pengembangan intramas (integrated asset management...
TRANSCRIPT
SEMINAR TUGAS AKHIR PERIODE JULI 2011
Harun Al Rasyid Al Hamzany - 5205100034 1
PENGEMBANGAN INTRAMAS (INTEGRATED ASSET
MANAGEMENT SYSTEM) SEBAGAI IMPLEMENTASI
MANAJEMEN ASET PADA PERUSAHAAN, STUDI
KASUS LAPINDO BRANTAS, INC.
Harun Al Rasyid Al Hamzany – Apol Pribadi Subriadi
Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Email: [email protected], [email protected]
Abstrak - Proses bisnis pada Seksi Pemeliharaan Lapindo Brantas, Inc., yang terdiri
dari Work Request (Surat Permintaan), Failure Report (Laporan Kerusakan) dan Work
Order (Perintah Kerja), masih menggunakan cara manual (paper based) dan tidak ada
sistem yang terintegrasi. Cara manual ini cukup memakan tempat di ruang kerja &
seringkali tidak efisien.
Permasalahan tersebut membuat perusahaan membutuhkan aplikasi manajemen aset
yang terintegrasi. Maka dari itu dikembangkan aplikasi INTRAMAS (Integrated Asset
Management System) pada Tugas Akhir ini, sebagai bentuk implementasi dari Enterprise
Asset Management (EAM) berupa Computerized Maintenance Management System
(CMMS). Proses pengembangan INTRAMAS pada Tugas Akhir ini dimulai dengan studi
literatur, kemudian ke tahap permulaan (inception), tahap perluasan (elaboration), tahap
konstruksi (construction), dan tahap transisi (transition). INTRAMAS dikembangkan
berbasis web dan terintegrasi dengan database sehingga dapat menampilkan informasi
yang dinamis dan up to date.
Hasil dari proyek Tugas Akhir ini adalah INTRAMAS yang telah dikembangkan
dengan modul-modul proses bisnis perusahaan, yaitu Work Request, Failure Report dan
Work Order, serta modul Performance (KPI) & modul Administrator.
Kata Kunci : EAM, CMMS, INTRAMAS, KPI.
1. Pendahuluan
Lapindo Brantas, Inc. adalah sebuah
perusahaan swasta Indonesia yang bergerak
di bidang eksplorasi/produksi minyak dan
gas alam. Saat ini Lapindo Brantas
mengoperasikan Blok Brantas di Jawa
Timur sebagai Kontraktor Kontrak Kerja
Sama (K3S) dari BPMIGAS. Sebagaimana
layaknya perusahaan migas lainnya,
Lapindo Brantas memiliki berbagai
departemen dengan fungsionalitasnya
masing-masing. Dan salah satu departemen
yang memiliki peran penting dalam
perusahaan ini adalah departemen
Maintenance & Facilities.
Departemen Maintenance & Facilities
memiliki tugas untuk menjaga dan
memelihara berbagai macam peralatan
(equipment) yang dipergunakan dalam
operasional keseharian perusahaan. Dalam
proses perawatan ini tentu tidak
dilaksanakan dengan asal saja, akan tetapi
proses pemeliharaan (selanjutnya disebut
maintenance) harus sesuai dengan standar
prosedur dan dilengkapi dengan dokumen
yang berisi keterangan tentang aktivitas apa
saja yang dilakukan, peralatan mana saja
yang diperbaiki/dirawat serta siapa saja
personel yang terlibat dalam proses
pemeliharaan tersebut. Kesemua keterangan
dan detail tersebut tercantum dalam catatan
dokumen pemeliharaan, yang terdiri dari
Work Request, Failure Report & Work
Order yang kemudian disimpan dalam arsip
historis perusahaan.
Work Request merupakan dokumen yang
digunakan ketika seorang personel
(selanjutnya disebut sebagai requester)
ingin mengajukan usulan instalasi,
pengetesan, perawatan, dan perbaikan
SEMINAR TUGAS AKHIR PERIODE JULI 2011
Harun Al Rasyid Al Hamzany - 5205100034 2
terhadap equipment yang sedang
membutuhkan komponen tambahan,
membutuhkan tes ujicoba ataupun sedang
mengalami masalah operasional dan perlu
perbaikan.
