12. dody firmanda 2006 - 099. peran dan fungsi clinical pathways dlm pelayanan medik

Upload: indonesian-clinical-pathways-association

Post on 30-May-2018

325 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

  • 8/14/2019 12. Dody Firmanda 2006 - 099. Peran Dan Fungsi Clinical Pathways Dlm Pelayanan Medik

    1/42

    1

    Peran dan Fungsi Clinical Pathways dalam Pelayanan Medik Kedokteran

    Dr. Dody Firmanda, Sp.A, MAKetua Komite Medik

    RSUP Fatmawati Jakarta

    Pendahuluan

    Sesuai dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutupelayanan, keamanan/keselamatan pasien dan isu akses pemerataan pelayanan

    kesehatan terutama terhadap masyarakat yang kurang/tidak mampu,disamping semakin pesatnya perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan tehnikmedis dan terbukanya era persaingan global di segala bidang termasuk jasapelayanan kesehatan yang telah memasuki tahap modus ke empat yakni tenagaprofesi maka secara tidak langsung profesi medis harus mempersiapkan dan

    membenah diri untuk meningkatkan profesionalismenya tidak hanya dari segitehik medis semata akan tetapi juga bidang manajemen keprofesian agarlebih cepat tanggap (responsiveness), bersifat tanggung jawab dan gugat

    (responsibility) serta visioner dalam ruang lingkup keprofesiannya (duty ofcare) baik secara individu maupun organisasi.

    Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dalam

    pasal 49 menyebutkan bahwa dalam melaksanakan praktik kedokteran wajibmenyelenggarakan kendali mutu dan kendali biaya melalui kegiatan auditmedis serta dilaksanakan oleh organisasi profesi. Ini merupakan salah satu

    dari sekian tugas berat yang diamanatkan oleh undang undang tersebutkepada organisasi profesi. Untuk melakukan kegiatan audit medis dapatmenggunakan instrumen Pedoman Audit Medis dari Departemen kesehatanRI.

    Implementasi Clinical Pathways(CP) sangat erat berhubungan dan berkaitandengan Clinical Governance dalam rangka menjaga dan meningkatkan mutupelayanan dengan biaya yang dapat diestimasikan dan terjangkau.1-8

    Sedangkan secara sederhana Clinical governance adalah suatu cara (sistem)

    Dsampaikan pada Pertemuan Sosialisasi Standar Pelayanan Kedokteran diselenggarakan oleh

    Direktorat Bina Pelayanan Medik Spesialistik, Dirjen Bina Yan Medik Depkes RI, di ArdjunaBoutique Hotel and Spa, Bandung 22 Desember 2006.

  • 8/14/2019 12. Dody Firmanda 2006 - 099. Peran Dan Fungsi Clinical Pathways Dlm Pelayanan Medik

    2/42

    2

    upaya menjamin dan meningkatkan mutu pelayanan secara sistematis dalamsatu organisasi penyelenggara pelayanan kesehatan (rumah sakit) yang

    efisien.1-2,9

    Catatan: Istilah Clinical governance itu sendiri yang berasal dari negara Inggris. Clinicalgovernance ini merupakan salah satu sumbang saran BAMM ( British Association of MedicalManager) yang berhasil dan diterima oleh pemerintah (Labour Party) setelah melalui

    perdebatan publik akibat beberapa kasus pelayanan kesehatan/kedokteran yang muncul kepermukaan menjadi sorotan dan tuntutan masyarakat serta merupakan kasus untuk CNST

    Clinical Negligence Scheme for the Trusts (risk management). Meskipun sebelumnya telah

    mempunyai beberapa program pendekatan dalam upaya peningkatan mutu melalui (Small)Hospitals Accreditation , Patients Charter, BSI 5751/ISO 9002, Quality Assurance,

    maupun TQM. Pada tahun 1997 bertepatan dengan peluncuran kebijakan baru dalampenyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh NHS (National Health Services) dan recana

    kerjanya untuk 10 tahun mendatang - A First Class Service: Quality in the new NHS -

    dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan (kedokteran) serta sekaligusmengantisipasi (hidden agenda for the unpicking process) era pasar terbuka Masyarakat

    Ekonomi Eropa/EEC.10-11

    Dalam makalah ini akan diterangkan mengenai peran dan fungsi ClinicalPathways dalam pelayanan medik, dari persiapan dalam bentuk strategi

    pendekatan, konsep, kontruksi dan model yang dilaksanakan di RS Fatmawati.

    Strategi Pendekatan Komite Medik RS Fatmawati

    Komite Medik RS Fatmawati telah merancang strategi pendekatan untukmengimplementasikan Sistem Penataan Klinis (Clinical Governance)12-16 diRumah Sakit Fatmawati dikenal sebagai Sistem Komite Medik dan Sistem

    SMF17 - telah berjalan sejak tahun 2003, mengkombinasikannya denganSistem Pembiayaan Casemix18 melalui pendekatan mutu profesi19-22 yaknidengan memadukan sistem pelayanan berkesinambungan (continuing of care)

    dikenal sebagai dalam bentuk Alur Penerimaan Pasien

    23-24

    dan KebijakanPelayanan secara by names 25-27 yang telah ada dengan Standar PelayananMedis dari seluruh 20 SMF27 melalui Clinical Pathways. 28 (Lihat Gambar 1)

  • 8/14/2019 12. Dody Firmanda 2006 - 099. Peran Dan Fungsi Clinical Pathways Dlm Pelayanan Medik

    3/42

    3

    Gambar 1. Skema strategi pendekatan Komite Medik RS Fatmawati dalam ClinicalGovernance dan Sistem DRGs Casemix.17

    Sedangkan deviasi dari isi komponen Clinical Pathways dicatat sebagai dalamkolom varians dan ditindak lanjuti sebagai variance tracking dengan

    menggunakan mekanisme audit medis tingkat pertama atau kedua (1st and 2nd

    Party Medical Audit) sesuai dengan Pedoman Audit Medis Komite Medik RSFatmawati20-31 dan Panduan Manajemen Risiko Klinis dan Keamanan/Keselamatan Pasien (Clinical Risks Management and Patient Safety) Komite

