materi i gerbang logika a. pengertian gerbang logika

28
MATERI I GERBANG LOGIKA A. Pengertian Gerbang Logika Gerbang Logika (Logic Gate) adalah komponen pembentuk rangkaian elektronika digital. Gerbang logika berfungsi untuk mengubah satu atau beberapa Input (masukan) menjadi sebuah sinyal Output (Keluaran). Rangkaian beroperasi berdasarkan nilai logik Input dan Output mengunakan sistem bilangan biner dengan kode 0 dan 1. B. Jenis Gerbang Logika Rangkaian elektronika digital dapat dibentuk dari tujuh jenis gerbang logika. 1. Gerbang Logika NOT Gerban Logika NOT disebut juga dengan Inverter. Nilai logika pada output rangkaian selalu berlawanan dengan nilai logika inputnya. Saat nilai inputnya berlogika 0, pada output akan berlogika 1. Sebaliknya saat nilai inputnya berlogika 1, pada outputnya akan berlogika 0. Gerbang Logika NOT dalam rangkaian memiliki simbol: Tabel Kebenaran Gerbang Logika NOT INPUT OUTPUT 0 1 1 0 2. Gerbang Logika AND Gerbang Logika AND memiliki nilai output berlogika 1 jika semua inputnya berlogika 1. Salah satu atau kedua inputnya berlogika 0 pada outputnya akan berlogika 0. Gerbang Logika AND dalam rangkaian memiliki simbol: Tabel Kebenaran Gerbang Logika AND input output input A output input B

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

70 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: MATERI I GERBANG LOGIKA A. Pengertian Gerbang Logika

MATERI I

GERBANG LOGIKA

A. Pengertian Gerbang Logika

Gerbang Logika (Logic Gate) adalah komponen pembentuk rangkaian

elektronika digital. Gerbang logika berfungsi untuk mengubah satu atau

beberapa Input (masukan) menjadi sebuah sinyal Output (Keluaran).

Rangkaian beroperasi berdasarkan nilai logik Input dan Output mengunakan

sistem bilangan biner dengan kode 0 dan 1.

B. Jenis Gerbang Logika

Rangkaian elektronika digital dapat dibentuk dari tujuh jenis gerbang logika.

1. Gerbang Logika NOT

Gerban Logika NOT disebut juga dengan Inverter. Nilai logika

pada output rangkaian selalu berlawanan dengan nilai logika inputnya.

Saat nilai inputnya berlogika 0, pada output akan berlogika 1. Sebaliknya

saat nilai inputnya berlogika 1, pada outputnya akan berlogika 0. Gerbang

Logika NOT dalam rangkaian memiliki simbol:

Tabel Kebenaran Gerbang Logika NOT

INPUT OUTPUT

0 1

1 0

2. Gerbang Logika AND

Gerbang Logika AND memiliki nilai output berlogika 1 jika

semua inputnya berlogika 1. Salah satu atau kedua inputnya berlogika 0

pada outputnya akan berlogika 0. Gerbang Logika AND dalam rangkaian

memiliki simbol:

Tabel Kebenaran Gerbang Logika AND

input output

input A output

input B

Page 2: MATERI I GERBANG LOGIKA A. Pengertian Gerbang Logika

INPUT OUTPUT

A B

0 0 0

0 1 0

1 0 0

1 1 1

3. Gerbang Logika OR

Gerbang Logika OR memiliki Output berlogika 0 pada saat semua

inputnya berlogika 0. Untuk kondisi yang lain (salah satu atau kedua

inputnya berlogika 1) pada output akan berlogika 1. Gerbang Logika OR

dalam rangkaian memiliki simbol:

Tabel Kebenaran Gerbang Logika OR

INPUT OUTPUT

A B

0 0 0

0 1 1

1 0 1

1 1 1

4. Gerbang Logika NAND

Gerbang Logika NAND dibentuk dari hasil kombinasi gerbang logika

AND dan NOT. Output akan berlogika 0 pada saat semua inputnya

berlogika 1. Untuk kondisi yang lain (salah satu input berlogika 1 atau 0)

pada output akan berlogika 1. Gerbang Logika NAND dalam rangkaian

memiliki simbol:

Tabel Kebenaran Gerbang Logika NAND

INPUT OUTPUT

A B

0 0 1

0 1 1

1 0 1

1 1 0

5. Gerbang Logika NOR

input A

input B

output

input A

input B

disederhanakan menjadi output output

input A

input B

Page 3: MATERI I GERBANG LOGIKA A. Pengertian Gerbang Logika

Gerbang Logika NOR dibentuk dari hasil kombinasi gerbang logika OR

dan NOT. Output akan berlogika 1 pada saat semua inputnya berlogika 0.

Untuk kondisi yang lain (salah satu atau kedua inputnya berlogika 1) pada

output akan berlogika 0. Gerbang Logika NOR dalam rangkaian memiliki

simbol:

Tabel Kebenaran Gerbang Logika NOR

INPUT OUTPUT

A B

0 0 1

0 1 0

1 0 0

1 1 0

6. Gerbang Logika X-OR

X-OR adalah singkatan dari Exclusive OR. Gerbang logika ini memiliki

dua input dan satu Output. Keluaran Gerbang logika X-OR akan memiliki

nilai berlogika 1 pada saat semua input mempunyai nilai logika yang

berbeda. Saat kedua input memiliki nilai yang sama, pada output akan

memberikan nilai logika 0. Gerbang Logika X-OR dalam rangkaian

memiliki simbol:

Tabel Kebenaran Gerbang Logika X-OR

INPUT OUTPUT

A B

0 0 0

0 1 1

1 0 1

1 1 0

7. Gerbang Logika X-NOR

X-NOR adalah singkatan dari Exclusive NOR. Rangkaian dibentuk dari

hasil kombinasi gerbang logika NOR dan NOT. Gerbang logika ini

memiliki dua input dan satu Output. Keluaran Gerbang logika X-NOR

input A

input B

output

input A

input B

disederhanakan menjadi output output

input A

input B

Page 4: MATERI I GERBANG LOGIKA A. Pengertian Gerbang Logika

akan memiliki nilai berlogika 1 pada saat semua input mempunyai nilai

logika yang sama. Saat kedua input memiliki nilai yang sama, pada output

akan memberikan nilai logika 1. Gerbang Logika X-NOR dalam rangkaian

memiliki simbol:

Tabel Kebenaran Gerbang Logika X-NOR

INPUT OUTPUT

A B

0 0 1

0 1 0

1 0 0

1 1 1

TUGAS

Buat tabel kebenaran untuk menentukan keluaran rangkaian logika di bawah

ini.

