analisis hukum mengenai pencabutan izin pt synergy asset management selaku manajer investasi (2)

23
ANALISIS HUKUM MENGENAI PENCABUTAN IZIN PT SYNERGY ASSET MANAGEMENT SELAKU MANAJER INVESTASI BAB I A. Latar Belakang Masalah Sepuluh tahun terakhir, perkembangan Pasar Modal Indonesia sangat signifikan, diindikasikan dengan mulai banyak pelaku bisnis berinvestasi di Pasar Modal. Sejalan perkembangan pasar modal tersebut, perbuatan pelanggaran dan tindak pidana pasar modal juga semakin meningkat. Terdapat pandangan bahwa perlindungan hukum pasar modal di Indonesia sangat lemah. Lemahnya penegakkan hukum dapat terjadi karena beberapa hal, antara lain disebabkan oleh UU dan Peraturan Pasar Modal yang ketinggalan dengan perkembangan bisnis pasar modal dan lemahnya institusi Penegak Hukum dalam melakukan law enforcement atau kurang profesionalnya aparat penegak hukum itu sendiri. Salah satu contoh kasus terbaru kejahatan pasar modal yang akan kami bahas ialah mengenai pencabutan izin PT Synergy Asset Management selaku Manajer Investasi oleh Bapepam dikarenakan telah melakukan pelanggaran-pelanggaran terhadap UU no.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal dan 1

Upload: ahmadfadillah6

Post on 31-Jul-2015

521 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Hukum Mengenai Pencabutan Izin Pt Synergy Asset Management Selaku Manajer Investasi (2)

ANALISIS HUKUM MENGENAI PENCABUTAN IZIN PT SYNERGY

ASSET MANAGEMENT SELAKU MANAJER INVESTASI

BAB I

A. Latar Belakang Masalah

Sepuluh tahun terakhir, perkembangan Pasar Modal Indonesia sangat

signifikan, diindikasikan dengan mulai banyak pelaku bisnis berinvestasi di

Pasar Modal. Sejalan perkembangan pasar modal tersebut, perbuatan

pelanggaran dan tindak pidana pasar modal juga semakin meningkat. Terdapat

pandangan bahwa perlindungan hukum pasar modal di Indonesia sangat

lemah. Lemahnya penegakkan hukum dapat terjadi karena beberapa hal,

antara lain disebabkan oleh UU dan Peraturan Pasar Modal yang ketinggalan

dengan perkembangan bisnis pasar modal dan lemahnya institusi Penegak

Hukum dalam melakukan law enforcement atau kurang profesionalnya aparat

penegak hukum itu sendiri. Salah satu contoh kasus terbaru kejahatan pasar

modal yang akan kami bahas ialah mengenai pencabutan izin PT Synergy

Asset Management selaku Manajer Investasi oleh Bapepam dikarenakan telah

melakukan pelanggaran-pelanggaran terhadap UU no.8 tahun 1995 tentang

Pasar Modal dan Peraturan Nomor V.G.1 tentang Perilaku Yang Dilarang

Bagi Manajer Investasi.

PT Synergy Asset Management adalah perusahaan efek yang berperan

sebagai manajer investasi. PT Synergy Asset Management mengelola dana

nasabah berdasarkan Kontrak Pengelolaan Dana (KPD). Perusahaan yang

mulai beroperasi sejak 15 Mei 2006 ini mengelola dana nasabah berdasarkan

Kontrak Pengelolaan Dana (KPD), yaitu KPD Full Discretionary,

Discretionary Pretected Fund (KPD biasa) dan KPD khusus (KPD tol).

PT Synergy Asset Management memiliki induk perusahaan (holding)

yaitu PT Synergy Pakaryan Utama (PT SPU), dimana PT SPU menyalurkan

dana untuk pembiayaan kegiatan usaha anak perusahaan serta perusahaan

1

Page 2: Analisis Hukum Mengenai Pencabutan Izin Pt Synergy Asset Management Selaku Manajer Investasi (2)

terafiliasinya yaitu PT Synergy Capital Utama, PT First Asset Management,

PT Griyatama Bumi Mandiri, PT Global Exposure, PT Codematel, PT

Synergy Texindo Utama, PT Synergy Golf Australia, PT Tirtamukti dan

pihak non afiliasi yaitu PT Mitra Kreasi dan PT Head Quarter Internusa.

