yayasan pemeliharaan anak dan bayi permata hati …/yayasan...diajukan untuk memenuhi sebagian...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
YAYASAN PEMELIHARAAN ANAK DAN BAYI
PERMATA HATI SURAKARTA
TAHUN 1955 - 1998
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan Ilmu Sejarah
Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret
Disusun oleh
ARI SABOWO
C0506010
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERNYATAAN
Nama : Ari Sabowo
NIM : C0506010
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul Yayasan Pemeliharaan
Anak dan Bayi Permata Hati Surakarta Tahun 1955-1998 adalah betul-betul karya
sendiri, bukan plagiat, dan tidak dibuatkan oleh orang lain. Hal-hal yang bukan
karya saya, dalam skripsi ini diberi tanda citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam
daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang diperoleh
dari skripsi tersebut.
Surakarta, Oktober 2011
Yang membuat pernyataan
Ari Sabowo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO
Aku Ramah Bukan Berarti Takut
Aku Tunduk Bukan Berarti Takluk
Aku Berlatih Tarung Derajat
Adalah Untuk Menaklukan Diri Sendiri
Tapi, Bukan Untuk ditaklukan Orang Lain
Jadikanlah Dirimu
Oleh Diri Sendiri
( AA Boxer )
“Percaya pada diri sendiri dan jangan terlalu sedih dengan yang terjadi dalam
hidup ini. Bangkit dan lakukan apa yang ingin kamu lakukan”
( Andi Deris, Helloween )
Ada dua hal yang harus Anda lupakan :
Kebaikan yang Anda lakukan kepada orang lain dan
Kesalahan orang lain kepada Anda.
( Sathya Sai Baba )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini penulis persembahkan kepada :
Ibu dan Bapakku, atas semua doa,
kasih sayang, tetes keringat dan
pengorbanan yang tiada henti atas
diriku
Kakakku Ardhi Trisniawan dan
Adikku Wayastahty Nuro
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Syukur Alhamdulillah senantiasa penulis panjatkan ke-Hadirat Allah
SWT, yang telah memberikan berbagai kemudahan dan limpahan karunia-
Nya kepada penulis, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi dengan judul “Yayasan Pemeliharaan Anak dan Bayi Permata Hati
Surakarta Tahun 1955-1998”
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
yang sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah mendukung,
baik moral, material maupun spiritual, hingga akhirnya penulisan skripsi ini
dapat berjalan dengan baik dan selesai sesuai yang penulis harapkan, yaitu
kepada :
1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Dra. Sawitri Pri Prabawati, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas
Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd, selaku Pembimbing Skripsi, yang
memberikan banyak dorongan, masukan dan kritik yang membangun dalam
proses penulisan skripsi ini.
4. Waskito Widi Wardojo, S.S, selaku Pembimbing Akademik, yang telah
memberikan bimbingan selama masa perkuliahan.
5. Segenap dosen pengajar di Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra dan Seni
Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan bekal ilmu
dan wacana pengetahuan.
6. Segenap staf dan karyawan UPT Perpustakaan Pusat UNS, Perpustakaan
Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS, Perpustakaan Daerah Kota Surakarta,
Monument Pers, Perpustakaan YPAC Surakarta, Perpustakaan “Permata”
Wisma Mahasiswa Surakarta dan Perpustakaan Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
7. Hj. Daryati Qomarrudin, S.E, selaku Ketua Yayasan Pemeliharaan Anak dan
Bayi Permata Hati Surakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis.
8. Bapak Wiranto, selaku Sekretaris II Yayasan Pemeliharaan Anak dan Bayi
Permata Hati Surakarta dan Bapak Adi Wardoyo, S.H, yang telah bersedia
membantu memberikan informasi dan data yang penulis perlukan.
9. Ibu Endang Suprapti, S.ST, selaku Wakil Ketua II Yayasan Pemeliharaan
Anak dan Bayi Permata Hati Surakarta serta Ibu Hj Sujiati, S.Pd selaku Kepala
TK YPAB Permata Hati yang telah banyak membantu dalam menyediakan
data-data yang diperlukan bagi penulis.
10. Ibu Rahning Untari Nugroho, selaku Sekretaris I Yayasan Pemeliharaan Anak
dan Bayi Permata Hati Surakarta, Dinsosnakertrans Surakarta, Ibu Heru selaku
Ibu panti serta para pengasuh yang telah banyak membantu dalam
menyediakan data-data maupun informasi yang diperlukan bagi penulis.
11. Keluarga terkasih yang selalu memberikan dukungan moril maupun materiil,
sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik.
12. Teman-teman Ilmu Sejarah angkatan 2006 “Tanpa terkecuali” terima kasih
atas “Semuanya” dan persahabatan indah yang kalian beri, serta terima kasih
pula untuk teman-teman Ilmu Sejarah angkatan 2004, 2005, 2007, 2008, 2009
dan 2010. Ayo jangan mudah menyerah!
13. Semua anggota Keluarga Olahraga Tarung Derajat. Box!
14. Segenap pihak yang telah mendukung dan membantu terlaksananya penulisan
skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis berharap akan adanya kritik dan saran
yang bersifat membangun, agar skripsi ini menjadi lebih baik.
Akhirnya penulis berharap bahwa hasil skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca sekalian. Amin.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Surakarta, Oktober 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. ix
DAFTAR BAGAN ......................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xv
ABSTRAK .................................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................. 6
C. Tujuan Penelitian .............................................................. 7
D. Manfaat Penelitian ............................................................ 7
E. Kajian Pustaka ................................................................... 8
F. Metode Penelitian .............................................................. 11
G. Sistematika ........................................................................ 14
BAB II SEJARAH KEBERADAAN YAYASAN PEMELIHARAAN
ANAK DAN BAYI PERMATA HATI SURAKARTA
A. Latar Belakang Berdirinya YPAB Permata Hati .............. 16
B. Struktur Organisasi dan Aset Kelembagaan ..................... 25
1. Dasar Hukum YPAB Permata Hati ............................. 25
2. Visi dan Misi ............................................................... 26
3. Sumber Dana ............................................................... 27
4. Sarana dan Prasarana ................................................... 30
C. Prosedur Penyerahan, Penitipan & Pengangkatan Anak . 33
1. Status Anak Asuh ........................................................ 33
2. Kriteria Utama Penerimaan Anak Asuh ...................... 36
3. Mekanisme Penyerahan, Penitipan & Adopsi ............. 37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
BAB III PERKEMBANGAN KELEMBAGAAN YAYASAN
PEMELIHARAAN ANAK DAN BAYI
PERMATA HATI SURAKARTA TAHUN 1955 – 1998
A. Perkembangan Kelembagaan YPAB Permata Hati
Surakarta Periode 1955 – 1975 ......................................... 49
1. Kepemimpinan Nyonya Dak Imah .............................. 49
2. Struktur Organisasi ...................................................... 50
3. Kegiatan Kelembagaan ................................................ 54
a. Membuka Kursus Perawatan Bayi Sehat .............. 54
b. Membuka Taman Kanak-kanak ............................ 56
B. Perubahan Kelembagaan YPAB Permata Hati
Surakarta Periode 1976 – 1984 ......................................... 60
1. Kepemimpinan dr. Nahar Jenie ................................... 60
2. Struktur Organisasi ...................................................... 61
3. Kegiatan Kelembagaan ................................................ 62
Melaksanakan Pengangkatan Anak ....................... 62
C. Perubahan Kelembagaan YPAB Permata Hati
Surakarta Periode 1985 - 1991 ......................................... 66
1. Pergantian Pengurus .................................................... 66
2. Kegiatan Kelembagaan ................................................ 69
a. Melaksanakan Usaha Ekonomi Produktif ............. 69
b. Pemeriksaan Ibu Hamil ......................................... 70
D. Perubahan Kelembagaan YPAB Permata Hati
Surakarta Periode 1992 – 1998 ......................................... 70
1. Kepemimpinan dr. Subagyo ............................................. 71
2. Struktur Organisasi ...................................................... 72
BAB IV PERANAN YAYASAN PEMELIHARAAN ANAK DAN BAYI
PERMATA HATI SURAKARTA DALAM UPAYA
PEMELIHARAAN ANAK ATAU BAYI TERLANTAR DI
SURAKARTA
A. Usaha YPAB Permata Hati Surakarta dalam
Mencari Penyantun Dana bagi Keberlangsungan
Kegiatannya ....................................................................... 74
B. Keberadaan YPAB Permata Hati Surakarta dalam
membantu Dinas Sosial dalam menangani Anak
atau Bayi Terlantar di Surakarta ....................................... 76
C. Kendala Sosiologis yang dihadapi YPAB
Permata Hati Surakarta dalam tugasnya sebagai
Lembaga Sosial ................................................................. 81
BAB V KESIMPULAN ....................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 89
DAFTAR INFORMAN .................................................................................. 92
LAMPIRAN .................................................................................................. 94
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 1 Proses Penyerahan Anak ......................................................... 38
Bagan 2 Proses Pengangkatan Anak YPAB Permata Hati Surakarta .... 43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Sarana dan Prasarana YPAB Permata Hati ...................................... 30
Tabel 2 Data Anak Asuh YPAB Permata Hati ............................................. 34
Tabel 3 Jumlah Murid TK YPAB Permata Hati ........................................... 57
Tabel 4 Rekap Adopsi Anak YPAB tahun 1955 – 1998 ............................... 64
Tabel 5 Jumlah alat Usaha Ekonomis Produktif ......................................... 69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Keputusan Menteri Sosial RI
Nomor 0664/KPTS/II/1986, tentang
Pengukuhan Organisasi Sosial YPAB
Surakarta ................................................................................. 94
Lampiran 2 Keputusan Menteri Sosial RI
No.34/HUK/KM/VI/1982
Tentang pemberian izin kepada Yayasan
Pemeliharaan Anak dan Bayi di Surakarta
untuk menyelenggarakan usaha
Penyantunan Anak Terlantar di Daerah
Tingkat I Jawa Tengah ............................................................ 97
Lampiran 3 Surat Izin Nomor 017/ORSOS/2005/2008
tentang Izin Operasional Organisasi Sosial
Penyelenggara Kegiatan Usaha
Kesejahteraan Sosial ................................................................ 100
Lampiran 4 Penetapan Nomor 60/Perdata.p/2000/PN SKA
Tentang Perkara Perdata Permohonan Adopsi ........................ 101
Lampiran 5 Perjanjian Serah Terima Nomor 12/K/YPAB/II/2001 ............ 107
Lampiran 6 Dokumen Penyerahan Anak kepada YPAB Surakarta ............ 109
Lampiran 7 Dokumen surat Permohonan dari
Orangtua Angkat (Adoptan) .................................................... 111
Lampiran 8 Berita Acara Serah Terima Anak Terlantar
Nomor 463/932/19/2010 oleh Dinas Sosial
Kabupaten Sragen .................................................................... 118
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
Lampiran 9 Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia
Nomor: AHU-2769.AH.01.04. Tahun 2010
tentang Pengesahan Yayasan ................................................... 119
Lampiran 10 Keputusan Kepala Dinas Sosial Provinsi
Jawa Tengah Nomor: 460/600 tentang Ijin
Penyelenggaraan Proses Pengangkatan
Anak antar Warga Negara Indonesia ....................................... 120
Lampiran 11 Surat Pernyataan tidak keberatan
R. Soegondo Notodisoerjo tentang
penambahan nama YPAB menjadi
YPAB Soekanti Notodisoerjo .................................................. 123
Lampiran 12 Akta Pendirian Yayasan Pemeliharaan Anak
dan Bayi Surakarta oleh Notaris
R. Soegondo Notodisoerjo tertanggal
21 Desember 1955 Nomor 25
Akta Pendirian Yayasan Pemeliharaan
Anak dan Bayi Surakarta oleh
Notaris Soehartini Ramli S.H. Men. Keh. RI
Nomor Y.A. 7/20/23 tanggal 24 November 1975 ................... 124
Lampiran 13 Pengesahan pengangkatan anak oleh Pengadilan ................... 146
Lampiran 14 Foto-foto tentang YPAB Surakarta ........................................ 157
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR SINGKATAN
COTA : Calon Orang Tua Angkat
CAA : Calon Anak Angkat
DINSOSNAKERTRANS : Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi
DINSOS : Dinas Sosial
GWOS : Gabungan Wanita Surakarta
KTP : Kartu Tanda Penduduk
KK : Kartu Keluarga
MPWS : Majelis Permusyawaratan Wanita Surakarta
ORSOS : Organisasi Sosial
PN : Pengadilan Negeri
PKK : Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga
RC : Rehabilitasi Centrum
RI : Republik Indonesia
RS : Rumah Sakit
RT : Rukun Tetangga
RW : Rukun Warga
RPB : Rumah Penitipan Bayi
RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah
SD : Sekolah Dasar
SK : Surat Keputusan
SEMA : Surat Edaran Mahkamah Agung
SKCK : Surat Keterangan Catatan Kepolisian
TK : Taman Kanak-Kanak
TIM PIPA : Pertimbangan Izin Pengangkatan Anak
WNI : Warga Negara Indonesia
WNA : Warga Negara Asing
YPAB : Yayasan Pemeliharaan Anak dan Bayi
YPAC : Yayasan Pembinaan Anak Cacat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
ABSTRAK
Ari Sabowo. C0506010. 2011. Yayasan Pemeliharaan Anak dan Bayi Permata
Hati Surakarta Tahun 1955-1998. Skripsi: Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas
Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penelitian ini dilatar belakangi permasalahan sosial mengenai pemeliharaan anak
dan bayi terlantar yang dikelola oleh Yayasan Pemeliharaan Anak dan Bayi Permata Hati
Surakarta dengan periode 1955-1998. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1)
Latar belakang berdirinya Yayasan Pemeliharaan Anak dan Bayi Permata Hati
Surakarta.(2) Perkembangan kelembagaan di Yayasan Pemeliharaan Anak dan
Bayi Permata Hati Surakarta tahun 1955-1998. (3) Dampak keberadaan Yayasan
Pemeliharaan Anak dan Bayi Permata Hati Surakarta dalam usaha membantu
pemerintah menangani permasalahan sosial di Surakarta. Penelitian ini
merupakan penelitian historis, sehingga langkah-langkah yang dilakukan
dalam penelitian ini meliputi heuristik, kritik sumber baik intern maupun
ekstern, interpretasi, dan historiografi.
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa Yayasan Pemeliharaan Anak dan
Bayi Permata Hati Surakarta merupakan yayasan penyelenggara usaha
penyantunana anak terlantar di Daerah Tingkat I Jawa Tengah khususnya bagi
anak usia di bawah lima tahun (balita). Didirikan oleh beberapa ibu anggota
Majelis Permusyawaratan Wanita Surakarta yang sebelumnya merupakan Rumah
Penitipan Bayi. Kemunculan YPAB Permata Hati Surakarta merupakan realisasi
lembaga alternatif keluarga yang bertujuan mewujudkan kesejahteraan anak dan
bayi yang terlantar atau kurang beruntung. Setelah Yayasan ini dibuka pada
tanggal 21 Desember 1955, anak atau bayi terlantar mendapat pelayanan
pemenuhan kebutuhan anak yang sifatnya urgen bagi pertumbuhan serta
perkembangan anak pada umumnya. YPAB Permata Hati Surakarta selain
mewujudkan kesejahteraan bagi anak asuhnya juga turut membantu pemerintah
dalam upaya mengentaskan anak atau bayi terlantar. Keberadaan YPAB Permata
Hati Surakarta memberikan peluang bagi anak-anak yang kurang beruntung
dalam hidupnya untuk mendapatkan fungsi keluarga yang tidak terpenuhi
dengan baik. Adapun kendala sosiologis yang dihadapi YPAB Permata Hati
Surakarta secara kelembagaan disebabkan dari segi teknik pelaksanaan
penyantunan baik dari segi dana maupun tenaga.
Berdasarkan hasil pembahasan di atas dapat ditarik simpulan bahwa
keberadaan Yayasan Pemeliharaan Anak dan Bayi Surakarta periode 1955-1998
memberi dampak yang besar dalam permasalahan sosial khususnya bagi anak dan
bayi terlantar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
ABSTRACT
Ari Sabowo. C0506010. 2011. Permata Hati Foundation for Baby and Child
Surakarta 1955-1998.. (Yayasan Pemeliharaan Anak dan Bayi Permata Hati
Surakarta Tahun 1955-1998.) Thesis: History Department, Faculty of Letter and
Fine Arts Sebelas Maret University.
This research was conducted by the social problem about the maintenance
of neglected child and baby which is managed by Permata Hati Foundation for
Baby and Child Surakarta in 1955-1988.The research aims to determine: (1)
Background of the establishment of Permata Hati Foundation for Baby and Child
Surakarta. (2) The Institutional Development in Permata Hati Foundation for Baby
and Child Surakarta 1955-1998. (3)The existence impact of Permata Hati
Foundation for Baby and Child Surakarta which efforts to help the government by
handling social problem in Surakarta. This research is a history research, so that
the steps which are done in this research include: heuristic, source critique (intern
or extern), interpretation, and historiography.
The result of research explains that Permata Hati Foundation for Baby and
Child Surakarta is the sponsorship foundation organizer assistance for neglected
child in Central Java Province Level 1, especially for children age under five years
old. It was established by some members of the Women's Consultative Assembly
Surakarta which previously is a home care babies. The presence YPAB Permata
Hati Surakarta is the realization of the alternative institutions that is aimed to
bring child’s prosperity and neglected baby. After the foundation was opened on
December 21, 1955, child or neglected baby gets the child fulfillment service
which urgent for the growth and child development in general. YPAB Permata
Hati Surakarta besides realize child’s prosperity, it also helps the Government in
attempt to alleviate child or neglected baby. The existence of YPAB Permata Hati
Surakarta gives opportunities for children who are unlucky in their life to get a
family function that is not complied well. The sociological constraint which is
faced by YPAB Permata Hati Surakarta institutionally, it was caused by terms of
assistance implementation technical, both in terms of fund and power.
