repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26414/1/moh... ·...

109
STRATEGI PEMASARAN PRODlJK TABIJNGAN WADI'AH BANK SYARl' AH MANDIRI CABANG CIPUTAT Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I) ... UIII Universitas Islam Negari SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Disusun Oleh: Moh. Ulumudin 109053000027 KONSENTRASI LEMBAGA KEUANGAN SYARI' AH JURUSAN MANAJEMEN DAKW AH J1'AKULTAS ILMU DAKW AH DAN lLMU KOMUNlKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDA YATULLAH JAKARTA 2014 H

Upload: vuongkiet

Post on 21-Apr-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

STRATEGI PEMASARAN PRODlJK TABIJNGAN WADI'AH BANK SYARl' AH MANDIRI CABANG CIPUTAT

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)

...~ UIII

Universitas Islam Negari

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Disusun Oleh:

Moh. Ulumudin 109053000027

KONSENTRASI LEMBAGA KEUANGAN SYARI' AH

JURUSAN MANAJEMEN DAKW AH

J1'AKULTAS ILMU DAKW AH DAN lLMU KOMUNlKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDA YATULLAH

JAKARTA

2014 ~1/1435 H

STRATEGI PEMASARAN PRODUK TABUNGAN WADI'AH

BANK SYARI'AH MANDIRI CABANG CIPUTAT

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas I1mu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam

(S.KomJ)

Oleh:

Moh. Ulumudin

NIM: 109053000027

Pembimbing:

KONSENTRASI KELMABAGA KEUANGAN SYARI'AH

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNlKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HID A YATULLAH

JAKARTA

2014 M11435 H

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul "STRATEGI PEMASARAN PRODUK

TABUNGAN WADI'AH BANK SYARI'AH MANDIRI CABANG CIPUTAT"

telah diujikan dalam sidang I\.1unaqasah Fakulta-s Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif HidayatuHah Jakarta, pada tanggal 8 Juli 2014.

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Komunikasi Islam (S.Kom.I} pada K{h'lsentrasi Lembaga Keuang-an Syari'ah Program

Studi Manajemen Dakwah.

Jakarta, Juli 2014

Sidang Munaqasah

Ketua Merangkap Anggota rangkap Anggota

,~~~ Drs. Cecep Castra Wijaya, MA, MM H. MilIkannasir, BA, S.Pd, MM NIP. 196708181998031002 NIP. 195501011983021001

Anggota

Penguji I

;:rBs

Drs. H. Hasanudin, MA NIP. 1966060519940031005

Pembimbing

LEMBARPERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli penulis yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu (S 1) di

U1N SyarifHidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini telah

penulis cantumkan sesuai ketentuan yang berlaku di U1N Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian lla..; tcrbukti bahwa hasil skripsi ini bukan hasil ka..7a

penulis, maka penulis bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Juli 2014

Moh.Ulumudin

111

iv

ABSTRAK

Moh. Ulumudin. NIM: 109053000027. Startegi Pemasaran Produk

Tabungan Wadiah Bank Syariah Mandiri Cabang Ciputat. Konsentrasi

Lembaga Keuangan Syariah Program Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Di Bawah Bimbingan Dr. H. A. Ilyas Ismail, MA.

Kegagalan bank konvensional dengan beroperasi bunga untuk mewujudkan

ekonomi yang sehat mengakibatkan munculnya bank-bank syariah yang beroperasi

berdasarkan prinsip bagi hasil. Setiap bank-bank syariah mempunyai bermacam-

macam produk yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Di dalam

menawarkan produknya maka terjadi persainagan sehingga perlu adanya strategi di

dalam pemasaran masing-masing bank tersebut. Salah satu bank-bank syariah di

Indonesia adalah Bank Syariah Mandiri yang merupakan lembaga keuangan kegiatan

utamanya adalah menghimpun dan menyalurkan dana untuk masyarakat. Bank

Syariah Mandiri mempunyai startegi-strategi pemasaran pada setiap produk-produk

yang mereka tawarkan hal ini dilakukan agar masyarakat mengetahui dan berminat

untuk mengambil manfaat dari produk-produk yang ditawarkan sesuai dengan

kebutuhannya. Tabungan simpatik adalah salah satu produk yang ditawarkan Bank

Syariah Mandiri kepada masyarakat tabungan simpatik ini merupakan simpanan

wadiah yang memungkinkan investasi sesuai syariah sekaligus memperoleh

kemudahan mengelola dana selayaknya tabungan.

Tujuan penulis untuk meneliti ini adalah untuk mengetahui strategi apa saja

yang dilakukan Bank Syariah Mandiri Cabang Ciputat dalam menarik minat nasabah

yang meliputi atas perencanaan dan perumusan strategi pemasaran tabungan wadiah

Bank Syariah Mandiri Cabang Ciputat, implementasi pemasaran produk tabungan

wadiah Bank Syariah Mandiri Cabang Ciputat dan pengawasan produk tabungan

wadiah Bank Syariah Mandiri Cabang Ciputat.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi kulitatif

deskriptif. Metodologi penelitian kualitatif merupan prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

perilaku yang dapat diamati.

Dengan demikian hasil penelitian ini ialah, Strategi-strategi yang dilakukan

Bank Syariah Mandiri Cabang Ciputat terhadap produk tabungan wadiah untuk

menarik minat nasabah dalam pemasaran diantaranya yaitu memprioritaskan

pemasaran kepada para pelajar yaitu siswa-siswa SMA dan para mahasiswa, selain itu

para nasabah juga dikenakan biaya administrasi yang murah hanya Rp. 20.000,-.

Sedangkan faktor penghambatnya adalah pangsa pasar yang masih bermindset

konvensional, sehingga calon nasabah masih mementingkan bunga dan masih

banyak yang belum mengenal sistem syariah (bagi hasil).

Kata kunci: Strategi, Pemasaran dan Strategi Pemasaran.

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah SWT pencipta alam semesta.

Terima kasih ya Allah atas kasih sayang-Mu, karunia dan naungan teduh-Mu untuk

penulis serta pintu taubat dan curahan rahmat-Mu yang tiada henti-hentinya.

Sholawat serta salam semoga terlimpah kepda baginda nabi besar Muhammad SAW,

serta keluarga-Nya dan para Shahabat-shahabatnya-Nya.

Alhamdulillah, syarat terakhir untuk memperoleh gelar sarjana pada

Konsentrasi Lembaga Keuangan Syariah Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

telah terselesaikan. Adapun skripsi ini penulis beri judul: Strategi Pemasaran

Produk Tabungan Wadiah Bank Syariah Mandiri Cabang Ciputat.

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini, masih terdapat

banyak kekurangan sehingga jauh dari kesempurnaan. Hal ini disebabkan oleh

keternatasan kemampuan pengetahuan yang penulis miliki.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis mendapat dukungan dan doa dari

berbagai pihak yang sangat bermanfaat bagi penulis. Oleh karena itu penulis ingin

mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:

vi

1. Dr. H. Arif Subhan, MA. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA, MM. Selaku Ketua Jurusan Manajemen

Dakwah, yang telah memberikan semangat dan dorongan serta arahan dalam

menyusun skripsi.

3. Drs. H. Mulkannasir BA, S. Pd, MA. Selaku Sekretaris Jurusan Manajemen

Dakwah, yang telah memberiakan dorongan dan arahan dalam menyusun

skripsi.

4. Drs. H. M. Sungaidi, MA. Selaku Dosen Pembimbing Akademik, yang telah

memberikan arahan dalam menyusun skripsi.

5. Dr. H. A. Ilyas Ismail, MA. Selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang telah

meluangkan waktunya, serta kesabaran dan keikhlasanya dalam membimbing

penulis membuat skripsi sampai selesai, semoga Allah membalas kebaikan

bapak selama ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen terima kasih yang tulus penulis sampaikan atas ilmu

pngetahuan dan pengalamanya yang telah diberikan selama penulis mengikuti

perkuliahan. Semoga ilmu yang diberikan menjadi manfaat bagi penulis.

7. Pimpinan Bank Syariah Mandiri Cabang Ciputat Ibu Eri Susilowati dan

Bapak Saharudin selaku Salles Asisten, serta seluruh karyawan Bank Syariah

Mandiri Cabang Ciputat, yang telah memberikan kesempatan bagi penulis

untuk penelitian serta data-data yang telah diberikan sehingga terselsainya

skripsi ini.

vii

8. Kedua Orang Tua tercinta, Ayahanda Nukman dan Ibunda Jamsiyah sebagai

panutan, tauladan serta simbol kebanggaan dan ketegaran bagi penulis serta

Kakak ku Jamhari Chaniago, serta keluarga besar penulis yang selalu

memberikan dukungan, perhatian dan dukungannya, serta doanya setiap saat

yang tak terhingga kepada penulis.

9. Kakak Sepupu, teteh Dra. Zakiah dan kakak Mawardi, S.Ag. terima kasih

banyak telah membiayai semua pendidikan penulis sampai selesai dan terima

kasih juga atas dukungannya baik moril maupun materil, serta perhatian dan

kasih sayangnya, dan doaanya setiap saat yang tak terhingga kepada penulis.

10. Kepada kawan-kawan seperjuangan angkatan 2009, Suwandi, Sufie, Supardi,

Apif, Noval, Rustian, Oji dan lain-lain tidak bisa disebutkan semuanya, yang

selalu memberikan bantuan, informasi, motivasi, dukungan dan doanya

kepada penulis. Terima kasih atas kebersamaan kita semua dari awal kuliah

hingga terselesaikannya skripsi ini, semoga kita semua dapat berjumpa lagi

dalam kesuksesan.

11. Kepada teman-teman kosan, Uki, Ombi, Feri, Nizar, Sukma, Paris, Maul dan

Chawank. Kekeluargaan kita sangatlah berarti bagi penulis dari semenjak

kuliah sampai terselesaikannya skripsi ini, kita selalu bersama dalam suka

maupun duka, penulis sangat berterima kasih kepada kalian semua terutama

dorongan dan motivasinya.

viii

12. Insfirasiku, bidadari terindah Ana Sutra, terima kasih atas doa, dukungan,

dan semangatnya yang tak henti-henti diberikan dengan ikhlas kepada penulis

untuk menyelesaikan skripsi ini.

13. Kepada semua pihak yang telah membantu untuk menyelesaikan skripsi ini,

yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu namun tidak mengurangi rasa

hormat penulis. Penulis hanya bias mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya, semoga Allah SWT membalas semua amal ibadah serta dianugerahi

keberkahan.

Terakhir penulis berharap mudah-mudahan skripsi ini menjadi amal

ibadah serta menjadi tambahan dalam khazanah keilmuan yang bermanfaat bagi

kita semua.