Tabel kebenaran

INPUT OUTPUT

A B C D E F G H I J

0 0 0

0 0 0

0 1 0

0 1 1

1 0 0

1 0 1

1 1 0

1 1 1

MATERI II

input A

input B

output disederhanakan menjadi

output input A

input B

D

E

F

G

H

I

A B

J

input

C

Page 5: MATERI I GERBANG LOGIKA A. Pengertian Gerbang Logika

KONSEP DAN KARAKTERISTIK ALJABAR BOOLEAN

A. Pengantar Aljabar Boole

Aristoteles membedakan proposisi kategorik berdasarkan kualitas, kuantitas

dan distribusi. Kualitas adalah suatu proposisi yang menyatakan ada-tidaknya

hubungan antara subjek (S) dan predikat (P). Jika terdapat hubungan disebut

proposisi afirmatif: 𝑆 = 𝑃, dan tidak ada hubungan disebut proposisi negatif :

𝑆 ≠ 𝑃. Kuantitas merupakan konsep inti dalam sistem logika dan digunakan

untuk menemukan bermacam-macam syarat penalaran. Kumpulan dari

bermacam syarat yang memiliki ciri yang sama disebut kelas.

Distribusi adalah sebuah sebaran term atau penggunaan term yang meliputi

semua anggota secara individual satu demi satu dan tidak sebagai kelompok.

Term yang berdistribusi disebut term universal, dan term yang berdistribusi

sebagian dari semua anggota, satu atau lebih disebut term parsial.

Konsep kualitas, kuantitas dan distribusi menghasilkan empat macam

proposisi, yang dikenal dengan nama proposisi 𝐴, 𝐸, 𝐼, dan 𝑂.

Proposisi A = proposisi afirmatif universal, semua S adalah P ,

Proposisi E = proposisi negatif universal, semua S adalah bukan P ,

Proposisi I = proposisi afirmatif parsial, sebagian S adalah P ,

Proposisi O = proposisi negatif parsial, sebagian S adalah bukan P ,

Term subjek dalam proposisi universal ( A dan E ) berdistribusi, sedangkan

dalam proposisi parsial ( I dan O ) term subjeknya tidak berdistribusi.

B. Konsep Aljabar Boole

George Boole seorang ahli matematika Inggris (1815-1864),

mengembangkan konsep logika Aristoteles menjadi sebuah struktur aljabar

dengan menggunakan lambang-lambang non bahasa. Konsep sentral dari

Aljabar Boole adalah konsep "kelas kosong", yaitu suatu kelas yang tidak

mempunyai anggota dan dilambangkan dengan 0 . Dua huruf berturut-turut

Page 6: MATERI I GERBANG LOGIKA A. Pengertian Gerbang Logika

(SP) melambangkan suatu kelas yang memiliki ciri-ciri kelas S dan kelas P

bersama-sama dan ditambah dengan penggunaan tanda = dan , proposisi A ,

E , I dan O . Bentuk konsep sentral Aljabar Boole adalah sebagai berikut:

A : Semua S adalah P , berarti proposisi S yang bukan P adalah kelas

kosong, bentuk simbolik 0=PS ,

E : Semua S adalah bukan P , berarti proposisi S yang P adalah

kelas kosong, bentuk simbolik 0=SP ,

I : Sebagian S adalah P , berarti proposisi S yang P adalah bukan kelas

kosong, bentuk simbolik 0SP ,

O : Sebagian S adalah bukan P , berarti proposisi S yang bukan P

adalah bukan kelas kosong, bentuk simbolik 0PS .

C. Karakteristik Aljabar Boole

Karakteristik Aljabar Boole dikembangkan oleh John Venn (1834-1923)

dengan menvisualisasi konsep Boole dengan menggunakan diagram Venn.

Kelas kosong divisualisasikan dengan lingkaran yang diberi warna hitam, dan

kelas yang mempunyai anggota diberi tanda () dalam lingkaran.

Dalam proposisi kategorik terdapat dua kelas yang saling berhubungan

dengan yang lain dengan cara tertentu,

PS : adalah kelas S yang tidak menjadi anggota kelas P ,

SP : adalah anggota bersama kelas S dan kelas P .

PS : adalah kelas P yang tidak menjadi anggota kelas S ,

S P

PS SP PS

S S

S = 0 S 0

Kelas S = kosong Kelas S tidak kosong

Page 7: MATERI I GERBANG LOGIKA A. Pengertian Gerbang Logika

Dengan dasar ini, semua proposisi A , E , I dan O dapat divisualisasikan

seperi gambar berikut:

A : Semua S adalah P , atau 0=PS , bagian PS diberi warna hitam.

E : Semua S adalah bukan P , atau 0=SP , bagian SP diberi warna

hitam.

I : Sebagian S adalah P , atau 0SP , bagian SP diberi tanda (),

berarti tidak kosong.

O : Sebagian S adalah bukan P , atau 0PS , bagian PS diberi tanda

(), berarti tidak kosong.

Perkembangan konsep Aljabar Boole sebagai bagian dari matematika

mendasari munculnya komputer digital. Aljabar Boole adalah dasar

matematis teori switcing fungtion yang digunakan untuk merancang

rangkaian logika (rangkaian digital) sebagai bagian pembentuk komputer

digital.

S P

SP PS PS

S P

PS

SP PS

S P

PS SP PS

S P

PS SP PS

Page 8: MATERI I GERBANG LOGIKA A. Pengertian Gerbang Logika

MATERI III

STRUKTUR ALJABAR BOOLE

A. Pengantar Struktur Aljabar Boole

Struktur Aljabar Boole dikembangkan berdasarkan postulat, aksioma,

definisi, lemma dan teorema. Pengertian untuk postulat, aksioma, definisi,

lemma dan teorema dijelaskan pada uraian berikut.

Postulat adalah sebuah pernyataan matematika yang disepakati benar tanpa

perlu adanya pembuktian. Suatu pernyataan yang telah disepakati

kebenarannya disebut Aksioma.

