laporan kasus schizophrenia paranoid rini

29
BAB I STATUS PENDERITA I. Identifikasi Penderita Nama : Ny. RL Usia : 42 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Status Perkawinan : Bercerai Suku / Bangsa : Jawa Pendidikan : Tidak Sekolah Pekerjaan : Ibu Rumah tangga Agama : Islam Alamat : Jl. Kapten Abdullah, Lr. Perguruan Rt 34, Pulau Rimau Datang ke RS : Selasa, 7 November 2012, pukul 11.00 wib. Cara ke RS : Diantar keluarga Tempat Pemeriksaan : Poli klinik RS. dr. Ernaldi Bahar Palembang dan di bangsal Kenanga RS. dr. Ernaldi Bahar Palembang. II. Riwayat Psikiatri Riwayat psikiatri diperoleh dari: 1. Autoanamesiss a. Selasa, 7 November 2012 b. Sabtu, 10 November 2012 1

Upload: dwi-akbarini-awi

Post on 06-Aug-2015

595 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kasus Schizophrenia Paranoid Rini

BAB I

STATUS PENDERITA

I. Identifikasi Penderita

Nama : Ny. RL

Usia : 42 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Status Perkawinan : Bercerai

Suku / Bangsa : Jawa

Pendidikan : Tidak Sekolah

Pekerjaan : Ibu Rumah tangga

Agama : Islam

Alamat : Jl. Kapten Abdullah, Lr. Perguruan Rt 34, Pulau

Rimau

Datang ke RS : Selasa, 7 November 2012, pukul 11.00 wib.

Cara ke RS : Diantar keluarga

Tempat Pemeriksaan : Poli klinik RS. dr. Ernaldi Bahar

Palembang dan di bangsal Kenanga RS. dr. Ernaldi

Bahar Palembang.

II. Riwayat Psikiatri

Riwayat psikiatri diperoleh dari:

1. Autoanamesiss

a. Selasa, 7 November 2012

b. Sabtu, 10 November 2012

c. Selasa, 13 November 2012

d. Sabtu, 15 November 2012

2. Alloanamnesis ( Adi, 20 tahun, anak pasien)

a. Selasa, 7 November 2012

b. Sabtu, 15 November 2012.

1

Page 2: Laporan Kasus Schizophrenia Paranoid Rini

A. Sebab Utama

Pasien sering mengoceh-ngoceh sendiri dan mudah curiga

B. Riwayat Penyakit Sekarang

Sejak kurang lebih 6 bulan yang lalu, penderita sering mengoceh-ngoceh.

Pasien sering cemburu pada suaminya sejak salah seorang tetangga yang

baru pindah dan bertandang kerumah dan saat itu sedang ada suami pasien

dirumah. Pasien sering curiga terutama pada suaminya, pasien sering

mengoceh terutama tentang suaminya yang selingkuh dan sudah punya

perempuan idaman lain. Kemudian pasien merasa ada bisikan-bisikan yaitu

suara tetangga yang mengatakan pada dirinya bahwa suaminya sudah

punyak anak dengan wanita tersebut. Sebelumnya wanita yang dicemburui

itu membawa anaknya bertandang kerumah bersama suami wanita tersebut.

