123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com/d/3a/2f/... ·...

77
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen Sumberdaya Air Sumberdaya (resources) merupakan sumber persediaan, baik sebagai cadangan maupun yang baru. Sumberdaya juga dapat diartikan sebagai suatu atribut atau unsur dari lingkungan, yang menurut anggapan manusia mempunyai nilai dalam jangka waktu tertentu yang ditentukan oleh keadaan sosial budaya, ekonomi, teknologi dan kelembagaan (Manik, 2003). Oleh karena itu suatu sumberdaya dapat dikatakan belum merupakan sumberdaya karena tidak mempunyai nilai ekonomi, akan tetapi perkembangan teknologi, sumberdaya itu dapat diolah atau dimanfaatkan sehingga bernilai ekonomi. Seperti halnya sumberdaya air terutama air hujan yang melimpah di daerah-daerah tertentu dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pengganti keterbatasan sumberdaya air yang 6

Upload: donga

Post on 03-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com/d/3a/2f/... · Web viewBAB II. KAJIAN . PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN . DAN HIPOTESIS. 2.1

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN

DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Manajemen Sumberdaya Air

Sumberdaya (resources) merupakan sumber persediaan, baik sebagai

cadangan maupun yang baru. Sumberdaya juga dapat diartikan sebagai suatu

atribut atau unsur dari lingkungan, yang menurut anggapan manusia mempunyai

nilai dalam jangka waktu tertentu yang ditentukan oleh keadaan sosial budaya,

ekonomi, teknologi dan kelembagaan (Manik, 2003). Oleh karena itu suatu

sumberdaya dapat dikatakan belum merupakan sumberdaya karena tidak

mempunyai nilai ekonomi, akan tetapi perkembangan teknologi, sumberdaya itu

dapat diolah atau dimanfaatkan sehingga bernilai ekonomi. Seperti halnya

sumberdaya air terutama air hujan yang melimpah di daerah-daerah tertentu dapat

dimanfaatkan sebagai alternatif pengganti keterbatasan sumberdaya air yang dapat

dimanfaatkan dalam memenuhi kebutuhan air bersih masyarakatnya.

2.1.1.1 Persoalan Umum Sumberdaya Air

Sumberdaya air Indonesia dewasa ini berada pada tingkat kritis seperti

ditandai terjadinya kelangkaan air di berbagai daerah, bencana banjir, kekeringan,

dan pencemaran yang sangat tinggi, baik karena kejadian alam dan terutama

karena ulah masyarakatnya. Air tanah perkotaan pun sudah berada pada kondisi

6

Page 2: 123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com/d/3a/2f/... · Web viewBAB II. KAJIAN . PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN . DAN HIPOTESIS. 2.1

kritis yang akan merugikan kehidupan makhluk hidup dan keberlanjutan

ekosistem, oleh karena itu dalam perkembangan peradaban manusia saat ini,

keberadaan air bersih sangat vital bagi hidup, kehidupan dan keberlanjutan

ekosistem.

Air merupakan asset public yang harus dikelola oleh para pemilik

kepentingan (stakeholder), yaitu pemerintah, dunia usaha dan masyarakat. Ada

banyak faktor yang menyebabkan terjadinya permasalahan air dan sumberdaya air

antara lain (http://www.pu.go.id, 2005): 

1. Meningkatnya jumlah penduduk dan laju pertumbuhan pembangunan 2. Meningkatnya kebutuhan air di berbagai sektor, seperti kebutuhan rumah

tangga, kebutuhan pertanian dan kebutuhan industri3. Meningkatnya perubahan tata guna lahan yang mengakibatkan kurangnya

daerah retarding dan resapan 4. Meningkatnya pencemaran air mulai dari daerah tangkapan air sampai

dengan hilir oleh; (a) Limbah Rumah Tangga (Non Point Sources), (b) Kegiatan Industri dan Pertambangan (Point Sources), (c) Kejadian Alam (sedimen, erosi, dan lain-lain), dan (d) Kegiatan Pembangunan lainnya

5. Perubahan dan tidak konsistennya Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) serta proses perencanaan/perumusan RTRW

6. Lemahnya penegakan hukum (law enforcement) 7. Belum adanya kelembagaan yang mencakup kapasitas; institusi; SDM;

mekanisme koordinasi kewenangan; peraturan; rendahnya peran serta pemilik kepentingan; pendanaan dan lokasi-lokasi implementasi/ percontohan.

8. Meningkatnya konflik antar pihak dalam Era Otonomi Daerah. 9. Tidak adanya peta kondisi air tanah dan air permukaan/air sungai yang up

to date. 10. Adanya perkembangan fungsi air yang semula hanya fungsi sosial dewasa

ini menjadi fungsi sosial, ekonomi dan lingkungan. 11. Tidak adanya keseimbangan antara: (a) Sistem Produksi (tata air), (b)

Distribusi air (tata kelola air), dan (c) Konsumsi (tata guna air)

Sementara itu, pengelolaan sumberdaya air (SDA) menghadapi banyak

kendala antara lain:

7

Page 3: 123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com/d/3a/2f/... · Web viewBAB II. KAJIAN . PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN . DAN HIPOTESIS. 2.1

1. Belum dibedakan secara jelas batas ekosistem air tanah dan air permukaan

dalam pengelolaan SDA.

2. Keterkaitan hidrologis hulu-hilir belum menjadi pertimbangan terhadap air

permukaan dalam pengelolaan SDA.

3. Penutupan vegetasi di daerah tangkapan air watershield hulu kebanyakan DAS

yang menjadi kajian sudah kritis.

4. Perubahan iklim global dan hujan asam yang mempengaruhi kuantitas dan

kualitas air hujan.

5. Rusaknya/berkurangnya daerah resapan air tanah (recharged area).

6. Peningkatan erosi dan sedimentasi di kebanyakan DAS yang menjadi kajian.

7. Peningkatan fluktuasi debit aliran, terutama di daerah tengah dan hilir DAS

8. Kurangnya inventarisasi sumber air dan atau mata air

9. Pemilik Kepentingan SDA belum bersinergi.

Dalam upaya menjaga keberlangsungan pemanfaatan air secara adil oleh

para pemilik kepentingan, pengelolaan sumberdaya air sudah seyogyanya

dilakukan dengan bijaksana. Kepedulian kepada air pun hendaknya

mencerminkan nilai-nilai sosial, ekonomi, lingkungan serta dilakukan secara

terpadu yaitu: sumberdaya air, sumberdaya alam, sumberdaya hutan, dan

sumberdaya terkait lainnya. Untuk mendukung pengelolaan SDA, para pemilik

kepentingan keberlanjutan SDA turut serta menjadi mitra Pemerintah

menyelenggarakan pengelolaan SDA sesuai tupoksinya untuk menghindari

terjadinya tumpang tindih program dan tercapainya azas manfaat pemberdayaan

SDA. Informasi tersebut menjadi dasar komunikasi semua pihak dan sebagai

8

Page 4: 123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com/d/3a/2f/... · Web viewBAB II. KAJIAN . PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN . DAN HIPOTESIS. 2.1

bahan pembahasan dalam koordinasi pengelolaan SDA mulai dari bentuk

partisipasi, perencanaan, pelaksanaan konstruksi, dan sebagainya. Berikut

ditampilkan gambaran permasalahan umum berkaitan dengan pengelolaan

sumberdaya air tanpa gerakan kemitraan penyelamatan air.

Sumber: http://www.pu.go.id, Tahun 2005

Gambar 2.1

Permasalahan Umum Berkaitan dengan Pengelolaan Sumberdaya Air

Untuk menjawab permasalahan tersebut, perlu diciptakan efektivitas dan

efisiensi kegiatan pengelolaan sumberdaya air, perlu dihimpun, dibahas dan

diformulasikan aspirasi, keinginan, rekayasa dan kiprah semua stakeholder

9

Page 5: 123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com/d/3a/2f/... · Web viewBAB II. KAJIAN . PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN . DAN HIPOTESIS. 2.1

melalui cara intensitas komunikasi pemerataan informasi serta konsultasi,

networking yang berskala internasional, nasional, maupun lokal untuk tercapainya

sebuah konsensus dan komitmen sebagai masukan untuk semua pihak yang

berkepentingan dalam pengelolaan SDA. Terbangunnya jaringan informasi dan

komunikasi secara terus menerus para pemilik kepentingan dalam mengatasi

segenap permasalahan pengelolaan sumberdaya air merupakan prinsip untuk

mencapai keberhasilan lestarinya air sebagai asset publik.

Menyikapi permasalahan-permasalahan tersebut di atas maka para

pemerhati air secara orang per orang atau para peneliti untuk mengharmonisasikan

implementasi gagasan, kebijakan, kesadaran, hak dan kewajiban semua warga

yang konsern terhadap keberlanjutan SDA yang lestari, dan memberi masukan

dalam implementasi kebijakan dan meningkatkan kesadaran/keperdulian

masyarakat luas terhadap lestarinya air.

2.1.1.2 Persoalan Khusus Sumberdaya Air

Salah satu upaya dalam manajemen sumberdaya alam yaitu menjaga

kualitas dan kuantitas sumberdaya air agar keberadaannya dapat dimanfaatkan

oleh manusia dalam kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu pemanfaatan air

hujan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat perlu diupayakan khususnya untuk

menjaga keterbatasan sumberdaya air terutama di perkotaan dengan merancang

suatu sistem pemanenan air hujan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan

serta kemampuan masyarakatnya.

10

Page 6: 123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com/d/3a/2f/... · Web viewBAB II. KAJIAN . PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN . DAN HIPOTESIS. 2.1

Pokok permasalahan dalam pengelolaan sumberdaya air bersumber dan

pada akhirnya pada permasalahan ekonomi sumberdaya air. Pokok permasalahan

ini timbul karena adanya kenyataan bahwa air sering tersedia pada saat, di tempat

dengan kualitas yang berbeda dengan kebutuhan atau permintaan terhadapnya.

Secara ringkas, pokok permasalahan dalam pengelolaan sumberdaya air ialah

ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran (Dumairy, 1992).

Ketidakseimbangan tersebut dapat bersifat kuantitatif (kualitas), kualitatif

(kuantitas), atau bahkan keduanya. Jika permintaan seimbang dengan penawaran,

dalam segala hal dan sifatnya lestari, maka takkan ada masalah dalam mengelola

sumberdaya air tersebut. Bentuk ketidakseimbangan itu tidak pula selalu berupa

kelebihan permintaan dibandingkan penawaran, tetapi juga sebaliknya. Hal ini

bervariasi suatu tempat ke lain tempat, dari satu saat ke saat lain. Dalam hal

permintaan permintaan melebihi penawaran, pengelolaan sumberdaya air

(tindakan hidronomis) yang harus dilakukan adalah bagaimana menambah

penawaran agar mencukupi permintaan.

Upaya yang dapat dikerjakan antara lain menemukan sumber air baru,

mengalirkan air dari lain tempat ke tempat kekurangan, atau meningkatkan

efisiensi penggunaan sumberdaya airnya sehingga masalah tersebut teratasi.