Based on the results of discussion above it can be concluded that the
existence of Permata Hati Foundation for Baby and Child Surakarta in 1955-1998
gives a great impact on the social problem especially for neglected baby or child.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
YAYASAN PEMELIHARAAN ANAK DAN BAYI
PERMATA HATI SURAKARTA
TAHUN 1955 - 1998
Ari Sabowo1
Prof. Dr. Samsi Haryanto, M. Pd2
ABSTRAK
2011. Skripsi: Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra dan
Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penelitian ini dilatar belakangi permasalahan sosial mengenai
pemeliharaan anak dan bayi terlantar yang dikelola oleh Yayasan
Pemeliharaan Anak dan Bayi Permata Hati Surakarta dengan periode 1955-
1998. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Latar belakang
berdirinya Yayasan Pemeliharaan Anak dan Bayi Permata Hati
Surakarta.(2) Perkembangan kelembagaan di Yayasan
Pemeliharaan Anak dan Bayi Permata Hati Surakarta tahun 1955-
1998. (3) Dampak keberadaan Yayasan Pemeliharaan Anak dan
Bayi Permata Hati Surakarta dalam usaha membantu pemerintah
menangani permasalahan sosial di Surakarta. Penelitian ini
merupakan penelitian historis, sehingga langkah-langkah yang
dilakukan dalam penelitian ini meliputi heuristik, kritik sumber
baik intern maupun ekstern, interpretasi, dan historiografi.
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa Yayasan Pemeliharaan
Anak dan Bayi Permata Hati Surakarta merupakan yayasan
penyelenggara usaha penyantunana anak terlantar di Daerah
Tingkat I Jawa Tengah khususnya bagi anak usia di bawah lima
tahun (balita). Didirikan oleh beberapa ibu anggota Majelis
Permusyawaratan Wanita Surakarta yang sebelumnya merupakan
Rumah Penitipan Bayi. Kemunculan YPAB Permata Hati
Surakarta merupakan realisasi lembaga alternatif keluarga yang
bertujuan mewujudkan kesejahteraan anak dan bayi yang terlantar
1 Mahasiswa Jurusan Ilmu Sejarah dengan NIM C0506010
2 Dosen Pembimbing
atau kurang beruntung. Setelah Yayasan ini dibuka pada tanggal
21 Desember 1955, anak atau bayi terlantar mendapat pelayanan
pemenuhan kebutuhan anak yang sifatnya urgen bagi pertumbuhan
serta perkembangan anak pada umumnya. YPAB Permata Hati
Surakarta selain mewujudkan kesejahteraan bagi anak asuhnya
juga turut membantu pemerintah dalam upaya mengentaskan anak
atau bayi terlantar. Keberadaan YPAB Permata Hati Surakarta
memberikan peluang bagi anak-anak yang kurang beruntung
dalam hidupnya untuk mendapatkan fungsi keluarga yang tidak
terpenuhi dengan baik. Adapun kendala sosiologis yang dihadapi
YPAB Permata Hati Surakarta secara kelembagaan disebabkan
dari segi teknik pelaksanaan penyantunan baik dari segi dana
maupun tenaga.
Berdasarkan hasil pembahasan di atas dapat ditarik simpulan
bahwa keberadaan Yayasan Pemeliharaan Anak dan Bayi
Surakarta periode 1955-1998 memberi dampak yang besar dalam
permasalahan sosial khususnya bagi anak dan bayi terlantar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan nasional pada dasarnya merupakan pembangunan manusia
seutuhnya. Hal ini akan melibatkan manusia, lingkungan dan masyarakat sebagai
konsekwensinya maka seluruh aspek kehidupan manusia dan masyarakat harus
mendapat perhatian dan pengharapan dalam pembangunan, termasuk di dalamnya
masalah sosial. Masalah sosial adalah situasi yang telah menjadi warisan turun-
temurun yang memerlukan perbaikan dan pemecahan.1
Kehidupan sosial yang akan menjadi perhatian adalah peningkatan
kesejahteraan sosial dan pembangunan yang sedang berlangsung dalam kaitannya
dengan segi pendidikan, perumahan, kesehatan, ekonomi, sosial dan budaya.2
Pembangunan kesejahteraan sosial tersebut harus diusahakan bersama seluruh
masyarakat dan pemerintah, oleh karena itu masalah sosial merupakan masalah
yang sangat kompleks dan tidak dapat dipandang sebagai masalah yang berdiri
sendiri tetapi menyangkut penghidupan dan kehidupan masyarakat Indonesia.
Masalah-masalah sosial tersebut antara lain: anak terlantar, anak jalanan,
tuna susila, gelandangan, pengemis, penyandang cacat, jompo terlantar, keluarga
miskin, keluarga bermasalah sosial, penyalahgunaan narkotika, korban kekerasan
1 Nursid Suatmadja, Pengantar Studi Sosial, (Bandung : Alumni, 1985),
hal. 39.
2 Ibid., hal. 41.
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
dan sebagainya. Di antara masalah-masalah sosial tersebut yang sering dijumpai
adalah banyaknya anak atau bayi terlantar.
Seperti yang disebutkan dalam pasal 34 Undang Undang Dasar 1945 yang
berbunyi “Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara”.
Pasal ini pada dasarnya merupakan hak konstitusional warga miskin dan anak-
anak terlantar di Indonesia sebagai subjek hak asasi yang seharusnya dijamin
pemenuhannya oleh negara. Anak adalah sumber daya manusia yang pada saatnya
akan menjadi penerus cita-cita bangsa, memikul tanggung jawab masa depan
suatu bangsa. Agar anak-anak mau dan mampu melaksanakan tugas-tugas
melanjutkan estafet generasi pendahulunya, maka anak perlu mendapatkan
kesempatan seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara wajar baik
jasmani, rohani maupun sosial.
Kondisi tersebut di atas menjadi idaman setiap manusia, tetapi kenyataan
yang ada di masyarakat tidak semua anak dapat terpenuhi kebutuhannya karena
tidak memiliki orangtua atau orangtuanya kurang memiliki kemampuan untuk
memenuhinya. Hal tersebut dapat mengakibatkan anak menjadi telantar, anak
menjadi tidak terpenuhi kebutuhan makan, pakaian, perumahan, pengasuhan,
pendidikan dan kasih sayang. Terentasnya anak dari ketelantaran dapat dilihat
dengan terpenuhinya kebutuhan anak baik rohani maupun jasmani dan sosial yang
memungkinkan anak tumbuh dan berkembang secara wajar.3
3 Badan Penelitian dan Pengembangan Sosial, Pola Penanganan dan
Pelaksanaan Pelayanan dan Penyantunan Anak Terlantar melalui Sistem di
dalam Panti, (Departemen Sosial RI, 1985), hal. 83.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Pada dasarnya, anak merupakan kelompok usia yang memerlukan
perawatan dan perlindungan karena anak tergolong suatu kelompok usia yang
belum dapat hidup mandiri. Anak sebagai tunas bangsa merupakan generasi
penerus dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai insan yang belum dapat
berdiri sendiri maka perlu adanya usaha kesejahteraan anak, terutama bagi bayi
atau anak terlantar agar dapat tumbuh dan berkembang dengan wajar, baik rohani,
jasmani maupun sosial. Usaha untuk mewujudkan kesejahteraan anak pertama-
tama dan utama menjadi tanggung jawab orangtua. Orangtua adalah yang
pertama-tama bertanggung jawab atas terwujudnya kesejahteraan anak baik secara
rohani, jasmani maupun sosial.
Namun demikian, mengingat tingkat penghidupan bangsa Indonesia yang
beraneka ragam tingkatnya, maka tidak setiap anak dapat tumbuh dan berkembang
dengan wajar baik secara rohani, jasmani maupun sosial. Sadar akan keadaan
tersebut, maka perlu adanya suatu lembaga untuk mengadakan usaha-usaha guna
mewujudkan kesejahteraan anak, terutama ditujukan kepada anak yang
mempunyai masalah, antara lain: anak yang tidak mempunyai orang tua dan
terlantar, anak yang tidak mampu, anak yang mengalami masalah kelakuan dan
anak cacat. Dengan pembatasan sasaran tersebut, tidak berarti anak yang tidak
termasuk salah satu golongan diatas tidak berhak mendapatkan usaha
kesejahteraan sosial.
Usaha kesejahteraan anak adalah usaha kesejahteraan sosial yang
ditujukan untuk menjamin terwujudnya kesejahteraan anak, terutama
terpenuhinya kebutuhan pokok anak. Usaha kesejahteraan anak ini menyangkut
usaha pemeliharaan, penyantunan, pembinaan, pengembangan dan rehabilitasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
yang dilaksanakan dalam bentuk asuhan, bantuan, dan pelayanan sosial.
Kemudian kehidupan anak juga sangat ditentukan keberadaan bentuk dukungan
dari keluarga. Hal ini dapat dilihat bila dukungan keluarga yang sangat baik maka
pertumbuhan dan perkembangan anak relatif stabil dan apabila dukungan keluarga
pada anak kurang baik, maka anak akan mengalami hambatan pada dirinya yang
dapat menganggu psikologis anak. 4
Ada beberapa upaya untuk mengatasi permasalahan anak tersebut, salah
satu diantaranya adalah melalui sistem panti asuhan anak. Selama puluhan tahun,
sistem pelayanan sosial berbasis lembaga dipandang sebagai solusi yang paling
diandalkan, meski bukan yang terbaik, dalam melindungi dan memenuhi
kesejahteraan anak, terutama mereka yang termasuk kategori anak yang rentan
atau kurang beruntung.5 Melalui sistem panti asuhan anak ini, anak dapat hidup
tentram, terpenuhi kebutuhan jasmani, rohani maupun sosial, tahu hak dan
kewajiban, mendapat perlindungan dan kasih sayang sebagaimana layaknya anak-
anak yang lain.
Bagaimanapun juga peran sebuah lembaga sangat penting untuk
masyarakat, karena setiap masyarakat tentu mempunyai kebutuhan-kebutuhan
pokok apabila dikelompok-kelompokan, terhimpun menjadi lembaga
kemasyarakatan. Lembaga kemasyarakatan merupakan himpunan norma-norma
segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan
4 Aziz Alimul Hidayat, Pengantar Keperawatan Anak, (Jakarta : Salemba
Merdeka, 2005), hal 1.
5 Edi Suharto, Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik, (Bandung :
Alfabeta, 2007), hal. 221.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
masyarakat.6 Sebuah lembaga kemasyarakatan mempunyai salah satu fungsi yaitu
sebagai pedoman bagi anggota masyarakat, bagaimana mereka harus bertingkah
laku atau bersikap di dalam menghadapi masalah-masalah dalam masyarakat
untuk mengadakan sistem pengendalian sosial.
Dalam usaha mewujudkan kesejahteraan anak terlantar, lembaga sosial
(lembaga kemasyarakatan) sangat berperan penting. Lembaga masyarakat dapat
diartikan sebagai suatu jaringan proses-proses hubungan antar manusia dan
kelompok manusia yang berfungsi untuk memelihara hubungan-hubungan
tersebut serta pola-polanya, sesuai dengan kepentingan-kepentingan manusia dan
kelompoknya.7
Di Indonesia banyak sekali lembaga sosial yang bergerak di bidang
kesejahteraan sosial, khususnya masalah anak. Lembaga sosial tersebut antara lain
Yayasan Dharmais (Dharma Bhakti Sosial), Yayasan Sayap Ibu, YPAC (Yayasan
Pembinaaan Anak Cacat), Yayasan Pemeliharaan Anak dan Bayi Permata Hati
Surakarta, panti asuhan dan sebagainya. Terbentuknya lembaga-lembaga
kesejahteraan sosial merupakan realitas dari pembangunan kesejahteraan sosial.
Salah satu lembaga sosial yang sangat berperan dalam mengurusi masalah anak
dan bayi terlantar adalah Yayasan Pemeliharaan Anak dan Bayi Surakarta. YPAB
Permata Hati Surakarta sebagai lembaga penganti keluarga menjalankan fungsi-
fungsi sebagaimana mestinya sebuah keluarga yaitu memberikan pengasuhan,
pendidikan, perlindungan dan perawatan kepada anak-anak atau bayi terlantar.
6 Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta : Raja Grafindo
Persada, 1982), hal. 198.
7 Ibid., hal 219.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Sehingga di dalam YPAB Permata Hati Surakarta berlangsung proses sosialisasi
nilai-nilai dalam hidup masyarakat, nilai-nilai keagamaan serta nilai-nilai lainnya
yang dapat membentuk kepribadian anak sehingga dapat hidup sejahtera seperti
dia hidup dalam keluarga yang normal.
YPAB Permata Hati Surakarta sebagai lembaga yang berfungsi
memelihara anak dan bayi terlantar tentunya mengusahakan supaya pelayanan
yang diberikan kepada anak asuh dapat menyamai dengan suasana dalam sebuah
keluarga, sehingga anak asuh dapat merasa tinggal dalam keluarganya sendiri.
Dalam perannya, YPAB Permata Hati Surakarta memberikan bantuan kepada
anak-anak yatim, piatu, yatim piatu yang terlantar, anak-anak miskin yang
terlantar serta bayi yang terlantar dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok.
Anak yang mengalami masalah ketelantaran diberi pelayanan dan asuhan yang
bertujuan menolongnya guna mengatasi hambatan yang terjadi dalam masa
pertumbuhan dan perkembangannya.
B. Rumusan Masalah
Berdasar dari uraian latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka
dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah yang melatar belakangi berdirinya Yayasan Pemeliharaan
Anak dan Bayi Permata Hati Surakarta?
2. Bagaimanakah perkembangan kelembagaan Yayasan Pemeliharaan
Anak dan Bayi Permata Hati Surakarta tahun 1955 - 1998?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
3. Bagaimanakah dampak keberadaan Yayasan Pemeliharaan Anak
dan Bayi Permata Hati Surakarta dalam usaha membantu
pemerintah menangani permasalahan sosial di Surakarta.
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui latar belakang berdirinya Yayasan Pemeliharaan
Anak dan Bayi Permata Hati Surakarta.
2. Untuk mengetahui perkembangan kelembagaan Yayasan
Pemeliharaan Anak dan Bayi Permata Hati Surakarta tahun 1955 -
1998.
3. Untuk mengetahui dampak keberadaan Yayasan Pemeliharaan
Anak dan Bayi Permata Hati Surakarta dalam usaha membantu
pemerintah menangani permasalahan sosial di Surakarta.
D. Manfaat Penelitian
Dari penelitian mengenai Yayasan Pemeliharaan Anak dan Bayi Permata
Hati Surakarta tahun 1955-1998 maka penelitian ini diharapkan mampu
memberikan manfaat. Manfaat Teoritis: penelitian ini diharapkan dapat
memberikan gambaran tentang pelayanan sosial Yayasan Pemeliharaan Anak dan
Bayi Permata Hati Surakarta terhadap bayi atau anak terlantar di Jawa Tengah
pada umumnya dan daerah Surakarta pada khususnya tahun 1955 - 1998. Manfaat
Praktis: penelitian ini diharapkan pula bisa menjadi pedoman pengambilan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
kebijakan YPAB Permata Hati Surakarta dalam mengembangkan jaringan
kelembagaan dengan dinas-dinas terkait di Surakarta di masa yang akan datang.
E. Kajian Pustaka
Dalam penulisan sejarah ini menggunakan beberapa literatur dan referensi
yang relevan dan menunjang tema yang dikaji. Literatur tersebut akan dijadikan
bahan acuan untuk mengkaji, menelusuri dan mengungkap pokok permasalahan.
Literatur yang digunakan antara lain: Pola Penanganan dan Pelaksanaan
Pelayanan dan Penyantunan Anak Terlantar Melalui Sistem di dalam Panti
merupakan buku yang dikeluarkan oleh Dinas Sosial RI Badan Penelitian dan
Pengembangan Sosial, (1985), membahas tentang terentasnya anak dari
keterlantaran setelah mendapat pelayanan melalui sistem penyantunan di dalam
Panti Penyantunan Anak ditentukan proses pelayanan dan penyantunan melalui
program tersebut. Di dalam buku ini dijelaskan bahwa tujuan dari pola
penanganan masalah anak terlantar melalui panti penyantunan anak ialah : (a)
Membantu anak terlantar yang disebabkan karena kondisi sosial keluarganya
lemah, agar anak-anak tersebut dapat mengembangkan potensi dan
kemampuannya baik fisik, mental maupun sosial, serta dapat mewujudkan
aspirasi-aspirasinya, sehingga anak tersebut dapat melaksanakan peranan
sosialnya. (b) Mempersiapkan anak putus sekolah atau tidak terjangkau oleh
sistem sekolah dan terlantar untuk mengembangkan potensi dan kemampuannya
melalui cara-cara penyesuaian diri yang tepat serta ketrampilan kerja yang sesuai
dengan kebutuhan-kebutuhan pribadi maupun pembangunan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Manusia Berkualitas, buku karya Hadari Nawawi, Mimi Martini, (1994).
