xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23018981/1835006807/name/copy+of... · web viewnilai-nilai (...

37
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DALAM KEPEMIMPINAN ORGANISASI makalah dibuat untuk memenuhi tugas ujian akhir semester DOSEN DR.DEWI NUSRANINGRUM. M.Pd Rr.AMBARWATI WIDANINGSIH No.reg.761 6080 297 MANAJEMEN PENDIDIKAN NON REGULER PROGRAM PASCASARJANA

Upload: lamtu

Post on 21-Apr-2018

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23018981/1835006807/name/Copy+of... · Web viewNilai-nilai ( filosofi, Visi dan misi, tujuan, larangan-larangan, standar. c. Asumsi dasar ( hubungan

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI

DALAM KEPEMIMPINAN ORGANISASI

makalah dibuat untuk memenuhi tugas ujian akhir semester

DOSEN DR.DEWI NUSRANINGRUM. M.Pd

Rr.AMBARWATI WIDANINGSIHNo.reg.761 6080 297

MANAJEMEN PENDIDIKAN NON REGULER PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERISTAS NEGERI JAKARTA

Page 2: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23018981/1835006807/name/Copy+of... · Web viewNilai-nilai ( filosofi, Visi dan misi, tujuan, larangan-larangan, standar. c. Asumsi dasar ( hubungan

2009

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................................... ii

BAB I . PENDAHULUAN ............................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................ 1

B. Perumusan Masalah ....................................................... 3

BAB II . PEMBAHASAN .................................................................... 4

A. BUDAYA ORGANISASI .................................................... 4

B. KEPEMIMPINAN ORGANISASI ....................................... 15

BAB III. PENUTUP ............................................................................. 22

A. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan ................................................................ 21

2. Saran ........................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 26

ii

Page 3: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23018981/1835006807/name/Copy+of... · Web viewNilai-nilai ( filosofi, Visi dan misi, tujuan, larangan-larangan, standar. c. Asumsi dasar ( hubungan

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Budaya merupakan sesuatu yang pasti ada dalam suatu kelompok

manusia atau organisasi. Kitapun hidup dalam suatu masyarakat yang memiliki

budaya yang berbeda dengan budaya masyarakat yang lain. Misalnya saja

kebudayaan umum orang Indonesia adalah ramah tamah dan suka berbasa-

basi, serta menjujung tinggi nilai kebersamaan atau kelompok, lain halnya

dengan orang barat yang tanpa basa-basi dan bersifat individualis.  Kebudayaan

yang kita miliki secara sadar atau tidak akan mempengaruhi sikap dan perilaku

kita dalam berbagai aspek kehidupan.

Tidak berbeda dengan budaya yang mempengaruhi masyarakatnya, maka

budaya organisasi juga akan mempengaruhi sikap dan perilaku semua anggota

organisasi tersebut. Budaya yang kuat dalam organisasi dapat memberikan

paksaan atau dorongan kepada para anggotanya untuk bertindak atau

berperilaku sesuai dengan yang diharapkan oleh organisasi. Budaya organisasi

ini perlu untuk diketahui oleh pemimpin atau manager untuk memudahkan

mereka dalam menentukan sikap, bagaimana mereka harus bertindak agar para

anggotanya bisa diarahkan menuju suatu sikap dan perilaku yang akan berguna

untuk mencapai tujuan organisasi.

Pengaruh Budaya dalam Kepemimpinan OrganisasiKepemimpinan merupakan hal yang sangat vital di dalam sebuah organisasi

maupun perusahaan. Seorang pemimpin terkecil pun sangat besar peranannya

bagi bawahannya dan yang bersangkutan kepadanya. Budaya adalah seluruh

cara hidup dari sebuah masyarakat: nilai, praktik hidup, simbol, lembaga, dan

hubungan antar manusia. Sebagai cara hidup, budaya merupakan salah satu

kontributor, dipahami sebagai jawaban terhadap aneka pertanyaan tentang

mengapa terjadi perbedaan tingkat keterampilan, kemakmuran, kecakapan, dan

upah di antara berbagai bangsa.

Page 4: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23018981/1835006807/name/Copy+of... · Web viewNilai-nilai ( filosofi, Visi dan misi, tujuan, larangan-larangan, standar. c. Asumsi dasar ( hubungan

Uraian di atas berisi bahwa seorang pemimpin harus mampu untuk beradaptasi

dengan lingkungan sekitar dimanapun mereka berada. Peran budayalah yang

mempengaruhi tingkah laku mereka sehingga apa yang dilakukan mereka

haruslah sesuai dengan budaya di mana tempat mereka memijakkan kaki. Dan

budaya membuat seorang pemimpin menjadi wajib untuk menyesuaikan diri

sesuai dengan peraturan yang berlaku karena masyarakat adalah penilainya

dan yang akan merasakan hasil dari kepemimpinan itu.

Budaya di sini lebih khususnya pada adaptif istiadat dan norma agama yang

berlaku di Negara kita. Bangsa kita masyarakat Indonesia mengharapkan

dan menginginkan seorang pemimpin yang tidah hanya bisa beradaptasi

namun juga harus bisa memberikan contoh pada masyarakatnya dalam

beragama. Budaya memang memberikan corak yang berbeda-beda pada

setiap individu. Jika masyarakat menganggap orang Jawa Barat kurang tegas

dalam memimpin dan orang Jawa tulen menginginkan seorang pemimpin

yang dapat memimpin dengan agama pula maka itulah yang termasuk dalam

bagian budaya di Negara kita.

Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang beraneka macam suku, agama,

dan ras. Karena banyaknya perbedaan budaya yang beragam seorang

pemimpin dituntut untuk mampu beradaptasi.

Sondang P. Siagian (2003:108) menyatakan bahwa:

“Kepemimpinan selalu bersifat situasional, kondisional, temporal dan spatial

yang berarti bahwa gaya kepemimpinan orang misalnya gaya demokratik tidak

mungkin dapat diterapkan secara sangat konsisten tanpa memperhitungkan

situasi dan kondisi yang dihadapi, factor waktu dan factor ruang.”

Budaya menjadi faktor dominan dalam mendorong kemajuan dalam memimpin.