    Medik RS Fatmawati32 dengan cara Root Cause Analysis (RCA), Failure Modeof Effective Analysis (FMEA) atau Probability Risks Assessment(PRA) sertaPanduan Health Impact InterventionKomite Medik RS Fatmawati. 33

    Adapun Rencana Strategis Komite Medik RS Fatmawati untuk periode 3tahun (2006 - 2009) mendatang secara ringkasnya adalah sebagai berikut:

    Health

    Impact

    Intervention

    HII

    ealthResources

    Groups(HRG)

  • 8/14/2019 12. Dody Firmanda 2006 - 099. Peran Dan Fungsi Clinical Pathways Dlm Pelayanan Medik

    4/42

    4

  • 8/14/2019 12. Dody Firmanda 2006 - 099. Peran Dan Fungsi Clinical Pathways Dlm Pelayanan Medik

    5/42

    5

  • 8/14/2019 12. Dody Firmanda 2006 - 099. Peran Dan Fungsi Clinical Pathways Dlm Pelayanan Medik

    6/42

    6

    Clinical Pathways Komite Medik RS Fatmawati

    Komite Medik RS Fatmawati telah membuat fomat umum Clinical Pathwaysdan melakukan revisi sebanyak 3 kali sehingga terbentuk format yang dapatditerima oleh seluruh 20 SMF melalui Sidang Pleno Komite Medik.

    Definisi Clinical Pathways (CP)

    Clinical Pathways (CP) adalah suatu konsep perencanaan pelayanan terpaduyang merangkum setiap langkah yang diberikan kepada pasien berdasarkan

    standar pelayanan medis dan asuhan keperawatan yang berbasis bukti denganhasil yang terukur dan dalam jangka waktu tertentu selama di rumah sakit.34-

    36

    Sedangkan European Clinical Pathways Association (EPA) pada kongresnyayang terakhir di Slovenia pada bulan Desember 2005 telah merevisi definisiClinical Pathways sebagai berikut; Clinical Pathways adalah metodologi dalam

  • 8/14/2019 12. Dody Firmanda 2006 - 099. Peran Dan Fungsi Clinical Pathways Dlm Pelayanan Medik

    7/42

    7

    cara mekanisme pengambilan keputusan terhadap layanan pasien berdasarkanpengelompokan dan dalam periode waktu tertentu.

    Prinsip prinsip dalam menyusun Clinical Pathways

    Dalam membuat Clinical Pathways penanganan kasus pasien rawat inap dirumah sakit harus bersifat:

    a. Seluruh kegiatan pelayanan yang diberikan harus secara

    terpadu/integrasi dan berorientasi fokus terhadap pasien (PatientFocused Care)serta berkesinambungan (continuing of care)

    b. Melibatkan seluruh profesi (dokter, perawat/bidan, penata,laboratoris dan farmasis)

    c. Dalam batasan waktu yang telah ditentukan sesuai dengan keadaanperjalanan penyakit pasien dan dicatat dalam bentuk periode harian(untuk kasus rawat inap) atau jam (untuk kasus gawat darurat di unit

    emergensi).d. Pencatatan CP seluruh kegiatan pelayanan yang diberikan kepada pasien

    secara terpadu dan berkesinambungan tersebut dalam bentuk dokumenyang merupakan bagian dari Rekam Medis.

    e. Setiap penyimpangan langkah dalam penerapan CP dicatat sebagaivarians dan dilakukan kajian analisis dalam bentuk audit.f. Varians tersebut dapat karena kondisi perjalanan penyakit, penyakit

    penyerta atau komplikasi maupun kesalahan medis (medical errors).g. Varians tersebut dipergunakan sebagai salah satu parameter dalam

    rangka mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan.

    Clinical Pathways tersebut dapat merupakan suatu Standar ProsedurOperasional yang merangkum:

    a. Profesi medis: Standar Pelayanan Medis dari setiap Kelompok StafMedis/Staf Medis Fungsional (SMF) klinis dan penunjang.b. Profesi keperawatan: Asuhan Keperawatanc. Profesi farmasi: Unit Dose Daily dan Stop Orderingd. Alur Pelayanan Pasien Rawat Inap dan Operasi dari Sistem Kelompok

    Staf Medis/Staf Medis Fungsional (SMF), Instalasi dan SistemManajemen Rumah Sakit.

  • 8/14/2019 12. Dody Firmanda 2006 - 099. Peran Dan Fungsi Clinical Pathways Dlm Pelayanan Medik

    8/42

    8

    Langkah langkah penyusunan Clinical Pathways

    Yang harus diperhatikan dalam menyusun Format Clinical Pathways:1. Komponen yang harus dicakup sebagaimana definisi dari Clinical

    Pathways

    2. Manfaatkan data yang telah ada di lapangan rumah sakit dan kondisisetempat26 seperti data Laporan RL2 (Data Keadaan MorbiditasPasien) yang dibuat setiap rumah sakit berdasarkan Buku PetunjukPengisian, Pengolahan dan Penyajian Data Rumah Sakit38 dan sensus

    harian untuk:a. Penetapan judul/topik Clinical Pathways yang akan dibuat.

    b. Penetapan lama hari rawat.3. Untuk variabel tindakan dan obat obatan mengacu kepada Standar

    Pelayanan Medis, Standar Prosedur Operasional dan Daftar StandarFormularium yang telah ada di rumah sakit setempat, Bila perlustandar standar tersebut dapat dilakukan revisi.13,16.18

    4. Pergunakan Buku ICD 10 untuk hal kodefikasi diagnosis dan ICD 9 CMuntuk hal tindakan prosedur sesuai dengan profesi/SMF masingmasing.37

