--andimuhamm-15396-1-jurnal--a.pdf

Upload: rifky-raymond

Post on 27-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 --andimuhamm-15396-1-jurnal--a.pdf

    1/11

    KELAYAKAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DI

    KECAMATAN PULAU SEMBILAN KABUPATEN SINJAI

    FEASIBILITY OF SOLAR-POWER ELECTRIC GENERATOR IN PULAU

    SEMBILAN SUBDISTRICT SINJAI REGENCY

    Andi Muhammad Dahri Pagogori, M. Ramli Rahim, Baharuddin Hamzah

    Program Studi Magister Teknik Perencanaan Prasarana Universitas Hasanuddin,Makassar

    Alamat Korespondensi:

    Andi Muhammad Dahri Pagogori

    Jalan Bungaejaya No. 33, Makassar

    Makassar 90154HP 08124265077

    e-mail :[email protected]

    mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]
  • 7/25/2019 --andimuhamm-15396-1-jurnal--a.pdf

    2/11

    ABSTRAK

    Besarnya modal awal pembangunan Pembngkit Listrik Tenaga Surya diperlukan konsep dan kebijakanpengelolaan PLTS agar dapat memberikan manfaat kepada orang-orang kebanyakan. Tujuan penelitian

    ini adalah untuk menganalisis kinerja produksi dan distribusi PLTS, dan menganalisis kelayakan dan

    keberlanjutan pembangunan PLTS di Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai. Penelitian inimerupakan penelitian kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara kepada

    masyarakat dengan menggunakan kuesioner dan mengakses data dari SKPD terkait. Data diolah Datapenelitian diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan bantuan Microsoft Excel. Darihasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja produksi dan distribusi PLTS memenuhi ketersediaan tenaga

    listrik dalam jumlah yang cukup, kualitas yang baik, dan harga yang wajar. persepsi masyarakat mengenaipemahaman PLTS, peranan PLTS, pemeliharaan PLTS, dan Pengelolaan PLTS yang rendah sehinggasemakin rendah persepsi masyarakat tentang PLTS, maka akan semakin rendah pula partisipasi terhadappembangunan PLTS. Nilai NPV,IRR,Net B/C, danPayback Periode menunjukkanbahwapembangunan

    PLTS telah layak. Keberlanjutan PLTS dapat dilaksanakan dengan upaya memperkecil biaya tetap danbiaya variabel, dan upaya dalam meningkatkan pendapatan dengan memberikan pelatihan dan panduantentang mengelola dan memelihara PLTS, dan menaikkan iuran perbulan.

    Kata kunci: pembangkit listrik, analisis kelayakan, PLTS

    ABSTRACT

    The budget of Solar-power Electric Generator development is high must to have a concept and policy ofSPEG management so that it can be beneficial for the community. This study aims to analyze theproduction and distribution performanceof SPEG, and analyze the feasibility and sustainability ofSPEG development in Pulau Sembilan Subdistrict Sinjai Regency. The research is quantitative. Data

    were collected through observation, interviews with community member by using questionnaires andaccessing data from the related SKPD (Government Working Units). The data were processed andanalysed descriptively by using the Microsoft Excel program. The results reveal that in term of the

    production and distribution performance of SPEG can supply enough electricity with good quality, and

    role of SPEG, the maintenance of SPEG, and management of SPEG. The lower community perception,the lower their participation in the development of SPEG will be. The value of NPV, IRR, Net B/C, and

    Payback Period show that the SPEG development is feasible. The SPEG sustainability can be achievedby decreasing permanent cost and variable cost. The efforts to increase the income can be conducted byproviding training and guidance about how to manage and maintain the SPEG, and by increasing

    monthly subcription.

