new public choice makalah

27
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telah sejak awal abad 19 ketika paradigma neoklasik mendominasi gagasan ilmu ekonomi hingga kini. Asumsi dasar dari aliran ini ialah keyakinannya bahwa manusia pada dasarnya adalah homo-economicus. Manusia pada dasarnya adalah ‘rasional’ dan ‘egois’/individualis’. Ini berarti tiap individu memiliki kemampuan untuk menentukan tujuan pribadinya sendiri sekaligus tahu cara yang paling efisien untuk mewujudkan tujuannya itu. Tujuan itu dikatakan rasional jika mampu mendatangkan kebahagiaan terbesar bagi individu tersebut. Cara mencapai tujuan disebut rasional jika dengan pengorbanan sekecel-kecilnya namun membawa manfaat sebesar- besarnya. Menurut kaum neoklasik, satu-satunya mekanisme terbaik untuk mempertemukan kepentingan tiap individu yang rasional-egoistis ini adalah pasar. Disini, individu dapat mempertukarkan (membeli) apa yang dia perlukan dengan menjual apa yang dimiliki. Sisi permintaan dan penawaran terhadap suatu kebutuhan akan menghasilkan harga yang rasional. Sampai sini, individu baik sebagai pembeli maupun penjual akan sama- sama diuntungkan oleh harga rasional itu. Maka, jika mekanisme pasar dibiarkan sendiri (invisible hand), masyarakat secara keseluruhan akan diuntungkan. Pendekatan-pendekatan ekonomi dengan berbagai cara digambarkan sebagai “ekonomi politik baru” dimana ekonomi dahadapkan dengan “pilihan rasional” dan “pilihan publik” yang 1

Upload: yudistira-eka

Post on 18-Jan-2016

416 views

Category:

Documents


42 download

DESCRIPTION

Membahas mengenai pilihan publik

TRANSCRIPT

Page 1: New Public Choice Makalah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Telah sejak awal abad 19 ketika paradigma neoklasik mendominasi gagasan ilmu

ekonomi hingga kini. Asumsi dasar dari aliran ini ialah keyakinannya bahwa manusia pada

dasarnya adalah homo-economicus. Manusia pada dasarnya adalah ‘rasional’ dan

‘egois’/individualis’. Ini berarti tiap individu memiliki kemampuan untuk menentukan tujuan

pribadinya sendiri sekaligus tahu cara yang paling efisien untuk mewujudkan tujuannya itu.

Tujuan itu dikatakan rasional jika mampu mendatangkan kebahagiaan terbesar bagi individu

tersebut. Cara mencapai tujuan disebut rasional jika dengan pengorbanan sekecel-kecilnya

namun membawa manfaat sebesar-besarnya. Menurut kaum neoklasik, satu-satunya

mekanisme terbaik untuk mempertemukan kepentingan tiap individu yang rasional-egoistis

ini adalah pasar. Disini, individu dapat mempertukarkan (membeli) apa yang dia perlukan

dengan menjual apa yang dimiliki. Sisi permintaan dan penawaran terhadap suatu kebutuhan

akan menghasilkan harga yang rasional. Sampai sini, individu baik sebagai pembeli maupun

penjual akan sama-sama diuntungkan oleh harga rasional itu. Maka, jika mekanisme pasar

dibiarkan sendiri (invisible hand), masyarakat secara keseluruhan akan diuntungkan.

Pendekatan-pendekatan ekonomi dengan berbagai cara digambarkan sebagai

“ekonomi politik baru” dimana ekonomi dahadapkan dengan “pilihan rasional” dan “pilihan

publik” yang mewakili argumentasi para pendukung ekonomi. Satu pembenaran dalam

pendekatan ini adalah bahwa ekonomi harus berhadapan dengan pengertian “pengambilan

keputusan non pasar”, yang utamanya berarti kegiatan-kegiatan pemerintah. Meningkatnya

intervensi pemerintah dalam pasar-pasar ekonomi menyiratkan bahwa para ekonom harus

memperluas agenda mereka dengan menyertakan pengujian proses-proses barang-barang

publik diproduksi dan didistribusi, maupun dampak pemerintah terhadap pasar. Ekspansi

semacam ini melibatkan setidaknya dalam perspektif ekonomi politik baru, pengamatan

system politik itu sendiri sebagai analog sebuah pasar. Dalam kalimat William C. Mitchell,

sistem-sistem politik hendaknya dipandang tidak hanya sebagai mekanisme-mekanisme

pilihan pengambilan keputusan-keputusan ekonomi yang berdampak pada ekonomi pribadi,

namun juga sebagai hak ekonomi-ekonomi sendiri untuk membuat keputusan-keputusan

tentang anggaran atau produksi dan distribusi barang dan jasa publik.

1

Page 2: New Public Choice Makalah

Pilihan publik terlibat dengan eksplorasi sifat-sifat kesejahteraan sosial atau fungsi-

fungsi sosial. Berfokus pada masalah penggabungan preferensi-preferensi individu untuk

memaksimalkan fungsi kesejahteraan sosial, atau untuk memuaskan sekumpulan kriteria

normatif, yaitu, pada masalah negara sosial seperti apa yang semestinya dipilih, berdasarkan

preferensi-preferensi individual para pemberi suara. Ciri lain pendekatan ini adalah

penekanan pada penilaian dan penjelasan rasionalitas keputusan-keputusan, apakah oleh

individu ataupun oleh pemerintah. Meskipun tidak menyangkal kemungkinan adanya

kepentingan-kepentingan kolektif (atau tindakan-tindakan kolektif), pendekatan ini

(sebagaimana dalam pandangan Smith) melihat sebagai hasil pengejaran kepentingan-

kepentingan individu. Pendekatan ini tidak menyangkal keberadaan politik, namun berasumsi

bahwa perilaku politik dan institusi-institusi dapat dianalisis sebagai anolog dari perilaku

ekonomi dan institusi-institusi pasar. Oleh sebab itu, pentingnya Pilihan Publik atau Public

Choice maka kelompok kami mengangkat tema yang berjudul “Public Choice” untuk melihat

lebih dalam bagaimana public choice itu berdampak pada kegiatan ekonomi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, beberapa hal yang menjadi rumusan masalah

sebagai dasar pembahasan makalah ini, yaitu:

1. Latar belakang mengenai tentang pengertian public choice?

2. Bagaimana perkembangan public choice sampai saat sekarang ini?

3. Bagaimana presfektif dalam public choice?

4. Kasus-kasus apa saja yang terjadi dalam public choice?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini berdasarkan rumusan masalah di atas, antara lain:

1. Mengetahui latar belakang public choice,

2. Mengetahui perkembangan public choice sampai saat sekarang ini,

3. Mengetahui cara presfektif/kerjan public choice dalam masyarakat,

4. Mengetahui beberapa kasus-kasus public choice yang terjadi sampai saat

sekarang ini.

