konflik tanah -...

177
i KONFLIK TANAH (STUDI ATAS KONFLIK TANAH DALAM PERUMAHAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA) Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S.Sos) Oleh: Ali Imron 1110111000016 PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL & ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2016 M

Upload: trinhthuan

Post on 06-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

i

KONFLIK TANAH

(STUDI ATAS KONFLIK TANAH DALAM PERUMAHAN UNIVERSITAS

ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA)

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana (S.Sos)

Oleh:

Ali Imron

1110111000016

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL & ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H / 2016 M

Page 2: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

ii

Page 3: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

iii

Page 4: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

iv

Page 5: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

i

ABSTRAKSI

Skripsi ini menganalisa mengenai konflik tanah di perumahan dosen

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui terjadinya konflik tanah dan mengetahui apa penyebab konflik

yang terjadi antara Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan

penghuni perumahan dosen UIN Jakarta, serta untuk mengetahui apa saja

resolusi-resolusi yang telah dilakukan kedua belah pihak dalam proses

penyelesaian konflik tersebut. Teori yang digunakan adalah teori resolusi konflik.

Teori resolusi konflik digunakan karena mampu menjelaskan cara penyelesaian

konflik yang terjadi di perumahan dosen UIN Jakarta. Penelitian ini menggunakan

metode kualitatif dengan subjek penelitian sebanyak dua puluh satu informan.

Data yang diperoleh melalui wawancara.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa munculnya konflik adalah adanya

ketidaksetujuan dari penghuni perumahan dosen UIN atas surat yang diberikan

oleh UIN Jakarta untuk mengosongkan perumahan dosen UIN. Ada tiga penyebab

konflik yang terjadi diperumahan dosen UIN: 1) Perbedaan nominal ganti

rugi,yaitu UIN Jakarta memberikan pergantian ganti rugi uang lima puluh juta

sedangkan penghuni perumahan dosen UIN menginginkan pergantian ganti rugi

uang dan tempat tinggal. 2) Status tanah, yaitu UIN Jakarta menyatakan bahwa

tanah perumahan dosen UIN adalah milik UIN Jakarta sedangkan penghuni

perumahan dosen UIN menyatakan bahwa tanah perumahan dosen UIN adalah

milik YPMII dan milik penghuni perumahan dosen UIN. 3) Status rumah, yaitu

UIN mengatakan bahwa status perumahan dosen UIN sebagai rumah dinas tidak

bisa diturunkan dari golongan dua menjadi golongan tiga sedangkan penghuni

perumahan dosen UIN mengatakan bahwa status perumahan dosen UIN sebagai

rumah dinas bisa diturunkan dari golongan dua menjadi golongan tiga. Adapun

tiga pendekatan resolusi konflik yang telah dilakukan oleh UIN Jakarta dengan

penghuni perumahan dosen UIN sebagai berikut: 1) Negosiasi meliputi

Musyawarah, 2) Mediasi meliputi Kelurahan, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Tangerang Selatan, Polsek Ciputat Timur dan, 3) Legal meliputi Pengadilan

Negeri Tangerang, Pengadilan Tinggi Banten dan Mahkamah Agung. Adapun

temuan lain dari penelitian ini adalah terdapat Resolusi sepihak yang dilakukan

oleh UIN Jakarta terhadap penghuni perumahan dosen UIN yaitu dengan

menghadirkan Inspektorat Jenderal Kementerian Agama dan Forum Betawi

Rempuk (FBR).

Page 6: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdullillahirrabil ‘alamin puji syukur kehadirat Allah SWT penulis

panjatkan atas segala limpahan rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam juga tidak lupa

penulis haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para

sahabat, serta para pengikut-Nya hingga akhir zaman.

Skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosiologi

pada Program Studi Sosiologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Dalam

penyusunannya, Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini bukanlah

semata hasil dari perjuangan penulis secara pribadi. Akan tetapi semua itu

terwujud berkat adanya bantuan, bimbingan, arahan dan do'a dari berbagai pihak

yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu

pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih sebanyak-

banyaknya, sedalam-dalamnya, seluas-luasnya kepada:

1. Kedua orang tua penulis, Ayahanda saya Drs. Ibrahim Hutagalung dan

Ibunda saya Cikamawati yang tiada hentinya selalu menyayangi,

mendoakan dan mendukung penulis baik moril maupun materil.

2. Bapak Mohammad Hasan Ansori, Ph.D selaku dosen pembimbing yang

telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk membimbing dan

memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Prof. Dr. Zulkifli, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Dr. Cucu Nurhayati, M.Si selaku Ketua Program Studi Sosiologi.

5. Segenap dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah

mengamalkan ilmu pengetahuannya kepada penulis selaku mahasiswa.

6. Bang Jajang Safrijal selaku Staf Akademik.

7. HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), KASOGI (Kajian Sosiologi), yang

memberikan ruang untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang luas.

Page 7: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

iii

8. Para informan UIN Jakarta, para informan penghuni Perumahan dosen

UIN, informan Kepala Seksi Humas Polsek Ciputat Timur, Bapak Camat

Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah

Kelurahan Pisangan beserta para jajarannya yang mau meluangkan

waktunya untuk memberikan informasi dan membantu menjawab

pertanyaan penulis.

9. Teman-teman sekelas dan seangkatan Sosiologi 2010 yang telah menjadi

rekan diskusi selama ini terutama Egits, Irzan, Kasogi, May, Rusydi,

Sulaiman, Wira dan Yusup. Kalian luar biasa kawan, jangan lupakan

silaturahmi. Sukses dan sehat terus ya.

10. Teman-teman KKN Super terutama Redho dan Legra. Kalian berdua

juga ikut membantu kok, sukses dan sehat terus ya

11. Para mantan pacar yang sempat singgah dalam kehidupan penulis,

terimakasih kalian dulu pernah menemani dan membantu penulis

mengerjakan skripsi ini baik secara pemikiran maupun materil.

12. Pihak-pihak lain baik secara langsung maupun tidak langsung berjasa

bagi penulisan skripsi ini.

Semoga semua kebaikan yang telah kalian berikan kepada penulis dapat

menjadi amal shalih yang diterima dan dibalas oleh Allah SWT

Akhir kata, penulis berdoa kepada Allah SWT semoga harapan skripsi ini

dapat bermanfaat bagi masyarakat Indonesia khususnya para pembaca dan

menjadi salah satu bentuk pengamalan ilmu dikabulkan oleh Allah SWT. Amin

yaa rabbal alamin.

Jakarta, 24 Mei 2016

Penulis

Ali Imron

Page 8: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK.......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR........................................................................................ ii

DAFTAR ISI..................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL.............................................................................................. vi

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………….... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah.............................................................. 1

B. Pertanyaan Penelitian........................................................... 7

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian............................ 7

D. Tinjauan Pustaka.................................................................. 8

E. Kerangka Teori..................................................................... 14

F. Definisi Konsep………………………………………….... 21

G. Metodologi Penelitian…………………………………….. 22

H. Sistematika Penulisan…………………………………........ 31

BAB II GAMBARAN UMUM PERUMAHAN DOSEN UIN SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

A. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta……. 33

B. Perumahan Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta............ 38

C. Sejarah Konflik Tanah UIN Jakarta dengan

Penghuni Perumahan Dosen UIN…………………………. 46

BAB III TEMUAN DAN ANALISIS

A. Proses Terjadinya Konflik Tanah Di Perumahan Dosen

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta......................................... 49

B. Penyebab Konflik Tanah Di Perumahan Dosen UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta……………………………….. 58

Page 9: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

v

1. Perbedaan Nominal Ganti Rugi……………………….. 59

2. Status Tanah…………………………………………… 66

3. Status Rumah……..….………………………………... 74

C. Resolusi Konflik………………………………………….. 77

1. Negosiasi……………………………………………… 78

2. Mediasi……………………………………………….. 86

3. Legal………………………………………………….. 93

D. Resolusi Konflik Sepihak (Unilateral)…………………… 98

1. Inspektorat Jenderal Kementrian Agama……………... 98

2. Forum Betawi Rempuk (FBR)………………………... 101

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................... 105

B. Saran………........................................................................ 108

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................

LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………………………

Page 10: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

vi

DAFTAR TABEL

Tabel I.A.1 Insiden dan Dampak Kekerasan Akibat Konflik Lahan di 13

Provinsi Pantauan SNPK ........................................................ 3

Tabel I.A.2 Sertifikat Tanah Diperkarakan Pada Lembaga Pengadilan

Periode 1999 s/d 2004………………………………………. 4

Tabel. I.A.3 Jenis Konflik Lahan Antarwarga di NTT (19999-Agustus

2013)........................................................................................ 5

Tabel.I.D.I Matrik Tinjauan Pustaka…………………………………….. 13

Tabel I.E.1.1 Matrik Pendekatan Umum Resolusi Konflk….……..………. 15

Tabel I.E.2.1 Matrik Hasil Resolusi Konflik………………..…………....... 19

Tabel I.E.3.1 Matrik Analisis Untung Rugi…...…………………………... 20

Tabel I.G.2.1 Profil Informan Pihak UIN Jakarta......................................... 25

Tabel I.G.2.2 Profil Informan Pihak Perumahan Dosen UIN……………... 25

Tabel I.G.2.3 Profil Informan Pihak Ketiga……………………..………… 26

Tabel.II.A.3.b.1 Populasi Dosen Tetap Berdasarkan Tempat Tugas dan

Jenis Kelamin………………………………………………. 35

Tabel.II.A.3.b.2 Populasi Dosen Tetap Berdasarkan Tempat Tugas dan

Jenjang Pendidikan…………………………………………. 36

Tabel.II.A.3.b.3 Populasi Dosen Tetap PNS dan Kontrak Menurut Tempat

Tugas………………………………………………………... 37

Tabel II.B.3.a.1 Jumlah Penduduk dan Jabatan Penghuni Perumahan Dosen

UIN…………………………………………………………. 41

Tabel II.B.3.b.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama dan Kepercayaan…. 43

Page 11: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

vii

Tabel III.B.1.1 Matrik Penyebab Konflik…………....................................... 59

Tabel III.C.1 Matrik Resolusi Konflik……………………………………. 78

Tabel III.D.1 Matrik Resolusi Konflik Sepihak……………………………. 98

Page 12: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar III.A.1. Masterplan UIN Jakarta...………………………………….. 52

Gambar III.B.1.3 Peraturan Surat Izin Penghunian (SIP)…..………………… 54

Gambar III.C.1.1 Surat Undangan Musyawarah……………………………... 80

Gambar III.C.2.b.1 Surat Undangan Mediasi DPRD…………………………… 90

Page 13: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

Skripsi ini secara umum fokus pada konflik tanah, dengan mengambil studi

atas konflik tanah dalam perumahan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Secara spesifik, skripsi ini menggambarkan penyebab konflik yang terjadi

antara penghuni perumahan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah dengan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan resolusi-resolusi yang

dilakukan oleh kedua belah pihak dalam proses penyelesaian konflik tersebut.

Konflik adalah bagian dari komponen masyarakat yang akan selalu ada.

Karena manusia merupakan makhluk yang selalu terlibat dalam perbedaan,

pertentangan, dan persaingan baik sukarela maupun terpaksa.Pertentangan ini

dapat berupa ide maupun fisik antara kedua belah pihak berseberangan (Susan,

2009:4). Selanjutnya, Chris Mitchel dikutip Koalisi Pegiat perdamaian Indonesia

(KPII) (2008:10) mengatakan konflik merupakan hubungan antara dua pihak baik

itu individu maupun kelompok yang memiliki maupun merasa memiliki tujuan

yang tidak sama.

Konflik memang diidentikkan dengan suatu yang negatif karena dapat

menciptakan perbedaan, permusuhan, maupun kekerasan. Namun konflik tidak

selalu diidentikkan dengan hal yang negatif, melainkan konflik dapat membantu

menguatkan kembali ikatan kelompok yang terstruktur secara longgar.

Masyarakat yang berkonflik dengan masyarakat yang lain, dapat memperbaiki

Page 14: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

2

kepaduan akan integrasi (Ritzer dan Goodman, 2011:159). Seperti yang dikatakan

oleh salah satu tokoh sosiologi Lewis Coser bahwa konflik merupakan proses

yang bersifat instrumental dalam pembentukan, penyatuan dan pemeliharaan

struktur sosial (Poloma, 2004:107). Oleh sebab itu konflik sangatlah penting

dalam kehidupan bermasyarakat mulai dari konflik vertikal (pemerintah dengan

masyarakat) dan konflik horizontal seperti konflik antar suku, kelompok

masyarakat dan sebagainya. Seperti halnya yang dikatakan oleh lewis Coser:

Sungguhpun begitu saya ingin menujukkan bahwa analisa struktural, seperti

cinta, bagaimanapun pentingnya hal ini, tidak cukup. Masalah-masalah

eksklusif dapat menjurus, sengaja atau tidak, pada pengabaian proses sosial.

Faktor-faktor struktural - saya akan menunjukan beberapa contoh kongkrit -

tidak langsung bergerak di atas perilaku sosial, tetapi dijembatani oleh

proses interaksi sosial dimana konflik sosial adalah yang utama, walau sama

sekali bukan merupakan satu-satunya (Poloma, 2004:104)

Selain itu konflik dengan kelompok lain juga dapat berfungsi (1) menciptakan

kohesi melalui aliansi dengan kelompok lain, (2) dapat mengaktifkan peran

individu yang semula terisolasi, dan (3) konflik dapat membantu fungsi

komunikasi (Ritzer, 2011: 159)

Salah satu konflik yang terjadi dimasyarakat adalah konflik mengenai tanah.

Tanah merupakan salah satu sumber daya alami yang dapat menghasilkan barang

dan jasa, merupakan kebutuhan yang hakiki dan berfungsi sangat penting bagi

kehidupan dan penghidupan manusia, bahkan menentukan peradaban suatu

bangsa. Namun dalam perkembangannya tanah menjadi semakin penting, karena

keberadaannya yang terbatas untuk menampung berbagai aktivitas manusia yang

terus berkembang, sehingga berpotensi menimbulkan konflik kepentingan

mengenai penggunaan dan penguasaannya (Wahid, 2008:1-4). Berdasarkan data

Page 15: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

3

SNPK (Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan) sepanjang tahun 2005-Agustus

2013 dalam 13 provinsi yang ada di Indonesia meliputi Aceh, Lampung,

Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Maluku, Maluku

Utara, Sulawesi Tengah, Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa

Tenggara Barat (NTB), dan Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi

(Jabodetabek) terdapat 1.100 insiden kekerasan terkait lahan yang mengakibatkan

200 korban tewas dan 1.419 korban cedera serta 1.205 bangunan rusak.

Tabel I.A.1 Insiden dan Dampak Kekerasan Akibat Konflik Lahan di 13

Provinsi Pantauan SNPK (2005-Agustus 2013)

Provinsi Insiden Dampak

Tewas Cidera Bangunan Rusak

Maluku 194 39 365 348

NTT 179 63 221 143

Lampung 115 25 122 125

NTB 110 10 118 147

Papua 104 4 95 51

Aceh 91 12 54 13

Jabodetabek 87 14 284 268

Kalimantan Barat 66 4 32 28

Kalimantan Tengah 63 15 57 8

Sulawesi Tengah 38 9 42 42

Papua Barat 24 2 20 16

Kalimantan Timur 17 3 7 8

Maluku Utara 12 0 2 8

Total 1.100 200 1.419 1.205

(Sumber: The Habibie Center, 2013:8)

Page 16: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

4

Mengenai konflik tanah adapun beberapa kasus yang terjadi seperti di

wilayah Sulawesi Selatan, dalam kasusnya telah berada dalam ranah hukum

dengan menggunakan sertifikat tanah sebagai salah satu instrument pembuktian

kepemilikan tanah. Dari tahun 1999 sampai 2014 terdapat 426 sertifikat hak milik

atas tanah yang diperkarakan di pengadilan terdapat 231 sertifikat diperkarakan di

pengadilan Tata Usaha Milik Negara dan 195 sertifikat lainnya diperkarakan di

pengadilan umum (Tabel I.A.2) Selanjutnya konflik tanah di wilayah NTB dari

tahun 1999 sampai Agustus 2013 terbagi atas jenisnya yang terdiri atas (1) Tanah

Ulayat sebanyak 37 insiden, (2) Lahan Pertanian/ Lahan Garapan sebanyak 48

insiden, (3) Lahan Domestic (Tetangga, Keluarga, Warisan) sebanyak 27 insiden,

(4) Batas Wilayah Desa sebanyak 22 insiden, dan (5) Lain-Lain sebanyak 9

insiden (Tabel I.A.3).

Tabel I.A.2 Sertifikat Tanah Diperkarakan Pada Lembaga Pengadilan

Periode 1999 s/d 2004

No Kabupaten/Kota Pengadilan

TUN

Pengadilan

Umum Jumlah Perkara

1 Kota Makassar 154 74 228

2 Kab. Gowa 19 16 35

3 Kab. Maros 5 9 14

4 Kab. Tanah Toraja 2 16 18

5 Kab. Bone, dll *) 51 80 131

Provinsi Sulawesi selatan 231 195 426

(Sumber: Wahid, 2008: 146)

*) Merupakan jumlah dari seluruh kabupaten dan kota di luar Makassar, Kabupaten

Gowa, Maros dan Tanah Toraja.

Page 17: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

5

Tabel I.A.3 Jenis Konflik Lahan Antarwarga di NTT (1999-Agustus 2013)

Pantauan SNPK

Jenis Konflik Lahan Insiden Dampak

Tewas Cedera

Tanah Ulayat 37 29 86

Lahan Pertanian/ Lahan Garapan 48 22 40

Lahan Domestik (Tetangga, Keluarga, Warisan) 27 23 35

Batas Wilayah Desa 22 6 64

Lain-Lain 9 2 17

Total 143 82 242

(Sumber: The Habibie Center, 2013:11)

Terkait dengan masalah konflik tanah, salah satu kasus yang ditemukan oleh

peneliti di sekitar kampus peneliti sendiri yaitu di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta adalah konflik tanah di perumahan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta. Konflik ini terjadi antara penghuni perumahan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang terdiri dari para

pensiunan dosen, guru besar, dosen, dan para pegawai UIN dengan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berencana untuk menambah sarana dan

fasilitasnya. Rencana tersebut untuk mengembangkan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta sebagai Universitas Riset (Research University) dan Universitas Kelas

Dunia (World Class University) (UIN Jakarta, 2010:14). Namun dalam

perencanaannya tentu membutuhkan lahan untuk mendirikan bangunan sehingga

pihak kampus UIN menggunakaan tanah di perumahan dosen UIN. Untuk

Page 18: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

6

mensukseskan perencanaannya, dibuatlah surat teguran yang berisikan

pengosongan rumah dan penyerahan rumah UIN paling lambat tanggal 31

Desember 2012 melalui surat tertanggal 17 Oktober 2011 (Kurniawan, 2011).

Penghuni perumahan dosen UIN kemudian menolak atas didirikannya

sarana diatas tanah perumahan dosen UIN dengan alasan mereka sudah tinggal di

perumahan tersebut semenjak tahun 1967 sampai sekarang ini dengan jumlah

penghuni perumahan sebanyak 171 orang. Adapun 41 rumah diantaranya terdiri

atas pengawai UIN yang masih aktif dan sisanya merupakan para pensiunan

dosen, guru besar, ahli waris dan para pegawai UIN serta mahasiswa yang masih

aktif (Kurniawan, 2011). Dan sampai saat ini konflik antara perumahan dosen

UIN dengan UIN Syarif Hidayatullah masih belum terselesaikan, terlihat masih

ada perumahan yang belum digusur dan warga masih menempati rumah tersebut.

Ketertarikan peneliti untuk mengangkat masalah konflik tanah, dengan

mengambil studi atas konflik tanah dalam perumahan dosen Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta karena (1) Konflik tersebut yang belum

terselesaikan semenjak dikeluarkannya surat pengosongan rumah pada tahun 2011

dan sampai saat ini, terlihat dari masih adanya sebagian bangunan rumah yang

belum diratakan, (2) Meluas dan tersebarnya konflik ini hingga banyak diliput

oleh media, padahal konflik seperti ini merupakan permasalahan internal antara

UIN Jakarta dengan penghuni perumahan dosen UIN Jakarta, (3) Aktor yang

terlibat berkonflik adalah sebagian besar dosen UIN Jakarta karena sebagian besar

penghuni rumah dosen UIN Jakarta adalah dosen di kampus UIN Jakarta sendiri.

Page 19: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

7

B. Pertanyaan penelitian

Berdasarkan dari pernyataan diatas, maka peneliti merumuskan beberapa

pertanyaan, yaitu

1. Bagaimana konflik tanah terjadi di lingkungan perumahan dosen UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta?

2. Apa penyebab konflik tanah yang terjadi antara penghuni rumah dosen UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta dengan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta?

3. Apa saja resolusi yang dilakukan kedua belah pihak dalam proses penyelesaian

konflik tersebut?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian di atas, maka penulis mempunyai

beberapa tujuan penelitian yaitu sebagai berikut:

a. Untuk menjelaskan terjadinya konflik tanah di lingkungan perumahan dosen

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

b. Untuk menjelaskan apa penyebab konflik yang terjadi antara UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dengan penghuni perumahan dosen UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

c. Untuk menjelaskan apa saja resolusi yang dilakukan kedua belah pihak dalam

proses penyelesaian konflik tersebut

Page 20: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

8

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini yang diharapkan oleh peneliti adalah sebagai

berikut:

a. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi serta menjadi tambahan

literature review yang berhubungan dengan sosiologi konflik yang mengkaji

tentang Konflik Tanah (Studi atas konflik tanah dalam perumahan dosen

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta).

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan fenomena konflik sengketa

tanah dalam bentuk penggusuran yang dilakukan oleh UIN Syarif Hidayatullah

terhadap perumahan UIN Syarif Hidayatullah kepada masyarakat. Selain itu

penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi awal bagi penelitian yang

serupa diwaktu yang akan datang.

D. Tinjauan Pustaka

Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian, dibutuhkan perbandingan

dengan penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini:

Lawang (1999) menulis dalam buku yang berjudul “Konflik Tanah di

Manggarai, Flores Barat: Pendekatan Sosiologik”. Penelitian ini bertujuan untuk

mengungkapkan permasalahan konflik tanah di Manggarai, dapat memberikan

rekomendasi kepada pemerintah daerah untuk langkah-langkah kegiatan

berikutnya dalam rangka mengurangi konflik tanah yang akan terjadi, dan

mengatasi masalah tanah sedemikian rupa, sehingga semua pihak yang terlibat

Page 21: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

9

tidak merasa kehilangan sesuatu, semuanya menang (win-win solution).

Pendekatan yang dilakukan kuantitatif dan kualitatif. Teori yang digunakan adalah

teori anomi dari paradigma fungsionalisme struktural, teori konflik, teori transisi

budaya dan teori cap. Temuan penelitian menunjukkan bahwa mereka yang

terlibat dalam sengketa tanah cenderung untuk (1) Keluar dari struktur sosial-

budaya Manggarai, berarti menolak cara penyelesaian sengketa tanah melalui

jalan damai, memutuskan hubungan sosial kekerabatan, mempertajam

permusuhan, menanam benih dendam, meningkatkan kecendrungan untuk

membinasakan lawan, singkatnya struktur sosial menjadi kaku. dan (2) Kurang

atau tidak mengetahui konsekuensi dari satu keputusan untuk mengajukan atau

menyelesaikan suatu masalah konflik tanah lewat pengadilan nasional. Sepanjang

sebagian besar tanah di Manggarai belum memiliki bukti kepemilikan sertifikat,

kurangnya bukti-bukti tertulis yang menunjukkan pada hak kepemilikan

seseorang, serta keterbatasan dana yang dibutuhkan untuk suatu proses pengadilan

nasional, mengatasi masalah konflik tanah lewat sistem peradilan nasional,

tampaknya akan menadatangkan bencana bagi kedua belah pihak yang berkonflik.

Wahid (2008) menulis buku yang berjudul “Memaknai Kepastian Hukum

Hak Milik Atas Tanah” yang sekaligus merupakan elaborasi dari disertasinya

yang berjudul “Memaknai Kepastian Hukum Hak Milik atas Tanah (Suatu

Analisis dengan Pendekatan Terpadu secara Normatif dan Sosiologis)”. Fokus

pembahasan dalam buku ini adalah menganalisis secara menyeluruh mengenai

berbagai ketentuan-ketentuan normatif yang mengatur timbulnya kepastian hak

atas tanah, keadaan senyatanya kesadaran hukum yang terjadi di masyarakat dan

Page 22: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

10

peranan masyarakat dalam memperoleh kepastian hukum kepemilikan tanahnya.

Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif melalui kuesioner dan

wawancara dengan analisis deskriptif dan menggunakan teori sosiologi hukum

yang melihat hukum sebagai prilaku (behaviour), hukum sebagai tindakan

(action) dan hukum sebagai realitas (reality). Dari hasil penelitian ini ditemukan

fakta berupa 5 penemuan baru, bahwa (1) terdapat penyakit hukum berkaitan

dengan kepastian hukum hak milik atas tanah, (2) untuk memperkuat sistem

negatif pendaftaran tanah bukan menggunakan lembaga rechtverwerking tetapi

dengan lebih meningkatkan penertiban data administrasi pertahanan, (3)

dibedakan adanya kepastian hukum yang bersifat yudiris-normatif dan kepastian

hukum yang bersifat yudiris-sosiologis, (4) hak original merupakan produk

hukum yang konstitutif bersifat universal dan (5) terjadinya kepastian hukum

pemilikan tanah dan perlindungan hukum oleh masyarakat secara normatif

maupun sosiologis sesuai dengan azas delegalisasi.

Tesis Marlijanto (2010) yang meneliti tentang “Konsinyasi Ganti Rugi

Dalam Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum (Studi Pengadaan Tanah

Untuk Pembangunan Proyek Jalan TOL Semarang – Solo Di Kabupaten

Semarang)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme konsinyasi

ganti rugi, hambatan-hambatan yang timbul dalam mekanisme ganti rugi, proses

pengadaan tanah, serta pengaruhnya terhadap pemilik hak atas tanah yang terkena

proyek atas tanah yang digunakan untuk Pembangunan Proyek Jalan TOL

Semarang – Solo Di Kabupaten Semarang. Penelitiannya menggunakan metode

kualitatif dengan analisis deskriptif dan menggunakan teori yuridis empiris

Page 23: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

11

sebagai kerangka teoritis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa (1)

Mekanisme konsinyasi ganti rugi atas tanah yang digunakan untuk Pembangunan

Proyek Jalan TOL Semarang – Solo Di Kabupaten Semarang disebabkan tidak

adanya titik temu, sehingga proses di pengadilan-lah yang bisa menyelesaikan. (2)

Hambatan-hambatan yang timbul dalam mekanisme konsinyasi ganti rugi atas

tanah yang digunakan untuk Pembangunan Proyek Jalan TOL Semarang – Solo

Di Kabupaten Semarang adalah ketidaksepakatan tentang besaran ganti kerugian

karena keterbatasan dana dari Pemerintah, (3) Proses pelaksanaan pengadaan

tanah untuk pembangunan jalan tol Semarang-Solo ini sesuai dengan Peraturan

Kepala BPN nomor 3 tahun 2007. Pemegang hak atas tanah menganggap bahwa

ganti-rugi yang ditawarkan kepada mereka tidak sesuai dengan harga pasar

setempat (umum). Adapun pengaruh yang ditimbulkan terhadap pemilik hakatas

tanah yang terkena pembangunan jalan tol Semarang – Solo ini diantaranya

sebagai berikut : (a) Turunnya harga tanah; (b) Menghambat Pertumbuhan

Ekonomi Warga; dan (c) Hilangnya rasa nyaman.

The Habibie Center (2013) yang meneliti “Peta Kekerasan di Indonesia

(Mei-Agustus 2013) dan Konflik Lahan Antarwarga di Provinsi Nusa Tenggara

Timur”. Penelitian ini mencoba untuk menggambarkan pola dan tren kekerasan

yang terjadi di 13 provinsi yang ada di Indonesia meliputi Aceh, Lampung,

Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Maluku, Maluku

Utara, Sulawesi Tengah, Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa

Tenggara Barat (NTB), dan Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi

(Jabodetabek) dalam periode Mei-Agustus 2013 serta membahas isu konflik lahan

Page 24: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

12

antarwarga. Metodologi yang digunakan yaitu kuantiatif dan kualitatif dan teori

yang digunakan adalah teori konflik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

pada periode Mei-Agustus 2013 tercatat 2.947 insiden kekerasan yang

menyebabkan 353 tewas, 2.532 cedera, 274 korban pemerkosaan, dan 388

bangunan rusak. Kekerasan pada periode ini didominasi oleh kriminalitas (57%),

diikuti oleh konflik Kekerasan (30%). Jenis kekerasan lain yang turut dipantau

diantaranya Kekerasan Dalam Rumah Tangga/KDRT (8%) dan Kekerasan Aparat

(5%). Sedangkan konflik lahan antar warga sepanjang tahun 2005-agustus 2013

menunjukkan kecenderungan meningkat. Tercatat sebanyak 338 insiden

kekerasan terkait konflik lahan antarwarga yang mengakibatkan 92 tewas, 628

cidera, dan 614 bangunan rusak.

Susan dan Wahab (2014) dalam International Journal Sustainable Future

for Human Security, dengan judul “The Causes of Protracted Land Conflict in

Indonesia’s Democracy: The Case of Land Conflict in Register 45, Mesuji

Lampung Province, Indonesia” (Penyebab Konflik Tanah yang Berkepanjangan

dalam Demokrasi di Indonesia: Kasus Konflik Tanah di Register 45, Mesuji

Provinsi Lampung, Indonesia). Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan

bagaimana konflik tanah di Mesuji Provinsi Lampung dapat berlarut-larut oleh

aktor yang saling bertentangan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan

teori yang digunakan adalah teori konflik. Penelitian ini menemukan konflik yang

berlarut-larut terkait dengan strategi kontroversial, seperti kekerasan dan

penindasan. Selain itu, ditemukan bahwa kepentingan dari beberapa aktor yang

strategis untuk mengendalikan "tanah siaga" telah dipromosikan strategi

Page 25: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

13

kontroversial ini dengan para aktor yang saling bertentangan. Strategi ini pada

gilirannya telah menciptakan konflik tanah berlarut-larut di Mesuji, Provinsi

Lampung. Kenyataan ini merupakan salah satu kendala terbesar dalam mengubah

konflik tanah dalam pemecahan masalah dengan pendekatan berdasarkan nilai-

nilai demokrasi.

Tabel I.D.1 Matrik Tinjauan Pustaka

• Lawang : Konflik Tanah di Manggarai, Flores Barat: Pendekatan Sosiologik

• Wahid : Memaknai Kepastian Hukum Hak Milik Atas Tanah

• Marlijanto : Konsinyasi Ganti Rugi Dalam Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum (Studi Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan Proyek Jalan TOL Semarang – Solo Di Kabupaten Semarang)

• The Habibie Center : Peta Kekerasan di Indonesia (Mei-Agustus 2013) dan Konflik Lahan Antarwarga di Provinsi Nusa Tenggara Timur

• Susan dan Wahab : Penyebab Konflik Tanah yang Berkepanjangan dalam Demokrasi di Indonesia: Kasus Konflik Tanah di Register 45, Mesuji Provinsi Lampung, Indonesia

Judul

• Lawang : Konflik Tanah

• Wahid : Hak milik atas tanah berdasarkan hukum

• Marlijanto : Konflik Tanah

• The Habibie Center : Konflik Tanah

• Susan dan Wahab : Konflik Tanah

Fokus

• Lawang : Kuantitatif dan Kualitaif

• Wahid : Kualitatif

• Marlijanto : Kualitatif

• The Habibie Center : Kuantitatif dan Kualitatif

• Susan dan Wahab : Kualitaif

Metodologi

• Lawang : Anomi,konflik, transisi budaya dan cap.

• Wahid : Sosiologi hukum

• Marlijanto : Yuridis empiris

• The Habibie Center : Konflik

• Susan dan Wahab : Konflik

Teori

Page 26: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

14

Terkait dengan beberapa penelitian sebelumnya terdapat persamaan dan

perbedaan dengan penelitian ini. Berdasarkan dari fokus penelitian, terdapat

kesamaan peneliti dan keempat penelitian sebelumnya yaitu Lawang, Marlijanto,

The Habibie Center, Susan dan Wahab mengangkat tema mengenai konflik tanah,

namun demikian terdapat perbedaan dengan penelitian Wahid yaitu Hak milik

atas tanah berdasarkan hukum. Kemudian dari metodologi penelitian yang

digunakan terdapat persamaan antara peneliti dengan penelitian Wahid,

Marlijianto, Susan dan Wahab yaitu kualitatif, sedangkan penelitian Lawang dan

The Habibie Center menggunakan metodologi penelitian yang berbeda yaitu

kuantiatif dan kualitatif. Selanjutnya dari teori yang digunakan, teori yang

digunakan dalam penelitian ini adalah resolusi konflik, berbeda dengan penelitian

sebelumnya yaitu Lawang menggunakan teori anomi, konflik, transisi budaya dan

cap, Wahid menggunakan teori sosiologi hukum, Marlijanto menggunakan teori

empiris yuridis, The Habibie Center menggunakan teori konflik, Susan dan Wahid

menggunakan teori konflik. Berdasarkan dari lokasi penelitian peneliti yaitu di

Ciputat yang berbeda dari semua penelitian sebelumnya yaitu oleh Lawang di

Manggarai, Marlijanto di Semarang, The Habibie Center di 13 wilayah yang ada

di Indonesia, dan Susan dan Wahab di Lampung.

E. Kerangka Teori

Pendekatan Resolusi Konflik

Weitzman & Weitzman (Suhardono, 2015:4) menjelaskan resolusi konflik

sebagai sebuah usaha pemecahan masalah bersama. Sedangkan Fisher (2015:5)

mengatakan bahwa resolusi konflik merupakan usaha penanganan sebab-sebab

Page 27: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

15

konflik dan berusaha menciptakan hubungan baru yang dapat bertahan lama

diantara kelompok-kelompok yang berkonflik. Berdasarkan dari pemaparan

pengertian resolusi konflik dari para ahli diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

resolusi konflik diartikan sebagai sebuah usaha yang dilakukan oleh kedua belah

pihak yang berkonflik untuk dapat menciptakan penyelesaian masalah secara

bersama-sama.

Dalam pendekatan resolusi konflik telah banyak dijelaskan oleh banyak

tokoh, sehingga hal tersebut menjadi umum ketika melihat konflik dengan

menggunakan pendekatan resolusi konflik. Moore dikutip oleh Ansori, Rotinsulu

dan Haryadi dalam The Study on Mining Licence Overlaps mengatakan bahwa

dalam pendekatan resolusi konflik terbagi menjadi empat yaitu Negosiasi,

Mediasi, Albitrasi dan pendekatan Legal.

Tabel I.E.1.1 Matrik Pendekatan Resolusi Konflik

(Sumber: Moore dikutip oleh Ansori, Rotinsulu dan Haryadi, 2013)

• Dua atau lebih orang atau pihak

• Conversation

• Serupa dialog

• Formal dan informal

Negosiasi

• Negoisasi

• Plus Mediator

• Outcome tetap dari kedua belah pihak

• ADR

Mediasi • Arbitrer

• Keputusan ada di tangan arbitrer

• Legally binding (mengikat secara hukum)

• ADR

Albitrasi

• Pengadilan

• Hakim

• Keputusan di tangan hakim

• Legally binding (mengikat secara hukum)

Legal

Page 28: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

16

Berdasarkan dari matrik diatas menjelaskan bahwa, pendekatan resolusi konflik

terbagi menjadi empat, yaitu;

a. Negosiasi

Suatu upaya yang dilakukan oleh para pihak (dua pihak atau lebih) yang

berkonflik, dengan mempertemukan para pihak yang berkonflik untuk

menyampaikan keinginan dari para pihak yang berkonflik, sehingga dapat

menciptakan suatu kesepakatan bersama. Hasil yang didapatkan dari negosiasi

adalah win-win solution. Namun ketika tidak terjadi win-win solution maka akan

terjadi impase bahkan kemungkinan jika salah satu pihak tidak memiliki bukti

yang kuat maka pihak tersebut akan dirugikan (win-lose solution).

Ada tiga variabel yang merupakan hal terpenting dalam membentuk

kemungkinan keberhasilan negosiasi. Pertama, kedua belah pihak harus bertindak

untuk mencari solusi. Kedua, pihak perlu memiliki sumber daya manusia,

keuangan dan administrasi untuk mencari resolusi. Ketiga, pihak perlu memiliki

pemahaman yang tinggi dan bebagi. Ketika kedua belah pihak memiliki kemauan

untuk mencari solusi, memiliki sumber daya yang memadai dan pemahaman

bersama (kontekstual dan teknis), mereka cenderung dapat mencapai resolusi

bersama. Namun ketika sebaliknya terjadi yaitu, dimana salah satu atau kedua

belah pihak memiliki keinginan rendah untuk mencari solusi, beberapa sumber

dan/atau pemahaman konflik rendah cenderung memburuk atau meningkat maka

akan ditangguhkan kepada pihak ketiga (Barron, 2004: 30).

