internetweb159.files.wordpress.com · web viewr 11 = n n-1 s 2 - ∑ pq s 2 . keterangan: r 11...
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan memiliki tujuan yang dituangkan dalam Undang-Undang
No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 yakni mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Perwujudan tujuan pendidikan tersebut diaplikasikan pada pendidikan di
sekolah yang meliputi proses pembelajaran yang melibatkan guru dan siswa.
Berhasilnya proses pembelajaran salah satunya dapat dilihat dari prestasi
belajar siswa. Semakin baik prestasi belajar siswa akan mampu menjadikan
kualitas pendidikan semakin baik pula.
Matematika dalam bahasa Belanda disebut wiskunde atau ilmu pasti,
yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran. Matematika berfungsi
mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan dan
menggunakan rumus matematika sederhana yang diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari. Konsep-konsep matematika tersusun secara logis dan
sistematis mulai dari konsep yang paling sederhana sampai pada konsep yang
paling kompleks. Namun banyak siswa yang belum mampu menguasai
konsep-konsep dari materi yang diajarkan. Kegagalan tersebut dapat berasal
dari faktor intern dalam diri siswa ataupun faktor ekstern yang berasal dari
luar individu seperti strategi pembelajaran.
Peranan guru sangatlah penting dalam proses pembelajaran.
Penggunaaan strategi pembelajaran yang kurang tepat oleh guru dalam proses
belajar mengajar akan menjadikan siswa hanya bersifat pasif terhadap
pelajaran. Siswa cenderung hanya diam, mendengarkan, dan mencatat hal-
hal yang penting dari pelajaran. Selain itu, terkadang siswa juga tidak
memperhatikan penjelasan dari guru.
Untuk mengatasi masalah tersebut guru diharapkan menggunakan
strategi atau metode pembelajaran relevan, sesuai dengan kondisi kelas dan
mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Salah satu metode
pembelajaran yang berusaha menjadikan siswa lebih aktif dalam belajar
adalah strategi pembelajaran inquiry. Strategi pembelajaran inquiry
menekankan kepada proses mencari dan menemukan. Peran siswa dalam
strategi ini adalah mencari, menemukan mengamati, menggolongkan,
membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan atas materi
pelajaran yang disampaikan, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan
pembimbing siswa untuk belajar.
Selain penggunaan strategi atau metode pembelajaran yang relevan,
penggunaan media pembelajaran juga dirasa dapat mendukung dan
mengefektifkan proses pembelajaran. Guru dapat menyusun strategi
pembelajaran dengan pemanfaatan media dan sumber belajar. Media
pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung
dari sudut mana melihatnya : 1) dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke
dalam: a) media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, b)
media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, c) media audiovisual,
yaitu media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur
gambar yang bisa dilihat; 2) dilihat dari kemampuan jangkauannya, media
dapat pula dibagi ke dalam: a) media yang memiliki daya liput yang luas dan
serentak seperti radio dan televisi, b) media yang mempunyai daya liput yang
terbatas oleh ruang dan waktu seperti fil slide, film, video, dan sebagainya; 3)
dilihat dari cara atau teknik pemakaiaannya, media dapat dibagi ke dalam: a)
media yang diproyeksikan, b) media yang tidak dapat diproyeksikan
(Sanjaya, 2009: 172 - 173). Salah satu media pembelajaran audiovisual
adalah melalui media komputer sebagai media pembelajaran yang berbasis
TIK. Komputer berperan menyampaikan pesan pembelajaran yang
pemamnfaatannya meliputi penyajian informasi isi materi pelajaran, latihan-
latihan, atau kedua-duanya. Salah satu program yang dapat digunakan untuk
membuat media pembelajaran adalah program html presentation. Html
presentation merupakan presentasi dalam bentuk dokumen web yang mampu
dibaca oleh browser serta memiliki efek gambar dan suara sehingga
menjadikan siswa lebih memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh
guru.
Minat merupakan salah satu faktor yang berperan dalam prestasi
belajar. Minat merupakan kecenderungan individu untuk melakukan sesuatu
perbuatan. Siswa akan terdorong untuk belajar manakala mereka memiliki
minat belajar. Minat belajar tersebut akan mampu mendukung siswa untuk
menghasilkan sesuatu yang lebih baik dari kondisi sebelumnya dan mencapai
prestasi belajar matematika yang baik pula.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti mengadakan penelitian tentang
penerapan strategi pembelajaran inquiry dengan penggunaan html
presentation terhadap prestasi belajar matematika ditinjau dari minat belajar
siswa.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka identifikasi masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Masih rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika.
2. Kurang tepatnya strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru di
dalam menyampaikan pokok bahasan tertentu sehingga mempengaruhi
prestasi belajar siswa.
3. Masih rendahnya minat siswa dalam pembelajaran matematika.
C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini difokuskan pada:
1. Strategi pembelajaran
Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi
pembelajaran inquiry dengan penggunaan media pembelajaran html
presentation untuk kelas eksperimen dan metode konvensional untuk
kelas kontrol.
2. Minat belajar siswa
Minat belajar dalam penelitian ini merupakan kecenderungan
individu yang tetap untuk memperhatikan dan belajar matematika.
3. Prestasi belajar matematika
Prestasi belajar matematika siswa dalam penelitian ini pada hasil
belajar siswa yang merupakan hasil penelitian yang dilakukan pada akhir
penelitian.
D. Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah ada perbedaan pengaruh antara strategi pembelajaran inquiry
dengan penggunaan media pembelajaran html presentation dan metode
pembelajaran konvensional terhadap prestasi belajar matematika?
2. Apakah ada perbedaan pengaruh minat belajar siswa (tinggi, sedang,
rendah) terhadap prestasi belajar matematika?
3. Apakah ada interaksi antara strategi pembelajaran dan minat belajar
siswa terhadap prestasi belajar matematika?
E. Tujuan Penelitan
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menganalisis dan
menguji:
1. Perbedaan pengaruh antara pembelajaran melalui strategi pembelajaran
inquiry dengan penggunaan html presentation dan pembelajaran dengan
metode konvensional terhadap prestasi belajar matematika.
2. Perbedaan pengaruh antara minat belajar siswa (tinggi, sedang, rendah)
terhadap prestasi belajar matematika.
