1154408804 new public management

Upload: velya2009

Post on 09-Apr-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/8/2019 1154408804 New Public Management

    1/34

    New Public Management

    New Public Management

    atau

    Bagaimana Good Governance bisa dicapai?

  • 8/8/2019 1154408804 New Public Management

    2/34

    New Public Management

    Struktur:

    1. Pendahuluan: Mengapa kita memerlukan New Public Management?

    2. New Public Management

    a. Tujuan

    b. Tuntutan dan Prasyarat

    i. Batasan tanggung jawab

    ii. Penyatuan wewenang untuk bidang kerja dan dana

    3. Instrumen New Public Management

    a. Manajemen kontrak

    b. Penyerahan tanggung jawab di bidang sumber daya

    c. Orientasi pada hasil kerja (output)

    d. Pengawasan

    i. kalkulasi biaya dan produk kerja

    ii. Laporan

    iii. Penganggaran

    e. Orientasi pada warga/pelanggan

    f. Personalia

    g. Teknik informasi

    h. Manajemen kualitas

    4. Pengaktifan struktur baru

    a. Penerapan asas persaingan

    i. Benchmarking

    ii. Persaingan melalui perusahaan swasta

    5. Realisasi tindakan dan implementasi

    6. Daftar bacaan

  • 8/8/2019 1154408804 New Public Management

    3/34

  • 8/8/2019 1154408804 New Public Management

    4/34

    2. New Public Management

    New Public Management tidak selalu dipahami sama oleh semua orang.

    Bagi sementara orang, NPM adalah suatu sistem manajemen desentral dengan

    perangkat-perangkat manajemen baru seperti controlling, benchmarking dan lean

    management; bagi yang lain, NPM dipahami sebagai privatisasi sejauh mungkin

    atas aktivitas pemerintah. Sebagian besar penulis membedakan antara pendekatan

    manajemen sebagai perangkat baru pengendalian pemerintah dan pendekatan

    persaingan sebagai deregulasi secara maksimal serta penciptaan persaingan pada

    penyediaan layanan pemerintah kepada rakyat.

    Jika disimpulkan, NPM memiliki ciri-ciri berikut:

    Pengendalian yang berorientasi pada persaingan dengan cara pemisahanwewenang antara pihak yang memberi dana dan pihak pelaksana tugas;

    pemfokusan pada efektifitas, efisiensi dan mutu pelaksanaan tugas; pemisahan

    manajemen strategis (APA?) dari manajemen operasional (BAGAIMANA?);

    Dalam pemberian order dan anggaran umum, pelaksana order swasta dan

    pemerintah diperlakukan sama.

    Administrasi lainBenchmarking

    Parlemen

    Definisi produk, kualitasjumlah dan harga

    Keputusan anggaran

    Controlling

    administrasi

    Produksi atau penjualanproduk

    Tanggungjawab totalsecara desentral

    manajemen kualitas

    Pena-warSwas-ta

    Pemilu Service, MarketingWarga Pemilih Klien

    Grafik: New Public Management dan pengendaliannya

    Manajemen kontrak

    Anggaran departemen

    laporan controlling

    kontrak

  • 8/8/2019 1154408804 New Public Management

    5/34

    Adanya upaya meningkatkan inovasi yang terarah (sebagai bagian dari order kerja)

    karena adanya pendelegasian (bukan hanya desentralisasi) manajemen

    operasional.

    a. Tujuan

    Tujuan New Public Management adalah untuk merubah administrasi publik

    sedemikian rupa sehingga, kalaupun belum bisa menjadi perusahaan, ia bisa lebih

    bersifat seperti perusahaan. Administrasi publik sebagai penyedia jasa bagi warga

    harus sadar akan tugasnya untuk menghasilkan layanan yang efisien dan efektif.

    Tapi, di lain pihak ia tidak boleh berorientasi pada laba. Padahal ini wajib bagi

    sebuah perusahaan kalau ia ingin tetap bertahan dalam pasar yang penuh

    persaingan.

    Tujuan di atas bukanlah satu tujuan yang tak dapat dicapai, seperti yang ditunjukkan

    oleh pengalaman dari berbagai negara (Swedia, Belanda, Selandia Baru, AS,

    Britania Raya, dls.) yang beberapa tahun lalu merasa harus melakukan reformasi

    terhadap kinerja administrasi publik di negara mereka. Reformasi ini juga menjadi

    semakin penting di negara-negara lain dan juga di Amerika Latin.

    Alasan mengapa politik dan administrasi tertarik pada NPM sangat beranekaragam

    dan cenderung tak jelas: adminsitrasi mengharapkan memperoleh otonomi yang

    lebih besar dan debirokratisasi, pihak politisi yang mengurus masalah keuangan

    (parlemen, DPRD) ingin secepat mungkin mereformasi anggaran, sementara

    pemerintah dan juga parlemen mengharapkan memperoleh kemungkinan

    pengendalian yang lebih besar dan baru. Banyak politisi khawatir, dengan anggaran

    umum (Globalbudget) pihak pemerintah dan administrasi hendak melepaskan diri

    dari kewajiban justifikasi dan ingin melucuti wewenang parlemen dalam membuat

    keputusan dengan cara mengajukan anggaran yang tak berarti. Pihak pelaksana

    order kecewa jika dilakukan pemangkasan anggaran atas dasar perbandingan

    produksi dan biaya (benchmarking). Indikator produksi dianggap tak memadai atau

    keseluruhannya dilihat sebagai dampak negatif ekonomi yang tak pada tempatnya

    atau sebagai penghinaan terhadap administrasi yang profesional.

  • 8/8/2019 1154408804 New Public Management

    6/34

    Untuk menilai administrasi dalam kasus konkritnya, orang harus terlebih dulu

    menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:

    Hasil atau tujuan apa saja yang akan dicapai? (outcome)

    Kerja apa saja yang diperlukan untuk bisa memenuhi tujuan (hasil) ini? (output)

    Siapa yang harus melaksanakan kerja tersebut?

    Berapa banyak dana pemerintah yang harus digunakan untuk itu?

    Semakin monopolistik kondisi umum yang harus dihadapinya maka makin penting

    pula perbandingan hasil kerja dan biaya dalam administrasi publik. Akibatnya, si

    klien (warga) tidak bisa memilih sekolah, jasa pembuangan sampah atau polisi

    (karena semuanya ditangani pemerintah atau pemkot). Karena seringkali tidak ada

    dana yang memadai, maka pajakpun atau harga pasar tidak mempengaruhi

    sistem, misalnya sistem kepolisian. Selain biaya, outcome, output dan lain-lainnya juga harus dipahami dengan teliti. Ini selalu memunculkan kontroversi besar

    menyangkut pengukuran dan kualitasnya. Karena itu jaminan kualitas dalam sektor

    publik masih lebih penting, tapi juga kadang-kadang lebih rumit daripada di

    perusahaan-perusahaan swasta. Karena, misalnya, harus dilakukan evaluasi-

    evaluasi yang menyeluruh dan banyak makan biaya. Artinya, harus ada evaluasi

    yang menggunakan metode yang dapat merambah seluruh bidang dalam

    administrasi publik terhadap dampak yang telah dicapai dari upaya-upaya yang

    dilakukan.

    b. Tuntutan dan prasyarat

    Langkah untuk menerapkan New Public Management bisa dilakukan dengan syarat

    ada cukup jumlah pendukung yang kritis yang menghendaki reformasi. Para

    pendukung ini harus berasal dari administrasi (pemda, pemkot) dan politik; berarti

    mereka harus seorang birokrat dan politisi. Warga juga akan setuju dengan

    penerapan NPM ini karena mereka banyak mengkritisi kelemahan atau kinerja

    administrasi yang loyo. Namun demikian, reformasi ini harus didukung bersama agar

    warga bisa memberikan tekanan yang dibutuhkan terhadap politisi dan pihak

    administrasi untuk menyelesaikan proses reformasi dengan sukses.

    Harus jelas bahwa restrukturisasi seperti ini punya harga, tapi harus disadari pula

    bahwa penghematan yang dihasilkan reformasi ini bisa dengan mudah membiayai

    kembali investasi. Akan tetapi, sebelum upaya penerapan New Public Management

  • 8/8/2019 1154408804 New Public Management

    7/34

    ini bisa direalisasikan, harus diciptakan dulu prakondisi, yakni pertama, batasan

    tanggung jawab antara unit perencana dan unit pelaksana (politik dan administrasi)

    dan perangkat sumber daya yang bersifat desentral.

    i. Batasan tanggung jawab

    Seperti telah diindikasikan di atas, manajemen publik baru merupakan isu

    menyangkut penetapan apa dan bagaimana. Di sini unit perencana

    (tataran politik: parlemen pusat atau daerah) menentukan apa yang harus

    dihasilkan administrasi (pemerintah daerah atau pemerintah kota).

    Contohnya, politik hendak menciptakan citra kota yang baik, membuat taman

    kota dipelihara dan mempertahankan pohon-pohon yang tumbuh di kota.

    Untuk merealisasikan ini, unit perencana menetapkan cakupan dan kualitas.

    Kemudian ditentukan berapa sering areal hijau tersebut dibersihkan danrumputnya dipotong. Sekarang tugas unit pelaksana: pihak administrasi

    menghitung biaya yang dibutuhkan untuk melakukan kerja yang digambarkan

    di atas. Ini berarti, pihak administrasi membuat proposal permintaan dana

    kepada pihak politik (parlemen). Apabila parlemen setuju dengan permintaan

    dana tersebut, maka akan dibuat kesepakatan. Tapi, kalau pihak pemerintah

    tidak setuju dan menganggap tawaran tersebut terlalu tinggi, masih ada

    beberapa kemungkinan lain untuk bisa membuat kesepakatan. Pemerintah

    atau unit perencana bisa menurunkan tuntutan kualitasnya atau meminta

    administrasi untuk melakukan outsourcing agar administrasi tidak perlu

    melakukan sendiri kerja tersebut, tapi bisa menyuruh pihak lain, misalnya

    pihak swasta. Namun, proses ini juga bisa berakhir dengan keputusan

    pemerintah untuk menyediakan sumber dana yang lebih besar kepada pihak

    unit pelaksana atau administrasi dan dengan demikian menerima proposal

    awal.

