sarifmarasahi.files.wordpress.com · web viewbab i pendahuluan latar belakang sebagai negara...

33
Produksi Nata de lengkeng BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara kepulauan, umumnya daerah sepanjang pesisir pantai di Indonesia banyak ditumbuhi pohon kelapa. Keindahan jajaran pohon kelapa (nyiur) ini sering dilukiskan dalam untaian kata maupun lagu. Kelapa memberikan banyak hasil bagi manusia, misalnya produk kopra yang selanjutnya diolah menjadi minyak. Atih (1979) melaporkan bahwa air kelapa yang dihasilkan di Indonesia mencapai lebih dari 900 juta liter per tahun. Lain halnya di negara Philipina. Di negara itu, air kelapa telah berhasil diolah menjadi suatu produk komersial yang sangat populer dengan naman Nata de Coco. Di Indonesia produk ini mulai beredar tahun 1981. Hingga kini produk ini sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Sarif wagola Rahmawati Taufik, S.Si.,Apt. 150 280 058

Upload: haminh

Post on 02-Jul-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: sarifmarasahi.files.wordpress.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagai negara kepulauan, umumnya daerah sepanjang pesisir pantai di Indonesia banyak ditumbuhi pohon

Produksi Nata de lengkeng

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai negara kepulauan, umumnya daerah sepanjang

pesisir pantai di Indonesia banyak ditumbuhi pohon kelapa.

Keindahan jajaran pohon kelapa (nyiur) ini sering dilukiskan

dalam untaian kata maupun lagu. Kelapa memberikan banyak

hasil bagi manusia, misalnya produk kopra yang selanjutnya

diolah menjadi minyak. Atih (1979) melaporkan bahwa air kelapa

yang dihasilkan di Indonesia mencapai lebih dari 900 juta liter

per tahun.

Lain halnya di negara Philipina. Di negara itu, air kelapa

telah berhasil diolah menjadi suatu produk komersial yang

sangat populer dengan naman Nata de Coco. Di Indonesia

produk ini mulai beredar tahun 1981. Hingga kini produk ini

sangat digemari oleh masyarakat Indonesia.

Dahulu di Indonesia pada tahun-tahun awal masuknya,

nata de coco ini masih termasuk kepada makanan yang langka

dan hanya orang-orang tertentu saja yang dapat menikmati

makanan ini namun seiring berjalannya waktu saat ini sudah

Sarif wagola Rahmawati Taufik, S.Si.,Apt.150 280 058

Page 2: sarifmarasahi.files.wordpress.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagai negara kepulauan, umumnya daerah sepanjang pesisir pantai di Indonesia banyak ditumbuhi pohon

Produksi Nata de lengkeng

mulai banyak produsen-produsen baru nata de coco baik itu

skala rumah tangga maupun skala perusahaan besar.

Pada percobaan kali ini bertujuan untuk mengetahui

komposisi media dalam hal ini penambahan komponen-

komponen lain pada media nata dan juga mengetahui kondisi

lingkungan yang sesuai dengan kondisi optimum bagi

pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana cara membuat nata dengan menggunakan sari

buah lengkeng?

C. Maksud Praktikum

Mengetahui dan memahami cara pembuatan nata dengan

menggunakan sari buah lengkeng.

D. Tujuan Praktikum

Untuk Mengetahui cara pembuatan nata dari sarbuah

lengkeng dengan menggunakan starter Acetobacter xylinum.

E. Manfaat Praktikum

Agar mahasiswa mengetahui bagaimana cara pembuatan

nata dengan menggunakan alat-alat yang sederhana.

Sarif wagola Rahmawati Taufik, S.Si.,Apt.150 280 058

Page 3: sarifmarasahi.files.wordpress.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagai negara kepulauan, umumnya daerah sepanjang pesisir pantai di Indonesia banyak ditumbuhi pohon

Produksi Nata de lengkeng

D. Kerangka Fikir

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Uraian Umum

Nata adalah biomassa yang sebagian besar terdiri dari

sellulose, berbentuk agar dan berwarna putih. Nata termasuk

produk hasil fermentasi, seperti halnya tape singkong. Biang

Sarif wagola Rahmawati Taufik, S.Si.,Apt.150 280 058

Sari buah Lengkeng

Nata dengan sari buah lengkeng

Fermentasi

Page 4: sarifmarasahi.files.wordpress.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagai negara kepulauan, umumnya daerah sepanjang pesisir pantai di Indonesia banyak ditumbuhi pohon

Produksi Nata de lengkeng

yang digunakan adalah bakteri Acetobacter xylinum (Saragih,

2004).

