-bab i pendahuluan -...
TRANSCRIPT
1
-BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pelayanan publik yang diberikan instansi Pemerintah Kabupaten, Kota dan Kecamatan
kepada masyarakat merupakan perwujudan dari fungsi aparatur Negara sebagai abdi
masyarakat. Fungsi pelayanan publik menjadi salah satu perhatian dalam peningkatan kinerja
instansi pemerintah daerah. Upaya mewujudkan kinerja pelayanan publik di lingkungan unit
kerja pemerintahan yang terukur dan dapat dievaluasi keberhasilannya, pemerintah daerah
perlu memiliki dan menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP). Standar Operasional
Prosedur (SOP) adalah pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai
dengan fungsi dan alat penilaian kinerja instansi pemerintah berdasarkan indikator-indikator
teknis, administrasif dan prosedural sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja
pada unit kerja yang bersangkutan. Dengan tujuan Standar Operasional Prosedur (SOP)
adalah menciptakan komitmen mengenai apa yang dikerjakan oleh satuan unit kerja instansi
pemerintahan untuk mewujudkan good governance. Pemerintah Pusat mengeluarkan
sejumlah kebijakan tentang Penyusuan Sistem dan Prosedur Kegiatan, Penyusunan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Inpres No. 7 Tahun 1999), dan Pedoman Umum
Penyusunan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SK Menpan No.
KEP/25/M.PAN/2/2004). Langkah ini sebenarnya bukanlah hal baru, karena sebelumnya
kebijakan serupa telah dikeluarkan pemerintah dalam bentuk Instruksi Presiden (Inpres)
maupun Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara.
Era reformasi yang terjadi menyebabkan semakin kritisnya sebuah pandangan
masyarakat terhadap system pemerintahan saat ini, salah satu faktor tersebut adalah yang
menyebabkan system pemerintahan Indonesia semakin berkembang dengan asas demokratis
demi terwujudnya good goverment dan good governance untuk mengubah pandangan
masyarakat tentang birokrasi pemerintahan yang selalu dipandang rumit dan berbelit-belit. Era
reformasi yang indentik dengan hak asasi, masyarakat selalu merasa kurang puas atas
2
pelayanan pemerintahan saat ini. Untuk mengubah persepsi tersebut ada beberapa strategi
yang dilakukan Pemerintah demi terwujudnya pelayanan prima, selain usaha pemerintah
dengan penetapan Inpres Nomor : 7 Tahun 1999 dan Surat Keputusan Menpan Nomor :
KEP/25/M.PAN/2/2004, Pemerintah juga membuat kebijakan yang tercantum dalam
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER
/21/M.PAN/I/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operational Prosedur (SOP)
Administrasi Pemerintahan dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 35 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur (SOP) Administrasi Pemerintahan.
Standar Operasional Prosedur (SOP) tidak saja bersifat internal tetapi juga eksternal,
karena Standar Operasional Prosedur (SOP) selain digunakan untuk mengukur kinerja
organisasi publik yang berkaitan dengan ketepatan program dan waktu, juga digunakan untuk
menilai kinerja organisasi publik di mata masyarakat berupa responsivitas, responsibilitas dan
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Hasil kajian menunjukan tidak semua satuan unit
kerja instansi pemerintah memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP), karena itu
seharusnyalah setiap satuan unit kerja pelayanan publik instansi pemerintah memiliki Standar
Operasional Prosedur (SOP) sebagai acuan dalam bertindak, agar akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah dapat dievaluasi dan terukur.
Salah satu aspek penting untuk mewujudkan birokrasi yang efektif, efesien dan akuntabel
dalam rangka perbaikan kinerja manajemen pemerintahan/ kualitas pelayanan publik adalah
dengan memperbaiki proses penyelenggaraan administrasi pemerintahan melalui penyusunan
dan penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Administrasi Pemerintahan.
3
1.2. Visi dan Misi 1.2.1. Visi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
Visi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Seruyan adalah
“Mewujudkan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang Handal melalui Tertib
Administrasi Pengelolaan Keuangan Daerah dan Aset Daerah yang Transparan dan
Akuntabel menuju terciptanya Optimalisasi Pelayanan yang Profesional”.
1.2.2. Misi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
Misi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Seruyan adalah
sebagai berikut :
1. Selalu Berpedoman pada Peraturan Perundang-undangan dan Ketentuan Keuangan
Negara/Daerah yang berlaku;
2. Selalu Berpegangan pada prinsip-prinsip efektif, efesien, ekonomis, transfaran dan
akuntabel dalam penatusahaan dan pengelolaan keuangan dan aset daerah;
3. Selalu Komitmen untuk melaksanakan perencanaan penganggaran yang baik,
pelaksanaan belanja yang efektif dan pertanggungjawaban yang procedural guna
menuju efesiensi anggaran berbasis kinerja;
4. Selalu Konsisten dalam upaya meningkatkan kualitas Sumberdaya Manusia dan
melakukan kaderisasi Sumberdaya Aparatur secara berkelanjutan;
5. Selalu melkaukan updating program dalam penggunaan dan penerapan aplikasi
Teknologi Informasi (IT) dengan pola kenitraan dan kemandirian;
6. Selalu Mengutamakan prinsip ketelitian dan kehati-hatian dalam seluruh proses
administrasi Keuangan dan Aset Daerah;
7. Selalu Menjalin koordinasi dan kerjasama harmonis melalui komunikasi yang intens
antar Bidang dan Seksi/Sub Bagian guna menciptakan lingkungan kerja yang
kondusif (good team-work) dalam melaksanakan semua tupoksi kegiatan internal
BPKAD;
4
8. Selalu Menerapkan pola piker, pola sikap dan pola tindak kebersamaan/kekompakan
dan azas soliditas, dengan motto “ satu untuk semua dan semua untuk satu” dalam
setiap melaksanakan tugas dan pekerjaan”
9. Kesejahteraan Aparatur dan azas proporsionalitas dalam beban tugas dan
tanggungjawab pekerjaan merupakan hal terpenting dalam upaya pencapaian kinerja
yang optimal;
10. Selalu Menerapkan Reward untuk penghargaan kinerja dan Punishment untuk
pelanggaran disiplin dan kepatuhan terhadap peraturan dan ketentuan yang berlaku;
11. Selalu Menjalin kerjasama, koordinasi dan komunikasi yang intens dan baik dengan
seluruh SKPD dilingkungan Pemerintah Kabupaten Seruyan;
12. Selalu Mengedepankan Pelayanan Publik yang professional, standart, equality (non-
diskriminatif) dan bertanggungjawab dengan Motto “Disiplin Bekerja, Profesional
Melayani”.