Namun dalam perkembangannya, PT Synergy Asset Management

tidak melakukan tugasnya selaku manajer investasi dengan benar dan terbuka,

terdapat empat pelanggaran terhadap Undang-Undang no.8 tahun 1995

tentang Pasar Modal yang dilakukan oleh PT Synergy Asset Management,

keempat hal tersebut ialah : Pertama, PT Synergy Asset Management tidak

mempunyai informasi yang jelas dan lengkap tentang latar belakang keuangan

nasabah; Kedua, PT Synergy Asset Management melakukan cara yang tidak

rasional dalam berinvestasi, Ketiga, Adanya benturan kepentingan, dan

Keempat, PT Synergy Asset Management melakukan penyalahgunaan dana

nasabah.

Berdasarkan pelanggaran-pelanggaran tersebut maka Bapepam LK

melalui Putusannya Nomor. Kep.06/BL/MI/S.5/2010 melakukan pencabutan

izin usaha perusahaan efek PT Synergy Asset Management sebagai Manajer

Investasi. Dalam putusan tersebut PT Synergy Asset Management wajib

bertanggung jawab atas segala akibat yang timbul dari tindakan pegawainya,

termasuk atas tindakan Sdri. Dyah Irawati Mastuti sebagai Head of

Marketing, dan tindakan Sdr. Hidiarto sebagai Head of Finance and

Compliance yang antaralain bertanggung jawab atas kepatuhan PT Synergy

Asset Management terhadap peraturan perUndang-Undangan yang berlaku.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja pelanggaran yang dilakukan oleh PT Synergy Asset

Management?

2. Bagaimana pertanggung jawaban perseroan dan pengurus terhadap

adanya benturan kepentingan dalam transaksi tertentu?

2

Page 3: Analisis Hukum Mengenai Pencabutan Izin Pt Synergy Asset Management Selaku Manajer Investasi (2)

BAB II

PEMBAHASAN

I. Kejahatan Dan Pelanggaran Di Bidang Pasar Modal

a. Pelanggaran yang dilakukan oleh PT Synergy Asset Management

Dalam Undang-Undang No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal telah diatur

berbagai bentuk pelanggaran dan tindak pidana pasar modal beserta sanksi bagi

pelaku, namun dalam kegiatan pasar modal tidak terlepas dari berbagai pelanggaran

dan perbuatan tindak pidana yang dilakukan, baik sengaja maupun tidak sengaja demi

untuk mendapatkan keuntungan.

Berdasarkan kasus PT Synergy Asset Management terdapat empat

pelanggaran terhadap Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, yakni

meliputi :

1. Tidak adanya info yang jelas mengenai latar belakang keuangan nasabah.

2. Tidak ada rasionalitas dalam berinvestasi mengelola dana nasabah.

3. Adanya benturan kepentingan dalam transaksi tertentu.

4. Adanya penyalahgunaan dana nasabah.

1. Tidak adanya info yang jelas mengenai latar belakang keuangan nasabah.

Tidak seluruh nasabah KPD PT Synergy Asset Management membuat

perjanjian pengelolaan dana, namun nasabah hanya memperoleh sertifikat investasi

yang berisi informasi tentang nama nasabah, nilai nominal, jangka waktu, dan

indikasi hasil investasi. Hal ini menunjukkan bahwa PT Synergy Asset Management

tidak mempunyai latar belakang keuangan nasabah, sehingga PT Synergy Asset

Management tidak mempunyai informasi tentang latar belakang keuangan nasabah,

sehingga PT Synergy Asset Management melanggar ketentuan sebagaimana

dimaksud dalam pasal 36 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar

Modal.

3

Page 4: Analisis Hukum Mengenai Pencabutan Izin Pt Synergy Asset Management Selaku Manajer Investasi (2)

2. Tidak ada rasionalitas dalam berinvestasi mengelola dana nasabah.

PT Synergy Asset Management selaku manajer investasi mengelola dana

berdasarkan Kontrak Pengelolaan Dana (KPD), yaitu KPD Full Discretionary dan

Discretionary Protected Fund (KPD biasa), jangka waktu pengelolaan dana pada

produk ini adalah 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan (jangka pendek). Investasi

Discretionary Fund lazimnya memiliki jumlah minimum investasi yang jauh lebih

tinggi dibandingkan jumlah minimum investasi pada produk seperti reksa dana,

sekuritas, produk derivatif ataupun term deposit perbankan. Jangka waktu dalam

pengelolaan produk Discretionary ini beragam sesuai kesepakatan, ada yang 3

bulan, 6 bulan, atau 1 tahun.

