005. bab 3. studi pendahuluan - ok

36
Laporan Pendahuluan (Inception Report) SID Cetak Sawah (400 Ha) di Kecamatan Sambaliung dan Perluasan Areal Lahan Kering (200 Ha) di Kecamatan Biatan dan Kecamatan Talisayan BAB III BAB III STUDI PENDAHULUAN STUDI PENDAHULUAN Studi pendahuluan bertujuan untuk mendapatkan gambaran awal mengenai kondisi daerah studi. Dalam studi pendahuluan ini mengacu pada hasil-hasil studi terdahulu yang telah dilakukan dan hasil survey identifikasi di lapangan. Manfaat yang diperoleh konsultan dapat untuk mengidentifikasi rencana hasil studi terdahulu dan singkronisasi dengan keadaan lapangan. 3.1. MENGUMPULKAN DATA SEKUNDER (STUDI TERDAHULU, DATA STATISTIK, PETA, CURAH HUJAN DAN LAIN-LAIN). Dalam rangka menunjang pelaksanaan pekerjaan SID Cetak Sawah (400 Ha) dan Perluasan Areal Lahan Kering (200 Ha) di Kecamatan Biatan dan Kecamatan Talisayan, konsultan tekah memiliki beberapa data yang dapat menunjang pelaksanaan pekerjaan. Data-data tersebut berupa hasil studi terdahulu maupun data sekunder dari instansi terkait serta dari browsing internet. Adapun beberapa data yang sudah diperoleh antara lain : a. Laporan Rancangan Pola Pengelolaan WS. Berau Kelay, PT. Rayakonsult, 2008 b. Laporan Perencanaan Konservasi Sub DAS Beriwit Kabupaten Berau, CV. PORTAL Consultant, 2011. c. Kabupaten Berau Dalam Angka, Badan Pusat Statistik Kabupaten Berau, 2004 – 2009 Bab III - 1

Upload: budiawan-mulianto

Post on 04-Aug-2015

308 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 005. BAB 3. Studi Pendahuluan - OK

Laporan Pendahuluan(Inception Report)

SID Cetak Sawah (400 Ha) di Kecamatan Sambaliung dan Perluasan Areal Lahan Kering (200 Ha) di Kecamatan

Biatan dan Kecamatan Talisayan

BAB IIIBAB IIISTUDI PENDAHULUANSTUDI PENDAHULUAN

Studi pendahuluan bertujuan untuk mendapatkan gambaran awal mengenai kondisi daerah studi. Dalam studi pendahuluan ini mengacu pada hasil-hasil studi terdahulu yang telah dilakukan dan hasil survey identifikasi di lapangan. Manfaat yang diperoleh konsultan dapat untuk mengidentifikasi rencana hasil studi terdahulu dan singkronisasi dengan keadaan lapangan.

3.1. MENGUMPULKAN DATA SEKUNDER (STUDI TERDAHULU, DATA STATISTIK, PETA, CURAH HUJAN DAN LAIN-LAIN).

Dalam rangka menunjang pelaksanaan pekerjaan SID Cetak Sawah (400 Ha) dan Perluasan Areal Lahan Kering (200 Ha) di Kecamatan Biatan dan Kecamatan Talisayan, konsultan tekah memiliki beberapa data yang dapat menunjang pelaksanaan pekerjaan. Data-data tersebut berupa hasil studi terdahulu maupun data sekunder dari instansi terkait serta dari browsing internet. Adapun beberapa data yang sudah diperoleh antara lain :

a. Laporan Rancangan Pola Pengelolaan WS. Berau Kelay, PT. Rayakonsult, 2008

b. Laporan Perencanaan Konservasi Sub DAS Beriwit Kabupaten Berau, CV. PORTAL Consultant, 2011.

c. Kabupaten Berau Dalam Angka, Badan Pusat Statistik Kabupaten Berau, 2004 – 2009

d. Kecamatan Sambaliung Dalam Angka, Badan Pusat Statistik Kabupaten Berau, 2009.

e. Kecamatan Talisayan Dalam Angka, Badan Pusat Statistik Kabupaten Berau, 2009.

f. Kecamatan Biatan Dalam Angka, Badan Pusat Statistik Kabupaten Berau, 2009.

g. Data Klimatologi, BMKG Kalimarau, 1997 - 2008

Bab III - 1

Page 2: 005. BAB 3. Studi Pendahuluan - OK

Laporan Pendahuluan(Inception Report)

SID Cetak Sawah (400 Ha) di Kecamatan Sambaliung dan Perluasan Areal Lahan Kering (200 Ha) di Kecamatan

Biatan dan Kecamatan Talisayan

3.2. IDENTIFIKASI CALON `PETANI DAN CALON LOKASI (CPCL)

Dalam pengembangan air pelaksanaan cetak sawah, ada dua faktor penting yang perlu diperhatikan agar kegiatan ini dapat berhasil dengan baik. Faktor tersebut adalah :

3.2.1. Identifikasi Calon Petani / Kelompok Tani

Pemilihan petani / kelompok tani memperhatikan persyaratan sebagai berikut :

a. Petani di lokasi memerlukan air irigasi danmampu / bersedia memanfaatkan serta merawat infrastruktur pengembangan air permukaan denganbaik.

b. Diutamakan telah terbentuk Kelompok Tani / P3A, bila belum ada agar segera membentuknya sebelum penetapan lokasi.

c. Mampu dan bersedia menyediakan dana operasional dan pemeliharaan secara berkelompok.

d. Petani / kelompok tani terpilih belum pernah mendapat bantuan sejenis.

e. Diprioritaskan pada calon petani / kelompok tani yang mempunyai semangat partisipatif untuk melakukan ”sharing” dalam bentuk tenaga kerja dan penambahan kekurangan material yang diperlukan untuk penyempurnaan pekerjaan pengembangan air permukaan.

f. Tidak ada tuntutan ganti rugi pembebasan lahan dari petani / kelompok tani yang dibuktikan dengan surat pernyataan petani / kelompok tani.

3.2.2. Identifikasi Calon Lokasi

Pemilihan lokasi memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Mempunyai potensi sumber air permukaan, baik kuantitas maupun kualitasnya, yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan irigasi. Sering mengalami kendala / kekurangan air irigasi terutama pada musim kemarau (untuk usaha tani tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan).

b. Diprioritaskan pada lokasi lahan sawah tadah hujandan lahan kering kawasan tanaman pangan, hortikultura,  dan  perkebunan. Untuk kawasan peternakan, digunakan untuk hijauan makanan ternak, air minum ternak, dan sanitasi ternak merupakan kawasan pengembangan peternakan yang memerlukan air sebagai air minum

Bab III - 2

Page 3: 005. BAB 3. Studi Pendahuluan - OK

Laporan Pendahuluan(Inception Report)

SID Cetak Sawah (400 Ha) di Kecamatan Sambaliung dan Perluasan Areal Lahan Kering (200 Ha) di Kecamatan

Biatan dan Kecamatan Talisayan

dan sanitasi ternak serta pengairan irigasi untuk hijauan makanan ternak.

c. Lokasi yang telah ditetapkan agar dicatat koordinat geografisnya yang meliputi lintang, bujur dan ketinggian lokasi di atas permukaan laut (dpl) menggunakan Global Positioning System (GPS), hal ini bertujuan untuk menentukan lokasi kegiatan secara akurat. 