Sedangkan dalam hal penawaran melebihi permintaan, pengelolaan sumberdaya

air (tindakan hidronomis) yang harus dilakukan adalah bagaimana memanfaatkan

kelebihan penawaran tersebut agar tidak sia-sia, atau bagaimana mengendalikan

kelebihan penawaran tersebut agar tidak mengundang bahaya yang mengancam

kehidupan. Upaya yang dapat dikerjakan misalnya mengalirkan kelebihan tadi ke

11

Page 7: 123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com/d/3a/2f/... · Web viewBAB II. KAJIAN . PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN . DAN HIPOTESIS. 2.1

tempat lain yang membutuhkan tapi kekurangan, atau menciptakan suatu proyek

yang dapat memanfaatkan kelebihan tersebut. Berkenaan dengan pokok

permasalahan pengelolaan sumberdaya air, maka terdapat tiga persoalan dalam

pengelolaan sumberdaya air, yaitu:

1. Upaya yang harus dilakukan (sistem atau jaringan sumberdaya air yang harus

dibangun) guna mengatasi kesenjangan antara kesediaan air alami dan

permintaan terhadapnya.

2. Besarnya skala jaringan sumberdaya air yang harus dibangun dan luas wilayah

yang mampu dilayaninya.

3. Pengelolaan jaringan yang dapat mencapai sasaran diiginkan secara optimal.

Untuk daerah tropis seperti Indonesia, sebuah keluarga akan membutuhan

puluhan liter air bersih per hari untuk minum, membasuh mulut, mencuci, dan

memasak, dan kebutuhan yang lain. Dalam sebulan akan dibutuhkan beribu-ribu

liter air bersih untuk keperluan lain seperti mandi, mencuci pakaian dan perabotan

rumah tangga. Untuk daerah pedesaan yang kering di musim kemarau pada waktu

hujan hanya sedikit dan persediaan air dalam tanah menurun, akan sulit sekali

untuk mendapatkan air yang bersih. Pada musin kemarau sumur menjadi kering,

aliran sungai besar berubah menjadi kecil dengan air yang keruh, mengakibatkan

timbulnya penyakit yang menuntut banyak korban. Di samping itu pada musim

kemarau banyak waktu dan tenaga terbuang untuk mengambil air bersih, karena

sumber air biasanya terletak jauh dari tempat tinggal.

Masalah kebutuhan air bersih dapat ditanggulangi dengan memanfaatkan

sumber air dan air hujan. Menampung air hujan dari atap rumah adalah cara lain

12

Page 8: 123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com/d/3a/2f/... · Web viewBAB II. KAJIAN . PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN . DAN HIPOTESIS. 2.1

untuk memperoleh air. Cara yang cukup mudah ini kebanyakan masih diabaikan

karena atap rumah yang terbuat dari daun rumbia atau alang-alang tidak

memungkinkannya. Namun pada rumah yang beratap genteng atau seng

bergelombang, hal ini dengan mudah dapat dilakukan dengan memasang talang

air sepanjang sisi atap dan mengalirkan air hujan itu ke dalam tempat

penyimpanan.

2.1.1.3 Pemanenan Air Hujan merupakan Salah Satu Tindakan Pengelolaan

Sumberdaya Air

Bentuk tindakan pengelolaan sumberdaya air bermacam-macam. Bentuk

tindakan yang harus dilakukan dengan perkataan lain proyek keairan yang harus

dilaksanakan tergantung dari kasus pengelolaan sumberdaya air yang dihadapi

seperti kekurangan persediaan air atau dalam istilah ekonomi: penawaran lebih

kecil daripada permintaan, maka tindakan yang harus dilakukan adalah

mengupayakan optimalitas pemanfaatan dari kelebihan persediaan yang ada, atau

mengendalikan kelebihan tersebut agar tidak menimbulkan hal-hal yang tak

diinginkan atau tidak menguntungkan. Ringkasnya, dasar dari setiap tindakan

pengelolaan sumberdaya air adalah upaya menyeimbangkan sisi permintaan

dengan sisi penawaran (Dumairy, 1992).

Setiap pokok permasalahan yang dihadapi diperlukan penjabaran secara

jelas dan terinci, agar bentuk kongkret dari tindakan yang harus diambil dapat

dioperasionalkan. Dalam hal pokok permasalahan yang dihadapi adalah

penawaran lebih kecil daripada permintaan, maka haruslah jelas penawaran dan

permintaan air untuk keperluan yang mengalami kesenjangan/ketidakseimbangan

13

Page 9: 123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com/d/3a/2f/... · Web viewBAB II. KAJIAN . PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN . DAN HIPOTESIS. 2.1

Identifikasi pokok permasalahan

Kongkretisasi masalah

Penelitian sebab-sebab masalah

Inventarisasi pilihan-pilihan untuk

mengatasi masalah

Penentuan Pilihan yang terbaik

(penentuan tindakan)

Analisis pilihan-pilihan yang

memungkinkan

tersebut, seperti untuk keperluan irigasi pertanian, untuk keperluan pembangkit

energi, untuk keperluan industri atau untuk keperluan publik/masyarakat.

Selanjutnya perlu diselidiki dan dirinci sebab-sebab tidak mencukupinya

penawaran; seperti persediaan alami tidak mencukupi secara kuantitatif, ataukah

karena kualitas air yang tersedia tidak memenuhi syarat untuk dimanfaatkan.

Lebih lanjut perlu diteliti alternatif (pilihan) sumber air yang dapat dipilih

untuk mengatasi kekurangan suplay tersebut, misalnya dengan mencari sumber air

baru, memurnikan air kotor atau air tercemar, atau mendesalinasikan air laut. Dari

pilihan-pilihan yang memungkinkan kemudian perlu pula dianalisis mana yang

terbaik Dengan demikian bentuk tindakan yang harus diambil akan menjadi

kongkret dan jelas. Begitu pula jika pokok permasalahan yang dihadapi adalah

penawaran lebih besar daripada permintaan, haruslah terpenuhi dengan jelas

segala aspek dan implikasi yang berkenaan dengan kelebihan penawaran tersebut,

sehingga bentuk tindakan yang harus diambil dapat dikongkretkan. Gambar

berikut menunjukkan rangkaian prosedur penentuan bentuk tindakan pengelolaan

sumberdaya air.

Sumber: Dumairy, 1992Gambar 2.2

Prosedur Penentuan Bentuk Tindakan Pengelolaan Sumberdaya Air

14

Page 10: 123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com/d/3a/2f/... · Web viewBAB II. KAJIAN . PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN . DAN HIPOTESIS. 2.1

Salah satu alternatif tindakan dalam mengatasi permasalahan pemenuhan

kebutuhan air bersih masyarakat yaitu dengan adanya konsep pemanenan air

hujan. Definisi pemanenan air hujan (CSE, 2003) yaitu:

In scientific terms, water harvesting refers to collection and storage of rainwater and also other activities aimed at harvesting surface and groundwater, prevention of losses throught evaporation and seepage and all other hydrological studies and enginering intervention, aimed at conservation and efficient utilization of the limited water endowment of physiographic unit such as a watershed.

Secara umum definisi pemanenan air ini merupakan kegiatan yang

bertujuan untuk mengumpulkan air hujan. Air hujan yang terkumpul dapat

disimpan untuk digunakan secara langsung atau dapat dijadikan sebagai sumber

pengisian kembali air tanah. Dalam merancang suatu bangunan pemanenan air

hujan dalam upaya mengatasi permasalahan pemenuhan kebutuhan air bersih

rumah tangga sebagai persoalan yang harus dipecahkan ini mencakup setidak-

tidaknya 4 (empat) faktor penting dalam merancang sistem pemanenan air hujan,

yaitu: faktor lingkungan, sosial, teknik dan ekonomi.

2.1.2 Faktor Lingkungan dalam Pengelolaan Sumberdaya Air Hujan

2.1.2.1 Kontinuitas Air Hujan

Meteorologi ialah ilmu yang menelaah tentang cuaca. Konsep-konsep

meteorologi sangat penting pada sisi penawaran. Berdasarkan konsep-konsep

meteorologi dapat diketahui tingkat ketersediaan air dan kondisi-kondisi keairan

di suatu daerah. Pada umumnya sumber air yang ada pada suatu daerah terdiri dari

3 (tiga) macam yaitu air hujan (presipitasi), air permukaan dan air tanah, dimana

15

Page 11: 123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com/d/3a/2f/... · Web viewBAB II. KAJIAN . PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN . DAN HIPOTESIS. 2.1

presipitasi merupakan proses pengembunan uap air menjadi hujan dan jatuh

menuju bumi (Dumairy, 1992).

Air tawar yang dapat dikonsumsi tersebar secara tidak merata karena

adanya perbedaan curah hujan (presipitasi) tahunan. Wilayah yang kaya akan air

terdapat di daerah tropis dan daerah yang memiliki empat musim atau ugahari

(temperate), sedangkan wilayah yang miskin air terdapat di daerah kering (arid

dan semi-arid).

Air di bumi mengalami sirkulasi yang terus-menerus sepanjang masa-

menguap, mengembun dan mengalir. Air ke udara dari permukaan bumi, berubah

menjadi awan sesudah melalui beberapa proses kemudian jatuh kembali ke

permukaan bumi dalam bentuk hujan, baik hujan air ataupun hujan es atau salju.

Sebelum tiba dipermukaan bumi, sebagaian langsung menguap kembali se udara

dan sebagian sisanya tiba dipermukaan bumi, yakni kedaratan (temasuk sungai

dan danau) dan ke laut. Dari bagian yang tidak langsung menguap ke udara

tersebut, tidak semua yang mencapai tanah, melainkan sebagian tertahan oleh

tumbuh-tumbuhan yang sebagiannya akan menguap ke udara, dan sebagian

sisanya jatuh atau mengalir melalui dahan-dahan menuju permukaan tanah.

Dari air hujan yang benar-benar tiba di permukaan bumi, sebagian masuk

menyusup ke dalam tanah; bagian lainnya masuk menyusup lekuk-lekuk

permukaan tanah, mengalir ke daerah-daerah yang rendah kemudian masuk ke

sungai untuk akhirnya bermuara ke laut. Sebagian air yang masuk masuk ke

dalam tanah segera kembali keluar memasuki sungai-sungai dan akhirnya pun ke

laut, tetapi sebagian besar akan tersimpan di dalam tanah sebagai air tanah,

16

Page 12: 123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com/d/3a/2f/... · Web viewBAB II. KAJIAN . PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN . DAN HIPOTESIS. 2.1

kemudian dalam jangka waktu yang lama keluar sedikit demi sedikit ke daerah-

daerah yang rendah di permukaan tanah.

Sementara itu butir-butir air yang mengalir di permukaan tanah, yakni

yang tidak sempat masuk ke dalam tanah, tidak seluruhnya sampai ke laut. Dalam

perjalanannya menuju laut sebagian menguap kembali ke udara. Uap-uap air yang

naik ke atmosfir bumi kembali terbentuk menjadi awan dan kelakpun akan jatuh

kembali berupa hujan. Demikianlah kegiatan ini berlangsung terus menerus

sepanjang masa, tanpa pernah berhenti. Siklus hidrologi air tergantung pada

proses evaporasi dan presipitasi (Effendi, 2003). Air yang terdapat di permukaan

bumi berubah menjadi uap air di lapisan atmosfer melalui proses evaporasi

(penguapan) air sungai, danau, dan laut; serta proses evapotranspirasi atau

penguapan air oleh tanaman.

2.1.2.2 Kuantitas Air Hujan

Prespirasi merupakan istilah umum yang digunakan untuk menunjuk pada

proses pengembunan uap air menjadi hujan dan jatuh menuju bumi. Jumlah

presipitasi biasanya dinyatakan dengan dalamnya presipitasi, atau kongkretnya

intensitas curah hujan (dalam satuan mm/jam). Jadi intensitas curah hujan berarti

jumlah presipitasi atau jumlah curah hujan dalam waktu tertentu. Intensitas curah

hujan juga mencerminkan sifat hujannya, hubungannya berbanding lurus. Tabel

berikut menjelaskan hubungan antara sifat hujan dan intensitas curah hujan dalam

dua jangka waktu, per jam dan per 24 jam.

