zat adiktif

27

Upload: farhan-prasetya

Post on 05-Dec-2014

3.607 views

Category:

Education


15 download

DESCRIPTION

Presentasi ini dibuat oleh saya sendiri. Semoga bisa membantu =D ~SMPN 177 Jakarta, Kelas 85, 177'15~ Zat Adiktif~

TRANSCRIPT

Page 1: Zat adiktif
Page 2: Zat adiktif

Kelompok 4 :

Brian WilliamFarhan Nabil Prasetya

Fikri AliansyahLazar Hafidzuddin

Muhammad Harits DizaNuragung Haryo Pamungkas

Zulfikar Mada Suksena

Page 3: Zat adiktif

Loading …

Page 4: Zat adiktif

Materi

Zat Adiktif dan Psikotropika

Pengertian Zat AdiktifPengertian

Zat Adiktif

Jenis-Jenis Zat Adiktif NAPZA Psikotropika

Penggunaan Zat Adiktif dan Psikotropika dalam

Bidang Kesehatan

Cara Pencegahan dan Pengobatan Zat Adiktif

dan Psikotropika

Page 5: Zat adiktif

Pengertian Zat Adiktif• Zat adiktif adalah zat-zat kimia yang dapat menimbulkan kecanduan atau

ketagihan (adiksi) bagi pemakainya serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik yang kuat dan ketergantungan psikologis yang panjang (drug dependence). Kelompok zat adiktif adalah narkotika (zat atau obat yang berasal dari tanaman) atau bukan tanaman, baik sintetik maupun semisintetik, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, mengurangi sampai menghilangkan rasa sakit, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Contoh zat adiktif adalah narkoba (narkotika dan obat-obat an berbahaya contohnya :• rokok• alkohol• kopi• ganja• opium• shabu-shabu• putau• morfin, dll

Page 6: Zat adiktif

Pengertian Zat Adiktif• Bentuk ketergantungan obat

1. Ketergantungan fisik, yang ditunjukkan melalui 2 faktor, yaitu:a. ToleransiYaitu menurunnya khasiat obat setelah pemakaian yang berulang-ulang, sehingga selanjutnya ia membutuhkan dosis yang lebihbesar untuk memberi khasiat yang sama. Lama kelamaandosis ini dapat mencapai batas yang membahayakansehingga dapat menimbulkan kematian.b. PemantanganDikenal juga dengan istilah putus obat atau abstinensi.Yaitu gejala-gejala sakit pada saat pemakaian obat dihentikan,seperti menggigil. Pemantangan ini menunjukkan bahwa obattersebut telah mempunyai peranan dalam fungsi tubuh orangitu, seolah-olah tubuhnya tidak bisa lepas lagi dari obat itu.

2. Ketergantungan psikologisSuatu keinginan yang tak tertahankan (kompulsif) untuk terus memakaiobat. Keadaaan ini sering juga disebut sakau / ketagihan.

Page 7: Zat adiktif

Jenis-Jenis Zat Adiktif1. Alkohol

Di kehidupan sehari-hari alkohol banyak terdapat pada minuman seperti Fanta, Sprit, Coca-Cola. Pada minuman kemasan ini kadar alkoholnya rendah. Alkohol juga terdapat pada tape dan minuman keras. Pada minuman keras kadar alkoholnya ada mencapai 90% sehingga jika diminum, merusak tubuh peminumnya.

Tidak pernah ada orang yang mengatakan bahwa alkohol itu enak, ketika untuk pertama kali meminumnya. Memang alkohol merupakan racun bagi tubuh kita. Alkohol mempengaruhi saraf, otot, dan pembuluh darah, bahkan lebih jauh lagi mempengaruhi kesadaran seseorang. Oleh karena itulah, orang yang sedang mabuk tidak wajar bicaranya dan juga jalannya sempoyongan. Saraf otaknya di bawah sadar sehingga orang yang mabuk tidak memiliki rasa malu serta melakukan hal-hal yang oleh orang yang sadar tidak akan melakukannya. Jika ia tambah lagi minumnya maka ia tidak sadarkan diri. Oleh karena itu, ada hubungan yang signifikan antara alkohol dan kriminalitas.