Amin ya Robbal Alamin

Jakarta, Juli 2014

Penyusun,

Moh. Ulumudin

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ............................................... iii

ABSTRAK .......... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ..... xii

DAFTAR TABEL ...... xiii

BAB I PENDAHULUAN........ 1

A. Latar Belakang Masalah ...... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ....... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitiah ............ 6

D. Metodologi Penelitian ....... 7

E. Tinjauan Pustaka .......... 10

F. Sistematika Penulisan ....... 11

BAB II LANDASAN TEORI ........ 13

A. Konsep Strategi Pemasaran ..... 13

1. Pengertian Strategi ......... 13

2. Pengertian Pemasaran ........ 14

3. Pengertian Strategi Pemasaran ...... 18

4. Segmentasi Pasar ....... 20

5. Target Pasar ... 22

6. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) .......... 23

a. Produk (product) .... 24

b. Harga (price) ..... 25

c. Promosi (promotion) ...... 27

x

d. Place (tempat) .... 28

7. Marketing Syariah .... 28

a. Syariah Marketing Strategy ...... 29

b. Syariah Marketing Tacnic. 32

c. Syariah Marketing Value . 36

d. Syariah Marketing Scorecard .. 39

e. Syariah Marketing Enterpise ... 40

B. Konsep Tabungan Wadiah...... 44

1. Pengertian Tabungan..... 44

2. Pengertian Wadiah ... 44

3. Pengertian Tabungan Wadiah....... 45

4. Landasan Syariah (Hukum) ..... 47

5. Macam-macam Wadiah ... 50

a. Wadiah Yad Amanah .... 50

b. Wadiah Yad Dhamanah.... 51

BAB III GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI CABANG

CIPUTAT ... 52

A. Sejarah Singkat Bank Syariah Mandiri ...... 52

B. Perkembangan Bank Syariah Mandiri Cabang Ciputat .......... 54

C. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri ...... 56

D. Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri Cabang Ciputat .. 57

E. Produk-produk yang Dihasilkan .......... 57

F. Syarat-syarat Membuka Tabungan Wadiah ....... 59

G. Program Bank Syariah Mandiri .......... 59

1. Pembiayaan Modal Kerja ........... 59

2. Pembiayaan Investasi ..... 60

3. Pembiayaan Kepemilikan Ruko .......... 61

4. Bank Garansi ...... 61

xi

5. Letter of Credit ... 62

BAB IV ANALISI STRATEGI PEMASARAN PRODUK TABUNGAN

WADIAH 63

A. Perencanaan dan Perumusan Strategi Pemasaran Tabungan Wadiah Bank

Syariah Mandiri Cabang Ciputat ........ 63

B. Implementasi Pemasaran Produk Tabungan Wadiah Bank Syariah Mandiri

Cabang Ciputat .... 67

C. Pengawasan Produk Tabungan Wadiah Bank Syariah Mandiri Cabang

Ciputat ...... 70

1. Pengawasan Bank Syariah Mandiri Cabang Ciputat ... 70

2. Pengawasan Dewan Pengawas Syariah ....... 72

BAB V PENUTUP ...... 75

A. Kesimpulan ... 75

B. Saran-saran ... 77

DAFTARPUSTAKA . 79

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Wadiah Yad Amanah ..... 50

Gambar 2.2 Skema Wadiah Yad-Dhamanah ..... 51

Gambar 3.1 Stuktur organisasi Bank Syariah Mandiri Cabang Ciputat ..... 57

xiii

DAFTAR TABEL

Table 1 Jenjang pendidikan karyawan Bank Syariah Mandiri Cabang Ciputat ....... 55

1

BAB I

PEDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tabungan wadiah merupakan tabungan yang dijalankan berdasarkan akad

wadiah, yakni titipan murni yang harus dijaga dan dikembalikan setiap saat sesuai

dengan kehendak pemiliknya.1Salah satu prinsip yang digunakan bank syariah dalam

mobilisasi dana adalah dengan menggunakan prinsip titipan.2Perinsip wadiah yang

diterapkan adalah wadiah yad dhamanah yang diterapkan pada produk rekening

giro. Wadiah yad dhamanah berbeda dengan wadiah amanah. Dalam wadiah

amanah, pada prinsipnya, harta titipan tidak boleh dimanfaatkan oleh pihak yang di

titipkan dengan alasan apapun juga, tetapi pihak yang dititipkan boleh mengenakan

biaya kepada pihak yang menitipkan sebagai kontraprestasi atas penjagaan barang

yang dititipkan.3Pada produk wadiah yad dhamanah pihak yang dititipkan (bank)

bertanggung jawab atas keutuhan harta titipan sehingga ia boleh memanfaatkan harta

titipan tersebut. Dan pihak bank boleh memberikan sedikit keuntungan yang didapat

kepada nasabahnya dengan besaran berdasarkan kebijaksanaan pihak bank.4Wadiah

adalah penitipan, yaitu akad seseorang kepada yang lain dengan menitipkan suatu

1 Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2007), Cet. Ke-3, hal. 297. 2 Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktek, (Jakarta: Tazkia

Cendekia, 2001), Cet. Ke-1, hal. 148. 3 M. Nur Rianto Al Arif, Lembaga Keuangan Syariah Suatu Kajian Teoritis Praktis,

(Bandung: Pustaka Setia, 2012), Cet. Ke-1, hal. 136. 4 M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: Alfabet, 2010),

hal. 36.

2

benda untuk dijaganya secara layak (sebagaimana halnya kebiasaan). Apabila ada

kerusakan pada benda titipan, padahal benda tersebut sudah dijaga sebagimana

layaknya, maka penerima titipan tidak wajib menggantikannya, tapi bila kerusakan

itu disebabkan oleh kelalaiannya, maka ia wajib menggantinya.5

Seabagai contoh, Hasan menitipkan motornya selama satu bulan kepada Budi

karena ia harus mudik dan Budi boleh menggunakan motor tersebut apabila

membutuhkan. Budi memanfaatkan motor tersebut untuk ojek. Jika diasumsikan

selama satu bulan digunakan ojek, budi mendapatkan pendapatan bersih sebesar satu

juta rupiah. Ketika Hasan pulang dan meminta motornya kembali, Budi boleh

mengenakan biaya penitipan ataupun tidak kepada hasan sebagai imbalan atas jasa

penitipan yang di lakukan. Kemudian Budi boleh memberikian sebagian hasil

ojeknya kepada Hasan, tetapi boleh pula tidak. Kebaikan ini bergantung pada

kebaikan hati dari Budi.6

Kemudian, bangaimana apabila terjadi kerusakan atas barang yang dititipkan,

apakah pihak yang dititpkan wajib mengganti atau tidak? Pihak yang dititipi tidak

mengganti barang titipan jika terjadi kerusakan padanya jika ia tidak gegebah karena

ia adalah orang yang dipercaya. Orang yang dipercaya tidak menjanmin/

menanggung jika tidak teledor. Hal ini berdasarkan riwayat Amr ibn Syuaib dari

bapaknya dari kakeknya bahwa Nabi SAW. Bersabda:

5Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah: Membahas Ekonomi Islam, Kedudukan Harta, Hak Milik,

Jual Beli, Bunga Bank dan Riba, Musyarakah, Ijarah, Mudayanah, Koperasi, Asuransi, Etika Bisnis

dan ain-lain, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), hal. 182. 6M. Nur Rianto Al Arif, Lembaga Keuangan Syariah Suatu Kajian Teoritis Praktis,

(Bandung: Pustaka Setia, 2012), cet. Ke-1, hal.136.

3

Barang siapa yang dititipi barang titipan, ia tidak wajib menjamin (H.R.

Ibnu Majah).

Ibn Rusyd menyatakan, Secara global, fuqaha berpendapat bahwa tidak ada

kewajiban menjamin bagi orang yang dititipi, kecuali ia berbuat gegabah.

Hal ini karena orang yang dititpi berbuat amal ibadah.Jika wajib mengganti,

tidak ada orang yang berani menerima titipan. Akibatnya, akan terjadi kesulitan bagi

manusia untuk mencapai kemaslahatan. Fuqaha sepakat jika seseorang menitipkan

barang dengsan syarat menjamin, orang yang dititipi tidak wajib menjamin, dan

syarat tersebut batal. Adapun jika orang yang dititipi berbuat gegabah, teledor, dan

sembrono dalam menjaga barang titipan, ia wajib menjamin jika terjadi kerusakan

karena telah merusak harta orang lain.7

Manajemen dakwah adalah salah satu jurusan yang ada di universiatas ini,

pilosofi jurusan manajemen dakwah dalam melakukan dakwah tidak hanya dari

mimbar-kemimbar atau dari mesjid-kemesjid, dakwah juga bisa dilakukan dengan

cara masuk kedalam perekonomian salah satunya yaitu adalah dengan berdakwah

melalui ekonomi yang berbasis syariah agar perekonomian kita tidak terpaku kepada

pasar-pasar konvensional seperti yang sekrang ini.

Sebagai lembaga keuangan yang dikelola secara professional, maka Bank

Syariah Mandiri sebagai holding company membutukan apa yang disebut

pemasaran. Pemasaran adalah suatu proses sosial dan melalui proses itu individu-

7M. Nur Rianto Al Arif, Lembaga Keuangan Syariah Suatu Kajian Teoritis Praktis,

(Bandung: Pustaka Setia, 2012), cet. Ke-1, hal.138.

4

individu dan kelompok akan memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan

dengan cara menciptakan dan mempertukarkan produk dan nilai dengan individu dan

kelompok lain.8Sedangkan menurut William J. Stanton, pemasaran didefinisikan

berdasarkan bisnis yaitu sebuah sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk

merencanakan, memberikan harga, mempromosikan dan mendistribusikan jasa serta

barang-barang pemuas kebutuhan dan keinginan pasar.9

Bank Syariah Mandiri sebagai lembaga keuangan perlu mengkomunikasikan

setiap produk yang mereka tawarkan. Hal ini dilakukan agar masyarakat mengetahui

dan memiliki minat membeli manfaat dari produk Bank Syariah Mandiri yang

ditawarkan sesuan dengan kebutuhan dan keinginannya. Banyak Perbankan Syariah

yang menwarkan produknya, baik baru atau suatu pengembangan dari produk lama.

