prakiraan dampak penting

31
Prakiraan Dampak Besar dan Penting PRAKIRAAN DAMPAK PENTING 1. Identifikasi Dampak Penting Identifikasi dampak potensial dimaksudkan untuk mengidentifikasi semua dampak positif atau negatif yang terjadi dari kegiatan pembangunan Pasar Induk Tanjung Selor. Metode yang digunakan adalah Flow Chart (bagan alir) dan matrik interaksi hubungan antara komponen kegiatan dengan komponen lingkungan. Hubungan tersebut ditentukan berdasarkan deskripsi kegiatan, kajian pustaka dan pengalaman tim peneliti. Pelingkupan (scoping) diartikan sebagai pemusatan pandangan. Dalam AMDAL, pelingkupan dapat diartikan sebagai proses untuk menemukan atau menetapkan dampak penting atau sering disebut pula sebagai masalah utama (main issue) dari suatu proyek terhadap lingkungan. Pelingkupan bertujuan untuk membatasi penelitian AMDAL pada hal yang penting untuk pengambilan keputusan. Karena itu sangatlah perlu untuk mengidentifikasikan hal penting tersebut dan selanjutnya menggunakan hal penting itu untuk menentukan diantara dampak yang telah diidentifikasi sebagai dampak penting. Hanya dampak penting ini saja yang dimasukkan ke dalam ruang lingkup penelitian AMDAL. Dalam penyusunan AMDAL, pelingkupan telah digunakan sejak awal dari menyusun kerangka acuan hingga penyusunan rencana penelitian lapangan yang lebih rinci. Secara lebih jelas pemusatan pandangan kegiatan pembangunan Pasar Induk Tanjung Selor disajikan pada Gambar V-1. ANDAL Pembangunan Pasar Induk Tanjung Selor di Kabupaten Bulungan

Upload: afifah-nurjannah

Post on 15-Nov-2015

26 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

IV

PAGE Prakiraan Dampak Besar dan Penting

PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

1. Identifikasi Dampak Penting

Identifikasi dampak potensial dimaksudkan untuk mengidentifikasi semua dampak positif atau negatif yang terjadi dari kegiatan pembangunan Pasar Induk Tanjung Selor. Metode yang digunakan adalah Flow Chart (bagan alir) dan matrik interaksi hubungan antara komponen kegiatan dengan komponen lingkungan. Hubungan tersebut ditentukan berdasarkan deskripsi kegiatan, kajian pustaka dan pengalaman tim peneliti.

Pelingkupan (scoping) diartikan sebagai pemusatan pandangan. Dalam AMDAL, pelingkupan dapat diartikan sebagai proses untuk menemukan atau menetapkan dampak penting atau sering disebut pula sebagai masalah utama (main issue) dari suatu proyek terhadap lingkungan. Pelingkupan bertujuan untuk membatasi penelitian AMDAL pada hal yang penting untuk pengambilan keputusan. Karena itu sangatlah perlu untuk mengidentifikasikan hal penting tersebut dan selanjutnya menggunakan hal penting itu untuk menentukan diantara dampak yang telah diidentifikasi sebagai dampak penting. Hanya dampak penting ini saja yang dimasukkan ke dalam ruang lingkup penelitian AMDAL.

Dalam penyusunan AMDAL, pelingkupan telah digunakan sejak awal dari menyusun kerangka acuan hingga penyusunan rencana penelitian lapangan yang lebih rinci. Secara lebih jelas pemusatan pandangan kegiatan pembangunan Pasar Induk Tanjung Selor disajikan pada Gambar V-1.

2. Prakiraan Dampak Besar dan Penting

Komponen/sub komponen kegiatan pembangunan Pasar Induk Tanjung Selor yang diperkirakan akan menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan, dijelaskan menurut tahapan pekerjaan sebagai berikut :

a. Tahap Pra Konstruksi

Perijinan.b. Tahap Konstruksi

Mobilisasi peralatan dan material. Penerimaan tenaga kerja. Pembersihan dan pematangan lahan.

Pembangunan sarana dan prasarana.c. Tahap Pasca Konstruksi Pengoperasian fasilitas layanan. Pengoperasian sarana penunjang umum.

Pemeliharaan fasilitas layanan dan sarana penunjang umum. Pengelolaan Limbah Domestik.Sedangkan komponen lingkungan yang diperkirakan akan terkena dampak kegiatan pembangunan Pasar Induk Tanjung Selor adalah :

a. Komponen Fisik Kimia

1).Iklim mikro.

2). Fisiografi/bentang lahan 3).Kualitas udara dan kebisingan.

4). Kualitas air.

b. Komponen Biologi

1).Flora (vegetasi).

2).Fauna (satwa liar).

c. Komponen Sosial Ekonomi, Sosial Budaya dan Kesehatan Masyarakat

1).Konflik sosial.

2).Kesempatan kerja dan berusaha.

3).Peningkatan pendapatan masyarakat dan PAD.

4).Sikap dan persepsi masyarakat.5).Kesehatan masyarakat.6).Gangguan lalu-lintas.