Tabel 2.1

Hubungan Sifat Hujan dengan Intensitas Curah Hujan

17

Page 13: 123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com/d/3a/2f/... · Web viewBAB II. KAJIAN . PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN . DAN HIPOTESIS. 2.1

Sifat Hujan(Keadaan Curah Hujan)

Intensitas Curah Hujan(mm)

Per jam Per 24 jamHujan Sangat Ringan < 1 < 5Hujan Ringan 1 – 5 5 – 20Hujan Normal 5 – 10 20 – 50Hujan Lebat 10 – 20 50 – 100Hujan Sangat Lebat > 20 > 100

Sumber: Dumairy. 1992

Berdasarkan angka dalam tabel tersebut, terlihat bahwa curah hujan tidak

bertambah secara proporsional dengan pertambahan waktu. Jika jangka waktu

pengamatan ditentukan lebih lama, maka persentase penambahan curah hujan

akan lebih kecil dibandingkan dengan persentase penambahan waktu. Hal ini

dapat terjadi karena selama jangka waktu yang lama tersebut curah hujan kadang-

kadang berkurang atau sempat berhenti.

1. Kebutuhan Air

Telah diketahui bahwa air merupakan suatu unsur yang sangat penting

dalam kehidupan, karena tanpa air praktis semua kehidupan ini tidak mungkin

terjadi. Manusia setiap hari membutuhkan air untuk keperluan minum, mencuci,

mandi, masak dan keperluan lain. Kebutuhan air untuk negara-negara yang sudah

maju lebih banyak jika dibandingkan negara-negara yang sedang berkembang.

Untuk masyarakat Indonesia di daerah perkotaan dibutuhkan air sekitar 100-150

liter/kapita/hari, sedangkan di daerah pedesaan saat ini dibutuhkan air sekitar 60

liter/kapita/hari sudah dianggap memenuhi, sedangkan untuk minum dibutuhkan

air sebanyak 3% dari berat badan atau sekitar 2,3 liter per hari (Sanropie, 1983),

18

Page 14: 123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com/d/3a/2f/... · Web viewBAB II. KAJIAN . PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN . DAN HIPOTESIS. 2.1

Sedangkan berdasarkan data Departemen Kesehatan (2004), rata-rata

keperluan air adalah 60 liter per kapita per hari yang dipergunakan untuk

keperluan mandi 30 liter, mencuci 15 liter, masak 5 liter, minum 5 liter dan lain-

lain 5 liter. Kebutuhan air tersebut sebagian besar dipergunakan untuk keperluan

toilet yaitu 25%, keperluan mandi 25%, dapur sebesar 20%, keperluan pencucian

10% dan 20% lagi dipergunakan untuk keperluan lain-lainnya seperti berkebun.

Kebutuhan ini tentunya tidak selalu tepat untuk satu negara dengan negara lain,

satu kota dengan kota lain, karena sudah diketahui bahwa kebutuhan air bagi suatu

kota atau negara sangat dipengaruhi oleh banyak faktor.

Dalam perencanaan dan manajemen penyediaan air, perlu diketahui data

tentang jumah dan penyebaran penduduk, pemakaian air per kapita dan analisis

pemakaian air untuk berbagai keperluan, oleh karena itu perencanaan dan

manajemen penyediaan air di suatu daerah perlu dialokasikan berdasarkan pada

(Sanropie, 1983):

a. Pemakaian air untuk keperluan rumah tanggab. Pemakaian air untuk keperluan komersial dan industri c. Pemakaian air untuk keperluan umumd. Kebocoran/kehilangan air

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Air

Untuk dapat merencanakan kebutuhan air dengan tepat perlu diperhatikan

berbagai faktor, yaitu (Sanropie, 1983):

a. Besar kecilnya daerah, pengaruh ini umumnya tidak langsung, tetapi dapat

dikatakan untuk kota kecil pemakaian per orang per hari lebih kecil, kecuali di

19

Page 15: 123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com/d/3a/2f/... · Web viewBAB II. KAJIAN . PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN . DAN HIPOTESIS. 2.1

kota tersebut terdapat industri yang membutuhkan air dalam jumlah besar,

maka pemakaian air per kapita akan meningkat.

b. Ada tidaknya industri.

c. Kualitas air, makin baik kualitas air cenderung kebutuhan air akan meningkat.

d. Harga air, makin tinggi harga air, orang makin berhemat untuk pemakaiannya.

e. Tekanan air, pada tekanan air yang rendah pada pipa-pipa distribusi dan di

rumah-rumah maka pemakaian air per kapita akan menurun.

f. Iklim, dalam hubungan pemakaian untuk minum dan mandi, maka di daerah

panas pemakaian rata-rata lebih banyak daripada di daerah dingin.

g. Karakteristik penduduk, taraf hidup dan kebiasaan penduduk membawa

pengaruh terhadap pemakaian air. Kebiasaan penduduk yang sudah maju selain

air untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi, mencuci, masak dan

lain-lainnya masih ditambah kebutuhan air untuk mencuci mobil, atau untuk

menyiram halaman dan kebun-kebun bunga.

h. Efisiensi dari sistem penyediaan air bersih itu sendiri, misalnya ada tidaknya

meteran pada langganan dan sebagainya.

3. Sifat Air Hujan

Berdasarkan berbagai kemungkinan terjadinya sumber air dalam daur air,

maka sumber asal air dapat digolongkan menjadi (Sanropie, 1983):

a. Air Angkasa (Atmospheric Water), yang termasuk ini antara lain: air hujan, salju dan hujan es.

b. Air Permukaan (Surface Water), yang termasuk golongan ini antara lain: air sungai, air telaga, waduk, danau dan air laut.

c. Air Tanah (Ground Water), air tanah ini dibagi menjadi beberapa macam yaitu: (1) air rembesan atau air tanah dangkal, misalnya air

20

Page 16: 123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com/d/3a/2f/... · Web viewBAB II. KAJIAN . PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN . DAN HIPOTESIS. 2.1

sumur gali, air sumur pompa dangkal, (2) air tanah dalam, misalnya air sumur pompa dalam, (3) air artesis, dan (4) mata air.

Adanya 3 (tiga) macam sumber asal air yang mempunyai kondisi berbeda,

air tersebut mempunyai sifat yang berbeda pula. Adapun sifat air hujan yang

termasuk golongan air angkasa adalah sebagai berikut (Sanropie, 1983):

a. Air hujan yang berasal dari proses penguapan, proses kondensasi dan proses

presipitasi, sehingga air tersebut betul-betul murni sebagai H2O. Dengan

demikian tidak terlarut berbagai mineral. Sifat air yang demikian ini disebut

sebagai air lunak dan bila diminum rasanya relatif kurang segar.

b. Dalam udara atmosfir terdapat berbagai gas antara lain NH3, CO, CO2 dan lain-

lain. Dengan adanya gas tersebut maka air hujan akan terlarut berbagai gas

tersebut. Air hujan yang mengandung banyak CO2 akan bersifat korosif. Sifat

air demikan ini akan merusak konstruksi yang dibuat dari besi, sehingga CO2

demikian dinyatakan sebagai CO2 agresif.

c. Pada umumnya bakteri patogen tidak tahan terhadap kekeringan seperti halnya

sifat pada udara atmosfir ini. Hingga air hujan yang jatuh dari atmosfir bebas

dari kuman patogen. Kontaminasi dimungkinkan dengan adanya tempat

penampungan air hujan tersebut telah terkontaminasi sebelumnya. Misalnya air

hujan yang jatuh melewati berbagai hal, seperti talang rumah, pohon dan lain-

lain yang lebih dahulu tercemar kuman. Dengan sendirinya bila peluang

terjadinya kontaminasi kuman akan lebih aman bila didesinfeksi atau direbus

lebih dahulu sebelum diminum.

d. Curah hujan pada masing-masing daerah berbeda yang mengakibatkan jumlah,

besar, frekwensi hujan berbeda juga.

21

Page 17: 123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com/d/3a/2f/... · Web viewBAB II. KAJIAN . PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN . DAN HIPOTESIS. 2.1

e. Penggunaan air hujan sebagai air minum di masyarakat tertentu dilaksanakan

dalam waktu bertahun-tahun. Mineral merupakan bahan penting pada proses

bio kimia dalam tubuh manusia. Untuk menjadikan keseimbangan proses

biokimia tersebut perlu tindakan lain dengan melengkapi gizi sehari-hari yang

mengandung berbagai mineral yang diperlukan tubuh. Ataupun pada saat kelak

dengan teknologi tertentu dapat ditambah berbagai mineral dalam

penampungan air hujan.

2.1.2.3 Kualitas Air Hujan

Air menutupi sekitar 70% permukaan bumi, dengan jumlah sekitar 1.368

juta km3 (Angel dan Wolseley, 1992). Data menunjukkan bahwa kuantitas air

tawar di bumi memang sangat sedikit apabila dibandingkan air secara keseluruhan

yang sebagian besar ternyata merupakan air asin. Total air tawar yang ada di bumi

ini hanya sekitar 2,5% dari total air yang terdiri dari air tanah dangkal, air tanah

dalam, air sungai, air danau, air di udara (uap air), dan air dalam soil moisture

(Bowen, 1982).

Air terdapat dalam berbagai bentuk seperti uap air, es, cairan dan salju. Air

tawar terutama terdapat di sungai, danau, air tanah (ground water), dan gunung es

(glacier). Semua badan air di daratan dihubungkan dengan laut dan atmosfir

melalui siklus hidrologi yang berlangsung secara kontinu (Effendi, 2003). Air

hujan mengandung senyawa kimia dalam jumlah yang sedikit (Tebbut, 1992;

dalam Effendi, 2003).

22

Page 18: 123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com/d/3a/2f/... · Web viewBAB II. KAJIAN . PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN . DAN HIPOTESIS. 2.1

Air merupakan salah satu senyawa kimia yang terdapat di alam secara

berlimpah, namun ketersediaan air yang memenuhi syarat bagi keperluan manusia

relatif sedikit karena dibatasi oleh berbagai faktor. Air hujan yang jatuh ke bumi

merupakan air limpahan yang relatif belum tercemar. Sebelum mencapai

permukaan bumi air hujan banyak melarutkan gas-gas di udara, sehingga

kualitasnya banyak mengandung CO2 dan O2. Air hujan biasanya bersifat asam

lemah, karena terjadinya reaksi CO2 dari atmosfer membentuk asam karbonat.

Jika air hujan bereaksi dan melarutkan gas-gas yang mengandung zat pencemar

seperti SO2 yang berasal dari gunung berapi dan industri, maka air hujan akan

menjadi asam dan dapat menyebabkan korosi dan memiliki rasa pahit.

Kadar garam-garam mineral air hujan, seperti garam Kalsium, Magnesium

dan Natrium Bikarbonat, sedikit sekali bila dibandingkan dengan kadar garam air

tanah dari sumur bor dengan kedalaman lebih besar dari 50 meter, namun masih

memenuhi persyaratan fisika dan kimia. Air hujan dari daerah industri

mengandung kadar Sulfat dan Nitrat yang lebih tinggi dibandingkan air hujan dari

daerah pemukiman dan air tanah. Berikut ini disajikan tabel hasil analisa kualitas

air hujan di daerah pemukiman dan daerah industri serta perbandingannya dengan

kualitas air tanah.