PT Synergy Asset Management dalam mengelola dana tidak

menggunakan dasar pertimbangan yang rasional dalam berinvestasi, dimana hal

tersebut terlihat dari jangka waktu investasi antara PT Synergy Asset

Management dengan nasabah KPD biasa yaitu 3 bulan sampai dengan 12 bulan

(jangka pendek) sementara proyek yang dibiayai PT Synergy Pakaryan Utama

(SPU) antara lain proyek pembangunan perumahan, adalah proyek atau investasi

jangka panjang, sehingga PT Synergy Asset Management terbukti melanggar

ketentuan angka 1 Peraturan Nomor V.G.1 tentang Perilaku Yang Dilarang Bagi

Manajer Investasi jo angka 1 Peraturan Nomor V.G.3 Tentang Pedoman Dalam

Rangka Pengambilan Keputusan Oleh Manajer Investasi.

3. Adanya benturan kepentingan dalam transaksi tertentu.

Atas penempatan dana oleh PT Synergy Asset Management, PT SPU

secara bertahap menerbitkan Promissory Notes (PN) kepada PT Synergy Asset

Management. Hal ini menunjukkan adanya benturan kepentingan dari PT Synergy

Asset Management dalam penempatan dana tersebut. Benturan kepentingan

tersebut tidak pernah disampaikan secara tertulis kepada nasabah sehingga PT

Synergy Asset Management terbukti melanggar ketentuan angka 9 Peraturan

4

Page 5: Analisis Hukum Mengenai Pencabutan Izin Pt Synergy Asset Management Selaku Manajer Investasi (2)

Bapepam dan LK Nomor V.G.1 tentang Perilaku Yang Dilarang Bagi Manajer

Investasi.

4. Adanya penyalahgunaan dana nasabah.

PT Synergy Asset Management selain menyalurkan atau

menempatkan dana pada perusahaan terafiliasinya, PT SPU juga menggunakan

dana yang berasal dari PT Synergy Asset Management untuk membiayai

operasional PT SPU seperti membayar gaji karyawan, untuk pembelian gabah dan

untuk membayar bunga Promissory Notes (PN) yang telah jatuh tempo kepada PT

Synergy Asset Management, serta dipergunakan untuk membayar nasabah salah

satu anak perusahaan PT SPU yaitu PT First Asset Management. Hal ini

menunjukkan bahwa PT Synergy Asset Management secara langsung maupun

tidak langsung telah menipu atau mengelabui nasabahnya, sehingga PT Synergy

Asset Management terbukti melanggar pasal 90 UU No.8 Tahun 1995 Tentang

Pasar Modal.

b. Bentuk-bentuk Tindak Pidana Pasar Modal

Perbuatan yang dilarang berdasarkan Undang-Undang No.8 Tahun 1995

tentang Pasar Modal meliputi :

1. Penipuan, yaitu yang diatur dalam Pasal 9 Undang-Undang No.8 Tahun 1995,

bahwa dalam kegiatan perdagangan efek, setiap pihak dilarang secara langsung

atau tidak langsung :

a. Menipu, atau mengelabui pihak lain dengan menggunakan sarana dan

atau cara apapun.

b. Turut serta menipu atau mengelabui pihak lain dan membuat pernyataan

tidak benar mengenai fakta yang material atau tidak mengungkapkan

fakta yang material agar pernyataan yang dibuat tidak menyesatkan

mengenai keadaan yang terjadi pada saat pernyataan dibuat dengan

maksud untuk menguntungkan atau menghindarkan kerugian untuk diri

5

Page 6: Analisis Hukum Mengenai Pencabutan Izin Pt Synergy Asset Management Selaku Manajer Investasi (2)

sendiri atau pihak lain atau dengan tujuan mempengaruhi pihak lain

untuk membeli atau menjual efek.