3. Pengaruh interaksi antara strategi pembelajaran inquiry dengan
penggunaan html presentation dan pembelajaran dengan metode
konvensional ditinjau dari tingkat minat belajar siswa (tinggi, sedang,
rendah) terhadap prestasi belajar matematika siswa.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam
pembelajaran matematika, terutama meningkatkan minat belajar siswa
dengan penggunaan metode pembelajaran inquiry menggunakan html
presentation.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru dapat dijadikan input dalam meningkatkan kualitas
pengajaran, yaitu menggunakan metode atau strategi pembelajaran
yang menarik dan tepat dalam proses belajar mengajar matematika.
b. Bagi siswa dapat dijadikan masukan untuk meningkatkan prestasi
belajar matematika dan mengoptimalkan kemampuan yang ada
sehingga dapat memperbaiki segala kekurangan.
c. Bagi peneliti dapat dijadikan sebagai tambahan wawasan dan
pengalaman dalam tahap proses pembinaan diri sebagai calon
pendidik.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Pada bagian ini akan dibahas mengenai penelitian-penelitian
terdahulu yang merupakan acuan atau referensi untuk melakukan
penelitian yang sejenis yaitu penelitian yang dilakukan oleh Hartanto
(2010) mengenai pembelajaran matematika melalui metode inquiry yang
menyimpulkan bahwa ada perbedaan prestasi ditinjau dari strategi
pembelajaran dan terdapat pula perbedaaan prestasi belajar yang ditinjau
dari motivasi belajar siswa yang tinggi, sedang, dan rendah.
Penelitian lain yaitu Iva Sulistyani (2009) menyimpulkan bahwa
penggunaan metode pembelajaran khususnya pada pendekatan peer-
teaching dalam pembelajaran dapat mempengaruhi hasil belajar
matematika. Selain itu, perbedaan minat belajar siswa juga mempengaruhi
hasil belajar matematika.
Sedangkan Endah Puji Astuti (2009) menyimpulkan bahwa
penggunaan strategi pembelajaran yang berbasis media CD interaktif dan
permainan simulasi mampu mempengaruhi prestasi belajar matematika
siswa. Terdapat pula pengaruh yang signifikan antara respon belajar
matematika terhadap prestasi belajar matematika siswa.
Penelitian dari Andhi Bagus Setiyawan (2009) menyimpulkan
bahwa proses pembelajaran matematika dengan pengembangan media
pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan
memanfaatkan program mapping dapat meningkatkan minat belajar
matematika yang terdiri dari beberapa aspek, yaitu peningkatan kesadaran
siswa untuk belajar matematika, peningkatan kemauan siswa untuk belajar
matematika, peningkatan perhatian siswa selama pembelajaran
matematika, dan peningkatan perasaan senang siswa selama pembelajaran
matematika.
Dari hasil-hasil penelitian yang diuraikan di atas, dapat
disimpulkan bahwa media pembelajaran dapat meningkatkan minat belajar
siswa dan ada pengaruhnya terhadap prestasi belajar matematika siswa.
Begitu pula proses pembelajaran matematika dengan menggunakan
strategi pembelajaran dapat mempengaruhi prestasi belajar matematika.
Mengacu pada penelitian di atas maka akan dilakukan penelitian melalui
strategi pembelajaran inquiry dengan penggunaan html presentation
ditinjau dari minat belajar siswa.
Adapun perbedaan variabel-variabel penelitian di atas dapat dilihat
dalam tabel berikut.
Tabel 2.1
Perbedaan Variabel Penelitian
No Nama PenelitiVariabel
X1 X2 X3 X 4 X5 X6 X7 X 8 Y
1. Iva Sulistyani
2. Endah Puji Astuti
3. Andhi Bagus S.
4. Hartanto
5. Ika Wardani
Keterangan:
X1 = metode pembelajaran inquiry
X2 = strategi pembelajaran dengan berbasis media CD interaktif
X3 = pendekatan peer-teaching
X 4 = strategi pembelajaran inquiry dengan html presentation
X5 = pengembangan media pembelajaran dengan media berbasis TIK
dengan memanfaatkan program mapping
X6 = respon belajar siswa
X7 = minat belajar siswa
X 8 = motivasi belajar siswa
Y = prestasi belajar matematika siswa
B. Pembahasan Teori
1. Prestasi Belajar Matematika
a. Hakekat Matematika
Menurut Palinga matematika adalah suatu cara untuk
menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia;
suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan
tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang
menghitung dan yang paling penting adalah memikirkan dalam
diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan
hubungan-hubungan (Abdurrahman, 2003: 252).
b. Belajar dan prestasi belajar
Menurut Djamarah (2002: 11) belajar adalah proses
perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya tujuan
kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut
pengetahuan, ketrampilan maupun sikap, bahkan meliputi
segenap aspek organisme atau pribadi.
Proses belajar mengajar ditujukan untuk memperoleh
perubahan pada diri siswa yang sedang belajar yang ditunjukkan
dengan suatu kemampuan yang disebut prestasi.
Menurut Sudjana (2002: 28), menyatakan prestasi adalah
hasil yang dicapai siswa dari proses pengajaran baik berupa
penguasaan materi, perubahan sikap dan tingkah laku dalam
periode tertentu.
Sedangkan menurut Hamalik (2001: 5), prestasi belajar
merupakan suatu perubahan tingkah laku dan sikap yang lebih
berkualitas.
c. Prestasi belajar matematika
Prestasi belajar matematika adalah suatu hasil yang
dicapai siswa melalui suatu proses belajar matematika.
2. Strategi Pembelajaran Inquiry dengan HTML presentation
a. Strategi pembelajaran Inquiry
Startegi pembelajaran inquiry merupakan suatu teknik
atau cara yang digunakan guru untuk mengajar di depan kelas.
Menurut Sund (Hamalik, 2001: 219) inquiry atau penemuan
adalah proses mental di mana siswa mengamati, menggolongkan,
membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan,
dan sebagainya. Penemuan yang dilakukan tentu saja bukan
penemuan yang sesungguhnya, sebab apa yang ditemukan itu
sebenarnya sudah ditemukan orang lain. Jadi, penemuan di sini
adalah penemuan pura-pura atau penemuan siswa yang
bersangkutan saja.
Anitah (2001: 1-4) mendefinisikan metode inquiry
merupakan metode discovery artinya suatu proses mental yang
lebih tinggi tingkatannya. Upaya mengembangkan disiplin
intelektual dan keterampilan yang dibutuhkan siswa untuk
membantu memecahkan masalah dengan pertanyaan-pertanyaan
yang memperoleh jawaban benar atas dasar rasa ingin tahu
merupakan bagian proses inquiry.
b. Media pembelajaran dengan HTML presentation
Menurut Munadi (2008: 7-8) media pembelajaran dapat
dipahami sebagai “Segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan
menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga
tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya
dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif”.
