(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)

46
LESSON STUDY DALAM PENGEMBANGAN PROFESIONALITAS TENAGA PENDIDIK Oleh : SUSIYANTI Abstrak Lesson Study dalam pengembangan profesionalitas tenaga pendidik merupakan proses pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan oleh sekelompok guru. Tujuan utama Lesson Study: (1) memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana siswa belajar dan guru mengajar; (2) memperoleh hasil-hasil tertentu yang bermanfaat bagi para guru lainnya dalam melaksanakan pembelajaran;(3) meningkatkan pembelajaran secara sistematis melalui inkuiri kolaboratif. (4) membangun sebuah pengetahuan pedagogis, dimana seorang guru dapat menimba pengetahuan dari guru lainnya. Lesson Study dilakukan melalui dua tipe yaitu berbasis sekolah dan berbasis MGMP. Lesson Study dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan secara siklik, yang terdiri dari: perencanaan (plan); pelaksanaan (do); refleksi (check); dan tindak lanjut (act). 1

Upload: susi-yanti

Post on 13-Jan-2015

2.469 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: (1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)

LESSON STUDY DALAM PENGEMBANGAN PROFESIONALITAS

TENAGA PENDIDIK

Oleh : SUSIYANTI

Abstrak

Lesson Study dalam pengembangan profesionalitas tenaga pendidik merupakan proses

pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan oleh sekelompok guru. Tujuan utama

Lesson Study: (1) memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana siswa belajar

dan guru mengajar; (2) memperoleh hasil-hasil tertentu yang bermanfaat bagi para guru

lainnya dalam melaksanakan pembelajaran;(3) meningkatkan pembelajaran secara

sistematis melalui inkuiri kolaboratif. (4) membangun sebuah pengetahuan pedagogis,

dimana seorang guru dapat menimba pengetahuan dari guru lainnya. Lesson Study

dilakukan melalui dua tipe yaitu berbasis sekolah dan berbasis MGMP. Lesson Study

dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan secara siklik, yang terdiri dari: perencanaan

(plan); pelaksanaan (do); refleksi (check); dan tindak lanjut (act).

Kata kunci : Lesson Study, kolaboratif, profesionalitas.

1

Page 2: (1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tidak bisa dipungkiri bahwa pendidik memainkan peran yang signifikan dalam

membentuk  masa depan bangsa. Pendidik tidak hanya memberi keterampilan dan

pengetahuan tetapi  mereka juga merupakan pendidik, pengarah, pendamping, fasilitator,

dan panutan bagi peserta didik. Mereka menanamkan nilai-nilai sosial dan moral melalui

kata dan perbuatan, baik didalam kelas maupun diluar kelas. Mereka memberikan kepada

peserta didik keterampilan belajar, kemampuan berpikir, dan keterampilan hidup agar

nantinya peserta didik dapat menjadi anak bangsa yang akan banyak memberi kontribusi

terhadap ibu pertiwi.  Sistem pendidikan sebaik apapun, tidak akan banyak berarti apa-apa,

tanpa upaya terbaik dari para pendidik. Peran dasar bagi pendidik adalah menciptakan

ruang kelas yang sangat menarik bagi peserta didiknya. Peserta didik harus merasa

nyaman dengan pendidik sehingga bilamana peserta didik ingin mencari bantuan dalam

bentuk apapun, mereka tidak merasa ragu-ragu  dan pada saat yang sama, pendidik harus

mendorong peserta didik.

Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20, tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, Bab XI tentang Pendidik dan Tenaga Pendidikan, Pasal 39 ayat 2

menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan

proses pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran dengan

merencanakan perbaikan dan program pengayaan, melaksanakan program perbaikan dan

pengayaan, melakukan konseling dan pelatihan, serta melakukan pengembangan

profesional. Selain itu, Gray (2007) menekankan bahwa setiap peserta didik dalam proses

belajar abad 21 dituntut untuk menjadi pemikir kritis, pemecah masalah, inovator,

2

Page 3: (1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)

komunikator yang efektif, kolaborator yang efektif, dan pembelajar mandiri. Dalam kaitan

ini, the Partnership for the 21st Century Skills telah mengembangkan suatu visi baru untuk

keberhasilan peserta didik dalam jangkauan global, yang berhubungan dengan

keterampilan, keaksaraan, dan kesadaran. Apa yang peserta didik perlukan dalam kelas

mereka, yaitu penguasaan keterampilan teknologi informasi, kemampuan pemecahan

masalah, kemampuan berpikir kritis dan kreatif, keterampilan berkomunikasi dan

berkolaborasi yang efektif, keterampilan interpersonal, dan keterampilan memberikan

alasan. Selain itu, mereka juga memerlukan pemahaman multikultural dan multibahasa,

serta kesadaran global. Semua keterampilan, keaksaraan dan kesadaran yang mereka

perlukan, selain mata pelajaran inti, akan membuat dampak yang besar pada proses cara

peserta didik belajar atau pada cara pendidik mengajar.

Peningkatan mutu pendidikan dapat dimulai dengan meningkatkan mutu guru dalam

mengajar dan berprilaku profesional. Berbagai penataran dan pelatihan guru menjadi salah

satu bentuk dari upaya tersebut. Akan tetapi, seringkali hal itu tidak membekas dalam

keseharian aktivitas guru. Hal inilah yang mendasari perlunya perbaikan yang

menitikberatkan kepada kondisi riil di lapangan, mulai dari kondisi di kelas, sekolah, dan

guru. Upaya perbaikan terus menerus harus dimulai dari bawah dan tidak hanya tuntutan

dari atas.

Salah satu model pembinaan guru untuk mencapai kualitas pembelajaran di sekolah

adalah Lesson Study. Lesson Study adalah ”model pembinaan profesi pendidik melalui

pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-

prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar” (Hendayana

dkk, 2006 : 10). Lesson Study dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu Plan

(merencanakan), Do (melaksanakan), dan See (merefleksi). Dalam istilah lain, Lesson

Study merupakan cara peningkatan mutu pendidikan yang tidak pernah berakhir.