2

Page 3: New Public Choice Makalah

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Public Choice Menurut Beberapa Ahli

Teori pilihan publik ini awalnya muncul pada tahun 50an. Menurut Samuelson dan

Nordhaus mengemukakan bahwa teori pilihan public merupakan salah satu cabang ilmu

ekonomi yang mempelajari bagaimana pemerintah membuat keputusan yang terkait dengan

public. Kemudian  teori ini mendapat perhatian ketika James Buchanan mengembangkan

teori pilihan publik. James Buchanan mengemukakan bahwa teori pilihan public adalah

sebuah perspektif untuk bidang sosial politik yang muncul dari pengembangan dan penerapan

perangkat dan metode ilmu ekonomi. Intinya pilihan publik adalah “the economic study of

non market decision making”. Teori pilihan public ini dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Pendekatan Catalaxy,yaitu ekonomi sebagai ilmu pertukaran.  Para pelaku politik

menawarkan berbagai kebijakan public kepada masyarakat. Pembeli kebijakan public ini

adalah masyarakat pemilih yang akan memilih kebijakan yang benar-benar dapat mewakili

kebutuhan mereka.

2. Home Economicus (konsep manusia ekonomi), Konsep ini mengemukakan bahwa

manusia cenderung memaksimalkan manfaat utilitas untuk dirinya karena dihadapkan

pada kelangkaan sumber daya. Dalam pasar politik, politisi sebagai pelaku

memaksimalkan kepuasan pribadi yang dimotivasi oleh banyak factor seperti gaji ,reputasi

public, kekuasaan dan ruang untuk mengontrol birokrasi. Sementara para pemilih akan

mengontrol suara untuk mendapatkan kebijakan yang diinginkan.

Berdasarkan dari kedua aspek tersebut dapat dikatakan bahwa para pelaku politik

merupakan supply dan demandnya merupakan masyarakat. Jika kita mengemukakan

mengenai teori pilihan public maka kita akan menyinggung ilmu ekonomi dan ilmu politik,

karena pada dasarnya teori pilihan public merupakan alat atau metode yang dikembangkan ke

dalam teori ekonomi dan akan diaplikasikan ke sektor politik atau pemerintahan. Dalam teori

ini menjelaskan bagaimana proses pengambilan keputusan dalam penentuan pilihan

kebijakan publik yang paling efektif.  Teori pilihan publik ini mendeskripsikan bahwa secara

tipikal, ahli ekonomi politik melihat bahwa dalam wujud demokrasi, yang memberi ruang

untuk saling melakukan pertukaran diantara masyarakat, partai politik, pemerintah dan

birokrat.

3

Page 4: New Public Choice Makalah

Teori pilihan publik membantu pemerintah dalam memberikan kerangka atau

penjelasan mengenai bagaimana pemerintah mengambil keputusan. Sehingga dapat

membantu mempelajari perilaku anggota politik sebahai petunjuk untuk mengambil

keputusan public dalam penentuan pemilihan kebijakan public yang paling efektif.

Teori pilihan publik sebagian berasal dari literatur-literatur tentang keuangan negara

yang dikembangkan tahun 50-an oleh Musgrave & Peacock (Classics in the Theory of Public

Finance, 1958); Musgrave (The Theory of Public Finance, 1959); dan sebagian dari

kontribusi Kenneth Arrow (Social Choice and Individual Values, 1951); Anthony Downs (An

Economics Theory of Democracy, 1957); James Buchanan & Gordon Tullock (The Rational

Peasant, 1978). Teori-teori Olson (The Logic of Collective Action, 1965); dan Popkins (The

Rational Peasant, 1978). Teori-teori tersebut oleh pakar-pakar ekonomi dikembangkan lebih

lanjut menjadi Teori Publik. Tujuannya adalah untuk membantu pakar-pakar politik

memfasilitasi konseptualisasi berbagai teori politik sebagai masalah-masalah aksi kolektif.

Menurut Didik J. Rachbini pilihan publik adalah penerapan metode-metode ekonomi

terhadap bidang politik dengan dua masalah pokok yaitu masalah tindakan kolektif dan

masalah mengorganisasikan preperensi. Sedangkan politik diartikan sebagai seni bagaimana

sistem pemerintahan dilaksanakan. Public choice adalah pengambilan keputusan secara

bersama-sama/kolektif yang dilihat dari prespektif ekonomi untuk menjelaskan fenomena

social-politik. Dalam teori public choice ada beberapa unsure penting yang harus di

perhatikan yaitu supply-demand (pertukaran) dan kelembagaan.

Menurut Samuelson & Nordhaus (1995), teori pilihan publik adalah salah satu cabang

ilmu ekonomi yang memepelajari bagaimana pemerintah membuat keputusan yang terkait

dengan kepentingan masyarakat (publik). Lebih jelas, Samuelson & Nordhaus

mendefinisikan teori pilihan publik sebagai berikut: “Public Choice Theory asks about ‘how’,

‘what’, and ‘for whom’ of the public sectors just as supply and demand theory examines

choices for the private.

Definisi yang lebih sederhana diberikan oleh Caporaso & Levine (1993), yang

mengartikan pilihan publik sebagai aplikasi metode-metode ekonomi terhadap politik.

