-bab i pendahuluan -...

32
1 -BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelayanan publik yang diberikan instansi Pemerintah Kabupaten, Kota dan Kecamatan kepada masyarakat merupakan perwujudan dari fungsi aparatur Negara sebagai abdi masyarakat. Fungsi pelayanan publik menjadi salah satu perhatian dalam peningkatan kinerja instansi pemerintah daerah. Upaya mewujudkan kinerja pelayanan publik di lingkungan unit kerja pemerintahan yang terukur dan dapat dievaluasi keberhasilannya, pemerintah daerah perlu memiliki dan menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP). Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja instansi pemerintah berdasarkan indikator-indikator teknis, administrasif dan prosedural sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit kerja yang bersangkutan. Dengan tujuan Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah menciptakan komitmen mengenai apa yang dikerjakan oleh satuan unit kerja instansi pemerintahan untuk mewujudkan good governance. Pemerintah Pusat mengeluarkan sejumlah kebijakan tentang Penyusuan Sistem dan Prosedur Kegiatan, Penyusunan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Inpres No. 7 Tahun 1999), dan Pedoman Umum Penyusunan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SK Menpan No. KEP/25/M.PAN/2/2004). Langkah ini sebenarnya bukanlah hal baru, karena sebelumnya kebijakan serupa telah dikeluarkan pemerintah dalam bentuk Instruksi Presiden (Inpres) maupun Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara. Era reformasi yang terjadi menyebabkan semakin kritisnya sebuah pandangan masyarakat terhadap system pemerintahan saat ini, salah satu faktor tersebut adalah yang menyebabkan system pemerintahan Indonesia semakin berkembang dengan asas demokratis demi terwujudnya good goverment dan good governance untuk mengubah pandangan masyarakat tentang birokrasi pemerintahan yang selalu dipandang rumit dan berbelit-belit. Era reformasi yang indentik dengan hak asasi, masyarakat selalu merasa kurang puas atas

Upload: vunhu

Post on 25-Aug-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

-BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pelayanan publik yang diberikan instansi Pemerintah Kabupaten, Kota dan Kecamatan

kepada masyarakat merupakan perwujudan dari fungsi aparatur Negara sebagai abdi

masyarakat. Fungsi pelayanan publik menjadi salah satu perhatian dalam peningkatan kinerja

instansi pemerintah daerah. Upaya mewujudkan kinerja pelayanan publik di lingkungan unit

kerja pemerintahan yang terukur dan dapat dievaluasi keberhasilannya, pemerintah daerah

perlu memiliki dan menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP). Standar Operasional

Prosedur (SOP) adalah pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai

dengan fungsi dan alat penilaian kinerja instansi pemerintah berdasarkan indikator-indikator

teknis, administrasif dan prosedural sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja

pada unit kerja yang bersangkutan. Dengan tujuan Standar Operasional Prosedur (SOP)

adalah menciptakan komitmen mengenai apa yang dikerjakan oleh satuan unit kerja instansi

pemerintahan untuk mewujudkan good governance. Pemerintah Pusat mengeluarkan

sejumlah kebijakan tentang Penyusuan Sistem dan Prosedur Kegiatan, Penyusunan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Inpres No. 7 Tahun 1999), dan Pedoman Umum

Penyusunan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SK Menpan No.

KEP/25/M.PAN/2/2004). Langkah ini sebenarnya bukanlah hal baru, karena sebelumnya

kebijakan serupa telah dikeluarkan pemerintah dalam bentuk Instruksi Presiden (Inpres)

maupun Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara.

Era reformasi yang terjadi menyebabkan semakin kritisnya sebuah pandangan

masyarakat terhadap system pemerintahan saat ini, salah satu faktor tersebut adalah yang

menyebabkan system pemerintahan Indonesia semakin berkembang dengan asas demokratis

demi terwujudnya good goverment dan good governance untuk mengubah pandangan

masyarakat tentang birokrasi pemerintahan yang selalu dipandang rumit dan berbelit-belit. Era

reformasi yang indentik dengan hak asasi, masyarakat selalu merasa kurang puas atas

2

pelayanan pemerintahan saat ini. Untuk mengubah persepsi tersebut ada beberapa strategi

yang dilakukan Pemerintah demi terwujudnya pelayanan prima, selain usaha pemerintah

dengan penetapan Inpres Nomor : 7 Tahun 1999 dan Surat Keputusan Menpan Nomor :

KEP/25/M.PAN/2/2004, Pemerintah juga membuat kebijakan yang tercantum dalam

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER

/21/M.PAN/I/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operational Prosedur (SOP)

Administrasi Pemerintahan dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 35 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar

Operasional Prosedur (SOP) Administrasi Pemerintahan.

Standar Operasional Prosedur (SOP) tidak saja bersifat internal tetapi juga eksternal,

karena Standar Operasional Prosedur (SOP) selain digunakan untuk mengukur kinerja

organisasi publik yang berkaitan dengan ketepatan program dan waktu, juga digunakan untuk

menilai kinerja organisasi publik di mata masyarakat berupa responsivitas, responsibilitas dan

akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Hasil kajian menunjukan tidak semua satuan unit

kerja instansi pemerintah memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP), karena itu

seharusnyalah setiap satuan unit kerja pelayanan publik instansi pemerintah memiliki Standar

Operasional Prosedur (SOP) sebagai acuan dalam bertindak, agar akuntabilitas kinerja instansi

pemerintah dapat dievaluasi dan terukur.

Salah satu aspek penting untuk mewujudkan birokrasi yang efektif, efesien dan akuntabel

dalam rangka perbaikan kinerja manajemen pemerintahan/ kualitas pelayanan publik adalah

dengan memperbaiki proses penyelenggaraan administrasi pemerintahan melalui penyusunan

dan penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Administrasi Pemerintahan.

3

1.2. Visi dan Misi 1.2.1. Visi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

Visi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Seruyan adalah

“Mewujudkan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang Handal melalui Tertib

Administrasi Pengelolaan Keuangan Daerah dan Aset Daerah yang Transparan dan

Akuntabel menuju terciptanya Optimalisasi Pelayanan yang Profesional”.

