word referat pertusis

Upload: anastasiapinta

Post on 26-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 WORD Referat Pertusis

    1/16

    Referat

    Pertusis

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak

    RST Tingkat II Dr. Soedjono Magelang

    Pembimbing :

    etkol !"KM# dr. Roedi Djatmiko$ Sp.A

    Disusun %leh :

    Riska Kurnia&ati '(')**')*+

    ,akultas Kedokteran

    -niersitas Pembangunan /asional 01eteran2 3akarta

    *)'4

    '

  • 7/25/2019 WORD Referat Pertusis

    2/16

    5AAMA/ P6/76SA5A/

    Referat Pertusis

    Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi salah satu s8arat dalam

    menempuh Program Pendidikan Profesi dokter

    9agian Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Tingkat II

    dr. Soedjono Magelang

    ,akultas Kedokteran -niersitas Pembangunan /asional 01eteran2

    3akarta

    Magelang$ Desember *)'4

    Mengetahui dan men8etujui$

    Dosen Pembimbing

    etkol !"KM# dr. Roedi Djatmiko$ Sp.A

    *

  • 7/25/2019 WORD Referat Pertusis

    3/16

    BAB I

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Definisi

    Pertusis !batuk rejan# disebut juga whooping cough, tussis quinta, violent

    cough, dan di "ina disebut batuk seratus hari. S8denham 8ang pertama kali

    menggunakan istilah pertussis !batuk kuat# pada tahun '+). Istilah ini lebih disukai

    dari batuk rejan !whooping cough# karena keban8akan indiidu 8ang terinfeksi tidak

    berteriak !whoopartin8a berteriak#. Pertusis 8ang berarti batuk 8ang sangat berat atau

    batuk 8ang intensif$ merupakan pen8akit infeksi saluran nafas akut 8ang dapat

    men8erang setiap orang 8ang rentan seperti anak 8ang belum diimunisasi atau orang

    de&asa dengan kekebalan 8ang menurun'$*$;.

    Pertusis masih merupakan pen8ebab terbesar kesakitan dan kematian pada

    anak$ terutama di negara berkembang. )?'))@ pada penduduk 8ang rentan. Di seluruh dunia ada

    +) juta kasus pertusis setahun dengan lebih dari setengah juta meninggal. Selama

    masa pra?aksin tahun '**?'(>$ pertusis adalah pen8ebab utama kematian dari

    pen8akit menular pada anak di ba&ah usia '( tahun di Amerika Serikat. Dilaporkan

    juga bah&a 4) persen adalah ba8i kurang dari setahun$ 4 persen adalah anak kurang

    dari 4 tahun'$*$;$4$+.Pertusis adalah pen8akit endemik dengan siklus endemik setiap ;?( tahun+.

    Dalam satu keluarga infeksi =epat menjalar kepada anggota keluarga lainn8a.

    Dilaporkan sebagian kasus terjadi dari bulan 3uli sampai dengan %ktober. Pertusis

    dapat mengenai semua golongan umur. Terban8ak terdapat pada umur '?4 tahun$

    ;

  • 7/25/2019 WORD Referat Pertusis

    4/16

    umur penderita termuda ialah '+ hari. Dahulu dikatakan bah&a perempuan terkena

    lebih sering daripada laki?laki dengan perbandingan ).:''$;. /amun berdasarkan

    !,ariBo$ '*#$ perbandingan insidensi antara perempuan dan laki?laki menjadi sama

    sampai umur diba&ah '( tahun. Sedangkan proporsi anak belasan tahun dan orang

    de&asa 8ang terinfeksi pertusis naik se=ara bersama sampai *@.

    "ara penularan ialah kontak dengan dengan penderita pertussis. Imunisasi

    sangat mengurangi angka kejadian dan kematian 8ang disebabkan pertussis oleh

    karena itu di negara dimana imunisasi belum merupakan prosedur rutin masih ban8ak

    didapatkan pertusis. Imunitas setelah imunisasi tidak berlangsung lama. Tingkat

    infeksi pertussis menurun drastis setelah aksin pertusis mulai digunakan se=ara luas$

    dan terendah sepanjang kasus 8ang dilaporkan di Amerika Serikat pada tahun '+4.