Terlalu banyak alkohol akan merusak lambung, hati, dan jantung. Jadi minum alkohol itu tidak ada gunanya karena di samping merusak kesehatan juga memungkinkan terjadinya tindak kriminalitas dan juga menghamburkan uang.

Page 8: Zat adiktif

Jenis-Jenis Zat Adiktif

2. TembakauPenggunaan tembakau lebih banyak daripada penggunaan alkohol

misalnya untuk rokok, pelengkap menyirih, atau dikunyah. Tembakau mengandung suatu racun yang disebut nikotin. Hal ini ditunjukkan oleh nama ilmiahnya, yaitu Nicotiana tabacum.

Nikotin dapat mempengaruhi saraf dan jantung. Orang yang pertama kali merokok, mungkin akan mabuk, merasa pusing wajahnya pucat, dan berkeringat dingin.

Di samping nikotin yang terbawa asap ketika merokok, akan masuk juga ke dalam paru-paru perokok itu ter dan partikel asap. Partikel asap dan ter inilah yang mengganggu tenggorokan sehingga perokok dapat menderita batuk kronis. Penyakit lain yang parah yang dapat ditimbulkan oleh tembakau ialah gangguan pada jantung dan kanker pada mulut, bibir, lidah, dan paru-paru. Merokok hanyalah suatu kebiasaan saja.

Oleh karena itu, janganlah kesehatan kita dikorbankan untuk sesuatu yang sia-sia ini.

Page 9: Zat adiktif

Jenis-Jenis Zat Adiktif

3. NarkotikNarkotik ialah zat-zat kimia yang pada tubuh manusia

mengganggu atau mematikan saraf sehingga dapat menginduksikan tidur dan mengurangi rasa sakit. Karena sifat-sifat itulah, narkotik digunakan dalam bidang kedokteran. Pemakaian dalam jumlah sedikit dan dengan pengawasan dokter tidak menimbulkan bahaya ketagihan.

Tembakau pun sebenarnya suatu narkotik, bedanya ialah bahwa tembakau menimbulkan kebiasaan pada pemakainya, sedangkan narkotik lainnya menyebabkan ketagihan. Kebiasaan itu suatu sikap mental, sedangkan ketagihan timbul karena adanya perubahan-perubahan dalam sel sebagai akibat dari gangguan yang terus-menerus.

Macam-macam narkotik:• Jenis candu , candu adalah jenis zat dari tanaman papaver somniferum,

yang berisi zat kimia aktif. Macamnya yaitu: heroin, kokain, dan morfin.

Page 10: Zat adiktif

Jenis-Jenis Zat Adiktif

• Jenis coca, coca adalah jenis tumbuhan yang dipergunakan daunnya untuk dikeringkan, kemudian diolah. Hasilnya berupa serbuk putih yang tidak berbau, yang disebut kokain. Penggunaannya dengan cara dihisap.

• Jenis LSD (Lisesic Acid Diethylamid), jenis obat yang sering disalahgunakan, dapat menyebabkan penyakit epilepsy, gila dan kanker darah.

• Jenis ganja (Cannabis sativa), pada bagian tanaman ganja, yang mengandung zat pembius adalah getahnya (dari bunga/daun muda). Awalnya, ganja dipakai sebagai obat untuk rasa nyeri/sakit, tetapi ternyata menimbulkan efek membahayakan, sehingga ganja tidak lagi dipergunakan sebagai pengobatan. Pengisapan ganja dapat digunakan dengan cara dicampur dengan rokok dan dimasukkan ke dalam permen.

Page 11: Zat adiktif

PsikotropikaPsikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan Narkotika,

yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif padasusunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitasmental dan perilaku. Psikoaktif artinya bekerja melalui mekanisme pengaktifan dimensi kejiwaan yang berupa perasaan, pikiran, dan perilaku. Zat psikotropika terdiri atas obat perangsang (stimulan), obat penekan susunan saraf pusat (depresan), dan obat halusinasi (halusinogen).