    Pada proses penentuan kesepakatan, pihak pelaksana tetap menjadi pihak

    yang menentukan pertanyaan, bagaimana pekerjaan harus dilakukan. Hal ini

    khususnya terletak pada sektor yang disebut alokasi sumber daya, yaitu

    bidang yang menentukan kebutuhan biaya untuk personal, investasi dan

    pengeluaran-pengeluaran lainnya.

  • 8/8/2019 1154408804 New Public Management

    8/34

    Dengan adanya pemisahan antara keputusan strategis (perencana) dan

    keputusan pihak pelaksana, maka tumpang tindih wewenang akan bisa

    dikurangiyang pada gilirannya menghasilkan pembagian wewenang yang

    lebih jelas di antara kedua pihak. Ini hanya bisa dilakukan dengan cara

    mendelegasikan wewenang kepada administrasi. Tapi di lain pihak, ini juga

    berarti bahwa pihak perencana (pemerintah) mendapatkan ruang gerak yang

    lebih leluasa, yang memungkinkannya siap membuat keputusan yang benar-

    benar penting dan melihat serta menilai efisiensi kerja administrasi.

    ii. Penyatuan tanggung jawab yang mengurus bidang kerja dan dana.

    Dewasa ini pembagian tugas di kebanyakan administrasi publik ditandai

    dengan pemisahan antara wewenang yang mengurus bidang kerja dan

    wewenang yang membidangi dana. Tugas diserahkan pada departemen-

    departemen, kantor-kantor atau unit-unit administrasi, sementara dana yang

    dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut berada di bawah

    tanggung jawab bagian lain. Dana diberikan kepada departemen-departemen

    melalui anggaran yang rinci. Dalam anggaran ini juga telah ditentukan alokasi

    dana. Sejalan dengan waktu, tugas-tugas yang dilakukan masing-masing

    departemen, kantor dan sejenisnya menjadi kerja rutin. Keputusan tentang

    dana yang disediakan tidak lagi dilihat dalam hubungannya dengan tugas

    yang diserahkan. Artinya, si pemberi dana tidak tahu lagi diapakan saja dana

    yang telah dialokasikan; ia hanya berorientasi pada ketersediaan dana. Ini

    berarti tidak lagi keterikatan antara order/tugas dengan dana yang diberikan.

    Pihak administrasi (pemda/pemkot) merespon ini dengan jawaban bahwa

    merekalah yang menetapkan berapa banyak layanan yang hendak

    diproduksi dan bagaimana kualitasnya. Fenomena ini merupakan salah satu

    alasan tergerogotinya hak parlemen dan dewan kota atau DPRD dalam ikut

    menentukan anggaran.

    c. Kondisi di Amerika Latin1

    Penyusunan administrasi negara yang efisien di negara-negara Amerika Latin

    merupakan prasyarat bagi peningkatan demokratisasi, pengembangan ekonomi dan

  • 8/8/2019 1154408804 New Public Management

    9/34

    pengalokasian dana secara adil. Dalam kaitan ini reformasi manajemen memiliki

    peran istimewa guna memperbaiki efisiensi peyelenggaraan pemerintahan.

    Di banyak negara, reformasi manajemen sedang dipersiapkan atau sudah

    diterapkan, meski kadang-kadang dengan pengalaman berbeda dan khususnya

    dengan kesadaran bahwa tidak ada paradigma yang standar. Hal ini ditunjukkan

    oleh sejumlah studi komparatif.2

    Jawatan publik di Amerika Latin sebagian besar tidak memiliki administrasi yang

    profesional, kalaupun ada, hanya dalam kasus-kasus tertentu saja. Akses terhadap

    jawatan publik dan juga praktek kenaikan pangkat (promosi) sangat dipolitisasi dan

    biasanya tidak berdasarkan prestasi kerja dan kualifikasi. Ini terjadi baik pada tingkat

    pimpinan maupun pada sebagian besar karyawan di dinas pemerintah.

    Di masa lalu, jabatan dalam pemerintahan selalu menjadi wadah bagi yangberkuasa untuk menciptakan lapangan kerja bagi aktivis partai, dan karena itu,

    jabatan dalam pemerintahan selalu tak pernah lowong. Oleh karenanya, sangat

    mungkin setelah dilakukan analisa terhadap kebutuhan akan lapangan kerja untuk

    layanan-layanan yang dihasilkan selama ini, jumlah lapangan kerja yang dibutuhkan

    jelas berada di bawah angka riilnya. Jika sudah begini, ada dua pilihan yang tersisa:

    mengurangi jumlah personal dalam jabatan publik sebagaimana yang benar-benar

    dibutuhkan yang artinya akan terjadi PHK massal dan secara politis tidak akan bisa

    berhasil, atau mencoba meningkatkan cakupan layanan secara signifikan dengan

    jumlah karyawan yang ada. Andai pilihan kedua ini yang diambil, maka sangat

    mungkin harus dilakukan investasi besar di bidang pendidikan dan peningkatan

    kualifikasi.

    Rintangan lain terhadap implementasi New Public Management adalah terlalu

    banyaknya regulasi yang tak jelas dan diterapkan secara semena-mena. Regulasi ini

    lebih bersifat mengatur daripada diarahkan untuk memberi layanan kepada

    masyarakat. Itu artinya, administrasi publik di Amerika Latin cenderung mengatur

    tata kehidupan warganya, tapi tidak melayani masyarakat. Dilihat dari sisi psikologis,

    ini bisa menjadi penghalang. Apalagi dengan pendekatan New Public Management,

    segala bentuk pekerjaan dalam administrasi publik yang tidak melayani masyarakat

    adalah pemborosan. Selain itu, Amerika Latin juga dikenal dengan Undang-undang

    administrasinya yang kaku, yang tidak bisa digunakan secara fleksibel, kecuali jika

    masyarakat menyuap para pegawai administrasinya.

  • 8/8/2019 1154408804 New Public Management

    10/34

    Struktur hirarki dalam administrasi (pemda/pemkot) di Amerika Latin juga sangat

    nyata dan penting bagi rasa harga diri para pemimpinnya, di tingkat manapun.

    Pendekatan New Public Management yang menghapus hirarki ini akan

    menimbulkan masalah.

    Jadi, dilihat secara keseluruhan, peluang untuk menerapkan New Public

    Management nampak tidak bagus. Tapi di lain pihak, saat ini sudah ada jutaan

    warga yang menderita atas ketidakmampuan pemerintah untuk memberikan

    pelayanan yang dibutuhkan. Kalau mengingat rentannya demokrasi di Amerika Latin

    dan kecenderungan situasi yang ekstrim, yakni jatuhnya kekuasaan kepada politisi

    yang populis atau mungkin munculnya kekuasaan otoriter, maka penerapan sistem

    administrasi yang menunjukkan hasil konkrit sangatlah mendesak.

    3. Perangkat-perangkat New Public Management

    a. Manajemen kontrak

    Penyelenggaraan administrasi publik selama ini ditandai dengan keputusan-

    keputusan yang bersifat hirarkis dan berdasarkan petunjuk-petunjuk khusus. Dengan

    perangkat manajemen kontrak, praktek ini akan diubah yakni dengan membuat

    kesepakatan tentang biaya dan apa yang harus dikerjakan.

    Yang dimaksud dengan manajemen kontrak adalah penyelenggaraan administrasi

    melalui kesepakatan-kesepakatan tentang tujuan yang hendak dicapai. Kesepakatan

    ini mencakup mulai dari tujuan yang hendak diraih hingga pengawasan terhadap

    proses pencapaian tujuan tersebut. Landasan manajemen kontrak adalah kontrak

    atau perjanjian antara pihak-pihak yang membuat perjanjian. Siapakah pihak yang

    membuat perjanjian ini? Pihak pertama adalah pemerintah (politik), dan pihak

    lainnya adalah pihak yang memberikan layanan atau pihak pelaksana. Dalam

    prakteknya, pemerintah tergantung pada masing-masing konstitusinya, terdiri dari

    parlemen (untuk sistem parlementer) atau presiden bekerjasama dengan parlemen

    (untuk sistem presidensiil). Di tingkat daerah ada DPRD yang menjadi pemberi order

    dan di lain pihak ada pemerintah daerah sebagai unit pelaksana. Seperti yang telah

    diuraikan dalam sub bahasan tentang pembatasan tanggung jawab, petunjuk-

    petunjuk strategis untuk mencapai tujuan ditentukan oleh parlemen (pusat atau

    daerah) yang nantinya harus bertanggung jawab kepada warga, sementara di lain

  • 8/8/2019 1154408804 New Public Management

    11/34

    pihak unit pelaksana (administrasi: pemda atau pemkot) merupakan pihak pemberi

    layanan yang profesional yang bertanggung jawab untuk menghasilkan kerja yang

    efisien. Asas manajemen kontrak juga bisa diterapkan dalam penyelenggaraan

    administrasi. Pimpinan masing-masing bagian harus mendelegasikan tugas kerja

    kepada karyawan yang bertanggung jawab. Karyawan ini membuat kerja tertentu

    dalam divisinya. Selain mendelegasikan tugas, pimpinan juga berbicara dengan

    karyawannya tentang hasil kerja, anggaran dan ruang gerak untuk bertindak.