Aksioma adalah sebuah pernyataan yang dapat diterima sebagai suatu

kebenaran dan bersifat umum dengan kebenaran yang pasti (mutlak) tanpa

adanya pembuktian.

Definisi merupakan sebuah pernyataan yang dibuat dengan menggunakan

konsep yang tak terdefinisi atau konsep yang telah terdefinisi sebelumnya.

Lemma adalah suatu teorema sederhana dan dipergunakan sebagai hasil-

antara dalam pembuktian teorema yang lain.

Teorema adalah suatu pernyataan matematika yang masih memerlukan

pembuktian dan pernyataanya dapat ditunjukkan nilai kebenarannya atau

bernilai benar.

B. Definisi Aljabar Boolean

Secara simbolik struktur Aljabar Boole ditulis dengan bentuk 1,0,,,, +B .

Himpunan B memiliki anggota paling sedikit terdiri dari dua elemen 0 dan

1. Simbol (.), (+), dan (ˉ) masing-masing menyatakan operasi AND

(perkalian Boolean), operasi OR (jumlah Boolean) dan operasi NOT

(Komplemen). Untuk setiap a dan b dari B , maka ba (perkalian a dan b),

ba+ (jumlah a dan b ) dan a (komplemen a ) ada dalam B . Operasi ba

dan ba+ bukan merupakan operasi aljabar biasa, elemen 0 dan 1 tidak

berarti nol dan satu dalam aljabar biasa. Berdasarkan bentuk struktur, Aljabar

Boole dapat didefenisikan sebagai suatu himpunan yang memiliki tiga macam

Page 9: MATERI I GERBANG LOGIKA A. Pengertian Gerbang Logika

operasi menggunakan elemen 0 dan 1 serta memenuhi sifat “postulat” (suatu

kebenaran yang mutlak dan tidak memerlukan pembuktian) yang

dikemukakan oleh Huntington (1904). Secara terpadu, definisi Aljabar

Boolean adalah sistem aljabar yang berisi set B dengan memiliki dua operasi

biner yakni penjumlahan (+) dan perkalian (.), sebuah operator uner

(komplemen) (¯) dan dituliskan dengan notasi (B, +, , ¯, 0,1), sehingga

setiap elemen a, b, dan c dari B memenuhi aksioma-aksioma atau postulat

Huntington.

B. Aksioma, dan Teorema Aljabar Boolean

1. Aksioma

Aksioma Aljabar Boole dikemukakan Huntington, diantaranya meliputi:

P1a : Setiap elemen 0 ada dalam B sehingga sedemikian setiap a

dalam B berlaku aa =+0 ,

P1b : Setiap elemen 1 ada dalam B sehingga sedemikian setiap a

dalam B berlaku aa =1 ,

komutatif hukum P2b

P2a

=

+=+

abba

abba

:

:

( ) ( ) ( )( ) ( ) ( )

fdistributi hukum P3b

P3a

+=+

++=+

cabacba

cabacba

:

:

P4 : Untuk setiap a dan a ada dalam B sehingga sedemikian

berlaku:

1

0

=+

=

aa

aa

P5 : Dua elemen x dan y paling sedikit ada dalam B sedemikian

sehingga yx

Page 10: MATERI I GERBANG LOGIKA A. Pengertian Gerbang Logika

Contoh sederhana dari Aljabar Boole yang konsisten memenuhi ketentuan

yang telah ditetapkan hanya dua elemen, 0 dan 1:

101 == 0

110011111 =+=+=+=

dan

010010000 ====+

Ketentuan ini dipenuhi oleh Postulat P1 dan P5, seperti dapat dilihat pada

P1b, jika 1=a , maka :

1111 ==a

dan jika 0=a , maka :

0101 ==a .

Sifat-sifat dari ketentuan yang telah ditetapkan juga dipenuhi oleh Postulat

P4 dalam bentuk hukum komutatif untuk pertukaran huruf a dengan

angka 1 dan 0 :

jika 1=a , maka:

10111

00111

=+=+=+

===

aa

aa

dan jika 0=a :

11000

01000

=+=+=+

===

aa

aa

2. Dualitas

Dalam Postulat Huntington yang telah dikemukakan pada bagian

sebelumnya terdapat bentuk kasus “pertukaran tanda dari “+” ke bentuk

“·” dan pertukaran nilai biner dari 0 ke nilai 1 untuk seluruh aturan-aturan

dalam Aljabar Boole, maka hasilnya juga berlaku sebagai suatu Aljabar

Boole”. Prinsip pergantian tanda dan pergantian nilai biner setelah tanda

disebut dualitas.

Page 11: MATERI I GERBANG LOGIKA A. Pengertian Gerbang Logika

Contoh :

aa

aa

=

=+

1

0

dan

)()()(

)()()(

cabacba

cabacba

+=+

++=+

3. Sifat dan Hukum Aljabar Boole

Berdasarkan aksioma ditemukan sifat dan hukum-hukum Aljabar Boole

untuk setiap a, b, dan c anggota B berlaku:

a. Sifat tertutup: a + b ∈ B dan a . b ∈ B

b. Hukum Komutatif

1) 𝑎 + 𝑏 = 𝑏 + 𝑎

2) 𝑎 ∙ 𝑏 = 𝑏 ∙ 𝑎

c. Hukum Asosiatif

1) a + (b + c) = (a + b) + c

2) a ∙ (b ∙ c) = (a ∙ b) ∙ c

d. Hukum Distributif

1) a + (b ∙ c) = (a + b) ∙ (a + c)

2) a ∙ (b + c) = (a ∙ b) + (𝑎 ∙ 𝑐)

e. Hukum Identitas

1) Jika 0 ∈ 𝐵 maka setiap 𝑎 ∈ 𝐵 berlaku 𝑎 + 0 = 0 + 𝑎 = 𝑎

2) Jika 1 ∈ 𝐵 maka setiap 𝑎 ∈ 𝐵 berlaku 𝑎 ∙ 1 = 1 ∙ 𝑎 = 𝑎

f. Hukum komplemen

1) Untuk setiap a ∈ B dan a̅ ∈ B berlaku a + a̅ = a̅ + a = 1

2) Untuk setiap 𝑎 ∈ 𝐵 dan 𝑎′ ∈ 𝐵 berlaku 𝑎 ∙ 𝑎′ = 𝑎′ ∙ 𝑎 = 0

g. Hukum Absorsi (Penyerapan)

