wb.t avg I RfD RQ
Air Galon 1,153532 1,83333333 365 47,5595238 55 10950 36711,442 602250 0,06096 0,06 1,016Air Sumur 1,186667 2,10632184 365 48,5727586 55 10950 44313,8241 602250 0,07358 0,06 1,2263Air Keran/PDAM 1,165439 2,10526316 365 46,6842105 55 10950 41807,945 602250 0,06942 0,06 1,157Secara Umum 1,1573 2 365 47,93 55 10950 40492,654 602250 0,06724 0,06 1,1206
Hasil Perhitungan Intake dan RQKonsentrasi Flouride dalam Air Minum Siswa SekolahDasarKecamatan Setu Kota Tangerang Selatan Tahun2015
No NamaSUMBERAIR
C RataRata
R(L/hari)
fE(hari/thn)
Dt(tahun)
Wb(Kg)
t avg(hari) C.R.Fe.Dt
Wb.tavg I RfD RQ
1 Amanda Prifitasari Air Sumur 1,186667 4 365 12 63,15 10950 20790,4 691492,5 0,030066 0,06 0,50112 Sophie Pramudya Keran/PDAM 1,136667 2 365 11 43,85 10950 9127,433 480157,5 0,019009 0,06 0,3168213 Ade Fitria R Air galon 1,206667 2 365 6 42,95 10950 5285,2 470302,5 0,011238 0,06 0,1872984 Erin Ristagina Keran/PDAM 1,193333 1,5 365 8 40,75 10950 5226,8 446212,5 0,011714 0,06 0,1952285 Gerry Agustian Air Sumur 1,186667 2 365 4 38,45 10950 3465,067 421027,5 0,00823 0,06 0,1371676 Ahmad Aulia D Air Sumur 1,123333 3 365 10 59,4 10950 12300,5 650430 0,018911 0,06 0,3151897 Andi Permana Air galon 1,11 2 365 10 33,6 10950 8103 367920 0,022024 0,06 0,3670638 Siti Triani R Air Sumur 1,243333 3 365 11 40,8 10950 14975,95 446760 0,033521 0,06 0,5586879 Naira Vidianti Air galon 1,17 2 365 5 45,05 10950 4270,5 493297,5 0,008657 0,06 0,144284
10 Putri Ayu W Air galon 1,153333 1,5 365 10 49,15 10950 6314,5 538192,5 0,011733 0,06 0,19554711 Sri Dewi Sekar H Air Sumur 1,083333 1 365 12 49,75 10950 4745 544762,5 0,00871 0,06 0,1451712 Anisa Yulianti Keran/PDAM 1,23 1 365 11 40,85 10950 4938,45 447307,5 0,01104 0,06 0,18400713 Nazwa Azura Keran/PDAM 1,07 2 365 3 36,3 10950 2343,3 397485 0,005895 0,06 0,09825514 Amanda Oktaviani Air galon 1,23 1,5 365 9 45,45 10950 6060,825 497677,5 0,012178 0,06 0,2029715 Cinta Nurbaiti Air galon 1,256667 1,5 365 8 34,5 10950 5504,2 377775 0,01457 0,06 0,24283416 Sawitri Permatasari Air Sumur 1,16 2 365 7 58,2 10950 5927,6 637290 0,009301 0,06 0,15502117 Satria Eko P Air galon 1,026667 1 365 11 36,1 10950 4122,067 395295 0,010428 0,06 0,17379718 Aulia Dinda Irawan Air Sumur 1,216667 1,5 365 11 30,2 10950 7327,375 330690 0,022158 0,06 0,36929719 Siti Hawa Anisa Air galon 1,193333 1 365 11 39,3 10950 4791,233 430335 0,011134 0,06 0,18556220 Alicia Okta M Air Sumur 1,166667 2 365 11 35,7 10950 9368,333 390915 0,023965 0,06 0,39941921 M Rizki Fatahillah Air Sumur 1,23 3 365 2,5 34,55 10950 3367,125 378322,5 0,0089 0,06 0,148336
