07140048 neli maghfirah

152
1 UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI METODE QUANTUM TEACHING PADA PELAJARAN PKN PADA SISWA KELAS IV SDN TALANG III SKRIPSI Oleh: Nelly Maghfiroh 0 7 1 4 0 0 4 8 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2010

Upload: jj-okto

Post on 24-Jul-2015

78 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 07140048 Neli Maghfirah

1

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI METODE

QUANTUM TEACHING PADA PELAJARAN PKN

PADA SISWA KELAS IV SDN TALANG III

SKRIPSI

Oleh:

Nelly Maghfiroh

0 7 1 4 0 0 4 8

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

MALANG 2010

Page 2: 07140048 Neli Maghfirah

2

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI METODE

QUANTUM TEACHING PADA PELAJARAN PKN

PADA SISWA KELAS IV SDN TALANG III

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna

Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

Nelly Maghfiroh

0 7 1 4 0 0 4 8

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

MALANG 2010

Page 3: 07140048 Neli Maghfirah

3

LEMBAR PERSETUJUAN

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI METODE

QUANTUM TEACHING PADA PELAJARAN PKN PADA SISWA

KELAS IV SDN TALANG III SUMENEP

SKRIPSI

Oleh:

Nelly Maghfiroh

07140048

Telah disetujui Pada Tanggal 07 April 2010

Oleh Dosen Pembimbing

Mohammad. Samsul Ulum M.A

NIP. 19720806 200003 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Dra. Hj. Sulalah, M.Ag

NIP. 19651112 199403 2 002

Page 4: 07140048 Neli Maghfirah

4

HALAMAN PENGESAHAN

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI METODE QUANTUM TEACHING PADA PELAJARAN PKN PADA SISWA KELAS

IV SDN TALANG III SARONGGI SUMENEP

SKRIPSI Dipersiapkan dan disusun oleh

Nelly Maghfiroh(07140048) Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal

17 April 2010 dengan nilai Dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Pada tanggal: 17 April 2010

Ketua Sidang,

Samsul Susilawati M.Pd

NIP. 19760619200501 2 005

Sekretaris Sidang,

Moh. Samsul Ulum, M.A

NIP. 19720806 200003 1 001

Penguji Utama,

Dr. Hj. Sulalah, M. Ag

NIP. 19651112199403 2 002

Pembimbing,

Moh. Samsul Ulum, M.A

NIP. 19720806 200003 1 001

Mengsahkan, Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Dr. H. M. Zainuddin, M.A

NIP. 19620507 199503 1 001

Page 5: 07140048 Neli Maghfirah

5

MOTTO

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. sesungguhnya sesudah

kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan),

kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain .1

1 Al-Qur an dan terjemahnya (Bandung: CV Penerbit J-Art, 2005), hlm.597

Page 6: 07140048 Neli Maghfirah

6

NOTA DINAS PEMBIMBING

Moh. Samsul Ulum M.A Dosen Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

NOTA DINAS PEMBIMBING

Hal : Nelly Maghfiroh Malang, 07April 2010 Lamp : 4 (empat) Eksemplar

Kepada

Yth:

Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

di-

Malang

Assalamu alaikum Wr. Wb.

Setelah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa,

maupun teknik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa di bawah ini:

Nama : Nelly Maghfiroh

NIM : 07140048

Jurusan : PGMI

Judul Skripsi : Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Melalui Metode

Quantum Teaching Pada Pelajaran PKN Pada Siswa Kelas

IV SDN Talang III Sumenep

Maka selaku pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah

layak diajukan untuk diujikan.

Demikian, mohon dimaklumi adanya.

Wassalamu alaikum Wr. Wb.

Pembimbing

Mohammad. Samsul Ulum M.A

NIP. 19720806 200003 1 001

Page 7: 07140048 Neli Maghfirah

7

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi saya ini tidak terdapat

karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu

perguruan tinggi, dan sepengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis

diacu dalam naskah ini dan diterbitkan dalam daftar pustaka.

Malang, 07 April 2010

Nelly Maghfiroh

Page 8: 07140048 Neli Maghfirah

8

PERSEMBAHAN

Dibawah sejadah cinta dan kasih sayang-Nya

Oretan ini khusus q persembahkan kepada:

Bapak dan ibu (H. faishol Marzuki dan Hj. Siti Azizah)

Yang dengan setiap hentakan nafasnya telah membawaku kedunia ini

Dengan nada cinta dan irama do'a.

Guru alifku dan semua guru khususnya para asatidz PP. Annuqayah

Guluk-guluk yang dengan keuletannya telah mengantarku menuju

Terang benderangnya dunia keilmuan.

Kekasihku Herly Suhriyanto S.Ag yang dengan kesabarannya

Dan kesetiaannya mampu menaklukkan batu cadas hatiku

Mas Her ..akhirny a ku jadi mil ikmu

Kakakku dan adik-adikku ..

Dewasalah, kita masih punya Tuhan!

Keluarga besarku

Tarima kasih atas segenap motivasinya untuk senantiasa

berada dalam jalanNya.

Big thanks to sahabat-sahabatku yang telah menorehkan

Banyak nuansa dalam kafan putih kehidupanku,

SEMOGA MAAFMU MASIH TERSISA UNTUKKU !

Page 9: 07140048 Neli Maghfirah

9

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT,

yang selalu melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah Nya, sehingga pada

kesempatan ini penulisan skrispi yang berjudul Upaya Peningkatan Presptasi

Belajar Melalui Metode Quantum Teaching Pada Pelajaran PKN di SDN

Talang III Sumenep dapat terselesaikan dengan baik.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita

Nabi besar Muhammad SAW, yang telah membimbing kita dari jalan jahiliyah

menuju jalan Islamiyah, yakni Ad-Dinul Islam.

Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, dorongan,

dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih dari lubuk hati yang paling dalam kepada:

1. Ayah, dan Ibu, serta segenap keluarga tercinta yang telah memberikan

kepecayaan, motivasi, do a, dan restu kepada kami.

2. Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor UIN Malang.

3. Bapak Dr. H. M. Zainuddin, M.A selaku Dekan Fakultas Tarbiyah UIN

Malang.

4. Ibu Dr. Hj. Sulalah, M. Ag, selaku Ketua Program Studi PGMI yang selalu

memberikan kritik dan saran demi kemajuan dan kebaikan kami.

5. Bapak Moh. Samsul Ulum M.A, selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, arahan, serta dukungan, sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

6. Bapak Drs. Sudiryo selaku Kepala Sekolah SDN Talang III Sumenep yang

telah memberikan kesempatan kepada kami untuk mengadakan penelitian di

SDN tersebut.

7. Bapak Moh. Syahwan, S.Pd selaku Guru bidang studi PKN yang juga

membimbing dan membantu dalam Pelaksanaan PTK.

Page 10: 07140048 Neli Maghfirah

10

8. Segenap guru SD yang telah membantu kami dalam memperoleh data-data

yang dibutuhkan.

9. Segenap teman teman seperjuangan PGMI yang telah membantu dalam

penyelesaian skripsi ini.

10. Semua pihak yang turut membantu dan memotivasi hingga selesainya tugas

akhir ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang kontruktif sangat kami

harapkan dari semua pihak dalam penyempurnaan skripsi ini.

Penulis berharap Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi

semua pihak, sehingga dapat membuka cakrawala berpikir serta memberikan

setitik khazanah pengetahuan dalam dunia pendidikan. Demikianlah penulisan

skripsi ini apabila ada kurang lebihnya penulis mohon maaf yang sebesar-

besarnya.

Amiin-amiin ya Robbal Alamin.

Malang, 07 April 2010

Penulis

Nelly Maghfiroh

Page 11: 07140048 Neli Maghfirah

11

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................... i

HALAMAN SAMPUL .......................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................iii

HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................. iv

MOTTO.................................................................................................................. v

NOTA DINAS BIMBINGAN .............................................................................. vi

SURAT PERNYATAAN .................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN......................................................................... viii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi

ABSTRAK............................................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian...................................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian.................................................................................... 8

E. Hipotesa penelitian ................................................................................... 8

F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian ......................................... 10

G. Sistematika Pembahasan ........................................................................ 11

Page 12: 07140048 Neli Maghfirah

12

BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 13

A. Tinjauan Tentang Metode Pembelajaran................................................ 13

B. Tinjauan Tentang Pembelajaran PKN Di SD ..15

1. Pengertian Pembelajaran PKN ......15

2. Tujuan Pembelajaran .16

3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran PKN . ...17

C. Tinjauan Tentang Metode Quantum Teaching.......................................18

1. Pengertian Quantum Teaching...........................................................18

2. Asas Utama Quantum Teaching.........................................................20

3. Prinsip-Prinsip Quantum Teaching.....................................................22

4. Model Quantum Teaching..................................................................24

5. Kerangka Perencanaan Quantum Teaching........................................29

D. Tinjauan Tentang Prestasi.......................................................................32

1. Pengertian Prestasi Belajar ............................................................... 32

2. Macam-Macam Prestasi Belajar .......29

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ...30

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 42

A. Lokasi Penelitian .................................................................................... 42

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian............................................................. 42

C. Prosedur Penelitian................................................................................. 45

D. Kehadiran Peneliti .................................................................................. 51

E. Sumber dan Jenis Data ........................................................................... 52

F. Instrumen Penelitian............................................................................... 53

Page 13: 07140048 Neli Maghfirah

13

G. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 53

H. Teknik Analisis Data .............................................................................. 55

I. Pengecekan Keabsahan Data.................................................................. 57

J. Model dan Tahapan Peneliian ................................................................ 58

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN............................................. 64

A. Deskripsi Lokasi Penelitian.................................................................... 64

1. Sejarah Berdirinya MI Sumber Payung............................................ 64

2. Identitas Sekolah .. .64

3. Visi dan Misi ................................................................................... 65

4. Struktur Organisasi........................................................................... 67

5. Keadaan Guru................................................................................... 68

6. Jumlah Siswa .69

7. Sarana dan Prasarana........................................................................ 69

8. Kurikulum SDN................................................................................71

9. Kenaikan Kelas Dan Pelulusan.........................................................72

B. Paparan Data 72

1. Observasi 72

2. Pre Test 73

3. Hasil Test .. 73

C. Siklus Penelitian ..................................................................................... 74

1. Siklus I.............................................................................................. 74

a. Rencana Tindakan Siklus I......................................................... 74

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I................................................... 76

Page 14: 07140048 Neli Maghfirah

14

c. Observasi Siklus I....................................................................... 81

d. Refleksi Siklus I ......................................................................... 84

e. Siklus II ...................................................................................... 86

f. Rencana Tindakan Siklus II ....................................................... 86

g. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ................................................. 89

h. Observasi Siklus II ..................................................................... 96

i. Refleksi Siklus II ...................................................................... 100

BAB V PEMBAHASAN ................................................................................... 102

BAB VI PENUTUP ........................................................................................... 107

A. Kesimpulan........................................................................................... 107

B. Saran..................................................................................................... 108

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 15: 07140048 Neli Maghfirah

15

DAFTAR GAMBAR

Gambar I : Alur PTK............................................................................................ 51

Gambar II : Tahapan Penelitian Tindakan Kelas Model Lewin

Menurut Elliot ................................................................................. 59

Page 16: 07140048 Neli Maghfirah

16

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................. 111

Lampiran 2 : Contoh Media Pembelajaran......................................................... 125

Lampiran 3 : Data Evaluasi ................................................................................ 128

Lampiran 4 : Instrumen ...................................................................................... 131

Lampiran 5 : Dokumentasi ................................................................................. 132

Lampiran 6 : Data Observasi.............................................................................. 133

Lampiran 7 : Silabus........................................................................................... 135

Lampiran 8 : Foto ............................................................................................... 140

Lampiran 9 : Surat Pengantar Penelitian ............................................................ 141

Lampiran 10: Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ....................... 142

Lampiran 11: Bukti Konsultasi ........................................................................... 143

Page 17: 07140048 Neli Maghfirah

17

ABSTRAK

Nelly Maghfirah, 2010, Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Melalui Metode Quantum Teaching Pada Pelajaran PKN Pada Siswa Kelas IV SDN Talang III Sumenep . Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang,

Dosen Pembimbing: Moh. Samsul Ulum M.A

Kata Kunci : Metode, Quantum Teaching, Prestasi Belajar

Suatu lembaga pendidikan akan dapat bersaing secara kompetitif apabila dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas peserta didik terlepas seperti apapun latar belakang siswa didiknya. Karena itu guru dituntut menguasai metode pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa yang dihadapi. Fenomena yang terjadi di SDN Talang III Sumenep, ada beberapa hambatan, hambatan yang paling signifikan yaitu antusias siswa untuk belajar masih sangat rendah sehingga hasil belajarnya kurang memuaskan. Menyikapi permasalahan tersebut, maka perlu diterapkan metode yang lebih tepat. Untuk menanggulangi hal itu telah benyak konsep metode pembelajaran aktif yang ditawarkan. Metode pembelajaran aktif tampaknya merupakan salah satu jawaban atas permasalahan tentang rendahnya mutu atau kualitas pembelajaran di SDN Talang III Sumenep. Salah satunya adalah dengan menerapkan metode Quantum Teaching pada pelajaran ini, diharapkan prestasi belajar siswa terus meningkat dan hasil belajarnya akan memuaskan, sebab pada metode ini keaktifan siswa lebih di utamakan.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana penerapan Quantum Teaching pada pelajaran PKN pada siswa kelas IV SDN Talang III Sumenep, (2) Bagaimana peningkatan prestasi belajar melalui metode Quantum Teaching pada pelajaran PKN pada siswa kalas IV SDN Talang III Sumenep, (3) Apa sajakah hambatan yang dihadapi dalam penerapan Quantum Teaching pada pelajaran PKN pada siswa kelas IV SDN Talang III Sumenep.

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Urutan kegiatan penelitian ini mencakup: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, (4) refleksi. Dalam pengumpulan datanya menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan untuk analisanya, penulis menggunakan aanalisis deskriptif kualitatif. Untuk uji keabsahan data penulis menggunakan teknik triangulasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara maka penerapan Quantum teaching, mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Berdasarkan dari hasil observasi yang dilakukan terdapat peningkatan prestasi belajar siswa yang semula nilai rata-rata dari pre test sebesar 6,55 pada siklus I ini meningkat menjadi 7,93 atau sekitar 4%. Sedangkan pada siklus II peningkatan prestasi belajar siswa yang semula nilai rata-rata pre test sebesar 6,55 pada siklus II ini meningkat menjadi 8,66 atau sekitar 35%. Hal ini

Page 18: 07140048 Neli Maghfirah

18

menunjukkann bahwa 90% siswa berhasil meningkatkan prestasi belajar PKN dengan hasil belajar yang baik, walaupun selama penerapan masih mengalami beberapa hambatan, akan tetapi hal ini bukan berarti menafikan keberhasilan penerapan quantum teaching dalam pelajaran PKN pada siswa kelas IV di SDN Talang III Sumenep karena dalam penerapan quantum teaching telah menunjukkan hasilnya yaitu kegairahan dan kesenangan siswa dalam belajar, suasana yang terlihat dinamis dan siswa menjadi aktif.

Page 19: 07140048 Neli Maghfirah

19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar

pada setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu

menjadi tahu sepanjang hidupnya. Proses belajar mengajar adalah suatu

kegiatan yang di dalamnya terjadi proses siswa belajar dan guru mengajar

dalam konteks interaktif, dan terjadi interaksi edukatif antara guru dan siswa,

sehingga terdapat perubahan dalam diri siswa baik perubahan pada tingkat

pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan atau sikap. 2

Dalam kegiatan pembelajaran terdapat dua kegiatan yang sinergik,

yakni guru mengajar dan siswa belajar. Guru mengajarkan bagaimana siswa

harus belajar. Sementara siswa belajar bagaimana seharusnya belajar melalui

berbagai pengalaman belajar sehingga terjadi perubahan dalam dirinya dari

aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif. Guru yang kompeten akan lebih

mampu menciptakan lingkungan yang efektif dan akan lebih mampu

mengelola proses belajar mengajar, sehingga hasil belajar siswa berada pada

tingkat yang optimal.

Seluruh lembaga pendidikan mempunyai fungsi dan tanggung jawab

yang sama dalam melaksanakan proses pendidikan yang di dalamnya terdapat

perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi. Semua itu dilakukan bertujuan untuk

2 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Bandung : Bumi Aksara, 2001), hlm. 48

Page 20: 07140048 Neli Maghfirah

20

mencetak generasi yang matang dalam segala bidang, baik sains, agama dan

pengetahuan lainnya. Sehingga diharapkan anak didik sepagai pusat

pembelajaran mampu menjadi manusia bermoral dan berpengetahuan.

SDN Talang III sebagai salah satu lembaga pendidikan juga sangat

menjunjung keberhasilan pembelajaran, sehingga siswa yang dihasilkan

mampu berperan dalam persaingan global. Usaha kearah tersebut sudah

banyak dilakukan oleh pihak lembaga terkait, dengan harapan akan mampu

menciptakan manajemen pembelajaran dengan baik, yang pada ujungnya akan

menjadikan sekolah yang berkualitas.

Namun pada kenyataannya, usaha yang di lakukan pihak sekolah

belum cukup membuahkan hasil. Hal itu dapat dilihat dari rendahnya prestasi

belajar yang dimiliki siswa. Dalam proses belajar mengajar, rata-rata siswa

kurang berminat terhadap pelajaran yang disampaikan oleh guru. Mereka

lebih mementingkan hal lain dari pada belajar, seperti menggambar, bicara

sendiri dan mengganggu teman-teman yang di dekatnya. Hal itu tentu sangat

mengganggu dan tidak memungkinkan untuk memperoleh hasil pembelajaran

yang maksimal.

Dalam kondisi yang demikian, tentu akan sangat berpengaruh terhadap

hasil belajar siswa. Jika kondisi seperti ini tidak secepatnya ditanggulangi,

maka sangat mungkin kualitas sekolah akan menjadi menurun, karena salah

satu indikator keberhasilan sekolah adalah mampu mencetak lulusan yang

baik.

Page 21: 07140048 Neli Maghfirah

21

Berbagai permasalahan pembelajaran yang mengakibatkan

menurunnya prestasi belajar siswa tersebut, salah satunya terjadi pada

pembelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn). Pendidikan

Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang secara umum bertujuan

untuk mengembangkan potensi individu warga negara Indonesia, sehingga

memiliki wawasan, sikap, dan keterampilan kewarganegaraan yang memadai

dan memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab

dalam berbagai kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Di SDN Talang III tempat penelitian ini dilaksanakan, Pembelajaran

pendidikan kewarganegaraan masih cenderung berorientasi pada transfer

pengetahuan semata dengan metode yang monoton. Hal inilah yang

mengakibatkan kegagalan prestasi belajar siswa. Selain itu pembelajaran yang

digunakan masih menganut perspektif pembelajaran tradisional, yaitu

pembelajaran yang berpusat pada guru dan menjadikan siswa sebagai objek

pasif yang harus banyak diisi informasi. Padahal kenyataannya, siswa yang

mempunyai karakter beragam memerlukan sentuhan-sentuhan khusus dari

guru sebagai pendidik dan pelatih agar mampu mengambil makna dari setiap

informasi yang diterima. Untuk itu guru harus mampu menjadikan mereka

semua terlibat dan merasa senang selama proses pembelajaran.

Melihat dari semua permasalahan yang dipaparkan di atas, maka

dibutuhkan tindakan yang mampu mencari jalan keluarnya. Salah satu solusi

adalah penggunaan metode yang tepat, yaitu metode yang mampu membuat

seluruh siswa terlibat dalam suasana pembelajaran. Metode mengajar

Page 22: 07140048 Neli Maghfirah

22

merupakan salah satu cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan

hubungan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Oleh karena itu,

peranan metode mengajar sebagai alat untuk menciptakan proses belajar

mengajar. 3

Salah satu alternatif yang dapat dilakukan oleh seorang guru guna lebih

mengaktifkan dan memunculkan prestasi belajar siswa di kelas yaitu dengan

menggunakan metode Quantum Teaching. Strategi ini dapat diterapkan pada

pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang sudah ditetapkan dan

diketahui siswa dengan membagikan bahan ajar yang lengkap

Salah satu pakar pendidikan berhasil menciptakan cara baru dan

praktis untuk mempengaruhi keadaan mental pelajar yang dilakukan oleh

guru. Semua itu terangkum dalam Quantum Teaching yang berarti

pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada dalam diri siswa menjadi

sesuatu yang bermanfaat baik bagi diri siswa itu sendiri maupun bagi orang

lain. Disinilah letak pengembangan metode pembelajaran Quantum Teaching,

yaitu menggubah bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar

momen belajar. Karena itulah guru harus tahu apa yang ada pada siswanya.

Begitu juga harus ada kerjasama yang solid antara guru dan siswa, bila guru

berusaha membimbing dan mengarahkan siswanya, maka diharapkan siswa

juga berusaha sekuat tenaga untuk mencapai hasil belajar. Dalam pelaksanaan

Quantum Teaching lebih menekankan pada emosioanal anak, sebagaimana

3 Suryasubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah (Jakarta: Rineka Cipta1997) , hal: 43

Page 23: 07140048 Neli Maghfirah

23

prinsip-prinsip yang dikembangkan dalam Quantum Teaching yaitu "Bawalah

Dunia Mereka ke Dunia Kita dan Antarkan Dunia kita ke Dunia Mereka". 4

Berdasar hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Supercamp

(sebuah program pemercepatan Quantum Learning yaitu perusahaan

pendidikan nasional), pemercepatan Quantum Teaching dapat meningkatkan

beberapa hasil daripada proses pembelajaran sebagai berikut;

1. 68 % meningkatkan motivasi belajar siswa

2. 73 % meningkatkan prestasi belajar siswa

3. 81 % meningkatkan rasa percaya diri siswa

4. 98 % melanjutkan penggunaan ketrampilan5

Sedangkan belajar itu sendiri adalah suatu proses yang kompleks

yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu

terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya6, dan

berdasarkan keyakinan orang mukmin dan penegasan Allah SWT, Islam

adalah satu-satunya agama yang diridhoi Allah dan diperintahkan kepada

manusia untuk memeluknya. Namun, manusia dengan segala kelemahan yang

ada padanya tidak akan dapat beragama Islam dengan mudah tanpa melalui

pendidikan, tanpa bantuan pihak lain untuk selanjutnya mampu membimbing

dirinya sendiri.7 Masalah-masalah sosial diharapkan dapat diatasi dengan

mendidik generasi muda untuk mencegah penyakit-penyakit sosial seperti

4 Bobbi DePorter dkk,Quantum Teaching memperaktekkan Quantum Learning didalam kelas,(Kaifa 2000), hal:7

5 Bobbi DePorter, OP.Cit, hal.4 6 Azhar Arsyad, Media pengajaran: (Raja Grafindo Persada, Jakarta 1997), hal.1 7 Hery Noer Aly, Ilmu pendidikan Islam,(Logos, Jakarta 1999), hal. 1

Page 24: 07140048 Neli Maghfirah

24

kejahatan, pengrusakan lingkungan, narkotika, pergaulan bebas dan

sebagainya.

Sebagai metode yang masih baru, Quantum Teaching merupakan

sesuatu yang baru dan asing bagi kebanyakan sekolah yang ada di Indonesia,

sehingga masih jarang sekolah-sekolah yang menerapkan metode ini dalam

melaksanakan pembelajaran. Melihat latar belakang diatas maka penulis

mengadakan penelitian yang dilaksanakan di SDN Talang III Saronggi

Sumenep, pemilihan metode quantum teaching oleh peneliti sangat sesuai

dengan kondisi dan situasi siswa. Karena peneliti memiliki asumsi bahwa

tidak ada metode yang terbaik namun yang ada adalah metode yang sesuai

dengan situasi dan kondisi yang terjadi di lapangan.