Untuk mengahadapi pasar sasaran yang ada, perbankan menghadapi

banyakkesulitan, seperti munculnya bank-bank baru, pembaharuan teknologi,

kemudahan bertransaksi, aneka ragam hadiah dan promosi yang di tawarkan oleh

bank, dan sebagainya. Untuk tetap mempertahankan dan meningkatkan jumlah

nasabah, stabilitas dan kemampuan laba, maka pemasaran dapat melakukan dua cara

yaitu dengan tetap fokus pada pasar yang sudah ada. Selain itu bank juga harus

memikirkan kemungkinan-kemungkinan untuk membuka cabang-cabang baru atau

mendirikan beberapa perwakilan di berbagai tempat yang cukup strategis bagi

8 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran: Analisa, Perencanaan dan Pengendalian, (Jakarta:

Erlangga, 1996), cet. ke- 2, hal. 20. 9 Marius P. Angipora, Dasar-Dasar Pemasaran, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 1999),

Cet, ke-1, hal. 5

5

pengembangan organisasi. Pada prinsipnya ada lima macam stategi pemasaran yang

dapat dilakukan oleh perbankan, yaitu:

1. Strategi Penetrasi Pasar

2. Strategi Pengembangan Produk

3. Strategi Pengembangan Pasar

4. Strategi Integrasi

5. Strategi Diversifikasi10

Berdasarkan uraian pada latar belakang malsalah diatas, maka penulis dengan

amat tertarik untuk meneliti lebih gamblang mengenai manajemen strategipemasaran

produk perbankan syariah dan kemudian penulis jadikan bahan sekaligus objek

skripsi dengan judul STRATEGI PEMASARAN PRODUK TABUNGAN

WADIAH BANK SYARIAH MANDIRI CABANG CIPUTAT.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari terlalu luas melebarnya pemabahasan serta mempertajam

bahasan, dalam rangka memberikan gambaran atau pengarahan yang sesuai

dengan tujuan yang diharapkan dalam pembahasan diatas, maka perlu diberikan

pembatasan masalah yang hanya menekankan pada Manajemen Strategi

10

M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: Alfabet, 2010),

hal. 78-80.

6

Pemasaran Produk Tabungan Wadiah Bank Syariah Mandiri Cabang Ciputat.

Peneliti memfokuskan tentang sejauh mana strategi tersebut di manage dengan

baik.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalahnya akan

penulis bagi kedalam beberapa bagian sebagai berikut:

a. Bagaimana Perencanaan dan Perumusan Strategi Pemasaran Produk

Tabungan Wadiah Bank Syariah Mandiri Cabang Ciputat?

b. Bagaimana Implementasi Pemasaran Produk Tabungan Wadiah Bank

Syariah Mandiri Cabang Ciputat?

c. Bagaimana Pengawasan Produk Tabungan Wadiah Bank Syariah

Mandiri Cabang Ciputat?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dengan mengacu pada latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas,

maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui Perencanaan dan Perumusan Strategi Produk Tabungan

Wadiah Bank Syariah Mandiri.

2. Untuk mengetahui Implementasi Pemasaran Produk Tabungan Wadiah Bank

Syariah Mandiri Cabang Ciputat.

7

3. Untuk mengetahui Pengawasan Produk Tabungan Wadiah Bank Syariah

Mandiri.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Aspek Akademik yaitu untuk memberikan kontribusi yang bersifat positif

dalam berbagai analisis tentang penerapan manajemen.

2. Aspek Praktis yaitu dapat menambah wawasan keilmuan penelitian tentang

manajemen strategi yang sudah ada secara praktis penelitian ini diharapkan

dapat menjadi pedoman dan panduan bagi praktisi dakwah.

D. Metodologi Penelitian

1. Metodologi dan Desain Penelitian

Dalam penulisan ini, peneliti menggunakan model pendekatan kulitatif yaitu

dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis dari orang perihal yang diamati, dan juga penelitian ini adalah menggunakan

analisis deskriptif yaitu dengan cara mengumpulkan data, disusun, disajikan yang

kemudian dianalisis untuk mengungkapkan arti data tersebut, menggambarkan

keadaan sasaran apa adanya. Adapun caranya adalah setelah data terkumpul

kemudian disusun dengan kerangka laporan.

8

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bank Syariah Mandiri Cabang Ciputat. Jl. Ir. H.

Juanda No. 111 Ciputat, Tangerang Selatan. Adapun waktu penelitian dimulai pada

tanggal 03 Maret 2014.

3. Sumber Data

a. Penelitian Lapangan

Penelitian ini dilaksanakan dengan terjun langsung ke lokasi penelitian yang

dalam hal ini bertempat di Bank Syariah Mandiri Cabang Ciputat.

b. Penelitian Kepustakaan

Yaitu mengumpulkan dan menelaah beberapa literatur buku-buku ilmiah

dansumber-sumber lain yang berkaitan dengan masalah yang dibahas oleh

penulis. Cara ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai kerangka

teoritis dan pendapat para ahli yang berkaitan dengan masalah ini.

4. Teknik Pengambilan Data

Didalam penulisan penelitian ini, penulis akan menggunakan teknik

pengumpulam data sebagai berikut:

a. Observasi, merupakan teknik untuk menambah kecermatan pengamatan.

Pengamatan adalah mengenal dunia luar dengan menggunakan inderamata.11

11

Nurul Hidayati, Metodologi Penelitian Dakwah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN

Jakarata, 2006), hal. 8.

9

Dengan pengamatan langsung oleh penulis untuk mendapatkan data mengenai

Strategi Pemasaran Tabungan Wadiah.

b. Wawancara, diarahkan pada seputar Strategi Pemasaran Tabungan Wadiah,

pelaksanaan pemsaran dan juga hambatan-hambatan pemasaran, untuk

mendapatkan informasi denganbertanya langsung secara mendalam pada

subjek penelitian dengan menggunakan teknik wawancara terpimpin yaitu

penulis mengajukan pertanyaan yang telah penulis persiapkan, kemudian

dijawab oleh yang diwawancarai dengan bebas dan terbuka. Termasuk di

dalamnya kepada manajerial yang bersangkutan. Disamping itu wawancara

juga ditujukan kepada nasabah yang peneliti anggap dapat memberikan data

yang berkaitan dengan masalah penelitian.

c. Dokumentasi yaitu dengan mendapatkan data dan informasi dari buku-buku,

makalah, serta berbagai rujukan lainnya yang berkaitan dengsan masalah

penelitian.

5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan analisis deskriptif yaitu dengan cara mengumpulkan data, disusun,

disajikan yang kemudian dianalisis untuk mengungkapkan arti data tersebut,

menggambarkan keadaan sasaran apa adanya. Adapun caranya adalah setelah data

terkumpul kemudian disusun dengan kerangka laporan.

10

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan skripsi ini, telah dilakukan tinjuan pustaka oleh penulis,

terdapat mahasiswa sebelumnya menulis objek yang sama yakni strategi pemasaran

produk syariah. Oleh karena itu, untuk menghindari hal-hal menjiplak hasil karya

orang lain, maka penulis mempertegas perbedaan antara masing-masing judul yang

sedang dibahas yaitu sebagai berikut:

1. Nama PenyusunAhmad Qurtubi, Jurusan Manajemen dakwah, disusun pada

tahun 2010 dengan judul Strategi Pemasaran Produk Takaful Dana

Pendidikan (Fulnadi) pada PT. Asuransi Takaful Keluarga (ATK) Cabang

Bekasi. Skripsi membatasi maslahnya pada Implementasi dan Strategi

Pemasaran Produk Takaful Dana Pendidikan (Fulnadi).

2. Nama penyusun Yayan Tazriyah, Jurusan Manajemen Dakwah, disusun pada

tahun 2010 dengan judul Strategi Postioting yang Diterapkan Bank

Syariah Mandiri Cabang Tangerang.Skripsi ini membatasi maslahnya pada

Strategi Postioting yang Diterapkan Oleh Bank Syariah Mandiri Cabang

Tangerang.

Sedangkan skripsi yang penulis buat berjudul Strategi Pemasaran

Produk Tabungan Wadiah Bank Syariah Mandiri Cabang Ciputat.

11

F. Sistematika Penulisan

BAB I :PENDAHULUAN

Yang berisi Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan

Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian,

Tinjauan Pustaka dan Sistematika Penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bab ini berisi tenteng Konsep Strategi Pemasaran yang

menjelaskan tenteng Pengertian Strategi, Pengertian Pemasaran,

Pengertian Strategi Pemasaran, Segemntasi Pasar, Target Pasar,

Bauran Pemasaran dan Marketing Syariah. Konsep Tabungan

Wadiah yang menjelaskan tentang Pengertian Tabungan, Pengertian

Wadiah, Pengertian Tabungan Wadiah, Landasan Syariah (Hukum)

dan Macam-macam Wadiah.

BAB III : GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI CABANG

CIPUTAT

Yang berisi Sejarah, Perkembagan Bank Syariah Mandiri, Visi dan

Misi Bank Syariah Mandiri, Stuktur Organisasi Bank Syariah

Mandiri, Produk-produk yang Dihasilkan, Syarat-syarat Membuka

Tabungan Wadiah.

12

BAB IV : ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK TABUNGAN

WADIAH

Pada bab ini menjelaskan tentang Perencanaan dan Perumusan Strategi

Pemasaran Tabungan Wadiah Bank Syariah Mandiri Cabang

Ciputat, Implementasi Pemasaran Produk Tabungan Wadiah Bank

Syariah Mandiri Cabang Ciputat dan Pengawasan Produk Tabungan

Wadiah Bank Syariah Mandiri Cabang Ciputat.

BAB V : PENUTUP

Bab ini terdiri dari Kesimpulan dan Saran-saran.

13

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Strategi Pemasaran

1. Pengertian Strategi

Kata strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu Strategos yang diambil dari

kata Stratos yang berarti militer dan Ag yang berarti memimpin. Pada konteks

awalnya, strategi diartikan sebagai generalship atau sesuatu yang dilakukan oleh para

jendral dalam membuat rencana untuk menaklukkan musuh dan memenangkan

perang.1Namun pada akhirnya, strategi berkembang untuk semua kegiatan organisasi

termasuk untuk keperluan ekonomi, sosial, budaya dan agama.2

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa istilah strategi

adalah suatu ilmu untuk menggunakan sumberdaya-sumberdaya untuk

melaksanakan kebijaksanaan kebijakan tertentu.3

Menurut Sondang Siagian untuk memenuhi persyaratan-persyaratan strategi

yang baik, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi antara lain:

a. Strategi sebagai keputusan jangka panjang harus mengandung penjelasan

singkat tentang masing-masing komponen dari strategi organisasi yang

1Setiawan Hari Purnomo dan Zulkiefli Mansyah, Manajeman Strategi, Sebuah Konsep

Pengantar, (Jakarta: LPPEE UI, 1999), cet. Ke-1, hal. 8. 2Rafiudin dan Manna Abdul Djaliel, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung: Pustaka Setia,

1997), cet. Ke-1, hal. 76. 3Tim Penyusun Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), hal. 199.

