03. orto para nitro fenol
DESCRIPTION
kimia organikTRANSCRIPT
ORTO DAN PARA NITROFENOL
Tujuan
1. Mensintesis o-nitrofenol dan p-nitrofenol dari fenol dan asam nitrat melalui nitrasi
2. Memisahkan o-nitrofenol dan p-nitrofenol dengan metode distilasi uap
3. Memurnikan o-nitrofenol dan p-nitrofenol dengan metode rekristalisasi
4. Menentukan kemurnian dari o-nitrofenol dan p-nitrofenol dengan metode titik leleh
5. Menentukan rendemen dari o-nitrofenol dan p-nitrofenol
Prinsip
Nitrasi
• subtitusi elektrofilik NO2+ terhadap cincin aromatik benzena
Distilasi Uap
• proses pemisahan campuran berdasarkan perbedaan tekanan uap
• Hukum Raoult• tekanan uap parsial
sebanding dengan tekanan uap pelarut murni dikalikan fraksi molnya.
• Perbedaan Titik Didih• Suhu pada saat
kesetimbangan di antara tekanan uap senyawa dan tekanan uap campuran.
metode pemurnian kristal dengan melarutkannya pada pelarut yang berbeda karakteristik kelarutannya dengan komponen target dan pengotor.
Rekristalisasi
Kecenderungan suatu zat untuk larut dalam pelarut yang memiliki kepolaran yang relatif sama.
Like Dissolve Like
Suhu pada saat kesetimbangan antara fase padat dan cairan
Titik Leleh
Pelarut Organik lebih larut dalam pelarut panas dibandingkan pelarut dingin
Perbedaan kelarutan senyawa
organic pada pelarut panas dan
pelarut dingin
REAKSI
OH
+ OH NO2
OH
NO2
OH
NO2Fenol Asam Nitrat
+
Pembentukan Ion Nitrosonium
OH NO2 + H+
NO2+
+ OH2
OH
+ N+
OO
OH
NO2
+
OH
NO2
+
OH
NO2+
O+ H
NO2
H
OH
NO2
nitrofenolo
1)
Pembentukan o-nitrofenol
Pembentukan p-nitrofenolOH
+ N+
OO
OH
NO2
OH
NO2
OH
O2N H
OH
NO2
+
+
+
nitrofenolp
2)
TEORI DASAR
Senyawa AromatikPersyaratan Untuk Senyawa Aromatik
(Fessenden & Fessenden, 1982) :
• Siklik• Datar• Memiliki orbital p
tegak lurus bidang cincin
• Aturan Huckel• Π = 4n+2
H
H
H
H
H
H
benzene
SUBSTITUSI AROMATIK NUKLEOFILIK
Reaksi dalam mana suatu elektrofil disubstitusikan untuk satu atom hidrogen pada cincin aromatik (Fessenden & Fessenden, 1982)
Substitusi Aromatik Nukleofilik
Halogenasi
• Nitrasi
Sulfonasi
• Alkilasi – Friedel Crafts
• Asilasi – Friedel Crafts
Substitusi Kedua
Suatu benzena tersubstitusi dapat
mengalami substitusi gugus kedua
Posisi substituen kedua tergantung
pada gugus substituen pertama
yang menempel pada cincin benzen
(pengarah -o, -p atau pengarah -m)
Tabel 10.6 Efek substituen pertama terhadap substitusi kedua
Bertambahnya Aktivasi
Pengarah -o dan -p(Gugus Pengaktivasi)
Pengarah -m(Gugus Pendeaktivasi)
Bertambahnya deaktivasi
-NH2, -NHR, -NR2 -COR
-OH -CO2R
-OR -SO3H
-NHCOR -CHO
-C6H5 (aril) CO2H
-R (alkil) -CN
-X (mendeaktivasi) -NO2
-NR3+
Semua pengarah -o, -p kecuali halogen merupakan gugus aktivasi, sedangkan pengarah -m bersifat deaktivasi
Adanya gugus aktivasi menyebabkan cincin lebih mudah terbuka terhadap substitusi lebih lanjut, sebaliknya adanya gugu deaktivasi menyebabkan cincin lebih tertutup terhadap substitusi
Pada pengarah -o, -p memiliki pasangan elektron menyendiri, sedangkan pengarah -m tidak ada
Contoh reaksi substitusi kedua :Pengarah –o dan –p
Pengarah meta
OH
+ HONO 2
H 2SO 4
OH
NO2
+
OH
NO2phenol 2-nitrophenol
4-nitrophenol
NO2
H N O 3
H 2SO 4
NO2
NO2
nitrobenzene 1,3-dinitrobenzene
ALAT DAN BAHAN
ALAT
Corong buchnerGelas KimiaGelas UkurHeating mantleKaca arlojiKlem Labu ErlenmeyerPenangas airPeralatan distilasi uapStatif Termometer
BAHAN
Akuades Asam kloridaAsam nitratFenolKarbon aktifn-heksana
Rangkaian Alat
Sifat fisik dan kimia
Asam nitrat (HNO3)
Titik didih : 121° CTitik leleh : -41 ° C
Cairan bening dan sedikit beruap,larut dalam air,korosif
Aquades(H2O)
Mr : 18 Titik didih : 100 ° C
