buletin edisi agustus herbisida

17
Buletin Agribisnis Spia “posisani” Sentra Pelayanan Informasi Agribisnis Kabupaten Donggala Edisi iii Pakasampu Sipa Meningkatkan Produktivitas dan Mutu Kakao Pengantar Redaksi 1. Trend Harga Pasar 2. Ruang Informasi Teknologi Pertanian 3. Kegiatan Staf Redaksi SPIA 4. Ruang Kegiatan Distanak Kab. Donggala 5. Kegiatan P4MI 6. Iklan Hal 1 2 7 11 13 14 15 Edisi III Buletin SPIA “Posisani Kabupaten Donggala kali ini menampilkan ruang teknologi pertanian yang mampu meningkatkan produktivitas dan mutu kakao yang dikenal dengan istilah PAKASAMPU SIPA atau singkatan dari Pemangkasan, Sanitasi, Pemupukan, Sarungisasi, Integrasi dan Pasca Panen. Selain itu menampilkan Kegiatan Pelatihan 10 orang staf redaksi SPIA Posisani yang mengikuti Pelatihan Internet di Pusdatin Deptan RI, serta Evaluasi kegiatan Dana Tugas Pembantuan serta kegiatan P4MI dengan Judul Dari Bero ke Beras. Keadaan Harga komoditi pertanian Kabupaten Donggala, khususnya kelompok beras dalam bulan Juli ini masih stabil dan belum terpengaruh dengan keadaan kekeringan yang melanda beberapa daerah di Indonesia. Komoditi yang mengalami kenaikan harga cukup mencolok adalah cabe merah besar yang mencapai 71,43 %, yakni dari Rp. 7.000/kg pada minggu I menjadi Rp. 12.000/kg pada minggu IV. Namun berbeda dengan Bawang merah lokal palu yang mengalami penurunan 46,15%. Untuk Komoditas minyak goreng daging dan telur masih dalam harga yang stabil. AGUSTUS 2006 DAFTAR Buletin SPIA “POSISANI” diterbitkan setiap bulan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Donggala. Pengarah : Ir. Andi Djuhardi ; Penanggung Jawab : Ir. Heri Suwarno : Penyunting : Andi Ruli Djanggola, SE, Ir. Elly Jufriana, MP ; Penyusun : Rahmat Iqbal N, SP,M.Si, Ir. DH. Kushendrayati, M.Si, Ir. Ishak, MM, Ir. Gagarin, Sugiharto, SP ; Teknisi : Azm, Ino : Alamat Redaksi : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Donggala Jl. Emy Saelan No. 43 Palu, Telp. (0451) 481960, Fax : (0451) 488073. Email : [email protected] , spia_posisanidonggala@yahoo.co.id. RINGKASAN

Upload: madinegoro

Post on 27-Jun-2015

137 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Buletin Edisi Agustus Herbisida

Buletin Agribisnis

Spia “posisani”

Sentra Pelayanan Informasi Agribisnis Kabupaten Donggala

Edisi iii

Pakasampu Sipa Meningkatkan Produktivitas dan Mutu Kakao Pengantar Redaksi 1. Trend Harga

Pasar 2. Ruang Informasi

Teknologi Pertanian

3. Kegiatan Staf

Redaksi SPIA 4. Ruang Kegiatan

Distanak Kab. Donggala

5. Kegiatan P4MI 6. Iklan

Hal 1 2 7

11

13

14

15

Edisi III Buletin SPIA “Posisani Kabupaten Donggala kali ini menampilkan ruang teknologi pertanian yang mampu meningkatkan produktivitas dan mutu kakao yang dikenal dengan istilah PAKASAMPU SIPA atau singkatan dari Pemangkasan, Sanitasi, Pemupukan, Sarungisasi, Integrasi dan Pasca Panen. Selain itu menampilkan Kegiatan Pelatihan 10 orang staf redaksi SPIA Posisani yang mengikuti Pelatihan Internet di Pusdatin Deptan RI, serta Evaluasi kegiatan Dana Tugas Pembantuan serta kegiatan P4MI dengan Judul Dari Bero ke Beras. Keadaan Harga komoditi pertanian Kabupaten Donggala, khususnya kelompok beras dalam bulan Juli ini masih stabil dan belum terpengaruh dengan keadaan kekeringan yang melanda beberapa daerah di Indonesia. Komoditi yang mengalami kenaikan harga cukup mencolok adalah cabe merah besar yang mencapai 71,43 %, yakni dari Rp. 7.000/kg pada minggu I menjadi Rp. 12.000/kg pada minggu IV. Namun berbeda dengan Bawang merah lokal palu yang mengalami penurunan 46,15%. Untuk Komoditas minyak goreng daging dan telur masih dalam harga yang stabil.

AGUSTUS 2006

DAFTAR

Buletin SPIA “POSISANI” diterbitkan setiap bulan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Donggala. Pengarah : Ir. Andi Djuhardi ; Penanggung Jawab : Ir. Heri Suwarno : Penyunting : Andi Ruli Djanggola, SE, Ir. Elly Jufriana, MP ; Penyusun : Rahmat Iqbal N, SP,M.Si, Ir. DH. Kushendrayati, M.Si, Ir. Ishak, MM, Ir. Gagarin, Sugiharto, SP ; Teknisi : Azm, Ino : Alamat Redaksi : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Donggala Jl. Emy Saelan No. 43 Palu, Telp. (0451) 481960, Fax : (0451) 488073. Email : [email protected], [email protected].

RINGKASAN

Page 2: Buletin Edisi Agustus Herbisida

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Donggala

1

Buletin Agribisnis SPIA “Posisani” Edisi III, Agustus 2006

Pengantar Redaksi

uletin SPIA “Posisani” Kabupaten Donggala pada setiap edisi ini tetap

menampilkan trend harga komoditi pertanian dan merupakan berita tetap, sesuai dengan misi dari buletin, yakni menyebarluaskan informasi harga pasar kepada seluruh masyarakat dengan tujuan agar dapat mengakses harga pasar melalui media Buletin ini.

Pada Edisi III Agustus 2006 kali ini redaktur pelaksana menyajikan ruang teknologi dengan program perkebunan dalam meningkatkan produkti-vitas dan mutu kakao di Kabupaten Donggala dengan program Pakasampu Sipa, yang ditampilkan pada cover buletin pada edisi III .

Untuk materi sajian kegiatan 10 orang Staf Redaksi Buletin SPIA “Posisani” menampilkan sekilas kegiatan perjalanan Pelatihan Pengelolaan Informasi Pasar melalui Internet yang diikuti di Pusdatin Deptan RI-Jakarta selama 5 hari.

Kegiatan ini merupakan bentuk perhatian Pihak Pusdatin Deptan RI dalam meningkatkan mutu SDM pengelola Informasi pasar pada khususnya dan Seluruh staf redaksi SPIA “Posisani” pada umumnya dalam hal pengetahuan komputer mau-pun Internet. Perjalanan pelatihan pengelolaan informasi pasar ini diawali dengan studi banding di Bandung, yakni di Dinas Pertanian Jawa Barat, lalu

berkunjung ke Kelompok tani Mekar Tani dan keadaan PIP Lembang di Cibeunying Desa Cibodas–Lembang. Dan selanjutnya melakukan peninjauan ke Rumah kemasan kelompok usaha “Yans Fruit” dan “Grace” serta melakukan survey harga pasar di Pasar Caringin Bandung dan diakhiri dengan perjalanan pulang ke Jakarta dan mampir di PIP Cigombong-Cipanas. Setelah studi banding dihari hari selanjutnya dilakukan pelatihan di Laboratorium Komputer Pesdatin, dengan materi pengenalan computer

dan internet (Portal Agribisnis).