    Apa yang dimaksud dengan manajemen kontrak di sini bukanlah kontrak atau

    perjanjian-perjanjian yang mengikat secara hukum seperti halnya dalam dunia

    bisnis, tapi menyangkut kesepakatan tujuan yang bersifat mengikat tentang jangka

    waktu yang telah ditetapkan. Kesepakatan ini mengandung tiga unsur penting.

    Dalam perjanjian ditetapkan produk serta kerja yang harus dilakukan berdasarkan

    kuantitas dan kualitas (tujuan kerja) serta anggaran yang dibutuhkan (tujuan

    keuangan). Yang penting dalam kesepakatan ini adalah bahwa si pemberi order

    menjelaskan produk yang diinginkan, tapi tidak menentukan bagaimana proses

    kerjanya dilakukan. Ini berarti, bagaimana pihak pelaksana mengerjakan produk

    yang diinginkan sang pemberi order adalah urusan mereka sendiri, tapi tentu saja

    untuk bisa menghasilkan produk yang diminta, si pelaksana harus memahami

    obyek3 yang akan digarap.

    Instrumen perjanjian memberikan keuntungan kepada kedua belah pihak. Pertama-

    tama, pemberi order dapat leluasa merancang bagaimana ia merealisasikan tujuan

    politiknya dalam takaran yang terukur dan memberikan order sesuai dengan dana

    yang ada. Sementara si pelaksana juga mendapat peluang menciptakan lapangan

    kerja yang lebih menarik dan terjamin melalui kreativitas dan prakarsa sendiri.

    Unsur penting lain yang mendukung berfungsinya manajemen kontrak adalah

    adanya penerapan sistem laporan kerja (lihat sub bahasan controlling) yangmemberikan semua informasi mengenai pelaksanaan kepada pihak pemberi order

    dan dengan demikian mendokumentasikan kemajuan kerja sedemikian rupa

    sehingga pihak pemberi order setiap saat bisa berunding lagi dengan pihak

    pelaksana order.

  • 8/8/2019 1154408804 New Public Management

    12/34

    b. Penyerahan tanggung jawab di bidang sumber daya

    Manajemen kontrak bertujuan mengarahkan perhatian utama dan minat bagian-

    bagian di kantor administrasi pada hasil kerja mereka. Secara teknis ia berfungsi

    sebagai berikut: pekerjaan yang harus dihasilkan oleh sebuah bagian atau

    departemen (produk) didefinisikan dengan jelas. Agar dapat melakukan pekerjaan

    ini, departemen tersebut memperoleh anggaran yang disesuaikan dengan produk

    yang dipesan. Dari anggaran inilah dapartemen harus membiayai semua pekerjaan

    yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk tersebut. Apabila ada pekerjaan yang

    dilakukan oleh bagian (departemen) lainkarena misalnyatidak ada cukup personil

    dalam departemennya sendiri, maka pekerjaan itu secara prinsip harus dibayar.

    Anggaran yang telah ditetapkan untuk satu produk tidak bisa ditambah. Apabila di

    tengah-tengah tahun pelaksanaan anggaran dana yang diperlukan ternyata kurang,

    pihak pelaksana harus bisa memikirkan jalan keluarnya. Dana tambahan dapat

    disetujui parlemen hanya apabila terjadi penambahan tugas yang relevan yang

    tidak bisa direncanakan sebelumnya, dan apabila pihak departemen yang

    mengerjakan order telah mencoba semua kemungkinan untuk menutupi biaya yang

    kurang. Apakah departemen telah bekerja dengan baik atau tidak, hal itu diukur dari

    tingkat keberhasilan memenuhi kesepakatan kerja yang telah dilakukan sebelumnya.

    Untuk bisa bekerja dengan baik, departemen membutuhkan ruang gerak yang

    memadai. Departemen harus diberikan kebebasan untuk menentukan sendiri

    bagaimana ia menyelesaikan kerja yang diberikan oleh pihak pemberi order. Oleh

    karena itu, kepada mereka (departemen) harus diserahkan tanggung jawab untuk

    mengatur penggunaan sumber daya (dana, posisi, personalia, perangkat penunjang)

    sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Apabila aturan-aturan telah ditentukan

    sebelumnya oleh pusat, departemen bisa mengelola sendiri sumber dayanya

    dan/atau menukarnya satu sama lain.

    Baru dengan adanya penyerahan tanggung jawab untuk mengurus sumber daya,

    departemen bisa mengembangkan tanggung jawab terhadap pelanggan dan pasar.

    Apabila misalnya dalam sebuah instansi masyarakat secara rutin harus

    menunggu lama untuk mendapatkan pelayanan yang memang sudah menjadi hak

    mereka, maka si kepala instansi dapat mengatur sumber daya yang ada dengan

  • 8/8/2019 1154408804 New Public Management

    13/34

    leluasa. Ini hanya mungkin terjadi manakala ada desentralisasi wewenang. Dengan

    kata lain si kepala kantor bisa memutuskan sendiri bagaimana ia memaksimalkan

    sumber daya mereka. Untuk kasus waktu tunggu yang lama itu misalnya, ia bisa

    mengatur penempatan karyawannya secara fleksibel untuk mengantisipasi

    banyaknya jumlah warga yang hendak dilayani. Dengan cara ini si kepala instansi

    beserta jajarannya benar-benar melihat masyarakat yang menunggu sebagai

    pelanggan dan ia serta karyawannya berperan sebagai pelayan. Jika sudah

    demikian kondisinya, baru ia mampu menangggung seluruh tanggung jawab untuk

    mengelola departemen atau instansinya.

    Untuk bisa menghayati tanggung jawab mengatur sumber daya secara efisien, pada

    prinsipnya kepada departemen harus diserahkan tugas-tugas manajemen,

    pengendalian dan controlling seperti berikut ini:

    Organisasi dan penempatan personalia

    Penyediaan informasi dan otomatisasi

    Perencanaan anggaran dan sumber daya

    Pengelolaan dana

    Kalkulasi awal dan pasca layanan (produk)

    Kalkulasi biaya dan kerja

    Analisa pembiasan anggaran dengan mengacu pada ekonomi perusahaan

    Pelaporan

    Departemen yang mengerjakan order (proyek) harus melaporkan secara rutin

    tentang pelaksanaan kerja dan menangani sendiri jika terjadi pembiasan anggaran

    (misalnya di pertengahan tahun anggaran ternyata dana dipastikan kurang). Dalam

    laporannya, departemen hendaknya menyertakan perhitungan akhir mereka sendiri.

    c. Orientasi pada hasil kerja (output)

    Administrasi hanya dapat dikendalikan secara efisien apabila titik tolak

    penyelenggaraannya berada pada hasil (output) kerja. Tapi sekarang ini tidak

    demikian adanya. Sampai hari ini pengendalian administrasi publik secara umum

    masih dilakukan melalui input, artinya melalui penjatahan sumber daya secara

    sentral. Rancangan anggaran belanja mengatur berapa banyak uang yang boleh

    dikeluarkan oleh administrasi dan bagaimana mereka harus menggunakan uang itu.

  • 8/8/2019 1154408804 New Public Management

    14/34

    Tapi tidak ada bagian dalam keterangan anggaran itu yang menyatakan dengan

    pasti kerja (produk) apa saja yang harus ia hasilkan dengan uang tersebut dan apa

    yang benar-benar bisa diharapkan oleh pemerintah dari anggaran itu.

    Administrasi yang dikendalikan murni atas dasar penjatahan sumber daya (input)

    dari pusat ini tidak memiliki keleluasaan dalam merancang berbagai pelayanan

    kepada masyarakat luas. Dan ini tidak bisa dibenarkan jika ditinjau dari sistem

    demokrasi. Aparat administrasi (pemda/pemkot) yang tidak perlu membuktikan

    secara rutin apa yang akan ia lakukan secara konkrit dengan dana yang ia minta

    dari pemerintah, akan terus menerus membuat pengeluaran yang tak terkontrol dan

    menggunakan dana tanpa perhitungan. Suatu manajemen pemerintahan yang

    menerima begitu saja bahwa administrasi merumuskan sendiri tujuan-tujuan dan

    kerja mereka, berarti tidak menggunakan substansi hak anggaran. Tidak adanyakaitan yang jelas antara pemberian dana (input) dan hasil kerja (output) merupakan

    kekurangan dalam penataan administrasi dewasa ini termasuk di negara-negara di

    mana birokrasi Weberian berjalan dengan baik karena penyelenggaraan

    administrasinya tidak ditujukan pada produksi kerja yang efisien. Kekurangan ini

    tidak bisa ditutupi meskipun dilakukan beberapa perbaikan dalam proses produksi

    administrasi.

    Untuk bisa melahirkan hubungan antara input dan output harus ada basisnya, dan

    basis itu adalah produk kerja. Produk kerja ini merupakan rangkuman dari setiap

    aktivitas administrasi yang kemudian dibuat dalam sebuah katalog produk kerja

    berdasarkan jumlah, kualitas dan biaya, serta berdasarkan kelompok sasaran dan

    permintaan pelanggan (warga). Jumlah produk yang dirangkum tidak boleh terlalu

    rendah, karena akan membuat kemungkinan pengendalian menjadi hilang, tetapi

    juga tidak terlalu tinggi karena akan menimbulkan banjir informasi yang pada

    gilirannya akan menyulitkan keputusan strategis.