Biasanya pada malam hari pasien tidak dapat tidur kemudian ia akan jalan

mondar-mandir di dalam rumahnya atau di halaman rumahnya. Namun

pasien masih dapat mengurus diri. Pasien sering marah-marah juga pada

tetangga yang lain, karena ia merasa tetangga sering mengolok-ngolok

dirinya stres. Os merasa orang-orang disekitarnya tidak menyukai

perilakunya tersebut. Sebelumnya pasien pernah di bawa berobat ke dukun

oleh suaminya, namun oleh penderita ditanggapinya bahwa setiap dukun

datang selalu ada wanita yang dicemburuinya itu yang juga ikut untuk

mengguna-gunainya. Pasien pernah dibawa berobat ke dokter saraf, namun

setiap meminum obat tersebut os merasa jantungnya seperti terbakar dan

sakit, kemudian oleh Os obat dibuang dan di bakarnya,

Sejak 3 bulan yang lalu, pasien sering mendengar suara tawon dan

merasa melihat tawon akan mengejarnya pasien, pasien nampak ketakutan

juga berteriak-teriak meminta-minta tolong, padahal menurut keluarga

tawon itu tidak ada. Menurut anak pasien, pasien juga tidak mau solat,

pasien mengaku takut dengan mukena yang berwarna putih, karena warna

putih identik dengan warna hantu. Pasien memang memiliki rasa takut bila

mendengar isu-isu tentang hantu. Pasien jadi lebih sensitif, tanpa alasan

yang jelas pasien suka marah-marah dirumah dan menuduh orang-orang

2

Page 3: Laporan Kasus Schizophrenia Paranoid Rini

disekitarnya termasuk anaknya akan mengurung pasien dan melarang

pasien untuk keluar rumah. Pasien juga sering terlihat berbicara sendiri

seakan-akan ada teman yang mengajaknya mengobrol. Suatu hari, pasien

nampak marah-marah dan mengoceh-ngoceh meminta cerai pada suami,

kemudian oleh suami dikabulkannya permintaan cerai tersebut karena suami

sudah lelah dituduh selingkuh terus, kemudian oleh suami diceraikanmya

Talak 1 pasien tersebut.

Sejak 1 bulan yang lalu pasien pergi sendiri dari rumah, pasien pergi ke

sungai lilin, kerumah adiknya. Di sungai lilin, pasien sering pergi ke luar

rumah, mencari rumah yang baru, kemudian dia ingin membeli rumah

seharga 800 juta rupiah, dan akan menjual rumah lamanya yang padahal

harga rumah lamanya tidak sesuai dengan rumah yang ingin ia beli, dan

pasien merasa punya uang banyak.

Sejak 1 minggu SMRS, pasien jadi semakin mengoceh-ngoceh tentang

mantan suami dan anak-anaknya yang sudah tidak perduli lagi pada nya,

pasien juga sering keluar rumah sendiri dan tidak pulang-pulang ke pulau

rimau, akhirnya pasien dijemput di Sungai Lilin dan akhirnya keluarga

memutuskan membawa pasien ke RS ERBA Palembang.

Kurang lebih 1 minggu selama di rawat di RSJ ERBA Palembang, pasien

berubah curiga bahwa sekarang mantan suami pasien sudah beristri lagi,

anak-anak tidak menjenguknya karena sudah lupa pada dirinya, dan anak-

anak lebih sayang pada ibu yang baru, pasien menyangkal bahwa ia sakit.

Pasien juga curiga bahwa tas dan telpon genggamnya di ambil oleh orang

yang mengikat tangan dan kakinya sewaktu baru datang di kamar inapnya di

rumah sakit ini.

C. Riwayat Penyakit Dahulu

- Riwayat trauma kepala (-)

- Riwayat kejang/ epilepsi (-)

- Riwayat alergi obat (-)

-Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif :

Riwayat penggunaan Zat Psikoaktif disangkal.

3

Page 4: Laporan Kasus Schizophrenia Paranoid Rini

- Riwayat Penyakit Sistemik :

Riwayat hipertensi (-).

Riwayat tumor otak (-)

Riwayat nyeri kepala (-)

Riwayat demam lama (-)

Riwayat DM (-)

Riwayat asma (-)

D. Riwayat Kehidupan Pribadi

1. Riwayat Prenatal dan Perinatal

Selama kehamilan tidak ada gangguan kesehatan, dilahirkan normal

saat usia kehamilan 9 bulan, dilahirkan di rumah dukun.

2. Masa Kanak-kanak (0-3 tahun)

Tumbuh kembang pasien sama dengan anak sebayanya.

3. Masa Pertengahan (3-11 tahun)

Pasien merupakan anak yang baik namun sensitif dan mudah curiga.

4. Masa Kanak Akhir dan Remaja

Pasien tumbuh seperti anak seusianya. Pasien memiliki sifat mudah

curiga, sensitif, mudah tersinggung dan kurang pemaaf.

5. Masa Dewasa

a. Riwayat pendidikan

Pasien tidak sekolah

b. Riwayat pekerjaan

Pasien hanya dirumah, sebagai ibu rumah tangga.

c. Riwayat pernikahan

Pasien menikah pada tahun 1988 dengan laki-laki pilihan sendiri.

