laporan kasus schizophrenia paranoid wiwit.doc

28
BAB I STATUS PENDERITA I. Identifikasi Penderita Nama : Tn. Z Usia : 56 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Status Perkawinan : Menikah sudah ± 30 tahun Suku / Bangsa : Sumatera Pendidikan : Tamat SD Pekerjaan : Petani Agama : Islam Alamat : Karang Baru, Banyu Asin Datang ke RS : Kamis, 8 Januari 2013, pukul 22.00 wib. Cara ke RS : Diantar keluarga Tempat Pemeriksaan : Instalasi Gawat Darurat RS. dr. Ernaldi Bahar Palembang dan di bangsal Merpati RS. dr. Ernaldi Bahar Palembang. II. Riwayat Psikiatri Riwayat psikiatri diperoleh dari: 1. Autoanamesiss a. Kamis, 8 Januari 2013 b. Senin, 9 Januari 2013 c. Rabu, 10 Januari 2013

Upload: tastiimoey

Post on 09-Aug-2015

108 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan kasus schizophrenia paranoid wiwit.doc

BAB I

STATUS PENDERITA

I. Identifikasi Penderita

Nama : Tn. Z

Usia : 56 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status Perkawinan : Menikah sudah ± 30 tahun

Suku / Bangsa : Sumatera

Pendidikan : Tamat SD

Pekerjaan : Petani

Agama : Islam

Alamat : Karang Baru, Banyu Asin

Datang ke RS : Kamis, 8 Januari 2013, pukul 22.00 wib.

Cara ke RS : Diantar keluarga

Tempat Pemeriksaan : Instalasi Gawat Darurat RS. dr. Ernaldi Bahar

Palembang dan di bangsal Merpati RS. dr. Ernaldi

Bahar Palembang.

II. Riwayat Psikiatri

Riwayat psikiatri diperoleh dari:

1. Autoanamesiss

a. Kamis, 8 Januari 2013

b. Senin, 9 Januari 2013

c. Rabu, 10 Januari 2013

2. Alloanamnesis ( Tn.S, 27 tahun, adik kandung pasien)

a. Kamis, 8 Januari 2013

b. Selasa, 9 Januari 2013.

A. Keluhan Utama

Pasien mengamuk dan membawa senjata tajam sejak 4 hari yang lalu.

Page 2: Laporan kasus schizophrenia paranoid wiwit.doc

B. Riwayat Penyakit Sekarang

Sejak 10 tahun yang lalu pasien pernah dirawat di RSJ Erba Palembang,

keluarga pasien mengaku pada saat mau dirawat pasien sering mengamuk,

menghancurkan piring-piring dirumah, serta ingin membunuh tetangganya,

karena pasien sering mengamuk dan tetangga pasien sudah resah dengan

perilaku pasien sehingga pasien di bawa oleh keluarganya ke RSJ Erba

Palembang untuk dirawat inap. Pasien dirawat dengan diagnosis

“skizofrenia paranoid”

Sejak 9 tahun yang lalu pasien pulang dari RSJ Erba Palembang dengan

perbaikan, keluarga pasien mengaku pasien tidak lagi mengamuk, pasien

sudah mau beraktivitas seperti keluarga yang lain, kegiatan pasien diisi

dengan bertani. Keluarga pasien mengaku perilaku pasien sama seperti

orang lain. Namun, pasien tidak lagi kontrol ke RS Erba Palembang dan

tidak mengkonsumsi obat lagi. Pasien bilang kalau dirinya sudah sembuh

jadi pasien tidak mau meminum obat dan kontrol ulang ke RSJ Erba

Palembang dan keluarga pun ikut menyetujui permintaan pasien.

Sejak 1 bulan yang lalu keluarga pasien mengaku terjadi masalah

pertengkaran dengan tetangga pasien, yaitu masalah sengketa tanah. Mulai

saat itu pasien sering bericara sendiri dan isi bicara tentang masalah

tanahnya yang direbut oleh tetangganya. Pasien juga sering terlihat senyum-

senyum sendiri seperti ada orang disampingnya. Pasien mengaku kalau dia

akan berusaha untuk mendapatkan tanahnya kembali. Jika tanahnya dijual

bisa mendapatkan uang 1 milyar dan akan dibagi-bagikan kepada anak-

anaknya, padahal anaknya mengaku tanah hanya 1 kapling dan letaknya di

dusun bukan dipinggir jalan dan tidak mungkin laku terjual sebanyak itu.