Failure Report merupakan dokumen
yang digunakan ketika seorang personel
ingin memberikan laporan tentang adanya
equipment yang sedang mengalami masalah.
Failure Report juga bisa dijadikan satu
dengan Work Request jika masalah pada
peralatan tersebut belum juga bisa diatasi
oleh sang pelapor (selanjutnya disebut
dengan reporter/originator). Namun jika
masalah sudah bisa diatasi sendiri oleh
originator, maka Failure Report ini tidak
memerlukan lampiran Work Request. Work Order merupakan dokumen yang
digunakan perencana (planner) untuk
memberikan perintah kerja kepada
pelaksana aktivitas pemeliharaan, dalam hal
ini adalah teknisi (technician). Work Order
bisa dilaksanakan berdasarkan jadwal rutin
yang sudah ditentukan sebelumnya, ataupun
bisa berdasarkan Work Request & Failure
Report yang sudah diajukan sebelumnya.
Ketiga proses bisnis tersebut masih
menggunakan cara manual (paper based)
dalam proses operasionalnya. Seiring
dengan semakin banyaknya jumlah kertas
yang digunakan, cara manual ini cukup
memakan tempat di ruang kerja. Bahkan
jika seorang personel berusaha untuk
mencari historis dari suatu dokumen tentang
item tertentu, dia harus mencarinya satu-
persatu pada kertas yang bertumpuk-tumpuk
di ruang kerja, sehingga cukup banyak
menghabiskan jam kerjanya. Sama halnya
ketika si personel ditugaskan untuk
menghitung jumlah berkas-berkas tersebut,
atau mengklasifikasikan berkas-berkas
tersebut berdasarkan kategori tertentu, akan
sangat memakan waktu. Permasalahan semakin rumit ketika
berkas membutuhkan persetujuan dari
atasan yang bersangkutan, karena semua
dokumen harus disetujui oleh atasan
sebelum bisa dilaksanakan. Lapindo
mempunyai beberapa kantor cabang yang
terletak di berbagai lokasi, dan setiap
personel, baik bawahan atau atasan, bisa
ditempatkan pada lokasi yang berbeda. Pada
kasus tertentu, seringkali seorang bawahan
harus pergi ke kantor cabang lain hanya
untuk mendapat persetujuan dan tanda
tangan dari atasannya, sehingga
menghabiskan jam kerjanya juga. Dari latar belakang ini, maka diperlukan
suatu sistem yang terintegrasi dengan
database. Dokumentasi perawatan yang
tersusun dengan baik dan tersimpan rapi
dalam arsip historis database, dapat
dijadikan acuan untuk mendiagnosa
berbagai masalah yang mungkin terjadi
pada equipment sehingga dapat dilakukan
pencegahan lebih dini. Selain itu sistem
database ini juga dapat meningkatkan
efisiensi kerja perusahaan karena tidak perlu
lagi menggunakan cara manual yang
memakan waktu dan menghabiskan jam
kerja. Dengan adanya equipment yang
senantiasa terawat & meningkatnya efisiensi
jam kerja seperti ini, maka dapat dipastikan
bahwa proses bisnis perusahaan dapat
berjalan dengan lebih baik dan lancar.
2. Teknologi Informasi
Menurut Stephen P.Robinson dan Mary
Coulter (2004) dalam buku “Manajemen”
menerangkan bagaimana teknologi
informasi secara radikal telah mengubah
cara berkomunikasi anggota organisasi,
dimana dapat menghubungkan tiap anggota
organisasi dalam berkomunikasi tanpa
kendala jarak yang terkadang cukup
menyusahkan. Dengan adanya teknologi informasi
terdapat kelebihan-kelebihan yang dapat
dilakukan diantaranya adalah Electronic
Data Interchange (EDI) yang berisi
pertukaran data baik berupa dokumen, rapat
melalui teleconferencing, dsb. Adanya
penggunaan teknologi informasi yang
dibentuk dalam satu sistem bernama sistem
informasi menjadi salah satu solusi integrasi
sistem yang ada untuk semua aspek.