Psikotropika dibedakan dalam golongan-golongan sebagai berikut.a. Psikotropika golongan I : yaitu psikotropika yang tidak digunakan untuktujuan

pengobatan dengan potensi ketergantungan yang sangat kuat dankarenanya hanya digunakan untuk ilmu pengetahuan (Contoh : ekstasi,shabu, LSD)

b. Psikotropika golongan II : yaitu psikotropika yang digunakan untukkepentingan ilmu pengetahuan dan berkhasiat terapi tetapi berpotensikuat dapat menimbulkan ketergantungan ( Contoh amfetamin,metilfenidat atau ritalin)

c. Psikotropika golongan III : yaitu psikotropika yang digunakan untuk tujuanilmu pengetahuan dan dapat juga untuk terapi namun dengan efekketergantungannya sedang dari kelompok hipnotik sedatif. ( Contohamfetamin, metilfenidat atau ritalin)

d. Psikotropika golongan IV : yaitu psikotropika yang efekketergantungannya ringan(Contoh : diazepam, bromazepam,Fenobarbital, klonazepam, klordiazepoxide, nitrazepam, seperti pil BK, pilKoplo, Rohip, Dum, MG)

Page 12: Zat adiktif

Psikotropika

1. Obat Perangsang (Stimulan)Obat perangsang atau stimulan adalah obat-obatan yang dapat

menimbulkan rangsang tertentu pada pemakainya. Obat ini bekerja dengan memberikan rangsangan terhadap otak dan saraf. Obat rangsang dapat berupa amphetamine atau turunannya. Stimulan yang sering beredar di pasaran adalah ekstasi dan shabu-shabu.

Pemakaian amphetamine sebagian besar dimanfaatkan untuk menekan nafsu makan berlebih, mengobati penderita hiperaktif, dan penderita narcolepsy, yaitu serangan rasa mengantuk berat yang tiba-tiba dan tidak terkontrol. Akan tetapi, stimulan juga banyak disalahgunakan dalam bentuk konsumsi di luar batas takaran yang dianjurkan.

Pada tahap awal pemakaian, akan timbul perasaan senang berlebihan, rasa percaya diri yang besar, dan semangat yang terlalu tinggi. Pada pemakaian dalam dosis berlebih akan menunjukkan gejala-gejala seperti kejang-kejang, panik, muntah-muntah, diare, bola mata membesar, halusinasi yang menakutkan, tidak dapat mengendalikan emosi, dan koma, yang jika dibiarkan dapat menyebabkan kematian.

Page 13: Zat adiktif

Psikotropika

Contoh stimulan antara lain :• Kokain

Kokain termasuk ke dalam salah satu jenis dari narkotika. Kokain diperoleh dari hasil ekstraksi daun tanaman koka (Erythroxylum coca). Zat ini dapat dipakai sebagai anaestetik (pembius) dan memiliki efek merangsang jaringan otak bagian sentral. Pemakaian zat ini menjadikan pemakainya suka bicara, gembira yang meningkat menjadi gaduh dan gelisah, detak jantung bertambah, demam, perut nyeri, mual, dan muntah. Seperti halnya narkotika jenis lain, pemakaian kokain dengan dosis tertentu dapat mengakibatkan kematian.

• Kafein (kopi dan teh)Kopi dan teh mengandung zat kimia yang tergolong stimulan, yaitu kafein. Kafein berkhasiat untuk menstimulasi susunan syaraf pusat dengan efek menghilangkan rasa lapar, letih, dan mengantuk. Kafein dapat meningkatkan daya konsentrasi dan suasana jiwa. Penggunaan yang berlebihan (lebih dari 20 gelas per hari) dapat mengakibatkan ketagihan

Page 14: Zat adiktif

Psikotropika

• AmphetaminAmphetamin adalah obat terlarang yang berbentuk kapsul, pil, atau tepung. Amphetamin adalah "pendorong" stimulan yang mengubah suasana hati. Satu tipe amphetamin memiliki efek perangsang yang kuat pada jaringan syaraf. Penggunanya sering menjadi tergantung pada obat ini secara mental. Tingkah lakunya kasardan aneh sering dijumpai di kalangan pemakai kronis. Jika overdosis akan menimbulkan gejala-gejala: jantung berdebar-debar, panik, mengamuk, paranoid (curiga berlebihan), tekanan darah naik, pendarahan otak, suhu tubuh tinggi, kejang, kerusakan pada ujung-ujung saraf, dan dapat mengakibatkan kematian. Jika sudah kecanduan, kemudian dihentikan akan menimbulkan gejala putus obat sebagai berikut: lesu, apatis, tidur berlebihan, depresi, dan mudah tersinggung.

