bab v-prakiraan dampak penting

58
Rencana Usaha dan/Atau Kegiatan PT Indika Energy, Tbk. BAB V PRAKIRAAN DAMPAK PENTING Dalam bab ini akan dilakukan prakiraan terhadap besaran dan sifat penting dampak. Dalam melakukan prakiraan besaran dampak, maka hal yang perlu diperhatikan adalah penggunaan data yang menunjukkan perubahan kualitas lingkungan dari waktu ke waktu (time series data). Metode untuk memprakirakan besaran dampak antara lain adalah : 1. metode perhitungan matematis (modeling), 2. percobaan/eksperimen 3. penilaian ahli (professional judgement) 4. metode-metode lain yang dilakukan secara ilmiah (skenario, analogi dan studi literatur kegiatan serupa). Adapun metode yang digunakan untuk memprakirakan sifat penting dampak, antara lain dapat menggunakan Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor 056/1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting. Berdasarkan tabel identifikasi dampak untuk setiap komponen kegiatan, dilakukan pengkajian dampak penting yang mungkin timbul. Setiap dampak akan diuji berdasarkan kriteria dampak penting meliputi : a) Jumlah manusia yang terkena dampak b) Luas wilayah persebaran dampak c) Lamanya dampak berlangsung V-1 Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL) Rencana Pembangunan Gedung Kantor Pusat Indika Energy

Upload: yemima-kurnia

Post on 24-Jul-2015

795 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab v-Prakiraan Dampak Penting

Rencana Usaha dan/Atau Kegiatan PT Indika Energy, Tbk.

BAB V

PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

Dalam bab ini akan dilakukan prakiraan terhadap besaran dan sifat penting

dampak. Dalam melakukan prakiraan besaran dampak, maka hal yang perlu

diperhatikan adalah penggunaan data yang menunjukkan perubahan kualitas lingkungan

dari waktu ke waktu (time series data).

Metode untuk memprakirakan besaran dampak antara lain adalah :

1. metode perhitungan matematis (modeling),

2. percobaan/eksperimen

3. penilaian ahli (professional judgement)

4. metode-metode lain yang dilakukan secara ilmiah (skenario, analogi dan studi

literatur kegiatan serupa).

Adapun metode yang digunakan untuk memprakirakan sifat penting dampak,

antara lain dapat menggunakan Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor 056/1994 tentang

Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting. Berdasarkan tabel identifikasi dampak

untuk setiap komponen kegiatan, dilakukan pengkajian dampak penting yang mungkin

timbul. Setiap dampak akan diuji berdasarkan kriteria dampak penting meliputi :

a) Jumlah manusia yang terkena dampak

b) Luas wilayah persebaran dampak

c) Lamanya dampak berlangsung

d) Intensitas dampak

e) Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak

f) Sifat kumulatif dampak dan

g) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.

V-1 Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)Rencana Pembangunan Gedung Kantor Pusat Indika Energy

Page 2: Bab v-Prakiraan Dampak Penting

Rencana Usaha dan/Atau Kegiatan PT Indika Energy, Tbk.

Tabel 5.1. Metode Prakiraan Besaran Dampak Penting

Dampak Penting Hipotetik

Sumber DampakMetode Prakiraan Dampak

Besaran Sifat Penting

Ruang dan Lahan

1. Terjadinya gangguan lalu lintas.

Tahap Konstruksi Pengangkutan alat berat dan materialTahap operasi Mobilisasi tenaga kerja

Metode matematis dengan data hasil traffic counting, Spot speed/moving observatio dan visual, sedangkan perkiraan dampaknya secara matematis dan proyeksi dengan professional judgement dari Ir.Eka Nastiti Widiani.

PP No. 27 Tahun 1999

KepKa Bapedal No. 056 Tahun 1994

2. Penurunan estetika lingkungan.

Tahap Konstruksi Konstruksi fisikTahap operasi Pengelolaan limbah padatTahap PascaoperasiDecomissioning

Menggunakan metode matematis (tahap kontruksi) dan analogi DPPL Bank Permata Tahun 2008 (tahap operasi)

Geofisika-Kimia

1. Penurunan kualitas udara & peningkatan kebisingan

Tahap Konstruksi Pengangkutan alat berat dan material, konstruksi fisikTahap operasi mobilisasi tenaga kerjaTahap PascaoperasiDecomissioning

Matematis dan dibandingkan dengan BML Kualitas Udara: a) Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Baku Mutu Udara Ambien Nasionalb) Kep. 50/MENLH/XI/1996 tentang Baku Mutu Tingkat KebauanKebisingan :Kep.Men LH No. 48/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan.

PP No. 27 Tahun 1999

KepKa Bapedal No. 056 Tahun 1994

2. Penurunan kualitas badan air penerima

Tahap operasi Pengelolaan limbah cair

Matematis dan dibandingkan dengan BML (Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001) juga analogi dengan kegiatan DPPL Bank Permata Tahun 2008 (tahap operasi)

3. Peningkatan air Tahap Konstruksi Metode Matematis dan

V-2 Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)Rencana Pembangunan Gedung Kantor Pusat Indika Energy

Page 3: Bab v-Prakiraan Dampak Penting

Rencana Usaha dan/Atau Kegiatan PT Indika Energy, Tbk.

Dampak Penting Hipotetik

Sumber DampakMetode Prakiraan Dampak

Besaran Sifat Penting

larian (hidrologi) Konstruksi fisikTahap operasi Pemeliharaan Gedung

Interpretasi

Sosial, Ekonomi, Budaya1. Adanya kesempatan kerja

Mobilisasi tenaga kerja tahap konstruksi dan operasi

Proyeksi dengan professional judgement

PP No. 27 Tahun 1999

KepKa Bapedal No. 056 Tahun 1994

2. Peningkatan Perekonomian Lokal

Mobilisasi tenaga kerja tahap konstruksi dan operasi

Proyeksi dengan professional judgement

3. Persepsi +/- Masyarakat

Tahap Konstruksi Mobilisasi alat berat dan material, mobilisasi tenaga kerja, konstruksi fisikTahap operasiMobilisasi tenaga kerja, pemeliharaan gedungTahap PascaoperasiPHK, Decomissioning

Proyeksi dengan professional judgement

Kesehatan Masyarakat

1. Kesehatan Masyarakat

Pembuangan dan pengelolaan limbah padat & cair, mobilisasi karyawan dan pengunjung

Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL)

PP No. 27 Tahun 1999

KepKa Bapedal No. 056 Tahun 1994

V-3 Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)Rencana Pembangunan Gedung Kantor Pusat Indika Energy

Page 4: Bab v-Prakiraan Dampak Penting

Rencana Usaha dan/Atau Kegiatan PT Indika Energy, Tbk.

Pada studi ini dilakukan pendekatan secara kuantitatif maupun profesional

judgement terhadap prakiraan dampak komponen sistem transportasi, estetika

lingkungan, kualitas udara dan kebisingan, kualitas badan air penerima, air larian

(hidrologi), kesempatan kerja, perekonomian lokal, persepsi masyarakat dan kesehatan

masyarakat.

Berdasarkan kriteria dampak penting, dampak yang diperkirakan timbul akan

ditentukan derajat kepentingannya, apakah termasuk dampak penting atau dampak

tidak penting. Selanjutnya dilakukan klasifikasi sifat sampak yang mencakup

penggolongan dampak yaitu dampak negatif maupun dampak positif, serta yang bersifat

langsung dan tidak langsung. Prakiraan dampak penting ini dilakukan berdasarkan pada

tahapan masing-masing kegiatan berdasarkan tempat dan waktu. Dengan cara

demikian, pembahasan selanjutnya dan arahan pengelolaan juga akan mudah dilakukan.

5.1. Tahap Kontruksi

Komponen kegiatan yang dilaksanakan pada tahap konstruksi adalah mobilisasi

alat berat dan material, mobilisasi tenaga kerja dan konstruksi fisik.

Pada kegiatan mobilisasi tenaga kerja, diprakirakan akan memberikan dampak

terhadap peluang berusaha sehingga akan meningkatkan perekonomian lokal. Selain itu

mobilisasi tenaga kerja ini juga akan menimbulkan kesempatan kerja terhadap tenaga

kerja lokal maupun non lokal, bila masyarakat terlalu besar harapannya untuk dapat

diterima bekerja pada kegiatan pembangunan Gedung Kantor Pusat Indika Energy maka

akan terjadi dampak yaitu timbulnya persepsi negatif masyarakat.

Kegiatan pengangkutan alat berat dan material menimbulkan dampak terhadap

sistem transportasi yang apabila tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan

kemacetan lalu lintas maupun kerusakan jalan. Dampak turunan dari gangguan lalu

lintas adalah penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan serta gangguan

kesehatan masyarakat.

Pada kegiatan konstruksi fisik akan menimbulkan dampak terhadap penurunan

estetika akibat adanya kegiatan pembangunan yang menggunakan alat-alat berat dan

material bangunan. Dampak lain yang ditimbulkan adalah penurunan kualitas udara dan

peningkatan kebisingan yang menimbulkan dampak turunan berupa penurunan

V-4 Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)Rencana Pembangunan Gedung Kantor Pusat Indika Energy

Page 5: Bab v-Prakiraan Dampak Penting

Rencana Usaha dan/Atau Kegiatan PT Indika Energy, Tbk.

kesehatan masyarakat yang diikuti dengan timbulnya persepsi masyarakat terhadap

kegiatan.

Secara umum, aspek yang dikenai dampak dapat dibagi menjadi 3 berdasarkan

prioritas dampak, yaitu :

1. Dampak Primer

Aspek yang mendapat dampak primer yaitu :

Adanya kesempatan kerja

Terjadinya gangguan lalu-lintas

Peningkatan Air larian (hidrologi)

Penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan

Penurunan Estetika Lingkungan

2. Dampak Sekunder

Aspek yang mendapat dampak sekunder yaitu :

Penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan

Peningkatan Perekonomian lokal

3. Dampak Tersier

Penurunan kesehatan masyarakat

Persepsi negatif masyarakat

Penjelasan aspek-aspek yang mendapat dampak akan dijabarkan pada

penjelasan sebagai berikut :

5.1.1. Aspek yang Terkena Dampak Primer

Pada bagian ini akan dipaparkan komponen-komponen kegiatan yang

diprakirakan akan menimbulkan dampak langsung (primer) terhadap komponen-

komponen lingkungan baik dampak positif maupun negatif. Dampak-dampak tersebut

akan dikaji secara cermat dengan metode ilmiah untuk menentukan besaran dan tingkat

kepentingan dampak.

5.1.1.1. Kesempatan Kerja

Rencana pembangunan Gedung Kantor Pusat Indika Energy di lingkungan

Kelurahan Pondok Jaya akan menciptakan lapangan pekerjaan baru untuk pekerjaan

konstruksi fisik. Tenaga kerja yang akan diserap adalah tenaga kerja lokal maupun non

V-5 Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)Rencana Pembangunan Gedung Kantor Pusat Indika Energy

Page 6: Bab v-Prakiraan Dampak Penting

Rencana Usaha dan/Atau Kegiatan PT Indika Energy, Tbk.

lokal. Pemrakarsa akan bekerjasama dengan pihak kontraktor agar dapat

mengutamakan tenaga kerja lokal untuk dapat bekerja di kegiatan konstruksi Gedung

Kantor Pusat Indika Energy.

