pertusis 2

20
Pertusis Anak Anis Adilah ‘Izzati Binti Azizan 102011432

Upload: nixonsinurat

Post on 27-Jan-2016

324 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

pertusis anak

TRANSCRIPT

Pertusis AnakAnis Adilah ‘Izzati Binti Azizan

102011432

KASUS• Seorang anak perempuan berusia 4 tahun

dibawa ke puskesmas karena batuk sejak 2 minggu yang lalu. Saat batuk, pasien menjadi kesulitan bernafas akibat batuk terus menerus sehingga wajah menjadi memerah kebiruan. Di antara episode batuk, pasien tampak baik-baik saja. Keluhan demam (+) tapi tidak terlalu tinggi dan naik turun. Riwayat imunisasi dasar pasien tidak lengkap. Pemeriksaan fisik dalam batas normal.

ANAMNESIS

ANEMNESIS

Identitas pasien; nama, umur, tanggal lahir,

tempat tinggal dan berapa minggu waktu gestasi.

Adakah terdapat komplikasi

sewaktu lahir?

Bagaimana dengan

immunisasi anak? Adakah lengkap

atau tidak?

Sejak kapan anak batuk?

Batuk ada darah tak?

Punya dahak gak?

PEMERIKSAAN FISIK

Tanda-tanda vital

Pemeriksaan fisik abdomen• Inspeksi• Palpasi• Perkusi• Auskultasi

PEMERIKSAAN PENUNJANG• memperlihatkan infiltrat perihiler, atelaktasis atau empiema

Foto toraks

• Peningkatan jumlah leukosit• pada bayi-bayi jumlah leukosit tidak dapat menolong

Leukositosis

• terbaik diperiksa selama fase awal penyakit• melakukan apus nasofaring yang dibiak pada media Bordet-Gengou• dari spesimen faring• dapat membedakan diagnosis spesifik secara tepat

Direct flourescent antibody staining

• penentuan antibodi toksin pertussis dari serum

Serologi

• dipakai untuk menentukan IgM, IgG, dan IgA serum terhadap “filamentous hemoaglutinin (FHA)” dan toksin pertussis (TP)

• nilai IgM-FHA dan IgM-TP serum tidak bernilai karena dapat disebabkan oleh penyakit atau vaksinasi

• IgG langsung merupakan test yang paling sensitif dan spesifik untuk infeksi akut• IgA-FHA dan IgA-TP kurang sensitif tetapi sangat spesifik untuk infeksi natural dan tidak terlihat

sesudah imunisasi pertussis.

ELISA

DIAGNOSIS

Batuk lebih dari 2 minggu dengan emesis sesudah batuk mempunyai nilai diagnostik yang penting

Riwayat kontak dengan kasus-kasus pertusis sangatlah menolong

dapat didiagnosis selama stadium

Waktu antara eksposur dan penyakit biasanya antara 7 sampai 10 hari, mungkin berkelanjutan sampai 3 minggu

dapat menularkannya kepada orang lain selama sampai 3 minggu setelah batuk mulai.

ditularkan kepada orang lain melalui tetesan

Pertusis.

DIAGNOSIS BANDING• penyakit immunologi• menyebabkan kesukaran bernafas. • keradangan dan spasm (kejang) pada selaput dinding laluan udara• mungkin wheezing, sesak nafas, dan sukar untuk melakukan

aktiviti.

Asma bronkiol

• Infeksi Bordetella parapertusis, Bordetella bronkiseptika dan adenovirus dapat menyerupai sindrom klinis Bordetella pertusis.

• dapat dibedakan dengan isolasi kumam penyebab.

Infeksi oleh kuman bordetella lain

• Streptococcus group A, haemofilus influenza dan streptococcus viridans merupakan penyebabnya.

• menyerang berbagai usia terutama 1-2 tahun• mempunyai gejala-gejala infeksi saluran nafas atas ringan,

batuk,serak, stridor, panas tinggi dan distress pernapasan.