Page 29: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

17

b. Mediasi

Suatu upaya yang dilakukan oleh para pihak (dua pihak atau lebih) yang

berkonflik, dengan mempertemukan para pihak yang berkonflik untuk

menyampaikan keinginan dari para pihak yang berkonflik, sehingga dapat

menciptakan suatu kesepakatan bersama. Upaya ini dibantu oleh pihak ketiga

sebagai mediator yang bersifat netral yang berfungsi sebagai pihak yang

menjembatani keinginan pihak yang berkonflik dan membantu memecahkan

masalah bersama para pihak yang berkonflik.

Tugas utama pihak ketiga ini adalah untuk bertindak sebagai broker,

penerjemah, dan pembangun jembatan untuk membantu kedua belah pihak yang

berkonflik agar dapat mencapai kesepakatan, kesepakatan mereka (untuk alasan

apa pun) tidak bisa dicapai pada mereka sendiri. Adapun dua hal yang dimiliki

oleh pihak ketiga ini yaitu: pertama, kapasitas mereka yaitu gabungan

pengetahuan lokal mereka dan keterampilan teknis, dan kualitas dan kuantitas

sumber daya manusia, keuangan, administrasi mereka. Kedua, legitimasi mereka

juga penting yang dirasakan kompetensi yang profesional dan ia mewakili

integritas individu dan organisasi, dan sejauh mana keduanya dipandang sebagai

menduduki sesuai peran yurisdiksi (Barron, 2004: 35-36). Namun demikian

kehadiran pihak ketiga ini tidak dapat memberi keputusan, melainkan keputusan

dari kedua pihak melalui mediator yang impartial. Hasil yang didapatkan dari

mediasi adalah win-win solution, namun ketika tidak terjadi win-win solution

maka akan terjadi impase solution.

Page 30: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

18

c. Albitrasi

Suatu upaya yang dilakukan oleh para pihak (dua pihak atau lebih) yang

berkonflik, dengan mempertemukan para pihak yang berkonflik serta dibantu oleh

pihak ketiga yang terdiri dari tim sebagai albiter. Fungsi dari pihak ketiga ini

adalah selain sebagai pihak yang menjembatani keinginan kedua belah pihak,

selain itu juga sebagai pihak yang dapat memberi persetujuan dengan menilai

kelebihan dan kekurangan dari pihak yang berkonflik. Sehingga dapat dikatakan

keputusan ada pada pihak ketiga yang impartial dan keputusannya mengikat

secara hukum (legally binding). Hasil yang didapatkan dari albitrasi adalah win-

win solution, namun ketika tidak terjadi win-win solution maka akan terjadi

impase solution.

d. Legal

Pendekatan legal merupakan tahapan akhir ketika negoisasi, mediasi dan

albitrasi sudah tidak mampu menjawab keinginan dari para pihak yang berkonflik.

Cara ini dilakukan dengan mempertemukan para pihak yang berkonflik serta

dibantu oleh pihak ketiga yaitu hakim lembaga pengadilan. Fungsi pihak ketiga

ini sebagai hakim yang memiliki kuasa penuh untuk memutuskan berdasarkan

dari kelebihan dan kekurangan dari para pihak yang berkonflik serta keputusan

dari hakim mengikat secara hukum (legally binding). Hasil dari pendekatakan

legal ini sudah tidak mengedapankan tercapainya keinginan bersama lagi (win-win

solution) melainkan hanya memenangkan keinginan salah satu pihak (win-lose

solution).

Page 31: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

19

1. Hasil Resolusi Konflik

Diagram berikut menggambarkan dan menjelaskan secara lebih detail

mengenai win-win, impase dan win-lose solution.

Tabel I.E.2.1 Matrik Hasil Resolusi Konflik

(Sumber: Ansori, Rotinsulu dan Haryadi, 2013)

Berdasarkan dari diagram diatas bahwa, hasil dari resolusi konflik dibagi menjadi

tiga, yaitu; 1) Win-win solution, merupakan bentuk outcome yang dimana

keputusannya dimenangkan oleh kedua pihak yang berkonflik. Tentunya tidak ada

pihak yang merasa dirugikan karena kedua belah pihak mendapat keuntungan dari

keputusan yang telah ditetapkan. 2) Impase solution, adalah bentuk outcome

yang dimana tidak ada pihak yang dimenangkan melainkan hasil keputusannya

berjalan deadlock atau buntuh. 3) Win-Lose solution, merupakan bentuk oucome

yang dimana hanya menguntungkan salah satu pihak karena hanya dapat

memenangkan salah satu pihak yang berkonflik. Sehingga ini dianggap merugikan

Win-Win Solution

• Keduanya dimenangkan

• Menguntungkan keduanya

• Tidak ada yang merasa dirugikan

Impase Solution

• Deadlock, atau buntuh

• Dikalahkan kedua-duanya

Win-Lose Solution

• Dikalahkan salah satunya

• Menguntungkan dan merugikan salah satunya

• Serupa dengan kompromi

Hasil Resolusi Konflik

Page 32: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

20

bagi pihak lain karena pihak lain yang dirugikan merupakan pihak yang

dikalahkan.

2. Analisis Untung-Rugi (Cost-Benefit Analysis)

Dalam konteks resolusi konflik secara umum, pendekatan resolusi konflik

dapat ditempatkan dalam kerangkan analisis di bawah ini dengan melihat aspek

kekuarangan dan kelebihan masing-masing.

Tabel I.E.3.1. Matrik Analisis Untung-Rugi

(Sumber: Ansori, Rotinsulu dan Haryadi, 2013)

Negoisasi

•Lebih Informal

•Lebih murah

•Terjaga privasi

•Waktu lebih singkat

•win-win; win-lose; lose-lose

•Keputusan langsung dari kedua pihak

Mediasi

•Lebih Informal

•Lebih murah

•Lebih terjaga privasi

•Waktu lebih singkat

•win-win solution

•Keputusan dari kedua pihak melalui mediator yang impartial

Albitrasi

•Lebih informal

•Tidak terlalu mahal

•Privasi berkurang

•Lebih cepat dari pendekatan legal

•Keputusan dari pihak ketiga yg impartial.

•Win-win solution

•Legally binding

Legal

•Sangat formal

•Sangat mahal

•Tidak ada privasi

•Win-lose solution

•Butuh waktu lama

•Legally binding

Analisis Untung-Rugi

Page 33: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

21

Berdasarkan dari diagram list diatas bahwa, dari segi formalitas, pendekatan

negoisasi, mediasi dan albitrasi bersifat informal. Berbeda dengan pendekatan

legal yang bersifat sangat formal. Dari segi ongkos/biaya, pendekatan negosiasi

dan mediasi dianggap paling sedikit mengambil ongkos/biaya dibandingkan

dengan pendekatan albitrasi dan legal. Sedangkan dari aspek privasi, pendekatan

negoisasi dan pendekatan mediasi dianggap lebih penuh privasi bila dibandingkan

dengan pendekatan albitrasi dan pendekatan legal yang sudah terbuka untuk

umum. Selanjutnya dari aspek waktu, pendekatan negoisasi dan mediasi paling

sedikit menghabiskan waktu untuk menyelesaikan konflik bila dibandingkan

dengan pendekatan albitrasi dan pendekatan legal. Dari diagram tersebut, juga

dapat dilihat bahwa pendekatan negosiasi, mediasi dianggap nyaman dan mudah

diterima oleh kedua belah pihak karena keputusannya mereka ambil (win-win

solution) dibandingkan dengan pendekatan albitrasi dan legal yang keputusannya

diambil pihak ketiga.

F. Definisi Konsep

Dalam penelitian ini agar tidak menimbulkan kesalahpahaman antara

keinginan peneliti dengan pembaca, maka perlu diberi batasan pengertiannya:

a. Konflik adalah perselisihan mengenai nilai-nilai atau tuntutan-tuntutan

berkenaan dengan status, kekuasaan, dan sumber-sumber kekayaan yang

persediaannya tidak mencukupi. Pihak-pihak yang berselisih tidak hanya

bermaksud untuk memperoleh barang yang diinginkan melainkan juga

memojokkan, merugikan, atau menghancurkan lawan mereka (Wirawan,

2012:83).

Page 34: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

22

b. Konflik tanah merupakan perselisihan pertanahan antara orang

perseorangan, kelompok, golongan, organisasi, badan hukum atau

lembaga yang mempunyai kecenderungan atau sudah berdampak luas

secara sosio-politis (BPN, 2016)

c. Perumahan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

merupakan perumahan yang hanya dihuni oleh dosen dan karyawan yang

bekerja di UIN Jakarta.

G. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif. Banyak ahli kualitatif mencoba untuk memberi batasan definisi

mengenai penelitian kualitatif. Creswell berpendapat bahwa

Penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian ilmiah yang lebih

dimaksudkan untuk memahami masalah-masalah manusia dalam konteks

sosial dengan menciptakan gambaran menyeluruh dan kompleks yang

disajikan, melaporkan pandangan terperinci dari para sumber informasi,

serta dilakukan dalam setting ilmiah tanpa adanya intervensi apa pun dari

peneliti (Herdiansyah, 2012:8).

Selanjutnya menurut Moleong penelitian kualitatif adalah penelitian yang

bertujuan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

penelitian seperti tindakan, perilaku, persepsi, motivasi, dan lain-lain. Secara

menyeluruh dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu

konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah

(Moleong, 2009:6).

Page 35: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

23

Berdasarkan dari definisi yang dikemukakan oleh para tokoh diatas

mengenai penelitian kualitatif terdapat kesamaan dari para tokoh tersebut yaitu

pendekatan ini lebih memfokuskan kepada penggalian makna (interpretasi)

terhadap fenomena manusia dalam konteks sosial yang meliputi tindakan,

perilaku, persepsi, motivasi, dan lain-lain. Dengan demikian, dalam penelitian ini

peneliti memilih pendekatan kualitatif untuk mendapatkan gambaran informasi

atau data secara mendalam dan menyeluruh mengenai sengketa lahan yang

menyebabkan konflik tanah yang menjadi fokus penelitian ini.

2. Subjek Penelitian

Informan yang dijadikan subjek dalam penelitian ini adalah pihak penghuni

perumahan dosen UIN dan pihak UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam

menentukan informan peneliti menggunakan teknik purposive sampling.

Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan pertimbangan

tertentu. Teknik ini bertujuan untuk mendapatkan kasus-kasus yang memiliki

berbagai informasi yang dapat memberikan pemahaman penuh mengenai berbagai

aspek dari fenomena yang diteliti (Sulistyaningsih, 2012:74), dan digunakan

apabila anggota sampel yang dipilih secara khusus berdasarkan tujuan

penelitiannya (Usman, 2008:45). Dalam menentukan purposive sampling, peneliti

hanya menggunakan satu kriteria yaitu informan tersebut terlibat dalam konflik

tanah di perumahan UIN Jakarta.

Selanjutnya dalam memilih informan sebagai subjek penelitian, peneliti

menggunakan cara snowball sampling. Snowball sampling merupakan metode

pemilihan sampel dengan pertama-tama menghubungi seseorang atau sekelompok

Page 36: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

24

informan, lalu meminta untuk memberikan saran tentang orang-orang yang

dipandang memiliki informasi penting dan bersedia berpartisipasi dalam

penelitian (Sulistyanigsih, 2012:75). Alasan peneliti dalam penggunaan teknik

snowball sampling bahwa peneliti tidak tahu siapa yang memahami objek

penelitian (Bungin, 2007:77). Walaupun peneliti tidak mengetahui siapa yang

akan dijadikan informan, namun demikian peneliti memiliki kriteria yang telah

disebutkan sebelumnya yaitu bahwa informan adalah orang yang terlibat dalam

konflik tersebut. Berangkat dari kriteria tersebut, peneliti berinisiatif untuk

menemui RTN selaku salah satu ketua perumahan dosen UIN, Kelurahan

Pisangan, Kecamatan Ciputat Timur, yang merupakan lokasi konflik tanah.

Karena menurut asumsi peneliti, RTN merupakan orang yang paling mengetahui

lingkungannya dibandingkan dengan warga yang lain. Dari situlah pada akhirnya

terkumpul dua puluh satu informan termasuk RTN yang menjadi informan dalam

penelitian ini. Jumlah informan tersebut dirasa cukup oleh peneliti karena “data

sudah tidak dapat lagi menemukan variasi informasi dari informan” (Bungin,

2007: 53). Berikut adalah data mengenai informan yang kemudian peneliti

kategorikan menjadi 3 kelompok:

Page 37: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

25

Tabel I.G.2.1 Profil Informan Pihak UIN Jakarta

1. Pihak UIN Jakarta

No Nama Jenis kelamin Agama Jabatan

1. ECP Laki-laki Islam Kasubbag Akutansi Instansi dan

SIMAK BMN Periode 2015-2019

2. FZ Laki-laki Islam Dosen UIN

3. KH Laki-laki Islam Mantan Rektor UIN Periode 2010-

2015

4. MA Laki-laki Islam Biro Administrasi Umum dan

Kepegawaian (BAUK) Kepala

Bagian Umum Periode 2015-2019

5. PO Laki-laki Islam Pensiunan Pusdiklat Depag periode

1997

6. RSN Laki-laki Islam Kepala Bagian Akutansi dan

Pelaporan Keuangan Periode 2015-

2019

7. SBJ Laki-laki Islam Kepala Biro Perencanaan dan

Keuangan (BPK) Periode 2015-2019

Berdasarkan dari tabel diatas dapat dikatakan bahwa dari pihak UIN terdiri

dari 7 informan yang secara keseluruhan berjenis kelamin laki-laki dan beragama

Islam.

Tabel I.G.2.2 Profil Informan Pihak Perumahan Dosen UIN

2. Pihak Perumahan Dosen UIN

No Nama Jenis Kelamin Agama Jabatan/Status

1. AMZ Perempuan Islam Janda Depag

2. HLM Perempuan Islam Ketua perumahan dosen UIN

3. ZS Perempuan Islam Janda UIN

4. BJD Laki-laki Islam Pensiunan Dosen UIN

5. IP Laki-laki Islam Anak pensiunan Dosen UIN

6. ISK Laki-laki Islam Ketua tim tanah perumahan dosen UIN

7. MK Laki-laki Islam Pensiunan Dosen UIN

8. MH Laki-laki Islam Pensiunan Depag

9. NW Laki-laki Islam Ketua perumahan dosen UIN

10. RTN Laki-laki Islam Ketua perumahan dosen UIN

11 ZA Laki-laki Islam Pensiunan Dosen UIN

Page 38: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

26

Dalam temuan di lapangan dapat dikatakan bahwa dari pihak UIN terdiri dari 11

informan yang sebagian besar berjenis kelamin laki-laki dan secara keseluruhan

beragama Islam. Sementara itu dari segi jabatan/status informan sebagian besar

adalah Pensiunan Dosen UIN, hal ini wajar karena menurut peneliti perumahan ini

memang cenderung diperuntukkan untuk para dosen dan karyawan UIN.

Tabel I.F.2.3 Profil Informan Pihak Ketiga

3. Pihak Ketiga

No Nama Jenis Kelamin Agama Jabatan/Status

1. IDS Laki-laki Islam Kepala Kelurahan Pisangan

Kecamatan Ciputat Timur periode

2015

2. MYN Laki-laki Islam Kepala Seksi Humas Polisi Sektor

(polsek) Ciputat Timur periode 2015

Berdasarkan dari tabel diatas dapat dikatakan bahwa dari pihak ketiga

terdapat 3 informan yang secara keseluruhan berjenis kelamin laki-laki dan

beragama Islam. Dari segi jabatan masing-masing memiliki jabatan yang berbeda

meliputi kepala Kepala Kelurahan dan Kepala Seksi Humas Kepolisian Sektor

Ciputat yang keduanya terlibat sebagai pihak yang memediasi dalam penyelesaian

konflik tanah yang terjadi di perumahan dosen UIN.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di perumahan dosen UIN Jakarta yang terletak di

Jalan Kertamukti RW 04, Kelurahan Pisangan, Kecamatan Cipuatat Timur,

Kabupaten Tangerang Selatan. Sedangkan waktu yang dibutuhkan dalam

mengumpulkan data melalui wawancara, bahan bacaan, bahan pustaka, laporan-

Page 39: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

27

laporan penelitian serta mengolah dan menganalisis data yang berkaitan dengan

penelitian ini adalah enam belas bulan, terhitung mulai dari bulan Januari 2015

sampai Mei 2016.

4. Jenis data

Jenis data dalam penelitian ini merupakan data yang didapat oleh peneliti

selama penyusunan skripsi baik itu dilapangan mapun diluar lapangan yang

meliputi data primer dan data sekunder. Menurut Suyanto (2007:55) jenis data

berdasarkan sumbernya dibagi menjadi dua, yaitu jenis data primer dan sekunder:

Data primer merupakan data yang didapatkan langsung dari objek yang akan

diteliti. Data diperoleh dari hasil wawancara kepada informan selama dilapangan

dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti dan dokumentasi foto peneliti

dapatkan dari informan. Sedangkan, data sekunder merupakan data penelitian

yang diperoleh dari lembaga atau institusi tertentu seperti dokumen-dokumen

akademik, jurnal-jurnal cetak maupun jurnal elektrik, karya-karya ilmiah seperti

skrispsi atau tesis dan buku-buku yang berkaitan dengan konflik tanah atau yang

relevan dengan pembahasan pada penelitian ini.

5. Tehnik Pengumpulan data

Wawancara

Wawancara (interview) merupakan pertemuan dua orang yang bertujuan

untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dibentuk

makna dalam suatu topik yang akan diteliti. Dalam hal ini peneliti akan

mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam

Page 40: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

28

menginterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi (Sugiyono, 2009:231-

232). Adapun wawancara menurut Denzin dan Lincoln

Wawancara merupakan suatu percakapan, seni tanya jawab dan

mendengarkan. Ini bukan merupakan suatu alat yang netral, pewawancara

menciptakan situasi tanya jawab yang nyata. Dalam situasi ini jawaban-

jawaban diberikan. Wawancara menghasilkan pemahaman yang terbentuk

oleh situasi berdasarkan peristiwa-peristiwa interaksional yang khusus.

Metode tersebut dipengaruhi oleh karakteristik individu pewawancara,

termasuk ras, kelas, kesukuan, dan gender (Gunawan, 2013:161).

Dalam proses wawancara terdapat dua pihak dengan kedudukan yang berbeda,

yaitu pihak pertama berfungsi sebagai penanya, yang disebut pula sebagai

interviewer dan pihak kedua berfungsi sebagai pemberi informasi (informan

supplyer), interviewer atau informan (Gunawan, 2013:160-161). Untuk membantu

peneliti dalam proses wawancara agar dapat fokus pada informasi yang berasal

dari informan, peneliti menggunakan alat bantu tape recorder (perekam suara).

Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara

semiterstruktur (Semistructure Interview) yang tergolong dalam in-dept interview,

yang bertujuan untuk menemukan permasalahan secaara lebih terbuka, dimana

informan tidak hanya menjawab pertanyaan yang diberikan oleh peneliti saja

melainkan diminta pendapat dan ide-idenya. Wawancara ini sifatnya lebih bebas

dari wawancara terstruktur (Structured Interview) (Sugiyono, 2009:233). Dalam

wawancara semistruktur (Semistructure Interview), peneliti menggunakan

interview guide/ pedoman wawancara yang dibuat berupa daftar pertanyaan, tetapi

tidak berupa kalimat-kalimat yang permanen (mengikat) agar memungkinkan

terjadinya variasi-variasi penyajian pertanyaan sesuai selera berdasarkan situasi

yang ada. Daftar pertanyaan berfungsi sebagai pengontrol relevan tidaknya isi

Page 41: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

29

wawancara agar tanya jawab yang diharapkan tidak menyimpang dari

permasalahan yang ingin digali oleh peneliti. Oleh karena itu dalam wawancara

semistruktur dapat memberikan kebebasan kepada informan dalam

mengembangkan pertanyaan dan peneliti dalam memberikan jawaban secara

babas, serta dapat mengontrol kekakuan dan kebekuan dalam proses wawancara

(Rahayu dan Ardani, 2004:79).

Dalam proses wawancara di lapangan peneliti menemui beberapa hambatan

seperti tidak bersedianya beberapa informan yang telah direkomendasikan dari

informan yang telah bersedia untuk diwawancarai sebelumnya untuk

diwawancarai, sehingga peneliti kembali menanyakan kepada informan yang yang

telah bersedia diwawancarai sebelumnya untuk meminta rekomendasi untuk

informan selanjutnya. Selanjutnya dalam mengatur ketersediaannya waktu

informan untuk diwawancarai, sehingga peneliti membutuhkan waktu untuk dapat

mewawancarai informan. Kemudian dalam proses transkip wawancara, peneliti

juga menemukan hambatan seperti dalam menyajikan transkip wawancara secara

utuh, guna untuk menjaga keaslian data yang didapatkan dari para informan.

Selain itu juga untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam seperti

terbatasnya informasi mengenai gambaran perumahan dosen UIN sehingga

peneliti hanya bisa dapatkan dari wawancara dari para informan.

6. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya data diolah dan dianalisis.

Analisis data merupakan proses sistematis pencairan dan pengaturan transkripsi

wawancara, catatan lapangan, dan materi-materi lain yang telah dikumpulkan

Page 42: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

30

untuk meningkatkan pemahaman diri sendiri mengenai materi-materi tersebut dan

untuk memungkinkan menyajikan apa yang sudah ditemukan kepada orang lain.

Analisis melibatkan pekerjaan dengan data, penyusunan, dan pemecahannya ke

dalam unit-unit yang dapat ditangani, perangkumannya, pencarian pola-pola, dan

penemuan apa yang penting dan apa yang perlu dipelajari, dan pembuatan

keputusan apa yang akan anda katakan kepada orang lain (Emzir, 2011:85-86).

Dalam analisis data peneliti menggunakan model analisis Mills dan Hubermas

yang terdiri dari tiga bagian yaitu data reduction/reduksi data, display

data/penyajian data dan verification/kesimpulan (Sugiyono, 2014:91).

1. Reduksi data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemokusan, penyederhanaan,

abstraksi. Dan pentransformasikan “data mentah” yang terjadi dalam catatan-

catatan tertulis (Emzir, 2011:129). Reduksi data berisi tentang proses

penggabungan dan penyelarasan segala bentuk data yang diperoleh menjadi satu

bentuk tulisan (script) yang akan dianalisis (Herdiansyah, 2012:180).

2. Penyajian Data

Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah penyajian data. Penyajian

data dilakukan dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data,

maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencakan kerja

selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut (Sugiyono, 2014:95).

Dalam hal ini setelah data primer dan sekunder dipilah maka kemudian data

tersebut peneliti sajikan dalam bentuk teks atau paragraf yang bersifat naratif

disertai dengan matrik dan bagan untuk menjawab pertanyaan penelitian peneliti.

Page 43: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

31

3. Kesimpulan

Kesimpulan menjurus pada jawaban dari pertanyaan penelitian yang

diajukan dan mengungkap what dan how dari temuan penelitian tersebut. Dalam

tahap kesimpulan terdiri dari tiga tahap yaitu: 1) menguraikan subkategori tema

dalam tabel kategorisasi dan pengkodean disertai dengan quote verbatim

wawancaranya; 2) menjelaskan hasil temuan penelitian dengan menjawab

pertanyaan penelitian berdasarkan aspek/komponen/faktor/dimensi dari central

phenomenon penelitian; 3) membuat kesimpulan dari temuan tersebut dengan

memberi penjelasan dari jawaban pertanyaan penelitian yang diajukan

(Herdiansyah, 2012:179-181).

H. Sistematika Penulisan

Guna memudahkan pembahasan, maka dalam penulisan skripsi ini dibagi

menjadi empat bab yang terdiri dari:

BAB I Pendahuluan: Membahas Pernyataan Masalah, Pertanyaan Penelitian,

Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian,

Kerangka Teori, dan Sitematika Penulisan.

BAB II Gambaran Umum Perumahan Dosen UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta: Kecamatan Ciputat Timur, dan Perumahan Dosen UIN Syarif

Hidayatullah.

BAB III Temuan dan Analisis: Merupakan bentuk pembahasan dan analisis

dari hasil penelitian berdasarkan data-data yang didapatkan di lapangan, hal ini

meliputi proses terjadinya konflik tanah di perumahan dosen UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, penyebab konflik tanah di perumahan dosen UIN Syarif

Page 44: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

32

Hidayatullah Jakarta, dan resolusi yang dilakukan oleh UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dan penghuni perumahan dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam

proses penyelesaian konflik.

BAB IV Penutup: Berisi kesimpulan disertai dengan saran.

Daftar Pustaka, dalam halaman ini berisi kepustaka yang digunakan dalam

penulisan penelitian. Baik yang berasal dari media cetak seperti buku, jurnal,

Tesis, maupun dari media elektronik internet seperti artikel, laporan dan jurnal

Lampiran Penelitian, berisikan lampiran-lampiran keterangan pada saat

penelitian.

Page 45: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

33

BAB II

GAMBARAN UMUM UIN JAKARTA DAN PERUMAHAN DOSEN UIN

JAKARTA

A. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

1. Sejarah Berdirinya UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan salah satu Universitas Negeri di

Indonesia yang sudah melampaui umur setengah abad. Secara singkat sejarah UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta dapat dibagi ke dalam beberapa periode, yaitu:

“periode perintisan (1940-an), periode ADIA (Akademi Dinas Ilmu Agama)

(1957-1960), periode Fakultas IAIN al-Jami’ah Yogyakarta (1960-1963), periode

IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta (1963-2002), dan periode UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta (mulai 20 Mei 2002)” (UIN Jakarta, 2010: 5-11).

2. Letak Geografis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki tiga lokasi kampus. Pertama,

Kampus I yang terletak di Jl. Ir. H. Juanda Ciputat. Kedua, Kampus II yang

terletak di Jl. Kertamukti Ciputat. Ketiga, Kampus III yang terletak di Desa

Cikuya, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang (UIN Jakarta, 2010: 20).

3. Demografis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Secara demografis, sebenarnya UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki

banyak sekali komponen, namun yang menjadi fokus penulis adalah Fasilitas dan

Sarana Pendidikan dan Tenaga Akademik.

Page 46: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

34

a. Fasilitas dan Sarana Pendidikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta seperti yang telah dijelaskan sebelumnya

terdiri dari tiga kampus, yang dimana setiap kampus memiliki fasilitas dan sarana

pendidikan masing-masing yang meliputi:

1) Kampus I terdiri dari delapan gedung perkuliahan dan perkantoran dengan

perincian: Kantor Rektorat, Kantor-kantor administrasi Universitas, Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Fakultas Adab dan Humaniora, Fakultas

Syariah dan Hukum, Fakultas Ushuluddin, Fakultas Dakwah dan

Komunikasi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Sains dan Teknologi,

Student Center dan Masjid al-Jami’ah, Pusat Laboratorium Terpadu,

Perpustakaan Utama, Auditorium Prof. Dr. Harun Nasution, Wisma Usaha,

Kantin Dharma Wanita, Bank BNI, Bank Mandiri, Bank BRI, Book Store,

Lab School (Tri Guna), dan Lapangan Olahraga (Sepakbola) (UIN Jakarta,

2010: 20).

2) Kampus II terdiri dari: Fakultas Psikologi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Sekolah Pascasarjana,

Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakatan (PPIM), Pusat Bahasa (PB),

Center For the Study of Religion and Culture (CSRC), Nasional Information

and Communication Technology (NICT), Syahida Inn, Kebun Percobaan,

Lab School (TK Ketilang, Madrasah Pembangunan), Komplek Perumahan

Dosen, Asrama Mahasiswa/i, Lapangan Tenis, Ma’had Aly, Kantor

Kopertais dan Pusat Pelatihan PTAIS, Rumah Sakit Syarif Hidayatullah dan

Masjid Fathullah (UIN Jakarta, 2010: 20-21).

Page 47: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

35

3) Kampus III direncanakan akan memanfaatkan sebagai laboratorium

agrobisnis dan bisnis indusri (UIN Jakarta, 2010: 21).

b. Tenaga Akademik

Tenaga Akademik adalah tenaga pengajar yang bertanggung jawab dalam

kegiatan belajar mengajar di dalam kelas dan sejenisnya. Tenaga akademik pada

jenjang perguruan tinggi disebut dosen. Dosen tetap di lingkungan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta berjumlah 925 orang (UIN Jakarta, 2014: 14). Berikut adalah

perincian lengkapnya:

Tabel.II.A.3.b.1

Populasi Dosen Tetap Berdasarkan Tempat Tugas dan Jenis Kelamin

NO FAKULTAS LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1 Ilmu Tarbiyah dan Keguruan 93 79 172

2 Adab dan Humaniora 59 24 83

3 Ushuluddin 54 12 66

4 Syariah dan Hukum 92 21 113

5 Dakwah dan Komunikasi 52 23 75

6 Dirasat Islamiyah 15 3 18

7 Psikologi 12 21 33

8 Ekonomi dan Bisnis 35 26 61

9 Sains dan Teknologi 55 56 111

10 Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 32 80 112

11 Ilmu Sains dan Ilmu Politik 40 13 53

12 Sumber Daya Alam dan Lingkungan 23 5 28

JUMLAH 562 363 925

(Sumber: Pedoman Akademik Program Strata 1 2014-2015, 2014:14)

Page 48: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

36

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah dosen yang terbanyak berada

di fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dengan jumlah 172 dosen yang terdiri

dari jenis kelamin yakni 93 laki-laki dan 79 perempuan. Hal ini karena fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan merupakan fakultas dengan jurusan terbanyak dari

12 fakultas yang ada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (UIN Jakarta, 2010: 37).

Wajar apabila fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan memiliki jumlah dosen yang

terbanyak diantara semua fakultas yang ada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tabel.II.A.3.b.2

Populasi Dosen Tetap Berdasarkan Tempat Tugas dan Jenjang

Pendidikan

NO FAKULTAS S-1 S-2 S-3 JUMLAH

1 Ilmu Tarbiyah dan Keguruan 15 115 43 173

2 Adab dan Humaniora 1 52 30 83

3 Ushuluddin 1 35 30 66

4 Syariah dan Hukum 2 69 44 115

5 Dakwah dan Komunikasi 0 58 17 75

6 Dirasat Islamiyah 0 9 9 18

7 Psikologi 0 26 7 33

8 Ekonomi dan Bisnis 0 52 17 69

9 Sains dan Teknologi 0 93 18 111

10 Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 12 79 21 112

11 Ilmu Sains dan Ilmu Politik 0 42 11 53

12 Sumber Daya Alam dan Lingkungan 0 18 4 22

JUMLAH 31 648 251 930

(Sumber: Pedoman Akademik Program Strata 1 2014-2015, 2014:15)

Page 49: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

37

Berdasarkan dari tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah dosen paling sedikit

berada di fakultas Dirasat Islamiyah dengan jenjang pendidikan yaitu S-1 tidak ada

dosen, S-2 sebanyak 9 dosen dan S-3 sebanyak 9 dosen. Hal ini disebabkan

fakultas Dirasat Islamiyah merupakan satu dari dua fakultas yang ada di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang hanya memiliki satu jurusan (UIN Jakarta, 2010:

37). Wajar apabila fakultas Dirasat Islamiyah memiliki jumlah dosen yang paling

sedikit diantara semua fakultas yang ada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tabel.II.A.3.b.3

Populasi Dosen Tetap PNS dan Kontrak Menurut Tempat Tugas

NO FAKULTAS PNS Kontrak JUMLAH

1 Ilmu Tarbiyah dan Keguruan 163 10 173

2 Adab dan Humaniora 83 1 84

3 Ushuluddin 66 0 66

4 Syariah dan Hukum 107 0 107

5 Dakwah dan Komunikasi 73 2 75

6 Dirasat Islamiyah 16 2 18

7 Psikologi 31 2 33

8 Ekonomi dan Bisnis 55 11 66

9 Sains dan Teknologi 93 18 111

10 Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 96 16 112

11 Ilmu Sains dan Ilmu Politik 44 9 53

12 Sumber Daya Alam dan Lingkungan 6 18 24

JUMLAH 833 89 922

(Sumber: Pedoman Akademik Program Strata 1 2014-2015, 2014:14-15)

Page 50: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

38

Tabel diatas menunjukkan bahwa terdapat dosen tetap PNS dan dosen kontrak

yang mengajar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan jumlah keseluruhan

922 dosen. Fakultas yang memiliki jumlah dosen tetap PNS yang paling sedikit

dibandingkan dengan jumlah dosen Kontrak adalah fakultas Sumber Daya Alam

dan Lingkungan dengan jumlah dosen tetap PNS sebanyak 6 dosen dan jumlah

dosen kontrak sebanyak 18 dosen. Hal ini karena berdasarkan dari sejarah

pendiriannya, fakultas Sumber Daya Alam dan Lingkungan merupakan fakultas

termuda dari semua fakultas yang ada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Wajar

apabila fakultas Sumber Daya Alam dan Lingkungan merupakan fakultas yang

memiliki jumlah dosen tetap PNS yang paling sedikit dibandingkan dengan

jumlah dosen Kontrak.

B. Perumahan Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1. Sejarah Berdirinya Perumahan Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pada sekitar tahun 1959 atau 1960 awal mula berdirinya perumahan dosen

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah asrama yang diperuntukkan bagi pegawai

atau guru agama di lingkungan Departemen Agama (saat ini disebut Kementrian

Agama) yang berasal dari wakil-wakil daerah di seluruh Indonesia yang lolos

seleksi di Akademi Dinas Guru Agama (ADIA) di Jakarta. Berdirinya ADIA tidak

terlepas dari keinginan Departemen Agama untuk meningkatkan tingkat

akademisi guru-guru agama (Wawancara dengan PO, Pensiunan Pusdiklat Depag

periode 1997, Ciputat, 13 Mei 2015).

Page 51: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

39

Seiring dengan berjalannya waktu pada tahun 1961 atau 1962 ketika ADIA

berubah menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) masih banyak guru-guru

yang dipanggil tugas belajar dari seluruh Indonesia, namun bukan setingkat

akademisi lagi melainkan sudah setingkat Srata 1 (S1). Kemudian setelah

mendapatkan gelar S1, mereka ada yang kembali ditugaskan, ada juga yang tidak

kembali ditugaskan melainkan diangkat menjadi dosen atau menjadi pegawai

(Wawancara dengan PO, Pensiunan Pusdiklat Depag periode 1997, Ciputat, 13

Mei 2015).

Mereka yang diangkat menjadi dosen atau pegawai oleh Departemen Agama

kemudian menempati kembali asrama tersebut dan asrama tersebut kemudian

dikenal sebagai perumahan dosen UIN. Namun demikian tidak semua dari mereka

langsung dapat menempati asrama tersebut, seperti yang diungkapkan PO

(Pensiunan Pusdiklat Depag periode 1997) ketika diangkat menjadi pegawai oleh

Rektor UIN Jakarta:

Orang yang belum dapet komplek tinggal di luar dulu, kaya saya yang

belum dapet komplek saya tinggal diluar dulu. Saya juga menghutan dulu

dua tahun baru tahun enam sembilan saya ditarik dapet rumah itupun saya

hanya dapet satu kamar, karena kamar satu itu sama waktu itu untuk

seorang guru seperti saya juga gitu, saya atas nama itu. Dulu saya satu

rumah itu empat orang, kamar depan dua orang, kamar belakang dua orang

(Wawancara dengan PO, Ciputat, 13 Mei 2015).

Berdasarkan dari ungkapan diatas bahwa, mereka yang diangkat menjadi dosen

atau pegawai oleh Departemen Agama tidak dapat langsung menempati

perumahan dosen UIN. Seperti PO (Pensiunan Pusdiklat Depag periode 1997)

yang baru dapat menempati perumahan dosen UIN pada tahun 1969. Ketika

menempati rumah tersebut juga hanya mendapatkan satu kamar saja.

Page 52: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

40

2. Kondisi Geografis dan Struktur Pemerintahan Perumahan dosen UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

Secara geografis perumahan dosen UIN memiliki luas sekitar 2,9 Ha yang

terbagi menjadi empat wilayah yang diberi nama; Ibnu Khaldun (1, 2, 3), Ibnu

Taimia (1, 2, 3, 4, 5, 6), Ibnu Rusd (1, 2, 3) dan Ibnu Sina (1, 2, 3, 4) (Wawancara

dengan RTN, ketua perumahan dosen UIN, Ciputat, 30 Maret 2015).

Perumahan dosen UIN secara administrasi terdiri dari 1 Rukun Warga (RW)

yang dijabat oleh bapak Rustan dan 4 Rukun Tetangga (RT) yang dijabat oleh

Mawardi Hasan (RT 1), Nuzul Wibawa (RT 2), Yusuf Hidayatullah (RT 3) dan

Indra (RT 4) (Wawancara dengan RTN, ketua perumahan dosen UIN, Ciputat, 30

Maret 2015).