Kegiatan Distanak Donggala masih melanjutkan tulisan mengenai Alokasi dana Tugas Pembantuan untuk kegiatan Pembinaan Pasca Panen pengolahan dan

Pemasaran hasil Pertanian TA. 2006. Dan serba serbi dampak program P4MI dengan judul Dari Bero ke Beras.

Terbitan kali ini bertepatan dengan bulan Agustus yang mana pada tanggal 12 Agustus Kabupaten Donggala genap berusia 54 Tahun dan pada tanggal 17 Agustus 2006 merupakan hari kemerdeka-an RI yang ke 61. Untuk itu segenap redaksi SPIA “Posisani” menyampaikan Selamat Ulang tahun ke 54 Kabupaten Donggala dan Dirgahayu RI yang ke 61.

Semoga segala langka dan niat kita dalam membangun pertanian Indonesia dapat berjalan lancar demi peningkatan kesehjahteraan masyarakat pada umumnya dan khususnya petani Indonesia.

B

Page 3: Buletin Edisi Agustus Herbisida

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Donggala

2

Buletin Agribisnis SPIA “Posisani” Edisi III, Agustus 2006

Trend Harga Komoditi Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Donggala Bulan Juli 2006

A. Kelompok Beras

arga komoditi beras dibeberapa daerah di tanah air mengalami

kenaikan yang disebabkan terjadinya kekeringan dan bencana alam, yang menyebabkan kerusakan sebagian besar areal sawah .

Namun di Kabupaten Donggala tidak terjadi lonjakan harga terhadap komoditi beras, malah sebaliknya terjadi penurunan harga.

Harga beras di pasar Biromaru pada bulan Juli 2006 cukup stabil dengan harga berkisar antara Rp. 3.625,-.kg s/d Rp. 4.000,-/kg. Hal ini dapat dilihat pada Grafik 1.

Untuk beras varietas IR 64 dari minggu I sampai minggu IV mengalami penurunan harga sebesar Rp. 125/kg atau 3,33 %, yakni dari Rp. 3750/kg pada minggu I menjadi Rp. 3625/kg pada minggu IV.

Demikian pula dengan beras varietas Cimandi mengalami penurunan harga dari Rp. 4.000/kg pada minggu I menjadi Rp. 3875/kg pada minggu IV atau terjadi

penurunan sebesar Rp. 125/kg atau 3,13%. Untuk beras Varietas Sintanur, Superwin, Buri-buri dan Batang anai mengalami trend tetap, yakni masig-masing sebesar Rp. 4.000/kg, Rp.3.750/kg, Rp.4.000/kg dan Rp.3.750/kg

Kestabilan Harga beras di Kabupaten Donggala sangat ditentukan oleh ketersediaan stok beras yang mana pada bulan Juli 2006 masih terjadi panen dibeberapa wilayah sentra padi, seperti kecamatan

di wilayah Pantai Barat Kabupaten Donggala. Selain itu pula masih lancarnya pemasukan beras dari wilayah Parigi Moutong serta dari Sulawesi Selatan.

Daftar harga beras selang bulan Juli 2006 selengkapnya dapat dilinat pada Tabel 1.

Tabel 1. Trend Harga Komoditi Kelompok Beras di Pasar Biromaru Kabupaten Donggala, pada Bulan Juli 2006

No. Komoditi Satuan Harga Konsumen (Rp.) Harga Mgu I Mgu II Mgu III Mgu IV Rata-Rata

1 IR 64 Rp/kg 3,750 3,625 3,625 3,625 3,656 2 Sinta Nur Rp/kg 4,000 4,000 4,125 4,000 4,031 3 Buri-buri Rp/kg 3,750 3,750 3,750 3,750 3,750 4 Cimandi Rp/kg 4,000 4,000 3,875 3,875 3,938 5 Superwin Rp/kg 4,000 4,000 4,000 4,000 4,000 6 Batang Anai Rp/kg 3,750 3,750 3,750 3,750 3,750

Rata-rata Rp/kg 3,875 3,854 3,854 3,833 3,854

HGrafik 1. Trend Harga Komoditi Kelompok

Beras Bulan Juli 2006

3,2003,4003,6003,8004,0004,200

I II III IV

Minggu

Rp/

kg

IR 64 Sinta Nur Buri-buriCimandi Superwin Batang Anai

Page 4: Buletin Edisi Agustus Herbisida

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Donggala

3

Buletin Agribisnis SPIA “Posisani” Edisi III, Agustus 2006

B. Kelompok Palawija

Harga komoditi kelompok Palawija pada bulan Juli 2006, mengalami trend harga yang bervariasi sebagai-mana terlihat pada grafik 2.

Untuk komoditi jagung kuning maupun jagung putih mengalami penurunan harga sebesar Rp. 250/kg atau 16,67 %. Hal ini berbeda dengan posisi harga pada bulan Juni sebesar Rp. 1500/kg dengan trend harga yang tetap.

Komoditi palawija lainnya yang mengalami trend harga yang menurun adalah Ubi Kayu dan Ubi Jalar. Ubi Kayu mengalami trend harga menurun sebesar Rp. 250/kg atau 14,49% yakni dari harga Rp. 1725/kg pada minggu I menjadi Rp. 1475/kg pada minggu IV. Sedangkan Ubi Jalar mengalami penurunan harga Rp. 215/kg atau 10,75%,

yakni dari Rp.2000/kg pada minggu I menjadi Rp. 1785/kg pada minggu IV.

Sedangkan komoditi kacang hijau, kacang merah dan kacang tanah selang bulan Juli 2006 mengalami ternd yang tetap, yakni masing-masing sebesar Rp. 7500, Rp. 7500 dan Rp. 8125,-/kg. Namun jika di bandingkan dengan harga pada akhir bulan Juni terjadi kenaikan harga pada komoditi Kacang merah sebesar

Rp. 2500/kg atau 50%, yakni dari Rp. Rp.5000/kg menjadi Rp. 7500/kg. Sedangkan Kacang Tanah mengala-mi penurunan harga jika dibandingkan dengan posisi harga pada akhir bulan Juni 2006., yakni sebesar Rp.625/kg.

Untuk lengkap-nya daftar harga komoditi kelompok Palawija dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Trend Harga Komoditi Kelompok Palawija di Pasar Biromaru Kabupaten Donggala, pada Bulan Juli 2006 No. Komoditi Satuan Harga Konsumen (Rp.) Harga

Mgu I Mgu II Mgu III Mgu IV Rata-Rata

1 Jagung Kuning (Kering) Rp/kg 1,500 1,500 1,250 1,250 1,375

2 Jagung Putih (Kering) Rp/kg 1,500 1,500 1,250 1,250 1,375 3 Kacang Hijau Rp/kg 7,500 7,500 7,500 7,500 7,500 4 Kacang Merah Rp/kg 7,500 7,500 7,500 7,500 7,500 5 Kacang Tanah Rp/kg 8,125 8,125 8,125 8,125 8,125 6 Ubi Kayu Rp/kg 1,725 1,560 1,560 1,475 1,580 7 Ubi Jalar Rp/kg 2,000 1,850 1,850 1,785 1,871

Grafik 2. Trend Harga Komoditi Kelompok Palawija Bulan Juli 2006

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

I II III IV

MingguR

p/kg

Jagung Kuning(Kering)Jagung Putih(Kering)Kacang Hijau

Kacang Merah

Kacang Tanah

Ubi Kayu

Ubi Jalar

Page 5: Buletin Edisi Agustus Herbisida

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Donggala

4

Buletin Agribisnis SPIA “Posisani” Edisi III, Agustus 2006

C. Kelompok Sayur-mayur arga komoditi kelompok sayur mayur pada bulan Juli 2006 mengalami trend

harga yang bervariasi sebagaimana dilihat pada Grafik 3.

