PERBANDINGAN REFORMASI BIROKRASI ANTARA INDONESIA DENGAN KOREA SELATAN

Kelompok I:1. Rizki Kurniasih (12.A2.002)2. Iwa Gemino (12.A2.007)3. Irma Sahara (12.A2.020)4. Gemilang Sukma (12.A2.031)5. Leandro do Rosario de Fatima

(12.A2.033)

Indonesia memiliki kesamaan karakter budaya birokrasi dengan Korea Selatan. Karakter bangsa yang bercirikan paternalism telah mempengaruhi budaya birokrasi yang bersifat tertutup dan memiliki orientasi senioritas yang sangat kuat.

Akibatnya, sistem prestasi (merit), kompetisi terbuka dan kompetensi relatif terabaikan. Dalam sistem yang tertutup seperti itu, koneksi, kronisme dan nepotisme menjadi tumbuh subur.

A. SISTEM BIROKRASIINDONESIA

Birokrasi Indonesia mempunyai empat Golongan (I-IV) dengan 17 pangkat : tiga golongan (I-III) masing-masing mempunyai empat pangkat (A-D) dan golongan tertinggi (IV) dengan lima golongan (A-E).

Indonesia mempunyai empat eselon (I-V), secara langsung berhubungan dengan posisi-posisi struktur yang berarti posisi yang mempunyai otoritas dalam pengambilan keputusan. Eselon I adalah posisi tertinggi dan mempunyai posisi-posisi seperti direktur jenderal, para deputi, sekretaris jenderal.

KOREA SELATAN Karir Pegawai negeri sipil Korea

mempunyai sistem golongan dengan Sembilan peringkat/pangkat berbeda.

Para menteri dan wakil-wakil menteri merupakan orang-orang yang ditunjuk secara politik dan didalam kepangkatan pegawai negeri sipil karir menteri pembantu mempunyai golongan tertinggi.

Dibawah pengawasan para menteri pembantu, para direktur jenderal membawahi para kepala divisi, tetapi terkadang diantara direktur jenderal dan kepala divisi juga ada deputi direktur jenderal.

B. MANAJEMEN BIROKRASI

PROSES REKRUITMEN ROTASI PEKERJAAN PENILAIAN DUKUNGAN IT DAN PENGETAHUAN KOMUNIKASI DI DALAM

PEMERINTAHAN

PROSES REKRUITMEN

KOREA SELATAN

Korea mempertahankan proses rekruitmen tersentralisasi untuk para pejabat daerah dan pusat.

Ada tiga proses untuk masing-masing tes. Tes pertama, tes pilihan ganda, umum untuk semua bidang layanan dan subyek-subyek tes adalah Public Service Attitude, Konstitusi dan TOEFL.

Ujian kedua menawarkan tes tertulis hanya untuk orang-orang yang lulus tes pertama dan diantara subyek-subyek wajibnya adalah Hukum Administrasi, Administrasi Publik, Ekonomi dan Politik, sementara Undang-undang Perdata, Manajemen Informasi, Metode Survei, Kebijakan Publik dan Administrasi Daerah selektif.

PROSES REKRUITMEN (LANJUTAN…..)

KOREA SELATAN

Ujian kedua menawarkan tes tertulis hanya untuk orang-orang yang lulus tes pertama dan diantara subyek-subyek wajibnya adalah Hukum Administrasi, Administrasi Publik, Ekonomi dan Politik, sementara Undang-undang Perdata, Manajemen Informasi, Metode Survei, Kebijakan Publik dan Administrasi Daerah selektif.

Ujian ketiga adalah wawancara yang setelah secara virtual tidak berarti tetapi memperoleh kepentingan sebagai perbaikan tranparansi.

PROSES REKRUITMEN

INDONESIA

Kewenangan untuk melaksanakan proses rekruitmen calon PNS diserahkan kepada masing-masing Kementerian.

Walaupun terdiri dari beberapa tahap, namun hal ini menimbulkan beberapa masalah :

1.Tes pada rekrutmen CPNS tidak memilih orang yang tepat

2.Timbulnya biaya administrasi pada proses rekrutmen yang berlebihan.

3.Proses rekrutmen yang tidak transparan, terutama pada sesi wawancara yang dapat membuka peluang nepotisme.

Indonesia dan Korsel memiliki masalah yang berbeda dalam pelaksanaan rotasi pekerjaan.

Di Korsel, rotasi pekerjaan terlalu sering dilakukan yaitu setiap 14 bulan sekali, yang menyebabkan rendahnya akuntabilitas karena orang yang menduduki jabatan sering berganti-ganti.

RO

TA

SI P

EK

ER

JAA

N

ROTASI PEKERJAAN (LANJUTAN…)

Sedangkan di Indonesia, rotasi pekerjaan masih belum memiliki standar yang jelas, ada beberapa orang yang terlalu lama untuk menduduki jabatannya, sehingga menimbulkan demotivasi bagi yang bersangkutan karena terlalu lama melaksanakan pekerjaan yang sama, namun disisi lain, hal tersebut efektif untuk meningkatkan kompetensi dan pengetahuan pada jabatan tersebut.