Sejak 1 minggu yang lalu keluarga pasien mengaku kalau pasien susah

tidur, dan pasien sering gelisah. Pasien diajak keluarganya untuk berobat ke

mantri, kemudian pasien dikasih obat penenang. Obat tersebut adalah

diazepam, obat diberikan sebanyak 1 tablet, pemberian hanya 1 kali saja.

Namun keluarga pasien merasa obat tersebut tidak ampuh untuk pasien,

pasien tetap saja gelisah.

Page 3: Laporan kasus schizophrenia paranoid wiwit.doc

Sejak 4 hari yang lalu pasien sering mengamuk, pasien juga sering

curiga terhadap orang sekitarnya, curiga kalau orang lain ingin meracuninya

lewat makanan. Apapun yang diberikan oleh keluarganya untuk pasien akan

dibuangnya, pasien sering mendengar suara-suara ditelinganya, suara

tersebut menyuruh pasien untuk keluar rumah karena akan ada orang yang

mau membunuhnya jika tetap berada di rumah. Pasien pernah keluar rumah

pada malam hari ketika keluarga yang lain sedang tidur dan kembali pada

pagi hari karena ditemukan oleh tetangganya. Pasien mengaku keluar rumah

pada malam hari lebih aman karena tidak ada yang melihatnya, pasien juga

mengaku ada temannya yang mengajak pasien keluar rumah. Teman yang

mengajaknya itu adalah roh romi temannya yang sudah meninggal. Pasien

juga mengaku bisa melihat masa depan, pasien bercerita tentang keadaan

Negara Indonesia yang akan makmur dan sejahtera, namun yang bisa

melakukan hal itu hanya dirinya saja, karena dirinya adalah titisan dari

dewa.

Sejak 1 hari yang lalu keluarga pasien mengaku kalau pasien membawa

senjata tajam keluar rumah, pasien mengaku senjata tajam itu untuk

membunuh tetangganya yang merebut tanahnya, pasien dibisikkan oleh roh

temannya untuk membunuh tetangganya, karena tetangganya akan datang

kerumah pasien untuk membunuhnya. Pasien langsung dibawa ke mantri

terdekat dan diberi obat diazepam lagi sebanyak 2 tablet kemudian pasien

dirante oleh keluarganya. Lalu pasien dibawa ke RSJ Erba Palembang masih

dalam keadaan terikat.

C. Riwayat Penyakit Dahulu

- Riwayat trauma kepala (-)

- Riwayat kejang/ epilepsi (-)

- Riwayat alergi obat (-)

- Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif :

Riwayat penggunaan Zat Psikoaktif disangkal.

- Riwayat Penyakit Sistemik :

Riwayat hipertensi (-).

Riwayat tumor otak (-)

Page 4: Laporan kasus schizophrenia paranoid wiwit.doc

Riwayat nyeri kepala (-)

Riwayat demam lama (-)

Riwayat DM (-)

Riwayat asma (-)

D. Riwayat Kehidupan Pribadi

1. Riwayat Prenatal dan Perinatal

Selama kehamilan tidak ada gangguan kesehatan, dilahirkan normal

saat usia kehamilan 9 bulan, dilahirkan di rumah dukun dan langsung

menangis.

2. Masa Kanak-kanak (0-3 tahun)

Tumbuh kembang pasien sama dengan anak sebayanya.

3. Masa Pertengahan (3-11 tahun)

Pasien anak yang biasa saja, dapat mengikuti pelajaran disekolah,

perilakunya tidak terlalu mencolok dengan anak lain dan bermain

dengan anak seusianya.

4. Masa Kanak Akhir dan Remaja

Pasien tumbuh seperti anak seusianya, namun pasien jarang bergaul

dengan teman sebayanya, pasien lebih senang dirumah, pasien juga

pendiam jarang mengobrol dengan siapapun, jika ada masalah pasien

tidak pernah cerita.