3. Kondisi Demografis Perumahan dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Secara Demografis perumahan dosen UIN terdiri dari kategori; Jumlah

Penduduk penghuni perumahan dosen UIN, Status Jabatan, Agama, Kegiatan

sosial penghuni perumahan dosen UIN dan, Partisipasi antar penghuni perumahan

dosen UIN.

a. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kartu Keluarga (KK) dan Status Jabatan

Tabel penghuni perumahan dosen UIN dibawah ini menggambarkan

perumahan dosen UIN berdasarkan kategori Jumlah Penduduk dan Status Jabatan.

Page 53: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

41

Tabel II.B.3.a.1 Jumlah Penduduk dan Jabatan Penghuni Perumahan Dosen

UIN

N

o

Status

Jabatan

Nama Jalan Jumlah

Ibnu Khaldun Ibnu Taimia Ibnu Rusd Ibnu Sina

1 2 3 1 2 3 4 5 6 1 2 3 1 2 3 4

1 Direk. Mad.

Pemb

1 1

2 Dekan 1 1 2

3 Dosen 1 12 2 6 4 4 4 1 1 5 1 4 4 1 1 51

4 Guru

Madrasah

1 1

5 Janda 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 13

6 Janda Depag 2 2 1 1 2 8

7 Janda UIN 2 2 2 1 2 1 1 1 2 3 1 1 19

8 Karyawan 2 2 1 2 1 8

9 Karyawan Depag

1 4 1 2 1 2 1 12

10 Karyawan

UIN

1 1

11 Ketua Jurusan

Ushuluddin

1 1

12 Pensiunan 2 1 2 2 2 4 13

13 Pensiunan Depag

1 1 3 2 1 1 1 2 2 2 16

14 Pensiunan

UIN

1 1 3 2 3 3 2 1 16

15 Pudek 3 Dakwah

1 1

16 Orang Luar 1 1 1 3

17 Organisasi

HMI

1 1

18 Organisasi IMM

1 1

19 Organisasi

PMII

1 1

20 Goes House UIN

1 1

21 Tidak

berstatus

1 1

Total 6 15 3 9 19 17 12 14 2 5 10 7 14 15 14 9 171

(Sumber: Buku Himpunan Data SIP (Surat Izin Penghunian) Rumah Dinas

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2004)

Berdasarkan tabel diatas dapat dikatakan bahwa jumlah penghuni yang

menandatangani Surat Izin Penghunian (SIP) pada tahun 2004 sebanyak 171

Kartu Keluarga dan jumlah bangunan perumahan yang ada di perumahan dosen

UIN sebanyak 171 buah. Namun semenjak konflik tanah terjadi banyak penghuni

perumahan dosen UIN yang pindah dari rumah tersebut sehingga jumlah penghuni

Page 54: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

42

perumahan UIN sampai tahun 2015 menjadi sebanyak 117 Kartu Keluarga

(Wawancara dengan RTN, ketua perumahan dosen UIN, Ciputat, 30 Maret 2015).

Selanjutnya untuk status jabatan terlihat bahwa dalam perumahan dosen

UIN sebagian besar banyak dihuni oleh dosen dan pegawai UIN yang masih aktif.

Hal ini memang wajar karena berdasarkan dari sejarah berdirinya perumahan

dosen UIN memang ditempati oleh guru-guru yang tidak kembali ditugaskan

tetapi diangkat menjadi dosen atau menjadi pegawai oleh Departemen Agama.

Namun disisi lain perumahan dosen UIN juga dihuni oleh beberapa

pensiunan yang mendapatkan toleransi dari UIN Jakarta. Padahal menurut

Undang-undang perumahan dinas, penghuni yang berhak menempati perumahan

dosen UIN adalah penghuni yang menandatangani Surat Izin Penghunian (SIP).

Namun ketika penghuni tersebut meninggal atau pensiun maka rumah tersebut

harus diserahkan kembali kepada UIN Jakarta dan kemudian ditempati oleh

penghuni baru yang ingin menempati perumahan dosen UIN. (Wawancara dengan

SBJ, Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan UIN Jakarta periode 2015-2019,

Ciputat, 16 April 2015).

b. Agama

Jumlah penduduk berdasarkan agama dan kepercayaan di Kelurahan

Pisangan sebagai berikut:

Page 55: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

43

Tabel II.B.3.b.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama dan Kepercayaan

No Agama Jumlah Penduduk

1 Islam 25.255

2 Kristen 3.100

3 Katholik -

4 Hindu 125

5 Budha 76

6 Khonghucu 27

7 Kepercayaan Lain -

Total 28.583

(Sumber: Laporan Kependudukan Tahun 2015 Kecamatan Ciputat Timur)

Dari data diatas menunjukkan bahwa, agama Islam merupakan agama

mayoritas di Kelurahan Pisangan dimana tempat perumahan dosen UIN berada.

Sehingga hal yang wajar apabila agama penghuni di perumahan dosen UIN

Jakarta semuanya beragama Islam. Berdasarkan dari pernyataan RSN (ketua

perumahan dosen UIN) agama pengnhuni perumahan dosen UIN adalah

semuanya beragama Islam (Wawancara dengan RTN, Ciputat, 30 Maret 2015).

Hal tersebut diperkuat oleh ZN (penghuni perumahan dosen UIN) mengatakan

bahwa dari awal mula penghuni perumahan dosen UIN adalah semuanya

beragama Islam, seperti yang diungkapkan olehnya “awal pertama satu komplek

yang muslim semua, disinikan karena awalnya itu mahasiswa Akademi Dinas

Ilmu Agama ADIA awalnya itu. Jadikan semuanyakan muslim, engga ada agama

lain” (Wawancara dengan AMZ, Ciputat, 27 April 2015).

Secara lebih spesifik organinasi Islam yang diikuti oleh penghuni

perumahan dosen UIN adalah Muhammadiyah, Nahdatul Ulama dan Persis.

Page 56: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

44

Walaupun organinasi Islam yang dianut oleh penghuni perumahan dosen UIN

berbeda-beda namun perbedaan tersebut tidak membuat mereka terpecah belah

melainkan mereka dapat hidup berdampingan dengan damai. Seperti dalam

praktek keagamaan sholat subuh berjamaah, hari ini imam selaku pemimpin

sholat berjamaah memakai doa qunut kemudian besok tidak memakai doa qunut

tidak menjadi masalah (Wawancara dengan ISK, ketua tim tanah perumahan

dosen UIN, Ciputat, 7 April 2015).

Selanjutnya dalam sholat teraweh pada bulan ramadhan yang mana

kebanyakan dalam pelaksanaan sholatnya adalah dua puluh raka’at, namun di

perumahan dosen UIN dalam pelaksaannya hanya delapan roka’at. Kalau ada

jamaah yang mau melanjutkan menjadi dua puluh raka’at tidak menjadi masalah

dan tidak perlu diulang kembali sholatnya. Kemudian ketika ada penghuni

perumahan dosen UIN yang berorganisasi Islam NU meninggal, penghuni

perumahan dosen UIN yang berorganisasi Islam Muhammadiyah datang untuk

ngelayat dan bahkan ikut tahlilan bersama-sama. Begitu juga ketika penghuni

perumahan dosen UIN yang berorganisasi Muhammadiyah meninggal, kadang-

kadang memakai tahlilan dan itu hanya terjadi di perumahan dosen UIN

(Wawancara dengan ISK, ketua tim tanah perumahan dosen UIN, Ciputat, 7 April

2015).

c. Kegiatan sosial penghuni perumahan dosen UIN

Kegiatan sosial yang dilakukan oleh penghuni perumahan dosen UIN

meliputi seperti hari-hari besar agama Islam diadakannya Mauludan, Ramadhan,

Isra Mijraj. Dalam penyelenggaraannya terdiri dari beberapa pihak yaitu UIN

Page 57: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

45

Jakarta, organisasi seperti Muhammadiyah, Nahdatul Ulama (NU), Paguyuban

Pasundan, Golongan Karya (Golkar), Himpunan mahasiswa Islam (HMI),

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dan Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah (IMM) yang bersifat umum. Selanjutnnya ada kegiatan pengajian

yang diadakan khusus untuk ibu-ibu setiap hari minggu dan 3 kali dalam sebulan.

Adapun kegiatan arisan yang diadakan oleh Rukun Tengga (RT) dan Arisan yang

diadakan oleh kumpulan dari seluruh Rukun Tetangga (RT). Selain itu ada Arisan

yang diadakan oleh organisasi seperti Aisyiah dan Muslimat. Serta ada kegiatan

senam jantung sehat (Wawancara dengan RTN, ketua perumahan dosen UIN,

Ciputat, 30 Maret 2015).

Selanjutnya partisipasi antara penghuni perumahan dosen UIN yang satu

dengan penghuni perumahan dosen UIN yang lain terjalin dengan kuat. Ini terlihat

seperti ketika ada salah satu penghuni perumahan dosen UIN ada yang sedang

sakit maka penghuni perumahan dosen yang lain datang bersama-sama untuk

menjenguk. Selain datang bersama-sama untuk menjenguk tidak lupa juga mereka

membawa uang yang telah dikumpulkan seadanya untuk diberi kepada penghuni

perumahan dosen UIN yang ingin dijenguk. Selain itu ketika salah satu penghuni

perumahan dosen UIN ada yang melahirkan maka penghuni perumahan dosen

UIN yang lain datang bersama-sama untuk melihat kondisi penghuni perumahan

dosen UIN yang melahirkan tersebut. Sebelum mereka datang, mereka terlebih

dahulu membeli baju untuk diberikan kepada penghuni perumahan dosen UIN

yang melahirkan tersebut (Wawancara dengan AMZ, penghuni perumahan dosen

UIN, Ciputat, 27 April 2015).

Page 58: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

46

Selanjutnya ketika salah satu penghuni perumahan dosen UIN ada yang

meninggal dunia, penghuni perumahan dosen UIN yang lain secara bersama-sama

membantu meringankan beban keluarga penghuni yang meninggal dunia. Mereka

bersama-sama melakukan seperti menggelar karpet dan lain sebagainya dengan

kondisi yang seadanya dirumah penghuni yang meninggal dunia. Kemudian

mereka juga memasak untuk keluarga penghuni yang meninggal dunia dengan

uang yang dikumpulkan seadanya. Upaya tersebut mereka lakukan selama tiga

hari secara bergiliran (Wawancara dengan AMZ, penghuni perumahan dosen

UIN, Ciputat, 27 April 2015).

C. Sejarah Konflik Tanah UIN Jakarta dengan Penghuni Perumahan Dosen

UIN

Sejarah konflik tanah UIN Jakarta dengan penghuni perumahan dosen UIN

sebenarnya sudah dimulai bahkan sejak zaman para Rektor sebelum Komarudin

Hidayat. Seperti yang diungkapkan oleh RSN (Kepala Bagian Akutansi dan

Pelaporan Keuangan Periode 2015-2019) bahwa “Oh dari pak Azzumardi juga

udah mulai, jadi kan UIN itu, berkembang IAIN menjadi UIN kemudian berpikir

untuk pembangunan kampus gitu kan” (Wawancara dengan RSN, Ciputat, 13

April 2015). Namun konflik tersebut mampu diredam seperti yang dingkapkan

oleh MK (penghuni perumahan dosen UIN)

UIN ini kan karena mulai sengketa engga terulang ketika pak Quraisy mau

dipindahkan ke Cikuya udah dibeli tanah itu. Itu seratus hektar tetapi belum

kebayar semua tapi engga jadi pindah dosen engga ada yang mau, siapa

yang mau pergi ngajar ke Tigaraksa engga ada yang mau, saya juga engga

mau, saya juga sudah pergi kesana beberapa kali kalau engga salah dengan

rektor Azumardi Azra, jadi katanya mau dipindahkan dan dibuat perumahan

dosen segala macam lengkap…Tapi kan engga berhasil, kenapa engga

Page 59: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

47

berhasil, ya sama saja, itu tanahnya itu duitnya sudah keluar tapi belum

dibayar semua, itu UIN dengan Departemen Agama sama saja (Wawancara

dengan MK, Ciputat, 28 April 2015).

Selanjutnya RTN (ketua perumahan dosen UIN) menambahkan

Ya tahun dua ribu tiga belas, kami katanya ingin memperluas butuh

perluasan kampus, saya pertanyakan kenapa, dulu juga ingin

mengembangkan kampus itu tadi tidak mengusir kita. Kita beli tanah di

Cikuya sana nah tidak konflik (Wawancara dengan RTN, 30 Maret 2015)

Berdasarkan dari ungkapan MK diatas bahwa, konflik yang terjadi antara

penghuni perumahan dosen UIN dengan UIN Jakarta mampu diredam pada zaman

Rektor M. Quraish Shihab dengan membeli tanah yang berada di Cikuya,

Tangerang, untuk merencanakan pembangunan perumahan dosen UIN yang baru.

Karena jarak perumahan dosen UIN tersebut berada jauh dari kampus UIN Jakarta

sehingga sebagian besar dosen UIN tidak bersedia untuk dipindahkan. Disisi lain

juga dalam pembelian tanah tersebut masih belum terselesaikan. Hal tersebutlah

yang sampai saat ini membuat pembangunan perumahan dosen UIN yang baru

tidak dapat direalisasikan.

Namun demikian konflik tanah semakin membesar semenjak Komarudin

Hidayat mengembangkan kampus UIN Jakarta secara masif sebagaimana yang

dicita-citakan oleh para pendahulu UIN Jakarta. Seperti yang diungkapkan oleh

KH (Mantan Rektor UIN Jakarta periode 2010-2015)

UIN itu kelanjutan dari IAIN kelanjutan dari ADIA yg merupakan amanat

sejarah dari umat Islam agar memiliki perguruan tinggi Islam yang besar,

yang dibawa, yang bisa mengangkat harkat kalangan santri…dengan

demikian sebetulnya yang kami lakukan itu meneruskan cita-cita mulia

dari pada pendiri, nah itu cita-cita mulia (Wawancara dengan KH, Ciputat,

20 Mei 2015).

Page 60: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

48

Dalam mengembangkan kampus UIN Jakarta ternyata mengalami kendala yaitu

kurangnya lahan yang tersedia, sehingga UIN Jakarta memutuskan untuk

mengalihfungsikan perumahan dosen UIN menjadi bagian dari pengembangan

kampus UIN Jakarta. Seperti yang dingkapkan oleh ECP (Kasubbag Akutansi

Instansi dan SIMAK BMN UIN Jakarta periode 2015-2019) “kita punya tanah

disitu…mau dibikin disitu ruang kelas, gitu, auditorium, lab dan lain-lain, disitu

akan dibuat di komplek perumahan UIN” (Wawancara dengan ECP, Ciputat, 14

April 2015).

Page 61: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

49

BAB III

ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN

A. Proses Terjadinya Konflik Tanah Di Perumahan Dosen UIN Jakarta

Proses terjadinya konflik tanah di perumahan dosen UIN Jakarta tidak

terlepas dari adanya keinginan dari para pendiri UIN Jakarta untuk

mengembangkan kampus UIN sebagai perguruan tinggi Islam yang besar. Seperti

yang diungkapkan oleh KH (Mantan Rektor UIN Jakarta periode 2010-2015)

UIN itu kelanjutan dari IAIN kelanjutan dari ADIA yg merupakan amanat

sejarah dari umat Islam agar memiliki perguruan tinggi Islam yang besar,

yang dibawa, yang bisa mengangkat harkat kalangan santri…dengan

demikian sebetulnya yang kami lakukan itu meneruskan cita-cita mulia

dari pada pendiri, nah itu cita-cita mulia (Wawancara dengan KH, Ciputat,

20 Mei 2015).

Cita-cita dari para pendiri UIN terdahulu inilah yang kemudian berusaha

untuk diwujudkan oleh para Rektor yang menjabat di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta sebelumnya dengan melakukan pengembangan dan pembangunan di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Seperti yang diungkapkan oleh RSN (Kepala Bagian

Akutansi dan Pelaporan Keuangan Periode 2015-2019) bahwa “Oh dari pak

Azzumardi juga udah mulai, jadi kan UIN itu, berkembang IAIN menjadi UIN

kemudian berpikir untuk pembangunan kampus gitu kan” (Wawancara dengan

RSN, Ciputat, 13 April 2015).

Namun demikian pengembangan kampus UIN Jakarta baru dapat

dikembangkan secara masif pada zaman Rektor Komarudin Hidayat. Seperti yang

disampaikan oleh mantan Rektor Komarudin Hidayat dalam pidato Wisuda

Page 62: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

50

Sarjana ke-67 tahun akademik 2006-2007 yang berisi motto UIN Jakarta yang

pertama kali disampaikan olehnya yaitu Knowledge, Piety dan Integrity, yang

memiliki sebuah spirit untuk menciptakan kampus madani, sebuah kampus yang

berkeadaban, dan menciptakan lulusan yang memiliki kedalaman dan keluasaan

ilmu, ketulusan hati dan kepribadian tokoh. Selain itu UIN juga mempunyai arah

pembangunan untuk mengembangkan diri menjadi Universitas Riset (Research

University) dan Universitas Kelas Dunia (World Class University) (Biro

Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan, 2010:13-14).

Dalam mewujudkan motto UIN yaitu Knowledge, Piety dan Integrity dan

memiliki arah pembangunan untuk mengembangkan diri menjadi Universitas

Riset (Research University) dan Universitas Kelas Dunia (World Class

University) ternyata mengalami berbagai kendala. Salah satu kendalanya adalah

kurangnya fasilitas yang memadai. Seperti kurang luasnya lahan parkiran motor

dan mobil. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh beberapa informan

sebagai berikut:

…terlalu kecil IAIN yang ada sekarang ini, padahal perkembangan ilmu

Islam selalu meningkat tuntutan masyarakat juga selalu

meningkat…fasilitas yang ada ini tidak memenuhi standar kampus yang

diharapkan, parkir juga sempit, ruang belajar sempit, rektor engga ada

gedung, semuanya serba sempit. (Wawancara dengan KH, mantan Rektor

UIN Jakarta periode 2010-2015, Ciputat, 20 Mei 2015)

…Kalau perguruan tinggi yang bener, ini punya ruangan yang kaya gini,

ada tempat belajarnya, ada nerima tamunya, ada tempat belajarnya, baru

bisa berpikir tenang dosen, kasian dosen-dosen tuh engga punya tempat

duduk. Sekarang ade tanya Usuludin dan Tarbiyah punya engga ruangan

lima kali lima menurut ketentuan negara, seorang dosen tuh harus punya

ruangan tiga kali tiga segede gini nih yang ideal, artinya dosen tuh baca

buku, nyiapin bukunya, nyipain barangnya. (Wawancara dengan SBJ,

Page 63: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

51

Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan UIN Jakarta periode 2015-2019,

Ciputat, 16 April 2015)

UIN ini kan udah dua belas fakultas…kemudian satu gedung berdua,

Syariah dengan Adab, Usuludin dengan Dakwah, Saintek dengan

Ekonomi, nah itukan udah engga bener. (Wawancara dengan RSN,

Kepala Bagian Akutansi dan Pelaporan Keuangan UIN Jakarta periode

2015-2019, Ciputat, 13 April 2015)

…Harun Nasution ini karena sekarang aja ini mahasiswa wisudanya itu

sampe empat kali, kenapa, karena ruangannya yang sempit, kalau

disatukan engga muat. Kita akan coba bawa kesana, disana akan

dibangun gedung auditorium supaya muat sekian ribu orang jadi wisuda

itu cukup sekali satu tahun jadi tidak butuh biaya banyak-banyak lagi.

(Wawancara dengan ECP periode 2015-2019, Kasubbag Akutansi

Instansi dan SIMAK BMN UIN Jakarta, Ciputat, 14 April 2015)

Berbagai pernyataan tersebut menunjukkan bahwa, jelas masih banyak

kekurangan yang dimiliki oleh UIN Jakarta dalam segi fasilitas. Kekurangan

tersebut bukan hanya dari segi lahan parkiran saja, melainkan juga tidak adanya

ruang pribadi untuk dosen, dua fakultas yang berada dalam satu gedung, serta

belum tersedianya auditorium yang mampu untuk menampung seluruh mahasiswa

dalam satu kali wisuda dalam satu tahun. Dengan adanya kekurangan tersebut,

UIN Jakarta belum mampu untuk menjadikan sebuah kampus yang dicita-citakan

oleh para pendahulu UIN Jakarta. Sehingga adalah hal yang wajar apabila para

petinggi UIN Jakarta pada zaman Rektor Komarudin Hidayat merencanakan

banyak pembangunan yang dituangkan ke dalam sebuah masterplan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta periode tahun 2012 sampai tahun 2026.

Page 64: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

52

Gambar III.A.1. Masterplan UIN Jakarta

Sumber: Foto yang diambil dari flayer yang ditempel di dinding ruangan

Gedung Pusat Bahasa UIN jakarta

Untuk mewujudkan UIN Jakarta sebagai kampus yang memiliki motto yang

dicita-citakan selama ini, maka dibutuhkan fasilitas-fasilitas baru yang

membutuhkan lahan yang cukup luas. Oleh karena itu UIN Jakarta kembali

melihat aset lahan yang sudah dimiliki sebelumnya dan membangun fasilitas-

fasilitas baru dilahan tersebut. Salah satu lahan yang direncakan untuk digunakan

dalam pengembangan fasilitas adalah perumahan dosen UIN. Seperti yang

diungkapkan oleh ECP (Kasubbag Akutansi Instansi dan SIMAK BMN UIN

Jakarta periode 2015-2019) “kita punya tanah disitu…mau dibikin disitu ruang

kelas, gitu, auditorium, lab dan lain-lain, disitu akan dibuat di komplek

perumahan UIN” (Wawancara dengan ECP, Ciputat, 14 April 2015).

Page 65: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

53

Adapun beberapa pertimbangan UIN Jakarta sehingga memutuskan untuk

menggunakan perumahan dosen UIN untuk pengembangan fasilitas UIN Jakarta.

Seperti yang diungkapkan beberapa informan:

UIN mengambil bukan untuk sembarangan, ada SIP nya, SIP itu Surat Izin

Penghunian. Yang dari UIN maupun dari Kementrian Agama. Ada

syaratnya, syaratnya itu rumah itu harus ditempati oleh yang bersangkutan,

tidak boleh dipindahtangankan dan harus diserahkan oleh yang

bersangkutan ketika sudah pensiun. (Wawancara dengan RSN, Kepala

Bagian Akutansi dan Pelaporan Keuangan UIN Jakarta periode 2015-

2019, Ciputat, 13 April 2015)

Nah menurut peraturan kementrian keuangan, bahwa ketika, inikan rumah

jabatan li namanya ya kan, ketika orang itu sudah berhenti dari jabatannya

maka dia harus keluar dari rumah itu, kan gitu mestinya udang-undangnya

tapi ini sampe anaknya yang ngisi, cucunya yang ngisi…Kemudian ini

temuan BPKnya. (Wawancara dengan ECP, Kasubbag Akutansi Instansi

dan SIMAK BMN periode 2015-2019, Ciputat, 14 April 2015)

… kita ditekan oleh BPK bahwa UIN punya utang delapan ratus juta,

iuran rumahnya tidak terbayar… karena bapaknya pensiun. Kan selama ini

kalau yang dia PNS kan uangnya dipotong tiap bulan lewat gaji iuran

rumah itu…Tetapi yang terpenting adalah ada hak orang lain yang berhak

untuk menempati itu…pak Profesor Doktor Fahrurozi nih coba tanya

bagaimana dia ingin tinggal dikomplek sampe sekarang engga tinggal

dikomplek…Maka yang terbaik dikembalikan ke nol, kenapa, udahlah kita

fungsikan semua supaya adil semua orang tinggal diluar komplek.

(Wawancara dengan SBJ, Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan UIN

Jakarta periode 2015-2019, Ciputat, 16 April 2015)

Dari pernyataan beberapa informan diatas terlihat secara jelas bahwa ada beberapa

pertimbangan yang dilakukan oleh UIN Jakarta untuk mengalihfungsikan

perumahan dosen UIN untuk mendirikan fasilitas baru UIN Jakarta. Pertama, UIN

Jakarta tidak mengambil perumahan dosen UIN begitu saja melainkan

berdasarkan peraturan SIP (Surat Izin Penghunian).

Page 66: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

54

Gambar III.A.2 Peraturan Surat Izin Penghunian (SIP)

(Sumber: Buku Himpunan Data SIP (Surat Izin Penghunian) Rumah Dinas

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Kedua, adanya temuan dari BPK (Badan Pengurus Keuangan) bahwa UIN

Jakarta memiliki utang sebesar Rp.800.000.000,00. Utang tersebut berasal dari

para penghuni perumahan dosen UIN yang tidak lagi membayar iuran setiap

bulannya. Ketiga, banyak tuntutan dari para dosen yang tidak bisa mendapatkan

perumahan dosen UIN karena penghuni perumahan dosen UIN yang sampai saat

ini masih memilih untuk tetap tinggal, seharusnya menurut ketentuan SIP dosen

yang sudah pensiun harus mengembalikan rumah yang dia tempati di perumahan

dosen UIN kepada UIN Jakarta.

Banyaknya tuntutan dari para dosen yang tidak mendapatkan rumah di

perumahan dosen UIN tersebut, dipertegas oleh salah satu dosen. Sebagaimana

yang diungkapkan dibawah ini:

Saya termasuk yang tidak bernasib baik karena termasuk kelas senior

terakhir yang tidak dapat itu. Dijanjikan berulang kali tapi tidak pernah

dapet karena regulasinya tadi tidak jelas, siapa yang berhak, siapa yang

tidak berhak…itu rumah dinas, rumah dinas itu ya selesai dinas harus

diserahkan, kenyataannya tidak. Dihuni oleh keturunan, oleh mantu.

(Wawancara dengan FZ, Ciputat, 27 April 2015)

Page 67: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

55

Pernyataan tersebut bukan saja secara umum menopang fakta yang diungkapkan

oleh informan sebelumnya, melainkan juga adanya ketidakjelasan aturan yang

telah dibuat oleh UIN Jakarta sebagai penyedia perumahan dosen UIN kepada

para dosen dan karyawan untuk menjaga kestabilan penghuni agar para dosen

maupun karyawan secara bergantian dapat menempati perumahan dosen UIN

secara bergantian. Hal ini dibenarkan oleh SBJ (Kepala Biro Perencanaan dan

Keuangan UIN Jakarta periode 2015-2019), dia mengatakan

Iya dulunya mungkin, contohnya SIP itu kenapa engga diperbaharui, itu

harusnya diperbaharui, diperbaharui. Saya yakin itu juga lagi-lagi pake

uwoh lah penyebabnya. Seorang pejabat duduk disini negur gurunya pak

tolong ini, akhirnya engga jadi, saya punya dugaan begitu. Termasuk saya

laksanakan tahun Sembilan enam saya engga berhasil, sebagai sebuah

perlengkapan membuat SIP baru tidak berhasil, saya tahun sembilan enam

melakukan itu melindungi bagaimana orang komplek bertahan itu saya.

Iya saya termasuk orang yang berdosa. Itu artinya engga tega gitu ya

udahlah engga usah terlalu keras kita pelan-pelan lama-lama juga nanti

nyerahin tapi engga pernah berhasil. (Wawancara dengan SBJ, Ciputat, 16

April 2015)

Dari pernyataan SBJ tersebut, UIN sebetulnya sudah memiliki aturan hukum

kepada penghuni yang menempati perumahan dosen UIN, namun hanya saja

hukum tersebut tidak mampu terlaksana. Tidak terlaksananya hukum tersebut

disebabkan adanya penghuni perumahan dosen UIN yang merupakan dosen-dosen

dari mereka yang menjabat di UIN Jakarta sekarang ini. Dapat dikatakan bahwa

terjadi percampuran antara hukum dan perasaan emosional dari pelaksana

kebijakan hukum itu sendiri. Sehingga kemudian membuat hukum itu berjalan

sampai saat ini.

Berdasarkan dari pertimbangan yang telah dijelaskan, UIN kemudian

memberitahukan kepada seluruh penghuni perumahan dosen UIN untuk

Page 68: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

56

mengembalikan perumahan dosen UIN kepada UIN. Pemberitahuan tersebut

dilakukan pada zaman rektor Komarudin Hidayat dalam bentuk surat yang

dikeluarkan pada tanggal 17 Oktober 2011 mengenai pengembalian perumahan

dosen UIN untuk pengembangan fasilitas kampus yang ditujukan kepada seluruh

penghuni perumahan dosen UIN kepada UIN. Seperti yang diungkapkan oleh ISK

(Ketua Tim Tanah perumahan dosen UIN):

Pemicunya berawal dari surat pengusiran tujuh belas oktober dua ribu dua

belas yang ditandatangani oleh Rektor Komar. Yang intinya isinya

pengusiran memberikan deadline tiga puluh satu desember dua ribu dua

belas harus sudah dikosongkan tanpa ada ganti rugi tanpa ada hal-hal lain

mengatasnamakan rumah dinas dan tanah Negara (Wawancara dengan

ISK, Ciputat, 7 April 2015).

Dari pernyataan ISK tersebut terlihat jelas bahwa pengembalian perumahan dosen

UIN kepada UIN baru terlihat jelas setelah surat itu muncul dan diberikan kepada

penghuni perumahan dosen UIN pada saat Komarudin Hidayat menjadi rektor di

UIN Jakarta

Namun setelah dikeluarkannya surat yang dibuat oleh UIN Jakarta tidak

semua penghuni perumahan dosen UIN menyetujuinya. Hal ini dinyatakan oleh

beberapa informan

Orang tua kami sebagai pendiri IAIN dianggap lebih rendah dari

pemulung, itu kita bisa liat contoh di daerah-daerah kota lain, pemulung

tinggal di suatu lahan sengketa, untuk diusir dari lahan sengketa itu jelas-

jelas waktu dia masuk udah tau itu lahannya sengketa, dia tinggal, bikin

rumah disitu, waktu mau diusir itu jelas dilampirkan surat pengusirannya

dilampirkan surat ketua pengadilan negeri. Nah ini orang tua kami sebagai

pendiri IAIN tinggal disitu dengan memang dulu dipaksa tinggal

disitu...Kalau orang bilang itu tempat jin buang anak dulu disini, nah itu

dipaksa-paksa tinggal disini…ditahan dipaksa untuk mengabdi disini,

(Wawancara dengan ISK, Ciputat, 7 April 2015).

Page 69: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

57

Yang namanya orang udah menghuni diatas lima puluh tahun tidak

gampang keluar ya, paling yang ada hubungan dengan IAIN dia masih

dosen, dia masih karyawan, atau anaknya yang dosen harus memberikan

contoh harus keluar dengan diberi uang lima puluh juta, namanya uang

kerohiman. (Wawancara dengan ZS, Ciputat, 28 April 2015).

Berdasarkan dari ungkapan beberapa informan diatas dapat dikatakan bahwa

penghuni perumahan dosen UIN tidak menyetujui karena merasa adanya

ketidakadilan yang diberikan oleh UIN Jakarta atas kebijakan yang dilakukannya

yaitu memberitahukan agar mengembalikan rumah tersebut kepada UIN.

Ketidakadilan yang mereka rasakan adalah mereka sudah lama tinggal disana

selama berpuluh-puluh tahun sampai bahkan ada yang sampai lebih dari 50 tahun.

Dan mereka merasa bahwa dahulu orangtua mereka tidak datang sendiri begitu

saja ke perumahan dosen UIN melainkan UIN sendiri yang meminta untuk

menempati perumahan tersebut. Sehingga tiba-tiba mereka mendapat surat

pengosongan dan tanpa adanya surat eksekusi dari pengadilan. Adapun penghuni

tidak menyetujuinya sebagian merupakan penghuni lama yang sudah lama tinggal

yaitu berpuluh-puluh tahun diperumahan dosen UIN, yang mana statusnya mereka

sudah tidak bekerja lagi di UIN dan tidak memiliki keterikatan dengan UIN

Jakarta. Hal ini diperkuat oleh ECP (Kasubbag Akutansi Instansi dan SIMAK

BMN UIN Jakarta periode 2015-2019)

Sesungguhnya konflik itu baru muncul kemarin itupun mereka duluan

yang mulai, kita hanya bikin surat edaran, edaran misalnya bagi warga

komplek mohon agar segera menyerahkan rumah dinas kepada

Kementiran Agama, itu yang selalu kita sampaikan, mengingatkan bahwa

itu rumah dinas bukan rumah sendiri (Wawancara dengan ECP, Ciputat, 4

Mei 2015).

Page 70: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

58

Dari pernyataan ECP tersebut, terlihat bahwa konflik terjadi karena adanya

keinginan UIN Jakarta untuk mengosongkan perumahan dosen UIN dengan cara

memberikan surat kepada penghuni perumahan dosen UIN.

Dengan demikian munculnya konflik yang terjadi di perumahan dosen UIN

adalah adanya ketidaksetujuan dari penghuni perumahan dosen UIN atas surat

yang diberikan oleh UIN Jakarta untuk mengosongkan perumahan dosen UIN.

Hal ini seperti Otomar J Bartos dan Paul Wehr nyatakan bahwa konflik terjadi

karena salah satunya adanya pertentangan (incompatibility) (Syawaludin,2014:3).

Selanjutnya dinyatakan oleh Lewis Coser bahwa konflik terjadi karena perselihan

yang salah satunya mengenai sumber-sumber kekayaan yang persediaannya tidak

mencukupi, seperti tanah (Wirawan, 2012:83).

B. Penyebab Konflik Tanah Di Perumahan Dosen UIN Jakarta

Lewis Coser menggambarkan konflik sebagai perselisihan mengenai nilai-

nilai atau tuntutan-tuntutan berkenaan dengan status, kekuasaan, dan sumber-

sumber kekayaan yang persediaannya tidak mencukupi. Pihak-pihak yang

berselisih tidak hanya bermaksud untuk memperoleh barang yang diinginkan

melainkan juga memojokkan, merugikan, atau menghancurkan lawan mereka

(Wirawan, 2012:83). Selanjutnya Otomar J bartos dan dan Paul Wehr menyatakan

bahwa, konflik sesungguhnya situasi di mana terjadinya suatu pertentangan dan

permusuhan di antara para aktor dalam mencapai suatu tujuan tertentu, yaitu:

kepentingan. Menurutnya, ada kriteria situasi konflik, yakni: pertentangan

(incompatibility), permusuhan (hostility), dan perilaku konflik (conflict behavior)

(Syawaludin, 2014:3).

Page 71: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

59

Dalam konteks konflik tanah yang terjadi di perumahan dosen UIN Jakarta,

penyebab konflik yang terjadi antara UIN Jakarta dan penghuni perumahan dosen

UIN berdasarkan penemuan dilapangan terdapat tiga penyebab konflik, yaitu: 1)

Perbedaan Nominal Ganti Rugi, 2) Status Tanah, 3) Status Rumah.

Tabel III.B.I Matrik Penyebab Konflik

1. Perbedaan Nominal Ganti Rugi

Salah satu penyebab konflik tanah yang terjadi di perumahan dosen UIN

adalah perbedaan nominal ganti rugi. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan

oleh beberapa informan

Konflik itu muncul karena keinginan dia UIN tidak sesuai dengan orang

yang pernah mendiami ini. Kalau tidak kan engga konflik, UIN datang,

kamu pergi nih duit, kan engga ada konflik. Konflik itu muncul karena

kemauan UIN tidak sesuai dengan kemauan orang yang mendiami

ini…nah sekarang bagaimana penyelesaian konflik, ya gampang, kenapa,

ini rumah ini engga usah ditetapkan yang punya, ini diusir dengan yang

wajar, diganti tapi bukan ganti rugi, kalau ganti rugi diganti orangnya rugi

itu ganti rugi namanya, nah ini penggantian yang wajar bukan ganti rugi,

jadi seharusnya Departemen mengganti kerugian. (Wawancara dengan

MK, penghuni perumahan dosen UIN, Ciputat, 28 April 2015).

Nah disini kemudian muncul berapa sikap, ada yang paham dan setuju dan

siap terus keluar, nah satu, karena UIN ini kan bukan untuk pribadi, untuk

umat yang setuju mendukung. Ada yang menawar minta waktu, saya

setuju tapi jangan sekarang. Yang ketiga tak mau tetapi minta pesangon

Penyebab Konflik

Perbedaan

Nominal

Ganti Rugi

Status

Tanah

Status

Rumah

Page 72: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

60

yang gede. Yang keempat engga mau, itu merasa miliknya. Ada empat itu.

Problemnya adalah masalah pesangon. (Wawancara dengan KH, mantan

Rektor UIN Jakarta periode 2010-2015, Ciputat, 20 Mei 2015).

