ketrampilan menulis - file · web viewlogika di dalam menulis berkenaan dengan logika...

28
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menulis adalah kegiatan penyampaian pesan (gagasan, perasaan, atau informasi) secara tertulis kepada pihak lain. Tidak banyak orang yang suka menulis. Di antara penyebabnya ialah karena orang merasa tidak berbakat serta tidak tahu bagaimana dan untuk apa menulis. Alasan itu sebenarnya tak terlepas dari pengalaman belajar yang dialaminya di sekolah. Lemahnya guru, kurangnya model, dan kekeliruan dalam belajar menulis yang melahirkan mitos-mitos tentang menulis, memperparah keengganan orang untuk menulis. Menulis bukan pekerjaan yang sulit melainkan juga tidak mudah. Untuk memulai menulis, orang tidak perlu menunggu menjadi penulis yang terampil. Belajar teori menulis itu mudah, tetapi untuk memraktikkannya tidak cukup sekali dua kali. BAHASA INDONESIA | Keterampilan Menulis 1

Upload: vodiep

Post on 06-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: KETRAMPILAN MENULIS -    file · Web viewLogika di dalam menulis berkenaan dengan logika sintaksis dan logika semantik. Namun kedua logika ini tidak terpisah sama sekali

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menulis adalah kegiatan penyampaian pesan (gagasan, perasaan, atau

informasi) secara tertulis kepada pihak lain. Tidak banyak orang yang suka

menulis. Di antara penyebabnya ialah karena orang merasa tidak berbakat

serta tidak tahu bagaimana dan untuk apa menulis. Alasan itu sebenarnya tak

terlepas dari pengalaman belajar yang dialaminya di sekolah. Lemahnya guru,

kurangnya model, dan kekeliruan dalam belajar menulis yang melahirkan

mitos-mitos tentang menulis, memperparah keengganan orang untuk menulis.

Menulis bukan pekerjaan yang sulit melainkan juga tidak mudah.

Untuk memulai menulis, orang tidak perlu menunggu menjadi penulis yang

terampil. Belajar teori menulis itu mudah, tetapi untuk memraktikkannya tidak

cukup sekali dua kali. Frekuensi pelatihan menulis akan menjadikan seseorang

terampil dalam bidang tulis-menulis.

Oleh karenanya, perlu kita pelajari seberapa penting keterampilan

menulis itu sendiri dan juga tahapan-tahapan yang perlu dilalui dalam kegiatan

menulis terutama bagi pembelajar menulis.

BAHASA INDONESIA | Keterampilan Menulis 1

Page 2: KETRAMPILAN MENULIS -    file · Web viewLogika di dalam menulis berkenaan dengan logika sintaksis dan logika semantik. Namun kedua logika ini tidak terpisah sama sekali

B. Rumusan Masalah

a. Bagaimana konsep dasar menulis kaitannya dalam bahasa Indonesia?

b. Bagaimana keterkaitan logika bahasa dalam keterampilan menulis?

c. Bagaimana keterkaitan antara keempat komponen dalam keterampilan

berbahasa yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis?

d. Bagaimana uraian mengenai tahap-tahap dalam proses menulis?

C. Tujuan

a. Mengetahui konsep dasar dan hakikat menulis dalam bahasa Indonesia.

b. Mengetahui adanya keterkaiatan antara logika bahasa dan keterampilan

menulis.

c. Mampu menjelaskan empat komponen utama yang saling

mempengaruhi dalam keterampilan berbahasa.

d. Dapat menguraikan tahap-tahap proses menulis dimana proses menulis

tersebut merupakan kegiatan yang bersifat nonlinear.

BAHASA INDONESIA | Keterampilan Menulis 2

Page 3: KETRAMPILAN MENULIS -    file · Web viewLogika di dalam menulis berkenaan dengan logika sintaksis dan logika semantik. Namun kedua logika ini tidak terpisah sama sekali

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Menulis

Menulis adalah kegiatan penyampaian pesan (gagasan, perasaan, atau

informasi) secara tertulis kepada pihak lain. Dalam kegiatan berbahasa

menulis melibatkan empat unsur, yaitu penulis sebagai penyampai pesan,

pesan atau isi tulisan, medium tulisan, serta pembaca sebagai penerima pesan.