Tabel 2.2

Hasil Analisa Kualitas Air Hujan dan Air tanah

Parameter Satuan Air Hujan di Pemukiman

Air Hujan di Industri

Air tanah Dalam

pH - 6,9 5,6 6,9Kalsium Mg/l 6,4 4,3 42,3Magnesium Mg/l 0,98 2,5 6.4Kesadahan Mg/l 20 12 -Natrium Mg/l 4,4 5,2 16,0

23

Page 19: 123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com/d/3a/2f/... · Web viewBAB II. KAJIAN . PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN . DAN HIPOTESIS. 2.1

Kalium Mg/l 32 8 3,0Besi Mg/l 0,05 0,03 0,3Mangan Mg/l 0,01 0,01 0,0Seng Mg/l - 0,7 -Khlorida Mg/l 1,9 20,9 18,0Sulfat Mg/l 0,85 26 8,6Nitrat Mg/l 0,11 1,2 13,1Nitrit Mg/l 0,004 - 10,0Bikarbonat Mg/l 11 14,2 162,3Nilai Permanaganat Mg/l 6,6 13,1 2,2

Sumber: Puslibangkim,1993 Kualitas air hujan tergantung sekali pada kualitas udara yang dilalui

sewaktu turun kembali kepermukaan bumi. Bila kadar SO2 di dalam udara tinggi,

maka hujan yang turun akan bersifat asam, dan dapat dikatakan tercemar.

Keadaan seperti ini sering ditemukan di daerah perindustrian (Slamet, 1994).

Menurut Saeni (1989) secara langsung hujan asam akan mempengaruhi; (1)

Kesehatan manusia, yang dapat menyebabkan penyakit antara lain gangguan

saluran pernapasan, menyebabkan iritasi dan kenaikan skresi mucus, (2)

Tanaman, membawa pengaruh yang dapat melarutkan lilin pada permukaan daun

sehingga mengurangi daya tahan tanaman terhadap penyakit, (3) Tanah dan air,

dapat menurunkan pH tanah dan air permukaan (surface water) dan dari tanah

(ground water) yang akhirnya akan menurunkan atau merubah kualitas air.

Daya hantar listrik (DHL), menujukkan kemampuan air untuk menghantar

listrik. Kenaikan DHL dipengaruhi oleh kenaikan zat padat yang terlarut dalam

air. Zat padat yang terlarut dalam air ini banyak berasal dari buangan penduduk,

limbah industri, limpasan daerah pertanian dan masuknya bahan-bahan aerosol ke

dalam air (Saeni, 1989). DHL air memberikan gambaran ion-ion yang terlarut

dalam air hujan. Semakin banyak ion terlarut semakin tinggi daya hantar listrik

air. Oleh karena salah satu inti kondensasi hujan adalah kristal-kristal garam yang

24

Page 20: 123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com/d/3a/2f/... · Web viewBAB II. KAJIAN . PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN . DAN HIPOTESIS. 2.1

berasal dari semburan air laut (sea spray), maka dapat dipastikan dalam air hujan

akan terdapat berbagai jenis anion maupun kation sesuai dengan kristal garam

pembentuk intinya (Husin dkk, 1991).

Nilai pH mencirikan keseimbangan antara asam dan basa serta merupakan

pengukuran konsentrasi ion hidrogen (H+). Adanya karbonat dan bikarbonat akan

menaikan kebasaan air. Sementara adanya asam-asam mineral bebas dan asam

karbonat akan menaikan keasaman air. Derajat keasaman (pH) air dapat

mempengaruhi jenis dan susunan zat dalam air (Saeni, 1989).

Menurut Stumm and Morgan (1981), jumlah komponen utama kation dan

anion yang terlarut dalam air hujan, akan menentukan pH air hujan. Ketiga

komponen tersebut; 1) Asam-asam HCI, HNO3, dan H2SO4, 2). Garam-garam

basa, yaitu MgCO3 dan CaCO3, dan 3) Aerosol, yaitu ; NaCL, KCL, CaSO4, SiO2,

Al dan Si. Menurut Slamet (1994), sulfat berisi iritan bagi saluran gastrol-

intestinal, bila becampur dengan magnesium atau natrium. Jumlah MgSO4 yang

tidak terlalu besar sudah dapat menimbulkan diare.

Saeni (1989) menyatakan bahwa, dalam keadaan tanpa katalis biologis

yang mengkatalis reduksinya, ion nitrat akan bereaksi dalam air. Kemampuan

pertukaran ion dari bahan-bahan yang terjadi secara alamiah tidak mengikat ion-

ion dengan kuat. Walaupun orang dewasa mempunyai toleransi tinggi untuk ion

nitrat dalam air, tetapi NO3 akan bersifat toksin bagi bayi dan hewan memamah

biak. Dalam sistem pencernaan dari bayi dan hewan memamah biak, nitrat

direduksi menjadi nitrit. Nitrit dapat mengikat hemoglobin dalam darah, sehingga

mengurangi kemampuan hemoglobin sebagai pembawa oksigen dalam darah,

25

Page 21: 123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com/d/3a/2f/... · Web viewBAB II. KAJIAN . PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN . DAN HIPOTESIS. 2.1

sehingga mengurangi kemampuan hemoglobin sebagai pembawa oksigen dalam

darah. Hal ini menyebabkan keadaan yang dikenal sebagai methemoglobinemia,

dengan gejala seperti terkena penyakit jantung.

Menurut Slamet (1994), nitrat dan nitrit dalam jumlah besar dapat

menyebabkan gangguan gastro intestinal (GI), diare campur darah, disusul oleh

konvulsi, koma dan bila tidak ditolong akan meninggal. Keracunan kronis

menyebabkan depresi umum, sakit kepala dan gangguan mental. Nitrat terutama

akan bereaksi dengan hemoglobin. Dalam jumlah melebihi normal MetHb akan

menimbulkan Methemoglobin. Pada bayi, Methemoglobine sering dijumpai

karena pembentukan enzim untuk menguraikan MetHb masih belum sempurna.

Sebagai akibat Methemoglobine, bayi akan kekurangan O2, maka mukanya akan

tampak biru dan karenanya penyakit ini juga dikenal sebagai blue babies (Duffus,

1980; Soemirat, Rosa Ardian, 1991; WHO, 1997).

Amonia (NH3) merupakan hasil penguraian (pembusukan) dari buangan

bahan-bahan organik dan asam amino dari sisa-sisa tanaman, hewan maupun

dalam kotorannya. Amonia juga dapat terbentuk sebagai hasil penguraian dari

urea dan asam urik dari urin. Makin lama umur buangan tersebut akan semakin

besar kandungan amonianya. Amonia dalam air dapat menyebabkan gangguan

bau rasa serta berpengaruh terhadap kesehatan yaitu dapat menimbulkan gejala

iritasi, muntah, iritan pada paru-paru, iritasi mata yang berakibat kebutuhan

sementara. Amonia tidak berbahaya jika pH air di bawah 8 dan dan konsentrasi

garam amoniak kurang dari 1 mg/1 liter. Secara alami amonia di dalam air akan

semakin berkurang jika telah bersenyawa dengan klor. Semakin banyak

26

Page 22: 123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com/d/3a/2f/... · Web viewBAB II. KAJIAN . PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN . DAN HIPOTESIS. 2.1

kandungan klor dalam air semakin banyak pula kandungan amonia (Herlambang,

1993).

Menurut Slamet (1994) klorida adalah senyawa halogen klor (Cl).

Toksisitasnya tergantung pada gugus senyawanya. Misalnya NaCl tidak beracun,

tetapi karbonil klorida sangat beracun. Di indonesia klor digunakan sebagai

desinfektan dalam penyediaan air minum. Dalam jumlah banyak klorida akan

menimbulkan rasa asin, dan korosi pada pipa sistem penyedian air panas. Sebagai

desinfektan, residu klor didalam penyediaan air sengaja dipelihara, tetapi klor

dapat terikat pada senyawa organik dan membentuk hidrokarbon berklor (Cl-HC)

yang banyak diantaranya dikenal sebgai senyawa karsinogenik. Oleh karena itu

diberbagai negara maju sekarang ini, klorinasi sebagai proses disinfektan tidak

lagi digunakan (Waldbott, 1973, AWWA, 1982). Darmono (1994) menambahkan

defisiensi klor tidak ditemukan dilapangan, tetapi dilaboratorium pada tikus yang

kekurangan Cl, hal ini dapat menyebabkan naiknya pH dalam darah, sehingga

alkalinitas naik dan akibatnya terjadi kelebihan garam bikarbonat.

Menurut Saeni (1989), dari kation-kation yang diketemukan dalam banyak

ekosistem air tawar kalsium (Ca) mempunyai konsentrasi tertinggi. Kalsium

adalah unsur kimia sebagai hasil dari banyak proses geokimia. Kimia kalsium,

walaupun cukup rumit tetapi lebih sederhana dibandingkan dengan ion logam

transisi yang ditemukan dalam air. Mineral merupakan sumber primer ion kalsium

dalam air. Menurut Darmono (1994), kalsium (Ca) merupakan komponen penting

dalam pembentukan tulang dan gigi, dan 99% jumlah Ca dalam tubuh ditemukan

disini. Selain itu, Ca merupakan komponen penting untuk kehidupan sel dan

27

Page 23: 123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com/d/3a/2f/... · Web viewBAB II. KAJIAN . PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN . DAN HIPOTESIS. 2.1

cairan jaringan. Kalsium juga penting dalam aktivitas sistem enzim dan juga

terlibat dalam sistem koagulasi darah unsur kalsiumnya terdapat dalam plasma.

Fungsi penting dari Ca di luar sel (ekstraaeluler) adalah untuk mencegah

terjadinya gumpalan darah. Gumpalan ini merupakan protein darah yang tidak

larut. Peran Ca dalam sel (intraseluler) yang penting adalah dalam eksitasi syaraf

dan kontraksi otot.

Menurut Sax, 1957 (dalam Slamet, 1994) fluorida adalah senyawa fluor.

Fluor (F) adalah halogen yang sangat reaktif, karenanya dialam selalu terdapat

dalam bentuk senyawa. Fluorida anorganik bersifat lebih toksik dan lebih iritan

daripada yang bersifat. Keracunan kronis menyebabkan organisme menjadi kurus,

pertumbuhan tubuh terganggu, terjadi fluorisis gigi serta kerangka, gangguan

pencernaan yang dapat disertai dehidrasi. Pada kasus kerancuan berat akan terjadi

cacat tulang, kelumpuhan dan kematian. Stopinski (1990) melakukan penelitian

tentang senyawa florida memperhatikan adanya hubungan yang bermakna antara

fluorida dengan kanker tulang.

Saeni (1989) menyatakan bahwa, magnesium (Mg) seperti halnya kalsium

adalah sebuah unsur bumi yang basa. Tetapi sifat kimianya berbeda. Jari-jari Mg

0,65A. Konsentrasi Mg dalam air tawar sekitar 10 mg/liter, lebih kecil dibanding

kalsium.

2.1.3 Faktor Sosial dalam Pengelolaan Sumberdaya Air

Lingkungan sosial manusia berada dalam hubungan dengan manusia lain,

sebagai sesama anggota suatu masyarakat, sistem kebudayaan atau bangsa.