3.3. SOSIALISASI DAN KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

Pelaksanaan kegiatan sosialisasi dan koordinasi dengan instansi terkait dimaksudkan untuk mengkoordinasikan tentang rencana kegiatan ini. Sosialisasi dan koordinasi dengan instansi terkait dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan survey pendahuluan.

3.4. SURVEY PENDAHULUAN

Survey pendahuluan dilakukan oleh tim konsultan yang didampingi oleh Direksi dan Pengawas pekerjaan. Pada survey pendahuluan ini dilakukan identifikasi lokasi studi, kondisi tutupan lahan, kelerengan, dan vegetasi. Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan survey instansional untuk menggali data-data sekunder dan melakukan wawancara dengan tokoh masyarakat dan masyarakat sekitar. Berikut adalah dokumentasi hasil survey Pendahuluan.

3.4.1. Identifikasi Permasalahan Pendahuluan

Dari hasil survey yang telah dilakukan, maka konsultan dapat mengidentifikasi permasalahan yang berkembang pada saat ini. Permasalahan tersebut bukanlah hal yang baru, namun adalah suatu yang saat ini sedang dalam upaya penanggulangannya. Berdasarkan saran, dan masukan dari masyarakat maka berikut adalah permasalah pokok hasil identifikasi pendahuluan diantaranya adalah :

a. Masyarakat di Kecamatan Talisayan dan Sambaliung (petani) belum memiliki pola tanam yang teratur.

b. Perlu adanya pembinaan yang intensif, teratur dan kontinu terhadap para petani (terutama tentang pengolahan tanah yang sesuai dengan tanaman tertentu).

c. Diperlukan koperasi / toko yang menyediakan saprotan yang lengkap dan dekat dengan domisili masyarakat.

d. Diperlukan pembinaan untuk pemanfaatan lahan yang selama ini masih kosong dan tidak dimanfaatkan untuk tanaman yang produktif dan bernilai ekonomi.

Bab III - 3

Page 4: 005. BAB 3. Studi Pendahuluan - OK

Laporan Pendahuluan(Inception Report)

SID Cetak Sawah (400 Ha) di Kecamatan Sambaliung dan Perluasan Areal Lahan Kering (200 Ha) di Kecamatan

Biatan dan Kecamatan Talisayan

e. Diperlukan terobosan tentang pengolahan dan pemasaran hasil panen dari para petani.

3.4.2. Kondisi Kependudukan, Sosial, Ekonomi dan Pertanian Wilayah Studi

a. Kecamatan Talisayan

1). Kondisi Kependudukan Kecamatan Talisayan dengan luas wilayah keseluruhan 341.693 Ha. berpenduduk 8.743 jiwa terdiri atas 4.805 laki-laki dan 3.938 perempuan. Penduduk Kecamatan Talisayan terdiri dari berbagai suku. Jumlah penduduk di Kecamatan Talisayan dalam 10 (sepuluh) tahun mengalami perubahan yang cukup drastis dengan kecenderungan pertumbuhan minus.

Tabel 3.1. Data Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Talisayan

Dalam 10 (Sepuluh) Tahun Terakhir

TahunLaki-laki

Perempuan JumlahRasio Jenis

KelaminPertumbuhan

1 2 3 4 5 6

           

1998 9.804 7.944 17.748 123,41 -1,39

1999 10.272 8.374 18.646 122,67 5,06

2000 9.172 7.751 16.923 118,33 -9,24

2001 9.309 7.858 17.167 118,47 1,44

2002 10.212 8.650 18.862 118,06 9,87

2003 6.888 5.562 12.450 123,84 -33,99

2004 7.075 5.745 12.820 123,15 2,97

2005 4.591 3.843 8.434 119,46 -34,21

2006 4.697 3.890 8.587 120,75 1,81

2007 4.805 3.938 8.743 122,02 1,82

2008 4.914 3.988 8.902 123,22 1,82

           

Rata-rata Petumbuhan penduduk dalam 10 Tahun -4,64

Sumber : Diolah dari Kabupaten Berau Dalam Angka, 2009

Fenomena pertumbuhan penduduk minus seperti tersebut di atas kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal, antara lain :a). Pemekaran wilayahb). Migrasi penduduk besar-besaran (eksodus)

Bab III - 4

Page 5: 005. BAB 3. Studi Pendahuluan - OK

Laporan Pendahuluan(Inception Report)

SID Cetak Sawah (400 Ha) di Kecamatan Sambaliung dan Perluasan Areal Lahan Kering (200 Ha) di Kecamatan

Biatan dan Kecamatan Talisayan

Jumlah penduduk angkatan kerja produktif di Kecamatan Talisan cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari struktur umur penduduk Kecamatan Talisan.

Tabel 3.2. Struktur Umur Penduduk Kecamatan Talisayan

Kelompok Umur

Laki-laki

(Jiwa)

Prosentase (%)

Perempuan (Jiwa)

Prosentase (%)

Jumlah (Jiwa)

           

0 - 4 702 14,61 554 14,07 1.256

5 - 9 699 14,55 510 12,95 1.209

10 - 14 530 11,03 412 10,46 942

15 - 19 446 9,28 327 8,30 773

20 - 24 429 8,93 442 11,22 871

25 - 29 396 8,24 522 13,26 918

30 - 34 424 8,82 289 7,34 713

35 -3 9 349 7,26 333 8,46 682

40 - 44 253 5,27 146 3,71 399

45 - 49 189 3,93 117 2,97 306

50 -54 136 2,83 75 1,90 211

55 - 59 80 1,66 63 1,60 143

60 - 64 83 1,73 45 1,14 128

65 + 89 1,85 103 2,62 192

           

Jumlah 4.805   3.938    

Sumber : Diolah dari Kecamatan Talisayan Dalam Angka, 2009

2). Kondisi Sosial

Sarana dan prasarana sosial di Kecamatan Talisayan cukup memadai. Kondisi jalan dari Kecamatan Talisayan menuju job site yang dilalui secara umum cukup baik, meskipun terdapat lubang-lubang yang membahayakan terutama pada saat hujan.

Fasilitas penerangan sebagian besar masyarakat telah menikmati penerangan listrik PLN. Sementara itu untuk ketersedian air bersih baru masyarakat Talisayan (ibu kota kecamatan) yang menikmati air bersih dari PDAM. Sedangkan sebagian besar yang lain masih untuk ketersediaan air bersih masih mamakai air sungai atau sumur gali. Bahkan beberapa warga yang lain masih menggunakan air hujan sebagai air besih untuk minum dan memasak.

Sarana pendidikan di Kecamatan Talisayan sudah cukup memadai. Prasarana pendidikan dari tingkat TK sampai dengan

Bab III - 5

Page 6: 005. BAB 3. Studi Pendahuluan - OK

Laporan Pendahuluan(Inception Report)

SID Cetak Sawah (400 Ha) di Kecamatan Sambaliung dan Perluasan Areal Lahan Kering (200 Ha) di Kecamatan

Biatan dan Kecamatan Talisayan

tingkat SMU tersedia. Dari jumlah penduduk usia sekolah (2.924 jiwa) 74,44 % atau 2.206 jiwa mengenyam pendidian.