Kegiatan menulis sebagai sebuah perilaku berbahasa memiliki fungsi dan

tujuan: personal, interaksional, informatif, instrumental, heuristik, dan estetis.

Sebagai salah satu aspek dari keterampilan berbahasa, menulis atau

mengarang merupakan kegiatan yang kompleks. Kompleksitas menulis

terletak pada tuntutan kemampuan untuk menata dan mengorganisasikan ide

secara runtut dan logis, serta menyajikannya dalam ragam bahasa tulis dan

kaidah penulisan lainnya. Akan tetapi, di balik kerumitannya, menulis

menjanjikan manfaat yang begitu besar dalam membantu pengembangan daya

inisiatif dan kreativitas, kepercayaan diri dan keberanian, serta kebiasaan dan

kemampuan dalam menemukan, mengumpulkan, mengolah, dan menata

informasi.

Menulis sebagai salah satu keterampilan berbahasa tak dapat

dilepaskan dari aspek-aspek keterampilan berbahasa lainnya. Ia

mempengaruhi dan dipengaruhi. Pengalaman dan masukan yang diperoleh

dari menyimak, berbicara, dan membaca, akan memberikan kontribusi

BAHASA INDONESIA | Keterampilan Menulis 3

Page 4: KETRAMPILAN MENULIS -    file · Web viewLogika di dalam menulis berkenaan dengan logika sintaksis dan logika semantik. Namun kedua logika ini tidak terpisah sama sekali

berharga dalam menulis. Begitu pula sebaliknya, apa yang diperoleh dari

menulis akan berpengaruh pula terhadap ketiga corak kemampuan berbahasa

lainnya. Namun demikian, menulis memiliki karakter khas yang

membedakannya dari yang lainnya. Sifat aktif, produktif, dan tulis dalam

menulis, memberikannya ciri khusus dalam hal kecaraan, medium, dan ragam

bahasa yang digunakannya.

B. Logika Bahasa dalam Keterampilan Menulis

Keterampilan menulis memerlukan latihan yang cukup banyak serta

perhatian yang cukup besar terhadap logika yang dianut bersama di antara

penulis dan pembaca. Kalau kita menerima teori heliosentrik dari Kopernikus

bahwa bumi yang mengelilingi matahari, maka seharusnya kita tidak

menerima kata matahari terbit karena kata matahari terbit tidak sesuai dengan

logika teori heliosentrik dari Kopernikus. Tetapi kalau penulis dan pembaca

menganut logika yang sama tentang matahari terbit, maka kata matahari terbit

adalah sah saja. Demikian pula dengan sederetan idiom dan pepatah yang telah

dikenal di antara penulis dan pembaca bahasa Indonesia. Mereka tetap

dipahami oleh penulis dan pembaca selama penggunaannya dilakukan secara

tepat dan menurut kebiasaan yang berlaku.

Logika di dalam menulis berkenaan dengan logika sintaksis dan logika

semantik. Namun kedua logika ini tidak terpisah sama sekali. Ketimpangan

pada logika sintaksis dapat saja melahirkan ketimpangan pada logika semantik

dan sebaliknya. Bahasa Indonesia yang tidak mengenal ubahan bentuk kata

ketika berfungsi sebagai nomina atau sebagai adjektiva sangat peka terhadap

ketimpangan. Tanpa kehati-hatian, kita dapat saja menulis kalimat yang

BAHASA INDONESIA | Keterampilan Menulis 4

Page 5: KETRAMPILAN MENULIS -    file · Web viewLogika di dalam menulis berkenaan dengan logika sintaksis dan logika semantik. Namun kedua logika ini tidak terpisah sama sekali

memiliki interpretasi ganda dan hal ini membingungkan pembaca (menteri

negara peranan wanita berunding dengan menteri negara lainnya; ulang tahun

SMU Negeri ke-7). Karena itu, keterampilan menulis mencakup juga

kepekaan penulis terhadap ketimpangan seperti ini. Diperlukan penyuntingan

berulang-ulang dan, kalau mungkin, melalui tenggang waktu, untuk

menghasilkan tulisan yang baik dan benar. Dan dalam hal ini, munculnya

pengolah kata pada komputer dengan kemudahan penyuntingan merupakan

anugerah yang luar biasa besar bagi keterampilan menulis.

Tampaknya tidak ada jalan pintas bagi keterampilan menulis.