3. Sistem Informasi
Menurut James O’Brien dalam buku
”Introduction to Information System”,
Sistem Informasi merupakan gabungan dari
beberapa sub sistem yang saling
berhubungan yang membentuk suatu
komponen yang didalamnya mencakup
input, proses dan output yang berhubungan
dengan pengelolaan informasi.
Subsistem atau komponen yang
menyusun Sistem Informasi antara lain
yaitu manusia, hardware, software, jaringan,
dan sumber daya yang ada. Selain itu sistem
informasi dapat bertujuan untuk
SEMINAR TUGAS AKHIR PERIODE JULI 2011
Harun Al Rasyid Al Hamzany - 5205100034 3
menghasilkan suatu informasi dalam suatu
bidang tertentu.
Adanya sistem informasi dapat
membantu perusahaan dalam kelangsungan
proses bisnis yang dilakukan. Salah satu
bentuk sistem informasi yang sangat banyak
dipakai perusahaan saat ini, baik dalam
mengaplikasikan proses bisnis ataupun
keperluan lainnya adalah sistem informasi
berbasis web. Sistem informasi berbasis
web merupakan gabungan kelebihan yang
dimiliki oleh sistem informasi dengan
kelebihan yang dimiliki oleh teknologi web
yang ada.
4. EAM (Enterprise Asset
Management)
EAM adalah manajemen untuk mengatur
daur hidup dan daur fungsi dari aset fisik
perusahaan secara optimal untuk
meningkatkan value-nya terhadap proses
bisnis perusahaan. Proses manajemen
tersebut mencakup spesifikasi, desain,
konstruksi, operasional, monitoring dan
pemeliharaan aset berupa mesin, peralatan
serta fasilitas lain.
Fungsi dari manajemen aset ini sendiri
adalah memberikan perspektif baru bagi
perusahaan yang semula memiliki
fundamental run-to-failure, yakni konsep
dalam penggunaan aset, sejak dari awal aset
itu berjalan sampai aset tersebut tidak
berfungsi lagi, tanpa melakukan perawatan
ataupun perbaikan sama sekali, sehingga
perusahaan terpaksa harus mencari aset
yang baru lagi sebagai gantinya.
Tipe industri seperti ini dapat kita lihat
pada perusahaan minyak dan gas. Proses
operasional produksi perusahaan minyak
dan gas umumnya berupa produce to
capacity. Aset berupa pabrik atau kilang
minyak dibangun dan ditentukan
berdasarkan berapa banyak hasil produksi
yang diinginkan. Umumnya permintaan
pasar untuk produksi minyak dan gas seperti
ini adalah tetap, sehingga perusahaan akan
mengkaji terlebih dahulu nilai demand-nya,
baru kemudian menyiapkan aset-aset yang
diperlukan agar dapat melaksanakan proses
produksi sesuai dengan permintaan yang
diinginkan.
Oleh karena proses dalam menyediakan
aset-aset ini membutuhkan modal yang
sangat besar, maka kecil kemungkinan bagi
perusahaan untuk menambahkan aset baru
dalam waktu dekat. Berdasarkan penjelasan
pada paragraf di atas, dapat kita simpulkan
bahwa aset-aset tersebut sangat berharga
bagi perusahaan, sehingga mutlak
diperlukan perawatan yang intensif terhadap
mereka.
5. CMMS (Computerized
Maintenance Management System)
CMMS adalah aplikasi perangkat lunak
yang mengatur database berisi informasi
aktivitas pemeliharaan dalam suatu
perusahaan. Informasi ini digunakan untuk
membantu para karyawan dalam
melaksanakan tugas pemeliharaan aset agar
lebih efektif, seperti misalnya menentukan
mesin mana yang sedang memerlukan
perawatan dan gudang mana saja yang
menyediakan spare parts yang akan
digunakan dalam proses perawatan tersebut.