Suami pasien adalah seorang supir, jarang di rumah, sehingga

hubungan rumah tangga kurang harmonis. Pasien dikaruniai 3

orang anak. 1 orang anak perempuan dan 2 orang anak laki-laki.

Pada bulan Agustus, pasien bercerai dengan suaminya, suaminya

mengabulkan permintaan istrinya untuk bercerai, suami lelah

dituduh punya selingkuhan terus.

4

Page 5: Laporan Kasus Schizophrenia Paranoid Rini

d. Agama

Pasien beragama islam dan semenjak pasien sakit, pasien sudah

jarang solat.

e. Aktivitas sosial

Menurut anak pasien, pasien adalah seorang ibu rumah tangga,

lebih banyak mengurus rumah.

f. Riwayat keluarga

Pasien merupakan anak ketiga dari 4 bersaudara, memiliki

2orang kakak dan satu orang adik perempuan. Terdapat anggota

keluarga pasien yang memiliki gangguan jiwa yang sama, yaitu

ayah pasien.

: Ayah kandung pasien, 76 tahun

: Pasien , 42 tahun.

g. Situasi kehidupan sekarang

Sekarang pasien tinggal dengan adiknya. Status ekonomi

pasien menengah ke bawah.

h. Persepsi pasien tentang diri dan lingkungannya

Pasien menggambarkan dirinya sebagai seorang peremuan

biasa. Pasien berharap bisa megurus sendiri rumah tangganya dan

memelihara anak dan hartanya jauh-jauh dari mantan suami dan

istri baru mantan suaminya (pasien mengaku bahwa suami sudah

menikah lagi padahal tidak).

i. Persepsi keluarga tentang diri pasien

5

Page 6: Laporan Kasus Schizophrenia Paranoid Rini

Anak pasien menggambarkan pasien sebagai orang yang

baik dan ramah, namun memang cenderung pemarah dan mudah

curiga serta sensitif. Anak pasien berharap pasien bisa sembuh,

karena ia berharap ibu bisa seperti dulu lagi. Menurut anak pasien,

kehidupan pasien tidak pernah merasakan kebahagaian karena

sakitnya ini.

j. Riwayat pelanggaran hukum

Pasien tidak pernah melakukan tindakan pelanggaran hukum

maupun berurusan dengan pihak berwajib.

III. Pemeriksaan Status Mental

Pemeriksaan di lakukan pada tanggal 8 November 2012

A. Gambaran Umum :

Penampilan

Pasien berjenis perempuan berusia 42 tahun dengan penampilan

sesuai dengan usia. Pada saat wawancara pasien menggunakan

kerudung hitam, baju kaos berwarna biru dan celana dasar hitam serta

menggunakan sandal jepit berwarna hijau. Perawatan diri cukup baik.

Perilaku dan Akitivitas psikomotor

- Selama wawancara pasien duduk dengan gelisah di kursi. Kontak

mata pasien dengan pemeriksa kurang, emosinya tidak terkendali.

Sikap terhadap pemeriksa

Pasien kurang kooperatif dalam bercerita dan menjawab pertanyaan

yang diajukan oleh pemeriksa. Pasien menolak untuk wawancara yang

lebih lanjut. Pasien menyangkal bila ia sakit.

B. Mood dan afek

Mood : Irritable

Afek : Appropriate

Keserasian : serasi dalam hal pikiran, perasaan, dan perilaku

6

Page 7: Laporan Kasus Schizophrenia Paranoid Rini

C. Pembicaraan

Bicara lancar, spontan, jumlah cukup, volume suara naik-turun, intonasi

cukup, artikulasi jelas dan isi pembicaraan kadang tidak dapat

dimengerti.

D. Gangguan Persepsi

Dari hasil wawancara :

- Halusinasi Auditorik (+)

- Halusinasi Visual (+)

E. Pikiran

Bentuk pikiran

1. Produktivitas : Pikiran yang cepat dan menjawab dengan cepat.

2. Kontinuitas : asosiasi longgar.

3. Hendaya berbahasa : Tidak ada

Isi pikiran

Ditemukan waham curiga (+), waham kejar (+), waham kebesaran (+)

F. Sensorium dan kognitif

Taraf kesadaran

Compos mentis, Kesiagaan baik

Orientasi

Waktu : Baik, pasien dapat membedakan waktu saat pagi,

siang dan malam.

