repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/tuti... · lesson...

127
LESSON STUDY SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALITAS GURU PAI DI SMP NEGERI 1 KRAMATWATU SERANG-BANTEN Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd. I) Oleh TUTI ALIAH NIM 109011000097 \ PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M

Upload: doliem

Post on 07-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

LESSON STUDY SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN

PROFESIONALITAS GURU PAI DI SMP NEGERI 1

KRAMATWATU SERANG-BANTEN

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd. I)

Oleh

TUTI ALIAH

NIM 109011000097

\

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/2014 M

Page 2: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1
Page 3: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1
Page 4: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1
Page 5: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1
Page 6: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

v

ABSTRACTION

Tuti Aliah (NIM: 109011000097)

Lesson Study As Effort of Improvement Profesionalitas Teacher of Islamic

Religion Education in State Junior High School 1 Kramatwatu Serang-

Banten

This research aim to tknow how process of execution of lesson study as

effort of Improvement Profesionalitas learn the Islamic Religion Education,

knowing impact of execution of lesson study MGMP conducted by teacher of

Islamic Religion Education, and to know the supplementary factor and resistor in

execution of lesson study. This research have been conducted at November 2013

in State Junior High School 1 Kramatwatu Serang-Banten.

To obtain get the information under consideration this Research, writer use

the descriptive research method. As for research type in this writing script is

qualitative. Later Then in technique of data collecting of writer conduct three

technique of data collecting namely observation, interview and documentation.

Later Then data which have been got from third the technique analysed to use the

analysis model told by Miles and Huberman namely model the data analysis emit

a stream of the (flow model the). Data collecting, reduce the data, presentation of

data and conclusion withdrawal.

Result of research of pursuant to data from observation, interview and

documentation indicate that the process of execution lesson study base on the

MGMP Islamic Religion Education in State Junior High School 1 Kramatwatu

Serang-Banten can be executed better and get the good support from all teachers,

student and also headmaster. Affect from execution of lesson study which have

been conducted by existence of partner which mutual of among teacher of subject

Islamic Religion Education with the other partner school teacher, giving

understanding to all teacher of about its his important is study study as base of is

Improvement of attitude profesionalitas which he own so that four interest:

interest pedagogik, social, professional, personality which dimliki teacher can

mount and expand. At subject of Islam education Learn the teacher of Islamic

Religion Education more inovatif, study method more varying and more relevant

to storey; level of student ability. While constraint faced in course of execution

start from planning phase (plan), come up with the phase refleksi (See) is problem

of time and expense limited for the melaksankan of return the activity of lesson

study chronically.

Keyword: Lesson Study, Profesionalitas, Teacher of Islamic Religion

Education

TUTI ALIAH (PAI)

Page 7: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

v

ABSTRAK

Tuti Aliah (NIM: 109011000097).

Lesson Study Sebagai Upaya Peningkatan Profesionalitas Guru PAI di SMP

Negeri Kramatwatu Serang-Banten.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pelaksanaan

lesson study sebagai upaya peningkkatan profesionalitas guru PAI, mengetahui

dampak pelaksanaan lesson study MGMP yang dilakukan guru PAI, dan untuk

mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan lesson study.

Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2013 di SMP Negeri 1

Kramatwatu Serang-Banten

Untuk memperoleh informasi dalam pembahasan skripsi ini, penulis

menggunakan metode penelitian deskriptif. Adapun jenis penelitian dalam penulisan

skripsi ini adalah kualitatif. Kemudian dalam teknik pengumpulan data penulis

melakukan tiga teknik pengumpulan data yakni observasi, wawancara dan

dokumentasi. Kemudian data-data yang telah didapat dari ketiga teknik tersebut

dianalisis menggunakan model analisis yang dikatakan oleh Miles dan Huberman

yakni model analisis data mengalir (flow model). Pengumpulan data, reduksi data,

penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian berdasarkan data dari observasi, wawancara dan dokumentasi

menunjukkan bahwa proses pelaksanaan lesson study berbasis MGMP PAI di SMP

Negeri 1 Kramatwatu Serang-Banten dapat terlaksana dengan baik dan mendapat

dukungan baik dari para guru-guru, siswa serta kepala sekolah. Dampak dari

pelaksanaan lesson study yang telah dilakukan terjalinya kemitraan yang mutual

antara guru mata pelajaran PAI dengan guru sekolah mitra yang lain, memberikan

pemahaman bagi para guru tentang pentingnya pengkajian pembelajaran sebagai

dasar peningkatan sikap profesionalitas yang ia miliki sehingga empat kompetensi:

kompetensi pedagogik, sosial, profesional, kepribadian yang dimliki guru dapat

meningkat dan berkembang. Pada mata pelajaran pendidikan agama Islam Guru PAI

lebih inovatif, metode pembelajaran lebih bervariasi dan lebih relevan terhadap

tingkat kemampuan siswa. Sedangkan kendala yang dihadapi dalam proses

pelaksanaan mulai dari tahap perencanaan (plan), sampai pada tahap refleksi (see)

ialah persoalan waktu dan biaya terbatas untuk melaksankan kembali kegiatan lesson

study secara berkesinambungan.

Kata Kunci: Lesson Study, Profesionalitas, Guru PAI

TUTI ALIAH (PAI)

Page 8: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam yang

menggenggam setiap kejadian, penyempurna setiap kebahagiaan, tempatku bersandar

dan bersyukur atas seluruh nikmat tanpa batas. Shalawat dan Salam senantiasa

menyelimuti baginda Nabi Muhammad SAW tercinta beserta keluarga, sahabat, dan

pengikut sampai akhir zaman.

Selama penulisan skripsi yang berjudul Lesson Study sebagai Upaya

Peningkatan Profesionalitas Guru PAI di SMP Negeri 1 Kramatwatu Serang-Banten.

Menyadari bahwa dalam menghantarkan penyelesaian skripsi ini, banyak pihak yang

telah memberikan kesempatan bimbingan, dukungan serta bantuan baik moril

maupun materil kepada penulis. Sudah menjadi kepatutan sebagai ungkapan rasa

terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada semua pihak yang

berjasa, yaitu:

1. Nurlena Rifa’i, M.A, Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag dan Hj. Marhamah Saleh, Lc., MA., Ketua

Jurusan dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam beserta segenap dosen

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama

mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah beliau berikan mendapatkan

keberkahan dari Allah SWT.

3. Dr. H. Akhmad Sodiq, M.Ag., Pembimbing skripsi yang penuh keikhlasan

dalam membagi waktu, tenaga dan pikiran beliau dalam upaya memberikan

bimbingan, petunjuk, serta mengarahkan penulis dalam proses mengerjakan

skrpsi ini dengan sebaik-baiknya.

4. Drs. Abdul Haris, M.Ag., Dosen penasihat akademik penulis yang telah banyak

memberikan nasihat sekaligus motivasi bagi penulis mulai dari semester pertama

hingga semester akhir.

Page 9: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

vii

5. Yana Suryana, M.Pd., Kepala sekolah SMP Negeri 1 Kramatwatu yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah yang

beliau pimpin.

6. Seluruh dewan guru SMP Negeri 1 Kramatwatu khususnya Detty Herawati, S.Ag

guru Pendidikan Agama Islam dan Rodiyah, S.Pd.I pengurus lesson study

MGMP PAI yang menjadi responden dalam wawancara tentang masalah

penelitian penulis.

7. Kedua orang tua, yang selalu penulis banggakan yang telah memberikan

dukungan secara moril dan materil. Semoga Allah SWT membalas kebaikan dan

cinta yang mereka berikan kepada penulis.

8. Kakakku Herlina, Lukman Hakim, dan Muhammad Sulpan, terimakasih atas doa

dan dukungannya selama ini, serta telah memberi keceriaan yang mampu

menghilangkan penatku.

9. Sahabat-sahabatku, Uun Choerunnisa, Hilda, Newa, Karmila dan Lina.

Terimakasih atas doa, dukungan, bantuan dan kebersamaan selama ini yang

kalian berikan.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan

bantuan yang sangat bermanfaat bagi penulis demi terselesaikannya skripsi ini.

Tiada ucapan yang dapat penulis haturkan kecuali “Jazakumullah Ahsanal

Jazaa” semoga amal baiknya diterima oleh Allah SWT.

Jakarta, 19 April 2014

Penulis

Page 10: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI .......................................... iv

ABSTRAK ...................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................... 11

C. Pembatasan Masalah ................................................................... 12

D. Rumusan Masalah ....................................................................... 12

F. Tujuan Penelitian ......................................................................... 13

G. Manfaat Penelitian....................................................................... 13

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori ............................................................................... 15

1. Classroom Action Research dan Lesson Study ....................... 15

a. Sejarah Lesson Study ......................................................... 20

b. Pengertian Lesson Study .................................................... 21

c. Konsep Lesson Study ......................................................... 23

d. Tahapan Lesson Study ........................................................ 26

1) Perencanaan (Plan) ...................................................... 26

2) Pelaksanaan (Do) ......................................................... 27

3) Refleksi (See) .............................................................. 27

Page 11: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

ix

e. Manfaat Lesson Study .................................................... 29

f. Kelebihan Lesson Study ..................................................... 30

2. Profesionalisme Guru ............................................................. 31

a. Pengertian Profesi ............................................................. 31

b. Pengertian Profesionalisme .............................................. 33

c. Pengertian Profesional ...................................................... 34

d. Guru Profesional ............................................................... 35

e. Prinsip Profesional ............................................................ 36

f. Kompetensi Guru ............................................................... 37

1) Pengertian Kompetensi ................................................. 37

2) Macam-macam Kompetensi Guru ................................ 40

a) Kompetensi Pedagogik ............................................. 40

b) Kompetensi Kepribadian .......................................... 42

c) Kompetensi Sosial .................................................... 43

d) Kompetensi Profesional ........................................... 44

3. Pendidikan Agama Islam ....................................................... 45

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam ................................ 45

b. Tujuan Pendidikan Agama Islam ..................................... 47

B. Penelitian yang Relevan ........................................................... 48

BAB III METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................... 50

B. Metode dan Desain Penelitian .................................................... 50

C. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data .............................. 51

1. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 51

2. Teknik Analisis Data .............................................................. 55

3. Pemeriksaan Keabsahan Data ................................................. 56

D. Teknik Penulisan ......................................................................... 57

Page 12: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

x

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ............................................................................. 58

B. Lesson Study sebagai Upaya Penigkatan Profesionalisme Guru

PAI di SMP Negeri 1 Kramatwatu Serang-Banten ............... 61

1. Implementasi Lesson Study di SMP Negeri 1 Kramatwatu

Serang-Banten .................................................................... 61

a. Tahapan Lesson Study ....................................................... 62

1) Perencanaan (Plan) ..................................................... 62

2) Pelaksanaan (Do) ........................................................ 63

3) Refleksi (See) .............................................................. 65

b. Manfaat Pelaksanaan Lesson Study di SMP Negeri 1 Kramat

watu Serang-Banten ............................................................... 66

2. Dampak Lesson Study terhadap Profesionalitas Guru PAI di SMP

Negeri 1 Kramatwatu Serang-Banten ........................................ 67

3. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksanaan Lesson

Study di SMP Negeri 1 Kramatwatu Serang-Banten ................. 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................... 73

B. Implikasi ....................................................................................... 74

C. Saran ............................................................................................. 74

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 76

LAMPIRAN .................................................................................................... 81

Page 13: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Pendekatan Follow-Up IMSTEP ................................................. 10

Gambar 2.1 Siklus Pengkajian dalam Lesson Study di Indonesia .................... 29

Gambar 3.1 Komponen-komponen Analisis Data Model Mengalir ............... 55

Gambar 4.1 Pelaksanaan Lesson Study di SMP Negeri 1 Kramatwatu Serang

-Banten ......................................................................................... 58

Gambar 4.2 Hasil Observasi (Perencanaan) Plan ........................................... 58

Gambar 4.3 Hasil Observasi (Pelaksanaan) Do .............................................. 59

Gambar 4.4 Hasil Observasi (Refleksi) See .................................................... 59

Gambar 4.5Aktivitas Mengajar Guru .............................................................. 60

Gambar 4.6 Hasil Observasi Guru .................................................................. 60

Gambar 4.7 Hasil Wawancara ......................................................................... 60

Gambar 4.8 Aktivitas Belajar Siswa Kelas VIII A ......................................... 60

Gambar 4.9 Hasil Observasi Siswa Kelas VIII A ........................................... 60

Gambar 4.10 Gambaran Umum dan Tujuan Utama Lesson Study serta Hubungannya

dengan Kompetensi .......................................................................................... 70

Page 14: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Observasi Profil Lembaga Sekolah ................................ 81

Lampiran 2 Lembar Observasi Guru .................................................................. 89

Lampiran 3 Lembar Observasi Siswa ................................................................ 91

Lampiran 4 Format Observasi Siswa ................................................................. 93

Lampiran 5 Pedoman Wawancara dengan Guru ................................................ 96

Lampiran 6 Laporan Lesson Study MGMP PAI SMP N 1 Kramatwatu ........... 98

Lampiran 7 RPP Pendidikan Agama Islam (Meningkatkan Keimanan kepada Rasul

Allah) .......................................................................................... 100

Lampiran 8 Lembar Uji Referensi .................................................................. 103

Lampiran 9 Surat Bimbingan Skripsi .............................................................. 108

Lampiran 10 Surat Permohonan Izin Penelitian ............................................. 109

Lampiran 11 Surat Keterangan Observasi Sekolah ........................................ 110

Lampiran 12 Biodata Penulis .......................................................................... 111

Page 15: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mutu pendidikan di Indonesia dianggap masih rendah oleh banyak

kalangan. Upaya peningkatan mutu pendidikan harus dilakukan dengan

menggerakkan seluruh komponen yang menjadi subsistem. Subsistem dalam

suatu sistem mutu pendidikan adalah guru. Para guru di Indonesia menyadari

bahwa jabatan guru adalah suatu profesi terhormat dan mulia. Guru

mengabdikan diri dan berbakti untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya, yaitu yang beriman,

bertakwa, dan berakhlak mulia, serta menguasai IPTEK dalam mewujudkan

masyarakat yang berkualitas.

Guru sebagai pendidik mempunyai tuntutan untuk selalu berusaha

meingkatkan kualitas kompetensi. Peningkatan kualitas kompetensi ini dapat

terwujud pada saat ilmu pengetahuan yang guru miliki bisa berkembang dan

meningkat. Dalam hal ini terlihat jelas peran pendidikan sangatlah penting.

Dengan adanya pendidikan seseorang bisa meningkatkan keilmuan yang

dimlikinya. Pada dasanya manusia dilahirkan dalam keadaan yang belum

mengetahui apa-apa. Hal ini jelas tertulis dalam Firman Allah QS: An-Nahl

ayat 78.1

1Al-Qur’an Terjemah (Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2002), h. 276.

Page 16: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

2

“Dan Allah Mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak

mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pandangan, pengelihatan,

dan hati nurani, agar kamu bersyukur (QS: An-Nahl 16: 78)

Dalam firman Allah SWT di atas dijelaskan bahwa, selain dari penciptaan

manusia yang dilahirkan dari rahim ibu dalam keadaan tidak mengetahui

sesuatu pun, namun Allah SWT memberikan panca indra dan hati nurani

kepada manusia. Bukti tanda syukur seorang hamba kepada Dzat yang telah

menciptakannya adalah senantiasa memanfaatkan sekaligus meningkatkan

apa yang sudah diberi oleh-Nya dengan sebaik mungkin dan manusia dapat

berusaha untuk mengubah keadaaan yang awalnya tidak mengetahui sesuatu

apa pun menjadi makhluk ciptaan Allah yang berilmu. Manusia yang berilmu

adalah manusia yang selalu ingin tahu tentang hal apapun dari apa yang

dilihat dan dirasa guna menambah dan meningkatkan pengetahuan yang

dimiliknya.2 Salah satu diantara dalil yang menunjukan keutamaan ilmu dan

orang yang berilmu terdapat dalam potongan ayat Al-Qur’an. Firman Allah

SWT dalam QS: Az-Zumar ayat 9.3

. . . . . . .

". . . . . . Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui

dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang

berakallah yang dapat menerima pelajaran".(QS: Az-Zumar 39: 9)

2Abu Zakaria, “Apakah sama orang-orang yang mengetahui dan orang-orang yang tidak

mengetahui, “www.assunnahSurabaya.wordpress.com, 24 April 2014. 3Al-Qur’an Terjemah (Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2002), h. 460.

Page 17: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

3

Dalam potongan ayat di atas Allah menyuruh Rasulullah SAW untuk

bertanya “Apakah sama orang yang mengetahui dan orang yang tidak

mengetahui?” ini adalah pertanyaan yang tidak perlu dijawab karena sudah

pasti berbeda antara keduanya. Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin

menjelaskan ayat di atas di awal bab “Keutamaan Ilmu” dalam “Kitabul

Ilmi” beliau. Diantaranya beliau berkata “tidak sama orang yang berilmu

dan tidak berilmu sebagaimana tidak sama orang yang hidup dengan yang

mati, yang mendengar dengan yang tuli, yang melihat dengan yang buta.

Ilmu adalah cahaya yang dengannya manusia keluar dari kegelapan

menuju cahaya. Dengan ilmu, Allah mengangkat/melebihkan siapa yang

dikehendakiNya dari para makhlukNya. Allah SWT menjamin derajat

seorang hamba yang beriman dan berilmu. Hal ini disebutkan dalam

firman Allah dalam QS: Al-Mujadilah ayat 11.4

“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di

antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa

derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS: Al-

Mujadilah 58: 11)

“Manusia yang berilmu akan dapat bermanfaat bagi

dirinya dan orang lain. Manusia adalah makhluk sosial maka

keberadaan dari hadirnya harus bermanfaat, tidak hanya

manfaat untuk dirinya namun untuk orang lain. Sebagaimana

petikan hadits Rasullah SAW yang diriwayatkan oleh Jabir

sebagai berikut”:5

ر الناس انفعهم للناس )رواه الطبرني و الدارقطني(. خي . . . . .

“Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia

(HR: Thabrani dan Daruquthni).

Agar manusia dapat bermanfaat bagi sesamanyaa maka manusia

harus berilmu pengetaahuan. Ilmu pengetahuan tersebut bisa didapat dari

4

Al-Qur’an Terjemah (Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2002), h. 544. 5Risalah Islam, dan Dasar-dasar Islam, http://www. RisalahIslam.com, 24 April 2014

Page 18: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

4

pendidikan. Salah satu permasalahan pendidikan yang menjadi prioritas untuk

segera dicari pemecahannya adalah masalah kualitas pendidikan, khususnya

kualitas pembelajaran. Dari berbagai kondisi dan potensi yang ada, upaya

yang dapat dilakukan berkenaan dengan peningkatan kualitas pembelajaran di

sekolah adalah mengembangkan pembelajaran yang berorientasi pada peserta

didik dan memfasilitasi kebutuhan masyarakat akan pendidikan yang

berkelanjutan. Kegiatan belajar dan mengajar merupakan kegiatan paling

pokok dalam keseluruhan proses pendidikan. Hal ini berarti bahwa

pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada bagaimana proses belajar

mengajar dirancang dan dijalankan secara profesional. Setiap kegiatan

pembelajaran akan melibatkan dua pelaku aktif, yaitu guru dan siswa. Guru

sebagai pengajar merupakan pencipta kondisi belajar siswa yang didesain

secara sengaja, sistematis, dan berkesinambungan. Sedangkan siswa sebagai

peserta didik merupakan pihak yang menikmati kondisi belajar yang

diciptakan guru.6

Depdiknas mengatakan yang dikutip oleh Ibrohim dalam modulnya yang

berjudul Panduan Pelaksanaan Lesson Study di KKG /MGMP bahwa sampai

saat ini pembangunan Pendidikan Nasional belum mencapai hasil sesuai yang

diharapkan, terutama terkait dengan pemasalahan pemerataan akses dan

kualitas pendidikan. Secara eksternal, komponen pendidikan yang secara

signifikan berpengaruh terhadap rendahnya mutu pendidikan di Indonesia

diantaranya ketersediaan pendidik dan tenaga kependidikan yang belum

memadai secara kuantitas dan kualitas dan proses pembelajaran yang belum

efesien dan efektif.7

Salah satu faktor esensial yang berpengaruh terhadap kualitas hasil

pendidikan adalah guru. Sebagai pendidik profesional, guru memiliki peran

penting dalam pendidikan. Dengan diundangkannya Undang-undang Nomor

14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, guru diakui sebagai jabatan

6Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru,

(Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 378.

7Ibrohim, Panduan Pelaksanaan Lesson Study di KKG/MGMP, (Malang: t.p., 2010),

h. 4.

Page 19: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

5

profesional hal ini sekaligus mengangkat harkat dan martabat guru yang

sungguh luar biasa bila dibandingkan dengan profesi di kalangan pegawai

negeri sipil.8 Guru bukan hanya sebagai pengajar materi yang mengisi

kognitif siswa, tetapi juga sebagai pendidik yang mampu membimbing dan

mengembangkan siswa sesuai dengan bakat masing-masing. Di dalam kelas

terdiri dari tipe dan kemampuan siswa yang berbeda-beda, oleh sebab itu

tugas pendidik mengupaya mengembangkan siswa berdasarkan kemampuan

yang dimilikinya masing-masing dari segi kognitif, apektif, dan

psikomotorik. 9

Guru sebagai profesi, selain memiliki peran dan tugas sebagai pendidik

juga memilik tugas melayani masyarakat dalam bidang pendidikan. Tuntutan

profesionalnya adalah memberikan layanan yang optimal dalam bidang

pendidikan kepada masyarakat. Lebih khusus, guru dituntut memberikan

layanan profesionalnya kepada peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat

tercapai. Keahlian guru dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan

diperoleh setelah menempuh pendidikan keguruan tertentu, dan kemampuan

tersebut tidak dimiliki oleh warga masyarakat pada umumnya yang tidak

pernah mengikuti pendidikan keguruan. 10

Para guru di Indonesia idealnya selalu tampil secara profesional dengan

tugas utamanya adalah mendidik, membimbing, melatih, dan

mengembangkan kurikulum (perangkat kurikulum), sebagaimana bunyi

prinsip “Ing ngarso sung tulodho, ing madya mangun karso, tut wuri

handayani.” Artinya seorang guru bila di depan memberikan suri teladan

(contoh) di tengah memberikan prakarsa di belakang memberikan

dorongan atau motivasi. Guru yang profesional merupakan faktor penentu

proses pendidikan yang berkualitas. Untuk dapat menjadi guru profesional,

para guru harus mampu menemukan jati diri dan mengaktualisasikan diri

sesuai dengan dan kaidah-kaidah guru yang profesional.11

Upaya guru mendidik, membimbing, mengajar dan melatih anak didik

bukan suatu hal yang mudah. Pekerjaan ini membutukan pengalaman yang

8Subjianto, Profesi Guru sebagai Profesi yang menjanjikan Pasca UU Guru dan Dosen,

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 13, 2007, h. 696.

9Martinis Yamin, Standarisasi Kinerja Guru, (Jakarta: GP Press, 2010), h. 34.

10

Muhammad Surya, dkk., Landasan Pendidikan Menjadi Guru yang Baik, (Bandung:

Ghalia Indonesia, 2010), Cet. I, h. 7.

11Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2011), h. 15.

Page 20: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

6

banyak dan keseriusan, disana-sini masih juga terdapat kejanggalan dan

kekurangan, sang guru berupaya mengurangi sedikit mungkin kekurangan

dan kesalahan didalam mengembangkan tugas sebagai pendidik, pepatah

khusus sering diistilahkan sebagai “jiwa bagi tubuh” pendidikan.

