rosalia.mercubuana-yogya.ac.idrosalia.mercubuana-yogya.ac.id/wp-content/uploads/2018/... · web...

20

Click here to load reader

Upload: truongkien

Post on 06-May-2019

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: rosalia.mercubuana-yogya.ac.idrosalia.mercubuana-yogya.ac.id/wp-content/uploads/2018/... · Web viewDASAR-DASAR ILMU SOSIAL PSIKOLOGI SOSIA L Disusun oleh: Merry Christina Silaen

TUGAS KELOMPOK

DASAR-DASAR ILMU SOSIAL

PSIKOLOGI SOSIAL

Disusun oleh:

Merry Christina Silaen 17072230

Aisha Devi Gumulya P. 17072304

Muhammad Rianto Rialdi 17072309

Anisa 17072290

Dita Megahidayah 17072289

Aldo Ricky Putra 17071144

Rahmat Hidayat 18071003

Rega Firmansyah 18071287

Windra 18071018

Tri Yanto 18071273

Marshellano 18071020

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI DAN MULTIMEDIA

UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

2018

Page 2: rosalia.mercubuana-yogya.ac.idrosalia.mercubuana-yogya.ac.id/wp-content/uploads/2018/... · Web viewDASAR-DASAR ILMU SOSIAL PSIKOLOGI SOSIA L Disusun oleh: Merry Christina Silaen

BAB I

PENDAHULUAN

Manusia secara biologi merupakan makhluk yang diciptakan untuk berinteraksi secara

sosial. Sebagai makhluk yang diberkahi dengan kemampuan akal pikir dan perasaan manusia

memiliki keinginan untuk membaur dengan alam lingkungannya.

Suatu pola interaksi sosial dihasilkan setelah terjadi hubungan berkesinambungan antara

manusia di dalam masyarakatnya. Oleh karenanya antara manusia akan saling membutuhkan

dan memiliki rasa untuk harus saling berhubungan.

Kebutuhan saling ketergantungan itu menimbulkan suatu interaksi sosial. Faktor

pembentuk suatu interaski sosial yakni tindakan sosial, komunikasi sosial, dan kontak sosial.

Struktur sosial di masyarakat ditentukan dari hubungan tersebut.

Psikologi sosial merupakan wawasan antara hubungan pola perilaku manusia dan

kelompok. Psikologi sosial adalah cabang ilmu dari psikologi. Sebagai salah satu bagian dari

ilmu sosial, psikologi sosial memiliki pembahasan yang terpusat pada kehidupan manusia.

Perbedaan psikologi sosial dengan psikologi umum terletak pada objek kajiannya.

Psikologi umum akan mengamati manusia dan aktivitasnya yang erat dengan fungsi mental

(perasaan, polapikir, keinginan) yang dilihat terlepas dari lingkungan sekitarnya. Sementara

psikologi sosial digunakan untuk mengamati bagaimana kegiatan sosialnya.

Koentjoro (2005), psikologi sosial menjadi paradigm mendasar ilmu psikologi,

menjangkau seluruh bagian kehidupan manusia, memiliki kedekatan dengan semua bidang

keilmuan yang lain di aman turt serta ada perilaku sosial manusia.

Persoalan-persoalan dalam kehidupan banyak dipengaruhi karena lingkungan yang

kemudian menstimulus perilaku individu atau kelompok. Contohnya kemiskinan, korupsi,

kenakalan remaja, kasus interpersonal, terorisme, dan lain-lain.

Psikologi sosial secara intensif dipelajari mulai tahun 1930, kini hadir sebagai pencerah

terhadap pemecahan kasus tersebut baik melalui pendidikan maupun sisi keagamaan. Dengan

mempelajari psikologi sosial kita bisa mengenal bagaimana peranan situasi, suatu budaya,

dan permasalahan, sehingga kita dapat memahami perilaku manusia.

Psikologi sosial telah memberi kesempatan bagi manusia agar bisa memperkaya dan

mengubah fungsi pikir ke arah lebih baik dari masyarakatnya.

