difteri dan pertusis
TRANSCRIPT
5/13/2018 Difteri Dan Pertusis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/difteri-dan-pertusis 1/37
DIFTERI DAN PERTUSIS
dr Syarifah Hanum P, SpA
5/13/2018 Difteri Dan Pertusis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/difteri-dan-pertusis 2/37
DIPHTERIA
ETIOLOGI
Corynebacterium diphteriae
Bakteria aerob, tak berkapsul, tidak membentuk spora,sebagian besar tidak motile, pleomorfik, gram poisitif
EPIDEMIOLOGI
Di daerah endemik insidensi tertinggi <15 tahun.Era vaksinasi: bergeser ke usia dewasa.
5/13/2018 Difteri Dan Pertusis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/difteri-dan-pertusis 3/37
PATOGENESIS
C diphteriae toksigenik maupun non toksigenik dapatmenginfeksi kulit dan mukosa dan kadang organ lain
setelah terjadi bakteriemia.
Bakteri hidup pada permukaan kulit atau selaput mukosa
saluran napas, menyebabkan reaksi inflamasi lokal.Memproduksi eksotoksin polipeptida 62 kD yang dapat
menghambat sintesis protein dan menyebabkan nekrosis
jaringan.
Membentukl koagulum terdiri atas bakteri mati, sel epitel,fibrin, leukosit, eritrosit, yang semakin tebal sehingga
terbentuk pseudomembran berwarna coklat kelabu yang
melekat ke jaringan di bawahnya.
5/13/2018 Difteri Dan Pertusis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/difteri-dan-pertusis 4/37
Paralisis palatum molle dan hipofaring.
Absorpsi toksin dapat menyebabkan nekrosis tubuliginjal, trombositopenia, kardiomiopati dan demyeli-
nisasi serabut saraf.
Kardiomiopati dan demyelinisasi serabut saraf biasa-
nya terjadi 2-10 minggu setelah infeksi mukokutaneus,
mungkin disebabkan oleh reaksi imunologis.
5/13/2018 Difteri Dan Pertusis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/difteri-dan-pertusis 5/37
MANIFESTASI KLINIS
Tergantung lokasi anatomis infeksi, status kekebalan,produksi dan distribusi toksin.
DIPHTERIA PADA SALURAN NAPAS
Masa inkubasi: 2-4 hari.
Fokus primer: tosil atau faring (94%)
hidung
laring
Infeksi pada nares anterior (lebih sering pada bayi):
rhinitis serosanguineus, purulen dan erosif disertai
pembentukan membran.
Nares anterior
5/13/2018 Difteri Dan Pertusis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/difteri-dan-pertusis 6/37
Karakteristik: ulserasi dangkal pada nares eksterna
dan bibir atas.
Diphteria tonsilar dan faringeal
Nyeri tenggorokan (gejala awal), hanya setengahnya
menderita demam dan lebih sedikit lagi yang menderita
disfagia, serak, maleise atau nyeri kepala.
Injeksi faring ringan diikuti pembentukan membran pada
tonsil unilateral atau bilateral, meluas ke uvula, palatummolle, orofaring posterior, hipofaring, area glottis.
Edema jaringan lunak dan pembesaran limfonodi:
bull neck appearance.
5/13/2018 Difteri Dan Pertusis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/difteri-dan-pertusis 7/37
Derajat perluasan lokal berhubungan dengan keparahan
penyakit, bull neck , dan fatalitas karena sumbatan jalan
napas serta komplikasi yang dimediasi toksin.
Beda diphteria dengan faringitas eksudativa karena
Streptococcus pyogenes dan Epstein-Barr virus:pseudomembran yang lengket, perluasan melebihi
daerah fausial, jarang didapatkan demam dan disfagia.
Diphteria laring
Serak, stridor,dispneu, batuk menggonggong. Ancaman
sufokasi karena sumbatan saluran napas.
5/13/2018 Difteri Dan Pertusis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/difteri-dan-pertusis 8/37
Membedakan dengan epiglottitis atau tracheitis karena
penyebab lain: tidak adanya gejala lain dan
visualisasi pseudomembran
DIPHTERIA KULIT
Infeksi indolen dan tidak progresif.
Ulkus superfisial seperti ektima dan tidak membaik,
dilapisi membran coklat-kelabu, eritema, nyeri, eksudat.
Sering disertai oleh infeksi sekunder.Kolonisasi sal napas dan komplikasi toksik jarang di-
temukan.
5/13/2018 Difteri Dan Pertusis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/difteri-dan-pertusis 9/37
Bull Neck
5/13/2018 Difteri Dan Pertusis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/difteri-dan-pertusis 10/37
5/13/2018 Difteri Dan Pertusis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/difteri-dan-pertusis 11/37
INFEKSI PADA TEMPAT LAIN
Kadang terjadi pada telinga (otitis eksterna), mata
(konjungtivitis purulenta dan ulserativa), traktus
genitalis (vulvovaginitis purulenta dan ulserativa).