Page 15: Zat adiktif

Psikotropika

2. Obat Penekan Saraf Pusat (Depresan)Obat jenis depresan adalah obat yang bereaksi memperlambat kerja sistem saraf pusat. Obat jenis ini biasanya berupa obat tidur dan obat penenang. Obat ini biasanya diminum untuk mengurangi rasa cemas atau untuk membuat pikiran menjadi lebih santai. Obat ini juga dipakai untuk mengatasi insomnia (penyakit kesulitan tidur). Contoh obat penekan saraf pusat antara lain diazepam (valium), nitrazepam (mogadon), luminal, dan pil KB. Di Indonesia para pengedar menamakan obat-obatan ini sebagai pil koplo. Penyalahgunaan obat penekan saraf dapat menimbulkan berbagai macam efek, antara lain perasaan menjadi labil, bicara tak karuan dan tidak jelas, mudah tersinggung, serta daya ingat dan koordinasi motorik terganggu sehingga jalannya menjadi limbung.

Page 16: Zat adiktif

Psikotropika

3. Halusinogen (Obat Halusinasi)Obat jenis halusinogen adalah obat yang jika dikonsumsi dapat

menyebabkan timbulnya halusinasi. Halusinogen paling terkenal adalah lysergic acid diethylamide (LSD). Selain itu, ada juga halusinogen yang tak kalah hebatnya dalam menciptakan halusinasi bagi pemakainya, yaitu psilocybin, yang dihasilkan dari spesies jamur tertentu, dan mescaline, yang dihasilkan dari sejenis kaktus yang bernama peyote.

Efek yang ditimbulkan oleh penyalahgunaan obat halusinasi ini adalah sebagai berikut.

a. Keringat berlebihan, denyut jantung menjadi cepat dan tak teratur, timbul perasaan cemas.

b. Pupil mata melebar dan pandangan mata kabur.c. Terjadi gangguan koordinasi motorik dan terjadi halusinasi.

Page 17: Zat adiktif

NAPZANAPZA atau singkatan dari Narkotika, psikotropika dan zat adiktif. NAPZA

merupakan kelompok obat dan zat yang memberikan efek buruk bagi penggunanya. Narkotika berbeda dengan psikotropika dan zat adiktif.

Narkotika adalah zat yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan menimbulkan ketergantungan. Zat itu dapat berasal dari tanaman atau pun merupakan hasil sintesis. Zat yang tergolong dalam narkotika antara lain opium, morfin, heroin, ganja, kokain dan metadon.

Zat-zat kimia itu dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang. Pemakaian terus menerus akan mengakibatkan ketergantungan fisik dan/atau psikologis. Risiko yang pasti terjadi adalah kerusakan pada sistem syaraf dan organorgan penting lainnya seperti jantung, paru-paru, dan hati.

Psikotropika adalah zat yang memiliki pengaruh tertentu terhadap tubuh. Zat ini biasanya digunakan dalam bidang kedokteran untuk tujuan tertentu. Diantaranya amfetamin yang digunakan sebagai pengurang depresi dan pengendali nafsu makan. Amfetamin disebut juga dengan shabu-shabu. Psikotropika lain yang banyak di salah gunakan adalah MDMA atau lebih dikenal dengan ectasy.

Page 18: Zat adiktif

Ciri-Ciri NAPZACiri-ciri NAPZA:

Ada beberapa ciri pengguna narkoba (napza):

Fisik• Berat badan turun drastis.• Buang air besar dan kecil kurang lancar.• Mata terlihat cekung dan merah, muka pucat, dan bibir kehitam-hitaman.• Sembelit atau sakit perut tanpa alasan yang jelas.• Tangan penuh dengan bintik-bintik merah, seperti bekas gigitan nyamuk dan ada

tanda bekas luka sayatan. Goresan dan perubahan warna kulit di tempat bekas suntikan.

Emosi• Bila ditegur atau dimarahi, dia malah menunjukkan sikap membangkang.• Emosinya naik turun dan tidak ragu untuk memukul orang atau berbicara kasar

terhadap anggota keluarga atau orang di sekitarnya.• Nafsu makan tidak menentu.• Sangat sensitif dan cepat bosan.