Adapun matrik identifikasi dampak kegiatan pembangunan Pasar Induk Tanjung Selor disajikan pada Tabel VI-1.

Tabel VI-1. Matriks Identifikasi Dampak Pembangunan Pasar Induk Tanjung Selor di Kabupaten Bulungan Komp. Kegiatan

Komp.LingkunganTahap

Pra KonstruksiTahap KonstruksiTahap Pasca KonstruksiKeterangan

112341234 Tahap Pra Konstruksi :

1. Perijinan Tahap Konstruksi :

1. Mobilisasi Peralatan dan Material

2. Penerimaan Tenaga Kerja

3. Pembersihan dan Pematangan Lahan

4. Pembangunan Sarana dan Prasarana

Tahap Pasca Konstruksi/Operasi :

1. Pengoperasian Fasilitas Layanan 2. Pengoperasian Sarana Penunjang Umum

3. Pemeliharaan Fasilitas Layanan dan

Sarana Penunjang Umum 4. Pengelolaan Limbah Domestik

A. FISIK KIMIA

1. Iklim

a. Iklim Mikro----TP-----

b. Kualitas Udara--P--P-P+P+P--

c. Kebisingan --P--P-P+P+P--

2. Fisiografi / Bentang Lahan ----TP-----

3. Kualitas Air----P-P+P--+P

B. BIOLOGI

1. Biota Darat

a. Flora----TP-TP+P+P+P-

b. Fauna----TP-TP----

C. SOSEKBUDKESMAS

1. Konflik Sosial------P-P--

2. Kesempatan Kerja & Berusaha--+P+P+P+P+P+P-

3. Peningkatan Pendapatan Masyarakat dan PAD--+P-+P+P+P--

4. Sikap & Persepsi Masyarakat-P-/+P-/+P--/+P----

5. Kesehatan Masyarakat ----P-P---+P

6. Gangguan Lalu-lintas--P----P-P--

Keterangan :

- = Tidak ada Interaksi;

x = Ada Interaksi.2.1. Komponen Fisik Kimia

a. Iklim Mikro

a.1. Tahap Konstruksi

Kegiatan pembangunan Pasar Induk Tanjung Selor pada tahap konstruksi yang diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap perubahan iklim mikro adalah pembersihan dan pematangan lahan. Pada kegiatan pembersihan dan pematangan lahan, dilakukan penghilangan vegetasi yang direncanakan akan dibangun Pasar Induk Tanjung Selor. Komponen iklim suatu wilayah akan membentuk sistem yang sangat kompleks dan saling berhubungan satu sama lain secara tertutup. Apabila salah satu parameter atau komponen itu berubah, maka iklim tersebut akan terpengaruh. Sebagai contoh hilangnya vegetasi akibat pembukaan dan pembersihan untuk pematangan lahan, menyebabkan vegetasi kehilangan fungsinya dalam menyerap energi sinar matahari, akibatnya terjadi peningkatan temperatur.

Kecenderungan sirkulasi temperatur di bagian bawah atmosfir tergantung pada laju panas yang masuk ke dalam sistem tersebut. Radiasi matahari merupakan sumber utama dari panas tersebut. Apabila pembersihan vegetasi penutup lahan (pohon) terjadi, maka kenaikan suhu udara pada lokasi tersebut akan terjadi pula. Sebagai akibatnya, panas yang lebih tinggi ini akan menginduksi ke lokasi sekitarnya. Akhirnya bukan hanya tanah yang hilang penutupnya saja yang menerima panas, tetapi juga lokasi-lokasi sekitarnya. Walaupun demikian harus dicatat bahwa dampak peningkatan iklim mikro di sekitar pembangunan Pasar Induk Tanjung Selor sangat tergantung pada luasnya lahan yang terbuka, kondisi penutup tanah (vegetasi) sekitar dan kondisi atmosfir, terutama kecepatan dan arah angin.

Dampak yang terjadi dari kegiatan pembersihan dan pematangan lahan untuk pembangunan Pasar Induk Tanjung Selor adalah perubahan iklim mikro dan berkurangnya kelembaban udara, yang selanjutnya berpengaruh negatif terhadap dinamika ekosistem maupun lingkungan hidup setempat.

Data rona lingkungan hidup awal, suhu udara di lokasi studi berfluktuasi antara 32 36 oC dan kelembaban udara berfluktuasi antara 63 67 %. Apabila wilayah seluas + 10 Ha akan dibuka untuk kegiatan pembangunan Pasar Induk Tanjung Selor, maka diprakirakan suhu udara akan meningkat sebesar + 1o C. Namun demikian perubahan iklim tersebut tidak berdampak besar terhadap keberadaan pasar induk tersebut. Secara keseluruhan perubahan iklim mikro dari kegiatan kegiatan pembersihan dan pematangan lahan pada tahap ini adalah bersifat negatif tidak penting.b. Kualitas Udara

b.1. Tahap KonstruksiPada tahap konstruksi, kegiatan yang akan menimbulkan dampak terhadap penurunan kualitas udara adalah pembersihan dan pematangan lahan, pengangkutan material dan pembangunan sarana dan prasarana.