1.3. Ruang Lingkup SOP
Layanan pada Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah dibedakan menjadi dua
kelompok besar layanan, yaitu :
a. Layanan Internal
Layanan ini adalah layanan yang berada dibagian sekretariat khususnya Sub
Bagian Umum diantaranya, Pengajuan Kenaikan Pangkat, Pengajuan Gaji Berkala,
Pengajuan Cuti Tahunan, Ketertiban dan Keamanan Kantor, Kebersihan Kantor,
Pengelolaan Barang Dinas.
b. Layanan Eksternal
Layanan ini adalah layanan yang berada dibidang Anggaran dan Bidang
Perbendaharaan Daerah diantaranya, Pencairan Belanja Tidak Langsung (BTL),
Penerbitan SP2D Belanja Tidak Langsung dan SP2D Belanja Langsung.
5
Tugas Pokok dan Fungsi
Sebagai Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Seruyan Nomor 02 Tahun
2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Seruyan (Lembaran Daerah
Kabupaten Seruyan Tahun 2008 Nomor 30 Seri E), Peraturan Daerah Kabupaten
Seruyan Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah
Kabupaten Seruyan (Lembaran Daerah Kabupaten Seruyan Tahun 2008 Nomor 21 Seri
D) dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah serta Peraturan Bupati Seruyan Nomor 50 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok dan
Fungsi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Seruyan, sebagai
berikut :
1. Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Seruyan
Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Seruyan
mempunyai tugas pokok menyusun kebijakan pengelolaan keuangan daerah dan
barang daerah, menyusun rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD,
melaksanakan fungsi Bendahara Umum Daerah, menyusun laporan keuangan
daerah dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dan pengelolaan aset.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepala Badan Pengelola Keuangan dan
Aset Daerah Kabupaten Seruyan menyelenggarakan Fungsi:
a) Perumusan kebijakan teknis di bidang Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
sesuai kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Bupati berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
b) Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan APBD;
c) Penyusunan Raperda tentang APBD, dan Raperda tentang Perubahan APBD;
d) Penyusunan pedoman pelaksanaan APBD;
e) Melaksanakan fungsi Bendahara Umum Daerah;
f) Penyusunan laporan keuangan daerah dalam bentuk Raperda tentang
Pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;
6
g) Penyusunan dan Pelaksanaan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta
penghapusan barang milik daerah;
h) Pembinaan dan evaluasi terhadap pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah
dan barang daerah kabupaten/kota;
i) Penyusunan dan Penyajian informasi keuangan dan barang daerah;
j) Memonitor, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas; dan
k) Penyelenggaraan urusan kesekretariatan dinas.
2. Sekretaris
Sekretaris Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Seruyan
melaksanakan tugas pokok merencanakan, menyusun, melaksanakan, membina,
tugas-tugas pelayanan administratif, perlengkapan, penyusunan program, keuangan,
kepegawaian, ketatausahaan, protokol, humas, rumah tangga, organisasi dan tata
laksana, analisis jabatan dokumentasi peraturan perundang-undangan dan
mengkoordinasikan penyelenggaraan tugas-tugas bidang secara terpadu serta
melaporkan dan mengevaluasi pelaksanaan program dan kegiatan Sekretariat.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Sekretaris Badan Pengelola Keuangan
dan Aset Daerah Kabupaten Seruyan menyelenggarakan fungsi:
a) Pengkoordinasian dalam penyusunan rencana program dan kegiatan pada
Sekretariat;
b) Pelaksanaan urusan perlengkapan;
c) Pelaksanaan urusan penyusunan program;
d) Pelaksanaan administrasi keuangan;
e) Pelaksanaan administrasi kepegawaian;
f) Pelaksanaan urusan ketatausahaan;
g) Pelaksanaan urusan organisasi dan tatalaksana, dokumentasi Perundang-
undangan, serta analisis jabatan;
h) Pelaksanaan urusan protokol, humas dan rumah tangga;
7
i) Pelaporan dan Pengevaluasian pelaksanaan program dan kegiatan Sekretariat;
j) Pembinaan, monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas pokok.
1) Sub Bagian Umum
Kepala Sub Bagian Umum mempunyai tugas pokok mengkoordinasikan
urusan surat menyurat, kearsipan, rumah tangga, humas dan protokol,
menyusun rencana kebutuhan, menyimpan, pendistribusian, penggunaan,
perawatan, inventarisasi, penghapusan barang perlengkapan kantor, dan
menyusun rencana kebutuhan kepegawaian, usul mutasi dan kenaikan
pangkat, penyiapan administrasi diklat, kenaikan gaji berkala, cuti, dan daftar
urutan kepangkatan, analis jabatan, kesejahteraan pegawai, organisasi dan
tata laksana, pengelolaan penetapan angka kredit dan dokumentasi peraturan
perundang-undangan serta melaporkan dan mengevaluasi pelaksanaan
program dan kegiatan Sub Bagian.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepala Sub Bagian Umum
menyelenggarakan fungsi :
a) Penyusunan rencana program dan kegiatan Sub Bagian;
b) Penyelenggaraan urusan surat menyurat, perpustakaan dan kearsipan;
c) Penyelenggaraan urusan perlengkapan rumah tangga
d) Penyelenggaraan urusan Protokol dan Hubungan Masyarakat;
e) Penyelenggaraan urusan hukum dan perundang-undangan;
f) Penyusunan rencana kebutuhan prasarana dan sarana kantor,
perlengkapan dan peralatan kantor;
g) Penyelenggaraan kegiatan penyimpanan, pendistribusian, pengggunaan,
perawatan, inventarisasi dan penghapusan barang perlengkapan kantor;
h) Pengkoordinasian peningkatan disiplin aparatur;
i) Pengurusan, penerimaan, penyimpanan, pengeluaran dan pendistribusian
barang;
8
j) Pengurusan, pengadministrasian, pemeliharaan dan usul penghapusan
barang;
k) Penyusunan laporan dan akutansi aset barang;
l) Penyusunan rencana kebutuhan, penempatan, usul mutasi dan
penyusunan formasi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;
m) Penyiapan dan pelaksanaan peningkatan kapasitas sumber daya aparatur;
n) Pengelolaan penyediaan fasilitas pindah /purna tugas;
o) Pelaksanaan dan peningkatan kesejahteraan pegawai;
p) Merencanakan dan mempersiapkan usulan pengikutsertaan dalam latihan
Pra jabatan bagi Calon Pegawai, ujian dinas, Diklat Penjenjangan, Teknis
maupun fungsional;
q) Pengelolaan organisasi dan tatalaksana serta analisis jabatan;
r) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan pemeliharaan data
kepegawaian dan DUK;
s) Pembinaan, monitoring, evaluasi, pemantauan dan pelaporan pelaksanaan
tugas pokok.