    Antibodi dari ibu !transplasental# selama kehamilan tidaklah =ukup untuk

    men=egah ba8i baru lahir terhadap pertussis. Pertussis 8ang berat pada neonatus dapat

    ditemukan dari ibu dengan gejala pertussis ringan. Kematian sangat menurun setelah

    diketahui bah&a dengan pengobatan eritromicyndapat menurunkan tingkat penularan

    pertussis karena biakan nasofaring akan negatif setelah 4 hari pengobatan. Tanpa

    reinfeksi alamiah denganB.pertussisatau aksinasi booster berulang$ anak 8ang lebih

    tua dan orang de&asa lebih rentan terhadap pen8akit ini jika terpajan'.

    C. Etiologi

    Pen8ebab pertusis adalah Bordetella pertusis atau Haemoephilus pertusis$

    adenoirus tipe '$ *$ ;$ dan 4 dapat ditemukan dalam traktus respiratorius$ traktus

    gastrointestinalis dan traktus urinarius. Bordotella pertusisini mengakibatkan suatu

    bron=hitis akut$ khususn8a pada ba8i dan anakCanak ke=il 8ang ditandai dengan

    batuk paroksismal berulang dan stridor inspiratori memanjang 2 batuk rejan2.'$;

    Bordetellah pertusissuatu cocobasilusgram negatif aerob minotil ke=il dan

    tidak membentuk spora dengan pertumbuhan 8ang sangat rumit dan tidak bergerak.

    9isa didapatkan dengan s&ab pada daerah nasofaring penderita pertusis dan

    kemudian ditanam pada agar media 9ordet C 7engou'. Ada enam spesies dari

    Bordetella8aituB. parapertussis$B. bronchiseptica$B. avium$B. hinzii$B. holmesii$

    (

  • 7/25/2019 WORD Referat Pertusis

    5/16

    danB. trematum. B. pertusis danB. parapertussisadalah dua patogen 8ang paling

    umum ditemukan pada manusia>.

    Spesies Bordetellamemiliki kesamaan tingkat homologi D/A 8ang tinggi

    pada gen irulen$ dan ada kontroersi apakah =ukup ada perbedaan untuk menjaminklasifikasi sebagai spesies 8ang berbeda. 5an8a Bordetella Pertusis 8ang

    mengeluarkan toksin pertusis !TP#$ protein irulen 8ang utama. Penggolongan

    serologis tergantung pada aglutinogen klabil panas. Dari '( aglutinogen$ + adalah

    spesifik untukB.pertusisserotip berariasi se=ara geografis dan sesuai &aktu'.B.pertussis menghasilkan beberapa bahan aktif se=ara biologis$ ban8ak

    sarin8a dimaksudkan untuk memainkan peran dalam pen8akit dan imunitas. Pas=a

    penambahan aerosol$ agglutinin filamentosa!5A,#$ beberapa aglutinogen !terutama

    ,IM* dan ,IM;#$ dan protein permukaan nonfimbria +?kd 8ang disebut pertaktin

    !PR/# penting untuk perlekatan terhadap sel sel epitel bersilia saluran pernapasan'.itotoksin trachea$ adenilat siklase$ dan TP tampak menghambat

    pembersihan organisme. itotoksin trakea$ faktor dermonekrotik$ dan adenilat siklase

    diterima se=ara dominan men8ebabkan =edera epitel lokal 8ang menghasilkan gejala

    pernafasan dan mempermudah pen8erapan TP'.

    TP terbukti mempun8ai ban8ak aktifitas biologis !misal$ sensitiitas

    histamine$ sekresi insulin$ disfungsi leukosit#$ beberapa darin8a merupakan

    manifestasi sistemik pen8akit. TP men8ebabkan limfositosis segera pada binatang

    per=obaan dangan pengembalian limfosit agar tetap dalam sirkulasi darah. TP tanpa

    memainkan peran sentral tetapi bukan peran tunggal dalam pathogenesis'.