Keterampilan menulis dirintis melalui dua cara yang umum. Cara pertama

adalah banyaknya latihan atau praktek menulis. Cara kedua adalah perhatian

yang serius yang ditujukan kepada logika kalimat di dalam tulisan. Di dalam

penyuntingan, kalimat dapat saja diubah atau diperbaiki. Termasuk di dalam

perbaikan itu adalah juga pemindahan letak kata di dalam kalimat sehingga

tidak timbul interpretasi ganda. Kedua cara ini perlu kita perhatikan dan, kalau

masih ada semangat, di sini dapat kita tambahkan lagi cara ketiga. Cara ketiga

adalah perhatian penulis kepada keindahan kalimat yang ditulisi dan

disuntingnya.

C. Menulis Sebagai Keterampilan Membaca

Keterampilan berbahasa memiliki empat komponen yang saling

mempengaruhi. Keempat komponen tersebut adalah menyimak (listening

skills), berbicara (speaking skills), membaca (reading skills), dan menulis

(writing skills) (Nida 1957:19; Harris 1977:9; Tarigan 1981:1; Tarigan

1982:1).

BAHASA INDONESIA | Keterampilan Menulis 5

Page 6: KETRAMPILAN MENULIS -    file · Web viewLogika di dalam menulis berkenaan dengan logika sintaksis dan logika semantik. Namun kedua logika ini tidak terpisah sama sekali

Pemerolehan keempat keterampilan berbahasa melalui urutan yang

teratur. Mula-mula, sejak kecil kita belajar menyimak kemudian disusul

dengan berbicara. Baru pada waktu sekolah kita belajar membaca dan menulis.

Keterampilan menyimak dan berbicara merupakan ketrampilan berbicara lisan

yang bersifat alamiah. Artinya, kedua keterampilan berbahasa tersebut

didapatkan oleh seseorang melalaui peniruan yang bersifat alamiah dan

langsung dalam proses komunikasi. Menyimak dan berbicara digunakan

dalam komunikasi langsung dan tatap muka.

Keterampilan membaca dan menulis diperoleh secara sengaja melalui

proses belajar. Oleh karena itu sering disebut dengan ketrampilan berbahasa

yang literer. Kedua keterampilan berbahasa tersebut digunakan dalam

komunikasi tertulis secara tidak langsung.

Keterampilan menyimak dan membaca berdasarkan fungsinya

termasuk keterampilan berbahasa yang reseptif dan apresiatif, artinya kedua

keterampilan tersebut digunakan untuk menangkap dan memahami informasi

yang disampaikan melalui bahasa lisan dan tertulis. Sebaliknya, keterampilan

berbicara dan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat

produktif dan ekspresif, artinya kedua keterampilan berbahasa tersebut

digunakan untuk menyampaikan informasi atau gagasan baik secara lisan

maupun tertulis.

Keempat keterampilan berbahasa saling berhubungan dan saling

mempengaruhi. Orang tidak akan dapat berbicara kalau tidak dapat menyimak.

Demikian pula, orang tidak akan dapat menulis tanpa terlebih dahulu dapat

membaca. Keterampilan berbicara dan menulis sebagai keterampilan yang

produktif didukung oleh keterampilan menyimak dan membaca sebagai

BAHASA INDONESIA | Keterampilan Menulis 6

Page 7: KETRAMPILAN MENULIS -    file · Web viewLogika di dalam menulis berkenaan dengan logika sintaksis dan logika semantik. Namun kedua logika ini tidak terpisah sama sekali

keterampilan yang reseptif. Karena eratnya hubungan keempat keterampilan

berbahasa tersebut, keempatnya sering disebut sebagai catur tunggal. Artinya,

keempat keterampilan tersebut merupakan bentuk kompetensi berahasa (Lihat

Tarigan 1982:1).

Selain itu, keempat keterampilan berbahasa tersebut berhubungan erat

dengan proses-proses yang mendasari bahasa. Ada pepatah, bahasa

menunjukkan bangsa, artinya bahasa seseorang akan mencerminkan

pikirannya. Semakin terampil orang seseorang dalam berbahasa, semakin

cerah dan dan jelas pula jalan pikirannya (Dawson et al 1963:27).