Untuk setiap a dan b berlaku:

1) a + a ∙ b = a

2) a ∙ (𝑎 + 𝑏) = 𝑎

Page 12: MATERI I GERBANG LOGIKA A. Pengertian Gerbang Logika

h. Hukum idempoten

1) a + a = a

2) a a = a

i. Hukum dominansi

1) a 0 = 0

2) a + 1 = 1

j. Hukum involusi: (a̿) = a

k. Hukum De Morgan:

1) (𝑎 + 𝑏)̅̅ ̅̅ ̅̅ ̅̅ ̅̅ = �̅� ∙ �̅�

2) (𝑎 ∙ 𝑏)̅̅ ̅̅ ̅̅ ̅̅ = �̅� + �̅�

4. Teorema Aljabar Boole

Teori Aljabar Boole berlandaskan pada beberapa Postulat dan Lemma

(keterikatan beberapa elemen). Gabungan Postulat dan Lemma

menghasilkan suatu temuan disebut sebagai teori Aljabar Boole.

a. Lemma (L)

L1 : Elemen 1 dan 0 unik

Bukti

Melalui kontradiksi, asumsi bahwa dua buah elemen 10 dan 20

untuk setiap 1

a dan 2a dalam B , dapat diperoleh :

111 0 aa =+ dan 222 0 aa =+ (P1a)

Misalkan 21 0=a dan 12 0=a

212 000 =+ dan 121 000 =+

Dengan menggunakan hukum komutatif dan sifat persamaan

transitif, diperoleh :

21 00 =

Dualitas

=

=+

111

111

1

0

aa

aa

dan

222

222

1

0

aa

aa

=

=+

dan

Page 13: MATERI I GERBANG LOGIKA A. Pengertian Gerbang Logika

Dualitas

=

=+

212

212

111

000

dan

121

121

111

000

=

=+

dan

21

21

11

00

=

=

L2 : Untuk setiap elemen a dalam B , maka aaa =+ dan aaa =

Bukti

1)( +=+ aaaa (P1b)

)()( aaaaaa ++=+ (P4)

aaaaa +=+ (P3a)

0+=+ aaa (P4)

aaa =+ (P1a)

Dualitas

=

=+

aaa

aaa

L3 : Untuk setiap elemen a dalam B , maka 11=+a dan 00=a

Bukti

)1(11 +=+ aa (P1b)

)1()(1 ++=+ aaaa (P4)

11 +=+ aaa (P3a)

aaa +=+1 (P1b)

11=+a (P4)

Dualitas

=

=+

01

11

a

a

Page 14: MATERI I GERBANG LOGIKA A. Pengertian Gerbang Logika

L4 : Elemen 1 dan 0 adalah berbeda dan 01=

Bukti

Misalkan setiap elemen a dalam B :

aa =1 (P1b)

00=a (L3)

L5 : Untuk setiap bagian elemen a dan b dalam B ,

aaba =+ dan abaa =+ )(

Bukti

abaaba +=+ 1 (P1b)

)1( baaba +=+ (P3b)

1=+ aaba (L3)

aaba =+ (P1b)

Dualitas

=+

=+

abaa

abaa

)(

)(

L6 : Melalui P4 ditetapkan a untuk setiap a dalam B adalah unik

Bukti

Dengan kontradiksi, asumsi bahwa 1a dan 2a adalah dua elemen

yang berbeda memenuhi P4. Asumsi bahwa :

11 =+ aa 12 =+ aa 01 =aa 02 =aa

22 1 aa = (P1b)

212 )( aaaa += (asumsi)

2122 aaaaa += (P3b)

212 0 aaa += (asumsi)

2112 aaaaa += (asumsi)

122 )( aaaa += (P3b)

Page 15: MATERI I GERBANG LOGIKA A. Pengertian Gerbang Logika

12 1 aa = (asumsi)

12 aa = (P1b)

L7 : Untuk setiap elemen a dalam B , maka aa =

Bukti

Misalkan xa = , selanjutnya :

0=xa dan 1=+ xa

tetapi

0=aa dan 1=+aa

Kedua elemen x dan a memenuhi P4 sebagai komplemen a . Oleh

karena itu dengan L6 : ax=

L8 : aacbacbaa =++=++ ])[(])[(

Bukti

acbaacbaa ++=++ )(])[( (P3b)

acacbaa +=++ ])[( (L5)

acbaacbaa ])[(])[( ++==++ (P2b, L5)

b. Teorema (T)

T1 : Untuk masing-masing elemen a , b dan c dalam B ,

cbacba ++=++ )()(

Bukti

Misalkan : )]([])[( cbacbaZ ++++=

)(])[(])[( cbcbaacbaZ ++++++=

)(])[( cbcbaaZ ++++= (L8)

}])[(]){[( ccbabcbaaZ ++++++= (P3b)

)])[(( ccbabaZ ++++= (L8,P2b)

)( cbaZ ++= (L5) ….. (1)

Page 16: MATERI I GERBANG LOGIKA A. Pengertian Gerbang Logika

Selanjutnya, Z juga dapat ditulis sebagai :

)]([])[( cbacbaZ ++++=

)]([)]([)( cbaccbabaZ ++++++= (P3b)

ccbabaZ ++++= )]([)( (L8)

ccbabcbaaZ ++++++= )]}([)]([{ (P3b)

cbcbaaZ ++++= )})]([{ (L8)

cbaZ ++= )( (L5) ….. (2)

Terlihat (1) = (2) dan dengan transitif, diperoleh :

cbacba ++=++ )()(

dan

)()( cbacba = (Dualitas)

Uraian pembuktian yang telah dilakukan membuktikan kebenaran

dari Hukum asosiatif. Beberapa pernyataan dapat disederhanakan

dengan mengabaikan tanda kurung sebagai berikut :

cbacba ++=++ )(

abccba = )(

Penyederhanan ini memberikan bentuk penjumlahan dan perkalian

Boolean pada setiap jumlah variabel.

T2 : Untuk masing-masing bagian elemen a dan b dalam B , maka :

babaa +=+ dan abbaa =+ )(

Bukti

))(( baaabaa ++=+ (P3a)

babaa +=+ (P4,P1b)

babaa =+ )( (Dualitas)

T3 : Untuk setiap bagian elemen a dan b dalam B , maka : baba =+

dan baba += .