Berdasarkan data yang diperoleh dari pemrakarsa, tenaga kerja yang dibutuhkan

pada tahap konstruksi adalah 300 orang. Hal ini merupakan dampak positif, yaitu

terbukanya peluang kesempatan kerja bagi penduduk setempat, dengan demikian

kegiatan pembangunan diharapkan dapat meningkatkan tingkat kesejahteraan

masyarakat.

Penentuan tingkat kepentingan dampak adanya kesempatan kerja dijelaskan

sebagai berikut:

Jumlah manusia yang terkena dampak adalah cukup besar yaitu penduduk di

Kelurahan Pondok Jaya, Kecamatan Pondok Aren yang dapat diterima bekerja di proyek.

Luas wilayah penyebaran dampak tidak terbatas di lokasi kegiatan.

Lamanya dampak berlangsung adalah selama tahap konstruksi berlangsung

Intensitas dampak kecil karena hanya terjadi pada saat penerimaan tenaga kerja

Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak adalah berdampak turunan pada

persepsi negatif masyarakat

Sifat akumulatif dampak: tidak dapat terjadi akumulasi dampak

Berbalik/tidaknya dampak: sifat dampak dapat dikembalikan (berbalik)

Berdasarkan uraian di atas, terbukanya kesempatan kerja merupakan dampak

positif penting.

5.1.1.2. Gangguan Lalu Lintas

Dalam konstruksi fisik ini akan terjadi mobilisasi kendaraan berat berupa truk-

truk/trailer yang membawa alat-alat berat untuk seluruh kegiatan konstruksi, seperti:

back hoe, buldozer, loader, concret mixer, vibration, mollen, stamper dan mesin

pancang yang keseluruhannya didatangkan dari Tangerang dan Jakarta.

Mobilisasi peralatan tersebut rutinitas pergerakannya relatif sedikit karena

dilakukan sebelum kegiatan konstruksi dimulai dan waktunya lebih pendek, namun dari

segi beban fisik jalan diperkirakan akan berpengaruh karena peralatan diangkut dengan

menggunakan kendaraan trailer yang mampu mengangkat alat berat seberat 8 ton.

V-6 Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)Rencana Pembangunan Gedung Kantor Pusat Indika Energy

Page 7: Bab v-Prakiraan Dampak Penting

Rencana Usaha dan/Atau Kegiatan PT Indika Energy, Tbk.

Sedangkan Mobilisasi material konstruksi sebagian besar didatangkan dari arah

Tangerang yang dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemajuan pekerjaan

konstruksi. Meskipun dalam proses pengangkutannya menggunakan moda

pengangkutan yang sesuai dengan daya dukung jalan, akan tetapi rutinitas

pengangkutan yang cukup tinggi akan berdampak besar terhadap kerusakan jalan

Boulevard ROW 50 yang secara langsung akan digunakan sebagai akses pencapaian ke

lokasi proyek. Kondisi ruas jalan jalan Boulevard ROW 50 pada saat ini (saat penyusunan

studi Amdal) menunjukan performansi baik yang ditunjukkan dengan nilai derajat

kejenuhan (DS) masih di bawah standar IHCM untuk kemacetan.

Untuk mengetahui besar bangkitan yang ditimbulkan oleh kegiatan mobilisasi

bahan material, digunakan asumsi sebagai berikut :

Moda transportasi yang digunakan adalah jenis truck berkapasitas maximal 8 ton

atau 8 m3 yang disesuaikan dengan kondisi geometri ruas jalan jalan Boulevard ROW 50.

Waktu jam kerja per hari adalah 12 jam

Waktu pengambilan material dalam satu tahun maksimal selama 3 bulan atau 90

hari.

Jenis material yang dihitung adalah material dasar dengan jumlah yang digunakan

maksimal untuk satu tahun.

Karena terbatasnya data kuantitas material bangunan yang akan dipasok, maka

untuk memperkirakan jumlah kendaraan per hari yang akan mempengaruhi jalan kerja

digunakan beberapa asumsi yang dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel Perkiraan Bangkitan Lalu Lintas Selama Masa Konstruksi

V-7 Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)Rencana Pembangunan Gedung Kantor Pusat Indika Energy

Page 8: Bab v-Prakiraan Dampak Penting

Rencana Usaha dan/Atau Kegiatan PT Indika Energy, Tbk.

No Jenis Bahan Satuan

1 Beton Mixed 1,500 2 jam 12 jam 10 4 40

2 Pasir 400 2 jam 12 jam 10 2 20

3 Bata merah Buah 1,130,000 3 jam 12 jam 10 2 20

4 Semen Sak 2,000 3 jam 12 jam 10 2 20

5 Besi beton Ton Sesuai kebutuhan 2 jam 12 jam 10 2 20

6 Paving Block Buah 184,000 2 jam 12 jam 5 2 10

7 Keramik Dus 10,552 2 jam 12 jam 5 2 10

8 Triplek, gypsum Lembar 3,000 2 jam 12 jam 2 2 4

9 Genting Buah 38,750 2 jam 12 jam 4 2 8

10 Cat Galon 2,800 2 jam 12 jam 4 3 12

Jumlah kendaraan perhari selama tahap konstruksi 164

Estimasi Kebutuhan

Asumsi Waktu Tempuh

Waktu Kerja per hari

Jumlah Rit Pengangkutan per

hari

Asumsi Jumlah Truk per Rit

Jumlah Truk per hari

M3

M3

Keterangan : Asumsi waktu tempuh = Waktu tempuh pulang pergi sudah termasuk didalamnya kegiatan bongkar muat bahan bangunan dari daerah asal ke lokasi kegiatan

Dengan menggunakan perhitungan dan asumsi-asumsi tersebut di atas, maka

didapat jumlah truk untuk mobilisasi material adalah sebesar 164 truk/hari, atau rata-

rata sebesar 13 truk/jam pada waktu puncak pekerjaan (Tabel). Dilihat dari jumlah

bangkitan yang ditimbulkan oleh kegiatan konstruksi ini relatif kecil, yakni sebesar 13

truk/jam dan performansi jalan Boulevard ROW 50 masih cukup baik dan moda

kendaraan yang digunakan truck yang mempunyai kapasitas sesuai daya dukung jalan,

maka dampak yang ditimbulkan relatif kecil.

Namun demikian, walaupun jumlahnya relatif kecil namun akan melewati

kawasan CBD Bintaro dan jasa perdagangan lainnya serta jalan Boulevard ROW 50 yang

memiliki peranan penting di Kota Tangerang Selatan. Berdasarkan uraian di atas,

dampak kegiatan konstruksi terhadap tingkat pelayanan jalan tergolong negatif penting

dengan pertimbangan sebagai berikut :

Jumlah manusia yang terkena dampak adalah cukup besar, yakni pengguna jalan

Boulevard ROW 50

Luas wilayah penyebaran dampak tidak terbatas pada lokasi kegiatan, tapi dapat

meluas sampai jaringan jalan di sekitar terutama di kawasan CBD Bintaro.

Lamanya dampak berlangsung pada tahap konstruksi.

V-8 Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)Rencana Pembangunan Gedung Kantor Pusat Indika Energy

Page 9: Bab v-Prakiraan Dampak Penting

Rencana Usaha dan/Atau Kegiatan PT Indika Energy, Tbk.

Intensitas dampak relatif terus menerus, sehingga dapat mengakibatkan kerusakan

jalan.

Komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak jalan Boulevard ROW 50

Sifat akumulatif dampak, dapat terjadi akumulasi dampak.

Berbalik/tidaknya dampak, sifat dampak dapat dikembalikan (berbalik).

5.1.1.2. Estetika Lingkungan Akibat Limbah Padat

Limbah padat akan dihasilkan dari kegiatan Indika Energy, Tbk. Jenis sampah

yang dihasilkan umumnya berupa kertas, plastik, karton/dus bekas kemasan dan

sampah sisa makanan Asumsi timbulan limbah padat atau sampah adalah

0,0035 m3/orang/hari, maka jumlah sampah yang akan dihasilkan adalah sebesar

8,071 m3/hari.

Penanganan limbah padat yang berasal dari gedung dikelola dengan cara

dikumpulkan pada tempat-tempat yang telah ditentukan kemudian dikumpulkan di

Tempat Pengumpulan Sementara (TPS) yang berukuran 3x3x2 m dengan kapasitas 18m3.

Kantin yang terdapat pada gedung ini merupakan kantin kering. Penyediaan makanan

bekerja sama dengan pihak lain. Kantin hanya berfungsi sebagai tempat makan sehingga

tidak ada aktivitas yang menghasilkan limbah domestik dengan jumlah yang signifikan

secara kontinyu. Pengelolaan sampah akan bekerja sama dengan pihak pengelola

kawasan yaitu PT Jaya Real Property. Sampah yang ditampung di Tempat Penampungan

Semetara (TPS) akan diangkut oleh pihak PT JRP secara berkala.

Dampak limbah padat terhadap estetika lingkungan diperkirakan negatif tidak

penting, karena limbah padat yang dihasilkan hampir seluruhnya berupa kertas. Dan

sampah sisa makanan dapat dipastikan dibawa oleh pihak ketiga (pengelola katering).

Sehingga diperkirakan tidak ada padat yang akan mengganggu estetika lingkungan.

5.1.1.3. Hidrologi

A. Perubahan Fungsi Tataguna Lahan

V-9 Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)Rencana Pembangunan Gedung Kantor Pusat Indika Energy

Page 10: Bab v-Prakiraan Dampak Penting

Rencana Usaha dan/Atau Kegiatan PT Indika Energy, Tbk.

Pada tahap konstruksi, hal-hal yang diperkirakan memberikan dampak terhadap

aspek hidrologi adalah kegiatan konstruksi fisik yang mengakibatkan perubahan fungsi

tata guna lahan. Pada kondisi rona lingkungan hidup awal (prakonstruksi), lahan di lokasi

rencana pembangunan Gedung Kantor Pusat Indika Energy Memiliki kemiringan lahan

sekitar 0-3%, dan ditutupi tumbuhan berupa semak belukar sehingga merupakan daerah

yang cukup baik untuk fungsi resapan air hujan (koefisien runoff, Cro, diprakirakan sebesar

0,30).

Pada tahap konstruksi, lahan di lokasi proyek akan menjadi lahan terbuka yang

dipersiapkan untuk kegiatan konstruksi dan sebagian sudah tertutup bangunan, maka

diprakirakan akan terjadi peningkatan koefisien runoff dari 0,3 menjadi 0,5 sehingga

debit runoff akan meningkat juga, yaitu 461,85 m3/hari-hujan pada kondisi awal

(prakonstruksi) menjadi 706,78 m3/hari-hujan pada tahap konstruksi (Tabel 5.1.).

Peningkatan debit runoff dari seluruh luasan lahan Gedung Kantor Pusat Indika Energy

Pada tahap konstruksi adalah 244,93 m3/hari-hujan atau meningkat 53,03 % dari kondisi

awalnya (prakonstruksi).

Tabel 5.1. Debit Runoff dari lokasi Gedung Kantor Pusat Indiak Energy, Tbk. pada Tahap Konstruksi

Debit RunoffDimensiTahap

PrakonstruksiTahap Konstruksi Jumlah

Peningkatan Runoff461,85 706,78 244,93 m3/hari-hujan

Sumber : Hasil Perhitungan 2011.

Bila dikaitkan dengan kriteria dampak, maka dapat disimpulkan bahwa

perubahan fungsi tata guna lahan dapat memberikan dampak sebagai berikut :

Jumlah manusia yang terkena dampak adalah masyarakat yang tinggal di sekitar

lokasi rencana pembangunan Gedung Kantor Pusat Indika Energy.