Tempat : Baik, pasien mengetahui bahwa dirinya berada di

RS ERBA Palembang.

Personal : Baik, Pasien dapat mengenali dokter pemeriksa,

koas, perawat, dan istrinya.

Daya ingat

Jangka Panjang :

Baik pasien dapat mengingat keluarga besarnya dan kisah

pernikahannya.

7

Page 8: Laporan Kasus Schizophrenia Paranoid Rini

Jangka sedang :

Baik, pasien dapat mengingat dengan siapa ia datang dan kapan ia

datang ke RS ERBA Palembang.

Jangka pendek :

Baik, pasien dapat mengingat kemana ia pergi sebelum dibawa ke

RS ERBA Palembang.

Jangka Segera :

Baik, pasien tidak mengalami kesulitan untuk mengulang 6 angka

maju dan selanjutnya mundur.

Konsentrasi dan perhatian

Baik, pasien tidak mengalami kesalahan saat melakukan penguarangan

100-7 dan seterusnya serta mengeja kata ”dunia” dari belakang.

Kemampuan membaca dan menulis

Pasien dapat membaca dan menulis

Kemampuan visuospasial

Baik, pasien dapat mengambarkan jam dan memperlihatkan arah jarum

panjang dan jarum pendek dengan baik.

Pikiran abstrak

Baik, pasien dapat mengartikan peribahasa sederhana yang diberikan

oleh pemeriksa “Tak ada gading yang tak retak” maupun peribahasa

lain.

Intelegenesia dan kemampuan informasi

Baik, pasien dapat menjawab dengan benar nama presiden RI dan

nama presiden pertama RI.

Kemampuan menolong diri sendiri

Baik, pasien masih bisa berpakaian serta masih dapat makan, minum,

dan mandi sendiri.

G. Pengendalian impuls

Selama wawancara yang pertama pasien kurang dapat mengendalikan

diri dan berperilaku. Pasien menolak diwawancarai lebih lanjut, dan

menyangkal bahwa is sakit.

8

Page 9: Laporan Kasus Schizophrenia Paranoid Rini

H. Daya Nilai dan tilikan

Daya Nilai Sosial

Baik, pasien bersikap sopan terhadap dokter, koas, perawat dan seluruh

penghuni bangsal kenanga

Penilaian Realita

Terganggu, karena pasien kurang mampu membedakan antara hal

yang nyata dan tidak nyata.

Tilikan

Derajat 1, pasien menyangkal menderita penyakit.

I. Reliabilitas

Secara umum, dapat dipercaya baik alloananmnesis maupun

autoanamnesis.

IV. Pemeriksaan Diagnosa Lebih Lanjut

Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 8 November 2012.

A. Status Interna

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos Mentis

Status Gizi : terlihat cukup

Tanda – tanda vital

TD : 110/70 mmHg

Pulse : 94x/menit

RR : 20x/menit

Suhu : Aferbis

Mata : Konjungtiva tidak anemik, Sklera tidak ikterik

Thorax

Cor : Bunyi jantung I-II regular, murmur (-), gallop (-)

Pulmo : Vesikuler kiri dan kanan, wheezing dan rhonki (-)

Abdomen : Tidak ada nyeri tekan, bising usus normal

Ekstrimitas : Akral hangat, capillary refill time <2”, edema (-)

Kulit : dalam batas normal

9

Page 10: Laporan Kasus Schizophrenia Paranoid Rini

B. Status Neurologis

GCS 15

- E : membuka mata spontan (4)

- V : berbicara spontan (5)

- M : gerakan sesuai perintah (6)

Tanda Rangsangan Meningeal : Negatif

Tanda efek ekstrapiramidal : Tidak ada tremor, bradikinesia (-),

dan rigiditas (-).

Motorik : 5/5/5/5

Sensorik : Baik

Refleks fisiologis : normal

Refleks patologis : tidak ditemukan refleks patologis

V. Ikhtisar Penemuan Bermakna

Berdasarkan wawancara didapatkan informasi bahwa pasien seorang

perempuan berusia 42 tahun, agama islam, suku Jawa, pekerjaan ibu rumah

tangga, status bercerai. Pasien dirawat dengan keluhan sering mengoceh dan

marah-marah, dan mudah curiga.