Untuk komoditi bawang merah mengalami kenaikan sebesar Rp. 2000/kg atau 16,67% yakni dari Rp.12.000/kg pada minggu I menjadi Rp.14.000/kg pada minggu IV. Namun tidak demikian pada Bawang merah lokal Palu yang mengalami penurunan harga yang cukup tinggi sebesar Rp.6000/kg atau 46,15% selang minggu I sampai minggu IV bulan Juli. Demikian pula Bawang putih terjadi penurunan harga sebesar Rp. 2000/kg yakni dari Rp.10.000/kg pada minggu I menjadi Rp.8.000/kg pada minggu IV.

Kelompok sayuran yang mengalami penurunan harga terjadi pula pada Cabe keriting dan buncis. Harga cabe keriting pada minggu I Rp.

7500/kg menjadi Rp.5000/kg pada minggu IV atau turun sebesar Rp. 2500/kg( 33,33%). Sedangkan Buncis mengalami penurunan harga sebesar 16,67% selang

Minggu I sampai Minggu IV. Untuk komoditi Cabe Merah Besar pada bulan Juli terjadi kenaikan yang cukup mencolok sebesar 71,43% atau Rp 5.000/kg, yakni dari Rp.7000/kg pada minggu I menjadi Rp.12.000/kg pada minggu II s/d IV. Demikian pula pada cabe rawit terjadi

kenaikan harga sebesar Rp. 2500/kg atau 33,33%.

Komoditi lainnya yang mengalami kenaikan adalah tomat dan wortel, masing-masing sebesar

Rp.500 dan Rp. 1000,/kg. Hal serupa terjadi pada kangkung yang naik sebesar Rp. 600/kg atau 42,86%. Untuk lebih jelasnya daftar harga komoditi kelompok sayur mayur dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Trend Harga Komoditi Kelompok Sayur Mayur di Pasar Biromaru Kabupaten Donggala, pada Bulan Juli 2006

No. Komoditi Satuan Harga Konsumen (Rp.) Harga Mgu I Mgu II Mgu III Mgu IV Rata-Rata

1 Bawang Merah Rp/kg 12,000 14,000 14,000 14,000 13,500 2 Bwg Merah Lokal Palu Rp/kg 13,000 6,000 8,000 7,000 8,500 3 Bawang Putih Rp/kg 10,000 9,000 8,000 8,000 8,750 4 Cabe Merah Besar Rp/kg 7,000 12,000 12,000 12,000 10,750 5 Cabe Keriting Rp/kg 7,500 5,000 5,000 5,000 5,625 6 Cabe Rawit Rp/kg 7,500 10,000 10,000 10,000 9,375 7 Kol Bulat Rp/kg 1,500 2,000 2,500 2,000 2,000 8 Kentang Rp/kg 6,000 6,000 6,000 6,000 6,000 9 Tomat Buah Rp/kg 1,500 2,000 2,000 2,000 1,875

10 Wortel Rp/kg 4,000 4,000 5,000 5,000 4,500 11 Buncis Rp/kg 6,000 5,000 5,000 5,000 5,250 12 Kangkung Rp/kg 1,400 2,000 2,000 2,000 1,850 13 Bayam Rp/kg 2,500 2,500 2,500 2,500 2,500

HGrafik 3. Trend Harga Komoditi Kelompok Sayur

Mayur Bulan Juli 2006

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

16,000

I II III IV

Minggu

Rp/

kg

Bawang Merah Bwg Merah Lokal PaluBawang Putih Cabe Merah BesarCabe Keriting Cabe RawitKol Bulat KentangTomat Buah WortelBuncis KangkungBayam

Page 6: Buletin Edisi Agustus Herbisida

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Donggala

5

Buletin Agribisnis SPIA “Posisani” Edisi III, Agustus 2006

D. Kelompok Buah-buahan Harga komoditi kelompok Buah-buahan selang bulan Juli 2006 menunjukkan trend yang bervariasi. Hal ini dapat dilihat pada grafik 4. Dimana dari enam komoditi buah-buahan yang diiden-tifikasi ternyata pepaya menga-lami kenaikan harga yang cukup men-colok dengan kenaikan sebesar Rp. 620/kg atau 111,71%, yakni

Rp. 555/kg pada minggu I menjadi Rp. 1.175/kg pada minggu IV. Sedang komoditi pisang mengalami penurunan harga (26,74%). Namun

mangga mengalami kenaikan harga sebesar Rp. 105/kg atau 6,71%.

Dan untuk Nenas mengalami penurunan harga sebesar 25%, yakni dari Rp.1825/kg pada minggu I menjadi Rp. 1340/kg pada minggu IV.

Dan pada bulan Juli sudah masuk musim rambutan dan Langsat dengan harga Rp. 5000/kg.

Untuk lebih jelas daftar harga

buah-buahan pada bulan Juni 2006 dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Trend Harga Komoditi Kelompok Buah-Buahan di Pasar Biromaru Kabupaten Donggala, pada Bulan Juli 2006

No. Komoditi Satuan Harga Konsumen (Rp.) Harga Mgu I Mgu II Mgu III Mgu IV Rata-Rata

1 Pisang Rp/kg 1,365 910 1,000 1,000 1,069 2 Pepaya Rp/kg 555 1,000 1,000 1,175 933 3 Mangga Rp/kg 1,565 1,670 1,670 1,670 1,644 4 Nenas Rp/kg 1,825 1,430 1,160 1,340 1,439 5 Rambutan Rp/kg 4,000 5,000 5,000 5,000 4,750 6 Langsat Rp/kg 4,000 5,000 5,000 5,000 4,750

E. Kelompok Minyak Goreng , Daging, Telur, Terigu, Gula Pasir dan Minyak Tanah Harga pasar untuk komoditi Minyak goreng di Kabu-paten Donggala selang bulan Juli menunjukkan harga yang stabil, dengan harga rata-rata Rp. 6875/kg untuk minyak goreng Bimoli, Rp. 5000/kg untuk minyak goreng pabrik dan Rp. 8750/kg untuk minyak goreng kampung.

Sedangkan untuk harga komoditi Daging dan telur

menunjukkan trend yang tetap, yakni daging sapi pada harga Rp.40.000,-/ kg, daging ayam potong Rp.20.000/kg dan daging ayam kampung Rp. 35.000/kg. Sedangkan telur ayam kampung pada posisi harga Rp. 1000/butir, telur ayam ras Rp. 600/butir serta telur itik Rp.1000/btr.

Untuk harga Terigu Rp. 4.000/kg. Sedang gula pasir

pada minggu IV dengan harga Rp.6500/kg dan minyak tanah Rp.2500/liter. Dengan demikian harga pada bulan Juli masih sama dengan harga yang terdapat pada bulan sebelumnya.