Sedangkan menurut Sanaky (2009: 4) media pembelajaran
adalah sarana pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara
dalam proses pembelajaran utuk mempertinggi efektifitas dan
efisiensi dalam mencapai tujuan pengajaran. Dalam pengertian
yang lebih luas media pembelajaran adalah alat, metode, dan
teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan
komunikasi dan interaksi antara pengajar dan pembelajar dalam
pembelajaran di kelas.
c. HTML Presentation
HTML (Hypertext Markup Language) adalah sebuah
protokol yang digunakan untuk membuat format suatu dokumen
web yang mampu dibaca browser dari berbagai platform
komputer. Sifat bahasa HTML ini adalah client script, di mana
dokumen tersebut dapat dibuka dalam stand alone yang tidak
membutuhkan server untuk dapat menampilkannya di dalam
browser. Dokumen HTML merupakan file yang pada umumnya
berekstensi .htm atau .html, dimana bahasa HTML tersebut
tersusun atas tag yang berformat <isi tag> (Sugiri dan Budi
Kurniawan, 2007: 1).
HTML ini dapat dijalankan pada program HTML seperti
pada Ms FrontPage, Dreamweaver atau Text Editor (Notepad).
Jim Heid (1999: 93) menyatakan beberapa alasan menggunakan
HTML untuk membuat presentasi. Alasan tersebut adalah:
1) mudah dalam penyaluran, yaitu dapat dengan cepat
mengirimkan presentasi tersebut pada website perusahaan
anda setelah selesai presentasi
2) lebih mendalam, yaitu di dalam website terdapat banyak
kesempatan untuk menghubungkan topik anda pada situs-
situs yang ada. Dengan HTML presentasi, anda akan menjadi
mudah untuk memasuki atau berhubungan dengan situs
tersebut
3) permainan yang pandai, jika anda lupa dengan Power Point,
atau untuk beberapa alasan sehingga anda tidak dapat
menginstall presentasi anda di komputer, membuat dukungan
HTML dapat mengatasinya sebab setiap personal computer
di dunia ini mempunyai web browser
4) dukungan multimedia, anda menginstall kebutuhan plug-ins
pada mesin presentasi anda.
Dari penjelasan di atas, strategi pembelajaran inquiry dengan
penggunaan HTML presentation yaitu di mana siswa mengamati,
menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat
kesimpulan, dan sebagainya, yang sebelumnya mendapatkan
penejelasan singkat dari html presentation. Dan apabila diperlukan,
presentasi tersebut dapat ditampilkan melalui website sehingga dapat
diakses orang banyak.
3. Metode Konvensional
Konvensional adalah tradisional, sedangkan tradisional sendiri
diartikan sebagai sikap, cara berfikir dan bertindak yang berpegang
teguh pada norma dan sebagainya yang ada secara turun temurun.
Metode konvensional dapat juga disebut metode tradisional. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa metode konvensional adalah suatu
pengajaran yang dilakukan dengan cara lama yang mengandalkan
sistem ceramah. Peranan siswa dalam metode konvensional adalah
mendengarkan secara teliti serta mencatat pokok-pokok yang penting
yang dikemukakan guru. Dalam metode konvensional, guru
memegang peranan utama dalam menentukan isi dan urutan langkah
dalam menyampaikan materi tersebut kepada siswa.
Keuntungan model pembelajaran konvensional:
a. Keterlibatan siswa mudah diatasi.
b. Siswa dapat mengatasi pelajaran tanpa membaca buku referensi
atau literatur terlebih dahulu.
c. Tidak terlalu banyak menuntut persiapan dari guru.
d. Tidak terlalu melibatkan alat bantu.
e. Waktunya lebih efisien, dengan waktu yang relatif singkat dapat
menyelesaiakan informasi yang banyak.
f. Tidak banyak mengeluarkan biaya.
Kelemahan model pembelajaran konvensional:
a. Perbedaan individu setiap siswa terabaikan.
b. Siswa cenderung pasif.
c. Guru cenderung menguasai atau dominan.
d. Guru sulit memantau berbagai kesulitan yang dihadapi setiap
siswa.
e. Kurang menarik.
f. Potensi-potensi dalam diri siswa tidak dapat dikembangkan secara
optimal.
4. Minat Belajar Siswa
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan
dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang,
diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang
(Slameto, 2003: 57).
Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan
pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak
akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik
baginya. Ia segan-segan untuk belajar, ia tidak memperoleh kepuasan
dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih
mudah dipelajari dan disimpan, karena minat menambah kegiatan
belajar.
Menurut Sardiman (2001: 94-95) minat ini antara lain dapat
dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut:
O
t
Gambar 2.1Jajar Genjang ABCD
A
D C
B
a. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan;
b. Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau;
c. Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik;
d. Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.
5. Materi segiempat
a. Jajar genjang
1) pengertian
Jajar genjang adalah suatu segiempat dengan sisi-sisi
yang berhadapan sama panjang dan sejajar, serta memiliki
sifat-sifat sebagai berikut:
a) sudut-sudut yang berhadapan sama besar,
b) sudut yang berdekatan jumlahnya 180°,
c) kedua diagonalnya saling berpotongan di tengah-tengah.
Jajar genjang ABCD pada gambar 2.1 mempunyai
tinggi dan alas jajar genjang. Segmen DO dinamakan tinggi
jajar genjang yang disimbolkan t , sedangkan segmen AB
dinamakan alas jajar genjang yang disimbolkan a.
Gambar 2.2Jajar Genjang ABCD
A
D C
B
t
OGambar 2.3a
A
D C
B
t
Gambar 2.3cA
D C
O O’
B
t
OGambar 2.3b
A
D C
B
t
2) menemukan rumus keliling jajar genjang
Keliling jajar genjang adalah jumlah panjang keempat
sisinya. Maka keliling jajar genjang ABCD pada gambar 2.2
adalah AB + BC + CD + DA. Karena panjang AB = CD dan
BC = DA. maka keliling jajar genjang ABCD = 2AB + 2BC
= 2 (AB + BC)
3) menemukan rumus luas jajar genjang
Pada jajar genjang
ABCD, potonglah AOD.
Susun potongan gambar segitiga AOD pada gambar
2.3b membentuk persegi panjang seperti pada gambar 2.3c.
