11 fraktur tulang

5
11 b. Nonunion: apabila permukaan fraktur menjadi bulat dan sklerotik dicurigai adanyanonunion dan diperlukan fiksasi interna dan bone graft.c. Malunion: bila terjadi pergeseran kembali kedua ujung fragmen, maka diperlukan pengamatan terus menerus selama perawatan. Angulasi sering ditemukan. Malunion juga menyebabkan pemendekan pada tungkai sehingga dieprlukn koreksi berupaosteotomi.d. Kaku sendi lutut: setelah fraktur femur biasanya terjadi kesulitan pergerakan padasendi lutut. Hal ini disebabkan oleh adanya adhesi periartikuler atau adhesiintrmuskuler. Hal ini dapat dihindari apabila fisioterapi yang intensif dan sistematisdilakukan lebih awal.e. Disuse atrofi oto-ototf. Gangguan pertumbuhan (fraktur epifisis)g. Osteporosis post trauma. 2

Upload: risyadtorresalamsyah

Post on 10-Nov-2015

3 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

non union, mal union, kaku sendi lutut, disuse atrofi otot, gangguan pertumbuhan tulang, osteoporosis post trauma, prognosis

TRANSCRIPT

11 b. Nonunion: apabila permukaan fraktur menjadi bulat dan sklerotik dicurigai adanyanonunion dan diperlukan fiksasi interna dan bone graft.c. Malunion: bila terjadi pergeseran kembali kedua ujung fragmen, maka diperlukan pengamatan terus menerus selama perawatan. Angulasi sering ditemukan. Malunion juga menyebabkan pemendekan pada tungkai sehingga dieprlukn koreksi berupaosteotomi.d. Kaku sendi lutut: setelah fraktur femur biasanya terjadi kesulitan pergerakan padasendi lutut. Hal ini disebabkan oleh adanya adhesi periartikuler atau adhesiintrmuskuler. Hal ini dapat dihindari apabila fisioterapi yang intensif dan sistematisdilakukan lebih awal.e. Disuse atrofi oto-ototf. Gangguan pertumbuhan (fraktur epifisis)g. Osteporosis post trauma.2 PrognosisPenyembuhan fraktur merupakan suatu proses biologis yang menakjubkan. Tidak seperti jaringan lainnya, tulang yang mengalami fraktur dapat sembuh tanpa jaringan parut.Pengertian tentang reaksi tulang yang hidup dan periosteum pada penyembuhan fraktur mulaiterjadi segera setelah tulang mengalami kerusakan apabila lingkungan untuk penyembuhanmemadai sampai terjadi konsolidasi. Faktor mekanis yang penting seperti imobilisasi fragmentulang secara fisik sangat penting dalam penyembuhan, selain faktor biologis yang jugamerupakan suatu faktor yang sangat esensial dalam penyembuhan fraktur.PencegahanPencegahan fraktur dapat dilakukan berdasarkan penyebabnya. Pada umumnya fraktur disebabkan oleh peristiwa trauma benturan atau terjatuh baik ringan maupun berat. Padadasarnya upaya pengendalian kecelakaan dan trauma adalah suatu tindakan pencegahanterhadap peningkatan kasus kecelakaan yang menyebabkan fraktur. Pencegahan Primer Pencegahan primer dapat dilakukan dengan upaya menghindari terjadinya trauma benturan, terjatuh atau kecelakaan lainnya. Dalam melakukan aktifitas yang berat ataumobilisasi yang cepat dilakukan dengan cara hati hati, memperhatikan pedomankeselamatan dengan memakai alat pelindung diri.2 12 Pencegahan Sekunder Pencegahan sekunder dilakukan untuk mengurangi akibat akibat yang lebih seriusdari terjadinya fraktur dengan memberikan pertolongan pertama yang tepat danterampil pada penderita. Mengangkat penderita dengan posisi yang benar agar tidak memperparah bagian tubuh yang terkena fraktur untuk selanjutnya dilakukan pengobatan. Pemeriksaan klinis dilakukan untuk melihat bentuk dan keparahan tulangyang patah. Pemeriksaan dengan foto radiologis sangat membantu untuk mengetahui bagian tulang yang patah yang tidak terlihat dari luar. Pengobatan yang dilakukandapat berupa traksi, pembidaian dengan gips atau dengan fiksasi internal maupuneksternal.5 Pencegahan Tersier Pencegahan tersier pada penderita fraktur yang bertujuan untuk mengurangi terjadinyakomplikasi yang lebih berat dan memberikan tindakan pemulihan yang tepat untuk menghindari atau mengurangi kecacatan. Pengobatan yang dilakukan disesuaikandengan jenis dan beratnya fraktur dengan tindakan operatif dan rehabilitasi.Rehabilitasi medis diupayakan untuk mengembalikan fungsi tubuh untuk dapatkembali melakukan mobilisasi seperti biasanya.2Penderita fraktur yang telahmendapat pengobatan atau tindakan operatif, memerlukan latihan fungsional perlahanuntuk mengembalikan fungsi gerakan dari tulang yang patah. Upaya rehabilitasidengan mempertahankan dan memperbaiki fungsi dengan mempertahankan reduksidan imobilisasi antara lain meminimalkan bengkak, memantau status neurovaskuler,mengontrol ansietas dan nyeri, latihan dan pengaturan otot, partisipasi dalam aktivitashidup sehari-hari, dan melakukan aktivitas ringan secara bertahap.1KesimpulanPada scenario ini wanita berusia 60 tahun mengalami fraktur pada collum femoris dextra.Fraktur ini terjadi akibat trauma yang disebabkan saat terjatuh. Fraktur ini ditandai denganadanya Pada wanita usia 60 tahun ini juga mungkin terdapat osteoporosis yang dapatmemudahkan terjadinya fraktur. 13Daftar Pustaka1. Staff pengajar bagian ilmu bedah FKUI Jakarta. Kumpulan kuliah ilmu bedah. Jakarta:Balai Penerbit FKUI; 2004.p.484-7.2. Anonim. Fraktur collum femur. In: Mansjoer A,Wardhani WI, Setiowulan W. Kapitaselekta kedokteran. Edisi ke-3 (2). Jakarta: Media Aesculapius FKUI; 2000.p.355-6.3. Rasad, S. Radiologi Diagnostik. Edisi ke-2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2006.p.31.4. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi ke-6. Jakarta: EGC;2004.5. Anonim. Fraktur. In: Sjamsihidajat, Jong WD, editors. Dalam Buku Ajar Ilmu Bedah.Edisi ke-2. Jakarta: EGC; 2005.p.881.