Berangkat dari permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk

mengambil judul upaya peningkatan prestasi belajar melalui metode quantum

teaching pada pelajaran PKN pada siswa kelas IV SDN Talang III Sanggi

Sumenep.

B. Rumusan Masalah

Fokus rumusan masalah penelitian ini adalah penggunaan Quantum

Teaching pada pelajaran PKN di SDN Talang III Saronggi-Sumenep.

Rumusan masalah di atas dapat dijabarkan dalam beberapa subfokus

sebagai berikut:

1. Bagaimanakah penerapan Qantum Teaching sebagai upaya peningkatan

prestasi belajar pada pembelajaran PKN pada siswa kelas IV di SDN

Talang III Saronggi-Sumenep?

Page 25: 07140048 Neli Maghfirah

25

2. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa melalui metode

Quantum Teaching pada pembalajaran PKN pada siswa kelas IV di SDN

Talang III Saronggi-Sumenep?

3. Hambatan apa sajakah yang dihadapi dalam penerapan metode Quantum

Teaching sebagai upaya peningkatan prestasi belajar pada pembelajaran

PKN di SDN Talang III Saronggi-Sumenep?

C. Tujuan Penelitian

Bertolak pada rumusan masalah diatas, maka penelitian ini memiliki

beberapa tujuan yaitu:

1. Mendeskripsikan bagaimanakah penerapan Quantum Teaching sebagai

upaya peningkatan prestasi belajar pada pembalajaran PKN pada siswa

kelas IV di SDN Talang III Saronggi-Sumenep?

2. Mendeskripsikan bagaimanakah peningkatan prestasi belajar melalui

metode Quantum Teaching pada pembelajaran PKN pada siswa kelas IV

di SDN Talang III Saronggi-Sumenep?

3. Mendeskripsikan hambatan apa sajakah yang di hadapi dalam penerapan

metode Quantum Teaching sebagai upaya peningkatan prestasi belajar

siswa pada pelajaran PKN di SDN Talang III Saronggi-Sumenep.

D. Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini, besar harapan peneliti agar penelitian ini bisa

bermafaat dan memberikan kontribusi dalam rangka peningkatan kualitas

pendidikan.

Adapun manfaat penelitian ini dapat disimpulkan antara lain:

Page 26: 07140048 Neli Maghfirah

26

1. Menjadi bahan referensi untuk mengkaji tentang penerapan Quantum

Teaching

2. Dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi guru dalam masalah metode

pembelajaran

3. Dengan mengetahui gambaran mengenai metode pembelajaran Quantum

Teaching maka diharapkan dapat berguna untuk dijadikan pedoman dalam

peningkatan pendidikan.

4. Sebagai wawasan atau gambaran bagaimana guru mengelola kelas.

5. Dengan penelitian ini diharapkan mampu menambah khazanah keilmuan

bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya, sehingga dapat

mengembangkan pengetahuan dengan wawasan yang lebih luas secara

teoritis maupun praktis.

6. Sebagai bahan untuk memperluas pengetahuan peneliti dalam

mempersiapkan diri sebagai calon tenaga pendidik yang profesional.

E. Hipotesa Penelitian

Siswa kelas IV SDN Talang III terdiri dari anak-anak yang berumur

sepuluh tahun, jadi karakteristik anak-anak tersebut adalah anak-anak yang

masih senang bermain. Sedangkan metode Quantum Teaching adalah

pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada dalam diri siswa menjadi

sesuatu yang bermanfaat baik bagi diri siswa itu sendiri maupun bagi orang

lain. Disinilah letak pengembangan metode pembelajaran Quantum Teaching,

yaitu menggubah bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar

momen belajar.

Page 27: 07140048 Neli Maghfirah

27

Dalam pelaksanaan Quantum Teaching lebih menekankan pada

emosional anak, sebagaimana prinsip-prinsip yang dikembangkan dalam

Quantum Teaching yaitu "Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita dan

Antarkan Dunia kita ke Dunia Mereka"8. Metode pengajaran dalam bentuk

Quantum Teaching tampak lebih komprehensip dibandingkan dengan

berbagai metode pengajaran yang telah ada sebelumnya. Dengan kata lain

bahwa dalam quantum teaching terkandung berbagai macam-macam metode

pengajaran yang diolah menjadi satu, seperti metode ceramah, tanya jawab,

demonstrasi, karya wisata, penugasan, pemecahan masalah, diskusi, simulasi,

eksperimen, penemuan, dan proyek atau unit. Berbagai ini satu dan lainnya

saling bersinergi membentuk Quantum Teaching. Maka dari itu pengajar dan

peneliti merasa bahwa metoe Quantm Teaching sesuai untk digunakan alam

pembelajaran PKN di kelas IV SDN Talang III Saronggi-Sumenep.

Berdasar hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Supercamp (sebuah

program pemercepatan Quantum Learning yaitu perusahaan pendidikan

nasional), pemercepatan Quantum Teaching dapat meningkatkan beberapa

hasil daripada proses pembelajaran sebagai berikut;

1. 68 % meningkatkan motivasi belajar siswa

2. 73 % meningkatkan prestasi belajar siswa

3. 81 % meningkatkan rasa percaya diri siswa

8 Bobby DePorter, Mark Reardon, Sarah Singer, Nourie, Quantum Teaching mempraktekkan Quantum learning di Ruang-ruang Kelas, (Kaifa, Bandung 2000), hal.07

Page 28: 07140048 Neli Maghfirah

28

4. 98 % melanjutkan penggunaan ketrampilan9

Oleh karena itu, dengan diterapkannya metode Quantum Teaching

pada siswa kelas IV SDN Talang III saronggi-Sumenep diharapkan akan

memberi kontribusi dan motivasi kepada siswa sehingga yang dulunya sulit

memahami dan menerapkan pelajaran PKN menjadi mudah, bahkan menjadi

materi yang disukai.

Dari uraian diatas peneliti dapat menarik suatu hipotesis: jika metode

Quantum Learning di terapkan dalam pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan (PKN) pada siswa kelas IV di SDN Talang III Saronggi-

Sumenep, maka upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa akan

tercapai.

F. Ruang Lingkup dan Pembatasan Masalah

Sesuai dengan judul skripsi yaitu Upaya Peningkatan Motivasi

Belajar Melalui Metode Quantum Teaching Pada Pelajaran PKN Pada Siswa

Kelas IV Di SDN Talang III Sumenep . maka peneliti membatasi pembahasan

yang akan dikaji yaitu menyangkut bagaimana proses perencanaan, dan

bagaimana penerapannya serta apa saja hambatan dalam penggunaan metode

Quantum Teaching pada pelajaran PKN sebagai upaya peningkatan motivasi

belajar siswa.

G. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

9 Bobbi DePorter, Op.Cit. hal,4

Page 29: 07140048 Neli Maghfirah

29

BAB I :Pada bab ini menerangkan tentang pendahuluan yang meliputi:

latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, hipotesa penelitian, ruang lingkup dan

keterbatasan penelitian, dan sistematika pembahasan.

BAB II :Tinjauan pustaka dibahas pada bab ini. Yaitu membahas tentang

metode penbelajaran disekolah, pembelajaran PKN di Sekolah

Dasar yang meliputi pengertian, tujuan dan ruang lingkup mata

pelajaran PKN,tinjauan umum tentang Quantum Teaching yang

meliputi pengertian, asas-asas Quantum Teaching, prinsip-prinsip

Quantum Teaching, kerangka rancangan Quantum Teaching.

BAB III :Metode penelitian, membahas desain dan jenis penelitian,

prosedur penelitian, kehadiaran peneliti di lapangan, sumber dan

jenis data, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data,

instrumen penelitian, analisis data, pengecekan keabsahan data,

tahapan penelitian.

BAB IV :Paparan hasil penelitian, memaparkan deskripsi lokasi penelitian

yang meliputi sejarah SDN Talang III di Saronggi Sumenep,

identitas sekolah, sarana dan prasarana, visi, misi dan tujuan

sekolah, struktur organisasi sekolah, siklus penelitian yang

siklus I, dan siklus II.

BAB V :Analisa pembahasan

BAB VI :Kesimpulan dan saran, berisi tentang kesimpulan hasil penelitain

beserta saran-saran sebagai bahan pertimba

Page 30: 07140048 Neli Maghfirah

30

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Metode Pembelajaran Di Sekolah Dasar

1. Pengertian Metode Pembelajaran

Realisasi interaksi belajar mengajar tidak lain merupakan

pengoprasionalan satu atau lebih metode-metode mengajar. Metode adalah

cara, yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Metode

adalah cara-cara yang dilaksanakan untuk mengadakan interaksi belajar

mengajar dalam rangka mencapai tujuan pengajaran.

Metode dan juga teknik pengajaran merupakan bagian dari strategi

pengajaran. Metode pengajaran dipilih berdasarkan dari atau dengan

pertimbangan jenis srtategi pengajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

Begitu pula, oleh karena metode merupakan bagian yang integral dengan

sistem pengajaran maka perwujudannya tidak dapat dilepaskan dengan

komponen sistem pengajaran yang lain.

Adapun pembelajaran berasal dari kata dasar ajar , yang artinya

petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui. Dari kata ajar

ini

lahirlah kata kerja belajar , yang berati berlatih atau berusaha memperoleh

kepandaian atau ilmu dan kata pembelajaran berasal dari kata belajar yang

Page 31: 07140048 Neli Maghfirah

31

mendapat awalan pem- dan akhiran an yang merupakan konflik nominal

(bertalian dengan prefiks verbal meng-) yang mempunyai arti proses.10

Pembelajaran ialah proses pemerolehan maklumat dan pengetahuan,

penguasaan kemahiran dan tabiat serta pembentukan sikap dan kepercayaan.

Dalam konteks pendidikan, guru biasanya berusaha sedaya upaya mengajar

supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran untuk mencapai

suatu objektif yang ditentukan. Pembelajaran akan membawa kepada

perubahan pada seseorang.

Berikut beberapa definisi tentang pembelajaran yang dikemukakan oleh

para ahli:

a. Menurut Degeng, pembelajaran (atau ungkapan yang lebih dikenal

sebelumnya pengajaran ) adalah upaya untuk membelajarkan siswa.11

b. Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan

ini mengakibatkan siswa mempelajari sesuatu dengan cara yang lebih

efektif dan efisien.12

c. Pembelajaran adalah suatu usaha mengorganisasi lingkungan sehingga

menciptakan kondisi belajar bagi siswa.13

d. Kamus Dewan mentraktifkan pembelajaran sebagai proses belajar untuk

memperoleh ilmu pengetahuan dan menjalani latihan.

10 Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), hal: 664

11 Muhaimin, Op.cit, hal: 183 12 Muhaimin M.A, Strategi Belajar Mengajar, (Surabaya: Citra Media, 1996), hal: 99 13 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hal: 48

Page 32: 07140048 Neli Maghfirah

32

e. Menurut pandangan ahli kognitif, pembelajaran boleh ditraktifkan sebagai

satu proses dalam yang menghasilkan perubahan tingkah laku yang agak

kekal.

f. Aliran behavioris berpendapat bahwa pembelajaran adalah perubahan

dalam tingkah laku yaitu cara seseorang bertindak dalam suatu situasi.

Terdapat beberapa sebab teori-teori pembelajaran ini perlu dikuasai oleh

guru, diantaranya ialah:

a. Teori pembelajaran membantu guru memahami proses pembelajaran yang

berlaku di dalam diri pelajar itu sendiri.

b. Guru dapat memahami keadaan dan faktor yang mempengaruhi,

mempercepat atau melambatkan proses pembelajaran seseorang.

c. Guru dapat membuat ramalan yang tepat tentang hasil yang diharapkan

dari proses pengajaran dan pembelajaran.14

B. Pembelajaran PKN di Sekolah Dasar

1. Pengertian Pembelajaran PKN

Penyelenggaraan pembelajaran merupakan salah satu tugas utama guru.

Sebagaimana yang di ungkapkan oleh Dimyati dan Mudjiono bahwa

pembelajaran tanpa diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk

membelajarkan siswa. 15

Dikaitkan dengan pengertian pembelajaran, maka diperoleh sebuah

pengertian bahwa pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah upaya

membelajarkan siswa untuk dapat memahami hakikat kewarganegaraan itu

14 (http://ishakhothman.tripod.com/tugasan2apk.htm) 15 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hal; 114

Page 33: 07140048 Neli Maghfirah

33

sendiri. Selain itu juga dapat menerapkan pemahaman tentang

kewarganegaraannya dalam kehidupan dirumah, sekolah, dan masyarakat

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan. Hal ini sesuai dengan

yang diungkapkan oleh Muhaimin bahwa pembelajaran adalah:

Suatu upaya membelajarkan peserta didik agar dapat belajar, butuh

belajar, terdorong belajar, mau belajar dan tertarik untuk terus menerus

mempelajari agama Islam, baik untuk kepentingan mengetahui bagaimana

cara beragama yang benar maupun mempelajari Islam sebagai pengetahuan.16

2. Tujuan Pembelajaran PKN

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta

didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu

kewarganegaraan.

Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta anti

korupsi.

Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri

berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup

bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.

Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan tekhnologi

informasi dan komunikasi.

16 Muhaimin, Op.cit, 2002, hal: 183

Page 34: 07140048 Neli Maghfirah

34

3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran PKN

Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi

aspek-aspek sebagai berikut:

Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi: hidup rukun dalam perbedaan,

cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah

Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, partisipasi dalam

pembelaan negara, sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik

Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan.

Norma, hukum dan peraturan, meliputi: tertib dalam kehidupan

keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat,

peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara, sistem hukum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan

internasional.

Hak asasi manusia meliputi: hak dan kewajiban anak, hak, dan kewajiban

anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional HAM,

pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.

Kebutuhan warga negara meliputi: hidup gotong royong, harga diri

sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan

mengeluarkan pendapat, menghargai kep-itusan bersama, prestasi diri,

persamaan keduclukan warga negara.

Konstitusi negara meliputi: proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang

pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia,

hubungan dasar negara dengan konstitusi.

Page 35: 07140048 Neli Maghfirah

35

Kekuasaan dalam polotik, meliputi: pemerintahan desa dan kecamatan,

pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan sistem

politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madam,

sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.

Pancasila meliputi: Pancasila sebagai dasar negara dar ideologi negara,

proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, pengamalan nilai-nilai

Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka.

Globalisasi meliputi: globalisasi . di lingkungannya, politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan

organisasi internasional, dan mengevaluasi globalisasi.

C. Metode Quantum Teaching

1. Pengertian Quantum Teaching

Quantum Teaching berasal dari dua kata yaitu "Quantum" yang berarti

interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya dan "Teaching" yang berarti

mengajar. Dengan demikian maka Quantum Teaching adalah orkestrasi

bermacam-macam interaksi yang ada didalam dan disekitar momen belajar.

Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur belajar yang efektif yang dapat

mempengaruhi kesuksesan siswa.17 Abuddin Nata, dengan mengutip

pendapatnya DePorter mengatakan bahwa Quantum Teaching adalah badan

ilmu pengetahuan dan metodologi yang digunakan dalam rancangan,

penyajian dan fasilitasi SuperCamp. Diciptakan berdasarkan teori-teori

pendidikan seperti Accelerated Learning (Lozanov), Multiple Intellegence

17 Bobbi DePorter, Op.Cit. hal, 5

Page 36: 07140048 Neli Maghfirah

36

Gardner), Neuro-Linguistic Programing (Ginder & Bandler), Eksperiental

Learning (Hahn), Socratic Incuiry, Cooperative Learning (Jhonson &

Jhonson), dan Element of Effective Intruction (Hunter). Quantum Teaching

merangkaikan yang paling baik dari yang terbaik menjadi paket multisensori,

multikecerdasan, dan kompatibel dengan otak, yang pada akhirnya akan

melejitkan kemampuan guru untuk mengilhami, dan kemampuan murid untuk

berprestasi. Sebagai sebuah pendekatan belajar yang segar, mengalir, praktis

dan mudah diterapkan.18

Quantum Teaching yaitu sebuah metode pembelajaran yang terbukti

mampu meningkatkan motivasi belajar anak didik, meningkatkan prestasi,

meningkatkan rasa percaya diri, meningkatkan harga diri dan melanjutkan

penggunaan ketrampilan sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan.

Metode Quantum Teaching merupakan salah satu metode yang

dilukiskan mirip sebuah orkestra, dimana kita sedang memimpin konser saat

berada diruang kelas, karena disitu membutuhkan pemahaman terhadap

karakter murid yang berbeda-beda sebagaimana alat-alat musik yang berbeda

pula. Karenanya Quantum Teaching mengajarkan agar setiap karakter dapat

memiliki peran dan terlibat aktif dalam proses belajar mengajar sehingga

pembelajaran membawa kesuksesan.

Quantum Teaching menguraikan cara-cara baru yang memudahkan

proses belajar lewat pemaduan unsur seni dan pencapaian-pencapaian yang

terarah, apapun mata pelajarannya. Dengan menggunakan metodelogi

18 Abudin Nata, Manajemen Mengatasi kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia,(Kencana, Jakarta 2003), hal.35

Page 37: 07140048 Neli Maghfirah

37

Quantum Teaching, dapat menggabungkan keistimewaan-keistimewaan

belajar menuju bentuk perencanaan yang akan melejitkan prestasi siswa.

Quantum Teaching adalah penggubahan belajar yang meriah, dengan

segala nuansanya. Dan Quantum Teaching juga menyertakan segala kaitan,

interaksi, dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Quantum

Teaching berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas, interaksi

yang mendirikan landasan dan keterangan untuk belajar.

QuantumTeaching menawarkan suatu sintesis dari hal-hal yang dicari,

atau cara-cara baru untuk memaksimalkan dampak usaha pengajaran yang

dilakukan guru melalui perkembangan hubungan, penggubahan belajar, dan

penyampaian kurikulum.

2. Asas Utama Quantum Teaching

Asas utama Quantum Teaching adalah Bawalah dunia mereka kedunia

kita, dan antarkan dunia kita kedalam dunia mereka. Asas ini terletak pada

kemampuan guru untuk menjembatani jurang antara dua dunia yaitu guru

dengan siswa. Artinya bahwa tidak ada sekat-sekat yang membatasi antara

seorang guru dan siswa sehingga keduanya dapat berinteraksi dengan baik.

Seorang guru juga diharapkan mampu memahami karakter, minat, bakat dan

fikiran setiap siswa, dengan demikian berarti guru dapat memasuki dunia

siswa.19

Inilah hal pertama yang harus dilakukan oleh seorang guru, untuk

mendapatkan hak mengajar, pertama-tama guru harus membangun jembatan

19 Bobbi DePorter, Op.Cit. hal,84

Page 38: 07140048 Neli Maghfirah

38

autentik memasuki kehidupan murid. Mengajar adalah hak yang harus diraih,

dan diberikan oleh siswa, bukan oleh departemen Pendidikan. Belajar dari

segala definisinya adalah kegiatan full contact. Dengan kata lain, belajar

melibatkan semua aspek kehidupan manusia yang meliputi pikiran, perasaan,

dan bahasa tubuh, disamping pengetahuan sikap dan keyakinan sebelumnya

serta persepsi masa mendatang. Dengan demikian, karena belajar berurusan

dengan orang secara keseluruhan, hak untuk memudahkan belajar tersebut

harus diberikan oleh pelajar dan diraih oleh guru.

Bagaimana caranya? Yaitu dengan mengaitkan apa yang akan diajarkan

dengan sebuah peristiwa, pikiran, atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan

rumah, sosial, atletik, musik, seni, rekreasi, atau akademis mereka. Setelah

kaitan terbentuk, guru bisa membawa siswa kedunia guru, dan memberi siswa

pemahaman guru mengenai isi dunia itu.

Ketika seorang guru sudah dapat memasuki dunia siswa dan diterima

dengan baik oleh siswa maka sudah saatnya pula siswa diajak untuk

memasuki dunia lain yang lebih luas sehingga apa yang dipelajari oleh siswa

tersebut dapat diterapkan pada situasi baru dalam kehidupan lingkungannya.

Dalam interaksi edukatif yang berlangsung terjadi interaksi yang

bertujuan. Guru dan anak didiklah yang menggerakkannya. Interaksi yang

bertujuan itu disebabkan gurulah yang memaknainya dengan menciptakan

lingkungan yang bernilai edukatif demi kepentingan anak didik dalam belajar.

Guru ingin memberikan layanan yang terbaik kepada anak didik, dengan

menciptakan lingkungan yang menyenangkan dan menggairahkan. Guru

Page 39: 07140048 Neli Maghfirah

39

berusaha menjadi pembimbing yang baik dengan peranan yang arif dan

bijaksana, sehingga tercipta hubungan dua arah yang harmonis antara guru dan

murid.20

3. Prinsip-Prinsip Quantum Teaching

Selain asas utama Quantum Teaching juga memiliki prinsip atau yang

disebut oleh DePorter sebagai kebenaran tetap. Prinsip-prinsip ini akan

berpengaruh terhadap aspek Quantum Teaching itu sendiri, prinsip-prinsip itu

adalah:

1) Segalanya berbicara, maksudnya adalah segala hal yang berada dikelas

mengirim pesan tentang belajar. Menurut Islam prinsip ini berarti bahwa

segala sesuatu memiliki jiwa atau personalitas. Air, tanah, tumbuh-

tumbuhan, binatang, manusia dan sebagainya memiliki jiwa dan

personalitas. Oleh karenanya semua itu harus diperlakukan secara baik dan

diberikan hak hidupnya, dirawat dan disayang, sehingga semuanya

bersahabat dan bermanfaat bagi manusia.21

2) Segalanya bertujuan, semua yang kita lakukan memiliki tujuan. Semua

yang terjadi dalam penggubahan pembelajaran mempunyai tujuan. Prinsip

ini terdapat dalam Al-Qur'an surat Ali-Imron ayat 191, yaitu:

20 Saiful Bahri Jamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Rineke, Jakarta 2000), hal.5

21 Abudin Nata, Op.Cit,hal.41

Page 40: 07140048 Neli Maghfirah

40

Ayat ini berkaitan dengan ayat-ayat sebelumnya yang berbicara tentang

sikap orang-orang yang berakal yang mampu meneliti segala ciptaan

Tuhan yang ada dilangit dan dibumi serta pergantian waktu siang dan

malam. Dengan berpegang pada prinsip ini, maka seorang yang berakal

akan selalu meneliti rahasia, manfaat, hikmah yang terkandung dalam

semua ciptaan Tuhan.

Pengalaman sebelum pemberian nama, maksudnya uraian,

penjelasan dan informasi tentang "sesuatu" sebelum siswa memperoleh

nama "sesuatu" itu untuk dipelajari. Atau dengan bahasa yang lebih mudah

yaitu mencari "sesuatu" sebelum diberi tahu tentang "sesuatu itu".

Dalam ajaran Islam seseorang terlebih dahulu disuruh percaya kepada

Allah, mengucapkan dua kalimah syahadah, melaksanakan sholat,

membaca Al-Qur'an dan mempraktekkan ajaran Islam lainnya. Hal ini

memberikan penjelasan terhadap sesuatu yang sudah dikuasai anak akan

lebih mantap dalam pengajaran, daripada lebih dahulu mengemukakan

teori yang sulit baru kemudian mempraktekkannya.

3) Akui setiap usaha, yaitu pengakuan setiap usaha yang berupa kecakapan

dan kepercayaan diri terhadap apa yang dilakukan oleh siswa, sebab

belajar itu mengandung resiko. Menghargai setiap usaha siswa sebagai

bentuk pengakuan atas kecakapan untuk menumbuhkan kepercayaan diri,

sekalipun usaha siswa kurang berarti.

4) Jika layak dipelajari maka layak pula dirayakan, artinya terdapat umpan

balik mengenai kemajuan dan meningkatkan emosi positif dengan belajar.