Maju berarti hidup yang lebih panjang, lebih sehat, tanpa banyak belitan derita,

dan lebih berbobot. Secara sosial, maju berarti terciptanya hubungan yang

saling menguntungkan di antara berbagai kelompok, tanpa ada prasangka dan

diskriminasi yang memicu kekerasan. Etos kerja keras, berhemat, dan

menabung merupakan nilai budaya yang menjadi pilar kemajuan bangsa

merupakan kekuatan ekonomi yang unggul.

Page 5: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23018981/1835006807/name/Copy+of... · Web viewNilai-nilai ( filosofi, Visi dan misi, tujuan, larangan-larangan, standar. c. Asumsi dasar ( hubungan

Meskipun demikian, penolakan terhadap eksistensi budaya masih kerap terjadi.

Kadang budaya hanya menjadi suplemen dari teori pilihan rasional. Budaya

dilihat sebagai "adonan adat istiadat", sebentuk fosil tua yang dikagumi, namun

tidak digunakan. Budaya dianggap statis dan dangkal sehingga tidak mampu

mengurai benang kusut kehidupan modern. Terabaikannya budaya membuat

negara gagal merumuskan kebijakan secara tepat, investasi melayang, dan

usaha produktif gulung tikar. Implikasi lanjutannya adalah dehumanisasi:

perbudakan manusia atas kemewahan materi. Nilai kompetisi diruntuhkan oleh

pendewaan politik sarat eksploitasi. Kekayaan dan kemewahan diperoleh

dengan kemampuan memelihara hati dan kebaikan sang pemimpin, bukan oleh

etos kerja keras dan sifat berhemat.

Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan

tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan,

mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Kepemimpinan

mempunyai kaitan yang erat dengan motivasi. Hal tersebut dapat dilihat dari

keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakkan orang lain dalam

mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat tergantung kepada kewibawaan,

dan juga pimpinan itu dalam menciptakan motivasi dalam diri setiap orang

bawahan, kolega, maupun atasan pimpinan itu sendiri 

B. Perumusan masalah:1. Apa pengertian Budaya Organisasi dan Kepemimpinan itu?

2. Bagaimana eksistensi Budaya Organisasi dan Kepemimpinan dalam

sebuah teori?

3. Bagaimana bentuk kepemimpinan pada abad 21?

Page 6: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23018981/1835006807/name/Copy+of... · Web viewNilai-nilai ( filosofi, Visi dan misi, tujuan, larangan-larangan, standar. c. Asumsi dasar ( hubungan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Budaya OrganisasiTaliziduhu Ndraha dalam bukunya Budaya Organisasi mengemukakan

pendapat Edward Burnett dan Vijay Sathe, sebagai berikut :

Culture or civilization, take in its wide technografhic sense, is that complex

whole which includes knowledge, bilief, art, morals, law, custom and any other

capabilities and habits acquired by men as a member of society.

Budaya mempunyai pengertian teknografis yang luas meliputi ilmu

pengetahuan,keyakinan/ percaya, seni, moral, hukum, adat istiadat, dan

berbagai kemampuan dan kebiasaan lainnya yang didapat sebagai anggota

masyarakat.

Menurut Vijay Sathe Culture is the set of important assumption (opten unstated) that members of a

community share in common.

Budaya adalah seperangkat asumsi penting yang dimiliki bersama anggota

masyarakat.

Edgar H. Schein : Budaya adalah suatu pola asumsi dasar yang diciptakan, ditemukan atau

dikembangkan oleh kelompok tertentu sebagai pembelajaran untuk mengatasi

masalah adaptasi ekstrenal dan integrasi internal yang resmi dan terlaksana

dengan baik dan oleh karena itu diajarkan/ diwariskan kepada anggota-anggota

baru sebagai cara yang tepat memahami, memikirkan dan merasakan terkait

dengan masalah-masalah tersebut.

1. Unsur-unsur Budaya a. Ilmu Pengetahuan

b. Kepercayaan

c. Seni

d. Moral

e. Hukum

f. Adat-istiadat

Page 7: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23018981/1835006807/name/Copy+of... · Web viewNilai-nilai ( filosofi, Visi dan misi, tujuan, larangan-larangan, standar. c. Asumsi dasar ( hubungan

g. Perilaku/ kebiasaan (norma) masyarakat

h. Asumsi dasar

i. Sistem Nilai

j. Pembelajaran/ Pewarisan

Masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal Beberapa pemikir dan penulis telah mengadopsi tiga sudut pandang berkaitan

dengan budaya, sebagai mana dikemukakan Graves, 1986, sebagai berikut :

a. Budaya merupakan produk konteks pasar di tempat organisasi beroperasi,

peraturan yang menekan, dsb.

b. Budaya merupakan produk struktur dan fungsi yang ada dalam organisasi,

misalnya organisasi yang tersentralisasi berbeda dengan organisasi yang

terdesentralisasi.

c. Budaya merupakan produk sikap orang orang dalam pekerjaan mereka, hal

ini berarti produk perjanjian psikologis antara individu dengan organisasi.

2. Organisasi J.R. Schermerhorn Organization is a collection of people working together in a division of labor to

achieve a common purpose.

Organisasi adalah kumpulan orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan

bersama.

Philiph Selznick Organisasi adalah pengaturan personil guna memudahkan pencapaian beberapa tujuan yang telah ditetapkan melalui alokasi fungsi dan tanggung

jawab.

3. Unsur-unsur Organisasi a. Kumpulan orang

b. Kerjasama

c. Tujuan bersama

d. Sistem Koordinasi

e. Pembagian tugas adntanggung jawab

f. Sumber Daya Organisasi.

Page 8: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23018981/1835006807/name/Copy+of... · Web viewNilai-nilai ( filosofi, Visi dan misi, tujuan, larangan-larangan, standar. c. Asumsi dasar ( hubungan

4. Budaya Organisasi Peter F. Drucker Budaya Organisasi adalah pokok penyelesaian masalah-masalah ekternal dan

internal yang pelaksanaannya dilakukan secara konsisten oleh suatu kelompok

yang kemudian mewariskan kepada angota-anggota baru sebagai cara yang

tepat untuk memahami, memikirkan, dan merasakan terhadap masalah-masalah

terkait sepeti di atas.