Grafik 4. Trend Harga Komoditi Kelompok Buah-Buahan Bulan Juli 2006

-1,0002,0003,0004,0005,0006,000

I II III IV

Minggu

Rp/

kg

Pisang PepayaManggaNenasRambutanLangsat

Page 7: Buletin Edisi Agustus Herbisida

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Donggala

6

Buletin Agribisnis SPIA “Posisani” Edisi III, Agustus 2006

D. Kelompok Komoditi Perkebunan Harga komoditi tanaman perkebunan berdasarkan hasil survey minggu pertama dan minggu kedua bulan Juli 2006, masih dapat dikategorikan stabil, walaupun ada beberap jenis komoditi yang mengalami

perubahan harga seperti kelapa biji (butir) harga produsen naik Rp.50,- atau naik 10 % , demikian pula dengan kemiiri (kemiri kupas) dengan harga jual eceran turun Rp.1000/kg atau 8,33 %. Hal ini

disebabkan oleh permintaan pasar yang cukup besar dengan minat konsumen yang sanagt sedikit adapun daftar harga pasar komoditi perkebunan dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Daftar Harga Komoditi Perkebunan pada minggu IV Bulan Juli 2006

Harga (Rp.) No. Nama Komoditi Satuan Produsen Grosir Eceran

1. Kelapa Biji Butir 550 600 750 2. Kelapa (Kopra) Kg 2.250 2.550 0 3. Kakao (Biji Kering) Kg 11.500 11.000 0 4. Kopi Robusta (Biji Kering) Kg 6.750 7.000 0 5. Lada Putih (asalan) Kg 19.500 20.000 0 6. Minyak Goreng Kelapa Botol 4.550 4.500 4.500 7. Kemiri (Biji) Kg 5.000 5.500 0 8. Kemiri (Kering Kupas) Kg 10.000 10.500 0 9. Gula Pasir Lokal Kg 0 5.880 6.500

10. Gula Merah Kg 3.500 4.000 0 Sumber Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Donggala

Atas Nama Seluruh Redaksi Buletin Agribisnis SPIA “Posisani” Kabupaten Donggala

Mengucapkan

Selamat Ulang Tahun ke-54 Kabupaten Donggala, tanggal 12 Agustus 2006

dan

Dirgahayu Republik Indonesia ke-61, tanggal 17 Agustus 2006

Ir. Heri Suwarno Penanggung Jawab Buletin

Page 8: Buletin Edisi Agustus Herbisida

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Donggala

7

Buletin Agribisnis SPIA “Posisani” Edisi III, Agustus 2006

Ruang Informasi Teknologi Pertanian

PAKASAMPU SIPA EFEKTIF MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS DAN MUTU KAKAO

BPTP Sulawesi Tengah A. PENDAHULUAN

abupaten Donggala merupakan kabupaten yang mempunyai areal kakao terluas di Sulawesi

Tengah. Namun dalam pengembangannya masih mengalami hambatan dari segi rendahnya produksi kakao yaitu kurang dari 1000 kg/ha/thn. Beberapa lokasi perkebunan rakyat hanya dapat mencapai 300 – 600 kg/ha/thn. Angka produktifitas tersebut jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan potensi produksi kakao nasional yang dapat mencapai 2 – 3 ton/ha/thn. Salah satu penyebab rendahnya produktifitas kakao rakyat di Kabupaten Donggala antara lain berkaitan dengan teknik produksi yang belum intensif, terutama berkaitan dengan penggunaan bahan tanam yang tidak jelas asal usulnya,

umur tanaman kakao di Sulawesi tengah banyak telah berumur lebih dari 10 tahun yang produktifitasnya mulai menurun. Serangan hama Penggerek Buah Kakao atau PBK juga merupakan masalah yang berat yang

menyebabkan penurunan produksi mencapai 80 %. Mengingat semakin meluasnya penyebaran PBK saat ini maka

perlu dilakukan metode pengendalian hama yang efektif, efisien dan ramah lingkungan. Salah satu paket teknologi yang efektif adalah Pakasampu Sipa (Pemangkasan, Sanitasi,

Pemupukan, Sarungisasi,

Integrasi dan Pasca Panen). Dalam bahasa

Kaili, Pakasampu

Sipa diartikan satu pohon tanaman. Dapat juga diartikan sebagai satu pohon tanaman

yang terintegrasi dari

beberapa system usahatani menjadi satu, sehingga dapat meningkatkan produksi dan pendapatan petani.

B. SARUNGISASI

istem sarungisasi dapat mengurangi kerugian akibat adanya serangan hama dan penyakit, yaitu

dengan cara menyarungi buah kakao yang berukuran 8 – 10 cm. Hal ini untuk mencegah ngenat betina meletakkan telur di atas permukaaan buah kakao. Bahan : - Pipa PVC/ Paralon

berdiameter 2 inchi, panjangnya disesuaikan dengan kebutuhan.

- Kantong palstik berukuran 30 x 15 cm, tebal 0,02 mm.

- Karet gelang berdiameter 4 cm dilipat dua.

- Pengungkit yang terbuat dari bambu setebal 2 cm yang panjangnya sesuai kebutuhan.

Cara Membuat : Pada salat satu ujung pipa disayat sepanjang 10 cm dan lebar 2 cm sehingga berbentuk huruf “U”, sebagai ruang untuk memudahkan pendorongan karet gelang. Pipa dipakai untuk menyarungi buah dengan kantong plastic. Kemudian pada salah satu ujung belahan bambu dibuat berbentuk huruf “V” yang berfungsi sebagai pengungkit (mendorong karet dan plastic hingga ke pangkal buah).

Cara kerja : 1. Masukkan kantong plastic

di ujung paralon satu persatu.

2. Ikat kantong plastic tersebut satu persatu secara teratur dengan karet gelang yang dilipat dua.

3. Susun ikatan plastic tersebut secara teratur sepanjang paralon (± 20 – 40 cm).

4. Untuk melakukan penyarungan maka buah kakao dijolok dengan cara memasukakan buah kakao yang berukuran selebar diameter paralon sampai mencapai tangkai buah.

5. Dorong karet pengikat

K

S

Page 9: Buletin Edisi Agustus Herbisida

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Donggala

8

Buletin Agribisnis SPIA “Posisani” Edisi III, Agustus 2006

plastic dengan menggunakan alat pengungkit (bamboo) sehinga terlepas dari pipa.

6. Dengan menarik paralon dari buah tersebut maka secara

otomatis buah telah disarungi dan ujung plastic terikat dengan karet yang terpasang tadi.

7. Kantong plastic dapat digunakan beberapa kali sepanjang belum rapuh/ rusak.

C. PEMANGKASAN Pemangkasan untuk tanaman TBM (Tanaman Belum Menghasilkan/ tanaman muda) dan pemangkasan pemeliharaan (produksi) untuk tanaman TM (Tanaman menghasilkan/ tanaman dewasa). a. Pemangkasan bentuk. 1. dilakukan pada tanaman

TBM, tujuannya untuk membentuk kerangka tanaman yang kuat dan seimbang.

2. Cabang-cabang primer dari jorget dipelihara tiga yang tumbuh kuat dan seimbang. Cabang-cabang sekunder diatur yang tumbuhnya seimbang ke semua arah.

3. Cabang-cabang sekunder diatur yang tumbuhnya seimbang ke segala arah, cabang sekunder yang tumbuh pada 0-4- cm dari pangkal jorget dibuang. Selanjutnya cabang sekuder diatur secara zig-zag untuk memperoleh bentuk kerangka/ frame yang ideal.