Luas wilayah persebaran dampak adalah wilayah di sekitar lokasi rencana kegiatan

Lamanya dampak berlangsung adalah selama tahap konstruksi dan terus menerus

selama beroperasinya Gedung Kantor Pusat Indika Energy Dampak yang berlangsung

adalah meningkatnya kondisi runoff dari kondisi runoff sebelumnya akibat adanya

perubahan fungsi tata guna lahan.

V-10 Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)Rencana Pembangunan Gedung Kantor Pusat Indika Energy

Page 11: Bab v-Prakiraan Dampak Penting

Rencana Usaha dan/Atau Kegiatan PT Indika Energy, Tbk.

Komponen lingkungan yang diprakirakan dapat terkena dampak adalah kondisi badan

air atau saluran yang akan menerima peningkatan debit runoff

Dampak bersifat kumulatif dan tidak berbalik.

Berdasarkan uraian di atas maka perubahan fungsi tata guna lahan dapat

dikategorikan bersifat negatif penting.

B. Beban Banjir Tahunan

Beban banjir maksimum yang akan hadir untuk setiap periode ulang hujan

tahunan tertentu perlu diprediksi untuk mengetahui berapa besar kapasitas saluran

drainase yang dibutuhkan untuk mengantisipasi beban banjir tersebut. Perhitungan

dilakukan dengan mengacu pada hasil penelitian Japan International Cooperation

Agency (JICA) dan Direktorat Jenderal Pengairan (1997), yang telah melakukan analisis

data curah hujan maksimum lebih dari 81 stasiun selama 10 sampai 68 tahun untuk

daerah Jakarta dan sekitarnya yang digunakan adalah model Gumbell.

Berdasarkan data dari stasiun pencatat hujan Badan Meteorologi dan Geofisika

(BMG) Pondok Betung dengan periode pencatatan 10 tahun (1998 s.d. 2007) diperoleh

nilai-nilai paarmeter Regresi Gumbel sebagai berikut :

1. Curah Hujan Harian Maksimum Rata-rata (R)

R adalah 118,7 mm/hari-hujan

2. Deviation Standard (Sx)

Sx adalah 33,63

3. Reduced Variate (Yt)

Merupakan fungsi interval waktu sehingga diperoleh reduced variate untuk

setiap periode ulang hujan tertentu pada Tabel 5.2.

Tabel 5.2. Reduced Variate untuk Setiap Periode UlangPeriode Ulang Reduced Variate (Yt)

2 0,3665

V-11 Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)Rencana Pembangunan Gedung Kantor Pusat Indika Energy

Page 12: Bab v-Prakiraan Dampak Penting

Rencana Usaha dan/Atau Kegiatan PT Indika Energy, Tbk.

5 1,499910 2,250415 2,673825 3,198650 3,9019

100 4,6001Sumber: Hasil perhitungan, 2011.

4. Reduce Mean (Yn) dan Reduced Deviation Standard (Sn)

Nilai reduced mean dan reduce standard tergantung pada jumlah tahun

pengamatan (N) data curah hujan maksimum. Untuk 10 tahun pengamatan maka nilai Yn

= 0,4952 dan Sn = 0,9496.

Selanjutnya dengan Metode Gumbell didapat curah hujan harian maksimum

untuk periode ulang tertentu seperti tabel di bawah ini :

Tabel 5.3. Curah Hujan Harian MaksimumPeriode Ulang Curah Hujan Maksimum, Rt (mm)

2 113,99185 154,3478

10 180,915515 214,545525 237,413950 263,9816

100 113,9918Sumber : Hasil Perhitungan, 2011.

Dengan memasukkan harga-harga curah hujan maksimum (Rt) di atas ke dalam

rumus Mononobe :

I=R2424 (24t )

2/3

Maka diperoleh grafik hubungan antara intensitas hujan maksimum terhadap

durasi hujan yang akan terjadi di lokasi Gedung Kantor Pusat Indika Energy seperti

Gambar 5.1.

V-12 Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)Rencana Pembangunan Gedung Kantor Pusat Indika Energy

Page 13: Bab v-Prakiraan Dampak Penting

Rencana Usaha dan/Atau Kegiatan PT Indika Energy, Tbk.

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 1000

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600PUH 2 tahun PUH 5 tahunPUH 10 tahun PUH 25 tahunPUH 50 tahun PUH 100 tahun

Durasi Hujan (menit)

Inte

nsit

as H

ujan

(mm

/jam

)

Sumber: Hasil perhitungan, 2011.

Gambar 5.1. Grafik Hubungan Intensitas Hujan dengan Durasi Hujan

Dengan mengabaikan harga evapotranspirasi potensial dan dengan asumsi

bahwa durasi hujan maksimum terjadi selama 30 menit maka perkiraan besarnya beban

runoff maksimum (debit banjir tahunan) yang berasal dari seluruh luasan lahan Gedung

Kantor Pusat Indika Energy berdasarkan perhitungan Rational Method untuk setiap

periode ulangnya adalah sebagai berikut :

Tabel 5.4. Beban Runoff (debit banjir tahunan)Lokasi Gedung Kantor Pusat Indika Energy, Tbk.

Periode Ulang Imax (mm/jam) Beban Runoff (m3/det)2 24,89525 0,1394935 33,70881 0,188877

10 39,51106 0,22138825 46,85569 0,26254250 51,85004 0,290526

100 57,65229 0,323037Sumber : Hasil Perhitungan, 2011.

Air larian (runoff) yang berasal dari Gedung Kantor Pusat Indika Energy akan

dialirkan melalui saluran pembuangan (drainase) yang berupa saluran tertutup

(pipa/box culvert) dan selanjutnya mengalir ke badan air penerima yaitu Kali Tengah.

Saluran tertutup tersebut dengan konstruksi berupa beton (concentrate), diameter

V-13 Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)Rencana Pembangunan Gedung Kantor Pusat Indika Energy

Page 14: Bab v-Prakiraan Dampak Penting

Rencana Usaha dan/Atau Kegiatan PT Indika Energy, Tbk.

saluran (pada outlet drainase) dari lokasi Gedung Kantor Pusat Indika Energy adalah 0,70

m, kemiringan saluran 1,57 %, kapasitas rencana 0,754 m3/detik dan debit lapangan

yang terukur sebesar 0,279 m3/detik. Dengan mengasumsikan debit lapangan itu adalah

aliran dasar (base flow) saluran, maka saluran tersebut masih dapat menampung aliran

hingga kondisi aliran puncak (peak flow) dengan peningkatan debit sebesar:

0,754-0,279 = 0,475 m3/detik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa saluran

drainase tertutup ini masih dapat mengantisipasi debit banjir tahunan, yang berasal dari

seluruh luasan lahan lokasi Gedung Kantor Pusat Indika Energy hingga periode 100

tahun (Tabel 5.4).

Berdasarkan studi AMDAL Kawasan Central Bussiness District (CBD) Bintaro yang

telah dilakukan, badan air penerima yaitu Segmen Kali Ciputat di Sektor 6, terukur

memiliki luas penampang basah 2,70 m dan kecepatan aliran 0,45 m3/detik, maka debit

pengukuran sesaat pada segmen tersebut adalah 1,21 m3/det. Sedangkan, luas

maksimum penampang basahnya adalah 5,00 m2 dan kecepatan maksimumnya 2,00

m/det, sehingga kapasitas maksimum salurannya adalah 10 m3/det. Saluran tersebut

masih sanggup menapung beban runoff dari seluruh luasan lahan kawasan Central

Bussiness District (CBD) Bintaro (yang terlingkup di dalamnya lokasi Gedung Kantor

Pusat Indika Energy, Tbk.) dengan periode ulang 15 tahun.

Bila dikaitkan dnegan kriteria dampak, maka dapat disimpulkan bahwa beban

banjir tahunan dapat memberikan dampak sebagai berikut :

Jumlah manusia yang akan terkena dampak adalah masyarakat yang tinggal di sekitar

lokasi kegiatan, khususnya masyarakat Kelurahan Pondok Jaya

Luas sebaran dampak adalah daerah sekitar lokasi CBD Bintaro

Lamanya dampak berlangsung adalah selama tahap konstruksi dan operasional

Komponen terkena dampak adalah peningkatan debit aliran permukaan pada badan

air untuk setiap periode ulang tahunan tertentu

Komponen lingkungan yang diperkirakan dapat terkena dampak adalah kondisi

saluran drainase dimana dampak bersifat akumulatif dan tidak berbalik.

Berdasarkan uraian di atas maka debit banjir dapat dikategorikan bersifat

negatif penting.

V-14 Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)Rencana Pembangunan Gedung Kantor Pusat Indika Energy

Page 15: Bab v-Prakiraan Dampak Penting

Rencana Usaha dan/Atau Kegiatan PT Indika Energy, Tbk.

C. Sumur Resapan Air

Sumur resapan air merupakan rekayasa teknik konservasi air yang merupakan

bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur gali dengan

kedalaman tertentu yang berfungsi sebagai tempat menampung air hujan di atas atap

rumah dan meresapkannya ke dalam tanah (Dephut, 2004).

Untuk mengurangi dampak peningkatan debit runoff dan beban banjir tahunan,

direncanakan pembuatan sumur resapan air pada lokasi proyek pembangunan Gedung

Kantor Pusat Indika Energy dalam kaitannya dengan beban banjir tahunan, manfaat

yang dapat diperoleh dari sumur resapan air adalah mengurangi aliran permukaan dan

mencegah terjadinya genangan air, sehingga dapat memperkecil kemungkinan

terjadinya banjir. Data teknis rencana sumur resapan air (SRA) yang akan dibuat adalah

sebagai berikut :

Tabel 5.5. Data Teknis Rencana Smur Resapan Air di Lokasi Gedung Kantor Pusat Indika Energy

Penampang SRA Curah Hujan Luas Atap(m2)

Permeabilitas Tanah

(m/jam)Diameter

(m)Luas(m2)

Keliling(m)

Dalam(m)

R24

(mm/hr)Intensitas(m/jam)

Durasi

(jam)1,5 1,76625 4,71 3 118,7 0,025 0,167 9.225 0,125

Untuk satu meter persegi luas penampang bangunan disarankan identik dengan

40 liter atau 0,04 m3 volume sumur resapan. Penentuan jumlah SRA yang dibutuhkan

untk menampung seluruh runoff yang berasal dari luasan atap bagunan Gedung Kantor

Pusat Indika Energy dilakukan dengan cara menghitung kedalaman total SRA dengan

formula berikut:

Maka diperlukan = 0,04 x 9.225 x 1 = 369 m3

Volume satu sumur resapan = 3,143 x 0,752 x 3 = 5,3 m3

Jadi, sumur resapan yang dibutuhkan adalah = 369/5,3 = 70 buah sumur

resapan.

Berdasarkan uraian di atas, sumur resapan air yang dapat menampung runoff

yang berasal dari atap bangunan pada lokasi rencanan pembangunan Gedung Kantor

Pusat Indika Energy sehingga dapat meminimalisasi peningkatan runoff dan beban banjir

V-15 Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)Rencana Pembangunan Gedung Kantor Pusat Indika Energy

Page 16: Bab v-Prakiraan Dampak Penting

Rencana Usaha dan/Atau Kegiatan PT Indika Energy, Tbk.

tahunan pada saluran drainase dan badan air penerima, dapat dikategorikan positif

penting.