Dampak tersebut dikarenakan oleh gas polutan yang dihasilkan akibat pembakaran BBM dari kendaraan alat-alat berat dan dump truck pengangkut bahan material. Begitu pula debu yang terjadi akibat hilir mudiknya kendaraan operasional dan kendaraan alat-alat berat di lokasi pembangunan sarana dan prasarana Pasar Induk Tanjung Selor.Kegiatan mobilisasi angkutan oleh dump truck tersebut akan menimbulkan hamburan debu dan gas buang dari knalpot yang terdispersi di udara. Besar kecilnya kadar debu dan gas yang dihasilkan ditentukan oleh kekerapan (frekuensi) dump truck yang lewat per jam dan jarak pengangkutan antara lokasi material dengan lokasi pembangunan.

Berdasarkan hasil pengukuran kualitas udara di beberapa lokasi pembangunan sarana dan prasarana Pasar Induk Tanjung Selor, secara umum parameter kualitas udara memenuhi baku mutu yang ditetapkan (PP No. 41 Tahun 1999. Kegiatan pada tahap konstruksi diperkirakan akan berdampak terhadap penurunan kualitas udara dengan sifat dampak negatif penting. b.2. Tahap Pasca Konstruksi

Pada tahap pasca konstruksi, kegiatan yang akan menimbulkan dampak terhadap peningkatan kualitas udara adalah pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas layanan dan sarana penunjang umum.

Kondisi rona awal lingkungan saat studi dilakukan umumnya memenuhi baku mutu dengan nilai CO berkisar 0,9925 - 1,4354 mg/m3, NOx berkisar 0,1382 - 0,2358 mg/m3, SO2 berkisar 0,0031 - 0,0340 mg/m3, TSP (debu) berkisar 0,0059 - 0,0295 mg/m3, dan kebisingan berkisar 44,32 68,26 dBA. Setelah berakhirnya kegiatan tahap konstruksi, kegiatan selanjutnya adalah pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas layanan dan sarana penunjang umum. Sumber dampak yang diperkirakan terjadi pada tahap ini adalah kondisi jalan yang belum diaspal/disemen dan mobilisasi kendaraan yang hilir mudik masuk dan keluar pasar yang menghasilkan gas berupa SO2, CO, NO2. Pada tahap ini sesuai dengan site plan pasar, maka pada bagian-bagian tertentu akan ditanami dengan tanaman peneduh yang nantinya akan berfungsi sebagai peneduh dan penyerap debu yang ada di sekitar pasar. Jalan yang belum diaspal/seminisasi berpeluang menyebabkan terjadi perubahan kualitas udara. Upaya menutup permukaan tanah dengan melakukan pengaspalan/semenisasi dan penghijauan diperkirakan akan dapat meminimalkan terjadinya dampak penurunan kualitas udara.Secara keseluruhan kegiatan pada tahap pasca konstruksi akan meningkatkan perubahan kualitas udara berdampak positif penting. c. Kebisingan

c.1. Tahap KonstruksiSumber dampak peningkatan kebisingan yang terjadi pada tahap konstruksi berasal dari kegiatan pembersihan dan pematangan lahan, mobilisasi pengangkutan material dan pembangunan sarana dan prasarana.Kebisingan pada tahap konstruksi ini ditimbulkan oleh suara mesin kendaraan, baik kendaraan kecil maupun kendaraan berat, serta suara mesin alat-alat berat (buldozer, loader dan lain-lain) akibat kegiatan pembersihan dan pematangan lahan serta pembangunan sarana dan prasarana Pasar Induk Tanjung Selor.

Kegiatan pembersihan dan pematangan lahan menggunakan alat-alat berat dan dump truck yang mengeluarkan suara bising yang merupakan sumber kebisingan utama. Selain itu juga kegiatan pengangkutan bahan material dalam rangka pembangunan Pasar Induk Tanjung Selor menghasilkan dampak bising yang berasal dari alat-alat berat dan mobilitas kendaraan. Secara keseluruhan dampak yang terjadi pada tahap konstruksi adalah bersifat negatif penting.c.2. Tahap Pasca Konstruksi

Sumber dampak peningkatan kebisingan yang terjadi pada tahap pasca konstruksi berasal dari kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas layanan dan sarana penunjang umum Pasar Induk Tanjung Selor.Pada saat studi rona awal, tingkat kebisingan di lokasi sekitar pasar adalah 44,32 66,26 dBA. Dengan beroperasi Pasar Induk Tanjung Selor tersebut, tingkat kebisingan diperkirakan akan meningkat. Seiring dengan tingkat perkembangan laju arus mobilisasi kendaraan yang hilir mudik masuk dan ke luar pasar, diperkirakan tidak melebihi ambang batas baku mutu yang ditetapkan (55 dBA). Oleh sebab itu kegiatan pada tahap ini secara keseluruhan berdampak negatif penting.d. Fisiografi / Bentang Lahan