Page 41: 07140048 Neli Maghfirah

41

4. Model Quantum Teaching

Model Quantum Teaching hampir sama dengan sebuah simfoni, dalam

simfoni terdapat banyak unsur dan didalam Quantum Teaching unsur tersebut

digolongkan menjadi 2 bagian yaitu:

1) Unsur Konteks, yaitu unsur pengalaman yang meliputi:

a. Suasana yang memberdayakan, suasana kelas mencakup bahasa yang

dipilih oleh guru, cara menjalin simpati dengan siswa, dan sikap guru

terhadap sekolah serta belajar. Suasana yang penuh dengan

kegembiraan membawa kegembiraan pula dalam belajar. Mengutip

pendapatnya Walberg dan Greenberg (1997) DePorter mengatakan

bahwa dalam sebuah penelitian menunjukkan bahwa lingkungan sosial

atau suasana kelas adalah penentu psikologis utama yang

mempengaruhi belajar akademis. Suasana atau keadaan ruangan

menunjukkan arena belajar yang dipengaruhi oleh emosi. Bahan-bahan

kunci untuk membangun suasana yang bagus adalah niat, hubungan,

kegembiraan, dan ketakjuban, pengambilan resiko, rasa saling

memiliki dan keteladanan.

Jika seorang guru secara sadar menciptakan kesempatan untuk

membawa kegembiraan ke dalam pekerjaannya, kegiatan belajar

mengajar akan lebih menyenangkan. Kegembiraan ini membuat siswa

siap belajar dengan lebih mudah, dan bahkan dapat mengubah sikap

positif.

Page 42: 07140048 Neli Maghfirah

42

b. Landasan yang kukuh, adalah kerangka kerja: tujuan, keyakinan,

kesepakatan, kebijakan, prosedur, dan aturan bersama yang memberi

guru dan siswa sebuah pedoman untuk bekerja dalam komunitas

belajar.Dalam mengorkestrasi landasan yang kukuh, ada unsur-unsur

dasar yang perlu diperhatikan yaitu tujuan, prinsip-prinsip dan nilai-

nilai, keyakinan yang kuat mengenai belajar dan mengajar,

kesepakatan, kebijakan, prosedur, dan peraturan yang jelas.

c. Lingkungan yang mendukung, adalah cara guru menata ruang kelas:

pencahayaan, warna, pengaturan meja dan kursi, tanaman, musik dan

semua hal yang mendukung proses belajar. Sebuah gambar lebih

berarti daripada seribu kata. Jika guru menggunakan alat peraga dalam

situasi belajar, akan terjadi hal yang menakjubkan. Bukan hanya

mengawali proses belajar dengan cara merangsang modalitas visual,

alat peraga juga secara harfiah menyalakan jalur syaraf seperti

kembang api dimalam lebaran. Beribu-ribu asosiasi tiba-tiba

diluncurkan kedalam kesadaran. Kaitan ini menyedikan konteks yang

kaya untuk pembelajaran yang baru. Untuk menciptakan dan

memperkuat jalur syaraf ini perlu dipertimbangkan dua unsur yaitu

pandangan sekeliling dan kaitan mata dan otak. Prinsip-prinsip yang

perlu dikembangkan dalam penataan lingkungan antara lain:22

Lingkungan kelas harus memudahkan siswa untuk bergerak.

22 Cece Wijaya, Kemampuan Dasar guru dalam Proses Belajar Mengajar, (Remaja Rosda Karya, Bandung1994), hal.133

Page 43: 07140048 Neli Maghfirah

43

Kegiatan dan tugas-tugas harus menyenangkan siswa sehingga

siswa dengan penuh kepercayaan mengerjakannya dengan sebaik-

baiknya.

Lingkungan belajar harus memudahkan kelompok untuk berperan

serta dalam setiap kegiatan.

Lingkungan belajar harus memudahkan siswa dalam mencari dan

menemukan masalah dengan cermat. Lingkungan lain yang perlu

ditata adalah pusat-pusat belajar, yaitu perpustakaan, laboratorium

dan sebagainya.

d. Rancangan belajar yang dinamis, adalah penciptaan terarah unsur-

unsur penting yang bisa menumbuhkan minat siswa, mendalami

makna, dan memperbaiki proses tukar-menukar informasi.23

Seorang guru harus mengenali dan memahami modalitas dari

setiap siswa yang diajar karena dengan mengenalinya akan dapat

menyesuaikan pengajaran dengan modalitas visual, auditorial, dan

kinestetik. Menurut DePorter (2002:85) dengan mengutip

pendapatnya Bandler dan Grinder (1981) bahwa meskipun kebanyakan

orang memilki ketiga akses ketiga modalitas tersebut, hampir semua

orang cenderung pada salah satu modalitas belajar.

2) Unsur isi, yaitu penyajian informasi (ketrampilan penyampaian berbagai

macam kurikulum dan strategi dalam mengajar) pada murid yang meliputi:

23DePorter, Op.Cit, hal 14-15

Page 44: 07140048 Neli Maghfirah

44

a. Penyajian yang prima, ada beberapa pedoman untuk mencapai

presentasi yang prima yaitu: pahamilah apa yang ada inginkan,

membina jalinan yang baik dengan siswa, bacalah mereka, targetkan

keadaan mereka, capailah modalitas mereka, manfaatkanlah ruangan

dan bersikaplah tulus.24

Seorang guru harus memberikan teladan tentang makna menjadi

seorang pelajar. Keteladanan, ketulusan, kongruensi dan kesiapsiagaan

guru akan memberdayakan dan mengilhami siswa untuk membebaskan

potensi milik mereka sebagai pelajar. Kemampuan guru

berkominukasi, digabungkan dengan rancangan pengajaran yang

efektif, akan memberikan pengalaman belajar yang dinamis bagi

siswa.

b. Fasilitas yang luwes, fasilitasi adalah seni dan ilmu untuk

memaksimalkan saat belajar dan bekerja dengan siswa, melompat

masuk kedalam kepala dan hati mereka untuk membuka dan

menjelajahi cara mereka untuk menyajikan dan memahami apa yang

mereka pelajari.

c. Ketrampilan belajar untuk belajar, apapun mata pelajarannya, siswa

belajar lebih cepat dan efektif jika mereka menguasai lima ketrampilan

penting ini, yaitu:

1. Konsentrasi terfokus

2. Cara mencatat

24 DePorter, Op.Cit, hal.114

Page 45: 07140048 Neli Maghfirah

45

3. Organisasi dan persiapan tes

4. Membaca cepat

5. Teknik mengingat

Setiap siswa diharapkan mampu belajar dan memiliki

ketrampilan untuk belajar dengan efektif. Dengan mengetahui gaya

belajar masing-masing, mereka menyerap bahan pelajaran dengan cara

yang terbaik bagi mereka. Bila seseorang mampu mengenali tipe

belajarnya dan melalukan pembelajaran yang sesuai maka belajar akan

sangat menyenangkan dan memberikan hasil optimal.

Setiap orang memilki gaya belajar dan gaya bekerja yang unik.

Sebagian orang lebih mudah belajar visual, sebagian yang lain secara

auditorial, sebagian lain secara haptic/kinestetik. Dan teknik mengajar

yang diterapkan disekolah lanjutan mestinya hanya digunakan untuk

mengajar para pelajar dengan gaya belajar akademis, bukanlah metode

terbaik untuk meningkatkan standart mereka. Akan tetapi, merancang

kurikulum sekolah yang memungkinkan setiap pelajar diuji untuk

mengetahui gaya belajar mereka, bukanlah hal mustahil jika hal itu

bisa dilakukan, setiap gaya belajar anak mestinya dapat dilayani

disekolah.25

d. Ketrampilan hidup, dalam Quantum Teaching ini mengajarkan hidup

diatas garis. Diatas ada daya tanggap, yang didefinisikan sebagai

"kemampuan untuk menanggapi". Dengan kemampuan ini muncullah

25Dryden, Gordon; Vos, Jeanette, Revolusi Cara belajar (The Learning Revolution) Belajar Akan Efektif Kalau Anda dalam Keadaan "Fun",( Bandung: Kaifa, 2002), hal.99

Page 46: 07140048 Neli Maghfirah

46

pilihan dan kebebasan. Hidup diatas garis berarti bertanggung jawab

atas tindakan sendiri dan mau memperbaiki jika perlu. Hal ini juga

berarti melihat pilihan yang ada, menentukan solusi, dan menemukan

cara untuk menjadi lebih efektif.

5. Kerangka Perencanaan Quantum Teaching

Kerangka perancangan Quantum Teaching lebih dikenal dengan

singkatan TANDUR, yaitu:26

a. Tumbuhkan, yaitu tumbuhkan minat, sertakan diri siswa, pikat mereka,

puaskan dengan AMBaK (Apakah Manfaatnya BagiKu).

b. Alami, yaitu ciptakan pengalaman umum yang dapat dimengerti oleh

semua pelajar, berikan siswa pengalaman belajar, tumbuhkan kebutuhan

untuk mengetahui. Hal ini sejalan dengan pendidikan akhlaq dan sopan

santun yang harus dilakukan dengan membiasakan, seperti membiasakan

berkata yang baik, menghormati kedua orang tua, mengerjakan sholat,

menolong orang lain, dan seterusnya.

c. Namai, yaitu penyediaan kata kunci, model, rumus, agar dapat

memuaskan, mengajarkan konsep, ketrampilan berpikir dan strategi

belajar. Hal ini sejalan dengan apa yang diajarkan Allah SWT kepada nabi

Adam as, mengenai nama-nama yang ada di alam ini, setelah Nabi Adam

mengalaminya.

d. Demonstrasikan, menyediakan kesempatan bagi siwa untuk menunjukkan

bahwa mereka tahu. Hal ini pernah dilakukan Nabi Adam AS dihadapan

26 DePorter, Op.Cit, hal. 10

Page 47: 07140048 Neli Maghfirah

47

malaikat ketika diminta oleh Allah untuk mendemonstrasikan hasil

didikan-Nya, kejadian ini diabadikan dalan Al-Qur'an surat Al-Baqoroh

ayat 32 yang berbunyi

Artinya: "Mereka menjawab: "Maha suci Engkau, tidak ada yang kami

ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkankepada kami,

sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana".

(QS. Al_Baqoroh:32).

e. Ulangi, memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan rasa " Aku tahu

bahwa aku tahu ini". Dalam hal ini menunjukkan apa yang telah dijarkan

oleh guru agar betul-betul terlihat hasilnya dan lebih mantap. Dalam hal

ini Ari Ginanjar Agustian berargumen bahwa untuk membentuk sebuah

karakter manusia unggul dibutuhkan mekanisme RMP (Repetitif Magic

Power) atau pengulangan yang terus menerus. Dalam RMP ini, energi

potensial yang maha dahsyat yang berada dalam diri setiap manusia

diubah menjadi energi kinetik secara berulang-ulang, sehingga

menghasilkan sebuah karakter manusia yang handal27. Contoh

pengulangan ini dapat kita lihat dalam ibadah sholat, kalimat apa saja yang

anda baca ketika sholat? Sifat mulia apa saja yang anda baca ketika itu?

Dan berapa kalikah pengulangan itu anda lakukan?. Sholat merupakan

27 Ari Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ power, Sebuah Inner Journey melalui Al-Ihsan,( Arga, Jakarta 2003), hal.270

Page 48: 07140048 Neli Maghfirah

48

pengulangan terhebat. Didalam QS Al-Anfal (rampasan Perang) 8:45

diisyaratkan agar kita melakukan pengulangan.

"maka perkokohlah (berteguh hati) dan ingatlah Allah sebanyak-

banyaknya supaya kamu memperoleh kemenangan".

f. Rayakan, jika layak dipelajari maka layak pula untuk dirayakan. Memberi

pengakuan sangat berpengaruh terhadap kondisi psikologis belajar siswa.

Prinsip ini sejalan dengan adanya upacara tradisi yang ada dalam Islam,

seperti tradisi pemberian nama yang baik pada anak, menyembelih hewan

aqiqah untuknya dan menikahkannya jika dewasa, adalah merupakan

upaya perayaan yang didalamnya mengandung unsur-unsur pengakuan

terhadap keberadaan seseorang ditengah-tengah masyarakat.28

D. Tinjauan Umum Tentang Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Kata prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu Prestasi dan

belajar . Meskipun demikian kedua kata tersebut saling berhubungan antara

satu dengan yang lain.

Beberapa ahli sepakat bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan.

Dimana hasil yang dimaksud adalah hasil yang memiliki ukuran atau nilai.

Dibawah ini merupakan pendapat para ahli dalam memahami kata prestasi

yaitu:

a. WJS Poerdarminta berpendapat, bahwa prestasi adalah hasil yang telah

dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan lain sebagainya).

28 Abudin Nata Op. Cit. hal,43

Page 49: 07140048 Neli Maghfirah

49

b. Mas ud Khasan Abu Qodar, prestasi adalah apa yang telah diciptakan,

hasil pekerjaan, hasil menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan

keuletan kerja.

c. Nasrun Harahap dan kawan-kawan memberi pengertian prestasi adalah

penilaian pendidikan tentang perkembangan kemajuan murid yang

berkenaan dengan penguasaan terhadap nilai-nilai yang terdapat dalam

kurikulum.29

Dari pengertian yang dikemukakan oleh para ahli diatas, maka dapat

diambil kesimpulan bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai dari suatu

kegiatan berupa penilaian terhadap proses yang telah dilalui. Dimana didalam

pendidikan, prestasi merupakan hasil dari pemahaman yang didapat serta

penguasaan nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum. Sehingga prestasi dapat

diukur dengan nilai yang di dapat dari pengadaan tes maupun evaluasi belajar.

Sedangkan pengertian belajar menurut para ahli antara lain adalah :

a. Hitzman berpendapat bahwa belajar adalah suatu perubahan yang terjadi

dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman

yang dapat dipengaruhi oleh tingkah laku organisme tersebut.

b. Chaplin berpendapat bahwa belajar merupakan perolehan perubahan

tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman.

29 Saiful Bahri Djamarah, prestasi belajar dan kompetensi guru (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), hlm. 20-21

Page 50: 07140048 Neli Maghfirah

50

c. Barlow, mengemukakan bahwa perubahan itu terjadi pada bidang kognitif,

afektif, dan psikomotorik. Sedangkan sifat perubahan yang terjadi pada

bidang-bidang tersebut tergantung pada tingkat kedalaman belajar yang

dialami.30

Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

perubahan baik kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil dari

pengalaman seseorang berinteraksi dengan lingkungannya.

Prestasi belajar secara umum berarti suatu hasil yang dicapai dengan

perubahan tingkah laku yaitu melalui proses membandingkan pengalaman

masa lampau dengan apa yang sedang diamati oleh siswa dalam bentuk angka

yang bersangkutan dan hasil evaluasi dari berbagai aspek pendidikan baik

aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa kata prestasi pada

dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari aktivitas. Sedangkan belajar adalah

hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan

dalam diri individu yaitu perubahan tingkah laku. Jadi prestasi belajar adalah

hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan diri

individu sebagai hasil dari aktivitas belajar.

30 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung: PT TRemaja Rosda Karya, 2004), hlm. 89-70

Page 51: 07140048 Neli Maghfirah

51

2. Macam-Macam Prestasi Belajar

Macam-macam prestasi belajar disini dapat diartikan sebagai tingkatan

keberhasilan siswa dalam belajar yang ditunjukkan dengan taraf pencapaian

prestasi.

Menurut Muhibbin Syah dalam bukunya psikologi belajar

mengemukakan :

pada prinsipnya, pengembangan hasil belajar ideal meliputi segenap

ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar

siswa .31

Dengan demikian prestasi belajar di bagi ke dalam tiga macam prestasi

diantaranya:

a. Prestasi yang bersifat kognitif (ranah cipta)

Prestasi yang bersifat kognitif yaitu: pengamatan, ingatan, pemahaman,

aplikasi atau penerapan, analisis (pemerikasaan dan penilaian secara teliti),

sisntesis (membuat paduan baru dan utuh).

b. Prestasi yang bersifat afektif (ranah rasa)

Prestasi yang bersifat afektif (ranah rasa) yaitu meliputi: penerimaan,

sambutan, apresiasi (sikap menghargai), internalisasi (pendalaman),

karakterisasi (penghayatan). Misalnya seorang siswa dapat menunjukkan

sikap menerima atau menolak terhadap suatu pernyataan dari

31 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2004), hlm. 89-70.

Page 52: 07140048 Neli Maghfirah

52

permasalahan atau mungkin siswa menunjukkan sikap berpartisipasi

dalam hal yang dianggap baik dan lain-lain.

c. Prestasi yang bersifat psikomotorik (Ranah Karsa)

Prestasi yang bersifat psikomotorik (ranah karsa) yaitu: ketrampilan

bergerak dan bertindak, kecakapan ekspresi verbal dan non verbal.

Misalnya siswa menerima pelajaran tentang adab sopan santun kepada

orang tua, maka si anak mengaplikasikan pelajaran tersebut dalam

kehidupan sehari-hari.

3. Faktor-Faktor Yang Menpengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik

berasal dari dalam dirinya (Internal) maupun dari luar dirinya (eksternal).

Prestasi belajar yang dicapai siswa pada hakikatnya merupakan hasil interaksi

antara berbagai faktor tersebut. Oleh karena itu pengenalan guru terhadap

faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa penting sekali artinya

dalam rangka membantu siswa mencapai prestasi belajar yang seoptimal

mungkin sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Makmun dalam buku Mulyasa mengemukakan komponen-komponen

yang terlibat dalam pembelajaran, dan berpengaruh terhadap prestasi belajar

adalah:32

a. Masukan mentah menunjukkan pada karakteristik individu yang mungkin

dapat memudahkan atau justru menghambat proses pembelajaran.

32 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 (Bandung:PT Remaja Rosda karya, 2005) hlm: 90

Page 53: 07140048 Neli Maghfirah

53

b. Masukan instrumental, menunjuk pada kualifikasi serta kelengkapan

sarana yang diperlukan, seperti guru, metode, bahan, atau sumber dan

program.

c. Masukan lingkungan, yang menunjuk pada situasi, keadaan fisik dan

suasana sekolah, serta hubungan dengan pengajar dan teman.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain

adalah:

a. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa, factor ini

terdiri dari:

1) Faktor fisiologis

a. Kondisi fisik, yang mana pada umumnya kondisi fisik

mempengaruhi kehidupan seseorang.

b. Panca indra

2) Faktor psikologis

Keadaan psikologis yang terganggu akan sangat berpengaruh terhadap

prestasi belajar siswa, adapun yang mempengaruhi faktor ini adalah:

a. Intelegensi adalah kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada

kebutuhan baru, dengan menggunakan alat-alat berfikir yang sesuai

dengan tujuan.

b. Minat, merupakan kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau

keinginan yang besar terhadap sesuatu. Oleh karena itu minat dapat

mempengaruhi pencapaian hasil belajar dalam mata pelajaran

tertentu.

Page 54: 07140048 Neli Maghfirah

54

c. Bakat, menurut Zakiyah Darajat bakat adalah semacam perasaan

dan keduniaan dilengkapi dengan adanya bakat salah satu metode

berfikir.

d. Motivasi, menurut Mc Donald motivasi sebagai sebagai sesuatu

perubahan tenagadalam diri atau pribadi seseorang yang ditandai

oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam usaha mencapai

tujuan.

e. Sikap, sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa

kecenderungan untuk mereaksi dan merespon dengan cara yang

relatif tetap terhadap obyek orang, barang dan sebagainya, baik

secara positif maupun negatif.33

b. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa, meliputi:

1) Faktor lingkungan social

Faktor sosial menyangkut hubungan antara manusia yang terjadi dalam

berbagai situasi social. Lingkungan social sekolah seperti para guru,

para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi

semangat belajar seorang siswa.

2) Faktor lingkungan non social

Faktor lingkungan yang bukan sosial seperti lingkungan non sosial

seperti gedung, sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga

siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan dan waktu belajar yang

digunakan siswa.

33 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2004), hlm. 152-154

Page 55: 07140048 Neli Maghfirah

55

3) Faktor pendekatan belajar

Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi

yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi

pembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat

operasional yang direkayasa sedemikina rupa untuk memecahkan

masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam upaya peningkatan

prestasi belajar antara lain:

a. Keadaan Jasmani

Untuk mencapai hasil belajar yang baik, diperlukan jasmani yang sehat,

karena belajar memerlukan tenaga, apabila jasmani dalam keadaan sakit,

kurang Gizi, kurang istirahat maka tidak dapat belajar dengan efektif.

b. Keadaan Sosial Emosional.

Peserta didik yang mengalami kegoncangan emosi yang kuat, atau

mendapat tekanan jiwa, demikian pula anak yang tidak disukai temannya

tidak dapat belajar dengan efektif, karena kondisi ini sangat

mempengaruhi konsentrasi pikiran, kemauan dan perasaan.

c. Keadaan lingkungan

Tempat belajar hendaknya tenang, jangan diganggu oleh perangsang-

perangsang dari luar, karena untuk belajar diperlukan konsentrasi pikiran.

Sebelum belajar harus tersedia cukup bahan dan alat-alat serta segala

sesuatu yang diperlukan.

Page 56: 07140048 Neli Maghfirah

56

d. Memulai pelajaran

Memulai pelajaran hendaknya harus tepat pada waktunya, bila merasakan

keengganan, atasi dengan suatu perintah kepada diri sendiri untuk

memulai pelajaran tepat pada waktunya.

e. Membagi pekerjaan

Sewaktu belajar seluruh perhatian dan tenaga dicurahkan pada suatu tugas

yang khas, jangan mengambil tugas yang terlampau berat untuk

diselesaikan, sebaiknya untuk memulai pelajaran lebih dulu menentukan

apa yang dapat diselesaikan dalam waktu tertentu.

f. Adakan control

Selidiki pada akhir pelajaran, hingga manakah bahan itu telah dikuasai.

Hasil baik menggembirakan, tetapi kalau kurang baik akan menyiksa diri

dan memerlukan latihan khusus.

g. Pupuk sikap optimis

Adakan persaingan dengan diri sendiri, niscaya prestasi meningkat dan

karena itu memupuk sikap yang optimis. Lakukan segala sesuatu dengan

sesempurna, karena pekerjaan yang baik memupuk suasana kerja yang

menggembirakan.

h. Menggunakan waktu

Menghasilkan sesuatu hanya mungkin, jika kita gunakan waktu dengan

efisien. Menggunakan waktu tidak berarti bekerja lama sampai habis

tenaga, melainkan bekerja sungguh-sungguh dengan sepenuh tenaga dan

perhatian untuk menyelesaikan suatu tugas yang khas.

Page 57: 07140048 Neli Maghfirah

57

i. Cara mempelajari buku

Sebelum kita membaca buku lebih dahulu kita coba memperoleh

gambaran tentang buku dalam garis besarnya.

j. Mempertinggi kecepatan membaca

Seorang pelajar harus sanggup menghadapi isi yang sebanyak-banyaknya

dari bacaan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Karena itu harus

diadakan usaha untuk mempertinggi efisiensi membaca sampai perguruan

tinggi.

Selain faktor-faktor di atas, yang mempengaruhi prestasi belajar

adalah, waktu dan kesempatan. Waktu dan kesempatan yang dimiliki oleh

setiap individu berbeda sehingga akan berpengaruh terhadap perbedaan

kemampuan peserta didik. Dengan demikian peserta didik yang memiliki

banyak waktu dan kesempatan untuk belajar cenderung memiliki prestasi yang

tinggi dari pada yang hanya memiliki sedikit waktu dan kesempatan untuk

belaj

Page 58: 07140048 Neli Maghfirah

58

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Talang III Saronggi Sumenep, kelas

IV. SDN Saronggi terletak ± 1 km dari pusat kecamatan dan pasar Saronggi

kearah barat melalui jalur jalan raya ke saronggi. Tepatnya di jalan Sumber

Agung Desa Talang Sarongi Sumenep Madura.