5. Masa Dewasa

a. Riwayat pendidikan

Pasien tamat SD

b. Riwayat pekerjaan

Pasien bekerja sebagai petani

c. Riwayat pernikahan

Pasien menikah pada tahun 1983 dengan perempuan pilihan

sendiri. Istri pasien adalah seorang ibu rumah tangga dan sudah

meninggal sejak 4 tahun yang lalu, hubungan rumah tangga

harmonis. Pasien dikaruniai 5 orang anak. 3 orang anak perempuan

dan 2 orang anak laki-laki.

d. Agama

Page 5: Laporan kasus schizophrenia paranoid wiwit.doc

Pasien beragama islam, pasien jarang sholat.

e. Aktivitas sosial

Menurut anak pasien, pasien jarang mengikuti kegiatan sosial,

lebih sering dirumah.

f. Riwayat keluarga

Pasien merupakan anak kedua dari 5 bersaudara, memiliki

1 orang kakak perempuan dan tiga orang adik laki-laki. Terdapat

keluarga pasien yang memiliki gangguan jiwa yang sama, yaitu

paman pasien.

: Pasien usia 56 tahun

g. Situasi kehidupan sekarang

Pasien tinggal dirumah sendiri bersama anak-anaknya.

Status ekonomi pasien menengah ke bawah.

h. Persepsi pasien tentang diri dan lingkungannya

Pasien menggambarkan dirinya sebagai utusan dewa yang

dapat melihat masa yang akan datang. Selain itu pasien berharap

bisa mengambil tanahnya kembali dari tetangganya. Pasien

merasakan kalau orang disekitarnya membecinya dan ingin

membunuhnya.

i. Persepsi keluarga tentang diri pasien

Anak pasien menggambarkan pasien sebagai orang yang

baik dan ramah terhadap orang disekitarnya, namun memang

pasien jarang keluar rumah untuk mengikuti kegiatan sosial. Anak

pasien berharap pasien bisa sembuh, sehingga dapat berkumpul

lagi dengan keluarga. Sebenarnya anak pasien merasa malu dengan

tetangga kalau ayahnya mempunyai gangguan kejiwaan, namun

Page 6: Laporan kasus schizophrenia paranoid wiwit.doc

anaknya harus bisa menerima ayahnya karena anaknya sadar kalau

anak harus berbakti kepada orang tua.

j. Riwayat pelanggaran hukum

Pasien tidak pernah melakukan tindakan pelanggaran hukum

maupun berurusan dengan pihak berwajib.

III. Pemeriksaan Status Mental

Pemeriksaan di lakukan pada tanggal 8 Januari 2013

A. Gambaran Umum :

Penampilan

Pasien berjenis kelamin laki-laki berusia 56 tahun dengan

penampilan sesuai dengan usia. Pada saat wawancara pasien

menggunakan baju kaos berwarna putih dan celana dasar hitam serta

menggunakan sandal jepit berwarna biru. Perawatan diri cukup baik.

Kaki dan tangan pasien diikat dengan kain.

Perilaku dan Akitivitas psikomotor

Selama wawancara pasien masih terikat dengan kain pada tangan

dan kakinya, pasien sudah diikat dari rumahnya, ikatan kain belum

dilepas karena pasien berusaha untuk kabur. Kontak mata pasien

dengan pemeriksa baik, emosinya stabil.

Sikap terhadap pemeriksa

Pasien kooperatif dalam bercerita dan menjawab pertanyaan yang

diajukan oleh pemeriksa. Pasien tidak dapat dihentikan jika diajak

bicara. Pasien menyangkal bila ia sakit.

B. Mood dan afek

Mood : eutimik

Afek : Appropriate

Keserasian : serasi dalam hal pikiran, perasaan, dan perilaku

C. Pembicaraan

Page 7: Laporan kasus schizophrenia paranoid wiwit.doc

Bicara lancar, spontan, jumlah banyak, volume suara stabil,

intonasi cukup, artikulasi jelas dan isi pembicaraan kadang tidak dapat

dimengerti.