Page 17: MATERI I GERBANG LOGIKA A. Pengertian Gerbang Logika

Bukti

Pernyataan T3 adalah dua bentuk dari hukum DeMorgan. Bentuk

yang kedua merupakan dual dari bentuk yang pertama :

])[(])[()( bbaabababa ++++=++ (P3a)

)]([)]([)( abbbaababa ++++=++ (P2b)

111)( ==++ baba (T1,L3)

)()()()( abbbaababa +=+ (P3b,P2b)

000)()( =+=+ baba (T1,L3)

Kedua persyaratan P4 dapat dipenuhi, juga ba+ adalah komplemen

unik dari ba . Selanjutnya dapat ditulis :

baba =+ atau baba =+

Persamaan yang diperoleh dapat dinyatakan dalam bentuk elemen a

dan b dalam kedudukan a dan b :

bababa ==+ atau baba +=+

T4 : Untuk setiap elemen a , b dan c dalam B , maka :

cabacbcaba +=++

dan

))(())()(( cabacbcaba ++=+++

Bukti

)( aacbcabacbcaba +++=++

bcacacbabacbcaba +++=++

)1()1( bcacbacbcaba +++=++

cabacbcaba +=++

)()()()()( cabacbcaba ++=+++ (Dualitas)

Page 18: MATERI I GERBANG LOGIKA A. Pengertian Gerbang Logika

LATIHAN :

Gunakan postulat, lemma dan teori aljabar Boole untuk menyederhanakan

pernyataan berikut :

a. ))(()( zxyxzxxzzzyA ++++=

b. yxxwwxxyzxyzxB +++++=

c. )()]()[( yxxzxyxzyxyzyxC +++++=

d. )]()[( yyzxxzxyxD +++=

e. ])()[( xzyzyxzyxzyzxyzxE +++++=

Page 19: MATERI I GERBANG LOGIKA A. Pengertian Gerbang Logika

MATERI IV

FUNGSI BOOLEAN

A. Pengantar Fungsi Boolean

Fungsi Boolean adalah pemetaan dari Bn ke B melalui ekspresi boolean dan

diberi notasi:

𝑓: 𝐵𝑛 → 𝐵

yang dalam hal ini Bn adalah himpunan yang beranggotakan pasangan terurut

ganda-n di dalam daerah asal B.

Dalam Aljabar Boolean, variable input disebut peubah Boolean. Fungsi

Boolean adalah ekspresi yang dibentuk dari peubah Boolean melalui

operasi penjumlahan, perkalian, atau komplemen.

Setiap peubah di dalam fungsi Boolean, termasuk dalam bentuk

komplemennya disebut literal. Fungsi ℎ(𝑥, 𝑦, 𝑧) = 𝑥𝑦𝑧̅ terdiri dari 3 literal

yaitu 𝑥, 𝑦, 𝑧.̅

Selain secara aljabar, fungsi boolean juga dapat dinyatakan dalam bentuk

tabel kebenaran dan rangkaian logika.

Tabel kebenaran berisi nilai-nilai fungsi untuk semua kombinasi nilai-nilai

peubah. Fungsi boolean dengan n buah peubah bila dinyatakan dalam tabel

kebenaran, terdapat jumlah kombinasi dari nilai peubah sebanyak 2n baris

tabel. Untuk peubah n = 3, terdapat 23 baris tabel.

Pembuatan kombinasi input dengan jumlah peubah n = 3, dapat dilakukan

dengan cara mengkonversikan urutan bilangan desimal dari 0 sampai 7 dalam

bentuk bilangan biner, seperti tabel berikut.

Urutan

Desimal

Kombinasi Peubah Input Fungsi Boolean

𝑓(𝑤, 𝑥, 𝑦, 𝑧) x y z

0 0 0 0

1 0 0 1

2 0 1 0

3 0 1 1

4 1 0 0

5 1 0 1

6 1 1 0

7 1 1 1

Page 20: MATERI I GERBANG LOGIKA A. Pengertian Gerbang Logika

Fungsi Boolean tidak unik (tunggal), artinya dua fungsi yang ekspresinya

berbeda dikatakan sama jika keduanya mempunyai nilai yang sama pada tabel

kebenaran untuk setiap kombinasi peubahnya.

Contoh.

𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) = �̅��̅�𝑧 + �̅�𝑦𝑧 + 𝑥�̅� memiliki nilai keluaran yang sama dengan

𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) = �̅�𝑧 + 𝑥�̅�, seperti diperlihatkan pada tabel kebenaran berikut.

Urutan

Desimal

Kombinasi

Peubah

Input

Fungsi Boolean

𝑓(𝑤, 𝑥, 𝑦, 𝑧)

x y z �̅��̅�𝑧 + �̅�𝑦𝑧 + 𝑥�̅� �̅�𝑧 + 𝑥�̅�

0 0 0 0 0 0

1 0 0 1 1 1

2 0 1 0 0 0

3 0 1 1 1 1

4 1 0 0 1 1

5 1 0 1 1 1

6 1 1 0 0 0

7 1 1 1 0 0

B. Fungsi Komplemen Boolean

Fungsi komplemen berguna untuk melakukan penyederhanaan fungsi

boolean. Fungsi ini dapat diperoleh dengan cara mengkomplemenkan fungsi

boolean. Fungsi komplemen dari suatu fungsi f diberi notasi f ', dapat

diperoleh dengan menggunakan hukum De Morgan. Untuk dua peubah x dan

y dari 𝑓(𝑥, 𝑦) = 𝑥 + 𝑦 → 𝑓′(𝑥,𝑦) = (𝑥 + 𝑦)̅̅ ̅̅ ̅̅ ̅̅ ̅̅ = �̅� ∙ �̅�

Contoh.