Buku ini membahas tentang kualitas individu atau perseorangan berpengaruh
langsung pada kualitas masyarakat, hal ini berkaitan dengan pendidikan. Dalam
kenyataannya tidak semua keluarga mampu mewujudkan tanggung jawab
tersebut, karena kondisinya yang sangat bervariasi. Kondisi bervariasi ini tidak
hanya mengenai kemampuan sosial ekonomi keluarga, tetapi juga menyentuh
pemahaman atau pengertian yang tidak sama dalam mewujudkannya. Untuk itu
pemerintah harus berusaha melakukan usaha yang memungkinkan setiap anggota
masyarakat menjadi manusia berkualitas. Usaha konkretnya melalui panti asuhan
dalam pembinaan anak terlantar.
Pola Pengasuhan Anak Secara Tradisional Daerah Jawa Tengah
merupakan buku hasil kegiatan penelitian Proyek Inventarisasi dan Pembinaan
Nilai-nilai Budaya oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Jenderal Kebudayaan, (1989), membahas tentang pola pengasuhan anak pada
masyarakat pedesaan, mendeskripsikan nilai-nilai yang terpelihara dalam : adat
istiadat, sopan santun berbicara, bergaul, makan, minum, berpakaian, dalam
menghadapi keluarga, saudara, tetangga dalam lingkungan kehidupan mereka
sehari-hari. Dalam buku ini juga dijelaskan bahwa pengasuhan anak (Child
rearing) adalah bagian dari proses sosialisasi tata pergaulan keluarga yang
mengarah pada terciptanya kondisi kedewasaan dan kemandirian anggota
keluarga atau masyarakat tersebut. Dengan demikian, yang dimaksud pola
pengasuhan anak adalah bagian dari proses sosialisasi terhadap anak, agar anak
tersebut mampu menuju ke arah kedewasaan lahir dan batin dan mampu bersikap
mandiri. Pola berpikir anak pada masyarakat pada umumnya cenderung belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
dari apa yang dilihat. Terutama kejadian-kejadian yang berada di alam sekitarnya
memberikan motivasi pada anak-anak untuk dicontoh.
Panduan Merawat Anak buku ini ditulis oleh dr. Suraj Gupte (2004). Buku
ini menjelaskan tentang informasi perawatan kesehatan, kasih sayang, kebebasan
dan disiplin dalam membesarkan anak. Buku ini menceritakan pada orang tua
bagaimana mencegah dan bagaimana mengatasi anak dengan benar serta
bertujuan untuk memberikan jawaban dan penjelasan yang penting untuk
diketahui oleh para orangtua muda usia tentang membesarkan anak sejak dari
awal hingga memasuki gejolak remaja termasuk mengenai berbagai masalah
medis.
Psikologi Untuk Membimbing buku ini ditulis oleh Singgih D. Gunarsa
(1988). Dalam buku ini dibahas tentang segala usaha yang ditujukan terhadap
perkembangan anak, agar anak-anak bisa tumbuh dan berkembang dengan baik.
Jelaslah bahwa anak sekarang perlu dipersiapkan secara khusus untuk kehidupan
setelah dewasa. Dalam bimbingan ini sudah tentu anggota-anggota keluarga yang
ada dalam lingkungan keluarga, mengambil peranan penting atas berhasil
tidaknya bimbingan tersebut. Bimbingan anak juga bertujuan memberi bantuan
dalam memperkembangkan kepribadian anak yang sehat. Dalam buku ini juga
dijelaskan tentang kesehatan mental. Kesehatan mental sebagai pencegah dan
pemeliharaan memberikan kesempatan kepada individu untuk
memperkembangkan sikap-sikap yang diharapkan dan melakukan penyesuaian-
penyesuaian yang serasi dalam berbagai situasi hidup.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
F. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara yang digunakan untuk mengadakan
penelitian terhadap data dan fakta yang objektif agar sesuai dengan tujuan
penelitian, sehingga dapat terbukti secara ilmiah. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode historis. Menurut Louis Gottschalk yang dimaksud
metode historis adalah proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dari
pengalaman masa lampau.8 Metode historis ini terdiri dari 4 tahap yang saling
berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yaitu :
1. Heuristik, merupakan suatu proses pengumpulan bahan atau sumber-
sumber sejarah. Dalam proses ini penulis mengumpulkan bahan di
perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta, perpustakaan daerah
Surakarta dan Yayasan Pemeliharaan Anak dan Bayi Permata Hati
Surakarta, karena di tempat tersebut banyak terdapat sumber-sumber
primer yang sangat membantu dalam penulisan penelitian ini.
Teknik Pengumpulan Data :
a. Wawancara
Wawancara adalah teknik yang digunakan untuk mendapatkan
keterangan dalam penelitian karena keterbatasan dokumen tertulis yang
tidak dapat ditemukan dalam penelitian. Dalam hal ini penulis melakukan
wawancara dengan informan yang tahu dan paham mengenai Yayasan
Pemeliharaan Anak dan Bayi Permata Hati Surakarta, seperti : Ketua
8 Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, edisi terjemahan oleh Nugroho
Notosusanto, (Jakarta : UI Press, 1986), hal 32.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
YPAB Permata Hati Surakarta, Wakil ketua II, Sekretaris I, Sekretaris II,
Ibu panti, pengasuh dan pengurus harian di YPAB Permata Hati Surakarta.
Informan-informan tersebut antara lain : Endang Suprapti, Rahning Untari
Nugroho, Ibu Heru, Wiranto dan lain sebagainya. Wawancara dilakukan
bertujuan untuk menggali dan mencari informasi data-data pribadi dan
keterangan lisan dari subjek yang diwawancarai.
b. Studi dokumen
Dokumen adalah sumber tertulis, merupakan kumpulan data-data
yang berupa tulisan. Studi tentang dokumen bertujuan untuk menguji dan
memberi gambaran tentang teori sehingga memberi fakta dalam
mendapatkan pengertian historis tentang fenomena yang unik. 9 Dokumen
yang digunakan adalah dokumen yang tersimpan di Yayasan Pemeliharaan
Anak dan Bayi Permata Hati Surakarta maupun arsip-arsip yang dikelola
pengurus, antara lain adalah : Surat Keputusan Menteri Sosial RI tanggal 1
Juni 1982 nomor 34/HUK/KM/VI/1982 tentang pemberian izin kepada
YPAB Surakarta untuk menyelenggarakan usaha penyantunan anak
terlantar di Dati I Jawa Tengah, Surat Keputusan Menteri Sosial RI
tanggal 25 Februari 1983 nomor 0664/KPTS/BBS/II/1986 tentang
pengukuhan organisasi sosial. Surat izin pemerintah Jawa Tengah Dinas
Kesejahteraan Sosial tanggal 31 Oktober 2005 nomor 017/ORSOS/
2002/2005 tentang izin operasional/lembaga swadaya masyarakat
penyelenggaraan kegiatan usaha kesejahteraan sosial, dokumen
9 Sartono Kartodirdjo, Metode Penggunaan Bahan Dokumen dalam
Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta : PT Gramedia,
1983), hal 47.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
pemeriksaan permohonan pengesahan atau pengangkatan anak, surat
permohonan dari orang tua angkat (Adoptan), perjanjian serah terima
anak, dokumen keputusan Pengadilan Negeri Surakarta perkara pidata
dalam acara penetapan permohonan untuk mengadopsi anak, dokumen
rapat tentang perubahan anggaran dasar dan susunan pengurus YPAB
Permata Hati Surakarta tanggal 6 Maret 1976, serta notulen rapat pengurus
tanggal 22 Oktober 1985.
c. Studi pustaka
Studi pustaka merupakan proses pengumpulan bahan-bahan
melalui riset kepustakaan dengan membaca buku-buku dan sumber-
sumber sekunder yang lain yang berhubungan dengan topik permasalahan
dan tema penelitian diperoleh dari kepustakaan berfungsi sebagai
penunjang dari studi dokumen. Studi pustaka dilakukan di Perpustakaan
Universitas Sebelas Maret Surakarta, Perpustakaan Fakultas Sastra dan
Seni Rupa Universitas Sebelas Maret, Perpustakaan Daerah Kota
Surakarta, Perpustakaan Monumen Pers, Perpustakaan YPAC Surakarta,
Perpustakaan “Permata” Wisma Mahasiswa Surakarta dan Perpustakaan
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
2. Kritik sumber yang bertujuan untuk mencari keasliannya atau objektivitas,
diperoleh melalui kritik ekstern dan intern.10
Kritik ekstern bertujuan
untuk mencari autentisitas atau keaslian sumber. Kritik intern dilakukan
10
Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah, (Jakarta : Logos
Wacana Ilmu, 1999), hal 58.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
untuk mencari kredibilitas suatu sumber dengan cara menyelidiki objek
dan dokumen sejarah untuk membuktikan keaslian fakta sejarah.
3. Interpretasi, adalah penafsiran terhadap fakta-fakta yang dimunculkan dari
data-data yang telah diseleksi dan disesuaikan dengan tema yang dibahas.
Tujuan dari interpretasi adalah menyatukan sejumlah fakta yang diperoleh
dari sumber atau data sejarah dan bersama teori disusunlah fakta tersebut
ke dalam interpretasi yang menyeluruh.11
4. Historiografi, yaitu proses penulisan sejarah sebagai langkah akhir dari
penelitian sejarah, dimana menyajikan hasil penelitian berupa penyusunan
fakta-fakta dalam suatu sintesa kisah yang bulat sehingga harus disusun
menurut teknik penulisan sejarah.12
G. Sistematika Penulisan
Skripsi ini disusun bab demi bab untuk memberikan gambaran yang
terperinci dan jelas. Sistematika penulisan skripsi adalah sebagai berikut :
BAB I, dalam bab pendahuluan ini berisi tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metode
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II, dalam bab ini menguraikan sejarah Keberadaan Yayasan
Pemeliharaan Anak dan Bayi Surakarta yang terlebih dahulu dijelaskan mengenai:
latar belakang berdirinya Yayasan Pemeliharaan Anak dan Bayi Surakarta,
struktur organisasi dan aset kelembagaan meliputi: dasar hukum berdirinya YPAB
11
Ibid., hal 64.
12 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta : UGM
Press, 1995), hal 80.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Permata Hati Surakarta, visi misi, sumber dana organisasi YPAB Permata Hati
Surakarta dan sarana prasarana. Dalam bab ini juga dijelaskan mengenai prosedur
penyerahan, penitipan dan pengangkatan anak (adopsi).
BAB III, dalam bab ini menguraikan tentang perkembangan kelembagaan
Yayasan Pemeliharaan Anak dan Bayi Permata Hati Tahun 1955-1998 antara lain:
kepemimpinan, struktur organisasi, serta kegiatan kelembagaan. Penulisan
perkembangan kelembagaan dalam bab ini akan dibagi ke dalam empat periode
yaitu : periode 1955-1975, periode 1976-1984, periode 1985-1991 dan periode
1992-1998. Empat periode tersebut akan memberikan gambaran pergantian
susunan pengurus beserta kebijakan yang dikeluarkan.
BAB IV, dalam bab ini akan dijelaskan mengenai bagaimana upaya
Yayasan Anak dan Bayi Permata Hati Surakarta dalam mencari penyantun dana
bagi keberlangsungan kegiatannya, keberadaan YPAB Permata Hati Surakarta
dalam membantu Dinas Sosial dalam upaya menangani anak atau bayi terlantar di
Surakarta, serta kendala sosiologis yang dihadapi YPAB Permata Hati Surakarta
dalam tugasnya sebagai lembaga sosial.
BAB V, dalam bab ini merupakan penutup yang berisi kesimpulan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 16
BAB II
SEJARAH KEBERADAAN YAYASAN PEMELIHARAAN
ANAK DAN BAYI PERMATA HATI SURAKARTA
A. Latar Belakang Berdirinya Yayasan Pemeliharaan Anak dan Bayi
Permata Hati Surakarta
Masalah pengangkatan anak bukanlah masalah baru di Indonesia, sejak
zaman dahulu telah dilakukan pengangkatan anak dengan cara dan motivasi yang
berbeda-beda, sesuai dengan sistem hukum dan perasaan hukum yang hidup dan
berkembang di daerah yang bersangkutan.1 Tujuan dari lembaga pengangkatan
anak antara lain adalah untuk meneruskan keturunan, manakala di dalam suatu
perkawinan tidak memperoleh keturunan. Ini merupakan motivasi yang dapat
dibenarkan dan salah satu jalan keluar dan alternatif yang positif dan manusiawi
terhadap naluri kehadiran seorang anak dalam pelukan keluarga, setelah bertahun-
tahun belum dikarunia seorang anak pun. 2
Perkembangan masyarakat sekarang menunjukan bahwa tujuan lembaga
pengangkatan anak tidak lagi semata-mata atas motivasi untuk meneruskan
keturunan saja, tetapi lebih beragam dari itu. Ada berbagai motivasi yang
1 Muderis Zaini, Adopsi Suatu Tinjauan dari Tiga Sistem Hukum, (Jakarta :
Sinar Grafika, 1995), hal. 7.
2 Ibid., hal 8.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
mendorong seseorang untuk mengangkat anak, bahkan tidak jarang pula karena
faktor politik, ekonomi, sosial, budaya dan sebagainya.3 Eksistensi lembaga
adopsi merupakan suatu keperluan masyarakat yang mengandung unsur-unsur
positif dan sekaligus memerlukan suatu ketertiban dalam mekanisme
pelaksanaannya. Hal ini mengingat bahwa adopsi atau pengangkatan anak telah
dikenal dan dilakukan di Indonesia yang semula bertujuan untuk meneruskan
garis keturunan dalam suatu keluarga, tetapi dewasa ini adopsi telah dilakukan
demi kemanusiaan.4
Di Surakarta sebagai realisasi usaha untuk mengadakan pemeliharaan,
kepedulian serta pengawasan terhadap bayi atau anak terlantar maka didirikan
Yayasan Pemeliharaan Anak dan Bayi yang dahulunya merupakan Rumah
Penitipan Bayi (RPB). Pada mulanya, awal tahun 1955 ada beberapa ibu yang
termasuk sebagian anggota Majelis Permusyawaratan Wanita Surakarta atau
MPWS (sekarang namanya Gabungan Organisasi Wanita Surakarta atau GOWS)
bersama-sama pergi berbelanja ke salah satu pasar yang berada di kota Surakarta.
Di dalam pasar ada seorang pedagang cabe yang mengajak anak kecil, pada waktu
itu pembeli cabai agak banyak, sehingga pedagang tersebut kurang
3 Ibid., hal 10.
4 Ibid., hal 17.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
memperhatikan anaknya, sampai anak kecil yang baru dapat merangkak itu
kejatuhan keranjang yang berisi cabe.5
Melihat kejadian tersebut ibu-ibu terharu dan tergugah hatinya, kemudian
mereka mempunyai gagasan atau pendapat bahwa alangkah baiknya seandainya
ibu-ibu mengadakan suatu tempat penitipan anak atau bayi untuk menolong anak
para pedagang yang berjualan di pasar. Selang beberapa hari setelah kejadian di
atas, kebetulan ada rapat MPWS dan ibu-ibu yang melihat kejadian itupun
termasuk anggota rapat MPWS. Untuk mencapai gagasan atau cita-citanya pada
waktu rapat mereka mengusulkan “Alangkah baiknya seandainya di Surakarta
diadakan suatu penitipan bayi atau anak para pedagang untuk menolong
pedagang-pedagang yang berjualan di pasar”.
Karena usul ini merupakan suatu ide yang bagus, maka mendapatkan
tanggapan dalam rapat MPWS, selain menerima usul tersebut, rapat MPWS juga
menyarankan mengadakan perawatan bayi atau anak terlantar (anak/bayi terlantar
artinya anak/bayi yang ibunya sudah meninggal dunia, sedang ayahnya ataupun
keluarganya tidak mampu untuk merawatnya).
Ibu-ibu yang menaruh perhatian khusus dalam menanggapi usul itu
kemudian mengadakan perundingan sendiri (berunding di luar MPWS). Setelah
beberapa kali dengan susah payah mengadakan perundingan maka diketemukan
5 Sejarah Berdirinya Yayasan Pemeliharaan Anak dan Bayi Surakarta, hal 4.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
suatu mufakat yaitu mendirikan suatu tempat untuk penitipan anak/bayi atau RPB
(Rumah Penitipan Bayi).6 Adapun susunan pengurus RPB waktu itu, antara lain :
Ketua I : Ibu Dak Imah Hadi Soeharto (Bidan)
II : Ibu Soetaryo
III : Ibu Poerwoatmodjo
Sekretaris I : Ibu Soekanti Notodisoeryo
II : Ibu Widodo
Bendahara I : Ibu Poerwoyoewono (Poerwonegoro)
II : Ibu Koesoemotenoyo (Prodjotenoyo)
Sie Usaha I : Ibu Mulyatno
II : Ibu Wiryatmo
III : Ibu Indratno
IV : Ibu Sumarno P
V : Ibu Haryati Soetono (Soetono Tarukeroto)
VI : Ibu Martini Soeryo
6 Ibid., hal 6.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Komisaris I : Ibu Suparto, SH
II : Ibu Seno
III : Ibu Kun
IV : Ibu Suwaryo
V : Ibu Djanoto
VI : Ibu Tondonegoro
VII: Ibu Cipto 7
Berhubung penitipan bayi atau anak membutuhkan rumah, maka seksi
usaha menghubungi Camat Jebres yang waktu itu dijabat oleh Soetono
Tarukeroto. Camat Jebres memberi pinjaman sebuah rumah di sebelah barat
Rumah Sakit Jebres untuk tempat penitipan bayi atau anak. Ibu Dak Imah Hadi
Soeharto selain menjabat ketua di tempat penitipan bayi beliau juga seorang
bidan terkenal yang mempunyai rumah bersalin di wilayah kecamatan Pasar
Kliwon. Rumah bersalin tersebut menangani :
a. Ibu-ibu yang bersalin dan juga
b. Menerima penitipan bayi atau anak dari keluarga yang ditinggal ibu
kandungnya.