Page 3: rosalia.mercubuana-yogya.ac.idrosalia.mercubuana-yogya.ac.id/wp-content/uploads/2018/... · Web viewDASAR-DASAR ILMU SOSIAL PSIKOLOGI SOSIA L Disusun oleh: Merry Christina Silaen

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Definisi Psikologi Sosial

Psikologi sosial merupakan suatu bidang keilmuan yang mempelajari tentang

hubungan antara manusia dan kelompok terhadap lingkungannya yang dipengaruhi

dengan perilaku manusia itu sendiri.

Psikologi sosial terdiri dari dua kata yaitu psikologi dan sosial. Psikologi diartikan

sebuah tatanan ilmu pengetahuan yang fokus terhadap ekspresi dan fungsi mental dari

manusia, yakni perilaku dan proses kegiatannya yang diamati secara ilmiah. Sedangkan

sosial merupakan segala perilaku yang berhubungan dengan hubungan antar individu.

Jadi, psikologi sosial memiliki arti sebagai suatu bidang atau tatanan keilmuan yang

mempelajari tentang perilaku dan mental manusia yang berkaitan dengan hubungan antar

individu dalam masyarakat.

Psikologi Sosial membuat intervensi untuk membentuk tingkah laku manusia agar

lebih adaptif dan tepat guna dalam situasi dimana manusia itu berada. Sherif & Muzfer

(1956) mendefinisikan psikologi sosial sebagai ilmu tetang pengalaman dan perilaku

individu yang erat kaitannya dengan situasi stimulus sosial.

Nurrachaman (2005), menyatakan gagasan yang menjadi dasar psikologi sosial

berasal dari pengenalan tingkah laku yang prosesnya berlangsung dalam lingkup sosial

(mampu mempengaruhi individu) dan kemudian melahirkan studi tentang proses intra

psikis dari dalam diri individu berkaitan dengan interaksinya secara interpsikis antara

sesamanya.

Psikologi dipilih sebagai akar ilmu sekaligus landasan ilmiah yang mengkaji

peristiwa mentah dan behavior manusia yang dikenal sebagai komunikasi intrapersonal

(komunikasi dalam diri sendiri). Komunikasi intrapersonal adalah komunikasi yang

terjadi dalam diri manusia yang tidak dapat dilihat secara kasat mata oleh individu

lainnya.

B. Ruang Lingkup Psikologi Sosial dalam Komunikasi

Hovlan dkk (2012) mendefinisikan komunikasi sebagai “the process by which an

individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal) to modify the behavior

of other individuals (the audience).” Komunikasi dalam kerangka psikologi

Page 4: rosalia.mercubuana-yogya.ac.idrosalia.mercubuana-yogya.ac.id/wp-content/uploads/2018/... · Web viewDASAR-DASAR ILMU SOSIAL PSIKOLOGI SOSIA L Disusun oleh: Merry Christina Silaen

behaviorisme sebagai usaha menimbulkan respons melalui lambang-lambang verbal

yang bertindak sebagai stimuli.

Stimulus sosial yang dimaksud berupa lingkungan, dan persepsi individu terhadap

lingkungannya. Hal ini kemudian mampu memunculkan dinamika perilaku individu

(behaviour). Mempelajari sebuah perilaku harus secara objektif melihat kedua interaksi

antara individu dan lingkungannya.

Psikologi mencoba menganalisa seluruh komponen yang terlibat dalam proses

komunikasi. Dalam sisi komunikan, psikologi memberikan karakteristik manusia

komunikan serta faktor-faktor internal atau eksternal yang memengaruhi perilaku

komunikasinya. Sedangkan pada komunikator, psikologi melacak sifat-sifatnya dengan

mengidentifikasi apakah komunikasi berhasil memengaruhi orang lain.

Pada saat pesan sampai pada diri si pemberi pesan (komunikator), psikologi melihat

ke dalam proses penerimaan pesan, menganalisa faktor-faktor personal dan situasional

yang memengaruhinya, dan menjelaskan berbagai corak komunikan ketika sendiri

(individu) atau dalam kelompok (Rakhmat, J. 2012).

Alport (dalam Sarwono dan Meinarno, 2009) menegaskan akan pengaruh kehadiran

orang lain pada pikiran, perasaan, dan perilaku individu. Bahwa seseorang dikategorikan

psikologi sosial apabila “dia berupaya memahami, menjelaskan, dan mampu

memprediksi sebuah pikiran, perasaan, dan tindakan individu-individu dipengaruhi

pikiran, perasaan, dan tindakan-tindakan orang lain yang dilihatnya atau hanya sekedar

dibayangkannya.”

