pengertian psikotropika dan zat adiktif

26
LATAR BELAKANG PENGERTIAN PSIKOTROPIKA DAN ZAT ADIKTIF NAPZA (Narkotika, Psikoropika, Zat Adiktif) atau NARKOBA (Narkotika dan Obat Berbahaya) sudah tidak asing lagi bagi masyarakat, kedua istilah ini sering dipakai untuk menyebutkan jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan mental dan perilaku. Menurut UU RI no 5/1997, Psikotropika adalah obat baik alamiah maupun buatan, bukan narkotika yang bersifat atau berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku. Psikotropika merupakan bahan alami atau buatan yang digunakan untuk pengobatan dan perkembangan ilmu pengetahuan. Efek yang dapat ditimbulkan oleh psikotropika adalah depresant (menenangkan), stimulant (memberi penguatan), dan halusinogen (menimbulkan dunia hayalan). Zat adiktif adalah zat yang apabila dikonsumsi secara teratur, sering dan dalam jumlah yang banyak dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi). Zat adiktif yang dimaksud disini adalah zat yang berpengaruh psikoaktif diluar yang disebut narkotika dan psikotropika. PENGGOLONGAN PSIKOTROPIKA DAN ZAT ADIKTIF Psikotropika banyak digunakan dalam dunia kesehatan dan perkembangan ilmu kedokteran. Berdasarkan penggunaan secara klinik, psikotropika terbagi atas 4 golongan yaitu :

Upload: arfin-ramadhan

Post on 23-Oct-2015

121 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

aaqaa

TRANSCRIPT

Page 1: Pengertian Psikotropika Dan Zat Adiktif

LATAR BELAKANG

PENGERTIAN PSIKOTROPIKA DAN ZAT ADIKTIF

NAPZA (Narkotika, Psikoropika, Zat Adiktif) atau NARKOBA (Narkotika dan Obat

Berbahaya) sudah tidak asing lagi bagi masyarakat, kedua istilah ini sering dipakai untuk

menyebutkan jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan mental dan perilaku. Menurut UU

RI no 5/1997, Psikotropika adalah obat baik alamiah maupun buatan, bukan narkotika yang

bersifat atau berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf yang

menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku.

Psikotropika merupakan bahan alami atau buatan yang digunakan untuk pengobatan dan

perkembangan ilmu pengetahuan. Efek yang dapat ditimbulkan oleh psikotropika adalah

depresant (menenangkan), stimulant (memberi penguatan), dan halusinogen (menimbulkan dunia

hayalan). Zat adiktif adalah zat yang apabila dikonsumsi secara teratur, sering dan dalam jumlah

yang banyak dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi). Zat adiktif yang dimaksud disini

adalah zat yang berpengaruh psikoaktif diluar yang disebut narkotika dan psikotropika.

PENGGOLONGAN PSIKOTROPIKA DAN ZAT ADIKTIF

Psikotropika banyak digunakan dalam dunia kesehatan dan perkembangan ilmu

kedokteran. Berdasarkan penggunaan secara klinik, psikotropika terbagi atas 4 golongan yaitu :

a. Obat Antipsikosis

Obat antipsikosis disebut juga neuroleptik yang bermanfaat pada terapi

psikosis (sakit jiwa/gila) akut maupun kronik. Disebut obat antipsikotika adalah

obat yang mengatur supaya fungsi umum seperti berpikir dan berkelakuan normal

dapat berfungsi lagi. Obat-obat ini meredakan emosi dan agresi yang umumnya

dideritaoleh psikosis (mengalami gangguan kejiwaan/gila). Obat yang termasuk

golongan antipsikosis antara lain promazin, domperidon dan karfenazin.

b. Antiansietas

Antiansietas terutama berguna untuk pengobatan psikoneurosis (gangguan

emosi). Antiansientas yang terutama adalah golongan Benzodiazepin. Golongan

Benzodiazepin yang banyak disalahgunakan diantaranya adalah Dizepam

(valium), Bromazepam (lexotan), Flunitrazepam (rohypnol), Nitrazepam

Page 2: Pengertian Psikotropika Dan Zat Adiktif

(mogadon) dan Nitradizepam (nipam). Penggunaan antiansietas dosis tinggi

dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan ketergantungan psikis dan

fisik.