Aplikasi CMMS digunakan oleh
perusahaan yang harus melakukan
perawatan dan pemeliharaan terhadap
peralatan, aset dan properti. Paket CMMS
juga bisa menampilkan output berupa
laporan atau dokumen detail atau hasil dari
proses maintenance yang sudah dilakukan
sebelumnya. Perangkat lunak CMMS ini
bisa berupa aplikasi web, dengan
menggunakan server dari luar ataupun
dengan server internal yang hanya bisa
diakses dalam lingkup intranet perusahaan.
(Wan Hasrulnizzam, 2009) Contoh penggunaan CMMS ini bisa
dilihat pada sebuah perusahaan minyak dan
gas terbesar di Malaysia. Di perusahaan ini,
aplikasi tersebut dinamakan PMMS (Plant
Maintenance Management System).
Aplikasi PMMS ini digunakan untuk
mengelola operasional bagian hulu pada
lebih dari 100 plant/kilang yang dimiliki
oleh perusahaan tersebut. PMMS ini
mengintegrasikan semua strategi bisnis
operasional yang terdiri dari asset
management, work management dan
performance management. PMMS juga
berperan dalam membantu personel untuk
mengatur pekerjaan sehari-hari,
meningkatkan produktivitas, mengurangi
equipment downtime, membantu
manajemen untuk menganalisa fasilitas-
fasilitas perusahaan dan mengukur
kinerjanya serta dapat memelihara
efektivitas operasional dari penggunaan
fasilitas tersebut.
SEMINAR TUGAS AKHIR PERIODE JULI 2011
Harun Al Rasyid Al Hamzany - 5205100034 4
6. INTRAMAS (Integrated Asset
Management System)
INTRAMAS adalah nama dari aplikasi
yang dikembangkan dalam Tugas Akhir ini.
INTRAMAS merupakan sebuah aplikasi
web dalam bentuk CMMS untuk
mendukung proses bisnis Lapindo Brantas,
Inc. dalam mengelola dan merawat berbagai
macam aset yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam INTRAMAS ini terdapat
beberapa modul utama yang merupakan
proses komputerisasi dari beberapa proses
bisnis Lapindo, yakni Work Request,
Failure Report dan Work Order. Proses
bisnis tersebut masih diimplementasikan
secara manual dalam bentuk dokumen
kertas, yang memakan tempat di ruang kerja
serta dapat menghabiskan jam kerja dalam
pelaksanaannya. Oleh karena itu dibuatkan
sistem INTRAMAS ini untuk
mengeliminasi kekurangan-kekurangan
tersebut agar dapat meningkatkan efisiensi
kerja perusahaan.
Terdapat pula modul pendukung untuk
administrator dalam INTRAMAS yang
terdiri dari User Management, Asset
Management, PM Management, dsb. Dan
satu lagi, PM Management, merupakan
modul yang mengatur jadwal kerja rutin
untuk melaksanakan aktivitas perawatan
terhadap berbagai macam aset yang dimiliki
oleh perusahaan. Selain itu INTRAMAS
juga memiliki modul Performance sebagai
representasi dari pengukuran KPI
perusahaan.
7. KPI (Key Performance Indicators)
Key Performance Indicators atau kadang
disingkat saja Performance Indicators,
merupakan pengukuran yang digunakan
untuk membantu suatu organisasi
menentukan dan mengukur kemajuan dalam
menuju sasaran. KPI digunakan untuk
menilai keadaan terkini suatu bisnis dan
menentukan suatu tindakan terhadap
keadaan tersebut. (Terry Wireman, 2005).
Setiap perusahaan memiliki tolok ukur
tersendiri dalam menilai Key Performance
Indicators-nya. Wan Hasrulnizzam, 2009,
menyatakan bahwa di Petronas, terdapat 21
nilai KPI yang diukur seperti man hours,
overtime, equipment availability, reliability
& utilization, schedule compliance dan
lainnya.
Sedangkan menurut Terry Wireman,
yang sangat mengutamakan PM sebagai
pondasi utama asset management pada
perusahaan, merumuskan KPI untuk PM
dengan beberapa poin penilaian KPI seperti
downtime, man hours, overtime, repair cost,
compliance, dan juga uptime.