5.1.1.4. Penurunan Kualitas Udara & Peningkatan Kebisingan

Pada tahap konstruksi kegiatan pembangunan Gedung Kantor Pusat Indika

Energy Terdapat beberapa kegiatan yang dapat menimbulkan dampak terhadap

penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan, seperti :

Pengangkutan alat berat dan material

Konstruksi fisik

Selain masuk dalam aspek dampak primer, kualitas udara dan kebisingan juga

masuk dalam aspek dampak sekunder. Diprakirakan dari kegiatan tersebut akan

diemisikan partikulat dan gas ke udara ambien serta terjadi peningkatan kebisingan

pada saat aktivitas konstruksi dilakukan.

A. Kualitas Udara

Emisi pencemaran gas dan partikulat terutama berasal dari operasional

angkutan maupun alat berat dan ringan yang menggunakan bahan bakar solar maupun

bensin pada saat konstruksi berlangsung. Emisi gas (seeprti CO, NOx, SO2) dan partikulat

berasal dari pembakaran bahan bakar tersebut.

Prediksi konsentrasi pencemar di udara ambien pada tahap konstruksi relatif

sulit dilakukan dengan tepat, karena banyak sekali faktor ketidakpastian yang

mempengaruhi kondisi prediksi. Prediksi tersulit adalah berkaitan dengan perkiraan

konsentrasi debu terbang akibat mobilisasi kendaraan proyek yang bersifat fugitive atau

sulit untuk dikuantifikasi. Perkiraan peningkatan konsentrasi pencemar di udara ambien

saat konstruksi hanya dapat didekati dengan memprediksi jumlah kendaraan/alat berat

yang dioperasikan, konsumsi bahan bakarnya serta perkiraan laju emisi pencemar yang

akan dihasilkan. Perkiraan emisi gas buang dari kendaraan proyek dapat dilihat pada

Tabel 5.7.

V-16 Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)Rencana Pembangunan Gedung Kantor Pusat Indika Energy

Page 17: Bab v-Prakiraan Dampak Penting

Rencana Usaha dan/Atau Kegiatan PT Indika Energy, Tbk.

Tabel 5.7. Prakiraan Laju Emisi Gas Buang Kendaraan ProyekSelama Tahap Konstruksi

Jenis Alat Berat/Kendaraan

Jumlah L/hariKonsumsi

Bahan BakarEmisi Gas Buang (Kg/hari)

Kg/hari CO NOx SO2 DebuExcavator 1 45 38,25 1,33875 5,50800 2,02725 0,19890Dump truck 5 225 191,25 6,69375 27,54000 10,13625 0,99450Truk Pengangkut 1 45 38,25 1,33875 5,50800 2,02725 0,19890

TOTAL 9,37125 38,55600 14,19075 1,39230Rata-rata Laju emisi gas buang (kg/jam) 0,00260 0,01071 0,00394 0,00039

Sumber : Analisis berdasarkan Tabel kerja perhitungan beban pencemaran dari sumber

bergerak dari Penilaian Secara Cepat Sumber-Sumber Pencemar Air, Tanah dan Udara.

Untuk memperkirakan konsentrasi pencemar di udara ambien yang diakibatkan

oleh operasional kendaraan proyek saat konstruksi berlangsung, digunakan rumus

C=Q su z , dengan C adalah konsentrasi ambien (g/m3), Q adalah laju emisi

(g/detik/m2), s adalah panjang daerah tinjauan searah dengan arah angin (m), u adalah

kecepatan angin rata-rata (m/dtk), dan z adalah tinggi pencampuran (m).

Hasil perhitungan untuk seluruh parameter diperlihatkan pada Tabel 5. yang

menunjukkan terjadinya peningkatan konsentrasi pencemar di udara ambien.

Peningkatan ini tidak dapat dihindari karena tejadinya kegiatan konstruksi yang memang

mengemisikan sejumlah pencemar ke udara ambien.

V-17 Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)Rencana Pembangunan Gedung Kantor Pusat Indika Energy

Page 18: Bab v-Prakiraan Dampak Penting

Rencana Usaha dan/Atau Kegiatan PT Indika Energy, Tbk.

Tabel 5.8. Perhitungan Konsentrasi Pencemar di Udara Ambien pada Tahap Konstruksi

V-18 Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)Rencana Pembangunan Gedung Kantor Pusat Indika Energy

Page 19: Bab v-Prakiraan Dampak Penting

Rencana Usaha dan/Atau Kegiatan PT Indika Energy, Tbk.

Dari hasil perhitungan konsentrasi pencemar di udara ambien pada tahap

konstruksi menunjukkan bahwa konsentrasi emisi partikulat maupun gas pencemar pada

tahap konstruksi tidak melebihi baku mutu lingkungan yang berlaku. Namun apabila

tidak dilakukan pengelolaan yang tepat dapat menimbulkan dampak terutama kepada

pekerja konstruksi yang akan terkena dampak langsung. Mengingat dampak yang dapat

ditimbulkan, penurunan kualitas udara dikategorikan sebagai dampak negatif penting.

B. tingkat Kebisingan

Pada masa konstruksi, kegiatan yang diidentifikasi akan meningkatkan nilai

kebisingan adalah kegiatan pengadaan/transportasi alat berat dan material dan

konstruksi fisik. Dalam kegaitan tersebut diperlukan peralatan-peralatan berat atau alat

konstruksi yang nilai kebisingannya diperkirakan seperti yang tercantum dalam Tabel

5.9.

Dalam prakiraan tingkat kebisingan yang ditimbulkan oleh suatu sumber bising

dari suatu tempat digunakan rumus “Inverse Square Law”. Dalam hal ini sumber bising

dianggap sebagai sumber titik, sehingga beda tingkat suaa antara dua lokasi sama

dengan 20 kali logaritma dari perbandingan jarak kedua lokasi. Hal ini berarti pula bahwa

setiap jarak menjadi sua kali, tingkat suara akan berkurang 6 dB.

Tabel 5.9. Prakiraan Tingkat Kebisingan Akibat Kegiatan Konstruksi apda Berbagai Jarak dari Sumber Bising

SumberKebisingan

(dBA) PuncakJarak dari Sumber (meter)

7,6 15,2 30,5 61,0 122,0 244,0 486,0Pick Up TruckDump TruckGenerator

9210896

789482

728876

668270

607664

547058

486452

425846

Berdasarkan tabel pendugaan tingkat kebisingan pada tahap konstruksi, dapat

dilihat bahwa pada jarak 500 m dari sumber, kebisingan rata-rata mencapai 42-58 dB.

Wilayah penyebaran kebisingan ini relatif sempit (± 500 m dari tempat kegiatan),

sehingga wilayah dampaknya masih terbatas dalam wilayah kerja proyek. Hasil

pengukuran tingkat kebisingan di lokasi kegiatan seperti ditunjukkan pada Tabel 5.

Tabel 5.10. Hasil Pengukuran Tingkat KebisinganNo. LOKASI Kebisingan dB(A)

V-19 Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)Rencana Pembangunan Gedung Kantor Pusat Indika Energy

Page 20: Bab v-Prakiraan Dampak Penting

Rencana Usaha dan/Atau Kegiatan PT Indika Energy, Tbk.

1. Sebelah Selatan Lokasi Proyek (Down Wind)S. 06o 16’ 27,0” E. 106o 43’ 08,2”

56,9

2. Sebelah Utara Lokasi Proyek (UpWind)S. 06o 16’ 25,0” E. 106o 43’ 10,8”

53,4

METODE 22-3/IK/UA-0Sumber : Data Primer Hasil Analisa Lab. Unilab Perdana, Jakarta, 2011.Keterangan : *) = Nilai Kebisingan adalah Nilai Equivalen selama waktu pengukuran 10 menit dengan interval 5 detik. KEP. 48/MENLH/XI/1996 Lampiran I, Baku Mutu Tingkat Kebisingan1. Pemerintahan dan Fasilitas Umum = 60 dB (A)2. Perkantoran dan Perdagangan = 65 dB (A)3. Perumahan dan Pemukiman = 55 db (A)4. Perdagangan dan Jasa = 70 dB (A)5. Ruang terbuka Hijau = 50 dB (A)6. Rekreasi = 70 dB (A)

Dengan baku mutu tingkat kebisingan 65 dBA Keputusan Menteri Lingkungan

Hidup No. Kep. 48/MENLH/XI/1996 Lampiran I tentang Baku mutu Tingkat Kebisingan

untuk Perkankantoran dan Perdagangan diperoleh bahwa hasil pengukuran kebisingan

baik untuk lokasi di sebelah utara maupun selatan lokasi kegiatan menunjukkan bahwa

masih berada di bawah baku mutu yang berlaku. Sedangkan berdasarkan prakiraan

tingkat kebisingan yang ditunjukkan pada Tabel 5. Bahwa pada jarak 500 meter dari

lokasi kegiatan, nilai kebisingan telah memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan yaitu

antara 42-58 dB. Oleh karena itu, dipandang dari faktor-faktor di atas, kegiatan pada

masa konstruksi kurang menimbulkan dampak yang cukup berarti terhadap peningkatan

kebisingan lingkungan di sekitarnya, maka tergolong negatif tidak penting.

5.1.1.5. Penurunan Estetika Lingkungan

Sebelum adanya kegiatan konstruksi pembangunan Gedung Kantor Pusat Indika

Energy, Tbk., lokasi kegiatan merupakan lahan kosong yang berada di kawasan Central

Bussines District (CBD) Bintaro Jaya. Kawasan CBD ini memang diperuntukkan bagi pusat

kawasan komersial, termasuk di dalamnya adalah gedung perkantoran.

Kegiatan yang dapat menjadi sumber penurunan estetika lingkungan adalah :

1. tumpukan material dan penyimpanan bahan bangunan selama kegiatan konstruksi.

2. material sisa pekerjaan konstruksi seperti kayu, kerikil, batu, material timbun, aspal,

pasir, baja dan lain-lain.

3. pengoperasian base camp pada tahap operasi.

V-20 Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)Rencana Pembangunan Gedung Kantor Pusat Indika Energy

Page 21: Bab v-Prakiraan Dampak Penting

Rencana Usaha dan/Atau Kegiatan PT Indika Energy, Tbk.

Di dalam base camp terdapat kegiatan kantor kontraktor, gudang, bengkel,

batching plant, stone crusher, stockpile dan mungkin pembuatan beton pracetak,

penyimpanan peralatan berat, dan barak tempat istirahat tenaga kerja yang terlibat

dalam kegiatan konstruksi (bedeng).

Base camp juga dilengkapi dengan bangunan sanitasi antara lain tempat

sampah, jamban (MCK) dengan spesifikasi yang mengacu kepada standar yang ada

mengenai kapasitas, sistem penyediaan air bersih, bahan bangunan, konstruksi,

plumbing (air bersih, air kotor, drainase).

Besaran dan tingkat kepentingan dampak terhadap estetika lingkungan

dijelaskan sebagai berikut :

a. jumlah manusia yang terkena dampak adalah masyarakat di sekitar lokasi kegiatan,

b. luas wilayah yang terkena dampak terbatas hanya pada Kav. B7/A6 CBD Bintaro Jaya,

c. dampak hanya berlangsung selama tahap konstruksi fisik Gedung Kantor Pusat Indka

Energy,

d. banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah kesehatan

masyarakat dan timbulnya persepsi negatif dari masyarakat sekitar kegiatan,

e. dampak tidak bersifat kumulatif, dan

f. dampak bersifat dapat balik artinya dapat kembali ke kondisi awal.

Berdasarkan uraian tingkat kepentingan dampak tersebut, maka dampak

terhadap estetika lingkungan termasuk dampak negatif tidak penting.