Gambar 1 :(a). Nitrazepam (mogadon), (b). Diazepam (valium), (c).Flunitrazepam (Rohypnol)

c. Obat Antidepresi

Obat Antidepresi ialah obat untuk mengatasi depresi mental, selain itu

digunakan untuk menghilangkan, memperbaiki dan meringankan gejala-gejala

Page 3: Pengertian Psikotropika Dan Zat Adiktif

suasana jiwa seperti murung dan lain sebagainya, yang termasuk obat golongan

antidepresi antara lain Zolof, Anafrinie, dan Prozac.

d. Obat Psikogenik

Psikogenik adalah obat yang dapat menimbulkan kelainan tingkah laku,

disertai halusinasi, ilusi, dan gangguan cara berpikir, jadi dapat menimbulkan

psikosis (gangguan kejiwaan yang sangat akut dan kronik). Salah satu golongan

psikogenik yang banyak dikenal oleh masyarakat adalah marihuana atau ganja.

Sesuai dengan Undang-undang RI no 5 tahun 1997 tentang psikotropika, yang

termasuk golongan psikotropika adalah Sedative-Hipnotik, Amfetamin, dan

Halusinogen.

1. Sedative-Hipnotik (Depresant)

Sedative-Hipnotik merupakan penekan susunan saraf pusat. Dalam

dosis kecill dapat mengatasi ansietas (perasaan cemas) sedangkan dalam

jumlah besar dapat menginduksi tidur. Contohnya antara lain : sedatin/pil

BK, rohypnol, magadon, valium dan mandrax (MX). Sedative-Hipnotik

yang banyak disalahgunakan adalah golongan Benzodiazepin yang dapat

dikonsumsi secara oral (ditelan).

Gambar 2 : Benzodiazepin

Benzodiazepin yang telah dikonsumsi akan mengalami

metabolisme di hati. Dari mekanisme metabolisme tersebut dapat dilihat

akumulasi Benzodiazepin mana yang mengalami akumulasi di darah dan

yang tidak. Sebelum diekskresi melalui ginjal, Benzodiazepin dan

metabolitnya akan dimetabolisasi lebih lanjut oleh enzim di hati (hepar).

Pengaruh Sedative-Hipnotik terhadap susunan saraf pusat bergantung pada

dosis atau jumlah yang dipakai, dengan tingkat pengaruh sebagai berikut :

Page 4: Pengertian Psikotropika Dan Zat Adiktif

a) Dalam jumlah kecil, menyebabkan rasa tenang, mengurangi

ansietas, dan terjadi pengendalian diri yang kurang terkontrol.

b) Dalam jumlah sedang, menyebabkan mengantuk, menginduksi

tidur dan memperpanjang tidur.

c) Dalam dosis yang lebih banyak, menimbulkan efek anestesi, hilang

kesadaran, dan amnesia.

Obat penenang golongan Benzodiazepin, menimbulkan efek di otak

dengan mempengaruhi neurotransmitter GABA yang bertanggung jawab akan

sadartidaknya manusia dan juga pada reseptor yang mendatangkan rasa nyaman.

2. Amfetamin (Stimulan)

Amfetamin adalah suatu bahan sintetik (buatan) yang tergolong

perangsang susunan saraf. Ada tiga jenis amfetamin yaitu laevoamfeamin

(benzedrin), dekstroamfetamin (deksedrin), dan metilamfetamin (metedrin).

Golongan amfetamin yang banyak disalahgunakan adalah MDMA (3,4, metilan-

di-oksi met-amfetamin) atau lebih dikenal dengan ekstasi dan metamfetamin

(shabu-shabu). Amfetamin dapat dikonsumsi dengan cara ditelan, yang kemudian

akan diabsorbsi seluruhnya ke dalam darah. Pada penggunaan secara intravena

dalam beberapa detik akan sampai di otak.

Gambar 3 :(a). Ekstasi dan (b)Shabu-shabu

Penggunaan dengan cara dihirup, mula-mula uap amfetamin akan

mengendap di paru-paru kemudian diabsorbsi secara cepat oleh darah. Pengaruh

penggunaan amfetamin bergantung pada jenis amfetamin, jumlah yang digunakan

dan cara menggunakannya. Secara umum amfetamin sendiri digolongkan pada

Page 5: Pengertian Psikotropika Dan Zat Adiktif

dosis rendah dan dosis sedang ialah 5-50 mg, sedangkan dosis tinggi, lebih dari

100mg, biasanya digunakan secara oral.