8. Bahasa Pemrograman
Menurut Anthony Aaby dalam
bukunya Introduction to Programming
Language, bahasa pemrograman adalah
teknik komando/instruksi/notasi standar
untuk memerintah komputer dengan cara
menuliskan kode-kode pemrograman.
Selama ini bahasa pemrograman
dikategorikan menjadi dua jenis
berdasarkan tampilan/ output, yakni bahasa
pemrograman desktop dan bahasa
permrograman web.
PHP adalah bahasa pemrograman
script yang paling banyak dipakai saat ini.
Script PHP dieksekusi pada server dimana
script tersebut dijalankan (server side), jadi
semua informasi yang ingin ditampilkan di
halaman web bisa dilihat dengan baik oleh
semua jenis browser client.
Salah satu pengembangan teknologi
yang sering dipakai adalah framework.
Framework adalah sekumpulan fungsi,
class, dan aturan-aturan.
Framework memungkinkan kita
membangun aplikasi dengan lebih cepat
karena sebagai developer kita akan lebih
memfokuskan pada pokok permasalahan
sedangkan hal-hal penunjang lainnya seperti
koneksi database, form validation, GUI,
dan security; umumnya telah disediakan
oleh framework. Disamping itu dengan
aturan-aturan yang jelas, aplikasi jadi lebih
solid, more readable, dan kolaborasi dalam
tim dapat lebih mudah dilaksanakan.
Framework CodeIgniter digunakan
karena memberikan kemudahan untuk
mengembangkan aplikasi, seperti:
- Berinteraksi dengan database
apapun dengan satu bahasa tunggal.
- Manajemen session dan cookies.
- Melakukan validasi user input.
- Membangun html seperti table,
form, link, dan lainnya dengan kode
minimal.
- Berkomunikasi dengan ftp, captcha,
rss, dan teknologi lainnya.
SEMINAR TUGAS AKHIR PERIODE JULI 2011
Harun Al Rasyid Al Hamzany - 5205100034 5
9. Database Menurut Raghu Ramakrishnan, 2000,
Basis data (bahasa Inggris: database),
sekumpulan data terintegrasi dengan ukuran
mulai dari kecil sampai besar, yang secara
khusus menjelaskan aktifitas-aktifitas dari
satu atau beberapa organisasi yang satu
sama lain saling terkait. Perangkat lunak
yang digunakan untuk mengelola dan
memanggil kueri (query) basis data disebut
sistem manajemen basis data (database
management system, DBMS).
Aplikasi DBMS yang digunakan dalam
proyek ini adalah Microsoft SQL Server.
Microsoft SQL Server adalah sebuah sistem
manajemen basis data relasional (RDBMS)
produk Microsoft. Bahasa kueri utamanya
adalah Transact-SQL yang merupakan
implementasi dari SQL standar ANSI/ISO
yang digunakan oleh Microsoft dan Sybase.
Umumnya SQL Server digunakan di dunia
bisnis yang memiliki basis data berskala
kecil sampai dengan menengah, tetapi
kemudian berkembang dengan
digunakannya SQL Server pada basis data
besar.
10. UML (Unified Modelling
Language) Unified Modeling Language (UML)
merupakan bahasa spesifikasi standar untuk
mendokumentasikan, menspesifikasikan,
dan membangun sistem perangkat lunak.
Menurut perintisnya, UML di
definisikan sebagai bahasa visual untuk
menjelaskan, memberikan spesifikasi,
merancang, membuat model, dan
mendokumentasikan aspek-aspek dari
sebuah system.
Karena tergolong bahasa visual, UML
lebih mengedepankan penggunaan diagram
untuk menggambarkan aspek dari system
yang sedang dimodelkan.
UML yang merupakan turunan dari
beberapa metode mempunyai kumpulan
diagram grafis sebagai kombinasi dari
konsep pemodelan data (entity relationship
diagram), pemodelan bisnis (work flow),
pemodelan obyek, dan pemodelan
komponen.