1.2.2. Misi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

Misi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Seruyan adalah

sebagai berikut :

1. Selalu Berpedoman pada Peraturan Perundang-undangan dan Ketentuan Keuangan

Negara/Daerah yang berlaku;

2. Selalu Berpegangan pada prinsip-prinsip efektif, efesien, ekonomis, transfaran dan

akuntabel dalam penatusahaan dan pengelolaan keuangan dan aset daerah;

3. Selalu Komitmen untuk melaksanakan perencanaan penganggaran yang baik,

pelaksanaan belanja yang efektif dan pertanggungjawaban yang procedural guna

menuju efesiensi anggaran berbasis kinerja;

4. Selalu Konsisten dalam upaya meningkatkan kualitas Sumberdaya Manusia dan

melakukan kaderisasi Sumberdaya Aparatur secara berkelanjutan;

5. Selalu melkaukan updating program dalam penggunaan dan penerapan aplikasi

Teknologi Informasi (IT) dengan pola kenitraan dan kemandirian;

6. Selalu Mengutamakan prinsip ketelitian dan kehati-hatian dalam seluruh proses

administrasi Keuangan dan Aset Daerah;

7. Selalu Menjalin koordinasi dan kerjasama harmonis melalui komunikasi yang intens

antar Bidang dan Seksi/Sub Bagian guna menciptakan lingkungan kerja yang

kondusif (good team-work) dalam melaksanakan semua tupoksi kegiatan internal

BPKAD;

4

8. Selalu Menerapkan pola piker, pola sikap dan pola tindak kebersamaan/kekompakan

dan azas soliditas, dengan motto “ satu untuk semua dan semua untuk satu” dalam

setiap melaksanakan tugas dan pekerjaan”

9. Kesejahteraan Aparatur dan azas proporsionalitas dalam beban tugas dan

tanggungjawab pekerjaan merupakan hal terpenting dalam upaya pencapaian kinerja

yang optimal;

10. Selalu Menerapkan Reward untuk penghargaan kinerja dan Punishment untuk

pelanggaran disiplin dan kepatuhan terhadap peraturan dan ketentuan yang berlaku;

11. Selalu Menjalin kerjasama, koordinasi dan komunikasi yang intens dan baik dengan

seluruh SKPD dilingkungan Pemerintah Kabupaten Seruyan;

12. Selalu Mengedepankan Pelayanan Publik yang professional, standart, equality (non-

diskriminatif) dan bertanggungjawab dengan Motto “Disiplin Bekerja, Profesional

Melayani”.

1.3. Ruang Lingkup SOP

Layanan pada Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah dibedakan menjadi dua

kelompok besar layanan, yaitu :

a. Layanan Internal

Layanan ini adalah layanan yang berada dibagian sekretariat khususnya Sub

Bagian Umum diantaranya, Pengajuan Kenaikan Pangkat, Pengajuan Gaji Berkala,

Pengajuan Cuti Tahunan, Ketertiban dan Keamanan Kantor, Kebersihan Kantor,

Pengelolaan Barang Dinas.

b. Layanan Eksternal

Layanan ini adalah layanan yang berada dibidang Anggaran dan Bidang

Perbendaharaan Daerah diantaranya, Pencairan Belanja Tidak Langsung (BTL),

Penerbitan SP2D Belanja Tidak Langsung dan SP2D Belanja Langsung.

5

Tugas Pokok dan Fungsi

Sebagai Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Seruyan Nomor 02 Tahun

2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Seruyan (Lembaran Daerah

Kabupaten Seruyan Tahun 2008 Nomor 30 Seri E), Peraturan Daerah Kabupaten

Seruyan Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah

Kabupaten Seruyan (Lembaran Daerah Kabupaten Seruyan Tahun 2008 Nomor 21 Seri

D) dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

Daerah serta Peraturan Bupati Seruyan Nomor 50 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok dan

Fungsi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Seruyan, sebagai

berikut :

1. Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

Kabupaten Seruyan

Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Seruyan

mempunyai tugas pokok menyusun kebijakan pengelolaan keuangan daerah dan

barang daerah, menyusun rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD,

melaksanakan fungsi Bendahara Umum Daerah, menyusun laporan keuangan

daerah dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dan pengelolaan aset.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepala Badan Pengelola Keuangan dan

Aset Daerah Kabupaten Seruyan menyelenggarakan Fungsi:

a) Perumusan kebijakan teknis di bidang Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

sesuai kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Bupati berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku;

b) Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan APBD;

c) Penyusunan Raperda tentang APBD, dan Raperda tentang Perubahan APBD;

d) Penyusunan pedoman pelaksanaan APBD;

e) Melaksanakan fungsi Bendahara Umum Daerah;

f) Penyusunan laporan keuangan daerah dalam bentuk Raperda tentang

Pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;

6

g) Penyusunan dan Pelaksanaan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta

penghapusan barang milik daerah;

h) Pembinaan dan evaluasi terhadap pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah

dan barang daerah kabupaten/kota;

i) Penyusunan dan Penyajian informasi keuangan dan barang daerah;

j) Memonitor, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas; dan

k) Penyelenggaraan urusan kesekretariatan dinas.

2. Sekretaris

Sekretaris Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Seruyan

melaksanakan tugas pokok merencanakan, menyusun, melaksanakan, membina,

tugas-tugas pelayanan administratif, perlengkapan, penyusunan program, keuangan,

kepegawaian, ketatausahaan, protokol, humas, rumah tangga, organisasi dan tata

laksana, analisis jabatan dokumentasi peraturan perundang-undangan dan

mengkoordinasikan penyelenggaraan tugas-tugas bidang secara terpadu serta

melaporkan dan mengevaluasi pelaksanaan program dan kegiatan Sekretariat.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Sekretaris Badan Pengelola Keuangan

dan Aset Daerah Kabupaten Seruyan menyelenggarakan fungsi:

a) Pengkoordinasian dalam penyusunan rencana program dan kegiatan pada

Sekretariat;

b) Pelaksanaan urusan perlengkapan;

c) Pelaksanaan urusan penyusunan program;

d) Pelaksanaan administrasi keuangan;

e) Pelaksanaan administrasi kepegawaian;

f) Pelaksanaan urusan ketatausahaan;

g) Pelaksanaan urusan organisasi dan tatalaksana, dokumentasi Perundang-

undangan, serta analisis jabatan;

h) Pelaksanaan urusan protokol, humas dan rumah tangga;

7

i) Pelaporan dan Pengevaluasian pelaksanaan program dan kegiatan Sekretariat;

j) Pembinaan, monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas pokok.

