file · web viewlogika. pembahasan mengenai logika sudah ada sejak lama bahkan sebelum...
TRANSCRIPT
LOGIKA
Pembahasan mengenai logika sudah ada sejak lama bahkan sebelum manusia mengenal istilah
logika itu sendiri. Menilik kembali kepada sejarahnya, logika memiliki pertumbuhan dan
perkembangannya yang berawal dari jaman Yunani tua, abad pertengahan dan logika dalam
dunia modern ( Poespoprodjo, 1999 ).
Istilah Logika yang berasal dari kata Yunani Kuno, logos yang berarti hasil pertimbangan akal
pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa dan yang diartikan juga sebagai
suatu pemikiran yang sistematik untuk menarik kesimpulan baru dari informasi-informasi
sebelumnya ini pertama kali digunakan oleh tokoh Stoa menurut sebagian kisah sejarah Zeno
dari Citium (±340-265). Namun demikian, akar logika sudah terdapat dalam pikiran dialektis
para filsuf mazhab Elea. Perkembangan pun berlanjut pada masa Sokrates (470-399) yang
dengan metode Sokratesnya mengembangkan metode induktif. Dalam metode inilah
dikumpulkan contoh dan peristiwa konkret untuk kemudian dicari cirri umumnya. Oleh
Aristoteles metode Sokrates ini dikembangkan menjadi teori ilmu yang dalam karyanya,
Aristoteles telah menggarap masalah kategori struktur bahasa, hukum formal konsistensi
proposisi, silogisme kategoris, pembuktian ilmiah, pembedaan atribut hakiki dan atribut bukan
hakiki sebagai kesatuan pemikiran, bahkan telah menyentuh bentuk-bentuk dasar simbolisme.
Pada abad pertengahan yang bermula dri tahun 1141 dimana penggarapan logika hanya berkisar
pada karya Aristoteles yang berjudul Kategoriai dan Peri Hermeneias, berlanjut pada
perkembangan setelah masa itu dengan munculnya Thomas Aquinas dkk yang mengusahakan
sistematisasi dan mengajukan komentar-komentar dalam usaha mengembangkan logika yang
telah ada. Inilah menjadi awal lahirnya logika modern dengan tokoh-tokohnya seperti: Petrus
Hispanus (1210 - 1278), Roger Bacon (1214-1292), Raymundus Lullus (1232 -1315) yang
menemukan metode logika baru yang dinamakan Ars Magna, yang merupakan
semacam aljabar pengertian dan William Ocham (1295 - 1349).
1
Pengembangan dan penggunaan logika Aristoteles secara murni selanjutnya diteruskan oleh
Thomas Hobbes (1588 - 1679) dengan karyanya Leviatan dan John Locke (1632-1704) dalam An
Essay Concerning Human Understanding. Logika kemudian diperkaya dengan hadirnya
pelopor-pelopor logika simbolik seperti:
Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1716) menyusun logika aljabar berdasarkan Ars Magna
dari Raymundus Lullus. Logika ini bertujuan menyederhanakan pekerjaan akal budi dan
lebih mempertajam kepastian.
George Boole (1815-1864)
John Venn (1834-1923)
Gottlob Frege (1848 - 1925)
Puncak kejayaan logika simbolik terjadi pada tahun 1910-1913 dengan terbitnya Principia
Mathematica tiga jilid yang merupakan karya bersama Alfred North Whitehead (1861 - 1914)
dan Bertrand Arthur William Russel (1872 - 1970).
Perkembangan Logika yang luar biasa dalam setiap proses dan penggunaannya hingga kini terus
berlangsung dan mendapat tempat yang cukup penting dalam perkembangan dunia. Adapun
beberapa kegunaan logika adalah sebagai berikut :
1. Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis,
lurus, tetap, tertib, metodis dan koheren.
2. Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif.
3. Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri.
4. Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asas-asas
sistematis
5. Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan berpkir,
kekeliruan, serta kesesatan.
6. Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian.