Gambar 2.4Trapesium ABCD
D C
BA
Gambar 2.5a
D C
BA
Persegi panjang itu mempunyai ukuran panjang = a dan lebar
= t . Dengan demikian, luas jajar genjang ABCD sama dengan
luas persegi panjang OO’CD.
Sehingga luas jajar genjang = luas persegi panjang
= p ×l
Pada bahasan jajar genjang p=a dan l=t , oleh karena itu
luas jajar genjang adalah L=a× t.
b. Trapesium
1) pengertian
Trapesium adalah suatu segiempat yang mempunyai
tepat sepasang sisi yang sejajar. Sepasang sisi sejajar tersebut
adalah AB // DC. Sedangkan AD dan BC disebut kaki
trapesium. Sisi terpanjang dari sisi sejajar, yaitu AB disebut
alas trapesium.
2) macam-macam trapesium
a) trapesium sembarang
Gambar 2.5b
D C
BA
Gambar 2.5c
D C
BA
Trapesium sembarang adalah trapesium yang
kaki-kakinya tidak sama panjang dan tidak tegak lurus
terhadap sisi-sisi sejajarnya.
b) trapesium siku-siku
Trapesium siku-siku merupakan trapesium yang
salah satu kakinya tegak lurus terhadap sisi-sisi
sejajarnya.
c) trapesium sama kaki
Trapesium sama kaki merupakan trapesium yang
ukuran kedua kakinya sama panjang.
3) sifat-sifat trapesium
a) memiliki sepasang sisi sejajar
b) jumlah dua buah sudut yang berdekatan (sudut dalam
sepihak) adalah 180°
c) pada trapesium siku-siku, salah satu kakinya tegak lurus
terhadap sisi-sisi sejajarnya.
Gambar 2.6
D C
BA
FE
Gambar 2.7a
D C
BA
FE
Gambar 2.7bDBA
E’
4) menemukan rumus keliling trapesium
Keliling trapesium adalah jumlah panjang keempat
sisinya. Maka keliling trapesium ABCD adalah K = AB + BC
+ CD + DA.
5) Menemukan rumus luas trapesium
Tarik segmen EF melalui titik tengah dari segmen
AD dan BC. Kemudian potong segmen tersebut dan susun
seperti pada gambar 2.7b.
Susunan potongan membentuk segiempat lain yang
ditunjukkan pada gambar 2.7b, yaitu menunjukkan gambar
jajar genjang. Jajar genjang tersebut mempunyai alas = a+b
dan tinggi = 12
t . Dengan demikian, luas trapesium ABCD
sama dengan luas jajar genjang ADE’E.
Sehingga luas trapesium = luas jajar genjang
= a × t
= (a+b)× 12
t
= 12
t (a+b)
dengan a dan b adalah sisi-sisi sejajar dan t adalah tinggi
trapesium, oleh karena itu luas trapesium adalah
L=12
t (a+b).
C. Kerangka Berfikir
Keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dari prestasi
belajar siswa. Dalam kegiatan belajar mengajar matematika terdapat
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar, diantaranya yaitu
faktor intern seperti intelegensi, minat, bakat, motif dan faktor ekstern
seperti cara orang tua mendidik, suasana rumah, strategi mengajar, disiplin
sekolah dan sebagainya.
Salah satu faktor yang berperan dalam prestasi belajar adalah
strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran merupakan suatu rencana
kegiatan pembelajaran yang didesain untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Guru hendaknya memilih strategi yang tepat dan sesuai dengan materi
pelajaran. Salah satu strategi pembelajaran tersebut adalah strategi
pembelajaran inquiry yang merupakan rencana kegiatan pembelajaran
yang menekankan pada proses berfikir kritis dan analitis untuk mencari
dan menemukan jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
Media pembelajaran merupakan sebuah alat yang digunakan untuk
menyampaikan pesan dalam pembelajaran. Media pembelajaran dapat
meningkatkan perhatian (attention) siswa terhadap materi ajar. Dengan
demikian, media pembelajaran yang tepat guna adalah media pembelajaran
yang mampu menarik dan memfokuskan perhatian siswa. Salah satu media
audiovisual berbasis TIK adalah aplikasi komputer dengan menggunakan
html presentation. Aplikasi tersebut mampu menampilkan gambar atau
suara serta dapat ditampilkan dalam browser.
Faktor lain yang berperan dalam prestasi belajar adalah perhatian
siswa dalam mengikuti pelajaran yang merupakan salah satu aspek dari
minat belajar siswa. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih
mudah dipelajari dan disimpan, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari
tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-
baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.
Berdasarkan penyajian deskripsi teoritis di atas dapat disusun suatu
kerangka berfikir untuk menjelaskan arah dan maksud penelitian. Dalam
penelitian ini peneliti ingin mengetahui adakah pengaruh strategi
pembelajaran inquiry dengan penggunaan html presentation terhadap
prestasi belajar matematika siswa ditinjau dari minat belajar siswa.
Dari pemikiran di atas dapat digambarkan hubungan antar variabel
dalam bentuk kerangka pemikiran berikut ini:
Metode pembelajaran:Strategi pembelajaran inquiry dengan html presentation (sampel eksperimen)Metode konvensional (sampel kontrol)
Prestasi belajar matematika
Minat belajar siswa:TinggiSedangRendah
Gambar 2.7
Hubungan antar Variabel Penelitian
D. Hipotesis
Berdasarkan hasil kerangka berfikir tersebut maka dalam penelitian
ini diajukan hipotesis sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan pengaruh antara pembelajaran melalui strategi
inquiry dengan penggunaan html presentation dan pembelajaran
melalui metode konvensional terhadap prestasi belajar matematika.
2. Terdapat perbedaan pengaruh minat belajar siswa yang tinggi, sedang,
rendah terhadap prestasi belajar matematika
3. Terdapat interaksi antara strategi pembelajaran (inquiry dengan
penggunaan html presentation dan pembelajaran melalui metode
konvensional) dan minat belajar siswa (tinggi, sedang, rendah)
terhadap prestasi belajar matematika.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen, yaitu
penelitian yang dilakukan dengan sengaja untuk mengusahakan timbulnya
variabel-variabel, dalam hal ini adalah penerapan strategi pembelajaran dan
minat belajar siswa, untuk selanjutnya dikontrol dan dilihat pengaruhnya
terhadap variabel yang lain, yaitu prestasi belajar matematika siswa.