Definisi tersebut sesuai dengan pendapat Buchanan (1984) yang mengatakan bahwa teori

pilihan publik menggunakan alat-alat dan metode-metode yang sudah dikembangkan hingga

tingkat analisa canggih ke dalam teori-teori ekonomi dan diaplikasikan ke sektor politik atau

pemerintahan, ke ilmu politik atau ke ekonomi publik.

4

Page 5: New Public Choice Makalah

Pengertian secara umum public choice adalah sebuah perspektif untuk bidang politik

yang muncul dari pengembangan dan penerapan perangkat dan metode ilmu ekonomi

terhadap proses pengambilan keputusan kolektif dan berbagai fenomena non pasar (non

market phenomena). Tetapi diakui bahwa keterangan pendek ini tidak cukup memberi

deskripsi yang lengkap karena untuk mencapai suatu perspektif bagi politik seperti ini

diperlukan pendekatan ekonomi tertentu. PC adalah sebuah perspektif untuk bidang politik

yang muncul dari pengembangan dan penerapan perangkat dan metode ilmu ekonomi

terhadapa proses pengambilan keputusan kolektif dan berbagai fenomena non pasar (non

market phenomena). Tetapi diakui bahwa keterangan pendek ini tidak cukup memberi

deskripsi yang lengkap karena untuk mencapai suatu perspektif bagi politik seperti ini

diperlukan pendekatan ekonomi tertentu.

2.2 Perkembangan Public Choice

Pada decade 1980-an literature politik dipenuhi tulisan-tulisan tentang rational choice

atau public choice yang menjelaskan hubungan antara ekonomi dan politik melalui

paradigma antara ekonomi klasik public choice (tabel) :

Variabel Ekonom kllasik Publik Choice

Supplier Produsen, pengusaha,

distributor

Politis, parpol, birokrasi, pemerintah

Demander Konsumen Pemilih (voters)

Jenis Komoditas Komoditas individu

(privategoods)

Komoditi public (publicgoods)

Alat transaksi Uang Suara (voters)

Jenis transaksi Voluntarytransaction

(sukarela)

Politic as exchange

Samuel Popskin menjelaskan bahwa public choice dapat dipakai juga sebagai studi

terhadap institusi-institusi ekonomi non-pasar dan pelunasan dari metodologi ekonomi mikro

terhadap -institusi non-pasar tersebut dalam tatanan non-pasar. Artinya public choice menjadi

jembatan antara ekonomi (dalam menerapkan model-model rasional dari individu-individu

yang terlibat didalam pasar) dengan ilmuan sosial lain yang mempunyai asumsi ekonomi

tentang alokasi sumber daya yang terbatas tetapi tidak aplikatif terhadap studinya untuk

institusi-institusi pedesaan.

5

Page 6: New Public Choice Makalah

2.3 Ruang Lingkup Public Choice

Public Choice merupakan metode-metode ekonomi terhadap bidang politik dengan 2

masalah pokok:

a) masalah tindakan kolektif ( collectiveaction), dan

b) masalah mengagregasikan preferensi.

Ilmu ekonomi terlahir untuk mengatur atau memberikan arah yang tepat dalam

pengalokasian sumber-sumber ekonomi yang langka dan politik dipakai untuk menyiasati

bagaimana suatu sistem pemerintahan dilaksanakan sebagai suatuart/seni. Jika negara

memiliki sumberdaya ekonomi yang tak terbatas , maka ilmu ekonomi dan ilmu politiktidak

diperlukan lagi untuk mengatur pengalokasiannya dalam mewujudkan sistem pemerintahan

dan kekuasaan. Namun, jika sumberdayanya terbatas maka ada beberapa cara untuk

mengaturnya antara lain :

a. Altruisme adalah pola alokasi sumberdaya ekonomi atas dasar sistem dan hubungan

pemberian. Artinya ada keterlibatan moral atau emosional : karena rasa kemanusiaan ,

persahabatan dan sebagainya . Sebagai contoh , bantuan bencana kepada yang terkena

musibah di daerah-daerah. Bantuan tersebut yang merupakan komoditas individu berubah

atau bergeser menjadi komoditas publik dalam proses distribusinya.

b. Anarkhi adalah suatu sistem tanpa hukum atau aturan . Jadi , suatu komoditas publik

yang terbatas dimanfaatkan oleh sekelompok orang tertentu tanpa batasan dan aturan yang

jelas dan pemanfaatannya bersifat anarkhi.

c. Pasar (Market) adalah suatu konsep kontroversial sebagai medium pertukaran atau

transaksi berbagai hal. Sumberdaya ekonomi dapat menjadi suatumarket karena adanya

voluntarisme.

d. Pemerintah dan birokrasi adalah lembaga yang mampu membuat aturan, menerapkan

dan mengenakan sanksi-sanksi tertentu dan mampu menyelesaikan masalah -masalah

kompleks seperti kegagalan pasar dan dampak eksternalitas. Sumberdaya ekonomi yang

terbatas akan mampu dikelola oleh pemerintah dengan birokrasinya sehingga masalah-

masalah ekonomi yang terjadi di lapangan dapat dieliminir.

2.4 Perspektif Public Choice

James Buchanan (ekonomi hadiah nobel) menerangkan konsep public choice tidak

sebagai teori yang sempit, melainkan sebagai perspektif. Public choice adalah perspektif

untuk bidang politik yang muncul dari pengembangan dan penerapan perangkat dan metode

ilmu ekonomi terhadap proses pengambilan keputusan kolektif dan berbagai fenomena non-

6

Page 7: New Public Choice Makalah

pasar. Buchanan menganalisa aspek terpisahdari dua elemen perspektif public choice. Aspek

pertama pendekatan “catallactics” umum pada ilmu ekonomi, sedangkan aspek kedua adalah

postulasi apa yang dikenal sebagai “homo economicus” dalam kaitannya dengan sikap

individual.