7. Terhindar dari klenik , gugon-tuhon ( bahasa Jawa )
8. Apabila sudah mampu berpikir rasional,kritis ,lurus,metodis dan analitis sebagaimana
tersebut pada butir pertama maka akan meningkatkan citra diri seseorang.
2
A. Kalkulus Pernyataan.
Kalkulus Pernyataan atau disebut juga dengan kalkulus proposisi merupakan metode
untuk kalkulasi menggunakan pernyataan atau proposisi. Dalam kalkulus pernyataan
yang ditinjau adalah nilai kalimat deklaratif (true/false), metode penggabungan
kalimat dan penarikan kesimpulan. Pernyataan adalah suatu kalimat yang hanya
bernilai benar saja atau salah saja. Berikut beberapa contoh pernyataan.
a. Ibu kota Sumatera selatan adalah Palembang
b. Himpunan {1,2,3} memiliki 3 buah anggota.
c. Semua bilangan genap dapat dibagi 2.
d. 5+3=10
e. 4=9
Selain kalimat pernyataan terdapat kalimat bukan pernyataan. Contoh kalimat bukan
pernyataan adalah:
a. Pergilah ke pasar.
b. Dimanakah rumah Ibu Ana?
c. Tambahkan 5 kepada ruas kanan dan kiri
d. 109
e. Apakah solusi dari 2x=40 ?
Sering digunakan huruf kapital P, Q, R dan S untuk menyatakan sebuah pernyataan/
Contoh:
P : Semua bilangan genap dapat dibagi 2
R: Jika sebuah bilangan bulat x adalah kelipatan dari 6, maka x adalah bilangan genap.
Jika sebuah pernyataan berisikan sebuah variabel misalkan x, maka dinotasikan p(x)
untuk menyatakan sesuatu tentang x. Pernyataan P diatas dapat dituliskan
R(x): sebuah bilangan bulat x adalah kelipatan dari 6, maka x adalah bilangan genap
3
Jika mengadung 2 variabel dapat dinotasikan p(x,y) begitu pula untuk 3 variabel atau
lebih.
B. Operasi-operasi Pernyataan.
1. Negasi (Ingkaran)
Jika p adalah suatu pernyataan, maka ingkaran dinotasikan dengan ~p (dibaca : negasi p).
Apabila pernyataan P bernilai benar, maka ~p bernilai salah begitu pula sebaliknya. Tabel
kebenaran dari ingkaran adalag sebagai berikut :
p ~
p
B S
S B
2. Disjungsi Inklusif (v)
Disjungsi Inklusif merupakan pernyataan majemuk dengan kata hubung “atau” serta
disimbolkan dengan “⋁”.Dua pernyataan p dan q yang dinyatakan dalam p ⋁ q dibaca
“p atau q” atau kedua-duanya. Tabel kebenaran disjungsi inklusif.
p q p⋁ q
B B B
B S B
S B B
S S S
3. Disjungsi Eksklusif ( v )
Disjungsi Eksklusif merupakan pernyataan majemuk dengan kata hubung “atau” serta
disimbolkan dengan “⋁”.Dibaca “p atau q” atau tidak kedua-duanya. Tabel kebenaran
disjungsi Eksklusif.
p q p⋁ q
4
B B S
B S B
S B B
S S S
4. Konjungsi
Konjungsi merupakan pernyataan majemuk dengan kata hubung “dan” serta disimbolkan
dengan “⋀”. Dua pernyataan p dan q yang dinyatakan dalam p ⋀ q dibaca “p dan q”.