    Persiapan Komite Medik RS Fatmawati dalam menyusun Clinical Pathways

    Dalam pelaksanaan tahap kodefikasi diagnosis ICD 10 dan prosedur tindakan

    ICD 9 CM yang dilakukan oleh Bagian Rekam Medik sebagai Unit CodingPanitia Casemix RS Fatmawati, Komite Medik RS Fatmawati melakukananalisis dan deteksi validitas data tersebut. Bila data tersebut dubious, akandikembalikan untuk klarifikasi; bila ada laporan data ketidaklengkapan akan

    disampaikan kepada individu dokter melalui Ketua SMF masing masing, bilaada curiousity dan atau suspicious akan ditindaklanjuti melalui Tim Tim

    terkait di Komite Medik dan bila perlu dapat disampaikan dalam agendaSidang Pleno Komite Medik yang diadakan setiap hari Senin jam 12.30 13.30 WIB. Berdasarkan hasil analisis data tersebut Ketua Komite Medikmendapatkan ide masukan bahwa kodefikasi ICD 10 dan ICD 9 CM tersebutdapat dipergunakan sebagai salah satu alat indikator untuk monitoring dan

    bahan cross check untuk proses audit medis lebih lanjut sesuai Panduan AuditMedis Komite Medik melalui Tim Etik dan Mutu Profesi 39-40 (Gambar 2).

  • 8/14/2019 12. Dody Firmanda 2006 - 099. Peran Dan Fungsi Clinical Pathways Dlm Pelayanan Medik

    9/42

    9

    Gambar 2. Alur proses mekanisme data dan umpan balik (feed back)17

    Setiap rumah sakit membuat dan mengirimkan secara berkala sesuai dengan

    jenis formulirnya masing masing (RL 1 sampai RL 6) sesuai dengan denganBuku Petunjuk Pengisian, Pengolahan dan Penyajian Data Rumah Sakit42

    sebagaimana berikut:1. Data Kegiatan Rumah Sakit (Formulir RL 1) setiap triwulan

    2. Data Keadaan Morbiditas Pasien (Formulir RL 2) setiap triwulan:a. Morbiditas Rawat Inap (Formulir RL 2a)b. Morbiditas Rawat Jalan (Formulir RL 2b)c. Morbiditas Rawat Inap Surveilans Terpadu RS (Formulir RL 2a1)

    d. Morbiditas Rawat Inap Surveilans Terpadu RS (Formulir RL 2b1)

    e. Status Imunisasi (Formulir RL 2c)f. Individual Morbiditas Pasien Rawat Inap (Formulir RL 2.1, RL 2.2

    dan RL 2.3)3. Data Dasar Rumah Sakit (RL 3) setiap akhir tahun4. Data Keadaan Ketenagaan Rumah Sakit (Formulir RL 4) setiap

    semester (6 bulan)

    5. Data Peralatan Medik Rumah Sakit dan Data Kegiatan KesehatanLingkungan Rumah Sakit (Formulir RL 5) setiap akhir tahun

    6. Data Infeksi Nosokomial Rumah Sakit (Formulir RL 6) setiap bulan.

  • 8/14/2019 12. Dody Firmanda 2006 - 099. Peran Dan Fungsi Clinical Pathways Dlm Pelayanan Medik

    10/42

    10

    Maka khusus untuk proses pengolahan data, Ketua Komite Medik RSFatmawati menggabungkan skema pendekatan Gambar 1 dengan Gambar 2 di

    atas menjadi sebagaimana dapat dilihat dalam Gambar 3 berikut.

    Gambar 3. Skema pendekatan Komite Medik RS Fatmawati dalam proses

    pengolahan data untuk penyusunan Clinical Pathways.37

    Format Umum Clinical Pathways Komite Medik RS Fatmawati

    Langkah selanjutnya adalah mengkaji dan mendesain Format Umum ClinicalPathways sebagai template untuk setiap profesi untuk membuat clinicalpathways masing masing sesuai dengan bidang keahliannya dan melibatkan

    multidisiplin profesi medis, keperawatan dan farmasis/apoteker sebagaicontoh dapat dilihat pada Gambar 4 berikut.

  • 8/14/2019 12. Dody Firmanda 2006 - 099. Peran Dan Fungsi Clinical Pathways Dlm Pelayanan Medik

    11/42

    11

    Gambar 4. Format Umum Clinical Pathways yang telah disepakati bersamadalam Sidang Pleno Komite Medik untuk seluruh 20 SMF di RS Fatmawati.18

    Dalam kolom obat obatan harus sesuai dengan yang dari StandarFormularium Rumah Sakit (Gambar 5) yang telah disusun oleh Tim Farmasi

    dan Terapi Rumah Sakit. Penyimpangan (deviasi) obat obatan (jenis, dosis dancara pemberian) dapat diperkenankan bila memang diperlukan setelah mengisiFormulir Lampiran 1 Formularium Rumah Sakit Edisi III 2003 (Gambar 6) danharus dicatat dalam kolom varians serta dapat dipertanggungjawabkan

  • 8/14/2019 12. Dody Firmanda 2006 - 099. Peran Dan Fungsi Clinical Pathways Dlm Pelayanan Medik

    12/42

    12

    melalui audit medis tingkat pertama (1st party medical audit) sebagaimanadalam Form 1 Audit Medis sebagai salah satu unsur dari variance tracking.

    Gambar 5. Buku Standar Formularium RS Fatmawati Edisi-III 2003.

  • 8/14/2019 12. Dody Firmanda 2006 - 099. Peran Dan Fungsi Clinical Pathways Dlm Pelayanan Medik

    13/42

    13

    Gambar 6. Formulir Lampiran 1 Formularium Rumah Sakit Edisi III 2003

    Untuk memprioritaskan judul/topik Clinical Pathways yang dibuat di seluruhSMF dapat dimanfaatkan informasi dari data dalam Gambar 3 di atas,disamping itu juga dapat dihitung rencana lama hari rawat rerata (means

    SD; means SE dan 95% CI) dan varians lama rawat setiap kasusberdasarkan kodefikasi ICD 10 dari Laporan Bulanan 10 penyakit terbesar dirumah sakit dan SMF sebagaimana contoh Gambar 7 sampai 10 berikut.42

  • 8/14/2019 12. Dody Firmanda 2006 - 099. Peran Dan Fungsi Clinical Pathways Dlm Pelayanan Medik

    14/42

    14

    Gambar 7. Data 10 besar penyakit dengan Kode ICD 10 dan lama hari rawat

    untuk bulan Januari 2006

    Maka atas kesepakatan bersama melalui Sidang Pleno tingkat SMF sebagaimekanisme pengambilan keputusan tertinggi di SMF Kesehatan Anak RS

    Fatmawati dibuat Clinical Pathways untuk Demam Berdarah Denguesebagaimana dapat dilihat pada Gambar 8 berikut.