Dapat dibedakan dari penyakit lain berdasar gejala
klinis, ulserasi, pembentukan membran dan perda-
rahan submukosa.
Bila terjadi septikemia biasanya fatal.
Endokarditis jarang didapatkan.
Arthritis pyogenik umumnya terjadi karena strain
non toksigenik.
5/13/2018 Difteri Dan Pertusis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/difteri-dan-pertusis 12/37
KARDIOMIOPATI TOKSIK
Terjadi pada 10-25% kasus diphteria, menyebabkan
50-60% kematian akibat diphteria.
Risiko komplikasi berbanding lurus dengan beratnyakelaina orofaring dan keterlambatan pemberian antitoksin.
Umumnya terjadi 2-3 minggu setelah onset penyakit.
Dapat muncul setelah minggu I (umumnya fatal).Kadang muncul 6 minggu setelah onset penyakit.
5/13/2018 Difteri Dan Pertusis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/difteri-dan-pertusis 13/37
Takikardia tidak sesuai dengan demam,
interval P-R memanjang, perubahan gelombangST-T, kardiomiopati dilatasi dan hipertrofi.
Disritmia tunggal atau progresif: Blokade jantung
derajat I, II atau III; disosiasi atrioventrikular;
takikardia ventrikular.Peningkatan SGOT sesuai tingkat kerusakan otot
jantung. Gagal jantung kongestif terjadi akut atau
perlahan.
Bila terjadi aritmia berat, pasien yang selamat dapatmenderita gangguan hantaran permanen. Sisanya
umumnya sembuh tanpa sekuele.
5/13/2018 Difteri Dan Pertusis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/difteri-dan-pertusis 14/37
NEUROPATI TOKSIK
Komplikasi neurologis paralel dengan luasnya infeksi
dengan onset yang multifasik.
2-3 minggu setelah onset (kadang terjadi akut) terjadi
hipestesia dan paralisis lokal palatum molle, diikutikelemahan nervi facialis, pharyngeal posterior dan
laryngeus, menyebabkan suara sengau, sulit menelan,
dan risiko kematian karena aspirasi.
Neuropati kranial biasanya terjadi pada minggu ke 5,terjadi paralisis nervi oculomotorius dan ciliaris yang
menyebabkan strabismus dan gangguan akomodasi.
5/13/2018 Difteri Dan Pertusis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/difteri-dan-pertusis 15/37
Onset polineuropati simetris terjadi 10 hari - 3 bulansetelah onset infeksi orofaring. Menyebabkan defisit
neurologis dengan hilangnya refleks tendon dalam.
Terjadi kelemahan otot mulai dari distal berjalan ke
proksimal (lebih sering) atau sebaliknya. Dapat diser-tai paralisis diafragma. Dapat terjadi kepulihan spontan.
Temuan cairan serebrospinal mirip dengan sindroma
Guillan-Barre.
Disfungsi pusat vasomotor jarang terjadi dan dapat me-nyebabkan hipotensi atau gagal jantung. Umumnya
terjadi 2-3 minggu setelah onset penyakit.
5/13/2018 Difteri Dan Pertusis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/difteri-dan-pertusis 16/37
DIAGNOSIS
Kultur dengan sampel hasil swab lesi. Sebagian kecil
membran harus diambil dengan eksudat di bawahnya.
C. diphteriae tahan pengeringan. Sampel dapat dikirim
dari tempat jauh untuk dikultur.
Harus dilakukan uji sensitivitas terhadap antibiotika dan
penentuan toksisitas.
5/13/2018 Difteri Dan Pertusis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/difteri-dan-pertusis 17/37
TERAPI
Antitoksin diberikan berdasar diagnosis klinis. Berfungsimengikat toksin yang bebas. Semakin lama jarak infeksi
dengan pemberian antitoksin maka efikasi akan semakin
rendah.
Antibiotika:erythromycin oral atau parenteral: 40-50mg/kg/hari
maksimum 2 g dalam 24 jam
penicillin G im atau iv 100.000-150.000U/kg/hari bagi
4 dosisprokain penicillin 25.000-50.000U/kg/hari bagi 2 dosis im
Antibiotika diberikan selama 14 hari.
5/13/2018 Difteri Dan Pertusis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/difteri-dan-pertusis 18/37
Eliminasi bakteri dibuktikan dengan 2 kali kultur negatif
dengan selisih 24 jam setelah terapi selesai.Pasien ditempatkan di ruang isolasi.
Bed rest selama fase akut, sampai risiko kerusakan
jantung sudah dilewati (paling sedikit selama 2 minggu)
KOMPLIKASI
Sumbatan jalan napas oleh edema dan pseudomembran.