1) Sub Bagian Umum

Kepala Sub Bagian Umum mempunyai tugas pokok mengkoordinasikan

urusan surat menyurat, kearsipan, rumah tangga, humas dan protokol,

menyusun rencana kebutuhan, menyimpan, pendistribusian, penggunaan,

perawatan, inventarisasi, penghapusan barang perlengkapan kantor, dan

menyusun rencana kebutuhan kepegawaian, usul mutasi dan kenaikan

pangkat, penyiapan administrasi diklat, kenaikan gaji berkala, cuti, dan daftar

urutan kepangkatan, analis jabatan, kesejahteraan pegawai, organisasi dan

tata laksana, pengelolaan penetapan angka kredit dan dokumentasi peraturan

perundang-undangan serta melaporkan dan mengevaluasi pelaksanaan

program dan kegiatan Sub Bagian.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepala Sub Bagian Umum

menyelenggarakan fungsi :

a) Penyusunan rencana program dan kegiatan Sub Bagian;

b) Penyelenggaraan urusan surat menyurat, perpustakaan dan kearsipan;

c) Penyelenggaraan urusan perlengkapan rumah tangga

d) Penyelenggaraan urusan Protokol dan Hubungan Masyarakat;

e) Penyelenggaraan urusan hukum dan perundang-undangan;

f) Penyusunan rencana kebutuhan prasarana dan sarana kantor,

perlengkapan dan peralatan kantor;

g) Penyelenggaraan kegiatan penyimpanan, pendistribusian, pengggunaan,

perawatan, inventarisasi dan penghapusan barang perlengkapan kantor;

h) Pengkoordinasian peningkatan disiplin aparatur;

i) Pengurusan, penerimaan, penyimpanan, pengeluaran dan pendistribusian

barang;

8

j) Pengurusan, pengadministrasian, pemeliharaan dan usul penghapusan

barang;

k) Penyusunan laporan dan akutansi aset barang;

l) Penyusunan rencana kebutuhan, penempatan, usul mutasi dan

penyusunan formasi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;

m) Penyiapan dan pelaksanaan peningkatan kapasitas sumber daya aparatur;

n) Pengelolaan penyediaan fasilitas pindah /purna tugas;

o) Pelaksanaan dan peningkatan kesejahteraan pegawai;

p) Merencanakan dan mempersiapkan usulan pengikutsertaan dalam latihan

Pra jabatan bagi Calon Pegawai, ujian dinas, Diklat Penjenjangan, Teknis

maupun fungsional;

q) Pengelolaan organisasi dan tatalaksana serta analisis jabatan;

r) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan pemeliharaan data

kepegawaian dan DUK;

s) Pembinaan, monitoring, evaluasi, pemantauan dan pelaporan pelaksanaan

tugas pokok.

2) Sub Bagian Perencanaan

Kepala Sub Bagian Perencanaan mempunyai tugas pokok mengoordinasikan

rencana dan program, menyusun, mengevaluasi dan melaporan pelaksanaan

program kerja dan anggaran dinas, mensinkronkan kebijakan operasional dan

program dinas, memberikan pelayanan teknis di bidang perencanaan serta

melaporkan dan mengevaluasi pelaksanaan program dan kegiatan Sub

Bagian.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Kepala Sub Bagian Perencanaan

mempunyai fungsi:

9

a) Penyiapan bahan dan data penyusunan program anggaran;

b) Menghimpun data dari semua bidang sebagai bahan dalam penyusunan

program dan anggaran dinas;

c) Menghimpun bahan dan data penyusunan pelaporan dinas;

d) Mengolah, meneliti dan mempelajari bahan dan data penyusunan

program, anggaran dan pelaporan; dan

e) Pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas pokok.

3) Sub Bagian Keuangan dan Barang Daerah

Kepala Sub Bagian Keuangan dan Barang Daerah mempunyai tugas pokok

menyusun rencana, mengelola, dan melaporkan pelaksanaan anggaran dan

capaian kinerja, membina dan membimbing terhadap Bendaharawan dan

penatausahaan keuangan serta melaporkan dan mengevaluasi pelaksanaan

program dan kegiatan Sub Bagian.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Kepala Sub Bagian Keuangan dan

Barang Daerah mempunyai fungsi :

a) Penyusunan rencana anggaran;

b) Melaksanakan urusan pengelolaan keuangan;

c) Mempersiapkan dan membuat SPP;

d) Penyiapan laporan pengelolaan keuangan, laporan bulanan, triwulan,

semester dan tahunan;

e) Mempesiapkan dan mengelola data keuangan;

f) Penyusunan pelaporan prognosis anggaran;

g) Penyusunan laporan keuangan akhir tahun;

h) Melaksanakan bimbingan dan pembinaan terhadap Bendahara; dan

i) Pembinaan, monitoring evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas pokok.

10

3. Bidang Anggaran

Kepala Bidang Anggaran mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan

perencanaan anggaran, penyediaan anggaran dan pembinaan pengelolaan keuangan

dan evaluasi anggaran daerah.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Kepala Bidang Anggaran

menyelenggarakan fungsi:

1) Penyusunan rencana APBD dan rancangan perubahan APBD;

2) Penyusunan anggaran kas pemerintah daerah;

3) Menyiapkan penyediaan dana anggaran daerah;

4) Pembinaan dan evaluasi terhadap APBD Kabupaten dan Keuangan Badan

Layanan Umum Daerah; dan

5) Pembinaan, monitoring, evaluasi, pemantauan dan pelaporan pelaksanaan tugas

pokok.

1) Sub Bidang Perencanaan, Penyediaan Anggaran

Kepala Sub Bidang Perencanaan, Penyediaan Anggaran mempunyai tugas

pokok mempersiapkan dan menyusun rencana anggaran, memproses

penetapan Surat Penyediaan Dana (SPD), meneliti keabsahan dokumen

pengesahan RAB Bantuan sosial dan lainnya atau surat-surat atas

pengeluaran anggaran daerah .

Untuk melaksanakan tugas tersebut Kepala Sub Bidang Perencanaan,

Penyediaan Anggaran menyelenggarakan fungsi:

a) Penyiapan Penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA)

b) Penyiapan Penyusunan Rancangan APBD;

c) Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang APBD;

d) Penyusunan rancangan peraturan Bupati tentang penjabaran APBD;

e) Penyusunan dokumen pelaksanaan anggaran (DPA);

11

f) Pemproses revisi DPA dan penyusunan dokumen pelaksanaan perubahan

anggaran (DPPA);

g) Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD,

Penyusunan rancangan peraturan bupati tentang penjabaran perubahan

APBD;

h) Penyiapan penetapan Surat Penyediaan Dana (SPD);

i) Penetapan Surat Penyediaan Dana (SPD);dan

j) Pembinaan, monitoring, evaluasi, pemantauan dan pelaporan pelaksanaan

tugas pokok.