Pada pemeriksaan status mental pada tanggal 8 November 2012 didapatkan

seseorang perempuan , penampilan sesuai dengan usia, berbadan kurus, perawatan

diri cukup. Perilaku dan aktivitas psikomotorik pasien selama wawancara pasien

duduk dengan gelisah di kursi. Kontak mata pasien dengan pemeriksa kurang,

emosinya tidak terkendali. Sikap terhadap pemeriksa, pasien kurang kooperatif

dalam bercerita dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pemeriksa. Pasien

menolak untuk wawancara yang lebih lanjut. Pasien menyangkal bila ia sakit.

Mood irritable, afek appropriate, pembicaraan dengan afek sesuai. Pada gangguan

persepsi ditemukan halusinasi visual dan auditorik. Bentuk pikiran non realistik,

isi pikir waham curiga , waham kebesaran dan waham kejar, dengan proses isi

pikir asosiasi longgar, RTA terganggu dengan tilikan derajat satu. Pada

pemeriksaan fisik Interna dan pemeriksaan yang lain tidak ditemukan kelainan.

10

Page 11: Laporan Kasus Schizophrenia Paranoid Rini

VI. Formulasi Diagnosis

Aksis I :

Berdasarkan anamnesis, riwayat perjalanan penyakit dan pemeriksaan,

pada pasien ini ditemukan adanya pola perilaku, pikiran, dan perasaan yang

secara klinis bermakna dan menimbulkan suatu penderitaan (distress) dan

hendaya (disability) dalam fungsi pekerjaan dan sosial. Dengan demikian

berdasarkan PPDGJ III dapat disimpulkan bahwa pasien ini mengalami

suatu gangguan jiwa.

Selain itu, berdasarkan anamnesis riwayat penyakit medis, pasien

tidak pernah mengalami trauma kepala atau penyakit lainnya yang secara

fisiologis dapat menimbulkan disfungsi otak sebelum menunjukkan gejala

gangguan jiwa. Oleh karenanya, gangguan mental organik dapat

disingkirkan (F00-09). Pada pasien tidak didapatkan riwayat penggunaan

alkohol atau zat psikoaktif sebelum timbul gejala penyakit yang

menyebabkan perubahan fisiologis otak, sehingga kemungkinan adanya

gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif dapat

disingkirkan (F10-19).

Pada pasien terdapat adanya gangguan dalam penilaian realita karena

adanya psikopatologi gangguan persepsi yaitu halusinasi auditorik dan

visual. Gangguan isi pikir yaitu waham curiga, waham kebesaran dan

waham kejar. Juga tidak pernah mengalami perasaan sedih atau senang yang

berlebihan dan menetap dalam periode tertentu. Gejala tersebut dialami

pasien selama kurang lebih dari 6 bulan, sehingga dapat digolongkan

kedalam gangguan psikotik kelompok skizofrenia (F20), maka berdasarkan

PPDGJ III ditegakkan diagnosis untuk aksis I adalah Skizofrenia

Paranoid (F20.00).

Aksis II

Pada pasien ini didapatkan informasi yang bermakna dari riwayat

premorbid, riwayat kehidupan pribadi pada masa kanak, remaja, dan dewasa

yaitu ia punya mudah curiga sehingga untuk aksis II F 60.0 Gangguan

Kepribadian paranoid.

11

Page 12: Laporan Kasus Schizophrenia Paranoid Rini

Aksis III

Pada pasien ini berdasarkan pemeriksaan fisik tidak ditemukan

kelainan.

Aksis IV

Pada pasien untuk aksis IV yaitu Masalah support primary group

Aksis V

GAF pada saat ini adalah 70-61, adanya beberapa gejala ringan dan

menetap dan diabilitas ringan, misalnya pekerjaan, hubungan dengan

keluarga dan proses pikir.

