dody firmanda 2010 - rsud tulungagung penyusunan clinical pathways

7
1 Penyusunan Clinical Pathways Rumah Sakit Dr. Dody Firmanda, Sp.A, MA Ketua Komite Medik RSUP Fatmawati, Jakarta. Pendahuluan Menjaga mutu layanan medis (dalam hal ini quality assurance di bidang profesi medis) yang mencakup standar pelayanan medis, audit medis dan peningkatan mutu berkesin ambungan. Maka diperlukan suatu in strumen ya ng dapat merangkum seluruh kegiatan dan upaya tersebut di atas dalam penyelenggaraan layanan kesehatan di rumah sakit melalui Clinical Pathways . Clini cal Pathw ays terse but merup akan kombi nasi pert emuan anta r Clinical Governance dan Si stem Pembia ya an Ca semix . INA -DRG ada la h versi Departemen Kesehatan RI untuk sistem pembiayaan berdasarkan pendekatan sistem casemi x. Si stem casemi x adalah suat u cara sistem pembiayaan berdasarkan pengelompokan jen is dia gno sis kas us yan g homogen. Sec ara ringkasnya sistem casemix terdiri dari 3 komponen utama – yakni kodefikasi diagnosis (ICD 10) dan prosedur tind akan (IC D 9 CM), pembiaya an (costing )  ya ng dapat berupa top -do wn app roa ch, act ivi ty bas ed cos tin g dan at au kombinasi kedua nya, dan clinical path ways . Untuk saat ini INA-DRG yang disusun berdasarkan data dari 15 rumah sakit vertikal Depkes RI (tipe A, B dan rumah sakit khusus) telah berhasil membuat 23 MDC (Major Diagnostic Categories) . Upaya tersebut memang belum sempurna dan belum mencerminkan realitas keadaan seluruh pelosok tanah air – namun sebagai titik tonggak awal, hal tersebut merupakan suat u keberhasilan dalam membuat suatu sistem pembiayaan layanan kesehatan rumah sakit dan usaha baik menuju kepastian dan dapat diperbaiki serta ditingkatkan kualitas maupun valid itas datanya  yang representatif untuk Indonesia. Sebagai sistem yang baru lahir INA- Disampaikan pada Acara Penyusunan Clinical Pathways RSUD Dr. Iskak Tulungagung Jawa Timur, 2-3 Agustus 2010.

Upload: dody-firmanda

Post on 29-May-2018

237 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dody Firmanda 2010 - RSUD Tulungagung Penyusunan Clinical Pathways

8/9/2019 Dody Firmanda 2010 - RSUD Tulungagung Penyusunan Clinical Pathways

http://slidepdf.com/reader/full/dody-firmanda-2010-rsud-tulungagung-penyusunan-clinical-pathways 1/7

1

Penyusunan Clinical Pathways Rumah Sakit

Dr. Dody Firmanda, Sp.A, MAKetua Komite Medik

RSUP Fatmawati, Jakarta.

Pendahuluan

Menjaga mutu layanan medis (dalam hal ini quality assurance  di bidang profesi

medis) yang mencakup standar pelayanan medis, audit medis dan peningkatan

mutu berkesinambungan. Maka diperlukan suatu instrumen yang dapatmerangkum seluruh kegiatan dan upaya tersebut di atas dalampenyelenggaraan layanan kesehatan di rumah sakit melalui Clinical Pathways .

Clinical Pathways  tersebut merupakan kombinasi pertemuan antar Clinical 

Governance  dan Sistem Pembiayaan Casemix . INA-DRG adalah versi

Departemen Kesehatan RI untuk sistem pembiayaan berdasarkan pendekatansistem casemix. Sistem casemix adalah suatu cara sistem pembiayaanberdasarkan pengelompokan jenis diagnosis kasus yang homogen. Secara

ringkasnya sistem casemix terdiri dari 3 komponen utama – yakni kodefikasidiagnosis (ICD 10) dan prosedur tindakan (ICD 9 CM), pembiayaan (costing )

  yang dapat berupa top-down approach, activity based costing  dan ataukombinasi keduanya, dan clinical pathways . Untuk saat ini INA-DRG yang

disusun berdasarkan data dari 15 rumah sakit vertikal Depkes RI (tipe A, Bdan rumah sakit khusus) telah berhasil membuat 23 MDC (Major Diagnostic 

Categories) .