2) Sub Bidang Pengendalian Anggaran

Kepala Sub Bidang Pengendalian Anggaran mempunyai tugas pokok

melakukan pengendalian pelaksanaan Anggaran Belanja Daerah, meneliti dan

memproses pengesahan RAB bantuan keuangan sosial kemasyarakatan,

pembinaan pengelolaan keuangan dan evaluasi terhadap penggunaan APBD.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Kepala Sub Bidang Pengendalian

Anggaran menyelenggarakan fungsi:

a) Pengendalian Pelaksanaan Anggaran Belanja Daerah;

b) Penelitian dan pemrosesan pengesahan RAB bantuan-bantuan keuangan

sosial;

c) Pembinaan pengelolaan APBD dan keuangan layanan umum;

d) Penelitian dan evaluasi atas raperda APBD dan raperda perubahan APBD

dan rencana keuanagan layanan daerah;

e) Penelitian dan evaluasi terhadap raperda tentang laporan

pertanggungjawaban pelaksanan APBD;

f) Penyiapan keputusan bupati tentang hasil evaluasi atas raperda tentang

APBD, perubahan APBD dan tentang laporan pertanggungjawaban

pelaksanaan APBD;

12

g) Pembinaan, monitoring, evaluasi, pemantauan dan pelaporan pelaksanaan

tugas pokok.

3) Sub Bidang Perencanaan Belanja Tidak Langsung PPKD dan

Pembiayaan Daerah

Kepala Sub Bidang Perencanaan Belanja Tidak langsung PPKD dan

Pembiayaan Daerah mempunyai tugas pokok mempersiapkan dan menyusun

rencana anggaran dan meneliti serta memproses Belanja Tidak Langsung

Pejabat Pengelola Keuangan Daerah dan mengumpulkan dan menganalisa

data penyusunan kebijakan teknis Pembiayaan Daerah..

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Kepala Sub Bidang Perencanaan

Belanja Tidak langsung PPKD dan Pembiayaan Daerah menyelenggarakan

fungsi:

a) Penelitian dan pemrosesan Belanja Tidak Langsung Pejabat Pengelola

Keuangan Daerah yang telah diverifikasi dan direkomendasi SKPD terkait;

b) Penyusunan Anggaran Penerimaan Daerah;

c) Penyusunan Anggaran Pengeluaran Daerah;

d) Penyusunan proyeksi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun

Sebelumnya;

e) Penyusunan kebijakan pembentukan Dana Cadangan;

f) Penyusunan Kebijakan Pinjaman Daerah;

g) Penyusunan Pelaksanaan Pinjaman dan Pemberian Pinjaman Daerah;

h) Penyusunan kebijakan penyertaan modal pemerintah daerah;

i) Penyusunan kebijakan pemakaian kekayaan daerah yang dipisahkan;

j) Pembinaan, monitoring, evaluasi, pemantauan dan pelaporan

pelaksanaan tugas pokok.

13

4. Bidang Akuntansi dan Pelaporan

Kepala Bidang Akuntansi dan Pelaporan mempunyai tugas pokok melakukan proses

pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan konsolidasi keuangan dalam

rangka menyusun laporan keuangan daerah tentang Laporan Pertanggungjawaban

Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ( APBD ), serta laporan

anggaran pemerintah daerah.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Kepala Bidang Akuntansi dan Pelaporan

menyelenggarakan fungsi :

a) Penyiapan bahan untuk bimbingan teknis akuntansi dan pelaporan ;

b) Koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait dalam pelaksanaan akuntansi

dan pelaporan ;

c) Pelaksanaan proses akuntansi atas semua transaksi penerimaan dan pengeluaran

pada pelaksanaan APBD;

d) Penyusunan laporan keuangan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan

APBD;

e) Penyusunan Laporan semesteran;

f) Pelaksanaan proses akuntansi atas semua transaksi penerimaan dan pengeluaran

pada pelaksanaan dana dekonsentrasi/ tugas pembantuan; dan

g) Pembinaan, pengendaliaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

tugas pokok.

1) Sub Bidang Pengolahan Data Akutansi dan Pelaporan

Kepala Sub Bidang Pengolahan Data Akutansi dan Pelaporan mempunyai

tugas pokok menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah daerah

dalam rangka pelaksanaan APBD, dan pertanggungjawaban APBD, serta

laporan keuangan pemerintah daerah lainnya secara periodik maupun

tahunan.

14

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Kepala Sub Bidang Pengolahan

Data Akutansi dan Pelaporan menyelenggarakan fungsi :

Penyiapan bahan dan pelaksanaan bimbingan teknis dalam pelaporan

akuntansi daerah, konsolidasi dan verifikasi;

Penyusunan dan penyajian laporan realisasi pelaksanaan APBD;

Penyusunan laporan semesteran dan prognosis 6 bulan berikutnya;

Penghimpunan data, menyusun dan menyajikan laporan keuangan

pelaksanaan APBD;

Melakukan rekonsiliasi data atas potensi dan pembagian dana bagi hasil /

dana transfer untuk daerah dari pemerintah pusat;

Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang laporan

pertanggungjawabkan pelaksanakan APBD;

Penyusunan neraca daerah dan laporan arus kas pemerintah daerah;

Penyusunan nota keuangan dan catatan atas laporan realisasi

pelaksanaan APBD;

Penyusunan rancangan peraturan Bupati tentang penjabaran laporan

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;

Penyiapan dan penyampaian laporan keuangan daerah kepada pihak-

pihak yang berkepentingan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

Pelaksanaan pengawasan/ pengujian substansi dan formal terhadap

transaksi-transaksi SKPD; dan

Pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan

pelaksanaan tugas pokok.

2) Sub Bidang Akuntansi Belanja

Kepala Sub Bidang Akuntansi Belanja mempunyai tugas pokok melakukan

pencatatan dan pelaksanaan Sistem Akuntansi Belanja Daerah, serta

menyiapkan bahan penyusunan Sistem Akuntansi, Kebijakan dan Prosedur

15

Pelaporan Belanja Daerah, dan melaksanakan monitoring dan koordinasi

terkait pelaksanaan Akuntansi dan pelaporan Akuntansi Belanja Daerah.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Kepala Sub Bidang Akuntansi

Belanja menyelenggarakan fungsi :

a) Persiapan bahan penyusunan Sistem Akuntansi, Kebijakan dan Prosedur

Pelaporan Belanja Daerah;

b) Penghimpun data belanja daerah, mengklasifikasi dan mengolah laporan

realisasi belanja;

c) Melakukan Perivikasi rekonsiliasi belanja dan konsilidasi Belanja SKPD;

d) Pelaksanaan Pembinaan, Pengendalian, Monitoring, evaluasi dan

pelaporan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi;

e) Pelaksanaan monitoring pertanggungjawaban belanja SKPD;

f) Pelaksanaan koordinasi dan bekerjasama dengan instansi terkait dalam

pelaksanaan akuntansi dan pelaporan belanja daerah;

g) Penyiapan bahan dan pelaksanaan bimbingan teknis dalam pelaporan

akuntansi belanja;