Titik leleh : -Tidak berbau,tidak
berwarna,berbentuk cairan,polar
Fenol(C6H5OH)Mr : 94,11
Titik didih : 182 ° CTitik leleh : 42 ° C
Mudah larut dalam air,tidak berwarna
Hexanes(C6H14)
Mr : 86,18Titik didih : 68 ° CTitik leleh : -95 ° C
Cairan tidak berwarna,larut dalam dietil eter dan aseton ,tidak larut
dalam air ,volatil
Asam klorida(HCl)
Titik didih : 108,58 ° CTitik leleh : -62,25 ° CTidak berwarna,asam
kuat,korosif,larut dalam air,berabau tajam
Asam Nitrat 30%
Masukkan dalam tabung reaksi sebanyak 3,3 mLMasukkan termometerDinginkan di dalam penangas es (5-10˚C)Tambahkan fenol 80% perlahan 1 mLBiarkan campuran pada suhu ruang selama 30 menit
Lapisan semi solid organik
Cuci dengan 10 mL airBuang lapisan atas campuranCuci dengan 2 x 10 mL airDekantasi larutan
Lapisan Organik Lapisan Air
Prosedur dan Pembahasan
Asam Nitrat pekat
Tambahkan akuades
pelarut dan donor proton yang akan bereaksi dengan HNO3, membentuk elektrofil NO2
+
Penambahan fenol ke dalam campuran asam nitrat dan air dilakukan pada suhu yang rendah, sekitar 7oC, karena:1. Ea sebanding dengan suhu.
Suhu yang tinggi akan menghasilkan p-nitrofenol sebagai produk utama.
2. Menghindari oksisdasi fenol karena asam nitrat yang akan menghasilkan ester nitrat.
3. Reaksi antara asam nitrat dengan fenol bersifat eksoterm dan dapat menimbulkan ledakan jika dilakukan pada suhu ruang.
Agar reaksi berjalan sempurna sehingga produk yang dihasilkan jumlahnya maksimal
Terbentuk dua lapisan:Atas : lapisan airBawah : lapisan organik
menghilangkan ion nitrat dan fenol yang tidak bereaksi membentuk produk
Lapisan Organik
Masukkan dalam labu dasar bulat berisi 15 mL airTambahkan batu didihDistilasi
Distilat kuning Residu hitam
TampungSaring dengan corong buchner
Kristal
Tambahkan heksanaRekristalisasiSaring
Filtrat
Tambahkan 5 mL airTambahkan 0,3 mL HClTambahkan 0,3 g karbon aktifPanaskanCampurSaring
Filtrat coklat tua
Biarkan pada suhu ruangDinginkan dalam penangas es
Kristal o-nitrofenol
TimbangHitung rendemenUji titik leleh
Hasil
Dinginkan pada penangas es
Kristal p-nitrofenol
TimbangHitung rendemenUji titik leleh
Hasil
Produk orto dan para-nitrofenol dapat dipisahkan satu sama lain dengan metode distilasi uap. Hal ini disebabkan:•Isomer orto tidak larut dalam air, namun terbawa uap air•Selama proses distilasi, isomer orto tidak terurai•Isomer orto memiliki tekanan uap yang tinggi pada suhu sekitar titik didih campuran, sedangkan tekanan uap isomer para lebih rendah dibandingkan isomer orto•Isomer orto dan para memiliki massa molekul relatif tinggi
o-nitofenol bersifat volatil karena ikatan hidrogennya intramolekular dan menyebabkan terjadinya asosiasi disepanjang molekul
OH
N+
O
O-- - - - - -
Ikatan Hidrogen Intramolekular
Pada saat distilasi yang perlu diperhatikan adalah :•Jumlah air dalam labu didih adalah tiga perempat bagaian agar uap air cukup selama proses distilasi berlangsung.•Penggunaan batu didih agar tidak terjadi bumping.•Kondensor tidak dialiri air agar distilat o-nitrofenol tidak mengkristal di dalam kondensor.•Distilat ditampung di labu Erlenmeyer dalam penangas es agar segera membentuk kristal.
n-heksana dipilih karena:•Tidak bereaksi dengan kristal o-nitrofenol•Volatile•Titik didih lebih rendah (68,7oC) dari titik leleh Kristal o-nitrofenol
Pada p-nitrofenol yang terjadi adalah ikatan hidrogen intermolekular
OH N+
O
O- OH N
+
O
O-
- - - - - -
Ikatan Hidrogen Intermolekular
Kristal p-ortofenol tidak terbentuk, karena1. Lapisan organik yang masih
menempel di dinding labu erlenmeyer dan dinding corong pisah sehingga mengurangi jumlah kristal para yang mungkin terbentuk.