4. kerangka yang sudah terbentuk dipertahankan denagn cara memangkas secara ritin ( sekali setiap 4 bulan). Hal ini untuk membuang tunas air, cabang sakit, dan cabang yang terlindung. Apabila dilakukan secara rutin, maka akan terhindar dari pemotongan cabang yang berdiameter > 2,5 cm.

5. Alat pangkas adalah gunting pangkas dan sabit bergalah (antel).

b. Pemangkasan Pemeliharaan dan Produksi.

1. Dilakukan pada tanaman TM, bertujuan untuk mempertahankan

2. kerangka yang sudah terbentuk sehingga memperoleh distribusi daun yang merata dan aerasi yang baik serta merangsang pembungaan.

3. Cabang yang dipangkas adalah cabang sakit, cabang baik, cabang terlindung atau cabang yang melindungi, cabang yang jauh masuk ke dalam tajuk pohon lain.

4. Pemangkasan berat dan pemendekan tajuk dilakukan setahun sekali pada awal musim hujan, tujuannya untuk membatasi tinggi tajuk tanaman sekitar 3,5 – 4 m dan merangsang pembungaan.

5. Pangkas berat selektif dilakukan pada akhir musim

hujan, dilakukan hanya pada tanaman yang jumla pentil

buahnya sangat kurang. 6. Pemangkasan

pemeliharaan dilakukan

dilakukan tiga kali setahun untuk

membuang cabang yang tidak produktif dan tunas air. 7. Pemangkasan tidak dibenarkan pada saat

tanaman berbunga lebat atau ketika sebagian besar buah masih pentil (panjang kurang dari 10 cm).

8. bahan dan alat pangkas

berupa gunting pangkas, sabit bergalah (antel), gergaji pangkas yang harus tajam, serta tangga. Luka bekas potongan cabang yang berdiameter lebih dari 2,5 cm ditutup.

9. Frekuensi pemangkasan 6-8 kali per tahun dan tunas air dibuang 2-4 minggu sekali.

Page 10: Buletin Edisi Agustus Herbisida

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Donggala

9

Buletin Agribisnis SPIA “Posisani” Edisi III, Agustus 2006

D. SANITASI Sanitasi bertujuan untuk memperoleh kebun kakao yang bersih dan sehat. Kebersihan kebun berhubungan erat dengan kondisi kakao dan produktifitasnya. Sanitasi dapat dilakukan dengan membuat lubang pembuangan (sanitasi) yang berada di sekitar tempat pengupasan buah atau di beberapa titik lokasi kebun. Lubang tersebut mempunyai fungsi menimbun semua sisa panen berupa kulit

buah kakao, ranting dan bagian kakao yang tidak digunakan lagi. Setelah lubang penuh dengan sampah ditutup

lalu dibiarkan selama 3 bulan hingga menjadi kompos. Kompos dapat digunakan

sebagai pupuk organic bagi tanaman kakao. Tumbuhan yang tumbuh ditempat yang tidak dikehendaki di sekitar tanaman kakao juga dihilangkan dalam kegiatan sanitasi. Tumbuhnya tanaman pengganggu mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap produksi kakao apabila tidak dikendalikan dengan tepat. Teknik sanitasi dengan menggunakan sabit dan alat-alat yang fungsinya sama, mencabut dengan tangan, menggunakan cangkul atau garpu serta penggunaan alat-alat mekanis dan herbisida sangat membantu terlaksananya sanitasi

E. PEMUPUKAN 1. Jenis dan dosis pupuk yang

digunakan berdasarkan uji tanah yaitu: Urea, SP36, KCL.

2. Lokasi penempatan pupuk adalah melingkari pohon dengan jari-jari 50 – 75 cm dari batang kakao. Sebelum dilakukan pemupukan dilakukan sanitasi minimal sekitar peringan

3. Pemupukan sebaiknya sistim piringan atau secara tugal bintang enam. Penaburan pupuk harus diikuti tindakan penutupan dengan menggunakan tanah atau seresah.

4. Ukuran dosis per pohon dibuat dengan takaran khusus.

5. Aplikasi pemupukan dilakukan dua kalier tahun, yaitu pada awal dan akhir musim hujan masing-masing setengah dosis.

6. Bahan dan alat yang dibutuhkan adalah pupuk, cangkul, ember, takaran pupuk, timbangan kecil.

F. INTEGRASI KAMBING KAKAO Paket teknologi pengusahaan ternak kambing yang diintegrasikan dengan usaha kebun kakao dan hijauan pakan ternak sebagai berikut : a. Skala Pemilikan Ternak

Kambing Skala pemilikan ternak

kambing untuk layak diusahakan sebagai tambahan pendapatan keluarga adalah berkisar 5 – 7 ekor. Di samping itu jumlah ternak kambing ini dapat mencukuli kebutuhan kotoran kambing (manure) sebagai

bahn baku pembuatan pupuk bokashi untuk luasan kebun kakao 1 ha.

b. Pembuatan Kandang Kandang yang akan dibuat

adalah model panggung agar lebih mudah mengumpulkan kotoran kambing. Pembuatan kandang harus memenuhi syarat teknis agar kambing yang tinggal didalam kandang mersa nyaman dan sehat.

c. Perbaikan Pakan Perbaikan pemberian pakan

pada ternak kambing diharapkan akan dapat

meningkatkan pertambahan bobot badan harian yang tinggi yang diikuti oleh bobot badan akhir yang tinggi. Pakan yang akan diberikan pada ternak kambing (pola introduksi) dengan komposisi : 60% rumput (rumput alam dan atau setaria) + 20% gamal + 20% kulit buah kakao (KBK).

d. Introduksi Hijauan Pakan Penyediaan pakan

tambahan untuk ternak

Page 11: Buletin Edisi Agustus Herbisida

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Donggala

10

Buletin Agribisnis SPIA “Posisani” Edisi III, Agustus 2006

kambing dengan penanaman rumput unggul dan leguminosa di pekarangan/dekat kandang

kambing, sebagai tanaman konservasi di kebun kakao dan pembuatan kebun bi bit hijauan pakan desa.

e. Pembuatan Kompos dari Kotoran (Feses) Kambing.

G. PANEN DAN PASCA PANEN Produksi tanaman kakao sepuluh tahun terakhir ini meningkat cukup tajam, untuk itu perlu diimbangi dengan peningkatan mutu produksi biji kakao. Pada era globalisasi atau era perdagangan bebas persaingan akan semakin ketat, sehingga kualitas biji kako akan menjadi titik utama. Mutu biji kako dinilai oleh konsumen dari beberapa aspek antara lain kenampakan fisik, kandungan lemak dan citarasa. Hal tersebut selain ditentukan oleh bahan tanaman, lebih banyak dipengaruhi oleh cara pengolahan yang tepat waktu, tepat jumlah dan tepat cara. 1. Teknik Panen Kakao a. Buah kakao sebaiknya

dipetik tepat matang. Buah yang matang ditandai

oleh perubahan fisik warna kulitnya yang cukup menyolok, yaitu yang semula hijau berubah menjadi kuning atau yang semula merah menjadi orange. Pemetikan buah yang terlalu muda akan menghasilkan biji gepeng, sedang jika buah dipetik terlalu tua akan

menyebabkan biji berkecambah.

