buletin ummati edisi 005

4
“AKU”. Kata yang digunakan untuk menyatakan diri pribadi dalam istilah ilmu jiwa disebut Ego. Kalau ditelusuri dari kese- jarahannya, maka kalimat itu di- awali dari kesombongan Iblis waktu diperintah Allah untuk menghormati Nabi kita Adam setelah Allah menciptakannya, sebagaimana Allah firmankan: Iblis berkata, “Dia (Adam) dijadi- kan dari tanah, sedang aku di- jadikan dari api.” Kesombongan inilah yang membuat Iblis terlaknat. Karena itu, kalau saja sifat ini bersarang di hati manusia, maka tidak dapat diharapkan kebaikan terbit daripadanya. Memang sifat taka- bur adalah sifat yang paling dibenci Allah. Sifat ini menjadi- kan orang merasa lebih benar, lebih pintar, lebih kaya, lebih ga- gah, lebih cantik dan lain se- bagainya. Serba lebih karena, maka dia tidak mau menerima kebenaran, menganggap orang tidak mengerti atau bodoh miskin menjadi hinaan, loyo jadikan ejekan, buruk rupa dihina dan dijauhi dan sifat jelek lainnya. Dari itu, jangan bersifat taka- bur, karena ia adalah musuh Al- lah dan musuh manusia. Semo- ga semua kita sadar diri bahwa sesungguhnya Aku jangan ber- lebihan dalam diri kita. Was- salam. Siapa Sesungguhnya Aku? BULETIN DAKWAH DWI MINGGUAN MAJELIS ULAMA INDONESIA KABUPATEN TABALONG Assalamu’alaikum Wr. Wb. Pembaca budiman. Buletin Ummati kali ini hadir untuk menyapa Anda dengan isi yang insya Allah lebih berbobot. Ada renun- gan tentang Aku yang akan membawa kita pada kesadaran akan eksistensi kita sebagai manusia di alam fana. Ada fatwa MUI tentang tanah warisan, ada kalam hikmah, dan ada juga ibrah (kisah) teka-teki Imam al- Ghazali. Semoga Anda semua berkenan dengan Ummati edisi ini. BULETIN INI UNTUK KALANGAN SENDIRI & TIDAK DIPERJUAL BELIKAN buletinummati.blogspot.com Edisi 005/IV/2012 07 Jumadilawal 1433 H Oleh: KH A. Rasyidi Amin (Ketua Umum MUI Tabalong) Sebuah puisi dari seorang sufi besar, Jalaluddin Rumi, patut untuk kita renungkan bersama: Aku bukanlah tubuh, bukan pula jiwa, bukan pula bayan- gan fana yang melintas- lintas, bukan konsep dan pemikiran, gambaran men- tal, bukan pula sentiment dan labirin jiwa. Lalu siapakah aku? Sebuah kesadaran tanpa asal, tidak dilahirkan dalam waktu, maupun dikandung di bawah sini. Aku yang ada dulu, kini dan nanti, sebuah permata di mahkota Diri Ilahi, sebuah bintang di langit Satu yang bercahaya. Puisi Rumi Tentang Aku

Upload: muhammad-rusyadi

Post on 28-Mar-2016

233 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Buletin MUI Kabupaten Tabalong

TRANSCRIPT

Page 1: Buletin Ummati Edisi 005

“AKU”. Kata yang digunakan untuk menyatakan diri pribadi dalam istilah ilmu jiwa disebut Ego. Kalau ditelusuri dari kese-jarahannya, maka kalimat itu di-awali dari kesombongan Iblis waktu diperintah Allah untuk menghormati Nabi kita Adam setelah Allah menciptakannya, sebagaimana Allah firmankan: Iblis berkata, “Dia (Adam) dijadi-kan dari tanah, sedang aku di-jadikan dari api.”

Kesombongan inilah yang membuat Iblis terlaknat. Karena itu, kalau saja sifat ini bersarang di hati manusia, maka tidak dapat diharapkan kebaikan terbit daripadanya. Memang sifat taka-

bur adalah sifat yang paling dibenci Allah. Sifat ini menjadi-kan orang merasa lebih benar, lebih pintar, lebih kaya, lebih ga-gah, lebih cantik dan lain se-bagainya. Serba lebih karena, maka dia tidak mau menerima kebenaran, menganggap orang tidak mengerti atau bodoh miskin menjadi hinaan, loyo jadikan ejekan, buruk rupa dihina dan dijauhi dan sifat jelek lainnya.

Dari itu, jangan bersifat taka-bur, karena ia adalah musuh Al-lah dan musuh manusia. Semo-ga semua kita sadar diri bahwa sesungguhnya Aku jangan ber-lebihan dalam diri kita. Was-salam.