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitan ini adalah pendekatan

kualitatif. Pemilihan pendekatan ini karena jenis penelitiannya adalah

penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Ratna dalam Arikunto, Pendekatan

kualitatif dalam penelitian ini digunakan dengan beberapa pertimbangan

sebagai berikut: (1) kejelasan unsur yaitu subyek sampel, subyek

penelitiannya adalah siswa kelas IV SDN Talang III Sumenep. Dan untuk

sumber data bersifat fleksibel. Karena hasil pengamatan, dan untuk

pengamatan berikutnya tidak selalu sama dengan pengamatan kedua kalinya,

(2) langkah penelitian, baru diketahui dengan mantap dan jelas setelah

penelitian selesai, (3) desain penelitian adalah fleksibel dengan langkah dan

hasil yang tidak dapat di pastikan sebelumnya, (5) pengumpulan data

dilakukan sendiri oleh peneliti, karena peneliti sebagai Human Instrumen

yang mengumpulkan data dari metode wawancara, angket, observasi kegiatan

Page 59: 07140048 Neli Maghfirah

59

pembelajaran di kelas, dan (6) analisis data dilakukan bersama dengan

pengumpulan data.34

Jenis penelitian ini adalah PTK, dalam istilah Bahasa Inggris adalah

Classroom Action Research (CAR). Dari namanya sudah menunnjukkan isi

yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang

dilakukan di kelas. Karena ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut,

maka ada tiga pengertian yang diterangkan yaitu:

a. Penelitian menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan

menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data

atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang

menarik dan penting bagi peneliti.

b. Tindakan menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan

dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus

kegiatan untuk siswa.

c. Kelas dalam hal ini tidak terkait pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam

pengertian yang lebih spesifik.

Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti, yaitu (1)

penelitian, (2) tindakan dan (3) kelas, segera dapat disimpulkan bahwa

penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan

belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam

sebuah kelas secara bersama.35

34 Ratna Restapaty, op. cit, hlm. 77 35 Suharsimi Arikuntoro dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Bumi Aksara, Jakarta 2007), hal:

2-3

Page 60: 07140048 Neli Maghfirah

60

Menurut Rofiudin dalam Wahidmurni PTK merupakan penelitian yang

bertujuan untuk memberikan sumbangan nyata bagi peningkatan

profesionalisme guru, menyiapkan pengetahuan, pemahaman dan wawasan

tentang prilaku guru mengajar dan siswa belajar.36 Sedangkan menurut

Hopkins (1993) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang

mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu

tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang

untuk memehami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah

proses perbaikan dan perubahan.37

PTK mempunyai karakteristik tersendiri yang membedakan dengan

penelitian yang lain, diantaranya, yaitu: masalah yang diangkat adalah

masalah yang dihadapi oleh guru di kelas dan adanya tindakan (aksi) tertentu

untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas.38

Dalam melaksanakan PTK harus mengacu pada desain penelitian

yang telah dirancang sesuai dengan prosedur penelitian yang berlaku.

Fungsinya sebagai patokan untuk mengtahui bentuk penerapan quantum

teaching sebagai upaya peningkatan prestasi belajar pada siswa kelas IV

SDN Talang III Sumenep.

36 Wahidmurni, Nur Ali.. Penelitian Tindakan Kelas (Pendidikan Agama Dan Umum Dari Teori Menuju Praktek Disertai Contoh Hasil Penelitian). (Malang: UM Press. 2008), hlm. 51

37 Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2007), hlm: 11

38 Suharsimi Arikunto, dkk, op.cit, hlm. 109.

Page 61: 07140048 Neli Maghfirah

61

Dalam PTK urutan metode adalah sama dengan urutan langkah-langkah

dalam siklus penelitian, yakni: (1) perencanaan, (2) implementasi, (3)

observasi, dan (4) refleksi.39

C. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas proses pelaksanaannya dilakukan secara

bersiklus. Mengacu pada model Elliot maka prosedur penelitian tindakan

kelas dilakukan dengan mengidentifikasi masalah, memeriksa lapangan,

perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi dan revisi

perencanaan.40

1. Identifikasi masalah

Langkah awal, peneliti terlebih dahulu datang ke lokasi penelitian

untuk meninjau lokasi, sekaligus menemui Kepala Sekolah SDN Talang

III untuk minta izin melakukan penelitian di Sekolah yang dipimpinnya.

Setelah mendapat izin peneliti langsung diajak menemui guru Bidang

Studi PKN untuk melakukan koordinasi awal sambil menanyakan tentang

situasi, karakteristik kelas, serta strategi pembelajaran PKN yang selama

ini diterapkan.

2. Memeriksa lapangan

Setelah peneliti mengetahui model pembelajaran yang diterapakan

selama ini, maka peneliti mengadakan pemeriksaan lapangan dengan

melaksanakan pembelajaran dengan metode tradisional yang biasa

dilakukan, dengan maksud ingin mengetahui situasi pembelajaran. Untuk

39Wahidmurni, Nur Ali.. Op. Cit, hlm. 97 40 Rochiati Wiriaatmadja Op cit, hal: 64

Page 62: 07140048 Neli Maghfirah

62

mengetahui hasil dari pemeriksaan lapangan, maka peneliti mengadakan

pre test yang akan dijelaskan pada bab IV.

3. Perencanaan

Setelah memperoleh data dari observasi lapangan, maka peneliti

mengadakan perencanaan perbaikan pada pertemuan selanjutnya.

Perencanaan adalah kegiatan perancangan untuk pemecahan masalah.41

Tahap ini berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan tentang

apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan

tersebut akan dilakukan.42 Perencanaan dalam penelitian ini dibuat

berdasarkan atas dasar: (1) hasil nilai pre-tes PKN kelas IV banyak yang

ada dibawah KKM, hal ini terkait dengan motivasi belajar PKN rendah,

karena belajar PKN itu membosankan, sebab selama guru mengajar hanya

begitu-begitu saja tidak ada perubahan yakni dengan ceramah dan latihan

yang dirasa kurang mengena; (2) dengan menerapkan metode Quantum

Teaching disertai dengan metode-metode pembelajaran yang lain dapat

memberikan pengalaman lebih konkrit, memotivasi serta mempertinggi

daya serap dan daya ingat siswa serta mampu memberikan pengalaman

baru yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas belajar PKN.

Dalam tahap perencanaan peneliti menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP dibuat untuk dua kali siklus penelitian selama enam

kali pertemuan; dengan rincian siklus pertama dua kali pertemuan dan

41 Ibid,.. 42 Suharsimi, Arikunto, dkk.. op. cit., hlm. 75

Page 63: 07140048 Neli Maghfirah

63

siklus ke dua tiga kali pertemuan. Dua kali pertemuan 70 menit dan tiga

kali pertemuan 105 menit.

Adapun beberapa tahap perencanaan perbaikan sebagai berikut:

a. Mempersiapkan dan merancang media pembelajaran

b. Mempersiapkan perangkat pembelajaran, seperti:

1) Membuat silabus pembelajaran

2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran

3) Membuat modul pembelajaran

4) Membuat rancangan penilaian, dan lain-lain.

c. Mempersiapkan lembar observasi

Kriteria untuk menentukan bahwa pembelajaran dengan penggunaan

metode Quantum Teaching telah berhasil memecahkan masalah yang

sedang diupayakan pemecahannya dilakukan secara kualitas maupun

kuantitas. Secara kualitas dapat dilihat dari aktivitas siswa selama proses

pembelajaran seperti tingkat motivasi, keceriaan, keantusiasan dalam

mengikuti pelajaran, hal ini dapat dilihat dari pengamatan ataupun dengan

melakukan wawancara dengan para siswa yang dipilih sampelnya

berdasarkan pertimbangan tertentu.

Sedangkan secara kuantitatif dilakukan dengan cara melakukan tes.

Keberhasilan individual ditetapkan jika siswa mengalami ketuntasan

belajar di atas KKM.

Page 64: 07140048 Neli Maghfirah

64

4. Implementasi

Implementasi merupakan pelaksanaan dari rencana yang telah dibuat,

terlampir. Dalam hal ini guru bertindak sebagai peneliti, sebagai pelaksana

kegiatan pembelajaran sekaligus pengamat.43 Menurut Latif dalam

Wahidmurni, Nur Ali, dalam tahap implementasi kemungkinan modifikasi

tindakan (mengubah rancangan) masih beoleh dilakukan asalkan masih

sesuai dengan strategi yang digunakan.44 Kegiatan tindakan yang akan

dilakukan pada tahap ini adalah melakukan tindakan pembelajaran sesuai

dengan rencana yang telah disusun dalam rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP).

Kegiatan pembelajaran PKN dengan menggunakan metode

Quantum Teaching dilakukan pada suatu siklus tindakan, agar kegiatan

pembelajaran dapat berjalan lancar. Kegiatan pembelajara ini terdiri dari

dua siklus dengan rincian sebagaimana yang terdapat dalam perencanan.

5. Pengamatan

Pengamatan dilakukan ketika proses pembelajaran terjadi

bersamaan waktunya dengan implementasi tindakan. Pada tahap ini,

peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan

dan terjadi selama pelaksanaan tindakan belangsung. Pengumpulan data

ini dilakukan dengan menggunakan format observasi/penilaian yang telah

disusun, termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario

tindakan dari waktu ke waktu serta dampaknya terhadap proses dan hasil

43 Wahidmurni, Nur Ali.. loc. Cit, hal.99 44 Ibid,..

Page 65: 07140048 Neli Maghfirah

65

belajar siswa. Data yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif (hasil

tes, kuis, presentasi, nilai tugas, dll.) atau data kualitatif yang

menggambarkan keaktifan siswa, antusias siswa, mutu diskusi, dan lain-

lain.45

Instrument yang umum diapakai adalah a. Soal tes, kuis, b. Lembar

observasi, dan c. Catatan lapangan yang dipakai untuk memperoleh data

secara obyektif yang tidak dapat terekam melalui lembar observasi, seperti

aktivitas siswa selama pemberian tindakan berlangsung, reaksi mereka,

atau petunjuk-petunjuk lain yang dapat dipakai sebagai bahan dalam

analisis dan untuk keperluan refleksi.46

Pengamatan yang dilakukan meliputi: pemberian tugas, presentasi,

keberanian siswa untuk tampil di depan kelas, dan tingkat keantusiasan

serta tanggapan siswa terhadap penerapan metode Quantum Teaching.

6. Refleksi

Refleksi dalam PTK mencakup analisis, sintesis, dan penilaian

terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang telah dilakukan.47Pada tahap

ini kegiatan difokuskan pada upaya untuk menganalisis, mensintesis,

memaknai, menjelaskan dan menyimpulkan.48 Oleh karena kegiatan

penelitian dilakukan secara mandiri maka kegiatan analisis dan refleksi

menjadi tanggung jawab peneliti. Namun demikian, dalam pelaksanaan

kegiatan analisis dan refleksi ini peneliti akan mendiskusikannya dengan

45 Suharsimi Arikunto, dkk. Op. cit., hlm. 78 46 Ibid., 47 Ibid,. hal. 80 48 Wahidmurni, Nur Ali, op. cit., hlm. 102

Page 66: 07140048 Neli Maghfirah

66

siswa yang diambil secara acak atas pelaksanaan pembelajaran yang telah

dilakukan berdasarkan hasil pengamatan dan perasaan mereka.

Dalam hal ini kegiatan yang dilakukan adalah:

1) Menganalisis hasil pekerjaan siswa

2) Menganalisis hasil wawancara siswa

3) Menganalisis lembar observasi siswa

Berdasarkan hasil analisis tersebut peneliti melakukan refleksi

yang akan digunakan sebagai bahan pertimbangan apakah kriteria yang

ditetapkan tercapai atau belum. Jika telah berhasil maka siklus boleh

berhenti, tetapi jika belum maka peneliti harus mengulang siklus lagi dan

seterusnya sampai sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

Empat Alur PTK tersebut dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini

Siklus I

Refleksi Analisis data 1 Observasi

Pelaksanaan Tindakan 1

Permasalahan Alternative Pemecahan Rencana tindakan 1

Terselesaikan

Page 67: 07140048 Neli Maghfirah

67

Siklus II

Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas.49

7. Revisi perencanaan

Revisi dilakukan dengan melihat refleksi sebelumnya, untuk merevisi

atau meninjau kembali rencana yang akan diterapkan pada siklus

selanjutnya. Revisi perencanaan bertujuan untuk mengantisipasi dan

mengecek rencana yang telah dibuat.

D. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai instrument sekaligus

pengumpul data. Instrumen selain manusia (seperti: angket, pedoman

wawancara, pedoman observasi dan sebagainya) dapat pula digunakan. Tetapi

fungsinya terbatas sebagai pendukung tugas peneliti sebagai instrumen. Oleh

karena itu, kehadiran peneliti adalah mutlak, lebih-lebih dalam penelitian

yang mandiri. Selain sebagai pelaku tindakan (berarti juga sumber data)

peneliti juga bertugas sebagai pengamat aktivitas siswa dalam proses belajar

mengajar.

49 Ibid., hlm. 40.

Siklus selanjutnya

Refleksi Analisis data II Observasi

Pelaksanaan Tindakan II

Belum Alternative Pemecahan Rencana tindakan II

Terselesaikan

Belum

Page 68: 07140048 Neli Maghfirah

68

E. Sumber Data dan Jenis Data

Terkait dengan penelitian ini yang akan dijadikan sebagai sumber data

adalah siswa-siswi kelas IV SDN Talang III, dimana siswa-siswi tersebut

tidak hanya diperlukan sebagai obyek yang dikenai tindakan, tetapi juga aktif

dalam kegiatan yang dilakukan. Hal ini sesuai dengan salah satu karakteristik

penelitian tindakan kelas yaitu a collaborative effort and or participatives

(FX. Suedarsono, 2001: 2).

Data penelitian ini mencakup:

1. Skor tes siswa dalam mengerjakan soal yang diberikan (pre test), hasil

diskusi pada saat pelajaran berlangsung dan hasil tes yang dilakukan pada

setiap akhir tindakan (post test).

2. Hasil lembar observasi perilaku aktivitas siswa.

3. Hasil observasi dan catatan lapangan yang berkaitan dengan aktivitas

siswa pada pembelajaran PKN berlangsung.

Data penelitian ini berupa hasil pengamatan, kumpulan, pencatatan

lapangan, dan dokumentasi dari setiap tindakan perbaikan penggunaan

Metode Quantum Teaching pada bidang studi PKN dalam meningkatkan

motivasi belajar siswa kelas IV di SDN Talang III.. Data yang diperoleh dari

penelitian tindakan ini ada yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data yang

bersifat kualitatif diperoleh dari: (1) dokumentasi, (2) observasi, (3) interview,

sedangkan data yang bersifat kuantitatif berasal dari evaluasi, pre test dan post

test.

Page 69: 07140048 Neli Maghfirah

69

F. Instrument Penelitian

Dalam pelaksanaan pengumpulan data diperlukan instrument

pengumpulan data yang tepat. Dalam penelitian kualitatif kedudukan peneliti

cukup rumit. Peneliti sekaligus merupakan perencana, pelaksana pengumpulan

data, analisis, penafsir data, dan akhirnya menjadi pelopor hasil penelitian.50

Secara terperinci instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian

ini adalah:

1. Pedoman pengamatan untuk menggali data tentang suasana kelas pada saat

pembelajaran sedang berlangsung, keceriaan atau keantusiasan siswa

dalam mengikuti pembelajaran, dan kerja sama kelompok.

2. Pedoman wawancara untuk menggali data tentang tanggapan siswa

terhadap penerapan metode pembelajaran yang dilaksanakan (khusus

kelompok tertentu), untuk memperoleh informasi secara mendalam.

3. Tes digunakan untuk menggali data kuantitatif berupa hasil skor tes, skor

tugas kelompok, dan skor tes kelompok.51

G. Prosedur Pengumpulan Data

Dalam kegiatan pengumpulan data peneliti menggunakan tehnik non-test

yang berupa:

1. Observasi,

Observasi merupakan suatu cara untuk mengumpulkan data

penelitian. Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara

sistematis terhadap gejala yang tampak pada obek penelitian.52

50 Lexy. J. Moleong. Op. cit., hlm. 121 51 Wahidmurni, Nur Ali, Op. cit., hlm. 100

Page 70: 07140048 Neli Maghfirah

70

Observasi dilakukan pada saat proses belajar mengajar dengan

menggunakan pedoman observasi kegiatan pembelajaran, catatan

lapangan, dan foto, dengan tujuan memperoleh data tentang proses

penggunaan metode quantum teaching pada pelajaran PKN. Instrument

observasi, catatan lapangan, dan foto digunakan untuk membandingkan

dan mencocokan dengan data wawancara.

2. Pengukuran test hasil belajar.

Pengukuran tes hasil belajar ini dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa. Tes tersebut

juga sebagai salah satu rangkaian kegiatan dalam penerapan Metode

Quantum Teaching.

Tes yang dimaksud meliputi tes awal / tes pengetahuan pra syarat,

yang akan digunakan untuk mengetahui penguasaan konsep materi

pelajaran sebelum pemberian tindakan. Selanjutnya tes pengetahuan pra

syarat tersebut juga akan dijadikan acuan tambahan dalam

mengelompokkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar, di samping

menggunakan nilai rapor selanjutnya skor tes awal ini juga akan dijadikan

sebagai skor awal bagi penentuan poin perkembangan individu siswa.

Selain tes awal juga dilakukan tes pada setiap akhir tindakan, hasil

tes ini akan digunakan untuk mengetahui tingkat motivasi siswa terhadap

materi pelajaran PKN melalui Metode Quantum Teaching.

52 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan. (Jakarta: Rineka Ciptaka. 2000). hlm. 158

Page 71: 07140048 Neli Maghfirah

71

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui

peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku

tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum, dan lain-lain yang

berhubungan dengan masalah penelitian.53 Berupa dokumen resmi SDN

Talang III untuk mengetahui:

a) Profil Sekolah.

b) Foto atau gambar proses pembelajaran.

c) Struktur Organisasi

d) Kondisi media pembelajaran

e) Keadaan siswa,

f) Keadaan guru

g) Sarana dan prasarana.

h) Data siswa, dll.

H. Teknik Analisis Data

Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan penelitian yang bersifat

kualitatif maka dalam menganalisis data harus menggunakan anlisis data

kualitatif. Menurut Nurul Zuriah analisis data dalam penelitian kualitatif

berdasarkan kurun waktunya, data dianalisis pada saat pengumpulan data dan

setelah selesai pengumpulan data.54

Prosedur analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang

tersedia dari sumber, yaitu wawancara, pengalaman yang telah dituliskan

53 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Asdi Mahasatya, 2000), hlm. 181

54 Ibid,. hlm. 217

Page 72: 07140048 Neli Maghfirah

72

dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar foto dan

sebagainya.55 Menurut Milles dan Hubberman bahwa data dalam penelitian

ini akan dianalisis secara kualitatif, meliputi tiga unsur yaitu reduksi data,

penyajian data dan penarikan kesimpulan. Kesimpulan merupakan intisari

dari analisis yang memberikan pernyataan tentang dampak dari penelitian

tindakan kelas.56

1. Reduksi data

Reduksi data merupakan proses kegiatan menyeleksi, memfokuskan dan

menyederhanakan data sejak awal pengumpulan data sampai penyusunan

laporan. Mereduksi data terkumpul dari hasil pekerjaan atau jawaban-

jawaban siswa hasil wawancara dan catatan lapangan. Kegiatan ini

bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam menarik kesimpulan.

Adapun informasi yang diperoleh diarahkan pada data tentang observasi

siswa dari penerapan metode Quantum Teaching dalam pembelajaran

PKN. Hal tersebut meliputi:

a. Kesenangan dan keantusiasan siswa terhadap penggunaan metode

Quantum Teaching dalam pembelajaran PKN

b. Ketepatan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan

c. Keberanian siswa dalam memberi komentar terhadap persoalan factual

disertai alasan yang logis dan santun bahasa.

55 Lexy. J. Moleong, op. cit .hlm. 190 56 FX Sudarsono, Aplikasi Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Departemen Pendidikan

Nasional, 2001), hlm. 26

Page 73: 07140048 Neli Maghfirah

73

2. Penyajian data

Penyajian data dilakukan dengan cara menganalisis data hasil

reduksi dalam bentuk naratif (uraian) yang memungkinkan untuk menarik

kesimpulan dan mengambil tindakan. Sajian data berikutnya ditafsirkan

dan dievaluasi berupa penjelasan tentang:

a. Perbedaan antara rencana tindakan dan pelaksanaan tindakan

b. Persepsi peneliti dan catatan lapangan terhadap tindakan yang

dilaksanakan

c. Kesimpulan dan verifikasi data

I. Pengecekan Keabsahan Data

Untuk pengecekan keabsahan data dalam penelitian tindakan kelas ini

peneliti menggunakan triangulasi. Triangulasi adalah cara pengecekan

keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu di luar data sebagai

pembanding, misalnya konsultasi dengan guru wali kelas IV, guru mata

pelajaran, dan pengurus kurikulum.

Teknik trianngulasi yang paling banyak digunakan adalah pemeriksaan

sumber lainnya. Adapun pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini,

penulis menggunakan triangulasi sumber, yaitu yang berarti membandingkan

dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi.57

Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan membandingkan hasil

pengamatan dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

57 Lexy. J. Meleong, op.cit, hlm.178

Page 74: 07140048 Neli Maghfirah

74

J. Model dan Tahapan Penelitian

Model dan tahapan penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu

merujuk pada model dan tahapan penelitian tindakan kelas yang digambarkan

oleh Lewin menurut Elliot gambar 3.2).58 Adapun penerapan model Elliott

dalam peneliti ini dilakukan dalam dua siklus pembelajaran. Siklus I

dilaksanakan dua kali pertemuan dan siklus II dilaksanakan tiga kali

pertemuan.

58 Rochiati Wiriaatmadja, op cit, hal: 64

Page 75: 07140048 Neli Maghfirah

75

(Gambar 3.2) Model Lewin Menurut Elliot

Identifikasi Masalah

S I K L U S

I

S I K L U S

II

Memeriksa Lapangan

Perencanaan

Observasi/Pengaruh

Pelaksanaan Langkah/Tindakan 1

Langkah/Tindakan 1

Langkah/Tindakan 2

Langkah/Tindakan 3

Reconnaissance Diskusi Kegagalan dan Pengaruhnya/

Refkeksi

Revisi Perenacanaan

Rencana Baru

Langkah/Tindakan 1

Langkah/Tindakan 2

Langkah/Tindakan 3

Observasi/Pengaruh Pelaksanaan Langkah/Tindakan

Selanjutnya

Reconnaissance Diskusi Kegagalan dan Pengaruhnya/

Refkeksi

Dan seterusnya

Page 76: 07140048 Neli Maghfirah

76

Adapun dalam konteks penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

Siklus I

a. Mengidentifikasi Masalah

Pada tahap ini peneliti berdiskusi dengan guru bidang studi terkait

dengan permasalahan yang selama ini muncul dalam kegiatan belajar

mengajar di kelas IV, diantaranya tentang strategi/metode apa yang

digunakan dalam pebelajaran di kelas, bagaimana motivasi dan prestasi

belajar siswa selama ini pada pembelajaran PKN. Yang akan dijadikan

sebagai acuan untuk perbaikan kegiatan pembelajaran berikutnya.

b. Memeriksa Lapangan

Peneliti mengobservasi permasalahan yang ada di lapangan pada saat

kegiatan belajar berlangsung, untuk mengetahui permasalahan yang telah

diidentifikasi sebelumnya. Kemudian peneliti juga melakukan pencatatan

terhadap kejadian-kejadian di lapangan. Sebagai kegiatan memeriksa

lapangan peneliti melaksanakan pre test dengan menggunakan metode

ceramah dan tanya jawab.

c. Perencanaan Tindakan

Setelah peneliti mengetahui pokok permasalahan yang terjadi, peneliti

merencanakan tindakan dan berdiskusi dengan guru bidang studi PKN,

dengan harapan permasalahan tersebut dapat terselesaikan dan dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran. Adapun perencanaan yang

dipersiapkan antara lain:

Page 77: 07140048 Neli Maghfirah

77

1) Membuat silabus pembelajaran

2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran

3) Membuat modul pembelajaran

4) Mempersiapkan lembar observasi

d. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan dilaksanakan di kelas IV sesuai dengan perencanaan dalam

rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. Peneliti

juga membuat catatan terhadap perkembangan yang terjadi di dalam kelas

pada saat pembelajaran berlangsung. Selama pelaksanaan tindakan peneliti

bertindak sebagai guru sekaligus observer yang mencatat pada lembar

pengamatan observasi.

e. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati pelaksanaan tindakan yang

sedang dan telah dilaksanakan. Untuk melihat kesenangan dan

keantusiasan siswa terhadap penggunaan metode Quantum Teaching

dalam pembelajaran PKN. Peneliti menggunakan lembar observasi untuk

mengemukakan data terkait hal-hal penting pada saat pembelajaran

berlangsung.

f. Refleksi

Refleksi dilakukan untuk melihat hasil sementara pembelajaran PKN

dengan menggunakan metode Quantum Teaching.

g. Revisi Perencanaan

Page 78: 07140048 Neli Maghfirah

78

Hasil yang didapatkan dari siklus pertama, menjadi patokan peneliti

untuk melakukan revisi perencanaan selanjutnya. Revisi dilakukan oleh

peneliti bersama dengan guru Bidang Studi untuk meninjau kembali

rencana yang telah dibuat pada pertemuan sebelumnya dan mendiskusikan

jika ada permasalah baru yang muncul tanpa diprediksi sebelumnya.