Nata berasal dari bahasa spanyol yang diterjemahkan dari

bahasa latin “nature” yang berarti terapung-apung, sehingga

nata de coco diartikan sebagai krim dari air kelapa (Tridjoko,

2002).

Nata dapat dibuat dari bahan baku air kelapa dan limbah

pengolahan tahu (whey tahu). Nata dapat terbuat dari bahan

baku air kelapa, dan limbah cair pengolahan tahu whey tahu.

Nata yang dibuat dari air kelapa disebut dengan nata de coco,

dari whey tahu disebut dengan nata de soya. Bentuk, warna,

tekstur dan rasa kedua jenis nata tersebut tidak berbeda

(Astawan, 2002).

Produk nata adalah makanan khas rakyat Filipina yang

biasanya digunakan sebagai desert (makanan penyegar). Jenis

nata yang sudah dikenal yaitu nata de coco yang dihasilkan oleh

bakteri Acetobacter xylinum menggunakan air kelapa sebagai

medium fermentasi namun selain dari kelapa, nata dapat juga

dibuat dari larutan yang mengandung gula dari sari buah-buahan

yakni sari buah nenas (nata de pina). Pembuatan nata tidak sulit,

dan biaya yang dibutuhkan juga tidak banyak. Usaha pembuatan

nata ini merupakan alternatif usaha yang cukup menjanjikan

(prospektif) (Astawan, 2002).

Sarif wagola Rahmawati Taufik, S.Si.,Apt.150 280 058

Page 5: sarifmarasahi.files.wordpress.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagai negara kepulauan, umumnya daerah sepanjang pesisir pantai di Indonesia banyak ditumbuhi pohon

Produksi Nata de lengkeng

Tabel 2. Kondisi Optimum Untuk Memproduksi Nata Pada Medium Air Kelapa

Parameter Alaban (1961) Lapus & Co. Worker (1986).

Sumber karbon Sukrosa (5-8%) Glukosa & sukrosa 5 %

Sumber nitrogen Nitrogen organik Amonium fosfatKeasaman (pH) 4,0 – 5,0 5,0 – 5,5

Suhu (0C) 28,0 – 32,0 28,0Inokulum (%) 10 – 20 Tidak dilaporkan

Asam asetat glasial (%)

2,0 - 4,0 Tidak dilaporkan

Lama fermentasi 15 hari 15 hari

Mikroorganisme dapat dipandang sebagai suatu pabrik

kimia yang mempunyai kemampuan yang sangat beragam

dalam menciptakan perubahan-perubahan kimiawi. Telah

diterima secara umum bahwa setiap substansi alamiah dapat

diubah oleh beberapa spesies mikroorganisme. Apabila dijumpai

bahwa suatu proses mikrobial ternyata menghasilkan suatu

produk yang diperlukan dan mempunyai nilai ekonomis maka

proses ini dapat dikembangkan untuk produksi industri ( Chan,

2008).

Fermentasi khamir digunakan untuk menghasilkan alkohol.

Konsentrasi alkohol yang dihasilkan disesuaikan menjadi antara

Sarif wagola Rahmawati Taufik, S.Si.,Apt.150 280 058

Page 6: sarifmarasahi.files.wordpress.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagai negara kepulauan, umumnya daerah sepanjang pesisir pantai di Indonesia banyak ditumbuhi pohon

Produksi Nata de lengkeng

10-3 % dan kemudian diberikan pada bakteri asam asetat (Chan,

2008).

Yang dimaksud dengan mikrobiologi industri ialah

pertumbuhan mikroorganisme dalam jumlah besar di bawah

keadaan kendali, yang bertujuan untuk menghasilkan produk

yang bernilai ekonomi dan bermanfaat. Hampir semua

perkembangan dalam bidang ini terjadi pada abad ini. Salah satu

penggunaan besar-besaran mikroorganisme yang pertama

dibawah kondisi terkendali ialah pembuatan aseton dan butanol

selama perang dunia pertama. Usaha ini serta hasil yang

dicapainya membawa perubahan besar bagi industri fermentasi

yang kemudian diikuti dengan kemajuan yang luar biasa.

Dewasa ini banyak perusahaan berkecimpung di dalam usaha

produk besar-besaran bahan kimia dan produk-produk yang

banayk diminta masyarakat seta mempunyai nilai ekonomi

penting (Irianto, 2006).