  • 8/14/2019 12. Dody Firmanda 2006 - 099. Peran Dan Fungsi Clinical Pathways Dlm Pelayanan Medik

    15/42

    15

    Gambar 8. Clinical Pathways untuk Demam Berdarah Dengue dari BukuClinical PathwaysSMF Kesehatan Anak RS Fatmawati Edisi 2006.36

    Bahkan SMF Kesehatan Anak RS Fatmawati dengan seluruh SubBagian

    (Divisi) telah menyusun buku mengenai Clinical Pathways dalam rangkaimplementasi Sistem Casemix sebagaimana dapat dilihat dalam Gambar 9.

  • 8/14/2019 12. Dody Firmanda 2006 - 099. Peran Dan Fungsi Clinical Pathways Dlm Pelayanan Medik

    16/42

    16

    Gambar 9. Buku Clinical Pathways Kesehatan Anak RS Fatmawati Edisi2006.36

    Sedangkan SMF Orthopedik berdasarkan data 10 penyakit terbesarsebagaimana pada Gambar 10 membuat Clinical Pathways untuk FraktrurTibia (Gambar 11).

  • 8/14/2019 12. Dody Firmanda 2006 - 099. Peran Dan Fungsi Clinical Pathways Dlm Pelayanan Medik

    17/42

    17

    Gambar 10. Kodefikasi ICD 10 untuk 10 Penyakit di SMF Bedah Ortopedikuntuk bulan Januari dan Februari 2006.

  • 8/14/2019 12. Dody Firmanda 2006 - 099. Peran Dan Fungsi Clinical Pathways Dlm Pelayanan Medik

    18/42

    18

    Gambar 11. Contoh Format Clinical Pathways SMF Bedah Orthopedik untukFraktur Tibia Tertutup.

  • 8/14/2019 12. Dody Firmanda 2006 - 099. Peran Dan Fungsi Clinical Pathways Dlm Pelayanan Medik

    19/42

    19

    Contoh lain format Clinical Pathways dari SMF Penyakit Dalam, SMF Bedahdan SMF Kebidanan-Kandungan sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 12, 13

    dan 14 berikut.

    Gambar 12. Contoh Format Clinical PathwaysSMF Penyakit Dalam untuk GagalGinjal Kronik.

  • 8/14/2019 12. Dody Firmanda 2006 - 099. Peran Dan Fungsi Clinical Pathways Dlm Pelayanan Medik

    20/42

    20

    Gambar 13. Contoh Format Clinical Pathways SMF Bedah untuk Apendisitis

    Akut.

  • 8/14/2019 12. Dody Firmanda 2006 - 099. Peran Dan Fungsi Clinical Pathways Dlm Pelayanan Medik

    21/42

    21

    Gambar 14. Contoh Format Clinical PathwaysSMF Kebidanan dan Kandungan.

    Untuk mempermudah setiap SMF dalam pembuatan Clinical Pathways SMFuntuk menyusun kodefikasi diagnosis ICD 10 dan tindakan prosedur ICD 9 CM

  • 8/14/2019 12. Dody Firmanda 2006 - 099. Peran Dan Fungsi Clinical Pathways Dlm Pelayanan Medik

    22/42

    22

    dapat merujuk kepada data 10 penyakit terbesar di setiap SMF dan laporanbulanan tindakan operasi yang paling sering, sehingga SMF tersebut lebih

    mudah dan waktu relatif singkat menyusun kodefikasi diagnosis dan prosedurtindakan dalam Clinical Pathways masing masing sebagaimana contoh dalamGambar 15 dan 16 berikut.

    Gambar 15. Contoh Kodefikasi Tindakan ICD 9 CM untuk SMF Mata bulan

    Maret 2006.

  • 8/14/2019 12. Dody Firmanda 2006 - 099. Peran Dan Fungsi Clinical Pathways Dlm Pelayanan Medik

    23/42

    23

    Gambar 16. Contoh Kodefikasi Tindakan ICD 9 CM untuk SMF Bedah (Umum)

    bulan Maret 2006.

  • 8/14/2019 12. Dody Firmanda 2006 - 099. Peran Dan Fungsi Clinical Pathways Dlm Pelayanan Medik

    24/42

    24

    Implementasi Clinical Pathways Komite Medik RS Fatmawati

    Bagi Komite Medik RS Fatmawati - Clinical Pathways (CP) merupakan salahsatu komponen dari Sistem DRG-Casemix yang terdiri dari kodefikasipenyakit dan prosedur tindakan (ICD 10 dan ICD 9-CM) dan perhitungan

    biaya (baik secara top down costing atau activity based costing maupunkombinasi keduanya) dan digunakan sebagai alat (entry point) untukmelakukan audit medis dan manajemen baik untuk tingkat pertama maupunkedua (1st Party and 2nd Party Audits) dalam rangka menjaga dan

    meningkatkan mutu pelayanan, serta sebagai salah satu alat mekanismeevaluasi penilaian risiko untuk mendeteksi kesalahan aktif (active errors) dan

    laten (latent / system errors) maupun nyaris terjadi (near miss) dalamManajemen Risiko Klinis (Clinical Risk Management) dalam rangka menjagadan meningkatkan keamanan dan keselamatan pasien (patient safety).

    Sampai November 2006 ini Komite Medik telah berhasil menyusun bukuClinical Pathways RSUP Fatmawati Edisi Pertama yang terdiri dari 62 jenispenyakit dari profesi medis SMF Bedah Orhopedik, SMF Kesehatan Anak,SMF Paru, SMF Bedah, SMF Penyakit Dalam, SMF Kebidanan dan Kandungan,

    SMF Kulit dan Kelamin dan SMF Saraf sebagaimana dapat dilihat dalam

    Gambar 17 dan Tabel berikut.