Pelaksanaan eksperimen dalam penelitian ini menggunakan dua
kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok
eksperimen dikenai perlakuan penerapan strategi pembelajaran inquiry
dengan penggunaan html presentation sedangkan kelas kontrol dikenai
penerapan metode konvensional. Selanjutnya kedua kelas dievaluasi untuk
melihat perbedaan yang terjadi.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Colomadu tahun ajaran
2010/2011.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran
2010/2011. Adapun kegiatan penelitian dilaksanakan melalui beberapa
tahapan:
Tabel 3.1
Perincian Waktu Penelitian
No Jadwal KegiatanBulan
Maret April Mei Juni
1 Tahap persiapan
2 Tahap pelaksanaan
3 Tahap analisis data
4 Tahap pelaporan
C. Populasi, Sampel, dan Sampling
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi
Arikunto, 2002: 108). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas
VII semester genap tahun ajaran 2010/2011 SMP Negeri 2 Colomadu.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
(Suharsimi Arikunto, 2002: 109). Sampel penelitian ini diambil dua kelas
yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen dalam
pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran inquiry dengan html
presentation dan kelas kontrol dalam pembelajaran menggunakan metode
konvensional.
3. Sampling
Menurut Sukmadinata (2006: 251) sampling atau penarikan
sampel adalah penentuan sampel dalam suatu populasi. Sedangkan teknik
sampling merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2003: 56).
Dalam penelitian ini pengambilan sampelnya dilakukan dengan teknik
cluster random sampling dengan cara undian untuk menentukan kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
Sebelum perlakuan diberikan, terlebih dahulu masing-msaing
kelompok dipastikan dalam keadaaan seimbang. Uji keseimbangan yang
dilakukan terhadap kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan
uji t (t-test).
Langkah langkah melakukan uji t adalah sebagai berikut:
a. Hipotesis
H0 : kedua kelompok mempunyai kemampuan seimbang
H1 : kedua kelompok tidak mempunnyai kemampuan seimbang
b. Tingkat signifikasi α=0,05
c. Statistika uji
t=( x1−x2 )
S p √ 1n1
+1n2
dengan Sp2=
(n1−1 ) S12+ (n2−1 ) S2
2
n1+n2−2
Dengan:
t = t ≈t(n1 + n2 -2)
x1=¿ rata-rata nilai semester ganjil kelompok eksperimen
x2=¿ rata-rata nilai semester ganjil kelompok kontrol
S12=¿ variansi kelompok eksperimen
S22=¿ variansi kelompok kontrol
n1=¿ jumlah sampel kelompok eksperimen
n2=¿ jumlah sampel kelompok kontrol
d. Daerah kritik (DK)
DK {t∨t <−t α2
;nataut> t α
2;n
e. Keputusan uji
H0 diterima jika t <−t α2
;n
(Budiyono, 2000:156)
D. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan
variabel terikat.
1. Variabel Bebas
a. Strategi Pembelajaran
1) Definisi operasional
Strategi pembelajaran adalah suatu jalan atau arah yang
ditempuh guru atau siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
2) Indikator
Penggunaan dua strategi pembelajaran yang berbeda yaitu
strategi pembelajaran inquiry untuk kelas eksperimen dan
pembelajaran dengan metode konvensional untuk kelas kontrol.
3) Skala pengukuran
Skala nominal yang terdiri dari dua kategori, yaitu:
a) kelas eksperimen : siswa yang diberikan pembelajaran
dengan strategi pembelajaran inquiry
b) kelas kontrol : siswa yang diberikan pembelajaran
dengan strategi pembelajaran
konvensional.
4) Simbol : Ai ; i = 1, 2
b. Minat Belajar Siswa
1) Definisi operasional
Minat belajar siswa dalam penelitian ini adalah kecenderungan
yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa
kegiatan.
2) Indikator : nilai hasil angket yang berhubungan dengan minat
belajar bersama teman, minat melakukan kegiatan belajar
mengajar, minat berkreatifitas dalam proses belajar mengajar di
kelas, konsisten dalam mengerjakan tugas, persepsi mengenai
sanksi dan hadiah.
3) Skala pengukuran: skala interval yang diubah dalam skala
ordinal dalam tiga kategori, yaitu tinggi, sedang dan rendah.
Kategori tinggi : x>x+ 12
SD
Kategori sedang : x−12
SD<x<x+ 12
SD
Kategori rendah : x≤ x+12
SD
Keterangan:
x=¿ skor angket siswa
x=¿ rata-rata skor angket siswa
SD=¿ standar deviasi
4) Simbol : B j ; j = 1, 2, 3
2. Variabel Terikat : prestasi belajar matematika
a. Defisi Opersional
Prestasi belajar adalah hasil maksimal yang dicapai setelah belajar
suatu pengetahuan maupun sikap sesuai yang diharapkan.
b. Indikator : nilai tes hasil belajar
c. Skala pengukuran : interval
d. Simbol : Ai B j ; i = 1, 2, 3 ; j = 1, 2, 3
E. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah suatu usaha memperolah bahan dan
keterangan yang dibutuhkan dalam penelitian, maka penulis perlu
menentukan langkah-langkah pengumpulan data yang sesuai dengan
permasalahan dalam penelitian. Adapun dalam pengumpulan data ini, penulis
menggunakan dua metode.
1. Metode Tes
Metode tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan-latihan serta
alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
kelompok (Suharsimi Arikunto, 2006: 150). Metode tes ini digunakan
untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa pada pokok bahasan
segiempat.
2. Metode angket
Angket atau kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang
harus diisi oleh orang yang akan diukur (Suharsimi Arikunto, 2006: 28).
Dalam penelitian ini, angket digunakan untuk mengumpulkan data minat
belajar siswa. Bentuk angket yang digunakan berupa angket tertutup
karena dalam angket telah disediakan alternatif pilihan di mana memilih
salah satu alternartif jawaban yang sudah disediakan.
3. Metode bantu
Metode bantu yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
dokumentasi. Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,
prestasi, notulen rapat, agenda dan lain sebagainya (Suharsimi Arikunto,
2006: 206). Metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data
tentang nama-nama dan nilai akhir semester ganjil tahun ajaran
2010/2011 bidang studi matematika siswa.