    Keywords: power generation, feasibility analysis, SPEG

  • 7/25/2019 --andimuhamm-15396-1-jurnal--a.pdf

    3/11

    PENDAHULUAN

    Cahaya matahari merupakan energi yang dapat diperbaharui dan tidak akan

    habis. Oleh karena melimpahnya ketersediaan cahaya inilah, pembangkit listrik tenaga

    surya dapat menjadi pembangkit listrik alternatif yang dapat menggantikan energi-

    energi lainnya yang tidak dapat diperbaharui. Energi matahari yang diterima langsung di

    luar atmosfir bumi adalah kontinyu dengan laju daya sebesar 1.350 watt/m2. Energi ini

    dikenal dengan insolation (incident solar radiation) bersifat stabil sehingga dapat

    dikenal dinyatakan sebagai konstanta surya (solar constant)(Hariansyah, 2003).

    Kebutuhan energi listrik semakin meningkat seiring dengan perkembangan kota

    dan pertambahan jumlah penduduknya. Suplai tenaga listrik dari PLTD PT. PLN

    (Persero) sangat terbatas sehingga menyebabkan seringnya terjadi pemadaman bergilir

    dan terkadang pemadaman total (Bawan, 2012).

    Menurut Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan

    bahwa ketenagalistrikan adalah segala sesuatu yang menyangkut penyediaan dan

    pemanfaatan tenaga listrik serta usaha penunjang tenaga listrik. Tenaga listrik adalah

    suatu bentuk energi sekunder yang dibangkitkan, ditransmisikan, dan didistribusikan

    untuk segala macam keperluan, tetapi tidak meliputi listrik yang dipakai untuk

    komunikasi, elektronika, atau isyarat. Usaha penyediaan tenaga listrik adalah pengadaan

    tenaga listrik meliputi pembangkitan, transmisi, distribusi, dan penjualan tenaga listrik

    kepada konsumen. Pembangkitan tenaga listrik adalah kegiatan memproduksi tenaga

    listrik.

    Seperti hasil-hasil penelitian sebelumnya oleh Ahammed dan Azeem (2009),

    melakukan penelitian tentangAn Economic Analysis of Solar PV Micro-Utility in Rural

    Areas of Bangladesh. Hasil analisis menunjukkan bahwa proyekPV Micro-Utilitytelah

    layak secara ekonomi. Konnery (2011), pada studinya yang berjudul strategipemanfaatan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Indonesia sampai tahun 2025.

    Hasil penelitian menunjukan bahwa untuk meningkatkan rasio elektrifikasi hingga

    tahun 2025 sebesar 98,1%, penggunaan PLTS bagi pelanggan rumah tangga dapat

    disubsidi dengan cara pemberian subsidi sekitar 5,5 Trilyun. Hamdani (2011), pada

    studinya yang berjudul proyeksi kebutuhan daya listrik di propinsi sulawesi tengah

    tahun 2007-2020. Hasil penelitian dapat diketahui bahwa laju pertumbuhan konsumsi

    energi listrik sektor industri mengalami peningkatan, sedangkan laju pertumbuhan

  • 7/25/2019 --andimuhamm-15396-1-jurnal--a.pdf

    4/11

    pelanggan pada tahun yang sama untuk sektor industri mengalami penurunan.

    Isdawimah dkk (2010), pada studinya yang berjudul analisis kinerja pembangkit listrik

    energi terbarukan pada model jaringan listrik mikro arus searah. Hasil pengujian pada

    kondisi tanpa beban, PLTS dan PLTB mengisi baterai, sedangkan pada kondisi

    berbeban, arus yang dihasilkan kedua pembangkit mengalir ke beban, dengan

    pembagian pasokan daya ke beban tergantung muatan baterai masing-masing.

    Pembangkit dengan baterai bermuatan besar memasok daya lebih besar dibanding

    pembangkit dengan baterai bermuatan lebih kecil.