2. Manipulasi Pasar :

a. Menciptakan gambaran semu atau menyesatkan mengenai kegiatan

perdagangan, keadaan pasar, atau harga efek (pasal 91)

b. Rekayasa harga efek di bursa, yaitu apabila setiap pihak, baik sendiri-

sendiri maupun bersama-sama dengan pihak lain, melakukan dua

transaksi efek atau lebih, baik langsung maupun tidak langsung,

sehingga menyebabkan harga efek di bursa efek tetap, naik atau turun

dengan tujuan mempengaruhi pihak lain untuk membeli, menjual atau

menahan efek (pasal 92)

c. Memberikan pernyataan atau keterangan yang tidak benar atau

menyesatkan, sehingga harga efek di bursa terpengaruh, yaitu setiap

pihak dilarang dengan cara apapun, membuat pernyataan atau

memberikan keterangan yang secara material tidak atau menyesatkan,

sehingga mempengaruhi harga efek apabila pada saat pernyataan dibuat

atau keterangan diberikan (pasal 93) :

1. Pihak yang bersangkutan mengetahui atau sepatutnya mengetahui

bahwa pernyataan atau keterangan tersebut secara material tidak

benar atau menyesatkan.

2. Pihak yang bersangkutan tidak cukup berhati-hati dalam menentukan

kebenaran material dari pernyataan atau keterangan tersebut.

3. Insider Trading :

Adalah perdagangan efek dengan mempergunakan Informasi Orang Dalam

(IOD). IOD adalah informasi material yang dimiliki orang dalam yang

belum tersedia untuk umum.

UU No.8 Tahun 1995 tidak memberikan batasan insider trading secara

tegas, transaksi yang dilarang antara lain yaitu orang dalam dari emiten yang

mempunyai informasi orang dalam melakukan transaksi penjualan atau

6

Page 7: Analisis Hukum Mengenai Pencabutan Izin Pt Synergy Asset Management Selaku Manajer Investasi (2)

pembelian atas efek emiten atau perusahaan lain yang melakukan transaksi

dengan emiten atau perusahaan publik yang bersangkutan.

Orang yang dikenal dengan insider adalah :

a. Manajemen, pegawai atau pemegang saham utama emiten atau

perusahaan publik.

b. Pihak yang karena kedudukan atau profesinya atau karena hubungan

usahanya dengan emiten atau perusahaan publik memungkinkannya

mempunyai IOD.

c. Pihak yang dalam 6 bulan terakhir tidak lagi menjadi a dan b di atas.

Berdasar bentuk-bentuk di atas maka kasus PT Synergy Asset Management ini

merupakan bentuk pelanggaran yang pertama, yakni penipuan.

c. Indikator Terjadinya Tindak Pidana Pasar Modal

Tujuan utama pelaku pasar modal melakukan transaksi efek di pasar modal

untuk medapatkan keuntungan yang sebanyak mungkin, tidak sebaliknya

menanggung kerugian. Harapan pelaku pasar sebagai investor saham akan

mendapatkan keuntungan dari perusahaan dalam bentuk deviden dan investor

juga mendapatkan keuntungan dalam bentuk capital gain, yaitu apresiasi harga

pasar terhadap harga beli. Kenaikan harga saham didukung kinerja keuangan

dan pertumbuhan perusahaan yang menjanjikan, tidak direkayasa atau

penciptaan pasar semu (penggorengan saham).

Pada prinsipnya mendapatkan keuntungan dalam transaksi suatu yang wajar

dan masuk akal jika dilakukan secara taat asas, namun jika perbuatan tersebut

diiringi dengan keinginan besar untuk mengambil untung secara tidak wajar

dengan merugikan orang lain, maka pada saat itu akan timbul perbuatan yang

bertentangan dengan hukum dan etika.

7

Page 8: Analisis Hukum Mengenai Pencabutan Izin Pt Synergy Asset Management Selaku Manajer Investasi (2)

d. Sanksi Atas Pelanggaran Di Bidang Pasar Modal

Berdasar pasal 102 UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal maka sanksi

yang diberikan oleh Bapepam kepada PT Synergy Asset Management adalah

sanksi administratif berupa :

Bapepam dan LK melalui Keputusan Bapepam dan LK No. 06/BL/MI.5.2010

tentang Pencabutan Izin Usaha Perusahaan Efek sebagai Manajer Investasi Atas

Nama PT Synergy Asset Management mencabut izin usaha PT Synergy Asset

Management sebagai Manajer Investasi sebagaimana tertuang dalam Keputusan

Bapepam No. Kep. 01/BL/MI/2006 tanggal 15 Mei 2006 tentang pemberian izin

usaha Perusahaan Efek sebagai Manajer Investasi Atas Nama PT Synergy Asset

Management.