3. Halusinogen

Halusinogen banyak yang alami, yaitu terdapat pada tumbuhan tertentu

atau terdapat pada bagian tertentu dari hewan tertentu. Selebihnya adalah sintetik

(buatan). Halusinogen alami antara lain ganja, kecubung, mescalin yang berasal

dari kaktus Liphophora williamsii dan psilocybin yang berasal dari jamur

Psilocybe mexicana dan halusinogen sintetik antara lain adalah LSD (Lysergic

acid Diethylamide). Ganja akan menimbulkan halusinogen bila pada dosis yang

tinggi.

Gambar 4 : Halusinogen alami (a) Ganja, (b) Kaktus Liphophora williamsii , (c) jamur

Psilocybe mexicana; Halusinogen sintetik

Page 6: Pengertian Psikotropika Dan Zat Adiktif

Jenis-jenis psikotropika yang banyak disalahgunakan antara lain :

A. EKSTASI

Rumus kimia ekstasi adalah 3-4 methylene-dioksy-methil-amphetamin (MDMA).

Senyawa ini ditemukan dan mulai dibuat pada penghujung abad lalu. Pada ahir 1950-an MDMA

dipakai oleh para ahli dokter jiwa. Informasi tentang MDMA muncul pada tahun 1973. Ekstasi

dikenal sebagai inex, xtc, adam dan essense. Dikemas dalam bentuk tablet dan kapsul. Biasanya

dapat dikonsumsi secara oral. Ekstasi mulai bereaksi 20 sampai 60 menit setelah diminum.

Efeknya berlangsung maksimum 1 jam.

Gambar : Ekstasi

Pengaruh setelah pemakaian, seluruh tubuh akan terasa melayang. Kadangkadang, pupil

mata membesar dan jantung berdegup lebih kencang, serta meningkatkan pernapasan. Jenis

reaksi fisik biasanya tidak berlangsung dalam waktu yang lama. Selebihnya akan timbul

perasaan seolah-olah kita menjadi hebat dalam segala hal dan segala perasaan malu akan hilang.

Kepala akan terasa ringan, rileks dan nyaman. Semua perasaan tersebut akan berangsur-angsur

menghilang dalam waktu 4 sampai 6 jam. Selanjutnya kita akan merasa lelah dan tertekan.

B. SHABU-SHABU

Shabu-shabu dengan nama kimia met-amfetamin berbentuk kristal biasanya berwarna

putih, dan dikonsumsi dengan cara dibakar kemudian dihisap menggunakan alat yang disebut

Bong (sejenis pipa yang di dalamnya berisi air). Ada juga sebagian yang memakai dengan

menyuntik. Shabu tergolong amfetamin yang berpengaruh memacu kerja otak, sering disebut

Page 7: Pengertian Psikotropika Dan Zat Adiktif

ubas, ice. Shabu-shabu memiliki masa kerja 6-8 jam. Euforia (perasaan nyaman tanpa sebab)

yang begitu kuat dicapai dalam beberapa menit pada penggunaan dengan cara dirokok atau

disuntikan intravena, 3-5 menit pada penggunaan secara disedot melalui hidung, dan 15-20 menit

pada penggunaan secara oral.

Gambar : Shabu-shabu

C. LYSERGIC ACID DIETHYLAMIDE(LSD)

Lysergic acid Diethylamide (LSD) merupakan halusinogen yang dapat menyebabkan

halusinasi dan biasanya digunakan secara oral, jarang digunakan secara dirokok ataupun dengan

suntikan. LSD sering disebut dengan acid, red dragon, blue heaven, dan sugar cubes. LSD secara

cepat diserap dari saluran cerna dan mukosa mulut sehingga gejalanya dapat terlihat setelah

sepuluh menit. Pengaruh LSD terhadap pengguna sangat beragam, bergantung pada jumlah yang

dipakai, cara pemakaian, dan seberapa lama sesudah LSD dikonsumsi.

Gambar : LSD

Page 8: Pengertian Psikotropika Dan Zat Adiktif

Pengaruh segera setelah pemakaian antara lain pupil mata melebar, tidak bisa tidur, mulut

kering, selera makan hilang, suhu tubuh meningkat, denyut jantung cepat, tekanan darah naik

dan berkeringat. Gejala di atas menghilang sesudah 8-12 jam setelah pemakaian.