    Setelah produk kerja dirumuskan dan beberapa produk kerja digabungkan menjadi

    sekumpulan produk kerja, kemudian baru ditentukan unit-unit kerja serta

    perlengkapan dana dan personilnya. Jadi, jika berangkat dari uraian ini, landasan

    perencanaannya pun jelas: pelaksanaan kerja mengacu pada tujuan yang telah

    ditetapkan oleh pemberi order (pemda atau pemkot), bukan sebaliknya. Kalau

    diterjemahkan, ini berarti, tujuan-tujuan dari pemerintah (politik) tidak lagi mengacu

  • 8/8/2019 1154408804 New Public Management

    15/34

    pada kesediaan dan kemampuan administrasi, melainkan administrasilah yang

    harus bekerja berdasarkan tugas-tugas strategis yang telah ditentukan oleh politik.

    Pengembangan informasi tentang dana dan produk kerja menjadi pedoman kerja.

    Dengan bantuan pedoman kerja atau garis-garis besar ini, adminsitrasi bisa

    dikendalikan dengan lebih baik. Dan ini berarti hubungan antara kalkulasi dana dan

    hasil kerja (output) telah tercipta. Dengan demikian tercipta pula transparansi biaya

    yang pada gilirannya bisa dijadikan landasan dasar bagi tanggung jawab terhadap

    biaya dan pengukuran kinerja di setiap departemen atau divisi. Syarat untuk itu

    adalah berfungsinya pengawasan (controlling) dan manajemen kontrak yang

    berorientasi pada hasil kerja (output).

    Satu masalah khusus pada proses pengendalian tata kerja administrasi yang

    berdasarkan pada output adalah masalah pengukuran output itu sendiri. Karena

    selain mengukur jumlah produk kerja yang telah dicapai (kuantitatif), juga harus

    dilakukan pengukuran kualitas produk kerja (kualitatif). Di negara-negara yang

    administrasinya tidak berorientasi pada pelayanan masyarakat, unsur kualitatif ini

    seringkali diabaikan jika tidak mau dikatakan sama sekali tak ada. Karena itu

    penerapan upaya-upaya manajemen yang bertujuan meningkatkan mutu pelayanan

    dalam kaitannya dengan kepuasan masyarakat menjadi tantangan besar.

    d. Controlling

    Controlling bisa diartikan sebagai satu konsep terpadu guna mengendalikan

    administrasi secara efisien dan ekonomis dalam rangka mencapai tujuan yang

    telah ditetapkan oleh politik. Untuk bisa berfungsi seperti ini, controlling harus

    menyediakan informasi yang dibutuhkan pada saat yang tepat. Pengadaan informasi

    disesuaikan dengan tingkat kebutuhan yang dimiliki manajemen politik atau

    pemerintah sebagai pihak perencana, dan administrasi sebagai pelaksana.

    Controlling mencakup semua fungsi yang bertujuan memperbaiki pengadaan

    informasi pada instansi-instansi di tingkat atas. Controlling juga menangani fungsi-

    fungsi tertentu , seperti mengenali kebutuhan akan informasi, pengadaan informasi,

    penyiapan dan penerapan praktis metode-metode analisa dan evaluasi, serta

    persiapan pengolahan informasi untuk perencanaan dan pengawasan hasil.

  • 8/8/2019 1154408804 New Public Management

    16/34

    Oleh karena itu, Controlling lebih dari sekedar pengawasan. Ia merupakan upaya

    menyediakan informasi dengan tujuan mengendalikan sebuah proses.

    Controlling dibedakan atas controlling strategis (politik) dan controlling operasional

    (pelaksana, dalam hal ini administrasi), tergantung pada perspektif waktu, tingkat

    pemadatan informasi dan fungsinya bagi daerah.

    Controlling strategis merujuk pada tujuan dan perencanaan jangka panjang.

    Contohnya adalah model yang biasanya relatif abstrak, tetapi sangat penting bagi

    keseluruhan administrasi. Sebaliknya, controlling operasional diarahkan pada

    aktivitas sehari-hari dalam sebuah departemen atau divisi. Controlling ini sangat

    detail dan nyata dan juga mengandung tujuan jangka pendek. Memang controlling

    ini sangat penting bagi kinerja departemen, tapi biasanya tidak memiliki peran

    sentral dalam pengendalian administrasi secara keseluruhan.

    i. Kalkulasi biaya dan produk kerja

    Controlling sebagai pendukung manajemen sangat tergantung pada kalkulasi

    biaya dan produk kerja. Dengan kalkulasi ini diharapkan biaya dan produk

    kerja bisa lebih transparan dan administrasi bisa mencari jalan alternatif yang

    ekonomis dalam melakukan kerjanya.

    Sistem kalkulasi dalam administrasi publik yang diterapkan selama ini kalau

    benar-benar dilakukan secara serius dan tidak ditujukan untuk menutupi

    pengeluaran tidak menciptakan transparansi dalam penyusunan biaya yang

    diperlukan untuk menghasilkan produk kerja. Paling jauh hanya dibuat

    kalkulasi pemasukan dan pemakaian uang. Kalau dibandingkan dengan

    kalkulasi ini, kalkulasi biaya dan produk kerja jelas lebih detail dan ada

    kejelasan menyangkut waktu (periode) pelaksanaan kerja, pekerjaan yang

    dilakukan serta hasil yang diraih. Faktor penting dalam penerapan sistem

    kalkulasi biaya adalah bahwa berbagai layanan kepada masyarakat umum

    dirumuskan sebagai produk seperti halnya diuraikan dalam sub bahasan

    orientasi pada hasil kerja. Karena hanya dengan cara inilah biaya bisa

    dikalkulasi sesuai produk yang dihasilkan (kalkulasi biaya produk kerja) dan

    tidak lagi ditampilkan sebagai biaya secara umum. Yang termasuk kalkulasi

    biaya kerja adalah jenis biaya yang menunjukkan tipe biaya apa saja (biaya

  • 8/8/2019 1154408804 New Public Management

    17/34

    personal, biaya barang, dls.) yang terpakai pada saat memproduksi kerja,

    kalkulasi biaya tempat, yakni biaya yang digunakan untuk keperluan tempat

    (bagian/divisi misalnya) dan kalkulasi biaya total, yakni kalkulasi yang

    menghimpun berbagai biaya untuk suatu produk kerja dan dengan demikian

    menjadi dasar kalkulasi bagi harga pekerjaan yang dilakukan.

    Penerapan kalkulasi biaya kerja ini merupakan beban yang berat dalam

    administrasi publik karena untuk itu dibutuhkan perombakan cara berpikir dan

    hanya bisa diraih melalui proses belajar yang memerlukan waktu lama.

    Padahal instrument ini (kalkulasi biaya kerja) termasuk salah satu persyaratan

    terpenting dalam rangka meraih efisiensi dan membuat keputusan produksi

    yang tidak boros biaya. Di sini mungkin kalkulasi biaya administrasi bisa

    memainkan peran karena ia memberikan data tentang seberapa jauhproduksi yang hendak diraih serta membantu secara strategis pada saat

    membuat keputusan tentang seberapa jauh produksi yang hendak dilakukan

    dalam adminsitrasi publik dan bidang apa saja yang kiranya bisa diserahkan

    pada pihak swasta untuk dikerjakan, karena dengan cara ini, biaya menjadi

    bisa ditekan.

    ii. Laporan

    Unsur dari semua konsep controlling adalah adanya laporan. Keleluasaan

    yang muncul karena adanya desentralisasi dan delegasi harus dihubungkan

    dengan kewajiban membuat laporan bagi mereka yang menerima

    keleluasaan tersebut dan yang harus melaporkan kepada si pemberi order

    apa yang mereka lakukan dengan dana yang telah dipercayakan kepada

    mereka, dan apakah mereka benar-benar mencapai tujuan dan standar mutu

    yang telah ditetapkan sebelumnya. Instrumen pelaporan ini bertujuan untuk

    mengolah informasi yang dibutuhkan manajemen sesuai dengan kebutuhan.

    Laporan ini umumnya berisi indeks dan sistem indeks. Data-data ini biasanya

    disuplai melalui sistem kalkulasi biaya kerja. Karena itu diperlukan satu

    pendukung sistem melalui penghitungan. Itu artinya, bersamaan dengan

    laporan juga dilakukan kalkulasi biaya kerja dalam administrasi.

    Dalam instrumen laporan ini, ada tiga tipe laporan yang berbeda:

  • 8/8/2019 1154408804 New Public Management

    18/34

    Pertama, apa yang disebut dengan laporan yang berorientasi pada

    produk.

    Tipe laporan ini dikaitkan dengan orientasi pada hasil kerja (output), yakni

    layanan jasa yang ditawarkan oleh administrasi publik yang dirumuskan

    sebagai produk. Laporan-laporan yang berorientasi pada produk

    mendiskripsikan produk-produk tersebut dan sekaligus berfungsi sebagai

    landasan dasar bagi kalkulasi biaya produk. Jadi, laporan jenis ini merupakan

    jawaban atas pertanyaan: Biaya apa saja yang diperlukan untuk

    menghasilkan produk yang hendak dicapai tersebut? Target kualitas dan

    jumlah apa saja yang telah direncanakan? Di samping laporan-laporan ini

    juga dibuat laporan anggaran dengan pemanfaatan sepenuhnya anggaran

    dan pengembangan setiap jenis biaya. Jenis laporan ketiga adalah laporan-

    laporan yang berhubungan dengan situasi tertentu di mana dilaporkan

    secara rinci tentang perkembangan di bidang-bidang tertentu.

    iii. Penganggaran

    Metode perencanaan anggaran belanja yang diterapkan selama ini umumnya

    menjadikan angka-angka pada tahun sebelumnya sebagai pertimbangan

    untuk menentukan laporan dana baru mana yang akan diserahkan kantor

    atau departemen kepada administrasi keuangan pusat. Ini menyebabkan

    inovasi dalam pengelolaan dana tidak muncul dan produk yang dihasilkan

    pun tidak memadai karena tidak adanya fokus dalam penentuan sasaran.