Aspek pertama adalah catallaxy atau ekonomi sebagai ilmu pertukaran. Menurut

Buchanan pengertian ilmu ekonomi bukan hanya dalam terminologi hambatan kelangkaan

sumber daya saja, tatapi juga menagaplikasikan disiplin ilmu ekonomi sesuai asalnya dengan

konsentrasi pada akar filsafat, “properties” dan lembaga pertukaran (institution of exchange).

Sehubungan dengan itu F.A Hayek mengartikan “catallaxy” sebagai pendekatan terhadap

ekonomi sebagai subyek pencarian dan gambaran perhatian langsung terhadap proses

pertukaran, perdagangan atau perjanjian terhadap kontrak. Interaksi politik adalah pertukaran

yang kompleks, oleh karena itu cara memperbaiki pasar adalah dengan memberi fasilitas

proses pertukaran dan melekukan reorganisasi aturan-aturan perdagangan, kontrak dan

“agreement”. Sedangkan untuk memperbaiki politik diperlukan reformasi aturan dan

kerangka dasar dimana permainan politik dilakukan atas dasar falsafah yang bersifat

kesukarelaan.

Aspek kedua adalah pemahaman tentang “homo economicus”, konsep yang semula

diartikan sebagai manusia yang hanya mementingkan kepuasan pribadi, diberi konotasi

sebagai maanusia yang cenderung memaksimalkan utilitas karena dihadapkan pada

keterbatasan sumberdaya yang dimilikinya. Secara teknis konsep ini digambarkan dalam

fungsi utilitas dimana individu terus berusaha untuk memenuhi kepentingan pribadinya.

Bagi Buchanan, teori pilihan publik bukan metode dalam arti biasa, juga bukan

seperangkat alat analisis, melainkan sebuah perspektif untuk bidang politik. Perspektif ini

muncul dari pengembangan dan pengaplikasian seperangkat dan metode ilmu ekonomi

terhadap proses pengambilan keputusan kolektif dan berbagai fenomena-fenomena yang

bersifat nonpasar. Lebih tegas, pilihan publik adalah “the economic study of non market

decision making”. Teori pilihan publik dapat digunakan untuk mempelajari perilaku para

actor politik maupun petunjuk bagi pengambilan keputusan dalam penentuan pilihan

kebijakan publik yang paling efektif. Yang menjadi subjek dalam telaah pilihan publik adalah

pemilih, partai politik, politisi, birokrat, kelompok kepentingan, yang semuanya secara

tradisonal lebih banyak dipelajari oleh pakar-pakar politik. Dengan penalaran deduktif, ahli

ekonomi menelusuri watak dan sikap aktor negara yang diasumsikan rasional dan didasarkan

pada kepentingan pribadi dengan memaksimumkan peluang-peluang yang mungkin diperoleh

dari suatu pemilihan. Pengambilan keputusan dengan cara yang disebutkan di atas dapat

7

Page 8: New Public Choice Makalah

membuat prediksi-prediksi yang lebih pasti dan menghasilkan keputusan-keputusan politik

yang mempunyai dasar ilmiah dengan jangkauan lebih panjang ke depan. Premis dasar

pilihan publik adalah bahwa pembuat keputusan politik (pemilih, politisi, birokrat) dan

pembuat keputusan privat (konsumen, produsen, perantara) bertindak dengan cara yang sama:

mereka bertindak sesuai kepentingan pribadi. Dalam kenyataan, pembuat keputusan ekonomi

(misalnya, konsumen) dan pembuat keputusan politik (pemilih) biasanya adalah orang yang

sama. Tegasnya, orang yang membeli barang-barang keperluan sehari-hari (konsumen)

adalah orang yang juga memilih dalam sutu pemilihan.

Dalam model pemilihan publik, politik tidak dipandang sebagai arena memperoleh

kekuasaan seperti yang digunakan dalam pendekatan politik murni; melainkan lebih

dipandang sebagai arena permainan yang memungkinkan terjadinya pertukaran di antara

warga negara, partai-partai politik, pemerintah dan birokrat. Seperti halnya dalam permainan

olahraga dan permainan pasar ekonomi, permaianan dalam pasar politik juga memiliki

aturan-aturan yang harus dipatuhi dan para pemain dengan tujuan utama memenangkan

pertandingan. Aturan yang harus diikuti dalam permainan politik adalah konstitusi dan sistem

pemilihan. Ada pun yang menjadi pemain dalam pasar politik adalah para pemilih sebagai

konsumen atau pembeli barang-barang publik, dan wakil rakyat sebagai legislatif dan

politikus, yang bertindak layaknya seorang wirausahawan yang menginterpretasikan

permintaan rakyat terhadap barang-barang publik dan mencarikan jalan sekaligus

memperjuangkan agar barang-barang publik tersebut sampai pada kelompok-kelompok

pemilih yang memilih mereka dalam pemilihan.

Motif orang menjadi anggota legislatif sangat kompleks, mulai dari yang dimotivasi

oleh ideology hingga pragmatisme untuk sekedar mencari makan. Dalam teori pilihan publik,

motivasi para anggota legislatif disederhanakan menjadi “memaksimalkan kesempatan dari

pemilihan” atau “vote maximizers”, sama seperti perusahaan swasta diasumsikan sebagai

“profit maximizers”. Selain pemilih sebagai konsumen dan legislatif serta partai-partai

sebagai pemasok, kadang-kadang ikut serta juga organisasi kelompok kepentingan dalam

permainan politik. Mereka mewakili suatu kelompok masyarakat atau bisnis tertentu yang

diorganisasi untuk melobi pengambil keputusan untuk mengeluarkan kebijakan yang

mengakomodasikan kepentingan para anggotanya, apakah itu kelompok pertanian, guru,

buruh, pebisnis dan sebagainya. Kadang-kadang kelompok kepentingan ini memiliki

kekuatan politik melebihi jumlah anggotanya. Jika kelompok kepentingan menguasai badan

pengaturan dan badan legislatif, ia bisa berubah menjadi apa yang disebut “non-

representative government” (Samuelson & Nordhaus, 1995).