Dari pernyataan diatas menjelaskan bahwa, konflik terjadi ketika pemberian

ganti rugi yang diberikan oleh UIN Jakarta tidak sesuai dengan keinginan

penghuni perumahan dosen UIN, sehingga terjadilah konflik. Padahal pemberian

ganti rugi tersebut sudah dianggap tinggi oleh UIN Jakarta dari ketentuan yang

telah ditetapkan. Seperti yang diungkapkan oleh MA (Kepala Bagian Umum Biro

Administrasi Umum dan Kepegawaian UIN Jakarta periode 2015-2019):

Sementara ada beberapa rumah yang sudah diserahkan ke kita karena

mereka tau kalau itu memang bukan milik dia dan dia ngambil lima puluh

juta uang kerohiman. Padahal itu sebenarnya tidak boleh diberikan lima

puluh juta, yang bisa diberikan yang hanya paling tinggi sepuluh juta biaya

pindah itu diperbolehkan tetapi pimpinan UIN merasa ini perlu dia pasang

badan diberikanlah uang kerohiman lima puluh juta coba (Wawancara

dengan MA, Ciputat, 23 April 2015).

Pernyataan tersebut dijelaskan bahwa UIN Jakarta memberikan ganti rugi sebesar

Rp. 50.000.000,00 bagi penghuni perumahan dosen UIN apabila penghuni

tersebut mengembalikan rumah, yang mana ganti rugi tersebut melebihi dari ganti

rugi yang telah ditentukan yaitu Rp. 10.000.000,00

Namun penghuni perumahan dosen UIN tidak menyetujui pemberian ganti

rugi dari UIN Jakarta karena merasa masih terlalu sedikit buat mereka. Seperti

yang diungkapkan oleh RTN (Ketua perumahan dosen UIN)

Hasilnya itulah, kata warga dikasih lima puluh juta mau pindah kemana,

gitu kan. Engga tau pindah kemana, yang kedua uang segitu untuk jaman

sekarang cukup apa kan, lima puluh juta untuk ongkos pindah yang bisa.

Ya itu terserah, saudarakan udah punya anak, ikut anak ke, atau ini uang

bisa dipake untuk uang muka dicicil. Ya macam-macamlah

tanggapannya…Janda di sini banyak ternyata, ada empat puluh dua

orang…dari warga meminta seratus juta yang dianggap pantas bagi

Page 73: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

61

warga…Ya itu prinsipnya dari cerita tadi kita tidak bisa menerima.

(Wawancara dengan RTN, Ciputat, 13 April 2015).

Dari pernyataan RTN diatas, penghuni perumahan dosen UIN sebetulnya dapat

menyetujui keinginan UIN Jakarta untuk mengembalikan rumah yang ditempati

mereka selama ini, dengan pertimbangan bahwa UIN Jakarta dapat menyediakan

pergantian sesuai dengan keadaan mereka. Sehingga mereka menginginkan

pergantian uang Rp. 100.000.000,00, karena itu merupakan harga yang sesuai

untuk mereka, melihat keadaan mereka yang berstatus pensiunan dan janda yang

dianggap tidak mampu.

Namun ternyata tidak semua penghuni perumahan dosen UIN menginginkan

pergantian uang sebesar Rp. 100.000.000,00 seperti yang dikatakan informan

RTN sebelumnya, melainkan ada yang meminta pergantian sesuai dengan ukuran

bangunan rumah. Seperti yang dikatakan oleh ZA (penghuni perumahan dosen

UIN)

Berapa sih seratus lima puluh rumah, anggaplah satu miliyar per rumah

jadi hanya seratus lima puluh miliyar saja. Kecil sekali dari segi bisnis

besar, padahal ini berapa lebih kurang lima puluh hektar, seratus meter

berapa tanah disini nilainya, tujuh juta permeter, saya seratus lima puluh

kali tujuh juta berapa, seratus lima tanahnya doang, belum bangunannya.

Bangunan dua juta semeter, bangunan lebih kurang delapan puluh meter

kali seratus enam puluh, luas berapa tadi, nah hampir satu meter kan, kita

rata-ratakan satu em. Cari pihak ketiga banyak yang mau, andai kata UIN

mau win win solusion, tapi kalau mau menang sendiri ya jangan kita juga

manusia (Wawancara dengan ZA, Ciputat, 28 April 2015).

Berdasarkan yang dikatakan oleh ZA, keinginan yang diharapkannya adalah win-

win solution. Menurut dia win-win solution adalah pergantian yang tidak

merugikan UIN Jakarta dan tidak merugikan penghuni perumahan dosen UIN.

Pergantian yang tidak merugikan apabila UIN Jakarta memberikan ganti rugi

Page 74: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

62

berdasarkan dari ukuran luas tanah dari masing-masing perumahan dosen UIN

sesuai dengan harga tanah yang ada saat ini, karena dia merasa harga tersebut

tidak sebanding dengan UIN Jakarta dalam pembangunannya juga mendirikan

Economic Center.

Menanggapi permintaan yang telah disampaikan oleh para informan diatas,

hal itu adalah benar, seperti yang dikatakan oleh ECP (Kasubbag Akutansi

Instansi dan SIMAK BMN UIN Jakarta periode 2015-2019):

Kalau orang-orang cuman lima juta, sepuluh juta, ini kasih lima puluh juta

coba, tapi engga mau mereka, mintanya itu dari tiga ratus lima puluh juta

yang terkecil sampai satu koma tiga miliyar. Ada disurat Putusan Tinggi

Negeri disitu ada surat tuntutan dia nuntut disitu si anu rumahnya minta

harganya tujuh ratus dua puluh lima juta kan kamu bisa liat sendirikan

masa Negara beli tanah Negara kan gitu (Wawancara dengan ECP,

Ciputat, 14 April 2015).

Dari pernyataan ECP tersebut, dapat dikatakan bahwa permintaan dari perumahan

dosen UIN bervariasi dari yang terendah Rp. 350.000.000,00 sampai yang

tertinggi Rp. 1.300.000.000,00 yang nilainya melebihi dari apa yang telah

diberikan oleh UIN Jakarta yaitu Rp.50.000.000. Menanggapi keinginan penghuni

perumahan dosen UIN yang telah dijelaskan sebelumnya, UIN Jakarta tidak dapat

menyetujui keinginan dari perumahan dosen UIN tersebut. Seperti yang

dinyatakan oleh KH (mantan Rektor UIN Jakarta periode 2010-2015)

Nah kalau pesangon itu tidak ada rumusnya, ngikutin aturan Negara. UIN

itu waktu itu punya uang banyak tapi kalau kami ngeluarkan saya bisa

kena program BPK, KPK. Sehingga kami memberikan pesangon lima

puluh juta, dimata pemerintah kami itu udah melanggar, dimata penghuni

terlalu kecil. Kami udah mencarikan dana, padahal sesungguhnya kalau

mau ngikutin aturan paling hanya sepuluh juta, tapi kita kasih lima puluh

jadi itu terlalu kecil memang, karena Negara tidak boleh mengeluarkan

uang jeruk makan jeruk, masa Negara mengeluarkan uang Negara

Page 75: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

63

membeli miliknya itu engga ada rumusnya. Jadi problemnya itu aja minta

pesangon yang besar, problemnya kami terhambat aturan, uangnya ada

tapi kami terhambat (Wawancara dengan KH, Ciputat, 20 Mei 2015).

Dari pernyataan KH dikatakan bahwa, UIN Jakarta tidak bisa memberikan apa

yang diinginkan oleh penghuni perumahan dosen UIN. Karena UIN Jakarta

merupakan suatu institusi negara yang segala sesuatunya dikelola oleh negara dan

dikuasai oleh negara. Dengan demikian UIN Jakarta tidak bisa mengeluarkan

uang melebihi dari apa yang telah ditentukan oleh negara sebesar Rp.

50.000.000,00.

Asal mula pemberian ganti rugi yang diberikan oleh UIN Jakarta tersebut

tidak tercipta begitu saja, seperti yang dikatakan oleh PO (Pensiunan Pusdiklat

Depag periode 1997)

Ini kenapa uang lima puluh juta, saya disuruh pak Amsal, pak Pur tolong

bikin, ini untuk memberikan santunan ini, pak Pur pantesnya mantan

rektor pak Sadalih dan mantan itu dekan dikasih berapa, saya tunggu

seminggu ya. Saya mikir itu, mantan rektor saya tulis tiga ratus lima puluh

juta, dekan tiga ratus juta, oh engga disetujui oleh Departemen Keuangan,

orang itu tanah negara…Itu waktu konsep saya uang santunan sampai tiga

ratus juta, itu Kementrian Keuangan, saya juga kan Kementrian Keuangan

ya, Dirjen anggaran. Ini pak rektor mau beli tanah negara, gitu, kalau mau

diberikan satu rumah satu juta pak rektor, gitu. Ya kasian pak itu orang-

orang sudah lama menempati disitu. Ya pak rektor mau kasih berapa,

karena waktu IAIN dapet BLU, jadi ada uanglah. Kami hitung aja rata-

rata satu rumah itu seratus meter, satu meter itu lima ratus ribu, jadikan

satu rumah lima puluh juta, kalau bangunannya silahkan mau dibawa

kemana saya bilang gini. Tapi pak rektor harus kordinasi sama KPK sama

BPK supaya pak rektor jangan disalahkan (wawancara dengan PO,

Ciputat, 13 Mei 2015).

Berdasarkan dari pernyataan informan PO diatas, sebelum uang ganti rugi

Rp.50.000.000,00 terbentuk, pada mulanya dia sempat mengajukan permintaan

ganti rugi kepada Departemen Keuangan sebesar Rp. 350.000.000,00 untuk

Page 76: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

64

mantan rektor dan Rp. 300.000.000,00 untuk dekan, namun permintaannya tidak

dikabulkan dan hanya bisa memberikan ganti rugi sebesar Rp. 1.000.000,00.

Namun demikian dia memperjuangkan kembali agar ganti rugi bisa diatas Rp.

1.000.000,00 dan terciptalah uang ganti rugi sebesar Rp. 50.000.000,00 dengan

pertimbangan luas masing-masing rumah perumahan dosen UIN seluas 100 meter

dikalikan dengan harga tanah sebesar Rp. 500.000,00.

Adapun selain ganti rugi berupa uang yang telah dijelaskan sebelumnya,

sebagian informan juga yang meminta rumah sebagai ganti rugi. Seperti yang

diungkapkan oleh informan MH (penghuni perumahan dosen UIN) yang

mengatakan “Diberi aja, diganti tempat tinggal lah yang layak itu maunya”

(Wawancara dengan MH, Ciputat, 30 April 2015). Selain itu informan BJD

(penghuni perumahan dosen UIN) mengatakan

Bahwa orang yang tinggal di UIN ini adalah orang yang dari ADIA, IAIN

sampai dari UIN, itu berkat perjuangan beliau-beliau, gitu kan, yang kedua

tolong diuwongke, dimanusiakan, mereka udah pensiun, udah sakit-

sakitan…mereka udah kumpul sekian tahun puluh tahun bermasyarakat

disini, kalau mereka masing-masing bisa hidup biasanya kumpul begini,

ini orang tua itu dengan kumpulnya ibu-ibu, bapak-bapak ketemu temen

ini kan mereka sebagai obat ya, sebagai namanya semangat oh masih

ada…kalau maunya saya itu kalau itu memang mau dimanfaatkan monggo

silahkan tidak masalah, tapi tolong dirislah, dibuatlah perumahan yang

untuk namanya dosen, ya kan, apapun bentuknya ya dosen harus dihargai.

(Wawancara dengan BJD, Ciputat, 6 April 2015).

Dari penjelasan diatas menunjukkan bahwa, sebagian besar informan yang tinggal

diperumahan dosen UIN merupakan pensiunan maupun dari istri pensiunan yang

dahulu bekerja sebagai dosen di UIN Jakarta dan sekarang sudah lanjut usia.

Dengan kondisi mereka yang demikian, mereka ingin dihargai jasa mereka

sebagai dosen yang pernah mengabdi di UIN Jakarta, dihargai dalam bentuk

Page 77: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

65

disediakan rumah dengan para tetangga yang merupakan teman-teman mereka

yang dahulunya sama-sama tinggal di perumahan dosen UIN Jakarta.

Menanggapi hal tersebut, UIN Jakarta tidak menyetujui dengan keinginan

penghuni perumahan dosen UIN yang menginginkan rumah sebagai bentuk ganti

rugi. Seperti yang dikatakan oleh KH (mantan Rektor UIN Jakarta periode 2010-

2015)

Engga, sekarang ini kalau bedol desa mau kemana, siapa yang biayai,

tugas siapa, emang dia apa main bayarin mereka, orang ini milik negara

kok, ama negara kok ngasih cuma-cuma. Kalau mau muter balik udah

berapa puluh tahun dia disitu gratis, sementara dosen yang lain itu kontrak.

Kalau ada alasan dosen berapa banyak dosen muda ngontrak sama-sama

ngajar, mereka berpuluh-puluh tahun disitu bukannya terimakasih,

alasannya berjasa banyak kok yang berjasa. Ngasih penghargaan, kurang

menghargai apa bertahun-tahun gratis tuh (Wawancara dengan KH,

Ciputat, 20 mei 2015).

Dari pernyataan tersebut dikatakan bahwa, memberikan ganti rugi dalam bentuk

penyediaan rumah sebagai bentuk penghargaan kepada penghuni perumahan

dosen UIN dirasa tidak adil, karena bila pertimbangan penghargaan karena

mengajar sebagai dosen, banyak dosen-dosen lain yang mengajar dan dosen

tersebut tidak tinggal di perumahan dosen UIN. Dia menganggap bahwa jika

memberikan rumah sebagai bentuk dari penghargaan, dengan mereka penghuni

perumahan dosen UIN menempati rumah tersebut sampai saat ini sudah dianggap

sebagai bentuk dari penghargaan.

Dari pemaparan para informan diatas telah dijelaskan bahwa salah satu

penyebab konflik yang terjadi di perumahan dosen UIN adalah karena tidak

tercapainya kesepakatan mengenai nominal ganti rugi dari kedua belah pihak,

Page 78: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

66

yaitu UIN Jakarta hanya mampu memberikan ganti rugi berupa uang sebesar Rp.

50.000.000,00 sedangkan penghuni perumahan dosen UIN menginginkan ganti

rugi berupa uang diatas Rp. 50.000.000,00 dan ganti rugi beupa disediakannya

tempat tinggal yang baru. Hal ini seperti Bartos dan Wehr nyatakan bahwa konflik

terjadi karena salah satunya adanya pertentangan (incompatibility) (Syawaludin,

2014:3)

2. Status Tanah

Status tanah diartikan sebagai kepemilikan seseorang maupun badan

institusi terhadap tanah berdasarkan dari ketentuan-ketentuan yang telah ada

untuk melegalkan bahwa itu adalah tanah kepunyaan miliknya. Terkait mengenai

perumahan dosen UIN, terdapat perbedaan pendapat dari kedua belah pihak yaitu

penghuni perumahan dosen dan UIN Jakarta mengenai status tanah perumahan

dosen UIN. Menurut penghuni perumahan dosen UIN tanah tersebut berdasarkan

sejarah bukan milik UIN Jakarta. Seperti yang diungkapkan oleh MK (penghuni

perumahan dosen UIN Jakarta)

Saya sebelum IAIN sudah ada disini, saya datang kesini tahun lima puluh

sembilan, jadi belum ada IAIN, yang ada ADIA…ADIA itu apa, ADIA itu

adalah lembaga perguruan tinggi yang didirikan oleh Departemen Agama,

itu ADIA, nanti berubah menjadi IAIN, tapi Departemen Agama tidak

punya tempat, mau dikemanain mahasiswanya. Maka kerja samalah

dengan YPMII, tau kepanjangan YPMII, Yayasan Pembangunan

Madrasah Islam dan Ihsan. Jadi ini milik YPMII termasuk IAIN…YPMII

ini sudah bangun ini dari tahun lima puluh tujuh, nah semua ini milik

YPMII…Nah YPMII itu adalah yayasan pendidikan Islam yang tidak

punya apa-apa, Departemen Agama memberikan sumbangan tetapi bukan

pinjaman maka dibangunlah ini…Kalau sini atas nama Departemen

Agama, pembangunan dari milik YPMII, YPMII itu yang beli tanah,

YPMII yang bangun bangunan ini, dan IMB nya YPMII (Wawancara

dengan MK, Ciputat, 28 April 2015).

Page 79: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

67

Berdasarkan dari ungkapan informan diatas bahwa, tanah perumahan dosen UIN

tidak terlapas dari adanya keinginan dari Departemen Agama untuk menyediakan

tempat tinggal untuk mahasiswa yang belajar di ADIA, yang mana ADIA

merupakan jelmaan dari UIN Jakarta. Kemudian untuk mendukung keinginannya

tersebut, Departemen Agama bekerjasama dengan YPMII untuk membeli tanah

dan membangun perumahan dosen UIN. Dana untuk membeli tanah dan

membangun perumahan dosen UIN berasal dari sumbangan Departemen Agama

karena YPMII pada waktu itu merupakan yayasan yang tidak memiliki dana untuk

membeli tanah.

Pernyataan tersebut diperkuat oleh ISK (Ketua tim tanah perumahan dosen UIN)

Posisi YPMII tahun lima tujuh ini adalah independen, tidak dibawah

naungan pemerintah. Kenapa, saya ketemu dengan para-para pendiri

YPMII, yayasan ini didirikan tahun lima tujuh…dulu pada waktu itu partai

komunis lagi sangat berkuasa di Indonesia, jadi kalau dibentuk dibawah

pemerintahan nanti akhirnya pemerintahan dikuasai oleh

komunis…akhirnya dibuatlah YPMII independen sama seperti NU,

Muhammadyah, Persis dan yayasan lain. Makanya dana hibah murni yang

diterima YPMII dari tahun lima tujuh sampai enam puluh selama tiga

tahun, itu dikucurkan dana dari Menteri Keuangan melalui Departemen

Keuangan itu sebesar seratus delapan puluh juta rupiah…akhirnya YPMII

ini membeli tanah di berbagai tempat...Nah karena perjalanan sejarah

IAIN waktu itu masih menumpang kuliah di gedung Muhammadiyah

Limau, akhirnya YPMII mengambil inisiatif yaudahlah ini kita bangunkan

gedung, kami bikinkan asrama, silahkan pindah ke Ciputat. Jadi posisi

ADIA tahun lima sembilan itu dipinjamkan gedung dan asrama

mahasiswa. Yang sekarang jadi komplek UIN itu sejarahnya asrama

mahasiswa (Wawancara dengan ISK, Ciputat, 7 April 2015).

Yayasan Pembangunan Madrasah Islam dan Ihsan (YPMII) merupakan yayasan

yang berdiri sendiri pada tahun 1957. YPMII memutuskan untuk berdiri sendiri

agar YPMII tidak dikuasai oleh komunis. Berkaitan dengan pembelian tanah dan

pembangunan perumahan dosen UIN, YPMII mendapatkan uang hibah dari

Page 80: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

68

Menteri Keuangan melalui Departemen Keuangan itu sebesar Rp.

180.000.000,00, yang mana dalam pembelanjaan uang tersebut digunakan untuk

membeli tanah dan mendirikan gedung bangunan dan asrama yang sekarang

menjadi perumahan dosen UIN. Bangunan dan asrama tersebut kemudian

dipinjamkan untuk ADIA pada tahun 1959.

Menanggapi pernyataan yang disampaikan oleh para informan diatas, RSN

(Kepala Bagian Akutansi dan Pelaporan Keuangan UIN Jakarta periode 2015-

2019) tidak menyetujui bahwa YPMII merupakan yayasan yang berdiri sendiri,

dia menyatakan bahwa:

Jadi dulu tahun sekian ya, itu Kementrian Agama mendirikan yayasan

yang namanya YPMII, gitu ron. Mengapa mendirikan YPMII, karena

untuk mendirikan bangunan atau untuk mengelola sesuatu, itu kan

Kementrian Agama itu tidak bisa mengelola langsung. Sampai kemudian

tahun berapa tuh, tahun lapan puluhan ada undang-undang yayasan, kalau

dulukan pemerintah bebas punya yayasan. Makanya dulu waktu zaman itu

pak Harto ada yayasan supersemar, ada apa segala macam, jadi peraturan

itu ada yayasan. TNI punya yayasan koperasi, koperasi itu istilahnya

punya yayasan mereka. Nah termasuk Kementrian Agama untuk

mengembangkan lembaga pendidikan mereka membuat yayasan, kalau di

Jakarta namanya YPMII, Yayasan Pembangunan Madrasah Islam dan

Ihsan (Wawancara dengan RSN, Ciputat, 13 April 2015).

Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa, YPMII dapat berdiri sendiri

dikarenakan pada waktu itu Kementrian Agama tidak bisa mengelola langsung

baik itu membangun bangunan atau mengelola sesuatu, sehingga didirikanlah

YPMII. YPMII seperti yayasan pada zaman mantan Presiden Soeharto terdapat

yayasan Supersemar, TNI punya yayasan koperasi, yang mana yayasan tersebut

adalah yayasan milik mereka. Selain itu informan SBJ (Kepala Biro Perencanaan

dan Keuangan UIN Jakarta periode 2015-2019) menambahkan

Page 81: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

69

Nah yang dikucurkan itu yang dibawah Kementrian Agama kan, uang

Negara, karena ada unsur politis, karena ketika itu PKI mau nguasai

Indonesia, maka kemudian Islamic Center itu ada di Pademangan, Ciputat

dan di Lampung. Karena yang dikucurkan ke YPMII dalam rangka

menegakkan Islam di Indonesia itulah YMPII yang diberi amanat oleh

Kementian Agama, udah diduga-duga, maka sebagai cinta nasionalisme

ada UI disitu komplek…ada agama inilah UIN paham agama NASAKOM

Nasionalis Agama Komunis…tapi saya mohon maaf itu hanya rangkaian

kata-kata tapi kalau dilihat dari rangkaian Sukarno datang ke sini

benar…Maka kemudian karena ternyata engga amanah pada zaman ex

Sugirwo itu, maka diambil alih karena ada diktum disitu (wawancara

dengan Subarja, Ciputat, 16 April 2015).

Pernyataan diatas dikatakan bahwa, YPMII merupakan yayasan milik kementrian

agama. Yang mana YPMII berdiri hanya menjalankan amanah yang diberikan

oleh kementrian agama untuk menegakkan Islam di Indonesia. Oleh karena itu

adalah hal yang wajar jika YPMII mendapatkan bantuan dana dari kementrian

Agama. Namun seiring berjalannya waktu terjadilah penyalahgunaan amanah

yang dilakukan oleh anggota YMPII, sehingga YPMII diserahkan kembali kepada

Departemen Agama.

Menanggapi apa yang disampaikan oleh SBJ (Kepala Biro Perencanaan dan

Keuangan UIN Jakarta periode 2015-2019) mengenai YPMII diserahkan kepada

Departemen Agama, pihak perumahan dosen UIN tidak menyetujui hal tersebut

karena YMPII yang diserahkan kepada Departemen Agama merupakan YPMII

tandingan. Seperti yang dikatakan ISK (Ketua tim tanah perumahan dosen UIN):

Saksi itu jadi membuktikan bahwa tidak ada kaitan antara YMPII tahun

tujuh delapan dengan YPMII tahun lima tujuh. Setelah dibentuk YPMII

tahun tujuh delapan, sepuluh tahun kemudian YPMII tandingan

menyerahkan aset YPMII kepada Depag. Jadi bukan YPMII tahun lima

tujuh yang menyerahkan aset ke Departemen Agama, YPMII tandingan

tahun tujuh delapan yang menyerahkan. Itu mereka menghakimi

pengadilan, jadi orang fraksi dari Departemen Agama yang melakukan itu,

pak Masudi dari Departemen Agama menjadi saksi dia buka semua bahwa

dia orang boneka dari Depag untuk mengambil alih YPMII dan untuk

Page 82: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

70

diambil arsipnya dibalikin, seolah-olah dibalikin. Seolah-olah dia

dikatakan rekayasa tapi kenyataan sebenarnya dia itu namanya

perampokan (Wawancara dengan ISK, Ciputat, 7 April 2015).

Pernyataan diatas menjelaskan bahwa, terdapat dua YPMII, pertama YPMII yang

berdiri pada tahun 1957 yang merupakan yayasan yang independen dan, kedua

YPMII yang berdiri pada tahun 1978 yang merupakan yayasan yang didirikan

oleh Departemen Agama. Jadi dapat dikatakan YPMII yang diserahkan kepada

Departemen Agama adalah YPMII yang didirikan pada tahun 1978. Adanya

YPMII yang didirikan oleh Departemen Agama terkuak setelah salah satu anggota

YPMII tahun 1978 bersaksi dipengadilan.

Adapun selain status tanah dimiliki oleh YPMII yang telah dijelaskan

sebelumnya, informan perumahan dosen UIN mengatakan bahwa status

perumahan dosen UIN adalah milik perumahan dosen UIN. Seperti yang

disampaikan oleh ISK (Ketua tim tanah perumahan dosen UIN)

De fakto, jadi ada dihukum pertanahan, hak memiliki tanah itu ada dua

unsur yang dominan, pertama secara de facto, kedua secara de jure. Secara

de fakto lima puluh persen hukumnya dilindungi undang-undang, secara

de jure itu juga sama lima puluh persen dilindungi undang-

undang…Penempatan diatas dua puluh tahun. PBB, PBB atas nama

pribadi semua. Jadi kalau istilah didaerah itu ada hak garap, diatas dua

puluh tahun bisa diajukan oleh penyidik. Tapi juga ada batasannya

maksimal sengketa…Iya, selama dia tidak diganggu sampai dua puluh

tahun itu dia bisa ajukan ke penyidik. Nah disini lebih dari lima puluh

tahun. Jadi salah satu bukti de fakto ini komplek UIN adalah komplek

tertua di provinsi Banten, dan komplek yang dibangun dengan IMB tertua

di Banten. Waktu itu belum ada IMB di Banten cuman di komplek UIN

aja, boleh dibilang IMB nomor satu. Dulu orang mau bangun, bangun aja

ngga ada yang namanya pake IMB (Wawancara dengan ISK, Ciputat, 7

April 2015).

Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa, ada beberapa faktor yang dijadikan

bukti mengapa sebagian kecil informan menganggap bahwa perumahan dosen

Page 83: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

71

UIN adalah milik penghuni perumahan dosen UIN. Pertama, hukum pertahanan

yang mengatakan bahwa ada dua unsur yang dijadikan sebagai hak memiliki

tanah yaitu de facto dan de jure dan masing-masing dari kedua unsur tersebut

memiliki kekuatan yang sama besar yaitu 50 persen. Terkait dengan kedua unsur

tersebut, penghuni perumahan dosen UIN memiliki unsur de facto, karena

penghuni perumahan dosen UIN sudah menempati perumahan dosen UIN selama

lebih dari 50 tahun. Kedua, perumahan dosen UIN merupakan perumahan yang

memiliki IMB yang tertua di Banten. Oleh karena itu ISK mengatakan bahwa

IMB perumahan dosen UIN adalah nomor satu, karena pada saat itu jika

seseorang ingin membangun rumah tidak memakai IMB.

Menanggapi apa yang telah disampaikan oleh ISK (Ketua tim tanah

perumahan dosen UIN), RSN (Kepala Bagian Akutansi dan Pelaporan Keuangan

UIN Jakarta periode 2015-2019) tidak menyetujui hal tersebut karena menurutnya

penghuni perumahan dosen UIN menempati perumahan diatas tanah yang sudah

ada pemiliknya yaitu UIN Jakarta. Seperti yang disampaikan olehnya:

Itu mereka yang datang, SIP itu rumahnya udah ada, kemudian dikasih

surat kaya gini, itu artinya apa, meskipun itu katakanlah tahun nabi Adam

tapi dari situ juga itu sudah ada yang punya. Kecuali kalau begini, mereka

tinggal disitu lima puluh tahun dan tidak ada yang punya siapapun, tidak

ada yang ngapain, tidak ada apalah sudah kaya gini, tiba-tiba dua puluh

tahun kemudian atau tiga puluh tahun kemudian ada orang datang, itu

Negara datang gitu loh. Oh anda ini harus keluar dari sini ini milik saya

gitu loh, nah ini dari mulai awal mereka itu datang, udah ada beginiannya.

Kenapa mereka mengklaim, ya emang mereka tinggal disitu karena

kelamaan aja dia tinggal disitu (Wawancara dengan RSN, Ciputat, 13

April 2015).

Berdasarkan dari pernyataan diatas bahwa, penghuni perumahan dosen UIN

menempati perumahan dosen UIN suda ada SIP (Surat Izin Penghunian). Oleh

Page 84: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

72

karena itu seberapa lamapun penghuni perumahan dosen UIN menempati rumah

tersebut, tetap saja rumah tersebut adalah milik UIN Jakarta. Selanjutnya ECP

(Kasubbag Akutansi Instansi dan SIMAK BMN UIN Jakarta periode 2015-2019)

menambahkan

Dari tahun, pokoknya setiap tahun surat itu diedarkan disana. Makanya

keluarlah surat SIP ini, ya kan gitu iya kan, terus belakangan karena

mereka membangkang tadi mereka merasa bahwa itu rumah rumah

mereka…sehingga mereka memaksakan diri untuk menguasai tanah

padahal tanah itu padahal tanah itu tanah Negara, dan mereka tidak punya

apapun sebagai barang bukti atau status kepemilikan apa yang dia punya

engga ada kan, ternyata sertifikat ada di kita memang itu tanah kita gitu

loh (Wawancara dengan ECP, Ciputat, 14 April 2015).

Dari pernyataan tersebut dijelaskan bahwa, perumahan dosen UIN tidak memiliki

bukti atau status kepemilikan untuk membuktikan bahwa itu adalah tanah milik

mereka. Yang ada melainkan penghuni perumahan dosen UIN ingin mendapatkan

tanah yang sudah jelas perumahan dosen UIN berdiri diatas tanah negara, yang

nama sertifikat tanah dimiliki oleh UIN Jakarta.

Terkait dengan kepemilikan sertifikat tanah yang dimiliki UIN Jakarta

sebagai bukti kepemilikan tanah, ISK (Ketua tim tanah perumahan dosen UIN)

menganggap bahwa sertifikat tersebut dibuat setelah penghuni perumahan dosen

UIN menempati perumahan dosen UIN, oleh karenanya sertifikat tersebut masih

bisa dipermasalahkan. Seperti yang dinyatakan oleh informan ISK (Ketua tim

tanah perumahan dosen UIN)

Jadi dasar Departemen Agama sertifikat, dasar kami undang-undang,

undang-undang ya diatas sertifikat. Sertifikat itu juga bisa

dipermasalahkan, jadi mungkin tolong ditulis ada filosofi hukum

pertanahan bahwa sertifikat yang terbit itu sama diibaratkan bayi yang

baru lahir. Jadi sertifikat departemen agama ini kan terbit tanggal tiga

Page 85: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

73

maret tahun seribu sembilan ratus lapan puluh lapan, sedangkan kami

sudah tinggal tahun lima sembilan, jadi sertifikat Departemen Agama ini,

sertifikat hak pakai disingkat SHP nomor dua tahun seribu sembilan ratus

lapan puluh lapan, terbitnya tanggal tiga maret tahun seribu sembilan ratus

lapan puluh lapan, itu boleh kami simpulkan, boleh kami nyatakan bahwa,

sertifikat itu adalah anak haram, tidak jelas bapak ibunya, tidak jelas kakek

neneknya, itu filosofi pertanahan. Jadi itulah dan ada filosofi hukum,

hukum yang diberlakukan itu tidak terlaku surut, contohnya hukum yang

diterbitkan tahun delapan-delapan, tahun sembilan dua, tahun sembilan

enam yang berkaitan dengan surat-surat yuridis dari Departemen Agama

dan UIN, itu tidak berlaku surut untuk warga kami yang memang sudah

tinggal dari tahun lima sembilan, seperti itu. Jadi boleh hukum UIN itu

diterapkan bagi warga yang baru tinggal delapan sembilan keatas, kami

yang udah tinggal dari tahun lima sembilan itu engga berlaku (Wawancara

dengan ISK, Ciputat, 7 April 2015).

Berdasarkan dari pernyataan informan ISK bahwa, status sertifikat tanah yang

dimiliki oleh UIN Jakarta masih bisa dipermasalahkan. Karena keberadaan

penghuni perumahan dosen UIN lebih dahulu menempati perumahan dosen UIN

pada tahun 1959 dibandingkan dengan sertifikat tanah yang baru ada pada bulan

maret 1988. Jadi dapat dikatakan berdasarkan filosofi pertahanan sertifikat

tersebut ibarat bayi baru lahir yang tidak memiliki kejelasan status bapak dan

ibunya. Selain itu juga berdasarkan dari filosofi hukum mengatakan bahwa hukum

tidak berlaku surut bagi penghuni perumahan dosen UIN, dalam artian hukum

UIN seperti hukum yang diterbitkan pada tahun 1988, 1992, dan 1996 yang

berkaitan dengan surat-surat yuridis dari Departemen Agama dan UIN Jakarta

hanya berlaku kepada penghuni perumahan dosen UIN yang baru menempati

perumahan dosen UIN pada tahun 1989 keatas dan tidak berlaku kepada penghuni

perumahan dosen UIN yang menempati perumahan dosen UIN pada tahun 1959.

Berdasarkan pemaparan para informan diatas telah dijelaskan bahwa salah

satu penyebab konflik yang terjadi di perumahan dosen UIN adalah karena masih

Page 86: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

74

belum jelasnya kepemilikan status tanah perumahan dosen UIN, sehingga masing-

masing dari kedua belah pihak yaitu UIN Jakarta dan penghuni perumahan dosen

UIN memiliki penjelasan masing-masing terkait dengan status kepemilikan tanah

tersebut baik itu berdasarkan sejarah maupun berdasarkan bukti yang mereka

miliki. Hal ini seperti yang dinyatakan oleh Coser bahwa penyebab salah satu

konflik itu adalah karena perselisihan perebutan sumber daya alam yang tidak

mencukupi seperti tanah (Wirawan, 2012:83).

3. Status Rumah

Keinginan dari sebagian penghuni perumahan dosen UIN yang

menginginkan agar perumahan dosen UIN dapat dimiliki oleh penghuni

perumahan dosen UIN. Seperti disampaikan oleh RTN (Ketua perumahan dosen

UIN)

Kita ini dari dulu sedang mengusahakan supaya statusnya rubah, status

dari golongan dua ke golongan tiga. Karena menurut peraturan ketetapan

pemerintah bisa dimiliki oleh warga itu kalau statusnya kelas tiga, rumah

ini masih kelas dua. Jadi kita ada yang namanya tim dan tim itulah yang

mengurusi bagaimana ini mengenai persoalan kita ini… Tujuan tim ini

untuk memperjuangkan merubah status golongan dua menjadi golongan

tiga. Padahal waktu itu kementrian agama sudah setuju, pada saat itu pak

kementrian agama adalah pak Qurai Syihab, pak Qurais tau kita tinggal

disini melihat dan menghayati sendiri keperluan kita, dan kita ini sudah

dosen-dosen sesepuh yang situasinya dulu berbeda dengan sekarang

(Wawancara dengan RTN, Ciputat, 13 April 2015).

Berdasarkan dari pernyataan diatas bahwa, sudah sejak lama penghuni perumahan

dosen UIN menginginkan untuk menurunkan status perumahan dosen UIN yang

termasuk dalam golongan kelas 2 menjadi kelas 3 agar dapat menjadi milik

pribadi.

Page 87: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

75

Namun demikian ternyata penurunan status perumahan dosen UIN dari

golongan 2 ke golongan 3 ternyata tidak berhasil sampai saat ini. Hal tersebut

dikarenakan perumahan dosen UIN masih berada dalam ruang lingkup kampus

UIN Jakarta. Hal ini dinyatakan oleh MA (Biro Administrasi Umum dan

Kepegawaian Kepala Bagian Umum UIN Jakarta periode 2015-2019)

Jadi itu ini udah berapakali mentok, sebab begini mereka tetep bersikekeh

bahwa bisa dirubah status tanah komplek itu bisa dinaikkan kelasnya

supaya bisa dimiliki gitu, sementara ada peraturan Menteri Agama atau

apa kalau tanah kampus itu satu hamparan tidak boleh dimiliki oleh

pribadi-pribadi didalamnya, coba liat dibagian IKN ada tuh, jadi

sebenernya gini kampus satu dan dua kan satu hamparan, tengah itu ada

perumahan dosen jadi tidak bisa dimiliki oleh pribadi karena masih

dianggap perluasan bagian dari kampus (Wawancara dengan MA, Ciputat,

23 April 2015).

Berdasarkan dari pernyataan diatas bahwa, penurunan status perumahan dosen

UIN dari golongan dua menjadi golongan tiga memang tidak bisa dilakukan. Hal

tersebut dikarenakan menurut peraturan menteri agama perumahan dosen UIN

masih berada dalam ruang lingkup kampus UIN Jakarta, yang mana perumahan

dosen UIN berada ditengah-tengah kampus UIN Jakarta.