b. Buah masak hasil panen sebaiknya diperam dalam keadaan utuh beberapa saat sebelum dibelah dan diambil bijinya. Tujuan pemerapan adalah untuk mengurangi kandungan lender yang malapisi biji. Pulp sangat berpengaruh terhadap tingkat kesempurnaan fermentasi dan pembentukan asam di dalam biji. Pemeraman dilakukan dengan menimbun buah-buah yang sehat hasil panen sekitar kebun selama kira-kira 3-5 hari. Lokasi penimbunan sebaiknya ditempat yang terbuka namun terlindung dari panas matahari langsung dan aman dari gangguan ternak dan pencuri. Buah yang terlalu masak sebaiknya tidak diperam terlalu lama karena akan rusak (busuk).

c. Buah kemudian dipecah untuk menghasilkan biji kakao. Pemecahan buah dilakukan secara hati-hati menggunakan kayu bulat yang keras. Biji kakao dikeluarkan dari kulit buah dengan tangan. Kotoran dipisah dari biji yang sehat. Demikian juga dengan biji

cacat (pecah atau terkena penyakit) harus diolah pada wadah tersendiri. Kulit buah dapat dimanfaatkan atau ditimbun di dalam tanah. Biji basah dimasukkan ke dalam karung plastik yang bersih untuk diolah lebih lanjut.

2. Teknik Pengolahan Biji Kakao

Tujuan utama fermentasi adalah untuk mematikan biji sehingga perubahan-perubahan di dalam biji akan mudah terjadi, seperti warna keeping biji, peningkatan aroma dan rasa, serta untuk melepaskan pulp. Alat yang diperlukan dalam fermentasi adalah kotak fermentasi yang terbuat dari kayu. Sambungan antar papan kayu menggunakan sistim pantek (pasak). Pengguanaan paku perlu dihindari karena bahan ini tidak tahan asam dan mudah berkarat yang menyebabkan warna biji kakao menjadi hitam. Dimensi peti disesuaikan dengan kapasitas produksi. Dinding dan dasar peti fermentasi diberi sejumlah lubang untuk pemasukan udara dan penetesan cairan fermentasi. Ukuran lubang 10 – 12 mm setiap 5 cm.

Buletin Agribisnis SPIA ”Posisani” Kabupaten Donggala dapat diakses melalui Internet pada Website :

http://www.portalagribisnis.deptan.go.id

http://www.pfi3p.litbang.deptan.go.id

Page 12: Buletin Edisi Agustus Herbisida

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Donggala

11

Buletin Agribisnis SPIA “Posisani” Edisi III, Agustus 2006

Kegiatan Staf Redaksi SPIA

Sepuluh Orang Redaktur Pelaksana Buletin Agribisnis SPIA ”Posisani” Kabupaten Donggala, belajar Internet di Pusat Data dan Informasi

Departemen Pertanian RI.

ada Tanggal 24 s/d 28 Juli 2006, sebanyak 10 orang Redaktur Pelaksana SPIA ”Posisani” Kabupaten Donggala

mengikuti pelatihan Pengelolaan Sistem Informasi Pasar di Pusat Data dan Informasi Departemen Pertanian RI, bersama-sama dengan empat kabupaten lainnya yang termasuk dalam program Peningkatan Pendapatan Petani Melalui Inovasi (P4MI) seluruh Indonesia, dengan jumlah keseluruhan sebanyak 40 orang. Tujuan kegiatan ini adalah untuk melatih tenaga pengelola (operator) sistem Informasi Pasar dalam menggunakan website Portal Agribisnis dengan Sistem Informasi Pasar, sehingga (i). mempunyai wawasan baru mengenai Teknologi Informasi dan Komunikasi, (ii) mampu melakukan perekaman dan peremajaan data informasi pasar dan informasi harga tingkat kabupaten secara on-line melalui masing-masing administrator kabupaten yang telah ditunjuk dan dilatih pada tahun 2005, (iii). Mampu melakukan perekaman dan peremajaan data portal agribisnis sesuai kondisi masing-masing kabupaten melalui administrator content daerah yang telah dilatih dan ditetapkan tahun 2005, (iv). Mampu melakukan penelusuran data dan informasi pasar tingkat kabupaten secara on-line dan informasi potensi daerah masing-masing melalui portal agribisnis. Adapun peserta meliputi petugas yang secara rutin telah menangani data harga,

informasi pasar, data PPHP serta teknologi pertanian dari kabupaten Blora sebanyak 6 orang, Kabupaten Temanggung 8 orang, Kabupaten Donggala 10 orang, Kabuapaten Lombok Timur 8 orang, dan Kabupaten Ende sebanyak 8 orang. Pelatihan dimulai dengan kunjungan lapangan di Bandung yang diawali dengan

kunjungan ke Kantor Dinas

Pertanian Propinsi Jawa Barat . Dalam kesempatan ini Kepala Dinas

Pertanian Propinsi Jabar

sangat menyambut

baik kedatangan

rombongan ini dan

menyajikan beberapa

materi tentang potensi dan kemajuan-kemajuan yang telah diperoleh Pemerintah Propinsi Jabar di bidang Pertanian, khususnya pengembangan Sentra komoditi Sayuran dan buah-buahan sekaligus peran PIP di Jawa Barat. Kemudian perjalanan dilanjutkan menuju Cibeunying Desa Cibodas Lembang. Disini rombongan berkunjung ke Kelompoktani ”Mekar Tani Jaya” yang dimotori oleh Pak Doyo Mulyo Iskandar yang telah berhasil mengembangan usahanya hingga produksinya telah diekspor ke beberapa negara di Asean. Hal ini dilakukan dengan cara peningkatan mutu produksi serta Pengelolaan Pasca Panen yang cukup Modern dan ramah lingkungan. Materi lainnya yang disajikan adalah Keadaan PIP Lembang oleh Bapak Endang, yang menjelaskan panjang lebar peranan PIP

P

Demo Tayangan Profil Daerah masing-masing melalui Internet-Portal Agribisnis di Ruang Rapat Pusdatin

Page 13: Buletin Edisi Agustus Herbisida

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Donggala

12

Buletin Agribisnis SPIA “Posisani” Edisi III, Agustus 2006

selang tahun 1979 hingga 1999. Dan beliau berharap PIP akan eksis lagi di tahun-tahun berikutnya, karena sangat membantu dalam rangka meningkatkan pendapatan petani. Setelah mendapat penjelasan peran dan fungsi PIP, rombongan langsung menuju ke Rumah Kemasan Kelompok Usaha ”Yans Fruit & Vegetables Supplier” dan ”Grace”. Disisni peserta sangat antusias melihat berbagai macam cara pengemasan produk pertanian, berupa sayuran dari negara Jepang , buah-buahan Strawberi yang telah dikemas dalam bentuk segar. Setelah itu peserta kembali ke Bandung dan sempat melakukan shoping di Cihampelas Bandung yakni pusat perbelanjaan Produk Jeans. Dan pada malam hari perjalanan dilanjutkan ke Pasar Grosir Caringin Bandung. Disini peserta melakukan praktek wawancara kepada pedagang grosir sayuran yang ada di pasar tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan pedagang, harga komoditi yang diperjual belikan, volume, serta asal dan tujuan pemasaran. Dari Pasar Caringin Bandung peserta melakukan perjalanan pulang ke Jakarta dan singgah di Cipanas sekitar pukul 23.00 WIB untuk melihat Keadaan PIP Cigombong dan Survey ke sub Terminal Agribisnis (STA) pasar Cigombong-Cipanas. Kemudian perjalanan dilanjutkan ke Jakarta tempat penginapan di Wisma Tani dan tiba sekita pukul 01.00 WIB. Perjalanan yang melelahkan ini tak terasa oleh peserta, karena diselingi beberapa canda tawa dari beberapa peserta yang sangat beragam dari 5 kabupaten. Keesokan harinya tepat hari Rabu 26 Juli 2006, pelatihan dilanjutkan di Ruangan Rapat Pudatin Lantai IV Gedung D Departemen Pertanian. Acara didahului dengan Pembukaan oleh Kepala Pusdatin dan dilanjutkan dengan penyajian beberapa materi. Materi pertama dibawakan oleh Bapak Zulfikar (Bappenas) dengan materi Peranan Telecenter dalam Program P4Mi. Materi kedua disajikan oleh Ibu Cyntia Iskandar dari PT.Microsoft