Tabel 3.3. Banyaknya Sarana Pendidikan dan Murid

Kecamatan Talisayan

No. DesaTingkat Pedidikan

TK SD/MI SLTP/MTs SMU/MA

         1 Campur Sari 1 1 1 -

2 Bumi Jaya 1 1 - -

3 Tunggal Bumi 1 1 - -

4 Dumaring 1 2 - -

5 Suka Muria 1 1 - -

6 Purna Sari Jaya 1 1 - -

7 Sumber Mulia 1 1 - -

8 Eka Sapta 1 1 1 -

9 Talisayan 2 1 1 1

             Jumlah Sarana Pendidikan 10 10 3 1

           

  Jumlah Murid 115 1.379 425 287

Sumber : Diolah dari Kecamatan Talisayan Dalam Angka, 2009

Demikian halnya dengan sarana kesehatan di Kecamatan Talisayan, sudah cukup memadai. Masyarakat pada umumnya sudah menyadari arti penting kesehatan. Banyaknya fasilitas kesehatan menyadarkan masyarakat pola hidup sehat, sehingga kalau mengalami sakit masyarakat sudah tidak lagi pergi kedukun, melainkan ke balai pengobatan seperti rumah sakit, puskesmas, puskesmas pembantu ataupun ke mantri atau dokter terdekat.

3). Kondisi Ekonomi Kondisi perekonomian masyarakat Kecamatan Talisayan secara umum tumbuh dan berkembang cukup baik. Berbagai fasilitas ekonomi (pasar, koperasi dan pertokoan) yang menyediakan keperluan sehari-hari telah cukup tersedia. Hanya saja untuk keperluan tertentu yang bersifat “barang mewah”, pembeliannya masih di ibu kota kabupaten (Tanjung Redeb).

Mata pencaharian mayoritas masyarakat Kecamatan Talisayan adalah bertani. Dilihat dari jumlahnya, berarti 83,11 %

Bab III - 6

Page 7: 005. BAB 3. Studi Pendahuluan - OK

Laporan Pendahuluan(Inception Report)

SID Cetak Sawah (400 Ha) di Kecamatan Sambaliung dan Perluasan Areal Lahan Kering (200 Ha) di Kecamatan

Biatan dan Kecamatan Talisayan

penduduk Kecamatan Talisayan usia produktif bekerja, dengan 34,42 % diantaranya adalah bertani.

Tabel 3.4. Jenis Mata Pencaharian Masyarakat Kecamatan Talisayan Menurut Lapangan Pekerjaan Dirinci Per Desa

No.Jenis Mata

Pencaharian

Desa

JumlahDumaringCampur

SariBumi Jaya

TalisayanSumber Mulya

Eka Sapta

Purna Sari Jaya

Suka Murya

Tunggal Bumi

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Pertanian : - Tanaman Pangan 313 198 455 61 259 288 62 254 369 2.259 - Perkebunan 53 2 - 49 2 20 24 2 - 152 - Perikanan 15 - - 198 - - 15 - - 228 - Peternakan 40 33 12 10 38 2 7 38 8 188 - Kehutanan 27 15 7 67 5 3 29 17 12 1822 Penggalian - - - - - - - - - 03 Industri - - - 13 - - 16 - - 294 Listrik & PAM - - - 3 - - - - - 35 Konstruksi 4 3 4 9 6 3 2 6 1 386 Perdagangan 9 7 10 64 9 8 7 9 5 1287 Angkutan & Komunikasi - 1 3 9 1 - - - - 14

8 Keuangan, Persewaan dan Asuransi - - - 13 - - - - - 13

9 Jasa-jasa 177 56 68 116 37 25 21 28 17 54510 Pemerintahan 22 20 9 138 15 23 13 12 19 271

Sumber : Diolah dari Kecamatan Talisayan Dalam Angka, 2009

4). Kondisi Pertanian Kecamatan Talisayan dilihat dari luas wilayahnya masih mempunyai potensi pertanian cukup luas. Dari luas total wilayah Kecamatan Talisayan 341.693,00 Ha. hanya 10.424,38 Ha. yang dimanfaatkan (1.269,63 ha untuk produksi tanaman pangan dan 9.154,75 Ha. untuk produksi tanaman non pangan). Sementara itu 331.286,62 Ha. (96,95 % luas wilayah) belum termanfaatkan dengan baik.

Bab III - 7

Page 8: 005. BAB 3. Studi Pendahuluan - OK

Laporan Pendahuluan(Inception Report)

SID Cetak Sawah (400 Ha) di Kecamatan Sambaliung dan Perluasan Areal Lahan Kering (200 Ha) di Kecamatan

Biatan dan Kecamatan Talisayan

Tabel 3.5. Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan Dirinci Per Desa

Desa

Padi Sawah Padi Ladang JagungLuas Produksi Luas Produksi Luas Prod.(ha) (ton) (ha) (ton) (Ha) (Ton)

1 2 3

1. Campur Sari 134,58 525,47 105,22 195,75 2,50 5,53

2. Bumi Jaya 58,25 250,28 224,36 412,62 3,19 6,97

3. Tunggal Bumi - - 224,76 390,15 9,44 20,84

4. Dumaring - - 178,55 320,47 2,08 4,56

5. Suka Muria - - 46,42 83,32 3,00 6,58

6. Purna Sari Jaya - - 50,17 90,41 8,96 19,79

7. Sumber Mulia 20,17 77,25 112,22 202,26 13,44 29,44

8. Eka Sapta - - 57,22 103,56 4,39 9,96

9. Talisayan - - 10,71 19,46 - -

Jumlah 213,00 853,00 1.009,63 1.818,00 47,00 103,67

Sumber : Kecamatan Talisayan Dalam Angka, 2009

Catatan :Rata-rata hasil produksi padi sawah 4,00 ton/ha

Rata-rata hasil produksi padi ladang 1,80 ton/ha

Rata-rata hasil produksi jagung 2,21 ton/ha

Dengan asumsi ideal rata-rata panen 7 ton/ha (gabah kering), maka dari tabel di atas dapat dicermati bahwa, produksi tanaman pangan (padi sawah) yang dihasilkan masyarakat petani di Kecamatan Talisayan tidak cukup memadai. Untuk mencapai tingkat panen yang ideal, diperlukan treatment tertentu dan pembinaan yang konitinu.

b. Kecamatan Sambaliung

Laju pertumbuhan penduduk di suatu wilayah biasanya mempunyai korelasi terhadap masalah sosial, artinya semakin tinggi laju pertumbuhan penduduk, maka masalah sosial di daerah itu akan semakin kompleks.

Pada bagian ini sajikan keadaan sosial yang ada di Kecamatan Sambaliung, yang meliputi pendidikan, kesehatan, dan sosial.