    Gambar 17. Buku Clinical Pathways RSUP Fatmawati Edisi Pertama.

  • 8/14/2019 12. Dody Firmanda 2006 - 099. Peran Dan Fungsi Clinical Pathways Dlm Pelayanan Medik

    25/42

    25

    SMF Judul Clinical Pathways:1. Fraktur Tibia Tertutup

    2. Fraktur Tibia Tertutup dengan Impending Compartment Syndrome

    3. Spondilitis Tuberkulosis pada Thorakal4. Fraktur Vertebra Thorakal dengan Gangguan Neurologis kurang dari 8 jam

    1. Bedah Orthopedik

    5. Fraktur Vertebra Thorakal dengan Gangguan Neurologis lebih dari 8 jam

    6. Demam Berdarah Dengue7. Diare Akut

    8. Pneumonia

    9. Demam Tifoid10. Bayi Baru Lahir

    11. Kejang Demam12. Morbili

    13. Hiperbilirubinemia Neonatal

    14. Bronkiolitis Akut

    15. Tuberkulosis Paru

    16. Meningitis Tuberkulosis17. Meningitis Bakterialis18. Ensefalitis

    19. Efusi Pleura Tuberkulosis

    20. Efusi Pleura Bakterialis

    2. Kesehatan Anak

    21. Malnutrisi Energi Protein Derajat Berat (Gizi Buruk)

    22. Tuberkulosis Paru

    23. Efusi Pleura Tuberkulosis/Pleuritis Tuberkulosis24. Avian Influenza Pneumonia

    25. PPOK Eksaserbasi Akut

    26. Bronkitis Akut27. Pneumothoraks

    28. Asma Bronkial

    29. Tumor Paru30. Bronkiekstasis

    3. Paru

    31. Pneumonia

    4. Bedah 32. Karsinoma Rekti5. Penyakit Dalam 33. Penyakit Ginjal Kronik

    34. Eritroderma Psoaritika

    35. Herpes Zoster dan Sistem Saraf Pusat36. Herpes Zoster Oftalmikus

    37. Morbus Hansen dengan Reaksi

    38. Pemfigoid Bulosa39. Pemfigus Vulgaris

    40. Psoriasis Pustulosa Generalisata Akuta

    41. Sindrom Stafilokokus Skin Scalded ( S4 )42. Sindrom Steven Johnson (SSJ)

    43. Varisela

    6. Kulit dan Kelamin

    44. Varisela dengan komplikasi45. Stroke (Trombosis Serebri/Emboli Serebri) Cerebral Infarction

    46. Stroke (Perdarahan Intraserebral)

    7. SMF Saraf

    47. Perdarahan Subarakhnoid Spontan

    Tabel 1. Daftar judul Clinical Pathways dari 7 SMF dalam buku ClinicalPathways RSUP Fatmawati Edisi Pertama.

  • 8/14/2019 12. Dody Firmanda 2006 - 099. Peran Dan Fungsi Clinical Pathways Dlm Pelayanan Medik

    26/42

    26

    Sedangkan dalam monitoring hasil implementasi Clinical Pathways, KomiteMedik RSUP Fatmawati menghimpun data tersebut ke dalam tabel

    sebagaimana dalam Tabel 2 berikut.

    Tabel 2. Contoh tabel hasil implementasi setiap Clinical Pathways.

    Dari ke tujuh SMF yang telah berhasil menyusun Clinical Pathways tersebutdi atas, SMF Bedah Orthopedik dan SMF Kesehatan Anak telah telahmencoba melakukan penerapan implementasi Clinical Pathways masing masing.

    Sebagai contoh SMF Bedah Orthopedik melaporkan kasus Fraktur TibiaTertutup, Fraktur Tibia Tertutup dengan Impending CompartmerntSyndrome dan Spondilitis Tuberkulosis sebagaimana dapat dilihat dalamGambar berikut.

    CONTOH

  • 8/14/2019 12. Dody Firmanda 2006 - 099. Peran Dan Fungsi Clinical Pathways Dlm Pelayanan Medik

    27/42

    27

    Gambar 18. Hasil Implementasi Clinical Pathways SMF Bedah Orthopedikuntuk kasus Fraktur Tibia Tertutup yang kemudian ditindak lanjuti varians

    nya sebagai bahan untuk audit medik dan analisis biaya (cost analysis) sertaevaluasi proses kodefikasi ICD 10 dan ICD 9 CM.

  • 8/14/2019 12. Dody Firmanda 2006 - 099. Peran Dan Fungsi Clinical Pathways Dlm Pelayanan Medik

    28/42

    28

    Gambar 19. Hasil Implementasi Clinical Pathways SMF Bedah Orthopedikuntuk kasus Fraktur Tibia Tertutup dengan Impending CompartmentSyndrome yang kemudian ditindak lanjuti varians nya sebagai bahan untuk

    audit medik dan analisis biaya (cost analysis) serta evaluasi proses kodefikasiICD 10 dan ICD 9 CM.

  • 8/14/2019 12. Dody Firmanda 2006 - 099. Peran Dan Fungsi Clinical Pathways Dlm Pelayanan Medik

    29/42

    29

    Gambar 20. Hasil Implementasi Clinical Pathways SMF Bedah Orthopedik

    untuk kasus Spondilitis Tuberkulosis.

    Dari Gambar 18, 19 dan 20 terlihat bahwa disamping dalam hal masih adavarians yang perlu ditelusuri melalui audit medik dan juga analisis biaya lebih

    lanjut berkaitan dengan lamanya hari rawat yang berlanjut, masih adakesulitan dalam melakukan input kodefikasi ICD 10 dan ICD 9 CM dalam

    Clinical Pathways sebagaimana yang dilaporkan oleh Unit Koding dan BagianRekam Medik pada tanggal 18 Oktober 2006 (Gambar 21).