    D. Patogenenis

    Bordetella pertusis setelah ditularkan melalui sekresi udara pernapasan

    kemudian melekat pada silia epitel saluran pernapasan. Mekanisme patogenesis

    infeksi oleh Bordetella pertusis terjadi melalui empat tingkatan 8aitu perlekatan$

    perla&anan terhadap mekanisme pertahanan pejamu$ kerusakan lokal dan akhirn8a

    timbul pen8akit sistemik'$.!ilamentous Hemaglutinin!,5A#$"ymphosithosis Promoting !actor!P,#

    Pertusis #o$in!PT# dan protein +?Kd berperan pada perlekatanBordetella pertusis

    4

  • 7/25/2019 WORD Referat Pertusis

    6/16

    pada silia. Setelah terjadi perlekatan$ Bordetella pertussiskemudian bermultiplikasi

    dan men8ebar ke seluruh permukaan epitel saluran napas. Proses ini tidak inasif oleh

    karena pada pertusis tidak terjadi bakteremia. Selama pertumbuhan Bordetella

    pertusis$ maka akan menghasilkan toksin 8ang akan men8ebabkan pen8akit 8ang

    dikenal dengan whooping cough'$.

    Toksin terpenting 8ang dapat men8ebabkan pen8akit disebabkan karena

    pertusis to$in. Toksin pertusis mempun8ai * sub unit 8aitu A dan 9. Toksin sub unit 9

    selanjutn8a berikatan dengan reseptor sel target kemudian menghasilkan subunit A

    8ang aktif pada daerah aktiasi enBim membrane sel. 6fek P, menghambat migrasi

    limfosit dan makrofag ke daerah infeksi'$.ToEin mediated adenosine diphosphate !ADP# mempun8ai efek mengatur

    sintesis protein dalam membrane sitoplasma$ berakibat terjadi perubahan fungsi

    fisiologis dari sel target termasuk limfosit !menjadi lemah dan mati#$ meningkatkan

    pengeluaran histamine dan serotonin$ efek memblokir beta adrenergic dan

    meningkatkan aktifitas insulin$ sehingga akan menurunkan konsentrasi gula darah'$.Toksin men8ebabkan peradangan ringan dengan h8perplasia jaringan limfoid

    peribronkial dan meningkatkan jumlah lendir pada permukaan silia$ maka fungsi silia

    sebagai pembersih terganggu$ sehingga mudah terjadi infeksi sekunder !tersering oleh

    treptococcus pneumonia$ H. influenzae dan taphylococcus aureus#. Penumpukan

    lendir akan menimbulkan plak 8ang dapat men8ebabkan obstruksi dan kolaps paru'$.5ipoksemia dan sianosis disebabkan oleh gangguan perukaran oksigenasi

    pada saat entilasi dan timbuln8a apnea saat terserang batuk. Terdapat perbedaan

    pendapat mengenai kerusakan susunan saraf pusat$ apakah akibat pengaruh langsung

    toksin ataukah sekunder sebagai akibat anoksia'.

    Terjadi perubahan fungsi sel 8ang reersible$ pemulihan tampak apabila sel

    mengalami regenerasi$ hal ini dapat menerangkan mengapa kurangn8a efek antibiotik

    terhadap proses pen8akit. /amun terkadangBordetella pertusishan8a men8ebabkan

    infeksi 8ang ringan$ karena tidak menghasilkan toksin pertusis'.

    E. Gejala Klinis

    +

  • 7/25/2019 WORD Referat Pertusis

    7/16

    Masa inkubasi pertusis +?*) hari$ rata?rata hari$ sedangkan perjalanan

    pen8akit ini berlangsung antara + C > minggu atau lebih. 7ejala timbul dalam &aktu

    ?') hari setelah terinfeksi. 9akteri menginfeksi lapisan tenggorokan$ trakea dan

    saluran udara sehingga pembentukan lendir semakin ban8ak'.Pada a&aln8a lendir en=er$ tetapi kemudian menjadi kental dan lengket.

    Infeksi berlangsung selama + minggu$ dan berkembangan melalui ; tahapan'$'):'. Tahap Kataral

    Mulai terjadi se=ara bertahap dalam &aktu ?') hari setelah terinfeksi$

    =iri?=irin8a men8erupai flu ringan :

    9ersin?bersin

    Mata berair

    /afsu makan berkurang

    esu

    9atuk !pada a&aln8a han8a timbul di malam hari kemudian terjadi

    sepanjang hari#

    *. Tahap Paroksismal

    Mulai timbul dalam &aktu ')?'( hari !setelah timbuln8a gejala a&al# 4?