Dengan pencabutan tersebut maka PT Synergy Asset Management :

a. Diperintahkan untuk menyelesaikan seluruh kewajibannya kepada nasabah

Kontrak Pengelolaan Dana (KPD),

b. Dilarang melakukan kegiatan usaha di bidang Manajer Investasi, dan

c. Dilarang menggunakan nama dan logo PT Synergy Asset Management

untuk tujuan dan kegiatan apapun, selain untuk kegiatan yang berkaitan

dengan pembubaran PT Synergy Asset Management.

Berdasar pasal 104 UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal disebutkan

bahwa setiap pihak yang melanggar ketentuan pasal 90, dimana dalam hal ini

PT Synergy Asset Management telah melanggar pasal tersebut mengenai

penipuan yang dilakukannya maka dapat diancam dengan pidana penjara paling

lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp.15.000.000.000, 00 (lima

belas miliar rupiah).

8

Page 9: Analisis Hukum Mengenai Pencabutan Izin Pt Synergy Asset Management Selaku Manajer Investasi (2)

II. Pertanggungjawaban Perseroan Dan Pengurus Terhadap Adanya Benturan

Kepentingan

Pembahasan ini berusaha menjawab pertanyaan kedua yaitu bagaimana

pertanggungjawaban perseroan pengurus dalam hal ini direksi dan komisaris

terhadap adanya pelanggaran benturan kepentingan. UUPM mengatur mengenai

transaksi yang mengandung benturan kepentingan (conflict of interest) dalam

Pasal 82 ayat 2. UUPM mencantumkan ketentuan mengenai hal ini menandakan

bahwa praktik demikian telah berlangsung lama dan berpotensi merugikan salah

satu pihak, karena adanya unsur kolusi dan pelanggaran terhadap prinsip

keterbukaan informasi. UUPM pasal 82 ayat 2 menyebutkan “Bapepam dapat

mewajibkan emiten atau perusahaan publik untuk memperoleh persertujuan

mayoritas pemegang saham independen untuk secara sah dapat melakukan

transaksi yang berbenturan kepentingan, yaitu kepentingan-kepentingan

ekonomis emiten atau perusahaan publik dengan kepentingan ekonomis pribadi

direksi atau komisaris atau juga pemegang saham utama emiten atau perusahaan

publik.” Bapepam mempertegas kata dapat mewajibkan pada UUPM pasal 82

ayat 2 menjadi suatu keharusan melalui Nomor IX E.1 Tentang Benturan

Kepentingan Transaksi Tertentu”.

UUPM pasal 82 ayat 2 jo. Peraturan Nomor IXE1 merupakan

perlindungan dari dua sisi. Pertama, Bapepam mempunyai kapasitas untuk

menegakkan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal yang

berkaitan dengan transaksi benturan kepentingan tertentu. Penegakan hukum

atas pelanggaran terhadap ketentuan mengenai transaksi benturan kepentingan

tertentu merupakan tindakan represif. Artinya, perbuatan telah terjadi

kemungkinan kerugian pun telah dialami. Sedangkan penerapan prinsip

keterbukaan dan pemberdayaan pemegang saham independen di dalam proses

pengambilan keputusan merupakan sarana hukum untuk mencegah transaksi

benturan kepentingan tertentu yang biasa menguntungkan pihak-pihak tertentu

dan sekaligus merugikan perseroan. Penerapan prinsip keterbukaan dan

9

Page 10: Analisis Hukum Mengenai Pencabutan Izin Pt Synergy Asset Management Selaku Manajer Investasi (2)

pemberdayaan pemegang saham independen merupakan sarana preventif.

Tindakan preventif jauh lebih baik. Namun, pemegang saham perlu memahami

hak dan menggunakan haknya untuk melindungi kepentingan secara proaktif.

Transaksi yang mengandung benturan kepentingan adalah transaksi

yang mengandung perbedaan kepentingan ekonomis antara perusahaan di satu

pihak dengan pihak direksi, komisaris, atau pemegang saham di lain pihak.

Transaksi yang demikian mungkin dilakukan atau difasilitasi oleh direksi

berdasarkan kekuasaannya.

Dengan kekuasaannya direksi mengambil keputusan untuk bertransaksi

demi kepentingannya atau kepentingan pihak lain, bukan demi perseroan. Untuk

Bapepam mengharuskan persetujuan mayoritas pemegang saham independen.