D. Gangguan Persepsi

Dari hasil wawancara :

- Halusinasi Auditorik (+)

- Halusinasi Visual (+)

- Logore (+)

E. Pikiran

Bentuk pikiran

1. Produktivitas : Pikiran yang cepat dan menjawab dengan cepat.

2. Kontinuitas : asosiasi longgar.

3. Hendaya berbahasa : Tidak ada

Isi pikiran

Ditemukan waham curiga (+) dan waham kebesaran (+)

F. Sensorium dan kognitif

Taraf kesadaran

Compos mentis

Orientasi

Waktu : Baik, pasien dapat membedakan waktu saat pagi,

siang dan malam.

Tempat : Baik, pasien mengetahui bahwa dirinya berada di

RSJ ERBA Palembang.

Personal : Baik, Pasien dapat mengenali dokter pemeriksa,

anak dan saudara yang mengantarnya.

Daya ingat

Jangka Panjang :

Baik pasien dapat mengingat keluarga besarnya dan kisah

pernikahannya.

Jangka sedang :

Page 8: Laporan kasus schizophrenia paranoid wiwit.doc

Baik, pasien dapat mengingat dengan siapa ia datang dan kapan ia

datang ke RS ERBA Palembang.

Jangka pendek :

Baik, pasien dapat mengingat kemana ia pergi sebelum dibawa ke

RS ERBA Palembang.

Jangka Segera :

Baik, pasien tidak mengalami kesulitan untuk mengulang 6 angka

maju dan selanjutnya mundur.

Konsentrasi dan perhatian

Baik, pasien tidak mengalami kesalahan saat melakukan pengurangan

50-10 dan seterusnya serta dapat mengeja kata ”lampu” dari belakang.

Kemampuan membaca dan menulis

Pasien dapat membaca dan menulis

Kemampuan visuospasial

Baik, pasien dapat mengambarkan jam dan memperlihatkan arah jarum

panjang dan jarum pendek dengan baik.

Pikiran abstrak

Baik, pasien dapat mengartikan peribahasa sederhana yang diberikan

oleh pemeriksa “berakit-rakit dahulu berenang-renang kemudian”

maupun peribahasa lain.

Intelegenesia dan kemampuan informasi

Baik, pasien dapat menjawab dengan benar nama presiden RI dan

nama presiden pertama RI.

Kemampuan menolong diri sendiri

Baik, pasien masih bisa berpakaian serta masih dapat makan, minum,

dan mandi sendiri.

G. Pengendalian impuls

Selama wawancara yang pertama pasien dapat mengendalikan diri dan

berperilaku baik terhadap pemeriksa. Pasien tidak berhenti ngomong

kalau diajak bicara.

H. Daya Nilai dan tilikan

Page 9: Laporan kasus schizophrenia paranoid wiwit.doc

Daya Nilai Sosial

Baik, pasien bersikap sopan terhadap dokter, koas, perawat dan seluruh

penghuni bangsal merpati.

Penilaian Realita

Terganggu, karena pasien kurang mampu membedakan antara hal

yang nyata dan tidak nyata.

Tilikan

Derajat 1, pasien menyangkal menderita penyakit.

I. Reliabilitas

Secara umum, dapat dipercaya baik alloananmnesis maupun

autoanamnesis.

IV. Pemeriksaan Diagnosa Lebih Lanjut

Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 10 januari 2013.

A. Status Interna

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos Mentis

Status Gizi : terlihat cukup

Tanda – tanda vital

TD : 120/80 mmHg

Pulse : 99x/menit

RR : 20x/menit

Suhu : 36,4 OC

Kepala

Mata : Konjungtiva tidak anemik, Sklera tidak ikterik

Hidung : NCH (-/-)

Mulut : Bibir kering (-), caries (+), stomatitis (-)

Leher : Pembesaran KGB(-)

Thorax

Cor : Bunyi jantung I-II regular, murmur (-), gallop (-)

Pulmo : Vesikuler kiri dan kanan, wheezing dan rhonki (-)

Abdomen : Tidak ada nyeri tekan, bising usus normal

Page 10: Laporan kasus schizophrenia paranoid wiwit.doc

Ekstrimitas : Akral hangat, capillary refill time <2”, edema (-)

Kulit : dalam batas normal

B. Status Neurologis

GCS 15

- E : membuka mata spontan (4)

- V : berbicara spontan (5)

- M : gerakan sesuai perintah (6)

Tanda Rangsangan Meningeal : Negatif

Tanda efek ekstrapiramidal : Tidak ada tremor, bradikinesia (-),

dan rigiditas (-).