  • 8/14/2019 12. Dody Firmanda 2006 - 099. Peran Dan Fungsi Clinical Pathways Dlm Pelayanan Medik

    30/42

    30

    Gambar 21. Laporan Ketua Unit Casemix/Bagian Rekam Rekam Medik kepadaKetua Panitia Casemix/Ketua Komite Medik tentang input koding dan

    alternatif solusinya.

    Maka untuk memperlancar proses kodefikasi di ruangan rawat inap, dilakukan

    pelatihan kepada petugas di setiap ruang rawat inap dan seluruh perwakilandari SMF yang diadakan dari tanggal 6 sampai dengan 17 November 2006dengan jadwal dan materi sebagaimana dapat dilihat dalam Gambar 22berikut.

  • 8/14/2019 12. Dody Firmanda 2006 - 099. Peran Dan Fungsi Clinical Pathways Dlm Pelayanan Medik

    31/42

    31

    Gambar 22. Jadwal pelatihan penggunaan ICD 10 dan ICD 9 CM kepadapetugas di seluruh ruang rawat inap dan perwakilan seluruh SMF.

    Sedangkan implementasi Clinical Pathways di SMF Kesehatan Anak yangdilakukan secara kombinasi retrospective dan cross sectional prospective

    terhadap kasus Pneumonia, Bronkiolitis Akut, Aspirasi pneumonia, DemamBerdarah Dengue, Diare Akut, Gizi Buruk, Bayi baru Lahir dan

    Hiperbilirubinemia neonatal untuk VIP, Kelas I, Kelas II dan Kelas III dapatdilihat sebagaimana dalam Gambar 23 berikut.

  • 8/14/2019 12. Dody Firmanda 2006 - 099. Peran Dan Fungsi Clinical Pathways Dlm Pelayanan Medik

    32/42

    32

    Gambar 23. Contoh 2 kasus Clinical Pathways SMF Kesehatan Anak untukkasus Pneumonia lengkap dengan kodefikasi ICD 10 dan ICD 9 CM serta

    verifikasi akuntansi biaya.

  • 8/14/2019 12. Dody Firmanda 2006 - 099. Peran Dan Fungsi Clinical Pathways Dlm Pelayanan Medik

    33/42

    33

    Khusus untuk Clinical Pathways SMF Kesehatan Anak untuk kasus Pneumoniatelah berhasil dihimpun dan dilakukan analisis sebanyak 97 kasus sebagaimana

    dapat dilihat dalam Gambar 24.

    Gambar 24. Hasil implementasi Clinical Pathways Kesehatan Anak untuk

    Pneumonia dari seluruh ruang rawat inap VIP, Kelas I, II dan III ditinjaudari segi biaya (means SD, tertinggi dan terendah) dan jumlah pasien.

    Dari hasil implementasi Clinical Pathways kasus Pneumonia tersebut,dilakukan audit medik dan sekaligus implementasi Clinical RisksManagement/Patient Safety serta antisipasi dalam rangka meminimalkan

    infeksi nosokomial dalam tindakan pemasangan dan penyuntikan obat melaluikegiatan Surveilance Infeksi Nosokomial dan kegiatan Health ImpactInterventions(Gambar 25 sampai dengan 27)

  • 8/14/2019 12. Dody Firmanda 2006 - 099. Peran Dan Fungsi Clinical Pathways Dlm Pelayanan Medik

    34/42

    34

    Gambar 25. Clinical Pathways Kesehatan Anak untuk kasus Pneumonia dan

    kegiatan Clinical Risks Management/Patient Safety dan Health ImpactInterventions.

  • 8/14/2019 12. Dody Firmanda 2006 - 099. Peran Dan Fungsi Clinical Pathways Dlm Pelayanan Medik

    35/42

    35

    Gambar 26. Contoh Buku dan Formulir Surveilance Infeksi Nosokomial

    Gambar 27. Contoh Formulir Health Impact Interventions (HII) 1

  • 8/14/2019 12. Dody Firmanda 2006 - 099. Peran Dan Fungsi Clinical Pathways Dlm Pelayanan Medik

    36/42

    36

    Kesimpulan dan Saran: Upaya pemberdayaan organisasi profesi medis

    dalam Clinical Pathways

    Tidak dapat dipungkiri bahwa peran profesi medis sangat penting danmenentukan dalam keberhasilan pelaksanaan Clinical Pathways sebagai

    komponen dari Sistem Pembiayaan DRGs Casemix sebagaimana yangdiamanatkan dalam UU No. 29 tahun 2004 pasal 49 tentang kendali mutu dankendali biaya.

    Untuk itu sudah saatnya memberdayakan organisasi profesi melalui jembatan yang telah ada yakni Konsorsium Pelayanan Medis (KPM) Dirjen Bina Yan

    Medik dengan organisasi profesi untuk membuat format acuan ClinicalPathways di organisasi profesi masing masing sebagai acuan seluruh anggotaprofesi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui ClinicalPathways sebagai Standar Pelayanan Minimalsesuai situasi kondisi setempat.

    Secara ringkas peran profesi IDI dan seluruh perhimpunan spesialisnyasangat strategis dan penting dalam mempersiapkan anggotanya untuk lebihmeningkatkan profesionalisme dalam mutu pelayanan keprofesiannya melaluiberbagai kegiatan ilmiah (skill dan knowledge) dalam rangka

    mempertahanakan dan meningkatkan kompetensi keprofesian sesuai denganStandar Profesi.