INDONESIA

Pada akhir setiap tahun, hasil penilaian tersebut dimasukan kedalam rangkaian daftar yang disebut Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3)

N amun pada kenyataannya indikator penilaian yang ada dalam DP3 tidak dapat diukur dan bersifat subyektif.

Korea telah menggunakan metode penilaian 360o , sehingga penilaian tersebut dapat diukur dan obyektif. Kriteria yang dinilai adalah kompetensi, sikap dan kinerja dengan sedikit spesifikasi yang lebih rinci.

PENILAIANKOREA SELATAN

DUKUNGAN IT DAN PENGETAHUAN (KOREA SELATAN)

Di Korea, proses-proses bisnis berbasis IT sangat umum dan mencakup e-Z-won, e-finance sistem, G2B, G4C dan sistem-sistem informasi pajak daerah diantaranya.

Untuk menyelesaikan hal-hal yang berhubungan antar kementerian, Presiden Kim Dae-Jung (1998-2003) dan Presiden Roh, Moo-Hyun (2003-2008) mempunyai komite khusus untuk e-government yang memungkinkan

Korea menjadi salah satu Negara paling maju berkenaan dengan sistem e-government.

DUKUNGAN IT DAN PENGETAHUAN (INDONESIA)

Di Indonesia akibat internet yang lambat, penggunaan dan saling tukar infromasi sangat terbatas. Atau penggunaan sistem di dalam net tidak diperkenalkan pada sejumlah kementerian. Merupakan langkah sangat mendesak bagi Indonesia untuk memperluas kapasitas internet, dengan demikian lembaga-lembaga pemerintah dapat mempunyai akses internet dengan kecepatan yang sama terhadap kecepatan hotel-hotel besar. Ini akan sangat meningkatkan produktifitas pemerintahan.

Komunikasi di Dalam PemerintahanINDONESIA KOREA SELATANDi Indonesia untuk

komunikasi dengan supervisor atau jabatan-jabatan yang setara, orang harus mengisi folmulir tertulis yang disebut Memo atau Nota Dinas.

Alat-alat komunikasi elektronik seperti e-mail atau e-otororitasi belum dipertimbangkan sebagai alat-alat formal

Komunikasi yang bersifat horisontal di dalam organisasi pemerintahan cukup menggunakan email atau telepon. Sedangkan untuk komunikasi vertikal terutama yang bersifat resmi, harus menggunakan surat dinas.

C. SISTEM REFORMASI BIROKRASI

Menteri Penertibatan Aparatur Negara (MENPAN) mempersiapkan delapan draft undang-undang. Secara khusus Undang-undang Draf Administrasi Pemerintahan telah menjadi prakarsa pemerintah sejak tahun 2004. Draft merupakan salah satu instrumen hukum untuk reformasi birokrasi di Indonesia selain juga untuk mengurangi korupsi.

Sejumlah rencana reformasi tidak dilaksanakan. Juga tidak ada pengecekan tingkat kemajuan atau penalty terhadap pemenuhan yang lambat atau tidak ada sama sekali

INDONESIA

LANJUTAN… Pejabat Reformasi Pemerintah

dibawah MPB merekruit sejumlah ahli dari sektor-sektor non pemerintah dan menunjuk mereka untuk posisi-posisi penting seperti Asisten Menteri untuk Reformasi Pemerintah (Eselon1) dan empat dari delapan kepala divisi. Para pegawai negeri sipil berbasis kontrak yang baru direkruit bebas dari jaringan birokrasi, mempunyai motivasi lebih tinggi untuk mereformasi karena mereka perlu memperbaiki dirinya selama kontrak tiga tahun.

KOREA

SELATAN

LANJUTAN… Walaupun merupakan alat efektif

untuk memfasilitasi partisipasi sukarela orang-orang dalam, pengalaman di Korea memperlihatkan bahwa tidak banyak yang diselesaikan jika hanya dengan reformasi dari dalam. Reformasi Indonesia membutuhkan perubahan lebih mendasar yang hanya akan mungkin melalui reformasi dari luar.

KOREA

SELATAN

KESIMPULAN Reformasi Birokrasi harus dilakukan secara bekelanjutan

dan terutama harus ada komitmen dari pemimpin, seperti yang dilakukan oleh Pemimpin Korsel, dimana setiap masa pemerintahan mereka mengembangkan program-program guna mendukung reformasi birokrasi.

Di Indonesia, harus ada lembaga atau institusi yang menjadi manajer dalam reformasi birokrasi, dimana lembaga tersebut harus mempunyai kuasa yang penuh sehingga dapat menggerakkan kementerian/lembaga-lembaga yang lainnya, dan lembaga tersebut juga harus menerapkan program reformasi birokrasi secara konsekuen dalam internal organisasinya, sehingga kebijakan dan strategi yang dibuat benar-benar tepat sasaran.

Adanya dukungan dari politik juga mempengaruhi pelaksanaan RB karena Indonesia yang kental dengan kepentingan politik yang turut campur dalam pemerintahan.

TERIMA KASIH