14

bersangkutan, dalam arti terlihat jelas dari ruang lingkup, pemanfaatan sumber

dana dan daya, serta keunggulannya, bagaimana menghasilkan keunggulan

tersebut dan sinergi antara komponen-komponen tersebut diatas.

b. Strategi sebagai keputusan jangka panjang yang mendasar sifatnya harus

memberikan petunjunk tentang bagaimana strategi akan membawa organisasi

lebih cepat dan aktif menuju tercapainya tujuan dan sebagai sasaran

organisasi.

c. Strategi organisasi dinyatakan dalam pengertian fungsional, dalam arti

jelasnya satuan kerja sebagai pelaksana utama kegiatan melalui pembagian

kerja yang jelas sehingga kemungkinan terjadinya tumpang-tindih, saling

lempar tanggung jawab dan pemborosan dapat dicegah.

d. Pernyataan strategi itu harus bersifat spesifik dan tepat, bukan merupakan

pernyataan-pernyataan yang masih dapat diimplementasikan dengan berbagai

jenis interpretasi yang pada selera dan persepsi individualdari pembuat

interpretasi.4

2. Pengertian Pemasaran

Apabila seseorang ditanya tentang apa yang dimaksud dengan pemasaran atau

apa yang dimaksud memasarkan barang, maka orang pada umumnya memberikan

jawaban bahwa memasarkan barang adalah menjual barang atau memasang

4Sondang Siagian, Etika Agama dalam Membangun Masyarakat Madani, (Jakarta: Logos,

2000), cet. Ke-2, hal. 23.

15

advertensi terhadap barang tersebut agar laku terjual. Jawaban ini hanya benar utuk

sebagian kecil saja, sebab penjualan dan advertensi itu hanyalah merupakan sebagian

kecil dari pemasaran. Pemasaran memiliki cakupan yang lebih luas dari itu.

Pemasaran meliputi perumusan jenis produk yang diinginkan oleh konsumen,

perhitungan berapa banyak kebutuhan akan produksi itu, bagaimana cara

menyalurkan produk tersebut kepada konsumen, seberapa tinggi harga yang

seharusnya ditetapkan terhadap produk tersebut yang cocok dengan kondisi

konsumennya, bagaimana cara promosi untuk mengkomunikasikan produk tersebut

kepada konsumen dan sebagainya.5

Pemasaran merupakan fungsi pokok bagi perusahaan. Semua perusahaan

memproduksi dan memasarkan produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan

konsumen. Menurut Kotler dan Amstrong, pemasaran adalah sebuah proses dan

menejerialnya yang dengannya individu-individu dan kelompok-kelompok

memperoleh apa yang mereka butuhkan dan mereka inginkan dengan menciptkan dan

saling mempertukarkan produk-produk dan nilai satu sama lain.6

Menurut Bashu Swastha dan Irawan, pemasaran adalah suatu sistem

keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencakan,

5Indriyo Gitosudarmo, Manajemen Strategi, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2001), cet. Ke-

1, hal. 183. 6Kotler dan Amstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 1997),cet. Ke-3, jilid I,

hal.3.

16

menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang

memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.7

Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa sebenarnya proses pemasaran itu

terjadi atau dimulai jauh sejak sebelum barang-barang diprodeksi. Keputusan-

keputusan pemasaran harus dibuat untuk menentukan produkdan pasar, harga, dan

promosinya. Kegiatan pemasaran tidak tidak bermula pada saat selesainya proses

produksi, juga tidak berakhir pada saat penjualan dilakukan.

Ada beberapa konsep alternatif yang dilakukan organisasi dalam menjalankan

kegiatan-kegiatan pemasaran8 yaitu:

a. Konsep Produksi

Konsep produksi menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk-

produk yang tersedia dan selaras dengan kemampuan (hight affordable) dan

bahwa manajemen sebaiknya memusatkan perhatian pada peningkatan

efesiensi produk dan distribusi. Konsep ini merupakan salah satu dari falsafah

tertua yang menetukan para penjual tujuan utama Allah menciptakan bumi

ialah untuk memberikan kepada manusia agar dapat menggunakan sumber-

7Bashu Swastha DH dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, (Yogyakarta: Liberty

Yogyakarta, 1997), hal. 5. 8Bashu Swastha DH dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, (Yogyakarta: Liberty

Yogyakarta, 1997), hal. 3.

17

sumber yang ada dibumi untuk memperoleh rizki, dan manusia haruslah

berjuang untuk memperolehnya.9

b. Konsep Produk

Gagasan bahwa konsumen akan menyukai produk-produk yang menawarkan

mutu, kinerja, dan penampilan terbaik dan bahwa organisasi sebaiknya

mencurahkan tenaganya untuk melakukan perbaikan produk secara

berkesinambungan. Produk yang ditawarkan adalah produk yang halal dan

tidak boleh menghasilkan serta memperjual-belikan produk yang tegas

dilarang oleh hukum syara. Seperti yang dijelaskan oleh Allah SWT dalam

Firman-Nya Surat Al-Maidah: 90.

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (minuman) khamar,

berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah

termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu

mendapat keberuntungan. (Q. S. Al-Maidah: 90).

9Fajrul Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, (Jakarta; Dana Bhakti Wakaf, 1995), jilid I, hal.

208-209

18

c. Konsep Penjualan

Gagsan konsumen bahwa tidak akan membeli cukup produk perusahaan

kecuali jika perusahaan tersebut melakukan upaya-upaya dan promosi yang

gencar.

Pertukaran yang merupakan konsep inti dari pemasaran, mencakup perolehan

produk yang diinginkan dari seseorang yang menawarkan sesuatu sebagai gantinya.

Supaya muncul potensi pertukaran, ada beberapa persyaratan berikut yang harus

dipenuhi yaitu:

1) Sekurang-kurangnya ada dua pihak

2) Masing-masing pihak memiliki sesuatu yang mungkin bernilai bagi pihak lain

3) Masing-masing pihak mampu berkomunikasi dan menyerahkan sesuatu

4) Masing-masing pihak bebas untuk menerima atau menolak tawaran

pertukaran

5) Masing-masing pihak yakin bahwa bertransaksi dengan pihak lain merupakan

yang tepat dan diinginkan.10

3. Pengertian Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran merupakan hal yang sangant penting bagi perusahaan di

mana strategi pemasaran merupakansuatu cara mencapai tujuan dari sebuah

perusahaan. Hal ini juga didukung oleh pendapat Swastha strategi adalah

10

Philip kolter, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT. Macanan jaya Cemerlang, 2007), edisi

12, jilid I, hal. 5.

19

serangkaian rancangan besar yang menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan

harus beroperasi untuk mencapai tujuan.11

Bygrave (1996) mendefinisikan strategi pemasaran sebagai kumpualan

petunjuk dan kebijakan yang digunakan secara efektif untuk mencocokkan program

pemasaran (produk, harga, promosi dan distribusi) dengan peluang pasar guna

mencapai sasaran usaha.Dalam bahasa yang lebih sederhana, suatu strategi pemasaran

pada dasarnya menunjukan bagaimana sasaran pemasaran yang dapat dicapai.12

Sedangkan Menurut Kamus Besar Ilmu Pengetahuan menjelaskan bahwa

strategi pemasaran merupakan proses pemasaran yang mencakup hal-hal yang

mengenai analisis atas kesempatan, pemilikan sasaran, pengembangan strategi,

perumusan rencana, implementasi dan pengawasan.13

Strategi pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam

keberhasilan tujuan organisasi, karena didalamnya berisi gambaran atau pedoman

yang jelas dan terarah tentang apa yang akan dilakukan dalam menggunakan

sempatan dan peluang pada beberapa pasar sasaran. Strategi pemasaran antara lain

dibutuhkan untuk menentukan konsumen-konsumen manakah yang dituju. Ini berarti

bahwa dengan strategi pemasaran manajer pemasaran dapat pengetahui konsumen

tertentu sebagai sasarannya, sehingga dapat diketahui konsumen tertentu sebagai

11

William J. Stanton, Prinsip Pemasaran, Alih Bahasa Wilhelmus W. Bokowatun, (Jakarta:

Erlangga, 1991),hal. 5. 12

Ismail Yusanto, M. Karebet Widjayakusuma, Menggagas Bisnis Islam, (Jakarta: GIP,2002),

hal. 169. 13

Save M. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: LPKN, 2000), hal. 804.

20

sasarannya, sehingga dapat diketahui kepuasan seperti apakah yang diharapkan oleh

konsumen tersebut, kemudian mengidentifikasikan keinginan mereka agar dapat

menentukan kombinasi elemen-elemen marketing mix (produk, harga, distribusi, dan

promosi) agar program pemasaran berjalan efektif.

Dari pengertian-pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian

strategi pemasaran adalah serangkaian rancangan besar yang mencocokkan program

pemasaran (produk, harga, promosi, dan distribusi) dengan menganalisis perumusan

rencana, implementasi dan pengawasan.

4. Segmentasi Pasar

Segmentasi pasar adalah suatu cara untuk membedakan pasar menurut

golongan pembeli, kebutuhan pemakai, motif, prilaku, dan kebiasaan pembelian, cara

penggunaan produk dan tujuan pembelian produk tersebut.14

Dengan segmentasi

pasar, sumber daya yang terbatas dapat digunakan secara optimal untuk menghasilkan

produk yang dapat memenuhi permintaan pasar, dapat mengalokasikannya kepada

potensial yang paling menguntungkan, dan dapat bersaing dalam segmen tertentu,

serta dapat menentukan cara promosi yang efektif.

14

Soffjan Assauri, Manajemen Pemasaran, Dasar, Konsep dan Strategi, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo, 2004), cet. Ke-7, hal. 144.

21

Segmentasi pasar dapat juga diartikan bermacam-macam kategori atau

karakteristik pasar. Misalnya, segmentasi daerah pemasaran, ukuran pasar, kelompok,

pendapatan, status sosial masyarakat dan sebagainya.15

Agar proses segmentasi pasar tersebut dapat efektif dan bermanfaat bagi

perusahaan, maka segmentasi pasar harus memenuhi kriteria dan syarat sebagai

berikut:

a. Dapat diukur (measurable), baik besarnya maupun luasnya serta daya beli

segmen pasar tersebut.

b. Dapat dicapai atau dijangkau (accessible), sehingga dapat dilayani secara

efektif.

c. Cukup luas (substantial), sehingga dapat menguntungkan jika melayani.

d. Dapat dialksanakan (actionable), sehingga semua program yang telah

disusun untuk menarik dan melayani segmen pasar itu dapat efektif.

Faktor-faktor tersebut membantu untuk menilai kelayakan pasar dari produk

perusahaan untuk disegmentasikan atau tidak.16

Tujuan dari segmentasi pasar adalah:

a. Agar kegiatan organisasi pemasaran lebih terarah sehingga dapat

menentukan segmen mana yang lebih diutamakan.

15

Soekartiwi, Manajemen Pemasaran dalam Bisnis Modern, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,

1993), cet. Ke-1, hal. 47. 16

Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, Dasar, Konsep dan Strategi, (Jakarta: PT. Raja

Granfindo, 2004), cet. Ke-7, hal. 145.