Menurut Shaw dan Costanzo, 1970 (dalam buku Sarlito, Psikologi Sosial Individu)

membagi ruang lingkup studi psikologi sosial kedalam tiga golongan besar sebagai

berikut:

Pengaruh sosial terhadap proses individual, cara melihat da mensikapi kehadiran

orang lain, keberadaan sese orang dalam kelompok, atau normaa dalam kelompok

mempengaruhi persepsi, motivasi, proses belajar, sikap, dan sifat seseorang.

Proses kebersamaan, pada suatu kelompok atau masyarakat, seperti: bahasa, sikap

sosial, prasangka, dsb.

Interaksi kelompok, berhubungan dengan individu baik dalam kelompok maupun

antar kelompok, seperti: kepemimpinan, komunikasi, hubungan kekuasaan, otoritas,

konformitas, kerja sama, kompetisi, peran sosial, peran jenis kelamin, dsb.

Page 5: rosalia.mercubuana-yogya.ac.idrosalia.mercubuana-yogya.ac.id/wp-content/uploads/2018/... · Web viewDASAR-DASAR ILMU SOSIAL PSIKOLOGI SOSIA L Disusun oleh: Merry Christina Silaen

C. Perspektif dan Pendekatan Psikologi Sosial

a. Perspektif Psikologi Sosial

Menurut Rogers (2003), psikologi sosial muncul pada akhir abad 19 dan awal

abad 20. Dalam masa awal perkembangannya, psikologi sosial memiliki dua

paradigma pendekatan berasal dari pertemuan antara Psikologi dan Sosiologi.

Psikologi sosial sangat erat kaitannya dengan sosiologi seperti yang dijelaskan

Nurrachaman (2008), yakni psikologi sebagai perilaku individu secara kritis

dipengaruhi oleh yang sedang terjadi (terpaan) di luar dari individu itu sendiri dalam

lingkungannya. Sedangkan sosiologi lebih berfokus pada tingkat agregat, struktur

sosial dan pola organisasi sosial atau kelompok tempat suatu individu berada.

Stephan & Stephan, 1985 (dalam Koentjoro, 2005) mengusulkan dua perspektif

pembelajaran dalam psikologi sosial, yakni perspektif psikologis dan perspektif

sosiologis. Dapat disimpulkan psikologi sosial adalah disiplin ilmu yang terbagi.

Sebagian psikologi sosial akan bertumpu menggunakan psikologis dan sebagian

lainnya menggunakan sosiologis.

Secara umum perspektif psikologi sosial berfokus pada individu dan bagaimana

cara dia berkontribusi pada lingkungannya, dan bagaimana hal itu juga merupakan

hasil dari faktor rangsangan dari lingkungannya.

b. Pendekatan Psikologi Sosial

Ada 6 model pendekatan dalam Psikologi Sosial yaitu :

1. Pendekatan Behaviorisme

Menurut pendekatan behaviorisme (perilaku), pada dasarnya tingkah laku

adalah respon atau stimulus yang datang. Secara sederhana dapat digambarkan

dalam model S –  R atau suatu kaitan Stimulus –  Respon. Hal ini berarti

tingkah lau itu seperti sebuah refek tanpa adanya kerja mental sama sekali.

Adapun pendekatan ini dipelopori oleh  J.B Watson kemudian dikembangkan

atau disemurnakan oleh banyak ahli seperti B.F Skinner yang kemudian

melahirkan banyak sub aliran.

2. Pendekatan Neurobiologis

Menurut pendekatan neurobiologis ini, tinglah laku manusia biasanya

dikendalikan oleh aktivitas otak dan system saraf. Pendekatan neurobiologis ini

berupaya mengaitkan perilaku yang terlibat dalam implus listrik dan kimia yang

Page 6: rosalia.mercubuana-yogya.ac.idrosalia.mercubuana-yogya.ac.id/wp-content/uploads/2018/... · Web viewDASAR-DASAR ILMU SOSIAL PSIKOLOGI SOSIA L Disusun oleh: Merry Christina Silaen

terjadi di dalam tubuh serta menentukan proses neurobiologis yang mendasari

perilaku dan proses mental.