2. Saat rekristalisasi, kondisi larutan tidak tepat jenuh sehingga kristal isomer sulit terbentuk.
3. Suhu sistem yang tidak dijaga antar 55-85˚C karena pada rentang suhu tersebut isomer para memiliki kelarutan yang cukup tinggi dalam air sehingga dapat dipisahkan ketika penyaringan.
Menghilangkan pengotor
Mengapa rendemen yang terbentuk sedikit?
1. Terbentuknya polinitrasi dan oksidasi fenol sehingga reaksi menjadi
tidak regioselektif
2. Masih banyak lapisan organik yang menempel di dinding labu
erlenmeyer dan di dinding corong pisah karena sifat lapisan organik
yang berminyak sehingga menyulitkan pembilasan.
3. Terbentuknya kristal o-nitrofenol dalam kondensor
HASIL PENGAMATAN
ZAT PERLAKUAN HASILHNO3 70% • Diambil
15mL• Diencerkan
dengan akuades hingga 35mL
HNO3 30%
HNO3 30% • Diambil 3,3mL
• Dimasukan ke tabung reaksi
• Disimpan dalam penangas es
• Ditambah 1mL fenol
T=50-100cLapisan semisolid
Lapisan semisolid
• Dibiarkan pada suhu ruang
• Ditambah 10mL air
• Dipisahkan • Dicuci
dengan 2x10mL air
Larutan menjadi kehitamanTerbentuk 2 fase larutan
Lapisan Organik
ZAT PERLAKUAN HASILLapisan Organik
• Dimasukan ke labu dasar bulat, ditambah 15mL air dan batu didih
• Didistilasi
Distilat Kuning
Distilat Kuning • Ditampung dalam Erlenmeyer diatas penangas es
Kristal kuning orto nitrofenol
Kristal kuning • Ditambahkan n-heksana
• Direkristalisasi,disarng
• Dikeringkan , ditimbang
• Diukur titik lelehnya
Kristal orto nitrofenol murni
m=0,7456 gTL= 43,90-49,40c
ZAT PERLAKUAN HASILResidu hitam • Ditambah
5mL air, 0,3mL HCl pekat, 0,3 g karbon aktif
• Dipanaskan
• Disaring dan didinginkan
Tidak terbentuk para nitrofenol
PERHITUNGAN
• Pengenceran asam nitrat(V1.N1)HNO3 70% =(V2.N2)HN03 30%
V1. 70% = 35mL. 30% V1 = 20mL
• Perhitungan konsentrasi HNO3 30%M= = = 6,6190 M
• Perhitungan konsentrasi fenolM= = 9,3508 M
Stoikiometri Mol HNO3= M. V
= 6,6190 M . 3,2mL = 21,8427 mmol= 21,8427 . 10-3 mol
• Mol fenol = M.V = 9,3508M. 1mL= 9,2508 mmol= 9,3508. 10-3 mol
M 9,3508.10-3 21,8427.10-3 - -
R 9,3508.10-3 9,3508.10-3 9,3508.10-3
9,3508.10-3
S - 12,4919.10-3 9,3508.10-3 9,3508.10-3
Massa ortonitrofenol• Teoritis:
m= n.Mr = 9,3508.10-3mol. 139,11 g/mol = 1,3008g
• Praktis:m= 0,7356g
%rendemen= .100%= 56,55%
KESIMPULAN
O- dan P- Nitrofenol dapat disintesis dari fenol dan asam nitrat melalui reaksi nitrasi
O- dan P- Nitrofenol dapat dipisahkan dengan metode distilasi
O- dan P- Nitrofenol dapat dimurnikan dengan metode rekristalisasi
Kemurnian O- Nitrofenol dapat ditentukan berdasarkan titik lelehnya yaitu 43,9-49,40c
rendemen dari O- Nitrofenol dapat ditentukan sebesar 56,55%
DAFTAR PUSTAKA•Fessenden, R. J. & Fessenden, J. S. 1982. Kimia Organik. Diterjemahkan oleh A. H. Pudjaatmaka. Erlangga. Jakarta
•Solomons, T. G. & Fryhle, C. B. 2011. Organic Chemistry. Jonh Willey & Sons, Inc. Hoboken.