22 M Rafi Abdullah Air galon 1,216667 2 365 8 24,75 10950 7105,333 271012,5 0,026218 0,06 0,43696223 Hasbi Hardiansyah Air galon 1,14 2 365 4 42,5 10950 3328,8 465375 0,007153 0,06 0,11921624 Raihanta Wijaya Air Sumur 1,13 1,5 365 11 29,8 10950 6805,425 326310 0,020856 0,06 0,34759525 Fiqih Ardiansyah Air galon 1 1,75 365 6 41 10950 3832,5 448950 0,008537 0,06 0,14227626 Rahmawati Air Sumur 1,056667 1,5 365 11 45,1 10950 6363,775 493845 0,012886 0,06 0,2147727 Mutiara Sephtia Air Sumur 1,216667 2 365 11 30,75 10950 9769,833 336712,5 0,029015 0,06 0,48358928 Nuraeni Wulandari Air Sumur 1,16 2 365 11 44,55 10950 9314,8 487822,5 0,019095 0,06 0,31824429 Wirda Agustin Air Sumur 1,163333 1 365 11 33,45 10950 4670,783 366277,5 0,012752 0,06 0,21253430 Defa Yulianti Air Sumur 1,253333 2 365 8 42,5 10950 7319,467 465375 0,015728 0,06 0,26213531 Kholifatul Nur L Air galon 1,233333 1,25 365 11 30,95 10950 6189,792 338902,5 0,018264 0,06 0,30440432 Idho Baidhowi K Air galon 1,253333 1 365 3 39,7 10950 1372,4 434715 0,003157 0,06 0,05261733 Afifah P Air Sumur 1,136667 2 365 11 38,75 10950 9127,433 424312,5 0,021511 0,06 0,35851934 Moza Mujahida R Air galon 1,16 2,5 365 11 25,2 10950 11643,5 275940 0,042196 0,06 0,70326335 Aryani Mustika P Air Sumur 1,15 2 365 11 38,35 10950 9234,5 419932,5 0,02199 0,06 0,36650736 Nur Anggraini Air galon 1,143333 1,5 365 11 32,4 10950 6885,725 354780 0,019408 0,06 0,32347437 Andhika Syah P Air Sumur 1,13 2 365 11 33,25 10950 9073,9 364087,5 0,024922 0,06 0,41537238 A Faizurrahman S Keran/PDAM 1,156667 2,5 365 7 57,2 10950 7388,208 626340 0,011796 0,06 0,19659739 Decintya Jaya M Air Sumur 1,146667 2 365 10 27,3 10950 8370,667 298935 0,028002 0,06 0,46669440 Fatchtur rahman Keran/PDAM 1,136667 3 365 11 40,8 10950 13691,15 446760 0,030645 0,06 0,51075741 Ahmad Mumtaza Air galon 1,156667 2,5 365 4 33,05 10950 4221,833 361897,5 0,011666 0,06 0,1944342 Maulana Hizrian H Keran/PDAM 1,273333 2,5 365 2 48,9 10950 2323,833 535455 0,00434 0,06 0,07233243 Citra Cheery C Air galon 1,163333 2 365 7 68,7 10950 5944,633 752265 0,007902 0,06 0,13170544 Azizah Nuril F Air Sumur 1,123333 2 365 11 36 10950 9020,367 394200 0,022883 0,06 0,38137945 Fauza Maulana F Air galon 1,176667 2,5 365 10 34,9 10950 10737,08 382155 0,028096 0,06 0,46826946 Muhammad Daffa F Air Sumur 1,193333 2 365 11 47,15 10950 9582,467 516292,5 0,01856 0,06 0,30933647 Muhammad Savero Air Sumur 1,156667 3 365 8 34,55 10950 10132,4 378322,5 0,026782 0,06 0,44637448 Rafi Kemal A Air galon 1,096667 1 365 9 38,55 10950 3602,55 422122,5 0,008534 0,06 0,14224