Pendidikan tidak akan berarti apa-apa tanpa kehadiran guru. Apapun

model kurikulum dan paradigma pendidikan yang berlaku, gurulah pada

akhinya yang menentukan tercapainya progran tersebut. Sebuah

pembelajaran sangat ditentukan keberhasilannya oleh masing-masing guru

di kelas, tenaga pengajar yang profesional akan terukur dan sejauh mana

dia menguasai kelas yang diasuhnya, hingga mengantarkan peserta

didiknya mencapai hasil belajar yang optimal. Dalam pandangan

psikologi belajar, keberhasilan belajar itu lebih banyak ditentukan oleh

tenaga pengajarnya.12

Para ahli pendidikan, pada umumnya memasukan guru sebagai tenaga

profesional. Sebagai pendidik profesional, guru bukan saja dituntut

melaksanakan tugas upaya secara profesioanal, tetapi juga harus memiliki

pengetahuan dan kemampuan profesional karena itu guru sebagai pelaku

utama pendidikan harus berupaya agar dapat menjalankan tugasnya secara

profesional. Namun Peran guru sebagai pendidik profesional akhir-akhir ini

mulai dipertanyakan eksistensinya secara fungsional.13

Selama proses pendidikan masih ada, maka selama itu pula masalah-

masalah tentang pendidikan akan selalu muncul dan kita pun sebagai

pengajar tak akan henti-hentinya untuk terus menyelesaikan,

membicarakan dan memperdebatkan tentang masalah-masalah

kependidikan, mulai dari hal-hal yang bersifat fundamental-filsafah

sampai dengan hal–hal yang sifatnya teknis-operasional. Sebagian besar

permasalahan tentang pendidikan terutama tertuju pada bagaimana upaya

menemukan cara yang terbaik guna mencapai proses pendidikan yang

bermutu.14

Dalam meningkatkan mutu pendidikan nasional, pemerintah khususnya

melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan terus menerus berupaya

melakukan berbagai perubahahan dan pembaharuan sistem pendidikan. Salah

satu upaya yang sudah dan sedang dilakukan yaitu berkaitan dengan faktor

guru. Peranan guru sangat menentukan dalam usaha peningkatan mutu

12Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan (Jakarta: Dapartemen Agama

Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, 2005), h. 29.

13Abuddin, Nata, Manajement Pendidikan, (Jakarta: Kencana PMG, 2010), h. 156.

14

Muhardjito, “Efektivitas Pelaksanaan Lesson Study melaui Optimalisasi Peran

Pendamping, ” Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Lesson Study, FMIPA

Universitas Malang.

Page 21: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

7

pendidikan. Berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran telah

banyak dilakukan, baik oleh pemerintah maupun oleh berbagai pihak yang

peduli terhadap pembelajaran sekolah. Berbagai upaya tersebut anatara lain

dalam bentuk penataran guru, kulifikasi pendidikan guru, pembaharuan

kurikulum, implementasi model atau metode pembelajaran baru dan penelitian

tentang kesulitas dan kesalahan siswa dalam belajar atau yang sering

dilakukan guru seperti tindakan kelas.15

Keinginan untuk memperbaiki mutu pendidikan nasional harus dimulai

dengan peningkatan mutu guru dan tenaga kependidikan secara umum. Di sisi

lain, salah satu hal yang menyebabkan rendahnya mutu guru adalah karena

rendahnya tingkat kompetensi yang dimiliki guru. Ada empat kompetensi

yang harus dimliki oleh seoarng guru yang profesional meliputi: kompetensi

pedagogik, kompetensi personal, kompetensi profesional, kompetensi sosial.

Dalam kualitas guru dapat terlihat dari dua segi, yaitu segi proses dan segi

hasil. Dari segi proses guru dikatakan berhasil apabila mampu melibatkan

sebagian besar peserta didik secara aktif, baik fisik, mental, dan sosial dalam

proses pembelajaran. Disamping itu, dapat dilihat dari motivasi dan semanagat

mengajarnya, serta adanya rasa percaya diri. Sedangkan dari segi hasil, guru

dikatakan berhasil apabila pembelajaran yang diberikannya mampu mengubah

prilaku sebagian besar peserta didik ke arah penguasaan kompetensi dasar yang

lebih baik. Untuk memenuhi tuntutan tersebut diperlukan berbagai kompetensi

yang harus dimiliki sebagai seorang guru profesional. Dalam masyarakat

berkembang tuntutan terhadap profesionalisme disetiap bidang pekerjaan

menjadi keseharusan. Tuntutan ini diketahui dengan kewajiban memliki

sertifikasi-sertifikasi. Hal yang sama berlaku dibidang pendidikan dalam

rangka meningkatkan profesionalisme guru.16

15J.M Tedjawati, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Lesson Study (Kasus di

Kabupaten Bantul), Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Penelitian dan Peningkatan

Kemendiknas, 4, 2011, h. 481. 16

Astri Fitriani, “Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru Melalui Model Lesson Study di

SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung”, Skripsi pada Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2012, h. 15, tidak dipublikasikan.

Page 22: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

8

Sertifikasi profesi mencakup kompetensi pribadi, kompetensi sosial,

kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional sesuai dengan Pasal 28 PP

No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan Pasal 10-11 UU No.

14/2005 tentang Undang-Undang Guru dan Dosen. Pendidikan Nasional yang

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun

1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa.17

Melihat bahwa guru yang profesional diyakini sebagai salah satu faktor

yang menentukan terhadap keberhasilan pembelajaran peserta didik. Guru

sebagai pendidik, pengajar, dan pembimbing senantiasa dituntut untuk secara

profesional melaksanakan tugas utamanya sesuai dengan kompetensi yang

dipersyaratkan dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,

dan seni. Kualitas guru yang ditunjang oleh kinerja yang profesional

merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan

pendidikan secara nasional. Oleh karena itu, kedudukan dan peranan guru

sebagai pendidik sangat besar pengaruhnya terhadap perubahan tingkah laku

peserta didik. Guru senantiasa dapat mempertahankan ketauladanan dan

profesionalismenya dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia.

Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan

siswa. Perilaku guru adalah mengajar dan perilaku siswa adalah belajar.

Perilaku mengajar dan perilaku belajar tersebut terkait dengan bahan

pembelajaran. Bahan pembelajaran dapat berupa pengetahuan, nilai-nilai

kesusilaan, seni, agama, sikap, dan keterampilan. Kegiatan pembelajaran,

dalam implementasinya mengenal banyak istilah untuk menggambarkan cara

mengajar yang akan dilakukan oleh guru. Saat ini, begitu banyak macam

strategi ataupun metode pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran menjadi lebih baik. Istilah model, pendekatan, strategi,

metode, teknik, dan taktik sangat familiar dalam dunia pembelajaran kita,

17

Martinis Yamin, Standarisasi Kinerja Guru, (Jakarta: GP Press, 2010), h. 26.

Page 23: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

9

namun terkadang istilah-istilah tersebut membuat bingung para pendidik. 18

Keterampilan dasar mengajar (teaching skills), merupakan suatu

karakteristik umum dari seseorang yang berhubungan dengan pengetahuan

dan keterampilan yang diwujudkan melalui tindakan. Keterampilan dasar

mengajar (teaching skills) pada dasarnya adalah berupa bentuk-bentuk

perilaku bersifat mendasar dan khusus yang harus dimiliki oleh seorang guru

sebagai modal awal untuk melaksanakan tugas-tugas pembelajarannya secara

terencana dan professional. Keterampilan dasar mengajar guru secara

aplikatif indikatornya dapat digambarkan melalui Sembilan keterampilan

mengajar.19

Seorang guru yang memiliki loyalitas terhadap pekerjaannya senantiasa

akan berusaha meningkatkan kebutuhan akan kemampuan profesionalnya

guna mengimbangi tuntutan pendidikan yang harus berkembang. Untuk

meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, yang salah satunya melalui

peningkatan kompetensi guru, pemerintah Indonesia melaksanakan berbagai

bentuk pelatihan guru dalam jabatan (in-service teacher training) yang

bertujuan membantu guru memperbaiki kualitas mengajar untuk

meningkatkan sikap profesionalnya dengan mendorong mereka secara

kolaboratif agar dapat memperbaiki cara mereka.

Dalam mewujudkan kualitas sumber daya manusia seperti dikemukakan di

atas, adalah merupakan tanggung jawab fungsional Lembaga Pendidikan

Tenaga Kependidikan (LPTK) dalam mempersiapkan tenaga pendidik dan

kependidikan yang profesional. Tenaga pendidik sesuai dengan Undang-

undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas

dikemukakan bahwa jabatan guru sebagai pendidik merupakan jabatan

profesional. Untuk itu profesionalisme guru dituntut agar terus berkembang

sesuai dengan perkembangan kebutuhan terhadap sumber daya manusia yang

18Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada, 2011), Cet. III, h. 131. 19

Ibid., h. 80.

Page 24: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

10

berkualitas dan memiliki kapabilitas untuk mampu bersaing baik di forum

regional, nasional, dan internasional.20

Gambar 1.1

Pendekatan Follow-Up IMSTEP

(Sumber: Sumar Hendayana, 2007)

Berdasarkan gambar di atas, peningkatan mutu pendidikan akan dicapai

manakala terjadi kerjasama yang baik antara penyelenggara pendidikan pre-

service, sekolah on service, dan kelompok kerja guru in service. LPTK dapat

menghasilkan calon guru yang bermutu setelah mendapat masukan ke

sekolah untuk melakukan intervensi terhadap siswa sehingga siswa menjadi

aktif belajar. KKG merupakan forum untuk mendiseminasikan hasil inovasi

pembelajaran dan bersama LPTK diharapkan dapat meningkatkan

keprofesionalan guru. Kegiatan pembelajaran di sekolah piloting yang telah

dirintis pada fase IMSTEP terus dikembangkan pada fase follow-up program

IMSTEP melalui kegiatan lesson study. Lesson study yaitu suatu kegiatan

yang berkaitan dengan pembelajaran di sekolah yakni lesson study yang

muncul sebagai salah satu alternatif guna mengatasi permasalahan praktik

pembelajaran yang selama ini dipandang kurang bahkan tidak efektif.

20

Fachruddin Saudagar dan Ali Idrus, Pengembangan Profesionlitas Guru,

(Jakarta:Gaung Persada, 2011), h. 86.

Pre-Service

On-Service

(Sekolah)

Enhancement of

Education

Quality

In-Service

(KKG)

Page 25: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

11

Kegiatan pelaksanaanya dilakukan oleh guru yang sadar bahwa proses

pembelajaran yang selama ini telah dilaksanakan harus dikaji dari waktu ke

waktu agar dapat lebih meningkatkan hasil belajar sisiwa. Harapan ideal yang

ingin dicapai dalam kegiatan lesson study ini adalah membangun masyarakat

belajar, sesuai dengan prinsip belajar sepanjang hayat (life long learning).

Berdasarkan penjelasan di atas, sangat penting sekali bagi para guru-guru

berusaha mengubah cara mengajar mereka yang konservatif menjadi

pengajaran yang inovatif dengan cara melaksanakan salah satu model

pembelajaran yang menjadi alternatif dalam mengatasi permasalahan praktik

pembelajaran. Model pembelajaran tersebut adalah lesson study. Hasil

observasi awal peneliti di SMP Negeri 1 Kramatwatu Serang-Banten

menunjukan bahwa dalam pembelajaran pendidikan agama Islam masih

terlihat proses pembelajaran yang konservatif dimana para guru belum

mencoba melakukan inovasi dengan cara menggunakan metode yang dapat

membuat siswa ikut aktif dalam pembelajaran sehinga terlihat proses

pembelajaran yang monoton dan kurang efektif. Hal ini disebabkan karena

sikap profesionalitas yang masih kurang ditingkatkan oleh para guru-guru,

terlebih khusus para guru PAI. Dari permasalahan tersebut Kepala Sekolah

bekerja sama dengan guru-guru untuk melaksanakan model pembelajaran

lesson study berbasis musyawarah guru mata pelajaran (MGMP).

Berdasarkan penjelasan penulis di atas, maka penulis mengambil judul

“Lesson Study Sebagai Upaya Peningkatan Profesionalitas Guru PAI di

SMP Negeri 1 Kramatwatu Serang-Banten”

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, ada beberapa

pernyataan yang dapat diidentifikasi antara lain sebagai berikut:

1. Salah satu permasalahan pendidikan yang menjadi prioritas untuk segera

dicari pemecahannya adalah masalah kualitas pendidikan, khususnya kualitas

pembelajaran.

Page 26: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

12

2. Pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada bagaimana proses belajar

mengajar dirancang dan dijalankan secara profesional.

3. Salah satu faktor esensial yang berpengaruh terhadap kualitas hasil

pendidikan adalah guru.

4. Mendidik adalah pekerjaan profesional, karena itu guru sebagai pelaku

utama pendidikan merupakan pendidik profesional.

5. Peranan guru sangat menentukan dalam usaha peningkatan mutu

pendidikan.

6. Pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Negeri 1 Kramatwatu

Serang-Banten masih terlihat proses pembelajaran yang konservatif

7. Sikap profesionalitas yang masih kurang ditingkatkan oleh para guru-guru,

terlebih khusus para guru PAI di SMP Negeri 1 Kramatwatu Serang-Banten.

8. Lesson study merupakan salah satu alternatif guna mengatasi

permasalahan praktik pembelajaran yang selama ini dipandang kurang

bahkan tidak efektif

C. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah

Agar penulisan skripsi ini lebih terarah dan sesuai dengan maksud penulis

yang akan dilakukan, maka perlu adanya pembatasan masalah. Penulis

membatasi masalah pada salah satu model pembelajaran yakni lesson study

sebagai model pembinaan profesi pendidik.

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka

pesoalan/masalah yang akan diungkap oleh penulis yaitu:

1. Bagaimana Implementasi Lesson study dalam peningkatan profesionalitas

guru PAI di SMP Negeri 1 Kramatwatu Serang-Banten ?

2. Bagaimana dampak Lesson study terhadap peningkatan profesionalitas

guru PAI di SMP Negeri 1 Kramatwatu Serang-Banten ?

3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan lesson

study di SMP Negeri 1 Krmatwatu Serang-Banten ?

Page 27: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

13

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka

tujuan penulisan skripsi ini ialah :

1. Mengetahui implementasi lesson study dalam peningkatan profesionalitas

guru PAI di SMP Negeri 1 Kramatwatu Serang-Banten.

2. Mengetahui dampak lesson study terhadap peningkatan profesionalitas

guru PAI di SMP Negeri 1 Kramatwatu Serang-Banten.

3. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan lesson

study di SMP Negeri 1 Kramatwatu Serang-Banten.

E. Manfaat Penelitian

Pelaksanaan Penelitian kualitatif ini diharapkan akan memberi manfaat,

yaitu:

1. Secara formal untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana program

strata satu (S-1) pada jurusan Pendidikan Agma Islam Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Adapun tujuan non formal yaitu ingin memberikan sumbangsih untuk

merperkaya khazanah ilmu pendidikan, khususnya mengenai pembinaan

salah satu kompetensi yang harus dimliki guru “kompetensi profesional”

melalui model pembinaan yang disebut Lesson study.

3. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan,

wawasan dan pengetahuan bagi penulis khususnya dan bagi yang membaca

umumnya mengenai salah satu model pembinaan profesi pendidik (Lesson

study).

4. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi para pendidik

maupun calon pendidik yang ingin menjadi guru yang profesional, serta

menjadi bahan informasi dan pengetahuan tentang proses pelaksanaan lesson

study yang merupakan salah satu model pembelajaran kontemporer.

5. Kegunaan bagi penulis adalah untuk memperkaya wawasan ilmu

khususnya dalam bidang pendidikan

Page 28: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

14

6. Sebagai sumbangan data ilmiah mengenai model pembelajaran yang dapat

meningkatkan kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru profesional.

7. Dengan penelitian ini penulis berharap para pendidik dapat memahami

lebih jauh tentang pemilihan model pembelajaran yang tepat guna

meningkatkan kompetensi yang ia miliki.

Page 29: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

15

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teoritik

1. Classroom Action Research dan Lesson study

Classroom action research yang sering disebut dengan penelitian

tindakan kelas di Indonesia belum lama dikenal. Baru pada sekitar tahun

80-an pemerintah menggalakannya untuk dilaksanakan oleh guru sebagai

upaya meningkatkan kualitas pembelajaran. Pengertian tindakan kelas

berkembang dari penelitian tindakan. Oleh karena itu untuk memahami

pengertian classroom action research ini perlu kita telusuri pengertian

action research. Kemmis mengatakan action research adalah “suatu bentuk

penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh peneliti dalam situasi

sosial untuk meningkatkan penalaran praktik sosial mereka”.1

Pertama kali Classroom action research diperkenalkan oleh Kurt

Lewin pada tahun 1946, yang selanjutnya dikembangkan oleh Stephen

Kemmis, Robin Mc Taggart, John Elliot, Dave Ebbutt. Pada awalnya

classroom action research menjadi salah satu model penelitian yang

dilakukan pada bidang pekerjaan tertentu dimana peneliti melakukan

pekerjaannya, seperti pada bidang pendidikan. Salah ssatu contoh pekerjaan

utama pada bidang pendidikan adalah mengajar di kelas, menangani

bimbingan dan konseling serta mengelola sekolah. Dengan demikian yang

1Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 23.

Page 30: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

16

menjadi subjek penelitian adalah situasi kelas, individu siswa atau di

sekolah.2

Classroom action research adalah action research yang dilakukan

dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya.

Classroom Action Research berfokus pada kelas atau pada proses belajar

mengajar yang terjadi di kelas, bukan pada input kelas (silabus, materi dan

lain-lain) ataupun output (hasil belajar). Classroom Action Research harus

tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas.

Suharsimi mengatakan Classroom Action Research melalui paparan

gabungan definisi dari tiga kata, classroom + action + research sebagai

berikut:

a. Classsroom adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama

menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.

b. Action adalah sesuatu gerak kegiatan yang disengaja dilakukan

dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian

siklus kegiatan.

c. Research adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan

aturan metodologi tertentu untuk meningkatkan mutu suatu hal yang

menarik minat dan penting bagi peneliti.

Jadi menurutnya Classroom Action Research adalah penelitian

tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki dan

meningkatkan mutu praktik pembelajaran.3

“Action research termasuk penelitian kualitatif walaupun data yang

dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif. Terdapat beberapa jenis action

research, dua diantaranya adalah penelitian tindakan perorangan

(individual action research) dan penelitian tindakan kelompok

(collaborative action research)”.4

2Nizar Alam H dan Dody Hermana, Classroom Action Research, (Jakarta: Rahayasa,

2008), h. 42. 3Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,

2007), h. 58. 4Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, Mengenal PenelitianTindakan Kelas,

(Jakarta: PT. Indeks, 2009), h. 9.

Page 31: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

17

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa classroom action research

merupakan proses yang mengevaluasi kegiatan proses belajar mengajar

yang dilaksanakan secara sistematik dan menggunakan teknik-teknik yang

relevan. Kegunaan classroom action research adalah untuk memecahkan

masalah yang teridentifikasi, meningkatkan tingkat efektivitas dalam proses

pembelajaran, prinsip kemitraan dan meningkatkan profesionalisme guru.

Esensi permasalahan guru sebenarnya di kelas, bagaimana menciptakan

proses pembelajaran yang berkualitas sehingga menghasilkan output yang

mempunyai daya saing, seringkali proses pembelajaran di kelas tidak

diteliti oleh guru sehingga tingkat keefektifan metode pembelajaran, media,

keterkaitan RPP sulit diukur. Dengan adanya classroom action research

diharapkan dapat meningkatkan segi koognitif, afektif maupun

psikomotorik siswa.5

Ada beberapa ahli yang mengemukakan model action research dengan

bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang

lazim dilalui, yaitu perencanaan (plan), pelaksanaan (do), pengamatan

(See), dan repleksi (reflecting). Keempat tahap dalam penelitian tindakan

tersebut adalah unsur untuk membentuk sebuah siklus yaitu satu putaran

kegiatan beruntun yang kembali ke langkah semula. Jadi, satu siklus adalah

dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan refleksi, yang tidak lain

adalah evaluasi.6

Classroom action research adalah salah satu sarana yang dapat

mengembangkan sikap profesional guru. Melalui Classroom Action

Research guru akan selalu berupaya meningkatkan kemampuanya dalam

pengelolaan proses pembelajaran. Guru akan selalu dituntut untuk

mencoba hal-hal yang dianggap baru dengan mempertimbangkan

pengaruh perubahan dan perkembangan sosial. Tujuan utama Classroom

Action Research adalah peningkatan kualitas proses dan hasil belajar,

meningkatkan kualitas pembelajaran secara praktis, sehingga kadang-

kadang pelaksanaanya sangat situasional dan kondisional.7

5Nizar Alam H dan Dody Hermana, Classroom Action Research, (Jakarta: Rahayasa,

2008), h. 44. 6Didik Komaidi dan Wahyu Wijayanti, Panduan Lengkap PTK, (Yogyakarta:Sabda

Media, 2011), h. 41. 7Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 32.

Page 32: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

18

Classroom action research bukan hanya bertujuan mengungkapkan

penyebab dari berbagai permasalahan pembelajaran yang dihadapi sebagai

kesulitan siswa dalam mempelajari pokok-pokok batasan tertentu, tetapi

yang lebih penting lagi adalah memberikan pemecahan masalah berupa

tindakan tertentu untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar.

Atas dasar itu, terdapat tiga hal penting dalam pelaksanaan CAR yakni:

a. Classroom Action Research adalah penelitian yang

mengikutsertakan secara aktif peran guru dan siswa dalam berbagai

tindakan.

b. Kegiatan refleksi (perenungan, pemikiran, evaluasi) dilakukan

berdasarkan pertimbangan rasional (menggunakan konsep teori) yang

mantap dan valid guna melakukan perbaikan tindakan dalam upaya

memecahkan masalah yang terjadi.

c. Tindakan perbaikan terhadap situasi dan kondisi pembelajaran

dilakukan dengan segera dan dilakukan dalam praktik pembelajaran.8

Sedangkan lesson study telah dilaksanakan dan cukup dikenal di

Indonesia sejak tahun 2006 melalui program SISTTEMS (strengthening in-

service teacher training of mathematics and science education at secondary

level) yang didukung Direktorat PMPTK, DIKTI dan JICA. Lesson study

awalnya dilakukan, terutama di tiga kota, yaitu Sumedang, berkolaborasi

dengan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Bantul

berkolaborasi dengan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), dan Pasuruan

berkolaborasi dengan Universitas Negeri Malang (UNM) pelaksanaanya

ditekankan pada empat tahap, yaitu plan (merencanakan atau merancang),

do (melaksanakan), dan see (mengamati), dan sesudah itu merefleksikan

hasil pengamatan. Dalam perkembangan selanjutnya, lesson study di

Indonesia didefinisikan sebagai suatu model pembinaan profesi dan

pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan

8Komaidi, op. cit.., h. 55.

Page 33: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

19

berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning

untuk membangun learning community.9

Kerjasama antara 3 universitas (UPI, UNY, dan UM) dan sekolah-

sekolah piloting di Bandung, Yogyakarta, dan Malang makin dipererat

melalui perbaikan beberapa kelemahan dari implementasi kegiatan piloting

pembelajaran di sekolah mitra. Tahap observasi dan refleksi dari kegiatan

Lesson Study (plan-do-see) diperbaiki. Strategi observasi pembelajaran

diperbaiki pada fase Follow-up IMSTEP. Sebagai contoh, siswa tidak

terganggu dengan adanya observer di dalam kelas karena observer tidak

mengganggu siswa belajar tetapi lebih konsentrasi pada observasi aktivitas

siswa belajar. Hal ini tercermin dari kegiatan refleksi setelah pembelajaran.

Observer lebih banyak mengomentari aktivitas siswa dari pada gurunya.

Setelah bertukar pengalaman dan pengarahan dalam fase Follow-up

IMSTEP maka terjadi peningkatan kesadaran dalam melakukan observasi

pembelajaran.10

Kegiatan Lesson Study pada MGMP mendapat sambutan baik dari

guru-guru terutama guru-guru model. Guru model merasakan manfaat dari

kegiatan Lesson Study mereka menjadi lebih percaya diri dalam mengajar

dan berpartisipasi dalam kegiatan ilmiah tingkat nasional.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa classroom action

research dimodifikasi menjadi lesson study yang dalam pelaksanaan pun

melakukan empat tahap perencanaan (plan), pelaksanaan (do), pengamatan

(See), dan repleksi (reflecting). Dan keduanya pun mempunyai ciri-ciri

pokok yang sama seperti classroom action research dan lesson study

bersifat kolaboratif, inovatif dan bersiklus/siklusistis.

9Herawati Susilo, dkk., Lesson study Berbasis Sekolah, (Malang: BayuMedia, 2011),

h. 32. 10

Sumar Hendayana, dkk., Lesson study Suatu Strategi untuk Meningkatkan

Keprofesionalan Pendidik, (Bandung: UPI Press, 2007), h. 28.