3

Page 4: (1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)

Lesson Study bukan metode atau strategi pembelajaran tetapi merupakan suatu

kegiatan merencanakan, melaksanakan, dan merefleksi proses dan hasil pembelajaran

terkait bidang ilmu. Dalam pola LS pendidik bekerja dalam kelompok sebidang untuk

merancang, melaksanakan, mengamati, menganalisis, dan merevisi rancangan pem-

belajaran. Kegiatan LS berkulminasi pada terwujudnya dua produk yaitu: (a) rencana

pembelajaran yang rinci, jelas dan dapat diterapkan dengan efektif, (b) tinjauan mendalam

mengenai interaksi pembelajaran yang memuat penjelasan tentang bagaimana peserta

didik merespon pembelajaran, dan bagaimana guru memodifikasi rencana proses

pembelajaran atas dasar hasil refleksi dan bukti-bukti yang dikumpulkan langsung dalam

proses pembelajaran. Cerbin dan Kopp (2005) menyebutkan bahwa pendidik yang terlibat

dalam kegiatan pembelajaran dengan pola LS secara langsung mempraktikkan empati

kognitif (cognitive emphaty) dan memfasilitasi peserta didik untuk aktif belajar dan

berpikir dengan lebih jelas.

Dalam lesson study bukan hanya guru yang melaksanakan pembelajaran saja yang

dapat memetik manfaat, namun terlebih lagi para observer (guru lain/mitra, mahasiswa,

dosen dan pihak-pihak lain) yang hadir pada saat pembelajaran. Dengan mengamati

kegiatan pembelajaran yang dilakukan seorang guru, observer didorong untuk

merefleksikan pembelajaran yang dilaksanakannya dan bagaimana meningkatkan

kualitasnya. Oleh karena itu, lesson study sesungguhnya merupakan forum belajar

bersama untuk saling belajar dari pengalaman guna meningkatkan kualitas pembelajaran.

Pentingnya pengalaman “belajar dari orang lain” dan pengalaman nyata bagaimana

orang lain melakukan pembelajaran sudah sering diungkapkan dalam berbagai literatur.

Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa guru sulit sekali berubah

(Davis, 2003) dan bahwa mahasiswa calon guru lebih banyak belajar dari bagaimana

mereka diajar oleh para dosennya dan bukan dari apa yang dipaparkan dosen tentang cara

4

Page 5: (1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)

mengajar yang baik (Mellado, 1998). Karena lesson study merupakan sumber contoh-

contoh nyata tentang bagaimana melakukan pembelajaran, partisipasi sebagai observer

dalam lesson study atau mengamati rekaman video lesson study dapat digunakan untuk

meningkatkan kemampuan mengajar guru dan mahasiswa calon guru.

Lesson Study, yang muncul sebagai salah satu alternatif guna mengatasi masalah

praktik pembelajaran yang selama ini dipandang kurang efektif. Seperti dimaklumi, bahwa

sudah sejak lama praktik pembelajaran di Indonesia pada umumnya cenderung dilakukan

secara konvensional yaitu melalui teknik komunikasi oral. Praktik pembelajaran

konvesional semacam ini lebih cenderung menekankan pada bagaimana guru mengajar

(teacher-centered) dari pada bagaimana siswa belajar (student-centered), dan secara

keseluruhan hasilnya dapat kita maklumi yang ternyata tidak banyak memberikan

kontribusi bagi peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran siswa. Untuk merubah

kebiasaan praktik pembelajaran dari pembelajaran konvensional ke pembelajaran yang

berpusat kepada siswa memang tidak mudah, terutama di kalangan guru yang tergolong

pada kelompok laggard (penolak perubahan/inovasi). Dalam hal ini, Lesson Study

tampaknya dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif guna mendorong terjadinya

perubahan dalam praktik pembelajaran di Indonesia menuju ke arah yang jauh lebih

efektif.

5

Page 6: (1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)

BAB II

PEMBAHASAN

1. Lesson Study suatu Pola Pengembangan Profesionalisme Guru

Menurut Suyanto (2008), profesionalisme dan kreativitas pendidik ditandai

dengan adanya kemampuan dalam bekerjasama dengan koleganya untuk: 1) men-

determinasi tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik dengan memper-

timbangkan apakah tugas siswa termasuk masalah penting atau hanya sekedar latihan,

2) mengorganisasikan peserta didik dalam kelompok kooperatif yang ditandai oleh

heterogenitas intelektual, gender, dan keragaman budaya dalam rangka mengem-

bangkan kemampuan bekerjasama pada siswa, 3) mengembangkan strategi

pembelajaran yang berorientasi pada kegiatan inkuiri terbimbing seperti model siklus

belajar, model kooperatif, penyelesaian masalah, 4) merancang pembelajaran berbasis

penyelesaian masalah agar siswa belajar dengan melakukan  dan saling membantu satu

sama lain, 5) menggunakan konsep dan proses sebagai konteks untuk melatih siswa

menulis deskriptif atau essay, melibatkan mereka dalam diskusi lisan,  menghubungkan

data dengan teori-teori ilmiah, dan menyelesaikan masalah dengan menggunakan

alasan logis dan matematis.

Salah satu pola yang efektif dalam upaya mengembangkan profesionalisme

pendidik adalah Lesson Study. Pola ini pertamakali dikembangkan di Jepang dan

sekarang telah diadopsi dan diujicoba di beberapa negara lain termasuk di Indonesia.

Lesson study merupakan suatu pendekatan peningkatan kualitas pembelajaran yang

awal mulanya berasal dari Jepang. Di negara tersebut, kata atau istilah itu  lebih populer

dengan sebutan “jugyokenkyu” (Yoshida, 1999 dalam Lewis, 2002). Menurut istilah

6

Page 7: (1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)

bahasa Indonesia bisa disebut juga sebagai “studi pembelajaran” atau “kaji

pembelajaran”. Menurut  Wang-Iverson (2002) kata “lesson” meliputi tidak hanya

deskripsi mengenai apa yang akan diajarkan dalam jangka waktu tertentu, tetapi

meliputi hal-hal yang jauh lebih luas.