3) Sub Bidang Akuntansi Pendapatan

Kepala Sub Bidang Akuntansi Belanja mempunyai tugas pokok membantu

Kepala Bidang Akuntansi dan Pelaporan dalam hal menatausahakan

Pendapatan Asli Daerah, Pendapatan Transfer, Lain-lain Pendapatan Daerah

yang Sah dan pengelolaan Piutang Daerah.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Kepala Sub Bidang Akuntansi

Belanja menyelenggarakan fungsi :

a) Persiapan bahan penyusunan Sistem Akuntansi, Kebijakan dan Prosedur

Pelaporan Pendapatan Daerah;

16

b) Penghimpun data pendapatan daerah, mengklasifikasi dan mengolah

laporan realisasi pendapatan;

c) Melakukan verifikasi dan rekonsiliasi pendapatan Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD) serta melakukan Konsolidasi Pendapatan Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD);

d) Pelaksanaan Pembinaan, Pengendalian, Monitoring, evaluasi dan

pelaporan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi;

e) Pelaksanaan monitoring pertanggungjawaban pendapatan SKPD;

f) Pelaksanaan koordinasi dan bekerjasama dengan instansi terkait dalam

pelaksanaan akuntansi dan pelaporan pendapatan daerah;

g) Penyiapan bahan dan pelaksanaan bimbingan teknis dalam pelaporan

akuntansi pendapatan.

5. Bidang Perbendaharaan Daerah

Kepala Bidang Perbendaharaan Daerah mempunyai tugas pokok merumuskan

standar, kebijakan, serta sistem yang berkaitan dengan penatausahaan dan

pengelolaan uang daerah, mengusahakan, mengendalikan dan mengatur dana yang

diperlukan dalam rangka pelaksanaan APBD, melaksanakan pengelolaan utang dan

piutang daerah.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Kepala Bidang Perbendaharaan Daerah

menyelenggarakan fungsi:

a) Penyusunan dan pelaksanaan sistem penerimaan dan pengeluaran kas daerah;

b) Perumusan kebijakan dalam optimalisasi pemanfaatan dan pengelolaan dana

daerah;

c) Perumusan mekanisme dan proses pencairan dana;

d) Pengelolaan rekening kas daerah oleh Bank yang telah ditunjuk;

e) Pelaksanaan penyimpanan uang daerah;

17

f) Pengelolaan dan penyelesaian piutang dan utang daerah;

g) Pelaksanaan pembiayaan;

h) Pengendalian dan pengawasan pelaksanaan APBD;

i) Penyiapan kelengkapan berkas dalam rangka penetapan Surat Perintah

Pencairan Dana (SP2D);

j) Pelaksanaan penatausahaan Belanja Tidak Langsung (BTL) dan Belanja

Langsung (BL);

k) Pelaksanaan perbendaharaan kas daerah;

l) Pelaksanaan tugas selaku Kuasa Bendahara Umum Daerah (KBUD);

m) Penyususnan laporan pada kegiatan perbendaharaan.

1) Sub Bidang Belanja tidak Langsung

Kepala Sub Bidang Belanja Tidak Langsung mempunyai tugas pokok

mengatur, menatausahakan, melaporkan pengeluaran kas daerah dalam

rangka belanja tidak langsung.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Kepala Sub Bidang Belanja Tidak

Langsung menyelenggarakan fungsi :

a) Penelitian kelengkapan Dokumen SPM-UP, SPM-GU, SPM-TU, dan SPM-

LS yang diajukan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran

sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

b) Penyiapan dan penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) atas

beban rekening kas umum daerah;

c) Pengendalian dan pencatatan belanja berdasarkan atas pagu dana dan

kode rekening anggaran masing-masing kegiatan;

d) Penyusunan dan Pembuatan laporan bulanan terhadap realisasi anggaran

belanja dari masing-masing SKPD; dan

e) Memonitor, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pokok.

18

2) Sub Bidang Belanja Langsung

Kepala Sub Bidang Belanja Tidak Langsung mempunyai tugas pokok

mengatur, melaksanakan, mengendalikan pengeluaran kas daerah dalam

rangka belanja langsung.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Kepala Sub Bidang Belanja

Langsung menyelenggarakan fungsi :

a) Pelaksanakan penatausahaan dan pencatatan atas transaksibelanja

langsung;

b) Pemberi petunjuk teknis pelaksanaan sistem pengeluaran belanja langsung;

c) Pelaksanaan mekanisme pencairan dana dan mengendalikan pengeluaran

keuangan daerah sesuai keperluan dan kondisi kas daerah;

d) Pelaksanaan pembayaran belanja langsung berdasarkan permintaan

pengguna anggaran atas beban rekening kas daerah;

e) Pelaksanaan pelaporan atas pengeluaran belanja langsung dan pelaporan

penyerapan dana;dan

f) Memonitor, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pokok.

3) Sub Bidang Pembiayaan dan Manajemen Kas

Kepala Sub Bidang Pembiayaan dan Manajemen Kas mempunyai tugas pokok

mempersiapkan, melaksanakan, koordinasi, pengendalian, pelaporan, evaluasi

dalam rangka perbendaharaan kas daerah.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Kepala Sub Bidang Pembiayaan

dan Manajemen Kas menyelenggarakan fungsi :

a. Pelaksanaan sistem penerimaan dan pengeluaran Kas;

b. Pengendalian pengeluaran keuangan daerah menyesuaikan posisi kas

daerah;

c. Penyimpanan uang daerah dan penyelenggaraan rekening kas oleh Bank

yang ditunjuk;

19

d. Perbendaharaan kas daerah; dan

e. Pengelolaan pembiayaan piutang dan utang daerah.

6. Bidang Aset Daerah

Kepala Bidang Aset Daerah mempunyai tugas pokok Pengelolaan Barang Milik

Daerah berdasarkan Perencanaan, Pengadaan, Penggunaan, Pemanfaatan,

Pengamanan dan Pemeliharaan, Penilaian, Pemindahtangan, Pemusnahan,

Penghapusan, Penatausahaan, Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian, Ganti

Rugi dan Sanksi yang dikuasai oleh SKPD dan SKPKD serta yang menggunakan pola

pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Kepala Bidang Aset Daerah

menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapkan dan penyusunan pedoman tentang pengelolaan aset pemerintahan

daerah;

b. Penyiapan petunjuk teknis pemeliharaan, penghapusan dan pemanfaatan asset

pemerintah daerah;

c. Pelaksanaan tata administrasi aset pemerintah daerah; dan

d. Memonitor, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pokok.