Menyimak, berbicara, membaca, dan menulis merupakan sebuah

keterampilan berbahasa. Oleh karena itu hanya dapat diperoleh dengan jalan

pelatihan secara baik dan benar. Semakin sering berlatih dengan cara yang

benar, akan semakin terampil pula dalam berbahasa. Mengingat bahasa

mencerminkan pikiran, melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih

keterampilan berpikir (Tarigan 1980:27).

Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang digunakan

dalam komunikasi secara tidak langsung. Keterampilan menulis tidak

didapatkan secara alamiah, tetapi harus melalui proses belajar dan berlatih.

Berdasarkan sifatnya, menulis juga merupakan keterampilan berbahasa yang

produktif dan reseptif. Dalam kegiatan menulis, penulis harus trampil

memanfaatkan grafologi, kosa-kata, struktur kalimat, pengembangan paragraf,

dan logika berbahasa.

Sekurang-kurangnya ada tiga komponen yang tergabung dalam

keterampilan menulis, yaitu: (1) penguasaan bahasa tulis, yang akan berfungsi

sebagai media tulisan, antara lain meliputi kosa-kata, struktur kalimat,

BAHASA INDONESIA | Keterampilan Menulis 7

Page 8: KETRAMPILAN MENULIS -    file · Web viewLogika di dalam menulis berkenaan dengan logika sintaksis dan logika semantik. Namun kedua logika ini tidak terpisah sama sekali

paragraf, ejaan, dan pragmatik; (2) penguasaan isi karangan sesuai dengan

topik yang akan ditulis; dan (3) penguasaan tentang jenis-jenis tulisan, yaitu

bagaimana merangkai isi tulisan dengan menggunakan bahasa tulis sehingga

membentuk sebuah komposisi yang diinginkan, seperti esai, artikel, cerita

pendek, atau makalah.

Seorang penulis tidak akan mungkin terampil menulis kalau hanya

menguasai satu atau dua komponen saja di antara ketiga komponen tersebut.

Betapa banyak orang yang menguasai bahasa Indonesia tetapi tidak dapat

menghasilkan tulisan karena tidak tahu apa yang akan di tulis dan bagaimana

cara menuliskannya. Betapa banyak pula orang yang mengetahui banyak hal

untuk ditulis dan tahu pula menggunakan bahasa tulis tetapi tidak dapat

menulis karena tidak tahu caranya.

Tidak ada waktu yang tidak tepat untuk memulai menulis. Artinya,

kapan pun, dimana pun, dan dalam situasi yang bagaimanapun orang dapat

menulis. Ketakutan akan kegagalan bukanlah penyebab yang harus

dipertahankan. Itulah salah satu kiat, teknik, dan strategi yang ditawarkan oleh

David Nunan (1991:86-90) dalam bukunya Language Teaching Methodology.

Dia menawarkan suatu konsep pengembangan keterampilan menulis yang

meliputi: (1) perbedaan antara bahasa lisan dan bahasa tulis, (2) menulis

sebagai suatu proses dan menulis sebagai suatu produk, (3) struktur generik

wacana tulis, (4) perbedaan antara penulis terampil dan penulis yang tidak

terampil, dan (5) penerapan keterampilan menulis dalam proses pembelajaran.

Perbedaan antara bahasa lisan dan bahasa tulis tampak pada fungsi dan

karakteristik yang dimiliki oleh keduanya. Namun demikian yang patut

diperhatikan adalah keduanya harus memiliki fungsi komunikasi. Dari sudut

BAHASA INDONESIA | Keterampilan Menulis 8

Page 9: KETRAMPILAN MENULIS -    file · Web viewLogika di dalam menulis berkenaan dengan logika sintaksis dan logika semantik. Namun kedua logika ini tidak terpisah sama sekali

pandang inilah dapat diketahui sejauh mana hubungan antara bahasa lisan dan

bahasa tulis, sehingga dapat di aplikasikan dalam kegiatan komunikasai.

Dalam berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yang paling

digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Begitu

dekatnya kita kepada bahasa tadi, terutama bahasa Indonesia, sehingga tidak

dirasa perlu untuk mendalami dan mempelajari bahasa Indonesia secara lebih

jauh dan lebih mendalam. Akibatnya, sebagai pemakai bahasa, orang

Indonesia kadang-kadang tidak terampil menggunakan bahasanya sendiri

dibandingkan dengan orang asing yang belajar bahasa Indonesia. Hal ini

merupakan suatu kelemahan yang tidak kita sadari.