Lesson study (LS) telah diakui sebagai suatu model pembinaan profesi pendidik

melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan

prinsip-prinsip kolegialitas dan saling belajar dengan menguntungkan (mutual learning)

untuk membangun komunitas belajar (Juanda dkk, 2010; Muhtar, 2006).

Lesson study dapat diterapkan pada semua jenjang pendidikan dengan berbagai

metode pembelajaran yang sesuai dengan situasi, kondisi, dan permasalahan yang

dihadapi guru. Penerapan LS dapat dipadukan dengan penelitian tindakan kelas (PTK)

bagi guru bahkan penelitian tindakan sekolah (PTS) bagi kepala sekolah dan pengawas

pendidikan. LS dapat memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan kompetensi

pendidik, terutama yang terkait dengan pengetahuan tentang materi pelajaran,

pengetahuan proses pengajaran, pengetahuan riset, kapasitas mengamati siswa,

menghubungkan praktik sehari-hari dengan tujuan jangka panjang, motivasi, hubungan

dengan kolega dan saling membantu, komitmen, serta akuntabilitas (Hajranul dan

Hendayana, 2010).

Menurut Bill Cerbin & Bryan Kopp mengemukakan bahwa Lesson Study

memiliki 4 (empat) tujuan utama, yaitu untuk : (1) memperoleh pemahaman yang lebih

baik tentang bagaimana siswa belajar dan guru mengajar; (2) memperoleh hasil-hasil

tertentu yang dapat dimanfaatkan oleh para guru lainnya, di luar peserta Lesson Study;

(3) meningkatkan pembelajaran secara sistematis melalui inkuiri kolaboratif. (4)

7

Page 8: (1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)

membangun sebuah pengetahuan pedagogis, dimana seorang guru dapat menimba

pengetahuan dari guru lainnya.

Secara ringkas, gambaran umum dan tujuan utama Lesson Study serta

hubungannya dengan empat kompetensi guru menurut  Depdiknas (2008) diperlihatkan

dalam tabel di bawah ini.

Gambaran umum  Lesson Study Tujuan Umum Lesson Study

Kegiatan kolaborasi dalam tahapan

Lesson Study termasuk:

Merencanakan pembelajaran

berdasarkan tujuan dan

perkembangan peserta didik

Mengobservasi proses pembelajaran

untuk mendapatkan data dan

informasi tentang aktivitas belajar

peserta didik

Menggunakan data hasil observasi

untuk melakukan refleksi

pembelajaran secara mendalam dan

luas

Memperbaiki perencanaan untuk 

topik yang sama atau berbeda untuk

diterapkan pada kelas lain

Meningkatkan kompetensi pendidik yang

meliputi:

Kompetensi Profesional

Meningkatnya pengetahuan tentang materi

ajar

Kompetensi Pedagogik

Meningkatnya pengetahuan tentang

pembelajaran

Meningkatnya kemampuan mengobservasi

aktivitas belajar peserta didik

Memperkuat hubungan antara pelaksanaan

pembelajaran sehai-hari dengan tujuan jangka

panjang

Meningkatnya kualitas rencana pembelajaran

Kompetensi Sosial

Memperkuat hubungan kolegialitas

Kompetensi Kepribadian

Meningkatnya motivasi dan semangat kerja

8

Page 9: (1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)

Sementara itu Catherine Lewis (2004) mengemukakan pula tentang ciri-ciri

esensial dari Lesson Study, yang diperolehnya berdasarkan hasil observasi terhadap

beberapa sekolah di Jepang, yaitu:

1. Tujuan bersama untuk jangka panjang. Lesson study didahului adanya kesepakatan

dari para guru tentang tujuan bersama yang ingin ditingkatkan dalam kurun waktu

jangka panjang dengan cakupan tujuan yang lebih luas, misalnya tentang:

pengembangan kemampuan akademik siswa, pengembangan kemampuan

individual siswa, pemenuhan kebutuhan belajar siswa, pengembangan

pembelajaran yang menyenangkan, mengembangkan kerajinan siswa dalam

belajar, dan sebagainya.

2. Materi pelajaran yang penting. Lesson study memfokuskan pada materi atau bahan

pelajaran yang dianggap penting dan menjadi titik lemah dalam pembelajaran

siswa serta sangat sulit untuk dipelajari siswa.

3. Studi tentang siswa secara cermat. Fokus yang paling utama dari Lesson Study

adalah pengembangan dan pembelajaran yang dilakukan siswa, misalnya, apakah

siswa menunjukkan minat dan motivasinya dalam belajar, bagaimana siswa bekerja

dalam kelompok kecil, bagaimana siswa melakukan tugas-tugas yang diberikan

guru, serta hal-hal lainya yang berkaitan dengan aktivitas, partisipasi, serta kondisi

dari setiap siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan demikian, pusat

perhatian tidak lagi hanya tertuju pada bagaimana cara guru dalam mengajar

sebagaimana lazimnya dalam sebuah supervisi kelas yang dilaksanakan oleh kepala

sekolah atau pengawas sekolah.

4. Observasi pembelajaran secara langsung. Observasi langsung boleh dikatakan

merupakan jantungnya Lesson Study. Untuk menilai kegiatan pengembangan dan

9

Page 10: (1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)

pembelajaran yang dilaksanakan siswa tidak cukup dilakukan hanya dengan cara

melihat dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Lesson Plan) atau hanya melihat

dari tayangan video, namun juga harus mengamati proses pembelajaran secara

langsung. Dengan melakukan pengamatan langsung, data yang diperoleh tentang

proses pembelajaran akan jauh lebih akurat dan utuh, bahkan sampai hal-hal yang

detail sekali pun dapat digali. Penggunaan videotape atau rekaman bisa saja

digunakan hanya sebatas pelengkap, dan bukan sebagai pengganti.