    '4 kali batuk diikuti dengan menghirup nafas dalam dengan pada tinggi. 9atuk

    bisa disertai pengeluaran sejumlah besar lendir ang biasan8a ditelan oleh

    ba8ianak?anak atau tampak sebagai gelembung udara di hidungn8a#.

    9atuk atau lendir 8ang kental sering merangsang terjadin8a muntah.

    Serangan batuk bisa diakhiri oleh penurunan kesadaran 8ang bersifat

    sementara. Pada ba8i$ apnea !henti nafas# dan tersedak lebih sering terjadi

    dibandingkan dengan tarikan nafas 8ang bernada tinggi.;. Tahap Konalesen

    Mulai terjadi dalam &aktu (?+ minggu setelah gejala a&al. 9atuk

    semakin berkurang$ muntah juga berkurang$ anak tampak merasa lebih baik.

    Kadang batuk terjadi selama berbulan?bulan$ biasan8a akibat iritasi saluran

    pernafasan.

    F. Diagnosis

    1. Anamnesis

    Dalam anamnesis ditanyakan identitas, keluhan utama serta gejala

    klinis pertusis lainnya, faktor resiko, riwayat keluarga, riwayat penyakit

  • 7/25/2019 WORD Referat Pertusis

    8/16

    dahulu, dan riwayat imunisasi.

    2. Pemeriksaan fisik

    7ejala klinis 8ang didapat pada pemeriksaan fisik tergantung dari

    stadium saat pasien diperiksa.

    3. Pemeriksaan laboratoriumPada pemeriksaan labratorium didapatkan leukositosis *)$)))?4)$)))

    -I dengan limfositosis absolute khas pada akhir stadium kataral dan selama

    stadium paroksismal. Pada ba8i jumlah leukosit tidak menolong untuk

    diagnosis oleh karena respon limfositosis juga terjadi pada infeksi lain'$;$').Isolasi B.pertussis dari se=ret nasofaring dipakai untuk membuat

    diagnosis pertussis. 9iakan positif pada stadium kataral 4?'))@$ stadium

    paroksismal (@ pada minggu ke?; dan menurun sampai *)@ untuk &aktu

    berikutn8a'$;$').Tes serologi berguna pada stadium lanjut pen8akit dan untuk

    menetukan adan8a infeksi pada indiidu dengan biakan. "ara 6ISA dapat

    dipakai untuk menentukan serum IgM$ Ig7$ dan IgA terhadap ,5A PT. /ilai

    serum IgM ,5A dan PT menggambarkan respon imun primer baik

    disebabakan pen8akit atau aksinasi. Ig7 toksin pertusis merupakan tes 8ang

    paling sensitie dan spesifik untuk mengetahui infeksi dan tidak tampak

    setelah pertussis')$'*.

    4. Pemeriksaan penunjangPada pemeriksaan foto toraks dapat memperlihatkan infiltrat perihiler$

    atelektasis atau emfisema.

    Diagnosis banding pertusis pada ba8i perlu dipikirkan bronkiolitis$

    pneumonia bakterial$ sistik fibrosis$ tuberkulosis dan pen8akit lain 8ang

    men8ebabkan limfadenopati dengan penekanan diluar trakea dan bronkus.

    Pada umumn8a pertusis dapat dibedakan dari gejala klinis dan laboratorium.

    9enda asing juga dapat men8ebabkan batuk paroksismal$ tetapi biasan8a gejalan8a

    mendadak dan dapat dibedakan dengan pemeriksaan radiologi dan endoskopi. Infeksi

    B. parapertussis$ B. bronkiseptika$ dan adenoirus dapat men8erupai sindrom klinis

    B.pertussis$ dapat dibedakan dengan isolasi kuman pen8ebab'.