2) Sub Bagian Perencanaan
Kepala Sub Bagian Perencanaan mempunyai tugas pokok mengoordinasikan
rencana dan program, menyusun, mengevaluasi dan melaporan pelaksanaan
program kerja dan anggaran dinas, mensinkronkan kebijakan operasional dan
program dinas, memberikan pelayanan teknis di bidang perencanaan serta
melaporkan dan mengevaluasi pelaksanaan program dan kegiatan Sub
Bagian.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Kepala Sub Bagian Perencanaan
mempunyai fungsi:
9
a) Penyiapan bahan dan data penyusunan program anggaran;
b) Menghimpun data dari semua bidang sebagai bahan dalam penyusunan
program dan anggaran dinas;
c) Menghimpun bahan dan data penyusunan pelaporan dinas;
d) Mengolah, meneliti dan mempelajari bahan dan data penyusunan
program, anggaran dan pelaporan; dan
e) Pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas pokok.
3) Sub Bagian Keuangan dan Barang Daerah
Kepala Sub Bagian Keuangan dan Barang Daerah mempunyai tugas pokok
menyusun rencana, mengelola, dan melaporkan pelaksanaan anggaran dan
capaian kinerja, membina dan membimbing terhadap Bendaharawan dan
penatausahaan keuangan serta melaporkan dan mengevaluasi pelaksanaan
program dan kegiatan Sub Bagian.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Kepala Sub Bagian Keuangan dan
Barang Daerah mempunyai fungsi :
a) Penyusunan rencana anggaran;
b) Melaksanakan urusan pengelolaan keuangan;
c) Mempersiapkan dan membuat SPP;
d) Penyiapan laporan pengelolaan keuangan, laporan bulanan, triwulan,
semester dan tahunan;
e) Mempesiapkan dan mengelola data keuangan;
f) Penyusunan pelaporan prognosis anggaran;
g) Penyusunan laporan keuangan akhir tahun;
h) Melaksanakan bimbingan dan pembinaan terhadap Bendahara; dan
i) Pembinaan, monitoring evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas pokok.
10
3. Bidang Anggaran
Kepala Bidang Anggaran mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan
perencanaan anggaran, penyediaan anggaran dan pembinaan pengelolaan keuangan
dan evaluasi anggaran daerah.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Kepala Bidang Anggaran
menyelenggarakan fungsi:
1) Penyusunan rencana APBD dan rancangan perubahan APBD;
2) Penyusunan anggaran kas pemerintah daerah;
3) Menyiapkan penyediaan dana anggaran daerah;
4) Pembinaan dan evaluasi terhadap APBD Kabupaten dan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah; dan
5) Pembinaan, monitoring, evaluasi, pemantauan dan pelaporan pelaksanaan tugas
pokok.
1) Sub Bidang Perencanaan, Penyediaan Anggaran
Kepala Sub Bidang Perencanaan, Penyediaan Anggaran mempunyai tugas
pokok mempersiapkan dan menyusun rencana anggaran, memproses
penetapan Surat Penyediaan Dana (SPD), meneliti keabsahan dokumen
pengesahan RAB Bantuan sosial dan lainnya atau surat-surat atas
pengeluaran anggaran daerah .
Untuk melaksanakan tugas tersebut Kepala Sub Bidang Perencanaan,
Penyediaan Anggaran menyelenggarakan fungsi:
a) Penyiapan Penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA)
b) Penyiapan Penyusunan Rancangan APBD;
c) Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang APBD;
d) Penyusunan rancangan peraturan Bupati tentang penjabaran APBD;
e) Penyusunan dokumen pelaksanaan anggaran (DPA);
11
f) Pemproses revisi DPA dan penyusunan dokumen pelaksanaan perubahan
anggaran (DPPA);
g) Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD,
Penyusunan rancangan peraturan bupati tentang penjabaran perubahan
APBD;
h) Penyiapan penetapan Surat Penyediaan Dana (SPD);
i) Penetapan Surat Penyediaan Dana (SPD);dan
j) Pembinaan, monitoring, evaluasi, pemantauan dan pelaporan pelaksanaan
tugas pokok.
2) Sub Bidang Pengendalian Anggaran
Kepala Sub Bidang Pengendalian Anggaran mempunyai tugas pokok
melakukan pengendalian pelaksanaan Anggaran Belanja Daerah, meneliti dan
memproses pengesahan RAB bantuan keuangan sosial kemasyarakatan,
pembinaan pengelolaan keuangan dan evaluasi terhadap penggunaan APBD.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Kepala Sub Bidang Pengendalian
Anggaran menyelenggarakan fungsi:
a) Pengendalian Pelaksanaan Anggaran Belanja Daerah;
b) Penelitian dan pemrosesan pengesahan RAB bantuan-bantuan keuangan
sosial;
c) Pembinaan pengelolaan APBD dan keuangan layanan umum;
d) Penelitian dan evaluasi atas raperda APBD dan raperda perubahan APBD
dan rencana keuanagan layanan daerah;
e) Penelitian dan evaluasi terhadap raperda tentang laporan
pertanggungjawaban pelaksanan APBD;
f) Penyiapan keputusan bupati tentang hasil evaluasi atas raperda tentang
APBD, perubahan APBD dan tentang laporan pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD;
12
g) Pembinaan, monitoring, evaluasi, pemantauan dan pelaporan pelaksanaan
tugas pokok.
3) Sub Bidang Perencanaan Belanja Tidak Langsung PPKD dan
Pembiayaan Daerah
Kepala Sub Bidang Perencanaan Belanja Tidak langsung PPKD dan
Pembiayaan Daerah mempunyai tugas pokok mempersiapkan dan menyusun
rencana anggaran dan meneliti serta memproses Belanja Tidak Langsung
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah dan mengumpulkan dan menganalisa
data penyusunan kebijakan teknis Pembiayaan Daerah..