Berdasarkan wawancara dengan sejumlah guru di Jepang, Caterine Lewis

mengemukakan bahwa Lesson Study sangat efektif bagi guru karena telah memberikan

keuntungan dan kesempatan kepada para guru untuk dapat: (1) memikirkan secara lebih

teliti lagi tentang tujuan, materi tertentu yang akan dibelajarkan kepada siswa, (2)

memikirkan secara mendalam tentang tujuan-tujuan pembelajaran untuk kepentingan

masa depan siswa, misalnya tentang arti penting sebuah persahabatan, pengembangan

perspektif dan cara berfikir siswa, serta kegandrungan siswa terhadap ilmu

pengetahuan, (3) mengkaji tentang hal-hal terbaik yang dapat digunakan dalam

pembelajaran melalui belajar dari para guru lain (peserta atau partisipan Lesson Study),

(4) belajar tentang isi atau materi pelajaran dari guru lain sehingga dapat menambah

pengetahuan tentang apa yang harus diberikan kepada siswa, (5) mengembangkan

keahlian dalam mengajar, baik pada saat merencanakan pembelajaran maupun selama

berlangsungnya kegiatan pembelajaran, (6) membangun kemampuan melalui

pembelajaran kolegial, dalam arti para guru bisa saling belajar tentang apa-apa yang

dirasakan masih kurang, baik tentang pengetahuan maupun keterampilannya dalam

membelajarkan siswa, dan (7) mengembangkan “The Eyes to See Students” (kodomo

10

Page 11: (1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)

wo miru me), dalam arti dengan dihadirkannya para pengamat (obeserver), pengamatan

tentang perilaku belajar siswa bisa semakin detail dan jelas.

Sementara itu, menurut Lesson Study Project (LSP) beberapa manfaat lain yang

bisa diambil dari Lesson Study, diantaranya: (1) guru dapat mendokumentasikan

kemajuan kerjanya, (2) guru dapat memperoleh umpan balik dari anggota/komunitas

lainnya, dan (3) guru dapat mempublikasikan dan mendiseminasikan hasil akhir dari

Lesson Study. Dalam konteks pendidikan di Indonesia, manfaat yang ketiga ini dapat

dijadikan sebagai salah satu Karya Tulis Ilmiah Guru, baik untuk kepentingan kenaikan

pangkat maupun sertifikasi guru.

Dalam hal keanggotaan kelompok, Lesson Study Reseach Group dari Columbia

University menyarankan cukup 3-6 orang saja, yang terdiri unsur guru dan kepala

sekolah, dan pihak lain yang berkepentingan. Kepala sekolah perlu dilibatkan terutama

karena perannya sebagai decision maker di sekolah. Dengan keterlibatannya dalam

Lesson Study, diharapkan kepala sekolah dapat mengambil keputusan yang penting dan

tepat bagi peningkatan mutu pembelajaran di sekolahnya, khususnya pada mata

pelajaran yang dikaji melalui Lesson Study. Selain itu, dapat pula mengundang pihak

lain yang dianggap kompeten dan memiliki kepedulian terhadap pembelajaran siswa,

seperti pengawas sekolah atau ahli dari perguruan tinggi.

Lesson study pada hakikatnya merupakan aktivitas siklikal berkesinambungan

yang memiliki implikasi praktis dalam pendidikan. Siklus LS diasjikan pada Gambar

diagram dibawah ini.

11

Page 12: (1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)

Pada gambar jelas bahwa proses kegiatan dimulai dari proses perencanaan,

pelaksanaan riset, dan kegiatan refleksi pasca observsi pembelajaran. Aktivitas kegaitan

dapat dilakukan berulang-ulang untuk meneliti tema yang sama atau mengembangkan

penelitian dengan tema yang berbeda.

2. Tahapan-Tahapan Lesson Study

Berkenaan dengan tahapan-tahapan dalam Lesson Study ini, dijumpai

beberapa pendapat. Menurut Wikipedia (2007) bahwa Lesson Study dilakukan melalui

empat tahapan dengan menggunakan konsep Plan-Do-Check-Act (PDCA). Sementara

itu, Slamet Mulyana (2007) mengemukakan tiga tahapan dalam Lesson Study, yaitu :

(1) Perencanaan (Plan); (2) Pelaksanaan (Do) dan (3) Refleksi (See). Sedangkan Bill

Cerbin dan Bryan Kopp dari University of Wisconsin mengetengahkan enam tahapan

dalam Lesson Study, yaitu:

12

Page 13: (1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)

1. Form a Team: membentuk tim sebanyak 3-6 orang yang terdiri guru yang

bersangkutan dan pihak-pihak lain yang kompeten serta memilki kepentingan

dengan Lesson Study.

2. Develop Student Learning Goals: anggota tim memdiskusikan apa yang akan

dibelajarkan kepada siswa sebagai hasil dari Lesson Study.

3. Plan the Research Lesson: guru-guru mendesain pembelajaran guna mencapai

tujuan belajar dan mengantisipasi bagaimana para siswa akan merespons.

4. Gather Evidence of Student Learning: salah seorang guru tim melaksanakan

pembelajaran, sementara yang lainnya melakukan pengamatan,

mengumpulkan bukti-bukti dari pembelajaran siswa.

5. Analyze Evidence of Learning: tim mendiskusikan hasil dan menilai kemajuan

dalam pencapaian tujuan belajar siswa

6. Repeat the Process: kelompok merevisi pembelajaran, mengulang tahapan-

tahapan mulai dari tahapan ke-2 sampai dengan tahapan ke-5 sebagaimana

dikemukakan di atas, dan tim melakukan sharing atas temuan-temuan yang

ada.

Untuk lebih jelasnya, dengan merujuk pada pemikiran Slamet Mulyana (2007)

dan konsep Plan-Do-Check-Act (PDCA), di bawah ini akan diuraikan secara ringkas

tentang empat tahapan dalam penyelengggaraan Lesson Study :

a. Tahapan Perencanaan (Plan)

Dalam tahap perencanaan, para guru yang tergabung dalam Lesson Study

berkolaborasi untuk menyusun RPP yang mencerminkan pembelajaran yang

berpusat pada siswa. Perencanaan diawali dengan kegiatan menganalisis

kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran, seperti tentang:

13

Page 14: (1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)

kompetensi dasar, cara membelajarkan siswa, mensiasati kekurangan fasilitas dan

sarana belajar, dan sebagainya, sehingga dapat ketahui berbagai kondisi nyata

yang akan digunakan untuk kepentingan pembelajaran. Selanjutnya, secara

bersama-sama pula dicarikan solusi untuk memecahkan segala permasalahan

ditemukan. Kesimpulan dari hasil analisis kebutuhan dan permasalahan menjadi

bagian yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan RPP, sehingga RPP

menjadi sebuah perencanaan yang benar-benar sangat matang, yang didalamnya

sanggup mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi selama

pelaksanaan pembelajaran berlangsung, baik pada tahap awal, tahap inti sampai

dengan tahap akhir pembelajaran.