    Mengingat ratio elektrifikasi di Indonesia baru mencapai 55-60 % dan hampir

    seluruh daerah yang belum dialiri listrik adalah daerah pedesaan yang jauh dari pusat

    pembangkit listrik, maka PLTS yang dapat dibangun hampir di semua lokasi merupakan

    alternatif sangat tepat untuk dikembangkan. Dalam kurun waktu tahun 2005-2025,

    pemerintah telah merencanakan menyediakan 1 juta Solar Home Systemberkapasitas 50

    Wp untuk masyarakat berpendapatan rendah serta 346,5 MWp PLTS hibrid untuk

    daerah terpencil. Hingga tahun 2025 pemerintah merencanakan akan ada sekitar 0,87

    GW kapasitas PLTS terpasang (Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan

    Sumber Daya Mineral, 2014).

    Kabupaten Sinjai telah membangun PLTS di 6 (enam) Pulau dan sebuah

    pembangkit listrik tenaga diesel dari PT. PLN (Persero) di Kecamatan Pulau Sembilan.

    Sebelum adanya PLTS, masyarakat di Pulau Kanalo I dan Pulau Liangliang Kecamatan

    Pulau Sembilan masih menggunakan generator dengan kapasitas 20.000 Watt/h,

    sedangkan kebutuhan listrik sumber penerangan ini pada tiap pulau sebesar 41.120

    Watt/h sehingga belum mampu memenuhi kebutuhan listrik masyarakat Pulau Kanalo I

    dan Pulau Liangliang di Kecamatan Pulau Sembilan (Dinas Energi dan Sumber Daya

    Mineral Kabupaten Sinjai, 2013).Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja produksi dan

    distribusi PLTS di Pulau Sembilan, dan menganalisis kelayakan dan keberlanjutan

    pembangunan PLTS di Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai. Studi kelayakan

    merupakan bahan pertimbangan dalam memutuskan untuk menerima atau menolak

    suatu gagasan usaha yang direncanakan. Pengertian layak dalam penilaian ini adalah

    kemungkinan gagasan suatu usaha yang akan dilaksanakan memberikan manfaat

    (benefit) baik dalam arti finansial maupun sosial (Ibrahim, 2003).

  • 7/25/2019 --andimuhamm-15396-1-jurnal--a.pdf

    5/11

    BAHAN DAN METODE

    Lokasi peneli tian

    Penelitian ini dilakukan di Pulau Kanalo 1 dan Pulau Liangliang, Kecamatan

    Pulau Sembilan, Kabupaten Sinjai. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja

    karena di Pulau Sembilan terdapat kegiatan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga

    Surya (PLTS) dan kedua pulau ini belum ada Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

    Populasi dan sampel

    Populasi dalam penelitian ini adalah penduduk di Pulau Kanalo 1 dan Pulau

    Liangliang Kecamatan Pulau Sembilan, Kabupaten Sinjai. Responden adalah kepala

    keluarga yang tinggal di Pulau Kanalo 1 dan Pulau Liangliang. Populasi berjumlah 240

    kepala keluarga penghuni rumah/tempat tinggal yang akan menggunakan listrik PLTS.

    Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampelpurposive

    sampling yaitu suatu teknik pengambilan sampel yang mempertimbangkan kriteria-

    kriteria tertentu oleh peneliti yang sesuai dengan tujuan penelitian, dan dalam kasus ini

    sampel tertuju pada pihak terkait atas dasar validitas data yang berguna dalam

    menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Berdasarkan informasi dan data yang

    diperoleh maka jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 60 responden (kepala

    keluarga) yang akan menggunakan listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya

    (PLTS).

    Pengumpulan data

    Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan observasi

    yaitu pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara langsung pada

    pembangkit listrik tenaga surya di Kecamatan Pulau Sembilan terkait kinerja produksi

    dan distribusi PLTS. Interview atau wawancara yaitu pengumpulan data primer dengan

    melakukan tanya jawab langsung terhadap masyarakat Pulau Sembilan untuk

  • 7/25/2019 --andimuhamm-15396-1-jurnal--a.pdf

    6/11

    memperoleh informasi secara sistematis sesuai topik penelitian dengan menggunakan

    kuisioner. Kuisioner dalam penelitian ini disusun secara terstruktur dengan beberapa

    pilihan jawaban yang akan dipilih dan secara langsung dipertanyakan kepada sejumlah

    responden guna memperoleh data yang dibutuhkan dan berkaitan dengan kegiatan

    penelitian. Studi dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan dan mempelajari dokumen-

    dokumen dari berbagai laporan yang berhubungan dengan permasalahan yang akan

    diteliti.