VII. Diagnosis Multiaksial

Aksis I : F20.0 Skizofrenia Paranoid (F20.00)

Aksis II : F60.0 Gangguan Kepribadian Paranoid

Aksis III : Tidak ada diagnosis

Aksis IV : Masalah support primary group

Aksis V : GAF Current 70-61

MRS GAF Scale 80-71

VIII. Daftar Masalah

A. Organobiologik

Ada faktor genetik gangguan kejiwaan (Ayah kandung pasien)

B. Psikologik

Mood : Irritable

Afek : Appropriate

Keserasian : Sesuai

Gangguan Persepsi : Halusinasi auditorik (+) , halusinasi visual (+)

Isi pikir : Waham curiga (+), waham kejar (+)

RTA : Terganggu

Tilikan : Derajat 1

C. Lingkungan dan Sosioekonomi

12

Page 13: Laporan Kasus Schizophrenia Paranoid Rini

Kurangnya pengetahuan keluarga, mengenai penyakit pasien, gejala-

gejalanya, faktor-faktor yang memberatkan lainnya. Selain itu, masalah lingkungan

sosial, bagaimana hubungan ia dengan para tetangganya. Sekarang pasien tinggal

dengan adiknya. Status ekonomi pasien menengah ke bawah.

IX. Prognosis

Ad vitam : dubia ad bonam

Ad Sanationam : dubia ad bonam

Ad Fungsionam : dubia ad bonam

X. Rencana Terapi

A. Psikofarmaka

Risperidone 2 x 2 mg

B. Psikoterapi

Memberikan pengertian dan penjelasan pada pasien yang bersifat

komunikatif, edukatif dan informatif tentang keadaan pasien bahwa

pasien harus bisa mengendalikan diri dan mau mematuhi pengobatan

demi kepentingan si pasien tersebut sehingga pasien dapat menjaga

kepatuhan minum obat, mengerti tentang gangguan yang dideritanya dan

juga menyadari bahwa ada kemungkinan bahwa keluhan-keluhan yang

dideritanya disadari oleh faktor psikologis dan dapat meminta bantuan

psikiatri pada saat pasien membutuhkannya.

Mengembalikan kepercayaan diri pasien pada fungsi optimal

terutama dalam kehidupan sosioekonomi, sehingga pasien bisa

menjalani aktivitas sehari-hari dan merawat kebersihan diri dengan baik

tanpa disuruh.

Memberikan dukungan untuk meningkatkan rasa percaya diri

individu, perbaikan fungsi sosial, dan pencapaian kualitas hidup yang

baik serta memotivasi penderita agar tidak merasa putus asa dan

semangat dalam menjalani hidup.

13

Page 14: Laporan Kasus Schizophrenia Paranoid Rini

Memberikan penjelasan yang bersifat komunikatif, informatif dan

edukatif mengenai penyebab penyakit pasien, gejala-gejalanya, faktor-

faktor yang memberatkan, dan bagaimana cara pencegahannya. Pada

keluarga. Sehingga keluarga bisa menerima dan mengerti keadaan

pasien serta mendukung proses terapi dan mencegah kekambuhan.

Menjelaskan pada keluarga bahwa pasien perlu dukungan penuh, perlu

dirangkul dan di ajak berkomunikasi dengan lebih sabar lagi, jangan di

kurung maupun jangan membuat pasien merasa di kucilkan, karena hal

tersebut dapat memparah keadaan pasien.

Keluarga diharapkan mampu mengawasi kepatuhan pasien untuk

kontrol minum obat maupun kontrol berobat jika obat habis untuk

memantau perjalanan penyakit pasien dan tindak lanjut dari pengobatan

yang didapat pasien.

XI. Pandangan Islam

Islam juga menganjurkan umatnya untuk berobat dan mendatangi dokter

spesialis. Hal ini tercermin dari nasihat Rasulullah kepada Sa’ad bin Abi Waqash

ketika menderita sakit untuk mendatangkan seorang dokter Arab, yaitu Al-Harist

bin Kaldah. Nabi kemudian berkata kepada Saad bin Abi Waqash:

“Sesunggunya engkau terkena penyakit, maka datangkanlah Al-Harist bin

Kaldah, saudara bani Tsaqif, karen dia sesungguhnya dokter yang pandai memilih

pengobatan” (HR. Abu Daud).

BAB II

DISKUSI

14

Page 15: Laporan Kasus Schizophrenia Paranoid Rini

Diagnosis skizofrenia paranoid ditegakkan atas dasar adanya gangguan

persepsi halusinasi auditorik dan visual serta gangguan isi pikir berupa waham

curiga dan waham kejar, hal ini telah berlangsung sekitar 6 bulan yang lalu.