d.1. Tahap Konstruksi

Kegiatan pembersihan dan pematangan lahan pada tahap konstruksi diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap perubahan fisiografi / bentuk lahan. Kegiatan pada tahap ini sudah barang tentu akan memotong, merubah dan meratakan bentang lahan yang ada sesuai dengan peruntukkannya, sehingga akan merubah ekosistem dan pola drainase alami yang ada serta menghilangkan kelestarian lingkungan (ekosistem dan bentang lahan yang ada). Mengingat luas lahan yang akan berubah bentang lahannya relatif tidak besar, maka perubahan ini diperkirakan tdiak berdampak besar dan tidak penting. Walaupun pada kenyataannya perubahan bentang lahan tersebut tidak dapat dipulihkan kembali, karena sesuai dengan rencana peruntukkannya. Maka kegiatan pada tahap konstruksi diperkirakan berdampak negatif tidak penting terhadap komponen lingkungan.e. Kualitas Air

e.1. Tahap KonstruksiKegiatan pembersihan dan pematangan lahan dan pembangunan sarana dan prasarana pada tahap konstruksi diprakirakan akan menimbulkan dampak terhadap penurunan kualitas air pada badan-badan air penerima.

Kegiatan tersebut akan menimbulkan peningkatan air larian yang akan menghanyutkan partikel-partikel tanah lapisan atas pada saat hujan, sehingga menimbulkan erosi dan sedimentasi. Erosi ini akan masuk ke badan air sungai-sungai yang ada di dalam areal studi. Erosi dan sedimentasi yang terjadi akan membuat kualitas air sungai-sungai tersebut menjadi keruh dan beban sedimen akan meningkat.Berdasarkan pengukuran di tiga lokasi lokasi studi menunjukkan bahwa parameter kualitas air memenuhi baku mutu yang ditetapkan, sedangkan parameter yang melebihi BML adalah TDS berkisar 168,75 528,75 mg/l, BOD5 berkisar 5,95 65,62 mg/l, COD berkisar 26,68 144,68 mg/l dan NH3-N berkisar 0,22 0,39 mg/l (Kep. Gubernur Kalimantan Timur No. 339 tahun 1988).

Berdasarkan uraian tersebut dampak terhadap penurunan kualitas air dapat digolongkan sebagai dampak negatif penting.e.2. Tahap Pasca KonstruksiPada tahap pasca konstruksi ini kegiatan yang menimbulkan dampak terhadap peningkatan kualitas air adalah kegiatan pengoperasian, pemeliharaan fasilitas layanan dan sarana penunjang umum serta pengelolaan limbah domestik.Setiap kegiatan yang melibatkan orang banyak, seperti halnya Pasar Induk Tanjung Selor akan menghasilkan limbah padat dan limbah cair. Limbah padat berasal dari alat-alat makan dan minum di dalam pasar, kantin, taman maupun sekitar pasar. Limbah-limbah tersebut, apabila tidak dilakukan pengelolaan dengan baik maka akan berdampak negatif terhadap lingkungan.

Begitu pula dengan limbah cair yang berasal dari sarana pasar basah, bila tidak dilakukan pengelolaan dengan baik akan berdampak negatif terhadap lingkungan sekitar berupa pencemaran air yang ada di sekitarnya. Kualitas air pada badan air penerima limbah cair tersebut akan menurun akibat kenaikan nilai BOD5, COD, padatan tersuspensi (TSS), padatan terlarut (TDS) dan pH. Beban pencemaran akan meningkat seiring dengan aktivitas pasar. Melalui kegiatan pengelolaan, diupayakan limbah yang keluar dari IPAL telah sesuai dengan baku mutu yang diperbolehkan (mengacu kepada Keputusan Gubernur No. 26 Tahun 2002).

Berdasarkan uraian tersebut, maka kegiatan pengelolaan limbah cair dapat dikategorikan sebagai dampak positif penting.

2.2. Komponen Biologi

a. Flora Darat dan Faunaa.1. Tahap KonstruksiKegiatan yang diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap perubahan flora darat (vegetasi) dan terganggunya fauna (satwa) yang ada di lokasi proyek pembangunan pasar induk pada tahap konstruksi adalah pembersihan dan pematangan lahan dan pembangunan sarana dan prasarana pasar.Pada tahap ini, vegetasi yang ada dibersihkan untuk selanjutnya dilakukan pematangan lahan dan diteruskan dengan kegiatan pembangunan sarana dan prasarana pasar. Kegiatan pembersihan lahan ini akan menghilangkan beberapa vegetasi yang ada di lokasi proyek. Secara tidak langsung kegiatan ini juga akan berdampak terhadap kehidupan satwa yang ada di sekitarnya. Mengingat kegiatan pembangunan pasar ini tidak terlalu luas, dimana kondisi vegetasi dan satwa yang ada tidak mendominasi lokasi tersebut, sehingga tahapan kegiatan pada tahap ini adalah tidak berdampak negatif penting terhadap flora dan fauna.