Tabel kebenaran konjungsi
p q p ⋀
q
B B B
B S S
S B S
S S S
5. Implikasi
Implikasi merupakan pernyataan majemuk dengan kata hubung “jika ..., maka ...” atau
“jika ..., ...”, atau “ ... jika ...”. serta disimbolkan dengan “⇒”. Dua pernyataan p dan q
yang dinyatakan dalam p ⇒ q dibaca “jika p, maka q”. Pernyataan p ⇒ q disebut sebagai
implikasi atau kondisional atau pernyataan bersyarat. Pernyataan p disebut antiseden atau
sebab sedangkan q disebut konsekuen atau akibat. Berikut tabel kebenaran implikasi
p q p ⇒
q
B B B
B S S
S B B
S S B
5
p q q p
~q~p~p~q
kontraposisi invers
konvers
konvers
invers
6. Biimplikasi
Biimplikasi merupakan pernyataan majemuk yang dihubungkan dengan dengan kata
“...jika dan hanya jika ...” serta disimbolkan dengan “⇔”. Dua pernyataan p dan q yang
dinyatakan dalam p ⇔ q dibaca “p jika dan hanya jika q”. Biimplikasi disebut sebagai
implikasi dua arah. Berikut tabel kebenaran biimplikasi
p q p
⇔
q
p
⇒q
q
⇒p
(p⇒q)
⋀( q
⇒p)
B B B B B B
B S S S B S
S B S B S S
S S B B B B
7. Negasi Pernyataan majemuk
a. Negasi Konjungsi.
~ ( p ^ q ) ≡ ~P v ~q.
b. Negasi Disjungsi.
~ ( p v q ) ≡ ~ p ^ ~ q
c. Negasi Implikasi .
~(p → q ) ≡ p ^ ~q
d. Negasi Biimplikasi.
~(p ↔ q ) ≡ ~[(~pvq)^(pv~q)]
8. Invers, Konvers dan Kontraposisi.
a. Dari implikasi dapat dibentuk pernyatan baru yang dapat dinyatakan dalam skema
yaitu:
6
C. Tautologi, Kontradiksi dan Kontingensi.
Tautologi adalah pernyataan yang selalu benar apapun kombinasi nilai kebenaran
pernyatan-pernyataan yang ada didalamnya. Sebaliknya pernyatan yang selalu salah
disebut kontradiksi dan pernyataan yang bukan tautologi ataupun kontradiksi disebut
kontingensi.
Contoh :
1. Tautologi
(p ⇒ q) ⇔ ( p¿ q )
p q p⇒ q p p¿ q (p⇒ q) ⇔ ( p¿ q )
B B B S B B
B S S S S B
S B B B B B
S S B B B B
2. Kontradiksi
Contoh :
( p∧q )∧∽( p∨q)
p q p∧q p∨q ∽( p∨q) ( p∧q )∧∽( p∨q)
B B B S S S
B S S B S S
S B S B S S
S S S B B S
3. Kontingen
Contoh
p p q
p q ∽ p p q p p q
B B S S S
7
B S S S S
S B B S B
S S B S B
D. Pernyataan yang Ekivalen.
Pernyataan-pernyataan yang mempunyai nilai kebenaran yang selalu sama disebut
pernyataan yang ekivalen dengan kata lain juga dua pernyataan yang selalu
mempunyai nilai kebenaran yang sama disebut ekivalen secara logis.
Notasi yang digunakan p≡q.
Ekivalensi logis juga dapat dituliskan sebagai implikasi dua arah dan bernilai selalu
benar atau tautologi.
Contoh :
p ↔q ≡( p → q)⋀ (q → p)
p q p↔q p→q q → p ( p → q)⋀ (q → p)