11. Analisis Sistem Analisis kebutuhan pengguna
merupakan kunci atas keberhasilan
implementasi sistem. Dalam tugas akhir ini
digunakan metode observasi dan wawancara
dengan beberapa stakeholder yang terkait.
Proses analisis sistem dimulai dengan
mendefinisikan kebutuhan pengguna,
meliputi:
Tujuan yang disepakati
Lingkungan
Pelaku / aktor
Cerita pengguna
Catatan wawancara
Mendefinisikan use case
Kebutuhan fungsional &
Kebutuhan non-fungsional.
Proses analisis berikutnya adalah analisis
KPI (Performance), yang sangat diperlukan
oleh perusahaan untuk mengetahui kondisi
terkini dari aset yang dimiliki. Analisis KPI
di sini meliputi
Downtime
Man Hours
Overtime
Costs.
Permasalahan yang ada pada saat ini yang
menjadi pertimbangan dalam desain sistem
adalah:
• Aplikasi perlu untuk dikembangkan
agar dapat memenuhi kebutuhan
perusahaan akan adanya suatu aset
manajemen yang terkomputerisasi.
• Aplikasi yang user friendly, dan
mudah dioperasikan untuk user
awam sekalipun.
• Aplikasi mampu mengadaptasikan
secara penuh proses bisnis
perusahaan ke dalam sistem,
meliputi proses bisnis Work
Request, Failure Report & Work
Order, mulai dari proses
pembuatan, persetujuan,
perencanaan, penjadwalan,
pelaksanaan dan pengarsipan.
• Aplikasi dapat menampilkan
informasi KPI (Performance) dari
aset perusahaan, agar manajemen
dapat mengetahui kondisi terkini
dari aset & dapat menentukan
pengambilan keputusan berdasarkan
informasi tersebut.
Hasil analisis kebutuhan beserta
fungsionalitas dapat dilihat sebagai berikut:
o Sistem bisa mengelola Work Request
o Sistem bisa mengelola Failure Report
o Sistem bisa mengelola Work Order
o Sistem bisa menampilkan Performance
SEMINAR TUGAS AKHIR PERIODE JULI 2011
Harun Al Rasyid Al Hamzany - 5205100034 6
12. Desain Sistem Desain merupakan penerjemahan
kebutuhan sistem ke dalam suatu aplikasi
dengan visualisasi.
Dari tahap definisi use case diagram,
actor yang terlibat dalam sistem: 1.
Administrator, 2. Planner, 3. Supervisor, 4.
Superintendent, 5. Technician, 6. Operator,
dan 7. Staff.
Sedangkan proses atau use case yang
dibutuhkan adalah : 1. Fungsionalitas Akses
Umum, 2. Work Request, 3. Failure Report,
4. Work Order, 5. Performance, 6.
Advanced Search, 7. Pengelolaan User, 8.
Pengelolaan Aset, 9. Pengelolaan PM, 10.
Pengelolaan Departemen, 11. Pengelolaan
Lokasi, 12. Pengelolaan Menu, 13.
Pengelolaan Posisi, 14. Pengelolaan Hak
Akses, 15. Pengelolaan Seksi, 16.
Pengelolaan Skill, 17. Pengelolaan Unit
Pengukuran.
Berikut ini adalah salah satu use case
diagram: uc Akses Umum
Users
(from Actors)
Login
Logout
Reset Password
«precedes»
Gambar 1. Use Case Akses Umum
Use case diagram di atas adalah untuk
Fungsionalitas Akses Umum yang terdiri
dari fungsi Login, Logout dan Reset
Password.
Selain use case diagram, diagram lain
yang digunakan dalam proses desain ini
adalah robustness diagram, sequence
diagram dan state diagram, yang
kesemuanya adalah tipe desain perilaku
(behavioral design). Sedangkan untuk
desain struktural (structural design),
digunakan CDM (Conceptual Data Model)
& class diagram.
13. Uji Coba Pada tahap ini dibuat aplikasi yang
sesuai dengan spesifikasi rancangan dan
dilakukan ujicoba untuk menguji
keberhasilan sistem.