Motorik : 5/5/5/5

Sensorik : Baik

Refleks fisiologis : normal

Refleks patologis : tidak ditemukan refleks patologis

V. Ikhtisar Penemuan Bermakna

Berdasarkan wawancara didapatkan informasi bahwa pasien seorang

laki-laki berusia 56 tahun, agama islam, suku Sumatera, pekerjaan petani,

status duda. Pasien dirawat dengan keluhan sering mengamuk,sering bicara

dan senyum-senyum sendiri serta curiga terhadap orang sekitar.

Pada pemeriksaan status mental pada tanggal 8 Januari 2013

didapatkan seseorang laki-laki , penampilan sesuai dengan usia, berbadan

kurus, perawatan diri cukup. Perilaku dan aktivitas psikomotorik pasien

selama wawancara pasien masih terikat dengan kain pada tangan dan

kakinya, pasien sudah diikat dari rumahnya, ikatan kain belum dilepas

karena pasien berusaha untuk kabur. Kontak mata pasien dengan pemeriksa

baik, emosinya terkendali. Sikap terhadap pemeriksa, pasien kooperatif

dalam bercerita dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pemeriksa.

Pasien menyangkal bila ia sakit. Mood eutimik, afek appropriate,

pembicaraan dengan afek sesuai. Pada gangguan persepsi ditemukan

halusinasi visual, halusinasi auditorik dan logore. Bentuk pikiran non

realistik, isi pikir waham curiga dan waham kebesaran, dengan proses isi

Page 11: Laporan kasus schizophrenia paranoid wiwit.doc

pikir asosiasi longgar, RTA terganggu dengan tilikan derajat satu. Pada

pemeriksaan fisik Interna dan pemeriksaan yang lain tidak ditemukan

kelainan.

VI. Formulasi Diagnosis

Aksis I :

Berdasarkan anamnesis, riwayat perjalanan penyakit dan

pemeriksaan, pada pasien ini ditemukan adanya pola perilaku, pikiran, dan

perasaan yang secara klinis bermakna dan menimbulkan suatu penderitaan

(distress) dan hendaya (disability) dalam fungsi pekerjaan dan sosial.

Dengan demikian berdasarkan PPDGJ III dapat disimpulkan bahwa pasien

ini mengalami suatu gangguan jiwa.

Selain itu, berdasarkan anamnesis riwayat penyakit medis, pasien

tidak pernah mengalami trauma kepala atau penyakit lainnya yang secara

fisiologis dapat menimbulkan disfungsi otak sebelum menunjukkan gejala

gangguan jiwa. Oleh karenanya, gangguan mental organik dapat

disingkirkan (F00-09). Pada pasien tidak didapatkan riwayat penggunaan

alkohol atau zat psikoaktif sebelum timbul gejala penyakit yang

menyebabkan perubahan fisiologis otak, sehingga kemungkinan adanya

gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif dapat

disingkirkan (F10-19).

Pada pasien terdapat adanya gangguan dalam penilaian realita karena

adanya psikopatologi gangguan persepsi yaitu halusinasi auditorik dan

visual. Gangguan isi pikir yaitu waham curiga dan waham kebesaran. Juga

tidak pernah mengalami perasaan sedih atau senang yang berlebihan dan

menetap dalam periode tertentu. Gejala tersebut dialami pasien selama

kurang lebih dari 1 bulan dan gejala ini pernah dialami pasien 10 tahun yang

lalu sampai pasien dirawat di RSJ Erba Palembang, sehingga dapat

digolongkan kedalam gangguan psikotik kelompok skizofrenia (F20), maka

berdasarkan PPDGJ III ditegakkan diagnosis untuk aksis I adalah

Skizofrenia Paranoid Berulang (F20.x3).