28

Page 24: 123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com/d/3a/2f/... · Web viewBAB II. KAJIAN . PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN . DAN HIPOTESIS. 2.1

Melalui pranata sosial dan perangkat lainnya di lingkungan sosial ini manusia

mengembangkan pandangan hidup, ideologi, perangkat nilai serta berbagai hasil

pemikiran seperti teknologi. Dengan demikian, lingkungan sosial berperan dalam

arah pembangunan lingkungan buatan dan lingkungan alam (Djajadiningrat,

2001).

Pelingkupan sosial yang merupakan proses pelingkupan yang menetapkan

dampak penting berdasarkan pandangan dan penilaian masyarakat. Setiap

komponen dan sistem dari lingkungan yang ada dinilai berdasarkan kepentingan

bagi masyarakat, baik secara lokal, nasional, maupun internasional serta ditinjau

dari aspek sosial ekonomi, sosial budaya, maupun estetika (Satriago, 1996).

Berkaitan dengan lingkungan sosial dalam perancangan sistim pemanenan air

hujan, diperlukan informasi lingkungan sosial dalam menentukan hasil rancangan

yang sesuai dengan profil (karakteristik), kemampuan, kebutuhan, keinginan, dan

kemungkinan penerapan.

Pendekatan valuasi ekonomi yang lebih didasarkan pada pendekatan

survey (langsung) sering disebut juga dengan pendekatan constructed market

techniques. Secara umum pendekatan ini mengukur keinginan membayar

(Willingness to Pay) dengan menggali preferensi dari masyarakat. Salah satu yang

populer dari pendekatan ini adalah Contingent Valuation Methode (CVM).

Pendekatan CVM pertama kali dikenalkan oleh Davis (1963, dalam Dixon, 1986).

Pendekatan ini disebut “contingent” (tergantung kondisi) karena pada

hakekatnya informasi yang diperoleh sangat tergantung dari hipotesis pasar yang

dibangun. Kondisi ini misalnya saja, seberapa besar keinginan masyarakat

29

Page 25: 123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com/d/3a/2f/... · Web viewBAB II. KAJIAN . PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN . DAN HIPOTESIS. 2.1

membayar biaya yang dapat ditanggungnya, bagaimana pembayarannya dan lain

sebagainya. Pendekatan CVM ini secara teknis dapat dilakukan dengan 2 (dua)

cara (Carson, 2000), yaitu :

1. Pendekatan CVM dengan teknik eksperimental melalui simulasi dan

permainan.

2. Pendekatan CVM dengan melalui teknik survey.

Pendekatan CVM pada hakekatnya bertujuan untuk mengetahui pertama,

keinginan membayar (Willingness to Pay/WTP) dari masyarakat, misalnya

terhadap suatu produk yang ditawarkan atau terhadap perbaikan kualitas

lingkungan hidup (air, udara dan lain sebagainya), dan yang kedua adalah

keinginan menerima (Willingness to Accepted/WTA) dari kerusakan suatu

lingkungan hidup (air, udara dan lain sebagainya).

Contingent valuation method meskipun diakui sebagai pendekatan yang

cukup baik untuk valuasi, namun ada beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan

dalam pelaksanaannya. kelemahan yang utama adalah timbulnya bias. Bias ini

terjadi jika timbul nilai yang over state maupun under state secara sistematis dari

nilai yang sebenarnya. Sumber-sumber bias terutama ditimbulkan oleh dua hal

yang utama, yaitu:

1. Bias yang ditimbulkan akibat strategi yang keliru, ini terjadi misalnya jika

dalam melakukan wawancara menyatakan bahwa untuk perbaikan lingkungan

responden akan di pungut fee, maka akan timbul kecenderungan responden

akan understate dari nilai fee tersebut. Sebaliknya, jika kita nyatakan bahwa

interview semata-mata hanya hipotesis belaka, maka akan timbul

30

Page 26: 123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com/d/3a/2f/... · Web viewBAB II. KAJIAN . PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN . DAN HIPOTESIS. 2.1

kecenderungan responden untuk memberikan penilaian yang overstate dari

nilai yang sebenarnya.

2. Bias yang ditimbulkan oleh rancangan penelitian (design bias) bias ini bisa

terjadi jika informasi yang diberikan pada responden mengandung hal-hal yang

kontroversial. Misalnya saja jika responden ditawari bahwa untuk melindungi

kawasan wisata alam dari pencemaran limbah oleh pengunjung, maka karcis

harus dinaikkan. Tentu saja responden akan memberikan nilai WTP yang lebih

rendah daripada misalnya alat pembayaran dilakukan dengan cara lain, misalnya

melalui yayasan, trust fund dan lain sebagainya. (Fauzi dan Arif, 2000).

2.1.4 Faktor Teknik dalam Perancangan Pemanenan Air Hujan

2.1.4.1 Komponen-Komponen Sistem Pemanenan Air Hujan (Rainwater

Harvesting System)

Sistem pemanenan air hujan terdiri dari komponen-komponen dengan

berbagai langkah yang terdiri dari (1) penyaluran air hujan melalui pipa atau

saluran air, (2) penyaringan/filtration, dan (3) penyimpanan dalam tangki untuk

digunakan atau untuk pengisian kembali. Komponen-komponen yang umum suatu

sistem pemanenan air hujan berdasarkan langkah-langkah tersebut seperti

digambarkan di bawah ini.

31

Page 27: 123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com/d/3a/2f/... · Web viewBAB II. KAJIAN . PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN . DAN HIPOTESIS. 2.1

Sumber: CSE (2003)Gambar 2.3

Komponen Umum Sistem Pemanenan Air Hujan

Komponen-komponen sistim penangkapan air hujan terdiri dari 8

(delapan) komponen (A Water Harvesting Manual for Urban Areas, 2003)

sebagai berikut:

1. Penangkap (Catchments): Penangkap sistem pemanenan air hujan

merupakan suatu permukaan terbuka yang secara langsung menerima curahan

air hujan dan sebagai sumber penyediaan air pada sistem pemanenan air

hujan. Penangkap ini dapat berbentuk suatu area tertentu berbentuk

permukaan luar suatu bangunan seperti atap/teras luar bangunan atau suatu

area halaman terbuka. Atap yang terbuat dari beton semen, besi galvanised

atau genteng dapat juga digunakan untuk penangkapan air hujan.

2. Saringan Kasar (Coarse Mesh): yang ditempatkan di atap untuk menyaring

sampah kasar seperti daun, ranting atau sampah lainnya yang mencegah jalan

masuk ke pipa atau saluran air. Berikut ditampilkan gambar ilustrasi saringan

kasar yang ditempatkan pada atap penangkapan air hujan.

32

Page 28: 123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com/d/3a/2f/... · Web viewBAB II. KAJIAN . PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN . DAN HIPOTESIS. 2.1

Sumber: CSE (2003)

Gambar 2.4

Saringan Kasar Penangkapan Air Hujan

3. Saluran Air/Pipa (Gutters): Saluran air yang berada di sekitar tepi atap

miring untuk yang berfungsi mengumpulkan dan menyalurkan air hujan ke

tangki penyimpanan. Saluran air dapat berbentuk setengah bundar atau segi

empat dan dapat dibuat dengan menggunakan:

a. Bahan yang ada di toko matrial (bahan bangunan) seperti lembaran besi

galvanised sederhana, atau yang terbuat dari seng yang dibentuk sesuai

kebutuhan.

b. Saluran air setengah bundar yang terbuat dari pipa pralon (PVC) dengan

memotong pipa tersebut menjadi 2 (dua) bagian setengah lingkaran yang

sama.

c. Bambu atau pohon pinang yang dipotong setengahnya secara

memanjang/vertikal sehingga membentuk setengah lingkaran.

Ukuran saluran air ini harus disesuaikan dengan intensitas hujan paling tinggi,

dan sebaiknya dilakukan dengan menggunakan 10-15 % lebih besar dari

33

Page 29: 123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com/d/3a/2f/... · Web viewBAB II. KAJIAN . PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN . DAN HIPOTESIS. 2.1

intensitas hujan tertinggi. Saluran air ini diperlukan untuk mendukung aliran

air sehingga tidak terlalu cepat mengalir atau terlalu lambat ketika air

mengalir. Penggunaan saluran air ini sangat tergantung pada konstruksi

bangunan; untuk jenis bangunan tertentu diperlukan besi penyangga atau kayu

penyangga yang ditempelkan ke dinding bangunan, namun untuk bangunan

yang mempunyai atap yang relatif luas, beberapa cara pemasangan khusus

diperlukan dalam menyangga saluran air ini.

4. Saluran Utama. Saluran ini berupa jaringan pipa atau saluran air yang

membawa air hujan dari penangkap atau atap menuju sistem pemanenan.

Saluran utama dalam bentuk pipa ini dapat dipergunakan bahan apapun seperti

Poly Vinyl Clorid ( PVC) atau pipa besi (galvanized iron/GI). Bahan pipa ini

yang banyak tersedia di toko matrial (bahan bangunan).

5. Bilasan Pertama (First-Flushing). Pengendalian bilasan pertama merupakan

suatu klep yang berfungsi dalam memastikan bahwa air hujan yang mengalir

(runoff) dari permulaan hujan turun tidak dimasukkan ke dalam sistem. Hal ini

perlu dilakukan karena permulaan hujan akan membawa sejumlah

kotoran/sampah dari udara maupun permukaan penangkap air hujan (atap).

Berikut diilustrasikan gambar pengendalian aliran air hujan yang diperoleh

dari penangkap air hujan.

Sumber: CSE (2003)

34

Page 30: 123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com/d/3a/2f/... · Web viewBAB II. KAJIAN . PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN . DAN HIPOTESIS. 2.1

Gambar

2.5

Pengendalian Permulaan Hujan

6. Saringan (Filter). Saringan digunakan untuk mengurangi kadar polutan

air hujan yang diperoleh dari atap. Satu unit saringan adalah suatu ruang

yang berisi media penyaring seperti serat, lapisan kerikil pasir kasar dan

media lainnya, untuk menyaring/memisahkan kotoran dari air sebelum

masuk ke tangki penyimpan atau struktur pengisian. Arang dapat

digunakan untuk penyaringan tambahan.

Sumber: CSE (2003)

Gambar 2.6

Contoh-Contoh Struktur Saringan

a. Arang Sebagai Penyaring

Suatu saringan arang sederhana dapat dibuat dengan menggunakan drum

atau pot yang terbuat dari tanah liat. Saringan dapat dibuat dengan

mempergunakan media kerikil, pasir dan arang, yang semuanya dapat

dengan mudah diperoleh.

b. Saringan Pasir

Saringan pasir yang umumnya banyak tersedia sebagai media penyaring,

sehingga saringan pasir lebih mudah dan murah untuk dibuat. Saringan

35

Page 31: 123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com/d/3a/2f/... · Web viewBAB II. KAJIAN . PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN . DAN HIPOTESIS. 2.1

ini dapat digunakan untuk memberikan perlakuan terhadap air dan

secara efektif menghilangkan turbidity (mengikat partikel-partikel

seperti slib dan tanah liat), warna dan jasad renik (microorganism).

7. Fasilitas Penyimpanan (Storage Facility). Berbagai pilihan dapat diterapkan

untuk membuat konstruksi penyimpanan berkaitan dengan bentuk, ukuran dan

bahan konstruksi. Bentuk dapat berupa silindris, segi-empat dan kotak. Bahan

konstruksi dapat terbuat dari beton semen yang diperkuat, ferrocement,

pekerjaan menembok, plastik (polyethylene) atau lembaran metal (besi

galvanised) yang banyak digunakan. Posisi tangki dapat ditempatkan sesuai

dengan ketersediaan lahan penempatannya, baik di atas lahan, sebagian bawah

tanah atau secara menyeluruh berada di bawah tanah. Beberapa pemeliharaan

perlu dilakukan seperti pembersihan dan pengurasan untuk memastikan mutu

air terjaga dalam penyimpanan air.