Page 34: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

20

a. Sejarah Lesson study

Membahas tentang sejarah lesson study yang pertama kali

dicetuskan di Jepang tidak bisa dilepaskan dari kata kounaikenshu yaitu

sebuah CPD (continuing professional development) bentuk

pengembangan profesional berkelanjutan. Kounaikenshu yang mulai

berkembang pada sekitar tahun 1960-an pada dasarnya adalah bentuk

pelatihan berkelanjutan berbasis sekolah (school-based in service

training) dimana setiap guru secara terus menerus melakukan workshop

bersama rekan-rekannya untuk meningkatkan kualitas profesional

mereka.11

Melalui kegiatan tersebut guru-guru di Jepang mengkaji

pembelajaran melalui perencanaan dan observasi bersama yang

bertujuan untuk memotivasi siswa-siswanya aktif belajar mandiri.

Lesson study merupakan terjemahan langsung dari bahasa Jepang

Jugyokenkyu, yang berasal dari dua kata jugyo yang berarti lesson atau

pembelajaran, dan kenkyu yang berati study atau research pengkajian.

Dengan demikian lesson study merupakan study atau penelitian atau

pengkajian terhadap pembelajaran.12

Salah satu pakar yang mempopulerkan istilah jugyoukenkyu sendiri

dalah merupakan salah satu tokoh reformasi pendidikan Jepang yang

disebut sebagai suhu reformasi, yaitu Manabu Sato yang merupakan

dosen Universitas Tokyo. Beliau mengemukakan perlunya perubahan

dalam pola pembelajaran yang tertutup. Perubahan itu adalah penciptaan

masyarakat belajar di sekolah dan membuka seluas-luasnya proses

pembelajaran di kelas untuk diamati. Teknik pembelajaran yang terbuka

akan menerima masukan dari yang mengamatinya.13

11

Putu Ashintya Widhiartha, dkk., Lesson study Sebuah Upaya Peningkatan

Mutu Pendidik Pendidikan Nonformal, (Bandung: Guna Widya, 2009), h. 1. 12

Sumar Hendayana, dkk., Lesson study Suatu Strategi untuk Meningkatkan

Keprofesionalan Pendidik, (Bandung: UPI Press, 2007), h. 20. 13

Widhiartha, op. cit., h. 3

Page 35: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

21

Di Indonesia sendiri lesson study berkembang melalui proyek

IMSTEP (Indonesia Mathematics and Science Teacher Education

Project), yaitu sebuah proyek kerjasama antara tiga perguruan tinggi di

Indonesia JICA (Japan International Cooperation Agency) untuk

meningkatkan mutu pendidikan matematika dan IPA di Indonesia.

Proyek yang dimulai pada tahun 1998 ini melibatkan IKIP Bandung,

IKIP Yogyakarta dan IKIP Malang (saat ini ketganya telah berubah

menjadi Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, Universitas Negeri

Yogyakarta, dan Universitas Negeri Malang). Ketiga perguruan tinggi

tersebut bersama JICA dan beberapa sekolah terpilih (piloting)

merumuskan serangkaian program untuk meningkatkan kualitas

pendidikan IPA dan Matematika di Indonesia. Penerapan lesson study

sendiri adalah salah satu program yang termasuk di dalamnya. Walaupun

proyek IMSTEP sendiri telah selesai namun saat ini ketiga perguruan

tinggi tersebut masih aktif mengembangkan lesson study di berbagai

sekolah.14

Pemerintah, dalam hal ini Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

(Dirjen Dikti) dan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan

Tenaga Kependidikan (Dirjen PMPTK) mengakui keunggulan dari

lesson study dalam mengembangkan kompetensi dosen dan guru. Oleh

karena itu, berbagai program dirancang dan diupayakan agar lesson

study segera tersebar ke seluruh pelosok tanah air, dosen dan guru.

Dengan demikian, yang menjalankannya dapat meningkatkan

kompetensinya sehingga mampu memenuhi tuntutan perkembangan

zaman.15

b. Pengertian Lesson study

Lesson study merupakan suatu pendekatan peningkatan kualitas

pembelajaran yang awal mulanya berasal dari Jepang. Di negara

14

Ibid., h. 7. 15

Herawati Susilo, dkk., Lesson study Berbasis Sekolah, (Malang: Bayumedia

Publishing, 2011), h. 1.

Page 36: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

22

tersebut, kata istilah itu lebih populer dengan sebutan “jugyokenkyu”

lesson study mulai dipelajari di Amerika sejak dilaporkannya hasil Third

Internasional Mathematics and Science Study (TIMSS) pada tahun 1996.

Dalam bahasa Indonesia disebut “Kaji Pembelajaran”. Lesson study

adalah suatu bentuk utama peningkatan kualitas pembelajaran dan

pengembangan keprofesionalan guru yang dipilih oleh guru-guru

Jepang.16

Menurut Sumar Hendayana mendefinisikan “Lesson study adalah suatu

model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran

secara kolaboratif dan berkelanjutan brdasarkan prinsip-prinsip

kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar”. 17

Menurut Ibrohim, dosen Fakultas MIPA dari Universitas Negeri Malang

“Lesson Study adalah proses kegiatan pengkajian pembelajaran yang

dilakukan oleh para guru secara kolaboratif, berkelanjutan membangun

masyarakat belajar sesuai dengan prinsip belajar sepanjang hayat (life

long learning)”.18

Sedangkan menurut Cerbin dan Kopp yang dikutip oleh Putu

Ashintya Widhiartha dalam Lesson Study Sebuah Upaya Peningkatan

Mutu Pendidik Pendidikan Nonformal bahwa Lesson study adalah

sebuah proses pengembangan kompetensi profesional untuk para guru

yang berasal dan dikembangkan secara sistematis dalam sisitem

pendidikan di Jepang dengan tujuan utama menjadikan

prosesnpembelajaran menjadi lebih baik dan efektif.19

Dengan demikian,

lesson Study bukan metoda atau strategi pembelajaran tetapi kegiatan

lesson Study dapat menerapkan berbagai metoda/strategi pembelajaran

sesuai dengan situasi, kondisi, dan permasalahan yang dihadapi guru.

16

Ibid., h. 2. 17

Sumar Hendayana, dkk., Lesson study Suatu Strategi untuk Meningkatkan

Keprofesionalan Pendidik, (Bandung: UPI Press, 2007, h. 10. 18

J.M Tedjawati, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Lesson Study (Kasus di

Kabupaten Bantul), Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Penelitian dan

Peningkatan Kemendiknas, 4, 2011, h. 483. 19

Putu Ashintya Widhiartha, dkk., Lesson study Sebuah Upaya Peningkatan

Mutu Pendidik Pendidikan Nonformal, (Bandung: Guna Widya, 2009), h. 9.

Page 37: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

23

Dari beberapa pengertian lesson study di atas dapat diambil

beberapa kesimpulan, sebagai berikut:

1) Istilah lesson study merupakan penerjemahan dari istilah jugyou

kenkyuu, sebuah bentuk evolusi dari program pendidikan

profesional "kounaikenshu" yang tumbuh dan berkembang di

Jepang

2) Lesson study merupakan model pembinaan dan pendidikan

khusus bagi para pendidik, jadi bukan merupakan metode ataupun

strategi pembelajaran

3) Lesson study merupakan bentuk kolaborasi antarguru dalam

rangka melakukan perbaikan-perbaikan pembelajaran melalui

proses-proses merencanakan (plan), mengamati (observe), dan

melakukan refleksi (reflect) terhadap pembelajaran (lessons)

4) Prinsip lesson study adalah kolegalitas dan mutual learning

untuk membangun komunitas belajar

5) Proses lesson study dilakukan secara berkelanjutan

c. Konsep Lesson Study

Konsep dan praktik lesson study pertama kali dikembangkan oleh

para guru pendidikan dasar di Jepang yang dalam bahasa Jepang nya

disebut dengan istilah jugyokenkyuu. Makoto Yoshida orang yang

dianggap berjasa besar dalam mengembangkan jugyokenkyuu. di Jepang.

Keberhasilan Jepang dalam mengembangkan lesson study tampaknya

mulai diikuti pula oleh beberapa Negara lain, termasuk di Amerika

Serikat yang secara gigih dikembangkan dan dipopulerkan oleh

Catherine Lewis yang telah melakukan penelitian tentang lesson study di

Jepang sejak tahun 1993. Sementara di Indonesia pun saat ini mulai

gencar disosialisasikan untuk dijadikan sebagai sebuah model dalam

rangka meningkatkan proses pembelajaran siswa, bahkan pada beberapa

sekolah sudah mulai diperaktikan. Meski pada awalnya lesson study

dikembangkan pada pendidikan dasar namun saat ini ada

Page 38: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

24

kecenderungan untuk diterapkan pula pada pendidikan menengah dan

bahkan pendidikan tinggi.20

Lesson study adalah sebuah frasa yang berasal dari kata-kata to

study lesson, mempelajari pelajaran. Apa yang menjadi pelajaran dalam

hal ini adalah KBM (kegiatan belajar-mengajar). Lesson study pada

hakikatnya merupakan kegiatan perbaikan KBM melalui

studi/observasi/refleksi. Studi atau observasi adalah kegiatan

pengumpulan data untuk dapat kita pikirkan dalam rangka menarik suatu

penjelasan (eksplanasi).

Lesson study adalah sebuah kegiatan kolaborasi dengan inisiatif

pelaksanaan idealnya datang dari Kepala Sekolah bersama guru. Siapa

yang melakukan kegiatan tersebut sangatlah tergantung pada tipe lesson

study yang dikembangkan. Berikut tipe lesson study yang telah

dilakukan oleh para guru:21

1) Lesson study berbasis sekolah

Lesson study dengan tipe ini seperti ini dilaksanakan dengan tujuan

utama untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa

menyangkut semua bidang studi yang diajarkan. Karena kegiatan lesson

study meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi, maka setiap guru

terlibat secara aktif dalam ketiga kegiatan tersebut. Walaupun lesson

study tipe ini secara umum hanya melibatkan warga sekolah yang

bersangkutan, dalam pelaksanaannya dimungkinkan untuk melibatkan

fihak luar, misalnya para ahli dari universitas atau undangan yang

diperlukan karena kedudukannya.

2) Lesson study berbasis MGMP (bidang studi)

Lesson study tipe ini pada dasarnya sama dengan tipe yang

diuraikan sebelumnya. Perbedaannya hanya anggota komunitas yang

20

Nur’aini, dkk., Lesson Study untuk Meningkatkan Proses dan Hasil Pembelajaran

PAI, (tt.p: t.p., t.t), h. 3. 21

Sumar Hendayana, dkk., Lesson study Suatu Strategi untuk Meningkatkan

Keprofesionalan Pendidik, (Bandung: UPI Press, 2007), h.47.

Page 39: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

25

datang dari berbagai sekolah dengan spesialisasi yang sama. Dengan

demikian, lesson study tipe ini anggota komunitasnya bisa mencangkup

satu wilayah (misalnya satu wilayah MGMP), satu kabupaten atau lebih

luas lagi.

Kegiatan awal lesson study dimulai dari tipe Musyawarah Guru

Mata Pelajaran (MGMP) yang kemudian oleh masing-masing guru

MGMP dikembangkan di sekolahnya masing-masing untuk semua guru

mata pelajaran sehingga menjadi lesson study berbasis sekolah.

Selanjutnya diharapkan lesson study yang dikembangkan adalah lesson

study berbasis sekolah (LSBS), karena dapat diikuti oleh semua guru di

sekolah bersama kepala sekolah.

Jika kita perhatikan secara seksama, kedua tipe leson study di atas

pada dasarnya melibatkan sekelompok orang yang melakukan

perencanaan, implementasi, dan refleksi pasca pembelajaran secara

bersama-sama sehingga membentuk suatu komunitas belajar yang secara

sinergis diharapkan mampu menciptakanterobosan-terobosan baru dalam

menciptakan pembelajaran yang inovatif. Dengan langkah, cara serta

roses seperti ini, maka setiap anggota komunitas yang terlibat sangat

potensial untuk mampu melakukan self-development sehingga memiliki

kemandirian untuk berkembang bersama-sama dengan anggota

komunitas belajar lainya.22

Lesson study berbasis MGMP memiliki dua tujuan. Tujuan yang

pertama adalah agar para guru bisa saling belajar dari realita-realita

pembelajaran siswa dalam kelas yang nyata, mengapa mereka bisa atau

tidak bisa belajar dengan baik dalam situasi-situasi tertentu pada

pembelajaran yang diamati dan bagaimana sebaiknya guru-guru

menanggapi situasi semacam itu. Kedua, oleh karena MGMP adalah

perkumpulan guru-guru bidang studi yang sama, tujuan penting lainya

adalah memperkuat latar belakang mereka tentang materi pelajaran.

22

Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru,

(Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 401.

Page 40: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

26

Kelebihan dan keistimewaan lesson study berbasis MGMP adalah

mampu mempererat pertalian antar guru-guru di sekolah-sekolah yang

saling berdekatan.23

Sedangkan lesson study berbasis sekolah memiliki tiga tujuan,

pertama adalah pertama, agar semua guru dapat diobservasi dan refleksi

setidaknya satu kali dalam satu tahun. Kedua, agar guru dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran mereka dengan belajar dari rekan-

rekannya sesame guru. Ketiga, agar guru dapat membentuk kolegalitas

dengan cara berkolaborasi bersama sehingga terciptannya masyarakat

belajar, sesuai dengan prinsif sepanjang hayat (life long learning).24

d. Tahapan lesson Study

1) Perencanaan (Plan)

Beberapa hal sebagai tahapan pertama dari lesson study apa yang

direncanakan, bagaimana merencanakan, siapa yang merencanakan,

pemilihan guru model buku kelas, persiapan untuk open lesson dan dan

kebutuhan akan dukungan teknis. Kegiatan perencanaan ini dilakukan

sebanyak dua kali. Pertemuan pertama membahas tentang permasalahan

dalam pembelajaran siswa di kelas seperti, kesulitan belajar siswa, cara

pembelajaran materi yang sulit diajarkan dan penggunaan media

pembelajaran. Berdasarkan diskusi tersebut maka diidentifikasi materi

pelajaran yang akan dijadikan model RPP sekaligus dikembangkan

drafnya.25

Tahap perencanaan (Plan) bertujuan menghasilkan rancangan

pembelajaran yang diyakini mampu membelajarkan peserta didik secara

efektif dan membangkitkan partisipasi peserta didik dalam

pembelajaran. Sehingga tercipta suasana pembelajaran yang

menyenangkan, aktif dan kreatif. Perencanaan yang baik tidak

dilakukan sendirian tetapi dilakukan bersama (kolaboratif).

23

Panduan untuk Lesson Study Berbasis MGMP dan Lesson Study Berbasis

Sekolah (tt.p. : JICA, 2011), h.6.

24Ibid., h. 68.

25Ibid., h. 3.

Page 41: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

27

Perencanaan yang dilakukan secara kolaboratif oleh beberapa orang

guru yang termasuk dalam satu kelompok lesson study (jumlah

bervariasi 6-10 orang). Perencanaan diawali diawali dari analisis

permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran berupa materi bidang

studi atau bagaimana menjelaskan suatu konsep materi tertentu.

Permasalahan dapat juga menyangkut aspek pedagogi tentang metode

pembelajaran yang tepat agar pembelajaran lebih efektif.26

2) Pelaksanaan (Do)

Tahap kedua adalah open class atau tahap pelaksanaan yaitu

menerapkan RPP yang sudah dirancang dan didiskusikan pada tahapan

sebelumnya. Pada pelaksanaanya seorang guru disebut guru model

membuka kelas (Open Class) untuk menerapkan RPP yang telah dirancang

bersama, semetara guru lainya disebut observer mengamati dan mencatat

proses pembelajaran yang terjadi. Pada proses pelaksanaan lesson study hal

penting bagi para pengamat harus berdiri di posisi-posisi dimana mereka

bisa melihat wajah para siswa. Karena tujuan lesson study adalah untuk

belajar dari realita siswa (belajar dari pembelajaran).27

Tahap pelaksanaan

(Do), dimaksudkan untuk menerapkan rancangan pembelajaran yang telah

direncanakan. Salah satu anggota kelompok berperan sebagai guru model.

Sedangkan anggota kelompok lainnya mengamati.

3) Refleksi (See)

Tahap ketiga adalah refleksi. Setelah selesai pembelajaran

dilakukan diskusi antara guru model dan para pengamat yang dipandu

oleh kepala sekolah. Diskusi diawali oleh guru model dengan

menyampaikan kesan-kesan dari proses belajar mengajar yang telah

dilakukan. Selanjutnya pengamat diminta menyampaikan hasil

pengamatannya berupa komentar-komentar dan lesson learn dari proses

26

Effendi Zulkily, dkk., Implementasi Lesson Study untuk Meningkatkan

Kemitraan dan Pengembangan Profesional Pendidik, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol. 11,

2009, h.55. 27

Panduan untuk Lesson Study Berbasis MGMP dan Lesson Study Berbasis

Sekolah (tt.p. : JICA, 2011), h.3.

Page 42: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

28

pembelajaran yang baru saja dilakukan oleh guru model. Tahap refleksi

merupakan bagian terpenting dalam lesson study meski banyak orang

yang menganggapnya tidak begitu penting. Refleksi harus dimulai

dengan mengacu pada kenyataan atau bukti-bukti yang ditemukan oleh

pengamat dalam pengamatan.28

Tahap pengamatan dan refleksi (See) dimaksudkan untuk

menemukan kelebihan dan kekurangan pelaksanaan pembelajaran.

Kesempatan berikutnya diberikan kepada guru yang bertugas sebagai

pengamat. Selanjutnya pengamat dari luar juga mengemukakan apa

lesson learned yang dapat diperoleh dari pembelajaran yang baru

berlangsung.29

Agar proses observasi dalam pembelajaran dari suatu

lesson study dapat berjalan dengan baik, maka ada beberapa hal yang

harus dipersiapkan baik oleh guru maupun observer sebelum proses

pembelajaran dimulai. Sebelum proses pembelajaran berlangsung, guru

dapat memberikan gambaran secara umum apa yang akan terjadi di

kelas yakni meliputi informasi tentang rencana pembelajaran, tujuannya

apa, bagaimana hubungan materi ajar hari itu dengan mata pelajaran

secara umum, bagaimana kedudukan materi ajar dalam kurikulum yang

berlaku, dan kemungkinan respon siswa yang diperkirakan. Selain itu

observer juga perlu diberikan informasi tentang lembar kerja siswa dan

peta posisi tempat duduk yang menggambarkan seting kelas yang

digunakan.30

Di samping melibatkan guru sebagai kolaborator, dalam lesson

study juga melibatkan dosen LPTK dan pihak lain yang relevan dalam

mengembangkan program dan pelaksanaan pembelajaran yang efektif.

Secara lebih sederhana, siklus lesson study dapat dilakukan melalui

serangkaian kegiatan: Planning-Doing-Seeing (Plan-Do-See).

28

Ibid., h. 3. 29

Herawati Susilo, dkk., Lesson study Berbasis Sekolah, (Malang: Bayumedia

Publishing, 2011), h h. 34. 30

Sumar Hendayana, dkk., Lesson study Suatu Strategi untuk Meningkatkan

Keprofesionalan Pendidik, (Bandung: UPI Press, 2007), h. 56.

Page 43: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

29

SEE

Secara kolaboratif guru

merefleksikan

keefektifan

pembelajaran dan

saling belajar dengan

prinsip kolegalitas

Ketiga kegiatan tersebut diistilahkan sebagai kaji pembelajaran

berorientasi praktik. Kegiatan tersebut digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1

Siklus Pengkajian Pembelajaran dalam Lesson Study di Indonesia

(Sumber: Jurnal Pendidikan Dasar oleh Effendi Zulkily, dkk., 2009)

e. Manfaat Lesson Study

Sumar Hendayana menyebutkan dalam “Profesionalisme Pendidik

dan Lesson Study” yang dikutip oleh Yudhi Fachrudin dalam skripsinya

lesson study dipilih dan diimplementasikan karena beberapa alasan:31

1) Mendukung implementasi UU No. 14/2005 tentang guru dan dosen

untuk meningkatkan kompetensi-kompetensi pedagogik, profesional,

kepribadian, dan sosial.

2) Mendukung implementasi PP 19/2005 SNP Pasal 19 proses

pembelajaran harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

31Yudhi Fachrudin, “Pembinaan Kompetensi Guru melalui Model Lesson Study

di SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung”, Skripsi pada Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta: 2010, h. 30, Tidak dipublikasikan.

PLAN

Secara kolaboratif guru

merencanakan

pembelajaran yang

berpusat pada peserta

didik berbasis

permasalahan di kelas

DO

Seorang guru

melaksanakan

pembelajaran yang

berpusat peserta didik.

Sementara itu guru lain

mengobservasi

kegiatan peserta didik.

Page 44: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

30

memotivasi untuk aktif, kreatif, mandiri sesuai bakat, minat dan

perkembangan fisik dan psikologis peserta didik.

3) Tidak ada pembelajaran yang sempurna, sehingga akan selalu ada

celah untuk melakukan perbaikan dan inovasi. Lesson study membuat

guru menjadi terbuka menerima saran guna perbaikan pembelajaran.

4) Memungkinkan menghasilkan karya ilmiah berbasis penelitian kelas.

Selain dari beberapa alasan yang disebutkan di atas lesson study

pun memberikan asumsi positif akan manfaat model pembelajaran ini

jika dilakukan secara kolaboraif dan berkesinambungan. Berikut manfaat

lesson study :32

1) Lesson study memicu munculnya motivasi untuk mengembangkan diri

2) Lesson study melatih pendidik “melihat” peserta didik.

3) Lesson study menjadikan penelitian sebagai bagian integral

pendidikan.

4) Lesson study membantu penyebaran inovasi dan pendekatan baru.

5) Lesson study menepatkan para pendidik pada posisi terhormat

Lesson study bukan hanya memberi manfaat seperti yang telah

disebutkan di atas, lesson study juga memberikan keuntungan sekaligus

pembelajaran bagi para pendidik seperti:

1) Menumbuhkan sikap bekerjasama (kolaboratif)

2) Membiasakan melakukan refleksi pasca mengajar

3) Menciptakan RPP yang benar-benar tepat untuk peserta didik

4) Menumbuhkan kebiasaan melakukannpenelitian bagi pendidik

5) Mengembangkan budaya saling berbagi dan peduli (sharing and

caring)

6) Menciptakan pembelajaran yang berkualitas

7) Menemukan metode dan strategi pembelajaran yang tepat.

32

Putu Ashintya Widhiartha, dkk., Lesson study Sebuah Upaya Peningkatan

Mutu Pendidik Pendidikan Nonformal, (Bandung: Guna Widya, 2009), h. 19.

Page 45: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

31

Lesson study sangat bermanfaat bagi guru dalam pembelajaran di

kelas, sekaligus dapat meningkatkan kemampuan kompetensinya. Dalam

kegiatan lesson study guru dituntut untuk dapat melakukan perencanaan

f. Kelebihan Lesson Study

Upaya untuk meningkatkan kualitas guru atau kualitas proses

pendidkan pada umumnya telah banyak dilakukan pemerintah melalui

berbagai kegiatan penataran baik bersifat regional maupun nasional.

Akan tetapi hasil-hasil penataran tersebut seringkali tidak bisa secara

langsung diterapkan di lapangan karena berbagai alasan antar lain tidak

tersedianya infrastruktur pendukung yang memungkinkan hasil

penataran tersebut bisa diimplementasikan. Lesson study sebagai strategi

peningkatan keprofesionalan guru di Jepang saat ini telah menyebar ke

berbagai Negara termasuk Negara maju seperti Amerika Serikat. Hal ini

terjadi terutama sejak diterbitkannya buku The Teaching Gap tahun 1999

yang memuat uraian tentang gambaran proses pembelajaran di Jepang,

Jerman, dan Amerika Serikat, buku tersebut mengulas tentang tradisi

guru-guru di Jepang untuk belajar dari proses pembelajaran aktual yang

kemudian dikenal dengan sebutan Lesson Study. Strategi lesson study

memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan model inservice

training guru lainya.33

Lesson study telah menjadi salah satu alternatif

yang dipilih guru-guru di Jepang dapat meningkatkan kualitas

keprofesionalan guru yang berdampak pada peningkatan kualitas proses

dan hasil pembelajaran yang nantinya akan dapat mengatasi rendahnya

mutu pembelajaran di Indonesia.

2. Profsionalisme Guru

a. Pengertian Profesi

Sebutan “guru profesioanl” juga dapat mengacu pada pengakuan

terhadap kompetensi penampilan untuk kerja seseorang guru dalam

melakasanakan tugasnya sebagai guru. Dengan demikian sebutan

33

Sumar Hendayana, dkk., Lesson study Suatu Strategi untuk Meningkatkan

Keprofesionalan Pendidik, (Bandung: UPI Press, 2007), h. 36.