7 Ibid., hal 8.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Pada waktu RPB belum ada bayi atau anak yang ditampung, ibu Ketua
mengambil langkah dengan cara anak titipan yang ada di Rumah Bersalin Ibu
Dak Imah Hadi Soeharto, dipindahkan ke RPB sekaligus sebagian perawatnya.
Sesudah berjalan sementara waktu, dengan sendirinya banyak bayi atau anak
yang dititipkan di RPB dengan biaya yang sangat minim atau tidak memadai.
Dengan adanya kebutuhan bayi atau anak begitu banyak sehingga biaya yang
didapat baik dari biaya penitipan maupun dari usaha ibu-ibu pengurus kurang
mencukupi, kemudian ibu-ibu pengurus berusaha minta bantuan serta
pertimbangan ke Kantor Sosial Kodya Dati II Surakarta, pada waktu itu dijabat
oleh bapak Sumarman. Beliau menyarankan agar RPB (Rumah Penitipan Bayi)
dijadikan suatu “YAYASAN”, sebab yayasan itu merupakan organisasi yang
berbadan hukum, sehingga dapat minta bantuan kemana saja sesuai dengan
prosedur atau undang-undang yang berlaku.
Dengan adanya saran tersebut, kemudian ibu-ibu pengurus serentak
mengadakan rapat di rumah Ibu Soekanti Notodisoeryo. Adapun hasil rapat
memutuskan R.P.B. (Rumah Penitipan Bayi) dirubah namanya menjadi Y.P.A.B
Surakarta (Yayasan Pemeliharaan Anak dan Bayi Surakarta). Tepatnya pada
tanggal 21 Desember 1955 dengan Akte Notaris Bapak. R. Soegondo
Notodisoeryo berdirilah Yayasan Pemeliharaan Anak dan Bayi Surakarta yang
berkedudukan di Kota Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Adapun pendiri YPAB Surakarta adalah sebagai berikut :
1. Ibu Dak Imah Hadi Soeharto.
2. Ibu Soetaryo Kartokoesoemo.
3. Ibu Soekamto Projotenoyo.
4. Ibu Soeparto.
5. Ibu Soetono Taroekeroto (Haryati Soetono).
6. Ibu Widodo Reksosangkoro.
7. Ibu Mulyatno.
8. Ibu Poerwoyoewono.
9. Ibu Seno.
10. Ibu Wiryomo Wiryohoedoyo.
11. Ibu Poerwo Atmodjo. 8
Setelah YPAB Surakarta terbentuk, maka anak atau bayi terlantar yang
dikelola oleh pemerintah, khususnya Dinas Sosial Kotamadya Dati II Surakarta
yang dititipkan pada Rumah Sakit Jebres kemudian diserahkan kepada YPAB
Surakarta. Akan tetapi berhubung anak atau bayi melampaui kapasitas daya
8 Akta Notaris R. Soegondo Notodisoerjo tanggal 21 Desember 1955 Nomor 5
tentang Pendirian Yayasan Pemeliharaan Anak dan Bayi Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
tampung YPAB Surakarta, maka ibu-ibu pengurus membuka tempat penitipan
serta pemeriksaan pedagang-pedagang hamil di pasar Gede.
Tepatnya pada tahun 1956, tempat penitipan ini merupakan sub dari
YPAB Surakarta. Adapun pengurus yang ditunjuk untuk menangani tempat
penitipan ini antara lain :
1. Ketua : Ibu Poerwoyoewono (Poerwonegoro).
2. Sekretaris : Ibu Haryati Soetono (Soetono Taroekeroto)
3. Bendahara : Ibu Koesoemo Tenoyo (Prodjotenoyo).
4. Medis : Dr. Ny. I. Nahar Jenie.
5. Pemeriksaan ibu hamil ditangani : Ibu Dak Imah Hadi Soeharto.
Tempat penitipan anak atau bayi ini mempunyai kapasitas daya tampung
27 anak. Bertempat di Pasar Besar (Gede) sebelah Selatan, tempat penitipan bayi
ini bantuan dari Pemerintah Daerah Kotamadya Dati II Surakarta, yang
dipinjamkan kepada YPAB Surakarta seksi penitipan bayi dengan cuma-cuma.
Sedangkan perlengkapan (boxnya) sebagian dibantu oleh Bp. Broto Sanjoyo
(adik dari Ibu Dak Imah Hadi Soeharto).
Anak atau bayi yang dititipkan adalah anak para pedagang, dengan biaya
penitipan pada waktu itu sehari Rp. 1.50,- (Satu setengah rupiah) yaitu mulai jam
07.00 sampai dengan jam 16.00 WIB. Tempat penitipan ini diresmikan atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
dibuka pada tanggal 17 Maret 1956, yang dihadiri oleh Ibu Walikota Surakarta
(Ibu Gusti Mangkunegoro ke VIII) dan ibu-ibu lainnya.
Kemudian pada tahun 1959, Tempat Penitipan Bayi inipun pernah
ditinjau oleh Bapak Presiden RI yang pertama (Ir. Soekarno). Beliau
menyampaikan pesan “Ikut berbangga hati karena ibu-ibu Surakarta mau
memperhatikan anak-anak pedagang”.
Pada tahun 1962 YPAB Surakarta yang tempatnya masih merupakan
pinjaman dari Pemerintah Daerah Kotamadya Dati II Surakarta, maka pengurus
YPAB Surakarta berusaha memohon bantuan kepada Pemerintah Daerah
Kotamadya yaitu Camat Jebres yang waktu itu dijabat oleh bapak Soetono.
Beliau kemudian memberi tanah yang terletak di sebelah Barat R.C. Jebres.
Sedang gedungnya mendapat bantuan dari Menteri Sosial RI, pada waktu itu
masih dijabat oleh Bapak Mulyadi Joyo Martono, dan pembangunannya dibantu
oleh Bapak Broto Sanjoyo (adik dari Ibu Dak Imah Hadi Soeharto). Sehingga
pada akhir tahun 1964 YPAB Surakarta telah mempunyai tanah dan gedung
sendiri. Pada waktu pindahan dan peresmian gedung tersebut dihadiri oleh
Walikota Surakarta (Bapak Soleh) dan ibu-ibu pengurus YPAB.
Saat tahun 1966 Kota Solo dilanda banjir yang begitu besar, maka tempat
penitipan bayi yang ada di Pasar Gede dipakai untuk mengungsi para pedagang
dan untuk menyelamatkan barang-barang yang berharga yang tergenang air.
Sehingga setelah banjir surut tempat penitipan bayi dan perabotannya rusak dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
sebagian besar hilang. Oleh karena itu, setelah banjir tempat penitipan bayi di
Pasar Gede ditutup, gedung beserta tempatnya diserahkan kembali kepada
Pemerintah Daerah Kotamadya Dati II Surakarta. 9
B. Struktur Organisasi & Aset Kelembagaan
1. Dasar Hukum YPAB Permata Hati Surakarta
a. Undang-Undang Dasar 1945.
b. Undang-Undang No. 6 tahun 1974 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Kesejahteraan Sosial.
c. Undang-Undang No. 4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak.
d. Peraturan Menteri Sosial No. 13 tentang ORSOS yang diijinkan
menyelenggarakan penyantunan anak terlantar termasuk
menyelenggarakan pengangkatan anak.
e. Keputusan Menteri Sosial RI No/34/HUK/KM/VI/1982 tentang
pemberian ijin kepada Yayasan Pemeliharaan Anak dan Bayi Surakarta
untuk menyelenggarakan usaha penyantunan anak terlantar di Daerah
Tingkat I Jawa Tengah.
9 Sejarah Berdirinya Yayasan Pemeliharaan Anak dan Bayi Surakarta, op.cit.,
hal 11.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
f. Surat Edaran Mahkamah Agung RI No. 6 tahun 1983 sebagai penganti
SEMA No. 2 tahun 1979 tentang prosedur pengangkatan anak WNI dan
WNA.
g. Keputusan Menteri Sosial RI No. 41/HUK/KEP/VII/1984, tentang
Petunjuk Pelaksanaan Anak WNI dan WNA.
h. Undang-Undang No. 23 tahun 2003 tentang perlindungan anak.
i. Surat izin pemerintah propinsi Jawa Tengah No. 017/ORSOS/2005/2008
tanggal 8 April 2009 tentang ijin operasional lembaga swadaya
masyarakat penyelenggara kegiatan usaha kesejahteraan sosial.
j. Peraturan pemerintah RI No. 54 tahun 2007 tentang pelaksanaan
pengangkatan anak.
k. Peraturan Menteri Sosial RI No. 110/HUK/2009 tanggal 19 Oktober
tentang persyaratan pengangkatan anak.
l. Keputusan Kepala Dinas Provinsi Jawa Tengah No 460/008 tanggal 20
April 2010 tentang Ijin Penyelenggara Proses Pengangkatan Anak. 10
10
Wawancara dengan Rahning Untari Nugroho tanggal 22 Agustus 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
2. Visi & Misi
a. Visi
Bahwa anak atau bayi adalah amanah yang berhak atas perawatan dan
perlindungan sejak semasa dalam kandungan maupun sesudah dilahirkan.
b. Misi
Melakukan usaha kesejahteraan anak semaksimal mungkin dan
berkesinambungan dalam arti yang seluas-luasnya, bertujuan menolong anak-
anak balita yang :
a. Tidak ada orang tua atau wali yang merawatnya.
b. Tidak diketahui orang tua atau kerabatnya.
c. Orangtua atau walinya tidak mau merawat (terlantar).
d. Karena sebab-sebab lain yang patut diberi pertolongan. 11
11
Wawancara dengan Wiranto tanggal 28 April 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
3. Sumber Dana YPAB Permata Hati Surakarta
Sumber dana adalah hal pokok yang dapat menunjang, karena dana
itulah yang nantinya dipergunakan untuk pembiayaan seluruh kegiatan atau
aktivitas anak asuh dalam proses pembentukan anak untuk tumbuh dan
berkembang dengan baik.12
Sumber dana Yayasan Pemeliharaan Anak dan
Bayi Surakarta diperoleh dari :
a. Bantuan dari Yayasan Dharmais Jakarta, diterima 1 tahun sekali
b. Bantuan dari Departemen Sosial Pusat Jakarta, sumber dana untuk
pembiayaan YPAB Permata Hati Surakarta ini diterima dalam waktu 1
tahun sekali saja.
c. Subsidi dari Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah yang berada di Kota
Semarang yang diterima 1 tahun sekali.
d. Bantuan dari pemerintah Kota Surakarta (Dinas Sosial Tenaga Kerja dan
Transmigrasi)
e. Bantuan usaha ekonomi produktif.
f. Sumbangan insidentil atau sumbangan periodik.
g. Donatur tetap, donatur dermawan dan sumbangan tak terduga dari
masyarakat, sumber dana yang paling besar adalah sumbangan dari
12
Wawancara dengan Wiranto tanggal 28 April 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
masyarakat yang biasanya diberikan secara sukarela dan kadang tidak
terhitung jumlahnya biasanya berupa sembako dan juga keuangan untuk
keberlangsungan anak-anak dan bayi YPAB Permata Hati Surakarta.
h. Sedang penerimaan dana tersebut oleh YPAB Permata Hati Surakarta
dipergunakan untuk :
1) Membayar gaji pegawai yayasan.
2) Memenuhi kebutuhan makan ataupun pakaian anak asuh.
3) Pembelian susu anak asuh.
4) Pembelian resep-resep obat anak asuh.
5) Kebutuhan administrasi kantor.
6) Tambal sulam gedung.
7) Dan lain-lain. 13
Selain itu, dana yang terkumpul tersebut juga digunakan untuk semua
pemenuhan kebutuhan anak asuh. Pengeluaran paling banyak adalah
kebutuhan makan anak asuh setiap hari, dimana kebutuhan makan dan gizi
anak harus sesuai. Dana yang diperoleh tersebut dibelanjakan untuk
pemenuhan kebutuhan anak asuh, diantaranya :
13
Wawancara dengan Wiranto tanggal 2 Mei 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
a) Kebutuhan makan : susu anak dan bayi, bubur susu balita, biscuit bayi,
sereal dan lain-lain.14
b) Kebutuhan perawatan : bedak bayi, minyak telon, minyak kayu putih,
cotton bud, shampo bayi, sabun bayi dan lain-lain. 15
c) Kebutuhan rumah tangga : gula pasir, beras, gula merah, tepung terigu,
tepung beras, sabun deterjen, minyak goreng dan bahan-bahan yang
termasuk sembako dan lain-lain. 16
4. Sarana dan Prasarana
YPAB Permata Hati Surakarta juga didukung sarana dan prasarana
yang memadai, diantaranya adalah sebagai berikut :
Tabel 1
Sarana Prasarana YPAB Permata Hati
No Nama Barang Jumlah Keadaan Barang
1
Ruang Kantor
1. Meja Kursi Tamu
2. Meja Kursi Kantor
3. Mesin Ketik
4. Almari
5. Pesawat Telepon
6. Kabinet
7. Jam Dinding
2 buah
4 buah
2 buah
3 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 baik, 1 sedang
2 baik, 2 sedang
1 baik, 1 sedang
2 baik. 1 sedang
Baik
Rusak
Baik
14
Wawancara dengan Ibu Heru tanggal 2 Oktober 2011.
15 Wawancara dengan Sri Hastuti tanggal 2 Oktober 2011.
16 Wawancara dengan Ibu Heru tanggal 2 Oktober 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
II
III
IV
V
VI
VII
Ruang/Zal Anak
1. Box besi/besar
2. Box besi/kecil
3. Box kayu/kecil
4. Incubator
5. Dispenser
6. Almari
7. Timbangan
8. Timbangan Bayi
9. Jam Dinding
Ruang Bermain
1. Meja Kursi Tamu
2. Pesawat TV
3. Bandulan
4. Akuarium
5. Kotak Boneka
6. Jam Dinding
Ruang Asrama
1. Dipan/Kasur
2. Almari
3. Meja Kayu
4. Kulkas
5. Pesawat TV
6. Mesin Cuci
7. Jam Dinding
Ruang Gudang
1. Kursi Lipat
2. Kursi Seng
3. Kursi Kayu
4. Meja Kayu
5. Almari
Ruang Dapur
1. Kulkas
2. Kompor Gas
3. Kompor Minyak
4. Magickom
5. Magicjar
6. Tabung Gas
7. Almari
8. Jam Dinding
Ruang/Kamar
1. Ruang kantor
2. Ruang bermain
3. Ruang asrama
11 buah
12 buah
3 buah
1 buah
2 buah
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah
2 buah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah
3 buah
3 buah
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
125 buah
70 buah
10 buah
15 buah
10 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
2 buah
2 buah
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah
2 buah
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Sedang
Sedang
Rusak
Baik
1 baik. 1 sedang
Sedang
Baik
Sedang
Baik
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Rusak
Rusak
Baik
Sedang
Baik
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Sedang
Baik
Baik
Baik
Sedang
Baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
VIII
4. Ruang anak
5. Ruang rapat
6. Ruang gudang
7. Ruang esolasi
8. Ruang dapur
9. Ruang TK
10. Kamar mandi/WC
Lain-lain
1. Mobil
2. Sepeda Motor
3. Sound system
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
Baik
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Baik
Sedang
Sedang
Baik
Sumber : Daftar kekayaan YPAB Permata Hati Surakarta per 31 Desember 1998
C. Prosedur Penyerahan, Penitipan dan Pengangkatan Anak
1. Status Anak Asuh
Anak yang diasuh oleh YPAB Permata Hati Surakarta adalah anak-
anak terlantar yang masih berusia dibawah lima tahun (Balita).17
Melihat
umur tersebut tentu sangat memprihatinkan, karena pada umur tersebut
manusia belum bisa mandiri dalam pemenuhan kebutuhan. Bahwa sifat dan
kondisi anak yang belum cukup matang masih tergantung, rentan dan rawan
terhadap berbagai keadaan 18
maka anak harus diberi perhatian dan perlakuan
khusus. Anak sewajarnya lebih banyak mendapatkan kasih sayang dari
orangtua dan keluarganya agar mereka dapat menikmati masa awal
kehidupannya, namun karena berbagai kondisi mereka terpaksa hidup di
dalam panti. Anak terbawa dalam permasalahan dan bukan atas kehendak
17
Wawancara dengan Wiranto tanggal 28 April 2011
18 St Sularto, Seandainya Aku Bukan Anakmu, Potret Kehidupan Anak
Indonesia, (Jakarta : Kompas, 2000), hal 23.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
sendiri, anak belum mempunyai hak berbicara, menyatakan pendapat, tidak
dapat menentang dan tidak mampu berjuang manakala karena situasi dan
kondisinya.19
Anak asuh yang tinggal di YPAB Permata Hati Surakarta
dibedakan menjadi dua status, status anak asuh tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Anak Titipan
Yang dimaksud dengan anak titipan yaitu anak atau bayi, yang
karena sesuatu hal orang tuanya tidak dapat merawat secara langsung dan
pada batas waktu umur anak maksimal 5 tahun, anak harus kembali pada
keluarga. 20
b. Anak Serahan
Anak serahan yang dimaksudkan adalah bayi atau anak yang
berhubung dengan berbagai sebab, tidak dapat dirawat atau diawasi
langsung oleh orangtuanya sendiri atau keluarganya sehingga dalam
keadaan terlantar (anak atau bayi tersebut dapat diadopsi) ataupun bayi
yang merupakan serahan dari Rumah Sakit, Dinas Sosial, masyarakat
19 Arif Gosita, Masalah Perlindungan Anak, (Jakarta : Akademika Pressindo,
1985), hal 54.