Upaya tersebut memang belum sempurna dan belum mencerminkan realitas

keadaan seluruh pelosok tanah air – namun sebagai titik tonggak awal, haltersebut merupakan suatu keberhasilan dalam membuat suatu sistem

pembiayaan layanan kesehatan rumah sakit dan usaha baik menuju kepastiandan dapat diperbaiki serta ditingkatkan kualitas maupun validitas datanya

  yang representatif untuk Indonesia. Sebagai sistem yang baru lahir INA-

Disampaikan pada Acara Penyusunan Clinical Pathways  RSUD Dr. Iskak Tulungagung Jawa Timur, 2-3Agustus 2010.

Page 2: Dody Firmanda 2010 - RSUD Tulungagung Penyusunan Clinical Pathways

8/9/2019 Dody Firmanda 2010 - RSUD Tulungagung Penyusunan Clinical Pathways

http://slidepdf.com/reader/full/dody-firmanda-2010-rsud-tulungagung-penyusunan-clinical-pathways 2/7

2

DRG akan terus bergulir dan berkembang sesuai tuntutan perkembanganlayanan kesehatan baik nasional maupun regional.1

Sistem Casemix adalah suatu cara mengelola sumber daya rumah sakitseefektif mungkin dalam memberikan layanan kesehatan yang terjangkau

kepada masyarakat berdasarkan pengelompokkan spektrum diagosis penyakit yang homogen dan prosedur tindakan yang diberikan. 2,3,4,5,6 INA-DRG adalahvariasi sistem casemix untuk Indonesia yang disusun berdasarkan data dari

15 rumah sakit vertikal, mempergunakan ICD 10 untuk diagnosis dan ICD 9

CM untuk prosedur tindakan serta biaya berdasarkan tarif yang berlaku pada

waktu tersebut. Untuk masa yang akan datang, bila telah berhasil terkumpul

seluruh clinical pathways  – maka INA DRG akan lebih disempurnakan denganmenghitung DRG Relative Weight  dan Casemix Index serta Base Rate setiappengelompokkan jenis penyakit dan selanjutnya dapat membandingkan(benchmarking) cost efficiency  antar rumah sakit dalam memberikan layanan

kesehatan yang sama.

Adapun peran profesi dalam sistem pembiayaan Casemix INA DRG dapatdilihat sebagaimana dalam Gambar 1 berikut.

1 Firmanda D. Sosialisasi INA DRG: Konsep INA-DRG dan keterkaitannya dengan peningkatan mutupelayanan di rumah sakit. Disampaikan pada Acara Rapat Kerja Kesehatan daerah (Rakerkesda) DinasKesehatan Provinsi Riau Tahun 2009 di Hotel Grand Elite Kompleks Riau Business Centre, Pekanbaru 2 –5 Maret 2009.2 Goldman L. Cost-Effectiveness in a flat world — Can ICDs help the United States get rhythm? N 

Engl J Med  2005;353(14 ):1513-5.3 Dana B Mukame DB, Zwanziger J, Bamezai A. Hospital competition, resource allocation and qualityof care. BMC Health Services Research 2002; 2(10): 1472-81.4 Diane Rowland D. Medicaid — Implications for the health safety net.N Engl J Med  

2005;353(14):1439-41.5 Greally C. After 12 years of Casemix in Ireland, a major review leading to its modernisation andexpansion as a central pillar in hospital funding policy. Ireland Department of Health, 2004.6 Casemix Unit Department of Health and Children. Casemix Measurement in Irish Hospitals. IrelandDepartment of Health, 2005.

Page 3: Dody Firmanda 2010 - RSUD Tulungagung Penyusunan Clinical Pathways

8/9/2019 Dody Firmanda 2010 - RSUD Tulungagung Penyusunan Clinical Pathways

http://slidepdf.com/reader/full/dody-firmanda-2010-rsud-tulungagung-penyusunan-clinical-pathways 3/7

3

Gambar 1. Peran profesi dengan membuat Clinical Pathways dalam INA DRG

sebagai sistem pembiayaan Casemix.7

7 Firmanda D. Peran Profesi IDAI d an Kolegium Ilmu Kesehatan Anak Indonesia dalam SistemPembiayaan Casemix. Disampaikan pada acara pertemuan perhimpunan profesi dan kolegium denganP2JK di Bali 23-25 November 2009 dan di Batam 7-9 April 2010.