Aksis II

Page 12: Laporan kasus schizophrenia paranoid wiwit.doc

Pada pasien ini didapatkan informasi yang bermakna dari riwayat

premorbid, riwayat kehidupan pribadi pada masa kanak, remaja, dan dewasa

yaitu pasien jarang bergaul dengan teman sebayanya, pasien lebih senang

dirumah, pasien juga pendiam jarang mengobrol dengan siapapun, jika ada

masalah pasien tidak pernah cerita. Sehingga untuk aksis II F 60.1

Gangguan Kepribadian Skizoid.

Aksis III

Pada pasien ini berdasarkan pemeriksaan fisik tidak ditemukan

kelainan.

Aksis IV

Pada pasien ini memiliki masalah sengketa tanah

Aksis V

GAF pada saat ini adalah 60-51 gejala sedang (moderate),

disabilitas sedang

VII. Diagnosis Multiaksial

Aksis I : F20.x3 Skizofrenia paranoid episodik berulang

Aksis II : F60.1 Gangguan Kepribadian Skizoid

Aksis III : Tidak ada diagnosis

Aksis IV : Masalah sengketa tanah

Aksis V : GAF Scale 60 - 51  

VIII. Daftar Masalah

A. Organobiologik

Ada faktor genetik gangguan kejiwaan (Paman pasien)

B. Psikologik

Mood : Irritable

Afek : Eutimik

Keserasian : Sesuai

Gangguan Persepsi : Halusinasi auditorik (+) , halusinasi visual (+), dan

logore (+)

Page 13: Laporan kasus schizophrenia paranoid wiwit.doc

Isi pikir : waham curiga (+) dan waham kebesaran (+)

RTA : Terganggu

Tilikan : Derajat 1

C. Lingkungan dan Sosioekonomi

Pasien tinggal bersama 3 orang anaknya, 2 anaknya yang lain sudah

berkeluarga dan tinggal dirumahnya sendiri, pasien bekerja sebagai petani

yang mengurus sawahnya sendiri. Hubungan pasien dengan tetangga

sebelum keadaan pasien seperti ini baik-baik saja, namun karena keadaan

pasien yang seperti ini pasien dijauhi oleh tetangga karena tetangga takut

kalau pasien nanti mengamuk. Status ekonomi pasien menengah ke bawah.

IX. Prognosis

Ad vitam : dubia ad bonam

Ad Sanationam : dubia ad malam

Ad Fungsionam : dubia ad malam

X. Rencana Terapi

A. Psikofarmaka

Anti Agitasi

Injeksi Haloperidol (IM) 2x1 amp, diberikan selama 3 hari

Anti Psikotik

Risperidon 2x2mg

Anti Anxietas

Lorazepam 1x1mg

Anti Parkinson

Trihexyphenidyl 2x2mg

B. Psikoterapi

Supportif

Page 14: Laporan kasus schizophrenia paranoid wiwit.doc

Memberikan dukungan kepada penderita untuk meningkatkan rasa percaya

diri individu, perbaikan fungsi sosial dan pencapaian kualitas hidup yang

baik sehingga memotivasi penderita agar dapat menjalankan fungsi

sosialnya dengan baik.

Psikoedukasi

o Diberikan informasi kepada keluarga mengenai penyebab penyakit

yang dialami penderita serta pengobatannya sehingga keluarga

dapat memahami dan menerima kondisi penderita untuk minum

obat dan kontrol secara teratur serta mengenali gejala-gejala

kekambuhan secara dini.

o Dilakukan pendekatan pada keluarga dan lingkungan melalui

edukasi bahwa pada dasarnya gangguan jiwa adalah sama dengan

penyakit yang lain. Diharapkan stigma yang selama ini

menganggap penderita gangguan jiwa merupakan aib dan harus

diasingkan dapat segera dihilangkan. Keluarga dan lingkungan

sekitar diharapkan mampu membantu dan mendukung proses

penyembuhan pasien dan tetangga-tetangga di lingkungan sekitar

mengikutsertakan pasien dalam kegiatan rutin warga (untuk

mengatasi rasa rendah diri pasien sebagai pasien gangguan jiwa).

o Keluarga pasien diinformasikan dan diajarkan cara merawat,

memperlakukan pasien dengan benar karena pasien gangguan jiwa

memerlukan perhatian khusus. Keluarga dianjurkan untuk

mengawasi pasien saat minum obat dan memastikan pasien

meminum obat dengan rutin di rumah (untuk mengatasi

ketidakdisiplinan minum obat keluarga juga dianjurkan untuk

menghargai pasien seperti orang sehat, memberikan pasien

kesibukan agar pasien tidak melamun dan keluarga diharapkan

dapat membesarkan hati pasien serta tetap berusaha untuk terus

berkomunikasi dan memberikan perhatian yang lebih terhadap

pasien.