Jika transaksi tersebut dilakukan tanpa memenuhi persyaratan tersebut, maka

tindakan direksi dan komisaris dianggap sebagai tindakan di luar

kewenangannya.

Pihak yang menyebabkan terjadinya transaksi tersebut dapat dimintakan

pertanggungjawaban. Bapepam berwenang mengenakan sanksi kepada pihak

yang menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut (angka 13). Pihak yang

dimaksud di sini adalah direksi dan komisaris perusahaan. Sanksi dapat

dikenakan adalah sanksi peringatan tertulis dan denda (UUPM pasal 102 ayat 2

huruf a,b).

Tindakan Bapepam meminta pertanggungjawaban kepada perusahaan

dan pengurus mengacu kepada UUPT pasal 85 ayat 2 jo. UUPM pasal 102 ayat

1 dengan begitu pengurus perseroan tidak dapat mengelakkan tanggung

jawabnya dan mengalihkan tanggung jawab kepada perseroan. Dengan

dimungkinkannya sanksi direksi dan komisaris terkena sanksi dalam Peraturan

IX E1 diharapkan pengelolaan perusahaan publik kian baik. Dengan begitu

pasar modal menjadi tempat yang aman dan menarik bagi masyarakat untuk

menanamkan uangnya.

Transaksi yang mengandung benturan kepentingan merupakan transaksi

yang tidak biasa menurut peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal

10

Page 11: Analisis Hukum Mengenai Pencabutan Izin Pt Synergy Asset Management Selaku Manajer Investasi (2)

Indonesia. Maka terhadap pelanggaran atas ketentuan tersebut Bapepam

mengenakan sanksi kepada para pelaku yang dianggap bertanggung jawab atas

terjadinya peristiwa tersebut.

Terhadap setiap pelanggaran transaksi yang mengandung benturan

kepentingan, Bapepam menyatakan secara tegas bahwa siapa saja yang

bertanggung jawab akan dikenakan sanksi. Jenis sanksi untuk pelanggaran

ketentuan transaksi yang mengandung benturan kepentingan adalah sanksi

administratif. Sanksi untuk pelanggaran terhadap ketentuan mengenai transaksi

yang mengandung benturan kepentingan menurut UUPM pasal 102, yaitu :

Peringatan tertulis;

Denda atau kewajiban untuk membayar sejumlah uang tertentu;

Pembatasan;

Pembekuan kegiatan usaha;

Pencabutan izin usaha;

Pembatalan persetujuan; dan pembatalan pendaftaran;

Sanksi lain ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Sedangkan ketentuan mengenai sanksi denda diatur dalam UUPM

pasal jo. PP Nomor 45 tahun 1995 Pasal 64 dan 65. PP Nomor 45 Tahun 1995

Pasal 65 memberikan landasan hukum kepada Bapepam untuk menjatuhkan

sanksi denda kepada pihak-pihak yang dianggap bertanggung jawab dan

terbukti bersalah atas terjadinya transaksi yang mempunyai benturan

kepentingan yang melanggar peraturan perundang-undangan di bidang pasar

modal.

Jumlah sanksi denda untuk transaksi yang mengandung benturan

kepentingan ditentukan dalam PP No. 45 tahun 1995 Pasal 65 yaitu denda

sebesar Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah) kepada orang perorangan yang

terbukti bersalah melanggar ketentuan mengenai transaksi yang mempunyai

benturan kepentingan. Untuk yang bukan perorangan, dikenakan jumlah denda

yang lebih besar lagi, yaitu Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).

11

Page 12: Analisis Hukum Mengenai Pencabutan Izin Pt Synergy Asset Management Selaku Manajer Investasi (2)

Dalam kasus PT.Sinergy Asset Management, meskipun Bapepam

mampu membuktikan bahwa PT. Sinergy Asset Management telah melakukan

pelanggaran benturan dengan menempatkan dana nasabahnya kepada PT. SPU,

dimana PT. SPU merupakan induk perusahaan dari PT. Sinergy Asset

Management. Bapepam hanya memberikan sanksi pencabutan izin usaha PT.

Synergy Asset Management. Seharusnya Bapepam juga memberikan sanksi

denda agar bisa menjadi menimbulkan efek jera, dan bisa menjadi peringatan

bagi perusahaan sejenis secara tidak langsung untuk tidak melakukan

pelanggaran benturan kepentingan yang merugikan nasabah.