Gambar 2.7

Contoh Tangki Penyimpan yang Terbuat dari Lempengan Besi

8. Struktur Pengisian Kembali (Recharge Structure). Air hujan dimungkinkan

dapat digunakan untuk mengisi kembali air tanah melalui struktur yang biasa

36

Page 32: 123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com/d/3a/2f/... · Web viewBAB II. KAJIAN . PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN . DAN HIPOTESIS. 2.1

disebut sumur resapan. Berbagai struktur pengisian kembali dimungkinkan

karena keterbatasan penampungan air yang tersedia dengan intensitas curah

hujan yang besar akan mengakibatkan air yang ditampung melebihi kapasitas

penampung. Sehingga perlu diupayakan pula dalam sistim pemanenan air

hujan dengan menyediakan sumur resapan sebagai sarana limpahan air, baik

dari sistem pemanenan air hujan maupun limpahan hujan yang tidak

tertangkap oleh atap penangkap air hujan. Hal ini dilakukan dalam upaya

mengisi kembali air tanah yang sudah mulai menurun kealaman

permukaannya.

2.1.4.2 Perlakuan terhadap Kualitas Air Hujan dalam Sistim Pemanenan

Air Hujan

Perlakuan pengolahan air hujan sebagai air baku untuk memenuhi

kebutuhan rumah tangga pada umumnya lebih mudah dibandingkan air sungai,

sehingga dalam upaya memanfaatkan air hujan sebagai sumber air untuk

pemenuhan kebutuhan rumah tangga akan lebih menguntungkan. Berbagai

perlakuan pengolahan sumber air baku air hujan dapat dilakukan diantaranya:

penggumpalan, pengendapan dan penyaringan.

Proses pengolahan dengan penggumpalan dilakukan jika sumber air baku

tersebut mengandung zat tersuspensi dan bahan organik yang sangat halus.

Kekeruhan dan warna ditunjukkan dengan adanya partikel koloid dalam air,

sehingga parameter tersebut akan berubah karena proses penggumpalan. Proses

penggumpalan dengan membubuhkan zat kimia tidak cocok. Untuk sistem

penyediaan air untuk kebutuhan rumah tangga baik itu tunggal maupun kolektif,

37

Page 33: 123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com/d/3a/2f/... · Web viewBAB II. KAJIAN . PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN . DAN HIPOTESIS. 2.1

zat kimia hanya digunakan jika hasil pengolahan dengan proses lain tidak dapat

tercapai sesuai dengan yang diiinginkan.

Untuk tujuan partikel koloid dapat terendapkan maka suatu bangunan

pengolah bak pengendap harus dirancang khusus diantaranya, berbentuk aliran

horizontal, vertikal dan radial. Untuk bangunan pengolah dalam skala kecil bentuk

aliran horizontal dengan bak empat persegi panjang adalah paling cocok,

sederhana dan mudah dibangun.

Penyaringan adalah suatu proses menjernihkan air dengan melewatkan air

melalui media proses. Dalam saringan pasir digunakan pasir sebagai media

penyaring dan air akan turun mengalir lambat atau cepat tergantung media yang

digunakan. Kegunaan lain saringan pasir cepat atau lambat adalah dapat

mengurangi organisme phatogen dari baku terutama bakteri dan virus yang dapat

menyebabkan penyakit yang berhubungan dengan air. Saringan pasir lambat dapat

mempunyai beberapa keuntungan untuk digunakan, menghasilkan air yang jernih,

bebas dari zat tersuspensi dan bersih. Saringan ini untuk operasinya tidak

membutuhkan penggumpalan dari zat kimia (Siahaan,1990).

Tempat penyimpanan berupa bak air yang di bangun di bawah tanah harus

dibuat sedemkian rupa sehingga dapat mencegah debu, pasir, nyamuk atau

polutan lain untuk tidak dapat masuk selama tersimpan dalam suatu bak

penyimpanan. Agar air ini dapat dimanfaatkan untuk air minum maka air hujan

yang dikumpulkan dari atap rumah atau dari permukaan tanah harus terhidar dari

adanya pembusukan bahan organik dan tumbuhnya bakteri atau mikroorganisme

lainnya.

38

Page 34: 123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com/d/3a/2f/... · Web viewBAB II. KAJIAN . PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN . DAN HIPOTESIS. 2.1

Salah satu upaya untuk melindungi kualitas air tersebut yaitu harus bebas

dari cahaya dan kondisi tempat harus dingin serta secara teratur dibersihkan.

Perlakuan sederhana yaitu dengan menggunakan tabung khlor yang berfungsi

untuk membunuh bakteri. Pada bangunan penyediaan air ini dapat dimungkinkan

bahwa kualitas air yang ada dapat lebih baik dari pada jika air hujan tersebut

disimpan saja tanpa perlakuan khusus. Akifer buatan disamping berfungsi sebagai

saringan pasir lambat dan digunakan pula sebagai penyimpan air sementara dalam

media yang berfungsi untuk menaikkan kandungan mineral dalam air. Kandungan

mineral dalam air diperlukan untuk kesehatan tubuh, tetapi hasil penelitian di

laboraturium mineral ini tidak melebihi batas maksimum yang diijinkan. Pada

Tabel 2.4 disajikan hasil analisa kualitas air hujan yang mengalami pengujian di

laboraturim dengan menyimpannya dalam berbagai media seperti kerikil, pasir,

arang dan batu koral.

Agar kualitas air sesuai atau menyerupai kondisi kandungan mineral yang

serupa dengan air tanah maka diperlukan jangka waktu beberapa hari untuk

tinggal dalam media akifer buatan ini. Efektifitas dari bahan media akifer buatan

dengan waktu tinggal air rata-rata tiga hari adalah sebagai berikut:

1. Arang lebih efektif untuk menurunkan kekeruhan dan warna pada air hujan.

2. Batu bata lebih efektif dalam menurunkan kandungan zat besi dan mangan

dalam air hujan.

3. Kerikil dan pasir dapat menambah kandungan mineral yaitu garam-haram

Kalsium, Magnesium dan Natrium dalam air hujan dalam jumlah yang tidak

melebihi batas maksimum yang diijinkan.

39

Page 35: 123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com/d/3a/2f/... · Web viewBAB II. KAJIAN . PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN . DAN HIPOTESIS. 2.1

Tabel 2.4

Hasil Analisa Perbaikan Kualitas Air Hujan

Parameter Satuan

Kerikil dan Pasir Batu Bata Arang Batas

Maks.1 2 1 2 1 2Residu Terlarut Mg/l 96 30 52 34 43 26 1000PH 6,8 6,5 6,6 6,9 6,9 6,8 6,5-8,5Kalsium(Ca) Mg/l 5,2 14 6,2 19,6 6,4 6,2Magnesium (mg) Mg/l 1,2 4,6 1,7 11 0,98 1Kesadahan Mg/l 18 54 26 127 20 28 500Natrium (Na) Mg/l 1,1 4,6 5,8 16 4,4 4,5 200Kalium (K) Mg/l 1 2 7,6 33 3,2 6,2Besi (Fe) Mg/l 0,04 0,02 0,09 Tt 0,05 Tt 0,3Mangan (Mn) Mg/l 0,01 0,01 0,07 Tt 0,01 Tt 0,1Seng (Zn) Mg/l 0,17 0,03 0,42 Tt Tt Tt 5Khlorida (Cl) Mg/l 2,5 5,4 11 14 1,9 25 250Sulfat (S04) Mg/l 1,2 26 4,2 76 0,85 3,5 400Nitrat (NO3-N) Mg/l 0,11 0,1 0,65 1,4 0,11 0,11 1Nilai Permanganat Mg/l 6,4 5,5 9,6 4,5 6,6 3,2 10Bikarbonat Mg/l 21 38 24 36 11 12

Sumber: Puslitbangkim.1993Keterangan: 1. Sebelum Penelitian Puslitbangkim

2. Setelah Penelitian Puslitbangkim

2.1.5 Faktor Ekonomi

Secara umum dapat dikatakan bahwa banyak metode yang dapat dipakai

untuk menghitung valuasi ekonomi sumberdaya alam dan lingkungan. Dixon

(1986) misalnya, membahas lebih detil mengenai metode-metode tersebut yang

pada dasarnya merupakan turunan dari metode yang lebih umum yang disebut

dengan analisa biaya manfaat atau cost-benefit analysis (CBA). Oleh karenanya

metode valuasi ekonomi inipun dibahas dari dua pendekatan manfaat (benefit)

maupun pendekatan biaya (cost). Secara rinci pendekatan valuasi ekonomi kedua

sisi tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini.

40

Page 36: 123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com/d/3a/2f/... · Web viewBAB II. KAJIAN . PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN . DAN HIPOTESIS. 2.1

Sumber: Askary (2001)Gambar 2.8

Metode Valuasi Ekonomi

Sebagaimana terlihat dalam gambar tersebut, metode valuasi ekonomi

yang berdasarkan sisi manfaat (benefit based) dapat dikelompokan ke dalam dua

kategori umum. Pertama yang menyangkut langsung dengan nilai pasar (market

value) atau produktivitas dan yang kedua yang menyangkut nilai pasar penggati

(substitute atau surrogate) atau barang-barang komplementer (complementary

goods). Metode valuasi ekonomi yang termasuk ke dalam pengukuran nilai pasar

yang aktual adalah metode Effect on Production (EOP) dan human capital

approach (HCA) atau sering disebut Loss of Earning Approach (LEA).

Perancangan sistem pemanen air hujan ditujukan sebagai proyek non

komersial yang digagaskan, direncanakan, dilaksanakan, dikelola dan ditentukan

oleh warga masyarakat itu sendiri sebagai pengguna atau suatu lembaga yang

berkenan melaksanakan proyek ini secara hibah sebagai bentuk kepedulian

Pengganti aset produktif

Proyek Bayangan Pengukuran biaya

yang dikeluarkan Biaya Relokasi

Biaya Perjalanan Perbedaan Upah Nilai Gedung Pengukuran keinginan

membayar

Pasar Komplementer

Harga Pasar aktual

Valuasi Ekonomi Bardasarkan Manfaat

Valuasi Ekonomi Bardasarkan Biaya

Valuasi Ekonomi

Pengaruh produksi sumberdaya alam

Penurunan penghasilan tenaga kerja

41

Page 37: 123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com/d/3a/2f/... · Web viewBAB II. KAJIAN . PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN . DAN HIPOTESIS. 2.1

terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan setempat. Dilihat dari tujuanya

sistem pemanen air hujan di Daerah Cicadas termasuk ke dalam proyek yang

berorientasi sosial yang mempertimbangkan aspek teknis, dan aspek ekonomis

yang menyangkut sejauh mana sumbangan atau peranan proyek ini terhadap

pembangunan ekonomi secara keseluruhan, dengan perkataan lain dilihat dari

peran stakeholder (Choliq,1993).