20 Wawancara dengan Wiranto tanggal 2 Mei 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
ataupun orangtua kandung yang akhirnya ditampung di Yayasan
Pemeliharaan Anak dan Bayi Permata Hati Surakarta. 21
Tabel 2
Data Anak Asuh YPAB Permata Hati 1956 - 1998
No Tahun Titipan Serahan
1 1956 13 4
2 1957 45 15
3 1958 45 7
4 1959 28 11
5 1960 14 6
6 1961 27 9
7 1962 36 1
8 1963 16 4
9 1964 17 3
10 1965 15 3
11 1966 11 -
12 1967 32 7
13 1968 16 17
14 1969 18 10
15 1970 18 10
16 1971 9 14
17 1972 16 14
18 1973 15 18
19 1995 14 13
20 1996 18 6
21 1997 18 7
22 1998 13 7
Sumber: Buku Induk Data Anak Asuh
Anak asuh yang berada di YPAB Permata Hati Surakarta sebagian
besar berasal dari daerah sekitar karesidenan Surakarta. YPAB Permata Hati
Surakarta juga lebih mengutamakan para anak atau bayi terlantar yang berasal
dari daerah Surakarta dan Jawa Tengah. Hal ini karena yayasan ini merupakan
21
Wawancara dengan Wiranto tanggal 2 Mei 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
panti yang berasaskan sosial yang bertujuan untuk memelihara anak atau bayi-
bayi terlantar yang ada di wilayah Daerah Tingkat I Jawa Tengah melalui
keputusan Menteri Sosial RI Nomor 34/HUK/KM/VI/1982. Yayasan ini
merupakan panti yang digunakan sebagai tempat menampung, menyantuni
para anak terlantar yang berusia dibawah lima tahun, yang dibuang ataupun
ditemukan di jalanan. Pihak Kepolisian dan Dinas Sosial selalu mengirim
anak atau bayi terlantar yang ditemukan/dibuang oleh orangtuanya ke YPAB
Permata Hati Surakarta ini. YPAB Permata Hati ini juga menentukan
langkah-langkah untuk menanggulangi masalah perlindungan anak demi
perlakuan yang adil dan pelayanan kesejahteraan sosial secara nyata,22
serta
mencegah timbul berkembang dan meluasnya permasalahan sosial dalam
kehidupan masyarakat.
Namun dalam operasionalnya YPAB Permata Hati Surakarta tidak
hanya menerima anak atau bayi terlantar saja, namun juga menerima serahan
bayi dari keluarga yang kurang mampu dari berbagai daerah, serta menerima
penitipan anak atau bayi yang besarnya biaya sudah ditentukan oleh YPAB
Permata Hati Surakarta. Selain itu di dalam panti ini banyak juga anak asuh
yang berasal dari luar daerah Surakarta, umumnya mereka adalah anak atau
bayi terlantar yang ditemukan oleh masyarakat karena dibuang orangtuanya.
Mereka tidak tahu asal daerah mereka dikarenakan umur mereka yang
memang masih bayi.
22
Arif Gosita, op.cit., hal 39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
2. Kriteria Utama Penerimaan Anak Asuh
Di dalam menerima anak asuh, YPAB Permata Hati Surakarta
mempunyai ketentuan-ketentuan pokok yang harus dipenuhi untuk dapat
bergabung dan menjadi bagian dari anak asuh di YPAB Permata Hati.
Ketentuan tersebut pada dasarnya adalah sama seperti pada ketentuan-
ketentuan semula meskipun juga ada beberapa perubahan dan penambahan
yang diselaraskan dengan keadaan jaman yang terus maju.
Kriteria utama anak yang diasuh di Yayasan Pemeliharaan Anak dan
Bayi Permata Hati Surakarta adalah sebagai berikut :
a. Anak berusia balita
b. Anak yatim atau piatu, yatim piatu.
c. Anak dari keluarga miskin.
d. Anak dari keluarga broken home
e. Anak dari keluarga bermasalah
f. Anak yang lahir di luar nikah atau terlantar
g. Anak yang terlantar karena ditinggal kerja orangtuanya
h. Anak terlantar serahan dari Rumah Sakit dan Dinas Sosial. 23
23
Profil Yayasan Pemeliharaan Anak dan Bayi Surakarta, hal 6.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
3. Mekanisme Penyerahan, Penitipan dan Pengangkatan Anak
Anak-anak asuh yang diterima oleh YPAB Permata Hati Surakarta
harus memenuhi syarat-syarat yang telah diatur sebagaimana mestinya sesuai
ketentuan. Adapun syarat-syarat penerimaan, penitipan dan pengangkatan
anak (Adopsi) di Yayasan Anak dan Bayi Permata Hati Surakarta adalah
sebagai berikut :
a. Syarat Penyerahan Anak
1) Usia anak minimal 1 bulan dan maksimal adalah 2 tahun.
2) Sehat jasmani dan rohani.
3) Menyerahkan surat kelahiran atau akta anak.
4) Menyerahkan fotokopi identitas orang tua anak.
5) Menyerahkan surat nikah.
6) Membuat surat pernyerahan anak dan diketahui oleh lurah atau camat
setempat.
7) Membuat surat pernyataan tidak ada paksaan dari siapapun.
8) Setelah anak tersebut diserahkan, anak tersebut tidak dapat diminta
kembali dengan alasan apapun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
9) Penyerahan dari Rumah Sakit.
10) Penyerahan dari Dinas Sosial.
Gambar I
BAGAN PROSES PENYERAHAN ANAK
Sumber : YPAB Permata Hati Surakarta
Proses penyerahan anak terdapat beberapa macam yaitu penyerahan
oleh orangtua kandung, penyerahan dari Rumah Sakit maupun penyerahan
anak atau bayi terlantar oleh masyarakat atau Kepolisian. Untuk prosedur
penyerahan dari orangtua kandung ialah dengan mengajukan permohonan
pada YPAB Permata Hati Surakarta untuk menyerahkan anaknya serta telah
memenuhi syarat/ketentuan yang ada, selanjutnya membuat surat pernyataan
Balita Terlantar Orang Tua Kandung
YPAB
RT/RW Dinsos naker dan
Transmigrasi
Dinsos naker dan
Transmigrasi
RS/Klinik/Bidan
Anak Balita
YPAB Kepolisian
COTA Calon Orang Tua
Angkat
YPAB
Dinsosnakertran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
yang isinya tidak ada paksaan dari siapapun dalam menyerahkan anak tersebut
ke YPAB Permata Hati Surakarta. Sedangkan kondisi anak yang diserahkan
harus dalam keadaan sehat jasmani rohani, setelah diproses dan diseleksi
secara administrasi dan ternyata memenuhi syarat kemudian anak tersebut
dinyatakan diterima di YPAB Permata Hati Surakarta dengan status anak
serahan.
Sedangkan untuk proses penyerahan anak asuh oleh Rumah Sakit atau
Kepolisian prosedurnya melalui surat resmi serta berita acara serah terima.
Penyerahan ini dilakukan karena identitas maupun keberadaan orangtua tidak
diketahui sehingga demi kesejahteraan anak tersebut pihak Rumah Sakit atau
Kepolisian menyerahkannya ke YPAB Permata Hati Surakarta agar dirawat
dan dipelihara agar tidak terlantar dan dapat hidup layak sebagaimana
mestinya. 24
b. Ketentuan Penitipan Anak atau Bayi di Yayasan Pemeliharaan Anak dan
Bayi Permata Hati Surakarta :
1) Identitas anak
2) Tempat dan tanggal lahir anak (akta lahir anak)
3) Identitas orang tua/wali/penitip
4) Domisili orang tua/wali/penitip
24
Wawancara dengan Wiranto tanggal 2 Mei 2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
5) Pekerjaan orang tua/wali/penitip
6) Jangka waktu penitipan
7) Biaya penitipan tiap bulan.
Perjanjian-perjanjian :
1) Jangka waktu penitipan 3 (tiga) bulan dapat diperpanjang dengan
memperbaharui perjanjian.
2) Semua biaya pengobatan atau opname di luar YPAB Permata Hati
Surakarta dibebankan kepada orang tua/wali/penitip.
3) Biaya penitipan yang tidak dibayarkan pada waktunya dan lebih dari 1
(satu) bulan anak tidak dikunjungi maka anak akan dikembalikan.
4) Apabila pindah alamat tanpa pemberitahuan dan tidak dibayar biaya
penitipannya dan tidak dikunjungi, anak akan dianggap sebagai anak
serahan, dan YPAB Permata Hati Surakarta berhak mencarikan orang
tua angkat demi kepentingan anak.
Anak Titipan, biasanya yang menitipkan adalah orangtuanya sendiri.
Setelah orangtua yang bertanggung jawab atas anak tersebut mengajukan
permohonan pada YPAB Permata Hati Surakarta sesuai syarat/ketentuan
kemudian diproses, diseleksi secara administratif dan ternyata memenuhi
syarat kemudian anak tersebut dinyatakan diterima/dapat dititipkan di YPAB
Permata Hati Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Mengenai jangka waktu penitipan anak maksimal sampai umur 5
tahun atau selama pihak orangtua membutuhkannya. Mengenai status
penitipan anak dapat berubah menjadi status penyerahan anak jika itu
memang dikehendaki oleh orangtua. 25
c. Pengangkatan Anak (Adopsi)
Masalah pengangkatan anak berkaitan erat dengan masalah
perlindungan anak. Seperti yang tercantum dalam UU RI No. 4 tahun 1979
tentang Kesejahteraan Anak yang berbunyi :
“ Anak berhak atas pemeliharaan dan perlindungan, baik semasa dalam kandungan
maupun sesudah dilahirkan. Anak berhak atas perlindungan-perlindungan terhadap
lingkungan hidup yang dapat membahayakan atau menghambat pertumbuhan dan
perkembangan dengan wajar”.
Ayat ini jelas mendorong perlu adanya perlindungan anak dalam
rangka mengusahakan kesejahteraan anak dan perlakuan yang adil terhadap
anak. 26
25
Wawancara dengan Endang Suprapti tanggal 22 Agustus 2011.
26 Arif Gosita, op.cit., hal 41.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Syarat Pengangkatan Anak :
1. Pemohon diwajibkan untuk datang berkonsultasi dengan pengurus
bagian pengangkatan anak sesuai ketentuan persyaratan dasar.
2. Setelah terpenuhi dokumen-dokumen yang harus dilengkapi, pemohon
dianggap resmi sebagai pemohon pengangkatan anak.
3. Apabila sudah ada bayi yang sesuai dengan permohonan yang
bersangkutan, maka akan diadakan kunjungan rumah. Kunjungan
rumah akan dilaksanakan oleh petugas Dinsosnakertrans dan petugas
YPAB Permata Hati Surakarta.
4. Apabila laporan kunjungan tersebut memenuhi persyaratan maka akan
dilakukan serah terima dan asuhan keluarga terhadap bayi yang akan
diberikan, dengan izin dari Dinas Sosial Provinsi (SK Pengasuhan).
5. Home visit atau kunjungan rumah kedua akan dilakukan dalam asuhan,
kurang lebih 6 (enam) bulan. Bila dalam kondisi perawatan yang baik
maka anak dapat diajukan kepada TIM PIPA (Pertimbangan Izin
Pengangkatan Anak) dengan rekomendasi Kepala Dinsosnakertrans
Surakarta dan mendapatkan SK Pengangkatan Anak Dinas Sosial
Provinsi Jawa Tengah (SK Pengangkatan). Untuk penetapan di
Pengadilan Negeri Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
6. Apabila tidak terawat dengan baik, anak akan dikembalikan ke YPAB
Permata Hati Surakarta. 27
Gambar 2
BAGAN PROSES PENGANGKATAN ANAK YPAB SURAKARTA
27
Permensos Nomor 110/HUK/2009 YPAB Permata Hati Surakarta.
Kementrian
Sosial/Dinas Prov.
Calon Orang Tua
Angkat
Pengumpulan
Surat/Dokumen
Sidang Pengangkatan Anak di Pengadilan
Negeri
Izin Pengangkatan
Anak
Wawancara
YPAB
Sidang Tim PIPA Surat Ketetapan/
Keputusan
Pengangkatan Anak Kunjungan Rumah 1
SK Pengasuhan Penempatan Anak (Asuhan Keluarga)
Kurang Lebih 6
Bulan
Kunjungan Rumah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Syarat Material
1) Sehat jasmani dan rohani baik secara fisik maupun mental mampu
mengasuh calon anak angkat (CAA).
2) Berumur paling rendah 30 (tiga puluh) tahun dan paling tinggi 55
(lima puluh lima) tahun.
3) Beragama sama dengan agama calon anak angkat.
4) Berkelakuan baik dan tidak pernah dihukum karena melakukan tindak
kejahatan.
5) Berstatus menikah secara sah paling singkat 5 (lima) tahun.
6) Tidak merupakan pasangan sejenis.
7) Tidak atau mempunyai anak atau hanya mempunyai satu orang anak.
8) Dalam keadaan mampu secara ekonomi dan sosial
9) Memperoleh persetujuan anak, bagi anak yang telah mampu
menyampaikan pendapatnya dan ijin tertulis dengan orang tua
kandung atau wali anak.
10) Membuat pernyataan tertulis bahwa pengangkatan anak adalah demi
kepentingan terbaik bagi anak, kesejahteraan dan perlindungan anak.
11) Adanya laporan sosial dari pekerja sosial Instansi Provinsi setempat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
12) Memperoleh rekomendasi dari Kepala Instansi Sosial Kabupaten atau
Kota.
13) Memperoleh izin untuk pengangkatan anak dari Kepala Instansi Sosial
Provinsi. 28
o Keterangan :
a) Membuat surat permohonan pengasuhan dan perawatan kepada Dinas
Sosial Provinsi Jawa Tengah.
b) Membuat surat permohonan kepada YPAB Permata Hati Surakarta
c) Menganti biaya administrasi dan menganti perawatan CAA
d) Foto 4 x 6 = 4 lembar suami isteri
Syarat Administratif
1) Surat keterangan sehat dari Rumah Sakit pemerintah
2) Surat keterangan kesehatan jiwa dari dokter spesialis jiwa dari Rumah
Sakit pemerintah
3) Copy akta kelahiran COTA (Calon Orang Tua Angkat)
4) Surat keterangan catatan Kepolisian (SKCK) setempat.
5) Copy surat nikah atau akta perkawinan COTA
6) Kartu keluarga dan KTP COTA
28 Permensos Nomor 110/HUK/2009 YPAB Permata Hati Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
7) Copy akta kelahiran CAA
8) Keterangan penghasilan dan tempat bekerja COTA
9) Surat persetujuan CAA di atas kertas bermaterai cukup bagi anak yang
telah mampu menyampaikan pendapatnya atau hasil laporan pekerja
sosial
10) Surat izin dari orangtua kandung/wali yang sah/kerabat di atas kertas
bermaterai cukup
11) Surat pernyataan di kertas bermaterai cukup yang menyatakan bahwa
pengangkatan anak demi kepentingan terbaik bagi anak dan
perlindungan anak
12) Surat pernyataan akan memperlakukan anak angkat dan anak kandung
tanpa diskriminasi sesuai dengan hak-hak dan kebutuhan anak di atas
kertas bermaterai cukup
13) Surat pernyataan dan jaminan COTA di atas kertas bermaterai cukup
yang menyatakan bahwa seluruh dokumen yang diajukan adalah syah
dan sesuai fakta yang sebenarnya
14) Surat pernyataan bahwa COTA akan memberitahukan kepada anak
angkatnya mengenai asal-usulnya dan orang tua kandungnya dengan
memperhatikan kesiapan anak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
15) Laporan sosial mengenai anak dibuat oleh pekerja sosial lembaga
pengasuhan anak atau surat keterangan dari COTA mengenai
kronologis anak hingga berada dalam asuhan mereka
16) Surat penyerahan anak dari orangtua/wali yang sah/kerabat kepada Ru
mah Sakit/Kepolisian/masyarakat yang dilanjutkan dengan penyerahan
anak kepada Instansi Sosial
17) Surat penyerahan anak dan Instansi Sosial kepada lembaga
pengasuhan anak
18) Surat keputusan kuasa asuh anak dari pengadilan kepada lembaga
pengasuhan anak
19) Laporan sosial mengenai COTA dibuat oleh pekerja sosial Instansi
Sosial Provinsi dan lembaga pengasuhan anak
20) Surat keputusan izin asuhan dari Kepala Instansi Sosial
21) Laporan sosial perkembangan anak dibuat oleh pekerja sosial Instansi
Sosial dan lembaga pengasuhan anak
22) Surat rekomendasi dari Kepala Instansi Sosial Kabupaten atau Kota
23) Surat rekomendasi pertimbangan perizinan pengangkatan anak dari
tim PIPA daerah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
24) Surat keputusan izin untuk pengangkatan anak yang dikeluarkan oleh
Kepala Instansi Sosial Provinsi untuk ditetapkan di pengadilan
25) Persyaratan administratif COTA yang berupa copy harus dilegalisir
oleh lembaga yang menerbitkan dokumen atau lembaga yang
berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 29
Pengangkatan anak pada mulanya hakekatnya semata-mata untuk
melanjutkan dan mempertahankan garis keturunan atau marga dalam suatu
keluarga yang tidak mempunyai anak kandung. Tetapi dalam
perkembangannya kemudian sejalan dengan perkembangan masyarakat,
tujuan adopsi telah berubah menjadi untuk kesejahteraan anak. Hal ini
tercantum pula dalam pasal 12 ayat 1 Undang-Undang Republik Indonesia
No. 4/1979 tentang kesejahteraan anak yang berbunyi: “Pengangkatan anak
menurut adat dan kebiasaan dilaksanakan dengan mengutamakan kepentingan
kesejahteraan anak”.30
Dengan demikian maka pengangkatan anak sebagai
salah satu pelayanan kesejahteraan anak secara konstitusional menjadi
tanggung jawab pemerintah dan masyarakat. 31
29 Permensos Nomor 110/HUK/2009 YPAB Permata Hati Surakarta
30 Djaja S Meliala, Pengangkatan Anak (Adopsi) di Indonesia, (Bandung :
Tarsito, 1982), hal 4.