22

b. Agar sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin

dengan tingkat efesiensi yang tinggi.

c. Agar perusahaan dapat lebih kompetitif.

5. Target Pasar

Target pasar adalah memilih satu atau lebih segmen pasar untuk dimasuki

dengan cara mengevaluasi beragam segmen, memutuskan berapa banyak serta

segmen mana yang akan dijadikan sasaran.

Dalam memenentukan target pasar, perusahaan dapat menempuh tiga startegi

yaitu:

a.Undifferentiated. Dalam strategi ini, perusahaan mencoba untuk

mengembangkan produk tunggal yang dapat memenuhi keinginan semua

atau banyak orang.Strategi ini tidak layak dipakai oleh perusahaan.

b.Differentiated. Strategi ini banyak dipakai perusahaan. Disini perusahaan

mencoba untuk mengidentifikasi kelompok-kelompok pembeli tertentu

(segmen pasar) dengan membagi pasara kedalam dua kelompok atau lebih.

c. Concentrated Marketing, perusahaan hanya memusatkan usahanya pada

satu atau beberapa kelompok pembeli saja. Sehingga perusahaan dapat

mengembangkan produk yang lebih ideal bagi kelompok tersebut.17

17

Basu Swastha BH, Azas-azas Marketing, (Yogyakarta: Liberty, 1983), hal 51.

23

Sedangkan untuk mencapai target pasar, penjual dapat memilih dua macam

strategi yang paling dianggap ekstrim, yaitu:

a. Skim-the cream-pricing (skiming pricing)

Strategi ini merupakan strategi penetapan harga setinggi-tingginya.Harga

yang dimaksud untuk menutup biaya penelitian, pengembangan, dan

promosi.

b. Penetrasi Pricing

Merupakan strategi penetapan harga yang serendah-rendahnya, yang

bertujuan unttuk mencapai volume penjualan sebesar-besarnya dalam

waktu yang relatif singkat. Strategi ini lebih agresif dibandingkan dengan

skiming picing dan dapat memperkuat kedudukan perusahaan dalam

persaingan.

6. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Bauran pemasaran terdiri dari sebuah kumpulan keputusan strategi yang

dibuat dibidang-bidang produk, promosi, harga, dan distribusi untuk kenyamanaan

para pelanggan didalam suatu pasare sasaran.Sejumlah variabel termasuk di dalam

keempat bidang ini adalah sangat besar, membuat ratusan kombinasi mungkin

dilakukan.18

18

Donald A. Ball dan Wendell H. Mcculloch, Bisnis International, (Jakarta: PT Salemba

Emban Patria, 2001), Buku 2 edisi pertama, hal. 59.

24

Philip Kotler mendefinisikan marketing mix sebagai perangkat variabel-

pariabel pemasaran terkontrol yang digabungkan perusahaan untuk menghasilkan

tanggapan yang diinginkan dalam pasar sasaran.19

Kegiatan-kegiatan pemasaran perlu

dikombinasikan dan dikoordinir agar perusahaan dapat melakukan tugas

pemasarannya seefektif mungkin.Dikarenakan keempat unsur (4P) dalam kombinasi

tersebut saling berhubungan masing-masing elemen didalamnya saling

mempengaruhi.

a. Produk (product)

Menurut Philip Kotler, produk adalah setiap apa saja yang dapat

ditawarkan dipasar untuk mendapat perhatian, permintaan, pemakaian atau

konsumsi yang dapat memenuhi kegiatan atau kebutuhan.20

Produk adalah fokus sentral dari bauran pemasaran. Jika produk gagal

memuaskan kebutuhan konsemen, berapapun besarnya promo, potongan

harga, atau distribusi tidak akan berhasil membujuk mereka untuk membeli.

Para konsumen tidak akan membeli deterjen jika pakaian yang telah dicuci

tidak sebersih seperti dilakukan dalam iklan TV. Mereka tidak akan

19

Philip Kotler, Dasar-dasar Manajemen, Alih Bahasa; Wilhemus W. Bakowatun, (Jakarta:

FEUI, 1987), edisi ke-3, jilid I, hal. 63. 20

Philip Kotler, Dasar-dasar Manajemen, Alih Bahasa; Wilhemus W. Bakowatun, (Jakarta:

FEUI, 1987), edisi ke-3, jilid I, hal. 20.

25

diperdayakan oleh iklan-iklan yang mengumumkan jasa yang bersahabat

apabila pengalaman menunjukan sebaliknya.21

Pengembangan produk-produk dapat dilakukan setelah menganalisa

kebutuhan dan keinginan pasrnya, dan sebelum produk itu mencapai tahap

kedewasaan yang akan menuju tahap penurunan. Basu Swastha memberikan

stategi kebujakan sebagai berikut;

1) Memodifikasi pasar, yaitu perusahaan berusaha menemukan pembeli-

pembeli baru bagi produk.

2) Memodifikasi produk, yaitu dengan cara mengubah sifat-sifat dari

produk yang dapat memikat pembeli baru dan pembeli lama.

3) Memodifikasi marketing mix, yaitu perubahan atau pembaikan pada

elemen-elemen marketing mix.

b. Hurga (Price)

Harga merupakan penetapan jumlah yang harus dibayar oleh

pelanggan untuk memperoleh suatu produk, dan harga suatu barang atau jasa

merupakan penentu bagi bagi permintaan pasarnya. Harga dapat

mempengaruhi posisi persaingan perusahaan dan juga mempengaruhi

marketing share-nya. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam penetapan

harga antara lain;

21

Donald A. Ball dan Wendell H. Mcculloch, Bisnis International, (Jakarta: PT Salemba

Emban Patria, 2001), Buku 2 edisi pertama, hal. 600.

26

1) Biaya (cost) perusahaan

2) Keuntungan

3) Praktek saingan

4) Perubahan keinginan pasar

Kebijakan harga ini menyangkut pula penetapan jumlah potongan dan

sebagainya yang berhubungan dengan harga. Dasar penetapan harga adalah atas

dasar persaingan pasar ketat. Dalam hal ini dalam menetapkan harga disesuaikan

menurut kebutuhan perusahaan dalam hal persaingan dengan perusahaan lain

yang merupakan pesaing-pesaingnya.22

Dalam kenyataan, tingkat harga yang terjadi dipengaruhi beberapa faktor23

seperti:

1) Keadaan perekonomian

2) Penawaran dan permintaan

3) Elastisitas permintaan

4) Persaingan

5) Biaya

6) Tujuan perusahaan

22

Indriyo Gito Sudarmo, Manajemen Pemasaran,(Yogyakarta: BPFE, 1994), edisi pertama,

hal. 119. 23

Basu Swastha dan Ibnu Sukatjo, Pengantar Bisnis Modern, Pengantar Ekonomi

Perusahaan Modern, (Yogyakarta: Liberty, 1995) edisi ketiga, hal. 211.

27

7) Pengawasan pemerintah

c. Promosi (promotion)

Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk

mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan

pertukaran dalam pemasaran.24

Menurut Murti Sumarni, promosi merupakan cara langsung atau tidak

langsung untuk mempengaruhi konsumen agar lebih suka membeli suatu merk

barang tertentu.25

Hal yang perlu diperhatikan dalam promosi adalah pemilihan bauran

promosi (promotion mix). Bauran terdiri atas:

1) Iklan (advertising)

2) Penjualan perorangan (personel selling)

3) Promosi penjualan (sales promotion)

4) Hubungan masyarakat (publicrelation)

5) Informasi dari mulut kemulut (word of mouth)

6) Surat pemberitahuan langsung (direct mail)

Pemasaran dapat memilih sarana yang dianggap sesuai untuk mempromosikan

jasa mereka.

Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam promosi, yaitu:

24

Basu Swastha, Asas-asas Marketing,(Yogyakarta: Liberty, 1983),hal. 237. 25

Murni Sumarni, Marketing Perbankan, (Yogyakarta; Liberty, 1997), hal. 269.

28

1) Identifikasi terlebih dahulu audiens targetnya: hal ini berhubungan dengan

segmentasai pasar.

2) Tentukan tujuan promosi: apakah untuk menginformasikan, mengetahui, atau

mengingatkan.

3) Kembangkan pasar yang disampaikan: hal ini berhubungan dengan isi pesan

(apa yang harus disampaikan), struktur pesan (bagaimana menyampaikan

pesan secara logis), gaya pesan (ciptakan bahasa kuat), sumber pesan (siapa

yang harus menyampaikan).

4) Pilih bauran komunikasi; apakah itu komunikasi personal (personal

communication) atau komunikasi nonpersonal (nonpersonal

communication).26

d. Place (tempat)

Place (tempat) yaitu berbagai kegiatan untuk membuat produk yang

dihasilkan/dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran. Tempat meliputi

antara lain channels, coverage, assortments, location, inventory and transport.

7. Marketing Syariah

Berangkat dari definisi marketing yang telah disepakati dewan World

Marketing Association (WMA) dalam World Marketing Conference di Tokyo pada

April 1998, maka Aries Mufti dan Muhammad Syakir Sulamendefinisikan marketing

dalam perspektif syariah adalah: Marketing Syariah adalah sebuah disiplin bisnis

26

Rambat Lupiyoardi dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, (Jakarta: Salemba

Empat, 2006), edisi 2, hal. 74-75.

29

strategi yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran dan perubahan value dari

satu inisiator kepada stakeholders-nya yang dalam keseluruhan peosersnya sesuai

dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah dalam islam27

. Marketing syariah di bagi

kedalam 5 (lima) bagian yaitu: Syariah Marketing Startegy, Syariah Marketing

Tacnic, Syariah Marketing Value, Syriah Marketing Scorecard dan Syariaah

Marketing Enterprise.

a. Syariah Marketing Startegy

Syariah Marketing Strategi memiliki 3 prinsip yaitu adalah: View Market

Universali (Segmentasi), Target Customers Hear and Soul (Targeting) dan Build

A Belief System (Positioning).

1) View Market Universali (Segmentasi)

Segmentasi adalah seni mengidentifikasikan serta memanfaatkan peluang-

peluang yang muncul dipasar. Dan pada yang sama, ia adalah ilmu untuk

melihat pasar berdasarkan variabel-variabel yang berkembang ditengah

masyarakat. Dalam melihat pasar, perusahaan harus kretif dan inovatif

menyikapi perkembangan yang sedang terjadi, karena segmentasi

merupakan langkah awal yang menentukan keseluruhan aktivitas

perusahaan. Segmentasi memungkinkan perusahaan untuk lebih fokus

dalam mengalokasikan sumber daya. Dengan cara-cara kreatif dalam

membagi-bagi pasar kedalam beberapa segmen, perusahaan dapat

27

Aries Mufti dan Muhammad Syakir Sula, Amanah bagi Bagsa Konsep Sistem Ekonomoi

Syariah, TIMAH, BANK BRI SYARIAH, Hal. 418.