49 Dinar Aulia Air Sumur 1,246667 2 365 11 52,35 10950 10010,73 573232,5 0,017464 0,06 0,29106150 Ismayanti Keran/PDAM 1,17 2 365 11 29,4 10950 9395,1 321930 0,029184 0,06 0,48639551 Rizky Permana Air Sumur 1,246667 2 365 11 28,65 10950 10010,73 313717,5 0,03191 0,06 0,53183452 Syam Gusti P Air Sumur 1,243333 2 365 11 43,85 10950 9983,967 480157,5 0,020793 0,06 0,34655253 Nimas Yesa P Keran/PDAM 1,213333 2 365 2 45,1 10950 1771,467 493845 0,003587 0,06 0,05978554 Anggit Tri P Air galon 1,176667 2 365 10 35,8 10950 8589,667 392010 0,021912 0,06 0,36519855 Mila Amelia Air Sumur 1,173333 2 365 2 42 10950 1713,067 459900 0,003725 0,06 0,06208156 Siti Wisnaini S Air galon 1,21 2 365 11 37,35 10950 9716,3 408982,5 0,023757 0,06 0,39595457 Diandra Salma Air galon 1,226667 1 365 11 65,75 10950 4925,067 719962,5 0,006841 0,06 0,11401258 Natasya Putri H Air galon 1,233333 2 365 11 55,85 10950 9903,667 611557,5 0,016194 0,06 0,26990359 Tian Rosi Salsabila 1,183333 365 10950 0 0 0,06 060 Aprilia Intan A Air Sumur 1,243333 2 365 10 29,25 10950 9076,333 320287,5 0,028338 0,06 0,47230161 Agung Rahmat N Keran/PDAM 1,153333 2 365 11 33,8 10950 9261,267 370110 0,025023 0,06 0,4170562 Alifia Ayu Nastiti Air galon 1,173333 2 365 11 42,25 10950 9421,867 462637,5 0,020366 0,06 0,33942663 Mirachel D Keran/PDAM 1,216667 2 365 1 43,5 10950 888,1667 476325 0,001865 0,06 0,03107764 Achdiyat Ilyasa S Air galon 1,22 2 365 1 78,35 10950 890,6 857932,5 0,001038 0,06 0,01730165 Kharisma Selvia D Keran/PDAM 1,243333 1 365 2 45,45 10950 907,6333 497677,5 0,001824 0,06 0,03039666 Putri Latifa A.F Air galon 1,206667 2 365 4 45,6 10950 3523,467 499320 0,007057 0,06 0,11760967 Yulinar Pratiwi Air galon 1,163333 1 365 5 47,4 10950 2123,083 519030 0,00409 0,06 0,06817568 Intan Fajriati Air Sumur 1,066667 2 365 11 38,1 10950 8565,333 417195 0,020531 0,06 0,34217969 Putri Mariska Air Sumur 1,236667 2 365 3 60,25 10950 2708,3 659737,5 0,004105 0,06 0,06841970 Rizka Dwiyanti Air Sumur 1,236667 1,25 365 11 38,25 10950 6206,521 418837,5 0,014818 0,06 0,24697471 Windi Shinta A Air Sumur 1,136667 1 365 11 29,1 10950 4563,717 318645 0,014322 0,06 0,23870472 Selvi Selvia Air Sumur 1,21 0,75 365 11 34,25 10950 3643,613 375037,5 0,009715 0,06 0,16192273 Syahdia Rifa Air Sumur 1,19 1,5 365 11 34,65 10950 7166,775 379417,5 0,018889 0,06 0,31481574 Nur Istiqomah Air Sumur 1,18 1 365 0,5 26,15 10950 215,35 286342,5 0,000752 0,06 0,01253575 Salma Husniyyah Air Sumur 1,156667 2 365 10 44,6 10950 8443,667 488370 0,017289 0,06 0,288158