Phithi Sithi Amnuai Budaya Organisasi adalah seperangkat asumsi dasar dan keyakinan yang dianut

oleh anggota-angota organisasi, kemudian dikembangkan dan diwariskan guna

mengatasi masalah-masalah adaptasi eksternal dan masalah-masalah integrasi

internal.

Edgar H. Schein

Budaya Organisasi mengacu ke suatu system makna bersama, dianut oleh

anggota-anggota yang membedakan organisasi itu terhadap organisasi lain.

Daniel R. Denison

Budaya Organisasi adalah nilai-nilai, keyakinan dan prinsip-prinsip dasar yang

merupakan landasan bagi system dan praktek-praktek manajemen serta perilaku

yang meningkatkan dan menguatkan perinsip-perinsip tersebut.

Robbins, Budaya Organisasi dimaknai sebagai filosofi dasar yang memberikan arahan bagi

kebijakan organisasi dalam pengelolaan karyawan dan nasabah. Lebih lanjut

Robbins (2001) menyatakan bahwa sebuah sistem makna bersama dibentuk oleh

para warganya yang sekaligus menjadi pembeda dengan organisasi lain. Sistem

pemaknaan bersama merupakan seperangkat karakter kunci dari nilai-nilai

organisasi.

Ahob dkk (1991) mengemukakan 7 dimensi budaya organisasi, sebagai berikut : 1. Konformitas

2. Tanggungjawab

3. Penghargaan

4. Kejelasan

Page 9: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23018981/1835006807/name/Copy+of... · Web viewNilai-nilai ( filosofi, Visi dan misi, tujuan, larangan-larangan, standar. c. Asumsi dasar ( hubungan

5. Kehangatan

6. Kepemimpinan

7. Bakuan mutu

Berdasarkan berbagai uaraian di atas, penulis dapat menarik kesimpulan

bahwa

Budaya Organisasi merupakan sistem nilai yang diyakini dan dapat dipelajari,

dapat diterapkan dan dikembangkan secara terus menerus.

Budaya Organisasi juga berfungsi sebagai perekat, pemersatu, identitas, citra,

brand, pemacu-pemicu (motivator ), pengembangan yang berbeda dengan

organisasi lain yang dapat dipelajari dan diwariskan kepada generasi

berikutnya, dan dapat dijadikan acuan prilaku manusia dalam organisasi yang

berorientasi pada pencapaian tujuan atau hasil target yang ditetapkan.

5. Unsur-unsur Budaya Organisasi a.Asumsi dasar

b.Seperangkat nilai dan Keyakinan yang dianut

c. Pemimpin

d. Pedoman mengatasi masalah

e. Berbagai nilai

f. Pewarisan

g. Acuan prilaku

h. Citra dan Brand yang khas

i. Adaptasi

6. Unsur Budaya Menurut Susanto : 1. Lingkungan Usaha

2. Nilai-nilai

3. Kepahlawanan

4. Upacara/tata cara

5. Jaringan Cultural

7. Level Budaya Organisasi a. Artifact ( Physical Characteristics; Behavior; Public Dcocuments ).

Page 10: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23018981/1835006807/name/Copy+of... · Web viewNilai-nilai ( filosofi, Visi dan misi, tujuan, larangan-larangan, standar. c. Asumsi dasar ( hubungan

b. Espoused Value ( Strategies; Goals; Philosophies).

c. Basic Underlying Assumptions ( Biliefs; Percption; Feeling; Aspects of

behavior; Internal & external relationships )

8. Level Budaya Organisasi yg lain : 1. Assumsi dasar

2. Value

3. Norma Prilaku

4. Perilaku

5. Artefact

Oleh karena suatu organisasi terbentuk dari kumpulan individu yang berbeda

baik sifat, karakter, keahlian, pendidikan, dan latar belakang pengalaman

dalam hidupnya, perlu ada pengakuan pandangan yang akan berguna untuk

pencapaian misi dan tujuan organisasi tersebut, agar tidak berjalan sendiri-

sendiri.

Penyatuan pandangan dari Sumber Daya Manusia (SDM) di dalam

perusahaan ini diperlukan dalam bentuk ketegasan dari perusahaan, yang

dituangkan dalam bentuk budaya kerja yang akan mencerminkan

spesifikasi dan karakter perusahaan tersebut. Budaya kerja ini akan menjadi

milik dan pedoman bagi seluruh lapisan individu yang ada di dalam

perusahaan organisasi tersebut dalam menjalankan tugasnya. Budaya kerja

inilah yang sering kita dengar sekarang dengan istilah Corporate Culture.

Schein,E.H. mencoba memberikan beberapa pengertian umum mengenai

budaya perusahaan:

1. Observed behavioral regularities when people interact.

(Keteraturan keteraturan perilaku yang teramati apabila orang

berinteraksi.)

2. The norms that evolve in workin group

(Norma-norma yang berkembang dalam kelompok kerja.)

3. The dominant values espoused by an organization.

(Nilai-nilai yang dominan yang didukung oleh suatu organisasi.)

4. The philosophy directing the organization policy.

Page 11: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23018981/1835006807/name/Copy+of... · Web viewNilai-nilai ( filosofi, Visi dan misi, tujuan, larangan-larangan, standar. c. Asumsi dasar ( hubungan

(Filosofi yang mengarahkan kebijaksanaan organisasi.)

5. The rule of the game for getting along in the organization.

(Aturan permainan yang harus ditaati untuk dapat diterima sebagai anggota

di dalam organisasi.)

6. The feeling or climate in an organization

(Perasaan atau iklim dalam suatu organisasi.)

Jadi pada dasarnya Corporate Culture atau budaya perusahaan mempunyai

pengertian sebagai aturan main yang ada di dalam perusahaan yang akan

menjadi pegangan dari Sumber Daya Manusia (SDM)-nya dalam menjalankan

kewajibannya dan nilai-nilai untuk berperilaku di dalam organisasi tersebut.

Dapat juga dikatakan, budaya perusahaan adalah pola terpadu perilaku manusia di dalam organisasi perusahaan termasuk pemikiran-pemikiran,

tindakan-tindakan, pembicaraan-pembicaraan yang dipelajari dan diajarkan

kepada generasi berikutnya.