Pengobatan pada pasien ini dipilih risperidone dengan dosis awal 2 mg

diberikan 2 kali perhari. Karena risperidon merupakan obat antipsikotik atipikal

dengan efek samping yang minimal.

Indikasi pemberiannya adalah terapi pada skizofrenia akut dan kronik serta

pada kondisi psikosis yang lain, dengan gejala-gejala tambahan (seperti;

halusinasi, delusi, gangguan pola pikir, kecurigaan dan rasa permusuhan) dan atau

dengan gejala-gejala negatif yang terlihat nyata (seperti; blunted affect, menarik

diri dari lingkungan sosial dan emosional, sulit berbicara). Juga mengurangi gejala

afektif (seperti; depresi, perasaan bersalah dan cemas) yang berhubungan dengan

skizofrenia. Aktivitas antipsikosis diperkirakan melalui hambatan terhadap

reseptor serotonin dan dopamine.

Pemberian obat-obatan antipsikotik diberikan dari dosis terkecil yang

menimbulkan efek terapeutik, dalam hal ini pemberian Risperidone yaitu :

2 mg/hari, 1-2 x sehari, jika belum ada perbaikan, dinaikkan menjadi

4 mg/hari, 1-2 x sehari, jika belum ada perbaikan, dinaikkan menjadi

6 mg/hari, 1-2 x sehari. Dosis umum Risperidon adalah 3-6 mg per hari.

Trihexylphenidil diberikan apabila terjadi efek samping ekstrapiramidal.

Semua antagonis reseptor dopamin berkaitan dengan efek samping ekstra

piramidal. Hal ini disebabkan karena berkurangnya aktivitas dopamin pada

ganglia basalis, yang diakibatkan karena afinitasnya terhadap reseptor D2.

Selain menggunakan terapi psikofarmaka, pasien juga ditunjang dengan

psikoterapi. Psikoterapi suportif berujuan agar pasien merasa aman, diterima, dan

dilindungi. Psikoterapi suportif dapat diberikan pada pasien yang mengalami

gangguan proses kognitif, gangguan dalam penilaian realita, gangguan proses

pikir, serta adanya gangguan dalam melakukan hubungan dengan orang lain.

Prognosis penderita ini adalah dubia dan gejala ini bisa berulang karena

adanya riwayat gangguan psikiatri dalam keluarga. Bila pasien taat menjalani

15

Page 16: Laporan Kasus Schizophrenia Paranoid Rini

terapi, adanya motivasi penderita untuk sembuh, serta adanya dukungan dari

keluarga yang cukup maka akan membantu perbaikan pasien.

TABEL FOLLOW UP

16

Page 17: Laporan Kasus Schizophrenia Paranoid Rini

Selasa, 7ovember 2012

KU baik, os tampak tenang, kontak (+), os bisa makan, minum, mandi dan tidur. Waham curiga (+) Halusinasi (+). TD = 110/70 mmHg.Emosi : stabil Th/ :Inj. Lodomer 2 x 1 ampulInj. Valdimex 2 x 1 ampulRisperidone 2 x 2 mgMerlopam 2 x 1 mgTrihexipenidil 2 x 2 mg

Rabu, 8 November 2012

KU baik, os tampak tenang, kontak (+), os bisa makan, minum, mandi dan tidur. Waham curiga (+) Halusinasi (+) TD = 110/70 mmHg.mmHg.Emosi : stabil Th/ :Risperidone 2 x 2 mgMerlopam 2 x 1 mgTrihexipenidil 2 x 2 mg

Kamis, 9 November 2012

KU baik, os tampak tenang, kontak (+), os bisa makan, minum, mandi dan tidur. Halusinasi (+) TD = 110/70 mmHg.mmHg.Emosi : stabil Th/ :Risperidone 2 x 2 mgMerlopam 2 x 1 mgTrihexipenidil 2 x 2 mg

Jum’at, 10 November 2012

KU baik, os tampak bingung, kontak (+), os bisa makan, minum, mandi dan tidur. Bisikan (+). TD = 150/80 mmHg.Emosi : stabil Th/ :Risperidone 2 x 2 mgMerlopam 2 x 1 mgTrihexipenidil 2 x 2 mg