    Analisis data

    Penelitian ini menganalisis kinerja produksi, distribusi, dan kelayakan

    pembangkit listrik tenaga surya di Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai dengan

    menggunakan pendekatan deskriptif yaitu suatu jenis pendekatan untuk mengkaji

    keadaan obyek atau persoalan-persoalan yang ada dan tidak dimaksudkan untuk

    mengambil atau menarik kesimpulan yang berlaku umum, dan pendekatan kualitatif

    yaitu jenis pendekatan yang secara intensif untuk menggali dan mengkaji data

    sebagaimana adanya melalui informan terpilih di lokasi tersebut.

    Data yang diperoleh dalam penelitian yang telah dilakukan, dianalisis secara

    kualitatif dan kuantitatif agar data menjadi lebih mudah diinterpretasikan dan dipahami.

    Hal ini akan membuat informasi yang akan disampaikan menjadi lebih mudah.

    Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan menggunakan program software

    Microsoft Excel. Data yang diolah kemudian dianalisis secara deskriptif dan disajikan

    dalam bentuk tabel, gambar, dan grafik.

    HASIL PENELITIAN

    Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dibutuhkan penambahan modul surya

    sesuai dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 03 Tahun

    2014 untuk meningkatkan kinerja produksi.

    Distribusi PLTS telah memenuhi ketersediaan tenaga listrik dalam jumlah yang

    cukup, kualitas yang baik, dan harga yang wajar.

    Persepsi masyarakat mengenai pemahaman PLTS, peranan PLTS, pemeliharaan

    PLTS, dan Pengelolaan PLTS yang rendah sehingga semakin rendah persepsi

  • 7/25/2019 --andimuhamm-15396-1-jurnal--a.pdf

    7/11

    masyarakat tentang PLTS, maka akan semakin rendah pula partisipasi terhadap

    pembangunan PLTS (Gambar 1).

    Tabel 1 memperlihatkan hasil perhitungan NPV, IRR, Net B/C, dan Payback

    Periode menunjukkan bahwa pembangunan PLTS di Kecamatan Pulau Sembilan

    Kabupaten Sinjai telah layak.

    Kurva investasi PLTS pada gambar berikut menggambarkan akumulasi biaya

    yang dikeluarkan dan manfaat yang diperoleh dari investasi PLTS selama periode

    investasi (Gambar 2).

    PEMBAHASAN

    Penelitian ini menunjukkan kondisi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)

    yang mengacu pada Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 03

    Tahun 2014 spesifikasi teknis PLTS Terpusat dan/atau PLTS Tersebar. Pembangkit

    listrik tenaga surya (PLTS) terpusat yang akan dibangun mempunyai kapasitas 15 kWp

    dengan asumsi beban puncak 41.120 watt/h/hari, dan cadangan tanpa matahari selama 3

    (tiga) hari masing-masing PLTS didistribusikan pada 120 obyek pemanfaat yang

    terletak di Pulau Kanalo I dan 120 obyek pemanfaat di Pulau Liangliang.

    Pemahaman masyarakat tentang manfaat PLTS sebanyak 53% yang memilih

    kurang bermanfaat karena mereka merasakan kebutuhan listrik masih belum optimal

    jika disuplai oleh PLTS dan anggapan mereka lebih bermanfaat menggunakan listrik

    dari PLN seperti listrik ternaga diesel yang disuplai PLN pada Pulau Kambuno. Dari

    hasil penelitian persepsi masyarakat, pemahaman masyarakat akan manfaat PLTS yang

    cukup rendah (47%) sehingga semakin rendah persepsi masyarakat tentang PLTS, maka

    akan semakin rendah pula partisipasi terhadap pembangunan PLTS.