B B B B B B
B S S S B S
S B S B S S
S S B B B B
E. Sifat-sifat Operasi Pernyataan.
Operasi pernyataan memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
4. Idempoten
a . p∧ p≡ p
b . p∨ p ≡ p
5. Komutatif
a . p∧q≡ q∧ p
b . p∨q≡ q∨ p
6. Asosiatif
a . ( p∧q )∧r ≡ p∧ (q∧r )
8
b . ( p∨ q )∨r ≡ p∨ (q∨r )
7. Distributif
a . p∨ (q∧r )≡ ( p∨q )∧ ( p∨r )
b . p∧ (q∨r )≡ ( p∧q )∨ ( p∧r )
8. Sifat Negasi
a .∼(∼ p)≡ p
9. Sifat Identitas
a . p∨F ≡ p
b . p∧T ≡ p
c . p∨T ≡T
d . p∧F ≡ F
10. Hukum de Morgan
a .∼ ( p∨q )≡∼ p∧∼q
b .∼ ( p∧q )≡∼ p∨∼q
F. Pernyataan berkuantor
Kuantor universal
Kuantor universal dilambangkan dengan “∀” yang dibaca “untuk semua” atau
“untuk setiap”. Jika p(x) adalah suatu kalimat terbuka dan diberi kuantor
universal, maka akan menjadi suatu pernyataan berikut :
Kuantor eksistensial
Kuantor eksistensial dilambangkan dengan “∃” yang dibaca “ada” atau
“beberapa”. Jika p(x) adalah suatu kalimat terbuka dan diberi kuantor
eksistensial, maka akan menjadi suatu pernyataan berikut :
G. Negasi Pernyataan Berkuantor
Negasi pernyataan kuatrol universal
9
(∀x) , p(x)
(∃x) , p(x)
(∀x) , p(x) = (∃x) , p(x)
Negasi pernyataan kuantor eksistensial
(∃x) , p(x)= (∀x) , p(x)
H. Penarikan Kesimpulan
Tujuan dari mempelajari matematika adalah mampu menarik kesimpulan dari
beberapa pernyataan yang diberikan. Pernyataan dalam logika biasa disebut dengan
premis. Berikut adalah beberapa bentuk penarikan kesimpulan:
Tautologi
Premis 1 : p ⋀ q
Premis 2 : p
Konklusi : q
Modus Ponens
Premis 1 : p ⇒ q
Premis 2 : p
Konklusi : q
Modus tolens
Premis 1 : p ⇒ q
Premis 2 : ~q
Konklusi : ~p
Silogisme
Premis 1 : p ⇒ q
Premis 2 : q ⇒ r
Konklusi : p ⇒ r
Keempat bentuk penarikan kesimpulan di atas dapat dibuktikan kebenarannya dengan
menggunakan tabel kebenaran.
I. Kemampuan Pemahaman Matematis
Pemahaman matematis merupakan bagian yang sangat penting dalam proses
pembelajran Matematika di tingkat pedidikan tertentu baik sekolah maupun perguruan
10
tinggi. Pemahaman ini dijadikan landasan penting dalam berpikir untuk
menyelesaikan permasalahan matematika yang muncul dari permasalahan sehari-hari
dalam kehidupan manusia. Menurut Schoenfeld dalam Kesumawati (2010) berpikir
secara matematis berarti (1) mengembangkan suatu pandangan matematis, menilai
proses dari matematisasi dan abstraksi, dan memiliki kesenangan untuk
menerapkannya; dan (2) mengembangkan kompetensi, dan menggunakannya dalam
pemahaman matematis.
Untuk mengukur kemampuan seseorang dalam suatu kemampuan maka dibutuhkan
indicator-indikator yang dapat dilihat apakah seseorang itu telah memiliki kemampuan
yang dimaksud. Begitupun dengan kemampuan pemahaman matematis yang memiliki
beberapa indikator (Kurikulum 2006 dalam Kesumawati, 2010), yaitu :
1. Menyatakan ulang sebuah konsep adalah kemampuan siswa untuk
mengungkapkan kembali apa yang telah dikomunikasikan kepadanya.
2. Mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan
konsepnya) adalah kemampuan siswa untuk dapat mengelompokkan objek menurut
sifat-sifatnya.
3. Memberikan contoh dan non contoh dari konsep adalah kemampuan siswa
dapat membedakan contoh dan bukan contoh dari suatu materi yang telah
dipelajari.
4. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis adalah
kemampuan siswa menggambar atau membuat grafik, membuat ekspresi
matematis, menyusun cerita atau teks tertulis.
5. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep adalah
kemampuan siswa mengkaji mana syarat perlu atau cukup suatu konsep yang
terkait.
6. Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu
adalah kemampuan siswa menyelesaikan soal dengan tepat sesuai dengan prosedur.