9. Terbentuknya Budaya perusahaan Budaya perusahaan yang terbentuk banyak ditentukan oleh beberapa unsur,

yaitu:

1. Lingkungan usaha; lingkungan di mana perusahaan itu beroperasi akan

menentukan apa yang harus dikerjakan oleh organisasi.perusahaan

tersebut untuk mencapai keberhasilan.

2. Nilai-nilai (values); merupakan konsep dasar dan keyakinan dari suatu

organisasi.

3. Panutan keteladanan; orang-orang yang menjadi panutan atau teladan

karyawan lainnya karena keberhasilannya.

4. Upacara-upacara (rites and ritual); acara-acara rutin yang iselenggarakan

oleh organisasi dalam rangka memberikan penghargaan pada

karyawannya.

5. Network; jaringan komunikasi informal di dalam perusahaan yang dapat

menjadi sarana penyebaran nilai-nilai dari budaya suatu organisasi.

Pada saat ini manajemen menjadi lebih memahami bahwa komponen-

Page 12: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23018981/1835006807/name/Copy+of... · Web viewNilai-nilai ( filosofi, Visi dan misi, tujuan, larangan-larangan, standar. c. Asumsi dasar ( hubungan

komponen budaya seperti adat istiadat, tradisi, peraturan, aturan-aturan,

kebijaksanaan dan prosedur bisa membuat pekerjaan menjadi lebih

menyenangkan , sehingga bisa meningkatkan produktivitas, memenuhi

kebutuhan pelanggan dan meningkatkan daya saing perusahaan.

Budaya Perusahaan memberikan kepada karyawan kenyamanan, keamanan,

kebersamaan, rasa tanggung jawab, itu memiliki, mereka tahu bagaimana

berperilaku, apa yang harus mereka kerjakan, dll.

Dalam hal ini De Bettignies, H.CI dari INSEAD, suatu sekolah bisnis di Perancis mengemukakan 9 parameter Iklim Kerja yang Kondusif : a. Konformity ( Kepatuhan)

b. Reactance (Reaksi atau respon)

c. Responsibility (Tanggung jawab)

d. Risk Taking (Pengambilan Resiko)

e. Standards ( Standar atau Baku )

f. Rewards (Upah/ ganjaran)

g. Clarity ( kejelasan)

h. Team Spirit (Semangat Tim)

i. Warmth (Kehangatan atau keakraban)

Perusahaan bukan lagi hanya tempat berkarya mencari nafkah, tetapi lebih

dari itu, diyakini sebagai tempat dimana individu merasa memperoleh nilai

tambah dan dapat mengembagkan diri.

10.Jenis –jenis Budaya Organisasi 1. Berdasarkan Proses Informasi a. Budaya Rasional

b. Budaya Idiologis

c. Budaya Konsensus

d. Budaya Hierarkis

2. Berdasarkan Tujuannya a. Budaya Organisasi Perusahaan

b. Budaya Organisasi Publik

c. Budaya Organisasi Sosial

Page 13: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23018981/1835006807/name/Copy+of... · Web viewNilai-nilai ( filosofi, Visi dan misi, tujuan, larangan-larangan, standar. c. Asumsi dasar ( hubungan

11. Fungsi Budaya Organisasi menurut Robbins, 2001 sbb: a. Pembeda antara satu organisasi dengan organisasi lainnya

b. Membangun rasa identitas bagi anggota organisasi

c. Mempermudah tumbuhnya komitmen

d. Meningkatkan kemantapan system sosial, sebagai perekat sosial,

menuju integrasi organisasi.

12. Tipe Budaya Organisasi a. Budaya Birokrasi

b. Budaya Inovatif

c. Budaya Suporatif

13. Karakteristik Budaya Organisasi a. Inisiatif Individual

b. Toleransi terhadap tindakan beresiko

c. Pengarahan

d. Integrasi

e. Dukungan manajemen

f. Kontrol

g Identitas

h. Sistem Imbalan

i. Toleransi terhadap konflik

j. Pola komunikasi

14. Pembentukan Budaya Organisasi Deal & Kennedi, mengemukakan 5 (lima) unsur pembentukan Budaya Organisasi : a. Lingkungan Usaha

b. Nilai-nilai

c. Pahlawan

d. Ritual

e. Jaringan budaya

Page 14: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23018981/1835006807/name/Copy+of... · Web viewNilai-nilai ( filosofi, Visi dan misi, tujuan, larangan-larangan, standar. c. Asumsi dasar ( hubungan

15. Proses Pembentukan Budaya Organisasi Proses pembentukan Budaya Organisasi dapat di analisis dari tiga teori sebagai berikut : a. Teori Sociodynamic

b. Teori Kepemimpinan

c. Teori pembelajaran

Pada dasarnya untuk membentuk Budaya Organisasi yang kuat memerlukan

waktu yang cukup lama dan bertahap. Di dalam perjalanannya sebuah

organisasi mengalami pasang surut, dan menerapkan Budaya Organisasi yang

berbeda dari satu waktu ke waktu yang lain. Budaya bisa dilihat sebagai suatu

hal yang mengelilingi kehidupan orang banyak dari hari ke hari, bias direkayasa

dan dibentuk. Jika budaya dikecilkan cakupannya ke tingkat organisasi atau

bahkan ke kelompok yang lebih kecil, akan dapat terlihat bagaimana budaya

terbentuk, ditanamkan, berkembang, dan akhirnya, direkayasa, diatur dan

diubah (Robbins, 2002, p. 319)

16. Menururt Kotter dan Haskett proses pembentukan Budaya Organisasi , sebagai berikut : a. Manager Puncak

b. Perilaku Organisasi

c. Hasil

d. Budaya

17. Berdasarkan pendapat tersebut, penulis dapat menyimpulkan proses pemebentukan Budaya Organisasi , sbb. : a. Dari Atas ( Memilik dan manajemen )

b. Dari Bawah ( masyarakat atau karyawan )

c. Kompromi dari atas dan dari bawah.