31 M. Budiarto, Pengangkatan Anak Ditinjau Dari Segi Hukum, (Jakarta :
Akademika Pressindo, 1985), hal 26.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 49
BAB III
PERUBAHAN KELEMBAGAAN YAYASAN PEMELIHARAAN
ANAK DAN BAYI PERMATA HATI SURAKARTA
TAHUN 1955 - 1998
A. Perkembangan Kelembagaan YPAB Surakarta Periode Tahun 1955-1975
(Tahap Perintisan)
1. Kepemimpinan Nyonya Dak Imah Hadisoeharto
Masa kepemimpinan Ny. Dak Imah berperan besar dalam pendirian
YPAB Permata Hati Surakarta. Beliau merupakan bidan yang sangat
memperhatikan kesejahteraan sosial masyarakat Surakarta terutama masalah
anak atau bayi terlantar. Setelah turun Akta Notaris tertanggal 21 Desember
1955 No. 25 yang berisi tentang pendirian tempat untuk menampung anak
atau bayi terlantar dengan nama Yayasan Pemeliharaan Anak dan Bayi
Surakarta, beliau diserahi tugas untuk memimpin yayasan tersebut mulai
tahun 1955.
Dalam masa awal kepemimpinannya keadaan YPAB Permata Hati
Surakarta masih sangat memperihatinkan, sistem pelayanan dan fasilitas serta
prasarana yang ada masih belum memadai mengingat pada saat itu masih
dikelola secara swadaya. Keadaan anak asuh hanya seadanya mengingat
lingkungan tersebut belum dapat dikelola dengan baik. Jadi perlu dicatat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
bahwa pada kepemimpinan beliau ini merupakan awal penyelenggaraan
Yayasan Pemeliharaan Anak dan Bayi Permata Hati Surakarta. 1
2. Struktur Organisasi
Seperti yang telah diuraikan pada sub-bab sebelumnya pada tahun
1955 RPB (Rumah Penitipan Bayi) berubah nama menjadi Yayasan
Pemeliharaan Anak dan Bayi Surakarta yang bertujuan untuk mengadakan
pemeliharaan serta pengawasan anak-anak dan bayi-bayi, yang karena suatu
hal atau keadaan tidak mendapat pemeliharaan dan perawatan langsung dari
orangtuanya, baik untuk sementara maupun untuk waktu yang lama serta
mendidik dan membina agar supaya mereka dapat menjadi warga masyarakat
yang sehat dan berbudi luhur. Pada tanggal 21 Desember 1955 terbentuk
susunan pengurus Yayasan Pemeliharaan Anak dan Bayi Surakarta yang
pertama kali dan dinotariskan oleh Notaris R. Soegondo Notodiesoerjo.
Adapun susunan kepengurusan tersebut adalah sebagai berikut :
Pengurus Lengkap :
a. Ketua : Ny. Hadisoeharto (Dak Imah)
b. Wakil ketua : Ny. Soetarjo Kartokoesoemo
c. Penulis I : Ny. Widodo Reksosangkoro
d. Penulis II : Ny. Soeparto
e. Bendahara I : Ny. Soegondo Notodisoeryo
1 Wawancara dengan Endang Suprapti tanggal 19 September 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
f. Bendahara II : Ny. Soemarno
g. Ketua Bagian Medis : Ny. Dr. Nahar Jenie
h. Ketua Bagian Penerangan : Ny. Poerwoatmojo
i. Ketua Bagian Usaha : Ny. Moeljatno
Para Komisaris :
a. Ny. Wignjosoeparto
b. Ny. Wirjomo Wirjohoedojo
c. Ny. Poerwojoewono
d. Ny. Soekamto Prodjotenojo
e. Ny. Soetono Taroekeroto
f. Ny. Soetjipto
g. Ny. Djonoto
h. Ny. Soehoed
i. Ny. Seno
j. Ny. Hendratno
k. Ny. Soedarto
l. Ny. Tjokrokusumo
m. Ny. Martini Soerjo
n. Ny. Soenarto
Penasehat :
Kandjeng Raden Tumenggung Dokter Mohammad Saleh Mangoendiningrat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Pengurus harian :
a. Ketua : Ny. Hadisoeharto
b. Wakil ketua : Ny. Soetarjo Kartokoesomo
c. Penulis I : Ny. Widodo Reksosangkoro
d. Penulis II : Ny. Soeparto
e. Bendahara I : Ny. Soegondo Notodisoerjo
f. Bendahara II : Ny. Soemarno 2
Pengurus harian bertugas sebagai pengawas sekaligus pelaksana
jalannya kegiatan pengasuhan harian di YPAB Permata Hati Surakarta
sehingga proses pemeliharaan atau pengasuhan dapat terselenggara dengan
baik. 3
Selain untuk mencapai kelancaran dan kemantapan pemeliharaan anak
atau bayi yang baik, dengan adanya YPAB Permata Hati Surakarta ini
diharapkan mampu turut serta dalam upaya pemeliharan, kepedulian terhadap
masalah kesejahteraan sosial terutama mengenai kesejahteraan anak atau bayi
terlantar. Pemerintah juga mendukung kegiatan di YPAB Permata Hati, hal
ini terbukti dengan adanya bantuan pemerintah dengan memberikan bantuan
keuangan secara periodik dan berkesinambungan untuk menjalankan kegiatan
pemeliharaan anak asuh.4 Dengan demikian, YPAB Permata Hati Surakarta
2 Akta Notaris Soegondo Notodisoerjo tanggal 21 Desember 1955 Nomor 25
tentang Pendirian Yayasan Pemeliharaan Anak dan Bayi Surakarta. 3 Wawancara dengan Rahning Untari Nugroho, tanggal 19 September 2011
4 Wawancara dengan Wiranto, tanggal 29 September 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
semakin terdorong oleh rasa tanggung jawab yang besar untuk bisa
memelihara dan mendidik mereka itu, agar supaya menjadi warga masyarakat
yang sehat dan berbudi pekerti luhur. 5
Baik pengurus maupun masyarakat telah menyumbangkan baik
pikiran, tenaga maupun financial demi kelancaran proses pemeliharaan anak
asuh di YPAB Permata Hati Surakarta ini.6 Sebagai salah satu wujud
konkretnya adalah pada mulanya YPAB Surakarta belum mempunyai lahan
bangunan yang permanen hingga akhirnya pada tahun 1962 YPAB Surakarta
menempati gedung baru di sebelah Barat RC Jebres. Tempat tersebut
merupakan tanah pemberian dari pemerintah Kotamadya Dati II Surakarta,
Camat Jebres serta bantuan dari Menteri Sosial RI, dengan sukarela mereka
menyediakan tempat untuk dijadikan tempat pengasuhan atau pemeliharaan
anak dan bayi terlantar. 7
3. Kegiatan Kelembagaan
a. Membuka Kursus Perawatan Bayi Sehat
Pada tahun 1967 YPAB Permata Hati Surakarta, membuka Kursus
Perawatan Bayi Sehat, dengan tujuan untuk menunjang kebutuhan tenaga
perawat guna mengasuh anak dan bayi YPAB Permata Hati Surakarta dan
5 Wawancara dengan Endang Suprapti tanggal 25 September 2011
6 Wawancara dengan Endang Suprapti tanggal 25 September 2011
7 Sejarah Berdirinya Yayasan Pemeliharaan Anak dan Bayi Surakarta, hal 9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
juga menolong anak putus sekolah.8 Akan tetapi pada tahun 1984 nama kursus
dirubah menjadi “Kursus Perawatan Bayi & Orang Sakit atau Jompo YPAB
Surakarta”. Kursus dikelola oleh Ibu Koesoemotenoyo dan dibantu oleh Ibu
Poerwaningsih Parang serta dibimbing oleh 14 orang pengajar. Waktu kursus
atau pendidikan selama 1 tahun, terdiri 2 mata pelajaran : 1 pelajaran teori dan
1 pelajaran praktek.
1. Pelajaran teori meliputi 17 mata pelajaran, antara lain :
a. Pendidikan Agama
b. Pendidikan Moral Pancasila
c. Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa
d. Bahasa Indonesia
e. Pendidikan Olahraga
f. Ilmu Pelayanan Sosial
g. Ilmu Jiwa Anak
h. Ilmu Gizi
i. Perawatan Bayi
j. P.P.P.K
k. Ilmu Kesehatan
l. Perawatan Umum
m. Ilmu Kemasyarakatan
n. Etika
8 Profil Yayasan Pemeliharaan Anak dan Bayi Surakarta, hal 13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
o. PKK atau Kewanitaan
p. Kewiraswastaan
q. Organisasi 9
2. Pelajaran praktek, dilaksanakan di tiga rumah sakit :
a. Rumah Sakit Pusat Surakarta
b. Rumah Sakit DKT Surakarta
c. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi Surakarta dan siswa
yang telah lulus harus Wiyata Bakti di YPAB Surakarta, minimal 1
bulan, sedang pelaksanaan praktek di rumah sakit selama 3 bulan.
Tiga bulan yang pertama dipergunakan masa orientasi dan
pelajaran teori dilaksanakan pada sore hari.
Kursus ini telah mendapat izin dari Dinas P & K Surakarta No.
043/103/H.1987, Surakarta 14 Maret 1987. Adapun tempat yang digunakan
yaitu di lingkungan YPAB, siswa harus tinggal di asrama, dengan biaya
perbulan meliputi uang makan, uang asrama dan uang SPP. Batas daya
tampung kursus ini sebanyak 30 orang siswi. Ijazah yang diterima siswinya
pun telah disyahkan oleh P & K Kotamadya Surakarta. 10
9 Ibid., hal 16-17
10 Ibid., hal 19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
b. Membuka Taman Kanak-kanak
Untuk melengkapi tahapan pendidikan di yayasan maka pada tahun
1969 YPAB Permata Hati Surakarta membuka Sekolah Taman Kanak-Kanak,
hal ini didirikan dengan alasan :
1. Untuk menampung anak asuh YPAB Permata Hati Surakarta, yang
telah berumur 5 tahun, yang belum diambil keluarganya (bagi anak
titipan) dan anak asuh yang belum diadopsi oleh keluarga lain.
2. Sarana pendidikan untuk menampung anak-anak di sekitar kampung
YPAB Permata Hati Surakarta.
Sedang sekolah tersebut diberi nama “Sekolah Taman Kanak-kanak
YPAB Permata Hati Surakarta” yang berada di lingkungan YPAB Surakarta
dengan daya tampung 55 anak, dengan guru pembimbing sejumlah 3 orang
guru dan ditambah 1 orang guru tari. TK tersebut telah mendapat Nomor
Induk dari P & K No. 0130. Sampai tahun 1986 Taman Kanak-Kanak YPAB
Permata Hati Surakarta, telah meluluskan anak didik sebanyak kurang lebih
935 anak. 11
11
Sejarah Berdirinya YPAB, op.cit., hal 18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Tabel 2
Jumlah Murid TK YPAB Surakarta tahun 1984 - 1998
No Tahun Jumlah Murid
1 1984 64
2 1985 58
3 1986 55
4 1987 45
5 1988 46
6 1989 49
7 1990 38
8 1991 58
9 1992 44
10 1993 44
11 1994 47
12 1995 41
13 1996 63
14 1997 53
15 1998 47
Sumber : Buku Induk TK YPAB Permata Hati
Visi dan Misi Taman Kanak-kanak YPAB Permata Hati :
1. Mencerdaskan anak bangsa yang beriman, berkarakter mulia, disiplin,
mandiri dan berkepribadian
2. Mengembangkan nilai keimanan dan ketakwaan
3. Menumbuhkan sikap kepribadian dan kedisiplinan
4. Mengembangkan kemampuan fisik, motorik, dan estetika di dalam wadah
bermain sambil belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
5. Membantu lingkungan masyarakat dalam mencerdaskan generasi penerus
bangsa. 12
Periode ini merupakan awal penyelenggaraan YPAB Permata Hati
Surakarta sehingga pada periode ini difokuskan pada pembentukan pengurus
serta pembangunan sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan
penyelenggaraan penyantunan. Sedangkan untuk program kegiatan, pada
periode ini mulai dibuka kursus perawatan bayi sehat yang bertujuan untuk
menunjang kebutuhan tenaga perawat guna mengasuh anak atau bayi YPAB
Permata Hati Surakarta. Sedangkan untuk melengkapi tahapan pendidikan di
yayasan maka pada tahun 1969 YPAB Surakarta juga membuka sekolah
taman kanak-kanak.
Dalam pendidikan tingkat Tamak Kanak-kanak ini lebih cenderung
bersifat mengarahkan sesuatu kepada anak-anak didik. Jadi bentuk
pendidikannya pun lebih banyak diwarnai oleh permainan-permainan yang
mendidik. Maka peran guru dalam Taman Kanak-kanak banyak bersifat
mengarahkan dan membenarkan tindakan yang dilakukan oleh anak didik
melalui bentuk permainan itu. Namun demikian program pendidikan Taman
Kanak-kanak di YPAB Permata Hati tidak terlepas dari tujuan utamanya
membentuk anak-anak yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan dan juga
12
Wawancara dengan Sujiati tanggal 29 November 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
pendalaman agama yang cukup baik.13
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka
disusun program pengajaran pada tingkat Taman Kanak-kanak antara lain :
a) Materi Agama adalah latihan penghafalan ayat Al-Quran, latihan
pembacaan dan penulisan huruf arab, latihan dalam gerakan shalat, latihan
penghafalan doa-doa seperti waktu naik kendaraan , akan tidur, makan dan
sebagainya.
b) Materi Bahasa adalah percakapan bersama. Penceritaan, pengenalan huruf
A sampai Z dan lain sebagainya.
c) Materi Daya Pikir adalah pengenalan bermacam-macam bentuk,
pengelompokkan dan pengenalan warna, matematika, pengenalan nomor
dan lainnya.
d) Materi Ketrampilan adalah menggaris, mengunting, menempel,
menggambar dan sebagainya.
e) Materi Jasmani adalah senam, instruksi tepuk tangan, maupun berjalan di
papan titian dan lain sebagainya. 14
13
Wawancara dengan Sujiati tanggal 29 November 2011 14
Wawancara dengan Sujiati tanggal 29 November 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Dengan program tersebut di atas, sebagian anak-anak yang telah
menyelesaikan tingkat Taman Kanak-kanak di YPAB Permata Hati Surakarta
diharapkan agar anak lebih siap menghadapi awal kehidupannya pada usia
lima tahun atau memasuki Sekolah Dasar. 15
B. Perubahan Kelembagaan YPAB Permata Hati Surakarta Periode Tahun
1976 - 1984
1. Kepemimpinan dr. Nahar Jenie 1976 - 1984
Dibawah kepemimpinan dr. Nahar Jenie dapat dikatakan
perkembangan YPAB Permata Hati Surakarta telah mengalami kemajuan
yang cukup signifikan. Dibanding kepemimpinan sebelumnya struktur
organisasi dan tata kerja di yayasan sudah mengalami kemajuan, program
serta pelayanan terhadap anak asuh pun sebagian sudah mulai ditata
sedemikian rupa sehingga mereka dapat mengikuti program dengan baik.
Selain hal itu juga di YPAB Permata Hati Surakarta mulai
diselenggarakannya pengangkatan anak atau adopsi sesuai SK Mensos No.
41/HUK/KEP/VII/1984 dan SEMA Nomor 2 tahun 1979 & SEMA Nomor 6
tahun 1983, yang masih berlanjut hingga sekarang.
15
Kathy Sylva, Perkembangan Anak Sebuah Pengantar, (Jakarta : Arcan,
1987), hal 209.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
2. Struktur Organisasi
Pada periode 1976 - 1984 terjadi perubahan anggaran dasar dan
susunan pengurus Yayasan Pemeliharaan Anak dan Bayi Permata Hati
Surakarta. Rapat tersebut mengambil keputusan-keputusan antara lain :
a. Memperhentikan para pengurus lama dan mengangkat anggota pengurus
baru sejak tanggal 6 Maret 1976. Pergantian pengurus tersebut diakta
notariskan oleh Notaris Maria Theresia Budisantoso S.H. Adapun akte
notaris tersebut adalah Akte Notaris No. 85 tanggal 28 April 1976,
dengan susunan pengurus sebagai berikut :
1) Penasehat : Bp. Raden Soegondo Notodisoerjo.
2) Ketua Medis : Bp. dr. Subagyo
3) Ketua : dr. Nahar Yenie
4) Wakil Ketua : Ibu Gusti Soegiri
5) Bendahara I : Ny. dokter Slamet
6) Bendahara II : Ny. S. Koesomotenojo
7) Penulis I : Ibu Harjati Soetono.
8) Penulis II : Ibu Trihatmo.
9) Bagian Adoptie : Ny. S. Koesomotenojo.
10) Bagian: Donatur : Ny Poerwojoewono
11) Bagian Usaha : Ny. Moerdihadimoersito.