D. GANJA

Ganja dikenal dengan sebutan marijuana, grass, hash, atau hashish dalam bahasa gaul

disebut dengan ‘cimeng’. Berbagai bentuk ganja umumnya berasal dari pohon ganja yang

disebut Cannabis sativa dan Cannabis indica yang tumbuh di seluruh dunia.

Gambar : Ganja

Ganja dapat dikonsumsi sebagai makanan dalam bentuk manisan, diseduh seperti teh atau

kopi, tetapi kebanyakan dirokok seperti merokok tembakau. Ganja yang dirokok biasanya berupa

tanaman yang sudah dikeringkan dan dirajang, kemudian dilinting seperti tembakau.

Asap ganja dimasukkan ke dalam paru dan ditahan untuk beberapa detik sebelum

dikeluarkan. Ganja mengandung zat psikoaktif yang disebut dengan THC (Tetra hydro

cannabinol) yang merupakan faktor utama penyebab halusinasi. THC ini akan cepat

meninggalkan plasma dan masuk ke jaringan yang mengandung lemak, terutama otak. THC

Page 9: Pengertian Psikotropika Dan Zat Adiktif

dimetabolisasi di hati dan dikeluarkan terutama melalui tinja dan air seni. Dampak yang

ditimbulkan oleh ganja adalah kegembiraan, cerewet dalam bicara, dan rileks. Pengaruh ganja

akan bertahan kira-kira 2-4 jam.

ZAT ADIKTIF

Zat adiktif yang dimaksud disini zat yang berpengaruh psikoaktif diluar yang disebut

narkotika dan psikotropika. Zat adiktif merupakan zat yang apabila dikonsumsi secara teratur,

sering dan dalam jumlah yang cukup banyak dapat menyebabkan kerja biologi serta

ketergantungan atau adiksi yang sulit dihentikan dan berefek ingin menggunakannya secara terus

menerus dan jika dihentikan dapat memberi efek luar biasa atau sakit luar biasa. Bahan yang

mengandung zat adiktif dan banyak disalahgunakan antara lain adalah :

a. ALKOHOL

Alkohol yang dimaksud adalah semua jenis minuman yang mengandung

etilalkohol atau etanol, misalnya wiski, vodka, gin, bir, saguer, tuak, brem, arak dan ciu.

Alkohol dalam bentuk minuman banyak diminati orang. Pecandu minuman beralkohol

dapat mengalami keracunan dan mabuk. Kondisi mabuk mengakibatkan koordinasi

motorik terganggu sehingga dapat membuat seseorang berbuat diluar kesadarannya dan

dapat berbuat di luar batas perikemanusiaan.

Gambar 9 : Bir

Page 10: Pengertian Psikotropika Dan Zat Adiktif

b. ROKOK

Rokok yang dikonsumsi oleh masyarakat pada umumnya, mengandung 4.000 zat

berbahaya, yang paling berbahaya adalah nikotin, tar, dan karbon monoksida (CO).

Nikotin merupakan bahan penyebab ketergantungan. Tembakau yang mengandung

nikotin biasanya digunakan dengan cara dibakar dan dihisap sebagai rokok sigaret,

cerutu, atau pipa (cangklong), dikunyah atau disedot melalui hidung. Rokok mengandung

tiga bahan utama yang berbahaya bagi kesehatan tubuh, yaitu nikotin, karbon monoksida

dan TAR.

a. Nikotin

Nikotin adalah senyawa kimia yang terdapat dalam daun tembakau.

Nikotin menimbulkan efek menenangkan sehingga perokok akan merasa tenang

setelah menghisap rokok. Nikotin dapat menyebabkan kerusakan otak.

b. Karbonmonoksida

Karbonmonoksida atau CO merupakan gas beracun yang terdapat dalam

asap rokok. Gas ini dapat berikatan dengan hemoglobin, menggantikan oksigen.