Lingkungan Uji Coba
Spesifikasi komputer yang digunakan
untuk menguji INTRAMAS ini antara lain:
A. Spesifikasi komputer aplikasi server dan
database server
o Intel XEON 2,8 GHz
o 4 GB DDR2
o HD 250 GB SATA
o Mainboard Intel 945 + VGA +SC
o Monitor 14 Inch 1024x768
o Sistem operasi Windows Server
2008
o Database SQL Server 2008 R2
B. Spesifikasi komputer client
o Pentium Core2Duo 2Ghz
o 1 GB DDR
o HD 80GB
o Mainboard + Soundcard + VGA
o Monitor 14 Inch 1024x768
o Sistem operasi Windows Vista
o Web browser
Skenario Uji Coba Skenario uji coba ini disusun
berdasarkan beberapa use case yang telah
dibuat pada tahap desain.
Skenario uji coba yang dilakukan antara
lain:
• Uji coba Work Request.
Requester mengajukan Work Request,
kemudian dia kirimkan ke supervisor
untuk disetujui. Setelah disetujui oleh
supervisor, Work Request diajukan ke
superintendent untuk proses persetujuan
lagi. Selesai disetujui superintendent,
dokumen Work Request dikirimkan ke
planner untuk dibuat jadwal
pelaksanaannya.
• Uji coba Failure Report
Seorang originator/reporter menemukan
suatu masalah pada suatu aset, lalu
menuliskan laporannya dalam Failure
Report. Dokumen Failure Report
kemudian dikirimkan ke supervisor &
lalu superintendent untuk diminta
persetujuan/approval. Setelah disetujui,
dokumen kemudian diserahkan ke
planner untuk dibuatkan jadwal
pelaksanaannya.
SEMINAR TUGAS AKHIR PERIODE JULI 2011
Harun Al Rasyid Al Hamzany - 5205100034 7
• Uji coba Work Order
Dimulai dari Planner yang memegang
Work Request kemudian merencanakan
jadwal eksekusi Work Order. Work
Order lalu diserahkan kepada supervisor
dari section(s) yang berkompeten.
Supervisor di sini bertugas untuk
mengalokasikan waktu & personel
bawahannya untuk melakukan eksekusi
Work Order. Dokumen Work Order
kemudian diserahkan kepada sang
bawahan untuk dieksekusi, dan sang
bawahan wajib menyerahkan kembali
dokumen tersebut dengan laporan
lengkap ke supervisornya. Supervisor
akan me-review laporan pekerjaan para
bawahannya, jika supervisor setuju maka
dokumen akan diserahkan kepada
superintendent. Superintendent juga akan
mengevaluasi laporan Work Order, dan
sama seperti supervisor, dia juga bisa
menolak ataupun menyetujui. Jika
dokumen telah disetujui oleh
superintendent, maka akan diserahkan
kepada planner untuk dijadikan arsip.
14. Penutup
Simpulan
Simpulan yang dapat diambil dari
proyek ini adalah sebagai berikut:
1. INTRAMAS (Integrated Asset
Management System) merupakan
sebuah aplikasi yang memiliki fasilitas
pengelolaan & pemeliharaan terhadap
asset-aset yang dimiliki oleh perusahaan
yang sudah dinanti-nantikan oleh
manajemen selama beberapa tahun
terakhir.
2. Aplikasi INTRAMAS ini berfungsi
untuk mengadaptasikan sistem
pemeliharaan sebelumnya yang masih
berjalan secara manual menjadi suatu
sistem informasi dengan modul-modul
proses bisnis yang saling terintegrasi.
3. INTRAMAS mampu secara penuh
mengadaptasikan alur proses bisnis
perusahaan ke dalam sistem, baik itu
Work Request, Failure Report atau
Work Order, dimulai dari tahap awal
pembuatan, persetujuan, penjadwalan,
pelaksanaan dan penyimpanan arsip
dokumen-dokumen tersebut.