b. Tahapan Pelaksanaan (Do)

Pada tahapan yang kedua, terdapat dua kegiatan utama yaitu: (1) kegiatan

pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh salah seorang guru yang

disepakati atau atas permintaan sendiri untuk mempraktikkan RPP yang telah

disusun bersama, dan (2) kegiatan pengamatan atau observasi yang dilakukan oleh

anggota atau komunitas Lesson Study yang lainnya (baca: guru, kepala sekolah,

atau pengawas sekolah, atau undangan lainnya yang bertindak sebagai

pengamat/observer)

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam tahapan pelaksanaan, diantaranya:

a) Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun

bersama.

b) Siswa diupayakan dapat menjalani proses pembelajaran dalam setting yang

wajar dan natural, tidak dalam keadaan under pressure yang disebabkan

adanya program Lesson Study.

14

Page 15: (1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)

c) Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, pengamat tidak diperbolehkan

mengganggu jalannya kegiatan pembelajaran dan mengganggu konsentrasi

guru maupun siswa.

d) Pengamat melakukan pengamatan secara teliti terhadap interaksi siswa-siswa,

siswa-bahan ajar, siswa-guru, siswa-lingkungan lainnya, dengan menggunakan

instrumen pengamatan yang telah disiapkan sebelumnya dan disusun bersama-

sama.

e) Pengamat harus dapat belajar dari pembelajaran yang berlangsung dan bukan

untuk mengevalusi guru.

f) Pengamat dapat melakukan perekaman melalui video camera atau photo

digital untuk keperluan dokumentasi dan bahan analisis lebih lanjut dan

kegiatan perekaman tidak mengganggu jalannya proses pembelajaran.

g) Pengamat melakukan pencatatan tentang perilaku belajar siswa selama

pembelajaran berlangsung, misalnya tentang komentar atau diskusi siswa dan

diusahakan dapat mencantumkan nama siswa yang bersangkutan, terjadinya

proses konstruksi pemahaman siswa melalui aktivitas belajar siswa. Catatan

dibuat berdasarkan pedoman dan urutan pengalaman belajar siswa yang

tercantum dalam RPP.

c. Tahapan Refleksi (Check)

Tahapan ketiga merupakan tahapan yang sangat penting karena upaya perbaikan

proses pembelajaran selanjutnya akan bergantung dari ketajaman analisis para

perserta berdasarkan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang telah

dilaksanakan. Kegiatan refleksi dilakukan dalam bentuk diskusi yang diikuti

seluruh peserta Lesson Study yang dipandu oleh kepala sekolah atau peserta

lainnya yang ditunjuk. Diskusi dimulai dari penyampaian kesan-kesan guru yang

15

Page 16: (1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)

telah mempraktikkan pembelajaran, dengan menyampaikan komentar atau kesan

umum maupun kesan khusus atas proses pembelajaran yang dilakukannya,

misalnya mengenai kesulitan dan permasalahan yang dirasakan dalam

menjalankan RPP yang telah disusun. Selanjutnya, semua pengamat

menyampaikan tanggapan atau saran secara bijak terhadap proses pembelajaran

yang telah dilaksanakan (bukan terhadap guru yang bersangkutan). Dalam

menyampaikan saran-saranya, pengamat harus didukung oleh bukti-bukti yang

diperoleh dari hasil pengamatan, tidak berdasarkan opininya. Berbagai

pembicaraan yang berkembang dalam diskusi dapat dijadikan umpan balik bagi

seluruh peserta untuk kepentingan perbaikan atau peningkatan proses

pembelajaran. Oleh karena itu, sebaiknya seluruh peserta pun memiliki catatan-

catatan pembicaraan yang berlangsung dalam diskusi.

d. Tahapan Tindak Lanjut (Act)

Dari hasil refleksi dapat diperoleh sejumlah pengetahuan baru atau keputusan-

keputusan penting guna perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran, baik

pada tataran individual, maupun menajerial. Pada tataran individual, berbagai

temuan dan masukan berharga yang disampaikan pada saat diskusi dalam tahapan

refleksi (check) tentunya menjadi modal bagi para guru, baik yang bertindak

sebagai pengajar maupun observer untuk mengembangkan proses pembelajaran ke

arah lebih baik.

3. Bentuk -Bentuk Kegiatan Lesson study

Lesson study di Indonesia saat ini dilaksanakan dalam dua bentuk.

1. Lesson study berbasis musyawarah guru mata pelajaran  (LS MGMP)

16

Page 17: (1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)

Program lesson study dilaksanakan dengan  cara menggabungkan semua guru-

guru yang memiliki bidang study yang sama dari beberapa sekolah dalam satu

zona/rayon/gugus yang sama kemudian disepakai hari pertemuan rutin setiap

minggunya. Saat open class  yang menjadi guru model secara ditunjuk secara

bergantian dan peserta MGMP yang lain menjadi observer.

2. Lesson study berbasis sekolah (LSBS)

Bentuk lesson study  berbasis sekolah diterapkan pada sebuah sekolah tertentu

saja. Sekolah ini menentukan hari tertentu dalam satu minggu untuk 

melaksanakan program lesson study ini. Saat open class yang menjadi guru model

adalah salah satu guru mata pelajaran yang mengajar di sekolah tersebut dan  yang

menjadi observernya adalah seluruh guru yang berada di sekolah tersebut walau

pun berbeda mata pelajarannya. Ini dilaksanakan rutin setiap minggunya dan

dilakukan secara bergantian oleh seluruh guru mata pelajaran yang mengajar

disekolah tersebut.

4.     Kegiatan Lesson Study Terhadap Perubahan Budaya Mengajar guru

Pelaksanaan lesson Study mampu menciptakan dampak yang positif terhadap

perubahan budaya mengajar guru diantaranya adalah :

1. Terbangunnya komunikasi antar sesama guru. Lesson study mendorong

terjadinya interaksi dan komunikasi secara kolegial. Ini menciptakan rasa

tanggung jawab bersama dalam memecahkan permasalahan seputar kesulitan

belajar.