5.1.2. Aspek yang Terkena Dampak Sekunder

Suatu komponen kegiatan dapat memberikan dampak primer dan juga dampak

turunannya, termasuk dampak sekunder. Apabila dampak primer dikelola dengan baik,

dampak turunan tersebut diharapkan dapat dimimalkan, bahkan dihilangkan.

5.1.2.1. Peningkatan Perekonomian lokal

Pengaruh keberadaan kegiatan proyek terhadap masyarakat akan dirasakan

secara langsung oleh masyarakat yang diterima bekerja pada pembangunan Gedung

Kantor Pusat Indika Energy Selain itu, peningkatan pendapatan secara tidak langsung

dapat diperoleh dari terbukanya kesempatan berusaha bagi masyarakat yang berada di

sekitar proyek, karena kegiatan konstruksi akan membutuhkan pasokan barang dan jasa,

V-21 Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)Rencana Pembangunan Gedung Kantor Pusat Indika Energy

Page 22: Bab v-Prakiraan Dampak Penting

Rencana Usaha dan/Atau Kegiatan PT Indika Energy, Tbk.

baik untuk keperluan konstruksi fisik atau keperluan sehari-hari tenaga kerja yang

bekerja di proyek. Masyarakat mendapat kesempatan berusaha dengan berjualan

makanan, toko kelontong, penyewaan tempat tinggal maupun bentuk penyediaan jasa

lainnya.

Apabila diasumsikan satu warung makan dapat melayani 25-50 pekerja dalam

sehari, maka akan ada 6-12 warung yang dapat dibuka oleh masyarakat di sekitar

proyek.

Dilihat dari masyarakat yang terkena dampak adalah masyarakat yang

bertempat tinggal di wilayah studi yang dapat diterima bekerja di proyek dan

masyarakat yang mendapat peluang usaha di sekitar lokasi proyek, dengan waktu

berlangsungnya dampak adalah selama kegiatan konstruksi fisik berlangsung. Walaupun

perekonomian lokal yang tumbuh dari adanya kesempatan bekerja dan peluang

berusaha ini belum dapat diukur secara tepat dan akurat, tetapi dapat diperkirakan

dampaknya adalah sedang. Dengan demikian proyek tersebut berdampak positif

penting terhadap peningkatan perekonomian lokal.

5.1.3. Aspek yang Terkena Dampak Tersier

5.1.8. Persepsi +/- Masyarakat

Komponen kegiatan yang diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap

persepsi masyarakat pada tahap konstruksi adalah mobilisasi alat berat dan material,

konstruksi fisik dan mobilisasi tenaga kerja.

Dampak pembangunan apabila tidak dapat dikendalikan atau dikelola dapat

menimbulkan kegoncangan stabilitas sosial, persepsi mengenai kesejahteraan dan

proses pembangunan yang menurun serta tingkat aprtisipasi yang menurun. Untuk

menjamin kualitas hidup manusia dan juga untuk menjaga ketertiban sosial, maka aspek

sosial harus dikelola dalam kebijaksanaan pembangunan secara menyeluruh dan

terencana.

Demikian pula halnya pada prakiraan tahap konstruksi rencana pembangunan

Gedung Kantor Pusat Indika Energy persepsi negatif masyarakat dapat muncul apabila

kesempatan kerja yang ada tidak dapat dimanfaatkan dengan baik oleh penduduk

setempat ataupun apabila pemilik proyek/kontraktor/investor tidak dapat memeberikan

V-22 Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)Rencana Pembangunan Gedung Kantor Pusat Indika Energy

Page 23: Bab v-Prakiraan Dampak Penting

Rencana Usaha dan/Atau Kegiatan PT Indika Energy, Tbk.

kesempatan pada penduduk lokal untuk bekerja pada kegiatan konstruksi. Persepsi

negatif ini juga dapat muncul apabila harapan masyarakat terlalu besar untuk diterima

bekerja atau terlibat di dalam kegiatan tersebut.

jumlah orang terkena dampak yaitu penduduk yang tidak diterima bekerja di proyek,

lamanya dampak berlangsung adalah pada tahap konstruksi, dan

dampak bersifat kumulatif karena akan terus berkembang terus sampai tahap

operasi sehingga dampak digolongkan dampak penting.

Timbulnya persepsi negatif masyarakat tergolong dampak negatif penting.

5.1.9. Kesehatan Masyarakat

Kegiatan mobilisasi alat berat dan materian juga konstruksi fisik dalam kegiatan

pembangunan Gedung Kantor Pusat Indika Energy Akan mengemisikan sejumlah

pencemar dalam bentuk gas dan partikulat ke udara ambien, yaitu dari aktivitas

kendaraan pada saat pengangkutan alat berat dan amterial bangunan. Selain

menurunkan kualitas udara, udara di lokasi proyek pada umumnya masih memenuhi

abku mutu lingkungan dan dampaknya relatif kecil sehingga dampak turunan dari

penurunan kualitas udara terhadap penurunan tingkat kesehatan juga relatif kecil dan

lamanya dampak adalah sementara yaitu pada tahap konstruksi. Dampak kegiatan

konstruksi fisik dan mobilisasi alat berat dan material terhadap kesehatan masyarakat

tergolong dampak negatif tidak penting.

5.2. Tahap Operasi

Komponen kegiatan yang dilaksanakan pada tahap operasi adalah mobilisasi

tenaga kerja dan pengunjung, pengelolaan limbah padat, pengelolaan limbah cair dan

pemeliharaan gedung.

Pada mobilisasi tenaga kerja dan pengunjung akan menimbulkan dampak

berupa gangguan lalu-lintas dan adanya kesempatan kerja. Gannguan lalu lintas akan

memberikan dampak turunan berupa penurunan kualitas udara dan peningkatan

kebisingan yang diikuti dengan penurunan kesehatan masyarakat. Kesempatan kerja

akan menimbulkan dampak turunan berupa meningkatnya perekonomian lokal yang

akan menimbulkan persepsi positif dari masyarakat.

V-23 Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)Rencana Pembangunan Gedung Kantor Pusat Indika Energy

Page 24: Bab v-Prakiraan Dampak Penting

Rencana Usaha dan/Atau Kegiatan PT Indika Energy, Tbk.

Pengelolaan limbah padat akan menimbulkan dampak berupa penurunan

estetika lingkungan yang memiliki dampak turunan berupa penurunan kesehatan

masyarakat.

Pengelolaan limbah cair akan menimbulkan dampak berupa penurunan kualitas

badan aiar penerima yang juga akan diikuti dengan penurunan kesehatan masyarakat.

Pada kegiatan pemeliharaan gedung, dampak yang akan timbul adalah

peningkatan air larian yang diikuti dengan timbulnya persepsi negatif dari masyarakat.

Secara umum, aspek yang dikenai dampak dapat dibagi menjadi 3 berdasarkan

prioritas dampak, yaitu :

1. Dampak Primer

Aspek yang mendapat dampak primer yaitu :

Adanya kesempatan kerja

Terjadinya gangguan lalu-lintas

Peningkatan Air larian (hidrologi)

Penurunan kualitas badan air penerima

Penurunan Estetika Lingkungan

2. Dampak Sekunder

Aspek yang mendapat dampak sekunder yaitu :

Penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan

Perekonomian lokal

Penurunan kesehatan masyarakat

3. Dampak Tersier

Penurunan kesehatan masyarakat

Persepsi positif atau negatif masyarakat

Penjelasan aspek-aspek yang mendapat dampak akan dijabarkan pada

penjelasan sebagai berikut :

5.2.1. Aspek yang Terkena Dampak Primer

V-24 Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)Rencana Pembangunan Gedung Kantor Pusat Indika Energy

Page 25: Bab v-Prakiraan Dampak Penting

Rencana Usaha dan/Atau Kegiatan PT Indika Energy, Tbk.

Aspek-aspek yang terkena dampak dari kegiatan yang ada di tahap konstruksi

merupakan kegiatan-kegiatan yang berasal dari kegiatan konstruksi pembangunan

Gedung Kantor pusat Indika Energy, Tbk.

5.2.1.1. Kesempatan Kerja

Pada tahap operasi akan ada 2.254 orang karyawan yang akan bekerja di

Gedung Kantor Pusat Indika Energy Karyawan ini merupakan karyawan lama yang telah

bekerja di PT Indika Energy, Tbk. dan berkantor di kantor yang sebelumnya. Namun

demikian, kesempatan kerja tetap terbuka bagi masyarakat, terutama masyarakat lokal

baik yang bersifat unskilled maupun yang skilled sesuai dengan kualifikasi yang

dipersaratkan.

Jumlah masayrakat terkena dampak adalah masyarakat Kelurahan Pondok Jaya,

Kecamatan Pondok Aren yang dapat diterima bekerja di Gedung Kantor Pusat Indika

Energy, Tbk.,

lamanya dampak berlangsung adalah selama kegiatan beroperasi,

dampak bersifat kumulatif,

komponen lain yang terkena dampak adalah pesepsi masarakat.

Berdasarkan uraian di atas, maka kesempatan kerja merupakan dampak positif

penting.

5.2.1.2. Gangguan Lalu Lintas

Setiap pengembangan kawasan yang sifatnya meningkatkan aktifitas kegiatan

akan memberikan dampak lalu lintas pada jaringan jalan yang ada. Dampak tersebut

tidak saja tambahan kemacetan, tundaan dan waktu perjalanan tetapi juga peningkatan

kebisingan dan penurunan kualitas udara, keamanan serta kenyamanan pengendara dan

pemakai jalan lainnya.

Untuk memprakirakan berapa besar dampak terhadap sistem transportasi akibat

operasional Gedung Kantor Pusat Indika Energy adalah dengan menghitung jumlah

bangkitan yang akan ditimbulkan karena kegiatan tersebut.

Bangkitan lalu lintas adalah prakiraan jumlah pergerakan yang berasal dari suatu

zona atau tata guna lahan dan jumlah pergerakan yang tertarik ke suatu tata guna lahan

atau zona. Bangkitan lalu lintas ini mencakup :

V-25 Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)Rencana Pembangunan Gedung Kantor Pusat Indika Energy

Page 26: Bab v-Prakiraan Dampak Penting

Rencana Usaha dan/Atau Kegiatan PT Indika Energy, Tbk.

Lalu lintas yang meinggalkan suatu lokasi

Lalu lintas yang menuju atau tiba ke suatu lokasi

Tambahan jumlah lalu lintas ini dapat dipilah– pilah atas 3 bagian (Suwarjoko Warpani : 108) :

a. Tambahan wajar lalu lintas, yaitu tambahan akibat bertambahnya penduduk dan

kendaraan.

b. Lalu lintas bangkitan yaitu tambahan akibat berkurangnya kepentingan sebagai

akibat bertambahnya kesempatan melakukan perjalanan.

c. Perkembangan lalu lintas yaitu tambahan akibat adanya jalan baru.

Prakiraan dampak lalu lintas ini didasarkan pada suatu kondisi jam puncak yang

menunjukkan dampak lalu lintas terbesar. Kondisi puncak ini diwakili oleh suatu

bangkitan lalu lintas per jam yang menimbulkan dampak terbesar. Kondisi puncak

terjadi karena kombinasi lalu lintas sekitarnya (pertambahan wajar kendaraan di Kota

Tangerang Selatan ) dan bangkitan lalu lintas dari pembangunan Indika Energy, Tbk.