Page 46: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

32

profsioanal didasarkan pada pengakuan formal terhadap kualifikasi dan

kompetensi penampilan untuk kerja suatu jabatan atau pekerjaan

tertentu. Dalam UU Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen (pasal

1 ayat 4) dinyatakan bahwa “profesioanal adalah pekerjaan atau kegiatan

yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan

kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan yang

memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan

pendidikan profesi.34

Secara etimologi, istilah profesi berasal dari bahasa Inggris, yaitu

profession atau bahasa latin, profecus, yang artinya mengakui, adanya

pengakuan, menyatakan mampu, atau ahli dalam melakukan suatu

pekerjaan. Sedangkan secara terminologi, profesi berarti suatu pekerjaan

yang mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi pelakunya yang

ditekankan pada pekerjaan mental, yaitu adanya persyaratan

pengetahuan teoritis sebagai instrumen untuk melakukan perbuatan

praktis, bukan pekerjaan manual. Jadi suatu profesi harus memiliki tiga

pilar pokok, yaitu pengetahuaan, keahlian, dan persiapan akademik.35

Secara sederhana profesi dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan

atau jabatan yang dilakukan seseorang sesuai dengan keahliannya

(expertise). Ini berarti bahwa suatu pekerjaan atau jabatan harus

dikerjakan oleh orang yang sudah terlatih dan disiapkan untuk

melakukan pekerjaan tertentu. Dengan kata lain, suatu profesi erat

kaitannya dengan pekerjaan yang spesifik terstandar mutunya dan dapat

menjadi sumber penghasilan sesuai dengan penghargaan

keprofesionalannya.36

Kunandar mendefinisikan “Profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan

tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang

34

Muhammad Surya, Landasan Pendidiakan: Menjadi Guru Yang Baik, (Bogor:

Ghalia Indonesia,2010), cet. 1, h. 76. 35

Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru,

(Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 16. 36

Subjianto , Profesi Guru sebagai Profesi yang menjanjikan Pasca UU Guru

dan Dosen, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan,13, 2007, h. 698

Page 47: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

33

diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif. Jadi, propesi adalah

suatu jabatan yang menuntut keahlian tetentu”. Artinya suatu jabatan

yang disebut profesi tidak dapat dipegang oleh sembarang orang, tetapi

memerlukan persiapan melalui pendidikan dan pelatihan secra khusus.37

Berdasarkan berbagai pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa profesi adalah suatu keahlian (skill) dan kewenangan dalam suatu

jabatan tertentu yang mensyaratkan kompetensi (pengetahuan, sikap, dan

keterampilan) tertentu secara khusus yang diperoleh dari pendidikan

akademis yang intensif. Dengan demikian, profesi guru adalah keahlian

dan kewenangan khusus dalam bidang pendidikan, pengajaran dan

pelatihan yang ditekuni untuk menjadi mata pencaharian dalam

memenuhi kebutuhan hidup yang bersangkutan.

b. Pengertian Profesionalisme

Profesionalisme berasal dari profession yang berarti pekerjaan.

Arifin mengatakan yang dikutip oleh Rusman dalam bukunya “Model-

model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru” bahwa

profession mengandung arti yang sama dengan kata occupation atau

pekerjaan yang memerlukan keahlian yang diperoleh melalui pendidikan

atau latihan khusus. Sedangkan menurut Kunandar pun mengatakan

dikutip oleh Rusman dalam bukunya “Model-model Pembelajaran

Mengembangkan Profesionalisme Guru” bahwa profesionalisme berasal

dari kata profesi yang artinya suatu bidang pekerjaan yang ingin atau

akan ditekuni oleh seseorang.38

Profesionalisme adalah suatu bidang pekerjaan yang berbasis pada

keahlian tertentu. Seorang profesional memahami apa, mengapa, dan

bagaimana suatu pekerjaan dilakukan. Mengetahui upaya dan langkah

37

Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT RajaGrafindo, 2007), h.

45. 38

Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru,

(Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 18.

Page 48: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

34

strategis serta memahami akibat dan resiko dari suatu pekerjaan yang

diembannya. Oleh sebab itu, seorang profesional bukan hanya dibekali

keahlian tertentu tapi juga ditopang oleh mental dan kepribadian yang

mendukung bidang keahlian dan pekerjaannya.39

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan profesionalisme

mengarah kepada komitmen para anggota suatu profesi untuk

meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus-menerus

mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam melakukan

pekerjaan yang sesuai dengan profesi yang diembanya. Profesionalisme

guru merupkan kondisi, arah, nilai, tujuan, dan kualitas, suatu keahlian

dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pembelajaran yang

berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata pencaharian.

c. Pengertian Profesional

Kata profesional berasal dari kata sifat yang berarti pencaharian

dan sebagai kata benda yang berarti orang yang mempunyai keahlian

(seperti guru, dokter, hakim, dan sebagainya). Dengan kata lain,

pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat

dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan.40

H.A.R Tilaar

mengatakan yang dikutip oleh Usman Uzer dalam bukunya “Menjadi

Guru Profesional” bahwa seorang yang profesional menjalankan

pekerjaannya sesuai dengan tuntutan profesi atau dengan kata lain

memiliki kemampuan dan sikap sesuai dengan tuntutan profesinya.

Seorang profesional menjalankan kegiatannya berdasarkan

profesionalisme dan bukan secara amatiran. Seorang profesional akan

39

Dedy, Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2011), h. 49. 40

Asef Umar Fakhruddin, Menjadi Guru Favorit (Jogjakarta: DIVA Press, 2010,

h. 20.

Page 49: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

35

terus- menerus meningkatkan mutu karyanya secara sadar melalui

pendidikan dan pelatihan.41

d. Guru Profesional

Guru sebagai pendidik adalah tenaga profesional sebagaimana

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003 Bab

XI pasal 39 ayat 2 bertugas merencanakan dan melaksanakan proses

pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan

dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada

masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.42

Mendidik atau mengajar merupakan tugas mulia. Orang yang

bertugas untuk mendidik, kita menyebutnya sebagai guru. Dalam UU

guru dan dosen (pasal 1 ayat 1) dinyatakan bahwa “Guru adalah

pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, mengevaluasi”.43

Guru

adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih menilai dan mengevaluasi peserta

didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidkan formal, pendidikan

dasar.

Guru adalah orang yang bertugas sebagai pengajar dan pendidik

bagi siswa. Guru sebagai orang yang berwenang dan bertanggung jawab

terhadap pendidikan siswa, baik secara individual maupun secara

klasikal baik di sekolah maupun di luar sekolah minimal harus memiliki

dasar-dasar kompetensi sebagai wewenang dalam menjalankan

tugasnya.44

41 Usman, Uzer, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja RosdaKarya,

2011), h. 15 42

Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, (Ciputat: Gaung

Persada Press, 2006), h. 35. 43

Hamzah B, Uno, Profesi Kependidikan Problema, Solusi dan Reformasi

Pendidikan Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 15. 44

J.M Tedjawati, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Lesson study (Kasus di

Kabupaten Bantul), Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Penelitian dan

Pengembangan Kemendiknas, 4, 2011, h. 481.

Page 50: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

36

Sementara itu, guru yang profesional adalah guru yang memiliki

kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan

pembelajaran. Guru profesional adalah yang memiliki kemampuan dan

keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan

tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Atau

dengan kata lain, guru profesional adalah orang yang terdidik, dan

terlatih dengan baik serta memiliki pengalaman yang kaya

dibidangnya.45

Guru profesional selalu mengembangkan dirinya terhadap

pengetahuan dan mendalami keahliannya, kemudian guru profesional

rajin membaca literatur-literatur sebagai sumber pengetahuan, buku-

buku yang berkaitan dengan pengetahuan yang digelutinya.

Maka dapat disimpulkan bahwa guru profesional adalah orang

yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan

sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan

kemampuan yang maksimal. Sedangkan Profesionalitas guru merupakan

sikap seorang profesional yang menjunjung tinggi kemampuan

profesinya, ia akan bekerja dan mengerjakan sesuatu sesiai bidangnya. 46

e. Prinsip Profesionalitas

Dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen. Profesi

guru dan profesi dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang

dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut:47

1) Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme.

2) Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan

keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia.

45

Usman, Uzer, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja RosdaKarya,

2011), h. 15. 46

Rusman, Model-model pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru,

(Bandung: Rajawali Pers, 2011), h. 8. 47

Asrorun Ni’am Sholeh, Membangun Profesionalitas Guru, (Jakarta: elSAS

Jakarta, 2006), h. 161.

Page 51: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

37

3) Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan

sesuai dengan bidang tugas.

4) Memliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang

tugas.

5) Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas

keprofesionalan.

6) Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan

prestasi kerja.

7) Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan

secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat.

8) Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan

tugas keprofesionalan, dan

9) Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan

mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan

guru.

f. Kompetensi Guru

1) Pengertian Kompetensi

Usman mengatakan yang dikutip oleh Kunandar dalam guru

profesional Implementasi Kuriklum Tingkat Satuan Pendidikan dan

Sukses dalam Sertifikasi Guru bahwa Kompetensi adalah suatu hal yang

menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang baik kualitatif

maupun kuantitatif” pengertian ini mengandung makna bahwa

kompetensi itu dapat digunakan dalam dua konteks yakni pertama

sebagai indikator kemampuan yang menunjukan kepada perbuatan yang

diamati, kedua sebagai konsep yang mencangkup aspek-aspek kognitif,

afektif dan perbuatan serta tahap-tahap pelaksanannya secara utuh.

Kompetensi juga dapat diartikan sebagai pengetahuan keterampilan dan

kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian

Page 52: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

38

dari dirinya sehingga ia dapat melakukan prilaku-prilaku kognitif, afektif

dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.48

“Charles E. Johnson menagatakan yang dikutip oleh Wina Sanjaya

dalam Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi bahwa kompetensi merupakan prilaku rasional guna

mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai kondisi yang diharapkan.

Dengan demikian suatu kompetensi ditunjukan oleh penampilan atau

unjuk kerja yang dapat dipertanggung jawabkan (rasional) dalam upaya

mencapai suatu tujuan.” 49

Pengertian dasar kompetensi yakni kemampuan atau kecakapan.

Istilah kompetensi sebenarnya memiliki banyak makna. Kompetensi

merupakan gambaran hakikat kualitatif dari prilaku guru yang tampak

sangat berarti. Kompetensi merupakan prilaku rasional untuk mencapai

tujuan yang diisyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan dan ini

memungkinkan seorang guru berada pada wilayah dan keadaan

berwewenang atau memenuhi syarat sebagai seorang profesional.50

Kompetensi dalam bahasa Indonesia merupakan serapan dari bahasa

inggris, competence yang berarti kecakapan dan kemampuan.

Kompetensi adalah kumpulan pengetahuan, prilaku, dan keterampilan

yang harus dimiliki guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan

pendidikan. Kompetensi diperoleh melalui pendidikan, pelatihan dan

belajar mandiri dengan memanfaatkan sumber belajar.

Pemaknaan kompetensi dari sudut istilah mencakup beragam aspek,

tidak saja terkait dengan fisik dan mental, tetapi juga aspek spiritual.

Mulyasa mengatakan, “Kompetensi guru merupakan perpaduan antara

kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial dan spiritual yang

48

Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,

2007), h. 51. 49

Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 145. 50

Asef Umar Fakhruddin, Menjadi Guru Favorit, (Banguntapan Jogyakarta:

DIVA Press, 2010), h. 19.

Page 53: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

39

secara kaffah membentuk kompetensi standar profesi guru, yang

mencakup penguasaan materi, pemahaman, terhadap peserta didik,

pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan

profesionalitas”.51

Dalam pasal 2 PP No. 74 tahun 2008, komptensi merupakan

seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan prilaku yang harus dimiliki,

dihayati, dikuasai, dan diaktulisasikan oleh guru dalam melaksanakan

tugas keprofesionalan. Kompetensi guru sebagaimana dimaksud meliputi

kompetensi pedagogis, kompetensi kepribadian, kompetensi social,

kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.52

“Adapun kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan

yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya

secara tepat dan efektif. Kompetensi guru tersebut meliputi kompetensi

intelektual, kompetensi fisik, kompetensi pribadi, kompetensi sosial,

kompetensi spiritual”.

Standar kompetensi meliputi empat komponen, yaitu pengelolaan

pembelajaran, pengembangan potensi, penguasaan akademik, sikap

kpribadian. Secara keseluruhan standar kompetensi guru terdiri dari

tujuh kompetensi, yaitu penyusunan rencana pembelajaran,

pelaksanaan interaksi belajar mengajar, penilaian prestasi belajar

peserta didik, pelaksanaa tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar

peserta didik, pengembangan profesi, pemahaman wawasan pendidikan,

penguasaan bahan kajian akademik (Direktorat tenaga Kependidikan

Depdiknas, 2003). 53

“Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal,

keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kafah membentuk

51

Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber

Belajar Teori dan Praktik, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 27. 52

Dedy Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, (Bandung:

PT.Remaja Rosdakarya, 2011), h. 50. 53

Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,

2007), h.55.

Page 54: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

40

kompetensi standar profesi guru, yang mencangkup penguasaan materi,

pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik,

pengembangan pribadi dan profesionalitas”.54

“Kompetensi guru (teacher competency) merupakan kemampuan

seorang guru dalam melaksanakan kewwajiban-kewajiban secara

bertanggung jawab dan layak. Dengan gambaran pengertian tersebut,

dapatlah disimpulkan bahwa kompetensi guru merupakan kemampuan

dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesi keguruannya”.55

Dengan demikian, kompetensi yang dimliki oleh setiap guru akan

menunjukan kualitas guru yang sebenarnya. Kompetensi tersebut akan

terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan maupun

sikap profesional dalam menjalankan fungsi sebagai guru.

2) Macam-macam Kompetensi Guru

Dalam perspektif kebijakan nasional, pemerintah merumuskan

empat jenis kompetensi guru, sebagaimana tercantum dalam

penjelasan Penjelasan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu kompetensi pedagogis,

kepribadian, sosial dan profesional. Guru diharapkan dapat

menjalankan tugasnya secara profesional dengan memiliki dan

menguasai keempat kompetensi tersebut.

Kompetensi yang harus dimiliki pendidik itu sungguh sangat

ideal sebagaimana tergambar dalam peraturan pemerintah tersebut.

(a) Kompetensi Pedagogik

Pedagogik berasal dari bahasa Yunani yakni paedos yang

artinya anak laki-laki dan agogos yang artinya mengantar,

membimbing. Prof. Dr. J. Hoogeveld mengatakan, pedagogik

54

Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber

Belajar Teori dan Praktik, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 27. 55

Asef Umar Fakhruddin, Menjadi Guru Favorit, (Jogjakarta: DIVA

Press, 2010), h. 20.

Page 55: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

41

adalah ilmu yang mempelajari masalah membimbing anak ke

arah tujuan tertentu agar kelak mampu secara mandiri

menyelesaikan tugas hidupnya. Langeveld membedakan istilah

pedagogik dengan istilah pedagogi. Pedagogik diartikannya

sebagai ilmu pendidikan yang lebih menekankan pada

pemikiran dan perenungan tentang pendidikan. Sedangkan

istilah pedagogi berarti pendidikan yang lebih menekankan

kepada praktek, yang menyangkut kegiatan mendidik,

membimbing anak. Berdasarkan pengertian yang disebutkan di

atas maka yang dimaksud pedagogik adalah ilmu tentang

pendidikan anak yang ruang lingkupnya terbatas pada interaksi

edukatif antara pendidik dengan siswa. Sedangkan kompetensi

pedagogic adalah sejumlah kemampuan guru yang diberkaitan

dengan ilmu dan seni mengajar.56

Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yang

dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah kemampuan

dalam pengeolaan peserta didik yang meliputi:

Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, pemahaman

tentang peserta didik, pengembangan kurikulum/silabus,

perancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang

mendidik dan dialogis, evaluasi hasil belajar dan pengembangan

peserta didik untuk mengaktulisasikan berbagai potensi yang

dimilikinya.57

Guru harus mampu mengelola kegiatan pembelajaran,

mulai dari merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi

kegiatan pembelajaran. Guru harus menguasai manajemen

kurikulum, dan mengevaluasi kurikulum, serta memiliki

pemahaman tentang psikologi pendidikan terutama terhadap

56

Fachruddin Saudagar dan Ali Idrus, Pengembangan Profesionlitas

Guru, (Jakarta:Gaung Persada, 2011), h. 32. 57

Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan

Sumber Belajar Teori dan Praktik, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 30-31.

Page 56: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

42

kebutuhan dan perkembangan pserta didik agar kegiatan

pembelajaran lebih bermakna.

(b) Kompetensi Kepribadian

Setiap guru mempunyai pribadi masing-masing sesuai ciri-

ciri pribadi yang mereka miliki. Cirri-ciri inilah yang

membedakan seorang guru dengan guru yang lainya.

Kepribadian sebenarnya adalah satu masalah abstrak, hanya

dapat dilihat dari penampilan, tindakan, ucapan, cara

berpakaian, dan dalam menghadapi setiap persoalan.

Kepribadian adalah keseluruhan dari individu yang terdiri dari

unsur psikis dan fisik. Kompetensi kepribadian guru

mencangkup sikap (attitude), nilai-nilai (value), kepribadian

(personality) sebagai elemen perilaku (behavior) dalam

kaitannya dengan performance yang ideal sesuai dengan bidang

pekerjaan yang dilandasi oleh latar belakang pendidikan,

peningkatan kemampuan dan pelatihan, serta legalitas

kewenangan mengajar.58

Guru sering dianggap sebagai sosok yang memiliki

kepribadian ideal. Oleh karena itu, pribadi guru sering dianggap

sebagai model atau panutan (yang harus digugu dan ditiru).

Kompetensi yang berhubungan dengan pengembangan

kepribadian diantaranya:

Kemampuan yang berhubungan dengan pengalaman ajaran

agama sesuai dengan keyakinan agama yang dianutnya,

kemampuan untuk menghormati dan menghargai antarumat

beragama, kemampuan untuk berprilaku sesuai dengan norma,

aturan dan system nilai yang berlaku di masyarakat,

58

Saudagar, op. cit., h. 40.

Page 57: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

43

mengembangkan sifat-sifat terpuji misalnya: sopan santun dan

tata karma.59

(c) Kompetensi Sosial

Kompetensi ini merujuk kepada kemampuan guru untuk

menjadi bagian dari masyarakat, berkomunikasi, berinteraksi,

secara efektif dengan para siswa, para guru lain, orangtua dan

wali siswa serta masyarakat. Kompetensi ini diantaranya

meliputi:

Bersikap inklusif, bertindak obyektif, berkomunikasi secara

efektif, empatik dan santun dengan sesama pendidik, tenaga

kependidikan, orangtua, dan masyarakat, berkomunikasi dengan

komunitas profesi dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau

bentuk lain.60

Kompetensi sosial Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19

Tahun 2005, pada pasal 28 ayat 3 adalah kemampuan pendidik

sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan

bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesame pendidik,

tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik dan

masyarakat sekitar. Fachrudin mengutip perkataan Mukhlas

Samani yang mengatakan bahwa kompetensi sosial adalah

kemampuan individu sebagai bagian masyarakat yang

mencangkup kemampuan untuk berkomunikasi lisan, tulisan,

dan isyarat, menggunakan teknologi komunikasi dan informasi

secara fungsional, bergaul secara efektif, bergaul secara santun

dengan masyarakat sekitar, menerapkan prinsip-prinsip

persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan.61

59

Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik

Pengembangan KTSP, (Jakarta: Prenanda Media Group, 2008), h. 277. 60

Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV

Wacana Prima, 2009), h. 247. 61

Fachruddin Saudagar dan Ali Idrus, Pengembangan Profesionlitas

Guru, (Jakarta:Gaung Persada, 2011), h. 75.

Page 58: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

44

Bedasarkan pengertian yang disebutkan di atas inti dari

kompetensi sosial itu adalah kemampuan guru melakukan

interaksi sosial melalui komunikasi, kemampuan guru untuk

menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja di lingkungan sekitar

pada waktu membawakan tugasnya sebagai guru.

(d) Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional adalah kemampuan yang

berhubungan dengan penyelesaian tugas-tugas keguruan.

Kompetensi ini merupakan kompetensi ini merupakan

kompetensi yang sangat penting, sebab langsung berhubungan

dengan kinerja yang ditampilkan. Kompetensi ini diantaranya:

Kemampuan untuk menguasai landasan kependidika,

pemahaman dalam bidang psikologi pendidikan, kemampuan

dalam penguasaan materi pelajaran sesuai bidang studi yang

diajarkannya, kemampuan dalam mengaplikasikan berbagai

metodologi dan strategi pembelajaran, kemampuan merancang

dan memanfaatkan berbagai media dan sumber ajar.62

Kompetensi profesional merupakan salah satu kemampuan

dasar yang harus dimiliki seorang guru. Dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, pada pasal 28 ayat 3 yang

dimaksud dengan kompetensi profesional adalah kemampuan

menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang

memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi

standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional

Pendidikan.63

Keempat kompetensi tersebut bersifat holistik dan integratif

dalam kinerja guru. Oleh karena itu, secara utuh sosok

kompetensi guru meliputi:

62Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 18.

63Fachruddin Saudagar dan Ali Idrus, Pengembangan Profesionlitas

Guru, (Jakarta:Gaung Persada, 2011), h. 48.

Page 59: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

45

Pengenalan peserta didik secara mendalam, penguasaan bidang

studi baik disiplin ilmu (disciplinary content) maupun bahan

ajar dalam kurikulum sekolah (pedagogical content),

penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik meliputi

perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi proses dan

hasil belajar, serta tindak lanjut untuk perbaikan dan pengayaan

dan pengembangan kpribadian dan profesionalitas secara

berkelanjutan.64

Sedangkan Direktorat Tenaga Kependidikan Depdiknas

menyebutkan Standar Kompetensi Guru sebagai berikut:65

(1) Pengelolaan pembelajaran;

(2) Pengembangan potensi;

(3) Penguasaan akademik;

(4) Sikap kepribadian.

Secara keseluruhan standar kompetensi guru terdiri dari

tujuh komptensi, yaitu:

(1) Penyusunan rencana pembelajaran;

(2) Pelaksanaan interaksi belajar mengajar;

(3) Penilaian prestasi belajar peserta didik;

(4) Pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar

peserta didik;

(5) Pengembangan profesi;

(6) Pemahaman wawasan pendidikan;

(7) Penguasaan bahan kajian akademik.

3. Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Sebelum penulis menjelaskan mengenai pendidikan Agama Islam,

terlebih dahulu dijelaskan tentang pendidikan secara umum. Dalam

64J.M Tedjawati, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Lesson study

(Kasus di Kabupaten Bantul), Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Badan

Penelitian dan Pengembangan Kemendiknas, 4, 2011), h. 482. 65

Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, 2007), h.56.

Page 60: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

46

bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari kata didik yang yang

mendapat awalan pe-an yang meiliki arti proses perubahan sikap dan

tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.66

Agama berasal dari bahasa Sanskerta yang akar kata nya adalah

gam yang diberi awalan dan akhiran a sehungga menjadi asal kata a-

gam-a. gam berarti pergi. Namun setelah mendapat awalan dan

akhiran a Pengertiannya berubah menjadi jalan.67

“Menurut ilmu bahasa (etimologi), islam berasal dari bahasa Arab,

yaitu kata, salima yang berarti selamat, sentosa dan damai. Dari asal

kata itu dibentuk kata aslama, yuslimu, islaman, yang berarti

memeliharakan dalam keadaan selamat sentosa”.68

Menurut Moh Daud Ali Islam kata turunan (jadian) yang berarti

ketundukan, ketaatan, kepatuhan (kepada kehendak Allah)

berasaldari kata salama artinya patuh atau menerima; berakar dari

huruf sin lam mim, kata dasar nya adalah salima yang berarti

sejahtera, tidak bercela, tidak bercacat. Dari kata itu terbentuk kata

masdar salamat (yang dalam bahasa Indonesia menjadi selamat).

Dari akar kata itu juga terbentuk kata-kata salm, silm yang berarti

kedamaian, kepatuhan, penyerahan (diri). Dari Uraian tersebut

dapatlah disimpulkan bahwa arti yang terkandung dalam Islam

adalah: Kedamaian, kesejahteraan, keselamatan, penyerahan (diri),

ketaatan dan kepatuhan.69

Selanjutnya mengenai definisi pendidikan agama islam, Prof. Dr.