76 Cindy Natalia Air Sumur 1,213333 2 365 8 32,7 10950 7085,867 358065 0,019789 0,06 0,32982277 Vitya Andriane Air Sumur 0,98 3,75 365 11 45,5 10950 14755,13 498225 0,029615 0,06 0,4935978 Muhammad Rayhan Air Sumur 1,173333 1,5 365 5 46,55 10950 3212 509722,5 0,006301 0,06 0,10502479 Siraj Faiz Arrasyid Keran/PDAM 1,133333 1,5 365 11 23,95 10950 6825,5 262252,5 0,026026 0,06 0,43377480 Parhan Ulummudin Air Sumur 1,19 3 365 5 35,6 10950 6515,25 389820 0,016713 0,06 0,27855881 Kezia Pricillia L Air galon 1,086667 2 365 8 42,15 10950 6346,133 461542,5 0,01375 0,06 0,22916482 Sahroni Air Sumur 1,163333 2 365 6 35,8 10950 5095,4 392010 0,012998 0,06 0,21663683 Muhammad Angga Air Sumur 1,166667 1 365 11 54,65 10950 4684,167 598417,5 0,007828 0,06 0,1304684 Muhammad Rivaldi Air galon 1,143333 1,25 365 11 33,2 10950 5738,104 363540 0,015784 0,06 0,26306685 Putri Febrianti A Air Sumur 1,186667 2 365 6 40,55 10950 5197,6 444022,5 0,011706 0,06 0,19509586 Bayu Adetia Air galon 1,1 2 365 5 66,8 10950 4015 731460 0,005489 0,06 0,09148487 Riansyah Agung Air Sumur 1,133333 2 365 0,83 59,05 10950 686,6867 646597,5 0,001062 0,06 0,017788 Ridho Ehesa I Air galon 1,173333 1 365 1 35,05 10950 428,2667 383797,5 0,001116 0,06 0,01859889 Amanda Putri Air Sumur 1,16 2 365 2 36 10950 1693,6 394200 0,004296 0,06 0,07160590 Dina Amelia Air Sumur 1,196667 2 365 5 38,8 10950 4367,833 424860 0,010281 0,06 0,17134491 Bunga Mutiara W.N Air Sumur 1,106667 2 365 11 44,4 10950 8886,533 486180 0,018278 0,06 0,30463892 Ema Adeliasna Air galon 1,183333 1,5 365 2 32,7 10950 1295,75 358065 0,003619 0,06 0,06031393 Muhammad I 1,123333 2 365 6 31,8 10950 4920,2 348210 0,01413 0,06 0,235594 Camelia Martina S Air galon 1,203333 1 365 11 52,3 10950 4831,383 572685 0,008436 0,06 0,14060695 Rachel Hulda L Air galon 1,21 2 365 11 30,95 10950 9716,3 338902,5 0,02867 0,06 0,47783296 Aryan Lesmana P Air galon 1,243333 2 365 5 59 10950 4538,167 646050 0,007024 0,06 0,11707597 Eka Rizki W Air sumur 1,076667 2 365 1 36 10950 785,9667 394200 0,001994 0,06 0,0332398 Finda Eka Azhari Air sumur 1,11 3 365 6 50,3 10950 7292,7 550785 0,013241 0,06 0,22067699 365 10950 0 0 0,06 0
100 Siti Robiatul A Air Sumur 1,21 3 365 11 33,4 10950 14574,45 365730 0,03985 0,06 0,664172101 Nabila Ayu F Air Sumur 1,106667 2 365 2 35 10950 1615,733 383250 0,004216 0,06 0,070265102 Ambar Nurrohmah Air Sumur 1,203333 2 365 8 41,95 10950 7027,467 459352,5 0,015299 0,06 0,254977
103 Meldianti Air Galon 1,126667 1,5 365 5 39,05 10950 3084,25 427597,5 0,007213 0,06 0,120216104 Adinda Chiquita Air Galon 1,25 1,5 365 10 20,85 10950 6843,75 228307,5 0,029976 0,06 0,4996105 Lusy Rahmawati Air Galon 1,133333 2,5 365 7 38,4 10950 7239,167 420480 0,017216 0,06 0,286941106 Sulis Tyaning C Air galon 1,076667 1 365 5 34 10950 1964,917 372300 0,005278 0,06 0,087963107 Ersa Alva M Keran/PDAM 1,056667 2,5 365 7 46 10950 6749,458 503700 0,0134 0,06 0,223329108 Endah Pratiwi Air sumur 1,163333 2 365 11 26,65 10950 9341,567 291817,5 0,032012 0,06 0,533528109 Desiana Putri Air galon 1,143333 1,25 365 11 48,95 10950 