Ada pandangan bahwa keterampilan menulis sebagai suatu proses dan

menulis sebagai suatu produk. Pebdekatan yang berorientasi pada proses lebih

memfokuskan pada aktivitas belajar (proses menulis); sedangkan pendekatan

yang berorientasi pada produk lebih memfokuskan pada hasil belajar menulis

yaitu wujud tulisan.

D. Menulis Sebagai Sebuah Proses

Untuk menambah wawasan tentang keterampilan menulis, setiap

penulis perlu mengetahui penulis yang terampil dan penulis yang tidak

terampil. Tujuannya adalah agar dapat mengikuti jalan pikiran (penalaran)

mengandung hal-hal yang peka, sehingga perlu dipilih kata-kata atau kalimat

yang lebih sesuai, tanpa menghilangkan esensinya. Jadi pada tahap ini kita

menguji dan menghadapkan apa yang kita tulis itu dengan realitas social,

budaya, dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

BAHASA INDONESIA | Keterampilan Menulis 9

Page 10: KETRAMPILAN MENULIS -    file · Web viewLogika di dalam menulis berkenaan dengan logika sintaksis dan logika semantik. Namun kedua logika ini tidak terpisah sama sekali

Berdasarkan hasil penelitian yang yng dihadapkan terhadap tulisan

mahasiswa, Flower dan Hayes (lewat Tompkins 1990:71) mengembangkan

model proses menulis. Proses menulis dapat dideskripsikan sebagai proses

pemecahan masalah yang kompleks, yang mengandung tiga elemen, yaitu

lingkungan tugas, memori jangka panjang penulis adalah pengetahuan

mengenai topik, pembaca dan cara menulis. Ketiga, proses menulis meliputi

tiga kegiatan, yaitu: (1) merencanakan (menentukan tujuan untuk

mengarahkan tulisan), (2) mewujudkan (menulis sesuai dengan rencana yang

sudah dibuat), dan (3) merevisi (mengevaluasi dan merevisi tulisan yang telah

dibuat).

Ketiga kegiatan tersebut tidak merupakan tahap-tahap yang linear,

karena penulis terus-menerus memantau tulisannya dan bergerak maju mundur

(Zuchdi 1997:6). Peninjauan kembali tulisan yang telah dihasilkan ini dapat

dianggap sebagai komponen keempat dalam proses menulis. Hal inilah yang

membantu penulis dapat mengungkapkan gagasan secara logis dan sistematis,

tidak mengandung bagian-bagian yang kontradiktif. Dengan kata lain,

konsistensi (keajegan) isi gagasan dapat terjaga.

Berkaitan dengan tahap-tahap proses menulis, Tompkins (1990:73)

menyajikan lima tahap, yaitu: (1) pramenulis, (2) pembuatan draft, (3)

merevisi, (4) menyunting, dan (5) berbagi (sharing). Tompkins juga

menekankan bahwa tahap-tahap menulis ini tidak merupakan kegiatan yang

linear. Proses menulis bersifat nonlinear, artinya merupakan putaran berulang.

Kelima tahap tersebut diuraikan berikut ini.

BAHASA INDONESIA | Keterampilan Menulis 10

Page 11: KETRAMPILAN MENULIS -    file · Web viewLogika di dalam menulis berkenaan dengan logika sintaksis dan logika semantik. Namun kedua logika ini tidak terpisah sama sekali

1) Tahap Pramenulis

Pada tahap pramenulis, pembelajar menulis melakukan kegiatan sebagai

berikut.

a. Menulis topik berdasarkan pengalaman sendiri.

b. Melakukan kegiatan-kegiatan latihan sebelum menulis.

c. Mengidentifikasi pembaca tulisan yang akan mereka tulis.

d. Megidentifikasi tujuan kegiatan menulis.

e. Memilih bentuk tulisan yang tepat berdasarkan pembaca dan tujuan yang

telah mereka tentukan.