18. Mempertahankan Budaya Organisasi a. Praktek Seleksi

b. Manajemen Puncak

c. Sosialisasi dan Internalisasi

Page 15: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23018981/1835006807/name/Copy+of... · Web viewNilai-nilai ( filosofi, Visi dan misi, tujuan, larangan-larangan, standar. c. Asumsi dasar ( hubungan

19. Asumsi Dasar Budaya Organisasi a. Artifak dan Kreasi ( semua fenomena/gejala ).

.b. Nilai-nilai ( filosofi, Visi dan misi, tujuan, larangan-larangan, standar.

c. Asumsi dasar ( hubungan dengan lingkungan, hakikat, waktu dan ruang,

sifat manusia, aktivitas mansia dll)

d. Simbol atau lambang-lambang

e. Perspektif ( Norma sosial dan peraturan baik tertulis/ tidaktertulis yang

mengatur perilaku anggota dalam situasi tertentu ).

20. Budaya OrganisasiOrganisasi sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul,

bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin

danterkendali, dalam memanfaatkan sumber daya organisasi ( uang, material,

mesin, metode, lingkungan, sarana-prasarana, data, dll ) secara efisien dan

efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Kerjasama dimaksud

adalah kerjasama yang terarah pada pencapaian tujuan. Kerjasama yang

terarah tersebut dilakukan dengan mengikuti pola interaksi antar setiap individu

atau kelompok. Pola interaksi tersebut diselaraskan dengan berbagai aturan,

norma, keyakinan, nilai-nilai tertentu sebagaimana ditetapkan oleh para pendiri

organisasi itu. Keseluruhan pola interaksi tersebut dalam waktu tertentu akan

membentuk suatu kebiasaan bersama atau membentuk budaya organisasi.

Budaya Organisasi dapat dibentuk melalui beberapa cara. Cara tersebut

biasanya melalui beberapa tahap yaitu (Robbins, 2002:p.256): Seseorang

(pendiri) mempunyai sejumlah ide atau gagasan tentang organisasi.

21. Ciri-ciri Budaya OrganisasiMenurut Robbins (2002, p.235), ada 7 (tujuh) karakteristik primer dalam

menangkap hakikat dari budaya organisasi sebagai berikut :

Ketujuh ciri-ciri tersebut adalah :

1. Inovasi dan pengembalian resiko, yaitu sejauh mana karyawan

didukung untuk menjadi inovatif dan berani mengambil resiko .

2. Perhatian terhadap detail ,yaitu sejauh mana karyawan diharapkan

menunjukkan kecermatan, analisis, dan perhatian terhadap detail.

Page 16: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23018981/1835006807/name/Copy+of... · Web viewNilai-nilai ( filosofi, Visi dan misi, tujuan, larangan-larangan, standar. c. Asumsi dasar ( hubungan

3. Orientasi keluaran, yaitu sejauh mana manajemen lebih berfokus pada

hasil-hasil dan keluaran daripada kepada teknik-teknik dan proses-proses

yang digunakan untuk mencapai keluaran tertentu .

4. Orientasi ke orang, yaitu sejauh mana keputusan-keputusan yang

diambil manajemen ikut memperhitungkan dampak dari keluarga

terhadap karyawannya.

5. Orientasi tim, yaitu sejauh mana kegiatan-kegiatan kerja lebih

di organisasi seputar kelompok-kelompok (tim) daripada perorangan.

6. Keagresifan, yaitu sejauh mana orang-orang lebih agresif dan kompetitif

daripada santai.

7. Stabilitas, yaitu sejauh mana kegiatan-kegiatan keorganisasian lebih

menekankan status quo dibandingkan dengan pertumbuhan.

22. Peranan Budaya OrganisasiBudaya Organisasi pada dasarnya mewakili norma-norma perilaku yang

diikuti oleh para anggota organisasi, termasuk anggota organisasi

yang berada dalam hirarki organisasi, misalnya bagi organisasi yang didominasi

oleh pendiri, maka budaya organisasi yang ada di dalam organisasi tersebut

menjadi wahana untuk mengkomunikasikan harapan-harapan pendiri kepada

pekerja lainnya. Jika budaya terbentuk dari norma-norma moral, sosial dan

perilaku dari sebuah organisasi yang didasarkan pada keyakinan, tindak-

tanduk, dan prioritas anggota-anggotanya, maka pemimpin secara definitif

adalah anggota dan banyak mempengaruhi perilaku-perilaku dengan contoh

ketulusan anggota organisasi itu sendiri. Di dalam model manajemen apapun,

para pemimpin selalu bertanggung- jawab atas keteladanannya ( Robbins,

2002, p.241).

Budaya organisasi mempunyai dua tingkatan yang berbeda yang dapat

ditinjau dari sisi kejelasan dan ketahanan terhadap perubahan. Pada

tingkatan yang lebih dalam dan kurang terlihat, budaya merujuk kepada

nilai-nilai yang dianut bersama oleh orang dalam kelompok dan cenderung

bertahan sepanjang waktu bahkan meskipun anggota kelompok sudah berubah.

Konsep budaya organisasi telah berkembang, dalam hal ini bukan

sekedar jati diri, slogan, atau semangat romantisme belaka (dalam paradigma

lama).

Page 17: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23018981/1835006807/name/Copy+of... · Web viewNilai-nilai ( filosofi, Visi dan misi, tujuan, larangan-larangan, standar. c. Asumsi dasar ( hubungan

Lebih dari itu, budaya organisasi (dalam paradigma baru) menurut Susanto

(2000, p.89) memiliki 3 hal, yakni:

1. Alat untuk mencapai tujuan pengembangan usaha.

2. Pengembangan sumber daya manusia agar semakin berkualitas.

3. Sebagai andalan daya saing.

Budaya Organisasi mampu menjadi faktor kunci keberhasilan organisasi,tetapi

dapat pula menjadi faktor utama kegagalan organisasi. Budaya ini berbeda-

beda tiap-tiap organisasi ada organisasi yang memiliki budaya yang kuat dan

ada organisasi yang memiliki budaya yang lemah.

Menurut Robbins (1998, p.235) kuat lemahnya budaya sebuah organisasi dapat

dipantau dengan melihat 3 (tiga) hal yaitu :

1. Arah, apakah nilai-nilai yang hidup searah atau selaras atau mendukung

tujuan-tujuan organisasi.

2. Penyebaran, apakah nilai-nilai budaya tersebut dihayati dan dimiliki oleh

semua anggota dalam organisasi, atau hanya oleh sekelompok kecil manajer

tingkat atas.