3. Pendekatan Kognitif

Pada pendekatan kognitif ini, menekankan bahwa tingkah laku adalah

sebuah proses mental dimana individu ( organisme ) aktif dalam menangkap,

menilai, membandingkan dan menanggapi stimulus sebelum melakukan reaksi.

Individu melakukan stimulus lalu melakukan proses mental sebelum

memberikan reaksi atas stimulus yang datang.

4. Pendekatan Psikoanalisa

Dalam pendekatan psikoanalisa ini, mengatakan bahwa kehidupan indivudu

sebagian besar dikuasai oleh alam bawah sadar. Sehingga tingkah laku individu

banyak didasari oleh hal –  hal yang tidak disadari seperti keinginann, implus

atupun dorongan. Keinginan atau dorongan yang ditekan akan tetap hidup

dalam bawah alam sadar dan sewaktu –  waktu akan menuntuk unutk

diwujudkan atau dipuaskan maupun dipenuhi.

5. Pendekatan Fenomenologi

Pendekatan fenomenologi ini lebih memperhatikan pada pengalaman 

subjektif individu karena itu tingkah laku sangat dipengaruhi oleh pandangan

hidup terhadap dirinya dan dunianya, konsep tentang dirinya, harga dirinya, dan

segala hal yang menyangkut kesadaran  atau aktualisasi dirinya. Ini berarti

melihat tinglah laku seseorang akan selalu dikaitkan denagn fenomena apapun

tentang dirinya.

6. Pendekatan Psikologi Gestalt

Menekankan pada konfigurasi yang menyeluruh, diprakasai oleh Max

Wertheimer, Kohler, dan Koffka.

Page 7: rosalia.mercubuana-yogya.ac.idrosalia.mercubuana-yogya.ac.id/wp-content/uploads/2018/... · Web viewDASAR-DASAR ILMU SOSIAL PSIKOLOGI SOSIA L Disusun oleh: Merry Christina Silaen

BAB III

PEMBAHASAN

A. Teori Psikologi Sosial

1. Teori Motivasi

Teori ini berfokus pada kebutuhan atau motif individu. Pengalaman sehari-hari

maupun riset psikologi sosial telah memberikan banyak contoh bagaimana kebutuhan

kita bisa mempengaruhi persepsi kita, sikap, dan perilaku individu. Misalnya, untuk

menjaga harga diri, individu cenderung menyalahkan orang lain ketika sedang

mengalami kegagalan, dan apabila mendapat keberhasilan, individu cenderung

mengatakan bahwa itu adalah hasil jerih payahnya selama ini. Pandangan Freudian

atau psikoanalitik tentang motivasi menunjukkan arti penting dari dorongan bawaan

(inborn) individu. Khususnya dorongan yang berhubungan dengan seksualitas dan

agresi. Sebaliknya psikologi sosial lebih memahami fenomena tersebut sebagai

pertimbangan sederet kebutuhan dan keinginan manusia. Psikolog sosial juga

menekankan cara dimana situasi dan hubungan sosial tertentu dapat menciptakan dan

menimbulkan kebutuhan dan motif. Misalnya pengalaman pindah rumah, dari rumah

menuju rumah kos untuk kuliah di kota lain. Mungkin akan menimbulkan kesepian

diantara remaja yang menjelang dewasa. Perpindahan tempat akan memutus jaringan

sosial pertemanan. Oleh karena itu muncul kebutuhan akan keakraban dan rasa

memiliki. Keinginan tersebut mungkin dapat diwujudkan dengan cara bergabung

dengan organisasi kemahasiswaan di kampus. Dan berbagai cara lain untuk

mengatasi kesepiannya. Psikologi sosial akan berusaha memahami dan berusaha

mengidentifikasi secara detail apakah pencetus perilaku misalnya perilaku merampok

yang dilakukan. Psikolog sosial akan berusaha mempelajari remaja lainnya yang

pernah melakukan perampokan bersenjata dalam rangka mendapatkan kesimpulan

umum tentang hubungan antara motivasi dan tindakan kriminal.