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Kepala Sub Bidang Perencanaan
Belanja Tidak langsung PPKD dan Pembiayaan Daerah menyelenggarakan
fungsi:
a) Penelitian dan pemrosesan Belanja Tidak Langsung Pejabat Pengelola
Keuangan Daerah yang telah diverifikasi dan direkomendasi SKPD terkait;
b) Penyusunan Anggaran Penerimaan Daerah;
c) Penyusunan Anggaran Pengeluaran Daerah;
d) Penyusunan proyeksi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun
Sebelumnya;
e) Penyusunan kebijakan pembentukan Dana Cadangan;
f) Penyusunan Kebijakan Pinjaman Daerah;
g) Penyusunan Pelaksanaan Pinjaman dan Pemberian Pinjaman Daerah;
h) Penyusunan kebijakan penyertaan modal pemerintah daerah;
i) Penyusunan kebijakan pemakaian kekayaan daerah yang dipisahkan;
j) Pembinaan, monitoring, evaluasi, pemantauan dan pelaporan
pelaksanaan tugas pokok.
13
4. Bidang Akuntansi dan Pelaporan
Kepala Bidang Akuntansi dan Pelaporan mempunyai tugas pokok melakukan proses
pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan konsolidasi keuangan dalam
rangka menyusun laporan keuangan daerah tentang Laporan Pertanggungjawaban
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ( APBD ), serta laporan
anggaran pemerintah daerah.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Kepala Bidang Akuntansi dan Pelaporan
menyelenggarakan fungsi :
a) Penyiapan bahan untuk bimbingan teknis akuntansi dan pelaporan ;
b) Koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait dalam pelaksanaan akuntansi
dan pelaporan ;
c) Pelaksanaan proses akuntansi atas semua transaksi penerimaan dan pengeluaran
pada pelaksanaan APBD;
d) Penyusunan laporan keuangan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD;
e) Penyusunan Laporan semesteran;
f) Pelaksanaan proses akuntansi atas semua transaksi penerimaan dan pengeluaran
pada pelaksanaan dana dekonsentrasi/ tugas pembantuan; dan
g) Pembinaan, pengendaliaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
tugas pokok.
1) Sub Bidang Pengolahan Data Akutansi dan Pelaporan
Kepala Sub Bidang Pengolahan Data Akutansi dan Pelaporan mempunyai
tugas pokok menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah daerah
dalam rangka pelaksanaan APBD, dan pertanggungjawaban APBD, serta
laporan keuangan pemerintah daerah lainnya secara periodik maupun
tahunan.
14
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Kepala Sub Bidang Pengolahan
Data Akutansi dan Pelaporan menyelenggarakan fungsi :
Penyiapan bahan dan pelaksanaan bimbingan teknis dalam pelaporan
akuntansi daerah, konsolidasi dan verifikasi;
Penyusunan dan penyajian laporan realisasi pelaksanaan APBD;
Penyusunan laporan semesteran dan prognosis 6 bulan berikutnya;
Penghimpunan data, menyusun dan menyajikan laporan keuangan
pelaksanaan APBD;
Melakukan rekonsiliasi data atas potensi dan pembagian dana bagi hasil /
dana transfer untuk daerah dari pemerintah pusat;
Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang laporan
pertanggungjawabkan pelaksanakan APBD;
Penyusunan neraca daerah dan laporan arus kas pemerintah daerah;
Penyusunan nota keuangan dan catatan atas laporan realisasi
pelaksanaan APBD;
Penyusunan rancangan peraturan Bupati tentang penjabaran laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;
Penyiapan dan penyampaian laporan keuangan daerah kepada pihak-
pihak yang berkepentingan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
Pelaksanaan pengawasan/ pengujian substansi dan formal terhadap
transaksi-transaksi SKPD; dan
Pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas pokok.
2) Sub Bidang Akuntansi Belanja
Kepala Sub Bidang Akuntansi Belanja mempunyai tugas pokok melakukan
pencatatan dan pelaksanaan Sistem Akuntansi Belanja Daerah, serta
menyiapkan bahan penyusunan Sistem Akuntansi, Kebijakan dan Prosedur
15
Pelaporan Belanja Daerah, dan melaksanakan monitoring dan koordinasi
terkait pelaksanaan Akuntansi dan pelaporan Akuntansi Belanja Daerah.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Kepala Sub Bidang Akuntansi
Belanja menyelenggarakan fungsi :
a) Persiapan bahan penyusunan Sistem Akuntansi, Kebijakan dan Prosedur
Pelaporan Belanja Daerah;
b) Penghimpun data belanja daerah, mengklasifikasi dan mengolah laporan
realisasi belanja;
c) Melakukan Perivikasi rekonsiliasi belanja dan konsilidasi Belanja SKPD;
d) Pelaksanaan Pembinaan, Pengendalian, Monitoring, evaluasi dan
pelaporan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi;
e) Pelaksanaan monitoring pertanggungjawaban belanja SKPD;
f) Pelaksanaan koordinasi dan bekerjasama dengan instansi terkait dalam
pelaksanaan akuntansi dan pelaporan belanja daerah;
g) Penyiapan bahan dan pelaksanaan bimbingan teknis dalam pelaporan
akuntansi belanja;
3) Sub Bidang Akuntansi Pendapatan
Kepala Sub Bidang Akuntansi Belanja mempunyai tugas pokok membantu
Kepala Bidang Akuntansi dan Pelaporan dalam hal menatausahakan
Pendapatan Asli Daerah, Pendapatan Transfer, Lain-lain Pendapatan Daerah
yang Sah dan pengelolaan Piutang Daerah.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Kepala Sub Bidang Akuntansi
Belanja menyelenggarakan fungsi :
a) Persiapan bahan penyusunan Sistem Akuntansi, Kebijakan dan Prosedur
Pelaporan Pendapatan Daerah;
16
b) Penghimpun data pendapatan daerah, mengklasifikasi dan mengolah
laporan realisasi pendapatan;
c) Melakukan verifikasi dan rekonsiliasi pendapatan Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) serta melakukan Konsolidasi Pendapatan Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD);
d) Pelaksanaan Pembinaan, Pengendalian, Monitoring, evaluasi dan
pelaporan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi;
e) Pelaksanaan monitoring pertanggungjawaban pendapatan SKPD;
f) Pelaksanaan koordinasi dan bekerjasama dengan instansi terkait dalam
pelaksanaan akuntansi dan pelaporan pendapatan daerah;
g) Penyiapan bahan dan pelaksanaan bimbingan teknis dalam pelaporan
akuntansi pendapatan.