5738,104 536002,5 0,010705 0,06 0,178423120 Nur Khasanah Air galon 1,146667 2 365 5 24,9 10950 4185,333 272655 0,01535 0,06 0,255838121 Febiana Al Dany Air sumur 1,133333 4 365 11 36,86 10950 18201,33 403617 0,045096 0,06 0,751593122 Siska Amalia Air sumur 1,143333 2 365 11 37,75 10950 9180,967 413362,5 0,02221 0,06 0,370174123 Aisya Amanda Air galon 1,213333 2 365 2 30,45 10950 1771,467 333427,5 0,005313 0,06 0,088548124 Naila Nazhirah Air galon 1,23 1,5 365 6 45,85 10950 4040,55 502057,5 0,008048 0,06 0,134133125 Adam Setiwan Air galon 1,216667 2 365 11 23,95 10950 9769,833 262252,5 0,037254 0,06 0,620892126 Laila Fiani R Air galon 1,213333 2 365 3 37,95 10950 2657,2 415552,5 0,006394 0,06 0,106573127 Paldo Maldini Air sumur 1,066667 2 365 11 33,25 10950 8565,333 364087,5 0,023525 0,06 0,392091128 Rafa Septaviani Air galon 1,223333 2 365 8 38 10950 7144,267 416100 0,01717 0,06 0,28616129 Haidar Ali Air galon 1,06 2 365 5 35,15 10950 3869 384892,5 0,010052 0,06 0,167536130 Salaisa Amara Air galon 1,083333 1,5 365 11 37,55 10950 6524,375 411172,5 0,015868 0,06 0,264462131 Dian Nita K Air sumur 1,063333 2 365 11 45,05 10950 8538,567 493297,5 0,017309 0,06 0,288486132 Riska Pitri Air Sumur 1,18 365 10950 0 0 0,06 0133 Seana T Tanedi Air Sumur 1,146667 2 365 5 50 10950 4185,333 547500 0,007644 0,06 0,127407134 Fazha Ihza 1,023333 365 10950 0 0 0,06 0135 Taufan Ridho Air galon 1,043333 2 365 11 51,85 10950 8377,967 567757,5 0,014756 0,06 0,245937136 Sandra Dhara Air Sumur 1,083333 2 365 10 30,4 10950 7908,333 332880 0,023757 0,06 0,395955137 Fuzi Syifani Air galon 1,233333 2 365 11 33,75 10950 9903,667 369562,5 0,026798 0,06 0,446639138 Novi Lutfiah Air galon 1,213333 1,25 365 11 61,5 10950 6089,417 673425 0,009042 0,06 0,150708139 Shella Selvia Air galon 1,2 3 365 10 41,45 10950 13140 453877,5 0,028951 0,06 0,482509
140 Selvira Amalia Keran/PDAM 1,176667 2 365 5 45,85 10950 4294,833 502057,5 0,008554 0,06 0,142574141 Via Putri Parina Air galon 1,133333 1,5 365 3 33,7 10950 1861,5 369015 0,005045 0,06 0,084075142 M Zaki Frdaus Air galon 1,07 2 365 11 34,2 10950 8592,1 374490 0,022943 0,06 0,382391143 Melly Marcelia A Air Sumur 1,053333 2 365 10 41,3 10950 7689,333 452235 0,017003 0,06 0,283383144 Mutiara Air galon 1,246667 2 365 11 38,45 10950 10010,73 421027,5 0,023777 0,06 0,396282145 Dwi Nautam A Keran/PDAM 1,093333 4 365 11 31,6 10950 17558,93 346020 0,050745 0,06 0,845757146 Anggita Putri 1,036667 3 365 1 38,15 10950 1135,15 417742,5 0,002717 0,06 0,045289147 365 10950 0 0 0,06 0148 Hemalia Putri R Air sumur 1,07 2 365 11 34,65 10950 8592,1 379417,5 0,022646 0,06 0,377425149 Putri Nurwahyudi Air galon 0,996667 1 365 11 43,7 10950 4001,617 