Siapa Sesungguhnya Aku?

BULETIN DAKWAH DWI MINGGUAN MAJELIS ULAMA INDONESIA KABUPATEN TABALONG

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Pembaca budiman.

Buletin Ummati kali ini hadir untuk menyapa Anda dengan isi yang insya Allah lebih berbobot. Ada renun-gan tentang Aku yang akan membawa kita pada kesadaran akan eksistensi kita sebagai manusia di alam fana. Ada fatwa MUI tentang tanah warisan, ada kalam hikmah, dan ada juga ibrah (kisah) teka-teki Imam al-Ghazali. Semoga Anda semua berkenan dengan Ummati edisi ini.

BULETIN INI UNTUK KALANGAN SENDIRI & TIDAK DIPERJUAL BELIKAN

buletinummati.blogspot.com

Edisi 005/IV/2012 07 Jumadilawal 1433 H

Oleh: KH A. Rasyidi Amin (Ketua Umum MUI Tabalong)

Sebuah puisi dari seorang sufi besar, Jalaluddin Rumi, patut untuk kita renungkan bersama: Aku bukanlah tubuh, bukan pula jiwa, bukan pula bayan-gan fana yang melintas-lintas, bukan konsep dan pemikiran, gambaran men-tal, bukan pula sentiment dan labirin jiwa.

Lalu siapakah aku? Sebuah kesadaran tanpa asal, tidak dilahirkan dalam waktu, maupun dikandung di bawah sini. Aku yang ada dulu, kini dan nanti, sebuah permata di mahkota Diri Ilahi, sebuah bintang di langit Satu yang bercahaya.

Puisi Rumi Tentang Aku

Page 2: Buletin Ummati Edisi 005

2

Irâdatuka at-tajrîd ma’a iqâmatillâhi iyyâka fi al-asbâb min as-syahwah al-khafiyyah. Wa irâdatuka al-asbâb ma’a iqâmatillâh iyyâka fi at-tajrîd in-hithâthun min al-himmah al-‘aliyyah.

Keinginan untuk Tajrid (melulu beribadah tanpa usaha), padahal Allah masih menempatkan engkau pada go-longan orang-orang yang harus berusaha untuk mendapatkan kebutuhan sehari-hari, maka

keinginanmu itu termasuk syah-wat hawa nafsu yang samar (halus). Sebaliknya, keinginan-mu untuk berusaha padahal Al-lah telah menempatkan dirimu pada golongan orang yang melulu beribadah tanpa usaha, maka keinginan yang demikian berarti menurun dari semangat dan tingkat yang tinggi.

Sebab kewajiban seorang hamba adalah menyerah kepa-da apa yang dipilihkan majikannya. Lebih-lebih apabila

majikan itu Allah yang menge-tahui benar-benar apa yang menguntungkan bagi hamba dan yang menyusahkannya. Dan tanda bahwa Allah menem-patkan dirimu dalam golongan orang yang harus berusaha, apabila terasa ringan bagimu, sehingga tidak menyebabkan tertinggalnya suatu kewajiban dalam agamamu juga tidak me-nyebabkan kau tidak tamak atau rakus terhadap hak orang lain.

Ya Allah ya Tuhanku, anuge-rahkan pada mata yang tak dapat ter-pejam ini rasa kantuk dari-Mu yang menenteramkan. Tuangkan dalam jiwa yang bergolak ini kedamaian dan ganjarlah dengan kemenangan yang nyata.

Ya Allah tunjukkanlah pan-dangan yang kebingungan ini kepada cahaya. Bimbinglah sesatnya perjalanan ini ke arah jalan-Mu yang lurus. Tun-

tunlah orang-orang yang me-nyimpang dari jalanmu ke arah hidayah-Mu.

Ya Allah sirnakan keraguan, hancurkan perasaan yang ja-hat dengan secercah sinar kebenaran, dan hempaskan semua tipu daya Setan dengan bantuan bala tentara-Mu

Ya Allah sirnakan dari kami rasa sedih dan duka serta usirlah kegundahan dari jiwa kami semua.

Kami berlindung kepada-Mu dari setiap rasa takut yang mendera. Hanya kepada-Mu kami bersandar dan ber-tawakal. Hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan. Cukuplah Engkau sebagai pelindung kami, karena Engkaulah sebaik-baik Pelin-dung dan Penolong.

Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya di dalam jasad anak Adam itu ada segumpal daging. Apabila daging itu baik maka akan baiklah seluruh jasadnya, namun apabila se-gumpal daging itu rusak maka rusaklah seluruh jasadnya. Ketahuilah ia adalah hati.