3. Intensitas, apakah pengaruh budaya tertentu memberi tekanan (biasanya

melalui tekanan kelompok ) yang kuat ada anggota organisasi hingga ditaati

atau tidak. Schein (1991, p.102) mengatakan bahwa budaya lemah adalah

budaya yang tidak mampu menjalankan fungsi utamanya, yaitu mampu

mendukung organisasi dalam beradaptasi dengan faktor-faktor internal dan

eksternal. Persoalan internal dan eksternal ini merupakan persoalan yang paling

terkait satu sama lain dan biasanya muncul secara bersamaan, oleh karena itu

untuk menghadapinya dan untuk menjaga kelangsungan hidup organisasi, maka

dalam hal ini Budaya Organisasi merupakan faktor yang signifikan.

B. Kepemimpinan Organisasi1. Teori Kepemimpinan

Salah satu prestasi yang cukup menonjol dari sosiologi kepemimpinan

modern adalah perkembangan dari teori peran (role theory). Dikemukakan,

setiap anggota suatu masyarakat menempati status posisi tertentu, demikian

juga halnya dengan individu diharapkan memainkan peran tertentu. Dengan

demikian kepemimpinan dapat dipandang sebagai suatu aspek dalam

Page 18: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23018981/1835006807/name/Copy+of... · Web viewNilai-nilai ( filosofi, Visi dan misi, tujuan, larangan-larangan, standar. c. Asumsi dasar ( hubungan

diferensiasi peran. Ini berarti bahwa kepemimpinan dapat dikonsepsikan

sebagai suatu interaksi antara individu dengan anggota kelompoknya.

Menurut kaidah, para pemimpin atau manajer adalah manusia-

manusia super lebih daripada yang lain, kuat, gigih, dan tahu segala sesuatu

(White, Hudgson & Crainer, 1997). Para pemimpin juga merupakan manusia-

manusia yang jumlahnya sedikit, namun perannya dalam organisasi

merupakan penentu keberhasilan dan suksesnya tujuan yang hendak dicapai.

Berangkat dari ide-ide pemikiran, visi para pemimpin ditentukan arah

perjalanan suatu organisasi. Walaupun bukan satu-satunya ukuran

keberhasilan dari tingkat kinerja organisasi, akan tetapi kenyataan

membuktikan tanpa kehadiran pemimpin, suatu organisasi akan bersifat statis

dan cenderung berjalan tanpa arah.

Dalam sejarah peradaban manusia, dikonstatir gerak hidup dan

dinamika organisasi sedikit banyak tergantung pada sekelompok kecil manusia

penyelenggara organisasi. Bahkan dapat dikatakan kemajuan umat manusia

datangnya dari sejumlah kecil orang-orang istimewa yang tampil kedepan.

Orang-orang ini adalah perintis, pelopor, ahli-ahli pikir, pencipta dan ahli

organisasi. Sekelompok orang-orang Istimewa inilah yang disebut pemimpin.

Oleh karenanya kepemimpinan seorang merupakan kunci dari manajemen.

Para pemimpin dalam menjalankan tugasnya tidak hanya bertanggung jawab

kepada atasannya, pemilik, dan tercapainya tujuan organisasi, mereka juga

bertanggung jawab terhadap masalah-masalah internal organisasi termasuk di

dalamnya tanggung jawab terhadap pengembangan dan pembinaan sumber

daya manusia. Secara eksternal, para pemimpin memiliki tanggung jawab

sosial kemasyarakatan atau akuntabilitas publik.

Sehubungan dengan kepemimpinan Bennis (1959: 259) menyimpulkan :

"selalu tanpaknya, konsep tentang kepemimpinan menjauh dari kita atau muncul

dalam bentuk lain yang lagi-lagi mengejek kita dengan kelicinan dan

kompleksitasnya. dengn demikian kita mendptkan sutu proliferasi dari istlah-

istilah yang tak habis-habisnya harus dihadapi... dan konsep tersebut tetap tidak

didefinisikan dengan memuaskan".

Page 19: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23018981/1835006807/name/Copy+of... · Web viewNilai-nilai ( filosofi, Visi dan misi, tujuan, larangan-larangan, standar. c. Asumsi dasar ( hubungan

Garry Yukl (1994:2) menyimpulkan definisi yang mewakili tentang

kepemimpinan antara lain sebagai berikut :

Kepemimpinan adalah prilaku dari seorang individu yang memimpin

aktifitas-aktifitas suatu kelompok kesuatu tujuan yang ingin dicapai

bersama (share goal) (Hem hill & Coons, 1957:7) Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi yang dijalankan dalam

suatu situasi tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi, ke arah

pencapaian satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannenbaum, Weschler & Massarik, 1961:24)

kepemimpinan adalah pembentukan awal serta pemeliharaan struktur

dalam harapan dan interaksi (Stogdill, 1974:411) kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada

dan berada di atas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan rutin

organisasi (Katz & Kahn, 1978:528)

kepeimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas sebuah kelompok

yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan (Rauch & Behling, 1984:46)

kepemimpinan adalah sebuah proses memberi arti (pengarahan yang

berarti) terhadap usaha kolektif dan yang mengakibatkan kesediaan

untuk melakukan usaha yang dinginkan untuk mencapai sasaran (Jacob & Jacques, 1990:281)

para pemimpin adalah mereka yang secara konsisten memberi

kontribusi yang efektif terhadap orde sosial dan yang diharapkan dan

dipersepsikan melakukannya (Hosking, 1988:153) Kepemimpinan sebagai sebuah proses pengaruh sosial yang dalam hal

ini pengaruh yang sengaja dijalankan oleh seseorang terhadap orang lain

untuk menstruktur aktifitas-aktifitas serta hubungan-hubungan didalam

sebuah kelompok atau organisasi (Yukl, 1994:2)

2. Kepemimpinan Abad 21

Uraian dan pemikiran mengenai kepemimpinan Abad 21 ini beranjak dari

pandangan bahwa pemimpin publik harus mengenali secara tepat dan utuh

baik mengenai dirinya mau pun mengenai kondisi dan aspirasi masyarakat atau

Page 20: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23018981/1835006807/name/Copy+of... · Web viewNilai-nilai ( filosofi, Visi dan misi, tujuan, larangan-larangan, standar. c. Asumsi dasar ( hubungan

orang-orang yang dipimpinnya, perkembangan dan permasalahan lingkungan

stratejik yang dihadapi dalam berbagai bidang kehidupan utamanya dalam

bidang yang digelutinya, serta paradigma dan sistem organisasi dan manajemen

di mana ia berperan. Tanggung jawab pemimpin adalah memberikan jawaban

secara arief, efektif dan produktif atas berbagai permasalahan dan tantangan

yang dihadapi zamannya, yang dilakukan bersama dengan orang-orang yang

dipimpinnya. Untuk itu setiap pemimpin perlu memenuhi kompetensi dan

kualifikasi tertentu model kepemimpinan Abad ke-21.

a. Kepemimpinan Transformasional.