Kita dapat mengambil manfaat dari sinergisme antara

Candida utilitis dan Endomycopsis fibuliger yang pertama tidak

dapat menguraikan amilum tetapi yang kedua bisa. Jadi kalau

keduanya dipiara dalam medium amilum maka Endomycopsis

akan menguraikan amilum menjadi gula dan selanjutnya Candida

akan menguraikan gula menjadi alkohol. Perkembangbiakan

Candida berlangsung tanpa atau dengan udara bebas. Dalam

Sarif wagola Rahmawati Taufik, S.Si.,Apt.150 280 058

Page 7: sarifmarasahi.files.wordpress.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagai negara kepulauan, umumnya daerah sepanjang pesisir pantai di Indonesia banyak ditumbuhi pohon

Produksi Nata de lengkeng

keadaan anaerob Candida akan menghasilkan alkohol, suatu

peristiwa yang terkenal dengan fermentasi ( Dwidjoseputro,

2003).

Dalam industri termasuk industri dalam bidang farmasi

pada dasarwasa terakhir ini keterlibatan mikroorganisme dalam

berbagai proses industri semakin meningkat. Dengan daya

sintesis dan daya rombak yang tinggi yang dimiliki oleh

mikroorganisme akan menyebabkan mkroorganisme semakin

berperan, bahkan semakin penting dalam perkembangan industri

( Djide, 2003).

Apabila suatu mikroorganisme dapat mengubah suatu

bahan mentah yang murah menjadi suatu produk yang lebih

berharga dan bermanfaat maka ada kemungkinan untuk

melakukan reaksi ini dalam skala industri. Beberapa dari

prasyarat yang perlu dipenuhi bagi suatu proses mikrobiologi

industri supaya mudah dilakukan lagi ekonomis adalah sebagai

berikut ( Sylvia, 2002) :

a. Organisme : organisme yang akan dipakai harus dapat

menghasilkan produk yang yang dikehendaki dalam

jumlah yang cukup banyak, harus memiliki sifat-sifat

yang stabil dan mampu tumbuh pesat dan hebat serta

tidak patogenik.

Sarif wagola Rahmawati Taufik, S.Si.,Apt.150 280 058

Page 8: sarifmarasahi.files.wordpress.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagai negara kepulauan, umumnya daerah sepanjang pesisir pantai di Indonesia banyak ditumbuhi pohon

Produksi Nata de lengkeng

b. Medium : medium termasuk substrat yang digunakan

oleh organisme itu untuk membuat produk baru, harus

murah dan tersedia dalam jumlah banyak.

c. Hasil : Fermentasi industri dilakukan dalam tangki-tangki

besar, kapasitasnya dapat mencapai 200.000 liter.

Produksi yang dibentuk melalui metabolisme

mikroorganisme biasanya merupakan campuran

heterogen yang meliputi sel mikroba dalam jumlah yang

luar biasa.

Industri mikrobiologi digolongkn ke dalam beberapa

kategori yang paling penting diantaranya (Irianto, 2006) :

a. Minuman beralkohol

b. Makanan tambahan

c. Bahan kimia farmasi

d. Bahan hayati (vaksin dan antiserum)

e. Bahan kimia industri

Nata de Coco adalah jenis komponen minuman yang

merupakan senyawa selulosa (dietary fiber) yang dihasilkan dari

air kelapa melalui proses fermentasi yang melibatkan jasad renik

(mikrobia) yang dikenal dengan nama Acetobacter xylinum.

Definisi nata adalah suatu zat yang menyerupai gel, tidak larut

dalam air dan terbentuk pada permukaan media fermentasi air

kelapa dan beberapa sari buah masam. Nata de Coco adalah

Sarif wagola Rahmawati Taufik, S.Si.,Apt.150 280 058

Page 9: sarifmarasahi.files.wordpress.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagai negara kepulauan, umumnya daerah sepanjang pesisir pantai di Indonesia banyak ditumbuhi pohon

Produksi Nata de lengkeng

jenis nata dengan medium fermentasi air kelapa. Nata de coco

dibuat dengan memanfaatkan air kelapa untuk difermentasikan

secara aerob dengan bantuan mikroba (Hidayat, 2006).

Di bawah mikroskop nata tampak sebagai massa benang

yang melilit yang sangat banyak seperti benagn-benang kapas.