Indonesia, dengan judul Community Training & Learning Center, sebagai Sarana Akses Informasi bagi Petani. Kedua Pemateri ini sangat peduli dengan keadaan petani Indonesia melalui kegiatan Teknologi Informasi yang dimilikinya sehingga mampu diakses oleh petani di desa sasaran dalam rangka meningkatkan posisi tawar dan pendapatan petani. Untuk materi ketiga disajikan oleh Bapak Muchsin (Konsultan ICT-P4MI) tentang rekomendasi infrastruktur untuk unit pelayanan informasi pertanian kabupaten. Dan selanjutnya materi terakhir pada hari tersebut yakni analisa informasi pasar, pemantauan dan pengawasan pasar disajikan oleh Ir. Muhammad`Saad,MM dan Ir. Burhanudin MM. Untuk dua hari selanjutnya peserta pelatihan di sajikan materi di Laboratorium Komputer Pusdatin. Pelatihan diawali dengan pengenalan komputer dan internet, serta membuka portal agribisnis, Homepage/ portal dan konsep CMS dan model direktori sekaligus cara mengisi content dan membuat artikel dengan HTML. Dalam labkom juga sempat disajikan beberapa produk CD Interaktif dari Pustaka Bogor, kemudian pengenalan sistem informasi pasar Singosari oleh staf dari Ditjen PPHP. Pada hari terakhir, yakni hari Jum’at, peserta melakukan pengisian content pada Portal Agribisnis Departemen Pertanian berdasarkan potensi dan informasi dari masing-masing Kabupaten peserta Pelatihan dan penelusuran informasi harga berdasarkan provinsi , kabupaten dan komoditi unggulan lainnya. Pada Pukul 15.00 Pelatihan ditutup ketua Panitia atas nama Kapusdatin (Ir. M.Tasim Billah,M.Sc) yang didahului dengan demo tayangan profil masing-masing kabupaten Blora, Temanggung, Donggala, Lombok Timur dan Ende. Demikian laporan hasil pelatihan yang sempat diikuti dan masih banyak informasi yang didapatkan dari pengalaman pelatihan dimaksud yang akan disajikan pada buletin SPIA ”Posissani” edisi selanjutnya. (Is).

Nama-nama Peserta Pelatihan Pengelolaan Sistem Informasi Pasar dari Kab. Donggala : Sugiharto, SP; Ir. Ishak, MM; Ir. Gagarin; Ir. Elly Jufriana, MP; Siti Herlina, SP; Risnodianto, SP; Ratnawati, S.Pt; Taswin, S.Pt (Distanak Donggala) dan Ir. Elly Martha Barmo; Jalil K.Gugere (Dishutbun Donggala).

Page 14: Buletin Edisi Agustus Herbisida

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Donggala

13

Buletin Agribisnis SPIA “Posisani” Edisi III, Agustus 2006

Alokasi Dana Tugas Pembantuan

Refleksi Kepercayaan Pemerintah Pusat Kepada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Donggala

(Bagian Kedua) Pembinaan Pasca Panen, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian.

ana Pembantuan pada Kegiatan Pembinaan Pasca Panen

Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kabupaten Donggala, bertujuan untuk memperbaiki mutu produk olahan pertanian maupun peternakan dengan sasaran terciptanya Lapangan kerja dibidang pengolahan hasil pertanian. Pada Tahun anggaran 2006 ini terbagi atas 2 (dua) buah DIPA, yakni Pembinaan Pasca Panen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian dengan jumlah anggaran Rp. 636.550.000,- yang diperuntukkan bagi kegiatan : 1. Fasilitasi Perbaikan

Sarana Pengolahan Hasil Hortikultura, yakni pengadaan peralatan Pengolahan hasil buah-buahan , Vacum Seller, Packing Vacum , yang akan diperuntukkan pada kelompok tani jeruk di wilayah kecamatan Rio Pakava, yang mempunyai potensi jeruk melimpah jika terjadi musim panen. Luas tanaman jeruk yang terdapat di Kecamatan

Rio Pakava mencapai lebih dari 500 ha.

2. Fasilitasi Penerapan Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian, dengan kegiatan utama pengadaan RMU Double Pass, Mesin Pembuat Tepung Beras dan 3 (tiga) unit Power Threser. Peralatan ini akan dialokasikan pada rencana areal pencetakan sawah di Desa Malino Kecamatan Balaesang.

3. Pengembangan Sistem Layanan Informasi Agribisnis, dengan kegiatan monitoting harga dan produksi hortikultura dan penyusunan statistik PPHP, serta dilakukan pelatihan petugas PIP ke Pusat.

Satker kedua yakni Pembinaan Pasca Panen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan dengan jumlah anggaran Rp. 93.150.000,- yang digunakan untuk memfasilitasi perbaikan sarana pengolahann hasil peternakan, yakni pengadaan alat pentolan Bakso dan alat perontok bulu, masing-masing sebanyak 2 unit, dengan sasaran para pengusaha/ pedagang bakso dan pengusaha/ pedagang Ayam

Potong, di Kecamatan Banawa dan Biromaru. Untuk mendukung kegiatan tugas pembantuan, Pemda Kabupaten Donggala telah menyediakan pula dana pendamping dari APBD Kabupaten sesuai kesepakatan bahwa Pemda Kabupaten bersedia menyediakan minimal 10 % dari alokasi dana Tugas Pembantuan dari masing-masing kegiatan. Untuk itu dalam tahun anggaran 2006 telah dialokasikan dana pendamping sebanyak Rp. 225.000.000,- . Dana ini diperuntukkan dalam mendukung operasional kegiatan Tugas pembantuan, dan untuk pembangunan bangunan penunjang peralatan RMU yang akan diadakan. Dengan demikian dukungan pemda Donggala pada pelaksanaan kegiatan Tugas Pembantuan untuk program PPHP sangat baik (Is) (bersambung).

D

Kegiatan Distanak Kab. Donggala

Page 15: Buletin Edisi Agustus Herbisida

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Donggala

14

Buletin Agribisnis SPIA “Posisani” Edisi III, Agustus 2006

Latar Belakang

Pada Tahun Anggaran 2005, pelaksanaan

investasi desa P4MI Kabupaten Donggala tersebar di 65 Desa. Jenis Investasi yang dibangun meliputi Jalan Usahatani, Jembatan, Irigasi Desa, Pasar Desa, Konservasi Tanah dan Air, serta pelatihan dan Demplot. Beberapa jenis investasi desa di beberapa desa telah dimanfaatkan oleh Kelompok Tani Sasaran.