2. Kemampuan guru dalam membuat perencanaan pembelajaran yang lebih detil

dan beroreintasi pada upaya pembimbingan siswa.

17

Page 18: (1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)

3. Posisi atau setting kelas yang tidak lagi pola konvensional. Pola pembelajaran

Lesson study mempengaruhi cara pengelolaan kelas ke arah model belajar

kelompok. Pengaturan temapat duduk dengan model kelompok hampir

menjadi kekhasaan dan budaya guru mengajar.

4. Terbukanya wawasan guru menggali berbagai macam metode dan tekhnik

pembelajran di kelas.  Dengan lesson study guru  lebih memahami tugasnya

untuk mengaktifkan siswanya dengan berani mencoba dengan berbagai

metode  dan tekhnik pembelajaran. Hal ini mengubah buadaya guru yang

selama ini cenderung berceramah menjadi harus menyesuaikan dengan situasi

kelas dan membiasakan siswa untuk mulai berani presentasi di depan kelas.

5. Terbangunnya guru dalam kreasi dan mencipta media pembelajaran. Sebelum

open class guru mempersiapkan  media pembelajaran seoptimal mungkin agar

dapat meningkatkan perhatian, pemahaman dan partisipasi siswa dalam

belajar. Semakain guru dapat berkreasi dan berinovasi  untuk menyediakan 

media yang unik, menarik dan menantang, akan menggerakkan siswa dalam

belajar dan memudahkan dalam pengelolaan kelas

6. Tersedianya data base siswa yang sering mengalami kesulitan belajar dan

membutuhkan penagan khusus. Saat open classs guru dapat lebih optimal

dapat mengamati terhadap siwa yang megalami kesulitan.

5.     Kegiatan Lesson Study Terhadap Perubahan Sikap Guru

Dampak pelaksananaan lesson study akan  membentuk sikap guru sebagai berikut :

1. Semangat  mengkritik diri sendiri” merupakan salah satu nilai yang

dikembangkan dalam lesson study (bahas Jepangnya hansei), yaitu melakukan

refleksi secara jujur untuk memperbaiki kekurangan diri sendiri. Pada akhir setiap

18

Page 19: (1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)

jam pembelajaran atau akhir jam sekolah, akhir minggu, akhir semester dilakukan

refleksi diri (hansei). Peserta didik melakukan hansei dengan mengajukan

pertanyaan, seperti: Apakah saya sudah mencoba dengan sekuat tenaga?”,

“Apakah saya ingat materi apa yang harus saya bawa ke sekolah sepanjang

minggu ini”, “ Apakah saya sudah melakukan perbuatan berdasar cinta kasih ke

teman-teman saya” , “ Apa yang masih perlu saya perbaiki?”. Pelaksanaan

refleksi yang dilakukan peserta didik dan guru itu bersifat menular. Orang yang

mendengarkan hasil refleksi orang lain hakikatnya akan mulai menanyai diri

sendiri juga, apakah dia telah melakukan yang terbaik yang harus dilakukan.

Kebiasaan melakukan refleksi diri merupakan salah satu  kunci pendukung

pelaksanaan lesson study (dan pembaruan pendidikan di Jepang).

2. Keterbukaan terhadap masukan yang diberikan oleh orang lain. Berbagai

pengalaman melalui lesson study merupakan suatu hal yang perlu dipelajari

karena biasanya guru merasa malu bila proses pembelajaran dilihat oleh orang

lain. Bahkan, terjadi seorang guru jatuh sakit gara-gara harus melakukan peer

teaching. Oleh karena itu, guru yang dapat melaksanakan lesson study adalah

guru yang mau “ belajar sepanjang hayat” dan mau memperoleh masukan dari

orang lain.

3. Guru pelaksana lesson study mengedepankan sikap mau mengakui kesalahan.

Perubahan akan terjadi bila orang mau menyediakan waktu dan upaya untuk

melakukan perubahan  karena mungkin  didalamnya akan ada kesalahan-

kesalahan. Sebagai manusia tidak luput dari kesalahan, guru jarang melaksanakan

pembelajaran secara sempurna. Melalui lesson study guru berkesempatan secara

pelan-pelan memperbaiki dan menyempurnakan pembelajaran yang dilakukan

dan sekaligus membangun budaya sekolah yang bersifat pada inquiri dan

19

Page 20: (1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)

perbaikan. Jadi, guru dapat belajar dari pembelajaran yang kurang sempurna

setelah merancang, melaksanakan dan mendiskusikan pembelajaran tersebut.

4. Bersikap terbuka terhadap ide orang lain, tidak berusaha mencari hasil pemikiran

sendiri yang “asli” atau “murni” yang terpenting adalah hasil pemikiran itu dapat

menggalakkan peserta didik untuk belajar. Kuncinya yakni bagaimana

membelajarkan peserta didik agar terbantu dalam belajar daripada mencari “ide

murni (ide sendiri)” pelaksanaan  pembelajaran yang mungkin kurang tepat

membelajarkan peserta didik. Oleh karena itu, dalam lesson study guru tidak

berangkat dari nol, tetapi memulai dari yang sudah ada, yang dilakukan orang

dan  memaksimalkan diri pada bagaimana dapat meningkatkan secara

berkesinambungan proses dan isi pembelajarannya.

5. Guru mau memberikan masukan secara jujur dan penuh respek. Sikap ini perlu

dikembangkan oleh guru yang terlibat dalam lesson study. Mereka secara

bersama-sama harus mencari cara agar terhindar dari dua hal yang ekstrim, yaitu

“happy talk” (dimana orang malu untuk tidak sepakat atau untuk mengkritik) dan

“harping” (dimana orang merasa dan bertindak sedemikian seolah-olah ego

mereka bergantung pada atau akan  naik bila mereka dapat menjatuhkan atau

mempermalukan orang lain). 