8

Page 9: New Public Choice Makalah

2.5 Perbedaan Public Choice dengan Ekonomi Murni

Ada perbedaan antara pendekatan pilihan publik dengan pendekatan ekonomi murni.

Menurut Iain McClean dalam Public Choice: An Intoduction (1987), ekonomi murni

biasanya hanya bersentuhan dengan pilihan individu untuk kasus barang swasta, katakanlah

apel, ia dapat membeli ke penjual buah-buahan atau supermarket, dengan tingkat harga apel

yang berlaku, sesuai dengan mekanisme permintaan dan penawaran. Keputusan yang diambil

pembeli apel, biasanya tidak menimbulkan eksternalitas bagi individu lain. Dalam kasus ini,

si konsumen tidak memerlukan campur tangan pemerintah untuk mengontrol pasok dan harga

apel.

Di sisi lain, ekonomi politk bersentuhan dengan barang publik. Ciri barang publik

yang paling penting adalah sifat pengkonsumsiannya yang tidak eksklusif. Oleh karena sifat

pengonsumsian barang publik yang tidak bisa dipisahkan tersebut, produsen swasta enggan

menyediakan barang publik, sebab tiap orang cenderung menjadi pembonceng. Dengan sikap

masyarakat yang cenderung bertindak sebagai pembonceng, organisasi menjadi tidak efisien,

dan biaya dalam melakukan transaksi menjadi semakin mahal. Di sinilah peran pemerintah

diharapkan mengambil alih fungsi pemasok. Jadi, berbeda dengan kasus barang swasta yang

tidak memerlukan campur tangan pemerintah, dalam kasus barang publik, kehadiran atau

campur tangan pemerintah justru merupakan suatu keharusan.

Berbedanya pilihan publik dengan ekonomi konvensional bukan dalam konsepsi

tentang individu dan kekuatan-kekuatan yang memotivasi tindakan, tetapi lebih pada kendala

dan peluang-peluang yang ditawarkan oleh politik sebagai lawan dari lingkungan pasar. Di

sini, ekonomi (sebagai pertukaran pasar, produksi dan konsumsi) dan politik (sebagai

pertukaran politik, kekuasaan dan hubungan otoritas) muncul sebagai aplikasi disbanding

sebagai masalah yang berbeda. Politik di sini merujuk pada institusi-insitusi dan proses-

proses melalui mana individu-individu mengejar preferensi mereka masing-masing.

(Caporaso & Levine, 1994)

Dengan pendekatan pilihan publik, tidak ada lagi sekat-sekat pemisah antara ekonomi

dan politik, antara pasar dan pemerintah, antara pribadi dan masyarakat publik. Dalam model

pilihan publik, ekonomi diperluas mencakup politik, pasar diperluas mencakup pemerintah,

dan pribadi diperluas menjadi masyarakat. Pendekatan perluasan seperti ini lazim disebut

dengan catallactic. Atas perluasan metodologi ekonomi ini, banyak ahli-ahli sosial yang

khawatir bahwa akhirnya ilmu ekonomi digunakan untuk menelaah segala hal yang dulu

menjadi objek kajian ilmu politik. Ini berarti bahwa orang-orang politik harus belajar pada

orang-orang ekonomi untuk membahas proses-proses politik.

9

Page 10: New Public Choice Makalah

Kekhawatiran di atas sebetulnya beralasan, sebab walau dalam pilihan publik banyak

menggunakan konsep-konsep dan metodologi ekonomi, bukan berarti telah terjadi kolonisasi

ekonomi untuk merambah ke bidang-bidang sosial, budaya dan politik. Pilihan publik justru

dikembangkan untuk mambantu pakar-pakar sosial, budaya dan terutama pakar politik dalam

mengamati dan menganalisis proses-proses politik dan keputusan-keputusan politik dengan

memanfaatkan konsep-konsep dan metodologi ekonomi yang lebih maju. Hanya saja, karena

perangkat dan metode yang digunakan untuk membahas proses-proses politik tersebut lebih

dikuasai oleh orang-orang ekonomi, wajar jika pakar-pakar ekonomi murni mengembangkan

sayapnya lebih lebar. Pemisahan ilmu ekonomi dengan ilmu politik adalah kesalahan ekonom

murni neoklasik yang tidak mau melibatkan diri dengan penataan nonpasar. Padahal asumsi-

asumsi ekonomi juga bisa diterapkan dalam penataan pemanfaatan kekayaan paradigma

ekonomi yang selama ini terfokus pada masalah kelangkaan sumber-sumber ekonomi saja ke

bidang-bidang sosial, dimulai dengan pengaplikasian konsep barter dan perdaganagn ke

dalam bidang politik.

Dalam model pasar persaingan sempurna yang dikembangkan pakar-pakar ekonomi

murni, harga ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran di pasar. Dalam proses ini,

baik konsumen maupun produsen tidak mempunyai kekuatan yang cukup untuk bisa

mempengaruhi harga-harga di pasar. Secara perorangan konsumen dan produsen bisa

menaikkan atau menurunkan permintaan dan penawaran mereka, tetapi karena jumlah

pembeli dan penjual di pasar sangat banyak maka tindakan perorangan tersebut tidak cukup

signifikan untuk bisa mempengaruhi harga di pasar. Pada akhirnya baik konsumen maupun

produsen bertindak sebagai price takers, menerima tingkat harga yang terbentuk di pasar.

Dalam model pasar persaingan sempurna, harga terbentuk sebagai proses interaksi sukarela

antara konsumen dan produsen.

Dengan pengaplikasian metodologi ekonomi ke politik, proses-proses dan keputusan-

keputusan politik juga akan tercapai secara sukarela. Adanya pertukaran yang terjadi secara

sukarela dalam masyarakat, sesuai pilihan publik, jelas lebih baik ketimbang model

pemaksaan kekuasaan yang selama ini melekat dalam politik. Sebagaimana diketahui, dalam

pendekatan politik tradisional, proses-proses dan pengambilan keputusan politik lebih

didominasi oleh kekuasaan yang sifatnya bukan sukarela. Karena dalam pilihan publik

proses-proses dan keputusan politik dicapai berdasarkan persetujuan sukarela, berarti dengan

menerapkan konsep-konsep ekonomi ke dalam proses-proses dan pengambilan keputusan-

keputusan politik, politik dan ilmu politik justru “lebih lembut”.