Bangkitan lalu lintas dari pembangunan baru hanya difokuskan pada Kondisi lalu lintas

sekitarnya pada saat jam sibuk pagi/siang/malam. Dan mengacu besarnya bangkitan

lalu lintas yang dihasilkan oleh kegiatan perkantoran, mengacu pada hasil studi Kajian

Danayasa City dan BNI City ( Dari buku Perencanaan dan Permodelan Transportasi -

Ofyar Z. Tamin).

Untuk mengetahui besarnya bangkitan lalu lintas yang terjadi, terlebih dahulu

harus diketahui luas bangunan efektif dan penggunaannya terutama untuk kegiatan –

kegiatan lain disekitar lokasi Indika Energy, Tbk. yang juga memberikan andil terhadap

bangkitan lalu lintas yang terjadi. Dengan diketahui luas lahan dan penggunaannya,

maka dapat dihitung total bangkitan dan tarikan lalu lintas dengan menggunakan

standar yang ada, ditunjukkan pada Tabel 5.11.

Tabel 5.11.

Tingkat Bangkitan Lalu Lintas Perkantoran

WaktuPerkantoran (smp/100m2)

Masuk keluar Total

V-26 Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)Rencana Pembangunan Gedung Kantor Pusat Indika Energy

Page 27: Bab v-Prakiraan Dampak Penting

Rencana Usaha dan/Atau Kegiatan PT Indika Energy, Tbk.

Puncak Pagi 0,73 0,27 1,00Puncak Siang 0,23 0,22 0,45Puncak Sore 0,20 0,51 0,71

Sumber : Kajian BNI City LP ITB tahun 1996 (Dari buku Perencanaan dan Permodelan Transportasi - Ofyar Z. Tamin - FTSP - ITB).

Dengan diketahui luas lahan dan penggunaannya, maka dapat dihitung total

bangkitan dan tarikan lalu lintas dengan menggunakan standar yang ada, Tabel 5.12.

Tabel 5.12.Prakiraan Bangkitan dari Kegiatan

Sinar Mas Office

Luas Lahan (m2) Waktu Bangkitan Tarikan Total Bangkitan

37.043Puncak Pagi 270 100 370Puncak Siang 85 81 167Puncak Sore 74 189 263

Sumber : Analisis dengan asumsi dari Kajian BNI City LP ITB tahun 1996 ( Dari buku Perencanaan dan Permodelan Transportasi - Ofyar Z. Tamin - FTSP - ITB

Dan besarnya derajat kejenuhan sesudah ada bangkitan dari kegiatan

operasional Gedung Kantor Pusat Indika Energy dilakukan untuk memberikan gambaran

yang lebih baik tentang kondisi jaringan jalan akibat bangkitan yang terjadi dalam tingkat

analisis ruas jalan, dilakukan simulasi distribusi perjalanan. Distribusi jumlah kendaraan

akibat adanya bangkitan Gedung Kantor Pusat Indika Energy di ruas jalan yang terkena

dampak diambil dengan mendapatkan prosentase kendaraan yang berada di ruas jalan

pada kondisi eksisting. Berikut ini adalah besarnya prakiraan derajat kejenuhan yang

terjadi akibat pembangunan PT. Indika Energy, Tbk.

Tabel 5.13. Prakiraan Derajat Kejenuhan

ArahArus/Volume

2011 (Q) smp/Jam

Kapasitas smp/jam

Derajat Kejenuhan Q/C

2011 1016

JRP 1.397,2 1.968,3 0,71 0,85

Fly Over 1.835,7 1.968,3 0,93 0,98Sumber : Hasil Analisis, 2011.

Dari hasil perhitungan akibat tambahan wajar dan bangkitan dari kegiatan

operasional Indika Energy, Tbk. Pada titik pengamatan jalan Boulevard ROW 50 derajat

kejenuhan meningkat walaupun tingkat pelayanan jalan tidak menurun. Walaupun

kenaikan DS yang terjadi tidak merubah tingkat pelayanan jalan. Dan masih sesuai

V-27 Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)Rencana Pembangunan Gedung Kantor Pusat Indika Energy

Page 28: Bab v-Prakiraan Dampak Penting

Rencana Usaha dan/Atau Kegiatan PT Indika Energy, Tbk.

dengan standar dipersyaratkan menurut KepMen Hub No. KM 14 Tahun 2006 tentang

Manajemen Dan Rekayasa Lalu Lintas Di Jalan, mensyaratkan bahwa tingkat pelayanan

yang diinginkan pada ruas jalan pada sistem jaringan jalan jalan arteri sekunder,

sekurang-kurangnya C. Namun dengan memperhatikan dampak yang harus diterima

oleh jalan Boulevard ROW 50, yaitu berupa penambahan volume lalu lintas yang

pengaruhnya sangat luas terhadap sistem jaringan di dalam kota dan berlangsung terus

menerus selama kegiatan operasinal, maka dampak yang ditimbulkan tergolong negatif

penting, dengan pertimbangan sebagai berikut :

a. Jumlah manusia yang terkena dampak adalah cukup besar, yakni pengguna simpang

jalan Boulevard ROW 50.

b. Luas wilayah penyebaran dampak tidak terbatas pada lokasi Indika Energy, Tbk.,

walaupun bangkitan dari Indika Energy, Tbk. relatif kecil dibandingkan Bangkitan CBD -

BINTARO secara keseluruhan namun tetap memiliki pengaruh yang besar dan meluas

hingga wilayah regional.

c. Lamanya dampak berlangsung adalah terus menerus selama kegiatan operasional

apalagi ditambah dengan pertambahan wajar lalu lintas Kota Tangerang Selatan dengan

fungsinya sebagai satelit bagi Kota Jakarta.

d. Intensitas dampak relatif terus menerus, sehingga dapat mengakibatkan kerusakan

jalan dan kemacetan

e. Dampak dapat mempengaruhi komponen lingkungan lainnya terutama masalah

sosial.

f. Sifat kumulatif dampak, dapat terjadi akumulasi dampak

g. Berbalik/tidaknya dampak, sifat dampak dapat dikembalikan (berbalik).

5.2.1.3. Peningkatan Air larian (hidrologi)

Pada tahap pascakonstruksi (pada saat kegiatan operasional Gedung Kantor

Pusat Indika Energy, Tbk., sebagian besar lahan di lokasi kegiatan telah tertutup

bangunan beserta sarana-sarana penunjangnya sehingga akan meningkatkan nilai

koefisien runoff (Cro). Prakiraan nilai koefisien runoff didasarkan pada perhitungan

perincian tata guna lahan seperti pada Tabel 5.14. Hasil perhitungan tersebut

menunjukkan bahwa koefisien runoff lokasi pembanguan Gedung Kantor Pusat Indika

V-28 Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)Rencana Pembangunan Gedung Kantor Pusat Indika Energy

Page 29: Bab v-Prakiraan Dampak Penting

Rencana Usaha dan/Atau Kegiatan PT Indika Energy, Tbk.

Energy Pada tahap pascakonstruksi adalah 0,58. Dengan nilai koefisien runoff tersebut,

besarnya debit runoff yang berasal dari lokasi Gedung Kantor Pusat Indika Energy seluas

40.343 m2 pada kondisi pascakonstruksi adalah 819,87 m3/hari-hujan (Tabel 5.15.).

Tabel 5.14.Prakiraan Koefisien Runoff pada Tahap Pascakonstruksi

No. PERUNTUKAN LAHAN Luas LahanA (m2)

KoefesienRunoff, Cro

Cro x A

1. Bangunan 9.225 0,70 6457,52. Jalan 2.944 0,70 2060,83. Pedestrian batu alam 2.355 0,70 1648,54. Danau 1.169 0,70 818,35. Perkerasan paving/grass block 12.420 0,50 62106. Penghijauan/taman 12.230 0,20 2446

Luas Total 40.343 3,50 19641,1Rata-rata Cro 0,58

Sumber: Hasil perhitungan, 2011.

Tabel 5.15.Debit Runoff dari Lokasi Gedung Kantor Pusat Indika Energy (Operasional)

Debit Runoff

DimensiTahapPra-konstruksi

TahapPascakonstruksi

JumlahPeningkatan

Runoff461,85 819,87 358,02 m3/hari-hujan

Sumber: Hasil perhitungan, 2011.

Peningkatan debit runoff pada tahap pascakonstruksi adalah 358,02 m3/hari-

hujan atau terjadi peningkatan 77,52 % dari kondisi awalnya. Sumur resaapn air yang

ada sebanyak 70 buah sumur resapan dapat menampung 369 m3 air, sehingga pada

tahap operasional sumur air resapan tersebut masih cukup untuk menampung runoff

yang meningngkat sebesar 358,02 m3.

Bila dikaitkan dengan kriteria dampak, maka dapat disimpulkan bahwa

pembangunan Gedung Kantor Pusat Indika Energy memberikan dampak sebagai berikut:

jumlah manusia terkena dampak adalah masyrakat yang tinggal di sekitar Gedung

Kantor Pusat Indika Energy

luas wilayah sebaran dmpak adalah wilayah di sekitar lokasi proyek pembangunan

Gedung Kantor Pusat Indika Energy

V-29 Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)Rencana Pembangunan Gedung Kantor Pusat Indika Energy

Page 30: Bab v-Prakiraan Dampak Penting

Rencana Usaha dan/Atau Kegiatan PT Indika Energy, Tbk.

lamanya dampak berlangsung terus menerus selama beroperasinya Gedung Kantor

Pusat Indika Energy.

dampak ynag berlangsung adalah meningkatnya intensitas runoff dari kondisi runoff

sebelumnya akibat sebagian besar lahan yang telah tertutup bangunan sarana-prasarana

penunjangnya.

komponen lingkungan yang diprakirakan dapat terkena dam pak adalah kondisi

badan air atau saluran drainase yang akan menerima peningkatan debit runoff

dampak bersifat kumulatif dan tidak berbalik

Berdasarkan uraian di atas maka dampak terhadap hidrologi pada tahap operasi

merupakan dampak negatif penting.

5.2.1.4. Penurunan Kualitas Badan Air Penerima

Kegiatan operasional Gedung Kantor Pusat Indika Energy yang diprakirakan

menimbulkan dampak terhadap penurunan kualitas badan air penerima adalah

pembuangan limbah cair. Untuk memprakirakan besaran dampak, kami analogikan

dengan kegiatan Gedung Kantor Bank Permata Bintaro yang merupakan kegiatan yang

sejenis. Untuk memprakirakan dampak terhadap kualitas badan air penerima

menggunakan rumus :

C3=Q 2C2+Q 1C1

Q 3

dimana :C3 = konsentrasi air drainase setelah bercampur dengan air limbahQ3 = debit air drainase setelah bercampur dengan air limbah (data sekunder)C2 = konsentrasi air drainase sebelum bercampur dengan air limbah (pengukuran)Q2 = debit air drainase sebelum bencampur dengan air limbah (pengukuran dan data sekunder)C1 = konsentrasi air limbah sebelum bercampur dengan air drainase (data sekunder)Q1 = debit air limbah sebelumbercampur dengan air drainase (data sekunder)

Hasil perhitungan untuk seluruh parameter kualitas badan air penerima

ditunjukkan pada Tabel 5.16. dan Tabel 5.17.

Tabel 5.16.Nilai Konsentrasi Hasil Analisis Laboratorium dan Standar STP Gedung Kantor Pusat

Indika EnergyParmeter Satuan Drainase Limbah

BOD mg/L 2 < 5 *)

V-30 Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)Rencana Pembangunan Gedung Kantor Pusat Indika Energy

Page 31: Bab v-Prakiraan Dampak Penting

Rencana Usaha dan/Atau Kegiatan PT Indika Energy, Tbk.