Akibatnya, tubuh akan kekurangan oksigen dan menjadi lemas

c. TAR

TAR merupakan komponen pada asap rokok, yang terdiri atas kumpulan

dari ribuan macam bahan kimia. Diantaranya, karbonmonoksida, nitrogenoksida,

hydrogen sianida amonia, benzene, methanol dll. Bahan ini dapat berasal dari

daun tembakau itu sendiri maupun dari zat yang ditambahkan pada tembakau saat

pemrosesan dalam pabrik. TAR bersifat karsinogenik sehingga dapat

menyebabkan kanker.

Page 11: Pengertian Psikotropika Dan Zat Adiktif

Gambar 10 : Kandungan zat kimia yang ada pada rokok

c. INHALANSIA ATAU SOLVEN

Inhalansia (zat yang dihirup) atau solven (zat pelarut yang mudah menguap) yaitu

berupa senyawa organik yang sering digunakan untuk berbagai keperluan industri,

bengkel, dan rumah tangga seperti misalnya, tiner, pembersih kuku (aseton), berbagai

jenis lem, aerosol, bensin, dan bensin. Zat ini banyak disalahgunakan dengan cara

dihirup.

Gambar 11 : (a). Lem, (b). Cat Kuku, (c). Thiner

Obat-obatan termasuk psikotropika dapat dikonsumsi dengan berbagai cara,

dengan cara kerja yang berbeda-beda, tergantung cara pemakaiannya, berikut beberapa

cara pemakaian obat :

Page 12: Pengertian Psikotropika Dan Zat Adiktif

1. Pemakaian obat secara oral adalah melalui saluran pencernaan dengan cara di

memasukkan melalui mulut dan masuk ke dalam saluran cerna

Gambar 12 : Meminum Obat Secara Oral

2. Obat dapat diberikan melalui aliran darah, yaitu dengan suntikan

intravena (disuntikan langsung ke dalam vena atau pembuluh darah balik),

suntikan intramuscular (ke dalam otot), suntikan subkutan (ke lapisan

lemak di bawah kulit).

Gambar 13 : Penggunaan obat melaui suntikan

3. Obat juga dapat diberikan melalui permukaan kulit dalam bentuk salep

dan obat gosok.

Page 13: Pengertian Psikotropika Dan Zat Adiktif

Gambar 14 : Pemakaian melalui permukaan kulit

4. Obat juga dapat diberikan melalui pernapasan dengan cara disedot

melalui hidung.

Gambar 15 : Penggunaan obat dengan cara disedot melalui hidung

PENGARUH PSIKOTROPIKA DAN ZAT ADIKTIF PADA SUSUNAN SARAF PUSAT

DAN TUBUH

Sebelum mempelajari lebih lanjut tentang pangaruh psikotropika dan zat adiktif pada

susunan saraf, sebelumnya kita akan belajar tentang anatomi sistem saraf pada manusia. Sistem

saraf pada manusia terdiri atas susunan saraf pusat (SSP) dan susunan saraf tepi (SST). SSP

terdiri atas otak (ensefalon) dan medula spinalis. Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak

besar (serebrum), otak tengah (mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung

(medulla oblongata), dan jembatan fargi.

Page 14: Pengertian Psikotropika Dan Zat Adiktif

Gambar 16: Anatomi Otak Manusia

Otak manusia yang beratnya kurang lebih 2 kg masih banyak menyimpan rahasia yang

belum terkuak. Sel-sel saraf di otak manusia jika direntangkan akan mempunyai panjang

beriburibu kilometer. Sedangkan jumlah sel-sel saraf di otak berjumlah paling sedikit 100 miliar.

Tiap neuron (sel saraf) mempunyai banyak serabut yang dinamakan dendrit dan akson. Pada

bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut mielin yang merupakan kumpulan sel Schwann

yang menempel pada akson. Sel Schwann membentuk selubung lemak di seluruh serabut saraf

mielin, yang berfungsi sebagai pembentuk sarung mielin. Membran plasma sel Schwann disebut

neurilemma. Fungsi mielin adalah melindungi akson dan memberi nutrisi.

Bagian dari akson yang tidak terbungkus mielin disebut nodus Ranvier, yang berfungsi

mempercepat penghantaran impuls. Otak banyak mengandung lemak karena adanya serabut

mielin. Obat psikoaktif adalah zat yang bekerja terutama pada otak sehingga menimbulkan

perubahan perilaku, perasaan, pikiran, persepsi, dan kesadaran orang yang mengkonsumsinya.