Temukan komplemen dari fungsi 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) = �̅�(𝑦𝑧̅ + �̅�𝑧)

Penyelesaian :

Cara menggunakan Hukum De Morgan

𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) = �̅�(𝑦𝑧̅ + �̅�𝑧) → 𝑓′(𝑥, 𝑦, 𝑧) = �̅�(𝑦𝑧̅ + �̅�𝑧)̅̅ ̅̅ ̅̅ ̅̅ ̅̅ ̅̅ ̅̅

𝑓′ (𝑥, 𝑦, 𝑧) = �̿� + (𝑦𝑧̅ + �̅�𝑧)̅̅ ̅̅ ̅̅ ̅̅ ̅̅ ̅̅ ̅ = 𝑥 + (𝑦𝑧̅)̅̅ ̅̅ ̅̅ (�̅�𝑧)̅̅ ̅̅ ̅̅

𝑓′ (𝑥, 𝑦, 𝑧) = 𝑥 + (�̅� + 𝑧̿)(�̿� + 𝑧̅) 𝑓′ (𝑥, 𝑦, 𝑧) = 𝑥 + (�̅� + 𝑧)(𝑦 + 𝑧̅)

C. Bentuk Kanonik

Ada dua macam bentuk kanonik:

1. Penjumlahan dari hasil kali (sum-of-product atau SOP)

Page 21: MATERI I GERBANG LOGIKA A. Pengertian Gerbang Logika

Contoh fungsi: 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) = �̅��̅�𝑧 + �̅�𝑦𝑧 + 𝑥�̅�𝑧 Setiap suku (term) disebut minterm.Untuk minterm, setiap peubah yang

bernilai 0 dinyatakan dalam bentuk komplemen, sedangkan peubah yang

bernilai 1 dinyatakan tanpa komplemen

2. Perkalian dari hasil jumlah (product-of-sum atau POS)

𝑔(𝑥, 𝑦, 𝑧) = (𝑥 + 𝑦 + 𝑧)(𝑥 + �̅� + 𝑧)(𝑥 + �̅� + 𝑧̅)(�̅� + �̅� + 𝑧)

Setiap suku (term) disebut maxterm. Untuk maxterm, setiap peubah yang

bernilai 0 dinyatakan tanpa komplemen, sedangkan peubah yang bernilai 1

dinyatakan dalam bentuk komplemen.

Tabel berikut diperlihatkan cara membentuk minterm dan maxterm:

a. Dua peubah

Peubah Minterm Maxterm

x y Suku Lambang Suku Lambang

0

0

1

1

0

1

0

1

�̅��̅�

�̅�𝑦

𝑥�̅�

𝑥𝑦

m0

m1

m2

m3

x + y

𝑥 + �̅�

�̅� + 𝑦

�̅� + �̅�

M0

M1

M2

M3

b. Tiga peubah

Peubah Minterm Maxterm

x y z Suku Lambang Suku Lambang

0

0

0

0

1

1

1

1

0

0

1

1

0

0

1

1

0

1

0

1

0

1

0

1

�̅��̅�𝑧 ̅

�̅��̅�𝑧

�̅�𝑦𝑧̅

�̅�𝑦𝑧

𝑥�̅�𝑧̅

𝑥�̅�𝑧

𝑥𝑦𝑧̅

𝑥𝑦𝑧

m0

m1

m2

m3

m4

m5

m6

m7

𝑥 + 𝑦 + 𝑧

𝑥 + 𝑦 + 𝑧̅

𝑥 + �̅� + 𝑧

𝑥 + �̅� + 𝑧̅

�̅� + 𝑦 + 𝑧

�̅� + 𝑦 + 𝑧̅

�̅� + �̅� + 𝑧

�̅� + �̅� + 𝑧̅

M0

M1

M2

M3

M4

M5

M6

M7

Jika diberikan sebuah tabel kebenaran, dapat dibentuk fungsi boolean

dalam bentuk kanonik (SOP atau POS) dari tabel tersebut dengan cara

mengambil minterm atau maxterm dari setiap nilai fungsi yang bernilai 1

(untuk SOP) atau 0 (untuk POS).

Page 22: MATERI I GERBANG LOGIKA A. Pengertian Gerbang Logika

Untuk membentuk fungsi dalam bentuk SOP, tinjau kombinasi nilai-nilai

peubah yang memberikan nilai fungsi sama dengan 1. Misalkan kombinasi

nilai-nilai peubah yang memeberikan nilai fungsi sama dengan 1 adalah

001, 100, dan 111. Bentuk SOP fungsi tersebut adalah:

𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) = �̅��̅�𝑧 + 𝑥�̅�𝑧̅ + 𝑥𝑦𝑧

Untuk membentuk fungsi dalam bentuk POS, tinjau kombinasi nilai-nilai

peubah yang memberikan nilai fungsi sama dengan 0. Misalkan kombinasi

nilai-nilai peubah yang memberikan nilai fungsi sama dengan 000, 010,

101, dan 110. Bentuk POS fungsi tersebut adalah:

𝑔(𝑥, 𝑦, 𝑧) = (𝑥 + 𝑦 + 𝑧)(𝑥 + �̅� + 𝑧)(�̅� + 𝑦 + 𝑧̅)(�̅� + �̅� + 𝑧)

Contoh 1.

Nyatakan tabel kebenaran di bawah ini dalam bentuk kanonik SOP dan

POS.

x y z f(x, y, z)

0

0

0

0

1

1

1

1

0

0

1

1

0

0

1

1

0

1

0

1

0

1

0

1

0

1

0

0

1

0

0

1

Penyelesaian:

a. SOP

Kombinasi nilai-nilai peubah yang menghasilkan nilai fungsi sama

dengan 1 adalah 001, 100, dan 111. Bentuk fungsi Boolean dalam

bentuk kanonik SOP;

𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) = �̅��̅�𝑧 + 𝑥�̅�𝑧̅ + 𝑥𝑦𝑧

Dengan menggunakan lambang minterm,

𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) = 𝑚1 +𝑚2 +𝑚2 = (1, 4, 7)

Page 23: MATERI I GERBANG LOGIKA A. Pengertian Gerbang Logika

b. POS

Kombinasi nilai-nilai peubah yang menghasilkan nilai fungsi sama

dengan 0 adalah 000, 010, 011, dan 101. Bentuk fungsi Boolean dalam

bentuk kanonik POS adalah;

𝑔(𝑥, 𝑦, 𝑧) = (𝑥 + 𝑦 + 𝑧)(𝑥 + �̅� + 𝑧)(𝑥 + �̅� + 𝑧̅)(�̅� + 𝑦 + 𝑧̅)

Dengan menggunakan lambang maxterm,

𝑔(𝑥, 𝑦, 𝑧) = 𝑀0𝑀2𝑀3𝑀5 = (0, 2, 3, 5)

Contoh 2.