Siklus II

a. Rencana Baru

Setelah mengetahui perkembangan permasalahan, dan setelah

membuat revisi perencanaan, dalam tahap ini peneliti membuat rencana

baru, untuk menanggapi permasalahan baru yang muncul sebagai usaha

perbaikan dalam pembelajaran. Peneliti merencanakan tindakan dan

berdiskusi dengan guru bidang studi, dengan harapan permasalahan dapat

terselesaikan. Rencana tindakan diupayakan selalu terkait dengan tindakan

yang telah dilakukan, sehingga ada rencana baru yang simultan, seperti

mata rantai yang terus bersambung.

b. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan selanjutnya adalah memperbaharui pembelajaran dengan

pokok bahasan selanjutnya. Pelaksanaan ini dilakukan dengan menerapkan

rencana tindakan. Dalam hal ini peneliti juga membuat catatan terhadap

berlangsungnya kegiatan belajar di dalam kelas. Rencana yang sudah

matang kemudian diaplikasikan di dalam kelas sebagai bentuk tindakan.

Pelaksanaan tindakan dilakukan sesuai rencana tindakan guna memperoleh

hasil yang maksimal sesuai dengan yang diharapkan.

Page 79: 07140048 Neli Maghfirah

79

c. Observasi

Peneliti melakukan pengamatan dan pencatatan dalam kegiatan

pembelajaran terkait dengan perkembangan proses belajar dengan

menggunakan lembar observasi.

d. Refleksi

Peneliti mencatat hasil observasi dan berdiskusi dengan pengajar untuk

mengetahui hasil tindakan yang telah diterapkan. Peneliti merefleksi hasil

dan menyimpulkan dari siklus I sampai siklus II sehingga dapat diketahui

apakah ada peningkatan dalam proses dan hasil belajar siswa.

Page 80: 07140048 Neli Maghfirah

80

BAB IV

PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Sejarah singkat berdirinya SDN Talang III

Sekolah SDN Talang III didirikan pada tanggal 1 Januari 1983 yang

bertempat di desa Talang Kecamatan Saronggi atas partisipasi masyarakat

sekitar. Adapun berdirinya Sekolah ini diprakarsai oleh para tokoh

masyarakat. Tujuan didirikannya Sekolah ini disamping untuk memenuhi

tuntutan masyarakat yang menginginkan sekolah juga untuk memberikan

pendidikan dasar secara formal dan memberikan kesempatan kepada

masyarakat rendah untuk mengenyam pendidikan walau hanya tingkat dasar.

Harapan para pendiri setidaknya dengan adanya Sekolah Dasar ini masyarakat

mulai menyadari akan pentingnya pendidikan.

2. Identitas Sekolah

1. Nama Sekolah : SDN TALANG III

2. NSS : 101052805019

3. NIS : 08

4. Propinsi : JAWA TIMUR

5. Otonomi : KAB. SUMENEP

6. Kecamatan : SARONGGI

7. Desa/ Kelurahan : TALANG

8. Jalan dan Nomor : SUMBER AGUNG

Page 81: 07140048 Neli Maghfirah

81

9. Kode Pos : 69467

10. Daerah : PEDESAAN

11. Setatus Sekolah : NEGERI

12. Th Berdiri : 1983

13. KBM.(Kegiatan belajar Mengajar) : Pagi

14. Bagunan Sekolah : Milik Sendiri

15. Luas Bagunan : 350 m²

16. Luas Tanah :1.477 m²

17. Jarak Kepusat Kecamatan : 4 Km

18. Jarak Kepusat Otoda : 10 Km

19. Terletak pada lintasan : Pedesaan

3. Visi, Misi dan Tujuan SDN Talang III

A. Visi SDN Talang III

Sekolah yang memiliki lingkungan bersih, indah, aman, dan suasana

belajar yang menyenangkan yang dapat mengembangkan bakat, minat dan

potensi siswa secara maksimal dan berakhlak mulia

Indikator unggul prestasi:

1) Unggul prestasi akademik

2) Unggul prestasi non akademik

Indikator kompetitif dalam bersaing:

1) Kompetitif dalam penerimaan lulusan ke sekolah lanjutan negeri atau

sekolah favorit.

2) Kompetitif dalam prestasi olahraga dan seni.

Page 82: 07140048 Neli Maghfirah

82

3) Kompetitif dalam prestasi kegiatan ekstrakurikuler.

Indikator islami dalam bertindak:

1) Tertib dalam menjalankan ibadah

2) Berakhlak mulia.

B. Misi SDN Talang III

Mengacu pada visi sekolah di atas, maka misi yang akan

dilaksanakan adalah sebagai berikut:

a. Menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, indah dan aman.

b. Menciptakan suasana sekolah yang ceria dan kondusif.

c. Menciptakan komunikasi yang efektif dan menyenangkan.

d. Menciptakan pembelajaran yang kreatif, menyenangkan dan berkualitas.

e. Mengembangkan bakat, minat dan potensi siswa secara maksimal melalui

kegiatan ekstra kurikuler.

f. Mengembangkan dan membiasakan perilaku disiplin warga sekolah.

g. Menjalin kerjasama dengan pihak-pihak terkait.

h. Mengembangkan dan membiasakan berperilaku santun terhadap guru,

orang tua dan teman sejawat.

C. Tujuan Sekolah

Sejalan dengan tujuan pendidikan dasar dalam Peraturan

pemerintah Nomor 19 tahun 2005 yaitu meletakkan dasar kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup

mandiri dan untuk mengikuti pendidikan lebih lanjut, maka tujuan yang

ingin dicapai oleh SDN Talang III sebagai berikut:

Page 83: 07140048 Neli Maghfirah

83

2. Halaman sekolah memiliki taman.

3. Dinding kelas sekolah diciptakan dengan warna yang indah dan

mengandung unsur pembelajaran.

4. Semua masyarakat sekolah menciptakan suasana yang ramah dan

kondusif.

5. Seluruh kelas menerapkan pembelajaran PAKEM.

6. Disetiap kelas tersedia pohon ilmu dan sarapan ilmu.

7. Tingkat kekerasan di sekolah menurun.

8. Disetiap kelas tersedia fasilitas pembelajaran yang memadai.

9. Melaksanakan pengembangan diri siswa secara maksimal melalui kegiatan

ekstra kurikuler sesuai karakteristik daerah industri dan wisata.

4. Struktur Organisasi

Struktur oraginasasi ini dibuat untuk lebih menspesifikasi tugas-tugas

yang akan dikerjakan agar kegiatan di SDN Talang III dapat berjalan dengan

baik dan lancar, susunan organisasi SDN Talang III terdiri dari badan

penyelenggara/pengurus. Instansi pengambilan keputusan ditetapkan dalam

rapat-rapat yang diadakan, yang juga melibatkan komite sekolah. Dewan

pengurus terdiri dari sekurang-kurangnya seorang ketua, sekretaris, dan

bendahara. Masing-masing mempunyai program kerja dan rencana tersendiri

guna mencapai tujuan. Adapun struktur organisasi SDN Talang III terlampir.

5. Keadaan Tenaga Guru

Tenaga pengajar di SDN Talang III secara umum mempunyai kualitas

baik. Pendidikan terakhir yang mereka tempuh adalah rata-rata S1 (strata 1)

Page 84: 07140048 Neli Maghfirah

84

dan diploma. Guru-guru tersebut memegang bidang studi sesuai dengan

keahliannya. Untuk lebih jelasnya lihat (Tabel 4.1) berikut:

(Tabel 4.1) Nama-nama Guru dan Jumlah Jam Mengajar

N

O

NAMA KELAS MATA PELAJARAN

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

Drs. Sudiryo

Kafrawi A.Ma

Sahwan S.Pd

St. Raini S.Pd

Shofiatus Sa diyah S.Pd

Satrawi A.Ma

Sri Kunsumsiati S.Pd

Tarti atun Hasanah A.Ma

Syaifuin Latif S.Pd

Rusdiyanto A.Ma

Hoibaidari A.Ma

Setyorini S.Pd

Sri Astutik S.Pd

A. Fardi A.Ma

Sri Hartatik

Moh. Ridwan

Baihaki A.Ma

Rahamdan S.Pd

Herlyanto S.Pd

St. Fatonah

-

I - VI

I V

I - III

IV - VI

I - VI

I - VI

I I

I V- VI

I - III

I - III

IV - VI

III

I - VI

III - VI

I - VI

I

I - VI

V

VI

-

Agama

Pelajaran Kelas IV

PKN

PKN

Penjaskes

Keterampilan dan kesenian

Pelajaran kelas II

Bhs. Indonesia

Bhs. Indonesia

Matematika

Matematika

Pelajaran Kelas III

IPS

Bhs. Inggris

Bhs. Daerah

Pelajaran Kelas I

IPA

Pelajaran Kelas V

Palajaran kelas VI

Sumber Data : Dokumen Sekolah SDN Talang III 2009

Page 85: 07140048 Neli Maghfirah

85

6. Data Jumlah Siswa Tahun 2008/2009 di SDN Talang III Sumenep

(Tabel 4.2) Data Jumlah Siswa Tahun 2008-2009 Di SDN Talang III

Kelas Laki-laki

Perempuan

Jumlah

1 13

15

28

2 14

16

30

3 12

17

29

4 14

16

30

5 14

16

30

6 15

15

30

Jumlah 82

95

177

Sumber Data : Dokumen SDN Talng III 2008/2009

7. Keadaan Sarana dan Prasarana di SDN Talang III

Untuk menunjang pelaksanaan PBM dibutuhkan adanya sarana dan

prasarana yang memadai, agar nantinya bisa menunjang proses belajar

mengajar. Sarana dan prasarana tersebut meliputi adanya ruang belajar

(kelas), ruang untuk guru, ruang kepala sekolah, tata usaha, musollah

lengkap dengan tempat wudlu , laboratorium komputer, perpustakaan,

koperasi (kantin) dan unit kesehatan sekolah(Tabel 4.3).

Penyediaan media pembelajaran juga sangat diperlukan untuk

kelancaran proses belajar mengajar. Media pembelajaran tersebut dapat

digunakan secara optimal. Pada saat mengajar guru bisa menggunakan

media pembelajaran sesuai dengan materi yang akan diajarkan sehingga

proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik. Untuk lebih jelasnya

media yang telah tersedia di SDN Talang III dapat dilihat pada (Tabel 4.4)

Page 86: 07140048 Neli Maghfirah

86

(Tabel 4.3) Data Bangunan Sarana dan Prasarana SDN Talang III

No Jenis Ruangan

Jumlah

1. Ruangan Kelas

6

2. Ruangan Kepala Sekolah

1

3. Ruangan Guru

1

4. Ruangan Perpustakaan

1

5. Ruangan UKS

1

8. Ruangan Olahraga

1

9. Musholla

1

10.

Kantin

1

11.

WC 2

12.

Ruangan Dapur

1

13.

Gudang

1

Jumlah

17

Sumber Data : Dokumen SDN Talang III 2008/2009

(Tabel 4.4) Data Media Pembelajaran No Jenis Media Pembelajaran 1. Media Papan

a. Papan tulis b. Papan tempel c. Papan flanel d. Dan lain-lain

2. Alat Peraga a. Kerangka manusia b. Tabung air c. Bangun ruang d. Dan lainnya

3. Media Grafis a. Gambar b. Peta c. Poster d. Globe e. Dan lain-lain

4. Media Pandang a. Foto b. Dan lain-lain

5. Media Audio Visual a. Televisi b. VCD c. LCD

Sumber Data : Dokumen SDN Talan2009

Page 87: 07140048 Neli Maghfirah

87

8. Kurikulum SDN Talang III

SDN Talang III kecamatan saronggi kabupaten sumenep menerapkan

kurikulum KTSP (kurikulum tingkat satuan pendidikan), yang telah

disesuaikan dengan situasi dan kondisi lembaga ini. Dalam penyajian data ini

peneliti hanya akan mencantumkan data tabel yang berkaitan dengan alokasi

waktu jam pelajaran dan standar ketuntasan belajar minimal (SKM) saja,

sedangkan untuk kurikulum SDN Talang III secara lengkap akan peneliti

sertakan di lampiran.

Tabel 4.5

Alokasi Jam Pelajaran SDN Talang III Tahun Ajaran 2009/2010

Kelas Satu jam tatap muka / menit

Jumlah JP perminggu

Minggu efektif pertahun

ajaran

Waktu JP pertahun

1 35

31

37

1147

2 35

32

37

1184

3 35

33

37

1221

4 35

38

37

1406

5 35

38

37

1406

6 35

38

33

1254

Page 88: 07140048 Neli Maghfirah

88

* disesuaikan dengan kebijakan pemerintah

Tabel 4.6

Standar ketuntasan minimal setiap mata pelajaran SDN Talang III

Tahun ajaran 2009/2010

Atandar ketuntasan belajar minimal (SKM)

No

Mata pelajaran

Angka

Huruf

1 Pendidikan agama islam

6,00

Enam Koma Nol Nol

2 Pendidikan kewarganegaraan

6,00

Enam Koma Nol Nol

3 Bahasa indonesia

5,40

Lima Koma Empat Puluh

4 Ilmu pengetahuan alam

5,00

Lima Koma Nol Nol

5 Ilmu pengetahuan sosial

6,00

Enam Koma Nol Nol

6 Seni budaya dan keterampilan

5,25

Lima Koma Dua Lima

7 Pendidikan jasmani dan keterampilan

6,50

Enam Koma Lima Puluh

8 Mulok

a. Bahasa daerah

6,00

Enam Koma Nol Nol

b. Bahasa inggris

5,56

lima koma lima enam

c. TIK

-

9. Kenaikan Kelas Dan Kelulusan

a. Kenaikan kelas

Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir pelajaran

Kriteria kenaikan kelas

1. Siswa dinyatakan naik kelas setelah menyelesaikan seluruh program

pembelajaran pada dua semester kelas yang diikuti.

2. Tidak mendata nilai dibawah SKBM.

3. Memiliki nilai minimal BAIK ukruk aspek kepribadian pada semester

yang diikuti.

Page 89: 07140048 Neli Maghfirah

89

b. Kriteria kelulusan

1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.

2. Memiliki nilai minimal BAIK untuk seluruh kelompok mata pelajaran:

agama, akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian, estetika,

jasmani olahraga, dan kesehatan.

B. Paparan Data

1. Observasi

Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengadakan pertemuan pada

hari senin tanggal 19 Oktober 2009 dengan kepala sekolah dan guru PKN

SDN Talang III Sumenep. Dalam pertemuan itu peneliti menyampaikan tujuan

untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut. Kepala sekolah dan waka

kurikulum serta guru PKN memberikan izin pelaksanaan penelitian.

Kemudian peneliti dan guru PKN berdiskusi mengenai rencana penelitian

yang akan dilaksanakan, dan disepakati bahwa kelas IV yang dijadikan

sumber data penelitian. Dengan pertimbangan bahwa kelas IV termasuk kelas

yang mempunyai kemampuan yang heterogen dan juga merupakan kelas yang

baik dalam disiplin dan mempunyai rasa tanggung jawab yang besar terhadap

apa yang diamanatkan oleh setiap guru.

Sebelum pelaksanaan tindakan, peneliti terlebih dahulu berdiskusi

dengan wali kelas IV, peneliti meminta data tentang kelas IV, yaitu data

tentang kemampuan belajar siswa, sebagai tolak ukur dalam pengelompokan

belajar dengan Metode Quantum Teaching yang akan dilaksanakan di kelas

IV.

Page 90: 07140048 Neli Maghfirah

90

2. Pre Test

Sebelum tindakan dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti mengadakan

pre tes. Pre tes dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 11 Nopember 2009

dengan menggunakan pembelajaran tradisional, yaitu dengan metode ceramah.

3. Hasil Pre Test

Pada pelaksanaan pre test, siswa terlihat kurang antusias terhadap

pelajaran, mereka terlihat kurang dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar

dengan baik. Hal itu diketahui dari kurangnya rasa ingin tahu mereka terhadap

materi yang akan diberikan. Kebanyakan dari mereka kelihatannya jenuh

terhadap pelajaran. Karena motivasi siswa terhadap pelajaran kurang, maka

prestasi belajar mereka juga kurang maksimal. Dari hasil evaluasi pada saat

pre test, didapatkan rata-rata kelas sebesar 6,55.

C. Siklus I

1. Rencana Tindakan Siklus I

Pada rencana tindakan siklus pertama peneliti menerapkan Metode

Quantum Teaching, dengan model pembelajaran ini peneliti berusaha untuk

membantu siswa melihat makna dalam bahan pelajaran yang mereka pelajari

dengan cara menghubungkannya dengan konteks mereka sehari-hari, yaitu

dengan konteks lingkungan pribadinya, sosialnya dan budayanya. Siklus I

dilaksanakan sebanyak dua (2) kali pertemuan. Sebelum siklus pertama

dilaksanakan peneliti melakukan beberapa tahap persiapaan, antara lain:

a. Membuat perencanaan pembelajaran

Page 91: 07140048 Neli Maghfirah

91

b. Membagi siswa yang berjumlah 30 orang menjadi enam kelompok, yang

masing-masing kelompok beranggotakan lima orang dengan

memperhatikan kriteria nilai atau prestasi anak di dalam kelas.

c. Mempersiapkan instrumen penelitian yang digunakan untuk meneliti

peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa.

d. Membuat langkah-langkah pembelajaran pada siklus I meliputi:

1) Pendahuluan (10 menit)

a) Mengucapkan salam dilanjutkan dengan bacaan do'a dan salah satu

surat pendek.

b) Sikap siswa siap memulai pelajaran.

c) Guru mengadakan apersepsi dengan cara menghubungkan

pengetahuan siswa dengan materi yang akan disampaikan.

d) Guru menjelaskan rencana kegiatan pembelajaran saat itu.

2) Kegiatan Inti (70 menit)

a) Guru menjelaskan pejabat yang duduk dalam organisasi

pemerintahan desa yang ada di tempat tinggalnya.

b) Guru menjelaskan tugas-tugas dari lembaga pemerintahan desa dan

kecamatan berdasarkan stuktur organisasi.

c) Guru membagi murid menjadi enam kelompok, masing-masing

kelompok terdiri atas lima (5) orang anggota kelompok (tiap

kelompok memiliki anggota yang heterogen, baik jenis kelamin

maupun kemampuannya).

Page 92: 07140048 Neli Maghfirah

92

d) Guru menyuruh tiap kelompok menggambar struktur organisasi

desa.

e) Tiap kelompok melaksanakan tugas yang diberikan guru, yaitu:

(1) Bekerjasama dengan seluruh anggota kelompok masing-masing

(yang tahu memberi tahu pada yang belum tahu, yang pandai

mengajari yang lemah).

(2) Semua anggota kelompok bertanggungjawab atas kelompoknya

masing-masing.

(3) Masing-masing kelompok secara bergilir mempresentasikan

hasil kerja kelompok di depan kelas.

(4) Memberikan kesempatan kepada kelompok lain yang tidak

maju ke depan untuk bertanya (forum tanya jawab/diskusi).

(5) Melakukan sharing antar kelompok.

(6) Selama kegiatan berlangsung guru melakukan penilaian.

3) Penutup pembelajaran (refleksi pengalaman belajar 10 menit)

a) Mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar hari itu

tentang beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari sebuah

rencana kegiatan pembelajaran kaitannya dengan kehidupan sehari-

hari.

b) Guru memberi kesempatan siswa mengungkapkan pengalaman

spiritual mereka dalam kehidupan sehari-hari, yang berkaitan

dengan materi saat itu.

Page 93: 07140048 Neli Maghfirah

93

c) Guru memberi kesempatan siswa untuk merencanakan tindakan

yang akan mereka lakukan terkait dengan materi yang dipelajari

dalam kehidupan sehari-hari.

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Penelitian ini dilaksanakan tanggal 26 Oktober 2009. Pada pertemuan

pertama peneliti terlebih dahulu melakukan pre-test. Kemudian dilanjutkan

dengan pembahasan tentang silabus. Pada siklus pertama diadakan tiga kali

pertemuan yaitu pada tanggal 26, 28 Oktober dan 02 Nopember 2009.

Pembelajarannya berlangsung selama 2 X 45 menit untuk setiap pertemuan.

Adapun langkah-langkah pembelajaraan sebagaimana yang telah direncanakan

dalam rencana penelitian yaitu sebagai berikut:

Pada pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 26 Oktober 2009

dengan skenario yang telah ditetapkan dalam pembelajaran yaitu sebagai

berikut:

a. Pendahuluan

1) Mengucapkan salam dilanjutkan dengan bacaan do'a dan salah satu

surat pendek.

2) Sikap siswa siap memulai pelajaran.

3) Guru mengadakan apersepsi dengan cara menghubungkan

pengetahuan siswa dikaitkan dengan materi yang akan disampaikan.

4) Guru menjelaskan rencana kegiatan pembelajaran saat itu, yaitu

mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan kelurahan.

Page 94: 07140048 Neli Maghfirah

94

b. Kegiatan Inti

1) Guru menjelaskan hakikat pemerintahan kelurahan.

2) Guru menjelaskan tugas-tugas dari lembaga pemerintahan kelurahan.

3) Guru membagi murid menjadi enam kelompok, masing-masing

kelompok terdiri atas lima (5) orang anggota kelompok (tiap kelompok

memiliki anggota yang heterogen, baik jenis kelamin maupun

kemampuannya).

4) Guru menyuruh siswa untuk menggambar stuktur organisasi

kelurahan.

5) Tiap kelompok melaksanakan tugas yang diberikan guru, yaitu:

a) Bekerjasama dengan seluruh anggota kelompok masing-masing

(yang tahu memberi tahu pada yang belum tahu, yang pandai

mengajari yang lemah).

b) Semua anggota kelompok bertanggungjawab atas kelompoknya

masing-masing.

c) Masing-masing kelompok secara bergilir mempresentasikan hasil

kerja kelompok di depan kelas.

d) Memberikan kesempatan kepada kelompok lain yang tidak maju ke

depan untuk bertanya (forum tanya jawab/diskusi).

e) Melakukan sharing antar kelompok.

6) Selama kegiatan berlangsung guru melakukan penilaian.

Page 95: 07140048 Neli Maghfirah

95

c. Penutup/Refleksi

1) Mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar hari itu tentang

beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari sebuah rencana

kegiatan pembelajaran kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.