Pemberian kortikosteroid untuk miokarditis dan neuritis
tidak bermanfaat.
5/13/2018 Difteri Dan Pertusis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/difteri-dan-pertusis 19/37
PROGNOSIS
Tergantung virulensi organisme (subspecies gravis
paling virulen).
Case fatality rate untuk diphteria traktus respiratorius
adalah 10%.Obstruksi jalan napas dan miokarditis merupakan
penyebab kematian yang paling sering.
5/13/2018 Difteri Dan Pertusis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/difteri-dan-pertusis 20/37
PENCEGAHAN
KONTAK ASIMTOMATIKProfilaksis: erythromycin po selama 7-14 hari
benzathine penicillin im 600.000 U (<30 kg)
1.200.000 U (>30 kg)
Vaksinasi DT: bila belum mendapat booster 5 thn terakhir/mendapat <3x vaksinasi dengan diphteria
toxoid/anak yg blm mendapat vaksinasi dg
diphteria toxoid ke 4
Monitor munculnya gejala dalam 7 hari masa inkubasiKultur swab hidung, faring, lesi kulit.
5/13/2018 Difteri Dan Pertusis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/difteri-dan-pertusis 21/37
KARIER ASIMTOMATIK
Antibiotika profilaksis 7-10 hari
DT (bila belum diberikan booster 1 tahun terakhir)
Isolasi (respirasi atau kontak) sampai 2 x kultur negatif
berturut dalam jangka waktu 24 jamUlang kultur 2 minggu setelah penghentian terapi, bila
positif berikan erythromycin po 10 hari dan ulang kultur
Kegagalan eradikasi dg antibiotika: s/d 21%
Antitoksin tidak diberikan bila tidak ada gejala!
5/13/2018 Difteri Dan Pertusis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/difteri-dan-pertusis 22/37
PERTUSSIS
ETIOLOGI
Bordetella pertussis
Bordetella parapertussis (5%)
EPIDEMIOLOGI
60 juta kasus pertahun, 500.000 kematian.
Sangat menular. Infeksi subklinis terjadi pada 80% kontak
yang sudah diimunisasi.Perlindungan mulai menurun 3-5 tahun setelah imunisasi
dan tidak terukur setelah 12 tahun.
Imunisasi pasif dari ibu ke bayi hanya memberikan sedikit
perlindungan.
Gram negatif, coccobacilli,aerob
5/13/2018 Difteri Dan Pertusis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/difteri-dan-pertusis 23/37
PATOGENESIS
B. pertussis menghasilkan:
Dermonecrotic factor
Tracheal cytotoxin
Adenylate cyclasePertussis toxin (PT)
pelepasan histamin, sekresi insulin, inaktivasi leukosit,
menyebabkan limfositosis
Filamentous hemaglutinin (FHA)
Pertactin (Pn)
Fim tipe 2 dan 3
Perlekatan ke sel2
traktus respiratorius
Menghambat kerja sistem imun
Kerusakan epitel, mempermudahmasuknya PT
5/13/2018 Difteri Dan Pertusis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/difteri-dan-pertusis 24/37
5/13/2018 Difteri Dan Pertusis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/difteri-dan-pertusis 25/37
Penularan Pertussis
5/13/2018 Difteri Dan Pertusis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/difteri-dan-pertusis 26/37
Masa inkubasi 3-12 hari.
Terbagi atas stage catarrhal, paroxysmal, convalescence
(masing-masing 2 minggu).
MANIFESTASI KLINIS
Gejala catarrhal:
kongesti dan rhinorrhea, demam tidak tinggi, bersin,lakrimasi, dan injeksi konjungtiva.
Gejala paroxysmal:
batuk kering, iritatif, berkembang menjadi batuk khaspertussis. Whoop (tarikan napas inspirasi yang kuat)
ditemukan pada bayi < 3 bulan karena otot masih blm
kuat untuk menghasilkan tekanan intratoraks negatif
secara cepat.
5/13/2018 Difteri Dan Pertusis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/difteri-dan-pertusis 27/37
Batuk panjang tanpa putus, dagu dan dada ke depan,
lidah keluar, mata melotot dan berair, wajah keunguan,sampai tampak hampir kehilangan kesadaran, batuk
akhirnya berhenti dan terdengar suara ¶whoop· ketika
udara memasuki jalan napas yang separuh terbuka.
Batuk diakhiri dengan peluaran sekresi kental daritrakhea yang bercampur dengan epitel mati.
Muntah setelah batuk umum terjadi pada anak maupun
dewasa.
Stage ini terjadi paling panjang pada bayi. Pada puncak-
nya dapat terjadi lebih dari 1 kali batuk per jam.