Page 4: Dody Firmanda 2010 - RSUD Tulungagung Penyusunan Clinical Pathways

8/9/2019 Dody Firmanda 2010 - RSUD Tulungagung Penyusunan Clinical Pathways

http://slidepdf.com/reader/full/dody-firmanda-2010-rsud-tulungagung-penyusunan-clinical-pathways 4/7

4

Clinical Pathways

Definisi

Clinical Pathways (CP) adalah suatu konsep perencanaan pelayanan terpadu 

yang merangkum setiap langkah yang diberikan kepada pasien berdasarkan 

standar pelayanan medis dan asuhan keperawatan yang berbasis bukti dengan 

hasil yang terukur dan dalam jangka waktu tertentu selama di rumah 

sakit.8,9,10

Prinsip prinsip dalam menyusun Clinical Pathways 

Dalam membuat Clinical Pathways  penanganan kasus pasien rawat inap dirumah sakit harus bersifat:

a. Seluruh kegiatan pelayanan yang diberikan harus secara

terpadu/integrasi dan berorientasi fokus terhadap pasien (Patient 

Focused Care) serta berkesinambungan (continuous of care) 

b. Melibatkan seluruh profesi (dokter, perawat/bidan, penata,laboratoris dan farmasis)

c. Dalam batasan waktu yang telah ditentukan sesuai dengan keadaanperjalanan penyakit pasien dan dicatat dalam bentuk periode harian

(untuk kasus rawat inap) atau jam (untuk kasus gawat darurat di unit

emergensi).d. Pencatatan CP seluruh kegiatan pelayanan yang diberikan kepada pasien

secara terpadu dan berkesinambungan tersebut dalam bentukdokumen yang merupakan bagian dari Rekam Medis.

e. Setiap penyimpangan langkah dalam penerapan CP dicatat sebagai

varians dan dilakukan kajian analisis dalam bentuk audit.

8 Firmanda D. Pedoman Penyusunan Clinical Pathways dalam rangka implementasi Sistem DRGs Casemixdi rumah sakit. Disampaikan dalam Sidang Pleno Komite Medik RS Fatmawati, Jakarta 7 Oktober

2005.9 Firmanda D. Clinical Pathways: Peran profesi medis dalam rangka menyusun Sistem DRGs Casemix di

rumah sakit. Disampakan pada kunjungan lapangan ke RSUP Adam Malik Medan 22 Desember 2005,

RSUP Hasan Sadikin Bandung 23 Desember 2005 dan Evaluasi Penyusunan Clinical Pathways dalamrangka penyempurnaan Pedoman DRGs Casemix Depkes RI, Hotel Grand Cempaka Jakarta 29Desember 2005.

10 Firmanda D, Pratiwi Andayani, Nuraini Irma Susanti, Srie Enggar KD dkk. Clinical PathwaysKesehatan Anak dalam rangka implementasi Sistem DRGs Casemix di RS Fatmawati, Jakarta 2006.

Page 5: Dody Firmanda 2010 - RSUD Tulungagung Penyusunan Clinical Pathways

8/9/2019 Dody Firmanda 2010 - RSUD Tulungagung Penyusunan Clinical Pathways

http://slidepdf.com/reader/full/dody-firmanda-2010-rsud-tulungagung-penyusunan-clinical-pathways 5/7

5

f. Varians tersebut dapat karena kondisi perjalanan penyakit, penyakitpenyerta atau komplikasi maupun kesalahan medis (medical errors) .

g. Varians tersebut dipergunakan sebagai salah satu parameter dalamrangka mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan.

Clinical Pathways  tersebut dapat merupakan suatu Standar ProsedurOperasional yang merangkum:

a. Profesi medis: Standar Pelayanan Medis dari setiap Kelompok Staf

Medis/Staf Medis Fungsional (SMF) klinis dan penunjang.

b. Profesi keperawatan: Asuhan Keperawatanc. Profesi farmasi: Unit Dose Daily  dan Stop Ordering 

d. Alur Pelayanan Pasien Rawat Inap dan Operasi dari Sistem KelompokStaf Medis/Staf Medis Fungsional (SMF), Instalasi dan SistemManajemen Rumah Sakit.