20

Page 21: (1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)

MASALAH-MASALAH DALAM IMPLEMENTASI LESSON STUDY

SEBAGAI SUATU INOVASI PENDIDIKAN

Pelaksanaan Lesson Study melibatkan berbagai pihak-pihak yang terkait, tidak

hanya guru, tetapi pihak dinas kependidikan, dosen dan mahasiswa. Dari beberapa

pengalaman yang dilaksanakan di Indonesia, tidak sedikit masalah-masalah yang

muncul mulai dari sumber daya manusia, sarana prasarana, atau kebijakan teknis.

Berikut ini akan dipaparkan tentang masalah-masalah yang teridentifikasi berkaitan

dengan pelaksanaan Lesson Study sebagai suatu Inovasi dalam Pendidikan

(Hendayana dkk., 2006).

Faktor Sumber Daya Manusia

Lesson Study adalah sebuah kegiatan kolaborasi dengan inisiatif pelaksanaan

idealnya datang dari Kepala Sekolah bersama guru. Siapa yang terlibat dalam

Lesson Study tergantung model Lesson Study yang digunakan. Jika yang digunakan

adalah Lesson Study berbasis sekolah maka yang terlibat adalah guru-guru dan

kepala sekolah pada suatu sekolah. Sedangkan jika Lesson Study berbasis KKG atau

MGMP, maka yang dilibatkan guru-guru dalam suatu gugus kerja, misalnya untuk

guru sekolah dasar dalam suatu Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan.

Dalam pelaksanaannya, berbagai pihak dari dinas terkait, termasuk pengawas juga

dapat dilibatkan. Sementara untuk pertimbangan ahli dapat melibatkan dosen dan

mahasiswanya sebagai sarana pembelajaran dan latihan di lapangan.

Berdasarkan hal tersebut, salah satu faktor kesuksesan Lesson Study sebagai

inovasi dalam pendidikan adalah bagaimana pihak-pihak yang disebutkan di atas

dapat bertemu, menggagas bersama-sama dan kemudian melaksanakan kegiatan

Lesson Study. Hal ini terutama bagi guru dan kepala sekolah sebagai ujung tombak

inovasi. Tentunya pihak sekolah perlu didorong oleh kebijakan serta didukung oleh

21

Page 22: (1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)

tenaga ahli dari universitas. Beberapa masalah yang terjadi dalam pelakanaan

Lesson Study berkaitan dengan sumber daya manusianya adalah :

1. Belum seragamnya pemahaman tentang Lesson Study. Terjadinya kesenjangan

dalam memahami kegiatan Lesson Study dapat menimbulkan beda pendapat,

seperti apakah munculnya ide inovasi dalam pembelajaran harus dimulai dari

guru atau dari dosen. Pendapat pertama berimplikasi dosen tidak terlalu aktif

karena hanya memonitor dan mendapatkan laporan. Sementara pendapat yang

kedua, dosen lebih aktif mendorong inovasi dalam pembelajaran.

2. Kesiapan kerja sama. Mungkin saja terjadi ketika memilih guru yang akan

tampil untuk mengujicobakan suatu inovasi pembelajaran. Guru yang akan

tampil masih dipersepsikan harus mempersiapkan segalanya, padahal itu

dilakukan oleh tim kerja semuanya. Guru yang tampil merasa menjadi pusat

perhatian dan dinilai, padahal fokus pelaksanan Lesson Study bukan kepada

bagaimana guru mengajar tetapi lebih difokuskan pada aktivitas siswa dalam

merespon pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

3. Koordonasi. Walaupun sudah melalui tahap sosilsisasi, secara teoritis bahwa

keinginan meningatkan mutu pembelajaran seharusnya keluar dari niat para

guru. Tapi mengingat berbagai kesibukan sekolah terkadang niat ini terlupakan,

terlebih sulitnya menentukan waktu yang pas agar semua pihak dapat terlibat.

Faktor Sarana Prasarana

Dalam pelaksanaan Lesson Study, sarana yang dibutuhkan tidak lah sulit

karena kegiatan ini berbasis kegiatan sekolah sehingga tempat pelaksanaan di

lakukan di suatu sekolah. Yang diperlukan hanyalah ijin dari pihak sekolah. Adapun

yang sering menjadi kendala adalah justru biaya operasional pelaksanaan Lesson

Study, meliputi transport, alat-alat pembelajaran, dan konsumsi pelaksanaan.

22

Page 23: (1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)

Akan tetapi, sering terjadi kesulitan menentukan lokasi sekolah tempat

pelaksanaan terutama yang menunjang pelaksanaan Lesson Study. Ruang kelas

sering tidak memadai untuk dimasuki para observer dengan jumlah yang sedikit

banyak. Alat-alat pembelajaran yang bervariasi harganya tentunya membutuhkan

alokasi dana khusus yang teranggarkan.

Faktor Kebijakan Teknis

Dari beberapa pengalaman pelaksanaan Lesson Studi di Indonesia itu masih di

dorong oleh proyek IMSTEP. Perguruan tinggi yang membidani Lesson Study di

Indonesia menjadi ujung tombak dalam menyosialisasikan Lesson Study baik

melalui seminar, maupun pengembangan kegiatan di daerah yang lainnya.

Selama inisiatif dari sekolah sendiri masih kurang, maka inisiatif dapat

dimulai dari Dinas Pendidikan Daerah. Inisiatif ini sangat penting untuk

mendongkrak mutu pendidikan. Selama ini keberadaan KKG dan MGMP belum

optimal sebagai wadah peningkatan mutu guru. Dalam berbagai situasi, tanpa ada

kebijakan teknis dari dinas pelaksanaan Lesson Study sulit untuk terjadi.

UPAYA UNTUK MENGATASI MASALAH

Mengingat pentingnya Lesson Study sebagai Inovasi Pendidikan, maka perlu

diupayakan usahan untuk mengatasi masalah-masalah yang telah diungkapkan di

atas. Menurut Roger (1993), suatu inovasi akan diterima dengan cepat atau tidaknya

bergantung kepada hal-hal berikut, yaitu :

1. Keuntungan relatif, yaitu sejauhmana inovasi dianggap menguntungkan bagi

penerimanya, dari segi-segi : ekonomi, faktor status sosial, kesenangan atau

kepuasan.