Zat psikoaktif ada yang bersifat adiktif (obat penenang, obat tidur, ekstasi, shabu-shabu,

alkohol, nikotin, ganja, LSD); dan ada yang bersifat tidak adiktif (obat antipsikosis dan obat

antidepresi). Obat psikoaktif merupakan obat yang larut dalam lemak sehingga memiliki

kosentrasi tinggi di otak.

1. PSIKOTROPIKA

Page 15: Pengertian Psikotropika Dan Zat Adiktif

Apabila dilihat dari pengaruh penggunaannya terhadap susunan saraf pusat,

psikotropika dapat dikelompokan menjadi :

a. Depresant

Depresant bekerja mengurangi aktifitas susunan saraf pusat. Jenis ini

membuat pemakainya merasa tenang, pendiam bahkan membuat tidur dan tidak

sadarkan diri. Pil-pil penenang golongan benzodiazepam, menimbulkan efek di

otak dengan memengaruhi neurotransmitter GABA yang bertanggung jawab akan

sadartidaknya manusia dan juga pada reseptor yang mendatangkan rasa nyaman.

b. Stimulan

Stimulan bekerja mengaktifkan kerja susunan saraf pusat. Jenis ini

membuat pemakainya menjadi aktif, segar, dan bersemangat. Hampir semua

stimulan akan mengganggu proses neurotransmitter, pengaruhnya yang terbesar

adalah pada dopamin, yang efeknya akan memperbanyak dopamin, sehingga

terjadi apa yang disebut sebagai ‘banjir dopamin'. Banyaknya dopamin akan

mengakibatkan gejalagejala euforia (perasaan senang tanpa sebab), tekanan darah

dan denyut jantung meningkat, serta gelisah

c. Halusinogen

Halusinigen bekerja dengan menimbulkan halusinasi atau khayalan. Salah

satu jenis halusinogen alami yang memiliki efek terberat di otak adalah ganja.

Kerusakan otak yang terjadi merupakan kerusakan yang irreversible atau tak

dapat diubah. Efek ganja di otak tergantung dari lama, jumlah dan cara

pemakaian. Efek yang terjadi ialah euforia, rasa santai, dan mengantuk. Pada

kasus-kasus keracunan (pemakaian dalam jumlah sangat banyak) dapat muncul

perasaan curiga yang berlebihan (paranoid) dan halusinasi visual. Otak manusia

merupakan suatu organ yang sangat berharga. Sebab, setiap manusia dapat

mengekspresikan pikiran dan dirinya melalui pekerjaan dari otak. Oleh karena itu,

adalah tindakan yang tidak bijaksana apabila seorang manusia mengulangi

kesalahan yang sama atau dengan kata lain sudah tahu akibatnya tetapi masih

ingin melakukannya. Itulah yang terjadi dengan penyalahgunaan narkoba.

Page 16: Pengertian Psikotropika Dan Zat Adiktif

KOMPLIKASI MEDIS AKIBAT PENGGUNAAN PSIKOTROPIKA DAN ZAT

ADIKTIF

Psikotropika dan zat adiktif meskipun memiliki banyak efek negatif bagi tubuh

tetapdapat diproduksi. Hal ini dikarenakan tujuan utama dari produksi zat-zat tersebut

adalahuntuk menunjang dunia kesehatan dan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu psikotropikadan

zat adiktif pada kadar tertentu digunakan secara legal (resmi) dalam duniakesehatan dan ilmu

pengetahuan.Contoh penggunaan psikotropika dan zat adiktif dalam bidang kesehatan

diantaranya adalah :

1) Sebagai obat perangsang. Misalnya Amfetamin

2) Sebagai obat penawar rasa sakit, misalnya morfin

3) Sebagai obat penenang atau obat tidur misalnya benzodiazepine

4) Sebagai penghilang depresi, misalnya methyl phenidat

5) Sebagai anestesi (obat bius), misalnya phencylidine

6) Sebagai antiseptik, pelarut, pengawet misalnya alkohol

Dampak negatif penggunaan psikotropika dan zat adiktif muncul apabila terjadi

penyalahgunaan dalam penggunaannya, yaitu digunakan secara berlebihan dan terusmenerus

tanpa resep atau petunjuk dari dokter.Dampak negative dari penyalahgunaan psikotropika

diantaranya adalah semua psikotropika dapat menyebabkan ketergantungan dan gejala putus obat

(sakaw).