COD mg/L 7 < 10 *)TSS mg/L 2 < 5 *)

Keterangan *) : Standar STP Gedung Kantor Pusat Indika Energy.

Tabel 5.17. Nilai Konsentrasi Hasil PerhitunganParmeter Satuan Drainase+Limbah BML 1) BML 2)

BOD mg/L 2,13 2 50COD mg/L 7,27 10 100TSS mg/L 2,13 50 200

Sumber : Hasil Perhitungan, 2011Keterangan:1) Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 20012) Surat Keputusan Bupati Kabupaten Tangerang No. 545/SK.03.a-Perek/1993 tentang Peruntukan Baku Mutu Air dan Syarat Baku Mutu Air Limbah Cair yang dapat dibuang Pada Badan Air di Kabupaten Tangerang

Berdasarkan perhitungan pada Tabel 5.17. dengan menggunakan desain STP

Gedung Kantor Pusat Indika Energy terlihat peningkatan kadar BOD, COD dan TSS yang

terjadi tidak terlalu signifikan. lImbah cair yang dihasilkan dari kegiatan Gedung Kantor

pusat Indika, Tbk. akan diolah terlebih dahulu melalui sistem STP sebelum dialirkan ke

saluran drainase dan bercampur dengan limbah cair dari kegiatan sekitar. Selain itu,

Gedung Kantor Pusat Indika Energy menerapkan konsep zero waste, artinya tidak

membuang limbah cairnya ke lingkungan. Pembuangan limbah cair ke drainase kawasan

hanya akan dilakukan pada keadaan mendesak yaitu apabila danau dan sumur resapan

sudah terisi penuh.

Secara umum, kualitas limbah cair yang telah diolah memenuhi baku mutu yang

berlaku kecuali untuk BOD sedikit berada di atas BML1). Oleh karena itu, kinerja STP

harus dipertahankan dan bahkan ditingkatkan supaya kualitas limbah cair setelah

pengolahan telah dan tetap memenuhi BML supaya tidak menambha beban pencemar

saluran drainase tersebut.

Akan tetapi apabila ditinjau dari BML2) Surat Keputusan Bupati Tangerang No.

545/SK.03.a-Perek/1993 tentang Peruntkan Banku Mutu Air Limbah Cair yang dapat

Dibuang Pada Badan Air di Kabupaten Tangerang, maka untuk parameter BOD< COD dan

TSS apda saluran drainase yang telah bercampur dengan limbah cair Gedung Kantor

pusat Indiak Energy, Tbk. masih memenuhi BML yang dipersyaratkan.

V-31 Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)Rencana Pembangunan Gedung Kantor Pusat Indika Energy

Page 32: Bab v-Prakiraan Dampak Penting

Rencana Usaha dan/Atau Kegiatan PT Indika Energy, Tbk.

Oleh karena itu pengelolaan dan perawatan STP harus dilakukan dengan baik

dan secara rutin sehingga STP dapat berfungsi sebagaimana mestinya supaya limbah cair

yang dihasilkan tidak melebihi baku mutu yang ditetapkan. Oleh karena kualitas saluran

drainase telah melebihi BML1), maka kegiatan pembuangan limbah cair rencana

kegiatan Giant Hypermarket Bintaro Jaya dikategorikan dampak negatif penting.

5.2.1.5. Penurunan Estetika Lingkungan

Kegiatan yang menjadi sumber dampak penurunan estetika lingkungan pada

tahap operasi adalah pembuangan limbah padat sisa setiap kegiatan yang ada pada

Gedung Kantor pUsat Indika Energy limbah padat yang dihasilkan berupa sampah

organik termasuk sampah lingkungan sisa perapihan tanaman, kertas, plastik maupun

sisa kegiatan eprkantoran lainnya.

Sampah tersebut dibedakan menjadi sampah basah dan kering yang akan

ditampung dii TPS pada ruang terpisah. TPS untuk sampah akan diberi AC untuk

menghilangkan bau.

Pertimbangan yang digunakan dalam prakiraan dampak penurunan estetika

lingkungan adalah sebagai berikut :

Jumlah manusia terkena dampak adalha karyawan yang berkantor di Gedung Kantor

Pusat Indika Energy sebanyak 2.254 orang dan masyarakat sekitar lokasi kegiatan

Luas wilayah persebaran dampak adalah pada lokasi kegiatan seluas 40.343 m2 dan

kegiatan lain termasuk pemukiman penduduk di sekitar lokasi kegiatan

Intensitas dampak terjadi terus menerus selama kegiatan beroperasi

Komponen lain yang terkena dampak adalah pesepsi masyarakat

Dampak bersifat kumulatif

dampak bersifat dapat balik (reversible)

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka dampak penurunan estetika

lingkungan merupakan dampak negatif penting.

5.2.2. Aspek yang Terkena Dampak Sekunder

5.2.2.1. Penurunan Kualitas Udara dan Peningkatan Kebisingan

V-32 Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)Rencana Pembangunan Gedung Kantor Pusat Indika Energy

Page 33: Bab v-Prakiraan Dampak Penting

Rencana Usaha dan/Atau Kegiatan PT Indika Energy, Tbk.

Penurunan kualitas udara dan kebisingan merupakan dampak turunan dari

gangguan lalu lintas yang diakibatkan oleh mobilisasi tenaga kerja. Jumlah karyawan

yang akan berkantor di Gedung Kantor Pusat Indika Energy sebanyak 2.254 orang.

Pada tahap operasi, dampak terhadap penurunan kualitas udara berasal dari

emisi pencemar gas dan partikulat terutama berasal dari operasional kendaraan untuk

angkutan/mobilisasi tenaga kerja dan pengunjung. Kendaraan yang menggunakan bahan

bakar solar amupun bensin akan mengemisikan gas (seperti CO, NOx, SO2) dan partikulat

yang berasal dari pembakaran bahan bakar tersebut.

Seperti yang telah dibahas pada aspek transportasi bahwa setiap pengembangan

kawasan yang sifatnya meningkatkan aktivitas kegiatan akan memberikan dampak lalu

lintas pada jaringan jalan yang ada. Dampak tersebut bukan hanya berupa gangguan lalu

lintas berupa kemacetan, tundaan dan waktu perjalanan tetapi juga peningkatan polusi

baik dari gas buang kendaraan atau dari debu yang beterbangan saat kendaraan lewat.

Selain berpengaruh terhadap kualitas udara, aktivitas kendaraan akibat adanya

operasional Gedung Kantor Pusat Indika Energy untuk mobilisasi tenaga kerja juga akan

berdampak pada peningkatan kebisingan.

Untuk memprakirakan dampak terhadap kualitas udara dan kebisingan

digunakan analogi dengan Gedung Perkantoran Bank Permata yang telah ada di wilayah

CBD Bintaro.

Tabel 5.18. Hasil Analisis Kualitas Udara di Lokasi yang Masih Berupa Lahan Kosong Dibandingkan Dengan Kegiatan Gedung Perkantoran yang Ada

No PARAMETER BAKU MUTU SATUANHASIL

U1 U2 Analogi ***)1. Sulfur Dioksida (SO2) 900 *) µg/Nm3 22,7 12,71 26,582. Karbon Monoksida (CO) 30.000 *) µg/Nm3 3437 2165 2.6353. Nitrogen Dioksida (NO2) 400 *) µg/Nm3 22,77 13,7 26,994. Debu 230 *) µg/Nm3 44 401 945. Hidrogen Sulfida (H2S) 0,02 **) ppm 0,0014 0,0004 0,000726. NH3 2 **) ppm 0,0374 0,0167 0,02890

Sumber : Data Primer Hasil Analisis Laboratorium Unilab Perdana, 2011.Keterangan : *) : PPRI No. 41 Tahun 1999 tentang Baku Mutu Udara Ambien Nasional**) : KEP-50/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebauan***) : Analogi Gedung Perkantoran Bank Permata di wilayah CBD – Bintaro, Hasil Analisis Laboratorium 2007.U1 : Sebelah Selatan Tapak Proyek (DownWind)

V-33 Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)Rencana Pembangunan Gedung Kantor Pusat Indika Energy

Page 34: Bab v-Prakiraan Dampak Penting

Rencana Usaha dan/Atau Kegiatan PT Indika Energy, Tbk.

U2 : Sebelah Utara Tapak Proyek (Up Wind)< : Lebih Kecil

Dari hasil laboratorium kualitas udara pada rencana kegiatan Gedung Kantor

Pusat Indika Energy saat ini (lahan kosong) dibandingkan dnegan analogi kegiatan

Gedung Perkantoran Bank Permata yang telah ada di kawasan CBD Bintaro. Dari kelima

parameter untuk udara ambien, seluruhnya masih berada di bawah baku mutu yang

berlaku. Demikina juga untuk hasil analisis laboratorium dari Gedung Perkantoran Bank

Permata sebagai analogi, juga masih memenuhi seluruh baku mutu yang berlaku.

Hasil perbandingan hasil analisis dari dua lokasi kegiatan tersebut, nampak

bahwa peningkatan kadar gas-gas dan partikulat sebelum dan sesudah ada kegiatan

tidak terlalu signifikan dan masih memenuhi baku mutu yang berlaku.

Tabel 5.19. Hasil Analisis Kebisingan di Lokasi Pada Awal Konstruksi Dibandingkan dengan Kegiatan Sarana Perbelanjaan yang Ada

No. LOKASI Kebisingan dB(A)1. Sebelah Selatan Tapak Proyek (DownWind) 56,92. Sebelah Utara Tapak Proyek (Up Wind) 53,43. Analogi Gedung Perkantoran **) 55,3

Baku Mutu 65,0METODE 22-3/IK/UA-0

Sumber : Data Primer Hasil Analisa Lab. Unilab Perdana, Jakarta, 2011.Keterangan : *) = Nilai Kebisingan adalah Nilai Equivalen selama waktu pengukuran 10 menit dengan interval 5 detik **) = Analogi Gedung Perkantoran Bank Permata di wilayah CBD – Bintaro, Hasil Analisis Laboratorium 2007. KEP. 48/MENLH/XI/1996 Lampiran I, Baku Mutu Tingkat Kebisingan1. Pemerintahan dan Fasilitas Umum = 60 dB (A)2. Perkantoran dan Perdagangan = 65 dB (A)3. Perumahan dan Pemukiman = 55 db (A)4. Perdagangan dan Jasa = 70 dB (A)5. Ruang terbuka Hijau = 50 dB (A)6. Rekreasi = 70 dB (A)

Dari hasil pengukuran kebisingan di lokasi rencana kegiatan Gedung Kantor

Pusat Indika Energy, Tbk., nilai kebisingan di lokasi kegiatan masih memenuhi baku mutu

untuk gedung perkantoran yaitu 65 dB(A). Hasil pengukuran kebisingan di lokasi Gedung

Perkantoran Bank Permata, yaitu kegiatan sejenis yang telah beroperasi juga

menunjukkan hasil yang masih berada di bawah baku mutu yang berlaku.

V-34 Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)Rencana Pembangunan Gedung Kantor Pusat Indika Energy

Page 35: Bab v-Prakiraan Dampak Penting

Rencana Usaha dan/Atau Kegiatan PT Indika Energy, Tbk.

Penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan akan dirasakan oleh

penduduk sekitar terutama yang berbatasan langsung dengan kegiatan Gedung Kantor

Pusat Indika Energy dimana jumlah manusia yang terkena dampak berskala besar.