2) Tahap Pembuatan Draft

Kegiatan yang dilakukan oleh pembelajar menulis pada tahap ini adalah

sebagai berikut.

a. Membuat draft kasar

Dengan berbekal apa-apa yang telah dipersiapkan pada tahap pramenulis,

pembelajar mulai menuliskan gagasan. Pada saat menuliskan gagasan

pembelajar menulis perlu menentukan target waktu yang akan dipergunakan

untuk menulis. Selama waktu yang telah ditentukan, pembelajar harus terus

menulis dan menulis. Jangan sekali-kali berhenti menulis untuk melakukan

koreksi, baik ejaan, pilihan kata, kalimat, maupun penataan gagasan. Lakukan

kegiatan mencurahkan gagasan dengan disiplin dan spontan. Pembuatan draft

dapat dilakukan tahap demi tahap sampai semua gagasan yang diinginkan

dapat tercurahkan.

b. Lebih menekankan isi daripada tata tulis

BAHASA INDONESIA | Keterampilan Menulis 11

Page 12: KETRAMPILAN MENULIS -    file · Web viewLogika di dalam menulis berkenaan dengan logika sintaksis dan logika semantik. Namun kedua logika ini tidak terpisah sama sekali

Pada tahap penyusunan draft, penulisan lebih ditekankan pada pencurahan

gagasandan kelengkapan isi tulisan. Pengaturan tata tulis dan penggunaan

bahasa hendaknya diabaikan kecuali yang muncul secara spontan.

3) Tahap Merevisi

Yang perlu dilakukan oleh pembelajar menulis pada tahap merevisi

adalah sebagai berikut.

a. Berbagi tulisan dengan teman-teman (kelompok).

b. Berpatisipasi secara konstruktif dalam diskusi dalam diskusi tentang

tulisan teman-teman sekelompok atau sekelas.

c. Mengubah tulisan dengan memperhatikan reaksi dan komentar baik dari

pengajar maupun teman.

d. Membuat perubahan yang subtantif pada draft pertama dan draft

berikutnya, sehingga menghasilkan draft akhir.

4) Tahap Menyunting

Pada tahap menyunting, hal-hal yang perlu dilakukan oleh pambelajar

menulis adalah sebagai berikut.

a. Membetulkan kesalahan bahasa tulisan sendiri, mulai penggunaan ejaan,

pilihan kata, penggunaan kalimat, sampai pengembangan paragraf.

b. Membetulkan kaidah tata tulis yang meliputi kaidah penulisan paragraf,

penulisan judul, penomoran, kaidah pengutipan, dan kaidah-kaidah lain

yang diatur secara teknis.

c. Mengoreksi dan menata kembali isi tulisan, baik dari segi sistematika,

kelogisan, ketajaman pembahasan, kelengkapan isi,. Bila perlu dapat

BAHASA INDONESIA | Keterampilan Menulis 12

Page 13: KETRAMPILAN MENULIS -    file · Web viewLogika di dalam menulis berkenaan dengan logika sintaksis dan logika semantik. Namun kedua logika ini tidak terpisah sama sekali

mengurangi sebagian atau menambahkan bagian lain hingga tulisan

lengkap dan lebih mendalam.

d. Berbagi dengan teman untuk saling memberikan koreksi.

Dalam kegiatan penyuntingan ini, sekurang-kurangnya ada dua tahap

yang harus dilakukan. Pertama, penyuntingan tulisan untuk kejelasan

penyajian. Kedua, penyuntingan bahasa dalam tulisan agar sesui dengan

sasaran. (Rifai 1997:105-106). Penyuntingan tahap pertamaakan berkaitan

dengan masalah komunikasi. Tulisan diolah agar isinya dapat dengan jelas

diterima oleh pembaca. Pada tahap ini, sering kali penyunting harus

mereorganisasi tulisan karena penyajiannya dianggap kurang efektif. Ada

kalanya, penyunting terpaksa membuang beberapa paragraf atau sebaliknya,

harus menambahkan beberapa kalimat, bahkan beberapa paragraf untuk

memperlancar hubungan gagasan.

Kerangka tulisan merupakan ringkasan sebuah tulisan. Melalui kerangka

tulisan, penyunting dapat melihat gagasan, tujuan, wujud, dan sudut pandang

penulis. Dalam bentuknya yang ringkas itulah, tulisan dapat diteliti, dianalisis,

dan dipertimbangkan secara menyeluruh, dan tidak secara lepas-lepas (Keraf

1989:134). Penyunting dapat memperoleh keutuhan sebuah tulisan dengan

cara mengkaji daftar isi tulisan dan bagian pendahuluan.

Berdasarkan kerangka tulisan tersebut dapat diketahui tujuan penulis.