Perubahan luasan liputan vegetasi darat sebelum dan sesudah proyek akan berkurang sekitar + 10% dari liputan vegetasi darat dalam batas ekologi. Namun demikian yang akan hilang itu berupa populasi bukan jenisnya, maka skala kualitas lingkungan tidak mengalami perubahan berarti dan besaran dampaknya tergolong kecil. Mengacu pada pertimbangan di atas, maka derajat kepentingan dampak perubahan keanekaragaman dan struktur komposisi vegetasi dan gangguan satwa pada tahap konstruksi dapat dikategorikan negatif tidak penting.a.2. Tahap Pasca Konstruksi

Kegiatan yang diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap perubahan flora darat (vegetasi) yang ada di lokasi proyek pembangunan pasar pada tahap pasca konstruksi adalah kegiatan pengoperasian fasilitas layanan, sarana penunjang umum dan kegiatan pemeliharaan fasilitas layanan dan sarana penunjang umum.Kegiatan penanaman vegetasi pada tahap ini diperkirakan akan memberikan dampak positif penting bagi lingkungan sekitar pasar. Dengan ditanami bagian pasar dengan jenis tanaman peneduh akan memberikan pengaruh terhadap suhu udara dan keindahan pasar. Selain itu kegiatan penghijauan pada areal pasar yang telah ditetapkan sebagai lahan untuk tanaman peneduh akan memberikan peluang bagi kembalinya kehidupan satwa di lokasi pasar, khususnya jenis aves.Secara keseluruhan kegiatan penghijauan pada tahap pasca konstruksi memberikan dampak positif penting bagi perubahan lingkungan hidup di lokasi pasar. 2.3. Sosekbudkesmas

a. Konflik Sosiala.1. Tahap Pasca KonstruksiDampak yang diperkirakan akan muncul pada tahap pasca konstruksi adalah munculnya konflik sosial yang berasal dari kegiatan pengoperasian fasilitas layanan dan sarana penunjang umum.

Konflik sosial muncul dari interaksi pengguna pasar (pedagang) yang tidak puas terhadap fasilitas atau layanan pasar yang diperoleh. Pengelolaan petak/sewa tempat apabila tidak dikelola dengan baik diperkirakan akan menimbulkan ketidak puasan pedagang seperti penetapan harga sewa, pungutan retribusi, siapa yang dapat menempati dan kebersihan pasar.

Secara keseluruhan kegiatan pada tahap pasca konstrusi diperkirakan akan memberikan dampak negatif penting terhadap terjadi peluang konflik sosial.

b. Kesempatan Kerja dan Berusahab.1. Tahap KonstruksiKegiatan pembangunan Pasar Induk Tanjung Selor yang diperkirakan menimbulkan dampak terhadap kesempatan kerja dan berusaha pada tahap konstruksi adalah kegiatan mobilisasi tenaga kerja, pembersihan dan pematangan lahan serta pembangunan sarana dan prasarana. Kesempatan kerja yang ditawarkan, baik sebagai tenaga ahli maupun tenaga harian lepas merupakan peluang yang baik bagi masyarakat sekitar. Penduduk umumnya mengharapkan mereka dapat dipekerjakan sebagai tenaga buruh kasar ataupun tenaga ahli bagi mereka yang mempunyai kualifikasi tersebut. Peluang kerja tersebut diharapkan dapat memperbaiki nasib atau memperoleh penghasilan baru selama kegiatan pembangunan Pasar Induk Tanjung Selor. Oleh sebab itu, dalam penerimaan tenaga kerja, harus memperioritaskan penduduk sekitar yang mempunyai keahlian atau sebagai tenaga harian lepas agar dapat dipekerjakan di proyek tersebut. Hal tersebut secara tidak langusng untuk menghindari timbulnya persepsi negatif masyarakat dari keberadaan rencana proyek. Mengingat dampak kehadiran proyek terhadap kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar adalah cukup baik, maka sifat dampaknya adalah tergolong positif penting.b.2. Tahap Pasca KonstruksiPada tahap ini, kegiatan yang diperkirakan dapat menimbulkan dampak terhadap kesempatan kerja dan berusaha adalah pengoperasian fasilitas layanan dan sarana penunjang umum serta kegiatan pemeliharaan keduanya.Peluang kerja yang diperkirakan muncul pada tahap pasca konstruksi adalah kegiatan pengelolaan pasar. Dalam kegiatan tersebut membutuhkan tenaga-tenaga pengelola yang nantinya akan berperan dalam kegiatan sehari-hari pasar. Kesempatan kerja yang muncul dapat bersifat sebagai tenaga tetap maupun tidak tetap, hal tersebut sangat tergantung dari kebijakan pemerintah daerah setempat.

Namun demikian keberadaan tenaga pengelola pasar adalah mutlak ada, karena hal tersebut akan berpengaruh terhadap kelancaran aktivitas pasar. Dengan munculnyanya peluang kerja tersebut secara tidak langsung akan berdampak terhadap peningkatan pendapatan masyarakat.