J. Soal-soal Logika Berdasarkan Indikator Pemahaman Matematis.
Menyatakan ulang sebuah konsep
11
Contoh Soal:
Nyatakan apakah kalimat berikut termasuk pernyataan atau bukan. Berikan alasanmu.
a) Setiap bilangan real adalah bilangan bulat genap
b) Jika x dan y adalah bilangan real dan 5x = 5y, maka x = y
c) cos (x) = -1
d) Berapakah hasil dari 2+3?
e) Pergilah ke pasar untuk membeli sayur dan buah.
Jawaban :
a. Pernyataan. Karena dapat diketahui nilai kebenarannya.
b. Pernyataan. Karena dapat diketahui nilai kebenarannya.
c. Pernyataan. Karena dapat diketahui nilai kebenarannya.
d. Bukan Pernyataan. Karena, kalimat tersebut tidak mengandung nilai kebenarannya.
e. Bukan Pernyataan. Karena, kalimat tersebut tidak mengandung nilai kebenarannya.
Mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu
Contoh Soal:
Kelompokanlah kalimat-kalimat berikut, yang termasuk pernyataan dan bukan
pernyataan!
a) Inggris lebih kecil daripada Cina
b) Saya benci memasak mie
c) Apakah kota New Jersey sebelah Timur kota Wisconsin?
d) Nomor atom dari helium adalah
Jawaban :
Pernyataan : a dan d
Bukan pernyataan: b dan c
12
Memberikan contoh dan non contoh dari konsep
Contoh Soal:
1) Buatlah masing-masing 1 contoh negasi dari pernyataan majemuk dengan kata
hubung disjungsi, konjungsi, dan implikasi.
2) Buatkanlah satu contoh pernyataan majemuk implikasi dan buatkan invers, konvers
dan kontraposisinya
Jawaban :
1. a. Konjungsi
Pernyataan : Ibu membeli ayam dan ikan
Negasi Pernyataan : Ibu tidak membeli ayam atau ikan.
b. Disjungsi
Pernyataan : Ibu membeli ayam atau ikan
Negasi Pernyataan : Ibu tidak membeli ayam dan tidak membeli ikan.
c. Implikasi
Pernyataan: Jika cuaca cerah maka Ana ke pasar
Negasi Pernyataan: Cuaca cerah dan Ani tidak ke pasar
2. Pernyataan majemuk implikasi : Jika langit mendung maka hujan.
Konvers: Jika hujan maka langit mendung
Invers : Jika langit cerah maka tidak hujan
Kontraposisi: Jika tidak hujan maka langit cerah
Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis
Contoh Soal:
Buatlah pernyataan yang equivalen dengan p ⇒ q
Jawaban:
P Q p ⇒ q ∼ p∨q
B B B B
13
B S S S
S B B B
S S B B
Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep
Soal:
Buatlah sebuah contoh bentuk tautologi
Syarat perlunya, yaitu membuat premis 1: p q dan premis 2: p, dan syarat cukupnya
mengetahui kesimpulan
Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu
Soal:
Tentukan nilai kebenaran dari pernyataan yang diberikan
(pq) (q p)
Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah
Contoh Soal dan Soal:
1. Tentukan kesimpulan yang sah dari premis-premis berikut
a. Jika Tono berbaju putih, maka hari ini Selasa
b. Jika Tono berbaju putih dan hari ini Selasa, maka Tono berangkat sekolah
c. Jika Tono berbaju putih dan berangkat sekolah, maka ia harus membawa payung
d. Jika Tono berbaju putih dan membawa payung, maka hari ini akan panas
e. Kenyataannya, Tono tidak membawa payung atau hari ini tidak panas
Jawaban :
a. p → q
b. p & q → r
c. p & r → s
d. p & s → t
e. ~s V ~t ≡ s → ~t ≡ t → ~s
(e, d) : p & s → ~s ≡ ~p V ~s V ~s ≡ ~p V ~s ≡ p → ~s ≡ s → ~p
(e, d, c) : p & r → ~p ≡ ~p V ~r V ~p ≡ ~p V ~r ≡ p → ~r ≡ r → ~p
(e, d, c, b) : p & q → ~p ≡ ~p V ~q V ~p ≡ ~p V ~q ≡ p → ~q ≡ q → ~p
14
(e, d, c, b, a) : p → ~p ≡ ~p
Jadi, Tono tidak berbaju putih
2. Pada suatu hari, anda hendak pergi ke kampus dan baru sadar bahwa anda tidak
memakai kacamata. Setelah mengingat-ingat, ada beberapa fakta yang anda pastikan
kebenarannya
a. Jika kacamata ada di meja dapur, maka aku pasti sudah melihatnya ketika sarapan
pagi
b. Aku membaca koran di ruang tamu atau membacanya di dapur
c. Jika aku membaca koran di ruang tamu, maka pastilah kacamata kuletakkan di
meja tamu
d. Aku tidak melihat kacamataku pada waktu sarapan pagi
e. Jika aku membaca buku di ranjang, maka kacamata kuletakkan di meja samping
ranjang
f. Jika aku membaca koran di dapur, maka kacamataku ada di meja dapur
Berdasarkan fakta-fakta tersebut, tentukan di mana letak kacamata tersebut!