Perancangan sistem pemanen air hujan merupakan tahapan pertama dari

siklus proyek jika proyek ini dilaksanakan, karena dari perancangan terdapat

perencanaan yang terbagi atas identifikasi proyek dan kelayakan proyek. Setelah

melaksanakan identifikasi dilanjutkan dengan melakukan persiapan dan analisis

suatu proyek, yaitu melakukan persiapan dan analisis studi kelayakan yang

memberikan informasi yang cukup untuk melaksanakan proyek tersebut. Studi

kelayakan memberikan kesempatan untuk proyek agar bisa cocok dengan

lingkungan fisik dan sosialnya. Keuntungan yang lainnya adalah dapat

memastikan bahwa perancangan ini akan memberikan hasil yang optimal.

2.1.4.1 Identifikasi Proyek

Analisis yang paling tepat digunakan didalam perancangan ini adalah

analisis ekonomis yang merupakan hasil total atau produktivitas suatu proyek

untuk masyarakat, didalam hal ini yang penting adalah mengarahkan sumberdaya-

sumberdaya yang langka kepada proyek-proyek yang dapat memberikan Social

Return atau The Ecomonic Returns yang paling tinggi, namun tidak menutup

kemungkinan untuk melakukan analisis ekonomis bagi individu tertentu.

42

Page 38: 123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com/d/3a/2f/... · Web viewBAB II. KAJIAN . PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN . DAN HIPOTESIS. 2.1

Perhitungan ekonomis diperuntukan bagi individu yang ingin membangun

dan membandingkannya dengan pelayanan air PDAM dan atau membeli secara

eceran, analisis tekno-ekonomi bagi bangunan pemanen air hujan di Daerah

Cicadas dapat diterangkan sebagai berikut :

- Perhitungan biaya pembuatan bangunan perlu dilakukan dengan maksud dapat

mengetahui kelayakan bangunan tersebut secara ekonomis, dikenal dengan dua

komponen biaya, yaitu biaya tetap (BT) dan biaya tidak tetap (BV), namun

karena bangunan ini ditujukan bagi konsumsi masing-masing rumah tangga

maka asumsi penerimaan bukan berasal dari harga sewa (HS) sebagai biaya

varibelnya namun pada kasus ini diasumsikan dengan membandingkannya

dengan biaya langganan air PDAM atau harga eceran air setempat. Agar

investasi dalam hal ini agar memperoleh keuntungan yang wajar perlu dihitung

biaya pembuatan.

- Biaya pembuatan dalam merancang dan membuat bangunan meliputi: biaya

pengadaan material yaitu biaya untuk pembelian bahan atau komponen

bangunan dan biaya pengerjaan. Berikut rumus perhitungan biaya yang

digunakan dalam perancangan bangunan ini.

1. Biaya operasional bangunan yaitu biaya pemakaian alat pada saat

diopersikan menurut Irwanto (1984) akan memenuhi persamaan berikut

BOB = BT + (BV x X)

Ket.BOB = Biaya operasional bangunan per tahun (Rp/Tahun)BT = Biaya Tetap (Rp/Tahun)BV = Biaya Variabel (Rp/Tahun)X = Jumlah Tahun (Tahun)

43

Page 39: 123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com/d/3a/2f/... · Web viewBAB II. KAJIAN . PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN . DAN HIPOTESIS. 2.1

2. Komponen biaya tetap dalam perhitungan biaya meliputi biaya penyusutan

dan biaya investasi. Biaya penyusutan (Depreciation Cost), yaitu

penurunan nilai modal suatu bangunan akibat pertambahan umur yang

besarnya dapat dihitung dengan menggunakan metode garis lurus yaitu:

D= P−Sn

Ket:D = Biaya penyusutan (Rp/Tahun)P = Biaya beli (investasi)/harga banguanan (Rp)S = Harga akhir (Rp)n = Umur teknis (Tahun)

2.1.4.2 Kelayakan Proyek

Suatu ukuran tertentu sebagai dasar penerimaan atau penolakan serta

pengurutan suatu proyek telah dikembangkan berbagai cara yang dinamakan

investment criteria atau kriteria investasi (Gray et.al., 1992). Lima macam

kriteria yang umum dikenal dengan (1) Net Present Value dari arus benefit dan

biaya (NPV); (2) Internal Rate of Return (IRR); (3) Net Benefit-Cost Ratio (Net

B/C); (4) Gross Benefit-Cost Ratio; dan (5) Profitability Ratio (PV/K). Setiap

kriteria ini mempergunakan perhitungan nilai sekarang (present value) atas arus

benefit dan biaya selama umur proyek.

Ketiga kriteria pertama yaitu NPV, IRR dan Net B/C lebih umum dipakai

dan dapat dipertanggungjawabkan, namun kedua kriteria terakhir yaitu Gross B/C

dan PV’/K didasarkan atas salah pengertian tentang sifat dasar biaya, sehingga

dapat menyebabkan kekeliruan dalam penyusunan urutan peluang investasi,

dengan kata lain kedua kriteria ini tidak dianjurkan untuk dipergunakan di

Indonesia (Gray et.al., 1992).

44

Page 40: 123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com/d/3a/2f/... · Web viewBAB II. KAJIAN . PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN . DAN HIPOTESIS. 2.1

1. Net Present Value dari Arus Benefit dan Biaya (NPV)

Keuntungan netto suatu usaha adalah pendapatan bruto dikurangi

jumlah biaya. Maka NPV suatu proyek adalah selisih PV arus benefit dengan

PV arus biaya. Rumus NPV dapat dituliskan sebagai berikut:

NPV =[ B0

(1+ i )0+

B1

(1+i )1+.. .+

Bn

(1+i )n ]−[ C0

(1+i )0+

C1

(1+i )1+. ..+

Cn

(1+ i )n ]atau secara singkat:

NPV =∑i=0

n Bt

(1+i )t−∑

i=0

n C t

(1+i )t=∑

i=0

n Bt−C t

(1+i )t

Ket.Bt = Benefit sosial bruto proyek pada tahun t, terdiri dari segala jenis

penerimaan atau keuntungan non-finansial yang diterima atau dirasakan oleh penyelenggara proyek dalam tahun t, baik sebagai pembayaran rendemen atau pengembalian investasi semula.

Ct = Biaya sosial bruto sehubungan dengan proyek pada tahun t, termasuk segala jenis pengeluaran, baik yang bersifat modal (pembelian peralatan, tanah, konstruksi, dan sebagainya) maupun yang rutin, baik dalam bentuk uang atau non-finansial, yang dibebabi kepada penyelenggara proyek dalam tahun t (termasuk investasi semula dalam tahun ke-nol dan seterusnya)

n = Umur ekonomis proyeki = Social Opportunity Cost of Capital yang digunakan sebagai Social

Discount Rate

Dalam evaluasi suatu proyek tertentu, pernyataan proyek dikatakan

layak dinyatakan oleh nilai NPV yang sama atau lebih besar dari nol.

Artinya, suatu proyek dapat dinyatakan bermanfat untuk dilaksanakan bila

NPV proyek tersebut sama atau lebih besar dari nol. Jika NPV = 0, berarti

proyek tersebut mengembalikan persis sebagai social opportunity cost faktor

produksi modal. Jika NPV lebih kecil daripada nol, proyek tidak dapat

menghasilkan senilai biaya yang dipergunakan dan oleh sebab itu

45

Page 41: 123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com/d/3a/2f/... · Web viewBAB II. KAJIAN . PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN . DAN HIPOTESIS. 2.1

pelaksanaannya harus ditolak. Ini berarti bahwa sumber-sumber yang

seyogyanya dipakai untuk proyek tersebut sebaiknya dialokasikan pada

penggunaan lain yang lebih menguntungkan.

2. Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return (IRR) adalah rate of return atau tingkat

rendemen atas investasi netto. Dalam istilah aljabar, perkiraan IRR dapat

dihitung dengan rumus:

IRR=i1+NPV 1

NPV 1−NPV 2×(i2−i1 )

Jika ternyata IRR suatu proyek sama dengan nilai i yang berlaku

sebagai social discount rate, maka NPV proyek itu adalah nol. Jika IRR lebih

kecil daripada social discount rate, berarti NPV lebih kecil daripada nol. Oleh

karena itu, nilai IRR yang lebih besar atau sama dengan social discount rate

menyatakan bahwa proyek tersebut layak, sedangkan IRR kurang dari social

doscount rate menyatakan bahwa proyek tersebut tidak layak.

3. Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C)

Net B/C atau BCR merupakan angka perbandingan antara jumlah

present value yang positif (sebagai pembilang) dengan jumlah present value

yang negatif (sebagai penyebut). Secara umum, rumusnya adalah sebagai

berikut:

Net B/C=∑t=0

n Bt−C t

(1+i)t

∑t=0

n Bt−C t

(1+i)t

(untuk Bt – Ct > 0)

(untuk Bt – Ct < 0)

46

Page 42: 123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com/d/3a/2f/... · Web viewBAB II. KAJIAN . PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN . DAN HIPOTESIS. 2.1

Untuk menghitung indeks ini terlebih dahulu dihitung (Bt – Ct)/(1 + i)t

untuk setiap tahun t. Seperti dalam perhitungan IRR, Net B/C akan terdapat

apabila paling sedikit salah satu nilai Bt – Ct adalah negatif, jika tidak demikian

maka Net B/C (seperti IRR) adalah tak hingga. Kriteria layak atau tidaknya

suatu proyek yaitu jika Net B/C suatu proyek lebih besar dari 1, yang berarti

bahwa NPV > 0, sehingga dapat dikatakan bahwa proyek tersebut layak,

sedangkan jika Net B/C < 1 menunjukkan bahwa proyek dapat dikatakan tidak

layak.

2.2 Kerangka Pemikiran

Definisi pemanenan air hujan yaitu:

In scientific terms, water harvesting refers to collection and storage of rainwater and also other activities aimed at harvesting surface and groundwater, prevention of losses throught evaporation and seepage and all other hydrological studies and enginering intervention, aimed at conservation and efficient utilization of the limited water endowment of physiographic unit such as a watershed. (CSE, 2003)

Secara umum definisi pemanenena air ini merupakan kegiatan yang

bertujuan untuk mengumpulkan air hujan. Air hujan yang terkumpul dapat

disimpan untuk digunakan secara langsung atau dapat dijadikan sebagai sumber

pengisian kembali air tanah. Penampungan air hujan sebelum sampai pada tanah

akan mendapat keuntungan yang diperoleh, yaitu air yang tertampung tidak

banyak terkontaminasi dan secara umum kualitas air dapat memenuhi sebagian

besar kebutuhan air rumahtangga (UNEP, 1983). Besarnya air hujan yang dapat

ditampung sangat tergantung dari kontinuitas dan kuantitas air hujan yang turun di

suatu daerah. Kontinuitas air hujan dapat diperoleh dari rata-rata curah hujan

47

Page 43: 123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com/d/3a/2f/... · Web viewBAB II. KAJIAN . PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN . DAN HIPOTESIS. 2.1

tahunan yang merupakan presipitasi, sedangkan kuantitas air hujan yang diperoleh

akan tergantung dari curah hujan suatu wilayah dan ukuran penangkap

(pengumpul) air hujan. Sebagai contoh, untuk 10 mm curah hujan dapat

menyediakan 100.000 liter air hujan untuk setiap hektar penangkap air hujan.

Curah hujan di Provinsi Jawa Barat pada umumnya termasuk dalam

kategori tinggi (Stasiun Geofisika Kelas I Kota Bandung 2000). Pada daerah

dataran tinggi yang merupakan daerah pegunungan, memiliki curah hujan sampai

dengan di atas 4500 mm/tahun. Curah hujan Kota Bandung yang termasuk

kategori agak rendah, memiliki musim kemarau yang relatif pendek yaitu sekitar 3

(tiga) bulan, dengan rata-rata curah hujan 2000 mm/tahun.