    Besarnya NPV menggambarkan nilai kini dari manfaat bersih yang diperoleh

    dari bisnis selama umur bisnis tersebut. Pembangunan PLTS di Pulau Sembilan

    dikatakan layak untuk dijalankan apabila memiliki NPV besar dari 0. Hasil perhitungan

    Net Present Valuepada PLTS yaitu lebih besar dari 0. Hasil perhitungan NPV tersebut

    menunjukan bahwa pembangunan PLTS akan mendapatkan manfaat kini bersih dari

  • 7/25/2019 --andimuhamm-15396-1-jurnal--a.pdf

    8/11

    usaha yang dijalankan selama umur proyek sebesar Rp. 704.540.742,-. Pembangunan

    PLTS dikatakan layak untuk dijalankan.

    Nilai IRR mengindikasikan besarnya kemampuan usaha untuk memberikan

    pengembalian atas modal yang dikeluarkan. IRR merupakan discount rate yang dapat

    membuat nilai NPV sama dengan nol. Dengan kata lain, ketika IRR sama dengan nilai

    discount rate yang digunakan dalam analisis finansial maka usaha tersebut tidak

    menghasilkan keuntungan bersih karena NPV yang dihasilkan bernilai nol. PLTS

    dikatakan layak untuk dijalankan ketika IRR yang dihasilkan lebih besar dari discount

    rate yang ditentukan dalam analisis. Berdasarkan perhitungan pada cash flow

    didapatkan, nilai IRR pada PLTS sebesar 5,97 persen. Hal itu menunjukan bahwa usaha

    mampu memberikan pengembalian atas modal yang dikeluarkan sebesar 5,97 persen.

    Berdasarkan IRR, dapat dikatakan bahwa PLTS layak untuk dijalankan karena IRR

    yang dihasilkan lebih besar dari tingkat diskonto yang digunakan yaitu sebesar 5 persen.

    Nilai Net B/C menunjukan seberapa besar manfaat yang akan didapatkan atas

    biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan proyek. PLTS dikatakan layak untuk dijalankan

    apabila nilai Net B/C besar dari 1. Nilai Net B/C pada pembangunan PLTS yaitu 1,14

    yang artinya setiap Rp 1 yang dikeluarkan sebagai biaya akan menghasilkan manfaat

    bersih sebesar Rp 1,14. Berdasarkan kriteria Net B/C pembangunan PLTS layak untuk

    dijalankan.

    Payback Period (PBP) menunjukan seberapa lama modal investasi yang telah

    dikeluarkan dapat kembali. Perusahaan dikatakan layak untuk dijalankan apabila nilai

    PBP lebih kecil dari umur proyek. Nilai PBP pada PLTS yaitu 15 tahun yang artinya

    adalah modal investasi yang telah ditanamkan perusahaan akan kembali setelah 15

    tahun sejak usaha dijalankan. PLTS dikatakan layak untuk dilaksanakan karena PBP

    terjadi pada tahun ke- 15 yang masih berada dalam umur proyek.

    Oleh karena itu, kuantitas dan kualitas penyerapan sinar matahari di wilayah

    PLTS harus dijaga. PLTS dan masyarakat harus sama-sama berkontribusi dalam upaya

    menjaga kinerja dan distribusi PLTS. Upaya yang dapat dilakukan masyarakat seperti

  • 7/25/2019 --andimuhamm-15396-1-jurnal--a.pdf

    9/11

    tidak melepas hewan ternak ke dalam wilayah PLTS, tidak melakukan pencurian listrik

    dan hemat energi. Upaya yang dilakukan oleh PLTS yakni Pemerintah Kabupaten Sinjai

    dalam menertibkan tinggi bangunan di wilayah PLTS. Upaya-upaya tersebut diharapkan

    dapat menjaga keberlanjutan PLTS di Kecamatan Pulau Sembilan.