3. Diketahui m(x,y) = x m y = x mencintai y
Tuliskanlah kalimat berkuantor dari kalimat berikut.
a. Semua orang mencintai semua orang
b. Ada orang yang tidak dicintai semua orang
c. Ada orang yang tidak mencintai semua orang
Selain kemampuan pemahaman matematis terdapat juga beberapa kemampuan-
kemampuan lain yang idealnya harus dimiliki oleh siswa dalam pembelajaran
Matematika. Kemampuan-kemampuan itu diantaranya,
1. Indikator dan Soal Kemampuan Komunikasi Matematis Untuk Materi
Logika
Menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar, dan diagram.
15
Soal:
Diketahui pernyataan:
p = Farid naik kelas
q = Farid diberi hadiah
tuliskan pernyataan dari setiap implikasi berikut ini:
a. p⇒q
b. −p⇒q
c. q⇒−p
Mengajukan dugaan (conjectures).
Soal:
Andi, Beni, Coki, Doni dan Edo bermain kancil-serigala. Setiap anak menjadi kancil
atau serigala, tetapi tidak kedua-duanya. Kancil selalu jujur, sementara serigala selalu
berdusta. Andi berkata bahwa Beni adalah kancil. Coki berkata bahwa Doni adalah
serigala. Edo berkata Andi bukan serigala. Beni berkata Coki bukan kancil. Doni berkata
bahwa Edo dan Andi adalah binatang yang berbeda. Tentukan banyaknya serigala dalam
permainan ini.
Melakukan manipulasi matematika.
Soal:
Carilah pengganti nilai x agar disjungsi berikut bernilai benar:
a. 12 x−3−21 atau √200=10√2
b. x2−7 x+6>0 atau 3√8=2
Menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap
beberapa solusi.
Soal:
Diketahui p adalah pernyataan yang salah, q pernyataan yang benar, dan r adalah
pernyataan yang salah. Tentukan nilai kebenaran dari:
a. ( p⋁q)⇒r
16
b. ∼ p⇒¿
Menarik kesimpulan dari pernyataan.
Soal:
Diketahui premis-premis berikut :
Premis 1 : Jika Dodi rajin belajar, maka ia naik kelas.
Presmis 2 : Jika Dodi naik kelas, maka ia akan dibelikan baju.
Kesimpulan yang sah adalah . . .
Memeriksa kesahihan suatu argumen.
Soal:
Diketahui tiga bilangan k, m dan n. Pernyataan “Jika k ≥ m, maka k > n” adalah tidak
benar. Apakah pernyataan yang benar dalam hal ini ?
Menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat generalisasi.
Soal:
p: 2 adalah bilangan genap.
q: 2 adalah bilangan prima.
Disjungsi “2 bukan bilangan genap atau 2 bukan bilangan ganjil” disimbolkan dengan ...
a. p ∨ q
b. p ∨ q
c. p ∨ q
d. q ∨ p
e. q ∨ p
2. Indikator dan Soal penalaran matematis pada materi himpunan
Menyusun pembuktian langsung
Soal:
17
Jika n adalah bilangan genap, buktikan n2 juga bilangan genap
Menyusun pembuktian tidak langsung
Contoh Soal
Buktikan, jika x2 bilangan ganjil maka x bilangan ganjil.