Sabtu, 10 November 2012

KU, os tampak gelisah dan bingung, kontak (+), os tidak bisa mengurus diri dan tidak bisa tidur, Waham curiga (+) Halusinasi (+). TD = 110/70 mmHg.Emosi : stabilTh/ :Risperidone 2 x 2 mgMerlopam 2 x 1 mgTrihexipenidil 2 x 2 mg

17

Page 18: Laporan Kasus Schizophrenia Paranoid Rini

Senin, 22 Oktober 2012

KU baik, kontak (+), bisa tidur, Waham curiga (+) Halusinasi (+). TD = 110/70 mmHg.halusinasi visual dan auditorik (+). TD 150/80 mmHg.Emosi : stabilTh/ :Risperidone 2 x 2 mgMerlopam 2 x 1 mgTrihexipenidil 2 x 2 mg

Selasa, 23 Oktober 2012

KU, os tampak gelisah dan bingung, kontak (+), os tidak bisa mengurus diri dan tidak bisa tidur, Waham curiga (+) Halusinasi (-). TD = 110/70 mmHg.Emosi : stabilTh/ :Risperidone 2 x 2 mgMerlopam 2 x 1 mgTrihexipenidil 2 x 2 mg

Rabu, 24 Oktober 2012

KU, os tampak tenang dan mau pulang, kontak (+), os bisa mengurus diri dan bisa tidur, Waham curiga (+) Halusinasi (-). TD = 110/70 mmHg.Emosi : stabilTh/ :Risperidone 2 x 2 mgMerlopam 2 x 1 mgTrihexipenidil 2 x 2 mg

18

Page 19: Laporan Kasus Schizophrenia Paranoid Rini

DAFTAR PUSTAKA

1. Sadock BJ and Sadock VA. Kaplan & Sadock's Synopsis of Psychiatry:

Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry, Lippincott Williams & Wilkins 10th

Edition. 2007.

2. Dadang Hawari. Alqur’an Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Jiwa. Jogjakarta:

PT Dhana Bhakti Prima Yasa. 2004.

3. Depkes RI. Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa edisi ke-III.

Jakarta. 1993.

4. Jager M, Hintermayr M, Bottlender R, Strauss A, Möller HJ, Course and

outcome of first-admitted patients with acute and transient psychotic

disorders (ICD-10:F23) Focus on relapses and social adjustment, Eur Arch

Psychiatry Clin Neurosci. 2003.

5. Kusumanto Styonegoro, dalam Dadang Hawari. Alqur’an Ilmu Kedokteran

dan Kesehatan Jiwa. Jogjakarta: PT Dhana Bhakti Prima Yasa. 2004.

6. Mahar Mardjono dalam Dadang Hawari. Alqur’an Ilmu Kedokteran dan

Kesehatan Jiwa. Jogjakarta: PT Dhana Bhakti Prima Yasa. 2004.

7. Marneros A, Pillmann F, Haring A, Balzuweit S, Blöink R, Features of acute

and transient psychotic disorders, Eur Arch Psychiatry Clin Neurosci. 2003.

8. Maslim Rusdi. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik edisi ketiga. Penerbit

bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK- Atma Jaya. Jakarta, 2007.

9. Tim Psikiatri FKUI. 2005. Buku Ajar: Psikiatri. Jakarta: FK UI Press.

19

Page 20: Laporan Kasus Schizophrenia Paranoid Rini

6 Bulan yang lalu 3 bln yll \ 1 bulan yll

Rawat inap pertama

Halusinasi auditorik dan halusinasi visual Bercerai dari suami dan lebih sering mengoceh-ngocehPasien marah -marahDan menuduh kelurga akan mengurungnya

-Pasien sering mengoceh-ngoceh- Tidak bisa tidur- sering curiga suami ada simpanan- Halusinasi (+)

Mengoceh-ngoceh sendiriMarah-marahTidak bisa tidurCuriga (+) makin menjadiHalusinasi (+)Semakin sering keluar rumah

Rawat inap pertama

Pergi kerumah adiknyaSering keluar rumah di tempat rumah adiknyaPergi keluar rumah mencari dan membeli rumah baru dan membayar dengan rumah lamaMasih sering mengoceh-ngoceh sendiri

DIAGRAM

RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT

1