    >

  • 7/25/2019 WORD Referat Pertusis

    9/16

    G. Penatalaksanaan

    Tujuan terapi adalah membatasi jumlah paroksismal$ untuk mengamati

    keparahan batuk$ memberi bantuan bila perlu$ dan memaksimalkan nutrisi$ istirahat$

    dan pen8embuhan tanpa sekuele. Tujuan ra&at inap spesifik$ terbatas adalah untukmenilai kemajuan pen8akit dan kemungkinan kejadian 8ang mengan=am ji&a pada

    pun=ak pen8akit$ men=egah atau mengobati komplikasi$ dan mendidik orang tua pada

    ri&a8at alamiah pen8akit dan pada pera&atan 8ang akan diberikan di rumah. -ntuk

    keban8akan ba8i 8ang tanpa komplikasi$ keadaan ini disempurnakan dalam (>?*

    jam'$''.

    ,rekuensi jantung$ frekuensi pernafasan$ dan oksimetri nadi dimonitor terus$

    pada keadaan 8ang membaha8akan$ sehingga setiap paroksismal disaksikan oleh

    personel pera&at kesehatan. Rekaman batuk 8ang rin=i dan pen=atatan pemberian

    makan$ muntah$ dan perubahan berat memberikan data untuk penilaian keparahan.

    Paroksismal khas 8ang tidak membaha8akan mempun8ai tanda sebagai berikut

    laman8a kurang dari (4 detik$ perubahan &arna merah tetapi tidak biru$ bradikardi$

    atau desaturasi oksigen 8ang se=ara spontan selesai pada akhir paroksismal$ berteriak

    atau kekuatan untuk men8elamatkan diri pada akhir paroksismal$ mengeluarkan

    sumbatan lendir sendiri$ kelelahan pas=a batuk tetapi bukan tidak berespons'$''.

    Pengobatan suportif 8ang bisa dilakukan diantaran8a menghindarkan faktor?

    faktor 8ang menimbulkan serangan batuk$ mengatur hidrasi dan nutrisi$ oksigen dapat

    diberikan pada distres pernapasan akutkronik$ dan penghisapan lendir terutama pada

    ba8i dengan pneumonia dan distres pernapasan. 9eberapa agen terapeutik atau

    medikamentonsa 8ang digunakan pada pasien pertussis adalah sebagai berikut'$''$'*:

    '. Agen Antimikroba

    Agen antimikroba selalu diberikan bila pertussis di=urigai atau

    diperkuat karena kemungkinan manfaat klinis dan membatasi pen8ebaran

    infeksi. 6ritromisin$ ()?4) mgkg*( jam$ se=ara oral dalam dosis terbagi

    empat !maksimum * g*( jam# selama '( hari merupakan pengobatan baku.

    9eberapa pakar lebih men8ukai preparat estolat tetapi etilsuksinat dan stearat

    juga manjur. Penelitian ke=il eritromicin etilsuksinat8ang diberikan dengan

    dosis 4) mgkg*( jam dibagi menjadi dua dosis$ dengan dosis +) mgkg*(

    jam dibagi menjadi tiga dosis$ dan eritromicinestolat diberikan dengan dosis

  • 7/25/2019 WORD Referat Pertusis

    10/16

    () mgkg*( jam dibagi menjadi dua dosis menunjukkan pelen8apan

    organisme pada >@ anak. %zitromisin$ &laritomisin$ %mpisillin$ Rifampin$

    #rimethoprim'ulfametoksasol =ukup aktif tetapi sefalosporin generasi

    pertama dan ke?* tidak. Pada penelitian klinis$ eritromicin lebih unggul

    daripada amoksisilin untuk pelen8apan B. pertussis dan merupakan satu?

    satun8a agen dengan kemanjuran 8ang terbukti.

    *. Salbutamol

    Sejumlah ke=il trial klinis dan laporan memberi kesan =ukup

    pengurangan gejala?gejala dari stimulan ('adrenergiksalbutamol !albuterol#.

    Tidak ada trial klinis tepat 8ang telah menunjukkan pengaruh manfaat$ satu

    penelitian ke=il tidak menunjukkan pengaruh. Pengobatan dengan aerosol

    memi=u paroksismal.;. Kortikosteroid

    Tidak ada trial klinis buta a=ak =ukup besar 8ang telah dilakukan

    untukan mengealuasi penggunaan kortikosteroid dalam manajemen pertussis.