1) Sub Bidang Perencanaan, Pengawasan dan Pengendalian

Kepala Sub Bidang Perencanaan, Pengawasan dan Pengendalian mempunyai

tugas pokok melakukan analisis perencanaan, Pengadaan, Penggunaan,

Pengamanan dan Pemeliharaan, serta Pembinaan, Pengawasan dan

Pengendalian terhadap Barang Milik Daerah.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Kepala Sub Bidang Perencanaan,

Pengawasan dan Pengendalian menyelenggarakan fungsi :

a) Penyusunan program dan kegiatan urusan Sub Bidang Perencanaan,

Pengawasan dan Pengendalian;

20

b) Penyusunan petunjuk teknis urusan Sub Bidang Perencanaan,

Pengawasan dan Pengendalian;

c) Pembagian pelaksanaan tugas penyelenggaraan urusan Sub Bidang

Perencanaan, Pengawasan dan Pengendalian;

d) Pengawasan tugas penyelenggaraan urusan Seksi Perencanaan,

Pengawasan dan Pengendalian;

e) Pelaporan urusan Sub Bidang Perencanaan, Pengawasan dan

Pengendalian; dan

f) Memonitor, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pokok.

2) Sub Bidang Penatausahaan Barang Milik Daerah

Kepala Sub Bidang Penatausahaan Barang Milik Daerah mempunyai tugas

pokok melakukan pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan barang milik

daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Kepala Sub Bidang Penatausahaan

Barang Milik Daerah menyelenggarakan fungsi:

a) Penyusunan program dan kegiatan urusan Sub Bidang Penatausahaan

Barang Milik Daerah;

b) Penyusunan petunjuk teknis urusan Sub Bidang Penatausahaan Barang

Milik Daerah;

c) Pembagian pelaksanaan tugas penyelenggaraan urusan Sub Bidang

Penatausahaan Barang Milik Daerah;

d) Pengawasan tugas penyelenggaraan urusan Sub Bidang Penatausahaan

Barang Milik Daerah;

e) Pelaporan urusan Sub Bidang Penatausahaan Barang Milik Daerah; dan

f) Memonitor, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pokok.

21

3) Sub Bidang Penilaian, Penghapusan, Ganti Rugi Dan Sanksi

Kepala Sub Bidang Penilaian, Penghapusan, Gantu Rugi dan Sanksi

mempunyai tugas pokok melakukan Penilaian, Pemanfaatan,

Pemindahtanganan, Pemusnahan dan Penghapusan Barang Milik Daerah.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Kepala Sub Bidang Penilaian,

Penghapusan, Gantu Rugi dan Sanksi menyelenggarakan fungsi:

a) Penyusunan program dan kegiatan urusan Sub Bidang Penilaian,

Penghapusan, Ganti Rugi dan Sanksi;

b) Penyusunan petunjuk teknis urusan Sub Bidang Penilaian, Penghapusan,

Ganti Rugi dan Sanksi;

c) Pembagian pelaksanaan tugas penyelenggaraan urusan Sub Bidang

Penilaian, Penghapusan, Ganti Rugi dan Sanksi;

d) Pengawasan tugas penyelenggaraan urusan Sub Bidang Penilaian,

Penghapusan, Ganti Rugi dan Sanksi;

e) Pelaporan urusan Sub Bidang Penilaian, Penghapusan, Ganti Rugi dan

Sanksi; dan

f) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

1.4. Tujuan SOP

Standar Opersional Prosedur (SOP) pada dasarnya adalah pedoman yang berisi

prosedur-prosedur operasional standar yang ada dalam suatu organisasi yang digunakan

untuk memastikan bahwa semua keputusan dan tindakan, serta penggunaan fasilitas-fasilitas

yang dilakukan oleh orang-orang dalam organisasi berjalan secara efesien dan efektif,

konsisten, standar dan sistematis. Dengan adanya Standar Operasional Prosedur diharapkan

dapat meningkatkan efesiensi dan efektifitas kinerja layanan yang diberikan oleh Badan

Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Seruyan. Dengan adanya intruksi kerja

yang terstandarisasi maka semua kegiatan layanan akan dapat dilakukan secara konsisten

oleh siapapun yang sedang bertugas melakukan pelayanan. Layanan-layanan yang berbelit

dan tidak jelas prosedur operasinya akan semakin terminimalisir. Disamping konsistensi

layanan hal lain yang akan dihasilkan adalah efesiensi dan efektifitas kerja. Dengan prosedur

22

yang terstandar setiap orang baik pengguna layanan maupun staf yang memberi layanan akan

dapat memanfaatkan ataupun melakukan layanan yang semakin hari semakin baik dan

semakin cepat karena terjadinya proses pembelajaran yang secara terus menerus terjadi

selama proses layanan. Dengan demikian dapat dipastikan melalui Standar Operasional

Prosedur (SOP) ini akan dapat meningkatkan efesiensi dan efektifitas kinerja pelayanan

kepada masyarakat.

1.5. Manfaat SOP

Paradigma governance membawa pergeseran dalam pola hubungan antara pemerintah

dengan masyarakat sebagai konsekuensi dari penerapan prinsip-prinsip corporate governance

juga berimplikasi pada perubahan manajemen pemerintahan menjadi lebih terstandarisasi,

artinya ada sejumlah kriteria standar yang harus dipatuhi instansi pemerintah dalam

melaksanakan aktivitasnya. Standar kinerja ini sekaligus dapat untuk menilai kinerja instansi

pemerintah secara internal maupun eksternal. Standar internal yang bersifar procedural inilah

yang disebut dengan Standar Operasional Prosedur (SOP). Adapun manfaat dari Standar

Opersional Prosedur (SOP) sebagai berikut :

a. Menstandarkan cara yang harus dilakukan dalam menyelesaikan pekerjaan,

mengurangi kesalahan atau kelalaian;

b. Menjamin proses yang telah ditetapkan dan dijadwalkan dapat berlangsung

sebagaiman mestinya;

c. Meningkatkan efesiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggungjawab

individual pegawai dan organisasi secara keseluruhan;

d. Membantu pegawai menjadi lebih mandiri dan tidak tergantung pada intervensi

manajemen , sehingga akan mengurangi keterlibatan pimpinan dalam pelaksanaan

proses sehari-hari;

e. Meningkatkan akuntabilitas dengan melaporkan dan mendokumentasikan hasil

dalam pelaksanaan tugas;

23

f. Menciptakan ukuran standar kinerja yang akan memberikan pegawai cara konkrit

untuk memperbaiki kinerja serta membantu mengevaluasi usaha yang telah

dilakukan;

g. Memastikan pelaksanaan tugas penyelenggaraan pemerintahan dapat berlangsung

dalam berbagai situasi;

h. Memberikan informasi mengenai kualifikasi kompetensi yang harus dikuasai oleh

pegawai dalam melaksanakan tugasnya;

i. Memberikan informasi bagi upaya peningkatan kompetensi pegawai;

j. Memudahkan penelusuran terjadinya penyimpangan dan memudahkan langkah

perbaikan;

k. Memberikan informasi layanan yang lebih transparan kepada masyarakat;

l. Guna optimalisasi pelayanan publik yang lebih berkualitas.

BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1. Pengertian SOP

Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah pedoman atau acuan untuk melaksanakan

Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) dan sebagai alat Penilaian Kinerja Instansi Pemerintah

berdasarkan indikator-indikator teknis, administrative dan procedural sesuai dengan tata kerja,

prosedur kerja dan system kerja pada unit kerja yang bersangkutan.

Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan (SOP AP) adalah standar

operasional prosedur dari berbagai proses penyelenggaraan administrasi pemerintahan yang

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan Adminstrasi

24

Pemerintahan adalah pengelola proses pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintahan yang

dijalankan oleh organisasi pemerintahan.

Secara umum, Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan gambaran langkah-

langkah kerja (sistem mekanisme dan tata kerja internal) yang diperlukan dalam pelaksanaan

suatu tugas untuk mencapai tujuan instansi pemerintah. Standar Operasional Prosedur (SOP)

sebagai suatu dokumen/instrument memuat tentang proses dan prosedur suatu kegiatan yang

bersifat efektif dan efesien berdasarkan suatu standar yang sudah baku. Pengembangan

instrument manajemen tersebut dimaksudkan untuk memastikan bahwa proses pelayanan di

seluruh unit kerja pemerintahan dapat terkendali dan dapat berjalan sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

Dengan diterapkannya Standar Operasional Prosedur (SOP) di masing-masing instansi,

diharapkan pelaksanaan roda pemerintahan bisa berjalan dengan tertib sesuai dengan tugas

pokok dan fungsi masing-masing, serta untuk meningkatkan kinerja Pegawai Negeri Sipil

(PNS) yang berperan sebagai Abdi Negara dan Abdi Masyarakat.

2.2. Jenis SOP Administrasi Pemerintahan

Adapun jenis - jenis Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ada dalam kegiatan

penyelenggaraan pemerintahan adalah seperti pada uraian berikut ini :

a. SOP Teknis

SOP Teknis adalah prosedur kerja yang sangat rinci dari kegiatan yang dilakukan oleh

satu orang aparatur atau pelaksana dengan satu peran/jabatan. Setiap prosedur

diuraikan dengan sangat teliti sehingga tidak ada kemungkinan-kemungkinan variasi

lain.

SOP Teknis ini pada umumnya dicirikan dengan :

25

1) Pelaksana kegiatan berjumlah satu orang atau satu kesatuan tim kerja atau satu

jabatan meskipun dengan pemangku yang lebih dari satu;

2) Berisi langkah rinci atau cara melakukan pekerjaan atau langkah detail

pelaksanaan kegiatan.

Dalam penyelenggaraan Administrasi Pemerintahan, SOP Teknis diterapkan pada

bidang-bidang yang dilaksanakan oleh pelaksana tunggal atau jabatan tunggal, antara

lain : pemeliharaan sarana dan prasarana, pemeriksaan keuangan (auditing),

kearsipan, korespondensi, dokumentasi, pelayanan-pelayanan kepada masyarakat,

kepegawaian dan lainnya.

Contoh SOP Teknis adalah SOP Pengujian Sampel dilaboratorium, SOP

Perakitan Kendaraan, SOP Pengagendaan Surat dan SOP Pemberiaan Disposisi.

b. SOP Administratif

SOP Administratif adalah prosedur standar yang bersifat umum dan dilakukan lebih

dari satu orang pelaksana dengan lebih dari satu peran/jabatan.

SOP Administratif ini pada umumnya dicirikan dengan :

1) Pelaksana kegiatan berjumlah banyak atau lebih dari satu aparatur atau lebih dari

satu jabatan dan merupakan bukan satu kesatuan yang tunggal;

2) Berisi tahapan pelaksanaan kegiatan atau langkah - langkah pelaksanaan

kegiatan yang bersifat makro atau mikro yang tidak menggambarkan cara

melakukan kegiatan.

SOP Administratif mencakup kegiatan lingkup makro dengan ruang lingkup yang

besar dan tidak mencerminkan pelaksana kegiatan secara detail dan kegiatan lingkup

mikro dengan ruang lingkup yang kecil dan mencerminkan pelaksana yang

sesungguhnya dari kegiatan yang dilakukan.

26

BAB III

STRANDAR OPERSIONAL PROSEDUR (SOP) ADMINISTRASI PEMERINTAHAN

3.1 Susunan Organisasi

Susunan Organisasi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Seruyan

terdiri dari :

1. Kepala Badan

2. Sekretariat

Dalam pelaksanaan tugas, Sekretaris dibantu oleh :

a. Sub Bagian Umum

b. Sub Bagian Perencanaan

c. Sub Bagian Keuangan dan Barang Daerah

3. Bidang Anggaran

Dalam pelaksanaan tugas, Kepala Bidang Anggaran dibantu oleh :

a. Sub Bidang Perencanaan, Penyediaan Anggaran

b. Sub Bidang Pengendalian Anggaran

c. Sub Bidang Perencanaan Belanja Tidak Langsung PPKD dan Pembiayaan

Daerah

4. Bidang Akuntansi dan Pelaporan

Dalam pelaksanaan tugas, Kepala Bidang Akuntansi dan Pelaporan dibantu oleh :

a. Sub Bidang Pengolahan Data Akuntansi dan Pelaporan

b. Sub Bidang Akuntansi Belanja

c. Sub Bidang Akuntansi Pendapatan

5. Bidang Perbendaharaan Daerah

Dalam pelaksanaan tugas, Kepala Bidang Perbendaharaan Daerah dibantu oleh :

a. Sub Bidang Belanja Tidak Langsung

27

b. Sub Bidang Belanja Langsung

c. Sub Bidang Pembiayaan dan Manajemen Kas

6. Bidang Aset Daerah

Dalam pelaksanaan tugas, Kepala Bidang Perbendaharaan Daerah dibantu oleh :

a. Sub Bidang Perencanaan, Pengawasan dan Pengendalian

b. Sub Bidang Penatausahaan Barang Milik Daerah

c. Sub Bidang Penilaian, Penghapusan Ganti Rugi dan Sanksi

3.2. Daftar Standar Operasional Prosedur BPKAD

1. SOP Bidang Sekretariat meliputi beberapa Sub Bidang Antara Lain;

A. Sub Bagian Umum

SOP Pengajuan Kenaikan Pangkat

SOP Pengajuan Cuti Tahunan

SOP Pembuatan DUK

SOP Penanganan Surat Keluar

SOP Pengajuan Kenaikan Gaji Berkala

SOP Pelaksanaan Kebersihan Kantor

SOP Pelaksanaan Ketertiban dan Keamanan Kantor

B. Sub Bagian Perencanaan

SOP Rencana Strategis (Renstra)