    Sebagai contoh, dalam Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) ada UnitKelompok Kerja (UKK) sebagai brainware dalam mempersiapkan modul moduldari kurikulum pendidikan dokter spesialis anak (dan konsultan) dari segiaspek pendidikan dan dari segi aspek pelayanan keprofesian dengan

    mempersiapkan Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak dan StandarFormularium Anak sebagai acuan dalam praktik (clinical practice guidelines)

    serta format pelaksanaannya dalam bentuk Clinical Pathways. Ketiga haltersebut merupakan input bagi setiap anggota IDAI dalam implementasimelaksanakan praktik keprofesiannya baik sebagai perorangan maupunkelompok (Gambar 28).43

  • 8/14/2019 12. Dody Firmanda 2006 - 099. Peran Dan Fungsi Clinical Pathways Dlm Pelayanan Medik

    37/42

    37

    Gambar 28. Skema ringkas peran organisasi profesi IDAI dalam

    mempersiapkan SPM dan format Clinical Pathways Kesehatan Anak.43

    Secara ringkas kita dapat memadukan kerangka konsep Clinical Governance

    dengan kondisi struktur perumah sakitan di tanah air pada saat ini dalampenerapan Undang Undang Praktik Kedokteran dan antisipasi (Rancangan)Undang Undang Rumah Sakit dalam suatu model integrasi yangmengedepankan mutu pelayanan dalam bentuk keamanan dan keselamatan

    pasien (patients safety)44-45 (Gambar 29 dan 30) dengan biaya yangterjangkau secara pendekatan activity-based costing dalam sistempembiayaan DRGs Casemix (diharapkan nantinya berkembang menjadi HealthResource Groups/HRG) melalui suatu mekanisme Clinical Pathwaysyang jelas

    dan terintegrasi dengan standar fasilitas yang sesuai dengan kompetensi

    pelaksana sehingga dapat dilakukan evaluasi/audit tidak hanya semata darisegi kriteria indikator input/struktur, proses dan outcome/output, akantetapi bergerak lebih jauh lagi dalam bentuk lebih rinci, sensitif dan spesifik

    yakni Health Impact Interventions .

  • 8/14/2019 12. Dody Firmanda 2006 - 099. Peran Dan Fungsi Clinical Pathways Dlm Pelayanan Medik

    38/42

    38

    Gambar 29. Ilustrasi mekanisme pertahanan Patients Safety dikaitkandengan peran organisasi profesi, kolegium dan fasilitas penyelenggarapelayanan kesehatan.44

    Patients Safet

    Rumah Sakit

    Kolegium

    Organisasi

    Profesi

  • 8/14/2019 12. Dody Firmanda 2006 - 099. Peran Dan Fungsi Clinical Pathways Dlm Pelayanan Medik

    39/42

    39

    Gambar 30. Peran dan hubungan profesi, kolegium, rumah sakit dan sarana

    dalam Clinical Governancedalam rangka keamanan pasien (patients safety).45

    Referensi1. Campbell H et al. Clinical pathways. BMJ 1998:316;133-4.

    2. Johnson S. Pathways of care. Blackwell Science, Oxford 1997.3. Edwards J. Clinical Care Pathways: a model for effective delivery of health care? J

    of Integrated Care 1998:2; 59-62

    4. Hale C. Case Management and Managed Care. Nursing Standard 1995: 9(19); 33-55. Kitchener D et al. Integrated Care Pathways; Effective Tools for Continuous

    Evaluation of Clinical Practice. J Evaluation in Clinical Practice 1996:2(1); 65-9

    Rumah Sakit:

  • 8/14/2019 12. Dody Firmanda 2006 - 099. Peran Dan Fungsi Clinical Pathways Dlm Pelayanan Medik

    40/42

    40

    6. Petryshen PR, Petryshen PM. The case management model: an approach to the

    delivery of patient care. J Advance Nursing 1992:17;1188-947. Wall M. Managed Care: Development of an Integrated Care Pathway in

    Neurosciences. NT Research 1997: 2(4); 290-18. Wilson J, Integrated Care Management: The Pathway to Success? Oxford

    Butterworth Heimeman 19979. Firmanda D. The pursuit of excellence in quality care: a review of its meaning,

    elements, and implementation. Global Health Journal 2000;1(2)http://www.interloq.com/a39vlis2.htm

    10. British Department of Health. Clinical Governance: Quality in the New NHS. London:

    NHS Executive, 1999.11. Scally G, Donaldson LJ. The NHS's 50 anniversary. Clinical governance and the drive

    for quality improvement in the new NHS in England. BMJ. 1998 Jul 4;317(7150):61-5.12. Firmanda D. Clinical Governance: Konsep, konstruksi dan implementasi manajemen

    medik. Disampaikan pada seminar dan business meeting Manajemen Medis: dariKedokteran Berbasis Bukti (Evidence-based Medicine/EBM) menuju Clinical

    Governance dalam rangka HUT RSUP Fatmawati ke 40 di Gedung Bidakara Jakarta

    30 Mei 2000.13. Firmanda D. Professional continuous quality improvement in health care: standard of

    procedures, clinical guidelines, pathways of care and evidence-based medicine. Whatare they? J Manajemen & Administrasi Rumah Sakit Indonesia1999; 1(3): 139-144.

    14. Firmanda D. Dari penelitian ke praktik kedokteran. Dalam Sastroasmoro S danIsmael S. Dasar dasar metodologi penelitian klinis. Edisi ke-2. Jakarta: Sagung Seto,

    2002.15. Firmanda D. Clinical governance dan aplikasinya di rumah sakit. Disampaikan pada

    Pendalam-an materi rapat kerja RS Pertamina Jaya, Jakarta 29 Oktober 2001.

    16. Firmanda D. Professional CQI: from Evidence-based Medicine (EBM) towards ClinicalGovernance. Presented at the plenary session in World IPA, Beijing 23rd July 2001.

    17. Komite Medik RS Fatmawati. Sistem Komite dan Sistem SMF di RS FatmawatiJakarta 2003.

    18. Firmanda D. Pedoman Penyusunan Clinical Pathways dalam rangka implementasiSistem DRGs Casemix di rumah sakit. Disampaikan dalam Sidang Pleno Komite Medik

    RS Fatmawati, Jakarta 7 Oktober 2005.19. Firmanda D. Key to success of quality care programs: empowering medical

    professional. Global Health Journal2000; 1(1) http://www.interloq.com/a26.htm

    20. Firmanda D. The pursuit of patient safety as a part of professional excellence inquality care. Evidence-based Medicine 2000; http://www.yahoogroup.com/

    groups/ebm-f200021. Firmanda D. Total quality management in health care (Part One). Indones J Cardiol

    Pediatr1999; 1(1):43-9.