478515 0,008363 0,06 0,139376150 Saskia Ananda P Air sumur 1,066667 2 365 11 26,45 10950 8565,333 289627,5 0,029574 0,06 0,492894151 Ferdi Yudistira Air galon 1,036667 2 365 11 64,35 10950 8324,433 704632,5 0,011814 0,06 0,196898152 Nisa Ulfa Dina Air galon 1,043333 2 365 2 42,1 10950 1523,267 460995 0,003304 0,06 0,055072153 Aurelya Putri Air galon 1,026667 3 365 4 39,1 10950 4496,8 428145 0,010503 0,06 0,17505154 Nanda Nurhikmah Air galon 1,04 3 365 10 27,55 10950 11388 301672,5 0,03775 0,06 0,629159155 Nur Cindy Alicia Air sumur 1,036667 4 365 11 30,75 10950 16648,87 336712,5 0,049445 0,06 0,824089156 M Rizky Alfarizi Air sumur 1,243333 3 365 4 35,9 10950 5445,8 393105 0,013853 0,06 0,230888157 Widia Astuti Air galon 1,043333 2,5 365 11 30,9 10950 10472,46 338355 0,030951 0,06 0,515852158 Zalma RM Air sumur 1,016667 2 365 10 49,75 10950 7421,667 544762,5 0,013624 0,06 0,227061159 Ingrid Pratiwi Air sumur 1,233333 1 365 8 33,05 10950 3601,333 361897,5 0,009951 0,06 0,165854160 M Dimas S Air galon 1,25 2 365 6 32,65 10950 5475 357517,5 0,015314 0,06 0,255232161 Chandra Firnanda Air galon 1,046667 2 365 5 54,4 10950 3820,333 595680 0,006413 0,06 0,10689162 Shofie Aulia Safitri Air sumur 1,28 2 365 4 29,65 10950 3737,6 324667,5 0,011512 0,06 0,191868163 Nana Syahrudin Air sumur 1,243333 2 365 12 40,65 10950 10891,6 445117,5 0,024469 0,06 0,407817164 Wulan Septiani N Air sumur 1,183333 3 365 11 40 10950 14253,25 438000 0,032542 0,06 0,542361165 365 10950 0 0 0,06 0166 Sukron Air Sumur 1,223333 2 365 11 32,25 10950 9823,367 353137,5 0,027817 0,06 0,463623
167 Sepriana Amanda Air Sumur 1,253333 3 365 11 38,5 10950 15096,4 421575 0,03581 0,06 0,596825168 Syahril Maulana Air galon 1,166667 2,5 365 5 33 10950 5322,917 361350 0,014731 0,06 0,245511169 Bernito Garvazi Air Sumur 1,126667 2 365 1 32,75 10950 822,4667 358612,5 0,002293 0,06 0,038224170 Nawang Sukma A Air Sumur 1,11 2 365 8 68,1 10950 6482,4 745695 0,008693 0,06 0,144885171 Zidan Fazha N Air Sumur 1,156667 2 365 8 29,4 10950 6754,933 321930 0,020983 0,06 0,34971172 Herna Husaeni Keran/PDAM 1,146667 1,5 365 1 34,15 10950 627,8 373942,5 0,001679 0,06 0,027981173 Nurdin Air sumur 1,153333 2 365 13 37,8 10950 10945,13 413910 0,026443 0,06 0,440721174 Fadilla Lousia Air galon 1,23 2 365 11 48 10950 9876,9 525600 0,018792 0,06 0,313194175 Vina Zakiyatun N Air sumur 1,21 1,5 365 10 37,75 10950 6624,75 413362,5 0,016026 0,06 0,267108176 Gading Widhi Air Sumur 1,19 2 365 4 49,45 10950 3474,8 541477,5 0,006417 0,06 0,106954177 Firdha Dara R Air galon 1,23 2 365 7 32,9 10950 6285,3 360255 0,017447 0,06 0,29078178 Syifa Amalia Air galon 1,203333 1,25 365 3 34,6 10950 1647,063 378870 0,004347 0,06 