Selain dapat dijerat dengan UUPM, pertanggungjawaban pengurus dan

perseroan apabila melakukan benturan kepentingan, juga dapat dijerat dengan

UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Pasal 92 ayat 1 UUPT No.

40 tahun 2007 menyatakan direksi menjalankan pengurusan perseroan untuk

kepentingan perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan.

Pasal 97 ayat 1 menyatakan Direksi bertanggung jawab atas pengurusan

perseroan sebagaimana dimaksud dalam pasal 92 ayat 2 tersebut di atas. Ayat 2

pasal ini menyatakan pengurusan sebagaimana dimaksud dalam pasal 97 ayat 1

wajib dilaksanakan setiap anggota direksi dengan iktikad baik dan penuh

tanggung jawab.

Selanjutnya ayat 3 menyebutkan setiap anggota direksi bertanggung

jawab secara pribadi atas kerugian perseroan, apabila yang bersalah atau lalai

menjalankan tugasnya sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dengan

pasal 2. dalam hal direksi terdiri atas 2 (dua) anggota direksi atau lebih, maka

tanggung jawab sebagaimana dimaksud ayat 3 berlaku secara tanggung renteng

bagi setiap anggota direksi (ayat 4).

Pasal 97 ayat 5 menyatakan anggota direksi tidak dapat

dipertanggungjawabkan atas kerugian sebagaimana dimaksud dalam ayat 3

apabila dapat membuktikan :

a. Kerugian tersebut bukan karena kesalahannya atau kelalainnya;

12

Page 13: Analisis Hukum Mengenai Pencabutan Izin Pt Synergy Asset Management Selaku Manajer Investasi (2)

b. Telah melakukan pengurusan dengan iktikad baik dan kehati-hatian untuk

kepentingan dan sesuai dengan maksud tujuan perseroan;

c. Tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung maupun tidak

langsung atas tindakan pengurusan yang mengakibatkan kerugian; dan

Telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau berlanjutnya

kerugian tersebut.

Tetapi oleh karena UUPT bukan merupakan kompentensi dari Bapepam,

maka langkah hukum yang harus dilakukan adalah pihak yang merasa

dirugikan mengajukan gugatan ke pengadilan.

13

Page 14: Analisis Hukum Mengenai Pencabutan Izin Pt Synergy Asset Management Selaku Manajer Investasi (2)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Dengan semakin besarnya minat masyarakat untuk menginvestasikan dananya

melalui Manajer Investasi maka kebutuhan akan peraturan hukum yang dapat

melindungi investor juga semakin besar, maka disini peran pemerintah

menjadi sangat penting, mengingat semakin banyaknya kejahatan dan

pelanggaran di bidang pasar modal.

2. Perbuatan melanggar hukum dan tindak pidana di bidang pasar modal

disebabkan masih lemahnya penegakkan hukum. Penegakkan yang dilakukan

oleh Bapepam - LK kurang ketat dan tegas, sehingga kondisi ini dijadikan

peluang bagi pelaku pasar modal untuk mencari keuntungan yang sebesar-

besarnya.

3. Kurangnya sosialisasi mengenai investasi dan kurangnya pengetahuan

masyarakat awam akan dunia investasi telah membuat masyarakat menjadi

banyak dirugikan oleh pelaku pasar modal yang nakal, termasuk oleh Manajer

Investasi dari investor itu sendiri.

B. Saran

1. Bagi investor yang ingin berinvestasi dalam bentuk discretionary fund

sebaiknya memilih Manager Investasi yang telah memiliki pengalaman yang

cukup dalam mengelola produk discretionary dan pastikan bahwa bentuk

kerjasama yang tertuang dalam kontrak pengelolaan dana sesuai dengan profil

dan tujuan anda berinvestasi.

2. Bagi pemerintah agar pelaku kejahatan dan pelanggaran pasar modal menjadi

jera, maka sebaiknya pemerintah melalui Bapepam harus melaksanakan

14

Page 15: Analisis Hukum Mengenai Pencabutan Izin Pt Synergy Asset Management Selaku Manajer Investasi (2)

penegakkan hukum secara tegas konsisten, dan membuat peraturan-peraturan

hukum yang bersifat melindungi investor.

15