Bab III - 8

Page 9: 005. BAB 3. Studi Pendahuluan - OK

Laporan Pendahuluan(Inception Report)

SID Cetak Sawah (400 Ha) di Kecamatan Sambaliung dan Perluasan Areal Lahan Kering (200 Ha) di Kecamatan

Biatan dan Kecamatan Talisayan

1). Aksesibilitas

Kecamatan Sambaliung beribukota di Desa Sambaliung. Untuk mencapai lokasi Desa Sambaliung yang berjarak 45 Km dari kota Tanjung Redeb dapat ditempuh melalui jalur darat, dengan waktu sekitar 1,5 jam perjalanan.

Tabel 3.6. Orbitasi Desa Sambaliung

No.Orbitasi dan Jarak

tempuhKeterangan

1.Ke Ibukota Kecamatan Sambaliung

Transportasi darat + 1 jam

2.Ke Ibukota Kabupaten)tamadya

Transportasi darat + 1 jam

3.Ke Ibukota Propinsi (dari Tj. Redeb)

• Transportasi udara ke Samarinda + 45 menit

• Transportasi darat ke Samarinda + 17 jam

2). Laju Pertumbuhan Penduduk

Indikator tingkat pertumbuhan penduduk sangat berguna untuk memprediksi jumlah penduduk di suatu wilayah dimasa yang akan datang. Dengan diketahuinya jumlah penduduk yang akan datang, diketahui pula kebutuhan dasar penduduk ini, khususnya di bidang sosial dan ekonomi.

Fertilitas atau kelahiran merupakan salah satu faktor penambah jumlah penduduk disamping migrasi masuk. Tingkat kelahiran di masa lalu mempengaruhi tingginya tingkat fertilitas masa kini.

Bab III - 9

Page 10: 005. BAB 3. Studi Pendahuluan - OK

Laporan Pendahuluan(Inception Report)

SID Cetak Sawah (400 Ha) di Kecamatan Sambaliung dan Perluasan Areal Lahan Kering (200 Ha) di Kecamatan

Biatan dan Kecamatan Talisayan

Mortalitas atau kematian dapat menimpa siapa saja, tua, muda, kapan dan dimana saja. Kasus kematian terutama dalam jumlah banyak berkaitan dengan masalah sosial, ekonomi, adat istiadat maupun masalah kesehatan lingkungan. Indikator kematian berguna untuk memonitor kinerja pemerintah pusat maupun lokal dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Laju pertumbuhan penduduk Kecamatan Sambaliung rata-rata dalam 5 (lima) tahun 0,99 % / tahun. Angka laju pertumbuhan penduduk tersebut relatif rendah. Adanya petumbuhan penduduk minus (2009 dan 2010), dikarenakan adanya beberapa transmigran yang kembali ke daerah asalnya atau migrasi ke daerah lain.

Tabel 3.7. Laju Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Sambaliung Dari Tahun 2005 - 2010

Tahun Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan

2005 24.227 6,5202006 24.331 0,4292007 24.435 0,4272008 24.539 0,4262009 24.396 -0,5832010 24.080 -1,295

     Rata-rata   0,99

Sumber : Diolah dari Data Kecamatan Sambaliung Dalam Angka, 2009 & Data Kabupaten Berau Dalam Angka, 2009 Data Sensus Penduduk Kabupaten Berau, 2010

Seiring dengan semakin padatnya jumlah penduduk yang ada, jumlah keluarga yang tinggal di Kecamatan Sambaliung sebesar 5.215 keluarga. Sebagian besar keluarga ini tinggal di Desa

Bab III - 10

Page 11: 005. BAB 3. Studi Pendahuluan - OK

Laporan Pendahuluan(Inception Report)

SID Cetak Sawah (400 Ha) di Kecamatan Sambaliung dan Perluasan Areal Lahan Kering (200 Ha) di Kecamatan

Biatan dan Kecamatan Talisayan

Sungai Nyamuk, sekitar 34,52%, kemudian 27,02% diantaranya tinggal di Desa Pancang sedangkan sisanya tersebar di Desa Tanjung Aru dan Tanjung Karang sebanyak 22,34% dan 16,12%.

3). Tenaga Kerja

Proporsi pekerja menurut lapangan pekerjaan merupakan salah satu ukuran untuk melihat potensi sektor perekonomian suatu wilayah dalam menyerap tenaga kerja. Selain itu, indikator tersebut juga mencerminkan struktur perekonomian suatu wilayah. Sektor pertanian merupakan sektor yang paling dominan dalam penyerapan tenaga kerja. Dua sektor lain yang juga banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor perkebunan dan perdagangan.

Jumlah jam kerja dapat digunakan sebagai ukuran produktivitas pekerja. Berdasarkan jam kerjanya, 81.87 % pekerja dapat digolongkan sebagai pekerja produktif karena memiliki jam kerja lebih dari 35 jam dalam seminggu.

Angka Partisipasi Angkatan Kerja (APAK) adalah bagian dari penduduk usia kerja, 15 tahun keatas yang mempunyai pekerjaan selama seminggu yang lalu, baik yang bekerja maupun yang sementara tidak bekerja karena suatu sebab  seperti menunggu panenan atau cuti. Di samping itu, mereka yang tidak mempunyai pekerjaan tetapi sedang mencari pekerjaan juga termasuk dalam kelompok angkatan kerja. (Sensus Penduduk 2000, hal : xxi).

Sementara itu, penduduk yang bekerja atau mempunyai pekerjaan adalah mereka yang selama seminggu melakukan pekerjaan atau bekerja untuk memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan selama paling sedikit satu jam dalam seminggu yang lalu dan tidak boleh terputus. (Sensus Penduduk 2000, hal : xxi).

Indikator ini bermanfaat untuk mengetahui bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya terlibat, atau berusaha untuk terlibat, dalam kegiatan produktif yaitu memproduksi barang dan jasa, dalam kurun waktu tertentu.

Cara menghitung APAK dapat dilakukan dengan membandingkan antara jumlah penduduk yang termasuk dalam

Bab III - 11

Page 12: 005. BAB 3. Studi Pendahuluan - OK

Laporan Pendahuluan(Inception Report)

SID Cetak Sawah (400 Ha) di Kecamatan Sambaliung dan Perluasan Areal Lahan Kering (200 Ha) di Kecamatan

Biatan dan Kecamatan Talisayan

angkatan kerja dengan jumlah penduduk yang termasuk dalam usia kerja.

a). Tenaga Produktif

Keadaan/gambaran mengenai tenaga produktif di daerah Survey dan sekitarnya, dapat diprediksi dengan uji “Fourty Percent Test”.

Bab III - 12

Page 13: 005. BAB 3. Studi Pendahuluan - OK

Laporan Pendahuluan(Inception Report)

SID Cetak Sawah (400 Ha) di Kecamatan Sambaliung dan Perluasan Areal Lahan Kering (200 Ha) di Kecamatan

Biatan dan Kecamatan Talisayan

Tabel 3.8. Gambaran 40 % Test di Daerah Survey

No. LokasiAnak-anak 0 - 15 tahun

(jiwa)

Jumlah Penduduk

(jiwa)

40 Test (%)

1 Kecamatan Sambaliung 6.782 24.396 0,278

Sumber : Diolah dari Data Kecamatan Sambaliung Dalam Angka 2009

Dari Tabel 3.8. terlihat bahwa secara umum variasi dari nilai 40 % Test tersebut di wilayah survey adalah tergolong relatif tidak terlalu menyolok. Dengan nilai tersebut menunjukkan struktur umur penduduk di daerah survey khususnya (Kecamatan Sambaliung) adalah usia muda. Walaupun demikian nilai 40 % Test tersebut secara langsung akan mempengaruhi ketersediaan tenaga kerja pada waktu yang akan datang. Hal ini dapat ditunjukkan apabila nilai 40 % test tersebut kurang dari 40 %, maka secara langsung dapat dikatakan daerah tersebut cenderung memiliki ketersediaan tenaga kerja yang memadai.

b). Dependency Ratio

Gambaran mengenai berapa jumlah penduduk usia kerja harus menanggung beban penduduk bukan usia kerja, dapat diprediksi menggunakan angka dependency ratio.