XI. Pandangan Islam

Page 15: Laporan kasus schizophrenia paranoid wiwit.doc

Faktor pemicu terjadinya gangguan jiwa sering terjadi pada orang yang

imannya rapuh, dalam Al-Qur’an Allah swt berfirman yang artinya :

“ Demi jiwa dan kesempurnaan (ciptaan)-Nya. Allah menghilangkan kepada

jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaa. Sesungguhnya beruntunglah orang yang

melakukan proses tazkiyah (pembinaan takwa) dalam dirinya, sebaliknya

merugilah orang-orang yang mengotori jiwa (mengikuti hawa dalam pembinaan

jiwanya) atau tadsiyat al nafs. (Q.S. Asy-Syamsy : 7-10).

Berdasarkan ayat tersebut, Allah menekankan kepada kaum muslim agar

mengisi jiwa dengan iman dan takwa. Karena dalam islam, pembinan dan

pengembangan jiwa yang baik. Jika yang bersih dari hawa nafsu sejatinya akan

terisi oleh iman dan takwa yang akan berubah kesehatan secara mental. Iman dan

takwa memiliki relevansi yang sangat erat dengan masalah kejiwaan.

BAB II

Page 16: Laporan kasus schizophrenia paranoid wiwit.doc

DISKUSI

Diagnosis skizofrenia paranoid episodik berulang ditegakkan atas dasar

adanya gangguan persepsi halusinasi auditorik dan visual serta gangguan isi pikir

berupa waham kejar dan waham kebesaran, hal ini telah berlangsung sekitar 4

bulan yang lalu dan hal ini pernah terjadi sebelumnya 10 tahun yang lalu.

Pada penderita dengan kondisi ini dipilih terapi menggunakan antiagitasi

berupa injeksi Haloperidol 2x1amp (IM), antipsikotik berupa risperidone 2x2mg,

antianxietas berupa lorazepam 1x1mg, dan juga mengingat efek samping yang

diakibatkan oleh antipsikotik sehingga diberikan Trihexyphenidyl 2x2mg.

Indikasi pemberian risperidone adalah terapi pada skizofrenia akut dan

kronik serta pada kondisi psikosis yang lain, dengan gejala-gejala tambahan

(seperti; halusinasi, delusi, gangguan pola pikir, kecurigaan dan rasa permusuhan)

dan atau dengan gejala-gejala negatif yang terlihat nyata (seperti; blunted affect,

menarik diri dari lingkungan sosial dan emosional, sulit berbicara). Juga

mengurangi gejala afektif (seperti; depresi, perasaan bersalah dan cemas) yang

berhubungan dengan skizofrenia. Aktivitas antipsikosis diperkirakan melalui

hambatan terhadap reseptor serotonin dan dopamine.

Trihexylphenidil diberikan apabila terjadi efek samping ekstrapiramidal.

Semua antagonis reseptor dopamin berkaitan dengan efek samping ekstra

piramidal. Hal ini disebabkan karena berkurangnya aktivitas dopamin pada

ganglia basalis, yang diakibatkan karena afinitasnya terhadap reseptor D2.

Pada penderita ini juga diberikan terapi lain berupa psikoterapi. Dalam hal

ini diberikan edukasi terhadap penderita agar memahami gangguannya lebih

lanjut, cara pengobatan dan penanganannya, efek samping yang dapat muncul,

serta pentingnya kepatuhan dan keteraturan dalam minum obat. Intervensi

langsung dan dukungan terhadap penderita untuk meningkatkan rasa percaya diri

individu, perbaikan fungsi spenderitaial, dan pencapaian kualitas hidup yang baik.