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini bahwa kinerja produksi dan

    distribusi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) memenuhi ketersediaan tenaga

    listrik dalam jumlah yang cukup, kualitas yang baik, dan harga yang wajar. Persepsi

    masyarakat mengenai pemahaman PLTS, peranan PLTS, pemeliharaan PLTS, dan

    Pengelolaan PLTS yang rendah sehingga semakin rendah persepsi masyarakat tentang

    PLTS, maka akan semakin rendah pula partisipasi terhadap pembangunan PLTS. Nilai

    NPV, IRR, Net B/C, dan Payback Periode menunjukkanbahwapembangunan PLTS

    telah layak. Disarankan mengukur durasi atau lamanya penyinaran matahari di Pulau

    Sembilan. PLTS di Pulau Sembilan dapat dilaksanakan dengan upaya memperkecil

    biaya tetap dan biaya variabel, dan upaya dalam meningkatkan pendapatan dengan

    memberikan pelatihan dan panduan tentang mengelola dan memelihara PLTS, dan

    menaikkan iuran per bulan. Perlu adanya pengawasan dan pendampingan dari UnitPelaksana Teknis Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Kabupaten Sinjai agar PLTS

    dapat berkelanjutan.

  • 7/25/2019 --andimuhamm-15396-1-jurnal--a.pdf

    10/11

    DAFTAR PUSTAKA

    Ahammed F., dan Azeem A. (2009).An Economic Analysis of Solar PV Micro-Utility inRural Areas of Bangladesh. Proceedings of the 1st International Conference in

    the Developments of Renewable Energy, United International University,

    Dhaka. Bangladesh.

    Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral. (2014).

    Matahari untuk PLTS di Indonesia. Diakses 28 Maret 2014 . Available from:

    http://www.litbang.esdm.go.id/index.php?option=com_content&view=article&i

    d=541:matahari-untuk-plts-di-indonesia&catid=129:plts-plts&Itemid=172

    Bawan Elias K. (2012). Analisa Potensi Energi Terbarukan di Kabupaten Kaimana

    Propinsi Papua Barat. Diakses 4 Juni 2014. Available from:

    http://download.portalgaruda.org/article.php?article=10716&val750

    Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Sinjai. (2013).Inventarisasi Energi

    dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Sinjai 2013. Sinjai

    Hariansyah M. (2012). Analisis Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya padaRumah Tangga Kapasitas 500W, 220V.Diakses 28 Maret 2014. Available from:

    http://basuhpower.blogspot.com/2012/06/pembangkit-listrik-tenaga-surya.html

    Ibrahim Y. (2003). Studi Kelayakan Bisnis. PT Asdi Mahasatya, Jakarta.Isdawimah. (2010). Analisis Kinerja Pembangkit Listrik Energi Terbarukan pada

    Model Jaringan Listrik Mikro Arus Searah. Jurnal Ilmiah Politeknologi Vol. 9,Nomor 2, Mei 2010, Jakarta.

    Hamdani Tadjuddin. (2011). Proyeksi Kebutuhan Daya Listrik di Propinsi Sulawesi

    Tengah Tahun 2007-2020.Diakses 4 Juni 2014. Available from:

    http://download.portalgaruda.org/article.php?article=11262&val761

    Konnery Trinaldy. (2011). Strategi pemanfaatan pembangkit listrik tenaga surya

    (PLTS) di Indonesia sampai tahun 2025. Diakses 28 Maret 2014. Availablefrom:

    lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298381-T30250%20-

    %20Strategi%20pencapaian.pdf

    Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentangKetenagalistrikan.

  • 7/25/2019 --andimuhamm-15396-1-jurnal--a.pdf

    11/11

    47%

    53%

    sangat bermanfaat

    kurang bermanfaat

    LAMPIRAN

    Gambar 1. Grafik pemahaman masyarakat tentang manfaat PLTS

    Tabel 1. Hasil Analisis Kelayakan InvestasiNo Kriteria Kelayakan Hasil Penilaian

    1 NPV Rp. 975.281.674

    2 IRR 6,33 %

    3 Net B/C 1,20

    4 Payback Periode 5,6 Tahun

    Gambar 1. Kurva Investasi PLTS Pulau Sembilan