Lanryngotrachiobronkitis akut

ETIOLOGIBordetella pertusis

satu-satunya penyebab pertusis

endemis dan penyebab biasa pertusis sporadis

manusia merupakan host untuk spesies ini

Gram Negative Cocobacillus

Gerak negative

Obligat aerob

Biakan pada ‘charcoal-chephalexin blood

agar’ 3-7 hari dengan toleranci asam lemak dan kondisi anaerobic

EPIDEMIOLOGI

Epidemic Pertussis in 2012 — The Resurgence of a Vaccine-Preventable Disease

ANATOMI

FISIOLOGI

PATOFISIOLOGIbermultiplikasi pada epitel

yang bersilia

menghasilkan faktor-faktor virulenAda bendungan dan

infiltrasi mukosa oleh sel-sel limfosit dan

leukosit PMN peradangan dalam lumen bronki

terjadi hiperplasia limfoid peribronkialbronkopneumonia dengan nekrosis dan deskuamasi epitel permukaan bronki

Obstruksi bronkial dan atelektasis terjadi karena penumpukan sekresi

mukus

MANIFESTASI KLINIS

FAKTOR RESIKO

• Anak yang tidak mendapatkan imunisasi DPT dan tinggal di kawasan yang higenisnya kurang bersi adalah paling beresiko untuk dijangkiti pertusis.

PENATALAKSANAANMedika mentosa• eritromisin

• 50 mg/kg BB/hari• dapat mengeliminasi organisme pertussis

dari nasofaring dalam 3-4 hari• tidak memperbaiki gejala-gejala jika

diberikan terlambat

Non medika mentosa• menghindarkan faktor-faktor yang

menimbulkan serangan batuk• mengatur hidrasi dan nutrisi• Oksigen diberikan pada distres pernapasan

akut/kronik• Penghisapan lendir terutama pada bayi

dengan pneumonia dan distres pernapasan

PENCEGAHAN

Imunisasi aktif• Dosis total 12 unit protektif• vaksin pertussis dalam 3 dosis yang seimbang• jarak 8 minggu• toksoid pertussis, difteria dan tetanus (kombinasi)• Prevelan waktu berumur 2 minggu dengan jarak 4 minggu• Lebih dari 7 tahun tidak rutin diimunisasi.

kontak• Eritromisin• Kontak intim yang berumur kurang 2 tahun• Vaksin pertussis monovalen dan eritromisin diberikan pada

waktu terjadi epidemi.

Komplikasi

sistem respirasi dan saraf pusat

Pneumonia• paling sering terjadi kematian

TBC laten dapat juga di aktifkan

Atelektasis• timbul sekunder karena ada

sumbatan mukus yang kental

Pneumonia• Akibat aspirasi mukus atau

muntah

Panas tinggi• menandakan adanya infeksi

sekunder oleh bakteria

Ruptur alveoli, empisema interstitiel/subkutan dan pneumotoraks• Batuk dengan tekanan tinggi.

Bronkiektasia• dapat timbul dan menetap

otitis media• disebabkan oleh

S.pneumonia

Perdarahan• Pendarahan subkonjungtiva,

Hematoma, perdarahan epidural, perdarahan intrakranial

ruptura diafragma

Hernia• Hernia umbikalis, hernia

inguinalis, prolapsus rekti, dehidrasi dan gangguan nutrisi.

kejang dan koma• refleksi dari hipoksia serebral

(asfiksia), perdarahan subarachnoid

• oleh temperatur tinggi• karena hiponatremia

sekunder terhadap “syndrome of inappropriate secretion of antidiuretic hormone (SIADH)

PROGNOSIS

• Kebanyakan kematian disebabkan oleh ensefalopati dan pneumonia atau komplikasi paru-paru lain.

• Jika ditangani dengan berkesan, cepat dan baik maka prognosisnya akan baik

KESIMPULAN• Pertusis merupakan salah satu penyakit menular yang menyerang saluran

pernapasan bagian atas, disebabkan terutama oleh Bordetella pertussis. Pertusis ditandai dengan batuk lama dan kadang-kadang terdengar seperti menggonggong (whooping cough) dan episode diakhir dengan ekspulsi dari secret trakea,silia lepas dan epitel nekrotik.

• Pertusis sering menyerang bayi dan anak-anak kurang dari 5 tahun, terutama yang belum diimunisasi lebih rentan, demikian juga dengan anak lebih dari 12 tahun dan orang dewasa.

• Stadium penyakit pertusis meliputi 3 stadium yaitu kataral, paroxsismal, dan konvalesen. Masing-masing berlangsung selama 2 minggu. Pada bayi, gejala menjadi lebih jelas pada stadium konvalesen.

• Diagnosa pertusis dengan gejala klinis memuncak pada stadium paroksismal, riwayat kontak dengan penderita pertusis, kultur apus nasofaring, ELISA, foto thorax.

• Terapi yang dapat diberikan antibiotic eritromisin 50mg/kgB/hari dibagi 4 dosis selama 14 hari, dan suportif.

• Prognosis baik dengan penatalaksanaan yang tepat dan cepat. Kematian biasanya terjadi karena ensefalopati dan pneumonia atau komplikasi penyakit paru yang lainnya.

TERIMA KASIHSekian