Nata bukan merupakan mikroorganisme itu sendiri seperti

granula yeast yang tersusun atas sel yeast sehingga ada yang

menyangkal bahwa mengkonsumsi nata sama dengan

mengkonsumsi Azetobacter. Kekenyalan nata tergantung dari

kondisi yang ada selama nata itu dibuat. Sebagai makanan

berserat, nata de Coco memiliki kandungan selulosa 2,5 % dan

lebih dari 95 % kandungan air. Nata de Coco memiliki kandungan

serat kasar 2, 75 %, protein 1,5 % - 2,8 %, lemak 0,35 % dan

sisanya air . Nata dapat digambarkan sebagai sumber makanan

rendah energi untuk keperluan diet karena nilai gizi produk ini

sangat rendah. Selain itu nata juga mengandung serat yang

sangat dibutuhkan oleh tubuh dalam proses fisiologis sehingga

dapat memperlancar pencernaan ( Hidayat, 2006).

Sarif wagola Rahmawati Taufik, S.Si.,Apt.150 280 058

Page 10: sarifmarasahi.files.wordpress.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagai negara kepulauan, umumnya daerah sepanjang pesisir pantai di Indonesia banyak ditumbuhi pohon

Produksi Nata de lengkeng

B. Uraian Bahan

1. Aquadest ( Ditjen POM, 1979 )

Nama resmi : Aqua destillata

Sinonim : Air suling, aquadest

RM/BM : H2O / 18,02

Rumus bangun : H – O – H

Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak

berbau; tidak mempunyai rasa.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Sebagai pelarut

2. Asam asetat ( Ditjen POM, 1979 )

Nama resmi : Acidum aceticum

Nama sinonim : Asam asetat, Cuka

RM / BM : CH3COOH / 60,05

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, , bau

menusuk, rasa asam, tajam.

Kelarutan : Dapat campur dengan air, dengan etanol

(95%) P dan dengan gliserol P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Sarif wagola Rahmawati Taufik, S.Si.,Apt.150 280 058

Page 11: sarifmarasahi.files.wordpress.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagai negara kepulauan, umumnya daerah sepanjang pesisir pantai di Indonesia banyak ditumbuhi pohon

Produksi Nata de lengkeng

Kegunaan : Menurunkan pH atau mengingkatkan

keasaman

3. Kalium Dihydrogen fosfat ( Ditjen POM, 1979 )

Nama resmi : Kalii phospat

Nama sinonim : Kalium fasfat, Dikalium Hidrogen Fosfat

RM / BM : KH2PO4 / 122,08

Pemerian : Serbuk hablur, putih

Kelarutan : Larut dalam air

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

Kegunaan : Sumber pendapar

4.Magnesium sulfat ( Ditjen POM, 1979 )

Nama resmi : Magnesii sulfas

Nama sinonim : Magnesium sulfat, garam inggris

RM / BM : MgSO4 / 246,47

Pemerian : Hablur, tidak berwarna, tidak berbau,

rasa dingin, asam pahit, asin dan pahit.

Dalam udara kering dan panas merapuh.

Kelarutan : Larut dalam 1,5 bagian air, agak sukar

larut dalam etanol (95%) P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Sumber mineral

5. Sukrosa ( Ditjen POM, 1979 )

Nama resmi : Sakarosa

Sarif wagola Rahmawati Taufik, S.Si.,Apt.150 280 058

Page 12: sarifmarasahi.files.wordpress.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagai negara kepulauan, umumnya daerah sepanjang pesisir pantai di Indonesia banyak ditumbuhi pohon

Produksi Nata de lengkeng

Nama sinonim : Gula

RM / BM : C12H22O11 / 342,20

Pemerian : Hablur tidak berwarna atau massa hablur,

atau serbuk warna putih, tidak berbau

atau rasa manis

Kelarutan : Larut dalam 0,5 bagian air dan dalam 370

bagian etanol (95%) P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Sebagai sumber carbon.

6. Urea ( Ditjen POM, 1979 )

Nama resmi : Ureum P

Nama sinonim : Urea

RM / BM : Co(NH2)2 / 60,06

Pemerian : Hablur prismatik, transparan, tidak

berwarna, tidak berbau atau praktis tidak

berbau, rasa dingin dan asin. Agak

higroskopik.