    Penelitian pada binatang menunjukkan pengaruh 8ang bermanfaat pada

    manifestasi pen8akit 8ang tidak mempun8ai kesimpulan pada infeksi

    pernafasan pada manusia. Pengguanaan klinisn8a tidak dibenarkan.

    H. Penega!an

    '. Imunisasi aktif :

    Dosis total '* unit protektif aksin pertussis dalam ; dosis 8ang

    seimbang dengan jarak > minggu. Imunisasi dilakukan dengan men8ediakan

    toksoid pertussis$ difteria dan tetanus !kombinasi#. 3ika pertusis bersifat

    prealen dalam mas8arakat$ imunisasi dapat dimulai pada &aktu berumur *

    minggu dengan jarak ( minggu. Anak?anak berumur F tahun tidak rutin

    diimunisasi'$''$';$'(.

    Imunitas tidak permanen oleh karena menurunn8a proteksi selama

    adolesens infeksi pada penderita besar biasan8a ringan tetapi berperan sebagai

    sumber infeksi 9. pertussis pada ba8i?ba8i non imun. 1aksin pertusis

    monoalen !).*4 ml$i.m# telah dipakai untuk mengontrol epidemi diantara

    orang de&asa 8ang terpapar';$'(.

    ')

  • 7/25/2019 WORD Referat Pertusis

    11/16

    6fek samping sesudah imunisasi pertussis termasuk manifestasi umum

    seperti eritema$ indurasi$ dan rasa sakit pada tempat suntikan dan sering

    terjadi panas$ mengantuk$ dan jarang terjadi kejang$ kolaps$ hipotonik$

    hiporesponsif$ ensefalopati$ anafilaksis. Resiko terjadin8a kejang demam

    dapat dikurangi dengan pemberian asetaminofen!'4mgkg 99$ per oral# pada

    saat imunisasi dan setiap (?+ jam untuk selama (>?* jam'$''$'(.

    Imunisasi pertama pertussis ditunda atau dihilangkan jika pen8akit

    panas$ kelainan neurologis 8ang progresif atau perubahan neurologis$ ri&a8at

    kejang. Ri&a8at keluarga adan8a kejang$ Sudden Infant Death S8ndrome

    !SIDS# atau reaksi berat terhadap imunisasi pertussis bukanlah kontra indikasi

    untuk imunisasi pertussis. Kontraindikasi untuk pemberian aksin pertussis

    berikutn8a termasuk ensefalopati dalam hari sebelum imunisasi$ kejang

    demam atau kejang tanpa demam dalam ; hari sebelum imunisasi$ menangis ;

    jam$ 0high picth cry2 dalam * hari$ kolaps atau hipotonikhiporesponsif dalam

    * hari$ suhu 8ang tidak dapat diterangkan ().4 " dalam * hari$ atau timbul

    anafilaksis'$''$';$'(.

    *. Kontak dengan penderita :6ritromisin efektif untuk pen=egahan pertussis pada ba8i?ba8i baru

    lahir dan ibu?ibu dengan pertussis. 6ritromisin 4) mgkg 99hari dibagi

    dalam ( dosis$ peroral selama '( hari. Anak 8ang berumur F tahun 8ang

    telah mendapatkan imunisasi juga diberikan eritromisin profilaksis.

    Pengobatan eritromisin a&al akan mengurangi pen8ebaran infeksi eliminasi

    9. pertussis dari saluran pernafasan dan mengurangi gejala?gejala

    pen8akit'$''$'*.%rang?orang 8ang kontak dengan penderita pertussis 8ang belum

    mendapat imunisasi sebelumn8a$ diberikan eritromisin selama '( hari sesudah

    kontak diputuskan. 3ika ada kontak tidak dapat diputuskan$ eritromisin

    diberikan sampai batuk penderita berhenti atau mendapat eritromisin selama

    hari. 1aksin pertussis monoalen dan eritromisin diberikan pada &aktu terjadi

    epidemi'$''$'*.

    I. Ko"#likasi

    ''

  • 7/25/2019 WORD Referat Pertusis

    12/16

    '. Komplikasi terjadi terutama pada sistem respirasi dan saraf pusat'$''.*. Pneumonia komplikasi paling sering terjadi pada )@ kematian pada anak?

    anak 9. pertussis sendiri tetapi lebih sering karena bakteria sekunder

    !H.influenzae, .Pneumonia, .auris, .piogenes#

    '$''

    .;. T9" laten dapat juga menjadi aktif.