Bukti. Pernyataan ini sangat sulit dibuktikan secara langsung. Mari kita coba saja.
Karena x2ganjil maka dapat ditulis x = 2m + 1 untuk suatu bilangan asli m.
Selanjutnya x = tidak dapat disimpulkan apakah ia ganjil atau tidak.
Sehingga bukti langsung tidak dapat digunakan. Kontraposisi dari pernyataan ini adalah
”Jika x genap maka x2 genap”.
Selanjutnya diterapkan bukti langsung pada kontraposisinya. Diketahui x genap, jadi
dapat ditulis x = 2n untuk suatu bilangan bulat n. Selanjutnya,
x2 = (2n)2 = 2 (2n2) = 2m
m yang merupakan bilangan genap.
3. Indikator dan Soal Kemampuan Koneksi Matematis
Mencari hubungan berbagai representasi konsep dan prosedur.
Soal:
Buktikan bahwa proporsi {( p∨q )⇒ r }⟺{ ( p⟹ r )∧ (q⟹r )} merupakan tautologi
Memahami hubungan antar topik matematika.
Soal :
Diketahui premis-premis berikut!
i. Jika sebuah segitiga siku-siku, maka salah satu sudutnya 90°.
ii. Jika salah satu sudut segitiga 90°, maka berlaku theorema Phytagoras.
Ingkaran dari kesimpulan yang sah pada premis-premis diatas adalah….
18
a. Jika sebuah segitiga siku-siku, maka berlaku theorem Phytagoras
b. Jika sebuah segitiga bukan siku-siku, maka berlaku theorem Phytagoras
c. Sebuah segitiga siku-siku atau tidak berlaku theorem Phytagoras
d. Sebuah segitiga siku-siku dan tidak berlakutheorema Phytagoras
e. Sebuah segitiga siku-siku dan berlaku theorem Phytagoras
Menerapkan matematika dalam bidang lain atau dalam kehidupan sehari-hari.
Soal :
Diketahui premis-premis
(1) Jika Badu rajin belajar dan patuh pada orang tua, maka Ayah membelikan bola
basket.
(2) Ayah tidak membelikan bola basket.
Kesimpulan yang sah adalah . . . .
a. Badu rajin belajar dan Badu patuh pada orang tua
b. Badu tidak rajin belajar dan Badu tidak patuh pada orang tua
c. Badu tidak rajin belajar atau Badu tidak patuh pada orang tua
d. Badu tidak rajin belajar dan Badu tidak patuh pada orang tua
e. Badu rajin belajar atau Badu tidak patuh pada orang tua.
Memahami representasi ekuivalen suatu konsep.
Soal:
Tentukanlah kesimpulan dari pernyataan berikut dengan menggunakan penarikan
kesimpulan dalam logika.
Jika Herman pengusaha, ia berdasi.
Herman tidak berdasi.
Mencari hubungan satu prosedur dengan prosedur lain dalam representasi yang
ekuivalen.
Soal:
Penarikan kesimpulan dengan menggunakan modus tolens didasarkan atas suatu
pernyataan
19
majemuk yang selalu berbentuk tautologi untuk setiap kasus. Pernyataan yang dimaksud
adalah ….
a. ( p → q ) Λ p → q
b. ( p → q ) Λ ~q → ~p
c. ( p → q ) Λ p → ( p Λ q )
d. ( p → q ) Λ ( q → r ) → ( p → r )
e. ( p → q ) Λ ( p → r ) → ~ ( q → r )
Menerapkan hubungan antar topik matematika dan antara topik matematika
dengan topik diluar matematika.