2. Teori Belajar

Ide utama teori belajar adalah perilaku seseorang sekarang merupakan hasil dari

pengalaman sebelumnya. Dalam situasi tertentu seseorang belajar perilaku tertentu,

yang seiring dengan berjalannya waktu mungkin akan menjadi kebiasaan. Ketika

seseorang berhadapan dengan situasi serupa, orang tersebut akan cenderung

Page 8: rosalia.mercubuana-yogya.ac.idrosalia.mercubuana-yogya.ac.id/wp-content/uploads/2018/... · Web viewDASAR-DASAR ILMU SOSIAL PSIKOLOGI SOSIA L Disusun oleh: Merry Christina Silaen

berperilaku sesuai dengan kebiasaan yang pernah dilakukannya. Misalnya ketika

lampu merah menyala, kita biasanya menghentikan kendaraan kita, karena pada masa

lalu kita pernah belajar merespon situasi itu dengan menghentikan kendaraan.

Pendekatan ini ketika diaplikasikan pada perilaku sosial oleh Albert Bandura (1977)

dinamakan social learning theory. Terdapat tiga mekanisme umum terjadinya proses

belajar, yang pertama adalah:

a. Asosiasi Atau Pengkondisian Klasik

Anjing Pavlov belajar mengeluarkan air liur ketika mendengarkan bel karena

bersamaan dengan makanan yang diberikan bersama dengan suara bel. Setelah

beberapa waktu kemudian, anjing akan mengeluarkan air liur setiap kali

mendengar suara bel. Beberapa waktu kemudian suara bel diberikan tetapi

makanan tidak diberikan namun air liur keluar dari mulut anjing karena anjing

telah belajar mengasosiasikan antara suara bel dan makanan. Manusia kadang

belajar emosi melalui asosiasi. Misalnya orang beberapa kali datang ke dokter

gigi, karena terlalu sakitnya perlakuan yang diberikan ketika operasi gigi,

meskipun tidak datang ke dokter, ketika mendengar kata dokter gigi, seseorang

sudah bisa merasakan betapa sakitnya operasi gigi.

b. Reinforcement (penguatan)

Dipelajari oleh B. F Skinner, orang belajar melakukan perilaku tertentu

karena perilaku itu diikuti dengan sesuatu yang menyenangkan atau memuaskan

kebutuhan. Seorang anak belajar membantu orang lain karena orang tuanya

memujinya saat dia berbagi mainan atau membantu merapikan mainan. Atau

siswa SMA yang tidak akan pernah bertanya pada guru matematika karena

gurunya sudah memasang wajah geram dan marah ketika muridnya bertanya.

c. Observational learning

Orang cenderung belajar sikap dan perilaku sosial dengan mengamati orang

lain yang secara teknis disebut sebagai model. Anak belajar bahasa etnisnya dari

orang-orang yang berbicara sekelilingnya. Remaja mungkin mengikuti sikap

politik tertentu karena orang tuanya secara aktif mendengarkan orasi-orasi orang

tuanya. Anak juga belajar meniru (imitasi) dari perilaku orang lain ketika belajar.

Modeling terjadi ketika seseorang tidak hanya mengamati tapi juga meniru

perilaku orang lain. Misalnya perilaku merokok, remaja cenderung meniru orang

dewasa untuk merokok, sebutlah bapaknya sendiri merokok, anak akan meniru

Page 9: rosalia.mercubuana-yogya.ac.idrosalia.mercubuana-yogya.ac.id/wp-content/uploads/2018/... · Web viewDASAR-DASAR ILMU SOSIAL PSIKOLOGI SOSIA L Disusun oleh: Merry Christina Silaen

perilaku merokok dari bapaknya sebagai bagian dari kehidupan dewasa

seseorang.

Modeling: meniru perilaku orang lain

Reinforcement: belajar berdasarkan imbalan sebagai penguat

Social learning theory: belajar berdasarkan penguatan dan modeling 

Observational learning: belajar dengan mengamati orang lain

3. Teori Kognitif

Pendekatan kognitif menyatakan bahwa perilaku seseorang tergantung pada cara

individu memahami situasi sosial. Kurt Lewin mengaplikasikan gagasan Gestalt

kedalam psikologi sosial. Lewin menekankan pentingnya bagaimana individu

memahami lingkungan sosial. Menurut Lewin perilaku dipengaruhi oleh karakteristik

personal individu (seperti kemampuan, kepribadian, dan disposisi genetik) dan oleh

pemahanan tentang lingkungan. Gagasan inti dalam perspektif kognitif adalah bahwa

individu cenderung secara spontan mengelompokkan dan mengkategorikan objek.