    (. Atelektasis dapat timbul sekunder oleh karena ada sumbatan lendir 8ang

    kental. Aspirasi lendir atau muntah dapat menimbulkan pneumonia.

    4. Panas tinggi sering menandakan adan8a infeksi sekunder oleh bakteria.

    +. 9atuk dengan tekanan tinggi dapat menimbulkan ruptur aleoli$ empisema

    interstitielsubkutan dan pneumotoraks. 9ronkiektasia dapat timbul dan

    menetap.

    . Sering terjadi otitis media 8ang sering disebabkan oleh .pneumonia.>. Kenaikan tekanan intratoraks dan intra?abdomen selama batuk dapat

    men8ebabkan perdarahan subkonjungtia$ hematoma$ perdarahan epidural$

    perdarahan intrakranial$ ruptura diafragma$ hernia umbikalis$ hernia

    inguinalis$ prolapsus rekti$ dehidrasi dan gangguan nutrisi'$''.

    . Dapat pula terjadi konulsi dan koma$ merupakan refleksi dari hipoksia

    serebral !asfiksia#$ perdarahan subara=hnoid$ tetapi kadang?kadang kejang

    dapat disebabkan oleh temperatur tinggi'$').'). Kejang?kejang oleh karena hiponatremia 8ang sekunder terhadap S8ndrome

    of Inappropriate Se=retion of Antidiureti= 5ormone !SIAD5#').

    J. P$ognosis

    Angka kematian karena pertussis telah menurun menjadi ')'))) kasus.

    Rasio kasus kematian ba8i G * bulan adalah '$> @ selama tahun *)))?*))( di -SA.

    Persentase ra&at inap pada de&asa sebesar ; @ !'*@ de&asa tua#. Tingkat

    berkembangn8a menjadi pneumonia hingga 4 @ dan mengalami patah tulang rusuk

    sampai ( @'*. Keban8akan kematian disebabkan oleh ensefalopati dan pneumonia

    atau komplikasi paru?paru lain'$'*.

    '*

  • 7/25/2019 WORD Referat Pertusis

    13/16

    BAB III

    %INGKASAN

    Pertusis !batuk rejan# disebut juga whooping cough adalah batuk 8ang sangat

    berat atau batuk 8ang intensif$ merupakan pen8akit infeksi saluran nafas akut 8ang

    dapat men8erang setiap orang 8ang rentan seperti anak 8ang belum diimunisasi atau

    orang de&asa dengan kekebalan 8ang menurun.

    Pertusis merupakan salah satu pen8akit 8ang paling menular 8ang dapat

    menimbulkan atta=k rate >)?'))@ pada penduduk 8ang rentan. Di seluruh dunia ada

    +) juta kasus pertusis setahun dengan lebih dari setengah juta meninggal. Selama

    masa pra?aksin tahun '**?'(>$ pertusis adalah pen8ebab utama kematian dari

    pen8akit menular pada anak di ba&ah usia '( tahun di Amerika Serikat. Dilaporkan

    juga bah&a 4) persen adalah ba8i kurang dari setahun$ 4 persen adalah anak kurang

    dari 4 tahun.

    Pen8ebab pertusis adalah Bordetella pertusis atau Haemoephilus pertusis$

    adenoirus tipe '$ *$ ;$ din 4 dapat ditemukan dalam traktus respiratorius$ traktus

    gastrointestinalis dan traktus urinarius. Bordotella pertusisini mengakibatkan suatu

    bron=hitis akut$ khususn8a pada ba8i dan anak ke=il 8ang ditandai dengan batuk

    paroksismal berulang dan stridor inspiratori memanjang$ 2 batuk rejan2.

    Bordetella pertusissuatu cocobasilusgram negatif aerobik minotil ke=il dan

    tidak membentuk spora dengan pertumbuhan 8ang sangat rumit dan tidak bergerak.