Hasil perhitungan mengenai ukuran “Dependency Ratio” wilayah survey, yang ditunjukkan dengan keadaan-keadaan “Dependency Ratio” pada kelurahan yang merupakan lokasi survey dan dengan menggunakan data pada Tabel 3.8. adalah :

Dengan menggunakan ukuran dependency ratio, dikatakan bahwa tenaga produktif di desa-desa tergolong cukup berat. Berdasarkan model tersebut terlihat bahwa setiap

Bab III - 13

Page 14: 005. BAB 3. Studi Pendahuluan - OK

Laporan Pendahuluan(Inception Report)

SID Cetak Sawah (400 Ha) di Kecamatan Sambaliung dan Perluasan Areal Lahan Kering (200 Ha) di Kecamatan

Biatan dan Kecamatan Talisayan

100 orang penduduk usia kerja harus menanggung beban sekitar + 30 orang penduduk bukan usia kerja produktif. Dengan kata lain, artinya setiap satu orang tenaga kerja di daerah ini, harus menanggung beban masing-masing 0,299 penduduk bukan tenaga produktif.

4). Fasilitas dan Aktivitas Sosial

Laju pertumbuhan penduduk di suatu wilayah biasanya mempunyai korelasi terhadap masalah sosial, artinya semakin tinggi laju pertumbuhan penduduk, maka masalah sosial di daerah itu akan semakin kompleks.

Pada bagian ini sajikan keadaan sosial yang ada di Kecamatan Sambaliung, yang meliputi Pendidikan, Kesehatan, Agama, keadaan sosial dan kriminalitas.

a). Pendidikan

Pada tahun 2009 sarana pendidikan yang tercatat di Kecamatan Sambaliung terdiri dari 17 Taman Kanak-kanak, 30 Sekolah Dasar / sederajad, 6 SLTP / sederajad, dan 2 SMU / sederajad.

Salah satu penunjang keberhasilan pendidikan adalah tersedianya tenaga pengajar yang memadai untuk setiap jenjang pendidikan. Rasio murid-guru merupakan salah satu indikator yang menggambarkan beban kerja seorang guru terhadap muridnya. Rasio ini juga mencerminkan mutu pendidikan di kelas, karena semakin besar angka ini berarti beban kerja seorang guru semakin berat.

Berdasarkan tingkat pendidikan, maka sebagian besar penduduk Kecamatan Sambaliung pernah mengenyam pendidikan, dalam arti tingkat buta huruf relative kecil hanya 283 orang diantara 20.814 jiwa penduduk atau sebesar 1,36 %.

Tingkat pendidikan masyarakat Kecamatan Sambaliung 5.323 orang yang tamat SLTP - S1, sementara yang tidak lulus SD adalah 509 orang serta yang lulus SD / sederajat 8.734 orang. Perbandingan jumlah penduduk yang mengenyam pendidikan SLTP / sederajat ke atas dan yang hanya mengenyam pendidikan SD / sederajat adalah 1 : 17 yang berarti Kecamatan Sambaliung tingkat pendidikannya masih relatif rendah.

Bab III - 14

Page 15: 005. BAB 3. Studi Pendahuluan - OK

Laporan Pendahuluan(Inception Report)

SID Cetak Sawah (400 Ha) di Kecamatan Sambaliung dan Perluasan Areal Lahan Kering (200 Ha) di Kecamatan

Biatan dan Kecamatan Talisayan

Tabel 3.9. Tabulasi Tingkat Pendidikan Masyarakat Kecamatan Sambaliung

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Prosentase (%)

       1 Belum sekolah 1.618 7,77

2 Usia 7-45 tahun tidak pernah sekolah 283 1,36

3 Tidak tamat SD 509 2,45

4 Tamat SD/Sederajat 9.670 46,46

5 SLTP/Sederajat 5.323 25,57

6 SLTA/Sederajat 3.241 15,57

7 D1 16 0,08

8 D2 15 0,07

9. D3 61 0,29

10. S-1 78 0,37

       

  Jumlah 20.814  100,00

Sumber : Diolah dari berbagai sumber

b). AgamaMasyarakat Kecamatan Sambaliung cukup agamis. Kehidupan keagamaan masing-masing pemeluk agama cukup harmonis dan tidak pernah terjadi gesekan yang dilatarbelakangi perbedaan agama. Mayoritas masyarakat Kecamatan Sambaliung beragama Islam (96,80 %), sedangkan pemeluk Agama Kristen sebanyak 1,58 % dan pemeluk agama lain 0,03 %. Sumber : Diolah dari Data Kecamatan Sambaliung Dalam Angka 2009

c). Kesehatan Masyarakat

(1). Air Bersih

Penyediaan air bersih dan layak digunakan untuk keperluan sehari-hari dipenuhi dengan tersedianya intake Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang beroperasi di Kecamatan Sambaliung. Dari data Kecamatan Sambaliung Dalam Angka 2009, banyaknya rumah tangga yang sudah menggunakan air PDAM sebanyak 1.296 KK atau 21,28 %.

Bab III - 15

Page 16: 005. BAB 3. Studi Pendahuluan - OK

Laporan Pendahuluan(Inception Report)

SID Cetak Sawah (400 Ha) di Kecamatan Sambaliung dan Perluasan Areal Lahan Kering (200 Ha) di Kecamatan

Biatan dan Kecamatan Talisayan

Sedangkan sisanya 4.693 KK masing menggunakan air sumur, air sungai dan air hujan.

Berdasarkan data resmi PDAM Kabupaten Berau 2011, dari intake Sambaliung saat ini mampu memproduksi air baku sebanyak 80 lt / dt. Dengan asumsi tersebut, seharusnya seluruh rumah tangga / kk dapat terpenuhi dengan air baku PDAM. Berikut disajikan data keadaan rumah tangga menurut sumber Air Minum di dirinci per desa.