30

menentukan dimana mereka harus memberikan pelayanan terbaik dan

dimana mereka mempunyai keunggulan kompetitif paling besar.

Segmentasi pasar produk-produk Lembaga Keuangan Syariah di

Indonesia, khususnya perbankan, adalah sebagai berikut: pembagian pasar

yang telah terbentuk adalah berdasarkan perilaku (behavior) yang terbagi

dalam tiga segmen (menurut Karim Business Consulting), yaitu: Sharia

loyalist, floating market, sebagai emotional market dan conventional

loyalist. Sharia loyalis ini saya sebut sebagai spiritual market; floating

market sebagai emotional market; dan convetional loyalist sebagai

rational market.28

2) Target Customers Hear and Soul (Targeting)

Setelah membagi-bagi dan memetakan pasar dalam beberapa segmen,

selanjutnya yang dilakukan adalah penentuan target pasar yang akan

dibidik. Targeting adalah strategi mengalokasikan sumber daya

perusahaan secara efektif, karena yang dimiliki terbatas. Dengan

mentukan target yang akan dibidik, usaha kita akan lebih terarah.29

Bagi perusahaan syariah, kita harus bisa membidik hati dan jiwa dari

calon konsumennya. Dengan begini, konsumen akan lebih terikat kepada

produk atau perusahaan itu dan relasi yang terjalin bisa bertahan lebih

28

Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing, (Bandung: PT.

Mizan utama, 2006), cet. ke-2, hal. 165-167 29

Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing, (Bandung: PT.

Mizan utama, 2006), cet. ke-2, hal. 169

31

lama (long-term), bukan hanya relasi yang bersifat singkat (short-term),

karena konsumen ini kandung cinta sudah.30

3) Build A Belief System (Positioning)

Selanjutnya, startegi yang harus dirumuskan adalah bagaimana membuat

positioning yang tepat bagi perusahaan dan produk-produk syariah.

Positioning adalah strategi untuk merebut posisi dibenak konsumen,

sehingga strategi ini menyangkut bagaimana membagun kepercayaan,

keyakinan, dan kompetensi bagi pelanggan.

Menurut Philp Kolter, positioning adalah aktivitas mendesain citra dari

apa yang ditawarkan oleh perusahaan sehingga mempunyai arti dan

memosisikan diri di benak konsumen. Sedangkan bagi Yoram Wind,

seorang profesor strategi pemasaran, positioning adalah bagaimana

mendefinisikan identitas dan kepribadian prusahaan di benak konsumen.

Jadi positioning adalah suatu pernyataan mengenai bagaimana identitas

produk atau perusahaan tertanam di benak konsumen yang mempunyai

keksesuaian dengan kompetisi yang yang dimiliki perusahaan untuk

mendapatkan kepercayaan, kredibilitas dan pengakuan dari konsumen.31

Bagi perusahaan syariah, membagun postioning yang kuat dan positif

sangatlah penting. Citra syariah yang dengan sendirinya akan terbentuk

30

Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing, (Bandung: PT.

Mizan utama, 2006), cet. ke-2, hal. 172. 31

Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing, (Bandung: PT.

Mizan utama, 2006), cet. ke-2, hal. 172-173.

32

harus bisa dipertahankan dengan menawarkan value-value yang sesuai

dengan prinsip syariah. Pemenuhan terhadap prinsip-prinsip syarah

merupakan hal genetik yang wajib dan harus dijalankan berdasarkan

kompetensi yang dimiliki perusahaan, sehingga dalam menentukan

postioning-nya, perusahaan bisa menampilkan keunggulan komparatif kan

kompetitif yang dimiliki oleh perusahaan tersebut berdasarkan prinsip

syariah. Jadi, positioning memegang peranan dalam memasarkan produk-

produk perusahaan, karena membagun positioning berarti membagun

kepercayaan konsumen. Dan untuk perusahaan berbasis syariah,

membagun kepercayaan berarti menunjukan komitmen bahwa

perusahaaan syariah itu menawarkan sesuatu yang lebih jika

dibandingkan perusahaan non-syariah.32

b. Syariah Marketing Tacnic

Syariah Marketing Tacnic memiliki 3 prinsip yaitu:Differ Yourself with A

Good Package of Content and Context (Differentiation), Be Honest with Your 4

Ps (Marketing Mix) dan Practice A Relationship-based Selling (Selling).

1) Differ Yourself with A Good Package of Content and Context

(Differentiation)

32

Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing, (Bandung: PT.

Mizan utama, 2006), cet. ke-2, hal. 174-175.

33

Postioting adalah inti dari strategi, dan diferensiasi adalah inti dari teknik.

Dasar dari semua ktivitas pemasaran yang ada di perusahaan akan berbasis

pada diferensiasi yang ingin ditawarkan. Setelah citra yang ingin dibentuk

dalam positioning telah terdefinisi, langkah selanjutnya adalah

menyelaraskan taktik pemasaran dalam suatu diferensiasi.

Diferensiasi didefinisikan sebagai tindakan merancang seperangkat

pebedaan yang bermakna dalam tawaran perusahaan. Namun, pernawaran

ini bukan janji-janji belaka saja, melainkan harus didukung oleh bentuk

yang nyata.Diferensisi ini dapat berupa content (what to affer) dan context

(how to offer), dan yang tak kalah penting yaitu infrastructure (capability

to offer).

Dalam perusahaan syariah, sudah pasti diferensiasi yang terbentuk adalah

dari contentprinsip-prinsip syariah. Memang, dengan menawarkan

produk syariaah, perusahaan harus meng-customized infrastruktur yang

diperlukan. Contohnya, untuk mendukung transparansi dan kejujuran,

perusahaan syariah dapat mengimplementasikan perangkat lunak yang

mendukung operasional perusahaannya, dan menjalankan reward dan

punishment dengan benar terhadap sumber daya manusianya.33

33

Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing, (Bandung: PT.

Mizan utama, 2006), cet. ke-2, hal. 175-177.

34

2) Be Honest with Your 4 Ps (Marketing Mix)

Kita mengenal 4P sebagai marketing mix, yang yang elemen-elemennya

adalah product (produk), price (harga), place (tempat/distribusi) dan

promotion (promosi) yang perkenalkan oleh Jeromi McCarthy.Product

dan price adalah komponen dari tawaran (offers), sedangkan place dan

promotion adalah komponen dari akses (access). Karena itu, marketing

mix yang dimaksud adalah bagaimana mengintegrasikan tawaran dari

perusahaan (companys offers) dengan akses yang tersedia (company

access). Proses pengintegrasian ini menjadi kunci suksesnya usaha

pemasaran dari perusahaan.

Bagi perusahaan syariah, untuk komponen tawaran (offer), produk dan

harga harus didasari dengan nilai kejujuran dan keadilan; sesuai dengan

prinsip-prinsip syariah. Kualitas produk yang diberikan harus sesuaia

dengan yang ditawarkan.Jadi, sangat dilarang bila perusahaan

menyembunyikan kecacatan dari produk-produk yang mereka tawarkan.

Sedangkan dalam menentukan harga, perusahaan haruslah mengutamakan

nilai keadilan. Jika kualitas produknya bagus, harganya tentu bisa tinggi

sebaliknya jika seseorang telah mengetahui keburukan yang ada dibalik

produk yang ditawarkan, harganya pun harus disesuaikan dengan kondisi

produk tersebut.34

34

Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing, (Bandung: PT.

Mizan utama, 2006), cet. ke-2, hal. 177-178.

35

3) Practice A Relationship-based Selling (Selling)

Elemen dari teknik yang terakhir adalah melekukan selling. Selling yang

dimaksud adalah melakukan aktivitas menjual produk kepada konsumen

semata. Penjualan dalam arti sederhana adalah penyerahan suatu barang

atau jasa dari penjual kepada pembeli dengan harga yang disepakati atas

dasar sukarela. Sedangkan penjualan dalam arti luas adalah bagaimana

memaksimalkan kegiatan penjualan sehingga dapat menciptakan situasi

yang win-win solution bagi si penjual dan si pembeli.

Dalam melakukan selling, perusahaan tidak hanya menyampaikan fitur-

fitur dari produk dan jasa yang ditawarkan saja, melainkan juga

keuntungan dan bahkan solusi dari produk atau jasa tersebut.Begitu juga

dengan perusahaan yang berbasis syariah. Perusahaan ini harus bisa

memberikan solusi bagi konsumennya sehingga konsumen akan semakin

loyal terhadap produk atau jasa perusahaan itu. Salah satu caranya adalah

dengan menciptakan hubungan jangka panjang dengan konsumen.

Dalam melakukan aktivitas penjualan, jangalah berfikir secara jangka

pendek, tetapi harus jangka panjang. Tidak boleh, misalnya, menawarkan

produk dengan harga rendah untuk memikat konsumen, tetapi kualitasnya

secara diam-diam. Konsumen mungkin akan tertarik pada awalnya.

36

Namun, begitu mengetahui telah dikelabui, mereka pasti akan pergi

meninggalkan perusahaan yang curang itu.35

c. Syariah Marketing Value

Syariah Marketing Value memiliki 3 prinsip yaitu adalah:Use A Spirirual

Brand Character, Services Should Have the Ability to Transform (Service)

dan Practice A Reliable business Process (Process).

1) Use A Spirirual Brand Character (Brand)

Brand merek adalah suatu identitas terhadap produk atau jasa

perusahaan. Brand mencerminkan nilai (value) yang anda berikan kepada

konsumen. Sepeti sudah dibahas sebelumnya, value didefinisikan sebagai

Total Get dibagi dengan Total Give di mana Total Get terdiri dari

komponen function benefit dan emotional benefit, sedangkan Total Give

terdiri dari komponen price dan other expenses.

Brand sebagai value indicator harus mencerminkan keempat komponen di

atas. Biasanya, jika perusahaan yang mempunyai Total Get yang lebih

tinggi dibandingkan Total Give, brand yang dimiliki mempunyai nilai

ekuitas yang kuat. Berkaitan dengan positioning dan differentiation bagi

produk dan jasa yang ditawarkan.

35

Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing, (Bandung: PT.

Mizan utama, 2006), cet. ke-2, hal. 179-180.

37

Dalam pandangan syariah marketing, brand adalah nama baik yang

menjadi identitas seseorang atau perusahaan. Nabi Muhammad SAW.

Misalnya, memiliki reputasi sebagai seseorang yang tepercaya sehingga

medapat julukan al-amin. Membangun brand yang kuat adalah penting,

tetap deingan jalan yang tidak bertentangan dengan ketentuan prinsip-

prinsip syariah marketing.