    9isa didapatkan dengan s&ab pada daerah nasofaring penderita pertusis dan

    kemudian ditanam pada agar media 9ordet C 7engou. Bordetella pertussis

    menghasilkan toksin pertusiss !TP#. TP terbukti mempun8ai ban8ak aktifitas biologis

    !misal$ sensitiitas histamine$ sekresi insulin$ disfungsi leukosit#$ beberapa darin8a

    merupakan manifestasi sistemik pen8akit.

    Bordetella pertusis setelah ditularkan melalui sekresi udara pernapasan

    kemudian melekat pada silia epitel saluran pernapasan. Mekanisme patogenesis

    ';

  • 7/25/2019 WORD Referat Pertusis

    14/16

    infeksi oleh Bordetella pertusis terjadi melalui empat tingkatan 8aitu perlekatan$

    perla&anan terhadap mekanisme pertahanan pejamu$ kerusakan lo=al dan akhirn8a

    timbul pen8akit sistemik.

    Toksin men8ebabkan peradangan ringan dengan h8perplasia jaringan limfoidperibronkial dan meningkatkan jumlah lendir pada permukaan silia$ maka fungsi silia

    sebagai pembersih terganggu$ sehingga mudah terjadi infeksi sekunder !tersering oleh

    treptococcus pneumonia, H. influenzae dan taphylococcus aureus#. Penumpukan

    lendir akan menimbulkan plak 8ang dapat men8ebabkan obstruksi dan kolaps paru.Masa inkubasi pertusis +?*) hari$ rata?rata hari$ sedangkan perjalanan

    pen8akit ini berlangsung antara + C > minggu atau lebih. 7ejala timbul dalam &aktu

    ?') hari setelah terinfeksi. 9akteri menginfeksi lapisan tenggorokan$ trakea dan

    saluran udara sehingga pembentukan lendir semakin ban8ak. Perkembangan pen8akit

    melalui ; tahapan 8aitu kataral$ paroksismal$ dan konalesen. Pada tahap paroksismal

    mulai timbul dalam &aktu ')?'( hari !setelah timbuln8a gejala a&al# 4?'4 kali batuk

    diikuti dengan menghirup nafas dalam dengan pada tinggi.

    BAB I&

    DAFTA% PUSTAKA

    '. S. ong$ Sarah. !*)))#. Pertusis.)lmu *esehatan %nak +elson ol )). 3akarta :

    '(

  • 7/25/2019 WORD Referat Pertusis

    15/16

    67". '>': +)?+4.

    *. 7arna$ 5arr8. Pertusis. ABhali M.S$ dkk. !';#. )lmu *esehatan %nak

    Penyakit )nfeksi #ropik. 9andung$ Indonesia : ,K -npad : >)?>+.

    ;. a& 9arbara 3. !'>#. Pertussis. KendigHs : Disorders of Respirator8 Tra=t in

    "hildren. . "lin Infe=t Dis '(!;#:)>?'. Diakses *; Desember *)'' dari$

    http:&&&.n=bi.nlm.nih.gopubmed'4+*++;.

    >. 5e&lett 6. !*))4#. 9ordetella spe=ies. In: Prin=iples and Pra=ti=e of

    Infe=tious Diseases$ +th ed$ Mandell 7$ 9ennett 36$ Dolin R !6ds#$ "hur=hilliingstone$ Philadelphia. p.*)'. Diakses dari$

    http:&&&.uptodate.=om=ontentsmi=robiolog8?pathogenesis?and?

    epidemiolog8?of?bordetella?pertussis?infe=tionJ5;.

    . Todar$ Kenneth. !*)''#. Bordetella pertussis and

  • 7/25/2019 WORD Referat Pertusis

    16/16

    diphtheria$ and pertussis among adults: use of tetanus toEoid$ redu=eddiphtheria toEoid and a=ellular pertussis a==ine. MM*Pertussis,ollo&-p%erie&.

    '(. -pdate: 1a==ine Side 6ffe=ts$ Aderse Rea=tions$ "ontraindi=ations$ and

    Pre=autions Re=ommendations of the Adisor8 "ommittee on ImmuniBation

    Pra=ti=es. http:&&&.=d=.gomm&rpreie&mm&rhtml)))(+;>.htm

    '+

    https://online.epocrates.com/u/2951682/Pertussis/FollowUp/Overviewhttps://online.epocrates.com/u/2951682/Pertussis/FollowUp/Overview