Tabel 3.10. Keadaan Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum Di Dirinci Per Desa

No. Desa Leding Pompa Sumur Sungai Lainnya

             1 Long Lanuk 0 0 0 147 62 Tumbit Dayak 0 0 59 201 123 Inaran 0 0 0 94 44 Pegat Bukur 0 0 32 435 185 Rantau Panjang 0 0 0 80 46 Sambaliung 315 0 297 767 757 Bebanir 309 0 132 147 368 Gurimbang 0 0 242 274 99 Tanjung Perangat 0 0 128 37 710 Sukan Tengah 0 0 45 70 3311 Suaran 0 0 70 290 1712 Pesayan 182 0 43 276 2013 Pilanjau 463 0 59 82 1414 Bena Baru 0 0 57 72 615 UPT Sukan Tengah III 0 0 105 104 916 UPT Sukan Tengah IV 0 0 50 25 3             

  Jumlah 1.269 0 1.319 3.101 273

Sumber : Data diolah dari berbagai sumber

(2). Kondisi Kesehatan Masyarakat

Kesadaran masyarakat Kecamatan Sambaliung untuk berobat ke Dokter / Mantri / Puskesmas / Pusban sudah cukup baik. Hal ini disebabkan adanya pembinaan lingkungan tentang kesehatan yang dilaksanakan secara rutin melalui kegiatan-kegiatan ; Pembinaan Kesehatan Keluarga, Pembinaan KB, Posyandu, UKS, Pembinaan Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut / UKGM, dll. Berikut di sajikan daftar 10

Bab III - 16

Page 17: 005. BAB 3. Studi Pendahuluan - OK

Laporan Pendahuluan(Inception Report)

SID Cetak Sawah (400 Ha) di Kecamatan Sambaliung dan Perluasan Areal Lahan Kering (200 Ha) di Kecamatan

Biatan dan Kecamatan Talisayan

(sepuluh) penyakit yang diderita masyarakat Kecamatan Sambaliung dari Juni 2010 - Mei 2011.

d). Sarana Transportasi

Kendaraan angkutan umum yang beroprasi di Kecamatan Sambaliung terdiri dari mobil penumpang umum, dan mobil barang. Sementara itu sarana transportasi yang berupa jalan masih relatif kurang memadai. Bedasarkan data Kabupaten Berau 2009 dan Kecamatan Sambaliung Dalam Angka 2009, sejak tahun 2005 - 2009 penambahannya sangat minim sekali. Demikian halnya dengan status kelas jalan yang ada masih didominasi oleh jalan dengan jalan tanah (TT). Berikut disajikan panjang dan status jalan yang ada di Kecamatan Sambaliung.

e). Sarana Prasarana Perhubungan dan Komunikasi

Sarana perhubungan di suatu wilayah merupakan kebutuhan pokok suatu daerah dan merupakan suatu tanda majunya suatu daerah. Dengan tersedianya saran perhubungan yang memadai terutama sarana jalan dan angkutan kendaraan akan memudahkan masyarakat dalam berusaha dan berinteraksi dengan masyarakat daerah lain.

Tabel 3.11. Daftar 10 (Sepuluh) Penyakit Yang Diderita Masyarakat Kecamatan Sambaliung (Periode Juni 2010 - Mei 2011)

No. Nama Penyakit Jumlah Penderita

Prosentase (%)

1. Penyakit Saluran Pernafasan Bagian Atas 257 29,612. Diare 124 14,293. Tukak Lambung 90 10,374. Malaria Klinis 76 8,765. Penyakit Sistem Otot & Jaringan Pengikat 71 8,18

6. Penyakit Kulit/Penyakit Lain Pada Saluran Pernapasan Atas 66 7,60

7. Infeksi Penyakit Usus/Disentri 72 8,298. Penyakit Kulit Alergi 41 4,729. Penyakit Kulit Jamur 37 4,2610. Penyakit Kulit Infeksi 34 3,92

Total 868 100,00

Sumber : Data Puskesmas Induk Sambaling, 2011

Bab III - 17

Page 18: 005. BAB 3. Studi Pendahuluan - OK

Laporan Pendahuluan(Inception Report)

SID Cetak Sawah (400 Ha) di Kecamatan Sambaliung dan Perluasan Areal Lahan Kering (200 Ha) di Kecamatan

Biatan dan Kecamatan Talisayan

Sementara untuk komunikasi dengan telepon seluler (handphone), di Kecamatan Sambaliung sudah sangat baik. Operator seluler yang beroperasi di Kecamatan Sambaliung adalah Telkomsel dan Indosat.

f). Listrik

PLN Cabang Berau memiliki 2 dua pembangkit, yaitu PLN Berau (tenaga diesel) dengan kapasitas 2 MW dan PLTU Lati (batu bara) dengan kapasitas 5 MW serta 10 Unit Layanan Distribusi (ULD).

Kurangnya daya listrik di Kabupaten Berau pada umumnya mengakibatkan banyaknya rumah tangga yang belum terlayani aliran listrik. Sementara rumah tangga yang sudah dialiri listrik juga mengalami pemadaman secara bergilir. Berikut disajikan keadaan rumah tangga menurut jenis penerangan yang digunakan masyarakat Kecamatan Sambaliung dirinci per desa.

Tabel 3.12. Keadaan Rumah Tangga Menurut Jenis Penerangan Yang Digunakan Dirinci Per Desa

No. DesaListrik Minyak Tanah

LainnyaPLN Non PLN Surya Pertromak Templok

               1 Long Lanuk 0 27 0 34 86 0

2 Tumbit Dayak 76 112 0 20 30 22

3 Inaran 0 94 0 0 0 0

4 Pegat Bukur 0 456 0 0 0 11

5 Rantau Panjang 0 28 0 26 26 0

6 Sambaliung 719 61 0 150 221 228

7 Bebanir 252 12 0 109 153 62

8 Gurimbang 487 29 0 0 0 0

9 Tanjung Perangat 142 23 0 0 0 0

10 Sukan Tengah 46 32 0 0 0 70

11 Suaran 0 357 0 0 0 3

12 Pesayan 0 490 0 0 0 11

13 Pilanjau 0 558 0 21 25 0

14 Bena Baru 0 101 0 0 0 28

15 UPT Sukan Tengah III 0 60 0 65 50 34

16 UPT Sukan Tengah IV 0 50 0 10 10 5

  Jumlah 1.722 2.490 0 435 601 474

Sumber : Data Kecamatan Sambaliung Dalam Angka, 2009 & Website Resmi PLN Berau 2011.

Bab III - 18

Page 19: 005. BAB 3. Studi Pendahuluan - OK

Laporan Pendahuluan(Inception Report)

SID Cetak Sawah (400 Ha) di Kecamatan Sambaliung dan Perluasan Areal Lahan Kering (200 Ha) di Kecamatan

Biatan dan Kecamatan Talisayan

c. Kecamatan Biatan

1). Kondisi Kependudukan Kecamatan Biatan dengan luas wilayah keseluruhan 1.432,04 Km. berpenduduk 4.558 jiwa terdiri atas 2.521 laki-laki dan 2.037 perempuan. Penduduk Kecamatan Biatan terdiri dari 1.035 rumah tangga, dengan kepadatan penduduk 3,18 penduduk / km2.

Penduduk Kecamatan Biatan terdiri dari berbagai suku. Dengan demikian kultur / budaya penduduknya sangat heterogen. Hal ini terjadi karena mayoritas penduduk Kecamatan Biatan adalah transmigran. Dengan demikian tidak terdapat budaya yang mendominir terhadap budaya yang lain. Sumber : Kabupaten Berau Dalam Angka, 2009.