Kelarutan : Larut dalam 1 bagian air dan dalam 12

bagian etanol (95%) P, larut dalam 1,5

bagian etanol (95%) P mendidih, praktis

tidak larut dalam kloroform P dan dalam

eter P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Sarif wagola Rahmawati Taufik, S.Si.,Apt.150 280 058

Page 13: sarifmarasahi.files.wordpress.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagai negara kepulauan, umumnya daerah sepanjang pesisir pantai di Indonesia banyak ditumbuhi pohon

Produksi Nata de lengkeng

Kegunaan : Sebagai sumber nitrogen

C. Uraian Sampel

1. Lengkeng (Euphoria longana (Lour.) Steud)

a. Kingdom : Plantae(Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta(Tumbuhanberpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnolopsida

Sub Kelas : Risidae

Ordo : Sapindales

Familia : Sapindaceae

Genus : Euphoria

Spesies : Euphoria longana

D. Uraian Mikoba

1. Acetobacter xylinum. (Garrity. 2004)

Domain : Bacteria

Phylum : Proteobacter

Class : Alphaproteobacteria

Ordo : Rhopospirillales

Family : Acetobacteraceae

Genus : Acetobacter

Species : Acetobacter xylinum

Sarif wagola Rahmawati Taufik, S.Si.,Apt.150 280 058

Page 14: sarifmarasahi.files.wordpress.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagai negara kepulauan, umumnya daerah sepanjang pesisir pantai di Indonesia banyak ditumbuhi pohon

Produksi Nata de lengkeng

2. Morfologi (Holt J.G, 2002)

Sel tunggal, batang lurus atau melengkung, namun

tidak berbentuk heliks. Pada umumnya berukuran 0,5 – 1,0

µm x 1,5 – 4,0 µm. Motil dengan flagelum polar, monotrikus

atau multitrikus. Tidak menghasilkan selongsong prosteka.

Tidak dikenal adanya stadium istirahat. Gram negatif.

Kemoorganotrof. Metabolisme dengan respirasi, tidak pernah

fermentatif. Beberapa merupakan kemilitotrof fakultataif,

dapat menggunakan H2 dan CO sebagai sumber energi. O2

molekuler merupakan penerima electron universal; beberapa

dapat melakukandenitrifikasi dengan menggunakan nitrat

sebagai penerima pilihan. Aerobik sejati, kecuali spesies-

spesies yang dapat menggunakan denitrifikasi sebagai cara

respirasi anaerobic. Katalase positif. Biasanya dalam bentuk

pasangan dan rantai pendek.

Sarif wagola Rahmawati Taufik, S.Si.,Apt.150 280 058

Page 15: sarifmarasahi.files.wordpress.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagai negara kepulauan, umumnya daerah sepanjang pesisir pantai di Indonesia banyak ditumbuhi pohon

Produksi Nata de lengkeng

BAB III

KAJIAN PRAKTIKUM

A. Alat yang dipakai

Alat Yang dipakai adalah Autoklaf, Baskom, Blender, Gelas

ukur, Gelas piala, Kompor, Kain saringan, Panci, Sendok, Neraca

o’haus

B. Bahan yang digunakan

Asam asetat, Air steril, Buah lengkeng, Bakteri Acetobacter

xylinum, Benang godam, Kain kasa, Gula pasir,Kalium hydrogen

phospat, Magnesium sulfat, Urea.

C. Cara Kerja

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Dibuat sari buah lengkeng

dengan cara memblender buah lengkeng dengan air steril

kemudian diperas untuk mengambil sarinya.

Sarif wagola Rahmawati Taufik, S.Si.,Apt.150 280 058

Page 16: sarifmarasahi.files.wordpress.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagai negara kepulauan, umumnya daerah sepanjang pesisir pantai di Indonesia banyak ditumbuhi pohon

Produksi Nata de lengkeng

3. Dimasukkan kedalam gelas kimia hingga 150 ml.

4. setelah itu dibagi ke dalam 2 wadah, masing-masing 75 ml

dan 50 ml, dan ditutup dengan aluminium foil.

5. Setelah itu dipanaskan hingga mendidih

6. larutan kemudian didinginkan

lalu masing-masing ditambahkan KH2PO4 100 mg, MgSO4 100

mg, Asam asetat dan gula pasir 8 g, urea 1 g, lalu dipanaskan

hingga semua larut.

7. Kemudian didinginkan

8. Setelah dingin, pada wadah I

berisi starter I 25% (25 ml) dan wadah II berisi starter II 50 %

(50 ml).

9. Kemudian ditutup dengan

kain kassa.

10. Setelah itu difermentasikan selama 2 minggu dan dilakukan

pengamatan tiap hari dengan mengukur nata yang terbentuk.

11. Setelah 2 minggu, ditimbang berat nata.

Sarif wagola Rahmawati Taufik, S.Si.,Apt.150 280 058

Page 17: sarifmarasahi.files.wordpress.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagai negara kepulauan, umumnya daerah sepanjang pesisir pantai di Indonesia banyak ditumbuhi pohon

Produksi Nata de lengkeng

BAB IV

KAJIAN HASIL PRAKTIKUM

A. Gambar Pengamatan

1.