Secara keseluruhan kegiatan pada tahap pasca konstruksi pembangunan Pasar Induk Tanjung Selor terhadap peluang kesempatan kerja dan berusaha adalah berdampak positif penting.c. Peningkatan Pendapatan Masyarakat dan PADc.1. Tahap Konstruksi

Kegiatan yang diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap peningkatan pendapatan pada tahap konstuksi adalah kegiatan penerimaan tenaga kerja dan pembangunan sarana dan prasarana.Pada saat kegiatan konstruksi pembangunan pasar berlangsung, maka peluang kerja dan berusaha masyarakat di sekitar lokasi proyek cenderung ada. Kesempatan kerja yang ada adalah dengan dilibatkannya masyarakat dalam pembangunan pasar baik sebagai tenaga kasar maupun tenaga ahli. Peluang usaha yang diperkirakan hadir saat kegiatan konstruksi seperti jasa makanan, penginapan dan pemenuhan kebutuhan bahan baku bangunan. Dengan terbukanya peluang usaha tersebut secara tidak langsung akan memberikan dampak terhadap peningkatan pendapatan masyarakat yang berada di sekitar lokasi proyek dan masyarakat Tanjung Selor umumnya. Peningkatan pendapatan tersebut terjadi selama tahap kegiatan pembangunan hingga beroperasinya pasar secara keseluruhan. Dengan meningkatnya tingkat pendapatan tersebut, maka hal itu akan berpengaruh pula terhadap peningkatan tingkat kesejahteraan masyarakat.Secara keseluruhan kegiatan pada tahap konstruksi pembangunan Pasar Induk Tanjung Selor akan meningkatkan pendapatan masyarakat. Mengingat pengaruhnya terhadap kesejahteraan masyarakat yang direkrut dan peluang usaha lainnya, maka sifat dampaknya adalah positif penting.

c.2. Tahap Pasca KonstruksiKegiatan yang diperkirakan menimbulkan dampak terhadap peningkatan pendapatan pada tahap pasca konstruksi adalah pengoperasian fasilitas layanan dan sarana penunjang umum.

Pada saat dioperasikannya pasar, maka segala macam aktivitas akan terbentuk. Pengelolaan manajemen pasar saat itu, sangat diperlukan guna terciptanya pasar yang tertib, teratur dan nyaman. Penetapan aturan terhadap para pedagang yang menempati pasar adalah dengan tidak membeda-bedakan, sehingga aturan yang telah dibuat akan berjalan dengan lancar. Ketertiban dan kelancaran pasar merupakan selogan yang harus dipertahankan. Dengan pengelolaan pasar yang baik akan berdampak terhadap kenyaman bagi pedagang dan pembeli. Kegiatan tersebut, tentunya tidak terlepas dari hak dan kewajiban bagi penghuni pasar. Kegiatan pemungutan biaya pengelolaan pasar (retribusi) oleh pengelola pasar dilakukan berdasarkan aturan yang ditetapkan atau sesuai pembagian petak dalam pasar. Kesempatan berusaha bagi masyarakat sekitar maupun dari desa lain diperkirakan akan memberikan peningkatan terhadap tingkat pendapatan masyarakat sebelumnya. Selain itu juga akan memberikan dampak positif bagi peningkatan pendapatan daerah.

Secara keseluruhan kegiatan pengoperasian pasar induk Tanjung Selor pada tahap pasca konstruksi terhadap peningkatan pendapatan adalah berdampak positif penting.

d. Sikap dan Persepsi Masyarakat

d.1. Tahap Pra KonstruksiKegiatan pada tahap pra konstruksi pembangunan Pasar Induk Tanjung Selor yang diperkirakan menimbulkan dampak terhadap sikap dan persepsi masyarakat adalah proses perijinan.

Pada kegiatan proses perijinan ini diperlukan suatu koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Sosialisasi terhadap rencana pembangunan pasar induk Tanjung Selor kepada masyarakat akan berdampak terhadap munculnya sikap dan persepsi yang mendukung dan kurang setuju. Selain itu dalam kegiatan pembangunan pasar ini tidak terlepas kepada proses pembebasan lahan + 10 Ha yang dilakukan sebelum pembangunan fisik dilaksanakan. Pemberian ganti rugi sangat mempengaruhi persepsi yang muncul di masyarakat. Oleh sebab itu kegiatan proses perijinan dalam kegiatan pembangunan pasar induk Tanjuk Selor terhadap sikap dan persepsi masyarakat adalah negatif penting.

d.2. Tahap KonstruksiKegiatan pada tahap konstruksi yang diperkirakan akan menimbulkan dampak pada sikap dan persepsi masyarakat adalah kegiatan mobilisasi peralatan dan material, penerimaan tenaga kerja dan pembangunan sarana dan prasarana pasar.

Pada tahap konstruksi dilakukan, maka aktivitas kendaraan yang hilir mudik masuk dan keluar lokasi proyek akan semakin sering, seiring dengan tahapan pekerjaan yang dilakukan. Kegiatan mobilisasi ini diperkirakan akan memimbulkan dampak terhadap kebisingan, peningkatan debu di udara di sekitar lokasi. Sikap dan persepsi negatif dan positif masyarakat yang diperkirakan muncul pada tahap konstruksi adalah kegiatan penerimaan tenag kerja. Penerimaan tenaga kerja yang tidak mengutamakan tenaga kerja lokal akan berdampak munculnya persepsi negatif di kalangan masyarakat terutama yang tinggal di sekitar lokasi proyek. Harapan mereka dengan hadirnya kegiatan ini dapat berpartisipasi dalam pekerjaan tersebut sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan. Hal tersebut juga terkait dengan pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana pasar pada tahap konstruksi berlangsung.Secara keseluruhan pembangunan pasar induk terhadap munculnya sikap dan persepsi masyarakat pada tahap konstruksi adalah negatif/positif penting.e. Kesehatan Masyarakat

e.1. Tahap KonstruksiDampak yang diperkirakan terjadi terhadap gangguan kesehatan masyarakat pada tahap konstruksi adalah pembersihan dan pematangan lahan dan pembangunan sarana dan prasarana pasar.