    Penganggaran dalam konteks New Public Management berangkat dari

    metode arus balik. Di sini politik atau pemerintah dalam hal ini

    menetapkan semacam kerangka acuan bagi administrasi untuk menentukan

    anggarannya. Patokan anggaran yang ditetapkan secara top-down ini

    diperbandingkan dengan anggaran departemen yang dibuat secara bottom-

    up, dan akhirnya baru dirundingkan suatu anggaran yang akan ditetapkan.

    Anggaran ini selanjutnya akan terus dialokasikan dalam sebuah departemen

    sehingga pada akhirnya setiap unit kerja mendapatkan anggaran untuk

    menyelesaikan pekerjaannya. Dengan anggaran ini, unit kerja bisa membuat

    perencanaan sendiri bagaimana ia menyelesaikan sebuah pekerjaan.

    Karena proses ini selalau berjalan dalam koridor persaingan (lihat

    benchmarking dan persaingan dengan pihak swasta), maka sasaran atau

  • 8/8/2019 1154408804 New Public Management

    19/34

    tujuan unit kerja tersebut adalah membuat alokasi faktor sedemikian rupa

    sehingga dengan jumlah dana yang diperoleh bisa diraih hasil maksimal, atau

    dengan sasaran yang telah ditetapkan, dana dan/atau sumber daya yang

    digunakan hanya sedikit (minimax-system).

    e. Orientasi pada warga/pelanggan

    Intisari New Public Management berbunyi: Segala sesuatu yang tidak

    bermanfaat bagi warga adalah pemborosan. Kalimat ini mengungkapkan bahwa

    administrasi bukanlah tujuan akhir, dan ia hanya punya satu tugas, yakni

    memberikan layanan kepada rakyat yang memang berhak mendapatkannya. Di

    beberapa negara pernah dikembangkan apa yang disebut citizen charta (piagam

    warga) yang merangkum hak-hak apa saja yang dimiliki warga sebagai pembayar

    pajak kepada negara. Ini artinya, warga tidak lagi dilihat sebagai abdi, melainkan

    sebagai pelanggan yang karena pajak yang dibayarkannya mempunyai hak atas

    layanan dalam jumlah tertentu dan kualitas tertentu pula.

    Jadi, negara dilihat sebagai suatu perusahaan jasa modern yang kadang-kadang

    bersaing dengan pihak swasta, tapi di lain pihak, dalam bidang-bidang tertentu

    memonopoli layanan jasa, namun dengan kewajiban memberikan layanan dan

    kualitas maksimal sejalan dengan benchmarkingdan administrasi-asministrasi publik

    lainnya.

    Sayangnya administrasi klasik lebih menganggap dirinya sebagai pembuat aturan

    yang bertugas mendisiplinkan warga dan layanan yang mereka tawarkan sangat

    sedikit dan terutama sekali mereka tidak diwajibkan untuk menciptakan mutu

    layanan yang baik. Selain itu, administrasi klasik tidak bersifat terbuka: ia

    menganggap warga yang ingin mewujudkan haknya sebagai faktor pengganggu. Di

    sini pendekatan New Public Management menciptakan kriteria yang sama sekali

    berbeda. Prinsip dalam New Public Management berbunyi: dekat dengan wargaatau pelanggan, memiliki mentalitas melayani dan luwes, inovatif dalam memberikan

    layanan jasa kepada warga.

    Dengan demikian, tugas administrasi adalah menciptakan transparansi dan

    tercapainya layanan, memberdayakan personil dalam melayani masyarakat, serta

  • 8/8/2019 1154408804 New Public Management

    20/34

    menciptakan kondisi yang berorientasi pada pelayanan. Tujuan ini harus diraih

    antara lain dengan langkah-langkah berikut:

    Memberikan informasi yang komprehensif secara aktif kepada warga tentang

    layanan jasa yang ditawarkan, sehinga warga bisa menilai layanan tersebut dan bisa

    memutuskan untuk menolak atau menerimanya.

    Membuat layanan bisa diraih secara mudah baik dari segi waktu maupun tempat,

    yakni membuat tawaran yang desentral dan waktu buka layanan yang fleksibel.

    Memberikan pelatihan kepada personil (karyawan) administrasi publik sehingga

    memiliki keterampilan ketika berhadapan dengan pelanggan.

    Memperbaiki kualitas hubungan dengan warga dan upaya-upaya marketing

    misalnya dengan cara melakukan pengecekan terhadap kepuasan pelanggan dan

    menyesuaikan tawaran layanan pada permintaan warga sebagai pelanggan.

    Dalam pelaksanaannya, sangat penting dilakukan dialog dengan warga, sehingga

    tindakan yang diambil benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Untuk itu

    langkah yang bisa diambil adalah melakukan semacam angket dan sarana yang

    secara efisien mengatur keberatan-keberatan masyarakat sebagai pelanggan.

    Dengan cara ini, selain kualitas layanan dan citra administrasi, juga bisa diketahui

    keinginan masyarakat atau masukan-masukan dari mereka.

    Akan tetapi, orientasi kepada pelanggan saja tidaklah cukup. Masyarakat sebagai

    pelanggan juga harus dibebaskan dari sikap yang terkadang terlalu tinggi

    harapannya kepada pemerintah, dan harus dijelaskan kepada mereka bahwa setiap

    layanan ada harga yang harus dibayar. Dan bahkan harga ini harus selalu dibayar:

    oleh warga secara pribadi (biaya administrasi) atau oleh orang lain (pajak), atau oleh

    generasi yang akan datang (hutang).

    Mengingat situasi keuangan yang ada di hampir semua administrasi publik, banyak

    dari mereka yang harus membuat keputusan untuk menghapus layanan-layanan

    administrasi dan menyerahkan layanan tersebut dikerjakan oleh pihak ketiga

    karena layanan dari pemerintah tidak bisa lagi dibiayai. Hal ini hanya bisa

    didiskusikan dengan masyarakat jika administrasi bisa menyebutkan harga

    layanan dan membuktikan harga ini dengan melampirkan hasil kalkulasi biaya kerja.

    Administrasi publik yang dekat dengan warga juga berarti mewujudkan transparansi

    tentang hal yang bisa dilakukan dan yang tak bisa dilakukan. Jika New Public

  • 8/8/2019 1154408804 New Public Management

    21/34

    Management diterapkan, pemerintah harus kembali pada fungsi dasarnya

    (keamanan dalam dan luar negeri, hubungan luar negeri, jaminan aturan hukum,

    infrastruktur makro, perlindungan konstitusi, dsb.), dan begitu pula dengan pemda

    atau pemkot (jaminan penyediaan kebutuhan dasar, pembuangan sampah,

    pemanfaatan wilayah, perencanaan daerah, dsb.).4

    Administrasi publik harus benar-

    benar kuat dalam bidang-bidang ini, dan harus membuat layanan yang dapat

    dipercaya.

    Layanan-layanan lain lebih banyak dikelola oleh pihak swasta dan tentu saja harus

    dibayar kepada mereka atau dikelola sendiri oleh rukun warga (RW) atau rukun

    tetangga (RT). Jelaslah di sini bahwa orientasi kepada warga itu tidak hanya dilihat

    dalam hubungan antara si pemberi dan pengguna layanan, melainkan warga sendiri

    memiliki fungsi dalam membuat layanan untuk mereka sendiri.

    f. Personalia

    Personalia merupakan faktor kunci bagi suksesnya sebuah proses modernisasi.

    Modernisasi administrasi publik hanya akan berhasil apabila potensi sumber daya

    manusia dimanfaatkan secara maksimal, atau jika ada kekurangan di bidang ini

    memperbaiki sumber daya manusianya (human capital). Dalam proses modernisasi

    penting sekali melibatkan karyawan, karena tanpa itu hanya akan dicapai

    ketidakpastian dan seringkali sikap penolakan (boikot) yang merintangi pelaksanaan

    reformasi. Di sini harus ditentukan sedini mungkin tujuan-tujuan yang jelas untuk

    menyadarkan makna modernisasi kepada karyawan dan juga untuk menunjukkan

    keuntungan apa saja yang mereka miliki dengan adanya tujuan yang jelas tersebut.

    Untuk membentuk manajemen personalia yang sukses, harus diambil beberapa

    langkah berbeda. Langkah yang paling utama adalah upaya ofensif dalam

    meningkatkan kualifikasi karyawan. Langkah ini berupa pendidikan dan pelatihan

    guna meningkatkan pengetahuan di bidang ekonomi perusahaan, manajemen dan

    komunikasi. Jadi, perlu dilakukan investasi terarah kepada peningkatan kompetensi

    keahlian dan sosial para karyawan. Langkah-langkah ini terutama sekali perlu

    dilakukan di negara-negara di mana proses menjadi karyawan dalam kantor publik

    tidak berdasarkan kualifikasi dan realibitas karyawan, melainkan melalui nepotisme

    atau cara-cara politis.

  • 8/8/2019 1154408804 New Public Management

    22/34

    Pertanyaan yang sering dilontarkan yakni apakah New Public Management baru

    bisa diterapkan apabila ada birokrasi seperti yang dimaksud Weber (birokrasi

    Weberian), mungkin bisa dijawab seperti ini: memang birokrasi seperti ini

    memudahkan implementasi New Public Management, tapi kita tidak harus bertitik

    tolak pada satu prasyarat. Karenaa birokrasi Weberian itu tidak mengenal prinsip

    efisiensi dan efektivitas dalam jawatan publik; padahal dua hal ini merupakan tujuan

    utama dari New Public Management.