Tabel 3.13. Data Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Biatan Dalam 10 (Sepuluh) Tahun Terakhir

TahunLaki-laki

Perempuan JumlahRasio Jenis

KelaminPertumbuhan

1 2 3 4 5 6

           

1998 - - - - -

1999 - - - - -

2000 - - - - -

2001 - - - - -

2002 - - - - -

2003 - - - - -

2004 - - - - -

2005 2.509 2.019 4.528 124,27 -

2006 2.513 2.025 4.538 124,10 0,22

2007 2.517 2.031 4.548 123,93 0,22

2008 2.521 2.037 4.558 123,76 0,22

           

Rata-rata Petumbuhan penduduk dalam 10 Tahun 0,22

Sumber : Diolah dari Kabupaten Berau Dalam Angka, 2009 Dan Kecamatan Biatan Dalam Angka, 2008

Keadaan tabel 3.13. tersebut, dikarenakan Kecamatan Biatan baru di mekarkan pada Tahun 2005 dari Kecamatan Tabalar dan Kecamatan Talisayan. Dengan demikian pertumbuhan penduduk sebelum tahun 2005 tidak dapat dihitung.

Bab III - 19

Page 20: 005. BAB 3. Studi Pendahuluan - OK

Laporan Pendahuluan(Inception Report)

SID Cetak Sawah (400 Ha) di Kecamatan Sambaliung dan Perluasan Areal Lahan Kering (200 Ha) di Kecamatan

Biatan dan Kecamatan Talisayan

Tabel 3.14. Struktur Umur Penduduk Kecamatan Biatan

Kelompok Umur

Laki-laki

(Jiwa)

Prosentase (%)

Perempuan (Jiwa)

Prosentase (%)

Jumlah (Jiwa)

           

0 - 4 317 12,57 239 11,73 556

5 - 9 304 12,06 223 10,95 527

10 - 14 267 10,59 189 9,28 456

15 - 19 265 10,51 214 10,51 479

20 - 24 253 10,04 229 11,24 482

25 - 29 218 8,65 255 12,52 473

30 - 34 219 8,69 184 9,03 403

35 -3 9 196 7,77 174 8,54 370

40 - 44 145 5,75 98 4,81 243

45 - 49 107 4,24 71 3,49 178

50 -54 83 3,29 50 2,45 133

55 - 59 47 1,86 30 1,47 77

60 - 64 49 1,94 23 1,13 72

65 + 51 2,02 58 2,85 109

           

Jumlah 2.521   2.037   4.558Sumber : Diolah dari Kabupaten Berau Dalam Angka, 2009 Dan Kecamatan Biatan Dalam Angka, 2008

2). Kondisi Sosial

Sarana dan prasarana sosial di Kecamatan Biatan kurang memadai. Kondisi jalan dari Tanjung Redeb menuju Kecamatan Biatan dan menuju job site yang dilalui cukup memprihatinkan. Sepanjang jalan tedapat lubang-lubang yang membahayakan terutama pada saat hujan.

Fasilitas penerangan untuk masyarakat Kecamatan Biatan masih sangat kurang memadai. Prosentase KK yang dapat menikmati penerangan listrik PLN baru 251 KK atau 24,25 %. Sementara sisanya 110 KK atau 10,63 % menggunakan listrik non PLN dan 674 KK atau 65,12 % masih menggunakan petromak atau teplok.

Bab III - 20

Page 21: 005. BAB 3. Studi Pendahuluan - OK

Laporan Pendahuluan(Inception Report)

SID Cetak Sawah (400 Ha) di Kecamatan Sambaliung dan Perluasan Areal Lahan Kering (200 Ha) di Kecamatan

Biatan dan Kecamatan Talisayan

Tabel 3.15. Fasilitas Penerangan di Kecamatan Biatan

Desa

Listrik Minyak Tanah

PLNNon PLN

Surya Pertromak Templok

           1.  Biatan Bapinang 0 19 35 11 36

2.  Biatan Baru 0 9 0 21 74

3.  Bukit Makmur Jaya 0 12 0 26 99

4.  Manunggal jaya 89 0 0 22 69

5.  Biatan Lempake 116 0 0 24 143

6.  Biatan Ulu 0 0 0 0 21

7.  Karangan 35 0 0 28 78

8.  Biatan Ilir 11 1 34 0 22

           Jumlah 251 41 69 132 542

Sumber : Diolah dari Kabupaten Berau Dalam Angka, 2009 Dan Kecamatan Biatan Dalam Angka, 2008

Demikian halnya dengan ketersedian air baku untuk masyarakat Kecamatan Biatan, masih sangat kecil (Hanya masyarakat di desa Biatan Lempake). Masyarakat di desa lain belum dapat menikmati aliran air dari PDAM. Sebagian besar yang lain untuk ketersediaan air baku masih mamakai air sungai atau sumur gali. Bahkan beberapa warga yang lain masih menggunakan air hujan sebagai air besih untuk minum dan memasak.

Tabel 3.16. Ketersediaan Air Baku di Kecamatan Biatan

Desa Leding Pompa Sumur Sungai Lainnya Jumlah

             1.  Biatan Bapinang - - - 101 - 101

2.  Biatan Baru - - 104 - - 104

3.  Bukit Makmur Jaya - - - - 137 137

4.  Manunggal jaya - - 174 - - 174

5.  Biatan Lempake 242 - 41 - 283

6.  Biatan Ulu - - 21 - - 21

7.  Karangan - - 22 125 - 147

8.  Biatan Ilir - - - 68 - 68

 

Jumlah 242 0 362 294 137 1035

Sumber : Diolah dari Kabupaten Berau Dalam Angka, 2009 Dan Kecamatan Biatan Dalam Angka, 2008

Bab III - 21

Page 22: 005. BAB 3. Studi Pendahuluan - OK

Laporan Pendahuluan(Inception Report)

SID Cetak Sawah (400 Ha) di Kecamatan Sambaliung dan Perluasan Areal Lahan Kering (200 Ha) di Kecamatan

Biatan dan Kecamatan Talisayan

Ketersediaan sarana pendidikan dalam kuantitas dan kualitas yang memadai tentunya sangat diperlukan oleh suatu daerah dalam rangka upaya meningkatkan mutu sumberdaya manusianya. Suatu hal yang tentunya dilematis bagi suatu daerah yang baru berkembang, dimana dituntut adanya ketersediaan sumberdaya manusia yang tinggi mutunya, sementara sarana pendidikan di daerah tersebut masih relatif rendah kuantitas dan kualitasnya. Oleh karena itu ketersediaan sarana pendidikan dalam kuantitas dan kualitas yang baik dapat merupakan prasyarat untuk dapat meningkatkan akselerasi pembangunan. Gambaran secara umum mengenai fasilitas pendidikan yang ada daerah studi disajikan pada Tabel 3.17.

Fasilitas pendidikan yang terdapat di daerah studi telah berkembang sesuai dengan perkembangan wilayah tersebut. Keberadaaan dan kelancaran fasilitas dan aktivitas pendidikan tentu sangat penting artinya bagi daerah yang baru berkembang.