Pengaruh pemakaian ekstasi terhadap sistem tubuh adalah sebagai berikut :

a. Sistem Saraf Pusat

Menyebabkan pecahnya pembuluh darah otak sehigga dapat menyebabkan stroke.

Stroke dapat terjadi karena penyumbatan/penyempitan atau pecahnya pembuluh darah

otak dengan salah satu gejalanya adalah mengalami kelumpuhan.

b. Sistem Jantung dan Pembuluh Darah

Dapat menyebabkan nyeri dada dan meningkatkan denyut jantung serta tekanan

darah.

c. Sistem Pernapasan

Dapat menyebabkan tertekannya sistem pernapasan sehingga kesadaran hilang

dan berakibat pada kematian.

Page 17: Pengertian Psikotropika Dan Zat Adiktif

Gambar 27 : Dampak negatif penggunaan alkohol

Pengaruh penggunaan alkohol pada sistem tubuh :

a. Sistem Saraf Pusat

1) Memperlambat fungsi otak yang mengontrol pernapasan dan denyut jantung

sehingga dapat mengakibatkan kematian.

2) Dapat menyebabkan hilangnya memori (amnesia), sakit jiwa, kerusakan tetap

pada otak dan sistem saraf.

b. Sistem Pernapasan

Memperlambat pernapasan dan pembuluh darah sehingga dapat menimbulkan

kematian.

c. Sistem Jantung dan Denyut Jantung

1) Dapat menyebabkan pembengkakan jantung.

2) Dapat menyebabkan kegagalan fungsi jantung.

d. Sistem Pencernaan

1) Dapat menyebabkan luka, radang lambung, serta hati.

2) Dapat menyebabkan kanker mulut, kerongkongan, dan lambung.

3) Dapat menyebabkan peradangan dan pengerasan (sirosis) hati.

Page 18: Pengertian Psikotropika Dan Zat Adiktif

Gambar 28 : Sirosis

Gambar 30 : Emfisema

TANDA-TANDA KEMUNGKINAN PENYALAHGUNAAN PSIKOTROPIKA DAN ZAT

ADIKTIF

1. Fisik

a. Berat badan turun drastis.

b. Mata terlihat cekung dan merah, muka pucat, dan bibir kehitam-hitaman.

Page 19: Pengertian Psikotropika Dan Zat Adiktif

c. Tangan penuh dengan bintik-bintik merah, seperti bekas gigitan nyamuk dan ada

bekas luka sayatan. Goresan dan perubahan warna kulit dibekas suntikan.

d. Buang air besar dan air kecil kurang lancar.

e. Sembelit atau sakit perut tanpa alasan yang jelas.

f. Mengalami nyeri kepala.

g. Mengalami nyeri/ngilu sendi-sendi.

h. Mengeluarkan air mata berlebihan.

i. Mengeluarkan keringat berlebihan.

2. Emosi

a. Sangat sensitif dan cepat bosan.

b. Bila ditegur atau dimarahi malah menunjukan sikap membangkang.

c. Emosi naik turun atau tidak stabil dan tidak ragu untuk memukul orang atau

berbicara kasar terhadap anggota keluarga dan orang disekitarnya.

3. Perilaku

a. Malas dan sering melupakan tanggung jawab dan tugas-tugas rutinnya.

b. Menunjukan sikap tidak peduli dan jauh dari keluarga.

c. Suka mencuri uang di rumah, sekolah atau tempat pekerjaan dan menggadaikan

barang-barang berharga di rumah.

d. Waktu di rumah kerap kali dihabiskan di kamar tidur, di kamar mandi, ruang

gelap atau tempat-tempat sepi lainnya.

Pengaruh zat inhalansia/solven terhadap sistem tubuh antara lain sebagai beikut :

a. Sistem Saraf

1) Meningkatkan resiko kerusakan otak yang menetap.

2) Meningkatkan resiko kerusakan saraf.

b. Sistem jantung dan pembuluh darah, diantaranya adalah merusak jantung dan

menyebabkan terlepasnya plak pada pembuluh darah

c. Sistem Pernapasan

1) Meningkatkan kerusakan paru-paru.

2) Merusak saluran hidung sehingga berkurang atau hilangnya penciuman.