Nyatakan fungsi Boolean 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) = 𝑥 + �̅�𝑧 dalam bentuk kanonik SOP

dan POS.

Penyelesaian:

a. SOP

𝑥 = 𝑥(𝑥 + �̅�)

𝑥 = 𝑥𝑦 + 𝑥�̅�

𝑥 = 𝑥𝑦(𝑧 + 𝑧̅) + 𝑥�̅�(𝑧 + 𝑧̅)

𝑥 = 𝑥𝑦𝑧 + 𝑥𝑦𝑧̅ + 𝑥�̅�𝑧 + 𝑥�̅�𝑧̅

�̅�𝑧 = �̅�𝑧(𝑥 + �̅�) = 𝑥�̅�𝑧 + �̅��̅�𝑧

Bentuk SOP dari fungsi 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) = 𝑥 + �̅�𝑧

𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) = 𝑥𝑦𝑧 + 𝑥𝑦𝑧̅ + 𝑥�̅�𝑧 + 𝑥�̅�𝑧̅⏟ =𝑥

+ 𝑥�̅�𝑧 + �̅��̅�𝑧⏟ =�̅�𝑧

𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) = 𝑥𝑦𝑧 + 𝑥𝑦𝑧̅ + 𝑥�̅�𝑧 + 𝑥�̅�𝑧̅ + �̅��̅�𝑧

𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) = �̅��̅�𝑧 + 𝑥�̅�𝑧̅ + 𝑥�̅�𝑧 + 𝑥𝑦𝑧̅ + +𝑥𝑦𝑧

𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) = 𝑚1 + 𝑚4 + 𝑚5 + 𝑚6 + 𝑚7 = (1,4,5,6,7)

b. POS

𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) = 𝑥 + �̅�𝑧 = (𝑥 + �̅�)(𝑥 + 𝑧)

Untuk (𝑥 + �̅�) = 𝑥 + �̅� + 𝑧𝑧̅

(𝑥 + �̅�) = (𝑥 + �̅� + 𝑧)(𝑥 + �̅� + 𝑧̅)

Untuk (𝑥 + 𝑧) = 𝑥 + 𝑧 + 𝑦�̅�

Page 24: MATERI I GERBANG LOGIKA A. Pengertian Gerbang Logika

(𝑥 + 𝑧) = (𝑥 + 𝑦 + 𝑧)(𝑥 + �̅� + 𝑧)

Bentuk POS dari fungsi 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) = 𝑥 + �̅�𝑧 = (𝑥 + �̅�)(𝑥 + 𝑧)

𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) = (𝑥 + �̅� + 𝑧)(𝑥 + �̅� + 𝑧̅)⏟ =(𝑥+�̅�)

(𝑥 + 𝑦 + 𝑧)(𝑥 + �̅� + 𝑧)⏟ =(𝑥+𝑧)

𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) = (𝑥 + 𝑦 + 𝑧)(𝑥 + �̅� + 𝑧)(𝑥 + �̅� + 𝑧̅)

𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) = 𝑀0𝑀2𝑀3 = (0, 2, 3)

Page 25: MATERI I GERBANG LOGIKA A. Pengertian Gerbang Logika

MATERI V

SISTEM BILANGAN

A. Sistem Bilangan Elektronika Digital

Bilangan adalah objek matematika yang digunakan untuk pengukuran,

penghitungan dan pelabelan. Maksud dibentuknya sistem bilangan adalah

untuk mengekspresikan cara penulisan bilangan. Sistem Bilangan juga dapat

didefinisikan sebagai cara yang digunakan untuk mewakili besaran suatu item

fisik. Setiap sistem bilangan menggunakan bilangan dasar atau basis tertentu.

Dalam bahasa Inggris biasanya disebut dengan “Base” atau “Radix”.

Pengertian Base atau Radix dari sistem bilangan adalah jumlah total digit atau

jumlah suku angka yang digunakan dalam suatu sistem bilangan. Contohnya

pada sistem bilangan Desimal, Radix dari sistem bilangan Desimal adalah 10,

yang artinya adalah memiliki 10 suku angka yakni 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9.

Dalam sistem elektronika digital, pengetahuan sistem bilangan merupakan

pengetahuan dasar yang wajib dipelajari. Semua rangkaian digital atau

perangkat digital yang dirancang menggunakan konsep sistem bilangan.

Sistem Bilangan dalam elektronika digital digunakan untuk mewakili

informasi yang akan diolah dalam pemrosesan hingga diperoleh hasil olahan

yang mengandung informasi.

Sistem Bilangan yang umumnya digunakan dalam teknik elektronika digital

diantaranya adalah Sistem Bilangan Desimal (basis 10), Biner (basis 2), Oktal

(basis 8) dan Heksadesimal (basis 16). Hubungan masing-masing sistem

bilangan diperlihatkan pada tabel berikut.

Desimal Biner Oktal Heksadesimal

0 0000 0 0

1 0001 1 1

2 0010 2 2

3 0011 3 3

4 0100 4 4

5 0101 5 5

6 0110 6 6

7 0111 7 7

8 1000 10 8

9 1001 11 9

10 1010 12 A

11 1011 13 B

12 1100 14 C

Page 26: MATERI I GERBANG LOGIKA A. Pengertian Gerbang Logika

13 1101 15 D

14 1110 16 E

15 1111 17 F

1. Sistem Bilangan Desimal (Decimal)

Bilangan Desimal memiliki Basis atau Radix 10. Susunan angka dimulai

dari 0 sampai angka 9 (0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9). Digit atau angka yang

terletak di sebelah kiri koma desimal disebut dengan bilangan bulat

sedangkan digit atau angka yang terletak di sebelah kanan titik desimal

disebut dengan bilangan pecahan. Sistem Bilangan Desimal merupakan

sistem bilangan yang dipergunakan pada kehidupan sehari-hari. Indonesia

menggunakan koma untuk menunjukan separator (pemisah) antara

bilangan bulat dengan bilangan pecahan dan negara-negara lain

menggunakan tanda titik sebagai separator pecahan.