Kepemimpinan transformasional menunjuk pada proses membangun

komitmen terhadap sasaran organisasi dan memberi kepercayaan kepada para

pengikut untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut. Teori transformasional

mempelajari juga bagaimana para pemimpin mengubah budaya dan struktur

organisasi agar lebih konsisten dengan strategi-strategi manajemen untuk

mencapai sasaran organisasional.

Secara konseptual, kepemimpinan transformasional didefinisikan (Bass,

1985), sebagai kemampuan pemimpin mengubah lingkungan kerja, motivasi

kerja, dan pola kerja, dan nilai-nilai kerja yang dipersepsikan bawahan sehingga

mereka lebih mampu mengoptimalkan kinerja untuk mencapai tujuan organisasi.

Berarti, sebuah proses transformasional terjadi dalam hubungan kepemimpinan

manakala pemimpin membangun kesadaran bawahan akan pentingnya nilai

kerja, memperluas dan meningkatkan kebutuhan melampaui minat pribadi serta

mendorong perubahan tersebut ke arah kepentingan bersama termasuk

kepentingan organisasi (Bass, 1985).

Konsep awal tentang kepemimpinan transformasional telah diformulasi

oleh Burns (1978) dari penelitian deskriptif mengenai pemimpin-pemimpin

politik. Burns, menjelaskan kepemimpinan transformasional sebagai proses

yang padanya “para pemimpin dan pengikut saling menaikkan diri ke tingkat

moralitas dan motivasi yang lebih tinggi”, seperti kemerdekaan, keadilan, dan

kemanusiaan, dan bukan di dasarkan atas emosi, seperti misalnya

keserakahan, kecemburuan sosial, atau kebencian (Burns, 1997).

Page 21: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23018981/1835006807/name/Copy+of... · Web viewNilai-nilai ( filosofi, Visi dan misi, tujuan, larangan-larangan, standar. c. Asumsi dasar ( hubungan

b. Kepemimpinan Transaksional.

Pengertian kepemimpinan transaksional merupakan salah satu gaya

kepemimpinan yang intinya menekankan transaksi di antara pemimpin dan

bawahan. Kepemimpinan transaksional memungkinkan pemimpin memotivasi

dan mempengaruhi bawahan dengan cara mempertukarkan reward dengan

kinerja tertentu. Artinya, dalam sebuah transaksi bawahan dijanjikan untuk diberi

reward bila bawahan mampu menyelesaikan tugasnya sesuai dengan

kesepakatan yang telah dibuat bersama. Alasan ini mendorong Burns untuk

mendefinisikan kepemimpinan transaksional sebagai bentuk hubungan yang

mempertukarkan jabatan atau tugas tertentu jika bawahan mampu

menyelesaikan dengan baik tugas tersebut. Jadi, kepemimpinan transaksional

menekankan proses hubungan pertukaran yang bernilai ekonomis untuk

memenuhi kebutuhan biologis dan psikologis sesuai dengan kontrak yang telah

mereka setujui bersama. Kepemimpinan merupakan cara untuk mengarahkan

dan mempengaruhi bawahan untuk tujuan tertentu.

Kepemimpinan merupakan terjemahan dari leadership. Robbins (1998, p.72)

mendefinisikan Kepemimpinan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi suatu

kelompok kearah pencapaian tujuan. tentunya yang terpenting adalah adanya

usaha untuk menyelaraskan persepsi di antara orang yang akan mempengaruhi

perilaku dengan orang yang perilakunya akan di pengaruhi. Dalam

kenyataannya masih banyak kedua belah pihak tidak bias mengawinkan

persepsinya masing-masing terhadap kebutuhan bersama dalam mencapai

tujuan, sehingga tidak jarang muncul konflik yang menghambat jalannya

organisasi Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa peran seorang pemimpin sangat

dibutuhkan oleh organisasi, oleh karena itu dalam memilih seorang pemimpin

sebaiknya melihat apakah yang bersangkutan telah memiliki bakat menjadi

pemimpin hal ini diperjelas oleh Locke (1997, p.132) bahwa bakat dan motif

seseorang dansituasi Kepemimpinan akan berpengaruh terhadap efektivitas

pemimpin. Menurut Anoraga (1990, p.5) ada dua tipe pengaruh dari seorang

pemimpin, pertama terdapat prestasi pemimpin itu sendiri yang secara langsung

mempengaruhi tingkat pekerjaan kelompok, yang kedua adalah terdapat

Page 22: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23018981/1835006807/name/Copy+of... · Web viewNilai-nilai ( filosofi, Visi dan misi, tujuan, larangan-larangan, standar. c. Asumsi dasar ( hubungan

kelakuan si pemimpin guna mempengaruhi kehidupan kelompok dan kepuasan

anggotanya. Seseorang dapat disebut sebagai seorang pemimpin apabila

memenuhi syarat yaitu :

1. Kekuasaan, seorang pemimpin mempunyai kekuasaan karena formalitas

yaitu dimana kelompoknya menunjuk dia sebagai pemimpin.

2. Kewibawaan, seorang pemimpin dapat tampil sebagai pemimpin bukan

karena formalitas saja tapi seseorang dapat menjadi pemimpin karena punya

kelebihan-kelebihan.

3. Kemampuan, seorang pemimpin harus dapat menggunakan dengan segala

daya, kesanggupan danketrampilan yang dimiliki oleh seorang pemimpin.