Memperbaiki hati hanya dapat dilakukan dengan takwa, tawakal kepada Allah, mengesakan-Nya dan ikhlas dalam setiap ibadah kepada-Nya. Tanpa sikap-sikap yang disebutkan ini, maka hati pun

akan rusak. Hati bagaikan bu-rung di dalam sangkar atau berlian di dalam ikatannya, atau bagaikan harta yang ter-simpan di dalam lemari.

Adapun yang diperhi-tungkan di sini adalah bu-rungnya, bukan sangkarnya. Berliannya bukan pengikatnya. Hartanya bukan lemarinya. Bayangkanlah seekor burung

tanpa sangkar atau berlian tanpa ikatan atau setumpuk harta tanpa tempat menyim-pannya.

Karena itu, sibukkan ang-gota tubuhmu dengan ketaa-tan kepada Allah dan hatimu dengan makrifat kepada-Nya. Sibukkan jua sepanjang hayat-mu dengan pertemuan dengan orang-orang saleh. Lakukan semuanya karena Allah. Dengan demikian engkau akan mendapatkan Ridhanya

Kalam Hikmah Ibnu ‘Athaillah Kalam Hikmah (2)

La Tahzan (Jangan Bersedih)

MENJADI KEKASIH ALLAH (Tundukkan Nafsumu Sebelum Engkau Ditundukkan Olehnya)

Sambungan

Alamat Blog Ummati Sekarang Pindah ke: buletinummati.blogspot.com

Page 3: Buletin Ummati Edisi 005

Pendayagunaan Tanah Warisan

EDISI 005/IV/2012 3

MUI dalam Rapat Kerja Na-sional (Rakernas) pada bulan Maret 1984 yang lalu mere-komendasikan tentang pendayagunaan tanah warisan sebagai berikut:

Hendaknya tanah warisan yang relatif sempit jangan dibagi-bagikan secara indi-vidual, akan tetapi supaya tetap dipertahankan kesatu-annya sebagaimana semula dan dimanfaatkan atas da-sar kepentingan bersama para ahli waris secara kooperatif atau bentuk gotong-royong lainnya. Bila hal tersebut tidak mung-

kin dilakukan karena di anta-ra para ahli waris sangat memerlukan uang untuk usaha lain guna mencukupi kebutuhan hidupnya, hen-daknya tanah bersangkutan dibayar oleh salah seorang ahli waris yang mampu yang kemudian uang harga tanah waris tersebut diserahkan kepada yang berhak sesuai bagiannya masing-masing. Namun bila di antara para ahli waris yang bersangku-tan tidak ada yang mampu untuk membayarnya, hen-daknya penjualan dipriori-taskan kepada pemilik tanah tetangganya.

Akan tetapi bila tetangga-tetangga pemilik tanah tidak ada yang bersedia membeli tanah warisan tersebut, penjualannya supaya di-lakukan kepada orang sekampung atau sedesanya yang beragama Islam, agar tanah warisan tersebut bila kemudian berhasil di-usahakan sebagai ladang atau sawah dan lain-lain, maka infaq/sedekah atau zakat tanamannya dapat di-manfaatkan untuk kese-jahteraan umum sesuai dengan tuntunan ajaran Is-lam.

Perlunya Pengayoman Bagi Para Mualaf ualaf (orang yang baru masuk Islam) di Indonesia, bahkan di dunia ini, tentu tidak sedikit

jumlahnya. Mereka tertarik pada Islam karena indah dan sem-purnanya agama Allah yang ter-akhir ini. Namun sayangnya, di negeri kita, khususnya di Taba-long, keberadaan kaum mualaf belum terayomi dan “terkelola” dengan baik.

Sementara itu, jika kita bandingkan dengan para “mualaf” Kristen (maksudnya, orang Islam yang masuk ke agama Kristen), mereka tern-yata merasa lebih terayomi

dengan baik, kesejahteraan mereka pun diperhatikan, juga pendidikan anak-anak mereka. Itulah kenapa orang Islam yang “murtad” selama ini lebih enjoy hidup dalam lingkungan yang baru.

Dalam pengakuan Syamsud-din, mualaf yang sudah sejak SD masuk Islam, ia menilai bah-wa pengayoman dan pem-berdayaan terhadap para mualaf, khususnya di Tabalong, masih sangat kurang. Bahkan data tentang berapa jumlah pa-ra mualaf yang ada di Tabalong saja tidak komplit. “Hanya ada delapan orang yang baru saya kenal,” ujar Udin, sapaan akrab-

nya. Oleh karena itu, MUI Taba-

long berinisiatif untuk memben-tuk Forum Ukhuwah Mualaf (FUM) se Kab. Tabalong. “Forum tersebut perlu sekali sekarang ini sebagai wadah bagi silaturrahmi para mualaf yang ada di lingkungan Taba-long,” ujar Udin menambahi.