5. Bidang Perbendaharaan Daerah
Kepala Bidang Perbendaharaan Daerah mempunyai tugas pokok merumuskan
standar, kebijakan, serta sistem yang berkaitan dengan penatausahaan dan
pengelolaan uang daerah, mengusahakan, mengendalikan dan mengatur dana yang
diperlukan dalam rangka pelaksanaan APBD, melaksanakan pengelolaan utang dan
piutang daerah.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Kepala Bidang Perbendaharaan Daerah
menyelenggarakan fungsi:
a) Penyusunan dan pelaksanaan sistem penerimaan dan pengeluaran kas daerah;
b) Perumusan kebijakan dalam optimalisasi pemanfaatan dan pengelolaan dana
daerah;
c) Perumusan mekanisme dan proses pencairan dana;
d) Pengelolaan rekening kas daerah oleh Bank yang telah ditunjuk;
e) Pelaksanaan penyimpanan uang daerah;
17
f) Pengelolaan dan penyelesaian piutang dan utang daerah;
g) Pelaksanaan pembiayaan;
h) Pengendalian dan pengawasan pelaksanaan APBD;
i) Penyiapan kelengkapan berkas dalam rangka penetapan Surat Perintah
Pencairan Dana (SP2D);
j) Pelaksanaan penatausahaan Belanja Tidak Langsung (BTL) dan Belanja
Langsung (BL);
k) Pelaksanaan perbendaharaan kas daerah;
l) Pelaksanaan tugas selaku Kuasa Bendahara Umum Daerah (KBUD);
m) Penyususnan laporan pada kegiatan perbendaharaan.
1) Sub Bidang Belanja tidak Langsung
Kepala Sub Bidang Belanja Tidak Langsung mempunyai tugas pokok
mengatur, menatausahakan, melaporkan pengeluaran kas daerah dalam
rangka belanja tidak langsung.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Kepala Sub Bidang Belanja Tidak
Langsung menyelenggarakan fungsi :
a) Penelitian kelengkapan Dokumen SPM-UP, SPM-GU, SPM-TU, dan SPM-
LS yang diajukan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
b) Penyiapan dan penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) atas
beban rekening kas umum daerah;
c) Pengendalian dan pencatatan belanja berdasarkan atas pagu dana dan
kode rekening anggaran masing-masing kegiatan;
d) Penyusunan dan Pembuatan laporan bulanan terhadap realisasi anggaran
belanja dari masing-masing SKPD; dan
e) Memonitor, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pokok.
18
2) Sub Bidang Belanja Langsung
Kepala Sub Bidang Belanja Tidak Langsung mempunyai tugas pokok
mengatur, melaksanakan, mengendalikan pengeluaran kas daerah dalam
rangka belanja langsung.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Kepala Sub Bidang Belanja
Langsung menyelenggarakan fungsi :
a) Pelaksanakan penatausahaan dan pencatatan atas transaksibelanja
langsung;
b) Pemberi petunjuk teknis pelaksanaan sistem pengeluaran belanja langsung;
c) Pelaksanaan mekanisme pencairan dana dan mengendalikan pengeluaran
keuangan daerah sesuai keperluan dan kondisi kas daerah;
d) Pelaksanaan pembayaran belanja langsung berdasarkan permintaan
pengguna anggaran atas beban rekening kas daerah;
e) Pelaksanaan pelaporan atas pengeluaran belanja langsung dan pelaporan
penyerapan dana;dan
f) Memonitor, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pokok.
3) Sub Bidang Pembiayaan dan Manajemen Kas
Kepala Sub Bidang Pembiayaan dan Manajemen Kas mempunyai tugas pokok
mempersiapkan, melaksanakan, koordinasi, pengendalian, pelaporan, evaluasi
dalam rangka perbendaharaan kas daerah.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Kepala Sub Bidang Pembiayaan
dan Manajemen Kas menyelenggarakan fungsi :
a. Pelaksanaan sistem penerimaan dan pengeluaran Kas;
b. Pengendalian pengeluaran keuangan daerah menyesuaikan posisi kas
daerah;
c. Penyimpanan uang daerah dan penyelenggaraan rekening kas oleh Bank
yang ditunjuk;
19
d. Perbendaharaan kas daerah; dan
e. Pengelolaan pembiayaan piutang dan utang daerah.
6. Bidang Aset Daerah
Kepala Bidang Aset Daerah mempunyai tugas pokok Pengelolaan Barang Milik
Daerah berdasarkan Perencanaan, Pengadaan, Penggunaan, Pemanfaatan,
Pengamanan dan Pemeliharaan, Penilaian, Pemindahtangan, Pemusnahan,
Penghapusan, Penatausahaan, Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian, Ganti
Rugi dan Sanksi yang dikuasai oleh SKPD dan SKPKD serta yang menggunakan pola
pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Kepala Bidang Aset Daerah
menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapkan dan penyusunan pedoman tentang pengelolaan aset pemerintahan
daerah;
b. Penyiapan petunjuk teknis pemeliharaan, penghapusan dan pemanfaatan asset
pemerintah daerah;
c. Pelaksanaan tata administrasi aset pemerintah daerah; dan
d. Memonitor, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pokok.
1) Sub Bidang Perencanaan, Pengawasan dan Pengendalian
Kepala Sub Bidang Perencanaan, Pengawasan dan Pengendalian mempunyai
tugas pokok melakukan analisis perencanaan, Pengadaan, Penggunaan,
Pengamanan dan Pemeliharaan, serta Pembinaan, Pengawasan dan
Pengendalian terhadap Barang Milik Daerah.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Kepala Sub Bidang Perencanaan,
Pengawasan dan Pengendalian menyelenggarakan fungsi :
a) Penyusunan program dan kegiatan urusan Sub Bidang Perencanaan,
Pengawasan dan Pengendalian;
20
b) Penyusunan petunjuk teknis urusan Sub Bidang Perencanaan,
Pengawasan dan Pengendalian;
c) Pembagian pelaksanaan tugas penyelenggaraan urusan Sub Bidang
Perencanaan, Pengawasan dan Pengendalian;
d) Pengawasan tugas penyelenggaraan urusan Seksi Perencanaan,
Pengawasan dan Pengendalian;
e) Pelaporan urusan Sub Bidang Perencanaan, Pengawasan dan
Pengendalian; dan
f) Memonitor, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pokok.