F. Instrumen Penelitian
1. Tahap Penyusunan
Instrumen penelitian yang digunakan untuk memperoleh data
tentang prestasi belajar matematika. Pembuatan instrumen pada
penelitian ini meliputi:
a. Angket
Dalam penelitian ini bentuk angket yang digunakan adalah
pilihan ganda yaitu suatu bentuk angket dimana responden tinggal
memilih alternatif jawaban yang telah disediakan dengan empat
alternatif. Terdapat dua tipe kriteria penilaian yaitu positif dan
negatif. Untuk pernyataan positif kriterianya: skor 4 untuk jawaban
a, skor 3 untuk jawaban b, skor 2 untuk jawaban c, dan skor 1 untuk
jawaban d. Sedangkan pernyataan negatif kriterianya: skor 4 untuk
jawaban d, skor 3 untuk jawaban c, skor 2 untuk jawaban b, dan skor
1 untuk jawaban a.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Minat Belajar Matematika
Indikator Sub Indikator No. Item
1. Perasaan
senang
a. Pendapat siswa tentang pelajaran matematika
b. Perasaan siswa saat mengikuti pelajaran
1
2, 3
matematika
c. Perasaan siswa terhadap tugas matematika
d. Perasaan siswa saat belajar matematika secara
berkelompok
4
5, 6
2. Perhatian a. Perhatian siswa saat mengikuti pelajaran
matematika
b. Perhatian siswa saat pelajaran matematika
c. Perhatian siswa pada nilai matematika yang
diperoleh
d. Perhatian siswa pada hal-hal yang berkaiatan
dengan matematika
7, 8, 9
10, 11
12
13
3. Konsentrasi a. Konsentrasi siswa saat mengikuti pelajaran
matematika
b. Konsentrasi siswa saat belajar di rumah
14, 15
16
4. Kesadaran a. Kesadaran siswa tentang belajar matematika
b. Kesadaran siswa setelah ia tidak masuk
sekolah
c. Kesadaran siswa untuk mengikuti waktu luang
d. Kesadaran siswa untuk bertanya
e. Kesadaran siswa untuk mengikuti les
matematika
17, 18
19, 20
21
22, 23
24
5. Kemauan a. Kemauan siswa untuk mengerjakan soal-soal
matematika
25, 26,
27
b. Kemauan siswa untuk belajar matematika dari
buku lain selain buku paket
c. Kemauan siswa untuk mengikuti pelajaran
matematika
28, 29
30
b. Tes
Pada penelitian ini, metode tes digunakan untuk memperoleh
data mengenai prestasi belajar siswa. Langkah-langkah dalam
penyusunan soal tes adalah sebagai berikut:
1) Membuat batasan soal yaitu soal-soal pada pokok bahasan
segiempat
2) Membuat kisi-kisi soal tes berdasarkan batasan soal yang telah
dirumuskan
3) Menyusun soal-soal tes
4) Mengadakan uji coba soal tes
2. Tahap Uji Coba
a. Uji coba instrumen tes
1) Uji validitas tes
Validitas tes merupakan ukuran yang menentukan
tingkat kesulitan suatu instrumen. Menurut Sukmadinata (2005:
228) suatu instrumen dikatakan valid atau memiliki validitas
bila instrumen tersebut benar-benar mengukur aspek atau segi
yang akan diukur. Uji validitas tes yang digunakan adalah
dengan korelasi Product Moment, yaitu:
r xy=N∑ XY −(∑ X ) (∑ Y )
√ {( N∑ X2 )−(∑ X )2}{(N ∑Y 2 )−(∑Y )2}Keterangan:
r xy = koefisien korelasi suatu butir item
N = banyak subjek
∑ X = jumlah skor tiap item
∑Y = jumlah skor total item
∑ XY = jumlah perkalian skor item x dan skor total item y
Setelah diperoleh r xy, kemudian dikonsultasikan dengan
harga kritik r Product Momen. Apabila r xy≥ r tabel maka
dikatakan butir soal tes itu valid, sedangkan apabila r xy<rtabel
maka dikatakan soal tes itu tidak valid.
(Suharsimi Arikunto, 2007: 77)
2) Uji reliabilitas tes
Suatu tes dapat dikatakan reliabel apabila dalam
beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok
subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama. Untuk
menguji reliabilitas instrumen ini, maka digunakan rumus K-
R.20. Rumus K-R.20 digunakan untuk mencari reliabilitas yang
skornya 1 (bagi item yang dijawab benar) dan 0 (bagi item yang
dijawab salah). Dimana rumus K-R.20 adalah sebagai berikut:
r11=[ nn−1 ][ S2−∑ pq
S2 ]Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
n = banyak butir soal
p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (
q=1−p¿
S = standar deviasi dari tes
∑ pq = variansi total
(Suharsimi Arikunto, 2007: 100-101)
Selanjutnya koefisien reliabilitas ini dikonsultasikan
dengan kriteria derajat reliabilitas yang telah dimodifikasi
berdasarkan klasifikasi guilfrod sebagai berikut:
r11<0,20 = reliabilitas sangat rendah
0,21 ≤r 11<0,40 = reliabilitas rendah
0,41 ≤r 11<0,70 = reliabilitas sedang
0,71 ≤r 11<0,90 = reliabilitas tinggi
0,91 ≤r 11<0,99 = reliabilitas sangat tinggi
Teknik dengan kriteria diatas, maka peneliti menetapkan
derajat reliabilitas yang tinggi yaitu 0,71 ≤r 11<0,90.