2) Guru memberi kesempatan siswa mengungkapkan pengalaman mereka

dalam kehidupan sehari-hari, yang berkaitan dengan pemerintahan

keluahan seperti sistem pemilihan kepala lurah.

3) Guru memberi kesempatan siswa untuk merencanakan tindakan yang

akan mereka lakukan terkait dengan materi yang dipelajari dalam

kehidupan sehari-hari, seperti mentaati peraturan di desa, suka

bergotong royong dst.

Sedangkan pengambilan nilai dalam pelaksanaan tindakan ini,

digunakan kriteria penilaian sebagai berikut:

a. Keseriusan dan partisipasi siswa dalam bekerja kelompok

b. Inisiatif individu dalam menguraikan topik pembahasan

c. Antusias siswa dalam KBM.

d. Keaktifan dan kontribusi siswa dalam diskusi.

e. Kemampuan siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

Kemudian pada pertemuan kedua, dilaksanakan pada tanggal 28

Oktober 2009 dengan pelaksanaan skenario yang diterapkan dalam

pembelajaran yaitu sebagai berikut:

Page 96: 07140048 Neli Maghfirah

96

a. Pendahuluan

1) Mengucapkan salam dilanjutkan dengan bacaan do'a dan salah satu

surat pendek.

2) Sikap siswa siap memulai pelajaran.

3) Guru mengadakan apersepsi dengan cara menghubungkan

pengetahuan siswa dikaitkan dengan materi yang akan disampaikan.

4) Guru menjelaskan rencana kegiatan pembelajaran saat itu, yaitu

mengkaji bersama topik pembahasan tentang mengenal lembaga

peerintahan desa.

b. Kegiatan Inti

1) Guru menjelaskan hakikat lembaga pemerintahan desa.

2) Guru menjelaskan perangkat-perangkat desa dan tugas-tugasnya.

3) Guru membagi murid menjadi enam kelompok, masing-masing

kelompok terdiri atas lima (5) orang anggota kelompok (tiap kelompok

memiliki anggota yang heterogen, baik jenis kelamin maupun

kemampuannya).

4) Guru menyuruh tiap kelompok untuk mendiskusikan perbedaan antara

pemerintahan desa dan kelurahan.

5) Tiap kelompok melaksanakan tugas yang diberikan guru, yaitu:

a) Bekerjasama dengan seluruh anggota kelompok masing-masing

(yang tahu memberi tahu pada yang belum tahu, yang pandai

mengajari yang lemah).

Page 97: 07140048 Neli Maghfirah

97

b) Semua anggota kelompok bertanggung jawab atas kelompoknya

masing-masing.

c) Masing-masing kelompok secara bergilir mempresentasikan hasil

kerja kelompok di depan kelas.

d) Memberikan kesempatan kepada kelompok lain yang tidak maju ke

depan untuk bertanya (forum tanya jawab/diskusi).

e) Melakukan sharing antar kelompok.

6) Selama kegiatan berlangsung guru melakukan penilaian.

c. Penutup/Refleksi

1) Mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar hari itu tentang

beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari sebuah rencana

kegiatan pembelajaran kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.

2) Guru memberi kesempatan siswa untuk merencanakan tindakan yang

akan mereka lakukan terkait dengan materi yang dipelajari dalam

kehidupan sehari-hari, seperti ikut memelihara prasarana dan fasilitas

dalam masyarakat, menjaga keamanan agar masyarakat tentram dan

seterusnya.

Sedangkan pengambilan nilai dalam pelaksanaan tindakan ini,

digunakan kriteria penilaian sebagai berikut:

a. Keseriusan dan partisipasi siswa dalam bekerja kelompok

b. Inisiatif individu dalam menguraikan topik pembahasan

c. Antusias siswa dalam KBM.

d. Keaktifan dan kontribusi siswa dalam diskusi.

Page 98: 07140048 Neli Maghfirah

98

e. Kemampuan siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

3. Observasi Siklus I

Pada siklus I ini, selama pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan

menggunakan Metode Quantum Teaching, terlihat bahwasanya para siswa

mulai antusias dan merespon positif. Mulai adanya peningkatan motivasi

belajar dibandingkan pada saat pre test. Hal ini terlihat dari aktivitas bertanya

siswa yang pada saat pre test mereka masih malu-malu dan takut salah, pada

siklus I ini mereka sudah mulai berani bertanya meskipun bobot

pertanyaannya mereka masih belum mencapai seperti yang diharapkan. Pada

saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, para siswa tampak gembira dan

senang, hal ini dapat dilihat dari roman muka mereka yang tampak

memancarkan semangat dan antusias untuk belajar meskipun masih ada

beberapa siswa yang belum terbiasa dengan model pembelajaran yang

diterapkan oleh peneliti.

Selama pelaksanaan pembelajaran, peneliti bertindak sebagai guru

sekaligus sebagai observer yang mencatat lembar pengamatan pada pedoman

observasi. Hasil pengamatan pada tahap pendahuluan, terdapat peningkatan

motivasi, hal ini dikarenakan siswa merasa mendapatkan penyegaran dalam

kegiatan belajar mengajar, sehingga mereka berusaha memusatkan perhatian

selama pembelajaran berlangsung. Akan tetapi, memasuki kegiatan penjelasan

materi secara global, aktivitas siswa dalam mengajukan pertanyaan masih

kurang. Hal ini dikarenakan siswa masih belum terbiasa untuk mengajukan

pertanyaan. Sebaliknya, mereka lebih suka menjawab pertanyaan.

Page 99: 07140048 Neli Maghfirah

99

Memasuki tahap kegiatan inti, peneliti membagi murid menjadi enam

kelompok, masing-masing kelompok terdiri atas lima (5) orang anggota

kelompok (tiap kelompok memiliki anggota yang heterogen, baik jenis

kelamin maupun kemampuannya). Kemudian peneliti memberi tugas kepada

masing-masing kelompok untuk saling membantu dalam menguasai bahan

ajar, yaitu membuat gambar strktur organisasi desa. Dalam pembelajaran ini,

peneliti melatih siswa untuk bekerjasama dengan teman dalam kelompok.

Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa prestasi belajar siswa

masih belum seperti yang diharapkan atau bisa dikatakan masih rendah. Ini

dapat dilihat dari lembar observasi siswa yang menunjukkan bahwa aktivitas

kerjasama siswa belum mencapai apa yang diharapkan. Kegiatan kelompok ini

masih didominasi oleh para siswa yang aktif, sedangkan mereka yang pasif

cenderung mengikuti hasil yang telah dikerjakan kelompok. Hal ini

dikarenakan adanya perbedaan individual pada masing-masing siswa. Mereka

yang aktif adalah mayoritas yang memiliki prestasi di kelas, dan mereka yang

pasif adalah yang berprestasi kurang atau sedang dan mereka cenderung

kurang percaya diri pada kemampuannya.

Selanjutnya, untuk mengetahui tingkat prestasi belajar siswa terhadap

materi PKN, peneliti memberi tugas membuat gambar struktur organisasi desa

serta menjelaskan tugas-tugasnya dengan dibatasi waktu sekitar 30 menit,

sehingga siswa termotivasi untuk berlomba menyelesaikan tugas yang cepat

dan tepat. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa dengan tugas seperti ini

siswa cukup termotivasi untuk mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya.

Page 100: 07140048 Neli Maghfirah

100

Seluruh siswa cukup antusias dan tertarik untuk berlomba menyelesaikan

tugas. Bahkan prestasi mereka juga mulai bertambah, hal ini terlihat dari hasil

belajar mereka yang menunjukkan peningkatan.

Pada akhir pembelajaran, siswa diberikan evaluasi berupa kuis.

Pertanyaan-pertanyaan untuk setiap kelompok telah peneliti persiapkan dalam

lembaran. Mereka berlomba menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan dari materi

yang telah dipelajari. Tidak terlihat dari wajah mereka rasa jenuh atau putus

asa, bahkan mereka terlihat menikmati setiap pertanyaan-pertanyaan yang

peneliti berikan. Dalam hal ini peneliti ingin melihat seberapa prestasi belajar

yang dimiliki siswa antar anggota kelompok.

Indikator peningkatan prestasi belajar siswa tercermin dalam

semangat, antusias dan rasa ingin tahu siswa dalam KBM. Sedangkan

indikator peningkatan prestasi belajar siswa terlihat dari hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan terdapat sedikit

peningkatan prestasi belajar siswa yang semula nilai rata-rata kelas dari pre

test sebesar 6,55 meningkat menjadi 7,93 atau sekitar 4 %.

4. Refleksi Siklus I

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I ini bertujuan untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran PKN Pada waktu

pertama kali pertemuan dengan diadakan pembelajaran dengan Metode

Quantum Teching para siswa masih bingung dan merasa canggung, apalagi

pada waktu mengerjakan soal awal yaitu membuat gambar struktur organisasi

desa. para siswa masih ada yang tidak senang dengan teman kelompoknya,

Page 101: 07140048 Neli Maghfirah

101

dengan demikian tugas yang dikerjakan secara kelompok masih satu atau dua

orang saja yang mengerjakan karena mereka tidak senang dengan teman

kelompoknya. Apalagi pada waktu guru memberikan tugas untuk mengaitkan

ilustrasi gambar dengan kehidupan sehari-hari mereka kelihatan bingung dan

berusaha tidak menerimanya, dan akhirnya dengan pengarahan guru mereka

dapat menerimanya. Learning Community merupakan belajar yang berpusat

pada siswa dan guru hanya sebagai fasilitator, peran guru dalam Learning

Community sangatlah sederhana.

Kembali pada tujuan peneliti menerapkan pendidikan dengan

pendekatan Metode Quantum Teaching adalah untuk meningkatkan prestasi

belajar siswa terhadap materi PKN melalui pembelajaran yang melibatkan

siswa secara aktif, maka peneliti menyimpulkan bahwa pada siklus I ini

penerapan Metode Quantum Teaching, mampu menunjukkan peningkatan

prestasi belajar, namun hasil yang dapat diperoleh sangat minim sekali. Hal

ini dapat dilihat dari:

a. Kegiatan diskusi kelompok kurang bisa membawa siswa untuk aktif

berbicara mengemukakan pendapat, bertanya dan menjawab pertanyaan,

b. Sebagian siswa mengandalkan kemampuan menjawab pertanyaan guru

bukan pada kemampuan menyikapi atau memecahkan persoalan, sehingga

motivasi belajar siswa adalah untuk mempelajari materi secara

keseluruhan (sebatas materi/bahan ajar) bukan untuk mensinkronkan

materi dengan kehidupan nyata,

Page 102: 07140048 Neli Maghfirah

102

c. Motivasi belajar siswa terhadap materi PKN hanya dimiliki mereka yang

sebagian besar memiliki prestasi di kelas, sedangkan mereka yang

berprestasi rendah/kurang cenderung pasif dalam kegiatan belajar

mengajar. Hal ini tidak terlepas dari kebiasaan siswa dalam proses belajar

yang dialami sebelumnya.

Berdasarkan hasil analisis dan rediksi dari siklus I, maka peneliti akan

melanjutkan pembelajaran pada siklus II dengan mengambil langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Guru lebih banyak memberikan dorongan tentang manfaat materi

pelajaran yang dipelajari, terutama pada kelompok yang pasif dan

kurang bersemangat dalam proses pembelajaran.

b. Memotivasi siswa agar lebih berani mengungkapkan gagasannya.

c. Memberi pengertian akan pentingnya kerjasama dalam kelompok.

d. Pada pembelajaran tindakan sebaiknya dominasi guru agak dikurangi

sehingga proses belajar mengajar lebih tampak proses belajar yang

berpusat pada siswa sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar

siswa pada bidang studi PKN.

e. Memacu siswa untuk lebih banyak membaca buku, baik di

perpustakaan atau buku pendukung lainnya.

D. Siklus II

1. Rencana Tindakan Siklus II

Berbeda dengan siklus I, pada siklus II pertemuan dilakukan tiga (3) kali

pertemuan, yaitu pada tanggal 4, 9 dan 11 Nopember 2009 Pada rencana

Page 103: 07140048 Neli Maghfirah

103

tindakan siklus II peneliti tetap menerapkan Metode Quatum Teaching pada

mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, dengan model pembelajaran ini

diharapkan dapat membantu untuk lebih meningkatkan prestasi belajar siswa.

Sama halnya dengan siklus sebelumnya, sebelum siklus II dilaksanakan,

peneliti melakukan beberapa tahap persiapaan, antara lain:

a. Membuat perencanaan pembelajaran

b. Membagi siswa menjadi enam kelompok

c. Membagi materi menjadi dua bagian

1) Pemerintahan kabupaten

2) Pemerintahan provinsi

d. Mempersiapkan instrumen penelitian yang digunakan untuk meneliti

peningkatan prestasi belajar siswa.

e. Membuat langkah-langkah pembelajaran pada siklus III meliputi:

1) Membuka pelajaran (pendahuluan 10 menit)

a) Mengucapkan salam dilanjutkan dengan bacaan do'a dan salah satu

surat pendek.

b) Sikap siswa siap memulai pelajaran.

c) Guru mengadakan apersepsi dengan cara menghubungkan

pengetahuan siswa dikaitkan dengan materi yang akan

disampaikan.

d) Guru menjelaskan rencana kegiatan pembelajaran saat itu.

2) Pengembangan pembelajaran (70 menit)

Page 104: 07140048 Neli Maghfirah

104

a) Guru membagi murid menjadi enam kelompok, masing-masing

kelompok terdiri atas lima (5) orang anggota kelompok (tiap

kelompok memiliki anggota yang heterogen, baik jenis kelamin

maupun kemampuannya).

b) Guru membagikan gambar yang berkaitan dengan materi yang

akan disampaikan saat itu kepada setiap kelompok.

c) Tiap kelompok melaksanakan tugas yang diberikan guru, yaitu:

(1) Mengilustrasikan gambar yang telah dibagikan kepada setiap

kelompok, dan membuat ilustrasi contoh riil yang terjadi di

kehidupan sehari-hari.

(2) Bekerjasama dengan seluruh anggota kelompok masing-masing

(yang tahu memberi tahu pada yang belum tahu, yang pandai

mengajari yang lemah).

(3) Semua anggota kelompok bertanggung jawab atas

kelompoknya masing-masing.

(4) Masing-masing kelompok secara bergilir mempresentasikan

hasil kerja kelompok di depan kelas.

(5) Memberikan kesempatan kepada kelompok lain yang tidak

maju ke depan untuk bertanya (forum tanya jawab/diskusi).

(6) Melakukan sharing antar kelompok.

d) Selama kegiatan berlangsung guru melakukan penilaian.

e) Memberikan pujian kepada salah satu kelompok atas prestasi yang

diraih.

Page 105: 07140048 Neli Maghfirah

105

3) Penutup pembelajaran (refleksi pengalaman belajar 10 menit)

a) Mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar hari itu

tentang beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari sebuah

rencana kegiatan pembelajaran kaitannya dengan kehidupan sehari-

hari.

b) Guru memberi kesempatan siswa mengungkapkan pengalaman

spiritual mereka dalam kehidupan sehari-hari, yang berkaitan

dengan materi saat itu.

c) Guru memberi kesempatan siswa untuk merencanakan tindakan

yang akan mereka lakukan terkait dengan materi yang dipelajari

dalam kehidupan sehari-hari.

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pada siklus II diadakan dua kali pertemuan yaitu pada tanggal 04, 09

dan 11 Nopember 2009. Pembelajarannya berlangsung selama 3 X 45 menit

untuk setiap pertemuan. Adapun langkah-langkah pembelajaraan sebagaimana

yang telah direncanakan dalam rencana penelitian yaitu sebagai berikut:

Pada pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 04 Nopember

2009 dengan skenario yang telah ditetapkan dalam pembelajaran yaitu sebagai

berikut:

a. Pendahuluan

1) Mengucapkan salam dilanjutkan dengan bacaan do'a dan salah satu

surat pendek.

2) Sikap siswa siap memulai pelajaran.

Page 106: 07140048 Neli Maghfirah

106

3) Guru mengadakan apersepsi dengan cara menghubungkan

pengetahuan siswa dikaitkan dengan materi yang akan disampaikan.

4) Guru menjelaskan rencana kegiatan pembelajaran saat itu, yaitu

mengkaji bersama topik pembahasan tentang lembaga pemerintahan

kecamatan.

d. Kegiatan Inti

1) Guru menjelaskan hakikat lembaga pemerint6ahan kecamatan.

2) Guru menjelaskan perangkat dan tugas-tugas di lembaga

pemerintahan kecamatan.

3) Guru membagi murid menjadi enam kelompok, masing-masing

kelompok terdiri atas lima (5) orang anggota kelompok (tiap

kelompok memiliki anggota yang heterogen, baik jenis kelamin

maupun kemampuannya).

4) Guru memberikan tugas untuk mendiskusikan tentang fungsi dari

akta kelahiran dan apakah masing-masing siswa memilikinya?

5) Tiap kelompok melaksanakan tugas yang diberikan guru, yaitu:

a) Bekerjasama dengan seluruh anggota kelompok masing-masing

(yang tahu memberi tahu pada yang belum tahu, yang pandai

mengajari yang lemah).

b) Semua anggota kelompok bertanggung jawab atas kelompoknya

masing-masing.

c) Masing-masing kelompok secara bergilir mempresentasikan hasil

kerja kelompok di depan kelas.

Page 107: 07140048 Neli Maghfirah

107

d) Memberikan kesempatan kepada kelompok lain yang tidak maju

ke depan untuk bertanya (forum tanya jawab/diskusi).

e) Melakukan sharing antar kelompok.

4) Selama kegiatan berlangsung guru melakukan penilaian.

c. Penutup/Refleksi

1) Mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar hari itu

tentang beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari sebuah

rencana kegiatan pembelajaran kaitannya dengan kehidupan sehari-

hari.

2) Guru memberi kesempatan siswa mengungkapkan pengalaman

mereka dalam kehidupan sehari-hari, yang berkaitan dengan atruktur

pemerintahan kecamatan.

3) Guru memberi kesempatan siswa untuk merencanakan tindakan yang

akan mereka lakukan terkait dengan materi yang dipelajari dalam

kehidupan sehari-hari, seperti membuat KTP, KK, dan akta kelahiran

dan seterusnya.

Sedangkan dalam pengambilan nilai dalam pelaksanaan tindakan ini,

digunakan kriteria penilaian sebagai berikut:

a. Keseriusan dan partisipasi siswa dalam bekerja kelompok .

b. Inisiatif individu dalam menguraikan topik pembahasan

c. Antusias siswa dalam KBM.

d. Keaktifan dan kontribusi siswa dalam diskusi.

e. Kemampuan siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

Page 108: 07140048 Neli Maghfirah

108

f. Identifikasi siswa saat merefleksi tindakan yang akan dilakukan terkait

dengan materi yang di pelajarinya di kehidupan sehari-hari.

Kemudian pada pertemuan kedua, dilaksanakan pada tanggal 4

Desember 2009 dengan pelaksanaan skenario yang diterapkan dalam

pembelajaran yaitu sebagai berikut:

a. Pendahuluan

1) Mengucapkan salam dilanjutkan dengan bacaan do'a dan salah satu

surat pendek.

2) Sikap siswa siap memulai pelajaran

3) Guru mengadakan apersepsi dengan cara menghubungkan

pengetahuan siswa dikaitkan dengan materi yang akan disampaikan.

4) Guru menjelaskan rencana kegiatan pembelajaran saat itu, yaitu

mengkaji bersama topik pembahasan tentang lembega pemerintahan

kabupaten.

b. Kegiatan Inti

1) Guru menjelaskan tentang lembaga pemerintahn kabupaten.

2) Guru menjelaskan tugas-tugas dalam lembaga pemerintahan

kabupaten.

3) Guru membagi murid menjadi enam kelompok, masing-masing

kelompok terdiri atas lima (5) orang anggota kelompok (tiap kelompok

memiliki anggota yang heterogen, baik jenis kelamin maupun

kemampuannya).

4) Guru memdiskusikan tugas dan wewenang DPRD.

Page 109: 07140048 Neli Maghfirah

109

5) Tiap kelompok melaksanakan tugas yang diberikan guru, yaitu:

a) Bekerjasama dengan seluruh anggota kelompok masing-masing

(yang tahu memberi tahu pada yang belum tahu, yang pandai

mengajari yang lemah).

b) Semua anggota kelompok bertanggungjawab atas kelompoknya

masing-masing.

c) Masing-masing kelompok secara bergilir mempresentasikan hasil

kerja kelompok di depan kelas.

d) Memberikan kesempatan kepada kelompok lain yang tidak maju ke

depan untuk bertanya (forum tanya jawab/diskusi).

e) Melakukan sharing antar kelompok.

4) Selama kegiatan berlangsung guru melakukan penilaian.

5) Memberikan pujian kepada salah satu kelompok atas prestasi yang

diraih.

c. Penutup/Refleksi

1) Mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar hari itu tentang

beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari sebuah rencana

kegiatan pembelajaran kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.

2) Guru memberi kesempatan siswa mengungkapkan pengalaman mereka

dalam kehidupan sehari-hari, yang berkaitan dengan lembaga

pemerintahan kabupaten.

3) Guru memberi kesempatan siswa untuk merencanakan tindakan yang

akan mereka lakukan terkait dengan materi yang dipelajari dalam

Page 110: 07140048 Neli Maghfirah

110

kehidupan sehari-hari, seperti menjadi seorang pemimpin atau ketua

kelas yang melaksanakan tugasnya dengan baik.

Sedangkan dalam pengambilan nilai dalam pelaksanaan tindakan ini,

digunakan kriteria penilaian sebagai berikut:

a. Keseriusan dan partisipasi siswa dalam bekerja kelompok .

b. Inisiatif individu dalam menguraikan topik pembahasan

c. Antusias siswa dalam KBM.

d. Keaktifan dan kontribusi siswa dalam diskusi.

e. Kemampuan siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

f. Identifikasi siswa saat mempresentasikan hasil diskusi.

Kemudian pada pertemuan ketiga, dilaksanakan pada tanggal 11

Nopember 2009 dengan pelaksanaan skenario yang diterapkan dalam

pembelajaran yaitu sebagai berikut:

a. Pendahuluan

1) Mengucapkan salam dilanjutkan dengan bacaan do'a dan salah satu

surat pendek.

2) Sikap siswa siap memulai pelajaran

3) Guru mengadakan apersepsi dengan cara menghubungkan

pengetahuan siswa dikaitkan dengan materi yang akan disampaikan.

4) Guru menjelaskan rencana kegiatan pembelajaran saat itu, yaitu

mengkaji bersama topik pembahasan tentang paham demokrasi.

Page 111: 07140048 Neli Maghfirah

111

b. Kegiatan Inti

1) Guru menjelaskan cara pemilihan kepala daerah sebagai bentuk

pelaksanaan demokrasi.

2) Guru membagi murid menjadi enam kelompok, masing-masing

kelompok terdiri atas lima (5) orang anggota kelompok (tiap kelompok

memiliki anggota yang heterogen, baik jenis kelamin maupun

kemampuannya).

3) Guru memberi tugas pada tiap kelompok untuk mendiskusikan tentang

bagaimana proses pemilihan gubernur.

4) Tiap kelompok melaksanakan tugas yang diberikan guru, yaitu:

a. Bekerjasama dengan seluruh anggota kelompok masing-masing

(yang tahu memberi tahu pada yang belum tahu, yang pandai

mengajari yang lemah).

b. Semua anggota kelompok bertanggung jawab atas kelompoknya

masing-masing.

c. Masing-masing kelompok secara bergilir mempresentasikan hasil

kerja kelompok di depan kelas.

d. Memberikan kesempatan kepada kelompok lain yang tidak maju ke

depan untuk bertanya (forum tanya jawab/diskusi).

e. Melakukan sharing antar kelompok.

4) Selama kegiatan berlangsung guru melakukan penilaian.

5) Memberikan pujian kepada salah satu kelompok atas prestasi yang

diraih.