Demikianlah, berkat pilihan publik terjadi penyatuan kembali antara ilmu ekonomi dengan

10

Page 11: New Public Choice Makalah

ilmu politik. Dengan adanya perkembangan ini, diharapkan bahwa di masa yang akan datang

tidak ada lagi sekat-sekat atau kotak-kotak disiplin ilmu sosial. Ilmu-ilmu sosial yang ada

justru saling mengisi dan saling menguatkan. Jika terjadi pemisahan, ilmu sosial bisa lemah

dalam analisis, sebab banyak gejala-gejala sosial yang tidak terungkap secara saksama oleh

masing-masing kelompok.

2.6 Implikasi Penerapan Pilihan Publik

1. Perlu reformasi kelembagaan publik, yaitu reformasi aturan-aturan dan kerangka

dasar di mana proses-proses dan pengambilan keputusan berlangsung.

2. Perlu desentralisasi kekuasaan dan kewenangan politik, sebab tatanan seperti transaksi

pasar dipandang lebih baik dibanding tatanan dominasi kekuasaan.

3. Perlu dilakukan reorganisasi aturan-aturan perdagangan, kontrak dan persetujuan.

Reformasi kelembagaan publik dan desentralisasi kekuasaan, biasanya kurang disukai

oleh penguasa dan “politikus” terutama di negara berkembang. Ini yang menyebabkan

menagpa para penguasa dan politikus tersebut cenderung menolak pendekatan pilhan publik.

Kecenderungan seperti ini sangat menonjol di negara-negara yang belum atau kurang

demokratis. Hal ini ditunjukkan oleh kenyatan bahwa pendekatan pilihan publik hanya

berkembang lebih baik di negara-negara yang sudah memiliki akar demokrasi yang kuat,

sedang di negara-negara yang belum demokratis, tidak terkecuali di Indonesia, penerapannya

harus diperjuangkan lebih keras. Masalah lain dalam penerapan pilihan publik di negara-

negara berkembang ialah pada asumsi bahwa pelaku-pelaku politik juga ingin

memaksimumkan kesejahteraan sesuai prinsip kepentingan pribadi kaum klasik. Seperti

konsumen yang ingin memaksimumkan utilitas dan produsen yang memaksimumkan

keuntungan, pelaku-pelaku politik juga dianggap sebagai homo economicus yang ingin

memaksimumkan kepentingan pribadi masing-masing.Penerapan asumsi homo economicuc

dan kepentingan pribadi di negara-negara maju yang masyarakatnya sudah lebih demokratis,

tidak menjadi masalah. Seperti dijelaskan oleh tokoh klasik Adam Smith, justru upaya

mengejar kepentingan pribadi inilah yang secara tidak langsung meningkatkan kesejahteraan

masyarakat, asalkan dalam upaya pencapaian tujuan pribadi tersebut mengikuti rambu-

rambu, hukum dan kelembagaan yang ada. Sedangkan ajaran tentang homo economicus dan

prinsip kepentingan pribadi, masih terkesan sangat negatif di negara-negara berkembang.

11

Page 12: New Public Choice Makalah

Pendekatan publik bisa bersifat normatif dan positif. Di satu sisi, pilihan publik

normatif terlibat dengan karakteristik-karakteristik yang diinginkan dari aturan-aturan,

prosedur-prosedur, dan institusi-institusi melalui mana pilihan kolektif diambil, sedangkan di

sisi lain, pilihan publik bersifat positif, berusaha menawarkan penjelasan-penjelasan untuk

aturan-aturan, proses-proses pilihan dan konsekuensi-konsekuensinya.

Teori pilihan publik normatif biasanya terkait dengan isu-isu desain politik, aturan-

aturan dasar politik, dan kerangka konstitusional dimana proses-proses politik berlangsung.

Teori pilihan publik normatif terkait dengan analisis tentang sifat-sifat yang diinginkan dari

sistem politik. Misalnya, pengaturan kelembagaan mana yang lebih efisien, yang lebih adil,

atau lebih responsif? Atau tipe-tipe aturan voting mana yang betul-betul mentranslasikan

preferensi individu ke keputusan politik? Struktur pemerintah yang bagaimana yang bisa

mencegah pemusatan kekuasaan? Contoh-contoh pilihan publik normatif cukup banyak,

antara lain yang dikembangkan oleh Kenneth Arrow dalam Social Choice and Individual

Value (1951) dan oleh Amartya Sen dalam Colective Choice and Social Welfare (1970).

Di sisi lain, teori pilihan publik positif tidak bicara tentang nilai-nilai, melainkan lebih fokus

pada upaya untuk menjelaskan. Dengan asumsi bahwa tiap warga bertindak atas dasar

kepentingan pribadi (dalam pengertian ekonomi), sekarang bagaimana menciptakan politik

yang bisa meraih kepentingan pribadi-pribadi tersebut. Lebih tegas, pilihan publik positif

terkait dengan upaya menjelaskan perilaku politik yang dapat diobservasi dalam istilah-istilah

pilihan secara teoritis. Yang sering dibahas dalam pilihan publik positif ialah: mengapa dan

bagaimana orang membentuk hukum atau undang-undang, membentuk institusi-institusi

politik, bergabung dengan kelompok, atau memilih?

Pendekatan penelitian aliran ekonomi politik positif lebih banyak didasarkan pada

metodologi ekonomi mikro aktor rasional. Meski lebih banyak melakukan studi tentang

keputusan-keputusan rasional dalam sebuah konteks institusi-institusi politik dan ekonomi.

Kajian mereka lebih bersifat analitikal dibandingkan pendekatan-pendekatan tradisional.