12) Penerima Tamu : Nyonya Seno
: Nyonya Haryati Soetono
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
13) Pengurus Biasa : Ny. Wirjowikoro
: Ny,. Damanhuri
: Ny. Hadisuharto 16
b. Pada rapat pengurus tanggal 6 Maret 1976 telah diambil keputusan :
Mengganti atau menambah nama YPAB Surakarta menjadi “Yayasan
Pemeliharaan Anak dan Bayi Soekanti Notodisoeryo” Surakarta.
Keputusan ini diambil untuk menghormati peran serta jasa Soekanti
Notodisoeryo.
3. Kegiatan Kelembagaan
Melaksanakan Pengangkatan Anak (Adopsi)
Sebelum ada SK Mensos No.41/HUK/KEP/VII/1984 dan SEMA No.2
tahun 1979 & SEMA No. 6 tahun 1983, pengangkatan anak di YPAB Permata
Hati Surakarta, dilaksanakan secara intern (saling cocok dan setuju) dan
kemudian disyahkan oleh :
1. Ketua Sie Adopsi YPAB Permata Hati Surakarta.
2. Lurah Jebres.
3. Bagi adoptan WNI, sedang untuk Adoptan WNA disyahkan oleh
Notaris.
16
Akta Notaris Maria Theresia Budisantoso 28 April 1976 Nomor 85 tentang
Perubahan Anggaran Dasar dan Susunan Pengurus Yayasan Pemeliharaan Anak dan
Bayi Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Pelaksanaan semacam ini berlangsung sampai tahun 1977. Karena
Pemerintah melihat kenyataan jumlah pengangkatan anak WNI oleh Warga
Negara Asing (WNA) semakin meningkat dan juga mendapat sorotan dari
masyarakat tentang :
a. Tidak adanya persyaratan pengangkatan anak (Adopsi) Internasional
yang memberikan jaminan yang baik bagi kesejahteraan anak yang
diadopsi.
b. Prosedur pengangkatan kadang masih diragukan oleh pemerintah
negara lain yang warga negaranya mengadopsi anak Warga Negara
Indonesia (WNI).
c. Dan tidak adanya keseragaman prosedur pengangkatan anak
tersebut.17
Dengan adanya kejadian tersebut diatas maka keluarlah surat edaran
No. JHA/1/1/2/1978 yang isinya :
1. Tidak dibenarkan pengangkatan anak WNI oleh WNA yang
disyahkan dengan Akta Notaris.
2. Pengangkatan anak WNI oleh WNA penetapannya harus dilakukan
pada Pengadilan Negeri.
17
Profil Yayasan Pemeliharaan Anak dan Bayi Surakarta, op.cit., hal 19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Kemudian YPAB Permata Hati Surakarta pun melaksanakan anjuran
tersebut diatas dengan, dengan pedoman SEMA No. 2 tahun 1979 beserta
penyempurnaannya (SEMA No. 6 tahun 1983) serta SK MenSos
No.41/HUK/KM/VII/1984, ditambah dengan ketentuan yang ada pada YPAB
Permata Hati Surakarta itu sendiri. 18
Tabel 3
Rekap Adopsi Anak YPAB Surakarta Tahun 1955 – 1998
No Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah
1 1955 - - -
2 1956 - - -
3 1957 2 - 2
4 1958 1 1 2
5 1959 - 9 9
6 1960 - 5 5
7 1961 - - -
8 1962 - - -
9 1963 - - -
10 1964 - - -
11 1965 - - -
12 1966 - - -
13 1967 - - -
14 1968 - - -
15 1969 - - -
16 1970 - - -
17 1971 - - -
18 1972 - - -
19 1973 - - -
20 1974 - - -
21 1975 - - -
22 1976 - - -
23 1977 - - -
24 1978 - - -
25 1979 - - -
26 1980 - - -
18
Ibid., hal 20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
27 1981 - - -
28 1982 - - -
29 1983 - - -
30 1984 - - -
31 1985 3 1 4
32 1986 - 4 4
33 1987 3 1 4
34 1988 5 6 11
35 1989 - - -
36 1990 - - -
37 1991 - - -
38 1992 - - -
39 1993 - - -
40 1994 - - -
41 1995 - - -
42 1996 - - -
43 1997 - - -
44 1998 - - -
Sumber : Buku Induk Adopsi YPAB Permata Hati Surakarta
C. Perubahan Kelembagaan YPAB Permata Hati Surakarta Periode Tahun
1985 - 1991
1. Pergantian Pengurus
Pada periode ini terjadi perubahan anggaran dasar dan susunan
pengurus Yayasan Pemeliharaan Anak dan Bayi Permata Hati Surakarta
berdasarkan Akta Notaris Maria Theresia Budisantoso, S.H tanggal 22
Oktober 1985 nomor 76. Rapat tersebut menghasilkan keputusan sebagai
berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
1. Mengubah susunan pengurus Yayasan Pemeliharaan Anak dan Bayi
Surakarta sejak tanggal 8 Juni 1985 sebagai berikut :
a. Penasehat Hukum : Bp. Raden Soegondo Notodisoerjo
Penasehat Umum : Bp. Tri Hatmo
b. Ketua Umum : Dr. Nyonya Nahar Jenie
Wakil Ketua I : Ny. Dr. Sriyono
Wakil Ketua II : Ny. Poerwaningsih Parang
Ketua Medis : Dokter anak yang bertugas ke YPAB
bergilir setiap semester menurut jadwal
dari KIA UNS atau RSUD dr. Moewardi
Surakarta.
c. Seksi Sekretariat : Ny. Haryati Soetono
Tata usaha : Nona Hendrastoeti
Dokumentasi : Nona Sugiyati
Bendahara : Ny. Pradoso.
Seksi Usaha : Ny. Dokter Sriyono
: Ny. Moerhadi Moersito.
: Ny. Poerwojoewono
: Bp. Sumarjo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Perlengkapan/Logistic: Ny. Tri Hatmo
: Ny. Dokter Sriyono
: Ny. Poerwaningsih Parang
d. Seksi Pendidikan : Nyonya Koesoemotenojo
Pendidikan Perawatan Bayi : Ny. Poerwaningsih Parang.
Pendidikan Taman Kanak Kanak : Ny. Mulni
e. Seksi Penerimaan Penyantunan dan Penyaluran :
1. Dokter Nyonya Nahar Jenie
2. Ny. Haryati Soetono
3. Ny. Pradoso
4. Ny. Sri Purwantini
Perawatan/Penyantunan : Ny. Poerwaningsih Parang.
Asrama/Rumah Tangga : Ny. Tatik Metianingsih.
f. Seksi Humas : Ny. Haryati Soetono
: Ny. Sri Purwantini
: Bp. Sumarjo. 19
19
Akta Notaris Maria Theresia Budisantoso 22 Oktober 1985 Nomor 76
tentang Perubahan Anggaran Dasar dan Susunan Pengurus Yayasan Pemeliharaan
Anak dan Bayi di Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
2. Pada rapat pergantian pengurus ini juga menghasilkan keputusan :
a. Merubah pasal 2 anggaran dasar yayasan yang oleh rapat dianggap
Azas Sosial saja, kurang sesuai dengan asas yayasan maka lebih
ditekankan kepada Azas Pancasila.
b. Memperhentikan dengan hormat pengurus lama (pengurus tahun
1976).
c. Para pengurus lama dan para anggota pengurus baru tersebut di atas
telah menerima pemberhentian dan pengangkatan tersebut.
d. Merubah pasal 2 Anggaran Dasar yayasan yang selanjutnya berbunyi
sebagai berikut :
“Yayasan ini mempunyai asas tunggal ialah pancasila dan berdasarkan
Undang Undang Dasar 1945 serta bertujuan mengadakan kegiatan-kegiatan sosial
dalam bentuk mengadakan pemeliharaan serta penyantunan terhadap anak-anak
balita karena sesuattu hal atau keadaan tidak dapat pemeliharaan dan perawatan
langsung dari orang tuanya”. 20
20
Akta Notaris Maria Theresia Budisantoso 22 Oktober 1985 Nomor 76
tentang Perubahan Anggaran Dasar dan Susunan Pengurus Yayasan Pemeliharaan
Anak dan Bayi di Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
2. Kegiatan Kelembagaan
a. Menyewakan meja, kursi, deklit (Dalam rangka melaksanakan Usaha
Ekonomis Produktif
Dalam tahun 1985 YPAB Permata Hati Surakarta, mendapat bantuan
peralatan ekonomis produktif dari Kantor Wilayah Departemen Sosial
Propinsi Jawa Tengah,21
bantuan tersebut berupa :
Tabel 4
Jumlah alat Usaha Ekonomis Produktif
No Jenis Jumlah
1 Kursi besi 100 buah
2 Meja besi 15 buah
3 Kursi stenlis 100 buah
4 Meja stenlis 10 buah
5 Deklit ukuran 5 x 8 m 1 buah
Keterangan : Usaha sewa menyewa ini dengan ketentuan bila ada kerusakan
harus diganti dan diambil serta dikembalikan penyewa. 22
b. Obras dan Pemeriksaan Ibu hamil
Selain usaha ekonomis produktif yang dilaksanakan di atas, Yayasan
Pemeliharaan Anak dan Bayi Permata Hati Surakarta juga berusaha membuka
pemeriksaan ibu hamil dan menerima order obras. 23
21
Profil YPAB Surakarta, op.cit, hal 22 22
Wawancara dengan Wiranto tanggal 28 April 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Pada periode ini pengurus mengeluarkan kebijakan berupa pendirian
usaha ekonomis produktif yang menghasilkan donasi untuk menutup biaya
operasional kegiatan yayasan yaitu melalui usaha penyewaan meja, kursi,
deklit dan lain sebagainya dalam rangka melaksanakan usaha ekonomi
produktif serta membuka pemeriksaan ibu hamil dan usaha obras.
D. Perubahan Kelembagaan YPAB Permata Hati Surakarta Periode tahun
1992 - 1998
1. Kepemimpinan dr. Subagyo 1992 - 1998
Beliau mempunyai gagasan untuk membuat YPAB Permata Hati
Surakarta menjadi lebih baik untuk kedepannya diantaranya melalui program
peningkatan kesehatan anak, peningkatan gizi anak, melengkapi peralatan,
dan meningkatkan pelayanan, pengasuhan anak serta menjalankan program-
program yang belum terlaksana pada periode kepemimpinan sebelumnya.
Pada periode ini juga mulai melaksanakan usaha ekonomi produktif yang
menghasilkan donasi berupa penyewaan meja, kursi, deklit dan lain-lain.
Disamping hal tersebut YPAB Permata Hati juga menjalankan usaha
ekonomis produktif obras dan pemeriksaan ibu hamil. Pada intinya semua
ketua, pengurus dan karyawan YPAB Permata Hati Surakarta mempunyai
23
Yayasan Pemeliharaan Anak dan Bayi, op.cit, hal 23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
jiwa sosial yang sangat kuat serta memiliki jiwa pengabdian kepada
masyarakat dalam kepedulian terhadap para anak atau bayi terlantar. 24
Program Kerja YPAB Permata Hati Surakarta :
a. Peningkatan Kesehatan Anak
a. Memberikan tambahan makan yang bergizi atau vitamin
b. Menjaga kebersihan makanan, tempat tidur dan lingkungan.
c. Memberikan perawatan sedini mungkin kalau ada anak
menderita sakit
b. Peningkatan Gizi Anak
a. Menu makanan sesuai dengan petunjuk dokter
b. Pemeriksaan gizi dan HB
c. Melengkapi Peralatan
a. Peralatan Zal atau tempat tidur
b. Perlengkapan kantor
c. Perlengkapan dapur
d. Kebutuhan ruang bermain
d. Meningkatkan Pelayanan Anak
a. Pembinaan kepada perawat sebulan sekali
b. Pelatihan tentang perawatan dan pengasuhan
c. Peningkatan tentang administrasi
24
Wawancara dengan Rahning Untari Nugroho tanggal 19 September 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
2. Struktur Organisasi
Berdasarkan Akta Notaris Maria Theresia Budisantoso, S.H tanggal 2
Oktober 1992 Nomor 2 tersebut menerangkan bahwa oleh rapat telah diambil
keputusan-keputusan sebagai berikut :
a. Memberhentikan dengan hormat sejak tanggal satu Juli seribu sembilanratus
sembilanpuluh dua seluruh pengurus Yayasan Pemeliharaan Anak dan Bayi
Surakarta, periode sebelumnya dan kepada mereka masing-masing diberikan
sepenuhnya pemberesan dan pembebasan tentang segala sesuatu yang telah
dilakukan oleh mereka untuk dan atas nama yayasan.
b. Mengangkat dan menetapkan susunan pengurus Yayasan Pemeliharaan Anak
dan Bayi Surakarta sebagai berikut :
Ketua I : dr. Subagyo
Ketua II : Ny. Nahar Jenie
Sekretaris I : Ny. Haryati Soetono
Sekretaris II : dr. Iskandar Zulkarnaen
Bendahara I : Ny. Pradoso
Bendahara II : dr. Ny. Kristiani Burhan
Seksi Usaha : dr. Tandyo
: Ny. Sriono
Seksi Perlengkapan : Ny. Surachman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Seksi Pendidikan : Ny. Poerwaningsih Parang
: Ny. Poerwoyoewono 25
Adapun pasal-pasal lain masih tetap berlaku sebagaimana tercantum
dalam akta-akta masing-masing tanggal 21 Desember 1955 nomor 25 dan
tanggal 22 Oktober 1985 nomor 76 tanpa ada perubahan, kecuali hal-hal
tersebut diatas.
Perkembangan Yayasan Pemeliharaan Anak dan Bayi Surakarta dari
tahun 1992 sampai dengan tahun 1998 tidak mengalami perubahan yang
signifikan. Pelaksanaan program pengasuhan, penitipan serta pengangkatan
anak tetap mengikuti keputusan Menteri Sosial RI No.34/HUK/KM/VI/1982
dari Departemen Sosial yang disesuaikan oleh YPAB Permata Hati Surakarta.
25
Akta Notaris Maria Theresia Budisantoso tanggal 2 Oktober 1992 Nomor
12 tentang Pernyataan Keputusan Rapat Yayasan Pemeliharaan Anak dan Bayi di
Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 74
BAB IV
PERANAN YAYASAN PEMELIHARAAN ANAK DAN BAYI
SURAKARTA DALAM UPAYA PEMELIHARAAN ANAK ATAU
BAYI TERLANTAR DI SURAKARTA
A. Usaha YPAB Permata Hati Surakarta dalam Mencari Penyantun Dana
bagi Keberlangsungan Kegiatannya
Masalah dana merupakan salah satu hal yang penting dalam kehidupan
YPAB Permata Hati Surakarta. Dari mulai berdirinya sampai tahun 1998,
pendanaan YPAB Permata Hati masih tergantung kepada donatur yang
dengan suka rela memberikan bantuan dalam rangka mendukung usaha untuk
meningkatkan program-program YPAB Permata Hati Surakarta yang sering
terjadi kekurangan dana, seperti dalam pembangunan, penyediaan sarana dan
prasarana dalam YPAB Permata Hati. Jika mengalami kekurangan dana maka
pihak pengurus YPAB Permata Hati Surakarta berusaha menyampaikan
kekurangan tersebut kepada sebagian pengurus maupun dengan cara
menghubungi pihak yang memiliki ekonomi yang tinggi. Pemberian sesuatu
oleh para donatur dapat berwujud uang ataupun barang kepada YPAB
Permata Hati Surakarta. Kalau berwujud barang biasanya berbentuk bahan
makanan yang selanjutnya dapat dipergunakan untuk penambahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
perlengkapan yayasan atau diberikan langsung kepada yang membutuhkan
seperti kepada semua penghuni panti. 1
Selain itu dana YPAB Permata Hati Surakarta juga diperoleh dari
instansi pemerintah yang melakukan kunjungan ke YPAB Permata Hati
Surakarta baik berupa uang maupun barang, seperti Dinas Sosial dan juga
masyarakat lainnya. Bantuan atau dana seperti itu jumlahnya cukup banyak.
Namun disamping menerima berbagai macam bantuan dari luar, YPAB
Permata Hati sendiri mempunyai usaha guna menambah pemasukan dari
penyewaan usaha ekonomis produktif dan perlengkapannya.
Untuk memperoleh dana bantuan YPAB Permata Hati Surakarta juga
menyusun atau merancang usulan proyek dan mengirimkannya kepada
lembaga-lembaga donor. Usulan proyek dibuat secara sistematis dengan
tujuan dan rencana operasioanal yang jelas. Setelah menerima bantuan, maka
YPAB Permata Hati Surakarta diwajibkan mengirimkan laporan secara
periodik dan pada akhir kegiatan mengirimkan laporan lengkap dengan
memenuhi syarat-syarat administrasi yang telah ditentukan. 2
Selain menerima bantuan dana dari lembaga swasta, untuk
menghindari suatu ketergantungan maka YPAB Permata Hati Surakarta
mendirikan usaha-usaha yang memperoleh keuntungan walaupun ada resiko
bahwa kegiatan mencari keuntungan yang intensif dan rutin dapat mengurangi
1 Wawancara dengan Endang Suprapti tanggal 25 September 2011
2 Wawancara dengan Endang Suprapti tanggal 25 September 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
aktivitas sosial namun sampai saat ini hal tersebut belum terjadi pada YPAB
Permata Hati Surakarta.