Page 112: 07140048 Neli Maghfirah

112

c. Penutup/Refleksi

1) Mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar hari itu tentang

beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari sebuah rencana

kegiatan pembelajaran kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.

2) Guru memberi kesempatan siswa mengungkapkan pengalaman mereka

dalam kehidupan sehari-hari, yang berkaitan dengan paham demokrasi.

3) Guru memberi kesempatan siswa untuk merencanakan tindakan yang

akan mereka lakukan terkait dengan materi yang dipelajari dalam

kehidupan sehari-hari, seperti ikut serta dalam pemilihan bupati dan

wakil bupati.

Sedangkan dalam pengambilan nilai dalam pelaksanaan tindakan ini

tetap seperti tindakan sebelumnya, yaitu digunakan kriteria penilaian sebagai

berikut:

a. Keseriusan dan partisipasi siswa dalam bekerja kelompok .

b. Inisiatif individu dalam menguraikan topik pembahasan

c. Antusias siswa dalam KBM.

d. Keaktifan dan kontribusi siswa dalam diskusi.

e. Kemampuan siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

f. Identifikasi siswa saat mempresentasikan hasil diskusi.

3. Observasi Siklus II

Pada siklus II ini, hasil pengamatan menunjukkan bahwa siswa

mengalami peningkatan motivasi belajar yang cukup menggembirakan dalam

mengikuti kegiatan belajar mengajar, siswa sudah terbiasa bertanya dan

Page 113: 07140048 Neli Maghfirah

113

mengemukakan pendapat apabila peneliti memberikan permasalahan. Dan

tidak hanya motivasi belajar siswa yang mengalami peningkatan, akan tetapi

prestasi atau hasil belajar mereka juga mengalami peningkatan yang begitu

menggembirakan.

Pada tahap pendahuluan, kegiatan siswa cukup bagus. Hal ini dapat

dilihat dari:

a. Siswa sangat antusias mengikuti kegiatan belajar mengajar.

b. Pada saat penjelasan materi secara global siswa juga berani mengajukan

pertanyaan dan pendapat.

Memasuki kegiatan inti, ketika guru membentuk kelompok, masing-

masing kelompok diberi materi untuk dipelajari dan dikuasai. Ketika peneliti

memberi tugas/pembagian materi pada masing-masing kelompok, siswa

menerima tugas dengan senang hati dan atas anjuran peneliti mereka berusaha

untuk saling membantu memahami materi yang dibebankan pada masing-

masing kelompok. Kemudian siswa mengilustrasikan materi dengan

kehidupan sehari-hari. Mereka tampak bersemangat dalam mengerjakan tugas,

mereka saling membantu memahami materi yang diberikan. Mereka saling

melontarkan pertanyaan demi tercapainya hasil belajar yang memuasakan

serta terus berdiskusi dalam waktu yang ditentukan, serta menampakkan rasa

gembira dan senang selama mengikuti pembelajaran. Tidak tampak rasa letih

dari roman muka mereka, bahkan ketika peneliti memberi kesempatan untuk

mengajukan pertanyaan, dengan serentak para siswa berebut bertanya kepada

guru.

Page 114: 07140048 Neli Maghfirah

114

Peneliti menangkap komunikasi dan kerjasama yang sudah sangat baik

bahkan dapat dikatakan begitu dinamis dan sempurna pada diskusi antar

sesama anggota kelompok, karena masing-masing siswa merasa tidak ada

beban rasa malu dan takut salah dalam mengajukan pendapat. Selain itu

hampir 95% dari mereka sudah sangat terbiasa dan menyatu dengan model

pembelajaran yang peneliti terapkan di kelas IV ini, bahkan mereka

mengharapkan agar metode ini dapat diterapkan pada semua mata pelajaran.

Indikator peningkatan motivasi belajar siswa tercermin dalam

bertambahnya semangat, antusias dan rasa ingin tahu siswa dalam KBM.

Sedangkan indikator peningkatan prestasi belajar siswa terlihat dari

meningkatnya hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan terdapat

peningkatan prestasi belajar siswa terlihat dari nilai rata-rata kelas yang

semula nilai rata-rata kelas dari pre test sebesar 6,55 meningkat menjadi 8,66

atau sekitar 35 %.

Sedangkan peningkatan prestasi belajar antara siklus II dengan siklus I

adalah pada siklus I nilai rata-rata kelas sebesar 6,55meningkat menjadi 8,66

atau sekitar 30%.

Untuk lebih mendapatkan gambaran kualitatif secara mendalam

terhadap penerapan metode Quantum Teaching , peneliti melakukan

wawancara yang di tetapkan sebagai informan.

Hasil wawancara adalah sebagai berikut, terhadap pertanyaan

Bagaimanakah tanggapan kamu terhadap penerapan metode pembelajaran

Page 115: 07140048 Neli Maghfirah

115

tadi? . seorang siswa yang termasuk memiliki kemampuan diatas rata-rata

mengatakan,

Saya berpendapat, bahwa pembelajaran yang diberikan Bu Nelly sangat menyenangkan, trus....belajarnya sambil bermain jadi nggak bosen. Saya seneng bu kalau diajar kayak gitu trus,,.

Sedangkan (Aang) mengatakan,

Saya suka dengan cara mengajar ibu karena bikin saya gak malu. Sebelumnya gak pernah disuruh maju kedepan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusi, jadi aku masih agak malu, tapi karena suasananya ramai dan menyenangkan jadi saya gak takut lagi kalo maju.

Sedangkan siswa yang termasuk siswa yang memiliki kemampuan

dibawah rata-rata mengatakan,

Enak banget Bu belajar PKN, saya seneng banget kalo di ajar bu nelly, apalagi saya dikasik permen sama Bu Nelly. Aku jadi tambah seneng, hehehe......pokoknya aku seneng banget Bu....

Dengan demikian tanggapan para imforman adalah positif terhadap

pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode quantum teaching

karena ketiga siswa menyatakan senang terhadap metode pembelajaran yang

mereka alami.

Tanggapan siswa terhadap pertanyaan apakahmemperoleh manfaat

dari metode pembelajaran seperti ini? Terhadap pertanyaan ini siswa

mengungkapkan:

Iya, Bu! Saya jadi tau tentang cara pemilihan umum itu. Dan saya juga jadi paham tentang arti demokrasi itu. Jadi saya bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Cieee... hehehehe....

Sementara siswa yang lain menyatakan:

Saya seneng sekali diajar Bu Nelly. Saya jadi gak ngantuk lagi karena saya suka kalo belajar ada maen-maennya. Jadi gak bosen. Hehehehehehe....

Page 116: 07140048 Neli Maghfirah

116

Dengan demikian, metode pembelajaran yang diterapkan sangat

memberikan manfaat kepada para peserta didik, mereka merasakan suasana

yang akrab dengan teman-temannya, lebih rileks, mendapat pengalaman baru

dan mengerjakan tugas dengan baik dan benar sesuai dengan kelompok

masing-masing.

4. Refleksi Siklus II

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini tetap sama dengan siklus-

siklus sebelumnya yaitu bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa

terhadap mata pelajaran PKN. Pada siklus II ini, 95 % dari siswa sudah sangat

mengerti dan cocok dengan model pembelajaran yang diterapkan peneliti.

Bahkan mayoritas dari mereka sudah sangat terbiasa dengan model

pembelajaran yang peneliti terapkan di kelas IV ini. Pada waktu mengerjakan

soal para siswa sudah merasa nyaman berdiskusi dengan teman kelompoknya,

dengan demikian tugas yang dikerjakan secara kelompok sudah mereka

kerjakan bersama-sama, dan sudah tidak ada lagi dominasi dari siswa yang

lebih unggul. Mereka mengerjakan tugas dengan roman muka yang gembira,

dan tidak terlihat letih ataupun bermalas-malasan.

Seperti disebutkan di atas, bahwa tujuan peneliti menerapkan

Metode Quantum Teaching adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa

terhadap pelajaran PKN melalui pembelajaran yang melibatkan siswa secara

aktif, maka peneliti menyimpulkan bahwa pada siklus II ini penerapan Metode

Quantum Teaching dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang sangat

menggembirakan, hal ini dapat dilihat dari:

Page 117: 07140048 Neli Maghfirah

117

a. Kegiatan diskusi kelompok yang dapat membawa semua siswa untuk aktif

berbicara mengemukakan pendapat, bertanya dan menjawab pertanyaan,

b. Siswa sudah dapat mengandalkan kemampuan menyikapi atau

memecahkan persoalan, dan mensinkronkan materi dengan kehidupan

nyata.

c. Motivasi belajar siswa terhadap materi PKN yang pada siklus I hanya

dimiliki sebagian siswa, sekarang sudah hampir 95% dimiliki siswa kelas

IV.

Akan tetapi selama pelaksanaan tindakan siklus I dan II setelah peneliti

melekukan pengamatan dapat diketahui adanya hambatatan pada saat

penerapan Quantum Teaching pada pelajaran PKN yaitu :

1. Terbatasnya pengetahuan dan penguasaan yang dimiliki oleh guru tentang

quantum teaching sebagai metode yang masih baru.

2. Terbatasnya alokasi waktu yang diberikan. Sebagaimana yang di

ungkapkan oleh bapak Triyo sebagai kepala sekolah :

Karena quantum teaching msih baru bagi kami, sehingga kami belum sepenuhnya menguasai teori-teori atau petunjuk yang ada dalam quantum teaching, selain itu semester ini merupakan semester pertama diterapkannya metode ini, sehingga terus terang saja kami masih kami masih merasa kaku karena belum terbiasa. Disamping itu karena karakteristik belajar anak yang berbeda maka kewajiban guru adalah memperhatikan setiap tipe belajarnya, bagaimana kita belajar dengan siswa yang bertipe auditorial, yang bertipe visual, dan siswa yang bertipe kinetetik tentu saja ini membutuhkan waktu yang penjang . sedangkan alokasi waktu meta pelajaran PKn hanya 2 jam pelajaran setiap minggu, jadi kendalanya adalah waktu

3. Terbatasnya fasilitas yang dimiliki sekolah.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh bapak sahwan selaku wali kelas IV :

Page 118: 07140048 Neli Maghfirah

118

Masalah yang kami hadapi selain yang dipaparkan oleh bapak Triyo

adalah sarana dan fasilitas yang terbatas. Dalam Quantum teaching si anjurkan untuk memperhatikan lingkungan sekeliling, yang mana hal-hal tersebut sangat membantu proses belajar mengajar, sedangkan disekolah ini ada sebagian sarana yang belum ada .

Page 119: 07140048 Neli Maghfirah

119

BAB V

PEMBAHASAN

A. Perencanaan Pembelajaran Dengan Menggunakan Metode Quantum

Teaching Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Pada Pelajaran PKN di

SDN Talang III Sumenep.

Proses perencanaan kegiatan pembelajaran dalam menerapkan

metode Quantum Teaching untuk meningkatkan prestasi belajar siswa,

dilakukan sebanyak 2 siklus selama 3 kali pertemuan, dilalui dalam 4 tahap

yaitu: tahap perencanaan, pelaksaan, observasi atau pengamatan dan tahap

refleksi.

Pada siklus pertama, peneliti membuat perencanaan secara

sistematika yang di sesuaikan dengan kegiatan yang akan dilakukan proses

pembelajaran secara efektif dan efisien. Pada tahap ini, tidak ada masalah

dalam perumusan perencanaan tindakan (RPP). Jadwal jam pertemuan sesuai

dengan kebutuhan pelaksanaan pembelajaran. Pada siklus kedua, peneliti

membuat rancangan desain pembelajaran untuk memperbaiki kekurangan-

kekurangan yang ada pada siklus pertama.

B. Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Menggunakan Metode Quantum

Teaching Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Pada Pelajaran PKN di

SDN Talang III Sumenep.

Pada tahap pelaksanaan siklus I, siswa terlihat antusias dan

bersemangat untuk berpartisipasi dalam mengikuti proses pembelajaran yang

Page 120: 07140048 Neli Maghfirah

120

direncanakan. Disamping itu, peneliti juga memberi riward atau penghargaan

kepada siswa yang berprestasi sebagai bentuk cara menumbuhkan hasil

kepada siswa. Sesuai dengan teori yang dikutip oleh Oemar Hamalik dalam

psikologi belajar mmengajar, bahwa untuk menumbuhkan hasil dalam

kegiatan belajar mengajar disekolah, salah satunya dengan cara memberikan

penghargaan dalam belajar adalah bahwa setelah seseorang menerima

penghargaan karena telah melakukan kegiatan belajar dengan baik, ia akan

terus melakukan kegiatan belajarnya sendiri diluar kelas.

Dengan Metode Quantum Teaching ini, langkah pertama yang

dilakukan adalah membentuk kelompok belajar menjadi enam kelompok, yang

masing-masing terdiri dari empat orang anggota kelompok. Langkah kedua

tiap kelompok melaksanakan tugas yang yang diberikan oleh guru yaitu saling

membantu menguasai bahan ajar atau materi melalui tanya jawab atau diskusi

antar sesama anggota kelompok. Kemudian secara bergiliran masing-masing

kelompok memberikan pengalaman belajar (hasil diskusi) di depan kelas, dan

memberi kesempatan pada kelompok lain yang tidak maju ke depan untuk

bertanya. Forum tanya jawab ini dilakukan untuk membiasakan siswa agar

cepat merespon segala permasalahan yang ada disekelilingnya.

Kelebihan pada siklus pertama ini adalah siswa lebih antusias dan

semangat untuk berprestasi dalam mengikuti proses pembelajaran, tercipta

kerja sama antar siswa pada setiap kelompoknya, suasana kelas lebih hidup,

dan peserta didik tidak merasa jenuh selama proses pembelajaran berlangsung.

Page 121: 07140048 Neli Maghfirah

121

Sedangkan kelemahan siklus pertama ini, dalam penerapan quantum

teaching ada beberapa siswa yang masih sangat kesulitan dalam menangkap

palajaran. Hal ini dapat diketahui dari kekurangan rasa ingin tahu mereka

terhadap meteri yang akan diberikan serta minimnya pertanyaan yang

diajukan. Mereka terlihat kebingungan dengan apa yang akan mereka

pertanyakan. Akan tetapi antusias mereka terhadap tugas yang diberikan

cukup baik. Hal ini ditunjukkan dari semangat dan kegembiraan mereka

selama mengikuti pembelajaran.

Berdasarkan data tes, observasi dan refleksi akhir maka untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa serta mengatasi masalah-masalah yang

muncul pada siklus I peneliti mengambil langkah-langkah sebagai berikut:

1) Memotivasi siswa agar lebih berani mengungkapkan gagasannya.

2) Memberi pengertian akan pentingnya komunikasi dan kerjasama dalam

kelompok melalui pengarahan umum di awal pelajaran berikutnya.

3) Memotivasi siswa untuk membiasakan siswa aktif dalam segala

permasalahan yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh karena itu peneliti menambah pertemuan lagi untuk penerapan

siklus II. Pada siklus II, peneliti hanya menjelaskan bagian-bagian yang belum

dimengerti oleh peserta didik, yaitu tentang perbedaan lembaga desa dan

kelurahan. Kelebihan siklus II yaitu siswa terlihat sangat antusias

Dalam menerapkan metode quantum teaching dan tidak ada siswa

yang berbuat curang, disamping itu siswa lebih percaya diri untuk

Page 122: 07140048 Neli Maghfirah

122

mengerjakan soal yang diberikan oleh guru pada terakhir season, dan

pembelajaran berjalan sesuai dengan RPP yang dibuat oleh guru, siswa lebih

menguasai pembelajaran yang disajikan, yang ditujukan pada hasil ketuntasan

siswa mencapai 90%.

C. Hambatan Yang Di Hadapi Selama Penerapan Metode Quantum

Teaching Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Pada Pelajaran PKN di

SDN Talang III Sumenep.

Sebagainama yang telah peneliti paparkan selama pemberian

tindakan pada siklus pertama, dan kedua bahwasannya didapatkan kendala-

kendala dalam pelaksanaan metode Quantum Teaching. Diantaranya yaitu,

siswa belum terbiasa terhadap pembelajaran yang menerapkan metode

quantum teaching sehingga mereka masih banyak yang mengalami

kebingungan, kemudian pelaksanaan Metode Quantum teaching

membutuhkan waktu yang banyak sedangkan guru harus menyesuaikan waktu

sesuai dengan waktu yang dialokasikan.

Dari hasil pelaksanaan tindakan siklus I dan II setelah peneliti

melakukan pengamatan dapat diketahui adanya hambatan pada saat penerapan

quantum teching pada pelajaran PKN yaitu:

1. Terbatasnya pengetahuan dan penguasaan yang dimiliki oleh para guru

tentang quantum teaching sebagai metode yang masih baru.

2. Terbatasnya sarana dan fasilitas pendidikan

3. Terbatasnya waktu yang dialokasikan.

Page 123: 07140048 Neli Maghfirah

123

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Penerapan Quantum Teaching pada pembelajaran PKN untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa pada kelas IV SDN Talang III

Sumenep sesuai dengan rencana yang telah disusun. Pada siklus I peneliti

berhasil menjelaskan pada peserta didik tentang melakukan pemilihan

umum, dan struktur organisasi Desa, Lurah dan Kecamatan. Peneliti juga

menjelaskan kompetensi dasar yang harus dikuasai, melakukan KBM

sesuai RPP, kemudian peneliti melakukan post tes untuk mengevaluasi

pemahaman siswa. Pada siklus ke II peneliti melakukan wawancara

terhadap guru-guru dan mengadakan post tes.

2. Peningkatan prestasi belajar melalui metode Quantum Teaching pada

pembalajaran PKN adalah:

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan

bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode Quantum Teaching

dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SDN Talang III

terhadap materi PKN. Hal ini dapat ditunjukkan dari hasil evaluasi yang

telah dilaksanakan terdapat peningkatan prestasi belajar siswa yang semula

nilai rata-rata dari pre test sebesar 6,55 pada siklus I ini meningkat menjadi

7,93 atau sekitar 4%.

Page 124: 07140048 Neli Maghfirah

124

Sedangkan pada siklus II peningkatan prestasi belajar siswa yang

semula nilai rata-rata pre test sebesar 6,55 pada siklus II ini meningkat

menjadi 8,66 atau sekitar 35%. Ini menunjukkan 90% siswa berhasil

dalam belajar PKN dengan menggunakan metode Quantum Teaching.

3. Hambatan yang terjadi dalam penerapan Quantum Teaching.

Dari hasil pelaksanaan tindakan siklus I dan II setelah peneliti

melakukan pengamatan dapat diketahui adanya hambatan pada saat

penerapan Quantum Teaching pada pelajaran PKN yaitu:

Sebagaimana yang telah peneliti paparkan selama pemberian tindakan

pada siklus pertama dan kedua bahwasannya didapatkan kendala-kendala

dalam pelaksanaan Quantum Teaching antara lain siswa belum terbiasa

terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode Quantum Teaching

sehingga mereka masih banyak yang mengalami kebingungan, kemudian

pelaksanaan Quatum Teching membutuhkan waktu yang banyak

sedangkan guru harus menyesuaikan dengan waktu yang dialokasikan.

Selain itu juga terbatasnya sarana dan fasilitas yang dimiliki oleh sekolah.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang membuktikan adanya hubungan

yang positif antara metode Quantum Teaching dengan peningkatan motivasi

belajar siswa, maka dapat diajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi beberapa pihak,

antara lain:

a. Kepala Lembaga Pendidikan/Kepala Sekolah

Page 125: 07140048 Neli Maghfirah

125

Alangkah baiknya jika hasil penelitian ini dijadikan pedoman oleh

lembaga pendidikan untuk selalu meningkatkan motivasi dan prestasi

belajar siswa, sebab untuk mencapai prestasi belajar siswa secara

maksimal perlu adanya motivasi yang tinggi dari siswa itu sendiri.

b. Bagi Guru

Hendaknya para guru lebih banyak berpikir tentang strategi dan

metode apa yang harus diterapkan untuk mencapai kompetensi dasar

yang ditargetkan. Jadi bukan kegiatan pembelajaran yang menuntut

mereka untuk mengajarkan materi yang harus dikuasai oleh siswa.

Dengan demikian pemahaman tentang berbagai strategi pembelajaran

hendaknya lebih ditingkatkan. Meskipun sesungguhnya strategi

pembelajaran dapat diciptakan oleh diri kita sendiri.

c. Bagi Siswa

1) Agar siswa selalu antusias dalam KBM, lebih berani

mengungkapkan gagasannya, berkomunikasi dan berkerjasama

dengan teman kelompoknya, membiasakan aktif dalam segala

permasalahan yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari,

mengaktualisasikan materi yang dipelajari dalam kehidupan sehari-

hari, karena itu merupakan jalan untuk mendapatkan motivasi dan

prestasi belajar yang lebih baik.

2) Agar siswa lebih meningkatkan motivasi belajar, sebab terbukti

bahwa siswa yang memiliki prestasi belajar yang baik adalah siswa

yang memiliki motivasi belajar yang tinggi.

Page 126: 07140048 Neli Maghfirah

126

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan pengaruh

pembelajaran dengan menggunaka metode Quantum Teaching terhadap

motivasi dan prestasi belajar siswa dengan desain eksperimen yang

menggunakan kelompok kontrol, sehingga dapat menghasilkan penelitian

yang lebih akurat, valid dan reliable.

Page 127: 07140048 Neli Maghfirah

127

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi,1991. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta:

Rineka

Arikunto Suharsimi . 2006. prosedur penelitian suatu pendekatan praktik.

Jakarta: PT. rineka cipta.

Agus Nggermanto. 2004. Quantum Question: Kecerdasan Quantum,

Bandung: Nuansa.

Azhar Arsyad. 1997. Media pengajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Ari Ginanjar Agustian. 2003. Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ power,

Sebuah Inner Journey melalui Al-Ihsan, Jakarta: Arga.

Bobby DePorter, Mark Reardon, Sarah Singer, Nourie.2000. Quantum

Teaching mempraktekkan Quantum learning di Ruang-ruang Kelas,

Bandung: Kaifa.

Chabib Thaha, DePorter, Bobby, Mike Hernacky. 2002. Quantum Learning

Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, Bandung: Kaifa.

Cece Wijaya. 1994. Kemampuan Dasar guru dalam Proses Belajar Mengajar,

Bandung: Remaja Rosda Karya.

Dryden, Gordon; Vos, Jeanette. 2002. Revolusi Cara belajar (The Learning

Revolution) Belajar Akan Efektif Kalau Anda dalam Keadaan "Fun",

Bandung: Kaifa.

Page 128: 07140048 Neli Maghfirah

128

Departemen Agama RI. 1983. Al-Qur an dan Terjemahanya., Jakarta: Proyek

Pengadaan Kitab Suci Al-Qur an.

FX Sudarsono.2001. Aplikasi Penelitian Tindakan Kelas Jakarta: Departemen

Pendidikan NasionaL.

Kartini Kartono.1990. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung: Mandar

Maju.

Lexy. J.. Moleong.2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Mahfud Salahuddin. 1990. Pengantar Psikologi Pendidikan .Surabaya: Bina

Ilmu.

Margono.2000. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Ciptaka.

Ngalim Purwanto,1992. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda

Pupuh fathor Rahman, 2009. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika

Aditama

Oemar Hamalik.1992. Psikologi Belajar dan Mengajar.Bandung: Sinar Baru

Rochiati Wiriaatmadja.2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung :

Remaja Rosdakarya.

Sardiman A.1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV.

Rajawali Pers.

Page 129: 07140048 Neli Maghfirah

129

Saiful Bahri Jamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif,

Jakarta:Rineke

Suharsimi Arikuntoro dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi

Aksara.

Sugiono. 2006. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

UU SisDikNas 2003. 2005. (UURI No.20.th 2003) Jakarta: Sinar Grafika,

Winarno Surakhmat. 1987. Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar dan Metoda

Teknik. Bandung: CV.