Soal:
Tentukanlah pernyataan atau symbol logika pada rangkaian listrik berikut
4. Indikator dan Soal Berpikir kritis
Mengatur strategi dan taktik dan Indikator Menyimpulkan
Soal
1. Ingkaran “ √14 ¿ 4 jika dan hanya jika sin 45º ¿ 60º “ adalah . . .
a. √14 ≤ 4 jika dan hanya jika sin 45º ¿ 60º
b. √14 ¿ 4 jika dan hanya jika sin 45º ≥ sin 60º
c. √14 ≥ 4 jika dan hanya jika sin 45º ≥ sin 60º
d. √14 ¿ 4 jika dan hanya jika sin 45º ≥ sin 60º
e. √14 ¿ 4 jika dan hanya jika sin 45º
2. Ingkaran dari pernyataan “ Beberapa bilangan prima adalah bilangan genap “
adalah ….
a. Semua bilangan prima adalah bilangan genap
b. Semua bilangan prima bukan bilangan genap
20
c. Beberapa bilangan prima bukan bilangan genap
d. Beberapa bilangan genap bukan bilangan prima
Menyimpulkan
Soal:
5. Indikator dan Soal Kemampuan Penalaran Matematis
Membuat analogi dan generalisasi
Soal:
P1: Semua mahasiswa S1 FKIP UNSRI harus kuliah di Inderalaya.
P2: Ambar adalah Mahasiswa S1 Pendidikan Matematika UNSRI
Dimanakh tempat kuliah Ambar? (gunakan generalisasi)
Memberikan penjelasan dengan menggunakan model
Soal:
P1: Jika sekolah terendam banjir maka sekolah diliburkan
P2: Hari ini sebagian kelas terendam banjir
Apakah Adi(siswa sekolah tersebut) harus berangkat ke sekolah?(Gunakan pemodelan)
Menggunakan pola dan hubungan untuk menganalisis situasi matematika
Soal:
P1: p→q
21
P2: -qV r
K:.....
Menyusun dan menguji konjektur
Soal:
Buktikan bahwa pernyataan ini tautologi: (p ⇒ q) ⇔ ( p¿ q )
Memeriksa validitas argument
Soal:
Manakah argumentasi berikut ini yang sah:
(1) p → q (2) p → q (3) p → q
p ~p ~q
∴~p ∴~q ∴~p
(4) p → q (5) p → q
q q → r
∴p p → r
6. Indikator dan Soal Representasi Konsep Logika
Menyajikan kembali data atau informasi dari suatu representasi ke representasi
diagram, grafik, atau tabel
Soal:
Buat tabel kebenaran dari :
a) p p q b) (p q) (p r)
Menggunakan representasi visual untuk menyelesaikan masalah
Contoh:
22
1) Tunjukkan dengan tabel kebenaran bahwa : (p q) (p q) !
2) Apakah (p q) (q p) (p q) ?
Menjawab soal dengan menggunakan kata-kata atau teks tertulis
Soal:
Tentukan ingkaran dari :
a) Ia rajin dan hemat.
b) Ia rajin atau ia hemat.
c) Jika ia rajin maka ia berhasil.
DAFTAR PUSTAKA
faramita.staff.gunadarma.ac.id/.../files/.../Tugas_AP_2C.pdf
23
Guntoro dan Marfuah (2012). Pembahasan Soal UAS Matematika SMA IPA. Pusat
Pengembangan Pemberdayaan Pedidik dan Tenaga Pendidikan Matematika.
http://id.wikipedia.org/wiki/Logika
http://indigomenulis.blogspot.com/2011/11/soal-soal-penarikan-kesimpulan-logika.html
http://www.docstoc.com/docs/24449991/JAWABAN-SOAL-UJIAN-MID-
Kesumawati Nila (2010). Peningkatan Kemampuan Pemahaman, Pemecahan masalah, dan
Disposisi Matematis Siswa SMP Melalui Pendekatan Pendidikan Matematika
Reaslistik.Universitas Pendidikan Indonesia.
Nuharini, D. (2008). Matematika 1: Konsep dan Aplikasinya: untuk Kelas VI SMP/MTs I.
Jakarta: Depdiknas
Poespoprodjo, W. (1999). Logika Scientifika. Bandung: Pustaka Grafika.
Randall B. Maddox. (2002). Mathematical thinking and writing, a transition to abstract
mathematics. USA: Harcourt/Academic Press.
24