126120404-laporan-kasus-schizophrenia-paranoid-wiwit-doc.doc
TRANSCRIPT
BAB I
STATUS PENDERITA
I. Identifikasi Penderita
Nama:Tn. ZUsia:56 tahun
Jenis Kelamin:Laki-lakiStatus Perkawinan:Menikah sudah 30 tahunSuku / Bangsa:Sumatera
Pendidikan :Tamat SDPekerjaan:PetaniAgama:Islam
Alamat: Karang Baru, Banyu AsinDatang ke RS:Kamis, 8 Januari 2013, pukul 22.00 wib.
Cara ke RS:Diantar keluarga
Tempat Pemeriksaan : Instalasi Gawat DaruratRS. dr. Ernaldi Bahar Palembang dan di bangsal Merpati RS. dr. Ernaldi Bahar Palembang.
II. Riwayat Psikiatri
Riwayat psikiatri diperoleh dari:
1. Autoanamesissa. Kamis, 8 Januari 2013b. Senin, 9 Januari 2013c. Rabu, 10 Januari 20132. Alloanamnesis ( Tn.S, 27 tahun, adik kandung pasien)
a. Kamis, 8 Januari 2013b. Selasa, 9 Januari 2013.A. Keluhan UtamaPasien mengamuk dan membawa senjata tajam sejak 4 hari yang lalu.B. Riwayat Penyakit Sekarang Sejak 10 tahun yang lalu pasien pernah dirawat di RSJ Erba Palembang, keluarga pasien mengaku pada saat mau dirawat pasien sering mengamuk, menghancurkan piring-piring dirumah, serta ingin membunuh tetangganya, karena pasien sering mengamuk dan tetangga pasien sudah resah dengan perilaku pasien sehingga pasien di bawa oleh keluarganya ke RSJ Erba Palembang untuk dirawat inap. Pasien dirawat dengan diagnosis skizofrenia paranoidSejak 9 tahun yang lalu pasien pulang dari RSJ Erba Palembang dengan perbaikan, keluarga pasien mengaku pasien tidak lagi mengamuk, pasien sudah mau beraktivitas seperti keluarga yang lain, kegiatan pasien diisi dengan bertani. Keluarga pasien mengaku perilaku pasien sama seperti orang lain. Namun, pasien tidak lagi kontrol ke RS Erba Palembang dan tidak mengkonsumsi obat lagi. Pasien bilang kalau dirinya sudah sembuh jadi pasien tidak mau meminum obat dan kontrol ulang ke RSJ Erba Palembang dan keluarga pun ikut menyetujui permintaan pasien.Sejak 1 bulan yang lalu keluarga pasien mengaku terjadi masalah pertengkaran dengan tetangga pasien, yaitu masalah sengketa tanah. Mulai saat itu pasien sering bericara sendiri dan isi bicara tentang masalah tanahnya yang direbut oleh tetangganya. Pasien juga sering terlihat senyum-senyum sendiri seperti ada orang disampingnya. Pasien mengaku kalau dia akan berusaha untuk mendapatkan tanahnya kembali. Jika tanahnya dijual bisa mendapatkan uang 1 milyar dan akan dibagi-bagikan kepada anak-anaknya, padahal anaknya mengaku tanah hanya 1 kapling dan letaknya di dusun bukan dipinggir jalan dan tidak mungkin laku terjual sebanyak itu.Sejak 1 minggu yang lalu keluarga pasien mengaku kalau pasien susah tidur, dan pasien sering gelisah. Pasien diajak keluarganya untuk berobat ke mantri, kemudian pasien dikasih obat penenang. Obat tersebut adalah diazepam, obat diberikan sebanyak 1 tablet, pemberian hanya 1 kali saja. Namun keluarga pasien merasa obat tersebut tidak ampuh untuk pasien, pasien tetap saja gelisah.