    Hal yang penting dalam pendekatan ini adalah penerapan metode-metode dan

    instrumen-instrumen kerja yang menciptakan iklim di mana prinsip-prinsip New

    Public Management bisa tumbuh subur. Salah satu metode itu adalah teamwork

    sebagai ganti dari metode pembagian kerja yang tumpang tindih; organisasi yang

    bersifat vertikal (sejajar) sebagai ganti model hirarki; manajemen proyek sebagaiganti prinsip pekerja khusus (Sachbearbeiterprinzip), keahlian yang bersifat umum

    sebagai ganti pengetahuan yang hanya menjurus pada satu bidang tertentu;

    kerangka acuan sasaran sebagai ganti pengendalian melalui aturan dan hal-hal

    yang detail, jaringan pengolahan data (EDV) sebagai ganti pencatatan setiap

    aktivitas dan pembayaran upah berdasarkan prestasi kerja sebagai ganti prinsip

    penyediaan (Versorgungsprinzip). Prinsip-prinsip manajemen ini di banyak negara

    berbenturan dengan bentuk kerja praktis dan terutama sekali dengan undang-

    undang kerja dan dengan mentalitas para karyawan dalam jawatan publik yang

    menganggap diri mereka memiliki semua keistimewaan sebagai pegawai negeri.

    g. Teknik informasi

    Prinsip-prinsip manajemen yang telah diuraikan di atas beserta seluruh bentuk

    pengendalian membutuhkan suatu sistem informasi yang sempurna. Penggabungan

    informasi dan komunikasi yang cepat, pemadatan data untuk pengendalian dan

    kemungkinan mengakses kumpulan data guna memenuhi keinginan pelanggan.

    Semua itu membutuhkan jaringan alat pengolahan data sehingga pekerjaan bisa

    dilakukan dengan cepat, dan, terutama sekali bisa dipercaya.

    Tanpa teknik informasi dan komunikasi yang menggunakan jaringan struktur

    klien/server, unit-unit yang bekerja secara desentral tidak bisa dikendalikan, dan

    tidak mungkin pula membuat pengolahan data klien yang memuaskan. Hanya

  • 8/8/2019 1154408804 New Public Management

    23/34

    dengan teknologi seperti ini varian one-stop-shop5 dalam berhubungan dengan klien

    (masyarakat) bisa terjamin. Karena bentuk ini memastikan karyawan bisa

    menggunakan pengetahuan administrasinya, dan melalui buku-buku panduan

    organisasi digital dimungkinkan melakuan layanan jasa di bidang administrasi tanpa

    harus tergantung pada waktu dan tempat.

    h. Manajemen kualitas

    Setiap produk termasuk pekerjaan yang mengiringi produk tersebut memiliki

    sejumlah ciri yang bisa dibedakan. Pada awalnya kualitas adalah sekumpulan

    karakter sebuah barang atau jasa yang menunjukkan tingkat keterpakaiannya

    (pendekatan kualitas yang berorientasi pada produk).

    Tapi kemudian dipastikan bahwa ada produk yang menunjukkan semua karakter

    yang direncanakan, namun tidak diminati pembeli. Jadi, ternyata, masalahnya bukan

    terletak pada karakter barang, melainkan bagaimana pelanggan menilai kualitas

    produk tersebut. Kriteria-kriteria berikut sangat menentukan penilaian (subyektif)

    pelanggan:

    Produk harus sesuai dengan tuntutan dan tujuan penggunaan yang direncanakan.

    Di samping itu kualitasnya harus sangat tinggi sehingga ia menjadi pertimbangan si

    pelanggan dalam memutuskan untuk membeli produk tersebut atau tidak. (penilaian

    kualitas secara selektif).

    Harga dan kapasitas produk harus tidak jauh berbeda dari produk yang dijadikan

    perbandingan oleh pelanggan (penilaian kualitas secara relatif).

    Makin dekat produk yang ditawarkan dengan tuntutan-tuntutan ini makin besar pula

    kemungkinan munculnya permintaan pelanggan akan produk tersebut (pendekatan

    kualitas yang berorientasi pada pelanggan). Sayangnya tuntutan pelanggan akan

    kualitas produk jarang sekali ditentukan secara jelas. Ini berarti pihak penawar

    produk harus mengenali harapan-harapan pelanggan yang sering tak dinyatakan

    tersebut dengan cara mengambil tindakan yang sesuai, dan kemudian menarik

    kesimpulan yang benar serta membuat pengamatan secara terus menerus.

    Pendekatan kualitas yang ketiga (pendekatan kualitas yang berorientasi pada nilai)

    tampaknya penting bagi administrasi publik, khususnya pada kasus-kasus di mana

    ia tidak harus bersaing dengan pihak swasta dan bisa menawarkan layanan yang

    karena alasan politik tidak dipungut biaya (contohnya pengendalian lalu lintas,

  • 8/8/2019 1154408804 New Public Management

    24/34

    sekolah). Di sini adminsitrasi publik tidak bisa semata-mata mengikuti cara pandang

    pelanggan. Karena pelayanan yang seperti ini harus melewati proses saringan

    dalam produksinya, yakni menyangkut biaya pengadaan dan sasaran yang hendak

    dicapai pemerintah (outcome). Dalam New Public Management, persaingan dan

    perbandingan layanan berfungsi sebagai asas dasar peningkatan nilai.

    Sejalan dengan sejarah, filosofi dan organisasi kebijakan perusahaan yang

    diarahkan pada kepuasan klien secara optimal telah pula berubah. Perkembangan

    perubahan organisasi yang berlangsung dalam tiga tahap ini bisa dilukiskan sebagai

    berikut:

    Konsep manajemen mutu lama menekankan pada pengawasan akhir dari produk

    yang dihasilkan. Pengujian dilakukan oleh bagian tersendiri, yakni bagian

    pengawasan mutu. Apabila terjadi penyimpangan mutu, hal ini diatasi dengansegera (menyortir produk yang tidak sempurna, menambah yang kurang), atau

    dilayani kemudian, yakni pada pelayanan purnajual (layanan garansi). Sebenarnya

    produk-produk perusahaan Jepanglah yang telah menyebabkan terjadinya

    perubahan orientasi pada pengamatan mutu yang berorientasi pada proses.

    Tujuannya adalah untuk mengganti proses pengujian yang banyak memakan biaya

    dengan realisasi level kualitas yang dikehendaki selama proses produksi layanan.

    Agenda di balik ini adalah bahwa setiap karyawan punya andil dalam menentukan

    kualitas dan karenanya ikut memikul tanggung jawab. Konsep-konsep terbaru juga

    mempertimbangkan seluruh sistem dan dengan demikian seluruh potensi sebuah

    organisasi. Dimensi potensi ini mencakup syarat-syarat layanan menyangkut

    barang, personil dan organisasi dari seorang penawar. Selain itu hasil kerja dari

    pihak lain juga ikut dipertimbangkan. Faktor lain yang ikut pula diperhatikan adalah

    meningkatnya pernyataan-pernyataan tentang dampak kerja administrasi (efektifitas,

    outcome).

    Jadi fokusnya telah mengalami perubahan, bukan lagi pada upaya menghilangkan

    kesalahan melainkan menghindari kesalahan. Dalam literatur, fenomena ini dibahas

    dengan tajuk quality managementatau total quality management.

    Manajemen mutu berarti: administrasi melakukan segala sesuatunya dalam rangka

    mengorganisasikan proses-proses produksi, standar dan sumber daya bersama

    para staf manajemen dan karyawannya. Tujuan pengorganisasian ini adalah agar

  • 8/8/2019 1154408804 New Public Management

    25/34

    administrasi merespon kebutuhan-kebutuhan warga/klien yang masih legitim selama

    proses produksi kerja/layanan. Perkembangan ini belum tertanam dalam pikiran

    para karyawan. Tampaknya kualitas masih saja diputuskan pada produk, bukan

    pada kebutuhan pelanggan.

    - Kriteria dan standar untuk pengukuran kualitas:

    Kriteria apa saja yang diperlukan untuk mengukur kualitas dalam administrasi publik,

    dan standar apa saja yang harus dicapai melalui kriteria tersebut?

    Kriteria: Tidak kehilangan waktu

    Standar: waktu tunggu maksimal

    Pemberitahuan antara dalam x hari

    Waktu tunggu maksimal di telepon

    Lama proses maksimal dalam hari

    Kriteria: Reliabilitas layanan

    Standar: Kuota kesalahan yang boleh muncul x %

    Pencapaian andil x % dari kelompok sasaran

    Kriteria: Ketepatan informasi

    Standar: Instruksi di atas kertas

    Tawaran konsultasi, hearing

    Kriteria: Kemungkinan memilih

    Standar: pilihan antara komunikasi personal, per telepon dan tertulis

    Sistem penerangan teknis

    Tawaran bantuan pada saat pemohonan

    Kriteria: Lingkungan yang positif

    Standar: Ruang tunggu dan tempat duduk untuk x %

    Jarak yang maksimal dari lalu lintas umum

    Tempat parkir untuk setiap pengunjung dari luar

    Jarak maksimal (antara tempat tinggal warga dengan kantor terdekat)

    Kriteria: Karyawan yang ramah, suka membantu

    Standar: Setidaknya pernah ditatar cara-cara berinteraksi dengan warga

    Saling membantu jika dibutuhkan

    Menyapa klien dengan nama

  • 8/8/2019 1154408804 New Public Management

    26/34

    Kriteria: Kenyamanan pelayanan

    Standar: Waktu buka

    Bersedia menelpon kembali

    Tawaran konsultasi

    Kriteria: Membuat layanan yang kompeten

    Standar: Memiliki karyawan yang cukup

    Punya akses ke atasan

    Tawaran pelatihan (pendidikan lanjutan) dan manfaatnya

    Meminta alasan untuk keputusan yang diambil

    4. Pengaktifan struktur baru

    Reformasi administrasi tidak berhenti pada upaya perubahan struktur atau

    penciptaaan struktur baru. Struktur yang telah diubah atau struktur baru yang telah

    diciptakan itu harus diaktifkan, dan untuk itu harus ditemukan motor penggeraknya

    yang memotivasi karyawan untuk membuktikan produktivitas kerja dan kemampuan

    inovasi mereka dan untuk bertugas di administrasi publik. Penerapan instrumen-

    instrumen ekonomi perusahaan dalam administrasi publik tidak cukup untuk

    menjamin efisiensi dan efektifitas yang lebih tinggi. Tekanan untuk menciptakan

    efisiensi hanya bisa muncul bila sistem persaingan yang diterapkan berjalan dengan

    baik. Persaingan ini menghasilkan kemungkinan perbandingan antara yang

    bertanggung jawab pada produk dan anggaran yang dampaknya adalah tekanan

    kepada pihak penawar layanan untuk selalu mengoptimalkan kerjanya.