Semua dana yang diperoleh di atas dipergunakan untuk meningkatkan
kemajuan YPAB Permata Hati Surakarta sehingga dapat mencapai apa yang
menjadi tujuan yayasan sesuai dengan anggaran dasarnya. 3
B. Keberadaan YPAB Permata Hati Surakarta dalam membantu Dinas
Sosial dalam menangani Anak atau Bayi Terlantar di Surakarta
YPAB Permata Hati Surakarta merupakan sebuah lembaga sosial
dalam hal lembaga penyelenggara penyantunan anak dan bayi terlantar di
Surakarta. Pengembangan bidang sosial itu tidak lepas dari peran YPAB
Permata Hati Surakarta. Peran tersebut antara lain dalam pemeliharaan serta
penyantunan bagi anak atau bayi terlantar dalam hal memberikan
kesejahteraan bagi anak dan bayi terlantar di Surakarta.
Sedangkan peran YPAB Permata Hati Surakarta dalam memberikan
penyantunan bagi anak atau bayi terlantar harus dilakukan dengan prinsip
kesinambungan. Prinsip kesinambungan berarti ada keterkaitan antara satu
dengan yang lain agar terwujud sesuatu yang telah direncanakan agar
mencapai tujuan yang lebih baik.4 Upaya penyantunan tersebut dapat
3 Wawancara dengan Wiranto tanggal 20 September 2011
4 Soedjono Soekanto, Sosiologi Keluarga tentang Ikhwal Keluarga, Remaja
dan Anak, (Jakarta : Rineka Cipta, 1990), hal 419.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
diberikan dalam bentuk bimbingan, arahan, sosialisasi dan lain-lain.5 Dalam
rangka penyelenggaraan perlindungan anak, negara dan pemerintah
bertanggung jawab menyediakan fasilitas, aksesibilitas bagi anak, terutama
dalam menjamin pertumbuhan dan perkembangannya secara optimal dan
terarah.6 Hal ini dilakukan agar pemenuhan hak anak atau bayi terlantar dapat
terwujud.
Peningkatan peran YPAB Permata Hati Surakarta dalam penyantunan
dan pemeliharaan bagi anak atau bayi terlantar tersebut merupakan sebuah
tindakan konkret yang berhubungan dengan pemenuhan hak warga negara
dalam bidang kesejahteraan anak. Terwujudnya pemenuhan hak warga negara
tersebut harus dapat dilakukan oleh YPAB Permata Hati Surakarta maupun
Instansi pemerintah dalam hal ini Dinas Sosial Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Surakarta sebagai bukti perannya dalam menangani masalah
sosial anak dan bayi terlantar di Surakarta. Meskipun sebenarnya kekuatan
sebuah lembaga sosial terletak pada idealism pelaku-pelakunya, komitmen
dan orientasi yang positif serta wawasan sosial dan kegiatan-kegiatan yang
nyata. 7
5 Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Panti Asuhan UPT Dinas Sosial Propinsi
Dati I Jawa Tengah, hal 17. 6 Amin Suprihatini, Perlindungan terhadap Anak, (Klaten : Cempaka Putih,
2008), hal 18. 7 Amir Efendi Siregar, Pertumbuhan dan Peran Organisasi Sosial dalam
Pembangunan: Menghadapi Ruang Gerak (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,
2001), hal 45.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Selain itu keterlibatan pihak luar yaitu Instansi yang terkait khusus
dengan masalah sosial sangat diperlukan partisipasinya dalam bentuk
kerjasama dengan YPAB Permata Hati Surakarta serta ikut membantu
menangani permasalahan anak atau bayi terlantar di Surakarta. Untuk
mendukung tindak lanjut dari upaya penyantunan anak atau bayi terlantar oleh
YPAB Permata Hati Surakarta ada beberapa kegiatan yang selama ini
dilakukan oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi kota Surakarta,
yaitu dengan cara membina organisasi atau lembaga sosial dan kerjasama,
serta memonotoring hasil pembinaan tersebut dengan berkunjung ke lembaga
sosial yang selama ini telah diadakan pembinaan atau pendampingan.8
Dari penjelasan di atas maka bila pembinaan dan pengawasan terhadap
anak atau bayi terlantar dikaitkan dengan tujuan upaya meningkatkan
kesejahteraan belum sepenuhnya tepat sasaran. Pendidikan merupakan usaha
agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses
pembelajaran. Sehingga dalam proses pembelajaran perlu adanya sistem
pendidikan yang dapat menyeimbangakan potensi diri untuk memiliki
kekuatan spiritual keagaamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dari masyarakat, bangsa dan
negara. Tujuan pendidikan itu sendiri mengembangkan potensi anak asuh agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
8 Wawancara dengan Indarto tanggal 12 November 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dari keterangan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pemeliharaan
dan penyantunan terhadap kesejahteraan anak atau bayi terlantar bukanlah
tanggung jawab dari pemerintah saja, dalam hal ini Dinas Sosial Tenaga Kerja
dan Transmigrasi tetapi juga perlu didukung oleh pihak lain seperti pihak
swasta dalam melakukan upaya penyantunan terhadap anak atau bayi
terlantar. Dari kerjasama tersebut diharapkan dapat meningkatkan mutu
kehidupan anak sehingga dari peningkatan mutu itu pemenuhan hak anak atau
bayi terlantar dapat tercapai dan kesejahteraannya dapat meningkat. 9
Peranan YPAB Permata Hati Surakarta dalam upaya
penyantunan anak atau bayi terlantar bagi masyarakat Jawa Tengah pada
umumnya dan daerah Surakarta pada khususnya ialah sangat penting karena
yayasan ini turut membantu pemerintah dalam upaya mengentaskan anak atau
bayi terlantar. Dengan adanya peranan yang dilakukan YPAB Permata Hati
Surakarta ternyata mempunyai pengaruh besar dalam mewujudkan
kesejahteraan anak asuhnya, terutama para bayi atau balita terlantar. Pengaruh
tersebut terlihat dalam kehidupan anak asuh yang hidup sejahtera di dalam
lingkungan YPAB Permata Hati Surakarta. Dalam mewujudkan kesejahteraan
anak asuh YPAB Permata Hati Surakarta berusaha memenuhi segala
kebutuhan anak asuh mulai dari kebutuhan jasmani, rohani, maupun sosialnya.
9 Wawancara dengan Sunarti tanggal 12 November 2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
YPAB Permata Hati Surakarta selain mewujudkan kesejahteraan bagi
anak asuhnya, juga memberikan peranan dalam pembentukan tingkah laku atau
karakter anak asuh dalam kehidupan sehari-hari antara lain melalui pendidikan
rohani, pendidikan taman kanak-kanak maupun pendidikan informal. Pengasuh
merupakan orang-orang yang berperan dalam menjalankan segala peranan
YPAB Permata Hati Surakarta untuk mendidik serta mengarahkan para anak-
anak asuhnya.10
Dalam menjalankan peranannya para pengasuh di YPAB
Permata Hati Surakarta melakukannya dengan penuh kesabaran dan rasa kasih
sayang karena mereka harus dapat menjadi penganti peran orangtua bagi anak.11
Sehingga anak atau bayi yang mengalami masalah dalam keluarganya tersebut
(terlantar) tidak terkesan disia-siakan karena ketidakadaannya pihak lain yang
merawat, mengasuh dan memeliharanya.
Keberadaan YPAB Permata Hati Surakarta sangat berarti dimana YPAB
Permata Hati Surakarta menjadi lembaga penganti peran sebuah keluarga bagi
anak asuhnya. Semua fungsi keluarga yang belum terpenuhi akan mampu
terpenuhi yaitu kebutuhan, makan, minum, kesehatan, kebersihan badan,
pakaian, pendidikan agama, bermain, pendidikan taman kanak-kanak dan lain
sebagainya. Keluarga yang fungsinya tidak terpenuhi dengan baik akan
mengakibatkan pertumbuhan jiwa anak dapat terganggu,12
maka semua peran
keluarga yang fungsinya tidak terpenuhi dengan baik dapat tergantikan dengan
10
Wawancara dengan Danik tanggal 2 Oktober 2011. 11
Wawancara dengan Yayuk tanggal 2 Oktober 2011 12
Khairudin, Sosiologi Keluarga, (Yogyakarta : Nurcahaya, 1985), hal 11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
adanya peran YPAB Permata Hati Surakarta sebagai lembaga penganti keluarga,
sehingga anak asuh yang nantinya keluar dari lingkungan YPAB Permata Hati
Surakarta diharapkan akan mempunyai kepribadian yang baik dan dapat
menempatkan diri dalam masyarakat dimana ia tinggal. Selain itu anak asuh
dapat menerapkan pendidikan yang telah diberikan oleh YPAB Permata Hati
Surakarta sebagai bekal kehidupan masa yang akan datang.
C. Kendala Sosiologis yang dihadapi YPAB Permata Hati Surakarta dalam
tugasnya sebagai Lembaga Sosial
Dalam melaksanakan upaya pemeliharaan dan penyantunan terhadap
kesejahteraan anak atau bayi terlantar di Surakarta, YPAB Permata Hati
Surakarta tidak terlepas dari adanya beberapa kendala-kendala. Proses
penyantunan di lapangan pada kenyataannya tidak selalu berjalan
sebagaimana yang telah direncanakan13
hal tersebut disebabkan karena adanya
kendala yang timbul dalam pelaksanaan pemeliharaan sehingga
mengakibatkan terganggunya proses penyantunan yang ada di YPAB Permata
Hati Surakarta. Hal ini disebabkan karena berbagai faktor, antara lain faktor
dari YPAB Permata Hati Surakarta itu sendiri maupun faktor dari luar.
Adapun berbagai macam kendala yang dihadapi YPAB Permata Hati
Surakarta sebagai berikut :
13
Wawancara dengan Endang Suprapti tanggal 25 September 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
1. Faktor dari YPAB Permata Hati Surakarta antara lain :
a. Dalam melaksanakan upaya penyantunan terhadap anak atau bayi terlantar
jumlah personil dari YPAB Permata Hati Surakarta sendiri yang masih
minim atau terbatas sehingga tidak sebanding dengan jumlah anak asuh
yang ditampung sehingga organisasi tidak berjalan sesuai dengan begitu
baik, hal ini membuat anak asuh terkadang kurang diperhatikan oleh para
pengasuh.
b. Jumlah anggaran yang masih kurang untuk melakukan pemeliharaan dan
penyantunan anak asuh.
c. Kurangnya sarana dan prasarana dalam mendukung operasional kegiatan
YPAB Permata Hati Surakarta dalam memberikan peningkatan
kesejahteraan bagi anak asuh.14
2. Faktor dari Luar
a. Kurangnya perhatian orangtua anak yang menitipkan anaknya di YPAB
Permata Hati Surakarta. Para orangtua tersebut jarang mengunjungi
anaknya di YPAB Permata Hati Surakarta. Para orangtua tersebut
melalaikan kewajibannya padahal YPAB Permata Hati Surakarta sudah
membantu untuk merawat dalam memelihara sampai usia 5 tahun.
14
Wawancara dengan Endang Suprapti tanggal 25 September 2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
b. Masih minimnya partisipasi masyarakat sekitar lingkungan YPAB
Permata Hati Surakarta terhadap upaya peningkatan kesejahteraan balita
terlantar. 15
Berdasarkan atas informasi diatas, hambatan-hambatan yang ada di
dalam YPAB Permata Hati Surakarta disebabkan dari segi teknik
pelaksanaan penyantunan. Seperti disebabkan kurangnya sarana dan prasarana
dalam mendukung operasional penyantunan. Hal ini bisa dikaitkan dengan
kurangnya anggaran dalam biaya operasional pemeliharaan dan penyantunan.
3. Solusi
Untuk menghadapai kendala tersebut diatas maka YPAB Permata Hati
Surakarta dalam upaya penyelenggaraan penyantunan anak dan bayi terlantar
mempunyai solusi antara lain :
1. Bekerjasama dengan Institusi pemerintah maupun dengan pihak ketiga
dalam melakukan upaya penyelenggaraan penyantunan anak dan bayi
terlantar di Surakarta.
2. Dalam hal pengawasan terhadap bayi terlantar bekerjasama dengan Dinas
Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Surakarta maupun Kepolisian.
15
Wawancara dengan Endang Suprapti tanggal 25 September 2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
3. Mengajukan tambahan tenaga kerja fungsional.
4. Mengajukan anggaran kepada Pemerintah Provinsi agar ada penambahan
dana untuk melaksanakan penyantunan anak asuh.
5. Meningkatkan koordinasi dengan pihak Kepolisian maupun Dinas Sosial
sehingga diharapkan dapat membantu proses pelaksanaan penyantunan
secara lebih mudah.
6. Sosialisasi YPAB Permata Hati Surakarta kepada masyarakat. 16
Dalam upaya penyantunan anak atau bayi terlantar YPAB Permata
Hati Surakarta menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk memperoleh
dukungan agar pelaksanaan penyantunan anak atau bayi terlantar dapat
berjalan dengan lancar. Kerjasama dalam penyantunan anak atau bayi
terlantar dilakukan dengan pemerintah maupun masyarakat. Dukungan
pemerintah dalam upaya penyantunan anak terlantar sangat berpengaruh
dalam rangka penanganan anak atau bayi terlantar. Dengan adanya dukungan
dari pemerintah diharapkan program yang dijalankan oleh YPAB Permata
Hati Surakarta dapat terus berjalan sehingga dapat menyelesaikan
permasalahan publik yang ada khususnya masalah sosial anak atau bayi
terlantar.17
Selain itu dukungan dari masyarakat luas juga diperlukan untuk
memperlancar pelaksanaan penyantunan yang dilakukan. Dukungan dari
16
Wawancara dengan Rahning Untari Nugroho tanggal 14 November 2011.
17 Wawancara dengan Indarto tanggal 12 November 2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
pihak YPAB Permata Hati Surakarta sendiri juga sangat penting karena
YPAB Permata Hati sebagai lembaga yang melaksanakan penyelenggara
penyantunan anak atau bayi terlantar maka dituntut perlu adanya keseriusan
dan kekreatifan dalam melakukan kegiatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 86
BAB V
PENUTUP
Simpulan
Dalam penulisan skripsi yang berjudul “Yayasan Pemeliharaan Anak dan
Bayi Permata Hati Surakarta Tahun 1955-1998” dapat disimpulkan : Latar belakang
didirikannya Yayasan Pemeliharaan Anak dan Bayi Permata Hati Surakarta ialah
adanya kenyataan di dalam masyarakat Indonesia bahwa banyak anak atau bayi yang
berhubung dengan berbagai sebab tidak dapat dirawat atau diawasi oleh orangtuanya
sendiri maupun keluarganya. Oleh karena itu maka perlu adanya upaya pemeliharaan,
pengawasan serta kepedulian terhadap anak atau bayi terlantar agar supaya mereka
dapat menjadi warga masyarakat yang sehat dan berbudi pekerti luhur. Sebagai
realisasi usaha tersebut pada tahun 1955 beberapa ibu anggota Majelis
Permusyawaratan Wanita Surakarta mendirikan RPB (Rumah Penitipan Bayi) yang
merupakan cikal dari Yayasan Pemeliharaan Anak dan Bayi Permata Hati Surakarta.
Adapun perkembangannya sejak 1955-1998 adalah sebagai berikut: Yayasan
Pemeliharaan Anak dan Bayi Permata Hati Surakarta merupakan yayasan
penyelenggara usaha penyantunan anak terlantar di Daerah Tingkat I Jawa Tengah
yang khusus menangani pengangkatan serta penyantunan bagi anak usia di bawah
lima tahun (balita). Keberadaan YPAB Permata Hati Surakarta sebagai lembaga
alternatif keluarga bertujuan mewujudkan kesejahteraan anak yatim, piatu, yatim
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
piatu dan bayi yang terlantar. Upaya ini direalisasikan dengan usahanya dalam
pemenuhan kebutuhan anak asuh yang sifatnya urgen bagi pertumbuhan serta
perkembangan anak pada umumnya.
Dalam upaya penyantunan anak asuh tersebut YPAB Permata Hati Surakarta
mendapat bantuan dana dari berbagai pihak, antara lain dari Yayasan Dharmais
Jakarta, Departemen Sosial Pusat Jakarta, Subsidi dari Dinas Sosial Provinsi Jawa
Tengah serta bantuan dari Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi kota
Surakarta dan sumber dana lainnya. Sejalan dengan membaiknya kondisi ekonomi
bangsa Indonesia kesejahteraan YPAB Permata Hati Surakarta mengalami
peningkatan, hal itu dikarenakan meningkatnya bantuan dari para donatur-donatur
yang bisa berupa uang ataupun barang. Sedangkan untuk menutup biaya operasional
lainnya YPAB Permata Hati mendapat bantuan dana tetap dan tidak tetap dari
donatur ataupun para dermawan serta dari YPAB Permata Hati itu sendiri yang
dihasilkan dari usaha ekonomi produktif yang menghasilkan donasi.
Meskipun secara umum pelaksanaan program penyantunan terhadap para
anak atau bayi terlantar telah menunjukan indikasi keberhasilan. Namun
penyelenggaraan penyantunan ini tak terlepas dari berbagai halangan yang menjadi
kendala keberhasilan program penyantunan anak atau bayi terlantar. Hambatan-
hambatan tersebut adalah dalam melaksanakan upaya penyantunan terhadap anak
asuh disebabkan dari segi teknik pelaksanaan penyantunan baik dari segi dana
maupun tenaga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Dari pemenuhan kebutuhan baik jasmani, rohani, dan sosial anak asuh oleh
YPAB Permata Hati Surakarta maka anak yang kurang beruntung tersebut
diharapkan terentas dari keterlantaran serta mempunyai kepribadian yang baik dan
dapat menempatkan diri dalam masyarakat dimana ia tinggal. Selain itu anak asuh
dapat menerapkan pendidikan yang telah diberikan oleh YPAB Permata Hati
Surakarta sebagai bekal kehidupan masa yang akan datang.