sarafambarawa.files.wordpress.com  · web viewpenilaian bahasa dapat dilakukan dengan cara meminta...

12
PR UJIAN 1. Wartenberg test? 2. Tanda fraktur basis Cranii? 3. Tanda peningkatan TIK? 4. Fungsi Kognitif apa saja? 5. Cara bedain cairan LCS dan cairan biasa? 6. Presipitasi Test? 7. Jelaskan fungsi sensorik bagian protopatik dan propioseptik? JAWABAN 1. Test Wartenberg Dilakukan bila gejala-gejala pada kelopak mata tidak jelas. Yaitu : Pasien diminta untuk menatap tanpa kedip kepada suatu benda yang terletak diatas dan diantara bidang kedua mata untuk beberapa waktu lamanya. Pada Myasthenia Gravis, kelopak mata yang terkena akan menunjukkan ptosis. 2. Gambaran klinis dari fraktur basis cranii yaitu hemotimpanum, ekimosis periorbita (racoon eyes) (fossa anterior), ekimosis retroauricular ( Battle’s sign) (fossa posterior), dan kebocoran cairan serebrospinal (dapat diidentifikasi dari kandungan glukosanya) dari telinga (fossa media) dan hidung (fossa anterior). Parese nervus cranialis (nervus III, IV,VI, VII dan VIII dalam berbagai kombinasi) (fossa media), parase nervus cranialis IX, X, XI (fossa posterior) juga dapat terjadi. 3. Tanda peningkatan TIK ada 3 yaitu; nyeri kepala hebat, mutah proyektil dan papil edema. 4. Kognitif berasal dari bahasa Yunani yaitu cognoscere yang berarti untuk mengetahui. Fungsi kognitif menurut Neisser yaitu suatu proses dimana masukan sensoris akan diuraikan, diubah, dikurangi, disimpan, dipulihkan, dan selanjutnya

Upload: others

Post on 25-Feb-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPenilaian bahasa dapat dilakukan dengan cara meminta pasien menyebutkan benda yang ada di ruangan dari ukuran terbesar hingga terkecil

PR UJIAN

1. Wartenberg test?2. Tanda fraktur basis Cranii?3. Tanda peningkatan TIK?4. Fungsi Kognitif apa saja?5. Cara bedain cairan LCS dan cairan biasa?6. Presipitasi Test?7. Jelaskan fungsi sensorik bagian protopatik dan propioseptik?

JAWABAN

1. Test Wartenberg Dilakukan bila gejala-gejala pada kelopak mata tidak jelas. Yaitu :Pasien diminta untuk menatap tanpa kedip kepada suatu benda yang terletak diatas dan diantara bidang kedua mata untuk beberapa waktu lamanya. Pada Myasthenia Gravis, kelopak mata yang terkena akan menunjukkan ptosis.

2. Gambaran klinis dari fraktur basis cranii yaitu hemotimpanum, ekimosis periorbita (racoon eyes) (fossa anterior), ekimosis retroauricular ( Battle’s sign) (fossa posterior), dan kebocoran cairan serebrospinal (dapat diidentifikasi dari kandungan glukosanya) dari telinga (fossa media) dan hidung (fossa anterior). Parese nervus cranialis (nervus III, IV,VI, VII dan VIII dalam berbagai kombinasi) (fossa media), parase nervus cranialis IX, X, XI (fossa posterior) juga dapat terjadi.

3. Tanda peningkatan TIK ada 3 yaitu; nyeri kepala hebat, mutah proyektil dan papil edema.

4. Kognitif berasal dari bahasa Yunani yaitu cognoscere yang berarti untuk mengetahui. Fungsi kognitif menurut Neisser yaitu suatu proses dimana masukan sensoris akan diuraikan, diubah, dikurangi, disimpan, dipulihkan, dan selanjutnya digunakan. Menurut Hacker, fungsi kognitif terdiri dari sembilan domain yaitu:

a. Atensi Atensi adalah kemampuan untuk memusatkan perhatian terhadap suatu stimulus. Cara menilai atensi misalnya pasien diminta untuk mengucapkan hari dari senin ke minggu atau sebaliknya dari minggu ke senin.

b. Visuospasial Visuospasial adalah kemampuan untuk mengidentifikasi, mengintegrasi, dan menganalisa bentuk yang spesifik dari beberapa dimensi. Visuospasial dapat dinilai dengan cara meminta pasien menirukan gambar dari yang paling sederhana seperti segiempat sampai yang lebih kompleks seperti kubus.