Salah satu hal penting yang membedakan produk kita dengan yang lainnya

adalah karakter brand yang merupakan value indicator bagi konsumen.

Brand yang baik adalah brand yang mempunyai karakter yang kuat, dan

bagi perusahaan atau produk yang menerapkan syariah marketing,

suatubrand juga harus mencerminkan karakter-karakter yang tidak

bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah atau nilai-nilai spiritual.36

2) Services Should Have the Ability to Transform (Service)

Untuk menjadi perusahaan yang besar dan sustainable, perusahaan

berbasis syariah marketingharus memperhatikan untuk menjaga kepuasan

pelanggannya. Perusahaan apapun jenis dan industrinya harus menjadi

pelayan bagi pelanggannya. Apalagi jika perusahaan itu sudah semakin

besar, filosofi padi sepatutnya diterapkan, semakin tinggi harus semakin

merunduk.

36

Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing, (Bandung: PT.

Mizan utama, 2006), cet. ke-2, hal. 180-181.

38

Berkaitan dalam hal kehidupan bermasyarakat, sebenarnya sudah

merupakan kewajiban seseorang untuk berbuat baik kepada sesama,

termasuk di dalamnya memberikan pelayanan. Dalam melakukan

pelayanan yang baik, biasanya digambarkan seseorang melalui sikap,

pembicaraan, dan bahkan dari bahasa tubuh (body language) yang bersifat

simpatik, lembut, sopan, hormat, dan penuh kasih sayang.37

3) Practice A Reliable business Process (Process)

Prinsip terakhir dalam Syariah Marketing Value adalah proses. Proses

mencerminkan tingkat quality, cost, dan delivery yang sering disingkat

sebagai QCD. Kualitas suatu produk ataupun servis tercermin dari proses

yang baik, dari proses produki sampai delivery kepada konsumen secara

tepat waktu dan dengan biaya yang efektif dan efisien.

Proses dalam konteks kualitas adalah bagaimana menciptakan proses yang

mempunyai nilai lebih untuk konsumen. Dalam hal ini, perusahaan harus

memperhatikan proses supply chlin dalam perusahaannya, bagian

prosesproduksi yang dimulai bahan mentah sampai ke barang jadi

dijalankan secara teliti dan efektif, tanpa mengurangi value bagi

konsumen. Karena itu, dibutuhan komitmen dan disiplin yang kuat dari

perusahaan untuk menciptakan yang terbaik.38

37

Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing, (Bandung: PT.

Mizan utama, 2006), cet. ke-2, hal. 182-183. 38

Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing, (Bandung: PT.

Mizan utama, 2006), cet. ke-2, hal. 185-186.

39

d. Syriah Marketing Scorecard

Prinsip dalam Syariah Marketing adalah menciptakan value bagi para

stakeholders-nya. Kemampuan perusahaan untuk menciptakan value bagi para

stakeholders-nya ini akan menentukan kelangsungan hidup perusahaan.

Tiga stakeholders utama dari suatu perusahaan adalah people, custemers, idan

stakeholders. Mengapa ketiga stakeholdersini penting? Karena people,

custemers, dan stakeholders adalah orang-orang yang sangat berperan dalm

menjalankan suatu usaha. Dalam pasar komersial (commercial market),

perusahaan harus bisa mengakui sisi dan menetrasi pengalamannya. Dalam

pasar kompetensi (competency market), perusahaan harus bisa memilih dan

mempertahankan orang-orang yang tepat. Dan dalam pasar modal (capital

market), perusahaan harus bisa mendapatkan dan menjaga para pemegang

saham yang tepat. Dalam menjaga keseimbangan ini, perusahaan harus bisa

menciptakan value yang unggul bagi ketiga stakeholders utama tersebut

dengan ukuran dan bobot yang sama.

Dalam kehidupan manusia, ada hubungan horizontal dan ada juga hubungan

vertikal. Hubungan secara horizontal adalah hubungan antara sesama

manusia, sedangkan hubungan vertikal adalah hubungan antara manusia

dengan sang Maha Pencipta. Maka, Sang Pencipta sesunggunya juga

merupakan stakeholders kita; bahkan merupakan stakeholders yang paling

utama. Dengan tegad utama melayani Sang Pencipta ini, kita akan

40

menghindari dalam melakukan hal-hal tercela atau hal-hal yang dilarang oleh

agama. Sehingga, prinsip-prinsip syariah marketing akan tetap terjaga dalam

perusahaan tersebut. Penciptaan value terhadap para stakeholders ini akan

membawa perusahaan untuk tetap menjadi perusahaan yang sustainable.39

e. Syariaah Marketing Enterprise

Syariaah Marketing Enterprise ini memiliki 3 prinsip, yaitu: Create A

Noble Cause (Inspiration), Develop An Ethical Corporate Culture (Culture)

dan Meansurement Must Be Clear and Transparent (Institution).

1) Create A Noble Cause (Inspiration)

Setiap perusahaan layaknya manusia, haruslah memiliki impian (dream).

Untuk mencapai kesuksesan, kita harus punya impian apa yang akan kita

capai. Impian inilah yang akan membimbing kita sepanjang jalan untuk

mewujudkan goals kita.

Inspirasi tentang impian yang hendak dicapai inilah yang akan

membimbing manusia dan juga perusahaan sepanjang perjalanannya.

Sebuah perusahaan harus mampu menggabungkan antara idealisme dan

pragmatisme. Perusahaan harus mampu idealistik segaligus pragmatis,

dam mampu mengimplementasikan kedua hal ini sekaligus dan secara

simultan, tanpa adanya trade-off.

39

Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing, (Bandung: PT.

Mizan utama, 2006), cet. ke-2, hal. 187-188.

41

Dalam perusahaan berbasis syariah marketing, penentuan visi dan misi

tidak bisa terlepas dari makna syariah itu sendiri, dan tujuan akhir yang

ingin dicapai. Tujuan akhir ini harus bersuifat mulia, lebih dari sekedar

keuntungan finansial semata.40

2) Develop An Ethical Corporate Culture (Culture)

Pada perusahaan berbasis syariah, budaya perusahaan yang berkembang

dalam perusahaannya sudah pasti berbeda dengan perusahaan

konvensional. Para karyawannya wajib menjaga hubungan antar sesama,

dari mulai tingkat paling atas (manajerial) sampai tingkat paling bawah

(Staf). Seluruh pola, perilaku, sikap, dan aturan-aturan dalam perusahaan

itu harus mampu mencerminkan nilai-nilai syariah.

Budaya perusahaan mencerminkan gambaran jati diri perusahaan

tersebut: who we are dan how we do the business. Hal ini tercermin dari

nilai-nilai yang dianut oleh setiap individu diperusahaan dan perilakunya

ketika menjalankan proses bisnisnya. Budaya perusahaan yang sehat

adalah budaya yang diekspresikan oleh setiap karyawannya dengan hati

terbuka dan sesuai dengan nilai-nilai etika.

Berikut ini adalah beberapa hal penting yang selayaknya menjadi budaya

dasar sebuah perusahaan berbasis syariah:

40

Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing, (Bandung: PT.

Mizan utama, 2006), cet. ke-2, hal. 189-190.

42

a) Budaya mengucapkan salam

b) Murah hati, bersikap ramah, sopan dan melayani

c) Cara berbusana

d) Lingkungan kerja yang bersih41

3) Meansurement Must Be Clear and Transparent (Institution)

Prinsip yang terakhir yang terpenting adalah bagai mana kita membangun

organisasi/institusi kita sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Organisasi

sebagai kendaraan dalam menunaikan visi dan misi yang telah

ditetapkan harus memiliki struktur yang baik dan target yang jelas untuk

setiap milestone dari sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Jika

organisasi kita kuat, koordinasi kerja dalam organisasi kita tidak hanya

lebih efisien dan efektif, tetapi organisasi kita juga akan mampu

merespons secara cepat terhadap perubahanyang terjadi dilingkungan

bisnis.

Dalam perusahaan yang menerapkan prinsip-prinsip syariah, perusahaan

tersebut harus punya sistem umpan balik yang baik dan bersufat

transparan. Sistem umpan balik ini untuk memeriksa apakah ketiga

stakeholders utama yaitu pelanggan, karyawan dan pemegang saham

sudah merasa terpenuhi kebutuhannya. Jika salah satu saja dari ketiga

41

Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing, (Bandung: PT.

Mizan utama, 2006), cet. ke-2, hal. 190-192.

43

stakeholders utama ini merasa tidak puas, akibatnya akan sangat fatal

bagi kelangsungan hidup perusahaan.

Tranparansi berarti bahwa ketiga stakeholder utama itu harus

mendapatkan informasi yang jelas dan sejujur mungkindari perusahaan.

Tidak boleh ada yang ditutup-tutpi. Dengan demikian, mereka pun akan

merasa punya sense of ownership, bukan hanya sense of belonging,

terhadap perusahaan itu.

Dalam perusahaan berbasis syariah, pengukuran yang jelas dan

transparan merupakan suatu hal yang penting, karena prinsip-prinsip

syariah mengajarkan mengenai keadilan dan kejujuran. Pengukuran yang

jelas mengandung pengertian keadilan, yakni setiap pengukuran yang

dilakukan memiliki komponen-komponen pengukuran yang terukur.

Sedangkan transparan mengandung pengertian bahwa komponen-

komponen pengukuran ini dikomunikasikan kepada semua yang

bersangkutan. Perusahaan yang berstandar pada pengukuran yang jelas

dan transparan, selain mencegah timbulnya kesalahpahaman di kemudian

hari, akan meningkatkan keharmonisan perusahaan dengan stakeholders

dan menigkatkan kredibilitasnya mereka di mata stakeholder.42

42

Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing, (Bandung: PT.

Mizan utama, 2006), cet. ke-2, hal. 193-194.

44

B. Konsep Tabungan Wadiah

1. Pengertian Tabungan

Menurut Undang-Undang Dasar Nomor 10 Tahun1998 tentang Perubahan

Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, yang dimaksud

dengan tabungan adalah tabungan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut

syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan

atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Adapun yang dimaksud dengan

tabungan syariah adalah tabungan yang dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip

syariah. Dalam hal ini, Dewan Syariah Nasional talah pengeluarkan fatwa yang

menyatakan bahwa tabungan yang dibenarkan adalah tabungan yang berdasarkan

prinsip wadiah dan mudharabah.43

2. Pengertian Wadiah

Dalam bahasa fiqih barang titipan dikenal dengan al-wadiah, menurut bahasa

(Ma wudiah inda Ghair Malikihi Layahfadzahu), berarti bahwa wadiah ialah

memberikan makna yang keduan al-wadiah dari segi bahasa ialah menerima, seperti

seseorang berkata, awdatuhu artinya aku menerima harta tersebut darinya (Qabiltu

minhu Dzalika al-Mal Liyakuna Wadiah indi). Secara bahasa al-wadiah memiliki

43

Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2007), Cet. Ke-3, hal. 297.