    Seringkali masalah yang timbul pada implementasi persaingan di bidang

    administrasi publik adalah tidak adanya pasar bagi produk yang mereka tawarkan;

    terlebih administrasi publik seringkali memonopoli layanan. Ditambah lagi

    keberadaan administrasi tidak terancam secara langsung walaupun ada pasar

    untuk produk-produknya, kecuali jika politisi yang berkuasa cukup radikal menarik

    administrasi publiknya sendiri dari pasar jika ia tidak bertahan di sana. Dengan

    menerapkan model-model persaingan, diharapkan tercipta kondisi yang sedikit

    banyak memiliki karakter kompetisi, misalnya melalui perbandingan intra-

    administratif menyangkut kinerja dan perbandingan dengan perusahaan swasta.

  • 8/8/2019 1154408804 New Public Management

    27/34

    a. Penerapan asas persaingan

    i. Benchmarking

    Benchmarking muncul pertama kali dalam ekonomi industri. Gagasan yang

    mendasarinya adalah memiliki standar untuk kualitas hasil kerja sendiri.

    Yang menjadi alat ukur adalah biaya dan kinerja perusahaan atau divisi

    lain dengan aktivitas serupa. Di samping informasi tentang kualitas

    pekerjaan sendiri, perbandingan kinerja juga memberikan peluang untuk

    belajar. Dalam melakukan perbandingan ini penting sekali melakukan

    analisa terhadap aktivitas penawar yang lain. Apa yang berbeda pada

    produk mereka? Apa yang dapat kita pelajari dari hal itu?

    Instrumen benchmarking sudah diterapkan sejak bertahun-tahun dalam

    perusahaan swasta. Karena itu wajarlah kalau muncul pertanyaan apakah

    instrumen ini bisa digunakan juga dalam administrasi publik. Pertanyaan ini

    perlu disambut karena banyak layanan sama yang dihasilkan administrasi.

    Bahkan pelaksanaan benchmarking dalam administrasi publik ada

    keuntungannya karena di satu sisi tidak ada tekanan untuk bersaing dan

    karenanya pemerintah daerah sampai tingkat terkecilnya (kelurahan) bisa

    menginformasikan jauh lebih terbuka tentang metode produksi dan biaya

    mereka. Tapi di sisi lain, tidak adanya kalkulasi biaya di banyak

    administrasi membuat lebih sulit mendapatkan data-data yang benar-benar

    komparatif. Pada prinsipnya ada tiga langkah yang harus ditempuh untuk

    melakukan benchmarking:

    1. Definisi layanan dan biaya yang hendak diperbandingkan

    2. Pencatatan data-data yang diperbandingkan

    3. Perbandingan hasil-hasil dan interpretasinya

    Kesulitan pertama muncul di saat mendefinisikan layanan dan biaya yang

    hendak diperbandingkan. Tidak setiap administrasi (pemda/pemkot)

    menawarkan layanan yang sama meskipun nama produk atau layanannya

    sama. Pada layanan pembersihan jalan misalnya, kinerja yang hendak

    diperbandingkan harus dibatasi dengan pasti. Di sini misalnya perlu diuji

    apakah layanan pembersihan juga mencakup pemeliharaan elemen-elemen

    dekorasi seperti pohon-pohon dan semak-semak, atau apakah

    pengosongan tong sampah termasuk di dalamnya atau tidak. Selain itu,

  • 8/8/2019 1154408804 New Public Management

    28/34

    indikator-indikator untuk kondisi umum yang penting harus ikut diperhatikan

    juga. Pembersihan jalan sepanjang satu kilometer di sebuah kampung yang

    terletak di gunung tidak sama dengan pembersihan jalan di kampung di

    daerah datar.

    Biaya pencatatan data-data untuk perbandingan tergantung pada

    manajemen administrasi. Apabila administrasi sebelumnya sudah pernah

    bekerja dengan elemen-elemen kalkulasi biaya, maka keterangan yang

    diperlukan umumnya sudah ada. Administrasi yang sebelumnya tidak

    melakukan itu akan membutuhkan biaya tambahan untuk mencari data-

    data tersebut. Ketika melakukan perbandingan hasil bagian terpenting

    dalam benchmarking bisa dibandingkan nomor indeks. Untuk layanan

    pembersihan jalan misalnya, indeksnya adalah biaya total pembersihan

    jalan per kilometer atau biaya total per kilometer dalam seluruh jaringan

    jalan. Hasilnya kemudian bisa dijadikan patokan untuk memposisikan desa

    kita dalam perbandingan dengan desa lain.

    Akan tetapi, perbandingan kinerja bukan bertujuan untuk membuat

    semacam daftar ranking. Yang lebih penting adalah belajar bagaimana

    desa lain membuat layanan serupa yang dapat diproduksi dengan biaya

    yang lebih rendah. Menurut berbagai pengalaman, hasil-hasil

    benchmarking harus didiskusikan secara intensif agar kondisi umum

    (topografi, tuntutan akan mutu, alat-alat mesin yang ada) bisa

    dinterpretasikan dengan benar. Perbandingan kinerja antara berbagai

    administrasi merupakan instrumen yang ideal untuk mengoptimalkan

    dampak dari aktivitas pemerintah.

    ii. Persaingan dengan pihak swasta

    Ilmu ekonomi terus membuktikan bahwa persaingan mendorong

    peningkatan kinerja, tapi tidak ada bukti yang menyebutkan bahwa industri

    swasta lebih produktif dari administrasi publik. Namun, banyak politisi

    berasumsi bahwa kinerja industri swasta lebih unggul. Lalu seringkali

    mereka menganggap privatisasi sebagai cara yang teruji khasiatnya dalam

    rangka mengatasi masalah dalam administrasi publik. Tapi asumsi ini tidak

    tepat apabila monopoli pemerintah selama ini diubah menjadi monopoli

  • 8/8/2019 1154408804 New Public Management

    29/34

    swasta. Karena itu istilah privatisasi tidak tepat digunakan di sini.

    Sebenarnya yang harus dibicarakan adalah menciptakan persaingan

    (pihak pemerintah membuat tender umum untuk suatu layanan, misalnya

    penyediaan air bersih). Apabila persaingan seperti ini diciptakan, maka

    tidak penting lagi apakah administrasi menjadi bagian dari persaingan atau

    tidak, selama tidak ada subsidi untuk mengaktifkan persaingan tersebut.

    Untuk menjawab pertanyaan apakah perusahaan swasta bisa

    menawarkan jasa yang lebih murah, bisa digunakan metode tender untuk

    aktivitas administrasi publik. Tujuannya adalah untuk mencari penawar

    yang kompeten yang bisa menghasilkan layanan jasa yang selama ini

    dikerjakan administrasi pemerintah dalam bentuk dan waktu yang

    diinginkan, dengan biaya serendah mungkin. Mitra seperti ini juga bisaberasal dari dalam organisasi pemerintah sendiri, artinya dari satu unit

    organisasi (divisi). Jadi, masalah yang dijawab di sini adalah masalah

    make or buy.

    Pemberi jasa publik tidak perlu khawatir terhadap persaingan seperti ini. Di

    Inggris misalnya, metode tender umum untuk sebagian besar layanan

    publik merupakan suatu kewajiban yang diatur UU. Di sana 80% dari

    semua tender dimenangi oleh penawar dari pemerintah.

    Apabila tender ini berakhir dengan pemberian order kepada pemberi jasa

    dari luar, maka ini disebut contracting out. Pemberian tender ini dilakukan

    dalam bentuk perjanjian antara pihak pemerintah dan perusahaan jasa

    yang di dalamnya mencantumkan kerja yang hendak dicapai dengan

    ukuran kerja yang jelas. Pihak penawar secara langsung menyuplainya

    kepada klien (warga). Namun, tanggung jawab secara keseluruhan dan

    pengawasan mutu tetap berada di tangan administrasi publik atau

    pemerintah. Dengan dikerjakannya order oleh pihak swasta, berarti beban

    pemerintah berkurang, tapi di lain pihak muncul pekerjaan tambahan,

    yakni dalam hal mengendalikan layanan tersebut secara keseluruhan.

    Bentuk lain dari praktek pemberian pelayanan kepada publik bisa terlihat

    sebagai berikut: administrasi publik atau pemerintah tetap menjadi pihak

  • 8/8/2019 1154408804 New Public Management

    30/34

    yang memberikan layanan, tetapi beberapa bagian dari pekerjaan untuk

    layanan yang akan ditawarkan (misalnya penyedian air bersih) ditangani

    pihak swasta (tanggung jawab untuk perlegkapan); atau melibatkan pihak

    swasta dalam pengadaan modal dan tempat produksi (Public Private

    Partnership).