0,072455179 Mizan Nazhifah Air galon 1 2 365 11 54,05 10950 8030 591847,5 0,013568 0,06 0,226128180 Usfa Amelia Rahma Air sumur 1,213333 3 365 11 26,05 10950 14614,6 285247,5 0,051235 0,06 0,853913181 David Ryadi K 365 10950 0 0 0,06 0182 Faris Hidayat Keran/PDAM 1,226667 2 365 1 25 10950 895,4667 273750 0,003271 0,06 0,054519183 Ardian Hari Air sumur 1,23 2 365 2 48,3 10950 1795,8 528885 0,003395 0,06 0,056591184 Khotib Al Umam Air galon 1,166667 2 365 5 27,7 10950 4258,333 303315 0,014039 0,06 0,233989185 Dewi Rahmadhani Air galon 1,25 2 365 10 36,95 10950 9125 404602,5 0,022553 0,06 0,375883186 Amelia Air galon 1,213333 2 365 11 34,75 10950 9743,067 380512,5 0,025605 0,06 0,426752187 Khalda Kultsum Air galon 1,076667 1,5 365 2 44,6 10950 1178,95 488370 0,002414 0,06 0,040234188 Herdiansyah Air sumur 1,223333 2 365 11 48 10950 9823,367 525600 0,01869 0,06 0,311497189 Bagas Dwi F Air sumur 1,103333 3 365 7 58 10950 8457,05 635100 0,013316 0,06 0,221935190 Sabrina Aprilia Air Galon 1,216667 2 365 5 42 10950 4440,833 459900 0,009656 0,06 0,160935191 Mutiara Aulia Air sumur 1,103333 3 365 11 34,85 10950 13289,65 381607,5 0,034825 0,06 0,580424192 Bagas A Air galon 1,066667 2 365 11 36,85 10950 8565,333 403507,5 0,021227 0,06 0,353787193 Fadila Malika Air sumur 1,033333 2,5 365 5 41,45 10950 4714,583 453877,5 0,010387 0,06 0,173122
194 Reyhan Syarif H Air galon 1,026667 3 365 2 54,4 10950 2248,4 595680 0,003775 0,06 0,062908195 Susih Natasya Air sumur 1,05 2 365 11 43,1 10950 8431,5 471945 0,017865 0,06 0,297757196 Kamelia Air galon 1,213333 3 365 4 34 10950 5314,4 372300 0,014275 0,06 0,237908197 Abellita Dwi A Air Galon 1,013333 1 365 4 40 10950 1479,467 438000 0,003378 0,06 0,056296198 Aisyah Mutmainah Keran/PDAM 1,116667 3 365 11 41,3 10950 13450,25 452235 0,029742 0,06 0,495695199 Anistya Air galon 1,206667 2 365 11 35,4 10950 9689,533 387630 0,024997 0,06 0,416614200 Fathan Air Galon 1,2 365 10950 0 0 0,06 0201 Garnish Azlia R Air galon 1,213333 2 365 4 51,15 10950 3542,933 560092,5 0,006326 0,06 0,105427202 Arya Putra Air sumur 1,226667 1 365 11 31,25 10950 4925,067 342187,5 0,014393 0,06 0,239881203 Farida Dwiputri Air sumur 1,126667 2 365 3 32 10950 2467,4 350400 0,007042 0,06 0,117361204 Eka Nurojiati Air Galon 1,086667 1,5 365 11 35 10950 6544,45 383250 0,017076 0,06 0,284603205 Harmita Brliana P Air Galon 1,103333 1,5 365 6 40 10950 3624,45 438000 0,008275 0,06 0,137917206 Raka Andika Air Galon 1,086667 2 365 6 45 10950 4759,6 492750 0,009659 0,06 0,160988207 Putra Rinaldi H Air sumur 1,166667 2 365 6 45 10950 5110 492750 0,01037 0,06 0,17284208 As Suqthi Majid Air Galon 1,146667 1,5 365 6 23 10950 3766,8 251850 0,014957 0,06 0,249275