Wahidmurni, Nur Ali. 2008. Penelitian Tindakan Kelas (Pendidikan Agama

Dan Umum Dari Teori Menuju Praktek Disertai Contoh Hasil

Penelitian). Malang: UM Press.

Y. Singgih D. Gunarsa. 1987. Psikologi Untuk Membimbin. Jakarta: PT.BPK

Gunung Mulia.

Page 130: 07140048 Neli Maghfirah

130

LAMPIRAN 1

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP)

Nama Sekolah : SDN Talang III Sumenep

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan

Kelas/Semester : 4 (Empat) / 1 (Satu)

Alokasi Waktu : 6 x 45 menit (3 Pertemuan)

1. Standar Kompetensi :

I. Memahami sistem pemerintahan desa dan pemerintah kecamatan.

2. Kompetensi Dasar :

II. Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan desa dan

pemerintah kecamatan.

3. Indikator :

- Menjelaskan hakikat pemerintahan desa dan pemerintah kecamatan.

- Menjelaskan susunan lembaga-lembaga pemerintahan desa dan

pemerintah kecamatan.

- Memberi contoh bentuk pelaksanaan kehidupan demokrasi di

lingkungan tompat tinggal.

A. Tujuan Pembelajaran : Setelah selesai proses pembelajaran, siswa dapat:

1. Menjelaskan hakikat pemerintahan desa dan pemerintah kecamatan.

2. Menjelaskan lembaga-lembaga penyelengara pemerintahan desa dan

kecamatan.

3. Memberikan contoh bentuk pelaksanaan kehidupan demokrasi di

lingkungan tempat tinggal.

4. Menjelaskan cara pelaksanaan pemilihan kepala desa.

5. Menampilkan sikap positif terhadap pemerintahan desa dan kecamatan.

Page 131: 07140048 Neli Maghfirah

131

B. Materi Pembelajaran

- Pemerintahan desa dan kecamatan.

C. Metode Pembelajaran

- Pengamatan, diskusi, dan tugas.

D. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan I

1. Kegiatan Pendahuluan

a. Mengucapkan salam dilanjutkan dengan bacaan do'a dan salah satu

surat pendek.

b. Sikap siswa siap memulai pelajaran.

c. Guru mengadakan apersepsi dengan cara menghubungkan

pengetahuan siswa dikaitkan dengan materi yang akan disampaikan.

d. Guru menjelaskan rencana kegiatan pembelajaran saat itu, yaitu

mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan desa dan

pemerintah kelurahan.

2. Kegiatan Inti

a. Guru menjelaskan hakikat pemerintahan desa dan kelurahan

b. Guru menjelaskan lembaga

lembaga penyelenggara pemerintahan

desa dan kelurahan

c. Guru menjelaskan tugas-tugas dari lembaga pemerintahan desa dan

kelurahan.

d. Guru membagi murid menjadi enam kelompok, masing-masing

kelompok terdiri atas empat (4) orang anggota kelompok (tiap

kelompok memiliki anggota yang heterogen, baik jenis kelamin

maupun kemampuannya).

Page 132: 07140048 Neli Maghfirah

132

e. Guru menyuruh tiap kelompok untuk mendiskusikan perbedaan antara

pemerintahan desa dan kelurahan.

f. Tiap kelompok melaksanakan tugas yang diberikan guru, yaitu:

f) Bekerjasama dengan seluruh anggota kelompok masing-masing

(yang tahu memberi tahu pada yang belum tahu, yang pandai

mengajari yang lemah).

g) Semua anggota kelompok bertanggungjawab atas kelompoknya

masing-masing.

h) Masing-masing kelompok secara bergilir mempresentasikan hasil

kerja kelompok di depan kelas.

i) Memberikan kesempatan kepada kelompok lain yang tidak maju ke

depan untuk bertanya (forum tanya jawab/diskusi).

j) Melakukan sharing antar kelompok.

g. Selama kegiatan berlangsung guru melakukan penilaian.

3. Kegiatan Penutup

a. Mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar hari itu tentang

beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari sebuah rencana

kegiatan pembelajaran kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.

b. Guru memberi kesempatan siswa mengungkapkan pengalaman

mereka dalam kehidupan sehari-hari, yang berkaitan dengan

pemerintahan desa sepeti system pemilihan kepala desa.

c. Guru memberi kesempatan siswa untuk merencanakan tindakan yang

akan mereka lakukan terkait dengan materi yang dipelajari dalam

Page 133: 07140048 Neli Maghfirah

133

kehidupan sehari-hari, seperti mentaati peraturan di desa, suka

bergotong royong dst.

Perternuan II

1. Pendahuluan

a. Mengucapkan salam dilanjutkan dengan bacaan do'a dan salah satu surat

pendek.

b. Sikap siswa siap memulai pelajaran.

c. Guru mengadakan apersepsi dengan cara menghubungkan pengetahuan

siswa dikaitkan dengan materi yang akan disampaikan.

d. Guru menjelaskan rencana kegiatan pembelajaran saat itu, yaitu

mengenal pemerintahan kecamatan.

2. Kegiatan Inti

a. Guru menjelaskan hakikat lembaga pemerintahan kecamatan.

b. Guru menjelaskan cara pelaksanaan pemilihan umum.

c. Guru membagi murid menjadi enam kelompok, masing-masing

kelompok terdiri atas empat (4) orang anggota kelompok (tiap kelompok

memiliki anggota yang heterogen, baik jenis kelamin maupun

kemampuannya).

d. Guru menyuruh siswa untuk menggambar stuktur organisasi desa.

e. Tiap kelompok melaksanakan tugas yang diberikan guru, yaitu:

1. Bekerjasama dengan seluruh anggota kelompok masing-masing

(yang tahu memberi tahu pada yang belum tahu, yang pandai

mengajari yang lemah).

Page 134: 07140048 Neli Maghfirah

134

2. Semua anggota kelompok bertanggungjawab atas kelompoknya

masing-masing.

3. Masing-masing kelompok secara bergilir mempresentasikan hasil

kerja kelompok di depan kelas.

4. Memberikan kesempatan kepada kelompok lain yang tidak maju ke

depan untuk bertanya (forum tanya jawab/diskusi).

f) Melakukan sharing antar kelompok.

5. Selama kegiatan berlangsung guru melakukan penilaian.

3. Kegiatan Penutup

a. Mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar hari itu tentang

beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari sebuah rencana

kegiatan pembelajaran kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.

b. Guru memberi kesempatan siswa untuk merencanakan tindakan yang

akan mereka lakukan terkait dengan materi yang dipelajari dalam

kehidupan sehari-hari, seperti ikut memelihara prasarana dan fasilitas

dalam masyarakat, menerapkan bentuk kehidupan demokrasi dll.

Page 135: 07140048 Neli Maghfirah

135

Pertemuan III

1. Kegiatan Pendahuluan

a. Mengucapkan salam dilanjutkan dengan bacaan do'a dan salah satu surat

pendek.

b. Sikap siswa siap memulai pelajaran.

c. Guru mengadakan apersepsi dengan cara menghubungkan pengetahuan

siswa dikaitkan dengan materi yang akan disampaikan.

d. Guru menjelaskan rencana kegiatan pembelajaran saat itu, yaitu mengenal

tugas tugas lembaga pemerintahan kecamatan.

2. Kegiatan Inti

a. Guru menjelaskan tugas lembaga pemerintahan kecamatan

b. Guru membagi murid menjadi enam kelompok, masing-masing kelompok

terdiri atas empat (4) orang anggota kelompok (tiap kelompok memiliki

anggota yang heterogen, baik jenis kelamin maupun kemampuannya).

c. Guru memberikan tugas untuk mendiskusikan tentang fungsi dari akta

kelahiran dan apakah kamu memilikinya?

d. Tiap kelompok melaksanakan tugas yang diberikan guru, yaitu:

1. Bekerjasama dengan seluruh anggota kelompok masing-masing

(yang tahu memberi tahu pada yang belum tahu, yang pandai

mengajari yang lemah).

2. Semua anggota kelompok bertanggungjawab atas kelompoknya

masing-masing.

3. Masing-masing kelompok secara bergilir mempresentasikan hasil

kerja kelompok di depan kelas.

Page 136: 07140048 Neli Maghfirah

136

4. Memberikan kesempatan kepada kelompok lain yang tidak maju ke

depan untuk bertanya (forum tanya jawab/diskusi).

5. Melakukan sharing antar kelompok.

e. Selama kegiatan berlangsung guru melakukan penilaian.

3. Kegiatan Penutup

a. Mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar hari itu tentang

beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari sebuah rencana kegiatan

pembelajaran kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.

b. Guru memberi kesempatan siswa mengungkapkan pengalaman spiritual

mereka dalam kehidupan sehari-hari, yang berkaitan dengan atruktur

pemerintahan kecamatan.

c. Guru memberi kesempatan siswa untuk merencanakan tindakan yang akan

mereka lakukan terkait dengan materi yang dipelajari dalam kehidupan

sehari-hari, seperti membuat KTP, KK, dan akta kelahiran dan

seterusnya..

E. Sumber Belajar

1. Buku Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IV

2. Struktur organisasi desa.

3. Struktur organisasi kelurahan.

4. Struktur organisasi kecamatan.

F. Penilaian

Keseriusan dan partisipasi siswa dalam bekerja kelompok .

Inisiatif individu dalam menguraikan topik pembahasan

Antusias siswa dalam KBM.

Keaktifan dan kontribusi siswa dalam diskusi.

Kemampuan siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

Page 137: 07140048 Neli Maghfirah

137

CONTOH SOAL EVALUASI

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!

1. Apakah hakikat dari pemerintahan desa?

2. Jelaskan siapakah lembaga-lembaga penyelengara pemerintahan desa dan

pemerintah kecamatan?

3. Sebutkan 5 contoh berikut pelaksanaan kehidupan demokrasi di tempat

tinggalmu!

4. Bagaimanakah cara pemilihan kepala desa di tempat tinggalmu, asas

apa yang digurlakall dan melalui tahap-tahap apa sajakah pemilihan

kepala desa tersebut?

5. Sebutkan 5 sikap positif terhadap pemerintahan desa dan kecamatan!

Kunci Jawaban:

1. Pemerintahan desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh desa

dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan merigurus

kepentingan masyarakat seternpat.

2. a. Lembaga-lcmbaga penyelenggara pemerintahan desa yaitu:

1). Pemerintahan desa yang terdiri atas kepala desa dan perangkat desa.

2). Badang Pcrmusyawaratan Desa (BPD).

3). Lembaga kemasyarakatan.

b. Lembaga-lembaga pemerintah kecamatan yaitu:

1). Camat.

2). Sekretaris.

3). Para seksi.

4). Kelompok jabatan fungsional.

3 Bentuk pelaksanazai kehidupan demokrasi di desa:

a. Pemilihan ketua RT.

b. Pemilihan ketua RW.

c. Pemilihan perangkat desa.

Page 138: 07140048 Neli Maghfirah

138

d. Pemilihan anggota BPD.

e. Pemilihan kepala desa.

4. a. Cara pernilihan kepala desa.

- Dipilih oleh rakyat yang telah memenuhi persyaratan secara langsung.

b. Asas yang digunakan.

- Langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil.

c. Tahap-tahap seleksi:

1). Seleksi adrninistrasi.

2). Seleksi tertulis.

3). Pilihar, langsung oleh rakyat.

5. Sikap positif terhadap pemerintahan desa dan kecamatan:

a. Mematuhi jam belajar.

b. Hemat air dan listrik.

c. Menjaga kebersihan lingkungan.

d. Menciptakan ketertiban dan keamanan lingkungan.

e. Memberikan aspirasi positif.

Page 139: 07140048 Neli Maghfirah

139

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP

Nama Sekolah : SDN Talang III

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan

Kelas/Semester : 4 (empat) / 1 (satu)

Alokasi Waktu : 4 x 35 menit (2 x pertemuan)

1. Standar Kompetensi :

2. Memahami system pemerintahan kabupaten, kota dan provinsi

2. kompetensi Dasar :

2.1 Menggambarkan struktur organisasi kabupaten, kota, dan provinsi.

3. Indikator :

- Menggambarkan struktur organisasi kabupaten, kota, dan provinsi

- Menjelaskan lembaga-lembaga penyelenggara pemerintah kabupaten, kota,

dan provinsi.

- Menjelaskan tugas masing-masing lembaga dalam struktur organisasi

kabupaten, kota, dan provinsi.

A. Tujuan Pembelajaran : Setelah selesai proses pembelajaran, Siswa dapat:

1. Menggambar bagan struktur organisasi kabupaten, kota, dan provinsi.

2. Menjelaskan struktur organisasi kabupaten, kota, dan provinsi.

3. Menjelaskan susunan perangkat daerah kabupaten, kota, oan provinsi.

4. Menjelaskan tugas masing-masing lembaga dalam struktur organisasi

kabupaten, kota, dan provinsi.

B. Materi Pembelajaran

- Pomerintahan kabupaten, kota, dan provinsi.

C. Metode Pembelajaran

Pengamatan, diskusi, dan tugas.

Page 140: 07140048 Neli Maghfirah

140

D. Langkah-Langkah Pembelajaran

Pertemuan I

1. Pendahuluan

a. Mengucapkan salam dilanjutkan dengan bacaan do'a dan salah satu

surat pendek.

b. Sikap siswa siap memulai pelajaran

c. Guru mengadakan apersepsi dengan cara menghubungkan

pengetahuan siswa dikaitkan dengan materi yang akan disampaikan.

d. Guru menjelaskan rencana kegiatan pembelajaran saat itu, yaitu

mengkaji bersama topik pembahasan tentang lembaga pemerintahan

kabupaten.

2. Kegiatan Inti

a. Guru menjelaskan tentang hakikat lembaga pemerintahn kabupaten.

b. Guru menjelaskan tugas-tugas dalam lembaga pemerintahan

kabupaten.

c. Guru membagi murid menjadi enam kelompok, masing-masing

kelompok terdiri atas empat (4) orang anggota kelompok (tiap

kelompok memiliki anggota yang heterogen, baik jenis kelamin

maupun kemampuannya).

d. Guru memdiskusikan tugas dan wewenang DPRD.

e. Tiap kelompok melaksanakan tugas yang diberikan guru, yaitu:

Bekerjasama dengan seluruh anggota kelompok masing-masing

(yang tahu memberi tahu pada yang belum tahu, yang pandai

mengajari yang lemah).

Page 141: 07140048 Neli Maghfirah

141

Semua anggota kelompok bertanggungjawab atas kelompoknya

masing-masing.

Masing-masing kelompok secara bergilir mempresentasikan hasil

kerja kelompok di depan kelas.

Memberikan kesempatan kepada kelompok lain yang tidak maju ke

depan untuk bertanya (forum tanya jawab/diskusi).

Melakukan sharing antar kelompok.

f. Selama kegiatan berlangsung guru melakukan penilaian.

g. Memberikan pujian kepada salah satu kelompok atas prestasi yang

diraih.

3. Penutup

a. Mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar hari itu tentang

beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari sebuah rencana

kegiatan pembelajaran kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.

b. Guru memberi kesempatan siswa mengungkapkan pengalaman

mereka dalam kehidupan sehari-hari, yang berkaitan dengan lembaga

pemerintahan kabupaten.

c. Guru memberi kesempatan siswa untuk merencanakan tindakan yang

akan mereka lakukan terkait dengan materi yang dipelajari dalam

kehidupan sehari-hari, seperti menjadi seorang pemimpin atau ketua

kelas yang melaksanakan tugasnya dengan baik.

E. Alat/Sumber

- Buku Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IV

- LKS

Page 142: 07140048 Neli Maghfirah

142

F. Penilaian

Keseriusan dan partisipasi siswa dalam bekerja kelompok .

Inisiatif individu dalam menguraikan topik pembahasan

Antusias siswa dalam KBM.

Keaktifan dan kontribusi siswa dalam diskusi.

Kemampuan siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

Page 143: 07140048 Neli Maghfirah

143

CONTOH SOAL EVALUASI

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat!

1. Terdiri atas apa sajakah lembaga teknis daerah itu?

2. Jelaskan susunan perangkat daerah provinsi!

3. Jelaskan tugas masing-masing lembaga dalam struktur organisasi

kabupaten, kotal

4. Jelaskan tugas dan wewenang bupati!

Page 144: 07140048 Neli Maghfirah

144

L A M P I R A N 2

Contoh Media Pembelajaran

SUSUNAN PEMERINTAHAN DESA

Kepala Desa Badan

Permusyawaratan Desa (BPD)

Sekretaris Desa Lembaga

Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD/LPMD)

Kepala Urusan Pemerintahan

Kepala Urusan Pembangunan

Kepala Urusan Perekonomian

Kepala Urusan Kesejahteraan

Kepala Urusan Keamanan

& Ketertiban

Kepala-Kepala Dusun

Rukun Warga/ RW & RT

Masyarakat

Page 145: 07140048 Neli Maghfirah

145

Contoh Media Pembelajaran

SUSUNAN PEMERINTAHAHAN KELURAHAN

Lurah

Sekretaris Kelurahan

Kepala Urusan Pemerintahan

Kepala Urusan Pembangunan

Kepala Urusan Perekonomian

Kepala Urusan Kesejahteraan

Kepala Urusan Keamanan

& Ketertiban

RW & RT

Masyarakat

LPM

Page 146: 07140048 Neli Maghfirah

146

Contoh Media Pembelajaran

SUSUNAN PEMERINTAHAN KECAMATAN

Camat

Sekretaris Kecamatan

Kepala Urusan Pemerintahan

Kepala Urusan Pembangunan

Kepala Urusan Perekonomian

Kepala Urusan Kesejahteraan

Kepala Urusan Keamanan

& Ketertiban

Kelurahan/Desa

Kelompok Fungsional

Page 147: 07140048 Neli Maghfirah

147

DATA EVALUASI PRE TEST

No Nama

Nilai

1. St. Norkholizah

6

2. Iza Afkarina

7

3. Rika Indriana

6

4. Eva Kurniawati

6.5

5. Moh. Norkholis Majid

6

6. Gizfran Ferdian Arleo

6.5

7. Sri Ayu kumala S.

6.5

8. Ni'mah Firsta Cahya .S.

7

9. Fathor Rozi

7

10 Nur Ayu Alfiana

7,5

11. Indri Eka Wulandari

6.5

12. Wulan Nor Rahmah

6

13. Khofifatus Shofiyah

6.5

14. Alfian Wahyu

6

15. Aminatus Zahroh

7

16. Safira Putri Dianti

7.5

17. Aynul Yakin

7.5

18. A. Daniel Abrori

6

19. A. Shaibuddin

6

20. Erik Susiantp

7

21. M. Zainur Roziqin

6.5

22. Mustaen Romli

6

23. Novil Mustofa

6

24. Ach. Fawaid

7

25. Arina Haqon

6,5

26. Subhan hadi

7

27. Subairi

6,5

28. Nancy Shofwatur Rohmah

7

29. A. Shodiqi Firdaus

6,5

30. Moh. Irsyad

6,5

Rata Rata Kelas 6,55

LAMPIRAN 3

Page 148: 07140048 Neli Maghfirah

148

DATA EVALUASI SIKLUS I

No Nama

Nilai

1. St. Norkholizah

7

2. Iza Afkarina

6.5

3. Rika Indriana

6

4. Eva Kurniawati

7

5. Moh. Norkholis Majid

6,5

6. Gizfran Ferdian Arleo

7

7. Sri Ayu kumala S.

7

8. Ni'mah Firsta Cahya .S.

7,5

9. Fathor Rozi

7

10. Nur Ayu Alfiana

8

11. Indri Eka Wulandari

7

12. Wulan Nor Rahmah

6,5

13. Khofifatus Shofiyah

7

14. Alfian Wahyu

6.5

15. Aminatus Zahroh

7

16. Safira Putri Dianti

7,5

17. Aynul Yakin

7

18. A. Daniel Abrori

6.5

19. A. Shaibuddin

6,5

20. Erik Susiantp

7

21. M. Zainur Roziqin

7

22. Mustaen Romli

6

23. Novil Mustofa

6.5

24. Ach. Fawaid

7

25. Arina Haqon

6,5

26. Subhan hadi

7

27. Subairi

6,5

28. Nancy Shofwatur Rohmah

7

29. A. Shodiqi Firdaus

6,5

30. Moh. Irsyad

6,5

Rata-Rata Kelas

7,93

Page 149: 07140048 Neli Maghfirah

149

DATA EVALUASI SIKLUS II

No Nama

Nilai

1. St. Norkholizah

7,5

2. Iza Afkarina

7,5

3. Rika Indriana

6,5

4. Eva Kurniawati

8

5. Moh. Norkholis Majid

7,5

6. Gizfran Ferdian Arleo

7,5

7. Sri Ayu kumala S.

8

8. Ni'mah Firsta Cahya .S.

8

9. Fathor Rozi

8

10. Nur Ayu Alfiana

8

11. Indri Eka Wulandari

8

12. Wulan Nor Rahmah

7

13. Khofifatus Shofiyah

7

14. Alfian Wahyu

7,5

15. Aminatus Zahroh

8

16. Safira Putri Dianti

8,5

17. Aynul Yakin

8

18. A. Daniel Abrori

7,5

19. A. Shaibuddin

7,5

20. Erik Susiantp

7,5

21. M. Zainur Roziqin

7,5

22. Mustaen Romli

7,5

23. Novil Mustofa

7

24. Ach. Fawaid

8

25. Arina Haqon

6,5

26.

Subhan hadi

7

27.

Subairi

6,5

28.

Nancy Shofwatur Rohmah

7

29.

A. Shodiqi Firdaus

6,5

30.

Moh. Irsyad

6,5

Rata-Rata Kelas

8.66

Page 150: 07140048 Neli Maghfirah

150

INSTRUMEN DOKUMENTASI

Untuk melengkapi data-data yang penulis perlukan dalam

penelitian ini, maka penulis juga menggunakan dokumentasi yang memuat

hal-hal seperti berikut:

1. Sejarah Berdirinya SDN Talang III Sumenep

2. Sarana yang terdapat di SDN Talang III Sumenep

3. Data Guru dan Staf Organisasi SDN Talang III Sumenep

4. Data Siswa di SDN Talang III Sumenep

5. Struktur Organisasi di SDN Talang III Sumenep

LAMPIRAN 4

Page 151: 07140048 Neli Maghfirah

151

INSTRUMEN OBSERVASI

Untuk memperoleh data yang akurat, maka penulis mengadakan observasi

langsung kepada obyek penelitian guna memperoleh data-data tentang:

6. Sejarah Berdirinya SDN Talang III Sumenep

7. Struktur Organisasi di SDN Talang III Sumenep

8. Data Jumlah Guru dan Staf Organisasi Tahun 2008/2009 di SDN Talang III

Sumenep

9. Data Jumlah Siswa Tahun 2008/2009 di SDN Talang III Sumenep

10. Sarana yang ada di SDN Talang III Sumenep

No Jenis Ruangan

Jumlah

1. Ruangan Kelas

2. Ruangan Kepala Sekolah

3. Ruangan Guru

4. Ruangan Penjaga Sekolah

5. Ruangan Perpustakaan

6. Moshola

7. Kakus/WC

8. Parkir

9. Kantin

10. Lapangan Olah Raga

LAMPIRAN 5

Page 152: 07140048 Neli Maghfirah

152

Riwayat hidup peneliti

Nama : Nelly Maghfirah, S.Pd

NIM : 07140048

Tempat tanggal lahir : Sumenep, 19 Maret 1987

Fak. / Jurusan : Tarbiyah, PGMI, Pendidikan Guru Madrasah Ibtida iyah.

Tahun masuk : 2005/2006

Alamat rumah : Jl. Sumber Agung. Ds. Talang -Saronggi -Sumenep

Pengalaman organisasi : Anggota Pramuka UIN Maliki Malang

Anggota Pecinta Alam

Anggota FKMS

Malang, 26 April 2010

Mahasiswa

(Nelly Maghfiroh)