MA (Biro Administrasi Umum dan Kepegawaian Kepala Bagian Umum

UIN Jakarta periode 2015-2019) juga mengatakan bahwa asumsi penghuni

perumahan dosen UIN itu berasal dari perumahan dosen UI yang dimiliki oleh

dosen dan karyawan UI, seperti yang diungkapkan olehnya:

Orang-orang komplek selama ini membuat asusmsi…UI kok bsia dmiliki,

kalau UI kan jauh antara salemba dengan depok tidak satu hamparan, ini

bisa dimiliki, bisa dinaikkan statusnya hingga bisa dicicil oleh karyawan

atau dosen UI…Dan itupun satu sertifikat dengan tanah-tanah kita ini

sehingga tidak mungkin sekali dimiliki oleh perorangan, bagaimanapun

caranya engga bisa. Dan kebetulan tiap penghuni komplek itu kan ada

yang namanya SIP (Surat Izin Penghunian), ditandatangani oleh rektor dan

mereka yang menghuni (Wawancara dengan MA, Ciputat, 23 April 2015).

Page 88: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

76

Berdasarkan ungkapan diatas dapat dikatakan bahwa, asumsi penghuni

perumahan dosen UIN untuk menurunkan status golongan rumah dari golongan 2

menjadi golongan 3 berasal dari perumahan dosen UI yang bisa dimiliki oleh

dosen dan karyawan UI. Padahal pandangan tersebut tidak bisa dilakukan ke

perumahan dosen UIN, karena perumahan dosen UI berada jauh dari kampus UI

yang berlokasi di Depok dan di Salemba. Jadi hal yang wajar jika perumahan

dosen UI bisa dimiliki oleh dosen beserta karyawan UI. Selain itu juga penghuni

perumahan dosen UIN juga memiliki SIP yang telah ditandatangani oleh penghuni

perumahan dosen UIN sendiri.

Menanggapi mengenai perumahan dosen UIN merupakan bagian dari

kampus UIN Jakarta, ISK (Ketua tim tanah perumahan dosen UIN) tidak

menyetujui hal tersebut karena perumahan dosen UIN terpisah dari kampus UIN

Jakarta. Seperti yang dinyatakan olehnya

Terus juga UIN sama Depag mengklaim bahwa komplek kami ini menyatu

dengan kampus. Kami bilang komplek kami terpisah dengan jalan Ciputat

raya, sekarang jalan Ir. Haji Juanda dengan jalan Kertamukti kampus

dua…lain dengan IKIP Rawamangun itu memang komplek dalem

kampus, iya kan, IKIP Rawamangun itu kan…jalan kompleknya kan jalan

kampus, kalau kami diluar kampus…dari mana dasarnya komplek

ditengah-tengah kampus, yang jelas kita dibatesin jalan Kertamukti sama

jalan Ir. Haji Juanda terpisah komplek kami itu dengan kampus UIN. Satu

jalan desa, satu jalan provinsi, entar diakui lagi itu jalan UIN Ciputat.

Karena kami sempet bicara dengan hakim ya itu, masukan dari berita acara

di Pengadilan Negeri itu bahwa komplek kami ditengah-tengah kampus,

kami bilang kami diluar kampus terbelah jalan provinsi, jalan desa yang

membelah (Wawancara dengan ISK, Ciputat, 7 April 2015).

Berdasarkan dari pernyataan tersebut bahwa, perumahan dosen UIN dengan UIN

Jakarta dipisahkan dengan jalan desa dan jalan provinsi yaitu jalan Kertamukti

dan jalan Ir. H. Juanda. Dengan adanya jalan tersebut dapat dikatakan bahwa

Page 89: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

77

perumahan dosen UIN bukan bagian dari UIN Jakarta yang berbeda bila

dibandingkan dengan IKIP Rawamangun yang mana perumahannya berada

didalam kampus IKIP dan jalan perumahannya adalah jalan kampus IKIP.

Dari pernyataan para informan diatas telah dijelaskan bahwa salah satu

penyebab konflik yang terjadi di perumahan dosen UIN adalah karena adanya

pertentangan keinginan dari kedua belah pihak mengenai bisa atau tidaknya

penurunan status perumahan dosen UIN yang dianggap sebagai rumah dinas. Hal

ini seperti Bartos dan Wehr nyatakan bahwa konflik terjadi salah satunya karena

salah satunya adanya pertentangan (incompability) (Syawaludin,2014:3).

C. Resolusi konflik

Pendekatan resolusi konflik yang telah digunakan oleh UIN Jakarta dan

penghuni perumahan dosen UIN dalam menyelesaikan konflik tanah yang terjadi

di perumahan dosen UIN adalah melalui tiga pendekatan yaitu 1) Negosiasi

meliputi musyawarah, 2) Mediasi meliputi Kelurahan, Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah Tangerang Selatan, Polsek Ciputat Timur dan, 3) Legal meliputi

Pengadilan Negeri Tangerang, Pengadilan Tinggi Banten dan Mahkamah Agung.

Page 90: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

78

Tabel III .C.1 Matrik Resolusi Konflik

(Sumber: Ansori, Rotinsulu dan Haryadi, 2013)

1. Negosiasi

Merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh para pihak (dua pihak atau

lebih) yang berkonflik, dengan mempertemukan para pihak yang berkonflik untuk

menyampaikan keinginan dari para pihak yang berkonflik, sehingga dapat

menciptakan suatu kesepakatan bersama. Hasil yang didapatkan dari negosiasi

adalah win-win solution. Namun ketika tidak terjadi win-win solution maka akan

terjadi impase bahkan kemungkinan jika salah satu pihak tidak memiliki bukti

yang kuat maka pihak tersebut akan dirugikan (win-lose solution). Terkait dengan

konflik tanah yang terjadi diperumahan dosen UIN, pendekatan negoisasi yang

digunakan adalah dengan melakukan musyawarah.

Musyawarah merupakan cara yang paling penting digunakan di Indonesia

untuk dapat menyelesaikan konflik. Seperti yang dikatakan oleh Barron bahwa

musyawarah adalah salah satu cara penting dimana penduduk desa di pedesaan

• UIN jakarta

• Penghuni perumahan dosen UIN

• Musyawarah

Negoisasi

• Kelurahan

• DPRD

• Polsek Ciputat Timur

Mediasi

Albitrasi

• Pengadilan Negeri Tangerang

• Pengadilan Tinggi Negeri Banten

• Mahkamah Agung (MA)

Legal

Page 91: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

79

Indonesia mencoba untuk menyelesaikan konflik. Musyawarah merupakan proses

diskusi dan membangun konsesus yang digunakan untuk mengatasi berbagai

macam masalah (Barron, 2004: 50)

Secara teori musyawarah merupakan dimana semua suara dapat didengar.

Ketika semua pihak diberi kesempatan untuk berbicara hasilnya akan dihormati,

karena dalam prosesnya dianggap adil. Dalam keadaan ini, bahkan jika

musyawarah tidak menyebabkan hasil yang diinginkan oleh satu kelompok,

hasilnya tetap dihormati berdasarkan proses yang digunakan dalam hasil

pencapaian tersebut. (Barron, 2004: 51-52)

Adapun musyawarah yang dilakukan oleh UIN Jakarta dan penghuni

perumahan dosen UIN, seperti yang diungkapkan oleh KH (mantan Rektor UIN

Jakarta 2010-2015)

Dulu kita undang kumpul-kumpul kita bicarakan yuk, mediasi, kita

bicarakan, apa problemnya, minta pesangon ke Menteri Agama, ayuk kita

fasilitasi…Saya engga hafal, tapi yang pasti kami menawarkan, kan

mediasi mau ketemu siapa saja boleh. Mau ketemu Menteri Agama,

ketemu DPR, Menteri Keuangan, kita sudah sampaikan itu. Saya sudah

membela, menyampaikan tuntutan warga komplek sudah saya sampaikan.

Saya sampaikan ke mentri keuangan dan menteri agama, saya sampaikan

tuntutan warga. Satu untuk memiliki, atau kasih pesangon yang besar,

yang dituntut, dan saya menyatakan UIN punya duit, mereka kan minta

dua ratus lima puluh juta, kami punya, kas kami punya, tapi engga boleh

karena saya bisa masuk penjara. Jadi kami netral aja, tidak menghalangi

(Wawancara dengan KH, Ciputat, 20 Mei 2015).

Adapun SBJ (Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan UIN Jakarta periode 2015-

2019) menambahkan

Oh engga, udah sering ketemu dengan pak rektor, orang tua di Syahida In,

dimana-mana, bahkan diminta kerelaannya setiap pertemuan ngomong,

didalam forum halal bihalal juga ngomong mohon agar diserahkan kepada

UIN seperti didalam forum ada acara-acara…acara seperti halal bihalal

ngomong atau pertemuan tim perumahan dengan rektor waktu dulu pak

Komar (Wawancara dengan SBJ, Ciputat, 16 April 2015).

Page 92: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

80

Berbagai pernyataan tersebut menunjukkan bahwa, UIN Jakarta sudah banyak

melakukan musyawarah kepada penghuni perumahan dosen UIN. Seperti

pertemuan dengan pak Rektor, orang tua di Syahida In dan forum halal bihalal,

pertemuan tim perumahan dengan rektor, bahkan UIN Jakarta sendiri menerima

keinginan dari penghuni perumahan dosen UIN. Bahkan ketika UIN Jakarta

menyampaikan keinginan perumahan dosen UIN Jakarta yaitu keinginan meminta

ganti rugi uang, kepada Menteri Agama, namun Menteri Agama menolak

keinginan tersebut. Adapun salah satu musyawarah yang terjadi pada tanggal 19

September 2003.

Gambar III.C.1.1. Surat Undangan Musyawarah

(Sumber: Buku Himpunan Data SIP (Surat Izin Penghunian) Rumah Dinas

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Mengenai adanya musyawarah yang dilakukan oleh UIN Jakarta dan para

orangtua penghuni perumahan dosen UIN dibenarkan oleh MK (penghuni

perumahan dosen UIN)

Tapi sebagian engga datang, yang datang cuma sampe protes juga, bukan

mengundang penyelesaian tuh, ngundang ke pengusiran itu berlaku. Kami

kasian kepada bapak-bapak, kami kasih lima puluh juta uang kerohiman,

kerohiman kamu tau kerohiman, uang kasih sayang, masa orang diusir

Page 93: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

81

kasih sayang, engga lucu…tapi itu engga, mengundang makan, untuk itu

engga ada, hanya mengundang makan, ngundang apa, jadi diberitahukan

diberitahukan kami akan membangun, kami akan ini, diantaranya ada juga

yang bicara-bicara disitu, ya engga apa-apa bangun tapi kami ketika itu ya

diganti paling kurang lima ratus tapi engga ditanggapi apa-apa

(Wawancara dengan MK, Ciputat, 28 April 2015).

Berdasarkan pernyataan tersebut bahwa, pertemuan kedua belah pihak antara UIN

Jakarta dengan penghuni perumahan dosen UIN yaitu para orangtua seperti

undangan makan bersama memang telah dilakukan. Pertemuan tersebut

menjelaskan tujuan UIN untuk mengosongkan perumahan dosen UIN dan para

orangtua menginginkan pergantian minimal Rp. 500.000.000,00.

Namun jika melihat dari ungkapakan MK (penghuni perumahan dosen UIN

Jakarta) diatas, dalam musyawarah tersebut terlihat bahwa UIN Jakarta tidak

mengundang semua penghuni perumahan dosen UIN, melainkan hanya penghuni

yang sudah berstatus orangtua dan tim perumahan dosen UIN. Sehingga sebagian

penghuni perumahan dosen UIN merasa bahwa UIN Jakarta tidak melakukan

musyawarah dengan perumahan dosen UIN, hal ini diungkapkan oleh IP

(penghuni perumahan dosen UIN)

Yang ketiga adalah seharusnya adalah Komarudin memberikan surat

pengusiran, nah pengusiran itu kan sebuah bahasa yang sangat kasar dalam

sebuah pola-pola intelektual. Kenapa jadi pengusiran karena sebuah surat

rembukan musyawarah gitu. Komarudin yang mengaku dirinya

budayawan ternyata merupakan simbol kepalsuan. Intinya adalah dia

menerapkan sebuah otoriterian dalam pola-pola kehidupan masyarakatnya,

tidak pernah berdialog kepada masyarakat, kumpul dimana, ngobrol

mengenai ini, apa rancangan UIN, itu akan diomongin. Kalau sebetulnya

jawaban itu dulu diawasin selesai masalah ini…Tapi intinya tidak pernah

ada sebuah dialog, dia kan budayawan, jadi kita kenal selama ini

budayawan dia (Wawancara dengan IP, Ciputat, 31 Maret 2015).

Selanjutnya NBW (ketua perumahan dosen UIN) menambahkan

Page 94: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

82

Iya kurang lebih kaya gitulah, adanya duduk bersama terus gitukan,

musyawarah gimana bagusnya segala macem gitukan, ada titik

temunyalah, engga mungkin engga ada titik temunya atau motifnya, apa ya

udah begitu dibentuk ama UIN. Kalau dari warga si jelas maunya

musyawarah gitu kan, kalau misalkan musyawarah juga hasilnya seperti

itu ya seperti ini sekarang gitu (Wawancara dengan NBW, Ciputat, 18

April 2015).

Pernyataan kedua informan diatas menunjukkan bahwa, sebagian penghuni

perumahan dosen UIN merasa kecewa kepada UIN Jakarta karena mereka tidak

diajak musyawarah agar keinginan mereka dapat didengar dan dipenuhi. Tetapi

yang ada mereka hanya diberikan surat saja yang diartikan sebagai sebuah

pengusiran tanpa adanya sebuah musyawarah, yang berbeda dengan background

rektor UIN Jakarta sendiri yang merupakan seorang budayawan yang tidak

mengedepankan sebuah dialog atau musyawarah melainkan dengan pengusiran

yang menurut IP merupakan bahasa yang sangat kasar dalam sebuah pola-pola

intelektual.

Selain melakukan musyawarah yang bertempat di UIN Jakarta, pihak UIN

Jakarta juga pernah melakukan musyawarah ke beberapa penghuni perumahan

dosen UIN dengan mendatangi penghuni langsung diperumahan dosen UIN.

Seperti yang dikemukakan oleh beberapa informan

Waktu itu pak Komar sama saya sekitar tahun dua ribu sebelasan lah,

datang kerumah silaturahmi ngejelasin X, si Y, si D, saya pernah itu liat,

mau kemana nih, mau kerumah ini silaturahmi, cumankan dua orang,

empat orang datang. Cumankan datang ketokoh-tokoh yang memang bisa

tolong dong jelaskan pada ini dan terbuti orang yang didatengin ini cukup

efektif dan akhirnya menyerahkan (Wawancara dengan SBJ, Kepala Biro

Perencanaan dan Keuangan UIN Jakarta periode 2015-2019, Ciputat, 16

April 2015).

Saya juga pernah datang blusukan kesana, saya sendiri yang datang, ada

banyak hal rata-rata mereka itu merasa tidak enak dengan tetangganya,

saya ingin pindah tapi tidak enak dengan tetanga saya gitu, ada yang saya

Page 95: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

83

datang terus dia ceramah, marah-marah segala macam, makanya saya

sendiri yang datang, saya sama pak HM sebetulnya. Kecuali rumahnya si

almarhum…kita dateng ngobrol, dia bilang pak terus terang aja saya

melanjutkan armarhum ayah saya, dia bilang pokoknya gini aja pak Rasiin

nanti kalau di pengadilan tinggi banten kalah saya serahkan rumah, eh dua

minggu kemudian turun tuh Putusan Tinggi Banten UIN menang, akhirnya

selang dua sampai tiga minggu diserahkan ke kita (Wawancara dengan

RSN, Kepala Bagian Akutansi dan Pelaporan Keuangan UIN Jakarta

periode 2015-2019, 13 April 2015).

Berbagai pernyataan tersebut menunjukkan bahwa, UIN Jakarta pernah

melakukan musyawarah ke beberapa penghuni rumah di perumahan dosen UIN

untuk dapat menyelesaikan konflik. Seperti pertama, silaturahmi yang dilakukan

oleh SBJ (Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan UIN Jakarta periode 2015-

2019) ke beberapa tokoh yang dianggap bisa diajak bekerjasama untuk

menjelaskan kebeberapa penghuni perumahan dosen UIN agar mereka mau

menyerahkan rumah yang mereka tempati. Dan dari kunjungan SBJ (Kepala Biro

Perencanaan dan Keuangan UIN Jakarta periode 2015-2019) menghasilkan

beberapa penghuni mau menyerahkan rumahnya.

Kedua, silaturahmi yang dilakukan oleh RSN (Kepala Bagian Akutansi dan

Pelaporan Keuangan UIN Jakarta periode 2015-2019) ke beberapa rumah dan

akhirnya menghasilkan tanggapan dari penghuni perumahan dosen UIN seperti

ada penghuni yang tidak mau pindah karena merasa tidak enak dengan

tetangganya, ada yang benar-benar tidak mau pindah. Selanjutnya ada penghuni

yang sebelumnya bertahan namun setelah dilakukan musyawarah akhirnya dia

mau menyerahkan rumah tersebut.

Page 96: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

84

Menanggapi mengenai hanya beberapa rumah yang dikujungi oleh UIN

Jakarta untuk melakukan musyawarah dibenarkan oleh AMZ (penghuni

perumahan dosen UIN), dia mengatakan:

Saya tidak pernah didatangi oleh pihak UIN… oh mungkin itu beberapa

tapi saya tidak pernah, ada beberapa orang tertentu kali tapi saya engga.

Saya kira hanya ada beberapa orang yang didatengin, tapi engga tau ada

kawan yang didatangin, kita engga tau (Wawancara dengan AMZ, Ciputat,

27 April 2015).

Selanjutnya ISK (Ketua tim tanah perumahan dosen UIN) menambahkan:

Oh ini tahap penggusuran rumah, tahapannya yang pertama UIN dan

Depag mengutus utusan untuk merayu rumah yang masih ditempati,

biasanya merayu yang pengambil keputusan entah itu dia anak tertua,

entah itu bapaknya, entah itu ibunya. Jadi kalau tidak bisa dirayu,

diintimidasi. Jadi setelah dirayu atau diintimidasi didatangkan rumahnya,

bawa tas dengan isi duit. Ini bicara mayoritas ada satu dua yang engga, itu

biasanya yang dimasukin mayoritas ke rumah-rumah yang memang

keluarga yang kurang mampu, jadinya seperti itu, dan dengan dia sudah

dipelajari dari pihak UIN Depag ini juga banyak utang dimana-mana,

terus digeletakin uang lima puluh juta diatas meja, biasanya yang lebih

besar pasak dari pada tiang bisa luluh (Wawancara dengan ISK, Ciputat, 7

April 2015).

Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa, memang benar bahwa UIN Jakarta

pernah melakukan musyawarah ke beberapa rumah penghuni perumahan dosen

UIN. Dalam musyawarah tersebut kemudian menghasilkan beberapa penghuni

perumahan dosen UIN mau menyerahkan rumahnya kepada UIN Jakarta. Namun

demikian, ISK (Ketua tim perumahan dosen UIN) mengatakan cara yang

dilakukan UIN sendiri tidak dianggap baik. Karena cara yang UIN Jakarta

lakukan adalah dengan merayu dan mengintimidasi penghuni perumahan dosen

UIN agar mereka mau menyerahkan rumah tersebut. Selanjunya ia menambahkan,

penghuni perumahan dosen UIN yang diajak musyawarah oleh UIN Jakarta

Page 97: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

85

sengaja yang memang berlatar belakang dari keluarga yang tidak mampu dan

banyak memiliki hutang.

Berdasarkan dari pemaparan informan diatas, dapat diliat bahwa memang

musyawarah telah dilakukan dari kedua belah pihak yaitu UIN Jakarta dan

penghuni perumahan dosen UIN, seperti musyawarah yang terjadi di UIN Jakarta

yang dihadiri oleh hanya penghuni perumahan dosen UIN dan tim perumahan

dosen UIN. Namun musyawarah tersebut tidak berhasil melainkan terjadi

deadlock (impase solution) karena tidak menghasilkan kesepakatan bersama dari

kedua belah pihak. Selain itu musyawarah yang dilakukan oleh UIN Jakarta ke

beberapa penghuni perumahan dosen UIN dengan cara mendatangi penghuni

langsung diperumahan dosen UIN. Dari hasil musyawarah tersebut dapat

menghasilkan win-win solution sehingga beberapa penghuni perumahan dosen

UIN dapat menyerahkan rumahnya kepada UIN Jakarta.

Walaupun musyawarah yang dilakukan kedua belah pihak telah

menghasilkan deadlock (impase solution) dan win-win solution, musyawarah yang

terjadi menurut peneliti memiliki kekurangan. Yang mana dalam musyawarah

tersebut tidak melibatkan semua pihak yang berkonflik, seperti musyawarah yang

terjadi di UIN Jakarta yang mana dalam musyawarah tersebut hanya terdiri dari

penghuni perumahan dosen UIN yang sudah pensiun saja yang sudah dianggap

orangtua dan tim perumahan dosen UIN saja, padahal di perumahan dosen UIN

penghuninya tidak hanya para orang tua yang sudah pensiun saja melainkan anak

dari orangtua yang sudah meninggal.

Page 98: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

86

Selanjutnya musyawarah yang dilakukan yang dilakukan oleh UIN Jakarta

ke beberapa penghuni perumahan dosen UIN saja tidak dilakukan kesemua

perumahan dosen UIN. Sehingga hal tersebut membuat penghuni perumahan

dosen UIN yang lain kecewa kepada UIN Jakarta karena mereka menganggap

UIN Jakarta tidak mau melakukan musyawarah kepada mereka padahal pada

kenyataannya UIN Jakarta sudah melakukan musyawarah hanya kepada sebagian

penghuni perumahan dosen UIN

2. Mediasi

Suatu upaya yang dilakukan oleh para pihak (dua pihak atau lebih) yang

berkonflik, dengan mempertemukan para pihak yang berkonflik untuk

menyampaikan keinginan dari para pihak yang berkonflik, sehingga dapat

menciptakan suatu kesepakatan bersama. Upaya ini dibantu oleh pihak ketiga

sebagai mediator yang bersifat netral yang berfungsi sebagai pihak yang

menjembatani keinginan pihak yang berkonflik dan membantu memecahkan

masalah bersama para pihak yang berkonflik. Namun demikian kehadiran pihak

ketiga ini tidak dapat memberi keputusan, melainkan keputusan dari kedua pihak

melalui mediator yang impartial.

Hasil yang didapatkan dari mediasi adalah win-win solution , namun ketika

tidak terjadi win-win solution maka akan terjadi impase solution. Terkait dengan

konflik tanah yang terjadi diperumahan dosen UIN, UIN Jakarta dan penghuni

perumahan dosen UIN telah melakukan pendekatan mediasi dengan kehadiran

pihak ketiga sebagai mediator yaitu pihak Kelurahan dan pihak DPRD Tangerang

Selatan.

Page 99: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

87

a. Kelurahan

Setelah musyawarah menghasilkan deadlock (impase solution) dan

menghasilkan win-win solution hanya kepada beberapa penghuni perumahan

dosen UIN, Pihak Kelurahan merupakan cara selanjutnya yang ditempuh oleh

UIN Jakarta dan penghuni perumahan dosen UIN untuk dapat menyelesaikan

konflik. Seperti yang diungkapkan IDS (Lurah Kelurahan Pisangan Kecamatan

Ciputat Timur periode 2015):

Kita juga pernah ya, cuman memang masing-masing menyampaikan itu

aja, masing-masing menyampaikan apa adanya. Di satu ruangan dan tidak

memenuhi syarat gitu loh, tidak datang semua, kalau misalnya memang

karena sudah ketemu dari pihak perumahan UIN siapa aja yang

mewakilinya dan pihak UIN siapa saja yang mewakili... Pihak perumahan

malah artinya ganti ruginya yang sepadan gitu. Iya tidak ada ganti rugi

karena melanggar aturan kan gitu, tetapi secara kemanusiaan saya engga

tau dah tuh kan gitu akhirnya, karena memang disitu engga ada ganti rugi

(Wawancara dengan IDS, Ciputat, 11 Mei 2015).

Berdasarkan dari pernyataan tersebut bahwa, UIN Jakarta dan penghuni

perumahan dosen UIN memang pernah mendatangi kelurahan untuk dapat

menyelesaikan masalah yang terjadi. Yang menghasilkan permintaan ganti rugi

yang sesuai dari permintaan penghuni perumahan dosen UIN, namun dari UIN

Jakarta tidak bisa memberikan ganti rugi tersebut.

Dari hasil dari pertemuan tersebut kemudian IDS (Lurah Kelurahan

Pisangan Kecamatan Ciputat Timur periode 2015) memanggil masing-masing

pihak secara pribadi, seperti yang diungkapkan olehnya:

Satu kali, selain itu mah saya memanggil kedua belah pihak tetapi tidak

sama-sama, masing-masing kita panggil kesini. Iya masing-masing saya

panggil, sepihak-sepihak gitu. Tapi yang penah kejadian itu aja sekali.

Artinya saya ingin menyampaikan, memang engga boleh sih ganti sekian

kewarga saya yang harus pindah kan gitu. Kalau dari pihak UIN yang saya

panggil gitu kan, wah ini tidak bisa pak lurah mentok di aturan, kan

Page 100: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

88

sebelah-sebelah dipanggilnya kan. Karena warga juga menyadari bahwa

mereka tinggal di perumahan dinas, cuman akhirnya mereka ingin

meminta ganti ruginya sepadan aja, sesuai dengan kebutuhan pada saat

sekarang ini kan gitu. Terus akhirnya karena memang kita tidak ada

kepastian, dia pada arahnya minta diselesaikan ke DPRD terus juga

pengadilan (Wawancara dengan IDS, 11 Mei 2015).

Pernyataan tersebut dijelaskan bahwa, setelah pertemuan dari kedua belah pihak

yaitu UIN Jakarta dan penghuni perumahan dosen UIN menghasilkan deadlock

(impase solution), kemudian IDS bertemu dengan masing-masing pihak yaitu UIN

Jakarta dan penghuni perumahan dosen UIN secara terpisah. Namun demikian

usaha tersebut juga menghasilkan deadlock (impase solution), karena UIN Jakarta

hanya menjalankan aturan dan penghuni perumahan dosen UIN tetap meminta

ganti rugi yang sesuai.

b. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tangerang Selatan.

Setelah penyelesaikan konflik yang dilakukan di pihak Kelurahan

menghasilkan deadlock (impase solution), selanjutnya penghuni perumahan dosen

UIN memutuskan agar konflik dapat diselesaikan di DPRD Tangerang Selatan.

Hal ini diungkapkan oleh ISK (Ketua tim tanah perumahan dosen UIN):

Mediasi sudah ada tanggal dua puluh empat januari dua ribu dua belas,

kita mediasi di DPRD Tangsel. Isi dari mediasi…Alasannya dia

menggunakan terutama setifikat hak pakai nomor dua tahun lapan-lapan,

terus tandatangan warga tahun sembilan dua, yang menyatakan bahwa

yang ditempati warga adalah rumah dinas…Nah disini lebih dari lima

puluh tahun. Jadi salah satu bukti de facto ini komplek UIN adalah

komplek tertua di provinsi Banten, dan komplek yang dibangun dengan

IMB tertua di Banten (Wawancara dengan ISK, Ciputat, 7 April 2015).

Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa, mediasi memang sudah dilakukan di

DPRD Tangerang Selatan. Ketika dimediasi oleh DPRD Tangerang Selatan kedua

belah pihak sudah mulai menunjukkan adu bukti kepemilikan untuk membuktikan

Page 101: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

89

bahwa siapa yang pantas memiliki hak atas perumahan dosen UIN. Berdasarkan

dari bukti kepemilikan UIN Jakarta memiliki sertifikat tanah nomor 2 tahun 1988

serta tanda tangan dari penghuni perumahan dosen UIN tahun 1992 bahwa

perumahan dosen UIN adalah rumah dinas. Sedangkan penghuni perumahan

dosen UIN memiliki bukti kepemilikan yaitu de facto dengan penempatan

perumahan dosen UIN sudah lebih dari 50 tahun yang dibuktikan melalui IMB

tertua di Banten.

Namun akhirnya mediasi di DPRD Tangerang Selatan menghasilkan

deadlock (impase solution). Seperti yang diungkapkan oleh ISK (Ketua tim tanah

perumahan dosen UIN)

Jadi setelah mediasi itu detlok…warga akhirnya, kita boleh membawa

pertemuan mediasi lanjutan dengan cacatan pihak UIN dan Depag bisa

membawa bukti bahwa Depag ada mata anggaran tahun lima tujuh

membeli tanah di Ciputat seluas enam puluh empat hektar…terus mata

anggaran dari Depag ada mengeluarkan dana untuk pembangunan-

pembangunan rumah tahun lima sembilan…Kalau itu bisa ditunjukan oleh

Depag maka kami siap untuk mediasi lagi (Wawancara dengan ISK,

Ciputat, 7 April 2015).

Berdasarkan pernyataan diatas bahwa, mediasi yang terjadi di DPRD terjadi

deadlock (impase solution). Ketika ingin diadakan mediasi lanjutan, penghuni

perumahan dosen UIN meminta mata anggaran sebagai bukti pembelian tanah di

Ciputat pada tahun 1957 seluas 64 hektar dan bukti mata anggaran dari Depag

bahwa adanya pengeluaran dana untuk pembangunan-pembangunan rumah tahun

1959.

Berbeda dengan apa yang disampaikan oleh ISK (Ketua tim tanah

perumahan dosen UIN), ECP (Kasubbag Akutansi Instansi dan SIMAK BMN

Page 102: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

90

UIN Jakarta periode 2015-2019) mengatakan bahwa DPRD justru tidak bisa

membuktikan bahwa perumahan dosen UIN adalah milik penghuni perumahan

dosen UIN, hal ini dinyatakan olehnya

Artinya ini diantaranya ya kan DPRD aja berapa kali noh ini tanggal

berapa dua ribu sebelas, ini dua ribu dua belas iya kan karena dia larinya

ke DPRD minta dukungan dari DPRD kan gitu, DPRD tidak berkuasa

karena itu tanah Negara gitu loh gagal juga, kami juga kalau DPRD waktu

itu saya ikut, kalau ketua DPRD bisa mempertanggungjawabkan ini ke

Negara silahkan kan gitu, wah engga bisa gitu pak kata orang DPRD gitu,

jadi maunya udah serahkan ajalah, sudah bikin surat disitu kan DPRD

bahwa itu tanah orang komplek, angkat tangan mereka waktu rapat disana

(Wawancara dengan ECP, Ciputat, 14 April 2015).

Berdasarkan dari pernyataan ECP (Kasubbag Akutansi Instansi dan SIMAK BMN

UIN Jakarta periode 2015-2019) bahwa, hasil dari mediasi kedua belah pihak

yang dimediasi oleh DPRD menyatakan bahwa perumahan dosen UIN merupakan

milik penghuni perumahan dosen UIN, namun ketika DPRD diminta

bertanggungjawab kepada negara akan hasil ini dalam bentuk pernyataan surat,

DPRD tidak bisa dan mediasi akhirnya menghasilkan deadlock (impase solution).

Adapun mediasi yang dilakukan di DPRD Tangerang selatan terjadi selama dua

kali yaitu pada tanggal 14 November 2011 dan 18 Januari 2012.

Gambar III.C.2.b.1. Surat Undangan Mediasi DPRD

(Sumber: Buku Himpunan Data SIP (Surat Izin Penghunian) Rumah Dinas

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Page 103: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

91

c. Polisi Sektor Ciputat Timur

Mediasi yang dilakukan di Polisi Sektor Ciputat terjadi ketika proses

eksekusi pembongkaran sebagian perumahan dosen UIN. Hal tersebut

disampaikan oleh MYN (Kepala Seksi Humas Polisi Sektor Ciputat Timur

periode 2015) “Sebenernya itu sudah eksekusi dalam pengertian begini hanya

penguluran waktu memberikan kebijakan dari pengadilan” (Wawancara dengan

MYN, Ciputat, 6 Mei 2015). Namun pada saat proses eksekusi pembongkaran

yang dilakukan oleh UIN Jakarta sebagian perumahan dosen UIN ternyata tidak

adanya sosialisasi kepada penghuni perumahan dosen UIN sehingga dibawalah ke

Polisi Sektor Ciputat Timur untuk dimediasi, seperti yang ungkapkan oleh RSN

(Ketua perumahan dosen UIN):

Yang dateng kesini yang mau merobohkan itu… Jadi saya datang kesana,

itu apa ini hentikan…baca, saya baca keras, dengarkan, harus

disosialisasikan, woahh ributlah orang… Iya belum sosialiasasi kan udah

mau dibongkar jadi kita tidak setuju akhirnya mereka mengerahkan massa,

mengerahkan FBR, nah kita marah… Untung polisinya bijak, pak dari

pada ribut-ribut disini kita selesaikan dikantor (Wawancara dengan RSN,

Ciputat, 30 Maret 2015).

Berdasarkan dari ungkapan diatas bahwa, proses eksekusi pembongkaran yang

dilakukan oleh UIN Jakarta kepada sebagian perumahan dosen UIN dilakukan

begitu saja tanpa adanya sosialisasi terlebih dahulu kepada penghuni perumahan

dosen UIN, sehingga pihak Polisi Sektor Ciputat Timur melakukan mediasi agar

tidak terjadi keributan. Hal tersebut diperkuat oleh MYN (Kepala Seksi Humas

Polisi Sektor Ciputat Timur periode 2015)

Kontribusi dari kepolisian ini memang memberikan mediasi dalam artian

supaya bisa diselesaikan secara musyarawah, namun demikian ketika itu

tidak tercapai itu bukan tugas kita lagi, karena kita hanya sebatas

memberikan bantuan pengamanan…jadi mereka yang butuh bantuan jadi

Page 104: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

92

kami tidak mengajak kemari tetapi mereka yang datang kemari, baik dari

pihak pertama maupun pihak kedua mengambil langkah-langkah apa yang

kira-kira kesepakatan, dalam hal ini kita hanya memfasilitasi dalam artian

namanya tamu datang ya kita tidak bisa tolak ya silahkan saja (Wawancara

dengan MYN, Ciputat, 6 Mei 2015).

Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa, pihak polsek Ciputat memang

melakukan mediasi kepada kedua belah pihak yaitu UIN Jakarta dan penghuni

perumahan dosen UIN agar dapat menemukan kesepakatan. Peran dari pihak

Polisi Sektor Ciputat Timur sendiri hanya bersifat memfasilitasi dan memberikan

bantuan keamanan, sehingga ketika tidak terjadi kesepakatan dari kedua belah

pihak bukan menjadi tugas Polisi Sektor Ciputat. Namun ternyata mediasi dari

pihak Polisi Sektor Ciputat Timur berjalan deadlock (impase solution) sehingga

proses eksekusi pembongkaran sebagian perumahan dosen UIN terus berjalan.

Seperti yang disampaikan oleh MYN (Kepala Seksi Humas Polisi Sektor Ciputat

Timur periode 2015) “ternyata berkembang-berkembang, ya berakhirnya kepada

eksekusi itu aja” (Wawancara dengan MYN, Ciputat, 6 Mei 2015).

Berdasarkan dari pemaparan para informan diatas, mediasi memang telah

dilakukan oleh UIN Jakarta dan penghuni perumahan dosen UIN yaitu dengan

menghadirkan pihak Kelurahan Pisangan, pihak DPRD Tangerang Selatan dan

Polisi Sektor Ciputat Timur. Namun dalam mediasi tersebut kehadiran pihak

ketiga sebagai mediator hanya bersifat menjembatani tidak sebagai pihak yang

memutuskan mana pihak yang dimenangkan dan mana pihak yang dikalahkan.

Sehingga mediasi yang sudah dilakukan oleh kedua belah pihak menghasilkan

deadlock/impase solution secara terus menerus baik itu dari pihak kelurahan,

DPRD dan Polsek Ciputat Timur.

Page 105: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

93

3. Legal

Pendekatan legal merupakan tahapan selanjutnya ketika negoisasi, mediasi

dan albitrasi sudah tidak mampu menjawab keinginan dari para pihak yang

berkonflik. Cara ini dilakukan dengan mempertemukan para pihak yang

berkonflik serta dibantu oleh pihak ketiga yaitu hakim yang bertempat di lembaga

pengadilan. Hakim adalah pejabat peradilan negara yang diberi wewenang oleh

undang-undang untuk mengadili (Syarifin, 1999:183), sehingga memiliki kuasa

penuh untuk memutuskan berdasarkan dari kelebihan dan kekurangan dari para

pihak yang berkonflik serta keputusan dari hakim mengikat secara hukum (legally

binding). Hasil dari pendekatakan legal ini sudah tidak mengedapankan

tercapainya keinginan bersama lagi (win-win solution) melainkan hanya

memenangkan keinginan salah satu pihak (win-lose solution).