SOP Rencana Kerja (Renja)

SOP Rencana Kegiatan Anggaran (RKA)

SOP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

SOP Tim Evaluasi dan Pengawasan Penyerapan Anggaran (TEPPA)

SOP Monitoring Evaluasi Pengadaan Barang/Jasa SKPD

SOP Fisik Prasarana yang bersumber dari APBN dan APBD

SOP Konsolidasi Program (APBD) SKPD

28

C. Sub Bagian Keuangan dan Barang Daerah

SOP Penerbitan Surat Permintaan Pembayaran Uang Persediaan (SPP/UP)

SKPD

SOP Penerbitan Surat Permintaan Pembayaran Ganti Uang (SPP-GU)

SKPD

SOP Penerbitan Surat Permintaan Pembayaran Tambahan Uang (SPP-TU)

SKPD

SOP Penerbitan Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP-LS) Gaji

dan tunjangan

SOP Penerbitan Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP-LS)

Barang / jasa

SOP Penerbitan Surat Perintah Membayar Uang Persediaan (SPM/UP)

SOP Penerbitan Surat Perintah Membayar Ganti Uang (SPM/GU)

SOP Penerbitan Surat Perintah Membayar Tambah Uang (SPM/TU)

SOP Penerbitan Surat Perintah Membayar Langsung (SPM/LS) Gaji dan

Tunjangan

SOP Penerbitan Surat Perintah Membayar Langsung (SPM/LS)

Barang/Jasa

SOP Pengelolaan Barang Dinas

2. SOP Bidang Anggaran meliputi beberapa Sub Bidang Antara Lain;

A. Sub bagian Perencanaan Penyediaan Anggaran

SOP Penyusunan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)

SOP Penyusunan Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA)

SOP Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD

SOP Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD

SOP Dokumen Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD

SOP Penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA)

SOP Pengajuan Surat Penyediaan Dana (SPD)

29

B. Sub Bidang Pengendalian Anggaran

SOP Verifikasi RKA dan RKAP

C. Sub Bidang Perencanaan Belanja Tidak Langsung PPKD dan Pembiayaan

Daerah

SOP Pencairan Belanja Tidak Langsung (BTL)

SOP Laporan Keuangan Belanja Tidak Langsung (BTL)

3. SOP Bidang Akuntansi dan Pelaporan meliputi beberapa Sub Bidang Antara Lain;

A. Sub Bidang Akuntansi Belanja

SOP Rekonsiliasi Surat Pertanggungjawaban Bendahara SKPKD dan

SKPD

B. Sub Bidang Pelaporan Akuntansi Daerah

SOP Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD

SOP Penyusunan Peraturan Bupati

SOP Penyusunan Peraturan Daerah

C. Sub Bidang Akuntansi Pendapatan

SOP Rekonsiliasi Surat Pertanggungjawaban Bendahara SKPD dan SKPD

4. SOP Bidang Perbendaharaan meliputi beberapa Sub Bidang Antara Lain;

A. Sub Bidang Belanja Tidak Langsung

SOP Penerbitan SP2D Belanja Tidak Langsung

B. Sub Bidang Belanja Langsung

SOP Penerbitan SP2D Belanja Langsung

C. Sub Bidang Pembiayaan dan Manajemen Kas

SOP Pembuatan Daftar Penguji Berdasarkan Dokumen SP2D

SOP Pembuatan Laporan Rekonsilasi SP2D Kasda Bank Kalteng

SOP Pembuatan BKU Kas Daerah (B-IX)

SOP Pembuatan Laporan Rekonsilasi Sumber Dana Kasda dengan SKPD

SOP Pembuatan Laporan Penerimaan dan Penggunaan Dana Transfer

30

SOP Penyusunan Laporan Penerimaan Kas Daerah

5. SOP Bidang Aset Daerah meliputi beberapa Sub Bidang Antara Lain;

A. Sub Bidang Penatausahaan Barang Milik Daerah

SOP Berita Acara Rekonsiliasi Aset

B. Sub Bidang Perencanaan, Pengawasan & Pengendalian

SOP Penyusunan Daftar Kebutuhan Barang Milik Daerah (DKBMD) dan

Daftar Kebutuhan Pemeliharaan Barang Milik Daerah (DKPBMD)

SOP Penyusunan Buku Standarisasi Harga Barang dan Jasa Daerah

SOP Tata Cara Pinjam Pakai Barang Milik Daerah

SOP Penyusunan Buku Standar Biaya Umum

C. Sub Bidang Penilaian, Penghapusan Ganti Rugi dan Sanksi

SOP Tata Cara Penghapusan Barang Milik Daerah dari Daftar Inventaris

Barang Milik Daerah

SOP Penghapusan Karena Pemindahtanganan atas Barang Milik Daerah

dalam bentuk Hibah pada Pengguna Barang / Kuasa Pengguna Barang.

31

BAB IV

PENUTUP

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2012. Standar Operasional Prosedur (SOP)

merupakan panduan bekerja semua orang dalam organisasi dan sebagai alat penting untuk

melihat langkah-langkah seseorang dalam bekerja khususnya Badan Pengelola Keuangan dan

Aset Daerah Kabupaten Seruyan. Penyusunan Standar Operasional Prosedur didasarkan pada

tipe satuan kerja, aliran aktivitas, dan aliran dokumen. Proses penyusunan Satandar

Operasional Prosedur (SOP) dilakukan dengan memperhatikan kedudukan, tupoksi, dan uraian

tugas yang ada pada unit kerja yang bersangkutan. Berdasarkan aspek-aspek tersebut

Standar Prosedur Operasional (SOP) disusun dalam bentuk diagram alur (flow chart) dengan

menggunakan simbol-simbol yang menggambarkan urutan langkah kerja, aliran dokumen,

tahapan mekanisme, serta waktu kegiatan.

Demikian Standar Operasional Prosedur (SOP) ini dibuat dan diselesaikan untuk dapat

diterapkan dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada masyarakat guna menghasilkan

pelayanan berkualitas yang lebih optimal dan memberikan rasa kepuasan kepada pengguna

layanan.

Harapan dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) ini dapat lebih disempurnakan

lagi seiring dengan perjalanan waktu dan penyesuaian terhadap kebutuhan serta respon publik

yang semakin kritis terhadap pelayanan publik.

September 2017

Tim Penyusun SOP

32