2) Sub Bidang Penatausahaan Barang Milik Daerah
Kepala Sub Bidang Penatausahaan Barang Milik Daerah mempunyai tugas
pokok melakukan pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan barang milik
daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Kepala Sub Bidang Penatausahaan
Barang Milik Daerah menyelenggarakan fungsi:
a) Penyusunan program dan kegiatan urusan Sub Bidang Penatausahaan
Barang Milik Daerah;
b) Penyusunan petunjuk teknis urusan Sub Bidang Penatausahaan Barang
Milik Daerah;
c) Pembagian pelaksanaan tugas penyelenggaraan urusan Sub Bidang
Penatausahaan Barang Milik Daerah;
d) Pengawasan tugas penyelenggaraan urusan Sub Bidang Penatausahaan
Barang Milik Daerah;
e) Pelaporan urusan Sub Bidang Penatausahaan Barang Milik Daerah; dan
f) Memonitor, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pokok.
21
3) Sub Bidang Penilaian, Penghapusan, Ganti Rugi Dan Sanksi
Kepala Sub Bidang Penilaian, Penghapusan, Gantu Rugi dan Sanksi
mempunyai tugas pokok melakukan Penilaian, Pemanfaatan,
Pemindahtanganan, Pemusnahan dan Penghapusan Barang Milik Daerah.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Kepala Sub Bidang Penilaian,
Penghapusan, Gantu Rugi dan Sanksi menyelenggarakan fungsi:
a) Penyusunan program dan kegiatan urusan Sub Bidang Penilaian,
Penghapusan, Ganti Rugi dan Sanksi;
b) Penyusunan petunjuk teknis urusan Sub Bidang Penilaian, Penghapusan,
Ganti Rugi dan Sanksi;
c) Pembagian pelaksanaan tugas penyelenggaraan urusan Sub Bidang
Penilaian, Penghapusan, Ganti Rugi dan Sanksi;
d) Pengawasan tugas penyelenggaraan urusan Sub Bidang Penilaian,
Penghapusan, Ganti Rugi dan Sanksi;
e) Pelaporan urusan Sub Bidang Penilaian, Penghapusan, Ganti Rugi dan
Sanksi; dan
f) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
1.4. Tujuan SOP
Standar Opersional Prosedur (SOP) pada dasarnya adalah pedoman yang berisi
prosedur-prosedur operasional standar yang ada dalam suatu organisasi yang digunakan
untuk memastikan bahwa semua keputusan dan tindakan, serta penggunaan fasilitas-fasilitas
yang dilakukan oleh orang-orang dalam organisasi berjalan secara efesien dan efektif,
konsisten, standar dan sistematis. Dengan adanya Standar Operasional Prosedur diharapkan
dapat meningkatkan efesiensi dan efektifitas kinerja layanan yang diberikan oleh Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Seruyan. Dengan adanya intruksi kerja
yang terstandarisasi maka semua kegiatan layanan akan dapat dilakukan secara konsisten
oleh siapapun yang sedang bertugas melakukan pelayanan. Layanan-layanan yang berbelit
dan tidak jelas prosedur operasinya akan semakin terminimalisir. Disamping konsistensi
layanan hal lain yang akan dihasilkan adalah efesiensi dan efektifitas kerja. Dengan prosedur
22
yang terstandar setiap orang baik pengguna layanan maupun staf yang memberi layanan akan
dapat memanfaatkan ataupun melakukan layanan yang semakin hari semakin baik dan
semakin cepat karena terjadinya proses pembelajaran yang secara terus menerus terjadi
selama proses layanan. Dengan demikian dapat dipastikan melalui Standar Operasional
Prosedur (SOP) ini akan dapat meningkatkan efesiensi dan efektifitas kinerja pelayanan
kepada masyarakat.
1.5. Manfaat SOP
Paradigma governance membawa pergeseran dalam pola hubungan antara pemerintah
dengan masyarakat sebagai konsekuensi dari penerapan prinsip-prinsip corporate governance
juga berimplikasi pada perubahan manajemen pemerintahan menjadi lebih terstandarisasi,
artinya ada sejumlah kriteria standar yang harus dipatuhi instansi pemerintah dalam
melaksanakan aktivitasnya. Standar kinerja ini sekaligus dapat untuk menilai kinerja instansi
pemerintah secara internal maupun eksternal. Standar internal yang bersifar procedural inilah
yang disebut dengan Standar Operasional Prosedur (SOP). Adapun manfaat dari Standar
Opersional Prosedur (SOP) sebagai berikut :
a. Menstandarkan cara yang harus dilakukan dalam menyelesaikan pekerjaan,
mengurangi kesalahan atau kelalaian;
b. Menjamin proses yang telah ditetapkan dan dijadwalkan dapat berlangsung
sebagaiman mestinya;
c. Meningkatkan efesiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggungjawab
individual pegawai dan organisasi secara keseluruhan;
d. Membantu pegawai menjadi lebih mandiri dan tidak tergantung pada intervensi
manajemen , sehingga akan mengurangi keterlibatan pimpinan dalam pelaksanaan
proses sehari-hari;
e. Meningkatkan akuntabilitas dengan melaporkan dan mendokumentasikan hasil
dalam pelaksanaan tugas;
23
f. Menciptakan ukuran standar kinerja yang akan memberikan pegawai cara konkrit
untuk memperbaiki kinerja serta membantu mengevaluasi usaha yang telah
dilakukan;
g. Memastikan pelaksanaan tugas penyelenggaraan pemerintahan dapat berlangsung
dalam berbagai situasi;
h. Memberikan informasi mengenai kualifikasi kompetensi yang harus dikuasai oleh
pegawai dalam melaksanakan tugasnya;
i. Memberikan informasi bagi upaya peningkatan kompetensi pegawai;
j. Memudahkan penelusuran terjadinya penyimpangan dan memudahkan langkah
perbaikan;
k. Memberikan informasi layanan yang lebih transparan kepada masyarakat;
l. Guna optimalisasi pelayanan publik yang lebih berkualitas.
BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1. Pengertian SOP
Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah pedoman atau acuan untuk melaksanakan
Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) dan sebagai alat Penilaian Kinerja Instansi Pemerintah
berdasarkan indikator-indikator teknis, administrative dan procedural sesuai dengan tata kerja,
prosedur kerja dan system kerja pada unit kerja yang bersangkutan.
Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan (SOP AP) adalah standar
operasional prosedur dari berbagai proses penyelenggaraan administrasi pemerintahan yang
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan Adminstrasi
24
Pemerintahan adalah pengelola proses pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintahan yang
dijalankan oleh organisasi pemerintahan.
Secara umum, Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan gambaran langkah-
langkah kerja (sistem mekanisme dan tata kerja internal) yang diperlukan dalam pelaksanaan
suatu tugas untuk mencapai tujuan instansi pemerintah. Standar Operasional Prosedur (SOP)
sebagai suatu dokumen/instrument memuat tentang proses dan prosedur suatu kegiatan yang
bersifat efektif dan efesien berdasarkan suatu standar yang sudah baku. Pengembangan
instrument manajemen tersebut dimaksudkan untuk memastikan bahwa proses pelayanan di
seluruh unit kerja pemerintahan dapat terkendali dan dapat berjalan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
Dengan diterapkannya Standar Operasional Prosedur (SOP) di masing-masing instansi,
diharapkan pelaksanaan roda pemerintahan bisa berjalan dengan tertib sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi masing-masing, serta untuk meningkatkan kinerja Pegawai Negeri Sipil
(PNS) yang berperan sebagai Abdi Negara dan Abdi Masyarakat.
2.2. Jenis SOP Administrasi Pemerintahan
Adapun jenis - jenis Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ada dalam kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan adalah seperti pada uraian berikut ini :
a. SOP Teknis
SOP Teknis adalah prosedur kerja yang sangat rinci dari kegiatan yang dilakukan oleh
satu orang aparatur atau pelaksana dengan satu peran/jabatan. Setiap prosedur
diuraikan dengan sangat teliti sehingga tidak ada kemungkinan-kemungkinan variasi
lain.
SOP Teknis ini pada umumnya dicirikan dengan :
25
1) Pelaksana kegiatan berjumlah satu orang atau satu kesatuan tim kerja atau satu
jabatan meskipun dengan pemangku yang lebih dari satu;
2) Berisi langkah rinci atau cara melakukan pekerjaan atau langkah detail
pelaksanaan kegiatan.
Dalam penyelenggaraan Administrasi Pemerintahan, SOP Teknis diterapkan pada
bidang-bidang yang dilaksanakan oleh pelaksana tunggal atau jabatan tunggal, antara
lain : pemeliharaan sarana dan prasarana, pemeriksaan keuangan (auditing),
kearsipan, korespondensi, dokumentasi, pelayanan-pelayanan kepada masyarakat,
kepegawaian dan lainnya.
Contoh SOP Teknis adalah SOP Pengujian Sampel dilaboratorium, SOP
Perakitan Kendaraan, SOP Pengagendaan Surat dan SOP Pemberiaan Disposisi.
b. SOP Administratif
SOP Administratif adalah prosedur standar yang bersifat umum dan dilakukan lebih
dari satu orang pelaksana dengan lebih dari satu peran/jabatan.
SOP Administratif ini pada umumnya dicirikan dengan :
1) Pelaksana kegiatan berjumlah banyak atau lebih dari satu aparatur atau lebih dari
satu jabatan dan merupakan bukan satu kesatuan yang tunggal;
2) Berisi tahapan pelaksanaan kegiatan atau langkah - langkah pelaksanaan
kegiatan yang bersifat makro atau mikro yang tidak menggambarkan cara
melakukan kegiatan.
SOP Administratif mencakup kegiatan lingkup makro dengan ruang lingkup yang
besar dan tidak mencerminkan pelaksana kegiatan secara detail dan kegiatan lingkup
mikro dengan ruang lingkup yang kecil dan mencerminkan pelaksana yang
sesungguhnya dari kegiatan yang dilakukan.
26
BAB III
STRANDAR OPERSIONAL PROSEDUR (SOP) ADMINISTRASI PEMERINTAHAN
3.1 Susunan Organisasi
Susunan Organisasi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Seruyan
terdiri dari :
1. Kepala Badan
2. Sekretariat
Dalam pelaksanaan tugas, Sekretaris dibantu oleh :
a. Sub Bagian Umum
b. Sub Bagian Perencanaan
c. Sub Bagian Keuangan dan Barang Daerah
3. Bidang Anggaran
Dalam pelaksanaan tugas, Kepala Bidang Anggaran dibantu oleh :
a. Sub Bidang Perencanaan, Penyediaan Anggaran
b. Sub Bidang Pengendalian Anggaran
c. Sub Bidang Perencanaan Belanja Tidak Langsung PPKD dan Pembiayaan
Daerah
4. Bidang Akuntansi dan Pelaporan
Dalam pelaksanaan tugas, Kepala Bidang Akuntansi dan Pelaporan dibantu oleh :
a. Sub Bidang Pengolahan Data Akuntansi dan Pelaporan
b. Sub Bidang Akuntansi Belanja
c. Sub Bidang Akuntansi Pendapatan
5. Bidang Perbendaharaan Daerah
Dalam pelaksanaan tugas, Kepala Bidang Perbendaharaan Daerah dibantu oleh :
a. Sub Bidang Belanja Tidak Langsung
27
b. Sub Bidang Belanja Langsung
c. Sub Bidang Pembiayaan dan Manajemen Kas
6. Bidang Aset Daerah
Dalam pelaksanaan tugas, Kepala Bidang Perbendaharaan Daerah dibantu oleh :
a. Sub Bidang Perencanaan, Pengawasan dan Pengendalian
b. Sub Bidang Penatausahaan Barang Milik Daerah
c. Sub Bidang Penilaian, Penghapusan Ganti Rugi dan Sanksi
3.2. Daftar Standar Operasional Prosedur BPKAD
1. SOP Bidang Sekretariat meliputi beberapa Sub Bidang Antara Lain;
A. Sub Bagian Umum