Lamanya dampak berlangsung adalah selama kegiatan beroperasi. Dampak ini akan

memberikan dampak turunan berupa penurunan kesehatan masyarakat. Berdasarkan

uraian tersebut, sampak terhadapa penurunan kualitas udara dan peningkatan

ekbisingan digolongkan sebagai dampak negatif penting.

5.2.2.2. Perekonomian Lokal

Pada tahap operasi ini, denyut nadi perekonomian lokal masyarakat setempat

dapat tumbuh dan berkembang seiring adanya kesempatan untuk berusaha dengan

memanfaatkan peluang berwiraswasta seperti membuat warung jajanan makanan dan

minuman, membuka/menyewakan rumah tinggal/sewa kontrakan bagi karyawan yang

bekerja di Gedung Kantor Pusat Indika Energy dengan adanya pertumbuhan

perekonomian lokal ini maka akan muncul korelasi antara tingkat pendapatan dan

kesejahteraan penduduk pada wilayah studi utamanya pada daerah sekitar kawasan

kegiatan secara keseluruhan yang akan meningkat pula dan akan berdampak pada

tingkat kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Berdasarkan sifat kumulatif dampak, maka dampak kegiatan ini tergolong

penting karena dapat berdampak pada dampak turunan persepsi positif masyarakat,

sehingga dampak ini digolongkan menjadi positif penting.

5.2.2.3. Penurunan Kesehatan Masyarakat

Pada tahap operasi kegiatan Gedung Kantor Pusat Indika Energy, kegiatan yang

diperkirakan berdampak turunan terhadap kesehatan masyarakat adalah mobilisasi

tenaga kerja, pengelolaan limbah padat dan pengelolaan limbah cair.

Kegiatan mobilisasi tenaga kerja pada tahap operasi dapat menyebabkan

penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan yang merupakan dampak turunan

dari terjadinya gangguan lalu lintas. Dampak lebih lanjut terhadap dampak tersebut

adalah penurunan kesehatan masyarakat seperti peningkatan jumlah kasus ISPA.

Pengelolaan terhadap limbah padat dapat menimbulkan dampak terhadap

penurunan estetika lingkungan. Bangunan Gedung Kantor Pusat Indika Energy akan

V-35 Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)Rencana Pembangunan Gedung Kantor Pusat Indika Energy

Page 36: Bab v-Prakiraan Dampak Penting

Rencana Usaha dan/Atau Kegiatan PT Indika Energy, Tbk.

dilengkapi dengan TPS Limbah padat yang terpisah untuk sampah basah dan sampah

kering. Untuk sampah basah, akan dilengkapi dengan AC untuk menghilangkan bau.

Pengangkutan limbah padat akan bekerja sama dengan pengelola kawasan yaitu PT Jaya

Real Property yang akan diangkut setiap hari. Pengelolaan yang baik terhadap limbah

padat akan meminimalisasi dampak terhadap lingkungan. Dalam pengangkutan limbah

padat ini, PT Indika Energy, Tbk. harus melakukan koordinasi yang teratur dengan

PT Jaya Real Property supaya tidak terjadi penumpukan sampah. Sampah yang

menumpuk dapat vektor penyakit (lalat, tikus, nyamuk, kecoa, dll) yang pada akhirnya

akan menimbulkan dampak terhadap kesehatan masyarakat.

Pengelolaan terhadap limbah cair dapat menimbulkan dampak terhadap kualitas

badan air penerima. Gedung Kantor Pusat Indika Energy direncanakan akan memiliki

pengolahan terpadu terhadap limbah cairnya yaitu menggunakan IPAL dan prinsip zero

discharge. Namun, apabila limbah cair tidak dikelola dengan baik, maka akan

menyebabkan penurunan terhadap kualitas badan air penerima. Kualitas badan air

penerima yang melebihi baku mutu yang berlaku berdampak turunan terhadap

kesehatan masyarakat.

Berdasarkan penjelasan dampak yang ditimbulkan dari ketiga komponen

kegiatan pada tahap operasi tersebut, maka dampak penurunan kesehatan masyarakat

merupakan dampak negatif penting.

5.2.3. Aspek yang Terkena Dampak Tersier

5.2.3.2. Persepsi Positif atau Negatif Masyarakat

Komponen kegiatan tahap operasi yang menimbulkan dampak terhadap

persepsi masyarakat adalah :

Mobilisasi tenaga kerja dan pengunjung

Pemeliharaan gedung

Persepsi positif masyarakat terhadap operasional Gedung Kantor Pusat Indiak

Energy, Tbk. dapat terbangun karena adanya harapan masyarakat untuk dapat

meningkatkan kesejahteraan hidupnya dengan dibukanya peluang bekerja pada

kegiatan Gedung Kantor Pusat Indika Energy namun apabila pada pelaksanaannnya

muncul keterbatasan dan kesempatan penduduk lokal untuk berperan serta dalam

V-36 Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)Rencana Pembangunan Gedung Kantor Pusat Indika Energy

Page 37: Bab v-Prakiraan Dampak Penting

Rencana Usaha dan/Atau Kegiatan PT Indika Energy, Tbk.

kegiatan operasional Gedung Kantor Pusat Indika Energy baik pada penerimaan tenaga

kerja yang terbatas dan juga kesempatan membuka peluang usaha yang dibatasi maka

pada akhirnya akan menimbulkan persepsi negatif masyarakat karena tidak

terpenuhinya harapan masyarakata untuk dapat bekerja dan berusaha.

Persepsi negatif juga timbul apabila pemeliharaan terhadap gedung dan sarana

penunjangnya tidak dilakukan dngean baik yang salah satunya dapat meningkatkan air

larian. Jumlah manusia yang terkena dampak adalah masayrakat yang tinggal di sekitar

lokasi kegiatan yaitu masyarakat Pondok Jaya. Lamanya dampak berlangsunga dalah

selama kegiatan beroperasi sehingga dampak terhadap persepsi masyarakat tergolong

negatif penting.

5.3. Tahap Pascaoperasi

Kegiatan-kegiatan pada tahap pascaoperasi adalah akhir semua kegiatan

operasional. Kegiatan pada pascaoperasi meliputi :

Pemutusan hubungan kerja (PHK) secara bertahap

Decommisisoning bangunan dan fasilitas penunjangnya termasuk pengalihan

kepemilikan gedung ataupun pembongkarannya sesuai dengan peraturan-peraturan

yang ditetapkan oleh dinas terkait.

Pada tahap pascaoperasi ini, aspek yang dikenai dampak pada tahap ini, yaitu :

1. Penurunan Kualitas Udara dan Peningkatan Kebisingan

2. Penurunan Kesehatan Masyarakat

3. Persepsi Masyarakat

Penjelasan dari aspek-aspek yang mendapat dampak akan dijabarkan pada

penjelasan di bawah ini :

5.3.1. Dampak Primer

5.3.1.1. Penurunan Kulalitas Udara dan Peningkatan Kebisingan

Pada pelaksanaan kegiatan decommisioning akan dilakukan kegiatan

pembongkaran bangunan sehingga akan meningkatkan emisi gas dan partikulta di

udara. Emisi pencemar gas dan aprtikulat pada saat pembongkaran berisfat sementara

sehingga dampak terhadap konsnetrasi gas maupun partikulat di udara termasuk dalam

kategori negatif tidak penting.

V-37 Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)Rencana Pembangunan Gedung Kantor Pusat Indika Energy

Page 38: Bab v-Prakiraan Dampak Penting

Rencana Usaha dan/Atau Kegiatan PT Indika Energy, Tbk.

Dalam kegiatan tersebut diperlukan peralatan-peralatan berat/alat-alat yang

hampir sama dnegan keperluan untuk onstruksi yang nilai bisingnya diperkirakan seperti

tercantum pada Tabel 5.

Dalam pendugaan tingkat kebisingan yang ditimbulkan oleh suatu sumber bising

dari suatu tempat digunakan rumus “Inverse Square Law”. Dalam hal ini sumber bising

dianggap sebagai sumber titik, sehingga beda tingkat suara antara dua lokasi sama

dengan 20 kali logaritma dari perbandingan jarak kedua lokasi. Hal ini berati pula bahwa

setiap jarak menjadi dua kali, tingkat suara akan berkurang 6 dB.

Tabel 5.20. Prakiraan Tingkat Kebisingan Akibat Kegiatan Pembongkaran pada Berbagai Jarak dari Sumber Bising

SumberKebisingan

Puncak dB(A)

Jarak dari Sumber (meter)

7,6 15,2 30,5 61,0 122,0 244,0 486,0Pick Up TruckDump TruckGenerator

9210896

789482

728876

668270

607664

547058

486452

425846

Berdasarkan tabel pendugaan tingkat kebisingan pada tahap pascaoperasi,

dapat dilihat bahwa pada jarak sekitar 500 m dari sumber, kebisingan rata-rata

mencapai 42-58 dB(A). Wilayah penyebaran ini relatif sempit ( 500 m dari tempat

kegiatan, sehingga wilayah dampaknya masih terbatas dalam wilayah kerja

decomisioning). Selian itu, sifat kebisingan yang ditimbulkan tidak terus menerus dan

tidak berlangsung lama. Oleh karena itu dipandang dari faktor-faktor tersebut di atas,

kegiatan pada saat pembongkaran kurang menimbulkan dampak yang cukup berarti

terhadap kebisingan lingkungan di sekitarnya atau negatif tidak penting.

5.3.2. Dampak Sekunder

5.3.2.1. Penurunan Kesehatan Masyarakat

Penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan yang diakibatkan oleh

kegiatan decommisioning dapat menimbulkan dampak turunan terhadap kesehatan

masyarakat. Pembongkaran bangunan akan meningkatkan debu di udara yang dapat

menyebabkan penurunan kesehatan masyarakat seperti meingkatnya jumlah penderita

ISPA. Jumlah manusia yang terkena dampak adalah masyarakat Kelurahan Pondok Jaya

V-38 Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)Rencana Pembangunan Gedung Kantor Pusat Indika Energy

Page 39: Bab v-Prakiraan Dampak Penting

Rencana Usaha dan/Atau Kegiatan PT Indika Energy, Tbk.

khususnya pemukiman di sebelah timur lokasi rencana kegiatan. Namun, dampak hanya

berlangsung dalam waktu yang cukup yaituselama proses pembongkaran bangunan dan

akan berhenti apabila proses pembongkaran bangunan telah selesai sehingga dampak

penurunan kesehatan masyarakat merupakan dampak negatif tidak penting.

5.3.3. Dampak Tersier

5.3.2.1. Persepsi Masyarakat

Kegiatan PHK dan decommisioning akan memberikan dampak turunan pada

terpengaruhnya kondisi perekonomian masyarakat sekitar kegiatan secara keseluruhan

yang menurun dengan tutupnya warung makan/minum dan tidak tersewanya rumah

kontrakan akibat berkurangnya atau tidak adanya karyawan/karyawati yang bekerja

akibat PHK. Setelah pascaoperasi tentunya akan berdampak pada persepsi masyarakat

yang negatif bila tidak dikelola dengan baik. Jumlah manusia yang terkena dampak

adalah seluruh pekerja yang bekerja di Gedung Kantor Pusat Indika Energy lamanya

dampak berlangsung adalah selama tahap pascaoperasi dan terus berlangsung sampai

masalah terselesaikan, sehingga dampak terhadap persepsi masyarakat tergolong

negatif penting.

V-39 Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)Rencana Pembangunan Gedung Kantor Pusat Indika Energy