Page 23: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23018981/1835006807/name/Copy+of... · Web viewNilai-nilai ( filosofi, Visi dan misi, tujuan, larangan-larangan, standar. c. Asumsi dasar ( hubungan

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KesimpulanBudaya organisasi merupakan penerapan nilai-nilai, norma ,

kepercayaan, sikap (attitude) dalam suatu masyarakat yang terkait dan bekerja

di bawah naungan suatu organisasi. Dalam hal ini budaya organisasi memiliki

nilai yang baik bagi kemajuan suatu organisasi karena pada hakikatnya budaya

organisasi memiliki nilai yang baik bagi kemajuan suatu organisasi.

Di dalam lingkungan organisasi dengan latar belakang individu yang pluralistik

budaya organisai akan mempengaruhi organisasi di dalam meraih keuntungan

dan sekaligus meraih citra , sebab budaya organisasi merupakan salah satu

perangkat dalam perangkat dalam manajemen organisasi untuk mencapai

tujuan organisasi.

Dalam perubahan organisasi telah diuraikan beberapa faktor mekanisme dan

proses yang berawal dari peranan para pemimpin sebagai : “Agen perubahan”

dalam melakukan perubahan-perubahan terhadap asumsi budaya yang ada.

Untuk menghadapi kondisi lingkungan dan organisasional yang semakin

terbuka, fleksibel dan penuh ketidak pastian Model pendekatan yang digunakan

saat ini tidak sesuai lagi demngan perubahan lingkungan tersebut. Apalagi jika

ditambah dengan pesatntya perkembangan dan perubahan teknologi. Saat ini

dan di masa yang akan dating organisasi dituntut untuk berinisiatif memiliki cara

berfikir mengenai perubahan yang belum pernah terjadi sebelumnya, tidak pasti,

kompleks dan fleksible. Sedangkan model atau pendekatan baru perlu

dikembang kan untuk memndang manajemen perubahan tidak hanya sebagai

suatu alternative namun lebih sebagai suatu improvisai berkelanjutan daripada

suatu tahap yang statis.

Kepemimpinan merupakan hal yang sangat vital di dalam sebuah

organisasi maupun perusahaan. Seorang pemimpin terkecil pun sangat besar

peranannya bagi bawahannya dan yang bersangkutan kepadanya. Budaya

Page 24: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23018981/1835006807/name/Copy+of... · Web viewNilai-nilai ( filosofi, Visi dan misi, tujuan, larangan-larangan, standar. c. Asumsi dasar ( hubungan

adalah seluruh cara hidup dari sebuah masyarakat: nilai, praktik hidup,

simbol, lembaga, dan hubungan antarmanusia. Sebagai cara hidup, budaya

merupakan salah satu kontributor, dipahami sebagai jawaban terhadap aneka

pertanyaan tentang mengapa terjadi perbedaan tingkat keterampilan,

kemakmuran, kecakapan, dan upah diantara berbagai bangsa.

Bahwa seorang pemimpin harus mampu untuk beradaptasi dengan lingkungan

sekitar dimanapun mereka berada. Peran budayalah yang mempengaruhi

tingkah laku mereka sehingga apa yang dilakukan mereka haruslah sesuai

dengan budaya di mana tempat mereka memijakkan kaki. Dan budaya

membuat seorang pemimpin menjadi wajib untuk menyesuaikan diri sesuai

dengan peraturan yang berlaku karena masyarakat adalah penilainya dan yang

akan merasakan hasil dari kepemimpinan itu.

Budaya di sini lebih khususnya pada adat istiadat dan norma agama yang

berlaku di Negara kita. Bangsa kita masyarakat Indonesia mengharapkan dan

menginginkan seorang pemimpin yang tidah hanya bisa beradaptasi namun

juga harus bisa memberikan contoh pada masyarakatnya dalam beragama.

Budaya memang memberikan corak yang berbeda-beda pada setiap individu.

Jika masyarakat menganggap orang Jawa Barat kurang tegas dalam memimpin

dan orang Jawa menginginkan seorang pemimpin yang dapat memimpin

dengan agama pula maka itulah yang termasuk dalam bagian budaya di

Negara kita. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang beraneka macam

suku, agama, dan ras. Karena banyaknya perbedaan budaya yang beragam

seorang pemimpin dituntut untuk mampu beradaptasi.

B. SaranDari uraian tersebut di atas terkait Budaya Organisasi dan Kepemimpinan

Organisasi dapat saya sampaikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Hendaknya tidak menjadikan suatu polemik atau suatu permasalahan

yang menyangkut SARA apabila pemimpin yang kita hadapi ternyata

bukan berasal dari suku kebanyakan pada suatu tempat dimana dia

memimpin.

2. Bagi pemimpin hendaknya berusaha untuk memahami budaya dan adat

istiadat setempat agar tidak terjadi kesalahpahaman.

Page 25: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23018981/1835006807/name/Copy+of... · Web viewNilai-nilai ( filosofi, Visi dan misi, tujuan, larangan-larangan, standar. c. Asumsi dasar ( hubungan

3. Hendaknya pemimpin tidak membedakan perlakuan terhadap bawahan

Yang berbeda suku.

4. Sebagai penanggung jawab sosial kemasyarakatan, seorang pemimpin

hendaknya mampu memberikan tauladan bagi lingkungannya dengan

cara saling menghargai sesama walaupun berbeda suku, agama dan

budayanya.

5. Sebagai pemimpin hendaknya tidak memakai cultur/ budayanya untuk

dijadikan pembiasaan dalam memimpin orang lain.

Page 26: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23018981/1835006807/name/Copy+of... · Web viewNilai-nilai ( filosofi, Visi dan misi, tujuan, larangan-larangan, standar. c. Asumsi dasar ( hubungan

DAFTAR PUSTAKA

Fred Luthans, Perilaku Organisasi, Edisi 10 Penerbit ANDI Yogyakarta 2006.

Garry, Yukl. Kepemimpinan dalam organisasi, , terjemahan. Jusuf Udaya,

Ndraha, Taliziduhu, 2003, Budaya Organisasi, Ed 2,  PT. Rineka Cipta, Jakarta

Robbins, SP, 1996. Perilaku Organisasi : Konsep Kontroversi, Aplikasi. Ed

Indonesia,  PT. Prenhallindo, Jakarta.

Steven L. Mc. Shane dan Marry Ann Von Glinow(2003), Organizational Behavior Mc Graw Hill,Irwin, Australia.