Digit atau angka yang berada pada posisi sebelah kiri koma desimal 100,

101, 102, 103, 104 dan seterusnya. Digit atau angka yang berada pada posisi

di sebelah kanan koma desimal memiliki bobot 10-1, 10-2, 10-3, 10-4 dan

seterusnya. Setiap posisi digit yang ditempati memiliki bobot masing-

masing dengan pangkat bilangan yang berbasis 10. Bilangan (1962,2)10

dapat ditulis dengan bentuk;

(1962,2)10 = (1×103)+(9×102) )+(6×101) )+(2×100) )+(2×10-1)

2. Sistem Bilangan Biner (Binary)

Sistem Bilangan Biner atau Binary Numbering System adalah sistem

bilangan memiliki Basis atau Radix 2. Sistem bilangan ini pada semua

rangkaian elektronika yang berbasis sistem digital. Basis atau Radix dari

sistem bilangan Biner dibentuk dari angka 0 dan 1. Setiap angka atau digit

memiliki bobot 20, 21, 22, 23, 24 dan seterusnya. Bilangan 1101102 dapat

ditulis dengan bentuk;

1101102 = (1×25)+(1×24) +(0×23) +(1×22) +(1×21) +(0×20) = (54)10

3. Sistem Bilangan Oktal (Octal)

Sistem Bilangan Oktal atau Octal Numbering system adalah sistem

bilangan memiliki Basis atau Radix 8. Angka yang digunakan dimulai dari

0 sampai angka 7 (0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7). Setiap angka atau digit memiliki

bobot 80, 81, 82, 83, 84 dan seterusnya. Bilangan 72148 dapat ditulis dengan

bentuk;

72148 = (7×83)+(2×82)+(1×81)+(4×80) = (3724)10

Page 27: MATERI I GERBANG LOGIKA A. Pengertian Gerbang Logika

4. Sistem Bilangan Heksadesimal (Hexadecimal)

Sistem Bilangan Heksadesimal atau Hexadecimal Numbering System

adalah sistem bilangan yang berbasis 16. Sistem Bilangan Heksadesimal

menggunakan angka atau digit 0 hingga 9 dan huruf A sampai F (0, 1, 2, 3,

4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, F). Huruf A hingga F ekivalen dengan 10

hingga 16. Sistem bilangan Heksadesimal merupakan gabungan angka dan

huruf. Setiap angka atau digit memiliki bobot 160, 161, 162, 163, 164 dan

seterusnya. Bilangan 7A1C16 dapat ditulis dengan bentuk;

7A1C16 = (7×163)+(10×162)+(1×161)+(2×160) = 3126010

B. Konversi Sistem Bilangan

Konversi bilangan adalah sebuah proses untuk mengubah bentuk bilangan

yang satu ke bentuk bilangan lain dengan memiliki nilai yang sama. Konversi

bilangan desimal ke bilangan biner, oktal dan heksadesima berarti mengubah

bentuk bilangan desimal menjadi bentuk bilangan biner, oktal dan

heksadesimal yang hasilnya tetap masih memiliki nilai yang sama.

Konversi bilangan desimal ke bilangan biner, oktal dan heksadesimal

dilakukan dengan membagi bilangan desimal ke basis bilangan biner, oktal

dan heksadesimal. Hasil pembagian dibulatkan kebawah dan sisa hasil

pembagian disimpan atau dicatat. Pembulatan kebawah dilakukan hingga

nilainya mencapai nol. Sisa pembagian tersebut kemudian diurutkan dari

yang paling akhir hingga yang paling awal. Susunan sisa yang diurutkan dari

bawah ke atas merupakan hasil konversi bilangan desimal menjadi bilangan

biner, oktal dan heksadesimal. Sebagai contoh, konversikan bilangan desimal

745 ke bentuk bilangan biner, oktal dan heksadesimal.

Konversi desimal ke biner

745/2=372 sisa 1

372/2=186 sisa 0

186/2= 93 sisa 0

93/2 = 46 sisa 1

46/2 = 23 sisa 0

23/2 = 11 sisa 1

11/2 = 5 sisa 1

5/2 = 2 sisa 1

2/2 = 1 sisa 0

1/2 = 0 sisa 1

(745)10=(1011101001)2

Konversi desimal ke oktal

745/8=93 sisa 1

93/8 =11 sisa 5

11/8 = 1 sisa 3

1/8 = 0 sisa 1

(745)10=(1351)8

Konversi desimal ke

heksadesimal

745/16=46 sisa 9

46/16 = 2 sisa E

2/16 = 0 sisa 2

(745)10=(2E9)16

Page 28: MATERI I GERBANG LOGIKA A. Pengertian Gerbang Logika

RANGKUMAN

1. Rangkaian elektronika digital merupakan sebuah sistem yang dibentuk dari

gerbang logika dan bekerja berdasarkan nilai logik biner dengan kode 0 dan

1.

2. Rangkaian elektronika digital dibentuk dari tujuh jenis gerbang logika;

Gerbang Logika NOT, AND, OR, NAND, NOR, X-OR, dan X-NOR.

3. Aljabar Boole dikembangkan oleh George Boole seorang ahli matematika

Inggris (1815-1864), berdasarkan konsep logika Aristoteles menjadi sebuah

struktur aljabar dengan menggunakan lambang-lambang non bahasa.

4. Visualisasi konsep dan karakteristik Aljabar Boole dikembangkan oleh John

Venn (1834-1923) dengan menggunakan diagram Venn.

5. Aljabar Boole sebagai dasar matematis teori switcing fungtion, digunakan

dalam perancangan rangkaian logika (rangkaian digital) sebagai bagian

pembentuk komputer digital.

6. Struktur Aljabar Boole dikembangkan berdasarkan postulat, aksioma,

definisi, lemma dan teorema, secara simbolik ditulis dengan bentuk

1,0,,,, +B .

7. Teori Aljabar Boole berlandaskan pada Postulat Huntington (1904) dan

keterikatan beberapa elemen yang memenuhi sifat dan hukum logika (Lema).

Gabungan Postulat dan Lemma menghasilkan suatu temuan disebut sebagai

teori Aljabar Boole.

8. Fungsi Boolean dibentuk dari ekspresi peubah Boolean dengan tiga bentuk

operasi; penjumlahan, perkalian dan komplemen.

9. Fungsi Boolean tidak unik (tunggal), dua fungsi dengan ekspresi yang

berbeda untuk setiap kombinasi peubah pada input menghasilkan nilai yang

sama pada output.