23

Page 24: (1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)

2. Kompatibel, yaitu tingkat kesessuian inovasi dengan nilai, pengalaman, dan

kebutuhan penerima.

3. Kompleksitas, yaitu tingkat kesukaran utuk memahami dan menggunakan

inovasi bagi peneriman.

4. Triabilitas, ialah dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh penerima.

5. Dapat diamati, ialah mudah tidaknya suatu hasil inovasi.

Sementara keputusan suatu inovasi itu akan diadaptasi atau tidaknya mengikuti

5 langkah, yaitu : (1) pengetahuan tentang inovasi, (2) bujukan dan imbauan, (3)

penetapan atau keputusan, (4) penerapan, dan (5) konfirmasi. Berdasarkan asumsi

teori tersebut, maka pelu ditinjau dari sudut pandang mana masalah-masalah yang

terjadi dalam pelaksanaan Lesson Study sebagai inovasi pendidikan.

Masalah Sumber Daya Manusia

Masalah sumberdaya manusia selalu menjadi hambatan dalam setiap usaha

inovasi, baik cara pandang, prilaku, kebiasaan atau peresepsi tentang suatu inovasi.

Oleh karena itu, dalam kasus pelaksanaa Lesson Study di Indonesia faktor inisiatif

dari guru dan sekolah maapun dinas terkait masih kurang. Bebrapa hal yang dapat

dilakuakan adalah :

1. Mengintensifkan kegiatan-kegiatan ilmiah untuk menyebarkan pengetahuan dan

pengalaman pelaksanaan Lesson Study.

2. Melibatkan guru-guru dalam kegiatan ilmiah tersebut.

3. Mengembangkan model-model percontohan kegiatan Lesson Study.

4. Meningkatkan partisipasi KKG dan MGMP dalam kegiatan Lesson Study bahkan

dapat dijadikan sebagai pelaksana di lapangan.

24

Page 25: (1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)

Masalah Sarana Prasarana

Sarana yang digunakan dalam kegiatan Lesson Study tidak lah sulit untuk

dicari. Hanya saja sulitnya mencari sekolah yang memiliki kelengkapan fasilitas

yang dibutuhkan terutama di daerah. Biaya yang tidak kalah pentingnya adalah biaya

operasional kegiatan yang sering menjadi kendala terutama jika kegiatan Lesson

Study tidak berbasis proyek. Beberapa hal yang dapat dialakukan untuk

memecahkannya adalah :

1. Mengembangkan komitmen dinas pendidikan untuk mengalokasikan kegiatan

Lesson Study

2. Mengembangkan komitmen sekolah dalam mengalokasikan biaya operasinal bagi

guru yang terlibat dalam Lesson Study

3. Pihak perguruan tinggi mengembangkan proyek-proyek Lesson Study untuk

diajukan pada lembaga-lembaga pemerintah atau internasional.

Masalah Kebijakan Teknis

Kebijakan pelaksanaan Lesson Study sudah direspon dengan baik oleh

pemerintah pusat. Hanya saja, pelaksana program pendidikan tingkat daerah belum

semuanya mengadaptasi Lesson Study sebagai sebuah inovasi. Padahal kebijakan

teknis tingkat daerah sangat dibutuhkan untuk mendorong sekolah-sekolah. Oleh

karena itu, perlu usaha sosialisasi dan persuasi yang lebih intensif dengan

pemerintah daerah.

25

Page 26: (1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Kegiatan lesson study memberikan nuansa yang berdampak yang positif terhadap

perubahan sikap dan budaya guru dalam mengajar disekolah. Melalui tahapan-tahapan

lesson study mulai dari plan, do, see, check dan act memunculkan  interaksi dan

komunikasi antar guru dan rasa tanggung jawab bersama.  Terjadi diskusi yang matang

dalam perencanaan pembelajaran saat plan, kemudian mengamati jalannya proses

pembelajaran saat do, dan merefleksi tentang kelemahan-kelemahan saat pelaksaan do

serta mencari solusinya.

Perubahan budaya juga terjadi pada guru dalam mengajar melalui lesson study

seperti  mampu membangun komunikasi sesama guru, merancang perencanaan

pembelajaran yang beroreintasi pada siswa, setting kelas yang sudah tidak selalu

konvensional, bervariasinya metode mengajar guru, penggunaan media pembelajaran

yang optimal, mengetahui sekumpulan data siswa yang mengalami kesulitan dalam

pembelajaran sehingga mudah dalam mencarikan jalan keluarnya.

Lesson study juga mampu menimbulkan perubahan sikap guru berupa 

menumbuhkan semangat untuk mengkritik diri, terbuka terhadap masukan orang lain,

mengakui kesalahan yang telah dilakukan, menerima ide-ide orang lain, melatih untuk

memberikan masukan secara jujur ,  perhatian dan disampaikan secara santun. Perubahan

sikap ini menunjang terhadap kematangan kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial

seorang guru yang sangat menunjang terhadap tugas kesehariannya..

26

Page 27: (1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)

DAFTAR PUSTAKA

Harvey F. Silver, Richard W. Strong & Matthew J. Perini. 2007. Strategi-Strategi Pengajaran:

Memilih Strategi Berbasis Penelitian yang Tepat untuk Setiap Pelajaran. Terjemahan oleh

Ellys Tjo. 2012. Jakarta. PT. Indeks.

Pupuh Fathurohman & Aa Suryana. 2012. Guru Profesional. Bandung. PT. Refika Aditama

Lesson Study Research Group online: http://www.tc.edu/lessonstudy/whatislessonstudy.html

Slamet Mulyana. 2007. Lesson Study (Makalah). Kuningan: LPMP-Jawa Barat.

Wikipedia.2007. Lesson Study. Online: http://en.wikipedia.org/wiki/Lesson_study .hmtl

Lewis, Chatherine C. 2002. Lesson Study : Ahandbook of Teacher Led Instructional Change,

Philadelpia, PA : Research for Better School, Inc.

Susilo, Herwati, dkk. 2009. Lesson Study Berbasis Sekolah. Malang. Bayu media  Publishing.

Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru. Jakarta: Penerbit Fokus Media.

27