Keterangan :

1. Kain kassa

2. Wadah

3. Label

4. Starter

Keterangan :

1. Kain kassa

2. Label

3. Wadah

4. Starter

5. Nata

Sarif wagola Rahmawati Taufik, S.Si.,Apt.150 280 058

LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Hari ke-1 LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Hari ke-14

LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Nata de Euphoria

Page 18: sarifmarasahi.files.wordpress.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagai negara kepulauan, umumnya daerah sepanjang pesisir pantai di Indonesia banyak ditumbuhi pohon

Produksi Nata de lengkeng

Keterangan :

1. Cawan petri

2. Nata

B. Data Pengamatan

No Hari ke -

Formula25% 50%

Tinggi Bobot Tinggi Bobot

Sarif wagola Rahmawati Taufik, S.Si.,Apt.150 280 058

Page 19: sarifmarasahi.files.wordpress.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagai negara kepulauan, umumnya daerah sepanjang pesisir pantai di Indonesia banyak ditumbuhi pohon

Produksi Nata de lengkeng

. (cm) (g) (cm) (g)1. 1 - - - -

2. 2 - - - -

3. 3 - - - -

4. 4 - - 0,5 cm -

5. 5 - - 0,6 cm -

6. 6 - - 0,7 cm -

7. 7 - - 0,7 cm -

8. 8 - - 1,2 cm -

9. 9 - - 1,2 cm -

10

.

10 - - 1,2 cm -

11

.

11 - - 1,6 cm -

12

.

12 - - 1,7 cm -

13

.

13 - - 1,8 cm -

14

.

14 - - 1,8 cm 11,1 g

B. Pembahasan

Sarif wagola Rahmawati Taufik, S.Si.,Apt.150 280 058

Page 20: sarifmarasahi.files.wordpress.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagai negara kepulauan, umumnya daerah sepanjang pesisir pantai di Indonesia banyak ditumbuhi pohon

Produksi Nata de lengkeng

Nata adalah kumpulan sel bakteri (selulosa) yang

mempunyai tekstur kenyal, putih menyerupai gel dan terapung

pada bagian permukaan cairan (nata tidak akan tumbuh

didalam cairan).

Nata de coco adalah hidangan penutup yang terlihat seperti

jeli, berwarna putih higga bening dan bertekstur kenyal.

Fermentasi adalah suatu proses pengubahan senyawa yang

terkandung didalam substrat oleh mikroba (kulture) misalkan

senyawa gula menjadi bentuk lain (misalkan selulosa /nata de

coco), baik merupakan proses pemecahan maupun proses

pembentukan dalam situasi aerob maupun anaerob.

Mikroorganisme yang telah lama dikenal sebagai

penghasil selulosa adalah dari golongan bakteri terutama

Acetobacter. Bakteri ini tidak membentuk endospora maupun

pigmen. Pada kultur sel yang masih muda, individu sel berada

sendiri-sendiri dan transparan. Koloni yang sudah tua

membentuk lapisan menyerupai gelatin yang kokoh menutupi

sel koloninya. Pertumbuhan koloni pada medium cair setelah 48

jam inokulasi akan membentuk lapisan pelikel dan dapat

dengan mudah diambil dengan jarum oase. Bakteri ini dapat

membentuk asam dari glukosa, etil alkohol, dan propel alkohol,

tidak membentuk indol dan mempunyai kemampuan

mengoksidasi asam asetat menjadi CO2 dan H2O.

Sarif wagola Rahmawati Taufik, S.Si.,Apt.150 280 058

Page 21: sarifmarasahi.files.wordpress.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagai negara kepulauan, umumnya daerah sepanjang pesisir pantai di Indonesia banyak ditumbuhi pohon

Produksi Nata de lengkeng

Tahap-tahap yang perlu dilakukan dalam pembuatan nata

adalah persiapan media, starter, inokulasi,

fermentasi/pengeraman, pemanenan, penghilangan asam dan

pengawetan. Komposisi media yang digunakan untuk

pengawetan. Komposisi media yang digunakan untuk starter

adalah sama dengan media untuk pemeliharaan kultur tetapi

tanpa media agar. Akan adanya starter yang di dalamnya

terdapat sejumlah mikroorganisme pembentuk selulosa.

Dimana starter atau biakan mikroba merupakan suatu

bahan yang paling penting dalam pembentukan nata. Sebagai

starter, digunakan biakan murni dari Acetobacter xylinum.