    22. Firmanda D. Editorial: Profesionalisme. Medicinal 2000; 1(1):6.23. Rumah Sakit Fatmawati. Kebijakan tentang Penerimaan Pasien Rawat Inap

    (Admission) Nomor Dokumen HK.00.07.1.256 tanggal 15 September 2003 denganNomor Revisi HK.00.07.1.201 tanggal 10 Mei 2005.

  • 8/14/2019 12. Dody Firmanda 2006 - 099. Peran Dan Fungsi Clinical Pathways Dlm Pelayanan Medik

    41/42

    41

    24. Rumah Sakit Fatmawati. Prosedur tentang Penerimaan Pasien Rawat Inap (Admission)

    Nomor Dokumen HK.00.07.1.257 tanggal 15 September 2003 dengan Nomor RevisiHK.00.07.1.202 tanggal 10 Mei 2005.

    25. Rumah Sakit Fatmawati. Kebijakan tentang Program Pilih Dokter. Nomor DokumenHK.00.07.1.49 tanggal 28 Februari 2003.

    26. Rumah Sakit Fatmawati. Prosedur tentang Program Pilih Dokter. Nomor DokumenHK.00.07.1.49 tanggal 28 Februari 2003.

    27. Komite Medik RS Fatmawati. Standar Pelayanan Medis 20 SMF di RS FatmawatiJakarta 2003.

    28. Firmanda D. Pedoman Audit Medis Komite Medik RS Fatmawati. Jakarta 1999.

    29. Firmanda D. Pelaksanaan Audit Medik. Disampaikan dalam Semiloka PelaksanaanAudit Medik di RSUD Dr. Soetomo, Surabaya pada tanggal 11 Desember 2003.

    30. Firmanda D. Pengalaman Komite Medis RS Fatmawati dalam melaksanakan AuditMedis. Disampaikan dalam Temu Karya I: Implementasi Good Clinical Governance di

    bidang Pelayanan Medis, Jakarta 27 September 2004.31. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 496/Menkes/SK/IV/2005 tentang Pedoman

    Audit Medis di Rumah Sakit.

    32. Firmanda D. Panduan Manajemen Risiko Klinis dan Keamanan/Keselamatan Pasien(Clinical Risks Management and Patient Safety) Komite Medik RS Fatmawati, Jakarta

    2005.33. Firmanda D. Panduan Health Impact Intervention Komite Medik RS Fatmawati,

    Jakarta 2006.34. Firmanda D. Pedoman Penyusunan Clinical Pathways dalam rangka implementasi

    Sistem DRGs Casemix di rumah sakit. Disampaikan dalam Sidang Pleno Komite MedikRS Fatmawati, Jakarta 7 Oktober 2005.

    35. Firmanda D. Clinical Pathways: Peran profesi medis dalam rangka menyusun Sistem

    DRGs Casemix di rumah sakit. Disampaikan pada kunjungan lapangan ke RSUP AdamMalik Medan 22 Desember 2005, RSUP Hasan Sadikin Bandung 23 Desember 2005

    dan Evaluasi Penyusunan Clinical Pathways dalam rangka penyempurnaan PedomanDRGs Casemix Depkes RI, Hotel Grand Cempaka Jakarta 29 Desember 2005.

    36. Firmanda D, Pratiwi Andayani, Nuraini Irma Susanti, Srie Enggar KD dkk. ClinicalPathways Kesehatan Anak dalam rangka implementasi Sistem DRGs Casemix di RS

    Fatmawati, Jakarta 2006 (dalam pencetakan).37. Firmanda D. Kodefikasi ICD 10 dan ICD 9 CM: indikator mutu rekam medik dalam

    rangka meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit. Disampaikan pada Sosialisasi Pola

    Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. Diselenggarakan oleh DirektoratJenderal Bina Pelayanan Medik Depkes RI di Hotel Panghegar Bandung 1-3 Juni

    2006.38. Departemen Kesehatan RI. Buku Petunjuk Pengisian, Pengolahan dan Penyajian Data

    Rumah Sakit. Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Depkes RI, Jakarta 2005.

    39. Firmanda D. Audit Medis di Rumah Sakit. Disampaikan dalam Sosialisasi PedomanAudit Medik di Rumah Sakit, diselenggarakan oleh Dirjen Bin Yan Medik DepKes RI,

    Cisarua 7 September 2005.40. Fimanda D. Audit Medis di Rumah Sakit. Disampaikan pada Hospital Management

    Refreshing Course and Exhibition (HMRCE): Change Management in Healthcare

  • 8/14/2019 12. Dody Firmanda 2006 - 099. Peran Dan Fungsi Clinical Pathways Dlm Pelayanan Medik

    42/42

    Services. Diselenggarakan oleh Perhimpunan Manajer Pelayanan Kesehatan Indonesia

    (PERMAPKIN) di Hotel Borobudur, Jakarta 21 23 Februari 2006.41. Departemen Kesehatan RI. Buku Petunjuk Pengisian, Pengolahan dan Penyajian Data

    Rumah Sakit. Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Depkes RI, Jakarta 2005.42. Firmanda D. Pelaksanaan audit medik di rumah sakit. Disampaikan pada Pertemuan

    Komite Medik Rumah Sakit. Diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Propinsi JawaBarat di Hotel Permata Bidakara, Bandung 30 Mei 2006.

    43. Firmanda D. Clinical PathwaysKesehatan Anak. Sari Pediatri 2007; (in press).44. Firmanda D. Standar fasilitas dalam penetapan kompetensi profesi di

    sarana/fasilitas pelayanan kesehatan. Disampaikan dalam Semiloka Standar Fasilitas

    Rumah Sakit berkaitan dengan Undang Undang Praktik Kedokteran. Diselenggarakanoleh Konsorsium Pelayanan Medik (KPM) Dirjen Bin Yan Medik Depkes RI di Hotel

    Mulia Jakarta 7 Februari 2006.45. Firmanda D. Patients Safety di rumah sakit pendidikan dikaitkan dengan proses

    pendidikan profesi dokter. Disampaikan pada Muktamar Nasional Ikatan Rumah SakitPendidikan (IRSPI) III di Makasar, 28-29 Juli 2005.