Pembahasan lebih terfokus pada regularitas empiris, dengan tujuan utama penjelasan teoritis.

Tentang tata cara kerja ekonomi politik positif dapt diikuti tulisan-tulisan Paul Milgron &

John Robert, David M. Kreps serta Horald Demsertz. Untuk mendapatkan gambaran yang

lebih jelas tentang ekonomi politik positif, dapat dilihat artikel The Emerging Dicipline of

Political Economy oleh Peter C. Ordeshook (1994).

12

Page 13: New Public Choice Makalah

2.7 Contoh dan Analisis Kasus

Perubahan kenaikan harga BBM semasa pemerintahan SBY yang di mulai tahun

2005, dan beberapa kenaikan di tahun berikutnya merupakan “pilihan publik” dari pemikiran

ekonomi penguasa yang memperhitungkan anggaran negara dengan perbandingan kenaikan

harga minyak dunia. Upaya mempertahankan keterpurukan negara dari pengaruh naiknya

harga minyak dunia, akan ditantang oleh kenyataan ekonomi bahwa masyarakat Indonesia

yang secara keseluruhan roda perekonomiannya digerakkan oleh BBM. Public Choice atau

“pilihan publik” dapat menjadi sebuah konsep idiologi yang mampu mencerdas generasi

bangsa tentang apa yang benar dan salah dalam praktik kebijakan publik, maupun alasan-

alasan pembenar dari diambilnya sebuah kebijakan.

13

Kenaikan Harga BBM ke-4 Kali Era SBY

Suhendra - detikfinanceJumat, 21/06/2013 23:04 WIBHalaman 1 dari 2

Jakarta -Pemerintah baru saja mengumumkan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi untuk Premium dan Solar. Kenaikan harga BBM malam ini menjadi yang keempat kalinya dilakukan pada era Presiden SBY sejak berkuasa sejak 2004 lalu.

Berdasarkan data yang dihimpun detikFinance, Jumat (21/6/2013) tercatat pada era Pemerintahan Presiden SBY sudah ada 5 kali kebijakan yang berkaitan dengan harga BBM subsidi. Dari lima kali kebijakan itu, ada empat kebijakan menaikkan harga BBM subsidi dan satu kali menurunkan harga BBM....................

Kemudian semenjak Presiden SBY dilantik jadi Presiden yang kedua kalinya bersama Wakil Presiden Boediono pada 20 Oktober 2009 sempat ada keinginan pemerintah untuk menaikkan harga BBM pada awal 2012 namun tidak kesampaian karena ditolak DPR. Beberapa opsi untuk menghemat anggaran subsidi BBM dengan pembatasan pembelian BBM subsidi pun hanya sebatas rencana tanpa ada realisasi.

Pada akhirnya pada malam ini pemerintah memutuskan kenaikan harga BBM setelah proses persetujuan paripurna DPR pada 17 Juni 2013 terkait kompensasi untuk orang miskin dalam RAPBN-Perubahan 2013. Sejatinya pada APBN 2013, pemerintah punya kewenangan menaikkan harga BBM tanpa persetujuan DPR.

Page 14: New Public Choice Makalah

Money politic adalah suatu kasus yang menjelaskan masalah jual beli suara dalam

proses politik dan kekuasaan. Ada beberapa contoh modus operandi “money politics” yaitu

operasi fajar, bujukan politik, sumbangan kas, mobilisasi dana pemilu, suka rela, dan

konsolidasi dana dalam bentuk yayasan. Sumber dana yang digunakan dalam modus operandi

“money politics” berasal dari pengusaha atau konglomerat, dari pembiayaan yang

memanfaatkan kekayaan Negara misalnya BUMN, dan dari pengeluaran pemerintah yang

legal dalam APBN. Secara meluas modus operandi “money politics” terjadi dalam berbagai

bentuk. Pertama pengusaha memberi dana untuk pemilu calon pengusaha, kedua pemberian

dana untuk memprngaruhi kebijakan pemerintah, ketiga pemberian dana kepada pejabat.

Money politik atau juga Politik uang atau politik perut adalah suatu bentuk pemberian atau

janji menyuap seseorang baik supaya orang itu tidak menjalankan haknya untuk memilih

maupun supaya ia menjalankan haknya dengan cara tertentu pada saat pemilihan

umum.Pembelian bisa dilakukan menggunakan uang atau barang. Politik uang adalah sebuah

bentuk pelanggaran kampanye. Politik uang umumnya dilakukan simpatisan, kader atau

14

Politik Uang Dominasi Pelanggaran Pemilu 2014Sunday, 11 May 2014, 19:32 WIBhttp://www.republika.co.id

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Kasus politik uang mendominasi pelanggaran Pemilu Legislatif (Pileg) 2014. Kesimpulan itu terungkap dari  hasil teropong pemberitaan pengamanan pemilu yang telah dilakukan Indonesia Indicator (I2), lembaga riset berbasis piranti lunak Artificial Intelligence (AI) untuk menganalisis indikasi politik, ekonomi, sosial di Indonesia melalui pemberitaan (media mapping).

Direktur Komunikasi I2, Rustika Herlambang mengungkapkan, dalam dua bulan terakhir, terdapat 14.556 pemberitaan terkait pengamanan pemilu legislatif di Indonesia. Dari data tersebut, kata dia, terdapat sebanyak 3.318  atau  23 persen yang memuat pemberitaan tentang  pelanggaran pemilu.

"Bentuk pelanggaran yang paling banyak mendapatkan sorotan media adalah politik uang (1.716 ekspos)," ujar Rustika dalam siaran pers yang diterima ROL, Ahad (11/5). Sedangkan, kasus  penggelembungan suara (593 ekspos), pemilu ulang atau pencoblosan ulang (393 ekspos), pelanggaran kode etik (315 ekspos), serta penghitungan ulang (301 ekspos)....Rustika menegaskan,  pelanggaran pemilu terbanyak mendapatkan sorot media adalah politik uang (52%), penggelembungan suara (18%), pemilu ulang atau pencoblosan ulang (12%), pelanggaran kode etik (9%), serta penghitungan ulang (9%).