Zakiah Darajat mengemukakan definisi pendidikan Agama Islam,

yaitu sebagai berikut :

1) Pendidikan Agama Islam adalah usaha berupa bimbingan dan

asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikan

dapat memahami dan mengamalkan ajaran islam serta

menjadikannya sebagai pandangan hidup.

66Tim penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus

Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), cet I, h. 204.

67Moh Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2008) h. 35. 68

Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT Remaja Rosda

Karya, 2006) h. 91.

69Ibid., h. 49.

Page 61: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

47

2) Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan yang dilaksanakan

berdasarkan ajaran Islam.

3) Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan melalui ajaran-ajaran

Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar

nantinya setelah selesai pendidikan ia dapat memahami,

menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran islam itu sebagai

suatu pandangan hidup di dunia dan di akhirat.70

Dari beberapa pengertian tersebut, dapat diambil kesimpulan

bahwa yang dimaksud dengan Pendidikan Agama Islam adalah usaha

sadar untuk membimbing, mengajar dan mengasuh anak didik untuk

mencapai kecerdasan sesuai dengan ajaran islam dan pada akhirnya

dapat mengamalkannya serta menjadikan ajaran agama tersebut

sebagai pedoman hidupnya, untuk meraih keselamatan dan

kesejahteraan di dunia dan di akhirat.

b. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Tujuan artinya sesuatu yang dituju, yaitu yang akan dicapai dengan

suatu kegiatan atau usaha. Sesuatu kegiatan akan berakhir, bila

tujuannya sudah tercapai, sedangkan tujuan pendidikan adalah suatu

yang hendak dicapai dengan kegiatan atau usaha pendidikan. Menurut

Zakiah Daradjat pengertian tujuan pendidikan islam ialah membentuk

kepribadian yang seluruh aspeknya dijiwai oleh ajaran Islam. Orang

yang berkepribadian muslim dalam Al-Qur’an disebut “Muttaqin”

Karena itu pendidikan Islam berarti juga pembentukan manusia yang

bertaqwa.71

Mengutip pendapat Imam Al- Ghazali yang dikutip oleh Fathiyah

Hasan Sulaiman dalam bukunya menjelaskan tentang tujuan yang

ingin dicapai dalam pendidikan Agama Islam, yaitu tercapainya

kesempurnaan di dunia dan di akhirat. Manusia dapat mencapai

70

Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam ( Jakarta: Bumi Aksara 1992), cet. II,

h.86. 71

Zakiyah Daradjat. dkk, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Bumi

Aksara, 1996) h. 72.

Page 62: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

48

kesempurnaan melalui pencaharian keutamaan dengan menggunakan

ilmu. Keutamaan itu akan memberi kebahagiaan di dunia serta dapat

mendekatkannya kepada Allah SWT, sehingga ia akan mencapai

kebahagiaan pula di akhirat.72

Dengan demikian tujuan pendidikan Agama Islam adalah

memberikan pengetahuan kepada peserta didik tentang agama Islam

untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, pengetahuan, dan

pengamalan mereka tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia

muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah serta, berakhlak

mulia dalam kahidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara.

B. Penelitian yang Relevan

Dalam penelitaian relevan yang telah dilakukan oleh Yudhi Fachrudin

dalam skripsinya yang berjudul “Pembinaan Kompetensi Guru melalui Model

Lesson study di SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung, 2010.

Memberikan kesimpulan sebagai berikut: 1. Lesson study di SMA

Laboratorium UPI Bandung merupakan sekolah mitra dari Fakultas MIPA

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung yang telah bekerjasama

dengan JICA dalam mengembangkan lesson study di sekolah-sekolah yang

ada di Bandung. 2. Lesson study dengan tahapan-tahapan yang perlu

dilaksanakannya, mulai dari plan, do, dan see memuat kompetensi-kompetensi

pedagogik, professional, sosial, dan kepribadian yang dapat

dikembangkannya. 3. Lesson study dengan tahapan-tahapan yang perlu

dilaksanakannya, mulai dari plan, do, dan see sebagai jalan yang dapat

menjadi model pembinaan kompetensi-kompetensi pedagogik, professional,

sosial, dan kepribadian. 4. Faktor pendukung pengembangan lesson study di

SMA Laboratorium UPI, selain karena di bawah koordinasi FMIPA UPI, lebih

karena adanya partisipasi dari guru-gurunya sendiri yang berani

mengembangkan lesson dalam pembelajarannya serta adanya dukungan

kepala sekolah yang mendorong warga sekolah untuk terus belajar dan

berprestasi. Sedangkan faktor penghambat yakni kurangnya motivasi guru

dalam meningkatkan kompetensi, keterbatasan sarana dan prasarana, dan

72

Fathiyah Hasan Sulaiman, Alam Pikiran Al-Ghazali Mengenai Pendidikan dan

Ilmu, (Bandung: CV. Diponegoro, 1986), h.66.

Page 63: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

49

kurangnya pemahaman tentang lesson study pembinaan sehingga guru masih

belum bisa mengaplikasikan hasilnya di sekolah.73

Kemudian Penelitian yang dilakukan oleh Astri Fitriani dalam skripsinya

yang berjudul “Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru melalui Model

Lesson study di SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung, 2012.

Memberikan kesimpulan sebagai berikut:

Pembinaan kompetensi pedagogik guru melalui model lesson study di

SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung telah berjalan dengan baik,

dan juga mendapat dukungan yang baik dari masyarakat sekolah (kepala

sekolah, guru, siswa). Sedangkan kendala yang dihadapi ialah persoalan

waktu dan biaya terbatas dalam pengembangan lesson study sebagai

sebuah model pembinaan guru di SMA Laboratorium Percontohan UPI

Bandung.74

Penulis belum menemukan penelitian yang membahas mengenai teori,

konsep lesson study secara utuh dan keseluruhan, serta belum ada penelitian

yang membahas lesson study dengan menggunakan penelitian kualitatif yakni

melihat kualitas adanya teori lesson study yang telah diterapkan oleh para guru

Indonesia.

73

Yudhi Fachrudin, “Pembinaan Kompetensi Guru melalui Model Lesson Study di SMA

Laboratorium Percontohan UPI Bandung”, Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta: 2010, Tidak dipublikasikan. 74

Astri Fitriani, “Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru Melalui Model Lesson Study di

SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung”, Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta: 2012, tidak dipublikasikan.

Page 64: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

50

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian yang berjudul “Lesson Study Sebagai Upaya Peningkatan

Profesionalitas Guru PAI di SMP Negeri 1 Kramatwatu Serang-Banten”.

Penelitian skripsi ini dilaksanakan dari bulan Oktober 2013 sampai bulan

Desember 2013 digunakan untuk pengumpulan data mengenai sumber-sumber

tertulis yang diperoleh dari buku-buku yang ada di perpustakaan, serta sumber

lain yang mendukung penelitian, terutama yang berkaitan dengan salah satu

model pembelajaran “Lesson Study dan Profesionalitas Guru”. Adapun tempat

penelitian ini dilakukan di sekolah yakni SMP Negeri 1 Kramatwatu Serang

yang telah melaksanakan open class dengan tipe lesson study berbasis

MGMP.

B. Metode dan Desain Penelitian

Untuk memperoleh data yang representatif dalam pembahasan skripsi ini,

digunakan metode penelitian kepustakaan (library research) dengan cara

mencari, mengumpulkan, membaca, dan menganalisa buku-buku mengenai

model-model pembelajaran yang dapat meningkatkan profesionalitas guru,

buku-buku pendidikan, skripsi, jurnal dan lain sebagainya yang ada

relevansinya dengan masalah penelitian. Kemudian diolah sesuai dengan

kemampuan penulis. Adapun jenis penelitian dalam penulisan skripsi ini

adalah kualitatif.

Page 65: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

51

Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk

mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial,

sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang ecara individual maupun

kelompok. Beberapa deskriptif digunakan untuk menemukan prinsip-prinsip

dan penjelasan yang mengarah pada penyimpulan. Kebanyakan penelitian

kualitatif bersifat deskriptif dan eksplanatori. Beberapa penelitian memberikan

deskripsi tentang situasi yang kompleks, dan arah bagi penelitian selanjutnya.

Penelitian lain memberikan eksplanasi (kejelasan) tentang hubungan antara

peristiwa dengan makna terutama menurut persepsi partisipan.1

C. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

1.Teknik Pengumpulan Data

Untuk memudahkan pengumpulan data, fakta dan informasi yang

mengungkapkan dan menjelaskan permasalahan dalam penelitian ini,

peneliti melakukan teknik pengumpulan data dalam berbagai setting,

berbagai sumber, dan berbagai cara. Setting penelitian ini dilakukan di

sekolah dengan tenaga pendidikan dan kependidikan. Adapun sumber data

yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:2

a. Data Primer

Data primer merupakan literatur yang membahas secara langsung objek

permasalahan pada penelitin ini, yaitu

1) Panduan untuk Lesson Study Berbasis MGMP dan Lesson Study

Berbasis Sekolah karya: JICA, IDCJ, Kemendiknas, Kemenag, UPI,

UNY, dan UNM

2) Lesson Study Suatu Strategi untuk Meningkatkan Keprofesionalan

Pendidik karya Sumar Hendayana. dkk

3) Lesson Study Sebuah Upaya Peningkatan Mutu Pendidik

Pendidikan Nonformal, karya Putu Ashintya Widhiartha. Dkk

1Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2011), h. 60.

2Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:

Alfabeta, 2010), h. 308.

Page 66: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

52

4) Lesson Study Berbasis Sekolah karya Prof. Dra. Herawati Susilo,

M.Sc., Ph.D. dkk

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber penunujang yang dijadikan alat

untuk membantu penelitian, yaitu berupa buku-buku atau sumber-

sumber dari penulis lain yang berbicara tentang pendidikan berupa

hasil penelitian yang telah dilakukan oleh orang lain (skripsi), jurnal

dan lain sebagainya yang ada relevansinya dengan masalah penelitian.

Sumber primer yang dijadikan oleh peneliti berupa buku-buku

yang membahas masalah penelitian yang diteliti oleh penulis sebagai

berikut:

1) Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru karya Dr. Rusman, M.Pd

2) Pokoknya Action Research karya A Chaedar Alwasilah

3) Pengembangan Profesionalitas Guru karya Drs. Fachruddin

Saudagar, M.Pd.

4) Membangun Profesionalitas Guru karya Asrorun Ni’am Sholeh

Selanjutnya bila dilihat dari segi cara, penelitian kualitatif ini

menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:

a. Obeservasi

Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara

sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.

Penelitian Ini menggunakan dua macam observasi.

1) Observasi partisipatif dan non partisipatif

Observasi dapat dilakukan secara partisipatif dan non partisipatif.

Dalam observasi partisipatif (partisipatory observation), pengamat

ikut berperan serta pada kegiatan yang berlangsung. Sedangkan dalam

observasi non partisipatif (non partisipatory observation), pengamat

ikut berperan serta pada kegiatan yang berlangsung.3

3 Nana Saodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2007), h. 220.

Page 67: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

53

Pada dasarnya observasi bertujuan untuk mendeskripsikan setting

yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang

terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dari perspektif

mereka terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut.4 Pada penelitian

ini peneliti menggunakan observasi non partisipan (Non Partisipan

Obseration), yakni peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat

independen.5

b. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang,

melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang

lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan

tujuan tertentu.6 Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan

komunikasi, yaitu cara untuk memperoleh informasi dengan bertanya

langsung pada yang diwawancarai.7 Wawancara juga teknik

pengumpulan informasi melalui komunikasi secara langsung dengan

responden. Wawancara menggunakan seperangkat daftar pertanyaan

yang sudah disiapkan oleh peneliti sesuai dengan rumusan masalah

yang akan dijawab melalui proses wawancara.8

Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak

terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face)

maupun dengan menggunakan telepon.9 Metode wawancara yang

digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur.

Wawancara tidak terstruktur artinya responden mendapat kebebasan

dan kesempatan untuk mengeluarkan pikiran-pikirannya, pandangan,

4Iin Tri Rahayu, Tristiadi Ardi Ardani, Observasi dan Wawancara, (Jawa Timur :

Bayumedia Publishing, 2004), Cet. I, h. 3. 5Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D, (Bandung: CV

Alfabeta, 2013), Cet. XVIII, h. 145. 6Deddy Maulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu

Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, Rosda, h. 180. 7Masri Singarimbun, Sofian Efendi, (Penyunting), Metode Penelitian Survai,

(Jakarta: LP3ES, 1989), h. 192. 8Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, (Jakarta: GP Presss

Group, 2013), h. 20. 9Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D, (Bandung: CV

Alfabeta, 2013), Cet. XVIII, h. 138.

Page 68: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

54

perasaannya tanpa diatur ketat oleh peneliti. Akan tetapi kemudian,

setelah peneliti memperoleh keterangan-keterangan, peneliti dapat

mengadakan wawancara yang lebih berstruktur yang disusun

berdasarkan apa yang telah disampaikan oleh responden.10

c. Dokumentasi

Cara pengumpulan data dengan dokumentasi ini merupakan

sumber non manusia. Teknik pengumpulan data dengan menghimpun

dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar

maupun elektronik. Dokumen-dokumen yang dihimpun dipilih yang

sesuai dengan tujuan dan fokus masalah.11

No Jenis Dokumen Rincian Dokumen

1 Profil

Lembaga/Sekolah

a. Identitas SMP Negeri 1

Kramatwatu Serang-Banten

b. Visi, misi, dan tujuan

c. Sarana dan Prasarana

d. Jumlah Siswa SMP N 1

Kramatwatu Serang Banten

Tahun Pelajaran 2012/2013

e. Data pendidik dan tenaga

kependidikan

2 Laporan Kegiatan

Proses pelaksanaan

Lesson study MGMP

PAI

Deskripsi Data Hasil

Intervensi Tindakan

10

S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, (Bandung: Tarsito,

1988), h. 72. 11

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2011), h. 221-222.

Page 69: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

55

2. Teknik Analisis Data

Maksud utama analisis data adalah untuk membuat data itu dapat

dimengerti, sehingga penemuan yang dihasilkan bisa didokumentasikan

kepada orang lain. Pelaksanaan analisis data dilakukan pada saat peneliti

masih di lapangan, dan setelah data terkumpul. Dalam penelitian kualitatif,

jenis data yang dihasilkan adalah data lunak, yang berupa kata-kata, baik

yang diperoleh dari wawancara, observasi, dan dokumentasi. Agar data

yang telah dikumpulkan sesuai dan fokus pada masalah penelitian maka

analisis data yang akan digunakan dalam penelitian kualitatif ini adalah

model analisis data mengalir (flow model). Miles dan Huberman

mengatakan ada tiga langkah utama dalam menganalisis data.12

Gambar 3.1 Komponen-komponen analisis data model mengalir

(Miles dan Huberman)

(Sumber: Pedoman Penulisan Skripsi FITK UIN, 2013)

Berdasarkan gambar di atas berikut penjelasan singkat mengenai

komponen analisis data:13

a. Pengumpulan Data

12

Mohammad Ali, Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan, (Bandung:

Pustaka Cendekia Utama, 2010), h. 147 13

Pedoman Penulisan Skripsi (Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

Universitas Islam Negeri, 2013), h. 70.

Pengumpulan

Data

Reduksi

Data

Penyajian

Data

Penarikan

Kesimpulan

Page 70: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

56

Peneliti membuat catatan data yang dikumpulkan melalui

observasi, wawancara, dan dokumentasi yang merupakan catatan

lapangan yang terkait dengan pertanyaan atau tujuan penelitian.

b. Reduksi Data

Reduksi data adalah proses memilih, menyederhanakan,

memfokuskan, mengabstraksi, dan mengubah data mentah yang

diperoleh dari hasil penelitian.

c. Penyajian Data

Sajian data merupakan suatu cara merangkai data dalam suatu

organisasi yang memudahkan untuk pembuatan kesimpulan dan

tindakan yang diusulkan.

d. Penarikan Kesimpulan

Setelah data yang terkumpul direduksi dan selanjutnya disajikan,

maka langkah yang terakhir dalam menganalisis data adalah menarik

kesimpulan atau verifikasi. Adapun verifikasi data adalah penjelasan

tentang makna data dalam suatu konfigurasi yang secara jelas

menunjukan alur kausalnya, sehingga dapat diajukan proposisi-

proposisi yang terkait dengannya.14

3.Pemeriksaan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data pada skripsi ini dapat dilakukan dengan empat

cara, yaitu:

a. Kredibilitas dan Transferabilitas Data

Kredibilitas dan Transferabilitas Data menunjukan tingkat

kejelasan fenomena hasil penelitian sesuai dengan kenyataan. Dalam

penelitian kualitatif menunjukan sejauhmana tingkat interpretasi dan

konsep-komsep yang diperoleh memiliki makna yang sesuai antara

partisipan dengan peneliti. Kriteria kredibilitas melibatkan penetapan

hasil penelitian kualitatif adalah kredibel atau dapat dipercaya dari

perspektif partisipan dalam penelitian tersebut. Strateginya meliputi

14

Mohammad Ali, Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan, (Bandung:

Pustaka Cendekia Utama, 2010), h.147.

Page 71: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

57

perpanjangan pengamatan, ketekunan penelitian, triangulasi

(mengecek keabsahan data dengan memanfaatkan berbagai sumber

dari luar data sebagi bahan perbandingan), diskusi teman sejawat,

analisis kasus negatif dan membercheking.

b. Reliabilitas

Dalam penelitian kualitatif, reliabilitas ditunjukan sejauhmana

kualitas proses dalam mengkonseptualisasikan penelitian, nilai, dan

pengumpulan data, interpretasi temuan dan pelaporan yang dimintakan

pihak-pihak atau orang-orang yang telah pakar atau ahli dalam

penelitian kualitatif. Reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan untuk

mempertajam uraian deskriptif kongkrit, yaitu pengungkapan data

wawancara dan dokumen dengan konfimasi berulang-ulang terhadap

responden.15

D. Teknik Penulisan

Secara teknis, skripsi ini mengacu pada Teknik Penulisan Makalah dan

Skripsi , Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullaah

Jakarta 2013.

15

Pedoman Penulisan Skripsi (Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

Universitas Islam Negeri, 2013), h. 72-75.

Page 72: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

58

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Langkah selanjutnya dalam analisis data adalah penyajian data atau

sekumpulan informasi yang memungkinkan peneliti melakukan penarikan

kesimpulan. Penyajian data yang umum dilakukan dalam penelitian kualitatif

adalah teks naratif yang menceritakan secara panjang lebar temuan penelitian,

Dalam bab IV ini akan dikemukakan deskripsi data hasil penelitian. Sesuai

dengan data yang diperoleh penulis, maka disajikan data sebagai berikut:

A. Deskripsi Data

(Gambar 4.2)

(Gambar 4.1)

HASIL OBSERVASI

(Perencanaan)

PLAN

Hasil observasi yang didapat penulis

terdapat 3 tahap kegiatan dalam

pelaksanaan lesson study yakni

perencanaan (plan), Pelaksanaan

(do), Refleksi (see). Berdasarkan

hasil dari tahap perencanaan yang

telah dilakukan pada tanggal 8

November 2013 oleh guru PAI secara

berkelompok telah dihasilkan

beberapa hal sebagai berikut:

1. Tersusunnya rencana waktu,

tempat open class beserta

guru model

2. Tersusunnya Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran

yang sesuai dengan kegiatan

pembelajaran

3. Adanya lembar kerja siswa

dan soal-soal tes untuk

mengukur keberhasilan

4. Format lembar observasi

persiapan pelaksanaan

pembelajaran, lembar

Pelaksanaan

Lesson Study di

SMP Negeri 1

Kramatwatu

Serang-Banten

Page 73: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

59

(Gambar 4.3)

(Gambar 4.1)

(Gambar 4.4)

HASIL OBSERVASI

(Pelaksanaan)

DO

Hasil observasi yang dilakukan oleh

peneliti dengan mengamati guru

model dan siswa selama proses

pembelajaran. Maka kegiatan lesson

study dilaksanakan pada hari Kamis

di kelas 8a Semester 1 tahun

2013/2014 pada SMP Negeri 1

Kramatwatu Kabupaten Serang. lebih

jelasnya dapat dilihat pada

pembahasan.

Pelaksanaan

Lesson Study di

SMP Negeri 1

Kramatwatu

Serang-Banten

HASIL OBSERVASI

(Refleksi)

SEE

Hasil observasi yang dilakukan oleh

peneliti setelah mengamati guru

model dan siswa selama proses

pembelajaran. Maka kegiatan

refleksinya guru model terlebih

dahulu menyampaikan kesan yang ia

dapat selama proses pembelajaran

berlangsung sebelum para

observer/pengamat menyampaikan

saran dan kritik mereka. lebih

jelasnya dapat dilihat pada

pembahasan.

Page 74: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

60

(Gambar 4.7)

(Gambar 4.8)

(Gambar 4.9)

HASIL WAWANCARA

Hasil wawancara yang dilakukan

peneliti selama penelitian oleh guru

PAI yang menjadi guru model Detty

Herawati, S.Ag pada hari Selasa,

tanggal 19 November 2013 di ruang

guru SMP N 1 Kramatwatu adalah

setelah proses pelaksanaan lesson

study selesai guru bisa mengevaluasi

cara mengajarnya sehingga cara

mengajar yang awalnya terkesan

konservatif bisa lebih terlihat inovatif.

Dengan pelaksanaan lesson study

maka kompetensi yang dimiliki guru

dapat meningkat sehingga para guru

PAI bisa menjadi guru yang

profesional. lebih jelasnya dapat

dilihat pada pembahasan.

AKTIVITAS

MENGAJAR

GURU MODEL

(Gambar 4.5)

HASIL OBSERVASI

Hasil observasi yang dilakukan

peneliti sebagai berikut:

Secara keseluruhan bahwa hasil

pelaksanaan kegiatan pembelajaran

yang dilakukan telah berjalan sesuai

dengan rencana dan boleh dianggap

berhasil dengan baik. Hal ini tampak

ketika dalam proses pembelajaran

siswa dapat mengikuti skenario pem-

belajaran yang telah dilakukan. lebih

jelasnya dapat dilihat pada

pembahasan. (Gambar 4.6)

.

HASIL OBSERVASI SISWA

KELAS VIII A

Hasil observasi yang dilakukan

peneliti pada proses pembelajaran

siswa. Dalam proses pembelajaran

siswa dapat mengikuti skenario pem-

belajaran yang telah dirancang oleh

guru. Terciptanya proses

pembelajaran yang aktif, inovatif dan

menyenangkan. Siswa tidak mudah

jenuh dengan pembelajaran sehingga

selalu bersemangat

AKTIVITAS

BELAJAR SISWA

Kelas VIII A

Page 75: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

61

B. Lesson Study sebagai Upaya Peningkatan Profesionalitas Guru PAI di

SMP Negeri 1 Kramatwatu Serang-Banten

1. Implementasi Lesson Study di SMP Negeri 1 Kramatwatu Serang-

Banten

Lesson study adalah sebuah kegiatan kolaborasi dengan inisiatif

pelaksanaan idealnya datang dari Kepala Sekolah bersama guru. Siapa

yang melakukan kegiatan tersebut sangatlah tergantung pada tipe lesson

study yang dikembangkan. Lesson study yang dilakukan di SMP Negeri 1

Kramatwatu adalah lesson study berbasis musyawarah guru mata

pelajaran (MGMP). Pada kegiatan open class ini dilakukan pada mata

pelajaran pendidikan Agama Islam, jadi sekelompok guru pendidikan

agama Islam di wilayah Banten berkumpul untuk bermusyawarah dengan

tujuan meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa.

Untuk mengetahui secara langsung bagaimana praktik lesson study

sebagai upaya peningkatan profesionalitas guru PAI di SMP Negeri 1

Kramatwatu Serang-Banten, maka peneliti mengunjungi langsung ke SMP

Negeri 1 Kramatwatu dengan izin dari Kepala SMP Negeri tersebut.

Setelah mendapat izin peneliti ikut secara langsung dalam kegiatan lesson

study di SMP Negeri 1 Kramatwatu Serang-Banten mulai dari tahap

perencanaan (plan), pelaksanaan (do), dan refleksi (See). Dalam mengikuti

kegiatan ini peneliti melakukan observasi dan wawancara terkait dengan

lesson study yang telah dilaksanakan.

Untuk memperjelas gambaran pelaksanaan lesson study sebagai

upaya peningkatan profesionalitas guru PAI, di bawah diuraikan secara

lebih rinci mengenai tahapan-tahapan kegiatannya mulai dari perencanaan,

sampai refleksi yang telah dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kramatwatu

Serang-Banten pada tanggal 18 November 2013 Tahun Ajaran 2013-2014.