45

dua makna, yaitu memberikan harta untuk dijaganya dan pada penerimaannya

(Ithau al-Mal Liyahfadzahu wafi Qabulihi).44

Dalam pengertian lainwadiah (al-wadiah) ialah memanfaatkan sesuatu di

tempat yang bukan pada pemiliknya untuk dipelihara. Dalam Bahasa Indonesia

disebut titipan. Akad wadiah merupakan suatu akad yang bersifat tolong-

menolong antara sesama manusia.45

Dalam tradisi fiqih islam, prinsip titipan ataupun simpanan dikenal dengan

prinsip Al-wadiah. Al-wadiah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak

ke pihak lain, baik individu ataupun badan hukum, yang harus dijaga dan

dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki.46

Sedangkan menurut Idris Ahmad bahwa wadiah artinya barang yang

diserahkan (diamanahkan) kepada seseorang supaya barang tersebut dijaga baik-

baik.47

3. Pengertian Tabungan Wadiah

Tabungan wadiah merupakan tabungan yang dijalankan berdasarkan akad

wadiah, yakni titipan murni yang harus dijaga dan dikembalikan setiap saat sesuai

dengan kehendak pemiliknya.Berkaitan dengan produk tabungan wadiah, bank

syariah menggunakan akad wadiah yad dhamanah. Dalam hal ini, nasabah

44

Abdurrahman al-Jaziri, Al-fiqhala Mazahib al-Arabah, tahun 1969, hal.248. 45

M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam, Fiqih Muamalat, (Jakarta: PT. raja

Grafindo Persada, 2004), cet. ke- 2, hal. 245. 46

Sayyid Sabiq, Fiqhus Sunnah, (Bairut: Darul Kitab al-Arabi, 1987 ), cet. Ke-8, hal.3. 47

Idris Ahmad, Fiqh al-Syafiiah, (Karya Indah: Jakarta, 1986), hal. 182.

46

bertindak sebagai penitip yang dititipi dana atau barang yang disertai hak untuk

menggunakan atau memanfaatkan dana atau barang tersebut. Sebagai

konsekuansinya, bank bertanggung jawab terhadap keutuhan harta titipan tersebut

serta mengembalikannya kapan saja pemiliknya menghendaki. Disisi lain, bank juga

sepenuhnya atas keuntungan atau pemanfaatan dana atau barang tersebut.48

Mengingat wadiah yad dhamanah ini mempunyai implikasi hukum yang

sama dengan qordh, maka nasabah penitip dan bank tidak boleh saling menjanjikan

untuk membagi hasilkan keuntungan harta tersebut. Namun demikian bank

diperkenankan memberikan bonus kepada pemilik harta titipan selama tidak di

syaratkan dimuka. Dengan kata lain, pemberian bonus merupakan kebijakan bank

syariah semata yang bersifat sukarela.49

Sertifikasi dari produk ini adalah, bila bank memperoleh keuntungan dari

usahanya maka nasabah akan mendapat bagian keuntungan, tapi bila bank mengalami

kerugian, maka nasabah tidask ikut menanggung kerugian tersebut. Produk ini terdiri

dari dua jenis, yaitu wadiah untuk ibadah dan wadiah untuk muamalah.Pada giro

wadiah pertama nasabah tidak mengambil keuntungan dan menyalurkannya ke

masjid, baitul, atau BAZIS. Sedangkan pada wadiah kedua nasabah mengambil

keuntungan yang diperhitungkan berdasarkan pada saldo rata-rata di atas jumlah

tertentu dala waktu tertentu.

48

Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuagan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2007), cet. Ke-3, hal. 298. 49

Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuagan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2007), cet. Ke-3, hal. 299.

47

Dalam produk ini bank harus membuat akad pembukaan rekening yang isinya

mencakup izin penyaluran dana yang disimpan dan persyaratan lain yang disepakati

selama tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Khusus bagi pemilik rekening

giro, bank dapat memberikan cek dan debit card. Sedangkan bagi penabung, bank

dapat memberikan buku tabungan sebagai bukti penyimpanan dan alat untuk

penarikan tabungan. Selain itu, dalam produk ini bank diperkenankan untuk

mengenakan biaya administrasi. Hanya saja biaya administrasi itu tidak dinyatakan

dalam prosentase, tetapi dinyatakan dalam bentuk nominal. Hal ini perlu dilakukan

agar terhindar dari unsur riba, biaya administrasipun harus nyata, jelas, dan pasti serta

terbatas pada hal-hal yang mutlak diperlukan terjadinya akad.50

4. Landasan Syariah (Hukum)

Al-wadiah adalah amanat bagi orang yang mnerima titipan dan ia wajib

mengembalikannya pada waktu pemilik meminta kembali, Firman Allah dalam surat

An-Nisa: 58 dan juga pada surat Al-Baqarah: 283.

50

A.Djajuli dan Yadi Janwari, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat (Sebuah Pengenalan),

(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), cet. Ke-1, hal. 71-72.

48

Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada orang

yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di

antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi

pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.Sesungguhnya Allah adalah Maha

mendengar lagi Maha melihat. (Q. S. An-Nisa: 58).

Artinya: jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai) sedang

kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan

yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai

sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanahnya

(hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan jangan lah kamu

(para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barang siapa yang

menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia orang yang berdosa hatinya, dan Allah

Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q. S. Al-baqarah: 283).

Sedangkan dari Abu Hurairah, diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW

bersabda,Tunaikan amanah (titipan kepada orang yang berhak menerimanya) dan

janganlah membalas khianat kepada orang yang mengkhianatimu. (HR. Abu Daud

dan Tirmidzi).

Ketentuan Fatwa DSN-MUI No. 02/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Tabungan

adalah sebagai berikut:51

Pertama : Tabungan ada dua jenis:

a. Tabungan yang tidak dibenarkan secara syariah, yaitu tabungan yang

berdasarkan perhitungan bunga.

51

http://foreksunisma.blogspot.com/2012/02/02dsn-muiiv2000-tabungan.html, di kutip pada

tanggal 15 Juli 2014.

http://foreksunisma.blogspot.com/2012/02/02dsn-muiiv2000-tabungan.html

49

b. Tabungan yang dibenarkan, yaitu tabungan yang berdasarkan prinsip

Mudharabah dan Wadiah.

Kedua : Ketentuan Umum Tabungan berdasarkan Mudharabah:

a. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul mal atau pemilik

dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana.

b. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai

macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan

mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah dengan pihak lain.

c. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan

piutang.

d. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan

dalam akad pembukaan rekening.

e. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional tabungan dengan

menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya.

f. Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa

persetujuan yang bersangkutan.

Ketiga : Ketentuan Umum Tabungan berdasarkan Wadiah:

a. Bersifat simpanan.

b. Simpanan bisa diambil kapan saja (on call) atau berdasarkan kesepakatan.

50

c. Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian

(athaya) yang bersifat sukarela dari pihak bank.

5. Macam-macam Wadiah

Wadiah adalah akad penitipan barang/uang antara pihak yang mempunyai

barang/uang (muwaddi) dengan pihak yang diberi kepercayaan (mustawda) dengan

tujuan untuk menjaga keselamatan, keamanan, serta keutuhan barang/uang. Dalam

perkembangannya, wadiah terbagi atas dua macam, yaitu:52

a. Wadiah yad amanah

Wadiah yad amanah adalah akad penitipan barang/uang dimana pihak

penerima titipan tidak diperkenankan menggunakan barang/uang yang

dititipkan dan tidak bertanggung jawab atas kerusakan atau kehilangan barang

titipan yang bukan diakibatkan perbuatan atau kelalaian penerima titipan.53

2. Penyerahan Barang

1. Akad Wadiah

3. Pengambilan barang saat diminta

Gambar 2.1

Skema Wadiah Yad-Amanah

52

Wirdyaningsih, Dkk, Bank dan Asuransi Islam diIndonesia, (Jakarta: Kencana Prenada

Media, 2005), Cet. Ke-3, hal. 103. 53

Sunarto Zulkifli, Panduan Transaksi Perbankan Syariah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2003),

cet. Ke-1, hal. 34.

Muwaddi Mustawda

51

b. Wadiah yad dhamanah

Wadiah yad dhamanah adalah akad penitipan barang/uang dimana

pihak penerima titipan dengan atau tanpa izin pemilik barang/uang dapat

memanfaatkan barang/uang titipan dan harus bertanggung jawab terhadap

kehilangan atau kerusakan barang/uang titipan. Semua manfaan dan

keuntungan yang diperoleh dalam penggunaan barang/uang tersebut menjadi

hak penerima titipan.Pada prinsip transaksi ini, pihak yang menitipkan

barang/uang tidak perlu mengeluarkan biaya, bahkan atas kebajikan pihak

yang menerima titipan, pihak yang dititipkan dapat memperoleh manfaat

berupa bonus atau hadiah.54

2. Penyerahan barang

1. Akad Wadiah

fjfy 6.Memberikan bonus

4. Memperoleh Pemanfaatan

Barang/uang

Manfaat

Barang 5. Pengembalian barang saat diminta

Gambar 2.2

Skema Wadiah Yad-Dhamanah

54

Sunarto Zulkifli, Panduan Transaksi Perbankan Syariah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2003),

cet. Ke-1, hal. 35.

Muwaddi Mustawda

Pemanfaatan

Barang/uang

52

BAB III

GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI CABANG CIPUTAT

A. Sejarah Singkat Bank Syariah Mandiri

Sebalum menjadi Kantor Cabang (KC) awal berdirinya adalah Kantor Cabang

Pembantu (KCP) Pondok Indah yang didirikan pada tahun 2003, seiring berjalannya

waktu atas rekomendasi dari pusat, sembilan tahun kemudian dari yang tadinya

Kantor Cabang Pembantu (KCP) berubah menjadi Kantor Cabang (KC) Ciputat

tepatnya pada Desember 2012.1

Krisis multi-dimensi yang melanda Indonesia pada tahun 1997-1998

membawa hikmah tersendiri bagi tonggak sejarah sistem perbankan di Indonesia. Di

saat bank-bank konvesional terkena imbas darikrisis ekonomi, saat itulah berkembang

pemikiran mengenai suatu konsep yang dapa tmenyelamatkan perekonomian dari

ancaman krisis yang berkepanjangan.

Di sisi lain, untuk menyelamatkan perekonomian secara global, pemerintah

mengambil inisiatif untuk melakukan penggabungan (merger) 4 (empat) bank

pemerintah, yaitu Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim dan Bapindo

menjadi satu, satu bank yang kokoh yaitu dengan nama PT. Bank Mandiri (Persero)

Tbk. Pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menetapkan

PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk sebagai milik