Dalam kegiatan pembersihan dan pematangan lahan serta konstruksi pembangunan pasar, berbagai kegiatan terjadi pada saat itu, antara lain mobilisasi kendaraan yang hilir mudik meratakan lahan dan mengangkut bahan material dibutuhkan. Kegiatan mobilisasi ini diperkirakan menimbulkan dampak berupa peningkatan debu yang secara tidak langung akan berdampak terhadap gangguan kesehatan para pekerja dan masyarakat yang bermukim di sekitar. Jenis penyakit yang diperkirakan bisa timbul akibat penurunan kualitas air dan kualitas udara adalah diare, penyakit kulit, infeksi dan penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas). Namun demikian, dampak ini tidak berlangsung lama karena apabila pekerjaan pematangan lahan dan konstruksi pembangunan pasar ini telah selesai, maka kondisi lingkungan akan kembali normal.

Secara keseluruhan, kegiatan pembangunan sarana dan prasarana pasar pada tahap ini berdampak negatif penting.

e.2. Tahap Pasca Konstruksi

Kegiatan yang diperkirakan dapat menimbulkan dampak terhadap kesehatan masyarakat adalah kegiatan pengelolaan limbah domestik. Pada tahap operasional pasar, aktivitas masyarakat yang berdagang akan semakin banyak, hal itu akan berdampak terhadap volume limbah padat dan cair yang dihasilkan. Penyediaan sarana kesehatan lingkungan seperti tempat sampah, tempat pembuangan hajad, penampung limbah padat dari kegiatan kantor, kantin dan lainnya di dalam Pasar Induk Tanjung Selor adalah sangat penting. Pengelolaan limbah padat yang tidak diatur akan berdampak terhadap kotornya bangunan pasar dengan sampah-sampah yang berserakan. Hal tersebut secara tidak langsung akan menimbulkan bau yang tidak enak dan munculnya berbagai penyakit. Sedangkan dampak dari limbah cair yang tidak dikelola dengan baik diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap gangguan kesehatan masyarakat yang menggunakan S. Kayan sebagai aktivitas sehari-hari.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dampak kegiatan pengelolaan limbah domestik terhadap kesehatan masyarakat dapat dikatakan bersifat positif penting.

f. Gangguan Lalu-lintas

f.1. Tahap Konstruksi

Kegiatan yang diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap terjadinya gangguan lalu-lintas pada tahap konstruksi adalah mobilisasi peralatan dan bahan material.

Pada saat kegiatan konstruksi berlangsung maka aktivitas kendaraan akan semakin meningkat yang hilir mudik melintasi jalan umum Sengkawit menuju lokasi proyek. Kegiatan mobilisasi kendaraan pada tahap ini adalah mengangkut peralatan dan bahan material yang diperlukan dalam proyek. Frekuensi kendaraan yang hilir mudik ke lokasi proyek lebih sering dibandingkan hari-hari sebelumnya.

Secara keseluruhan kegiatan mobilisasi peralatan dan material pada tahap konstruksi terhadap gangguan lalu-lintas adalah negatif penting.

f.2. Tahap Pasca Konstruksi

Kegiatan yang diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap terjadinya gangguan lalu-lintas pada tahap pasca konstruksi adalah pengoperasian fasilitas layanan dan sarana penunjang umum.

Sejak pasar Induk Tanjung Selor resmi dioperasikan, maka aktivitas hilir mudik kendaraan diperkirakan akan meningkat seiring dengan kebutuhan pasar. Situasi tersebut akan berlangsung selama pasar masih beroperasi. Kegiatan pengaturan kendaraan yang masuk dan keluar pasar milik pedagang perlu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya kemacetan di jalan raya Sengkawit. Selain itu diperlukan upaya-upaya atau alternatif dalam menanggulangi kemacetan lalu-lintas di jalan Sengakwit.

Secara keseluruhan kegiatan pasca konstruksi pembangunan pasar induk Tanjung Selor adalah berdampak negatif penting.

Secara keseluruhan kegiatan pembangunan Pasar Induk Tanjung Selor ini dapat dirinci berdasarkan jenis, sifat dan tolok ukur dampaknya seperti tabel berikut.

Tabel VI-2.Jenis, Sifat dan Tolok Ukur Dampak Lingkungan Kegiatan Pembangunan Pasar Induk Tanjung SelorNo.Dampak Kegiatan

Jenis SifatTolok Ukur

1.Tahap Pra Konstruksi

a. Sikap dan Persepsi Masyarakat Negatif PentingKetidakpusaan dalam proses ganti rugi lahan.