Tabel 3.17. Banyaknya Sarana Pendidikan dan Murid Kecamatan Biatan

No. DesaTingkat Pedidikan

TK SD/MI SLTP/MTs SMU/MA

         1 Biatan Bapinang - 1 - -

2 Biatan Baru - 1 - -

3 Bukit Makmur Jaya - 1 - -

4 Manunggal Jaya - 1 1 -

5 Biatan Lempake 1 - - -

6 Biatan Ulu - 1 - -

7 Karangan - - - -

8 Biatan Ilir - - - -

             Jumlah Sarana Pendidikan 1 5 1 -

Sumber : Diolah dari Kecamatan Biatan Dalam Angka, 2009

Demikian halnya dengan sarana kesehatan di Kecamatan Biatan, kurang memadai. Kurangnya fasilitas kesehatan menjadikan kesadaran masyarakat tentang pola hidup sehat tidak dapat berkembang dengan baik. Satu-satunya puskesmas induk hanya ada di desa Manunggal Jaya, sementara di desa lain hanya terdapat pusban dengan sarana dan prasarana yang terbatas.

Bab III - 22

Page 23: 005. BAB 3. Studi Pendahuluan - OK

Laporan Pendahuluan(Inception Report)

SID Cetak Sawah (400 Ha) di Kecamatan Sambaliung dan Perluasan Areal Lahan Kering (200 Ha) di Kecamatan

Biatan dan Kecamatan Talisayan

3). Kondisi Ekonomi Kondisi perekonomian masyarakat Kecamatan Biatan secara umum tumbuh dan berkembang cukup baik. Berbagai fasilitas ekonomi (pasar, koperasi dan pertokoan) yang menyediakan keperluan sehari-hari telah cukup tersedia. Hanya saja untuk keperluan tertentu yang bersifat “barang mewah”, pembeliannya masih di ibu kota kabupaten (Tanjung Redeb).

Mayoritas mata pencaharian masyarakat Kecamatan Biatan adalah bertani. Dilihat dari jumlahnya, 74,31 % penduduk Kecamatan Biatan usia produktif bekerja, dengan 87,62 % diantaranya adalah bertani.

4). Kondisi Pertanian Kecamatan Biatan dilihat dari luas wilayahnya masih mempunyai potensi pertanian cukup luas. Dari luas total wilayah Kecamatan Biatan 143.204,00 Ha. hanya 46.366,65 Ha. atau 32,38 % yang dimanfaatkan (1.687,00 ha atau 1,18 % untuk produksi tanaman pangan dan 44.679,65 Ha. untuk produksi tanaman non pangan). Sementara itu 96.837,35 Ha. (67,62 %) belum termanfaatkan dengan baik.

Tabel 3.18. Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan Dirinci Per Desa

DesaPadi Sawah Padi Ladang Jagung

Luas Produksi Luas Produksi Luas Prod.(ha) (ton) (ha) (ton) (Ha) (Ton)

  1 2 3 1. Biatan Bapinang - - 77,07 193,24 4,00 50,142. Biatan Baru - - 382,88 852,89 20,10 29,663. Bukit Makmur Jaya - - 519,63 1.309,43 23,80 34,184. Manunggal jaya - - 82,89 219,73 4,60 6,125. Biatan Lempake - - 135,52 344,50 3,90 6,786. Biatan Ulu - - 49,04 130,01 - -7. Karangan 79,99 271,02 131,68 349,09 - -8. Biatan Ilir 103,01 348,98 65,29 173,11 3,60 6,12 

Jumlah 183,00 620,00 1.444,00 3.572,00 60,00 133,00Kecamatan Biatan Dalam Angka, 2009

Keterangan :

Padi sawah 3,39 ton/ha

Padi ladang 2,47 ton/ha

Jagung 2,22 ton/ha

Bab III - 23

Page 24: 005. BAB 3. Studi Pendahuluan - OK

Laporan Pendahuluan(Inception Report)

SID Cetak Sawah (400 Ha) di Kecamatan Sambaliung dan Perluasan Areal Lahan Kering (200 Ha) di Kecamatan

Biatan dan Kecamatan Talisayan

Dengan asumsi ideal rata-rata panen 7 ton/ha (gabah kering), maka dari tabel di atas dapat dicermati bahwa, produksi tanaman pangan (padi sawah) yang dihasilkan masyarakat petani di Kecamatan Biatan tidak cukup ideal. Untuk mencapai tingkat panen yang ideal, diperlukan treatment tertentu dan pembinaan yang konitinu.

Bab III - 24

Page 25: 005. BAB 3. Studi Pendahuluan - OK

Laporan Pendahuluan(Inception Report)

SID Cetak Sawah (400 Ha) di Kecamatan Sambaliung dan Perluasan Areal Lahan Kering (200 Ha) di Kecamatan

Biatan dan Kecamatan Talisayan

3.1. MENGUMPULKAN DATA SEKUNDER (STUDI TERDAHULU, DATA STATISTIK, PETA, CURAH HUJAN DAN LAIN-LAIN)...........................................13.2. IDENTIFIKASI CALON `PETANI DAN CALON LOKASI (CPCL)........23.2.1. Identifikasi Calon Petani / Kelompok Tani......................................................23.2.2. Identifikasi Calon Lokasi.................................................................................23.3. SOSIALISASI DAN KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT....33.4. SURVEY PENDAHULUAN..........................................................................33.4.1. Identifikasi Permasalahan Pendahuluan...........................................................33.4.2. Kondisi Kependudukan, Sosial, Ekonomi dan Pertanian Wilayah Studi.........4

TABEL

Tabel 3.1. Data Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Talisayan Dalam 10 (Sepuluh) Tahun Terakhir 4

Tabel 3.2. Struktur Umur Penduduk Kecamatan Talisayan 5Tabel 3.3. Banyaknya Sarana Pendidikan dan Murid Kecamatan Talisayan 6Tabel 3.4. Jenis Mata Pencaharian Masyarakat Kecamatan Talisayan Menurut

Lapangan Pekerjaan Dirinci Per Desa 7Tabel 3.5. Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan Dirinci Per Desa 8Tabel 3.6. Orbitasi Desa Sambaliung 9Tabel 3.7. Laju Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Sambaliung 10Tabel 3.8. Gambaran 40 % Test di Daerah Survey 12Tabel 3.9. Tabulasi Tingkat Pendidikan Masyarakat Kecamatan Sambaliung 14Tabel 3.10. Keadaan Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum Di Dirinci Per

Desa 15Tabel 3.11. Daftar 10 (Sepuluh) Penyakit Yang Diderita Masyarakat Kecamatan

Sambaliung (Periode Juni 2010 - Mei 2011) 16Tabel 3.12. Keadaan Rumah Tangga Menurut Jenis Penerangan Yang Digunakan

Dirinci Per Desa 17Tabel 3.13. Data Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Biatan Dalam 10 (Sepuluh)

Tahun Terakhir 18Tabel 3.14. Struktur Umur Penduduk Kecamatan Biatan 19Tabel 3.15. Fasilitas Penerangan di Kecamatan Biatan 20Tabel 3.16. Ketersediaan Air Baku di Kecamatan Biatan 20Tabel 3.17. Banyaknya Sarana Pendidikan dan Murid Kecamatan Biatan 21Tabel 3.18. Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan Dirinci Per Desa 22

Bab III - 25