Selanjutnya, berdasarkan pengetahuan atas tujuan penulis, dapat diketahui

bentuk tulisan dari sebuah naskah (tulisan). Pada umumnya, tulisan dapat

dikelompokkan atas empat macam bentuk, yaitu narasi, deskripsi, eksposisi,

dan argumentasi.

BAHASA INDONESIA | Keterampilan Menulis 13

Page 14: KETRAMPILAN MENULIS -    file · Web viewLogika di dalam menulis berkenaan dengan logika sintaksis dan logika semantik. Namun kedua logika ini tidak terpisah sama sekali

Bentuk narasi dipilih jika penulis ingin bercerita kepada pembaca. Narasi

biasanya ditulis berdasarkan rekaan atau imajinasi. Akan tetapi, narasi juga

dapat ditulis berdasarkan pengamatan atau wawancara. Narasi pada umumnya

merupakan himpunan peristiwa yabg disusun berdasarkan urutan waktu atau

urutan kejadian.

Bentuk tulisan deskripsi dipilih jika penulisingin menggambarkan

bentuk, sifat, rasa, corak dari hal yang diamatinya. Deskripsi juga dilakukan

untuk melukiskan perasaan, seperti bahagia, takut, sepi, sedih, dan sebagainya.

Penggambaran itu mengandalkan panca indra dalam proses penguraiannya.

Deskripsi yang baik harus didasarkan pada pengamatan yang cermat dan

penyusunan yang tepat. Tujuan deskripsi adalah membentuk, melalui

ungkapan bahasa, imajinasi pembaca agar dapat membayangkan suasana,

orang, peristiwa dan agar mereka dapat memahami suatu sensasi atau emosi.

Bentuk tulisan eksposisi dipilih jika penulis ingin memberikan informasi,

penjelasan, keterangan, atau pemahaman. Berita merupakan bentuk tulisan

eksposisi karena memberikan informasi. Tulisan dalam majalah juga

merupakan bentuk tulisan eksposisi. Buku teks pun merupakan salah satu

bentuk eksposisi. Pada dasarnya, eksposisi berusaha menjelaskan suatu

prosedur atau proses, memberikan definisi, menerangkan, menjelaskan,

menafsirkan gagasan, menerangkan bagan atau table, serta mengulas sesuatu.

Tulisan berbentuk argumentasi bertujuan meyakinkan orang,

membuktikan pendapat atau pendirian pribadi, atau membujuk pembaca agar

pendapat pribadi penulis dapat diterima. Bentuk tulisan tersebut erat kaitannya

dengan eksposisi dan ditunjang oleh deskripsi. Bentuk argumentasi

dikembangkan untuk memberikan penjelasan dan fakta-fakta yang tepat

BAHASA INDONESIA | Keterampilan Menulis 14

Page 15: KETRAMPILAN MENULIS -    file · Web viewLogika di dalam menulis berkenaan dengan logika sintaksis dan logika semantik. Namun kedua logika ini tidak terpisah sama sekali

sebagai alasan untuk menunjang kalimat topik. Kalimat topik biasanya

merupakan sebuah pernyataan untuk meyakinkan atau membujuk pembaca.

Dalam sebuah majalah atau surat kabar, misalnya, argumentasi ditemui dalam

kolom opini / wacana / gagasan / pendapat.

Kendatipun keempat bentuk tulisan tersebut memiliki cirri masing-

masing, mereka tidak secara ketat terpisah satu sama lain. Dalam sebuah

kolom, misalnya, dapat ditemukan berbagai bentuk tulisan tersebar di dalam

paragraf yang membangun kerangka tersebut oleh karena itu, penyunting

berfungsi untuk mempertajam dan memperkuat pembagian paragraf.

Pemberian paragraf terdiri atas empat pembuka, paragraf penghubung atau isi,

dan paragraph penutup sering kali tidak diketahui oleh penulis. Masih sering

ditemukan tulisan yang sulit dipahami karena pemisahan bagian-bagian atau

pokok-pokoknya tidak jelas.

Pemeriksaan atas kalimat merupakan penyuntingan tahap pertama juga.

Pada tahap ini pun, sebaiknya penyunting berkonsultasi dengan penulis.

Penyunting harus memiliki pengetahuan bahasa yang memadai. Dengan

demikian, penyunting dapat menjelaskan dengan baik kesalahan kalimat yang

dilakukan oleh penulis.