Page 2: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPenilaian bahasa dapat dilakukan dengan cara meminta pasien menyebutkan benda yang ada di ruangan dari ukuran terbesar hingga terkecil

c. Praksis Praksis adalah integrasi motorik untuk melakukan gerakan kompleks yang bertujuan. Menggambar balok tiga dimensi, segilima adalah cara penilaian yang dapat dilakukan.

d. Bahasa Bahasa adalah kemampuan kognitif manusia untuk berinteraksi sosial. Penilaian bahasa dapat dilakukan dengan cara meminta pasien menyebutkan benda yang ada di ruangan dari ukuran terbesar hingga terkecil.

e. Memori Memori adalah suatu perekam internal pengalaman yang membuat manusia mampu menginterpretasikan persepsi baru berdasarkan pengalaman sebelumnya. Ada tiga jenis memori yaitu memori segera mengacu kejadian setelah beberapa detik, memori jangka pendek mengacu kejadian setelah beberapa menit, jam, hari, dan memori jangka panjang mengacu pada kejadian bertahun-tahun sebelumnya. Pemeriksaan memori dapat dilakukan dengan cara meminta pasien untuk mengulangi langsung kata yang diucapkan penguji dan mengulanginya lagi setelah 10 menit.

f. Fungsi eksekusi Fungsi eksekusi adalah kemampuan untuk memecahkan masalah dengan tepat dalam mencapai suatu tujuan. Contoh penilain eksekusi yaitu meminta pasien untuk mengucapkan kata yang diawali dengan huruf tertentu.

g. Reasoning Reasoning adalah serangkaian proses yang memungkinkan manusia untuk memahami informasi yang diberikan. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan cara meminta pasien memberikan solusi terhadap suatu masalah yang terjadi.

h. Berpikir abstrak Berpikir abstrak adalah cara berpikir untuk menginterpretasikan suatu kiasan atau pepatah. Penilaian dapat dilakukan dengan menanyakan arti suatu pepatah atau menanyakan persamaan dan perbedaan dari suatu objek.

i. Kalkulasi Kalkulasi adalah kemampuan berhitung manusia. Penilaian dapat dilakukan dengan meminta pasien untuk melakukan perhitungan sederhana seperti mengurangi angka 100 dengan angka 7 dan hasilnya dikurangi lagi dengan angka 7 dan seterusnya.

5. Cara membedakan cairan LCS dan cairan biasa adalah dengan mengidentifikasi dari kandungan glukosanya. Kandungan gula normal adalah 50 sampai 70% dari serum kadar

Page 3: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPenilaian bahasa dapat dilakukan dengan cara meminta pasien menyebutkan benda yang ada di ruangan dari ukuran terbesar hingga terkecil

gula darah. Atau bisa juga dari kandungan protein nya. Kandungan protein dari CSF adalah sekitar 0,15 - 0,45 gram per liter minuman keras, jauh di bawah rata - rata kandungan protein serum (15 gram per liter).

6. Tes Perspirasi Prinsip: Adanya keringat akan bereaksi dengan amilum/tepung yang diberi yodium,

sehingga memberikan warna ungu.

Tujuan: menentukan letak topis lesi di medula spinalis

Cara pemeriksaan:

a. Bagian depan tubuh (leher ke bawah) diolesi dengan tepung yang mengandung

yodium 2%.

b. Kemudian tubuh penderita ditutup dengan alat seperti sungkup agar berkeringat

(bila perlu diberi obat antipiretik untuk mempercepat pengeluaran keirngat).

c. Setelah beberapa lama (1-2 jam) sungkup dibuka dan dicatat bagian tubuh dimana

tepung tetap putih.