Berikut hasil pengamatan peneliti terkait kegiatan tahapan-tahapan yang

ada dalam lesson study.

Page 76: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

62

a. Tahapan Lesson Study

1) Perencanaan (Plan)

Tahap awal persiapan dimulai dengan melakukan identifikasi

masalah pembelajaran yang meliputi materi ajar, teaching materials

(hands on), strategi pembelajaran, dan siapa yang akan menjadi guru

model. Materi ajar yang dipilih tentu harus disesuaikan dengan

kurikulum yang berlaku serta program yang sedang berjalan di SMP

Negeri 1 Kramatwatu. Hal yang dilakukan dalam tahap ini antara lain

meliputi identifikasi masalah pembelajaran, serta alternative solusi

yang mungkin dipilih. Menurut para guru PAI, materi yang harus

diajarkan pada semester yang sedang berlangsung adalah tentang

meningkatkan keimanan kepada Rasul Allah. Berdasarkan

pengalaman, konsep tentang materi ini dipandang kurang menarik bagi

siswa karena mereka dituntut menghafal nama-nama Rasul, sifat-sifat

Rasul beserta arti sifat tersebut. Maka perlu dicari cara pembelajaran

yang dapat mengubah pandangan tersebut. Pada materi ini

direncanakan siswa melakukan proses diskusi yang terlebih dahulu

dibentuk kelompok tiap kelompok mendapat 5 nama rasul dan

diskusikan tentang sifat-sifatnya. Hasil diskusi tersebut disampaikan

dengan cara perwakilan tiap kelompok menyampaikan hasil diskusinya

di depan siswa kelompok lain. Kegiatan belajar tersebut diharapkan

dapat mengubah pandangan siswa yakni siswa bukan hanya dituntut

untuk hafal nama-nama Rasul dan sifatnya namun siswa bisa lebih

menghayati, memahami serta meneladani tentang sifat Rasul yang

nantinya bisa mereka terapkan dikehidupan sahari-hari.

Langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan di kelas VIII

dirancang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Bersamaan dengan perancangan RPP, dibuat juga lembar kerja siswa

(LKS) yang digunakan untuk mengevaluasi proses pembelajaran. Pada

LKS berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa.

Selain mempersiapkan materi ajar dan strategi pembelajarannya, para

Page 77: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

63

guru pun mempersiapkan fihak-fihak yang perlu diundang untuk

menjadi observer dalam implementasi pembelajaran yang dilanjutkan

dengan kegiatan refleksi. Disamping kelompok guru sebidang, dalam

pelaksanaan lesson study tidak tertutup kemungkinan untuk

mengundang guru-guru mata pelajaran lain, Kepala Sekolah, ahli

pendidikan bidang studi atau ahli bidang studi terkait, para pejabat

yang berkepentingan, atau masyarakat pemerhati pendidikan.

Kehadiran Kepala Sekolah dalam suatu lesson study sangatlah penting

karena informasi yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran di kelas

dan refleksi pasca pembelajaran dapat menjadi masukan berharga bagi

peningkatan kualitas sekolah secara keseluruhan. Keragaman observer

yang hadir dalam kegiatan lesson study sangat menguntungkan karena

latar belakang pengetahuan yang berbeda-beda dapat menghasilkan

pandangan beragam sehingga bisa memperkaya pengetahuan para

guru.1

Pada tahap perencanaan (plan) dalam praktik lesson study yang

telah dilaksanakan diketahui bahwa dalam model lesson study setiap

guru dituntut untuk mampu membuat rencana pembelajaran yang

sesuai dengan kemampuan para siswa. Hal ini berarti guru secara tidak

langsung dapat meningkatkan kemampuan mengelola pembelajaran

dengan cara memahami karakteristik siswa yang ada. Menurut penulis

pada tahapan ini sudah menyentuh salah satu aspek kompetensi yang

harus dimliki guru yakni kompetensi pedagogik, karena guru sudah

berusaha mengelola pembelajaran dengan membuat rencana

pembelajaran dan dalam tahapan ini guru berusaha mengubah

pandangan siswa terhadap materi pembelajaran yang dianggap sulit.

2) Pelasanakaan (Do)

Tahapan ini dilakukan setelah semua perangkat pembelajaran siap

digunakan. Kegiatan pelaksanaan (do) dilaksanakan pada tanggal 18

November 2013 di SMP Negeri 1 Kramatwatu Serang-Banten mulai

1Dokumentasi Hasil Observasi Pada tanggal 8 November 2013.

Page 78: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

64

dari jam 08:45 sampai jam 10:10 WIB. Pembelajaran dilakukan oleh

Detty Herawati, S.Ag di kelas 8a dengan mengambil materi tentang

meningkatkan keimanan kepada Rasul Allah SWT. Banyaknya siswa

dalam kelas ada 28 siswa dan proses pembelajaran dilakukan secara

berkelompok, semuanya ada lima kelompok yang masing-masing

kelompok ada enam siswa. Kegiatan pembelajaran ini dilaksanakan di

kelas VIII.

Sebelum melaksanakan proses open class perlu dilakukan

pertemuan singkat (briefing) yang dipimpin oleh Kepala Sekolah. Pada

pertemuan ini, setelah Kepala Sekolah menjelaskan secara umum

kegiatan lesson study yang akan dilakukan, selanjutnya sebelum guru

model memulai pembelajaran, guru model diberi kesempatan

mengemukakan rencananya secara singkat. Informasi ini sangat

penting bagi para observer terutama untuk merancang rencana

observasi yang akan dilakukan di kelas. Selesai guru menyampaikan

penjelasan, selanjutnya sebelum para observer dan Kepala Sekolah

masuk ke kelas 8a, Kepala Sekolah mengingatkan kepada para

observer untuk tidak mengganggu jalannya proses pembelajaran.2

Observer dipersilahkan untuk memilih tempat strategis sesuai

rencana pengamatannya masing-masing. Selanjutnya guru model

melakukan proses pembelajaran sesuai dengan rencana. Awal

pembelajaran dimulai dengan penyampaian tujuan pembelajaran yang

akan dilakukan kemudian dilanjutkan dengan penjelasan singkat

tentang materi Meningkatkan Keimanan pada Rasul Allah SWT guru

model menggunakan media pembelajaran visual yakni materi

ditampilkan dalam tampilan Mc Power Point menggunakan proyektor

karena guru menggunakan model pembelajaran Somatic Auditory

Visualization Intellectualy (SAVI). Pembelajaran SAVI adalah

pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan

2 Hasil Wawancara dengan ketua koorinator Lesson Study MGMP PAI di SMP

Negeri 1 Kramatwatu Serang pada tanggal 18 November 2013.

Page 79: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

65

semua alat indra yang dimiliki siswa. Setelah guru selesai menjelaskan

siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok. Kemudian diberi tugas

untuk mendiskusikan beberapa nama-nama Rasul dan sifat-sifatnya.

Pada saat diskusi selesai, guru memberi kesempatan pada tiap

kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi yang telah ia lakukan

kepada siswa kelompok lain. guru member apresiasi bagi perwakilan

kelompok yang telah menyampaikan hasil diskusinya serta memberi

pembenaran. Pada akhir pembelajaran guru melakukan evaluasi

dengan cara memberikan LKS kepada tiap siswa. Kemudian

memberikan penilaian.

Kegiatan lesson study pada tahap implementasi ini dihadiri oleh

delapan orang observer dan tiga orang dari pengurus MGMP. Posisi

para observer di dalam kelas tersebar di pinggir kelas, serta di depan

dan di belakang. Observer melakukan pengamatan di kelas

berdasarkan pada lembar observasi kegiatan lesson study. Observasi

terutama ditujukan pada interaksi yang terjadi antara siswa dengan

siswa dalam kelompok, interaksi siswa antar kelompok dalam diskusi

kelas, interaksi antara guru dan siswa selama proses pembelajaran,

aktivitas siswa dalam belajar, kapan siswa mulai belajar, kapan siswa

mulai terlihat bosan belajar, dan kapan siswa selesai belajar. Para

observer tidak diperkenankan untuk melakukan intervensi pada

kegiatan yang dilakukan siswa, maupun yang dilakukan oleh guru.

Dengan cara seperti itu, siswa tidak terganggu dengan kehadiran para

observer yang jumlahnya melebihi jumlah siswa di dalam kelas

3) Refleksi (See)

Setelah selesai proses pembelajaran, selanjutnya dilakukan kegiatan

refleksi Pada awal kegiatan refleksi, guru model diberi kesempatan

menyampaikan kesan-kesan tentang aktivitas pembelajaran yang telah

dilaksanakannya. Dalam kasus kegiatan lesson study yang disajikan

ini, guru menyampaikan bahwa pada awalnya dia merasa gugup

(nervous) ketika melakukan pembelajaran dikarenakan banyaknya

Page 80: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

66

jumlah observer yang mengamati ketika dia mengajar. Setelah guru

menyampaikan kesan-kesannya, para observer secara bergantian

menyampaikan tanggapan dan kesan-kesannya terhadap pembelajaran

yang telah mereka saksikan. Dari kegiatan refleksi terungkap beberapa

tanggapan dari para observer bahwa proses pembelajaran yang

dilakukan guru tersebut sudah sangat baik mulai persiapan sampai

implementasinya. Guru sudah membimbing siswa dengan baik dalam

upaya memahami konsep yang dipelajari yaitu meningkatkan

keimanan kepada Rasul Allah SWT.3

Beberapa hal yang masih perlu ditingkatkan adalah dalam hal

pengelompokan masih ada terlihat beberapa siswa yang kurang

merespon kegiatan yang ada di dalam pembelajaran sehingga siswa

tersebut terlihat tidak aktif dan guru model harus tetap melihat waktu

yang telah direncanakan yakni 2 x 40 menit. Sehingga jangan sampai

terulang waktu habis sebelum proses pembelajaran selesai.

b. Manfaat Pelaksanaan Lesson Study di SMP Negeri 1 Kramatwatu

Serang-Banten.

Untuk mengetahui manfaat bagi guru yang telah melaksanaan

lesson study. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah

dilaksanakan salah satu guru menyatakan bahwa setelah mengikuti

pelaksanaan lesson study:4

1) Guru mampu menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan

strategi yang dipilih secara efektif dan efisien.

2) Guru mampu memahami peserta didik dengan memanfaatkan

prinsip-prinsip kolegalitas.

3) Guru melaksanakan pembelajaran yang kondusif.

4) Guru mampu memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan

berbagai potensi yang mereka miliki.

3Hasil Wawancara dengan ketua koorinator Lesson Study MGMP PAI di SMP

Negeri 1 Kramatwatu Serang pada tanggal 19 November 2013. 4Hasil Wawancara dengan guru model Lesson Study MGMP PAI di SMP Negeri

1 Kramatwatu Serang pada tanggal 19 November 2013.

Page 81: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

67

5) Guru bisa lebih mengenal pribadi siswa, potensi bakat yang ia

miliki.

6) Guru bisa mengevaluasi cara mengajar yang telah dilakukan agar

cara mengajar bisa lebih baik

Selain itu guru juga mampu bersikap terbuka dalam menerima

kritik terhadap kekurangan dalam proses pembelajaran yang ia

lakukan. Guru bisa lebih mengevalusi dirinya secara objektif menurut

peneliti secara tidak langsung hal ini dapat dijadikan sebagai pelatihan

guru agar lebih profesional terhadap profesi yang ia miliki.

Menurut para guru pada awalnya terasa berat dan sulit untuk dapat

menerima kritikan yang diberikan oleh para observer/pengamat saat

lesson study, tapi sejalan dengan terus berkembangnya peserta didik

yang makin beragam maka guru harus mampu mengendalikan peserta

didik. Dengan adanya lesson study di sekolah maslah terkait cara

melakukan pembelajaran yang efektif untuk peserta didik dapat

terselesaikan. Menerima keritikan yang positif beserta saran dari para

observer saat proses lesson study maka guru akan memperoleh cara

atau inovasi pembelajaran yang mampu mengendalikan peserta didik

sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan lebih efektif dan

efisien.

2. Dampak Lesson Study terhadap Profesionalitas Guru PAI di SMP

Negeri 1 Kramatwatu Serang-Banten.

Peningkatan kompetensi guru merupakan amanat Undang-undang

Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen. Upaya peningkatan guru

bukan hanya kegiatan sesaat, tatapi lebih merupakan kegiatan

berkelanjutan, yang dilaksanakan sesuai dengan konsep

continuing professsional development (CPD). Salah satu kegiatan yang

sangat tepat untuk dimaksudkan dalam kegiatan Kelompok Kerja Guru

(KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran tidak lain dan tidak bukan

adalah lesson study. Mengapa? Karena dengan lesson study para guru akan

Page 82: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

68

melakukan proses pembelajaran secara kolegial dan bersama-sama untuk

meningkatkan kompetensinya. Sehingga sikap profesionalitas yang

dimiliki guru dapat meningkat. Berdasarkan wawancara dengan guru

koordinator lesson study MGMP PAI yang telah melaksanakan lesson

study di SMP Negeri 1 Kramatwatu Serang. Ada beberapa hal penting

yang dapat diperoleh melalui kegiatan lesson study.5

a. Terjalinya kemitraan yang mutual antara guru mata pelajaran dengan

sekolah mitra

b. Melalui kegiatan lesson study dapat dikembangkan pembelajaran yang

dapat mendorong siswa belajar secara aktif, kreatif, efektif, dan

menyenangkan melalui hands on dan mind on activity life, dan local

materials

c. Lesson study memberikan pemahaman bagi guru tentang pentingnya

pengkajian pembelajaran sebagai dasar peningkatan profesional

masing-masing.

Dengan demikian dapat disimpulkan Dampak yang terjadi pada guru

setelah melaksanakan lesson study adalah adanya peningkatan kompetensi

pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi

kepribadian. Dalam pembelajaran pendidikan agama Islam Guru PAI lebih

inovatif, metode pembelajaran lebih bervariasi dan lebih relevan terhadap

tingkat kemampuan siswa, guru tidak segan saling berbagi pengalaman

dan ide, saling memotivasi dan mendapatkan umpan balik terhadap

pembelajaran yang dilaksanakan, adanya kepuasan dan keikhlasan dalam

bekerja. Dengan dilaksanakannya lesson study dapat meningkatnya

kualitas serta kuantitas guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.

Bagi siswa adanya program lesson study menyebabkan terjadinya

peningkatan pemahaman terhadap materi pelajaran, peningkatan minat

siswa terhadap mata pelajaran, peningkatan motivasi belajar, peningkatan

keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Tidak ada rasa cemas, siswa

5Hasil Wawancara dengan ketua koorinator Lesson Study MGMP PAI di SMP

Negeri 1 Kramatwatu Serang pada tanggal 19 November 2013

Page 83: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

69

gembira, dan siswa percaya diri, tidak takut bertanya, peningkatan

efektivitas hasil belajar, serta adanya kepuasaan dalam belajar.

Guru yang bermutu dan profesional adalah guru-guru yang memiliki

kompetensi dari semua aspek, yaitu aspek pedagogik, kepribadian, sosial,

dan profesional sebagaimana yang dipersyaratkan oleh Undang-undang.

Dengan adanya persyaratan profesionalisme guru ini. Muncul paradigm

baru untuk profil guru Indonesia yang profesional yaitu memiliki

kepribadian matang dan berkembang, penguasaan ilmu yang kuat,

keterampilan untuk membangkitkan peserta didik kepada sains dan

teknologi, dan perkembangan profesi secara berkesinambungan.6

Tim Dosen UPI melukiskan gambaran umum tujuan utama lesson

study, dan hubungan dengan empat kompetensi guru yang diharapkan UU

No 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen.

6Muhammad Surya, Landasan Pendidiakan: Menjadi Guru Yang Baik, (Bogor:

Ghalia Indonesia,2010), cet. 1, h. 9.

Page 84: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

70

Gambar 4.10 Gambaran Umum dan Tujuan Utama Lesson Study

serta Hubungannya dengan Kompetensi7

(Sumber Tim Dosen UPI)

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwasannya pelaksanaan

lesson study mempunyai hubungan yang dapat meningkatkan empat

7Indonesia Center of Lesson Study, Kiat-kiat Lesson Study, dari

http://www.icls.upi.edu. h. 3. Diunduh pada tanggal 12 Januari 2014.

Gambaran Umum

Lesson study

Merencanakan

pembelajaran berdasarkan

tujauan dan perkembangan

siswa

Mengobservasi

pembelajaran untuk

mengumpulkan data tentang

aktivitas belajar siswa

Menggunakan data hasil

observasi untuk melakukan

refleksi pembelajaran secara

mendalam dan luas

Jika perlu melakukan re-

planning dengan topic sama

untuk pembelajaran pada

kelas lain

Tujuan Utama Lesson

Study

Meningkatnya

pengetahuan tentang

materi ajar

Meningkatnya

pengetahuan tentang

pembelajaran

Meningkatnya

kemampuan

mengobservasi aktivitas

belajar

Semakin kuatnya

hubungan antara

pelaksanaan

pembelajaran sehari-hari

dengan tujuan jangka

panjang Meningkatnya

kualitas rencana

pembelajaran

Semakin kuatnya

hubungan kolegalitas

Semakin meningkatnya

motivasi untuk selalu

berkembang

Kompetensi

Profesional

Kompetensi

Pedagogik

Perbaikan

Mutu

pembelajaran

terus menerus

Kompetensi

Sosial

Kompetensi

Kepribadian

Page 85: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

71

kompetensi yang harus dimiliki seorang pendidik agar dapat menjadi guru

yang profesional. Karena pada prinsip guru profesionalitas guru harus

Memliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas dan

memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara

berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat. Apabila guru telah memiliki

keempat kompetensi tersebut di atas maka guru tersebut telah memiliki

hak profesional.

3. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksanaan Lesson

Study di SMP Negeri 1 Kramatwatu Serang-Banten.

Dalam praktik lesson study di SMP Negeri 1 Kramatwatu terdapat

beberapa faktor pendukung terlaksananya kegiatan lesson study ini sebagai

pengupayaan peningkatan profesionalitas guru yaitu: Adanya dukungan

yang tinggi dari pihak pengelola sekolah, apresiasi yang tinggi diberikan

dari Kepala Sekolah pelaksanaan lesson study sebagai salah satu upaya

peningkatan profesionalitas guru sekaligus peningkatan mutu

pembelajaran di kelas. Selain itu sikap antusias dari para guru-guru SMP

Negeri 1 Kramatwatu Serang-banten yang tinggi untuk mengikuti dan

melaksanakan praktik lesson study. Sejaran dengan pelaksanaan lesson

study sebagai upaya peningkatan profesionalitas guru pendidikan agama

Islam terungkap beberapa faktor penghambat atau kendala yang dialami

pada saat proses yang dilaksanakanm. Kendala yang paling sering

dihadapi ialah keterbatasan waktu dalam melakukan lesson study dan

biaya yang terbatas yang ada di sekolah. Terkadang juga ditemukan

kendala yang datang dari guru itu sendiri, contohnya masih ada guru yang

kurang rajin dan tidak ingin untuk dievaluasi pembelajarannya dalam

tahapan lesson study. Kendala yang lainnya pun seperti adanya kesulitan

dalam mengatur jadwal untuk mengundang guru agar menjadi observer

dikarenakan jadwal guru yang penuh.8

8 Hasil Wawancara dengan ketua koorinator Lesson Study MGMP PAI di SMP

Negeri 1 Kramatwatu Serang pada tanggal 19 November 2013.

Page 86: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

72

Terlepas dari faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan

lesson study di SMP Negeri 1 Kramatwatu Serang. Para guru sepakat

bahwasanya pelaksanaan lesson study sebagai pengupayaan peningkatan

profesionlitas guru pendidikan agama Islam berlangsung dengan baik dan

perlu dikembangkan secara berkelanjutan guna meningkatkan

profesionalitas keguruan yang dimliki guru. Untuk mendapat informasi

yang lebih mendalam terkait pengupayaan lesson study dalam peningkatan

profesionalitas guru pendidikan agama Islam, peneliti melakukan

wawancara dengan guru model yang sudah menerapkan lesson study.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut lesson study di SMP Negeri 1

Kramatwatu Serang mendapat banyak dukungan dari banyak kalangan

seperti seluruh civitas sekolah, para pegawas, kepala sekolah, guru-guru

yang menjadi pengurus lesson study MGMP dalam rangka pengupayaan

peningkatan profesionalitas guru sehingga saat ini guru tiap mata pelajaran

sudah mengalami perubahan ke arah yang lebih baik dalam pembelajaran.9

9Hasil Wawancara dengan guru model Lesson Study MGMP PAI di SMP Negeri 1

Kramatwatu Serang pada tanggal 19 November 2013.

Page 87: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

73

73

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini, dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Implementasi Lesson study dalam peningkatan profesionalitas guru

PAI di SMP Negeri 1 Kramatwatu Serang-Banten

Sebuah kegiatan kolaborasi dengan inisiatif pelaksanaan yang

idealnya datang dari Kepala Sekolah bersama guru. Lesson study yang

dilakukan di SMP Negeri 1 Kramatwatu adalah lesson study berbasis

musyawarah guru mata pelajaran (MGMP). Pada kegiatan open class ini

dilakukan pada mata pelajaran pendidikan Agama Islam. Proses

pelaksanaannya pun berlangsung dengan baik, banyak yang mendukung

pelakasanaan kegiatan lesson study ini. Mulai dari kepala sekolah dan

para guru-guru serta para pengawas kegiatan lesson study. Setiap

tahapan lesson study mulai dari tahap perencanaan (plan), pelaksanaan

(do) sampai tahap refleksi (see) mampu memberikan makna yang dapat

meningkatkan sikap profesionalitas guru pendidikan agama Islam (PAI)

2. Dampak Lesson study terhadap peningkatan profesionalitas guru PAI

di SMP Negeri 1 Kramatwatu Serang-Banten

Setelah proses kegiatan lesson study ini dilakukan maka dampak

yang dirasakan guru PAI adalah meningkatnya kemampuan kompetensi

pedagogic, komptensi sosial, kompetensi profesional dan kompetensi

kepribadian. Dalam pembelajaran pendidikan agama Islam guru lebih

Page 88: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

74

inovatif dengan metode pembelajaran lebih bervariasi dan lebih relevan

terhadap tingkat kemampuan siswa. Serta meningkatnya kualitas dan

kuantitas guru dalam melaksanakan proses pembelajaran

3. Faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan lesson study

di SMP Negeri 1 Krmatwatu Serang-Banten

Peneliti menemukan beberapa faktor pendukung dalam pelaksanaan

lesson study MGMP PAI ini yakni adanya dukungan penuh dari

kepala sekolah, ketua koordinator pelaksanaan lesson study MGMP

PAI serta adanya sikap antusias para guru-guru untuk ikut

melaksanakan lesson study ini. Sedangkan faktor penghambat dalam

pelaksanaan lesson study MGMP PAI persoalan waktu dan biaya yang

terbatas untuk melaksankan kembali kegiatan lesson study secara

berkesinambungan dan adanya guru yang masih mempunyai sikap

tidak ingin dievaluasi cara pengajarannya.

B. Implikasi

Sebagaimana kesimpulan di atas, maka dalam penelitian kualitatif ini

implikasinya adalah program lesson study dapat dilaksanakan karena adanya

dukungan kerjasama guru yang dilibatkan dalam program pelaksanaan

kegiatan ini. Adanya koordinator yang berperan sebagai fasilitator dengan

menyusun jadwal adanya dana pendukung bagi penyelenggaranya, serta

dukungan kepala sekolah dan Dinas Pendidikan Kabupaten. Selain itu

program ini sangat tepat dilakukan dalam kegiatan MGMP sehingga guru

dapat saling kerjasama, berbagi pengalaman dalam pembelajaran, serta

meningkatkan kemampuan kompetensinya.

C. Saran

Dari hasil temuan penelitian di atas, ada beberapa saran yang dapat

dipertimbangkan dalam pelaksanaan lesson study dalam upayanya

meningkatkan profesionalitas guru PAI sebagai berikut:

1. SMP Negeri 1 Kramatwatu Serang-Banten sebagai sekolah yang

pernah mempraktikan lesson study MGMP dapat membagi

Page 89: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

75

pengalamannya kepada sekolah lain yang belum mengenal dan

mempraktikan lesson study agar dapat mempraktikannya di sekolah lain.

2. Dalam pelaksanaan lesson study sebaiknya mengambil jam terakhir

agar tidak terlalu mengganggu pada mata pelajaran yang lain dalam

pelaksanaan lesson study pun lebih memiliki waktu yanglebih leluasa.