SOP Pengajuan Kenaikan Pangkat
SOP Pengajuan Cuti Tahunan
SOP Pembuatan DUK
SOP Penanganan Surat Keluar
SOP Pengajuan Kenaikan Gaji Berkala
SOP Pelaksanaan Kebersihan Kantor
SOP Pelaksanaan Ketertiban dan Keamanan Kantor
B. Sub Bagian Perencanaan
SOP Rencana Strategis (Renstra)
SOP Rencana Kerja (Renja)
SOP Rencana Kegiatan Anggaran (RKA)
SOP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
SOP Tim Evaluasi dan Pengawasan Penyerapan Anggaran (TEPPA)
SOP Monitoring Evaluasi Pengadaan Barang/Jasa SKPD
SOP Fisik Prasarana yang bersumber dari APBN dan APBD
SOP Konsolidasi Program (APBD) SKPD
28
C. Sub Bagian Keuangan dan Barang Daerah
SOP Penerbitan Surat Permintaan Pembayaran Uang Persediaan (SPP/UP)
SKPD
SOP Penerbitan Surat Permintaan Pembayaran Ganti Uang (SPP-GU)
SKPD
SOP Penerbitan Surat Permintaan Pembayaran Tambahan Uang (SPP-TU)
SKPD
SOP Penerbitan Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP-LS) Gaji
dan tunjangan
SOP Penerbitan Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP-LS)
Barang / jasa
SOP Penerbitan Surat Perintah Membayar Uang Persediaan (SPM/UP)
SOP Penerbitan Surat Perintah Membayar Ganti Uang (SPM/GU)
SOP Penerbitan Surat Perintah Membayar Tambah Uang (SPM/TU)
SOP Penerbitan Surat Perintah Membayar Langsung (SPM/LS) Gaji dan
Tunjangan
SOP Penerbitan Surat Perintah Membayar Langsung (SPM/LS)
Barang/Jasa
SOP Pengelolaan Barang Dinas
2. SOP Bidang Anggaran meliputi beberapa Sub Bidang Antara Lain;
A. Sub bagian Perencanaan Penyediaan Anggaran
SOP Penyusunan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)
SOP Penyusunan Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA)
SOP Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD
SOP Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD
SOP Dokumen Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD
SOP Penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA)
SOP Pengajuan Surat Penyediaan Dana (SPD)
29
B. Sub Bidang Pengendalian Anggaran
SOP Verifikasi RKA dan RKAP
C. Sub Bidang Perencanaan Belanja Tidak Langsung PPKD dan Pembiayaan
Daerah
SOP Pencairan Belanja Tidak Langsung (BTL)
SOP Laporan Keuangan Belanja Tidak Langsung (BTL)
3. SOP Bidang Akuntansi dan Pelaporan meliputi beberapa Sub Bidang Antara Lain;
A. Sub Bidang Akuntansi Belanja
SOP Rekonsiliasi Surat Pertanggungjawaban Bendahara SKPKD dan
SKPD
B. Sub Bidang Pelaporan Akuntansi Daerah
SOP Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD
SOP Penyusunan Peraturan Bupati
SOP Penyusunan Peraturan Daerah
C. Sub Bidang Akuntansi Pendapatan
SOP Rekonsiliasi Surat Pertanggungjawaban Bendahara SKPD dan SKPD
4. SOP Bidang Perbendaharaan meliputi beberapa Sub Bidang Antara Lain;
A. Sub Bidang Belanja Tidak Langsung
SOP Penerbitan SP2D Belanja Tidak Langsung
B. Sub Bidang Belanja Langsung
SOP Penerbitan SP2D Belanja Langsung
C. Sub Bidang Pembiayaan dan Manajemen Kas
SOP Pembuatan Daftar Penguji Berdasarkan Dokumen SP2D
SOP Pembuatan Laporan Rekonsilasi SP2D Kasda Bank Kalteng
SOP Pembuatan BKU Kas Daerah (B-IX)
SOP Pembuatan Laporan Rekonsilasi Sumber Dana Kasda dengan SKPD
SOP Pembuatan Laporan Penerimaan dan Penggunaan Dana Transfer
30
SOP Penyusunan Laporan Penerimaan Kas Daerah
5. SOP Bidang Aset Daerah meliputi beberapa Sub Bidang Antara Lain;
A. Sub Bidang Penatausahaan Barang Milik Daerah
SOP Berita Acara Rekonsiliasi Aset
B. Sub Bidang Perencanaan, Pengawasan & Pengendalian
SOP Penyusunan Daftar Kebutuhan Barang Milik Daerah (DKBMD) dan
Daftar Kebutuhan Pemeliharaan Barang Milik Daerah (DKPBMD)
SOP Penyusunan Buku Standarisasi Harga Barang dan Jasa Daerah
SOP Tata Cara Pinjam Pakai Barang Milik Daerah
SOP Penyusunan Buku Standar Biaya Umum
C. Sub Bidang Penilaian, Penghapusan Ganti Rugi dan Sanksi
SOP Tata Cara Penghapusan Barang Milik Daerah dari Daftar Inventaris
Barang Milik Daerah
SOP Penghapusan Karena Pemindahtanganan atas Barang Milik Daerah
dalam bentuk Hibah pada Pengguna Barang / Kuasa Pengguna Barang.
31
BAB IV
PENUTUP
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2012. Standar Operasional Prosedur (SOP)
merupakan panduan bekerja semua orang dalam organisasi dan sebagai alat penting untuk
melihat langkah-langkah seseorang dalam bekerja khususnya Badan Pengelola Keuangan dan
Aset Daerah Kabupaten Seruyan. Penyusunan Standar Operasional Prosedur didasarkan pada
tipe satuan kerja, aliran aktivitas, dan aliran dokumen. Proses penyusunan Satandar
Operasional Prosedur (SOP) dilakukan dengan memperhatikan kedudukan, tupoksi, dan uraian
tugas yang ada pada unit kerja yang bersangkutan. Berdasarkan aspek-aspek tersebut
Standar Prosedur Operasional (SOP) disusun dalam bentuk diagram alur (flow chart) dengan
menggunakan simbol-simbol yang menggambarkan urutan langkah kerja, aliran dokumen,
tahapan mekanisme, serta waktu kegiatan.
Demikian Standar Operasional Prosedur (SOP) ini dibuat dan diselesaikan untuk dapat
diterapkan dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada masyarakat guna menghasilkan
pelayanan berkualitas yang lebih optimal dan memberikan rasa kepuasan kepada pengguna
layanan.
Harapan dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) ini dapat lebih disempurnakan
lagi seiring dengan perjalanan waktu dan penyesuaian terhadap kebutuhan serta respon publik
yang semakin kritis terhadap pelayanan publik.
September 2017
Tim Penyusun SOP