b. Uji coba instrumen angket
1) Uji validitas angket
Menurut Sukmadinata (2006: 28) suatu instrumen dikatakan
valid aatau memiliki validitas bila instrumen tersebut benar-
benar mengukur aspek atau segi yang akan diukur. Menurut
Suharsimi Arikunto (2006: 168) validitas adalah suatu ukuran
yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan
suatu instrumen. Pengujian validitas angket ini menggunakan
Product Moment sebagai berikut:
r xy=N∑ XY −(∑ X ) (∑ Y )
√ {( N∑ X2 )−(∑ X )2}{(N ∑Y 2 )−(∑Y )2}Keterangan:
r xy = koefisien korelasi antara x dan y
N = banyak subjek
X = skor item
Y = skor total
Keputusan uji :
r xy≥ rtabel = item soal disebut valid
r xy≤ rtabel = item soal tersebut tidak valid
(Suharsimi Arikunto, 2006:169)
2) Uji reliabilitas angket
Uji reliabilitas angket yang digunakan adalah rumus
Alpha (Suharsimi Arikunto, 2006: 196). Rumus Alpha
digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya
bukan 1 dan 0. Adapun rumus Alpha adalah sebagai berikut:
r11=( kk−1 )(1−
∑ σ i2
σ t2 )
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑ σ i2 = jumlah variansi butir
σ t2 = variansi total
(Suharsimi Arikunto, 2007: 109)
Hasil perhitungan reliabilitas angket ini diinterpretasikan
dengan tingkat kerendahan dalam instrumen, digunakan patokan
dari Suharsimi Arikunto sebagai berikut:
0,80 ≤ r11 ≤1,0 = reliabilitasnya sangat tinggi
0,60 ≤ r11 ≤0,80 = reliabilitasnya tinggi
0,40 ≤ r11≤0,60 = reliabilitasnya sedang
0,20 ≤ r11 ≤0,40 = reliabilitasnya rendah
0,00 ≤ r11≤0,20 = reliabilitasnya sangat rendah
G. Teknik Analisis Data
1. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahuiapakah sampel
dari populasi penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Metode
yang digunakan adalah metode liliefors dengan prosedur sebagai
berikut:
1) Hipotesis
H 0 = sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H 1 = sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi
normal
2) Taraf signifikansi
Taraf signifikansi adalah sebesar α=0,05
3) Statistik uji
L=maks|F (Z i )−S (Z i)|
dengan
F ( Z i ) = P(Z ≤ Z i) dengan Z N (0,1)
S(Z i) = proporsi banyaknya (Z ≤ Z i) terhadap seluruh
banyaknya Zi
Zi = skor standar untuk Zi=( x i−x )
S
S = standar deviasi
4) Daerah kritik
DK={L|L>Lα : n } dengan n adalah ukuran sampel
5) Keputusan uji
H 0 ditolak jika L∈DK , atau H 0 diterima jika L∌DK .
(Budiyono, 2004: 170-171)
b. Uji homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah sampel
mempunyai variansi sama. Untuk menguji homogenitas digunakan
metode Bartlett dengan prosedur sebagai berikut:
1) Hipotesis
H 0=σ12=σ 2
2 (sampel berasal dari populasi yang homogen)
H 1=σ12≠ σ2
2 (sampel tidak berasal dari populasi yang homogen)
2) Taraf signifikansi ∝=0,05
3) Statistik uji
χ2=2 ,303c ( f log RKG−∑
j=1
k
f j log s j2)
Dimana:
χ2 χ
2 (k−1)
χ2= chi kuadrat
S j2 = variansi
k = banyaknya populasi
= banyaknya sampel
f = derajat kebebasan untuk RKG
= N−k
f j =`derajat kebebasan untuk S j2=n S j
2−1
j = 1, 2, 3, . . . , k
N = banyaknya seluruh nilai (ukuran)
n j = banyaknya nilai (ukuran) sampel ke- j
c = 1+1
3 (k−1 ) (∑ 1f j
−1f )
RKG =∑ SS j
∑ f j
; SS j=∑ x j2−
(∑ x j )2
n j=(n j−1 ) SS j
2
4) Daerah kritik
DK = {|≥❑α : k−1 }
5) Keputusan uji
H0 ditolak jika χ2∈DK , atau χ
2> χα ; k−12
(Budiyono, 2000: 176-177)
2. Uji Analisis
Teknik analisis yang digunakan adalah analisis variansi dua jalur
a. Model untuk analisis data variansi dua jalur adalah sebagai berikut:
x ijk=μ+αi+β j+( αβ )ij+εijk
Dimana:
x ijk = data amatan ke k baris ke- i dan kolom ke- j
μ = rerata dari seluruh data amatan (rerata besar)
α i = efek baris ke- i pada varibel terikat
β j = efek kolom ke- j pada variabel terikat
(αβ )ij = kombinasi efek baris ke- i dan kolom ke- j pada variabel
terikat
ε ijk = kesalahan eksperimental yang berdistribusi normal N (0, α
, q2)
i = 1, 2 ; 1 = pemberian pembelajaran dengan metode inquiry
2 = pemberian pembelajaran dengan metode
konvensional
j = 1, 2, 3; 1= minat belajar siswa tinggi
2= minat belajar siswa sedang
3= minat belajar siswa rendah
k = 1, 2, 3, . . . , n
(Budiyono, 2000: 225)
b. Prosedur
1) Hipotesis
Pada analisis dua jalur terdapat tiga pasang hipotesis
dengan perumusan sebagai berikut:
H 0 A=αi=0 , untuk semua i (tidak ada pengaruh strategi
pembelajaran terhadap prestasi belajar
matematika);
i=1 , 2 ,3 ,…, p
H 1 A=α i≠ 0 , untuk paling sedikit ada satu i (ada
pengaruh strategi pembelajaran terhadap
prestasi belajar matematika);
i=1,2
H 0 B=β j=0 , untuk semua j (tidak ada pengaruh minat
belajar siswa terhadap prestasi belajar
matematika);
j=1 ,2 , 3 ,…,q
H 1 B=β j ≠0 , untuk paling sedikit ada satu j (ada
pengaruh minat belajar siswa terhadap
prestasi belajar matematika);
j=1,2
H 0 AB=(αβ )ij=0 , untuk semua pasangan ( ij ) (tidak ada
kombinasi efek interaksi antara strategi
pembelajaran dan minat belajar siswa
terhadap prestasi belajar matematika);
H 1 AB= (αβ )ij ≠ 0 , untuk paling sedikit ada pasangan ( ij ) (ada
kombinasi efek interaksi antara strategi
pembelajaran dan minat belajar siswa
terhadap prestasi belajar matematika).