3. Bagi kepala sekolah dapat terus memberikan dukungan, mendorong

dan memberikan penghargaan bagi para guru yang mempunyai keinginan

untuk meningkatkan profesionalitas yang ia miliki dengan melaksanakan

lesson study.

4. Perlu adanya sikap antusias dan keinginan yang kuat dari para guru

untuk berkeinginan dalam melaksanakan kegiatan lesson study.

5. Hendaknya kegiatan lesson study ini dilakukan dengan cara

berkelanjutan/berkesinambungan agar mendapat hasil yang maksimal.

Sehingga perbaikan cara mengajar dapat terwujud.

Page 90: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

76

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad. Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan, Bandung: Pustaka

Cendekia Utama, 2010.

Arikunto, Suharsimi., dkk., Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Bumi Aksara,

2007.

Alwasilah, A. Chaedar. Pokoknya Action Research, Bandung: PT.Kiblat Buku

Utama, 2011.

Effendi Zulkily, dkk., Implementasi Lesson Study untuk Meningkatkan Kemitraan

dan Pengembangan Profesional Pendidik, Jurnal Pendidikan Dasar, nomor

11, 2009.

Yudhi Fachrudin, “Pembinaan Kompetensi Guru melalui Model Lesson study di

SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung”, Skripsi pada Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta: 2010. “tidak dipublikasikan”.

Fakhruddin, Asef Umar. Menjadi Guru Favorit, Jogjakarta: DIVA Press, 2010.

Fitriani, Astri, “Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru Melalui Model Lesson

study di SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung”, Skripsi pada

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2012. “tidak

dipublikasikan”.

Hakim, Lukmanul. Perencanaan Pembelajaran, Bandung: CV Wacana Prima,

2009

Hamdani, Nizar Alam., dan Hermana, Dody. Classroom Action Research, Jakarta:

Rahayasa, 2009.

Hendayana, Sumar., dkk., Lesson study Suatu Strategi untuk Meningkatkan

Keprofesionalan Pendidik, Bandung: UPI Press, 2007.

Page 91: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

77

Ibrohim, Panduan Pelaksanaan Lesson Study di KKG/MGMP, Malang: t.p.,

2010.

J.M Tedjawati, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Lesson Study (Kasus di

Kabupaten Bantul), Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Penelitian dan

Peningkatan Kemendiknas, 4, 2011.

Komaidi, Didik., dan Wijayanti, Wahyu. Panduan Lengkap PTK,

Yogyakarta:Sabda Media, 2011.

Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan

Profesi Guru, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2010.

_ _ _ _ _, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, Jakarta: PT RajaGrafindo, 2007.

Kusumah, Wijaya., dan Dwitagama, Dedi. Mengenal PenelitianTindakan Kelas,

Jakarta: PT. Indeks, 2009.

Maulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu

Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya

Muhardjito, “Efektivitas Pelaksanaan Lesson Study melaui Optimalisasi Peran

Pendamping, ” Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Lesson Study,

FMIPA Universitas Malang.

Mukhtar. Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta: GP Presss

Group, 2013.

Mulyasana, Dedy. Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2011.

Musfah, Jejen. Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber

Belajar Teori dan Praktik, Jakarta: Kencana, 2011.

Nasution, S. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito, 1988.

Page 92: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

78

Nata, Abuddin. Manajement Pendidikan, Jakarta: Kencana PMG, 2010.

Nur’aini, dkk., Lesson Study untuk Meningkatkan Proses dan Hasil Pembelajaran

PAI, tt.p: t.p., t.t.

Rahayu, Iin Tri dan Tristiadi Ardi Ardani. Observasi dan Wawancara. Jawa

Timur: Bayumedia Publishing, 2004.

Rusman. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru,

Jakarta: Rajawali Pers, 2011.

Sanjaya, Wina. Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik Pengembangan

KTSP, Jakarta: Prenanda Media Group, 2008a.

_ _ _ _ _, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,

Jakarta: Kencana, 2008b.

_ _ _ _ _, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Kencana, 2011.

_ _ _ _ _, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

Jakarta: Kencana, 2010.

Saudagar, Fachruddin., dan Idrus, Ali. Pengembangan Profesionalitas Guru,

Jakarta: Gaung Persada, 2011.

Sholeh, Asrorun Ni’am. Membangun Profesionalitas Guru, Jakarta: elSAS

Jakarta, 2006.

Singarimbun, Masri. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES, 1989.

Subjianto , Profesi Guru sebagai Profesi yang menjanjikan Pasca UU Guru dan

Dosen, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan,13, 2007.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung:

Alfabeta, 2010.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2011.

Page 93: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

79

Surya, Muhammad., dkk., Landasan Pendidikan Menjadi Guru yang Baik,

Bandung: Ghalia Indonesia, 2010.

Susilo, Herawati., dkk., Lesson study Berbasis Sekolah, Malang: Bayumedia

Publishing, 2011.

Uno, Hamzah B. Profesi Kependidikan Problema, Solusi dan Reformasi

Pendidikan Indonesia, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

Uzer, Usman. Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja RosdaKarya,

2011.

Yamin, Martinis. Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, Ciputat: Gaung

Persada Press, 2006.

_ _ _ _ _, Standarisasi Kinerja Guru, Jakarta: GP Press, 2010.

Widhiartha, Putu Ashintya., dkk., Lesson study Sebuah Upaya Peningkatan Mutu

Pendidik Pendidikan Nonformal, Bandung: Guna Widya, 2009.

Al-Qur’an Terjemah (Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2002)

Buku Panduan Implementasi Lesson Study, Bandung: Universitas Pendidikan

Indonesia, 2010.

Panduan untuk Lesson Study Berbasis MGMP dan Lesson Study Berbasis

Sekolah, tt.p. : JICA, 2011.

Pedoman Penulisan Skripsi, Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri, 2013.

Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan, Jakarta: Dapartemen Agama

Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, 2005.

Abu Zakaria, “Apakah sama orang-orang yang mengetahui dan orang-orang yang

tidak mengetahui, “www.assunnahSurabaya.wordpress.com, diunduh pada

tanggal 24 April 2014.

Page 94: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

80

Mengapa Lesson Study, http://p4tkpknips.org/2012-04/meningkatkan-kompetensi-

guru-melalui-lesson-study.htm diunduh pada tanggal 14 Desember 2013.

Risalah Islam, dan Dasar-dasar Islam, http://www. RisalahIslam.com, diunduh

pada tanggal 24 April 2014

Herawati, Detty, wawancara, Serang, 19 November 2013.

Page 95: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Page 96: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

L A M P I R A N | 1

81

LEMBAR OBSERVASI PROFIL LEMBAGA SEKOLAH

1. Sejarah Singkat SMP Negeri 1 Kramatwatu

SMP Negeri 1 Kramatwatu adalah lembaga pendidikan tingkat

Sekolah Menengah Pertama yang berwawasan global dengan ciri khas

keislaman. SMP Negeri 1 Kramatwatu mengacu pada kebutuhan nasional

yang unggul dalam prestasi dengan wawasan Islami dan berbasis ICT

menuju sekolah rintisan berstandar internasional.

SMP Negeri 1 Kramatwatu beralamat di Jalan Raya Cilegon Km.08

Kecamatan Kramatwatu Kabupaten Serang Provinsi Banten. Lokasi SMP

Negeri 1 Kramatwatu cukup strategis karena dekat dengan jalan raya

sehingga mudah ditempuh, baik dengan kendaraan roda empat maupun roda

dua, suasananya tenang cocok untuk mengadakan proses kegiatan belajar

mengajar dan aktivitas lainnya, sehingga kegiatan sekolah berjalan dengan

baik dan nyaman.

SMP Negeri 1 Kramatwatu mulai menerima siswa baru pada tahun

pelajaran 1982/1983. Pada tahun pelajaran 1982/1983 SMP Negeri 1

Kramatwatu masih dikelola oleh SMP Negeri 3 Serang. Mulai tahun

pelajaran 1983/1984 SMP Negeri 1 Kramatwatu ini mendapat keputusan

pendirian di Kramatwatu Kota Serang Provinsi Banten. Luas areal tanah

SMP Negeri 1 Kramatwatu ±21.395 m², saat ini SMP Negeri 1 Kramatwatu

telah membangun seluas ±5535,5 m², dan tanah siap bangun 15859,5 m².

Dalam bidang akademik adanya penyempurnaan dan pembinaan

proses belajar mengajar. Dengan pendekatan cara belajar aktif, LKS, dan

lain-lain. Selain itu kualitas guru-gurunya pun ditingkatkan, misalnya dengan

mengikut sertakan guru mata pelajaran pada kegiatan MGMP, CTL, PTK,

Page 97: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

L A M P I R A N | 1

82

Lesson Study maupun penetaran-penataran lainnya dan memberi kesempatan

seluas-luasnya pada guru-guru untuk menambah ilmu melalui pelatihan-

pelatihan workshop dan lain sebagainya.

Perlu diketahui, SMP Negeri 1 Kramatwatu adalah sekolah

bertaraf/berstandar nasional dan sekolah ini memiliki sarana pengembangan

bakat dan minat yang baik, dan fasilitas olahraga yang cukup lengkap.

Semua usaha tersebut terlihat hasilnya manakala melihat prestasi siswa yang

sangat memuaskan, dan dari tahun ketahun prestasi yang diperoleh terus

meningkat sesuai dengan meningkatnya aktivitas siswa di sekolah dan di

lingkungan masing-masing, terutama dalam bidang olahraga dan upacara

bendera.

2. Visi dan Misi SMP Negeri 1 Kramatwatu

a) Visi SMPN 1 Kramatwatu

Terselenggaranya Pendidikan Berstandar Nasional yang Unggul

dalam Prestasi dengan Wawasan Islami dan Berbasis ICT menuju

Sekolah Rintisan Berstandar Internasional.

b) Misi SMPN 1 Kramatwatu

1) Mewujudkan keadaan sekolah yang aman, nyaman untuk

pelaksanaan PBM.

2) Mewujudkan keadaan yang asri, bersih, dan indah, serta sehat.

3) Mewujudkan fasilitas sekolah yang relevan dan mutahir serta

berbasis ICT.

4) Mewujudkan seluruh pendidik dan tenaga kependidikan yang

kompeten dan trampil mengoprasikan komputer/notebook.

5) Mewujudkan adanya kurikulum sekolah berbasis KTSP.

Page 98: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

L A M P I R A N | 1

83

6) Terwujudnya prestasi siswa baik akademik maupun non

akademik.

7) Terwujudnya prestasi guru disekolah dan guru berprestasi di

kabupaten atau Propinsi.

8) Terwujudnya budaya disiplin untuk menunjang proses pendidikan

di sekolah.

9) Terwujudnya kegiatan-kegiatan keagamaan pada masyarakat

sekolah.

10) Terwujudnya prestasi-prestasi siswa dalam lomba: LPIR,

Matematika, Fisika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Volly ball,

Footsal, paduan suara, vocal group.

11) Terwujudnya siswa teladan tingkat kabupaten dan provinsi.

12) Terwujudnya PBM dengan berbasis ICT.

3. Sarana dan Prasarana

Sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar, SMP Negeri 1

Kramatwatu memiliki sarana dan prasarana:

Tabel 4.1

Sarana dan Prasarana SMP Negeri 1 Kramatwatu

a. Data ruang belajar/kelas

Kondis

i

Jumlah dan ukuran Jumlah

ruangan

lainnya

yang

digunaka

n untuk

kelas

Jumlah

ruangan

yang

digunaka

n untuk

kelas

Ukura

n

7x9 m²

Ukura

n

>63 m²

Ukura

n

<63 m²

Jumla

h

Baik 18 9 27 - 22

Rusak

ringan

- - - - - -

Page 99: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

L A M P I R A N | 1

84

Rusak

berat

- - - - - -

b. Data ruang belajar lainnya

Jenis ruangan Kebutuhan Tersedia Ukuran (p x

l) Kondisi

Perpustakaan 1 1 15 x 9 m Baik

Lab. IPA 2 1 10 x 8 m Baik

Keterampilan 1 1 9 x 7 m Baik

Multimedia 4 3 8 x 7 m Baik

Kesenian 1 1 9 x 8 m Baik

Lab.Bahasa 2 1 9 x 8 m Baik

Lab. Komputer 2 2 6 x 4 m Baik

PTD 1 1 Baik

Serbaguna 1 Baik

c. Data ruangan kantor

Jenis ruangan Jumlah Ukuran Kondisi

Kepala sekolah 1 5 x 4 m Baik

Wakil kepala

sekolah

Guru 1 10 x 8 m Baik

Tata usaha 1 9 x 4 m Baik

Ruang tamu

Page 100: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

L A M P I R A N | 1

85

d. Data ruang penunjang

Jenis

ruangan

Jumlah Ukuran Kondisi Jenis

ruangan

Jumlah Ukuran Kondisi

Gudang 1 9 x 8 m Rusak PMR

Pramuka

1 4 x 2 m Rusak

KM/WC

guru

2 4 x 2 m Baik Osis 1 8 x 3 Rusak

KM/WC

siswa

6 3 x 2 m Rusak

ringan

Koperasi 1 8 x 4 m Baik

BK 1 8 x 3 Baik Rumah

penjaga

1 8 x 5 m Baik

e. Lapangan olahraga dan upacara

Jenis ruangan Jumlah Ukuran Kondisi Keterangan

Lapangan volley 1 9 x 18 m Baik Permanen

Lapangan bulu tangkis 1 15 x 9 m Baik Permanen

Lapangan futsal 1 20 x 11 m Sedang Semi

Permanen

Lapangan sepak

takraw

1 15 x 8 m Baik Semi

Permanen

Lapangan sepak bola 1 40 x 70 m Sedang Semi

Permanen

Lapangan basket 1 20 x 10 m Sedang Permanen

Lapangan upacara 1 50 x 40 m Baik Permanen

Page 101: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

L A M P I R A N | 1

86

4. Jumlah Siswa SMP Negeri 1 Kramatwatu Tahun

Pelajaran 2012/2013

Untuk mengetahui jumlah siswa dan siswi SMP Negeri 1

Kramatwatu Tahun Pelajaran 2012/2013 disajikan dalam bentuk tabel

sebagai berikut:

Tabel 4.2

Jumlah Siswa SMP Negeri 1 Kramatwatu Tahun Pelajaran

2012/2013

No Kelas L P Jumlah

1

2

3

Kelas VII

Kelas VIII

Kelas IX

102

112

120

186

171

152

288

283

272

Jumlah 843

5. Data Guru SMP Negeri 1 Kramatwatu

Untuk mengetahui data tenaga pengajar disajikan sebagaimana tabel

dibawah ini:

Tabel 4.3

Jenjang Pendidikan dan Status Guru SMP Negeri 1 Kramatwatu

No. Tingkat

Pendidikan

Jumlah dan status guru Jumlah

GT/PNS GTT/Guru Bantu

L P L P

1 S3/S2 1 2 3

2 S1 6 22 3 3 34

3 D-4 1

4 D3/Sarmud 1 5 6

Page 102: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

L A M P I R A N | 1

87

5 D2

6 D1

7 SMA

Jumlah 8 29 3 4 43

Tabel 4.4

Jumlah Guru dengan Tugas Mengajar Sesuai dengan Latar

Belakang Pendidikan (Keahlian)

No Guru Jumlah guru dengan

latar belakang

pendidikan sesuai

dengan tugas mengajar

Jumlah guru dengan

latar belakang

pendidikan yang tidak

sesuai dengan tugas

mengajar

Jumlah

DI/

D2

D3/

Sarmud

S1/

D4

S2/

S3

D1/

D2

D3/

sarmud

S1/

D4

S2/

S3

1 IPA 1 4 1 6

2 Matematika 5

3 Bahasa

Indonesia

1 5 1 7

4 Bahasa

Inggris

3 2 5

5 Pend.

Agama

Islam

2 2 4

6 IPS 2 3 5

7 Penjaskes 2 1 3

8 Seni

Budaya

1 1 2

9 PKN 1 1 1 3

10 TIK 1 1 2

11 BK 2 2

12 Lainnya 2 1 1 2 6

Jumlah 1 7 29 1 3 6 47

Page 103: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

L A M P I R A N | 1

88

B. Deskripsi Data Hasil Intervensi Tindakan

1. Penelitian Pendahuluan

Penelitian tindakan kelas ini dimulai dengan melakukan observasi

awal di SMPN 1 Kramatwatu. Kegiatan ini merupakan tahap awal yang

dilakukan peneliti untuk mengetahui kondisi sekolah, guru yang mengajar di

sekolah tersebut dan lingkungan sekolah agar peneliti tidak merasa asing

ketika melakukan penelitian di sekolah tersebut. Dalam kegiatan ini,

peneliti melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran pendidikan

agama Islam, melakukan observasi dan mendiskusikan model pembelajaran

lesson study yang akan dilaksanakan oleh guru model mata pelajaran

pendidikan agama Islam.

Berdasarkan pengamatan dan wawancara tersebut, diperoleh

informasi bahwa model pembelajaran yang digunakan oleh guru PAI pada

saat mengajar adalah dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab

saja. Guru menganggap jumlah siswa yang banyak dalam satu kelas

membuat guru sukar untuk mencoba metode lain. Selain itu diperoleh

informasi juga keaktifan siswa dalam belajar PAI khususnya materi Akidah

Akhlaq masih rendah, siswa cenderung merasa bosan dan hanya menghafal

materi yang telah disampaikan guru.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, ditentukan siswa kelas VIII A

SMP Negeri 1 Kramatwatu Serang – Banten Tahun Pelajaran 2013/2014

yang berjumlah 28 orang, terdiri dari 14 siswa putra dan 14 siswa putri

sebagai kelas yang cocok untuk penelitian, terkait dengan keaktifan dan

hasill belajar PAI siswa yang dianggap masih rendah. Penentuan ini

didasarkan pada pengamatan yang dilakukan oleh guru selama mengajar di

kelas VIII A.

Page 104: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

L A M P I R A N |2

89

LEMBAR OBSERVASI GURU

Guru Model : Detty Herawati., S.Ag

Hari/tanggal : Senin, 18 November 2013

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam

Kelas : VIIIa

Tujuan : Untuk mengetahui aktivitas mengajar guru

NO Aspek yang diamati Deskriptif

1

Menyampaikan inti konsep materi Guru menyampaikan

materi tentang nama-nama

malaikat beserta tugasnya

dengan baik, dan jelas.

2

Membentuk kelompok yang heterogen Guru membentuk siswa

menjadi beberapa

kelompok untuk

melakukan diskusi. Guru

melakuakan pembentukan

kelompok secara

heterogen dengan cukup

baik.

3

Membimbing siswa dalam diskusi kerjasama dalam

kelompok

Pada saat diskusi

berlangsung di tiap

kelompok, guru

mengontrol satu persatu

kelompok yang sedang

berdiskusi dan

memberikan bimbingan

pada siswa secara baik

4

Mengatur penyampaian hasil kerja kelompok Pada saat diskusi selesai

dilakukan siswa,

kemudiam guru member

kesempatan bagi tiap

kelompok untuk

menyampaikan hasil

diskusi mereka. Guru

mengatur perwakilan tiap

Page 105: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

L A M P I R A N |2

90

kelompok untuk

menyampaikan hasil

diskusinya secara tertib.

Perwakilan tiap kelompok

sebanyak 2 orang dan

diberiwaktu 5 menit.

5

Membahas hasil kerja kelompok dan memberi

penghargaan kepada kelompok terbaik

Setelah perwakilan tiap

kelompok

mempresentasikan hasil

diskusi mereka, guru

membahas

6 Memberikan dan mengarahkan kepada siswa untuk

bertanya terkait materi

7 Mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi

dan guru menyempurnakan

18 November 2013

Observer

Tuti Aliah

Page 106: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

L A M P I R A N |3

91

LEMBAR OBSERVASI SISWA

Guru Model I : Detty Herawati., S.Ag

Hari/tanggal : Senin, 18 November 2013

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam

Kelas : VIII

Tujuan : Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa

1. Kapan siswa mulai belajar ?

Pada saat guru memulai apersepsi dan memberi penjelasaan mengenai materi yang

diajarkan pada hari tersebut. Pada saat guru membuat siswa menjadi beberapa kelompok diskusi,

pada saat siswa menyimak hasil diskusi teman kelompok lainnya.

2. Kapan siswa bosen belajar ?

Ada beberapa Siswa terlihat bosan pada saat penjelasaan materi sudah hampir selesai

(bisa dilihat pada lembar observasi siswa)

3. Apa yang biasa anda pelajari dari proses pembelajaran tersebut ?

Saya sebagai guru model, merasa banyak pembelajaran yang saya dapatkan diantaranya

saya bisa lebih mengerti kebiasaan siswa dan cara bagaimana siswa dapat mengikuti

proses pembelajaran secara baik dan kreatif.

Page 107: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

L A M P I R A N |3

92

LEMBAR OBSERVASI SISWA

Guru Model I : Detty Herawati., S.Ag

Hari/tanggal : Senin, 18 November 2013

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam

Kelas : VIII

Tujuan : Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa

Pengantar : 1. Perlu diingat bahwa yang menjadi fokus observasi

adalah proses belajar siswa.

2. Fokus pengamatan yang ditawarkan pada lembar

observasi ini hanya bersifat alternative. Para observer

bisa menambah atau menguranginya sesuai keperluan

masing-masing dengan tetap fokus pada kegiatan belajar

siswa.

Aspek yang diobservasi

1. Bagaimana interaksi yang terjadi antar siswa?

Interaksi antar siswa terlihat baik, siswa dilatih untuk berpikir kreatif pada saat

apersepsi disampaikan guru, siswa pun dilatih bekerja sama dengan siswa lainnya pada

saat diskusi berlangsung.

2. Bagaimana interaksi yang terjadi antar siswa dengan guru?

Interaksi siswa dan guru terlihat sangat harmonis, guru terlihat sangat bersahabat

dengan para siswanya. Adanya pembelajaran yang terlihat sangat menyenangkan (masih

ada beberapa siswa yang terlihat bosan, siswa seperti ini butuh penanganan khusus)

3. Bagaimana proses eksplorasi pemahaman materi ajar oleh siswa?

Page 108: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

L A M P I R A N |3

93

Siswa sangat terlihat antusias, kreatif, semangat pada saat proses pembelajaran

berlangsung hingga pada saat guru dan siswa member kesimpulan materi yang telah

dipelajari.

Page 109: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

L A M P I R A N | 4

93

FORMAT OBSERVASI SISWA

Guru model : Detty Herawati., S.Ag

Mata pelajaran : Pendidikan Agama Islam

Kelas : VIIIa

Materi : Meningkatkan Keimanan Pada Rasul Allah SWT

Waktu : 2 x 40 menit

Bagaimana proses belajar siswa (berinteraksi, memahami) Keterangan: tanda √ = Baik, tanda X = kurang baik

Pada saat apa ? Bagaimana situasinya ?

Waktu

(menit ke

)

Aktifitas Nama Siswa Ekspresi Interaksi

belajar Pemahaman

Apersepsi

(10 menit)

Aprsepsi

Guru memotivasi

siswa mengenai

nama-nama rasul

Allah, memahami

sifat-sifatnya,

memahami rasul

ulul azmi beserta

sifat rasul ulul

azmi.

ADIK NUR LUTHIYA

AFRIVAL RIZQY NAROMI

AHWANUR ROSA'IL

AISYATUL MARDHIAH

ANJELINA SON TA

ANTYO TEGAR PRASOJO

ARIF MULIAWAN

DICKY YENDRI NOVALDI

DINDA DEWISYAH Y. T

JEREMIA RUMUALDO W.. N

JOSEF RHEIN HARD PASARIBO

MAULANA SUYUTI

MIRA APRILIA

MOCHAMMAD FAISAL AMRULLAH

MUH. DANI WARDANA . K

NADIA ANNISA KAIRIYAH S.

PUTRI LISTIANTI

RADITA AZ-AZHARA

RAFLY FERNANDA

SHANIA FLOURENZA ROMADHON

SHEILA NAFIRA

SILMI RIZKI UTAMI

SUCI FATIKA ANANDHA

TIFANY AGUSTINA

VIRADITYA NADINE A.F

WILLIE ADRIAN

YUSIE AGUSTINA PRATIWIE

DINI FATIHATI

√ √ √

√ √ √

√ √ √

√ √ √

√ √ √

√ X √

√ √ √

√ √ √

√ √ √

√ X X

√ √ √

√ √ √

√ √ √

√ √ √

√ √ √

√ √ √

√ √ √

√ √ √

√ √ √

√ √ √

√ √ √

√ √ √

√ √ √

√ X X

√ √ √

√ √ √

Page 110: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

L A M P I R A N | 4

94

Kegiatan

inti

(55

menit)

Guru memberikan

penjelasan mengenai

nama-nama rasul

Allah, sifat-sifatnya,

rasul ulul azmi

beserta sifat rasul

ulul azmi.