Memotivasi penderita agar tidak merasa putus asa dan semangat dalam menjalani

hidup.

Prognosis penderita ini adalah dubia dan gejala ini bisa berulang karena

adanya riwayat gangguan psikiatri dalam keluarga. Bila pasien taat menjalani

Page 17: Laporan kasus schizophrenia paranoid wiwit.doc

terapi, adanya motivasi penderita untuk sembuh, serta adanya dukungan dari

keluarga yang cukup maka akan membantu perbaikan pasien.

TABEL FOLLOW UP

Page 18: Laporan kasus schizophrenia paranoid wiwit.doc

Rabu, 8 Januari 2013

KU baik, os tampak gelisah, pasien tidak bisa tidur, kontak (+), pasien dapat makan, minum dan mandi. Waham (+), Halusinasi (+), logore (+). TD = 120/70 mmHg.Emosi : stabil Th/ :Inj. Haloperidol 2 x 1 ampulRisperidon 2x2mg Lorazepam 1x1 mgTrihexipenidil 2x 2mg

Kamis, 9 Januari 2013

KU baik, os sering berjalan mondar-mandir, kontak (+), os bisa makan, minum, mandi dan tidur. Waham (+), Halusinasi (+),logore (+) TD = 110/70 mmHg.Emosi : stabil Th/ :Inj. Haloperidol 2 x 1 ampulRisperidon 2x2mg Lorazepam 1x1 mgTrihexipenidil 2x 2mg

Jum’at, 10 Januari 2013

KU baik, os tampak tenang, kontak (+), os bisa makan, minum, mandi dan tidur. Halusinasi (+), waham (+) TD = 110/70 mmHg.mmHg.Emosi : stabil Th/ :Inj. Haloperidol 2 x 1 ampulRisperidon 2x2mg Lorazepam 1x1 mgTrihexipenidil 2x 2mg

Sabtu, 11 Januari 2013

KU baik, os tampak tenang, kontak (+), os bisa makan, minum, mandi dan tidur. Halusinasi (+), waham (+). TD = 150/80 mmHg.Emosi : stabil Th/ :Risperidon 2x2mg Lorazepam 1x1 mgTrihexipenidil 2x 2mg

Senin, 12 Januari 2013

KU, os tampak tenang, kontak (+), os bisa mengurus diri dan tidak bisa tidur, Waham (+) Halusinasi (+). TD = 110/70 mmHg.Emosi : stabilTh/ :Risperidon 2x2mg Lorazepam 1x1 mgTrihexipenidil 2x 2mg

DAFTAR PUSTAKA

Page 19: Laporan kasus schizophrenia paranoid wiwit.doc

1. Sadock BJ and Sadock VA. Kaplan & Sadock's Synopsis of Psychiatry:

Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry, Lippincott Williams & Wilkins 10th

Edition. 2007.

2. Tim Psikiatri FKUI. 2005. Buku Ajar: Psikiatri. Jakarta: FK UI Press.

3. Dadang Hawari. Alqur’an Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Jiwa. Jogjakarta:

PT Dhana Bhakti Prima Yasa. 2004.

4. Irwan,M, dkk. Penatalaksanaan Skizofrenia

(http://yayanakhyar.files.wordpress.com/2008/06/penatalaksanaan-

skizofrenia_files-of-drsmedpdp.pdf, Diakses 11 Januari 2013)

5. Jager M, Hintermayr M, Bottlender R, Strauss A, Möller HJ, Course and

outcome of first-admitted patients with acute and transient psychotic

disorders (ICD-10:F23) Focus on relapses and social adjustment, Eur Arch

Psychiatry Clin Neurosci. 2003.

6. Marneros A, Pillmann F, Haring A, Balzuweit S, Blöink R, Features of acute

and transient psychotic disorders, Eur Arch Psychiatry Clin Neurosci. 2003.

7. Maslim Rusdi. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik edisi ketiga. Penerbit

bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK- Atma Jaya. Jakarta, 2007.

8. Simanjuntak, Y. Faktor Resiko Terjadinya Relaps Pada Pasien Skizofrenia

Paranoid

(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6360/1/08E00835.pdf,

Diakses 11 Januari 2013)