2) Komputasi
Pada analisis variansi dua jalur dengan sel tak sama ini
didefinisikan notasi-notasi sebagai berikut:
nij = ukuran sel (ij) (sel baris ke- i dan kolom ke- j
= banyaknya mean pada sel (ij)
= frekuansi sel (ij)
nh = rataan harmonik frekuensi seluruh sel
=pq
∑ ij 1n ij
N = ∑ ij nij = banyaknya seluruh data amatan
SSij = ∑k
X ijk2−
[∑kX ijk ]2
nijk
= jumlah kuadrat deviasi data amatan pada sel (ij )
p = banyaknya baris
q = banyaknya kolom
ABij = banyaknya rataan pada sel (ij)
Ai = ∑j
ABij = jumlah rataan pada sel ke- i
B j = ∑i
ABij = jumlah rataan pada baris ke- j
G = ∑i , j
ABij = jumlah rataan n semua sel
3) Jumlah kuadrat
Terdapat limajumlah kuadarat yaitu jumlah kuadrat baris
(JKA), jumlah kuadrat kolom (JKB), jumlah kuadrat interaksi
antara baris dan kolom (JKAB) dan jumlah kuadrat total (JKT),
yaitu:
JKA = nh {(∑i
Ai2
q )−( G2
N )}JKB = nh {(∑j
B j2
p )−(G2
N )}
JAKB = nh {( G2
N )+(∑ijABij
2)−(∑i
A i2
q )−(∑j
B j2
p )}JKG = ∑
ijSS ij
JKT = JKA + JKB + JKAB + JKG
4) Derajat kebebasan (dk)
dkA = p−1
dkB = q−1
dkAB = ( p−1 )(q−1)
dkG = N−pq
dkT = N−1
5) Rerata kuadrat
Berdasarkan jumlah kuadrat dan derajat kebebasan masing-
masing diperoleh kuadrat baru, maka rumus kuadrat baru
tersebut adalah sebagai berikut:
RKA = JKAdkA
RKB = JKBdkB
RKAB = JKABdkAB
RKG = JKGdkG
6) Statistik uji
Untuk H 0 A adalah F A=RKARKG
Untuk H 0 B adalah FB=RKBRKG
Untuk H 0 AB adalah F AB=RKABRKG
7) Daerah kritik
Daerah kritik (Dk) untuk F A adalah Dk={F A>Fα : p−1 : N −pq }
Daerah kritik (Dk) untuk FB adalah Dk={FB>Fα :q−1 : N −pq }
Daerah kritik (Dk) untuk F AB adalah
Dk={F AB>Fα : ( p−1 )(q−1): N−pq }
8) Keputusan uji
H 0 A ditolak jika F A>Fα : p−1 : N− pq
H 0 B ditolaj jika FB>Fα : q−1 : N −pq
H 0 AB ditolak jika F AB>Fα : ( p−1) (q−1 ): N−pq
c. Tata Letak data
Bentuk tabel anava berupa hubungan baris dan kolom.
Adapun tabelnya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3
Tata letak data pada analisis variansi dua jalur
B1 B2 B3
A1 A1 B1 A1 B2 A1 B3
A2 A2 B1 A2 B2 A2 B3
Dengan:
A
B
A = strategi pembelajaran
A1 = pengajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran
inquiry dengan penggunaan html presentation
A2 = pengajaran dengan menggunakan metode konvensional
B = minat belajar siswa
B1 = tinggi
B2 = sedang
B3 = rendah
A1 B1 = hasil tes dengan pengajaran strategi pembelajaran inquiry
dengan penggunaan html presentation minat belajar tinggi
A1 B2 = hasil tes dengan pengajaran strategi pembelajaran inquiry
dengan penggunaan html presentation minat belajar
sedang
A1 B3 = hasil tes dengan pengajaran strategi pembelajaran inquiry
dengan penggunaan html presentation minat belajar
rendah
A2 B1 = hasil tes dengan pengajaran melalui metode konvensional
minat belajar tinggi
A2 B2 = hasil tes dengan pengajaran melalui metode konvensional
minat belajar sedang
A2 B3 = hasil tes dengan pengajaran melalui metode konvensional
minat belajar rendah
d. Rangkuman Analisis
Tabel 3.4
Rangkuman analisis dua jalur
Sumber
variansiJK db RK F Fα
Keputusan
H 0
A (baris) JKA p−1 RKA F A F ¿A ¿α atau ¿α
B (kolom) JKB q−1 RKB FB F ¿B ¿α atau ¿α
Interaksi AB JKAB ( p−1 )(q−1) RKAB F AB F ¿AB ¿α atau ¿α
Galat JKG N−pq RKG - - -
Total JKT N−1 - - - -
3. Uji Komparasi Ganda
Komparasi ganda adalah tindak lanjut dari analisis variansi.
Apabila variansi tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ( H 0 ) ditolak.
Untuk uji lanjut setelah analisis variansi variabel menggunakan metode
scheffe. Adapun langkah-langkah metode scheffe adalah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi suatu komparasi rerata
b. Merumuskan hipotesis
c. Mencari harga statistik, yaitu dengan rumus:
1) Komparasi rataan antar baris
F i j=( X i−X j )
2
RKG ( 1ni
+ 1n j )
Daerah kritik Dk={ F|F>( p−1)Fα : p−1 : N− pq }
2) Komparasi rataan antar kolom
F i j=( X i−X j )
2
RKG ( 1ni
+ 1n j )
Daerah kritik Dk={ F|F>(q−1) Fα : q−1 : N− pq }
3) Komparasi rataan antar sel pada kolom yang sama
F ij jk=( X ij−X jk )2
RKG( 1nij
+ 1n jk )
Daerah kritik Dk={ F|F>( pq−1)Fα : pq−1 : N−pq }
4) Komparasi rataan antar sel dengan baris yang sama
F ij jk=( X ij−X jk )2
RKG( 1nij
+ 1n jk )
Daerah kritik Dk={ F|F>( pq−1)Fα : pq−1 : N−pq }
(Budiyono, 2000: 209-210)
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Anitah, Sri W. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
. 2007. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Bagus Setiyawan, Andhi. 2009. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan Pemanfaatan Program Mapping untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa (PTK di Kelas V Sd N Pucang 1 Tulung. Skripsi (tidak dipublikasikan). Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Budiyono. 2000. Statistika Dasar untuk Penelitian. Surakarta: FKIP UNS.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Harta, Idris. 2006. Matematika Bermakna untuk SMP/MTS Kelas VII. Surakarta: Mediatama.
Hartanto. 2010. Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Melalui Metode Inquiry Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas VII Semester Genap Tahun Ajaran 2008/2009 SMPN 2 Jumantono. Skripsi (tidak dipublikasikan). Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Heid, Jim. 1999. “Presenting with HTML”. Macworld Academic Research Library. 16, 4. pg 93.
Munadi, Yudhi. 2008. Media Pembelajran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press.
Puji Astuti, Endah. 2009. Implementasi Strategi Pembelajaran Berbasis Media Compaq Disc (CD) Interaktif dan Permainan Simulasi Dalam Pembelajaran Matematika Ditinjau Dari Respon Siswa (Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Panawangan). Skripsi (tidak dipublikasikan). Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sardiman. 2001. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta
Sudirman. 2007. Cerdas Aktif Matematika Pelajaran Matematika untuk SMP. Jakarta: Ganeca Exact.
Sugiri dan Budi Kurniawan. 2007. Desain Web Menggunakan HTML dan CSS. Yogyakarta: Andi Offset.
Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sulistyani, Iva. 2009. Penerapan Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Peer-Teaching Ditinjau Dari Minat Belajar Siswa di SMP Negeri 2 Trucuk. Skripsi (tidak dipublikasikan). Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.