Diperpustakaan, kita melihat deretan buku dirak sebagai satu unit, bukan sebagai

buku-buku yang banyak jumlahnya. Kita mungkin memandang orang lain yang ada

diperpustakaan sebagai suatu kelompok.

4. Proximity atau Kedekatan

Riset kognisi sosial fokus pada bagaimana seseorang menyatukan berbagai

informasi tentang orang, situasi sosial, dan kelompok dalam rangka menarik

kesimpulan tentang mereka (Fiske dan Taylor dalam Taylor, Peplau dan Sears,

2009). Perbedaan kognitif dibanding dengan pendekatan teori belajar, pertama

pendekatan kognitif fokus pada persepsi saat ini dibanding pada pengalaman masa

lalu. Kedua, pendekatan kognitif lebih memperhatikan arti penting persepsi atau

interpretasi seseorang terhadap sebuah situasi.

Sikap atau disebut juga dengan attitude pengertiannya adalah sikap terhadap obyek

tertentu yang disertai dengan kecenderungan untuk bertidak sesuai dengan sikap terhadap

obyek tadi atau dengan kata lain yang lebih singkat sikap atau attitude adalah sikap dan

kesediaan bereaksi terhadap suatu hal. (Gerungan, 1991 : 149)

Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa sikap adalah kesadaran individu yang

menentukan perbuatan nyata dan perbuatan-perbuatan yang akan terjadi, jadi merupakan

suatu hal yang menentukan sikap sifat, hakikat baik perbuatan sekarang maupun perbuatan

yang akan datang. (Abu Ahmadi, 1988 : 52)

Page 10: rosalia.mercubuana-yogya.ac.idrosalia.mercubuana-yogya.ac.id/wp-content/uploads/2018/... · Web viewDASAR-DASAR ILMU SOSIAL PSIKOLOGI SOSIA L Disusun oleh: Merry Christina Silaen

Rupanya pengertian diatas sesuai dengan pendapat ahli psikologi yang bernama W.J.

Thomas yang memberi batasan sebagai berikut :

"Sikap adalah sebagai suatu kesadaran individu yang menentukan perbuatan-perbuatan

yang nyata ataupun yang mungkin akan terjadi dalam kegiatan- kegiatan sosial sosial". (Abu

Ahmadi, 1988 : 160) Nampaknya kalau kita amati dari tiga definisi diatas tidak terlihat

perbedaan yang menyolok antara satu dengan yang lainnya bahkan Nampak adanya saling

menguatkan, sehingga malah terlihat menjadi satu definisi yang lebih sesuai. Terlepas dari itu

semua yang jelas attitude atau sikap itu selalu terarahkan pada suatu hal atau suatu obyek.

Tidak ada satu sikappun yang tanpa obyek, begitu kata W.J. Thomas. Dan obyek ini dapat

berupa benda- benda, orang-orang, peristiwa-peristiwa, lembaga- lembaga atau organisasi,

dapat juga berupa norma - norma, nilai-nilai atau lainnya. Attitude atau sikap ini di dalamnya

sedikitnya mempunyai 3 (tiga) aspek pokok, yaitu :

1. Aspek Kognitif, yaitu aspek yang berhubungan dengan gejala yang mengenai fikiran

yang merupakan pengolahan, pengalaman dan keyakinan serta harapan-harapan individu

tentang obyek atau sekelompok obyek.

2. Aspek Afektif, yaitu aspek yang merupakan suatu proses yang menyangkut perasaan-

perasaan tertentu seperti ketakutan, kedengkian, simpati, antipasti dan sebagainya yang

ditujukan pada obyekobyek tertentu.

3. Aspek Konatif, yaitu aspek yang berwujud suatu proses tendensi atau kecenderungan

untuk berbuat sesuatu pada obyek.