Bakteri ini secara alami dapat ditemukan pada sari tanaman

bergula yang telah mengalami fermentasi atau pada sayuran

dan buah-buahan bergula yang sudah membusuk. Untuk

mendapatkan starter yang bagus dibutuhkan basis yang sesuai

agar nanti bisa dikembangkan lagi dalam proses pembuatan

nata. Pembuatan nata de coco dan proses fermentasi lainnya,

penentuan mikroorganisme yang cocok dengan basis

merupakan satu hal penting yang harus diperhatikan pula agar

mikroorganisme tersebut dapat tetap hidup sehingga mampu

beraktivitas.

Starter adalah bibit Acetobacter xylinum yang telah

ditumbuhkan dalam substrat pertumbuhan kultur tersebut

Sarif wagola Rahmawati Taufik, S.Si.,Apt.150 280 058

Page 22: sarifmarasahi.files.wordpress.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagai negara kepulauan, umumnya daerah sepanjang pesisir pantai di Indonesia banyak ditumbuhi pohon

Produksi Nata de lengkeng

sehingga populasi bakteri Acetobacter xylinum mencapai

karapatan optimal untuk proses pembuatan nata, yaitu 1 x 109

sel/ml.

Proses terbentuknya nata oleh bakteri Acetobacter xylinum

adalah dengan terjadinya fermentasi antara bakteri tersebut

dan sari buah yang diwadahkan di satu tempat. Apabila bakteri

dipindah ke media baru maka bakteri tidak langsung tumbuh

melainkan beradaptasi terlebih dahulu. Prosesnya terjadi dalam

beberapa fase, yakni;

a. Pada fase terjadi aktivitas metabolisme dan

pembesaran sel, meskipun belum mengalami pertumbuhan.

Fase pertumbuhan adaptasi dicapai pada 0-24 jam sejak

inokulasi. Fase pertumbuhan awal dimulai dengan

pembelahan sel dengan kecepatan rendah. Fase ini

berlangsung beberapa jam saja. Fase eksponensial dicapai

antara 1-5 hari. Pada fase ini bakteri mengeluarkan enzim

ektraselulerpolimerase sebanyak-banyaknya untuk

menyusun polimer glukosa menjadi selulosa (matrik nata).

Fase ini sangat menentukan kecepatan suatu strain

Acetobacter xylinum dalam membentuk nata.

b. Fase pertumbuhan lambat terjadi karena nutrisi telah

berkurang, terdapat metabolic yang bersifat racun yang

menghambat pertumbuhan bakteri dan umur sel sudah tua.

Sarif wagola Rahmawati Taufik, S.Si.,Apt.150 280 058

Page 23: sarifmarasahi.files.wordpress.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagai negara kepulauan, umumnya daerah sepanjang pesisir pantai di Indonesia banyak ditumbuhi pohon

Produksi Nata de lengkeng

Pada fsae in pertumbuhan tidak stabil, tetapi jumlah sel

yang tumbuh masih lebih banyak dibanding jumlah sel mati.

c. Fase pertumbuhan tetap terjadi keseimbangan antara sel

yang tumbuh dan yang mati. Matrik nata lebih banyak

diproduksi pada fase ini. Fase menuju kematian terjadi

akibat nutrisi dalam media sudah hampir habis. Setelah

nutrisi habis, maka bakteri akan mengalami fase kematian.

Sehingga yang ada hanyalah matriks natanya saja.

Asam asetat atau asam cuka digunakan untuk menurunkan

pH atau meningkatkan keasaman sari buah semangka kuning.

Asam asetat yang baik adalah asam asetat glacial (99,8%).

Asam asetat dengan konsentrasi rendah dapat digunakan,

namun untuk mencapai tingkat keasaman yang diinginkan yaitu

pH 4,5 – 5,5 dibutuhkan dalam jumlah banyak. Selain asam

asetat, asam-asam organik dan anorganik lain bisa digunakan.

Penambahan gula pasir digunakan sebagai pemanis dan

pengawet serta membantu proses fermentasi nata dari sari

buah lengkeng. KH2PO4 berfungsi sebagai pendapar dan

MgSO4 adalah sebagai sumber mineral dalam proses fermentasi

membentuk nata. Sedangkan untuk urea sebagai sumber

nitrogen. Penambahan dari semua bahan-bahan tersebut

adalah membantu suplai nutrisi dalam proses fermentasi oleh

bakteri Acetobacter xylinum pada pembuatan nata.