Penyuntingan tahap kedua berkaitan dengan masalah yang lebih

terperinci, lebih khusus. Dalam hal ini, penyunting berhubungan dengan

masalah kaidah bahasa, yang mencangkupi perbaikan dalam kalimat, pilihan

kata (diksi), tanda baca, dan ejaan. Pada saat penyunting memperbaiki kalimat

dan pilihan kata dalam tulisan, ia dapat berkonsultasi dengan penulis atau

langsung memperbaikinya. Hal ini bergantung kepada keluasan permasalahan

yang harus diperbaiki. Sebaliknya, masalah perbaikan dalam tanda baca dan

BAHASA INDONESIA | Keterampilan Menulis 15

Page 16: KETRAMPILAN MENULIS -    file · Web viewLogika di dalam menulis berkenaan dengan logika sintaksis dan logika semantik. Namun kedua logika ini tidak terpisah sama sekali

ejaan dapat langsung dikerjakan oleh penyunting tanpa memberitahukan

kepada penulis. Perbaikan dalam tahap ini bersifat kecil, namun sangat

mendasar.

5) Tahap Berbagi

Tahap terakhir dalam proses menulis adalah berbagi (sharing) atau

publikasi. Pada tahap berbagi ini, pembelajar menulis dapat melakukan hal-hal

berikut.

a. Memublikasikan (memajang) tulisan dalam suatu bentuk tulisan yang

sesuai, atau

b. Berbagi tulisan yang dihasilkan dengan pembaca yang telah mereka

tentukan dalam forum diskusi atau seminar.

BAHASA INDONESIA | Keterampilan Menulis 16

Page 17: KETRAMPILAN MENULIS -    file · Web viewLogika di dalam menulis berkenaan dengan logika sintaksis dan logika semantik. Namun kedua logika ini tidak terpisah sama sekali

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Dalam tahap-tahap pembelajaran menulis dengan pendekatan / model

proses sebagaimana dijabarkan di atas dapat dipahami betapa banyak dan

bervariasi kegiatan pembelajar dalam proses menulis. Keterlibatannya dalam

berbagai kegiatan tersebut sudah barang tentu merupakan pelajaran yang

sangat berharga guna mengembangkan keterampilan menulis. Kesulitan-

kesulitan yang dialami oleh pembelajar pada setiap tahap, upaya-upaya

mengatasi kesulitan tersebut, dan hasil terbaik yang dicapai oleh para

pembelajar membuat mereka lebih tekun dan tidak mudah menyerah dalam

mencapai hasil yang terbaik dalam mengembangkan keterampilan menulis.

B. Saran

Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa.

Keterampilan ini berkaitan dengan keterampilan lain, yakni membaca. Dalm

kurikulum, keterampilan ini bisa diwujudkan dalam bentuk materi menulis.

Sebagaimana materi lainnya, materi ini pun seharusnya disajikan secara

bertahap. Karena menulis merupakan keterampilan lanjutan yang cukup

kompleks, materi yang diajarkan sebelumnya harus benar-benar dipahami

dahulu oleh pembelajar mengingat materi tersebut menjadi prasyarat, misalnya

menyusun kalimat. Metode dan teknik mengajar yang tepat bisa memberikan

hasil yang baik terhadap materi ini.

BAHASA INDONESIA | Keterampilan Menulis 17

Page 18: KETRAMPILAN MENULIS -    file · Web viewLogika di dalam menulis berkenaan dengan logika sintaksis dan logika semantik. Namun kedua logika ini tidak terpisah sama sekali

DAFTAR PUSTAKA

Rifai, Mien A. 1997. Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan, dan Penerbitan.Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Soedjito dan Mansur Hasan. 1991. Keterampilan Menulis Paragraf. Bandung: Rosda Karya.

Tarigan, Henry Guntur. 1985. Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tompkins, Gail E. 1990. Teaching Writing Balancing Pocess and Product. New York: Macmillan Publishing Company

Zuchdi, Darmiyati. 1997. Pembelajaran Menulis dengan Pendekatan Proses. Makalah disajikan dan dibahas pada Senat Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni IKIP Yogyakarta tanggal 15 November 1996 (tidak dipublikasikan).

BAHASA INDONESIA | Keterampilan Menulis 18