Dalam waktu dekat, insya Al-lah akan dibentuk FUM tersebut dan mulai menyusun agenda kegiatan yang berguna dan ber-makna bagi peningkatan ukhu-wah Islamiyah bagi para mualaf yang ada di Kabupaten Taba-long yang kita cinta bersama.(***)

1. 2.

3.

4.

M

Menerima Pesanan Pembuatan Buletin/Majalah/Brosur/Buku

Hubungi: 0821-5175-9476, 0821-4906-5560

Page 4: Buletin Ummati Edisi 005

Imam Ghazali = "Semua jawa-ban itu benar, tapi yang terbesar adalah HAWA NAFSU (Surah Al A'raf:179). Maka kita harus hati-hati dengan nafsu, jangan sampai nafsu membawa kita ke ne-raka". IMAM GHAZALI = "Apa yang paling berat di dunia?" Murid 1 = "Baja" Murid 2 = "Besi" Murid 3 = "Gajah" Imam Ghazali = "Semua itu benar, tapi yang paling berat adalah MEMEGANG AMA-NAH (Surah Al-Azab:72). Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka menjadi kha-lifah pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan som-bongnya berebutan menyanggupinya, sehingga banyak manusia masuk ne-

Suatu hari, imam al-Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya lalu beliau bertanya: Imam Ghazali = "Apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?” Murid 1 = "Orang tua" Murid 2 = "Guru" Murid 3 = "Teman" Murid 4 = "Kaum kerabat" Imam Ghazali = "Semua jawa-ban itu benar. Tetapi yang pa-ling dekat dengan kita ialah MATI, sebab itu merupakan janji Allah bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati (Surah Ali-Imran :185). Imam Ghazali = "Apa yang paling jauh dari kita di dunia ini?" Murid 1 = "Negeri Cina" Murid 2 = "Bulan" Murid 3 = "Matahari" Murid 4 = "Bintang-bintang" Iman Ghazali = "Semua jawa-ban itu benar. Tetapi yang pal-ing benar adalah MASA LALU. Bagaimana pun kita, apa pun kendaraan kita, tetap tidak akan dapat kembali ke masa yang lalu. Oleh sebab itu, kita harus menjaga hari ini, hari esok dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran agama". Iman Ghazali = "Apa yang pa-ling besar di dunia ini?" Murid 1 = "Gunung" Murid 2 = "Matahari" Murid 3 = "Bumi "

raka karena gagal memegang amanah." Imam Ghazali = "Apa yang paling ringan di dunia ini?" Murid 1 = "Kapas" Murid 2 = "Angin" Murid 3 = "Debu" Murid 4 = "Daun-daun" Imam Ghazali = "Semua jawa-ban kalian itu benar, tapi yang paling ringan di dunia ini ada-lah MENINGGALKAN SOLAT. Gara-gara pekerjaan atau uru-san dunia, kita tinggalkan sha-lat". Imam Ghazali = "Apa yang paling tajam di dunia ini?" Murid-murid serentak menja-wab = "Pedang" Imam Ghazali = "Itu benar, ta-pi yang paling tajam di dunia ini adalah LIDAH MANUSIA. Karena melalui lidah manusia dengan mudahnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudara sendiri".

Teka-Teki Imam Al-Ghazali

Buletin UmmatÎ - Penerbit: MUI Kabupaten Tabalong, Pemimpin Umum/Pembina: KH. Ahmad Rasyidi Amin, Lc, Pemimpin Redaksi: Zoelmanni, Wakil Pemimpin Redaksi/Layouter: Muhammad Rusyadi. Dewan Pimpinan: KH Ahmad Rasyidi Amin, Lc, KH Abdullah Sabiq, Drs. H. Birhasani, M.Si, Drs. H. Yazidi Haya, H. Zulfan Syahrani, S.Ag, H. Fathurrahman, S.Ag, Hj. Saidah Mahlan, S.Ag. Sekretaris Umum: Drs. Fadliyadi, M.Ag, Drs. H. Sabilarrusdi, Drs. H. Hormansyah, H. Muttaqin Mukhtar, S.Ag, H. Ahmad Syurkati, S.Ag M.Si, Tukacil, M.Hum, Dra. Faridah. Bendahara Umum: Drs. Rusmadi, MM, Bendahara: Drs. H. Mustafa Inani. Komisi Dakwah Pendidikan, & Pengkaderan Ulama: Aspani, S.Ag (Ketua), Drs. Ardiansyah (Sekretaris), Anggota: Najibul Khairani, S.Ag, Zarkasi HS., Drs. Ahmad Kamejan, S.Pd., H. Irham Maskuni, S.Pd S.Ag, Drs. Hermansyah, Akhmad Nopiardi, S.Sos