Page 19: Zat adiktif

Ciri-Ciri NAPZAPerilaku• Bicara cedal atau pelo.• Jalan sempoyongan• Malas dan sering melupakan tanggung jawab dan tugas-tugas rutinnya.• Mengalami jantung berdebar-debar.• Mengalami nyeri kepala.• Mengalami nyeri/ngilu sendi-sendi.• Mengeluarkan air mata berlebihan.• Mengeluarkan keringat berlebihan.• Menunjukkan sikap tidak peduli dan jauh dari keluarga.• Selalu kehabisan uang.• Sering batuk-batuk dan pilek berkepanjangan, biasanya terjadi pada saat gejala "putus

zat".• Sering berbohong dan ingkar janji dengan berbagai macam alasan.• Sering bertemu dengan orang yang tidak dikenal keluarga, pergi tanpa pamit dan pulang

lewat tengah malam.• Sering mengalami mimpi buruk.• Cenderung menarik diri dari acara keluarga dan lebih senang mengurung dikamar• Sikapnya cenderung jadi manipulatif dan tiba-tiba tampak manis bila ada maunya, seperti

saat membutuhkan uang untuk beli obat, dll

Page 20: Zat adiktif

Cara Pencegahan dan Pengobatan Zat Adiktif dan Psikotropika

Kita semua harus berupaya untuk terhindar dari penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika. Pencegahan penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika memerlukan peran bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah.

a. Peran Anggota KeluargaSetiap anggota keluarga harus saling menjaga agar jangan sampai ada anggota keluarga yang terlibat dalam penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika. Kalangan remaja ternyata merupakan kelompok terbesar yang menyalahgunakan zat-zat tersebut. Oleh karena itu, setiap orang tua memiliki tanggung jawab membimbing anakanaknya agar menjadi manusia yang bertaqwa kepada Tuhan. Karena ketaqwaan inilah yang akan menjadi perisai ampuh untuk membentengi anak dari menyalahgunakan obat-obat terlarang dan pengaruh buruk yang mungkin datang dari lingkungan di luar rumah.

b. Peran Anggota MasyarakatKita sebagai anggota masyarakat perlu mendorong peningkatan pengetahuan setiap anggota masyarakat tentang bahaya penyalahgunaan obat-obat terlarang. Selain itu, kita sebagai anggota masyarakat perlu memberi informasi kepada pihak yang berwajib jika ada pemakai dan pengedar narkoba di lingkungan tempat tinggal.

Page 21: Zat adiktif

Cara Pencegahan dan Pengobatan Zat Adiktif dan Psikotropikac. Peran Sekolah

Sekolahperlu memberikan wawasan yang cukup kepadapara siswa tentang bahaya penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika bagi diri pribadi, keluarga, dan orang lain. Selain itu, sekolah perlu mendorong setiap siswa untuk melaporkan pada pihak sekolah jika ada pemakai atau pengedar zat adiktif dan psikotropika di lingkungan sekolah. Sekolah perlu memberikan sanksi yang mendidik untuk setiap siswa yang terbukti menjadi pemakai atau pengedar narkoba.

d. Peran PemerintahPemerintah berperan mencegah terjadinya penyalahgunaan narkotika dan psikotropika dengan cara mengeluarkan aturan hukum yang jelas dan tegas. Di samping itu, setiap penyalahguna, pengedar, pemasok, pengimpor, pembuat, dan penyimpan narkoba perlu diberikan sanksi atau hukuman yang membuat efek jera bagi si pelaku dan mencegah yang lain dari kesalahan yang sama

Page 22: Zat adiktif

Cara Pencegahan dan Pengobatan Zat Adiktif dan Psikotropika Untuk mencegah dan menyembuhkan orang yang menyalahgunakan

zat adiktif dan psikotropika dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu; : 1. Pencegahan primer adalah upaya pencegahan agar orang sehat

tidak terlibat penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika. Beberapa upaya yang termasuk pencegahan primer, diantaranya; • Memberikan penerangan tentang apa dan akibat penyalahgunaan narkoba• Menyampaikan informasi hukuman bagi pemakai dan pengedar narkoba • Percaya diri • Kenali penyebab terjerumus penyalahgunaan narkoba • Kembangkan sikap melawan /menolak penyalahgunaan narkoba • Menjadikan orang tua sebagai tauladan • Mengikuti kegiatan yang sehat dan kreatif • Mematuhi norma dan peraturan yang berlaku dimasyarakat.