Terkait dengan konflik tanah di perumahan dosen UIN, setelah pendekatan

mediasi yang dilakukan oleh UIN Jakarta dan penghuni perumahan dosen UIN

dengan menghadirkan pihak ketiga meliputi pihak Kelurahan dan pihak DPRD

Tangerang Selatan menghasilkan impase solution, akhirnya pendekatan yang

digunakan selanjutnya adalah dengan pendekatan legal yaitu Pengadilan Negeri

Tangerang, Pengadilan Tinggi Banten dan Mahkamah Agung. Pendekatan ini

digunakan oleh penghuni perumahan dosen UIN, karena mereka sudah meminta

berkali-kali untuk mediasi kembali kepada UIN Jakarta maupun kepada

Departemen Agama, namun tidak ada tanggapan dari pihak UIN Jakarta maupun

dari Departemen Agama. Seperti yang diungkapkan oleh ISK (Ketua tim tanah

perumahan dosen UIN)

Page 106: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

94

Trus mediasi kita lakukan juga setelah bulan Maret kita (waga/prinsipel)

mou dengan Lawyer, pihak Lawyer mengadakan mengundang untuk untuk

mediasi bulan Mei dan bulan Juni, dua kali surat dilayangkan tahun dua

ribu dua belas, mewakili warga prinsipel, Lawyer melayangkan surat

mediasi di bulan Mei dan Juni, dua kali surat ke rektor, dua kali surat ke

Mentri Agama untuk minta mediasi, tapi Alhamdulillah tidak ada jawaban

sama sekali… yaudah kita main hukum aja, mediasi mentok, dedlok,

mainannya ranah hukum (Wawancara dengan ISK, Ciputat, 7 April 2015).

Dari pernyataan diatas dijelaskan bahwa, sebelum menggunakan pendekatan

legal, penghuni perumahan dosen UIN Jakarta sudah meminta untuk mediasi

kembali dengan mengirimkan surat kepada UIN Jakarta dan Departemen Agama

masing-masing sebanyak dua kali, namun tidak ada jawaban dari kedua pihak

tersebut. Sehingga penghuni perumahan dosen UIN menggunakan pendekatan

legal dengan lembaga pengadilan sebagai pihak ketiga.

Setelah dibawa ke lembaga pengadilan, baik dari Pengadilan Negeri

Tengerang sampai Pengadilan Tinggi Banten, berdasarkan keputusannya

dimenangkan oleh UIN Jakarta. Seperti yang dikatakan oleh ECP (Kasubbag

Akutansi Instansi dan SIMAK BMN UIN Jakarta periode 2015-2019):

Karena mereka merasa tidak nyaman akhirnya mereka menggugat ke

pengadilan resmi, kan gitu, paham engga, itu kronologinya. Mengundang

pengadilan negeri, setelah mengundang kepengadilan negeri, karena yang

mereka punya hanya SIP (Surat Izin Penghunian) sama PBB (Pajak Bumi

dan Bangunan). Setelah itu akhirnya mereka kalah dipengadilan negeri,

mereka naik lagi banding di pengadilan tinggi negeri. Karena mereka

engga punya alat bukti yang sah bahwa ini miliki mereka, kalah lagi

mereka. Kemudian mereka naik banding lagi di mahkamah agung, ini

belum selesai urusannya. Jadi intinya bahwa mereka tidak puas artinya

mereka ingin menguasai tanah itu, itu aja (Wawancara dengan ECP,

Ciputat, 4 Mei 2015).

Berdasarkan dari pernyataan tersebut bahwa, hasil keputusan dari Pengadilan

Negeri Tangerang sampai Pengadilan Tinggi Negeri Banten menunjukkan bahwa

Page 107: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

95

penghuni perumahan dosen UIN tidak bisa menunjukkan bukti yang sah kalau itu

merupakan tanah milik mereka, melainkan hanya bisa menunjukkan surat izin

penghunian dan pajak bumi bangunan. Oleh karena itu kepemilikan perumahan

dosen UIN dimenangkan oleh UIN Jakarta. Selanjutnya ketika penghuni

perumahan UIN kalah dalam Pengadilan Negeri Tangeran dan Pengadilan Tinggi

Banten, penghuni perumahan dosen UIN mengajukan banding ke tingkat yang

lebih tinggi yaitu Mahkamah Agung.

Menanggapi apa yang disampaikan oleh ECP (Kasubbag Akutansi Instansi

dan SIMAK BMN UIN Jakarta periode 2015-2019) terkait dengan keputusan

pengadilan negeri Tangerang dan pengadilan tinggi Banten, ISK (Ketua tim tanah

perumahan dosen UIN) menyatakan

Jadi gini di pengadilan negeri ada dua fakta yang sangat terang benderang

yang terbongkar, pertama fakta dari fraksi departemen agama pak Masudi

yang menyatakan bahwa YPMII tandingan itu tahun tujuh lapan, jadi yang

menyerahkan aset tahun lapan-lapan adalah YPMII tandingan. Yang

kedua…waktu itu sidang lapangan dilakukan di jalan simpang Ibnu Batuta

dengan Taymia lima itu terbukti…bahwa rumah kami adalah bukan rumah

dinas, karena rumah dinas adalah rumahnya seragam, pager-pagernya

seragam dan dibiayai negara, ini fakta…fakta dilapangan, rumah kami

dilapangan beda, pagar-pagar rumah kami juga beda…Terus kedua,

persimpangan antara jalan Ibnu Batuta dengan jalan Taymia lima bahwa

sertifikat hak pakai nomor dua, namanya catatan kepemilikan itu adalah

mempunyai patok-patok BPN, itu dipersimpangan jalan Ibnu Batuta

dengan Taymia lima bersebelahan dengan tanah warga tidak ada patok-

patok BPN...Tapi fakta yang terang benderang itu kenyataannya kami

dikalahkan juga (Wawancara dengan ISK, Ciputat, 7 April 2015).

Berdasarkan dari apa yang disampaikan oleh ISK (Ketua tim tanah perumahan

dosen UIN) dapat dikatakan bahwa, kekalahan penghuni perumahan dosen UIN di

Pengadilan Negeri Tangerang bukan karena tidak adanya bukti yang sah

melainkan kurang dianggap cukupnya bukti oleh Pengadilan Negeri Tangerang.

Page 108: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

96

Padahal penghuni perumahan dosen UIN memiliki beberapa bukti. Yang pertama,

adanya kesaksian dari departemen agama yaitu pak Masudi yang menyatakan

bahwa yang menyerahkan aset YPMII pada tahun 1988 kepada departemen

Agama adalah YPMII yang berdiri tahun 1978 yang merupakan YPMII

tandingan. Kedua, adanya sidang dilapangan membuktikan bahwa perumahan

dosen UIN bukanlah perumahan dinas. Ini terlihat dari bentuk perumahan dan

pagar perumahan dosen UIN yang berbeda-berbeda sedangkan kalau rumah dinas

bentuk perumahan dan pagar seragam. Kemudian persimpangan antara jalan Ibnu

Batuta dengan jalan Taymia V bahwa bersebelahan dengan tanah warga tidak ada

patok BPN, seharusnya jika mengacu kepada surat hak pakai nomor 2 ada patok

BPN. Namun ternyata bukti tersebut tidak cukup kuat untuk memenangkan

penghuni perumahan dosen UIN.

Selanjutnya di Pengadilan Tinggi Negeri Banten, pihak penghuni perumahan

dosen UIN dikalahkan karena adanya kejanggalan keputusan dari pengadilan

tinggi Banten. Seperti yang dinyatakan oleh ISK (Ketua tim tanah perumahan

dosen UIN)

Kejanggalan di Pengadilan Tinggi Negeri harusnya di Pengadilan Tinggi

itu diproses dalam waktu enam bulan, ini UIN dan Depag bisa

mengupayakan dalam waktu empat bulan itu termasuk rekor, itu satu,

kedua ada lagi yang kejanggalan kedua di Pengadilan Tinggi Negeri, dua

minggu sebelum diputuskan oleh Pengadilan Tinggi, UIN sudah

membeberkan di web UIN bahwa keputusan Pengadilan Tinggi Negeri

dimenangkan UIN dan Depag dengan rincian poin satu sampai poin

lima…itulah kami menilai ada kejanggalan…dan karena kami tidak

mendapat keadilan makanya kami banding lagi ke kasasi Mahkamah

Agung (Wawancara dengan ISK, Ciputat,7 April 2015).

Page 109: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

97

Berdasarkan pernyataan diatas bahwa, kekalahan penghuni perumahan

dosen UIN di pengadilan tinggi Banten dikarenakan adanya keputusan dari

pengadilan tinggi Banten yang dianggap kejanggalan oleh penghuni perumahan

dosen UIN. Yang pertama, keputusan yang seharusnya keluar dalam waktu enam

bulan menjadi empat bulan. Kedua, adanya kejanggalan bahwa hasil keputusan

pengadilan tinggi Banten yang dimenangkan oleh UIN Jakarta sudah ada di

website UIN Jakarta dua minggu sebelum keputusan pengadilan tinggi Banten.

Berdasarkan alasan itulah kemudian penghuni perumahan dosen UIN mengajukan

banding ke Mahkamah Agung.

Dari berbagai pernyataan informan diatas menjelaskan bahwa, pendekatan

legal yang dilakukan oleh UIN Jakarta dan penghuni perumahan dosen UIN sudah

menunjukkan hasil akhir yaitu pihak mana yang dimenangkan dan pihak mana

yang dikalahkan. Seperti yang terjadi di Pengadilan Negeri Tangerang dan

Pengadilan Tinggi, UIN Jakarta sebagai pihak yang dimenangkan dan penghuni

perumahan dosen UIN sebagai pihak dikalahkan. Karena pihak ketiga dalam

pendekatan legal berbeda dengan pendekatan mediasi yaitu dapat memutuskan

pihak mana yang dimenangkan dan pihak mana yang dikalahkan. Namun

demikian walaupun penghuni perumahan dosen UIN sebagai pihak yang

dikalahkan, itu masih bersifat sementara. Karena penghuni perumahan dosen UIN

masih melakukan langkah banding ke Mahkamah Agung dan sampai saat ini

masih menunggu keputusan dari Mahkamah Agung.

Page 110: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

98

D. Resolusi Konflik Sepihak (Unilateral)

Selain resolusi yang telah dilakukan kedua belah pihak, peneliti juga

menemukan bahwa adanya resolusi sepihak yang dilakukan oleh UIN Jakarta

terhadap penghuni perumahan dosen UIN. Resolusi ini dilakukan karena adanya

power yang asimetris/tidak sejajar. Hal ini dinyatakan oleh Wallace dan Wolf

bahwa kekuasan adalah kekuasaan kontrol dan sanksi sehingga memungkinkan

mereka yang memiliki kekuasaan memberi berbagai perintah dan mendapatkan

apa yang mereka inginkan dari mereka yang tidak memiliki kekuasaan (Susan,

2009:49). Adapun resolusi sepihak yang dilakukan oleh UIN Jakarta kepada

penghuni perumahan dosen UIN.

Tabel III.D.1 Matrik Resolusi Konflik Sepihak

1. Inspektorat Jenderal Kementerian Agama

Pemanggilan dari Inspektorat Jenderal Kementerian Agama dilakukan

kepada penghuni perumahan dosen UIN Jakarta yang masih memilih bertahan

namun masih berstatus dosen aktif di UIN Jakarta. Seperti yang diungkapkan oleh

Resolusi Konflik

Sepihak

Pemanggilan dari

Inspektorat Jenderal

Kementerian Agama

Kehadiran FBR

Page 111: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

99

RSN (Kepala Bagian Akutansi dan Pelaporan Keuangan UIN Jakarta periode

2015-2019)

Berawal dari pertemuan-pertemuan yang beberapa kali kemudian

deadlock, akhirnya BPK manggil gitu karena tanah milik Negara harus

diawasi dan dikendalikan yang tidak boleh untuk kepentingan pribadi gitu

kan, kemudian yang memBAP itu Irjen, nah ketika dipanggil Irjen itu

karena mereka melawan, jadi gitu tanpa surat SP satu, dua, langsung dari

Irjen dari Kementrian Agama (Wawancara dengan RSN, Ciputat, 13 April

2015).

Selanjutnya MA (Biro Administrasi Umum dan Kepegawaian (BAUK) Kepala

Bagian Umum UIN Jakarta periode 2015-2019) menambahkan

Betul, mengundang orang-orang selama ini dianggap agak vokal lah. Jadi

gitu Inspektorat Jendral itu merupakan lembaga semacam inspeksilah,

menginspeksi semua kegiatan yang ada dibawah Departemen Agama, jadi

dia termasuk ikut memediasi memanggilin orang-orang itu. Tapi ya itu

tadi kadang-kadang jawabannya mereka itu ya tadi tetep keras, engga bisa

engga mau. Sehingga kan memanggap sebagai pegawai negeri, kan ada

aturannya, oh berarti anda melawan pemerintah, makanya ada sanksinya

kan dipecat disuruh pecat begitu. Ada aturannya merekapun melakukan

ada dasar hukumnya dong, kita sebagai lembaga abdi Negara kan tidak

mungkin dong melawan pemerintah, kita bagian dari pemerintah gitu

(Wawancara dengan MA, Ciputat,23 April 2015).

Berbagai pernyataan tersebut menunjukkan bahwa, memang benar adanya

pemanggilan yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Agama

terhadap penghuni perumahan dosen UIN yang masih bertahan dan masih

berstatus dosen aktif. Pemanggilan tersebut dilakukan setelah beberapa kali

mediasi yang dilakukan oleh UIN Jakarta dan penghuni perumahan dosen UIN

deadlock. Dalam pemanggilan tersebur menghasilkan jawaban dari penghuni

perumahan dosen UIN yang menolak untuk menyerahkan rumah yang mereka

tempati. Sehingga Inspektorat Jenderal Kementerian Agama langsung

memberhentikan mereka dari status pegawai negeri tanpa adanya surat peringatan.

Page 112: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

100

Menanggapi apa yang telah disampaikan oleh para informan diatas

mengenai pemanggilan yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian

Agama dan pemberhentian dari status pegawai negeri dibenarkan oleh BJD

(penghuni perumahan dosen UIN), sebagai salah satu dosen yang diberhentikan

dari status pegawai negeri seperti yang diungkapkan olehnya:

Ya sudah dipersidangan, sudah MA, bahkan termasuk saya ini dosen-

dosen yang aktif itu sampe diberhentikan…ada dasarnya apa tidak jelas.

Jadi ada beberapa dosen Profesor Doktor SQ, pak SQ, yang dosen bahasa

inggris disitu, bu E, termasuk saya, terus beberapa lagi, jadi kadang-

kadang dasarnya apa engga ngerti. Tapi belum sampe sekarang saya

tunggu, kalau saya tunggu oh tak keluar itu saya petunkan gitu loh, artinya

dasarnya apa kan engga ngerti. Kalau namanya orang diberhentikan

dengan hormat itu kan satu mesti ada panggilan lisan, ada SP 1, SP 2, SP 3

(Wawancara dengan BJD, Ciputat, 6 April 2015).

Selanjutnya RSN (Ketua perumahan dosen UIN) menambahkan:

Tuh ada namanya FS diberhentikan menjadi pegawai…dia menyewakan

kamarnya…disewakan kepada mahasiswa…Profesor SQ juga, kena juga,

karena sudah keluar tapi rumahnya dikontrakkan, menurut mereka masih

dikontrakkan kepada mahasiswa. Satu lagi SQ lagi namanya, SQ juga

dosen tarbiyah karena ibunya, dia ktpnya masih rumah ibunya sini,

padahal dia kawin sudah tidak punya urusan lagi dengan IAIN, ini diteror

karena dosen, dikasih surat…Terakhir istri saya sudah di SK kan oleh

kementrian agama diberhentikan dari dosen…jadi dia ditanya disana di

introgasi tim investigasi inspektorat jendral kementrian agama. Jadi kita

disuratnya itu dikatakan, ibu telah menyalah gunakan rumah dinas kepada

pihak ketiga yaitu disewakan…Yang kedua ibu ikut serta melawan kepada

negara… Pak BJD lagi satu lagi…nah itu menyalahkan, kamu telah

menyalahgunakan rumah dinas di pakai dagang (Wawancara dengan RSN,

Ciputat, 13 April 2015).

Berdasarkan pernyataan diatas bahwa, Inspektorat Jenderal Kementerian Agama

telah memanggil penghuni perumahan dosen UIN yang masih bertahan dan

berstatus sebagai dosen UIN Jakarta. Dalam pemanggilan tersebut kemudian

beberapa dosen yang masih mengajar di UIN Jakarta yang masih tinggal

Page 113: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

101

diperumahan dosen UIN diberhentikan statusnya sebagai pegawai aktif di UIN

Jakarta seperti Bapak FS, Bapak SQ, Bapak SQ, Bapak BJD dan Ibu E. Beberapa

penghuni perumahan dosen UIN tersebut diberhentikan begitu saja dengan tidak

adanya surat pernyataan terlebih dahulu dengan alasan telah menyalahgunakan

rumah dinas seperti menyewakan kepada orang lain dan mendirikan tempat usaha

diperumahan dosen UIN.

Melihat penjelasan dari para informan diatas dapat dikatakan bahwa, UIN

Jakarta menggunakan power yang dimiliki dengan menghadirkan Inspektorat

Jendral Kementerian Agama untuk memanggil para penghuni perumahan dosen

UIN yang masih berstatus pegawai aktif di kampus UIN Jakarta yang bertujuan

agar penghuni perumahan dosen UIN yang masih bertatus pegawai aktif di UIN

Jakarta menyerahkan rumah yang ditempati oleh mereka secara paksa, karena jika

tidak menyerahkan rumah yang mereka tempati maka akan dikenakan sanksi

diberhentikan dari pegawai aktif UIN Jakarta. Hal ini Wallace dan Wolf (2009)

menyatakan bahwa kekuasan adalah kekuasaan kontrol dan sanksi sehingga

memungkinkan mereka yang memiliki kekuasaan memberi berbagai perintah dan

mendapatkan apa yang mereka inginkan dari mereka yang tidak memiliki

kekuasaan

2. Forum Betawi Rempuk (FBR)

Selain pemanggilan yang dilakukan oleh direktorat Jenderal kementerian

Agama agar penghuni perumahan dosen UIN mau mengembalikan rumah, UIN

Jakarta juga menghadirkan FBR sebagai bentuk teror untuk mentakut-takuti

Page 114: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

102

penghuni perumahan dosen UIN yang masih bertahan. Seperti yang diungkapkan

oleh ZA (penghuni perumahan dosen UIN):

Belum ada pengusiran yang menggunakan FBR, tapi kalau menjaga-

menjaga iya, nakut-nakutin iya.. Pada motor gede lewat-lewat sini malam-

malam, pake gelang-gelang, kita kan ngerasa terganggu kan sebenarnya

(Wawancara dengan ZA, Ciputat, 28 April 2015).

Selanjutnya AMZ (penghuni perumahan dosen UIN) menambahkan

Saya lihat dengan mata kepala saya sendiri, waktu pembongkaran rumah

rame, ini Doktor Amin Kusuma, kan rumahnya tingkat, waktu

pengosongan itu saya liat memang orang-orang yang besar, badannya

gede-gede, serem, mereka kumpul ya pada ngumpul, iya ada beberapa itu

pada dateng, akhirnya saya melihat begitu tuh rasanya takut nak terus

terang aja, apalagi orang yang seperti itu saya takut nak karena saya tidak

terbiasa melihat orang yang beringas-beringas. Saya memang takut,

Masyaallah rasanya tertekan sekali…seharusnya kalau bongkar yang baik-

baik aja, terus kita mengharapkan seperti itu jangan kasarlah ya, uh kalau

bongkar ya nak rame gitu tuh suaranya seroek ngomongnya (Wawancara

dengan AMZ, Ciputat, 27 April 2015).

Berdasarkan dari ungkapan kedua informan diatas bahwa, FBR memang

dihadirkan untuk menakut-nakuti penghuni perumahan dosen UIN. Adapun

tindakan yang dilakukan oleh FBR seperti: 1) FBR yang lewat diperumahan dosen

UIN pada malam hari dengan menggunakan motor yang besar. 2) FBR melakukan

pembongkaran terhadap bangunan rumah yang sudah dikembalikan kepada UIN

Jakarta dengan cara pembongkaran rumah dan penampilan yang membuat

penghuni perumahan dosen UIN menjadi takut.

Menanggapi hal tersebut, ECP (Kasubbag Akutansi Instansi dan SIMAK

BMN UIN Jakarta periode 2015-2019) menyatakan bahwa UIN Jakarta tidak

menggunakan FBR terutama dalam pembongkaran rumah karena yang melakukan

Page 115: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

103

pembongkaran rumah adalah penghuni perumahan dosen UIN sendiri. Seperti

yang dinyatakan olehnya

UIN buat apa menyewa FBR, orang kita punya Satpam, punya OB. FBR

itu kan organisasi yang ada dikomplek, rumahnya disitu, situ tinggalnya

dikomplek tuh FBR, dibelakang masjid kan tinggalnya disitu. Saya itu

punya beberapa pengalaman, ada beberapa orang misalnya yang

menyerahkan rumahnya, rumah itu misalnya dibongkar sama tukang atau

dibongkar sama yang punya rumah (Wawancara dengan ECP, Ciputat, 14

April 2015).

Selanjutnya diperkuat oleh KH (mantan Rektor UIN Jakarta periode 2010-2015)

Engga, engga, UIN itu yang ada satpam yang jalan-jalan, kalau atas nama

kelompok-kelompok itu sulit itu debat kusir. Karena kalau baik, itu

mereka mengakui FBR, tapi kalau pas ada masalah, engga itu oknum, kan

gitu kan pimpinannya, engga bisa dipengang itu. Itu oknum jadi engga

bisa dipegang. mereka kalau dikejarkan engga mau atas nama mana surat

kuasanya, mandatnya kan engga ada kan, itukan perintah. Faktualnya ada

kelompok-kelompok tapi kalau ditanya atas nama apa, tau dari mana saya,

engga ada surat kuasa mandatnya itukan jadi debat kusir (Wawancara

dengan KH, Ciputat, 20 Mei 2015).

Berbagai pernyataan diatas menjelaskan bahwa, UIN Jakarta tidak menggunakan

FBR untuk menakut-takuti penghuni perumahan dosen UIN karena FBR sendiri

merupakan organisasi yang tinggal diperumahan dosen UIN, serta UIN Jakarta

sendiri memiliki Satuan Pengaman (SatPam) dan Office Boy (OB).

Pembongkaran yang terjadi diperumahan dosen UIN Jakarta dilakukan oleh

tukang dan penghuni perumahan dosen UIN sendiri. UIN Jakarta memanggap

bahwa itu merupakan ulah dari oknum tertentu.

Berbeda dengan pernyataan dari para informan diatas, SBJ (Kepala Biro

Perencanaan dan Keuangan UIN Jakarta periode 2015-2019) mengatakan bahwa

FBR sendiri yang meminta kepada UIN Jakarta dalam pembongkaran rumah yang

sudah dikembalikan kepada UIN Jakarta. Seperti yang dinyatakan olehnya:

Page 116: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

104

Cuma engga langsung mereka. Ade kalau misalkan main dikomplek atau

dimana pasti ada anak muda mereka butuh pekerjaan butuh apa ya biasa

dah dengan begitu kan, kan kita harus bisa mengayomi sana kemari,

mereka juga tinggal diperumahan situ…pak ngapain itu, lagi ngebongkar,

bantuin dong pak, mereka sendiri dalam kondisi yang membutuhkan, dia

perlu rokok perlu apa itu, pergaulan, pertemanan, kenapa pak, lagi ngapain

nih, lagi bongkar, bagi dong bekas barangnya dari pada kemudian bentur

mendingan buat lu dah tuh ambil batanya jualin, dia memang butuh ginian

anak-anak muda yang memang engga ada yang gituin (Wawancara dengan

SBJ, Ciputat, 16 April 2015).

Pernyataan diatas menjelaskan bahwa, kehadiran FBR bukan karena sengaja

dihadirkan oleh UIN Jakarta, melainkan FBR datang dengan sendirinya, karena

FBR memang tinggal diperumahan dosen UIN. Seperti pada saat pembongkaran

rumah yang dilakukan oleh UIN Jakarta, yang mana FBR meminta kepada UIN

Jakarta agar mereka yang melakukan pembongkaran tersebut, akhirnya UIN

Jakarta menyerahkan pembongkaran tersebut kepada FBR.

Berbagai pernyataan dari para informan diatas menjelaskan bahwa memang

benar bahwa UIN Jakarta menghadirkan FBR di perumahan dosen UIN. Namun

demikian UIN Jakarta menghadirkan FBR di perumahan dosen UIN bertujuan

hanya untuk membongkar rumah yang sudah diserahkan kepada UIN Jakarta,

tidak untuk menakut-nakuti penghuni perumahan dosen UIN agar mereka mau

menyerahkan rumah yang mereka huni kepada UIN Jakarta. Karena rumah yang

sudah diserahkan, secara langsung UIN Jakarta memiliki kuasa penuh terhadap

rumah tersebut. Hal ini dinyatakan oleh Wallace dan Wolf (2009) menyatakan

bahwa kekuasan memungkinkan mereka yang memiliki kekuasaan memberi

berbagai perintah dan mendapatkan apa yang mereka inginkan dari mereka yang

tidak memiliki kekuasaan.

Page 117: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

105

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

Proses terjadinya konflik tanah di perumahan dosen UIN Jakarta tidak

terlepas dari adanya keinginan dari para pendiri UIN Jakarta untuk

mengembangkan kampus UIN sebagai perguruan tinggi Islam yang besar.

Keinginan dari para pendiri UIN terdahulu inilah yang kemudian berusaha untuk

diwujudkan oleh para Rektor yang menjabat di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sebelumnya dengan melakukan pengembangan dan pembangunan di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, salah satunya adalah mantan Rektor Komarudin Hidayat.

Namun dalam mengembangkan kampus UIN Jakarta membutuhkan lahan yang

cukup luas, sehingga UIN Jakarta memutuskan untuk mengalihfungsikan

perumahan dosen UIN untuk pengembangan kampus UIN Jakarta. Kemudian UIN

Jakarta memberitahukan kepada seluruh penghuni perumahan dosen UIN untuk

mengembalikan perumahan dosen UIN kepada UIN Jakarta dengan bentuk surat.

Namun setelah dikeluarkannya surat yang dibuat oleh UIN Jakarta tidak semua

penghuni perumahan dosen UIN menyetujuinya dan mereka memilih bertahan

untuk tetap tinggal diperumahan dosen UIN. Hal tersebut yang membuat konflik

terjadi antara UIN Jakarta dengan penghuni perumahan dosen UIN.

Page 118: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

106

Ada tiga penyebab konflik yang terjadi diperumahan dosen UIN: 1)

Perbedaan nominal ganti rugi. Dalam hal ini, adanya perbedaan kesepakatan

antara penghuni perumahan dosen UIN dengan UIN Jakarta. Yang dimana UIN

Jakarta hanya dapat memberikan ganti rugi uang sebesar Rp.50.000.000,00,

sedangkan para penghuni perumahan dosen UIN meminta ganti rugi dalam

berbagai bentuk yang berbeda dengan yang ditawarkan oleh UIN Jakarta seperti

nominal uang diatas Rp.50.000.000,00 atau tempat tinggal sebagai pengganti. 2)

Status tanah. Dalam hal ini, terjadi perbedaan klaim status tanah antara penghuni

perumahan dosen UIN dengan UIN Jakarta. Penghuni perumahan dosen UIN

menyatakan bahwa tanah perumahan dosen UIN bukan milik UIN Jakarta

melainkan adalah milik YPMII (Yayasan Pembangunan Madrasah Islam dan

Ihsan) atau milik penghuni perumahan dosen UIN sendiri, sedangkan UIN Jakarta

menyatakan bahwa tanah perumahan dosen UIN adalah milik UIN Jakarta. 3)

Status rumah dinas. Dalam hal ini, terdapat perbedaan keinginan antara penghuni

perumahan dosen UIN dan UIN Jakarta mengenai kategori status rumah dinas di

perumahan dosen UIN. Penghuni perumahan dosen UIN menyatakan bahwa

status perumahan dosen UIN adalah golongan 2 yang bisa dirubah menjadi

golongan 3, sedangkan UIN Jakarta menyatakan bahwa status perumahan dosen

UIN adalah golongan 2 yang tidak bisa dirubah menjadi golongan 3.

Adapun tiga resolusi konflik yang sudah dilakukan oleh UIN Jakarta

dengan penghuni perumahan dosen UIN sebagai berikut: 1) Negosiasi. Bentuk

resolusi ini dilakukan dengan cara musyawarah oleh kedua belah pihak yang

berkonflik. Adapun musyarawah yang telah dilakukan seperti pertemuan Rektor

Page 119: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

107

UIN Jakarta (Komarudin Hidayat) dengan orang tua di Syahida Inn dalam forum

halal bihalal, pertemuan Rektor UIN Jakarta (Komarudin Hidayat) dengan tim

perumahan dosen UIN dan kunjungan UIN Jakarta ke beberapa penghuni

perumahan dosen UIN. Namun demikian negosiasi dalam bentuk musyawarah ini

menghasilkan win-win solution hanya kepada beberapa penghuni perumahan

dosen UIN dan terjadi impase solution kepada penghuni yang lain. 2) Mediasi.

Bentuk resolusi ini dilakukan dengan menghadirkan pihak ketiga yaitu pihak

Kelurahan dan DPRD Tangerang Selatan. Pada saat mediasi dilakukan di

kelurahan, kedua pihak tetap bertahan pada pendiriannya masing-masing yaitu

penghuni perumahan dosen UIN menginginkan ganti rugi yang sesuai, sedangkan

UIN Jakarta tidak bisa memberikan ganti rugi yang sesuai, sehingga dari mediasi

tersebut menghasilkan deadlock (impase solution). Selanjutnya mediasi yang

dilakukan di DPRD Tangerang Selatan juga menghasilkan deadlock (impase

solution) karena kedua pihak memiliki bukti yang kuat, yaitu penghuni

perumahan dosen UIN memiliki bukti de facto yang menjelaskan kepemilikan

penempatan perumahan dosen UIN selama lebih dari 50 tahun, sedangkan UIN

Jakarta memiliki bukti kepemilikan sertifikat tanah nomor 2 tahun 1988 dan tanda

tangan dari penghuni perumahan dosen UIN tahun 1992. Kemudian mediasi yang

dilakukan di Polsek Ciputat Timur juga menghasilkan deadlock (impase solution).

3) legal. Bentuk resolusi ini dilakukan dengan menghadirkan pihak ketiga yaitu

pengadilan negeri Tangerang, Pengadilan Tinggi Banten dan Mahkamah Agung

yang langsung memutuskan menang dan kalahnya salah satu pihak. Hasil

keputusan pengadilan Negeri Tangerang yang kemudian diajukan banding ke

Page 120: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

108

Pengadilan Tinggi Banten memutuskan bahwa UIN Jakarta adalah pihak yang

dimenangkan, namun demikian pihak perumahan dosen UIN masih melakukan

banding di Mahkamah Agung.

Selain resolusi konflik yang dilakukan oleh UIN Jakarta dan penghuni

perumahan dosen, UIN Jakarta juga melalukan resolusi sepihak yaitu dengan cara

menghadirkan Inspektorat Jenderal Kementerian Agama untuk memanggil

penghuni perumahan dosen UIN yang masih menjadi pegawai aktif di kampus

UIN Jakarta agar mereka mau menyerahkan rumah yang mereka huni secara

paksa, karena jika tidak menyerahkan rumah yang mereka tempati maka akan

dikenakan sanksi diberhentikan dari pegawai aktif UIN Jakarta. Adapun dari

pemanggilan tersebut menghasilkan beberapa penghuni perumahan dosen UIN

diberhentikan dari status aktif sebagai pegawai di kampus UIN Jakarta.

Selanjutnya UIN Jakarta juga menghadirkan Forum Betawi Rempuk (FBR) di

perumahan dosen UIN. Namun kehadiran FBR tersebut hanya untuk membongkar

rumah di perumahan dosen UIN yang sudah diserahkan penghuni kepada UIN

Jakarta.

B. Saran

1. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk dapat mengkaji lebih dalam

lagi dan disarankan untuk dapat memfokuskan pada aspek hukum, karena

aspek hukum sangat berperan penting terhadap penyelesaian konflik

terutama dalam konflik tanah.

2. Bagi UIN Jakarta disarankan agar dapat memperbaiki manajemen konflik

internal mereka sehingga apabila terjadi konflik internal maka dapat

Page 121: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

109

diselesaikan secara tepat dan tidak menimbulkan kegaduhan yang

berujung pada kerugian pihak UIN Jakarta.

3. Bagi penghuni perumahan dosen UIN agar dapat melanjutkan proses

hukum yang telah berjalan di Mahkamah Agung sampai keluarnya

keputusan akhir yang mengikat dan disarankan untuk menerima apapun

keputusan akhir tersebut.

4. Bagi Kementrian Agama disarankan agar dapat membuat kebijakan yang

lebih mensejahterakan dan menghargai nasib para pendidik di lembaga

pendidikan yang berbasis keagamaan yang ada di Indonesia seperti para

guru dan dosen.

Page 122: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

110

Daftar Pustaka

Konflik Etno Religious Indonesia Kontemporer. 2003. Jakarta: Departemen

Agama RI, Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan, Puslitbang

Kehidupan Beragama, Bagian Proyek Peningkatan Pengkajian Kerukunan

Hidup Umat Beragama.

Ansori, Mohammad Hasan. Rotinsulu dan Haryadi. 2013. The Study on Mining

Licence Overlaps. Canada: The presidents Delivery Unit for Development

and Oversight (UKP4) and The Departement of Foreign Affairs Trade And

Development Canada

Barron, Patrick dan Madden David. 2004. Violence and Conflict Resolution in

Non-Conflict Regions: The Case of Lampung, Indonesia. Jakarta: World

Bank.

------. Smith, Claire Q dan Woolcock, Michael. 2004. Understanding Local Level

Conflict in Developing Countries: Theory, Evidence and Implications from

Indonesia. Washington, DC: World Bank

Bungin, Burhan. 2007. Analisis Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman filosofis

dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

------. 2007. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan

Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Emzir. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada

Gunawan, Imam. 2013. Metode penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta:

Bumi Aksara

Herdiansyah, Haris. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu

sosial. Jakarta: Salemba Humanika

Kajian Perdamaian Dan Kebijakan The Habibie Center. 2013. Peta Kekarasan di

Indonesia (Mei-Agustus 2013) Dan Konflik Lahan Antarwarga Di Provinsi

Nusa Tenggara Timur. Jakarta.

Koalisi Pegiat Perdamaian Indonesia (KPPI). 2008. Naskah Akademik Rancangan

Undang-Undang Tentang Penanganan Konflik Sosial. Jakarta.

Lawang, Robert M.Z. 1999. Konflik Tanah di Manggarai, Flores Barat:

Pendekatan Sosiologistik. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).

Moleong, Lexy J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Page 123: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

111

Poloma, Margaret M. 2004. Sosiologi Kontemporer. Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada.

Rahayu, Iin Tri dan Ardani, Tristiadi Ardi. 2004. Observasi dan Wawancara.

Malang: Bayumedia

Ritzer, dan Goodman. 2004. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana.

Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

------. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D: Cetakan ke-13.

Bandung: AlfaBeta.

Suyanto, Bagong. 2007. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group.

Sulistyaningsih. 2012. Metodologi Penelitian Kebidanan: Kualitatif-Kuantitatif.

Yogyakarta: Graha Ilmu

Susan, Novri. 2009. Sosiologi Konflik Dan Isu-Isu Kontemporer. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

------ dan Wahab, Oki Hajiansyah. 2014. The Causes of Protracted Land Conflict

in Indonesia’s Democracy: The Case of Land Conflict in Register 45,

Mesuji Lampung Province, Indonesia. International Journal Sustainable

Future for Human Security Vol. 2 No. 1 (2014) 39-45.

Tim Penyusun Pedoman Akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2010.

Pedoman Akademik Program Strata 1 2010-2011. Jakarta: UIN Syarif

Hidayatullah.

------. 2014. Pedoman Akademik Program Strata 1 2014-2015. Jakarta: UIN

Syarif Hidayatullah.

Usman, Husaini. 2008. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.

Wahid, Muchtar. 2008. Memaknai Kepastian Hukum Hak Milik Atas Tanah.

Jakarta: Republika.

Wirawan, I.B. 2012. Teori-teori Sosial Dalam Tiga Paradigma (Fakta Sosial,

Definisi Sosial, dan Perilaku Sosial). Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

Sumber dari Internet:

Suhardono, Wisnu. 2015. Konflik Dan Resolusi. Jurnal Sosial dan Budaya Syar’I

Vol. II No. 1 Juni 2015. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Diunduh 27 Juni 2016

(http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/salam/article/view/2236/1657).

Page 124: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

112

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional. 2016.

Penanganan Kasus Pertanahan. Jakarta: Badan Pertanahan Nasional.

Diunduh 23 Juni 2016 (http://www.bpn.go.id/Program/Penanganan-Kasus-

Pertanahan).

Kurniawan, Hasan. 2011. “Terancam Digusur, Mantan Guru Besar UIN Ngadu ke

DPRD”. Diunduh 12 Oktober 2014.

(http://news.okezone.com/read/2011/11/02/338/524020/terancam-diusir-

mantan-guru-besar-uin-ngadu-ke-dprd).