Sarif wagola Rahmawati Taufik, S.Si.,Apt.150 280 058

Page 24: sarifmarasahi.files.wordpress.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagai negara kepulauan, umumnya daerah sepanjang pesisir pantai di Indonesia banyak ditumbuhi pohon

Produksi Nata de lengkeng

Acetobacter xylinum dapat tumbuh pada pH 3,5 – 7,5,

namun akan tumbuh optimal bila pH nya 4,3, sedangkan suhu

ideal bagi pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum pada suhu

28 – 31 0 C. Bakteri ini sangat memerlukan oksigen.

Starter adalah bibit Acetobacter xylinum yang telah

ditumbuhkan dalam substrat pertumbuhan kultur tersebut

sehingga populasi bakteri Acetobacter xylinum mencapai

karapatan optimal untuk proses pembuatan nata, yaitu 1 x 109

sel/ml.

Starter atau biakan mikroba merupakan suatu bahan yang

paling penting dalam pembentukan nata. Sebagai starter,

digunakan biakan murni dari Acetobacter xylinum. Bakteri ini

secara alami dapat ditemukan pada sari tanaman bergula yang

telah mengalami fermentasi atau pada sayuran dan buah-buahan

bergula yang sudah membusuk.

Dari pengamatan yang di lakukan selama 14 hari, untuk

buah lengkeng, tidak di dapatkan nata pada starter 25% tetapi

pada starter 50% menghasilkan nata. Sedangkan pada literatur

yang ada, adanya fermentasi selama kurang lebih 14 hari untuk

buah yang manis atau banyak mengandung gula dapat

menghasilkan produksi nata. Ini mungkin di karenakan adanya

faktor kesalahan.

Mekanisme terbentuknya nata :

Sarif wagola Rahmawati Taufik, S.Si.,Apt.150 280 058

Page 25: sarifmarasahi.files.wordpress.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagai negara kepulauan, umumnya daerah sepanjang pesisir pantai di Indonesia banyak ditumbuhi pohon

Produksi Nata de lengkeng

Terjadinya fermentasi antara bakteri tersebut dan sari buah yang

diwadahkan di satu tempat.

Adapun faktor kesalahan itu ialah sebagai berikut:

a. adanya kontaminasi terhadap bahan-bahan yang di gunakan.

b. adanya kesalahan dalam prosedur

c. adanya kesalahan dalam proses penyaringan

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah diperoleh, maka

dapat disimpulkan bahwa Nata sari buah lengkeng pada starter

25% tidak terbentuk nata , dan pada starter 50% terbentuk nata

dengan tingginya 1,8 mm dan bobotnya 11,1 g

B. Saran

Sebaiknya praktikan memperhatikan betul praktikum ini.

Sarif wagola Rahmawati Taufik, S.Si.,Apt.150 280 058

Page 26: sarifmarasahi.files.wordpress.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagai negara kepulauan, umumnya daerah sepanjang pesisir pantai di Indonesia banyak ditumbuhi pohon

Produksi Nata de lengkeng

DAFTAR PUSTAKA

Astawan, M.,(2002), ”Tentang Pengolahan Pangan : Nata de Soya”, Dewan Teknologi dan Industri, Sumatera Barat, Available on line: (http://www.kompas.com/ing.104.htm diakses 15 Desember 2007).

Chan. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi II. UI-Press : Jakarta

Djide, Natsir. 2003. Mikrobiologi Farmasi Dasar. UNHAS :

Makassar

Dwidjoseputro, Dr. 2003. Dasar-dasar Mikrobiologi. PT Djambatan : Jakarta

Hidayat, Nur dkk.2006. Mikrobiologi Industri. Penerbit Andi Yogyakarta : Yogyakarta

Irianto. 2006. Mikrobiologi Jilid I. Yrama Widya : Bandung

Pratiwi, Sylivia. 2002. Mikrobiologi Farmasi. EMS : Yogyakarta

Saragih, Y.P., (2004), “Membuat Nata de Coco”, Puspa Swara,

Bogor.

Tridjoko, M., (2002), “Nata dibuat, Lingkungan Sehat”, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Hasil Pertanian, Available on line : ( http://www.kadinss.cr.id/teknologinata.htm ).

Sarif wagola Rahmawati Taufik, S.Si.,Apt.150 280 058

Page 27: sarifmarasahi.files.wordpress.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagai negara kepulauan, umumnya daerah sepanjang pesisir pantai di Indonesia banyak ditumbuhi pohon

Produksi Nata de lengkeng

Sarif wagola Rahmawati Taufik, S.Si.,Apt.150 280 058