Page 11: rosalia.mercubuana-yogya.ac.idrosalia.mercubuana-yogya.ac.id/wp-content/uploads/2018/... · Web viewDASAR-DASAR ILMU SOSIAL PSIKOLOGI SOSIA L Disusun oleh: Merry Christina Silaen

Analisa Psikologi Sosial Dalam Kasus “Bullying terhadap anak disabilitas di kampung

Ngampilan Pathuk Yogyakarta”

1. Uraian Kasus

Kejadian/kasus ini terjadi pada saat salah satu dari kami tinggal disebuah asrama

pathuk. Di asrama tersebut mempunyai banyak warga, salah satunya ya anak

disabilitas ini. Anak ini terlahir tidak sempurna, dia memiliki kekurangan

ketidakmampuan mengerti apa-apa atau sesuatu yang sedang terjadi dan

ketidakmampuan berinteraksi terhadap lingkungan sekitar. Sehingga itu membuat

dirinya menjadi bahan omongan orang disekitarnya dan menjadi suatu pusat

perhatian khusus diantara anak atau orang yang lainnya. Pada saat itu salah satu dari

kami masih belum terlalu menegerti bagaimana perlakuan yang harusnya dilakukan

bagi orang yang berkebutuhan khusus, karena masih usia anak-anak yang sedang

asik-asiknya bermain tanpa perlu menghiraukan keadaan seperti itu. Tetapi tanpa

disadari justru memakan korban psikis dan mental anak disabilitas tersebut, karena

mereka merasa tidak dianggap ada dan tidak perlu dihiraukan keadaannya. Secara

tidak langsung itu merupakan bullying yang diberikan kepada mereka. Mereka akan

merasa tercampakkan dan merasa hidupnya dibeda-bedakan dari orang biasa

dilingkungan sekitar.

Page 12: rosalia.mercubuana-yogya.ac.idrosalia.mercubuana-yogya.ac.id/wp-content/uploads/2018/... · Web viewDASAR-DASAR ILMU SOSIAL PSIKOLOGI SOSIA L Disusun oleh: Merry Christina Silaen

BAB IV

KESIMPULAN

Psikologi sosial disimpulkan secara singkat sebagai bagian dari ilmu sosial yang

mempelajari kaitannya interaksi antara manusia-manusia dan dengan lingkungannya yang

dipengaruhi oleh perilakunya sendiri. Dalam hal ini dipengaruhi oleh fungsi mental dan cara

mereka mengekspresikan sesuatu. Proses psikologi sosial berlangsung di lingkup sosial,

berguna dalam proses pembentukan intra psikis dalam setiap diri individu.

Pendekatan psikologi sosial ada lima: Pendekatan Perilaku, Pendekatan Neurobiologi,

Pendekatan, Kognitif, Pendekatan Psikoanalisa, dan Pendekatan Fenomenologi. Ada tiga

aspek kesimpulan dari pengaruh psikologi terhadap sikap individu: Aspek Kognitif, Aspek

Afektif, dan Aspek Konatif.

Page 13: rosalia.mercubuana-yogya.ac.idrosalia.mercubuana-yogya.ac.id/wp-content/uploads/2018/... · Web viewDASAR-DASAR ILMU SOSIAL PSIKOLOGI SOSIA L Disusun oleh: Merry Christina Silaen

DAFTAR PUSTAKA

Buku:Rahkmat, J. Psikologi Komunikasi. Bandung: 2012. PT Remaja Rosdakarya OffsetSyam, Nina W. Psikologi Sosial sebagai Akar Ilmu Komunikasi. Bandung: 2013. Simbiosa Rekatama Media.Supardan, Dadang.2013. Pengantar Ilmu Sosial (Sebuah Kajian Pendekatan Struktural). Jakarta: PT Bumi Aksara.

Ebook:books.google.co.id. Pendidikan Kedewasaan Dalam Perspektif Psikologi Islami. Di akses 22 Desember 2018.

Web:https://psikologi.ui.ac.id/psikologi-sosial/. Di akses 20 Desember 2018.

Jurnal:Soeparno, Kontjoro & Kidia Sandra. (2011). Social Phsychology: The Passion of Phsychology. Fakultas Psikologi: Universitas Gadjah Mada.

Web:Digilib.uinsby.ac.id/627/Bab%203.pdf di akses 28 desember 2018