    Meskipun pelibatan pihak swasta yang berarti terciptanya persaingan

    ada risikonya, tapi pengalaman-pengalaman internasional menunjukkan

    bahwa perluasan persaingan secara wajar melalui tender terbuka sebagai

    instrumen pengendalian mungkin menjadi langkah terpenting dalam

    rangka meningkatkan orientasi pada warga dan penghematan anggaran.

    5. Realisasi tindakan dan implementasi

    New Public Management tidak memiliki teori yang menyeluruh dan umumnya

    didasari pada pengalaman-pengalaman empirik hasil eksperimen yang bertujuan

    membuat administrasi publik menjadi lebih baik dan lebih efisien. Tujuan ini bukan

    ditunjang pada keyakinan bahwa pemerintah (administrasi publik) akan bekerja lebih

    baik dan lebih cepat, tetapi karena kekurangan dana: jadi bekerja secara efisien dan

    lebih baik adalah keniscayaan bagi administrasi publik.

    Tidak ada buku pedoman untuk penerapan New Public Management yang menjamin

    kesuksesan jika ia direalisasikan secara konsisten. Berhasil atau tidaknya New

    Public Management akan sangat tergantung pada kehendak politik dari semua yang

    terlibat. Itu syarat pertama. Jika syarat ini terpenuhi, harus dibuat analisa khusus

    terhadap situasi, dan dalam analisa inilah ditaksir kelebihan dan kekurangan serta

    risiko-risiko yang mungkin timbul di saat dilakukan perombakan ke arah

    administrasi publik yang modern, atau risiko-risiko yang memang sudah ada.

    Ini merupakan situasi klasik yang menjadi titik tolak untuk mengembangkan strategi.

    Tanpa strategi seperti ini, implementasi biasanya tidak akan berhasil, dan akan

    mandek di tengah jalan. Lalu, hasilnya pun akan lebih buruk dari kondisi yang

    pernah ada sebelumnya.

    Di lain pihak, ketidakpuasan warga terhadap efisiensi administrasi atau

    penyelenggaraan pemerintahan dan tuntutan dari pihak donatur internasional serta

  • 8/8/2019 1154408804 New Public Management

    31/34

    mitra memaksa penyelenggara pemerintah mengkaji tema Good Governance ke

    satu arah yang mendorong terciptanya peningkatan dan perbaikan kinerja yang

    pada gilirannya menghalangi terjadinya penyalahgunaan dana dan mengakhiri

    pemborosan dana. Dengan penerapan New Public Management, praktek-praktek

    seperti korupsi dan nepotisme pasti bisa ditemukan dan dihentikan sejak dini. Pada

    saat yang sama, melalui pembatasan tanggung jawab yang jelas, mereka yang

    melakukan kesalahan bisa diminta pertanggungjawabannya. Dengan demikian, New

    Public Management sangat perlu diterapkan meski itu menuntut pekerjaan yang

    tak ringan.

    Daftar bacaan

    Aberbach, Joel y Rockman, Bert (1999) Reinventar el Gobierno:Problemas y

    Perspectivas En: Gestin y Anlisis de Politicas Pblicas, No.15, INAP,

    Madrid Mayo/Agosto

    Allen, R. (1999) New Public Management: Pitfalls for Centrals and Eastern

    Europe. Public Management Forum 1(4).

    Aucoin, Peter (1996). Operational Agencies: From Half-Hearted Efforts to Full-

    Fledged Government Reform. Choices: Institute for Research on Public Policy,

    2(4).

    Batley, R. 1999. The Pole of Government in Adjusting Economies:

    An Overview of Findings, International Development Department,

    University of Birmingham, Birmingham, Alabama.

    Boston, J. 2000. The Challenge of Evaluating Systemic Change:

    The Case of Public Management Reform. Paper prepared for the

    IPMN Conference Learning from Experiences with New Public

    Management, Macquarie Graduate School of Management, March

    4-6, Sydney.

    Castaneda, T. 1997. Health Sector Reforms in Chile:

    Deconcentration of Hospital Services and Decentralization of

    Primary Health Care. Paper prepared for HDD, World Bank.

  • 8/8/2019 1154408804 New Public Management

    32/34

    CLAD (1998) Una Nueva gestin pblica para Amrica Latina,

    Caracas: CLAD

    Dunleavy, P., and C. Hood 1994. From Old Public Administration to

    New Public Management. Public Money and Management (July

    Sept.): 9-16.

    Echebarria, Koldo (1994) La administracin pblica en la era del management

    En: Barcelona Management Review. Barcelona Vol.1

    (2000) Reivindicacin de la reforma administrative: significado y modelos

    conceptuales. En: Revista de CLAD Reforma y democracia. Cracas No. 18.

    Flynn, N. and S. Pickard. 1996. Markets and Networks: Contracting

    In Communitz Health Services. Buckingham, DK: Open University Press.

    Harding, A. and A. Preker, eds. 1999. Innovations in Health Service

    Delivery: Corporatization in the Hospital Sector. New York: Oxford

    University Press.

    Hood, C. 1991. A Public Management for All Seasons? Public

    Administration, 69 (Spring): 3-19.

    James, O. and N. Manning. 1996. Public Management Reform: A

    Global Perspecitve. Politics 16(3): 143-149.

    Kelly, J. and J. Wanna. 2000. Are Wildavskys Guardians and

    Spenders Still Relevant? NPM and Budgetarz Politics. In: L. Jones,

    J. Guthrie and P. Steane, eds., Learning from International Public

    Management Reform. London: Elsevier-Oxford Press.

    Laufer, Romain y Alain Burlaud (1989).Direccin pblica : gestin y legitimidad.

    Madrid: Instituto Nacional de Administracin Pblica.

    Kernaghan, K. 2000. The Post-Buereaucratic Organization and Public Service

    Values. International Review of Administrative Sciences 66(1): 91-104.

    Manning,N., R. Mukherjee, et al. 2000. Public Officials and Their Institutional

    Environment: An Analytical Model for Assessing the Impact of Institutional Change

    On Public Sector Performance. Policy Research Working Paper No. 2427. World

    Bank, Washington, D.C.

  • 8/8/2019 1154408804 New Public Management

    33/34

    Miller, P. 1996. Dilemmas of Accountability: The Limits of Accounting. In P.Hirst

    And S.Khilnani, Eds., Reinventing Democracy. Oxford: Blackwell.

    Minogue, M. 1998. Changing the State: Concepts and Practice in the Reform of the

    Public Sector. In C.Polidano, M.Minogue and D.Hulme, eds., Beyond the New

    Public Management: Changing Ideas and Practices in Governance. Cheltenham,

    UK: Edward Elgar.

    Mintzberg, Henry (1996) Managing Government, Governing Management.

    In: Havard Business Review. Boston.

    Peters, B. G. 1998. Governance without Government: Rethinking Public

    Adminstration. Journal of Public Administration Research and Theory, 8(2):

    223-243.

    Peters, B.G. 1996. The Future of Governing: four Emerging Models.

    Lawrence, KS: University of Kansas Press.

    Peters, B.G. and D. Savoie. 1994. Civil Service Reform: Misdiagnosing the Patient.

    Public Administration Review, 54(5).

    Polidano, C. 1999. The New Public Management in Developing Countries. Institute

    For Development Policy and Mangagment, University of Manchester, Manchester.

    Pollitt, C. 1993. Managerialism and the Public Services. Oxford: Blackwell.

    Pollitt, C., J. Birchall, et all. 1998. Decentralising Public Service Management.

    Hampshire, UK: MacMillan.

    Romzek, B.S. 2000. Dynamics of Public Sector Accountability in an era of Reform.

    International Review of Administrative Sceinces, 66 (1): 21-44.

    Schick, A. 1996. The Spirit of Reform: Managing the New Zealand State Sector in a

    Time of Change. Wellington, New Zealand: State Services Commission.

    Schwartz, Herman (1994) Public Choices Theory and Public Choices. BureaucratsAnd State Reorganisation in Australia, Denmark, New Zealand and Sweden in the

    1980s. In: Administration and Society, Newbury Park. Vol. 26, No.1.

    Scott, Graham and Taylor, Irene. 2000. Autonomous Public Organisations in

    Thailand. Victoria Link mimeo. Wellington, New Zealand.

  • 8/8/2019 1154408804 New Public Management

    34/34

    1 CLADs DOCUMENT: A New Puclic Management for Latin America, (1998), LatinAmerican Centre for Development Administration:http://unpan1.un.org/introdoc/groups/public/document/clad/unpan000163.pdf

    2 Studi komparatif tentang penerapan New Public Management: Norman Flynn dan FranzStrehl (1996), Public Sector Management in Europe, Prentice Hall, London; Kettl, Donald(1998), A revulacao global: reforma da administracao do sector pblico, dalam: Reformado Estado Administracao Pblica Gerencial, Fundacao Getlio Vargas, Rio de Janeiro;Allen R. (1999) New Public Management: Pitfalls for Central ans Eastern Europe.Public Management Forum 1 (4); Batley, R. (1999) The Role of Government in AdjustingEconomies: An Overview of Findings. International Development Department, Universityof Birmingham, Birmingham, Alabama;3 Lihat juga bab tentang prasyarat untuk implementasi New Public Management dantuntutan birokrasi anjuran Weber.4 Tendensi konsentrasi atas wewenang dasar ini dilukiskan sebagai penciptaan Lean State5One-Stop-Shop: sarana administrasi yang bertujuan untuk melayani secara menyeluruhwarga yang hendak menyelesaikan urusan administrasi dengan satu karyawan dan di satu

    kantor. Ini artinya, orang yang bersangkutan tidak perlu lagi pergi ke kantor yang berbeda-beda untuk menyelesaikan urusannya, misalnya untuk izin kendaraan bermotor,pembayaran biaya tertentu dan tuntutan akan layanan jasa sosial. Semuanya diurus di satutempat (kantor) oleh seorang karyawan.