Siswa menyimak,

bertanya, serta

menyimpulkannya.

bertanya jawab

tentang hal-hal yang

belum diktahui siswa

Guru membagi siswa

menjadi kelompok-

kelompok kecil

(small group).

Guru memberikan

Lembar Kerja

sebagai evaluasi

kepada Sisiwa

secaraKelompok

Guru bersama siswa

bertanya jawab

meluruskan

kesalahan

pemahaman,

memberikan

penguatan dan

penyimpulan )

Guru memberikan

Tes tulis kepada

siswa untuk di

kerjakan secara

Individu

ADIK NUR LUTHIYA

AFRIVAL RIZQY NAROMI

AHWANUR ROSA'IL

AISYATUL MARDHIAH

ANJELINA SON TA

ANTYO TEGAR PRASOJO

ARIF MULIAWAN

DICKY YENDRI NOVALDI

DINDA DEWISYAH Y. T

JEREMIA RUMUALDO W.. N

JOSEF RHEIN HARD PASARIBO

MAULANA SUYUTI

MIRA APRILIA

MOCHAMMAD FAISAL AMRULLAH

MUH. DANI WARDANA . K

NADIA ANNISA KAIRIYAH S.

PUTRI LISTIANTI

RADITA AZ-AZHARA

RAFLY FERNANDA

SHANIA FLOURENZA ROMADHON

SHEILA NAFIRA

SILMI RIZKI UTAMI

SUCI FATIKA ANANDHA

TIFANY AGUSTINA

VIRADITYA NADINE A.F

WILLIE ADRIAN

YUSIE AGUSTINA PRATIWIE

DINI FATIHATI

√ √ √

√ √ √

√ √ √

√ √ √

√ X X

√ √ √

√ X √

√ √ √

√ √ √

X X X

√ √ √

√ √ √

√ √ √

√ √ √

√ √ √

√ √ √

X X X

√ √ √

√ √ √

√ √ √

√ √ √

√ √ √

√ √ √

√ √ X

√ √ √

√ √ √

√ X √

√ √ √

Penutup

(15 Guru bersama siswa

melakukan refleksi

mengenai kegiatan

ADIK NUR LUTHIYA

AFRIVAL RIZQY NAROMI

AHWANUR ROSA'IL

√ √ √

√ √ √

√ √ √

Page 111: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

L A M P I R A N | 4

95

menit)

belajar dalam KD ini.

Bermanfaat atau

tidak ?

Menyenangkan atau

tidak ?

AISYATUL MARDHIAH

ANJELINA SON TA

ANTYO TEGAR PRASOJO

ARIF MULIAWAN

DICKY YENDRI NOVALDI

DINDA DEWISYAH Y. T

JEREMIA RUMUALDO W.. N

JOSEF RHEIN HARD PASARIBO

MAULANA SUYUTI

MIRA APRILIA

MOCHAMMAD FAISAL AMRULLAH

MUH. DANI WARDANA . K

NADIA ANNISA KAIRIYAH S.

PUTRI LISTIANTI

RADITA AZ-AZHARA

RAFLY FERNANDA

SHANIA FLOURENZA ROMADHON

SHEILA NAFIRA

SILMI RIZKI UTAMI

SUCI FATIKA ANANDHA

TIFANY AGUSTINA

VIRADITYA NADINE A.F

WILLIE ADRIAN

YUSIE AGUSTINA PRATIWIE

DINI FATIHATI

√ √ √

√ √ √

√ √ √

√ √ √

√ √ √

√ √ √

√ √ √

√ √ √

√ √ √

√ √ √

√ √ √

√ √ √

√ √ √

√ √ √

√ √ √

√ √ √

√ √ √

√ √ √

√ √ √

√ √ √

√ √ √

√ √ √

√ √ √

√ √ √

√ √ √

18 November 2013

Observer

Tuti Aliah

Page 112: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

L A M P I R A N | 5

96

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN GURU

Nama Responden : Detty Herawati, S.Ag

Tempat/Tanggal lahir : Serang, 30 Januari 1975

Jabatan : Guru Pendidikan Agama Islam

Hari/Tanggal : Selasa, 19 November 2013

Tempat : Ruang SMP Negeri 1 Kramatwatu Serang

Tujuan : Untuk mengetahui pendapat guru model

tentang kegiatan lesson study yang telah

dilakukan dan hasil dari pelaksanaan

lesson study tersebut.

Berikut daftar pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan dalam wawancara:

1. Pertanyaan: Bagaimana awal mula Ibu mengenal dan menerapkan Lesson

Study ?

2. Pertanyaan : Sudah berapa kali Ibu mempraktikan Lesson study dalam

pembelajaran ?

3. Pertanyaan : Selama mempraktikan lesson study pengalaman berharga

yang dapat dibagikan kepada guru-guru lain yang berminat

mengembangkan Lesson study dalam praktik mengajarnya seperti apa?

4. Mengapa tertarik dan minat mengembangkan lesson study ?

5. Dalam meningkatkan pemahaman terhadap lesson study pelatihan apa

saja yang pernah diikuti ?

6. Menurut Ibu, Lesson study itu seperti apa ?

7. Menurut Ibu Apakah Lesson study dapat meningkatkan kompetensi guru ?

8. Apakah Lesson study dapat disebut sebagai sebuah model pembinaan

guru?

Page 113: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

L A M P I R A N | 5

97

9. Jika dibandingkan dengan model –model pembinaan bagi guru seperti

penataran dan pelatihan-pelatihan lainya, apa keunggulan /keistimewaan

lesson study menurut Ibu?

10. Lesson study ada 4 tahapan, langkah-langkah seperti apa yang perlu

dilakukan dalam memperaktikan lesson study pada tahapan perencanaan

(Plan)?

11. Dalam setiap tahapan lesson study pembinaan kompetensi-kompetensi

seperti apa yang didapatkan?

12. Menurut Ibu, bagi guru yang ingin mengembangkan lesson study di

sekolahnya, langkah-langkah apa yang perlu dijalankan?

13. Peranan atau manfaat apa yang didapat darpenerapan lesson study dalam

pembelajaran ?

14. Dalam memperaktikan lesson study pihak mana saja yang ikut terlibat?

15. Kendala dan hambatan dalam penerapan lesson study bagi seorang guru?

16. Apa saran Ibu bagi guru-guru yang berminat mengembangkan lesson

study dalam pengajarannya?

Keterangan: Jawaban Responden direkam dengan Perekam Suara

Page 114: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

L A M P I R A N | 6

98

LAPORAN LESSON STUDY (OPEN CLASS)

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DI SMPN 1 KRAMAT WATU SERANG

A. Perencanaan (Plan)

Kegiatan Lesson Study akan dilaksanakan di kelas 8a Semester 1 SMP Negeri 1

Kramat Watu Kab. Serang tahun pelajaran 2013/2014. Lesson Study akan dilaksanakan

pada kelas 8a jam pelajaran ke- 3,4 hari Senin, tanggal 18 November 2013. Dalam

kegiatan Lesson Study tersebut direncanakan untuk mengundang teman-teman sebagai

observer, dan pengurus MGMP PAI sebagai fasilitator dan pemantau pelaksanaan

kegiatan oleh guru model dan kegiatan observasi observer.

Berdasarkan hasil pelaksanaan perencanaan Lesson Study telah dihasilkan beberapa

hal, antara lain,

1. Tersusunnya rencana waktu, tempat open class beserta guru model

2. Tersusunnya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sesuai dengan kegiatan

pembelajaran

3. Adanya lembar kerja siswa dan soal-soal tes untuk mengukur keberhasilan

4. Format lembar observasi persiapan pelaksanaan pembelajaran, lembar observasi

aktivitas guru dan siswa selama proses kegiatan

5. Format data-data untuk hasil pelaksanaan kegiatan pembelajaran

B. DO

1. Sesuai dengan rencana atau persiapan, maka kegiatan Lesson Study dilaksanakan

pada hari Kamis di kelas 8a Semester 1 tahun 2013/2014 pada SMP Negeri 1

Kramatwatu Kabupaten Serang.

2. Secara rinci pelaksanaan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:

Guru Model

a. Guru Model : Detty Herawaty, S.Ag.

b. Hari : Senin

c. Tanggal : 18 November 2013

Page 115: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

L A M P I R A N | 6

99

d. Waktu : 8.45– 10. 10

e. Jam Ke- : 3-4

3. Ketika kegiatan Lesson Study dilaksanakan di kelas 8a sesuai rencana yang

menjadi guru model adalah Detty Herawaty, S.Ag. Hadir pula observer dari guru

PAI yaitu Dra. Saprah, Eli Murtopo, Uswatun Hasanah, Siti Nurlela, Asep Rihbi,

Aminah, S.Ag., Nursa’adah, Drs. Syarifudin. Adapun dari pengurus MGMP hadir

diantaranya Rodiyah, S.Pd.I., Sahruli, M.S.I., dan Bahaudin, M.Ag.

4. Setelah proses pembelajaran dan observasi proses pembelajaran dilakukan,

hasilnya dibahas dalam diskusi refleksi. Dengan menggunakan perangkat yang

telah disiapkan, maka diadakan kegiatan diskusi refleksi dengan hasil sebagai

berikut.

C. SEE (refleksi)

Guru Model

a. Detty Herawaty, S.Ag (Tanggapan Guru Model)

Saya sangat berterimakasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk

mengemukakan refleksi terhadap apa yang telah saya kerjakan bersama siswa

pada saat pembelajaran IMAN KEPADA RASUL. Saya berharap masukan dari

teman-teman, Tentu setiap kita manusia punya kelebihan tetapi juga punya ke-

kurangan. Mohon jangan sungkan memberikan komentar karena kita sama-sama

ingin mengadakan perubahan ke arah perbaikan di masa yang akan datang. Di

sini saya ingin mengemukakan perasaan saya. Pada mulanya ketika saya belum

menggunakan SAVI yaitu model pembelajaran yang menekankan bahwa belajar

harus memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki siswa, yakni mendengar,

menyimak, berbicara, persentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat dan

lain-lain. Pembelajaran ini juga menekankan pada pemberian suri tauladan dan

diskusi, sebelumnya terasa bahwa siswa tampak ragu dan pembelajaran kurang

menarik. Setelah penerapan model pembelajaran SAVI ternyata siswa lebih mu-

dah dan saya merasa siswa sangat proaktif dan pembelajaran sesuai dengan yang

telah direncanakan.

Demikian, kesan saya dan akhirnya kritik dan saran sangat saya harapkan dari

Bapak/Ibu sekalin.

b. Asep Rihbi (Observer)

Secara keseluruhan bahwa hasil pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang

dilakukan telah berjalan sesuai dengan rencana dan boleh dianggap berhasil

dengan baik. Hal ini tampak ketika dalam proses pembelajaran siswa dapat

mengikuti skenario pem-belajaran yang telah dilakukan. Namun demikian masih

dapat ditemukan beberapa siswa yang tidak respon terhadap pembelajaran.

c. Aminah, S.Ag. (Observer)

Page 116: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

L A M P I R A N | 6

100

Saya hanya ingin menambahkan apa yang telah disampaikan oleh pak Asep

Rihbi, bahwa secara umum siswa sangat antusias ditambah dalam penyampaian

materi sangat menarik, yakni menggunakan lagu sehingga anak tidak merasa

bosan. Namun, saya melihat pada kelompok I, terdapat siswa yang kurang

respon.

d. Nursa’adah (Observer)

Secara umum proses pembelajaran telah berjalan dengan baik, terlebih media

penunjang telah dipersiapkan menggunakan berbasis ICT. Namun demikian,

dalam membaca dalil berkenaan dengan iman kepada Rasul, siswa pada dasarnya

sangat baik dalam membaca fasih, namun di sisi pemahaman ayat masih kurang.

e. Tanggapan Guru Pemandu (Sahruli, M.S.I)

Saya berharap masukan dari teman-teman, menjadi masukan yang berharga

untuk ibu Detty Herawaty, S.Ag sebagai guru model. Tentu setiap kita manusia

punya kelebihan tetapi juga punya kekurangan. Jangan sungkan memberikan

komentar karena kita sama-sama ingin mengadakan perubahan ke arah perbaikan

di masa yang akan datang. Saya juga bangga dan menghargai kreativitas

Bapak/Ibu dalam mengolah kegiatan pembelajaran dengan menerapkan berbagai

metode, teknik, dan media pembelajaran dalam upaya meningkatkan hasil

belajar.

Secara umum, saya sebagai pemantau melihat pembelajaran telah berjalan

dengan baik sesuai dengan yang direncanakan. Hal ini dapat dilihat dari

antusiasis siswa dalam berdiskusi dan melaksanakan pembelajaran secara

berkelompok. Sehingga ketika sesi presentasi semua kelompok tanpa ragu sangat

antusias memaparkan di depan kelas. Namun khusus Ibu Detty, guru model harus

tetap melihat waktu yang telah direncanakan yakni 2 x 40 menit. Sehingga

jangan sampai terulang waktu habis sebelum proses pembelajaran selesai.

Akhirnya, mari kita selalu belajar untuk memberikan PBM yang berkualitas

dengan selalu memberi masukan dan sharing dengan teman-teman kita seprofesi,

khususnya guru PAI.

Serang,18 November 2013

Pengurus MGMP PAI

Fasilitator

1. Sahruli, M.S.I.

2. Rodhiyah, S.Pd.I

Page 117: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

L A M P I R A N | 7

100

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMP Negeri 1 KRAMATWATU

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam

Kelas/Semester : VIII/2

Standar Kompetensi : 11. Meningkatkan keimanan kepada Rasul Allah

Kompetensi Dasar : 11.2. Menyebutkan nama dan sifat-sifat Rasul Allah

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan)

Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat dipercaya menyebutkan nama-nama rasul Allah, dengan Rasa hormat dan perhatian

memahami sifat-sifatnya, memahami dengan Tekun rasul ulul azmi beserta sifat rasul ulul azmi.

Materi Pembelajaran

Nama-nama rasul Allah SWT

Sifat-sifat rasul

Arti sifat-sifat rasul

Rasul ulul azmi

Nama-nama rasul ulul azmi

Sifat rasul ulul azmi

Metode Pembelajaran

Metode Suri Tauladan

Diskusi

Medel Pembelajaran

SAVI Pembelajaran SAVI adalah pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan

semua alat indra yang dimiliki siswa. Istilah SAVI sendiri adalah kependekan dari: Somatic yang bermakna

gerakan tubuh (hands-on, aktivitas fisik) di mana belajar dengan mengalami dan melakukan; Auditory yang

bermakna bahwa belajar haruslah dengan melaluui mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi,

argumentasi, mengemukakan penndepat, dan menanggapi; Visualization yang bermakna belajar haruslah

menggunakan indra mata melalui mengamati, menggambar, mendemonstrasikan, membaca, menggunakan

media dan alat peraga; dan Intellectualy yang bermakna bahwa belajar haruslah menggunakan kemampuan

berpikir (minds-on) belajar haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya melalui

bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, mencipta, mengkonstruksi, memecahkan masalah, dan

menerapkan.

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pendahuluan

Aprsepsi

Guru memotivasi siswa mengenai nama-nama rasul Allah, memahami sifat-sifatnya, memahami rasul

ulul azmi beserta sifat rasul ulul azmi.

Kegiatan Inti

Guru menggunakan Metode Suri Tauladan mengajar dengan cara memberikan contoh dalam ucapan,

perbuatan, atau tingkah laku yang baik dengan harapan menumbuhkan hasrat bagi anak didik untuk meniru

atau mengikutinya.

Guru menggunakan Metode diskusi adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan penyajian materi

melalui pemecahan masalah, atau analisis sistem produk teknologi yang pemecahannya sangat terbuka. Suatu

diskusi dinilai menunjang keaktifan siswa bila diskusi itu melibatkan semua anggota diskusi dan

menghasilkan suatu pemecahan masalah.

Jika metoda ini dikelola dengan baik, antusiasme siswa untuk terlibat dalam forum ini sangat tinggi. Tata

caranya adalah sebagai berikut: harus ada pimpinan diskusi, topik yang menjadi bahan diskusi harus jelas dan

menarik, peserta diskusi dapat menerima dan memberi, dan suasana diskusi tanpa tekanan.

Page 118: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

L A M P I R A N | 7

Page 119: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

L A M P I R A N | 8

102

LEMBAR UJI REFERENSI

Nama : Tuti Aliah

NIM : 109011000097

Judul : Lesson Study Sebagai Upaya Peningkatan Profesionalias Guru PAI

di SMP Negeri 1 Kramatwatu Serang-Banten

No Referensi BAB

I

BAB

II

BAB

III

BAB

IV

Paraf Dosen

Pembimbin

1. Panduan untuk Lesson Study Berbasis MGMP

dan Lesson Study Berbasis Sekolah (tt.p. : JICA,

2011).

Nomor Footnote

4, 5, 14

2. Sumar Hendayana, dkk., Lesson study Suatu

Strategi untuk Meningkatkan Keprofesionalan

Pendidik, (Bandung: UPI Press, 2007).

1110,

112

17

2, 6, 8,

11, 12,

17, 26,

30, 32

3. Putu Ashintya Widhiartha, dkk., Lesson study

Sebuah Upaya Peningkatan Mutu Pendidik

Pendidikan Nonformal, (Bandung: Guna Widya,

2009).

11

13

14

19

10, 20,

23

4. Herawati Susilo, dkk., Lesson study Berbasis

Sekolah, (Malang: Bayumedia Publishing, 2011).

9,

15

,

16

13, 16,

21

5. Rusman, Model-model Pembelajaran

Mengembangkan Profesionalisme Guru,

(Jakarta: Rajawali Pers, 2011).

1,6 21

,

24

,

32

3, 7,

22, 35

6. A. Chaedar Alwasilah, Pokoknya Action

Research, (Bandung: PT.Kiblat Buku Utama,

18

Page 120: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

L A M P I R A N | 8

103

2011).

7. Asrorun Ni’am Sholeh, Membangun

Profesionalitas Guru, (Jakarta: elSAS Jakarta,

2006).

33

8. Fachruddin Saudagar dan Ali Idrus,

Pengembangan Profesionalitas Guru,

(Jakarta:Gaung Persada, 2011).

42

,

44,

47

49

9. Martinis Yamin, Standarisasi Kinerja Guru,

(Jakarta: GP Press, 2010).

4,12

10. Muhammad Surya, dkk., Landasan Pendidikan

Menjadi Guru yang Baik, (Bandung: Ghalia

Indonesia, 2010).

5 20 34

11. Abuddin, Nata, Manajement Pendidikan,

(Jakarta: Kencana PMG, 2010).

8

12. Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas,

(Jakarta: Kencana, 2011).

1,

7

13. Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan

Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007).

3

14. Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama,

Mengenal PenelitianTindakan Kelas, (Jakarta:

PT. Indeks, 2009).

4

15. Didik Komaidi dan Wahyu Wijayanti, Panduan

Lengkap PTK, (Yogyakarta:Sabda Media, 2011).

6,

8

16. Kunandar, Guru Profesional Implementasi

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan

Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT

RajaGrafindo, 2007).

34

,

51

17. Dedy, Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan

Berdaya Saing, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2011).

25

,

38

Page 121: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

L A M P I R A N | 8

104

18. Asef Umar Fakhruddin, Menjadi Guru Favorit

(Jogjakarta: DIVA Press, 2010).

26

,

36

,

41

19. Usman, Uzer, Menjadi Guru Profesional,

(Bandung: PT Remaja RosdaKarya, 2011).

15

,

31

,

27

20. Hamzah B, Uno, Profesi Kependidikan

Problema, Solusi dan Reformasi Pendidikan

Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008).

29

21. Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru

Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori

dan Praktik, (Jakarta: Kencana, 2011).

37

,

40

,

43

22. Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam

Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,

(Jakarta: Kencana, 2008).

35

23. Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran

Teori dan Praktik Pengembangan KTSP,

(Jakarta: Prenanda Media Group, 2008).

45

24. Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran,

(Bandung: CV Wacana Prima, 2009).

46

25. Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran

Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

(Jakarta: Kencana, 2010).

48

26. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010).

2,

4,5

27. Mohammad Ali, Metodologi dan Aplikasi Riset

Pendidikan, (Bandung: Pustaka Cendekia Utama,

7, 9

Page 122: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

L A M P I R A N | 8

105

2010).

28. Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian

Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2011).

1,6

29. Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan

Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru,

(Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2010).

23

30. Nizar Alam Hamdani dan Dody Hermana,

Classroom Action Research, (Jakarta: Rahayasa,

2009).

2,

5

31. Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan di

Indonesia, (Ciputat: Gaung Persada Press, 2006).

35

32. Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan

(Jakarta: Dapartemen Agama Direktorat Jendral

Kelembagaan Agama Islam, 2005).

7

33. J.M Tedjawati, Peningkatan Kompetensi Guru

Melalui Lesson Study (Kasus di Kabupaten

Bantul), Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan,

Badan Penelitian dan Peningkatan Kemendiknas,

4, 2011.

10 18

,

30

,

50

34. Subjianto , Profesi Guru sebagai Profesi yang

menjanjikan Pasca UU Guru dan Dosen, Jurnal

Pendidikan dan Kebudayaan,13, 2007.

3 22

35. Effendi Zulkily, dkk., Implementasi Lesson Study

untuk Meningkatkan Kemitraan dan

Pengembangan Profesional Pendidik, Jurnal

Pendidikan Dasar, nomor 11, 2009.

15

36. Yudhi Fachrudin, “Pembinaan Kompetensi Guru

melalui Model Lesson study di SMA

Laboratorium Percontohan UPI Bandung”,

Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta: 2010.

52 9

Page 123: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

L A M P I R A N | 8

106

Jakarta, 5 April 2014

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Dr. H. Akhmad Sodiq, M.Ag

NIP: 19710709 199803 1 001

37. Astri Fitriani, “Pembinaan Kompetensi

Pedagogik Guru Melalui Model Lesson study di

SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung”,

Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2012.

11 53

38. Ibrohim, Panduan Pelaksanaan Lesson Study di

KKG/MGMP, (Malang: t.p., 2010).

2

39. Muhardjito, “Efektivitas Pelaksanaan Lesson

Study melaui Optimalisasi Peran Pendamping, ”

Makalah disampaikan pada Seminar Nasional

Lesson Study, FMIPA Universitas Malang.

9

40 Nur’aini, dkk., Lesson Study untuk Meningkatkan

Proses dan Hasil Pembelajaran PAI, (tt.p: t.p.,

t.t).

1

41 Pedoman Penulisan Skripsi (Jakarta: FITK,

2013).

3,

8,

10

42 Buku Panduan Implementasi Lesson Study

(Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia,

2010)

25

43 Detty Herawati, wawancara, Serang, 19

November 2013.

28, 33

44 Saltiyah, wawancara, Serang, 19 November 2013 27, 29,

31

45 Mengapa Lesson Study,

http://p4tkpknips.org/2012-04/meningkatkan-

kompetensi-guru-melalui-lesson-study.htm

diunduh pada tanggal 14 Desember 2013.

19, 24

Page 124: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1
Page 125: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1
Page 126: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

PEMERINTAH KABUPATEN

SERANG

DINAS PENDIDIKAN

SMP NEGERI 1 KRAMATWATU Jl.Raya Cilegon KM.8 Serang (0254) 230 395

SURAT KETERANGAN Nomor: 422/129/SMPN1. KrWatu/2014

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Yana Suryana, S.Pd, M.Pd

NIP : 19610613 198303 1 008

Jabatan : Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Kramatwatu

Dengan ini menerangkan bahwa:

Nama : Tuti Aliah

NIM : 109011000097

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Semester : (Sembilan)

Fakultas : Imu Tarbiyah dan Keguruan

Tahun Akademik : 2013/2014

Telah mengadakan riset/penelitian di SMP Negeri 1 Kramatwatu pada bulan Oktober

sampai dengan bulan Desember 2013

Surat keterangan ini dibuat dalam rangka penyusunan skripsi yang merjudul: ”Lesson

Study Sebagai Upaya Peningkatan Profesionalitas Guru ”.

Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dipergunakan

sebagaimana mestinya.

Page 127: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24776/3/TUTI... · LESSON S. TUDY. SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN . PROFESIONALITAS GURU. PAI DI SMP NEGERI 1

L A M P I R A N | 12