Marlijanto, Sonny Djoko. 2010. Konsinyasi Ganti Rugi Dalam Pengadaan Tanah

Untuk Kepentingan Umum (Studi Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan

Proyek Jalan TOL Semarang – Solo Di Kabupaten Semarang). Tesis

Universitas Diponegoro. Diunduh 12 Oktober 2014

(http://eprints.undip.ac.id/24376/1/SONNY_DJOKO_MARLIJANTO.pdf).

Syawaludin, Mohammad. Memaknai Konflik Dalam Perspektif Sosiologi Melalui

Pendekatan Konflik Fungsional. Universitas Islam Negeri Raden Fatah

Palembang. Diunduh 15 Maret 2016

(http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/tamaddun/article/download/136/121)

Sumber dari Wawanacara:

Wawancara Pribadi dengan Informan AMZ, Ciputat, 27 April 2015.

Wawancara Pribadi dengan Informan BJD, Ciputat, 6 April 2015.

Wawancara Pribadi dengan Informan ECP, Ciputat, 14 April 2015.

Wawancara Pribadi dengan Informan ECP, Ciputat, 4 Mei 2015.

Wawancara Pribadi dengan Informan FZ, Ciputat, 27 April 2015.

Wawancara Pribadi dengan Informan HLM, Ciputat, 30 April 2015.

Wawancara Pribadi dengan Informan IDS, Ciputat, 11 Mei 2015.

Wawancara Pribadi dengan Informan IP, Ciputat, 31 Maret 2015.

Wawancara Pribadi dengan Informan ISK, Ciputat, 7 April 2015.

Wawancara Pribadi dengan Informan KH, Ciputat, 20 Mei 2015.

Wawancara Pribadi dengan Informan MH, Ciputat, 30 April 2015.

Wawancara Pribadi dengan Informan MK, Ciputat, 28 April 2015.

Wawancara Pribadi dengan Informan MA, Ciputat, 23 April 2015.

Wawancara Pribadi dengan Informan MYN, Ciputat, 6 Mei 2015.

Page 125: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

113

Wawancara Pribadi dengan Informan NW, Ciputat, 18 April 2015.

Wawancara Pribadi dengan Informan PO, Ciputat, 13 Mei 2015.

Wawancara Pribadi dengan Informan RSN, Ciputat, 13 April 2015.

Wawancara Pribadi dengan Informan RTN, Ciputat, 30 Maret 2015.

Wawancara Pribadi dengan Informan SBJ, Ciputat, 16 April 2015.

Wawancara Pribadi dengan Informan ZA, Ciputat, 28 April 2015.

Wawancara Pribadi dengan Informan ZS, Ciputat, 10 April 2015.

Wawancara Pribadi dengan Pegawai Kecamatan Ciputat Timur, Ciputat, 11 Mei

2015.

Wawancara Pribadi dengan Pegawai Kelurahan Pisangan, Ciputat, 7 Mei 2015.

Page 126: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

114

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 127: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

115

LAMPIRAN 1

PEDOMAN WAWANCARA

Page 128: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

116

I. Gambaran Umum Perumahan Dosen UIN

1. Apakah Bapak/Ibu mengetahui bagaimana sejarah perumahan dosen UIN ini

berdiri?

II. Penyebab konflik

A. Pihak perumahan Dosen UIN

1. Apa yang menyebabkan bapak/ibu bertahan rumah ini sampai saat ini?

2. Saya melihat hanya sebagian warga saja yang bertahan di perumahan uin ini,

mengapa?

3. Menurut bapak/ibu, rumah yang bapak/ibu tempati sebetulnya milik siapa?

Apa bukti yang menguatkan bahwa bapak/ibu mengatakan demikian?

4. Apakah bapak/ibu setuju mengenai tindakan penggusuran yang dilakukan

oleh pihak UIN?

Kalau iya, mengapa?

Kalau tidak, mengapa?

5. Apakah bapak/ibu mengetahui adanya pihak lain yang terlibat dalam konflik

ini?

B. Pihak UIN Jakarta

1. Menurut bapak/ibu, perumahan UIN ini sebetulnya milik siapa? Apa saja

bukti yang menguatkan bahwa bapak/ibu mengatakan demikian?

2. Apakah bapak/ibu mengetahui adanya pihak lain yang terlibat dalam konflik

ini? Kalau iya siapa saja pihak itu?

3. Menurut bapak/ibu kenapa penghuni perumahan dosen UIN memilih

bertahan sampai saat ini?

III. Resolusi Konflik

A. Pihak Perumahan UIN

1. Apakah bapak/ibu mengetahui upaya apa saja yang telah dilakukan oleh

warga penghuni perumahan uin dalam menyelesaikan kasus ini? Kalau iya

seperti apa upaya tersebut?

2. Apakah bapak/ibu mengetahui apa yang ditawarkan oleh pihak UIN Jakarta

sebagai ganti rugi atas digusurnya rumah yang bapak/ibu tempati ini?

Kalau iya, apakah bapak/ibu menyetujuinya? Mengapa?

Page 129: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

117

Kalau tidak mengapa?

3. Apa yang bapak/ibu inginkan sebagai ganti rugi atas digusurnya rumah yang

bapak/ibu tempati ini ?

4. Jika keinginan bapak/ibu tidak diterima oleh pihak uin, minimal apa yang

bapak/ibu harapkan sebagai ganti rugi?

5. Apakah bapak/ibu mengetahui adanya kesepakatan bersama yang dibuat

oleh penghuni perumahan uin dengan pihak uin mengenai ganti rugi atas

penggusuran ini?

6. Langkah-langkah apa saja yang sudah dilakukan oleh warga perumahan uin

untuk menyelesaikan kasus ini?

7. Apakah bapak/ibu mengetahui siapa saja orang atau pihak yang menjadi

mediasi dalam menyelesaikan kasus ini?

Kalau iya, siapa saja pihak yang menjadi mediasi tersebut dan langkah apa

saja yang sudah mereka berikan?

B. Pihak UIN

1. Apakah bapak/ibu mengetahui saja langkah-langkah yang telah dilakukan

oleh pihak UIN dalam menyelesaikan kasus penggusuran perumahan UIN?

2. Menurut bapak/ibu mengapa proses penggusuran perumahan UIN ini

berlangsung lama?

3. Apakah bapak/ibu mengetahui apa saja yang ditawarkan oleh pihak UIN

sebagai ganti rugi kepada warga atas apa yang telal mereka tempati selama

ini?

4. Bagaimana cara UIN mensosialisasikan bahwa tanah yang ditempati oleh

warga adalah milik UIN?

5. Apakah bapak/ibu mengetahui siapa saja orang atau pihak yang menjadi

mediasi dalam menyelesaikan kasus ini?

Kalau iya, siapa saja pihak yang menjadi mediasi tersebut dan langkah apa

saja yang sudah mereka berikan?

Page 130: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

118

LAMPIRAN 2

TRANSKIP WAWANCARA

Page 131: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

119

1. Wawancara dengan Informan KH (Mantan Rektor UIN Jakarta periode

2010-2015)

P : Bagaimana sih pak kronologi konflik yang terjadi antara UIN dengan

perumahan UIN pak?

KH : Kalau kronologi detailnya saya engga bisa cerita ya, anda cerita tanya

pak PO kalau dia punya, tapi kalau inti persoalannya saya bisa

menjelaskan apa, mengapa UIN mengambil itu saya bisa jelaskan tapi

konfliknya saya engga ngikutin detail. Yang pertama adalah satu UIN itu

kelanjutan dari IAIN kelanjutan dari ADIA yg merupakan amanat sejarah

dari umat Islam agar memiliki perguruan tinggi Islam yang besar, yang

dibawa, yang bisa mengangkat harkat kalangan santri, sehingga terlalu

kecil IAIN yang ada sekarang ini, padahal perkembangan ilmu Islam

selalu meningkat tuntutan masyarakat juga selalu meningkat. Nah untuk

memenuhi dinamika keilmuan dimasyarakat maka kampus UIN ini harus

diperuntukkan. Indonesia sebagai masyarakat muslim yang begitu besar

dan UIN Jakarta yang di ibu kota, itu terlalu kecil engga layak, tidak

membanggakan, dengan demikian sebetulnya yang kami lakukan itu

meneruskan cita-cita mulia dari pada pendiri, nah itu cita-cita mulia.

Keduanya fasilitas yang ada ini tidak memenuhi standar kampus yang

diharapkan, parkir juga sempit, ruang belajar sempit, rektor engga ada

gedung, semuanya serba sempit padahal punya aset tanah. Jadi satu cita-

citanya, kedua fasilitasnya sempit, untuk beli tempat lain juga engga

memungkinkan yang ada aset tanah. Nah problemnya tanah itu ditempati

oleh karyawan dan dosen, dan menurut catatan fakta hukum mereka itu

tidak membeli tetapi hanya menempati, karena mereka engga punya

sejarah pembelian itu dari mana karena itu kan milik Negara. Karena milik

Negara dan UIN ini juga Negara dan amanat umat, ya apa salahnya

kemudian kalau mereka ya sudah lama disitu dan difasilitasi, ya serahkan

dong ke UIN biar berkembang, kan gitu logikanya. Nah disini kemudian

muncul berapa sikap, ada yang paham dan setuju dan siap terus keluar, nah

Page 132: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

120

satu, karena UIN ini kan bukan untuk pribadi, untuk umat yang setuju

mendukung. Ada yang menawar minta waktu, saya setuju tapi jangan

sekarang. Yang ketiga tak mau tetapi minta pesangon yang gede. Yang

keempat engga mau, itu merasa miliknya. Ada empat itu. Problemnya

adalah masalah pesangon. Nah kalau pesangon itu tidak ada rumusnya,

ngikutin aturan Negara. UIN itu waktu itu punya uang banyak tapi kalau

kami ngeluarkan saya bisa kena program BPK, KPK. Sehingga kami

memberikan pesangon lima puluh juta, dimata pemerintah kami itu udah

melanggar, dimata penghuni terlalu kecil. Kami udah mencarikan dana,

padahal sesungguhnya kalau mau ngikutin aturan paling hanya sepuluh

juta, tapi kita kasih lima puluh juta jadi itu terlalu kecil memang, karena

Negara tidak boleh mengeluarkan uang jeruk makan jeruk, masa Negara

mengeluarkan uang Negara membeli miliknya itu engga ada rumusnya.

Jadi problemnya itu aja minta pesangon yang besar, problemnya kami

terhambat aturan, uangnya ada tapi kami terhambat. Jadi ada juga yang

merasa udah bertahun-tahun miliknya, ya saya bilang saya dukung dulu,

gini aja deh kita selesaikan dengan hukum yuk, anda mau ke DPR boleh,

ke menteri boleh, kemana boleh, kami bisa fasilitasi. Kami udah

mengajukan uang dibebaskan Kementrian Keuangan engga bisa,

Kementrian Agama engga bisa, setelah engga bisa saya sampaikan ini

engga bisa. Jadi saya taat pada hukum, sekiranya itu memang

dimenangkan kepada hukum. Saya juga bilang mereka juga dosen-dosen

saya kok, engga ada problem kok silahkan aja, tapi kalau emang kalah

yang mengakatan kalah itu bukan rektor, itu proses pengadilan. Jadi kalau

mereka mau konflik, konfliknya bukan dengan UIN konfliknya itu

silahkan dengan lembaga pengadilan. UIN itu engga berhak, engga punya

dasar hukum untuk memiliki. Tugas saya itu kan memajukan UIN, amanat

umat, kalau mereka memang milik ya silahkan saja engga akan

menghalangi.

Page 133: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

121

P : Mengenai mediasi, apa saja ya pak yang sudah dilakukan sebelum

dibawa kepengadilan?

KH : Dulu kita undang kumpul-kumpul kita bicarakan yuk, mediasi, kita

bicarakan, apa problemnya, minta pesangon ke Menteri Agama, ayuk kita

fasilitasi.

P : Itu bapak bisa ceritakan engga pak itu waktunya kapan?

KH : Saya engga hafal, tapi yang pasti kami menawarkan, kan mediasi mau

ketemu siapa saja boleh. Mau ketemu Menteri Agama, ketemu DPR,

Menteri Keuangan, kita sudah sampaikan itu. Saya sudah membela,

menyampaikan tuntutan warga komplek sudah saya sampaikan. Saya

sampaikan ke mentri keuangan dan menteri agama, saya sampaikan

tuntutan warga. Satu untuk memiliki, atau kasih pesangon yang besar,

yang dituntut, dan saya menyatakan UIN punya duit, mereka kan minta

dua ratus lima puluh juta, kami punya, kas kami punya, tapi engga boleh

karena saya bisa masuk penjara. Jadi kami netral aja, tidak menghalangi.

Dan perlu dinget ya, dulu mereka itu yang pada keberatan bapak yang

udah pada punya rumah dimana-mana, itu engga usah ditulis. Itukan anak-

anaknya, memalukan.

P : Terus pak yang di DPR itu bagaimana hasilnya pak?

KH : Mereka engga mau, mereka langsung kepengadilan kok.

P : Di pengadilan itu bapak bisa ceriatakan engga pak prosesnya seperti apa?

KH : Oh itu saya engga ikut, pengadilan biasalah proses, dipengadilan masing-

masing ada pembelaannya. Lainnya pengadilan dari pihak komplek

menuntut tapi kalah. Kalau kita sih silahkan aja, kalau emang mereka mau

terus banding silahkan aja bagi saya, kalau mereka nanti menang engga

apa-apa, punya hak mereka silahkan aja. Tapi kalau engga, serahkan dong

gitu aja. Bagi saya si hanya dua pilihannya, kalau hak mereka silahkan,

Page 134: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

122

kalau engga ya serahkan, karena ini bukan untuk pribadi, untuk umat dan

negara.

P : Apakah masalah ini pernah di mediasi ke kelurahan atau ke Kecamatan

pak?

KH : Dokumen-dokumen itukan urusannya ke dokumen negara, ya kalau

emang mereka punya bukti pembelian ya silahkan aja. Saya engga tau

persis ya, yang diperlukan kan dokumen, kepemilikan ada engga, yang

punya dokumen siapa. Dokumen itu milik siapa, mereka engga punya

dokumen, kapan membeli dan dari siapa. Kalau ada dokumen kan ada di

kelurahan. Kelurahan kan engga punya dokumen kepemilikan mereka.

P : Yang belum saya pahami itu mengenai peran Kementrian Agama pak,

kan yang berkonflik UIN dengan perumahan UIN pak?

KH : Bukan UIN yang bermasalah tapi Kementrian Agama tidak mendukung,

UIN tidak memiliki, yang punya pusat. Jadi kalau mau bermasalah dengan

negara, Departemen Agama. UIN itu hanya pengguna dan menjaga aset,

maka UIN menggunakan dan menjaga aset. Ketika aset itu milik negara,

jangan sampai lepaslah gitu, sampai disitu. Tapi pada akhirnya ya dengan

departemen, karena yang mengizinkan departemen. Departemen telah

diminta, itu Departemen Keuangan yang punya, jadi tanah itu bukan

Departemen Agama, Departemen Agama udah mandat penguasaan,

penguasan secara lembaga UIN tapi kepemilikan itu yang punya

departemen keuangan. Harta keuangan negarakan disana. Jadi Menteri

Agama pun engga bisa menyerahkan sendiri, ya harus izin yang lain.

P : Ada hubungannya engga pak antara pengembangan kampus UIN dengan

penggusuran perumahan UIN yang rata-rata penghuninya bukan penghuni

asli pak?

Page 135: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

123

KH : Kalau dikampus lain sudah selesai, kami itu sesungguhnya masih cukup

menjaga persahabatan. Di Malang udah selesai, Jogja udah pada selesai, di

Padang selesai, semuanya ditempat lain sudah selesai.

P : Bedanya di malang, di Jogja, di Padang sama disini apa pak?

KH : Disana lebih mudah menyerahkan, engga ada ngotot. Mungkin di daerah

sana masih murah ya, disini mungkin engga tau ya. Di tempat lain ya udah

serahkan aja sudah selesai, engga ada ribut-ribut, sekedar ya ribut-ribut

gitu aja, Jakarta aja. Mungkin yang tau komoditas tinggi dikontrakkan atau

apa. Yang tau aset kan Jakarta, daerah kan engga begitu menghitung aset.

Itu kalau mau tegas keras karena sengketa hukum, matiin aja listrik, kan

sengketa kan. Kalau sengketa matikan aja listriknya tapi kan kami engga

mau melakukan. Jadi kalau ini sengketa sesungguhnya kosongkan, karena

sengketa kosongkan, listrik matikan beres kok semua, udah kelabakan.

Jadi saya itu wanti-wanti jangan sampe ada bentrok fisik, itu orang tua

kita, saudara kita, kita dorong, kalau ada perlu langkah hukum silahkan,

karena bukan milik kita, milik negara, ya silahkan. Tapi kalau sudah ya

sudahlah serahkan negara, tapi kalau ada keluhan silahkan aja, sampai

dimana terserah saya engga menghalangi.

P : Mengenai penggusuran itu pak, yang ramenya itu pada tahun dua ribu

sebelas itu apa sebelumnya pak?

KH : Ya itu aja puncaknya menurut saya yang rame-rame, ya rame itukan ya

ada orang-orang yang sebetulnya kalau kita mau ngotot, ya negara, itu kan

negarakan kehakimankan, cuman kitakan kasih tau dulu jangan sampai

bentrok kita malu kalo masuk media massa. Nih kalau mau kita katakan,

buldoser aja, listrik matiin.

P : Yang melakukan pengosongan rumah itu siapa ya pak, apa UIN,

Departemen Agama atau dari penghuni perumahan UIN sendiri pak?

Page 136: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

124

KH : Macem-macem, ada yang pindah, ada langsung, ada yang bertahan, ada

yang minta undur waktunya, yang tadi saya katakan.

P : Kalau mengenai pembongkaran rumah itu siapa yang melakukan ya pak

,apa dari pihak UIN atau dari pihak perumahan UIIN pak?

KH : Ya dua-duanya, ada mereka sendiri, ada UIN, jadi kita tidak apa ya, ada

yang mereka minta ngambil pintunya silahkan saja ada.

P : Itu bapak inget pak penghuni yang pertama kali keluar itu siapa pak?

KH : Engga inget, tapi dulu pertama pak Harun Nasution. Pertama pak Harun

ninggalkan rumah dinas yang udah beli rumah sendiri sebagai contoh,

sejak dulu pak Nasution itu, almarhum, yang sekarang jadi nama aula itu

kan, buat rumah sendiri. Dia kalau mau ada rumah dinas, cuma dia engga

mau. Banyak temen-temen saya kalau mau dapet rumah dinas tapi engga

mau, andaikan mau itu andai kata, itu pak Azumardi kalau punya hak tapi

kan engga mau.

P : Menurut bapak mereka yang pernah jadi dosen bapak sampai sekarang

masih bertahan karena apa ya pak?

KH : Ya mungkin dulu gini, sebagian itu solidaritas dengan temen-temennya

engga mau tetapi setelah dikasih penjelasan mereka pada mau. Dia dulu

mungkin belum tau aja, udah pada meninggalkan kan, andaikan masih

hidup juga taulah. Tapi bagi saya kalau soal jasa kan digaji, ya saya juga

pernah jadi dosen ngajar mahasiswa, saya engga usah merasa berjasa, saya

jadi dosen juga digaji engga apa-apa, apa jasa saya padahal, engga usah

merasa berjasa deh, digaji kok. Saya itu ingin ya kita berjasa ialah, tapikan

kita kan baik ibadah kita kepada bangsa dan umat dan kita juga digaji kok,

kita ini kan kerja digaji. Kalau bisa sederhana sajalah kalau itu memang

milik mereka silahkan dimiliki, teruskan yang proses hukum silahkan aja,

tapi kalau tidak ya serahkan.

P : Berarti keputusan akhirnya di Mahkamah Agung ya pak?

Page 137: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

125

KH : Pengadilan iya silahkan aja, kalau mereka menang syukur tapi kalau

engga ya udah serahkan, kan engga ada perubahan apa-apa. Tapi

problemnya kalau itu menang, gimana, siapa yang berhak punya rumah

itu, saya juga berhak dong karena saya dosen, bahkan saya Rektor, berhak

engga saya punya rumah, ya saya bagian yng mana nanti. Pak Azumardi

Rektor dua kali berhak dong rumah yg mana mau dapet dia, dosen-dosen

muda kan berhak juga rumah, gimana baginya. Kalau alasannya karena

dosen, banyak sekali dosen-dosen UIN, yang merasa berjasa berhak yang

pengen miliki juga, kalau dikabulkan gimana, siapa yang berhak dapat.

Yang udah lama, loh, berapa tahun lamanya, apa syaratnya, panjang

pendeknya apa ukurannya, berapa tahun, aturannya kan diomongin begitu.

P : Mengenai keterlibatan FBR, apakah bapak pernah mendengarnya pak?

KH : Ya mungkin aja, biasalah kita taulah orang-orang Jakarta ada ribut-ribut

ormas-ormas atau lembaga engga anehlah. Tapikan mereka kalau

dikejarkan engga mau atas nama mana surat kuasanya, mandatnya kan

engga ada kan, itukan perintah. Faktualnya ada kelompok-kelompok tapi

kalau ditanya atas nama apa, tau dari mana saya engga ada surat kuasa

mandatnya itukan jadi debat kusir.

P : Apa UIN juga terlibat pak dalam artian itu yang nyuruh pihak UIN?

KH : Engga, engga, UIN itu yang ada satpam yang jalan-jalan, kalau atas

nama kelompok-kelompok itu sulit itu debat kusir. Karena kalau baik, itu

mereka mengakui FBR, tapi kalau pas ada masalah, engga itu oknum, kan

gitu kan pimpinannya, engga bisa dipengang itu. Itu oknum jadi engga

bisa dipegang. Bagi saya kembali ke hukum aja kan, etika, yang ngotot itu

anak-anaknya.

P : Ada engga sih pak pada waktu pengosongan perumahan UIN ada

penghuni yang melarang atas pengosongan rumah itu?

Page 138: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

126

KH : Ya ada, ada, kan yang mau disitu kan memperbanyak kawan kan,

sehingga kalau kepalanya berkurang dia engga seneng, jangan keluar dong

nanti aku sendiri dong, udah biasalah orang membangun solidaritas itu

biasa, tapi lama-lama kan tinggal sedikit.

P : Saya kan pernah wawancara penghuni perumahan UIN, bapak setuju

engga pak misalkan mereka didirikan bedol desa, apakah bapak setuju

dengan pendapat mereka pak?

KH : Engga, sekarang ini kalau bedol desa mau kemana, siapa yang biayai,

tugas siapa, emang dia apa main bayarin mereka, orang ini milik negara

kok, ama negara kok ngasih cuma-cuma. Kalau mau muter balik udah

berapa puluh tahun dia disitu gratis, sementara dosen yang lain itu kontrak.

Kalau ada alasan dosen berapa banyak dosen muda ngontrak sama-sama

ngajar, mereka berpuluh-puluh tahun disitu bukannya terimakasih,

alasannya berjasa banyak kok yang berjasa. Ngasih penghargaan, kurang

menghargai apa bertahun-tahun gratis tuh. Jadi kalau menurut, ya siapa

duitnya,dari mana,UIN punya duit tapi urusan KPK dong kalau ngeluarin

duit. Misalnya disitu ada seratus juta rumah, kalau misalnya dua ratus atau

tiga ratus juta kali seratus juta berapa, tiga em kan, ada duitnya, ya saya

masuk KPK nanti.

P : Mengenai tim penyelesaian konflik ini, apakah UIN ada pak timnya?

KH : Ada, dulu ada bagian umum di bawah komando Warek dua pak Hamsal,

biro umum. Komandannya tentu rektor ya tapi operasionalnya warek dua,

karena yang mengamankan aset warek dua, warek-warek administrasi kan

warek dua. Ini IIQI itu milik UIN dipakai tinggal untuk keluarkan, rumah

sakit terganjal. Dulu mau saya bawa kepengadilan, saya masih toleran, itu

kalau engga diizinkan saya bangun kena urusan pidana itu, karena ada

dana dari DKI tp tanahnya itu milik UIN. Dulu saya gugat mau saya tarik

kepengadilan tapi kita negosiasi iya deh tahan dulu berapa lama, itu milik

UIN, dan itu untuk perluasan rumah sakit, rumah sakit udah sempit itu.

Page 139: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

127

Buktinya ada, masa tiba-tiba yayasan pribadi disitu nongkrong, kapan

ceritanya. IIQI itu illegal itu, milik UIN itu. Itu kalau mau keras kalah itu

IIQI. Bahkan ditawarin mau dinegerikan dikasih tanah di Sawangan sana,

yayasannya engga mau, yayasan kan pribadi nanti diilangin kekuasaan

oleh sana. Kalau negerikan hilang aset pribadinya. IIQI mau diambil itu,

ya saya dalam proses, saya keburu turun aja padahal dalam proses waktu

itu.

P : Mengenai Yasayan ya pak, kan ada keterikatan dengan YMPII, apakah

bapak tau?

KH : Itu cerita lama, saya engga tau udah berpuluh-puluh tahun, tapi tentukan

milik negara Depag untuk mengelola, tapi yayasan itu juga yang kemudian

bagiannya malah menjual aset negara malah dibekukan, pengurusnya

masuk tahanan, pak PO yang tau, saya engga tau, saya kan pendatang

baru. Kalau saya sederhana saja kalau milik negara kembalikan, kalau

milik pribadi silahkan itu aja. Yang memutuskan siapa, ya hukum,

pengadilan.

P : Dalam pengosongan perumahan UIN, apakah ada keterlibatan polisi juga

pak didalamnya?

KH : Engga instansi, itu masih kekeluargaan pihak UIN ajalah itu, kalau

ngotot-ngotot baru polisi. Kebijakan saya dulu ini kekeluargaanlah jangan

dilibatkan orang luar gitu, baik-baik ajalah gitu, tapi kalau macem-macem

barulah polisi kita kerahkan, sekarang ya terserahlah kebijakan rektor

sekarang.

Page 140: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

128

2. Wawancara dengan Informan ISK (Ketua tim tanah perumahan dosen

UIN)

P : Bagaimana pak jalan ceritanya konflik perumahan uin dari awal

pemicunya sampai sekarang ke pengadilan, krologinya seperti apa, dari

tanggal berapa sampe sekarang ini?

ISK : Pemicunya itu berawal dari surat pengusiran tanggal tujuh belas Oktober

dua ribu sebelas yang ditandatangani oleh Rektor Komar. Yang intinya

isinya pengusiran memberikan deadline tiga puluh satu desember dua ribu

dua belas harus udah dikosongkan, tanpa ada ganti rugi tanpa ada hal-hal

lain mengatasnamakan rumah dinas dan tanah Negara.

P : Selanjutnya seperti apa pak?

ISK : Setelah itu kami dari tim komplek, karena kami dari kecil hidup

dikomplek intelektual, kami dibesarkan juga secara intelektual, kami

membentuk dua divisi, satu divisi mediasi (dan) satu lagi divisi advokasi.

P : Selang berapa lama ya pak terbentuknya divisi itu?

ISK : Sebulan kemudian setelah keluarnya surat itu baru dibentuklah divisi ini.

P : Ketuanya bapak sendiri ya pak?

ISK :Iya salah satunya.

P : Kalau bapak tidak keberatan bisa bapak sebutkan tidak terdiri dari siapa

saja anggotanya itu?

ISK : Ya anggotanya ini masuk di tim namanya rutabasika. Rutabasika ini tim

pemuda komplek, mengambil nama dari nama-nama jalan yang ada

dikomplek (yaitu) Rusd, Tamiya, Batuta, Sina, Khaldun.

P : Tugas kedua tim ini apa pak advokasi dan tim mediasi, visi dan misinya?

ISK : Visi (dan) misinya mencari solusi masalah permasalahan.

Page 141: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

129

P : Jadi kalau mediasi ini bergerak dalam bagian apa pak? Mediasi dalam hal

apa itu pak?

ISK : Mediasi yang memediasi pihak yang ingin mengusir kita baik itu dari

UIN maupun Departemen Agama.

P : Kalau tim advokasinya pak?

ISK : Advokasi menyiapkan bahan-bahan untuk dipersiapkan untuk pengajuan

digugat kepengadilan. Jadi kita bentuk dua tim, kalau tim mediasi dedlok,

maka kita persiapkan tim advokasi. Karena yang kita sadari tidak semua

mediasi ini mulus. Cuman kadang-kadang, mediasi kadang-kadang

menemukan jalan buntu, kita siapin tim advokasi ini maksudnya kalau

kebuntuan itu muncul, kita sudah siap. Karena untuk mempersiapkan

advokasi ini kita perlu persiapan pendataan segala macam untuk siap

kepengadilan itu perlu waktu sepuluh bulan, karena kita punya dedlain tiga

puluh satu Desember ini.

P : Jadi selang dari sebelum tanggal itu pak udah digugat ya pak, yang

sepuluh bulan itu?

ISK : Iya dari mulai bulan September dua ribu sebelas, kita udah hitung sekitar

bulan September atau Agustus kita sudah persiapkan kalau menemui

kebuntuan.

P : Mediasinya itu apa saja ya pak? apa udah ada mediasi pak sebelum

dibawa kepengadilan dan sampai dipengadilan?

ISK : Mediasi sudah ada tanggal dua puluh empat januari dua ribu dua belas

kita mediasi di DPRD Tangsel.

P : Disana itu ngomongin apa aja ya pak? Mediasinya itu isinya apa aja itu

pak?

Page 142: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

130

ISK : Isi dari mediasi, UIN dan Depag berkeras bahwa itu adalah rumah dinas

dan tanah Negara, dan warga juga berkeras bahwa bahwa waga

berpendapat bahwa itu adalah rumah warga dan tanah warga.

P : Alasan UIN dan Depag bersikeras bahwa itu rumah dinas dan tanah

Negara itu apa ya pak?

ISK : Alasannya dia menggunakan terutama setifikat hak pakai nomor dua

tahun lapan-lapan, terus tandatangan warga tahun sembilan dua, yang

menyatakan bahwa yang ditempati warga adalah rumah dinas.

P : Kalau dari pihak perumahan UIN itu dasarnya mempertahankan

rumahnya itu apa pak?

ISK : De fakto, jadi ada dihukum pertanahan, hak memiliki tanah itu ada dua

unsur yang dominan, pertama secara de fakto, kedua secara de jure. Secara

de fakto lima puluh persen hukumnya dilindungi undang-undang, secara

de jure itu juga sama lima puluh persen dilindungi undang-undang.

P : Ada ini juga engga si pak sebagai bukti gitu kaya selembar kertas atau

gimana gitu pak atau emang karena mereka membangkang?

ISK : Penempatan diatas dua puluh tahun. PBB, PBB atas nama pribadi semua.

Jadi kalau istilah didaerah itu ada hak garap, diatas dua puluh tahun bisa

diajukan oleh penyidik. Tapi juga ada batasannya maksimal sengketa.

P : Berarti itu tanpa ada surat apapun itu ya pak?

ISK : Iya, selama dia tidak diganggu sampai dua puluh tahun itu dia bisa

ajukan ke penyidik. Nah disini lebih dari lima puluh tahun. Jadi salah satu

bukti de fakto ini komplek UIN adalah komplek tertua di provinsi Banten,

dan komplek yang dibangun dengan IMB tertua di Banten. Waktu itu

belum ada IMB di Banten cuman di komplek UIN aja, boleh dibilang IMB

nomor 1. Dulu orang mau bangun, bangun aja ngga ada yang namanya

pake IMB.

Page 143: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

131

P : Setelah mediasi pertama itu cuma itu aja pak atau ada mediasi yang lain?

ISK : Jadi setelah mediasi itu dedlok, pihak DPRD tangsel menanyakan

solusinya, menanyakan kelanjutan untuk mediasi, dari warga menyatakan

sikap bahwa kami ingin melanjutkan mediasi dengan catatan, UIN dan

Depag, waktu itu mediasi diwakili lima perwakilan dari warga, lima

perwakilan dari UIN, lima perwakilan dari depag di DPRD satu fraksi

yang diketuai komisi A yang diketahui oleh Uhama Ben ketua komisi A

yang mengetuai mediasi pada saat itu.

P : Kalau dari pihak Depag itu siapa aja ya pak?

ISK : Perwakilan dari para Inspektorat.

P : Kalau dari pihak UINnya pak?

ISK :UIN diketuai oleh Profesor Doktor Habudinata.

P : Kalau dari pihak perumahan komplek UIN ini siapa pak?

ISK : Perumahan komplek UIN diketuai oleh Profesor Doktor Khotibul Umam

dan wakilnya Profesor Doktor Mawardi Khotib (pendiri IAIN).

P : Setelah mediasi itu pak ada lagi mediasi selanjutnya?

ISK : Oh ini jadi ketua komisi nanya setelah deadlock gimana maunya UIN,

UIN sama Depag bersikeras untuk itu, pas ditanya pendapat dari warga

maunya gimana, warga akhirnya kita boleh membawa pertemuan mediasi

lanjutan dengan cacatan pihak UIN dan Depag bisa membawa bukti bahwa

Depag ada mata anggaran tahun lima tujuh membeli tanah di Ciputat

seluas enam puluh empat hektar, namanya Departemen kan ada mata

anggarannya, kita minta mata anggaran, bukti mata anggaran pembelian

tanah di Ciputat tahun lima tujuh, terus mata anggaran dari Depag ada

mengeluarkan dana untuk pembangunan-pembangunan rumah tahun lima

Sembilan, karena komplek kami dibangun pada tahun lima sembilan.

Kalau itu bisa ditunjukan oleh Depag maka kami siap untuk mediasi lagi,

Page 144: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

132

kalau itu tidak bisa ditunjukkan maka kami keberatan. Buat apa kita

mediasi sama orang yang memang engga ada kompetensinya.

P : Sampai mediasi itu belum ada kelanjutannya lagi ya pak sebelum dibawa

ke pengadilan?

ISK : Terus mediasi kita lakukan juga setelah bulan Maret kita (waga/prinsipel)

mou dengan Lawyer, pihak Lawyer mengadakan mengundang untuk untuk

mediasi bulan Mei dan bulan Juni, dua kali surat dilayangkan tahun dua

ribu dua belas, mewakili warga prinsipel, Lawyer melayangkan surat

mediasi di bulan Mei dan Juni, dua kali surat ke Rektor, dua kali surat ke

Mentri Agama untuk minta mediasi, tapi Alhamdulillah tidak ada jawaban

sama sekali. Jadi posisi Komarudin sebagai Rektor dan posisi Suryadarma

Ali sebagai menteri agama adalah mantan murid dari Profesor Doktor

Khotibul Umam dan Profesor Doktor Mawardi Khatib. Bukan hanya

murid, pembimbing skripsi. Ini termasuk fenomena di Indonesia, murid

mengusir gurunya, anak mengusir orangtuanya.

P: Selanjutnya setelah mediasinya gagal dan semua pihak bersikekeh atas

pendiriannya masing-masing, bagaimana pak?

ISK : Ya kita karena mediasi memang sudah tidak ditanggapi, akhirnya kita

minta perlindungan hukum, perlindungan hukum satu-satunya ya kita liat

peluang hanya di pengadilan, karena kondisi Indonesia seperti ini, kita

mau meminta perlindungan dengan polisi sama jaksa semuakan udah depe

kan, wani piro. Jadi kita pada prinsipnya setelah ada surat pengusiran, kita

memposisikan diri sebagai komplek intelektual, kita engga mau ribut-

ribut, kita engga mau main kasar, yaudah kita main hukum aja, mediasi

mentok dedlok mainannya ranah hukum.

P : Kepengadilannya itu pada tahun berapa pak?

ISK : Kita mulai masuk terdaftar dipengadilan itu Agustus dua ribu dua belas,

awal bersidang September dua ribu dua belas.

Page 145: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

133

P : Pengadilan pertama itu dimana itu pak?

ISK : Pengadilan Negeri Tangerang, daerah Cikokol tingkat pertama.

P : Berlangsung berapa lama itu pak pengadilan itu?

ISK : Berlangsung itu dari mulai September, Oktober, November, Desember,

Januari, April aja keputusan pengadilan tinggi, Januari akhir. Semuanya

itu pake paket ekspres semua.

P : Maksud dari pake paket ekspres semua itu apa pak?

ISK : UIN itu ekspres semua.

P : Dalam artian apa itu pak?

ISK : Dalam artian ya tau sendirilah kalau pengadilan pengadilan kita, jadi

tidak ada berkas ngantrilah kalau istilah kita dipengadilan, kalau

dipengadilan kan ada berkasnya.

P : Selanjutnya setelah dibawa pengadilan itu bagaimana pak?

ISK : Ya dipengadilan saksi dari Departemen Agama bersaksi bapak

Dokterandes Masudi, bahwa sahnya beliau menjadi ketua YPMII tahun

tujuh lapan adalah YPMII tandingan (boneka).

P : Kenapa bisa disebut tandingan pak?