Salah satu diantara sekian banyak yang telah dimanfaatkan adalah Investasi Irigasi Desa di Desa Limboro, Kecamatan Banawa Selatan yang mayoritas petaninya adalah petani padi sawah. 2 (Dua) Tahun di Berokan

Di Desa Limboro terdapat ± 70 ha lahan persawahan, namun sejak 2 Tahun terakhir diberokan (tidak diolah) akibat rusaknya sarana irigasi desa. Sejak saat itu, praktis tidak ada kegiatan budidaya padi di Desa Limboro.

Para petani hanya mengandalkan penghasilan dari hasil panen Kelapa, untuk mengisi waktu sebagian petani memilih menjadi buruh di luar desa.

Program Kegiatan P4MI

Berdasarkan hasil perencanaan partisipatif, petani melalui KID (Komite Investasi Desa) mengusulkan Rehab Total Irigasi Desa kepada PIU (Project Implementation Unit) P4MI Kabupaten Donggala. Kegiatan Rehab yang dilakukan meliputi Rehab Mercu Bendung, Pembuatan Saluran Permanen 129 meter, dan Saluran Tanah 600 meter.

Total Dana yang digunakan untuk kegiatan tersebut sejumlah Rp 282.544.000, terdiri dari Dana Loan ADB 225.220.000 dan Dana Swadaya Masyarakat sebesar Rp. 57.324.000. Pekerjaan Investasi Desa dinyatakan selesai pada Bulan Februari 2006 dan pada awal Maret 2006 telah diresmikan penggunannya oleh Bupati Donggala Bapak H. Adam Arjad Lamarauna. Pemanfaatan Investasi Desa

Sejak peresmian investasi irigasi oleh Bupati Donggala, aktivitas usahatani pada lahan yang telah ”tertidur” selama + 2 tahun itu mulai giat kembali. Pada saat ujicoba pengaliran air (running test), para petani pemilik lahan menyambut dengan sangat antusias. ”Hati kami berbunga-bunga melihat air mulai memasuki areal persawahan, inilah awal dari terwujudnya mimpi kami selama ini” demikian ungkapan kegembiraan Ahmad Labide ketua KT ”Mpasanggani” kepada penulis dalam sebuah kesempatan. Kegembiraan petani semakin lengkap dengan adanya kepedulian Pemda Kabupaten Donggala, melalui Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan yang memberikan Bantuan Benih Unggul sebanyak 1,6 ton.

Dalam rangka perbaikan teknologi budidaya bagi anggota Kelompok Tani, BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian) Propinsi Sulawesi Tengah sebagai pelaksana Komponen 3 P4MI (Pengembangan Deseminasi dan Inovasi Pertanian), melaksanakan kegiatan Gelar Teknologi PTT Padi sawah. Sejak awal persiapan gelar teknologi pada bulan April 2006 sampai menjelang panen, partisipasi anggota Kelompok Tani Sasaran sangat tinggi. Metode ini cukup bagus karena memungkinkan petani menyerap inovasi pertanian melalui proses belajar sambil bekerja (learning by doing).

Kegiatan P4MI Dari “Bero” ke “Beras”

Kondisi Areal Persawahan Sebelum Investasi Desa

”Hati kami berbunga-bunga melihat air mulai memasuki areal persawahan, inilah awal dari terwujudnya mimpi kami selama

ini” (ahmad labide)

Page 16: Buletin Edisi Agustus Herbisida

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Donggala

15

Buletin Agribisnis SPIA “Posisani” Edisi III, Agustus 2006

Terwujudnya Sebuah Harapan

Seiring dengan pelaksanaan gelar teknologi PTT

Padi Sawah, petani melakukan penanaman serempak pada bulan Mei, menggunakan benih bantuan Pemda. Hasil kunjungan penulis bersama Tim PIU dan BPTP Awal Agustus 2005, pertanaman padi sudah memasuki fase pemasakan (menjelang panen). Tim BPTP yang memfasilitasi pelaksanaan gelar teknologi memprediksi hasil demplot yang akan dicapai + 6 ton GKP/ha (panen demplot direncanakan tanggan 12 Agustus 2006).

Kondisi Irigasi Desa Limboro Setelah

Rehabilitasi Kini, lahan yang semula diberokan, telah muncul

bulir-bulir padi yang sebentar lagi akan menjadi beras dan wujud dari sebuah penantian. Dengan asumsi pencapaian rata-rata produksi petani (diluar demplot) + 5 ton GKP per hektar atau 4,3 ton GKG atau setara dengan 2,76 ton beras, rata-rata keuntungan yang diperoleh petani sebesar Rp. 5.642.000/ha/musim tanam. Berdasarkan data yang diperoleh dari Ketua Kelompok Tani, luas areal yang ditanami pada musim tanam ini dan memanfaat aliran air irigasi seluas 50,80 ha. Dengan demikian Total nilai keuntungan yang diperoleh adalah sebesar Rp. 286.611.000, melebihi nilai investasi sarana irigasi yang dibangun.

Sebagai wujud rasa syukur atas berfungsinya irigasi desa, para petani pemanfaat telah membuat aturan operasional dan pemeliharaan investasi. Salah satu kesepakatan yang dibuat adalah menyisihkan

2,5% dari hasil panen yang antara lain akan digunakan untuk dana operasional dan pemeliharaan investasi. Kunci Keberhasilan Program

Berdasarkan pengamatan dari awal pelaksanaan kegiatan P4MI di Desa Limboro, keberhasilan yang dicapai dipengaruhi oleh beberapa faktor, atara lain : Usulan Investasi Desa betul-betul didasarkan pada kebutuhan petani dan potensi sumberdaya yang tersedia, Dukungan petani dan pemerintah desa, baik pada saat pelaksanaan investasi maupun pasca investas

Dukungan dan Kepedulian Pemda, salah satunya seperti telah diuraikan diatas yakni pemberian bantuan benih padi unggul, Keterpaduan antar komponen P4MI, lokasi dan sasaran pelaksanaan Gelar Teknologi dilaksanakan pada lokasi dan sasaran Investasi Desa.

Kondisi Areal Persawahan Setelah Investasi (Menjelang Panen)

Penutup

Semua pihak tentu berharap apa yang dicapai di Desa Limboro, bukan hanya berlangsung 1 – 2 musim tanam saja, akan tetapi dapat berlanjut pada masa-masa yang akan datang. Petani berharap pendampingan dan pembinaan instansi terkait dalam rangka peningkatan taraf hidup petani terus dilanjutkan. Disisi lain para petani pemanfaat diharapkan dapat mewujudkan kesepakatan mengenai aturan operasional dan pemeliharaan investasi, sehingga ketergantungan kepada pemerintah (bantuan) dapat dikurangi. Semoga apa yang telah dicapai di Desa Limboro, dapat dijadikan contoh untuk kegiatan pemberdayaan petani kedepan.(ayub-ruly)

Info Prestasi : Kelompok Tani yang diketuai Pak. Paimun dari Jono Oge Kec. Biromaru dan UPJA Karya Madani yang dimenejeri oleh Pak. Rasyid Dari Tongolobibi Kec Sojol sedang berbenah diri untuk mendapatkan tiket menuju Istana Negara

Page 17: Buletin Edisi Agustus Herbisida

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Donggala

16

Buletin Agribisnis SPIA “Posisani” Edisi III, Agustus 2006

Bupati Donggala Wakil Bupati Donggala Mengucapkan :

&

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Donggala

Ir. Andi Djuhardi

Kadis

UD. PRIMA TANI

Hi. Syafrudin Direktur

KONSULTAN