Sejak 4 hari yang lalu pasien sering mengamuk, pasien juga sering curiga terhadap orang sekitarnya, curiga kalau orang lain ingin meracuninya lewat makanan. Apapun yang diberikan oleh keluarganya untuk pasien akan dibuangnya, pasien sering mendengar suara-suara ditelinganya, suara tersebut menyuruh pasien untuk keluar rumah karena akan ada orang yang mau membunuhnya jika tetap berada di rumah. Pasien pernah keluar rumah pada malam hari ketika keluarga yang lain sedang tidur dan kembali pada pagi hari karena ditemukan oleh tetangganya. Pasien mengaku keluar rumah pada malam hari lebih aman karena tidak ada yang melihatnya, pasien juga mengaku ada temannya yang mengajak pasien keluar rumah. Teman yang mengajaknya itu adalah roh romi temannya yang sudah meninggal. Pasien juga mengaku bisa melihat masa depan, pasien bercerita tentang keadaan Negara Indonesia yang akan makmur dan sejahtera, namun yang bisa melakukan hal itu hanya dirinya saja, karena dirinya adalah titisan dari dewa. Sejak 1 hari yang lalu keluarga pasien mengaku kalau pasien membawa senjata tajam keluar rumah, pasien mengaku senjata tajam itu untuk membunuh tetangganya yang merebut tanahnya, pasien dibisikkan oleh roh temannya untuk membunuh tetangganya, karena tetangganya akan datang kerumah pasien untuk membunuhnya. Pasien langsung dibawa ke mantri terdekat dan diberi obat diazepam lagi sebanyak 2 tablet kemudian pasien dirante oleh keluarganya. Lalu pasien dibawa ke RSJ Erba Palembang masih dalam keadaan terikat.C. Riwayat Penyakit Dahulu- Riwayat trauma kepala (-)- Riwayat kejang/ epilepsi (-)- Riwayat alergi obat (-)- Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif :Riwayat penggunaan Zat Psikoaktif disangkal.
- Riwayat Penyakit Sistemik : Riwayat hipertensi (-).
Riwayat tumor otak (-) Riwayat nyeri kepala (-) Riwayat demam lama (-) Riwayat DM (-)
Riwayat asma (-)D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Prenatal dan PerinatalSelama kehamilan tidak ada gangguan kesehatan, dilahirkan normal saat usia kehamilan 9 bulan, dilahirkan di rumah dukun dan langsung menangis. 2. Masa Kanak-kanak (0-3 tahun)Tumbuh kembang pasien sama dengan anak sebayanya.3. Masa Pertengahan (3-11 tahun)Pasien anak yang biasa saja, dapat mengikuti pelajaran disekolah, perilakunya tidak terlalu mencolok dengan anak lain dan bermain dengan anak seusianya.4. Masa Kanak Akhir dan RemajaPasien tumbuh seperti anak seusianya, namun pasien jarang bergaul dengan teman sebayanya, pasien lebih senang dirumah, pasien juga pendiam jarang mengobrol dengan siapapun, jika ada masalah pasien tidak pernah cerita. 5. Masa Dewasa
a. Riwayat pendidikan
Pasien tamat SDb. Riwayat pekerjaan
Pasien bekerja sebagai petanic. Riwayat pernikahan
Pasien menikah pada tahun 1983 dengan perempuan pilihan sendiri. Istri pasien adalah seorang ibu rumah tangga dan sudah meninggal sejak 4 tahun yang lalu, hubungan rumah tangga harmonis. Pasien dikaruniai 5 orang anak. 3 orang anak perempuan dan 2 orang anak laki-laki. d. Agama
Pasien beragama islam, pasien jarang sholat.e. Aktivitas sosial
Menurut anak pasien, pasien jarang mengikuti kegiatan sosial, lebih sering dirumah.f. Riwayat keluarga
Pasien merupakan anak kedua dari 5 bersaudara, memiliki 1 orang kakak perempuan dan tiga orang adik laki-laki. Terdapat keluarga pasien yang memiliki gangguan jiwa yang sama, yaitu paman pasien.
: Pasien usia 56 tahung. Situasi kehidupan sekarang
Pasien tinggal dirumah sendiri bersama anak-anaknya. Status ekonomi pasien menengah ke bawah.h. Persepsi pasien tentang diri dan lingkungannya
Pasien menggambarkan dirinya sebagai utusan dewa yang dapat melihat masa yang akan datang. Selain itu pasien berharap bisa mengambil tanahnya kembali dari tetangganya. Pasien merasakan kalau orang disekitarnya membecinya dan ingin membunuhnya.i. Persepsi keluarga tentang diri pasien
Anak pasien menggambarkan pasien sebagai orang yang baik dan ramah terhadap orang disekitarnya, namun memang pasien jarang keluar rumah untuk mengikuti kegiatan sosial. Anak pasien berharap pasien bisa sembuh, sehingga dapat berkumpul lagi dengan keluarga. Sebenarnya anak pasien merasa malu dengan tetangga kalau ayahnya mempunyai gangguan kejiwaan, namun anaknya harus bisa menerima ayahnya karena anaknya sadar kalau anak harus berbakti kepada orang tua. j. Riwayat pelanggaran hukum
Pasien tidak pernah melakukan tindakan pelanggaran hukum maupun berurusan dengan pihak berwajib.III. Pemeriksaan Status MentalPemeriksaan di lakukan pada tanggal 8 Januari 2013A. Gambaran Umum :
Penampilan
Pasien berjenis kelamin laki-laki berusia 56 tahun dengan penampilan sesuai dengan usia. Pada saat wawancara pasien menggunakan baju kaos berwarna putih dan celana dasar hitam serta menggunakan sandal jepit berwarna biru. Perawatan diri cukup baik. Kaki dan tangan pasien diikat dengan kain. Perilaku dan Akitivitas psikomotor
Selama wawancara pasien masih terikat dengan kain pada tangan dan kakinya, pasien sudah diikat dari rumahnya, ikatan kain belum dilepas karena pasien berusaha untuk kabur. Kontak mata pasien dengan pemeriksa baik, emosinya stabil. Sikap terhadap pemeriksa
Pasien kooperatif dalam bercerita dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pemeriksa. Pasien tidak dapat dihentikan jika diajak bicara. Pasien menyangkal bila ia sakit.B. Mood dan afek
Mood : eutimik Afek : Appropriate Keserasian: serasi dalam hal pikiran, perasaan, dan perilakuC. Pembicaraan
Bicara lancar, spontan, jumlah banyak, volume suara stabil, intonasi cukup, artikulasi jelas dan isi pembicaraan kadang tidak dapat dimengerti.