ISK : Itu pernyataan dari beliau sendiri, menyatakan sebagai saksi dari

Departemen Agama bahwa itu tandingan. Akhirnya ditanyakan sama

hakim kenapa dibentuk YPMII tandingan, kan YPMII ini awalnya tahun

lima tujuh, dasar dari keributan semua ini adalah dasarnya semua tanah

YPMII gitu. YPMII mungkin bisa ditulis panjangnya Yayasan

Pembangunan Madrasah Islam dan Ihsan (YPMII) ini dibentuk tahun lima

tujuh, posisi YPMII tahun lima tujuh ini adalah independent, tidak

dibawah naungan pemerintah. Kenapa, saya ketemu dengan para-para

pendiri YPMII, yayasan ini didirikan tahun lima tujuh, dulu dipikirkan

Page 146: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

134

kalau didirikan dibawah Departemen Agama ada suatu kendala, dulu pada

waktu itu partai komunis lagi sangat berkuasa di Indonesia, jadi kalau

dibentuk dibawah pemerintahan nanti akhirnya pemerintahan dikuasai

oleh komunis, maka yayasan madrasah ini akan menjadi yayasan ajaran

dibalikkan menjadi madrasah ke ajaran komunis. Untuk menghindari

jangan sampai berkaitan dengan politik, suhu politik yang sedang

memanas akhirnya dibuatlah YPMII independen sama seperti NU,

Muhammadyah, Persis dan yayasan lain. Makanya dana hibah murni yg

diterima ypmii dari tahun lima tujuh sampai enam puluh selama tiga tahun,

itu dikucurkan dana dari Menteri Keuangan melalui Departemen

Keuangan itu sebesar seratus delapan puluh juta rupiah, itu harga tanah di

Ciputat waktu itu sebesar satu rupiah. Kalau dari sejarah cikal bakal UIN

dari ADIA. Jadi setelah dibentuk tahun lima tujuh, dapet kucuran dana

sampai seratus delapan puluh juta, akhirnya YPMII ini membeli tanah di

berbagai tempat di padang, di Lampung, di Jakarta, Ciputat, Menteng,

Ancol, itu aset-asetnya banyak, memang waktu itu YPMII sederajat

dengan NU, Muhammadiyah tingkat nasional. Nah karena perjalanan

sejarah IAIN waktu itu masih menumpang kuliah di gedung

Muhammadiyah Limau, akhirnya YPMII mengambil inisiatif yaudahlah

ini kita bangunkan gedung, kami bikinkan asrama, silahkan pindah ke

Ciputat. Jadi posisi ADIA tahun lima sembilan itu dipinjamkan gedung

dan asrama mahsiswa. Yang sekarang jadi komplek UIN itu sejarahnya

asrama mahasiswa. Gedung kampus satu gedung rektorat, gedung yang

pertama, jadi kalau liat sejarah UIN ada kampus dulu nah itu gedung

ADIA ada dua lantai, cuman dibungkus aja, kalau dibuka itu bangunan

lama semua. Berarti sejarahnya, UIN tidak punya tempat itu. Jadi setelah

adia tahun lima sembilan dipinjamkan gedung, dikampus satu. Tahun

enam puluh diubahlah namanya menjadi IAIN. Para pendiri iain adalah

para orangtua kami di komplek UIN ini. Mahasiswa dari seluruh nusantra

di panggil setiap kabupaten, ikatan dinas, makanya ada dari sabang sampe

merauke, ada yang dari aceh sampe makasar semua. Dari NU,

Page 147: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

135

Muhammadiyah, Persis ada semua tapi damai. Jadi kalau dilihat komplek

UIN ini seperti bang IP bilang bisa dijadikan percontohan bagaimana suatu

peradaban hidup damai, dari berbagai aliran, suku, itu bisa kumpul dengan

perbedaan bisa hidup damai. Contohnya seperti kalau dimana-mana kalau

sholat imamnya pake doa ada yang setuju ada yang tidak, kalau di IAIN

tidak masalah, imam yang hari ini pake doa qunut besok engga pake doa

qunut tidak ada masalah. Terus salah satunya lagi, perbedaan yang sering

ada gesekan dimasyarakat misalnya imamnya teraweh delapan sama dua

puluh, kalau di masjid Fathullah delapan, delapan, yang mau dua puluh

bisa dilanjutkan, tidak sholat dari awal lagi. Tahlilan, di Indonesia yang

Muhammadiyah pun kadang-kadang meninggalnya pake tahlilan, itu

cuman ada di komplek UIN. Orang NU meninggal, orang Muhammadiyah

dateng ikut tahlilan, seperti itu. Kalau ditempat lainkan Muhammadiyah

dateng tahlilan ketempat ini NU ngelayat, giliran tahlilan pulang, giliran di

komplek UIN ikut, seperti itu. itulah keharmonisan yang sudah terbina dari

tahun enam puluh dikomplek UIN. Tiba-tiba kedamaian kami,

keberhasilan kami mempersatukan seluruh aliran dan suku ingin diusir

begitu saja, jadi yang sekarang kami perjuangkan sampai masuk dalam

ranah pengadilan adalah kami memperjuangkan keadilan. Orang tua kami

sebagai pendiri IAIN dianggap lebih rendah dari pemulung, itu kita bisa

liat contoh di daerah-daerah kota lain, pemulung tinggal di suatu lahan

sengketa, untuk diusir dari lahan sengketa itu jelas-jelas waktu dia masuk

udah tau itu lahannya sengketa, dia tinggal, bikin rumah disitu, waktu mau

diusir itu jelas dilampirkan surat pengusirannya dilampirkan surat ketua

pengadilan negeri. Nah ini orang tua kami sebagai pendiri IAIN tinggal

disitu dengan memang dulu dipaksa tinggal disitu, disini daerah tempat jin

buang anak, ujung aspal dulu tahun enam puluh itu di radio dalem, itu

radio dalem ujung aspalnya dan ini tempat jin buang anak. Kalau orang

bilang itu tempat jin buang anak dulu disini, nah itu dipaksa-paksa tinggal

disini, ya istilahnya kan mereka dateng kesini sekolah ikatan dinas, selesai,

mereka kembali kedaerahnya masing-masing, waktu mereka orangtua

Page 148: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

136

kami mau kembali kedaerahnya masing-masing, ditahan dipaksa untuk

mengabdi disini, karena kurang tenaga pengajar, baik di Depag maupun di

IAIN saat itu. Dan juga orang-orang saat itu istilahnya kebanyakan orang

miskin, penghasilan dari hasil mengajar engga cukup, mereka akhirnya

bagi yang mengajar, ngajar dibeberapa tempat, bagi yang masih berat

mengajar habis itu berdagang untuk mencukupi, kebutuhan dan setelah

anak-anaknya saat itu, jadi untuk ngajar disatu tempat tidak cukup.

P : Setelah dari persidangan itu bagaimana pak?

ISK : Saksi itu jadi membuktikan bahwa tidak ada kaitan antara YMPII tahun

tujuh delapan dengan YPMII tahun lima tujuh. Setelah dibentuk YPMII

tahun tujuh delapan, sepuluh tahun kemudian YPMII tandingan

menyerahkan aset YPMII kepada Depag. Jadi bukan YPMII tahun lima

tujuh yang menyerahkan aset ke Departemen Agama, YPMII tandingan

tahun tujuh delapan yang menyerahkan. Itu mereka menghakimi

pengadilan, jadi orang fraksi dari Departemen Agama yang melakukan itu,

pak Masudi dari Departemen Agama menjadi saksi dia buka semua bahwa

dia orang boneka dari Depag untuk mengambil alih YPMII dan untuk

diambil arsipnya dibalikin, seolah-olah dibalikin. Seolah-olah dia

dikatakan rekayasa tapi kenyataan sebenarnya dia itu namanya

perampokan. Sekarang yayasan Indonesia mana sih ada yayasan yang

bersih, semuanya pasti ada masalah keuangannya baik yayasan NU

maupun yayasan Muhammadiyah. Kenapa permasalahan yayasan NU dan

Muhammadiyah ada masalah keuangan tidak diambil oleh sama

pemerintah, tidak disita sama pemerintah, kenapa hanya YPMII, itu yang

kami pertanyakan. Jadi kalau ada pertanyaan oke dulu tahun lima tujuh

tanah yang kami tempati dikomplek UIN ini adalah tanah YPMII, terus

YPMII akhirnya sudah dibubarkan oleh Departemen Agama, tapi catatan

YPMII tandingan yang dibubarkan bukan YPMII tahun lima tujuh, karena

departemen tidak bisa bubarkan yayasan yang independen kan gitu jadi

yang dibubarkan yayasan yang tandingan ini. Jadi kalau bukan punya

Page 149: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

137

YPMII bukan juga punya depag, ini peristiwa aja ya, bukan punya YPMII

tahun lima tujuh karena YPMII sudah dibubarkan terus dibikin mati suri

terus juga statusnya sekarang sudah tidak jelas. Asal awal muawalnya ini,

tanah ini punya YPMII bukan punya YPMII tahun lima tujuh bukan punya

Departemen Agama berarti punya siapa, Punya tanah negara, bebas. Itu

sama dengan orang masyarakat melakukan penggarapan dipinggir hutan,

bekas penggarapan dipinggir hutan, karena sudah digarap lebih dari

sepuluh tahun, petani tersebut berhak memiliki tanah tersebut. Jadi kami

berjuang ini ada dasarnya, seperti yang tadi dibilang Undang Undang

agraria seseorang yang tinggal dalam lahan tanah dimuka bumi di

Indonesia tinggal selama lebih dari dua puluh tahun tanpa sengketa warga

negara Indonesia sudah berhak untuk memiliki tanah tersebut, ada lagi

Undang-undang kesra seseorang warga negara Indonesia yang tinggal dia

di bumi Indonesia, tinggal dalam rumah juga di bumi Indonesia lebih dari

dua puluh tahun berhak untuk memiliki rumah tersebut. Jadi kami

perjuangkan dengan Undang-undang, kembali ke dasar perjuangan kami

ini komplek intelektual jadi kami menggugat, berjuang dengan cara

intelektual. Walaupun dasar perjuangan kami banyak dinodai dengan

kampus UIN, dengan para pimpinan oknum UIN, menodai perjuangan

kami dengan memasukkan unsur ormas ke komplek kami. Mengadakan

intimidasi, penekanan, apa, segala macam, pesta mabuk-mabukan dibulan

puasa, contohnya aja ya rumah yang dikontrakkan itu rata-rata yang

dibongkar ada hubungannya sama UIN atau Depag, ditekan mereka,

biasanya anaknya kerja, entah dia orangtuanya, entah emaknya, entah

mantunya, pasti ada semua, diteken semua. Jadi rumah-rumah yang ada di

komplek yang sudah dibongkar itu semua mempunyai kaitan dengan UIN

dan Depag, entah orangtuanya masih aktif, entah anaknya masih aktif

ataupun mantunya yang aktif di UIN atau Depag, semuanya begitu, itu

bisa dibuktikan. Dia kan begitu mau terus bekerja di UIN atau depag atau

mau nyerahin rumah, orang ada surat pemecatan, ada yang sudah keluar,

FDS, E, BS. Ketika ditekan mereka menerima uang juga.

Page 150: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

138

P : Kalau boleh tau uangnya berapa ya pak?

ISK : Uang belas kasihan lima puluh juta, untuk ya itungannya beli tanah dua

kali satu lah untuk hari akhir. Jadi dasar Departemen Agama sertifikat,

dasar kami undang-undang, undang-undang ya diatas sertifikat. Sertifikat

itu juga bisa dipermasalahkan, jadi mungkin tolong ditulis ada filosofi

hukum pertanahan bahwa sertifikat yang terbit itu sama diibaratkan bayi

yang baru lahir. Jadi sertifikat departemen agama ini kan terbit tanggal tiga

maret tahun sembilan belas lapan-lapan, sedangkan kami sudah tinggal

tahun lima sembilan, jadi sertifikat Departemen Agama ini, sertifikat hak

pakai disingkat SHP nomor dua tahun Sembilan belas lapan-lapan

terbitnya tanggal tiga maret tahun sembilan belas lapan-lapan itu boleh

kami simpulkan, boleh kami nyatakan bahwa sertifikat itu adalah anak

haram, tidak jelas bapak ibunya, tidak jelas kakek neneknya, itu filosofi

pertanahan. Jadi itulah dan ada filosofi hukum, hukum yang diberlakukan

itu tidak terlaku surut, contohnya hukum yang diterbitkan tahun delapan-

delapan, tahun Sembilan dua, tahun sembilan enam yang berkaitan dengan

surat-surat yuridis dari Departemen Agama dan UIN, itu tidak berlaku

surut untuk warga kami yang memang sudah tinggal dari tahun lima

sembilan, seperti itu. Jadi boleh hukum UIN itu diterapkan bagi warga

yang baru tinggal delapan sembilan keatas, kami yang udah tinggal dari

tahun lima sembilan itu engga berlaku. Itu dasar dua filosofi itulah

makanya kami gugat ke pengadilan. Jadi prinsip kami dalam perjuangan

ini kalau UIN sama depag bisa menghapus dari muka bumi dua filosofi

masalah pertanahan dan masalah hukum itu bisa berlaku surut, kalau UIN

bisa mengubah itu kami akan menyerahkan rumah dengan cuma-cuma,

silahkan memang ini hak kamu nih ambil. Kami minta ketemu mediasi,

contohnya Profesor Doktor Mawardi Khatib, bikin audiensi mau ketemu

SDA, setahun tidak ada jawaban, padahal mahasiswa bimbingan skripsi

dia, waktu dia dilantik, waktu pelaporan Profesor Doktor Mawardi Khatib,

waktu dilantik dia diundang hadir terus pas udah salam-salaman dibilang

Page 151: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

139

aduh ini dosen idola saya, dosen favorit saya, panggil istri, mamah mamah

sini, ini tolong nih, ini dosen idola saya, tolong salaman etrus salaman

cium tangan, dawamnya seperti itu tapi hatinya tidak. Ya kita kalau kami

sebagai tim muda di komplek hanya melihat kalau zaman dulu orang-

orang tua kami, Allah banyak memberikan azab di alam kubur dan

diakhirat, kalau sekarang, zaman sekarang, zaman kami Allah memberikan

azab yang masih hiduppun dikasih azab, contohnya Komar lebih senior

dari Anis Baswedan, semua tau Komar itu lebih senior dari Anis

Baswedan tapi Komar sayang sekali bukan siapa-siapa, jabatan strategis

apapun di Indonesia engga dapet, ya itu salah satu bukti azab dari Allah di

dunia ditunjukkan, SDA runtuh dari ketua umum PPP dicopot dari Menteri

Agama, ulama bersih coba-coba durhaka sama gurunya. Itu udah ada

rumah-rumah yang sudah dibongkar, akhirnya orang-orang tuanya masing-

masing tinggal di anaknya, malah sampai ada yang dibelikan rumah

mewah sama anaknya, semua mereka mengeluh dan rata-rata yang sudah

rumahnya dibongkar pindah, sakit, ya hakekat bahwa ya kalau masih yah,

sakit, engga lama mati. Itu sudah terjadi untuk rumah-rumah yang sudah

dibongkar, hampir Sembilan puluh lima persen mengeluh kecuali yang

pendiam, yang biasa biacara Sembilan puluh lima persen ngeluh tinggal

ditempat baru, tinggal ikut anaknya. Karena yang itu seperti bicara tadi

mereka engga dapet lingkungan. Jadi perjuangan kami ini tidak bicara

rupiah rumah dan rupiah tanah.

P : Balik lagi nih pak mengenai pengadilan tadi, bagaimana kelanjutannya

pak?

ISK : Jadi gini di pengadilan negeri ada dua fakta yang sangat terang

benderang yang terbongkar, pertama fakta dari fraksi departemen agama

pak Masudi yang menyatakan bahwa YPMII tandingan itu tahun tujuh

lapan, jadi yang menyerahkan aset tahun lapan-lapan adalah YPMII

tandingan. Yang kedua yang terang benderang di pengadilan ini ada

namanya sidang lapangan, waktu itu sidang lapangan dilakukan di jalan

Page 152: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

140

simpang Ibnu Batuta dengan Taymia lima itu terbukti dengan sangat

terang benderang bahwa rumah kami adalah bukan rumah dinas, karena

rumah dinas adalah rumahnya seragam, pager-pagernya seragam dan

dibiayai negara, ini fakta, ini bicara fakta dilapangan, fakta dilapangan,

rumah kami dilapangan beda, pagar-pagar rumah kami juga beda, itu fakta

terang benderang dilapangan. Terus kedua, persimbangan antara jalan Ibnu

Batuta dengan jalan Taymia lima bahwa sertifikat hak pakai nomor dua,

namanya catatan kepemilikan itu adalah mempunyai patok-patok BPN, itu

dipersimpangan jalan Ibnu Batuta dengan Taymia lima bersebelahan

dengan tanah warga tidak ada patok-patok BPN, yang harusnya mengikuti

sertifikat itu harus ada patok ini tidak ada patok, itu yang terang

benderang. Tapi fakta yang terang benderang itu kenyataannya kami

dikalahkan juga, karena kami berjuang ngomong keadilan kami banding di

Pengadilan Tinggi. Jadi kejanggalan di Pengadilan Negeri fakta

kesidangan saksi pak Masudi dengan sidang lapangan., kejanggalan di

Pengadilan Tinggi Negeri harusnya di Pengadilan Tinggi itu diproses

dalam waktu enam bulan, ini UIN dan Depag bisa mengupayakan dalam

waktu empat bulan itu termasuk rekor, itu satu, kedua ada lagi yang

kejanggalan kedua di Pengadilan Tinggi Negeri, dua minggu sebelum

diputuskan oleh Pengadilan Tinggi, UIN sudah membeberkan di web UIN

bahwa keputusan Pengadilan Tinggi Negeri dimenangkan UIN dan Depag

dengan rincian poin satu sampai poin lima, itu isi yang diisi oleh UIN

diweb UIN, itu kalau mau dibuka ada sekitar bulan april tahun dua ribu

tiga belas itu lebih dulu, lebih awal dua minggu sebelum diputuskan oleh

hakim, setelah UIN masukin ke web baru dua minggu kemudian hakim

memutuskan di pengadilan itu, itulah kami menilai ada kejanggalan disitu

indikasinya bahwa UIN mendikte Pengadilan Tinggi, sampe dikte karena

apa, apa semua yang dimasukin web UIN muncul semua tuh putusan

hakim, itu kejanggalan dipengadilan Tinggi, karena kami melihat

kejanggalan dan karena kami tidak mendapat keadilan makanya kami

banding lagi ke kasasi Mahkamah Agung.

Page 153: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

141

P : Itu kepengadilan Tinggi Negeri itu pada tanggal berapa pak dan pada

tahun berapa pak?

ISK : Nah itu juga ada kejanggalan begini, harusnya putusan pengadilan negeri

setelah diputuskan itu biasanya paling lama dua minggu, lawyer kami

sudah menerima keputusan, ini kenyataan fakta dilapangan dua bulan

setelah putusan, jadi januari putus bulan maret lawyer kami baru nerima

putusan ketikan putusan, putusan itukan ketikan tandatangan hakim, itu

baru lawyer kami terima bulan maret. Jadi putusan pengadilan itu ada

masa waktu kita untuk banding, dalam masa waktu banding sekitar dua

minggu untuk banding, sedangkan putusannya udah dua bulan, batas

waktu untuk banding dua minggu, putusan pengadilan dikasihnya udah

dua bulan. Untungnya lawyer kami jam terbangnya tinggi jadinya belum

dapet putusan dari hakim dari pengadilan negeri tetep diajukan banding

dengan putusan blank kosong karena kami belum menerima putusan

pengadilan negeri, jadi administrasi sudah memenuhi syarat. Selain lawyer

kita dapet bagus, kita dapet lawyer prabono, free cash lawyer, jadi kita

tidak ada cash lawyernya, jadi yang kami bayar hanya uang administrasi

secara personal aja. Jadi sebagai yang diceritakan, orang-orang tua kami

juga baik UIN kalau hanya ngajar di UIN untuk memenuhi kebutuhan

rata-rata empat orang anak kan engga sanggup, akhirnya ngajar dikampus-

kampus lain, nah setelah masuk kampus lain akhirnya dosen kita ini,

diajarin ama orang-orang tua kami, jadi dikomplek UIN ini ada lima belas

orang yang pernah jadi guru lawyernya. Jadi sekarang murid lawan murid,

murid berbakti melawan murid durhaka.

P: Tapi ada engga si pak wacana sebenernya penggusuran perumahan UIN

untuk apa?

ISK : Itu kalau kita masuk ke gedung rektorat, ruang rektor sama warek itu

dilantai dua, dilantai pertama ada satpam tuh bagian terima tamu rektor-

rektor, itu disebelahnya ada market. Di komplek kami yang namanya kami

Page 154: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

142

orang tua dan gurunya yang dulunya dari Rektor yang kemaren, di

komplek kami, orang tua kami gurunya yang akan digusur ingin dibangun

bisnis senter. Awal ada niat itu tapi belum ada market, yang ada market

bisnis senter.

P : Itu bisnis centernya buat apa pak?

ISK : Buat mol, apartemen, namanya juga bisnis senter. Tapi lahan bisnis

centernya kediaman gurunya. Terus juga UIN sama Depag mengklaim

bahwa komplek kami ini menyatu dengan kampus. Kami bilang komplek

kami terpisah dengan jalan Ciputat raya, sekarang jalan Ir. Haji Juanda

dengan jalan Kertamukti kampus dua, tidak ada komplek kami didalem

kampus, lain dengan IKIP Rawamangun itu memang komplek dalem

kampus, iya kan, IKIP Rawamangun itu kan UPN sekarang yang di

Rawamangun itu kan jalan kompleknya kan jalan kampus kalau kami

diluar kampus. Komplek ada ditengah-tengah kampus dari mana dasarnya

komplek ditengah-tengah kampus, yang jelas kita dibatesin jalan

Kertamukti sama jalan Ir. Haji Juanda terpisah komplek kami itu dengan

kampus UIN. Satu jalan desa, satu jalan provinsi, entar diakui lagi itu jalan

UIN Ciputat. Karena kami sempet bicara dengan hakim ya itu, masukan

dari berita acara di Pengadilan Negeri itu bahwa komplek kami ditengah-

tengah kampus, kami bilang kami diluar kampus terbelah jalan provinsi,

jalan desa yang membelah.

P : Balik lagi nih pak ke pengadilan lagi?

ISK : Yang mana negeri, tinggi, atau mahkamah agung, beda yang tinggi

dengan negeri beda, jadi gini pengadilan tingkat satu pengadilan negeri,

yang kedua pengadilan tinggi negeri, dua-duanya negeri semua nih,

pengadilan tinggi negeri, pengadilan negeri tingkat satu. Terakhir kalau

pengadilan di Mahkamah Agung, kalau MK itu uji material, uji materi

undang-undang, uji undang-undang, undang-undang ini masih layak

diberlakukan apa tidak seperti yang dilakukan Yusril, itu namanya uji

Page 155: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

143

materi, MK Majelis Konstitusi. Terus kalau dalam pengadilan kalau kita

tidak bisa merasa tidak diberlakukan adil oleh hakim itu bisa kita lapor ke

KY Komisi Yurisial, itu pemantau hakim-hakim. Jadi kalau MK sendiri

dia.

P : Pengadilan tinggi negeri pada tanggal berapa pak?

ISK : Negeri terdaftar Agustus dua ribu dua belas, mulai sidang September ribu

dua belas, putusnya Januari dua ribu tiga belas, pengadilan tinggi nah itu

simpang siur itu lawyer kami baru terima putusan berkasnya Maret, April

sudah putus. Banyak bener rekayasa disitu. Jadi sangat besar andil SDA

dalam perkara kasus ini. Kalau normal apalagi di MK ada yang lima belas

tahun, dua puluh tahun baru putus, yang lamanya itu tumpukan berkas

karena ada ribuan belum ditangani, dari sabang sampe merauke, berarti

kalau sampe setahun dua tahun bisa putus berarti ada kehebatan lagi

diprioritas, kemudian ada ini kalau ada yang terganggu oleh masalah ini

nah itu jadi masuk prioritas,seperti kasus Sutan Batugana sampe sekarang

belum selesai belum putus kan gitu.

P : Mengenai rumah-rumah yang udah digusur pak, dalam penggusurannya

ada berapa tahap pak?

ISK : Oh ini tahap penggusuran rumaah, tahapannya yang pertama UIN dan

Depag mengutus utusan untuk merayu rumah yang masih ditempati,

biasanya merayu yang pengambil keputusan entah itu dia anak tertua,

entah itu bapaknya, entah itu ibunya. Jadi kalau tidak bisa dirayu

diintimidasi. Jadi setelah dirayu atau diintimidasi didatangkan rumahnya,

bawa tas dengan isi duit. Ini bicara mayoritas ada satu dua yang engga, itu

biasanya yang dimasukin mayoritas ke rumah-rumah yang memang

keluarga yang kurang mampu, jadinya seperti itu, dan dengan dia sudah

dipelajari dari pihak UIN Depag ini juga banyak utang dimana-mana, trus

digeletakin uang lima puluh juta diatas meja, biasanya yang lebih besar

pasak dari pada tiang bisa luluh. Setelah itu disuruh tanda tangan tujuh

Page 156: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

144

sampai delapan lembar belangko kosong tanda tangan diatas materai,

setelah tanda tangan nah ada dua opsi kalau engga digeletakin dikasih cek,

kalau yang dikasih cek pada saat itu juga setelah tanda tangan tujuh

sampai delapan blangko kosong dianter ke bank untuk pencaiaran cek,

pakai mobil dia diantar ke bank. Jadi memang dalam penyerahan rumah

ini tidak ada satu lembar pun bukti yang dipegang oleh rumah yang

menyerahkan, karena setelah tanda tangan tujuh sampai delapan lembar

diantar oleh pihak UIN atau Depag.

P : Itu kira-kira pada tanggal berapa pak kejadiannya?

ISK : Oh itu variasi karena engga bersamaan, mereka kalau dibilang gerilya

dari rumah kerumah. Pertama Abdurawatib batal baru Khaldun dulu baru

faturahman baru kesana kearah rumah Rustan. Setelah rumah diserahkan

oleh yang tinggal, pembongkarannya melibatkan ormas FBR dan disini

perlu juga jadi cacatan pembongkaran rumah-rumah di komplek UIN ini

yang dilakukan oleh pihak UIN ada waktu itu ditandatangan SK

pembongkarannya oleh Purek dua Profesor Doktor Amsal, itu tidak

mempunyai dasar hukum, karena dalam hukum seseorang yang lagi

perkara, tanah yang sedang berperkara itu tidak boleh diotak atik, namanya

status kuo, nah jadi boleh dikategorikan pembongkaran rumah-rumah

dikomplek termasuk penghilangan barang bukti.

P : Pembongkaran pertama itu dijalan mana itu pak?

ISK : Pembongkaran pertama itu dijalan Ibnu Khaldun dua

P : Itu ada targetnya engga pak dalam pembongkaran rumah itu pak?

ISK : Ada tujuh rumah yah waktu itu, setelah kami masukkan kepengadilan

pembongkaran pertama itu tujuh rumah, perdananya itu ada tiga rumah

dari tujuh rumah targetnya tiga rumah dibongkar.

P : Melibatkan ormas mana aja pak dalam pembongkarannya?

Page 157: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

145

ISK : FBR aja. Memang bukti secara yuridis tertulis memang tidak ada, tapi

fakta dilapangan bahwa FBR itu dilibatkan dalam pembongkaran jadi ada

unsur intimidasi.

P : Setelah pembongkaran pertama itu dilanjut kemana itu pak?

ISK : Ya satu-satu dengan pengawalan ormas semuanya, dan saat itu ada

perlawanan dari warga yang mau dibongkar, kita hadang. Waktu itu

pernah melibatkan aparat negara khususnya Polsek Ciputat, itu kita

komplen sama kapolseknya bahwa aparat negara sebagai penegak hukum

harus berdiri netral ditengah, akhirnya tarik pasukan. Itu sampe waktu itu

didatangkan aparat hukum itu tiga puluh dari kepolisian, sembilan dari

koramil trus dari pihak FBR.

P : Itu dalam penghadangan yang dilakukan oleh warga perumahan UIN apa

warga perumahan UIN aja apa melibatkan pihak lain juga pak?

ISK : Engga banyak, orang-orang situ aja orang-orang tua sini.

P : Saya juga habis wawancara juga pak, ternyata ada perbedaan kasus

antara puri intan sama perumahan UIN, kalau puri intan cepet selesai

kasusnya, bagaimana ceritanya pak?

ISK : Kebetulan di puri intan juga saya banyak ikut dirapat-rapat puri intan,

jadi bedanya komplek UIN dengan puri intan, kalau puri intan ini sudah

bersidang sejak tahun lapan puluh tiga, mereka sudah ada putusan

pengadilan dari Mahkamah Agung sudah inkrah tahun dua ribu delapan itu

sudah surat eksekusi, kalau kami baru bersidang dua ribudua belas itu

bedanya. Bedanya kalau dipuri intan surat eksekusi pertama tahun dua ribu

delapan, surat eksekusi kedua januari dua ribu dua belas, eksekusi ketiga

januari dua ribu emapt belas, itu yang membedakan antara komplek UIN

dan puri intan. Kalau suratnya sama sertifikat hak pakai nomor dua tahun

lapan-lapan karena luasnya Sembilan koma enam hektar, komplek UIN,

puri intan sama sedap malam dibelakang keluarahan deket asrama putra.

Page 158: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

146

Nah bedanya kalau puri intan baru rata-rata menempati tahun lapan

puluhan, awal lapan puluh, kalau kami komplek UIN sudah menempati

dari tahun lima sembilan dan enam puluh.

P : Mengenai golongan dua dan golongan tiga bapak bisa memberikan

tanggapan engga pak?

ISK : Gini tahun sembilan puluh dua, warga diiming-imingkan oleh Rektor

IAIN pada saat itu Rektor Sadalih mengiming-imingkan bahwa kalau kita

ingin memiliki rumah dikomolek yang kita tempati, kita harus mengurus

lewat prosedur rumah dinas, yuk kita tanda tangani semua bahwa rumah

yang kita tinggalin adalah rumah dinas tahun sembilan dua, nanti ini

skenario dari Rektor Sadalih ngomong ke warga, nanti setelah kita tanda

tangani jadi rumah dinas golongan dua nanti kita perjuangkan jadi

golongan tiga setelah golongan tiga bisa kita miliki, itu iming-iming dari

Rektor Sadalih. Setelah iming-iming itu yang notabennya waktu itu

mayoritas orangtua kami di komplek mayoritas adalah Warek-warek,

Dekan, Wadek-wadek, memang notabendnya mayoritas anak buah rektor,

Rektor yang ngomong komandan seperti itu ya percaya aja, akhirnya

rame-ramelah seratus tujuh puluh rumah tanda tangan warga tahun

sembilan dua itu menyatakan rumah yang kami tinggali adalah rumah

dinas diatas materai. Setelah rame-rame warga menandatangani rumah

dinas tahun sembilan dua, juli tahun sembilan dua baru Menteri Agama

mengeluarkan SK penetapan rumah dinas, tahun sembilan dua. Nah itu

kembali ke cerita saya tadi, hukum tidak berlaku surut, kami sudah tinggal

tahun lima sembilan enam puluh, walaupun ada rekayasa di tahun

sembilan dua, tetep hukum itu tidak berlaku surut. Itu yang saya

komentarin dengan orangtua, akhirnya denger iming-iming rektor itu

bolak-baliklah perwakilan warga ngirimin surat ke Rektor ke menteri,

tolong dong dari golongan dua jadi golongan tiga, ya itu di inbok sana, di

inbok sini, cape saya membuat pernyataan dengan orang-orang tua yang

tanda tangan surat itu yang menyatakan rumah dinas. Ini kalau saya

Page 159: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

147

pelajarin surat yang mulai tahun sembilan dua sampai tahun dua ribu

sebelas tolong perjuangkan dari golongan dua ke golongan tiga itu saya

ibaratkan kaya ini namanya membalas pantun. Nah kejanggalan juga itu

yang rumah dinas golongan dua ke golongan tiga, kejanggalannya itu

menteri agama ditahun sembilan dua itu mendatangkan rumah dinas itu

juga melanggar undang-undang, karena pada saat itu undang-undang untk

menyatakan rumah dinas itu tidak bisa ditanda tanganin hanya satu

menteri, menteri yang berkaitan dengan menteri yang membidangi UIN,

pada saat itukan Departemen Agama penandatanganan rumah dinas itu

tidak boleh tanda tangan satu menteri, harusnya ada menteri Keuangan

karena itu berkaitan dengan anggaran negara, harus ada berkaitan dengan

tandangan SK dari menteri PU karena semua pembangunan fisik di

Indoneisa yang menyangkut tanah negara, aset negara itu juga harus

berkaitan dengan PU, berkaitan lagi dengan perumah rakyat, berkaitan lagi

dengan Segnet karena itu berkaiatan dengan aset negara. Jadi Menteri

Agama pada saat itu mewakili empat menteri lainnya menandatangani

rumah dinas, menyatakan bahwa komplek rumah yang kami tinggali ini

adalah rumah dinas, tapi ada pihak UIN bilang itu juga namanya komplek

UIN ya otomatis milik UIN, bukan, komplek kami dinamakan komplek

UIN karena mayoritas itu namanya istilah aja komplek UIN, karena di

komplek kami itu ditinggali warga pertama warga sebagai pengajar,

pejabat di UIN dan Depag, terus ada lagi pejabat di Angkatan Darat,

pejabat di Kepolisian, pejabat di Departemen Kesehatan, jadi ada tuh

orang perumahan Depag, orang departemen kesehatan, ada Departemen

Angkatan Darat, ada Kepolisian, kalau memang itu murni rumah dinas

Departemen Agama UIN itu semuanya orang UIN, ini engga, ada orang

lain disitu.

P : Kan ada tim yang terdiri dari Profesor Doktor Khotibul umam sama tim

anak muda komplek UIN, itu sama aja apa gimana pak?

Page 160: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

148

ISK : Mereka orang-orang tua kami, kami bergerak atas, jadi gini prinsip kerja

dari tim muda ini bagaimana dari orang tua, kita kan pembantu, ya orang

tua kan sudah keterbatasan umur, tua secara fisik, tidak heran kamilah

yang bergerak, ya istilahnya kalau kami berpangku tangan istilahnya

engga nanganin kasus ini masa sih udah dari kecil kita dididik orang tua,

segala macam udah orangtua kita udah kakek-kakek udah nenek-nenek

masih kita suruh urus juga kan keterlaluan. Jadi kita ingin berjuang salah

satu bukti bahwa kami berbakti pada orang-orang tua. Karena kami juga

engga mau masuk fenomena yang lagi di Indonesia murid ngusir gurunya,

anak ngusir orang tuanya, kami tidak mau masuk kelompok itu. kami siap

mempertanggung jawabkannya kalau ada pejabat UIN ama Depag ini

komplain mencemarkan nama baik, kami siap dipengadilan, itu coretannya

itu, kami bisa mempertanggungjawabkan.

P : Mengenai nama jalan nih pak, ada nama jalan apa aja pak di komplek

perumahan UIN ini?

ISK : Kalau patokan dilokasi dari mulai sebelah masjid Fathullah komplek

UIN ini sampe perbatesan dengan MP dan Aliyah, kalau Timurnya sampe

ke sini Taymia enam sebelum kampus dua gerbang belakang, selatannya

sampe asrama putra

Page 161: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

149

LAMPIRAN 3

FOTO DOKUMENTASI

Page 162: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

150

1. Dokumentasi Peneliti bersama Informan KH (Foto sebelah kiri) dan Peneliti

bersama Informan ISK (Foto sebelah kanan) setelah selesai wawancara.

2. Dokumentasi Master Plan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode tahun

2012 sampai tahun 2026.

Page 163: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

151

3. Dokumentasi Surat undangan silaturahmi yang diadakan oleh UIN Jakarta

kepada penghuni perumahan dosen UIN.

4. Dokumentasi Surat Undangan Mediasi dari DPRD Tangerang Selatan

Kepada UIN Jakarta dan penghuni perumahan dosen UIN.

Page 164: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

152

5. Dokumentasi salah satu bentuk perlawan penghuni perumahan dosen UIN

kepada UIN Jakarta

6. Kondisi salah satu rumah di perumahan dosen UIN yang telah dibongkar

(sebelah kiri) dan yang belum dibongkar (sebelah kanan).

Page 165: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

153

LAMPIRAN 4

SURAT PERMOHONAN

PERUBAHAN STATUS

RUMAH DINAS

Page 166: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

154

Page 167: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

155

LAMPIRAN 5

SURAT IZIN PENGHUNIAN

(SIP)

Page 168: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

156

Page 169: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

157

Page 170: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

158

Page 171: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

159

Page 172: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

160

Page 173: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

161

Page 174: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

162

Page 175: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

163

Page 176: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

164

LAMPIRAN 6

SURAT PENGANTAR

PERMOHONAN

WAWANCARA/MENCARI

DATA

Page 177: KONFLIK TANAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40488/2/ALI... · Kecamatan Ciputat Timur beserta para jajarannya dan Bapak Lurah Kelurahan

165