Sebagai gambaran penggunaan air hujan, misalkan diambil rata-rata curah

hujan sebesar 2000 mm/tahun dan asumsi penguapan adalah 10%, dengan luas

atap adalah 100 m2, maka diperkirakan air hujan yang akan tertampung adalah

sebesar 180 m3/tahun. Kemudian dengan asumsi kebutuhan air rumah tangga

adalah 160 liter/hari/KK (Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemukiman

Departemen Pekerjaan Umum Badan Penelitian dan Pengembangan PU dan LPM

ITB, 1988) per tahunnya dibutuhkan kurang dari 60m3/tahun/KK, sehingga air

hujan yang didapat pertahunnya dari 100 m2 atap, jauh melebihi kebutuhan

keluarga. Namun penelitian secara terperinci berkaitan dengan kuantitas dan

kontinuitas air hujan yang turun di daerah tertentu perlu dilakukan untuk

mengetahui seberapa besar kemampuan air hujan yang dapat dimanfaatkan oleh

masyarakat.

48

Page 44: 123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com/d/3a/2f/... · Web viewBAB II. KAJIAN . PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN . DAN HIPOTESIS. 2.1

Penyimpanan air hujan dalam bak penampungan di beberapa daerah telah

dikenal lama dan sebagian masih dipergunakan sampai sekarang. Air hujan ini

dapat dikumpulkan dan ditampung dari air hujan yang jatuh di atap rumah atau

bangunan atau dari limpasan permukaan tanah, jalan-jalan, halaman atau dari

suatu area khusus yang dipersiapkan. Oleh karena itu potensi penangkapan air

hujan untuk memenuhi kebutuhan air rumah tangga sangat memungkinkan,

disamping mengurangi ketergantungan pada pelayanan PDAM, penurunan

permukaan air tanah, juga sekaligus mengurangi bahaya banjir.

Air hujan yang berlimpah merupakan sumberdaya air yang perlu

dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari baik itu untuk kebutuhan rumah tangga

atau pun untuk dikonsumsi sebagai air minum. Penggunaan air hujan sebagai

sumber air kebutuhan rumah tangga seperti mandi dan cuci cukup memenuhi

syarat apabila telah difilter dari debu, pasir, nyamuk atau polutan lainnya yang

berasal dari kolektor, namun air hujan sedikit sekali mengandung garam-garam

mineral, diantaranya garam Kalsium, Magnesium dan Natrium Bikarbonat, tetapi

masih memenuhi persyaratan fisika dan kimia. Air hujan dari daerah industri

mengandung kadar Sulfat dan Nitrat yang lebih tinggi dibandingkan air hujan dari

daerah pemukiman dan air tanah. Namun air hujan dapat memiliki kualitas yang

memenuhi syarat untuk dikonsumsi dengan penambahan mineral-mineral tertentu

sesuai dengan standar baku mutu air minum PDAM.

Dikaitkan dengan kondisi masyarakat setempat yang merupakan

masyarakat dengan tingkat kesejahteraan menengah ke bawah, pemenuhan

kebutuhan air melalui sistem Rainwater Harvesting ini relatif murah dan mudah,

49

Page 45: 123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com/d/3a/2f/... · Web viewBAB II. KAJIAN . PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN . DAN HIPOTESIS. 2.1

karena dikondisikan terintegrasi dengan bangunan atau rumah sehingga mudah

diakses oleh penghuni rumah.

Kebutuhan air yang diperlukan masyarakat Kelurahan Cicadas cukup

besar mengingat padatnya penduduk. Setiap harinya masyarakat Cicadas

mangeluarkan biaya pemenuhan kebutuhan air bersih untuk dikonsumsi ataupun

digunakan untuk kegiatan rumah tangga lainnya, baik biaya pembayaran PDAM,

pembelian langsung menggunakan dirigen (tempat air), maupun biaya operasional

air artesis. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pengeluaran biaya secara

kontinu untuk mendapatkan air bersih merupakan indikasi yang kuat untuk dapat

pula memiliki fasilitas penampungan air bersih yang layak konsumsi sehingga

dapat menghemat pengeluaran untuk kebutuhan air dimasa yang akan datang.

Sistem penampungan air hujan dapat disediakan di tempat-tempat yang

membutuhkan air untuk dipergunakan. Beberapa keuntungan yang diperoleh

dengan adanya sistem penampungan air hujan ini (UNEP, 2002) adalah:

1. Penampungan air hujan dapat dipergunakan sebagai tambahan sumber air,

sehingga dapat mengurangi atau menghilangkan ketergantungan terhadap

sumber air lain.

2. Penampungan air hujan dapat dipergunakan sebagai penyedia dalam keadaan

darurat atau diakibatkan gangguan sistem penyedia air publik (PDAM),

bahkan akibat bencana alam yang terjadi.

3. Penampungan air hujan dapat mengurangi luapan saluran air dan genangan air

atau banjir.

50

Page 46: 123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com/d/3a/2f/... · Web viewBAB II. KAJIAN . PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN . DAN HIPOTESIS. 2.1

4. Penggunaan air hujan biasanya sebagai pengguna yang mengoperasikan dan

mengelola sistem penangkap (kolektor), oleh karena itu penggunaan air akan

disesuaikan dengan penyimpanan yang ada. Pengguna akan tahu berapa

banyak air yang ada di penampungan dan akan berusaha untuk mencegah

terjadinya kekeringan di tempat penampungan

5. Teknologi pemanenan air hujan yang fleksibel dan dapat dibangun sesuai

dengan kondisi dan kebutuhan. Konstruksi, pengoperasian dan perawatannya

tidak membutuhkan tenaga khusus.

Perlakuan pengolahan air hujan sebagai air baku untuk memenuhi

kebutuhan rumah tangga pada umumnya lebih mudah dibandingkan air sungai,

sehingga dalam upaya memanfaatkan air hujan sebagai sumber air untuk

pemenuhan kebutuhan rumah tangga akan lebih menguntungkan. Berbagai

perlakuan sederhana pengolahan sumber air hujan yang dapat dilakukan

diantaranya penggumpalan, pengendapan dan penyaringan.

Proses pengolahan dengan penggumpalan dilakukan jika sumber air baku

tersebut mengandung zat tersuspensi dan bahan organik yang sangat halus.

Kekeruhan dan warna ditunjukkan dengan adanya partikel koloid dalam air,

sehingga parameter tersebut akan berubah karena proses penggumpalan. Proses

penggumpalan dengan membubuhkan zat kimia tidak cocok. Untuk sistem

penyediaan air untuk kebutuhan rumah tangga baik itu tunggal maupun kolektif,

zat kimia hanya digunakan jika hasil pengolahan dengan proses lain tidak dapat

tercapai sesuai dengan yang diiinginkan.

51

Page 47: 123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com/d/3a/2f/... · Web viewBAB II. KAJIAN . PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN . DAN HIPOTESIS. 2.1

Untuk tujuan partikel koloid dapat terendapkan maka suatu bangunan

pengolah bak pengendap harus dirancang khusus diantaranya, berbentuk aliran

horizontal, vertikal dan radial. Untuk bangunan pengolah dalam skala kecil bentuk

aliran horizontal dengan bak empat persegi panjang adalah paling cocok,

sederhana dan mudah dibangun.

Tempat penyimpanan berupa bak air yang dibangun di bawah tanah harus

dibuat sedemikian rupa sehingga dapat mencegah debu, pasir, nyamuk atau

polutan lain untuk tidak dapat masuk selama tersimpan dalam suatu bak

penyimpanan, baik secara mandiri maupun secara kolektif. Agar air ini dapat

dimanfaatkan untuk air minum maka air hujan yang dikumpulkan dari atap rumah

atau dari permukaan tanah harus terhidar dari adanya pembusukan bahan organik

dan tumbuhnya bakteri atau mikroorganisme lainnya. Salah satu upaya untuk

melindungi kualitas air tersebut yaitu harus bebas dari cahaya dan kondisi tempat

harus dingin serta secara teratur dibersihkan. Perlakuan sederhana yaitu dengan

menggunakan tabung khlor yang berfungsi untuk membunuh bakteri.

Bangunan tampungan air hujan yang dilengkapi akifer buatan merupakan

suatu konstruksi gabungan antara akifer buatan dan tempat penyimpanan

merupakan model bangunan penyediaan air dan cocok untuk digunakan dalam

menangani masalah sulit air di daerah kering (Soenarto, 1998). Pembangunan

sistem pemanenan air hujan sangat tergantung pada biaya yang dibutuhkan dalam

membangun fasilitas fisik. Disamping secara ekonomi sistem ini harus lebih

menguntungkan dibandingkan dengan fasilitas penyediaan air yang sudah ada,

selain itu keinginan membayar (willingness to pay) masyarakat terhadap sistim

52

Page 48: 123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com/d/3a/2f/... · Web viewBAB II. KAJIAN . PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN . DAN HIPOTESIS. 2.1

Manajemen Sumberdaya Air

Persoalan Ketersediaan Air

Bersih Masyarakat

Potensi Air Hujansebagai Alternatif

Sumber Air Bersih

Kemungkinan Pemanenan Air Hujan Untuk Memenuhi

Kebutuhan Air Bersih Masyarakat

Faktor Lingkungan

Faktor Sosial

Faktor Teknik

Faktor Ekonomi

Kontinuitas, Kuantitas dan Kualitas Air

Hujan

Karakteristik, Kemampuan,

Kebutuhan Air, Keinginan

Membayar, dan Kemungkinan

Penerapan RWH

Masyarakat

Penangkapan, Penyaringan

dan Penampungan

Air Hujan

Biaya Pembuatan

RWH Rumah Tangga, Biaya Operasional,

NPV, IRR dan BCR

RANCANGAN PEMANENAN AIR HUJAN UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN

AIR BERSIH MASYARAKAT

penangkapan air hujan perlu diketahui agar pengembangan dalam konsep

perancangan dapat disesuaikan dengan kebutuhan masyarakatnya.

Berikut ini digambarkan kerangka pemikiran dalam merancang instalasi

pemanenan air hujan untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat.

Gambar 2.9

Kerangka Pemikiran Rancangan Instalasi Pemanenan Air Hujan

53

Page 49: 123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com123userdocs.s3-website-eu-west-1.amazonaws.com/d/3a/2f/... · Web viewBAB II. KAJIAN . PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN . DAN HIPOTESIS. 2.1

2.3 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan, maka dapat

ditarik suatu hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Faktor lingkungan dalam hal kontinuitas, kuantitas dan kualitas air hujan Kota

Bandung berpotensi dalam memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat dengan

mempergunakan sistem pemanenan air hujan (rainwater harvesting).

2. Faktor sosial seperti kondisi, kemampuan, kebutuhan air bersih, dan keinginan

masyarakat serta kemungkinan penerapan pemanenan air hujan oleh

masyarakat Kelurahan Cicadas Kota Bandung dapat dijadikan acuan dalam

membuat rancangan pemanenan air hujan (rainwater harvesting).

3. Faktor teknis rancangan pemanenan air hujan (rainwater harvesting) dalam

hal penangkapan, penyaringan dan penyimpanan air hujan dapat diterapkan

sesuai dengan kondisi dan kemampuan masyarakat Kelurahan Cicadas Kota

Bandung.

4. Faktor ekonomi hasil rancangan pemanenan air hujan dapat dikatakan layak

untuk diterapkan di Kelurahan Cicadas Kota Bandung.

54