D. Gangguan Persepsi
Dari hasil wawancara :
Halusinasi Auditorik (+) Halusinasi Visual (+) Logore (+)E. Pikiran
Bentuk pikiran1. Produktivitas: Pikiran yang cepat dan menjawab dengan cepat.2. Kontinuitas: asosiasi longgar.3. Hendaya berbahasa : Tidak ada Isi pikiran
Ditemukan waham curiga (+) dan waham kebesaran (+)F. Sensorium dan kognitif
Taraf kesadaran
Compos mentis Orientasi
Waktu
: Baik, pasien dapat membedakan waktu saat pagi,
siang dan malam.
Tempat: Baik, pasien mengetahui bahwa dirinya berada di
RSJ ERBA Palembang.
Personal : Baik, Pasien dapat mengenali dokter pemeriksa, anak dan saudara yang mengantarnya. Daya ingat
Jangka Panjang :
Baik pasien dapat mengingat keluarga besarnya dan kisah pernikahannya.
Jangka sedang :
Baik, pasien dapat mengingat dengan siapa ia datang dan kapan ia datang ke RS ERBA Palembang. Jangka pendek :
Baik, pasien dapat mengingat kemana ia pergi sebelum dibawa ke RS ERBA Palembang. Jangka Segera :
Baik, pasien tidak mengalami kesulitan untuk mengulang 6 angka maju dan selanjutnya mundur. Konsentrasi dan perhatian
Baik, pasien tidak mengalami kesalahan saat melakukan pengurangan 50-10 dan seterusnya serta dapat mengeja kata lampu dari belakang.
Kemampuan membaca dan menulis
Pasien dapat membaca dan menulis Kemampuan visuospasial
Baik, pasien dapat mengambarkan jam dan memperlihatkan arah jarum panjang dan jarum pendek dengan baik. Pikiran abstrak
Baik, pasien dapat mengartikan peribahasa sederhana yang diberikan oleh pemeriksa berakit-rakit dahulu berenang-renang kemudian maupun peribahasa lain.
Intelegenesia dan kemampuan informasiBaik, pasien dapat menjawab dengan benar nama presiden RI dan nama presiden pertama RI. Kemampuan menolong diri sendiriBaik, pasien masih bisa berpakaian serta masih dapat makan, minum, dan mandi sendiri.G. Pengendalian impuls
Selama wawancara yang pertama pasien dapat mengendalikan diri dan berperilaku baik terhadap pemeriksa. Pasien tidak berhenti ngomong kalau diajak bicara.H. Daya Nilai dan tilikan
Daya Nilai Sosial
Baik, pasien bersikap sopan terhadap dokter, koas, perawat dan seluruh penghuni bangsal merpati. Penilaian Realita
Terganggu, karena pasien kurang mampu membedakan antara hal yang nyata dan tidak nyata. Tilikan
Derajat 1, pasien menyangkal menderita penyakit.I. Reliabilitas
Secara umum, dapat dipercaya baik alloananmnesis maupun autoanamnesis.IV. Pemeriksaan Diagnosa Lebih LanjutPemeriksaan dilakukan pada tanggal 10 januari 2013.A. Status Interna
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran
: Compos Mentis
Status Gizi
: terlihat cukup
Tanda tanda vital
TD
: 120/80 mmHg
Pulse
: 99x/menit
RR
: 20x/menit
Suhu
: 36,4 OCKepala Mata
: Konjungtiva tidak anemik, Sklera tidak ikterik Hidung: NCH (-/-)
Mulut
: Bibir kering (-), caries (+), stomatitis (-)
Leher
: Pembesaran KGB(-)Thorax
Cor
: Bunyi jantung I-II regular, murmur (-), gallop (-) Pulmo
: Vesikuler kiri dan kanan, wheezing dan rhonki (-)Abdomen
: Tidak ada nyeri tekan, bising usus normal
Ekstrimitas: Akral hangat, capillary refill time