Langkah langkah penyusunan Clinical Pathways 

Langkah langkah dalam menyusun Format Clinical Pathways  yang harusdiperhatikan:

1. Komponen yang harus dicakup sebagaimana definisi dari Clinical 

Pathways 2. Manfaatkan data yang telah ada di lapangan rumah sakit dan kondisi

setempat11 seperti data Laporan RL2 (Data Keadaan Morbiditas Pasien)

 yang dibuat setiap rumah sakit berdasarkan Buku Petunjuk Pengisian,Pengolahan dan Penyajian Data Rumah Sakit12 dan sensus harian untuk:

a. Penetapan judul/topik Clinical Pathways yang akan dibuat.b. Penetapan lama hari rawat.

3. Untuk variabel tindakan dan obat obatan mengacu kepada Standar

Pelayanan Medis, Standar Prosedur Operasional dan Daftar Standar

Formularium yang telah ada di rumah sakit setempat, Bila perlustandar standar tersebut dapat dilakukan revisi sesuai kesepakatansetempat.

11 Firmanda D. Kodefikasi ICD 10 dan ICD 9 CM: indikator mutu rekam medik dalam rangka

meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit. Disampaikan pada Sosialisasi Pola Sistem Informasi 

Manajemen Rumah Sakit . Diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Depkes RIdi Hotel Panghegar Bandung 1-3 Juni 2006.

12 Departemen Kesehatan RI. Buku Petunjuk Pengisian, Pengolahan dan Penyajian Data RumahSakit. Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Depkes RI, Jakarta 2005.

Page 6: Dody Firmanda 2010 - RSUD Tulungagung Penyusunan Clinical Pathways

8/9/2019 Dody Firmanda 2010 - RSUD Tulungagung Penyusunan Clinical Pathways

http://slidepdf.com/reader/full/dody-firmanda-2010-rsud-tulungagung-penyusunan-clinical-pathways 6/7

6

4. Pergunakan Buku ICD 10 untuk hal kodefikasi diagnosis dan ICD 9 CMuntuk hal tindakan prosedur sesuai dengan profesi/SMF masing

masing.26

Persiapan dalam penyusunan Clinical Pathways 

Agar dalam menyusun Clinical Pathways  terarah dan mencapai sasaran sertaefisien waktu, maka diperlukan kerjasama dan koordinasi antar profesi di

SMF, Instalasi Rawat Inap (mulai dari gawat darurat, ruangan rawat inap,

ruangan tindakan, instalasi bedah, ICU/PICU/NICU) dan sarana penunjang

(instalasi gizi, farmasi, rekam medik, akuntasi keuangan, radiologi dan

sebagainya).1. Profesi Medis – mempersiapkan Standar Pelayanan Medis (SPM/SPO)

sesuai dengan bidang keahliannya. Profesi Medis dari setiap divisiberdasarkan data dari rekam medis diatas - mempersiapkan

SPM/SPO, bila belum ada dapat menyusun dulu SPM/SPOnya sesuai

kesepakatan.

2. Profesi Rekam Medis/Koder – mempersiapkan buku ICD 10 dan ICD 9CM, Laporan RL1 sampai dengan 6 (terutama RL2). Profesi RekamMedis membuat daftar 5 - 10 penyakit utama dan tersering dari setiap

divisi SMF/Instalasi dengan kode ICD 10 serta rerata lama hari rawatberdasarkan data laporan morbiditas RL2.

3. Profesi Perawat – mempersiapkan Asuhan Keperawatan.

4. Profesi Farmasi – mempersiapkan Daftar Formularium, sistem unit 

dose  dan stop ordering .5. Profesi Akuntasi/Keuangan – mempersiapkan Daftar Tarif rumah sakit

Setiap varians yang didapatkan akan dilakukan tindak lanjut dalam bentuk

pelaksanaan audit medis.

Berikut contoh Format Clinical Pathways untuk RSUD Dr. Iskak Tulungagung.

Page 7: Dody Firmanda 2010 - RSUD Tulungagung Penyusunan Clinical Pathways

8/9/2019 Dody Firmanda 2010 - RSUD Tulungagung Penyusunan Clinical Pathways

http://slidepdf.com/reader/full/dody-firmanda-2010-rsud-tulungagung-penyusunan-clinical-pathways 7/7

7