4. Dengan bergantinya sistem dari manual
(paper based) menjadi suatu sistem
yang terkomputerisasi, perusahaan tidak
perlu lagi menghabiskan banyak kertas
untuk mengimplementasikan proses
bisnis mereka, sehingga tidak perlu lagi
menghabiskan waktu & tempat di ruang
kerja. Cara seperti ini secara tidak
langsung juga dapat mendukung
program pengurangan penggunaan
kertas (paperless program) di dunia.
5. Dengan adanya sistem informasi seperti
ini, jalannya proses bisnis dapat lebih
mudah untuk di-monitor dan dianalisis
untuk keperluan pengambilan keputusan
dalam perusahaan ke depan.
6. Dengan tampilan yang user friendly,
aplikasi INTRAMAS cukup mudah
untuk digunakan oleh pengguna, bahkan
yang masih awam sekalipun.
7. Modul Performance (Key Performance
Indicators), dapat membantu
perusahaan untuk mengetahui kondisi
terkini mengenai asetnya, khususnya
dalam segi costs, downtime, man hours,
& overtime.
8. Berdasarkan hasil uji coba beberapa
fungsi utama yang dilakukan
menggunakan skenario, uji coba
INTRAMAS ini telah berjalan sesuai
dengan desain yang dibuat dan telah
sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Saran
Beberapa hal yang diharapkan dapat
dikembangkan di masa mendatang adalah
sebagai berikut:
1. Karena uji coba yang dilakukan hanya
dari sisi fungsi saja, maka diharapkan
pada tahap pengembangan berikutnya
dilakukan dokumentasi terhadap uji
coba berdasarkan Test Case dengan
tujuan agar semua use case yang dibuat
benar-benar teruji dan mengetahui
sistem apakah sudah layak untuk
digunakan.
2. Pada saat ini penggunaan INTRAMAS
difokuskan pada departemen yang
mengimplementasikan proses bisnis dan
dokumen pemeliharaan saja, yakni
departemen produksi dan maintenance.
Di kemudian hari bisa ditambahkan
modul-modul untuk departemen lainnya
seperti Finance, HRD ataupun SCM.
SEMINAR TUGAS AKHIR PERIODE JULI 2011
Harun Al Rasyid Al Hamzany - 5205100034 8
15. Daftar Pustaka
Aaby, Anthony. 1996. Introduction to
Programming Language. Pennsylvania:
Kretchmar Hall.
Basuki, Awan Pribadi. 2010. Membangun
Web Berbasis PHP dengan Framework
CodeIgniter. Jakarta: Loko Media.
Codeigniter. Codeigniter PHP Framework.
http://codeigniter.com/. 10 Oktober 2010.
Kadir, Abdul. 2003. Dasar Pemrograman
Web Dinamis Menggunakan PHP.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Kadir, Abdul. 2009. Mastering Ajax &
PHP. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Mather, Daryl. 2003. CMMS A Timesaving
Implementation Process. Florida: CRC.
Microsoft SQL Server. Microsoft SQL
Server 2008 R2 Official Website.
http://www.microsoft.com/sqlserver/2008/e
n/US/default.aspx. 10 Oktober 2010.
PHP. PHP Official Website.
http://www.php.net/. 10 Oktober 2010.
Ramakrishnan, Raghu; Gehrke, Johannes.
2000. Database Management System. New
York: McGraw-Hill.
Robbins, Stephen; Coulter, Mary. 2002.
Management. New Jersey, California:
Prentice Hall.
Rosenborg, Doug; Stephens, Matt. 2007.
Use Case Driven Object Modeling with
UML Theory and Practice. New York:
Apress.
Sutanta, Edhy. 2003. Sistem Informasi
Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wan Mahmood, Wan Hasrulnizzam. 2009.
Maintenance Management System for
Upstream Operations in Oil & Gas
Industry: Case Study. World Academy of
Science, Engineering & Technology.
Wireman, Terry. 2004. Benchmarking Best
Practices in Maintenance Management.
New York: Industrial Press.
Wireman, Terry. 1994. Computerized
Maintenance Management System. New
York: Industrial Press.
Wireman, Terry. 2005. Developing
Performance Indicators for Managing
Maintenance. New York: Industrial Press.