"Khususnya tentang politik uang, situasi ini dibicarakan di seluruh propinsi di Indonesia. Inilah catatan besar untuk penyelenggaraan pilpres yang lebih baik," cetus Rustika.

Dominannya kasus politik uang, kata dia, menjadi catatan besar terkait kualitas Pemilu Legislatif 2014.  Menurut dia, terdapat banyak indikasi pelanggaran (electoral fraud) di beberapa wilayah. "Aksi politik uang,  terjadi secara masif di seluruh daerah di Indonesia.".........

Page 15: New Public Choice Makalah

bahkan pengurus partai politik menjelang hari H pemilihan umum. Praktik politik uang

dilakukan dengan cara pemberian berbentuk uang, sembako antara lain beras, minyak dan

gula kepada masyarakat dengan tujuan untuk menarik simpati masyarakat agar mereka

memberikan suaranya untuk partai yang bersangkutan.

Dasar Hukum Pasal 73 ayat 3 Undang Undang No. 3 tahun 1999 berbunyi: "Barang

siapa pada waktu diselenggarakannya pemilihan umum menurut undang-undang ini dengan

pemberian atau janji menyuap seseorang, baik supaya orang itu tidak menjalankan haknya

untuk memilih maupun supaya ia menjalankan haknya dengan cara tertentu, dipidana dengan

pidana hukuman penjara paling lama tiga tahun. Pidana itu dikenakan juga kepada pemilih

yang menerima suap berupa pemberian atau janji berbuat sesuatu."

15

Page 16: New Public Choice Makalah

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Public choice merupakan sebuah perspektif didalam bidang politik yang timbul dari

pekembangan dan penerapan perangkat dan metode ilmu ekonomi terhadap proses

pengambilan keputusan kolektif dan berbagai fenomena non pasar. Public Choice dapat

menjadi sebuah konsep idiologi yang mampu mencerdaskan generasi bangsa tentang apa

yang benar dan salah dalam praktik kebijakan publik, maupun alasan-alasan pembenar dari

diambilnya sebuah kebijakan.karena public choice sebagai suatu praktik dalam pemerintahan

dan sector swasta untuk memajukan kehidupan bangsa dalam menetukan suatu tujuan dan

pencapaian baik secara ekonomi dan politik

Dalam aplikasinya yang merupakan salah satu kasus dari public choice adalah adanya

money politic yang merupakan suatu bentuk pemberian atau janji menyuap seseorang baik

agar orang itu tidak menjalankan haknya untuk memilih maupun agar menjalankan haknya

dengan cara tertentu pada saat pemilihan umum. Praktek Money Politic dilakukan dengan

cara pemberian berbentuk uang  guna menarik simpati seseorang kepada pihak yang

bersangkutan. Selain pemilih sebagai konsumen dan legislatif sebagai pemasok, kadang-

kadang ikut serta organisasi kelompok kepentingan dalam permainan politik. Mereka

mewakili suatu kelompok masyarakat atau bisnis tertentu yang diorganisasi untuk melobi

pengambil keputusan untuk mengeluarkan kebijakan yang mengakomodikasikan kepentingan

para anggotanya. Kadang-kadang kelompok kepentingan ini memilih kekuatan politik

melebihi jumlah anggotanya dan terjadilah tindakan politik uang.

Begitu juga kasus kenaikan BBM pada masa SBY merupakan sebuah “pilihan publik”

dari pemikiran ekonomi penguasa yang memperhitungkan anggaran negara dengan

perbandingan kenaikan harga minyak dunia. Eksistensi upaya mempertahankan keterpurukan

negara dari pengaruh naiknya harga minyak dunia, akan ditantang oleh realitas ekonomi para

pengusaha kecil yang memakai BBM maupunmasyarakat Indonesia yang secara keseluruhan

roda perekonomiannya digerakkan oleh BBM.

16

Page 17: New Public Choice Makalah

Dengan demikian, public choice dalam aplikasinya sangat erat kaitannya dengan

masyarakatpemilih, partai politik, politisi, birokrat, kelompok kepentingan dan aturan-aturan

pemilihan umum.Semua ini biasanya dikaitkan dengan ilmu politik, tetapi pada saat ini para

ahli ekonomi politik mengembangkan pendekatan baru dengan meminjam paradigm dasar

pada ilmu ekonomi. Jadi, publicchoice bukan hanya suatu objek studi, tetapi juga sebuah cara

untuk menelaah subjek yang secaradefinitive yang di artikan sebagai the economic study of

nonmarket decision making

17

Page 18: New Public Choice Makalah

DAFTAR PUSTAKA

Mulyani. 2010. Public Choice. (Online) (http://rakilmu.blogspot.com/2010/05/public-

choice.html, diakses pada tanggal 4 Oktober 2014)

Rezkiansyah, Reza. 2011. Public Choice.(Online)

(http://rrezkiansyah.blogspot.com/2011/09/publick-choice.html, diakses pada tanggal

30 September 2014)

Yusuf, Akhyar. 2008. Teori Pilihan Publik. (Online) (http://www.slideshare.net/IhsanFarhan/teori-pilihan-publik, diakses pada tanggal 30 September 2014)

Indradi, Syamsiar. 1986. Pengantar Ilmu Administrasi Negara. Malang: Penerbit Dharma

Islamy, M.Irfan. 2003. Dasar-Dasar Administrasi Publik dan Manajemen Publik. Malang: Unibraw

Pasolong, Harbany. 2007. Teori Administrasi Publik. Bandung: Penerbit Alfabeta

Zauhar, Soesilo. 1992. Pengantar Ilmu Administrasi Negara. Malang: Dwi Murni Offset

Wazni. 2011. Varians Ekonomi Politik Public Choice. (Online)

(http://wazni.staff.unri.ac.id/2011/01/29/varians-ekonomi-politik-1-public-choice/ ,

diakses pada tanggal 30 September 2014)

18