5/13/2018 Difteri Dan Pertusis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/difteri-dan-pertusis 28/37
Anak yang sudah diimunisasi masih mungkin men-
derita pertussis, tetapi dengan stage yang lebihpendek masanya.
Bayi < 3 bulan: fase catarrhal hanya beberapa hari dan
jelas. Apnea, tersedak dan batuk dg gasping menandaionset penyakit. Convalescence diikuti batuk paroksis-
mal intermiten sampai usia 1 tahun.
5/13/2018 Difteri Dan Pertusis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/difteri-dan-pertusis 29/37
DIAGNOSIS
Gejala klinis:
batuk tanpa demam, maleise atau mialgia, eksantema
atau enantema, nyeri tenggorokan, serak, takipnea,
mengi atau ronchi.Definisi klinis:
Batuk 14 hari atau lebih, dengan paling sedikit satu
gejala: paroksism, whoop, atau muntah setelahbatuk.
5/13/2018 Difteri Dan Pertusis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/difteri-dan-pertusis 30/37
Batuk pada pertussis
5/13/2018 Difteri Dan Pertusis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/difteri-dan-pertusis 31/37
Perbedaan pertussis dengan infeksi lainnya:
Adenovirus: demam, nyeri tenggorok, konjungtivitisMycoplasma: riwayat demam, nyeri kepala, gejala
sistemik pd awal penyakit. Pada aus-
kultasi ditemukan krepitasi.
Respiratory synctitial virus:gejala infeksi saluran napas bawah.
Pada bayi yang menderita pertussis, pemeriksaan fisik
diantara serangan batuk termasuk frekuensi respirasi
umumnya normal, kecuali ada pneumonia sekunder.
5/13/2018 Difteri Dan Pertusis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/difteri-dan-pertusis 32/37
Ditemukan leukositosis (15.000-100.000/mmk) dengan
limfositosis absolut. Limfosit yang ditemukan adalah
limfosit T dan B dengan ukuran normal, bukan limfo-sit atipik berukuran besar yang biasa ditemukan pada
infeksi virus.
Pada penyakit berat dan fatal ditemukan angka leuko-
sit yang sangat tinggi dan thrombositosis.
Foto thoraks: abnormal ringan. Infiltrat atau edema
perihilar. Kadang ditemukan atelektasis,
pneumothoraks, pneumomediastinum,udara pada jaringan lunak.
Konsolidasi parenkim: infeksi sekunder
Gold standard: kultur aspirat nasofaring.
5/13/2018 Difteri Dan Pertusis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/difteri-dan-pertusis 33/37
TERAPI
Tujuan terapi: mengurangi frekuensi paroksismmengamati keparahan batuk untuk
memberikan bantuan bila perlu
untuk memberikan nutrisi dan isti-
rahat maksimal
Indikasi rawat inap:
Bayi < 3 bulan
Bayi 3-6 bulan dengan paroksism berat
Segala usia bila ada komplikasi
5/13/2018 Difteri Dan Pertusis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/difteri-dan-pertusis 34/37
Tujuan rawat inap:
1. Menilai progresi penyakit
2. Mencegah atau mengobati komplikasi3. Edukasi orangtua tentang perjalanan alamiah
penyakit dan perawatan di rumah
Paroksism yang tidak mengancam jiwa:durasi < 45 detik
wajah berwarna merah, tidak biru
takikadia/bradikardia/saturasi oksigen kembali
normal pada akhir paroksismdapat memulihkan diri setelah paroksism (whoop/dapat
bernapas)
dapat mengeluarkan sumbatan mukus
masih responsif setelah batuk
5/13/2018 Difteri Dan Pertusis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/difteri-dan-pertusis 35/37
Antibiotika:
Erythromycin 40-50mg/kg/hari po terbagi 4 dosis (14 hari)Ampicillin, rifampicin, cotrimoxazole cukup efektif
Cephalosporin generasi ke 2 tidak efektif.
Salbutamol: sedikit mengurangi gejalapemberian dengan aerosol yang merepot-
kan dapat menginduksi paroksism
Kortikosteroid tidak bermanfaat
Pertussis immunoglobulin tidak direkomendasikan
5/13/2018 Difteri Dan Pertusis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/difteri-dan-pertusis 36/37
Isolasi: dilakukan sampai terapi erythromycin hari ke 5
Pengobatan kontak: erythromycin selama 14 hari
<7 tahun: vaksinasi bila vaksinasi
belum lengkap
KOMPLIKASIPneumonia, kejang, ensefalopati.
Gangguan SSP karena terjadi hipoksemia atau
perdarahan karena batuk.
5/13/2018 Difteri Dan Pertusis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/difteri-dan-pertusis 37/37
PROGNOSIS
Lebih buruk pada bayi < 6 bulan karena sering
terjadi komplikasi