Page 23: Zat adiktif

Cara Pencegahan dan Pengobatan Zat Adiktif dan Psikotropika2. Pencegahan sekunder adalah upaya pencegahan pada saat

penggunaan sudah sudah terjadi dan diperlukan upaya penyembuhan (terapi). Tahapan ini meliputi : • Tahapan penerimaan awal (initial intake) Tahapan ini dilakukan antara 1-3 hari dengan melakukan pemeriksaan fisik dan mental • Tahapan detoksifikasi dan terapi komplikasi medic Tahapan ini dilakukan antara 1-3 minggu untuk melakukan pengurangan ketergantungan bahan-bahan adiktif secara bertahap

3. Pencegahan tersier adalah upaya untuk merehabilitasi mereka yang sudah memakai dan dalam proses penyembuhan. Tahap ini biasanya terdiri atas : • Tahapan stabilisasi Tahapan ini dilakukan 3-12 bulan untuk mempersiapkan pengguna kembali kemasyarakat • Tahapan sosialisasi dalam masyarakat Tahapan ini dilakukan agar mantan pecandu narkoba mampu mengembangkan kehidupan yang bermakna di masyrakat.

Page 24: Zat adiktif

Penggunaan Zat Adiktif dan Psikotropika dalam Bidang Kesehatan

Penggunaan zat adiktif dan psikotropika dalam bidang kesehatan hanya boleh dilakukan oleh pihak yang berwenang (dokter, psikiater, atau petugas kesehatan lain) dengan jenis dan dosis yang terkontrol. Penggunaan jenis obat ini biasanya dilakukan dalam keadaan mendesak, yaitu jika obat-obat lain tidak bisa menyembuhkan. Penggunaan obat-obatan yang tergolong NAPZA dalam bidang kesehatan antara lain adalah :

a. Morfin, terutama digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri yang hebat yang tidak dapat diobati dengan analgetik non narkotik. Apabila rasa nyeri makin hebat maka dosis yang digunakan juga makin tinggi. Semua analgetik narkotika dapat menimbulkan adiksi (ketagihan). Morfin juga digunakan untuk mengurangi rasa tegang pada penderita yang akan dioperasi.

Page 25: Zat adiktif

Penggunaan Zat Adiktif dan Psikotropika dalam Bidang Kesehatanb. Heroin, merupakan turunan morfin yang berfungsi sebagai

depresant, misalnya meredakan batuk.c. Barbiturat, (pentobarbital dan secobarbital) sering digunakan

untuk menghilangkan rasa cemas sebelum operasi.d. Amfetamin (dan turunannya), digunakan untuk mengurangi

depresi, menambah kewaspadaan, menghilangkan rasa kantuk dan lelah, menambah keyakinan diri dan konsentrasi, serta euforia.

e. Meperidin (sering juga disebut petidin, demerol, atau dolantin), digunakan sebagai analgesia. Obat ini tidak efektif untuk terapi batuk dan diare. Daya kerja meperidin lebih pendek daripada morfin.

f. Metadon, digunakan sebagai analgesia bagi penderita rasa nyeri dan digunakan pula untuk terapi pecandu narkotika.

Page 26: Zat adiktif

Penggunaan Zat Adiktif dan Psikotropika dalam Bidang Kesehatan

Penggunaan zat adiktif dan psikotropika dalam bidang kesehatan hanya boleh dilakukan oleh pihak yang berwenang (dokter, psikiater, atau petugas kesehatan lain) dengan jenis dan dosis yang terkontrol. Penggunaan jenis obat ini biasanya dilakukan dalam keadaan mendesak, yaitu jika obat-obat lain tidak bisa menyembuhkan. Penggunaan obat-obatan yang tergolong NAPZA dalam bidang kesehatan antara lain adalah :

a. Morfin, terutama digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri yang hebat yang tidak dapat diobati dengan analgetik non narkotik. Apabila rasa nyeri makin hebat maka dosis yang digunakan juga makin tinggi. Semua analgetik narkotika dapat menimbulkan adiksi (ketagihan). Morfin juga digunakan untuk mengurangi rasa tegang pada penderita yang akan dioperasi.

Page 27: Zat adiktif