2.Tahap Konstruksi

a. Iklim MikroNegatif Tidak PentingPerubahan suhu udara

b. Kualitas UdaraNegatif PentingPP No. 41 Tahun 1996.

c. KebisinganNegatif PentingKep.MENLH No. 48/MENLH/ 11/1996

d. Bentuk Lahan/Bentang LahanNegatif Tidak PentingPerubahan bentang lahan

e. Kualitas AirNegatif PentingSK. Gubernur No. 339 tahun 1988

f. Flora DaratNegatif Tidak PentingData Rona Lingkungan Hidup Awal

g. Fauna DaratNegatif Tidak PentingData Rona Lingkungan Hidup Awal

h. Kesempatan Kerja & berusahaPositif PentingJumlah tenaga kerja yang dapat diterima.

i. Peningakatan Pendapatan

MasyarakatPositif PentingPeningkatan pendapatan dibandingkan data rona awal

j. Sikap dan Persepsi Masyarakat Negatif PentingProsentasi penggunaan tenaga lokal.

k. Kesehatan MasyarakatNegatif PentingAdanya keluhan kesehatan warga

l. Gangguan Lalu-LintasNegatif PentingJumlah dan frekuensi angka kecelakaan lalu-lintas.

3.Tahap Pasca Konstruksi

a. Kualitas UdaraPositif PentingPP No. 41 Tahun 1996

b. KebisinganPositif PentingKep.MENLH No. 48/MENLH/ 11/1996

c. Kualitas AirPositif PentingSK. Gubernur No. 26 tahun 2002

d. Flora DaratPositif PentingData Rona Lingkungan Hidup Awal

e. Konflik SosialNegatif PentingFrekuensi terjadinya konflik sosial

Tabel VI-2.(Lanjutan)No.Dampak Kegiatan

Jenis SifatTolok Ukur

f. Kesempatan Kerja & berusahaPositif PentingJumlah pedangan yang berdagang di pasar Induk Tanjung Selor

g. Peningkatan PADPositif PentingPeningkatan PAD dibandingkan data rona awal

h. Kesehatan MasyarakatPositif PentingAdanya keluhan kesehatan warga

i. Gangguan Lalu-LintasPositif PentingJumlah dan frekuensi angka kecelakaan lalu-lintas.

TIPOLOGI KEGIATAN

TAHAP PRA KONSTRUKSI

Perijinan

TAHAP KONSTRUKSI

Mobilisasi Peralatan dan Material

Penerimaan Tenaga Kerja

Pembersihan dan Pematangan Lahan

Pembangunan Sarana dan Prasarana

TAHAP PASCA KONSTRUKSI

Pengoperasian Fasiilitas Layanan

Pengoperasian Sarana Penunjang Umum

Pemeliharaan Fasilitas Layanan dan Sarana Penunjang Umum

Pengelolaan Limbah Domestik

TIPOLOGI LINGKUNGAN

FISIK-KIMIA

BIOLOGI

SOSEKBUDKESMAS

DAMPAK POTENSIAL

Perubahan Iklim Mikro

Perubahan Fisiografi (Bentang Lahan)

Peningkatan Erosi & Sedimentasi

Perubahan Pola dan Penggunaan Lahan

Penurunan Kualitas Air

Penurunan Air Tanah

Pencemaran Limbah Domestik

Pencemaran Kualitas Udara

Peningkatan Kebisingan dan Getaran

Terganggunya Flora Darat

Terganggunya Fauna Darat

Perubahan Biota Air

Konflik Sosial

Persepsi Masyarakat

Kesempatan Kerja

Peluang Berusaha

Kependudukan

Pendapatan Masyarakat

Perekonomian Lokal

Kesehatan Masyarakat

Perubahan Tata Ruang

Resiko K-3 bagi Karyawan

DAMPAK PENTING HIPOTETIK

Perubahan Iklim Mikro

Penurunan Kualitas Udara dan Peningkatan Kebisingan

Pencemaran Limbah Domestik

Penurunan Kualitas Air

Perubahan Biota Air

Perubahan Struktur & Komposisi Jenis Flora dan Fauna Darat

Peluang dan Kesempatan Berusaha

Konflik Sosial

Sikap dan Persepsi Masyarakat

Kesehatan Masyarakat

Pendapatan Masyarakat

Gangguan Lalu-lintas

ISSUE POKOK

Penurunan Kualitas Udara

Peningkatan Kebisingan

Penurunan Kualitas Air

Sikap & Persepsi Masyarakat

Konflik Sosial

Peluang dan Kesempatan Berusaha

Peningkatan Pendapatan Masyarakat dan PAD

Kesehatan Masyarakat & Limbah Domestik

Gangguan Lalu-lintas

Identifikasi Dampak Potensial

Prakiraan dan Evaluasi Dampak Potensial

Pemusatan Dampak Penting

Gambar VI-1. Bagan Alir Proses Pelingkupan Kegiatan Pembangunan Pasar Induk Tanjung Selor

ANDAL Pembangunan Pasar Induk Tanjung Selor di Kabupaten Bulungan