Interpretasi:

o Normal: terjadi perubahan warna tepung amilum menjadi warna ungu pada daerah

yang diolesi yodium 2% dan ditaburi tepung amilum

o Jika terjadi gangguan berkeringat, tidak terjadi perubahan warna. Perbatasan

warna putih dan ungu merupakan topis lesi yang dicari.

7. Pemeriksaan Sensorik berupa :

1. Sensibilitas eksteroseptif atau protopatik. Terdiri dari :

a. Rasa nyeri.

b. Rasa suhu

c. Rasa raba.

2. Sensibilitas proprioseptif.

a. Rasa sikap

b. Posisi dan gerak

3. Sensibilitas diskriminatif

a. daya untuk mengenal bentuk/ukuran.

b. daya untuk mengenal /mengetahui berat sesuatu benda dsb.

Page 4: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPenilaian bahasa dapat dilakukan dengan cara meminta pasien menyebutkan benda yang ada di ruangan dari ukuran terbesar hingga terkecil

Tujuan pemeriksaan sensorik

a. Menetapkan adanya gangguan sensorik.

b. Mengetahui modalitasnya.

c. Menetapkan polanya.

d. Menyimpulkan jenis dan lokasi lesi yang mendasari gangguan sensorik yang akhirnya

dinilai bersama sama dengan pemeriksaan motorik , kesadaran dll.

Tahap Pemeriksaan Sensibilitas eksteroseptif atau protopatik.

a. Test untuk rasa raba halus.

Alat pemeriksa : kapas.

Cara pemeriksaan:

- Permukaan diraba dengan ujung – ujung kapas tersebut.

- Dari atas ke bawah/ sebaliknya.

- Dibandingkan kanan dan kiri.

Yang perlu diingat:

- Daerah lateral kurang peka dari medial.

Page 5: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPenilaian bahasa dapat dilakukan dengan cara meminta pasien menyebutkan benda yang ada di ruangan dari ukuran terbesar hingga terkecil

- Ada daerah-daerah erotogenik : leher, sekitar mammae, genetalia.

b. Test untuk rasa nyeri superficial.

Alat pemeriksa : jarum bundel

Cara pemeriksaan :

jarum diletakkan tegak lurus dan sentuhkan pada lokasi yang akan diperiksa.

Test untuk mengetahui lokalisasi rasa nyeri :

Tindakan untuk mengetahui adanya kelainan di daerah tulang belakang servikal.

- Distraksi servikal.

- Kompresi servikal : tindakan Lhermitte.

- Tindakan valsava.

- Test menelan.

Page 6: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPenilaian bahasa dapat dilakukan dengan cara meminta pasien menyebutkan benda yang ada di ruangan dari ukuran terbesar hingga terkecil

Tindakan dari Tinel

Untuk mengetahui tanda kesemuten akibat lesi susunan saraf perifer.

Cara Pemeriksaan : Dengan melakukan penekanan pada saraf perifer

- Bila hasil ya: timbul rasa nyeri ini berarti terjadi lesi irritatif.

- Bila hasil nya timbul kesemuten ini berarti adanya regenerasi saraf perifer.

c. Test untuk rasa suhu.

Alat pemeriksa :

- Botol/tabung berisi air panas : suhu 40-45 derajat celcius.

- Botol/tabung berisi air dingin : suhu 10-15 derajat celcius.

Cara pemeriksaan :

- Botol botol tersebut harus kering betul.

- Bagian tubuh yang tertutup pakaian lebih sensitif dari bagian tubuh yang terbuka.

Tahap Pemeriksaan Sensibilitas Proprioseptif

a. Test untuk rasa sikap.

Alat pemeriksa : bagian tubuh pasien sendiri.

Cara pemeriksaan :

- Tempatkan salah satu lengan/tungkai pasien pada suatu posisi tertentu, kemudian

suruh pasien untuk menghalangi pada lengan dan tungkai.

- Perintahkan untuk menyentuh dengan ujung ujung telunjuk kanan, ujung jari

kelingking kiri dsb.

Page 7: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPenilaian bahasa dapat dilakukan dengan cara meminta pasien menyebutkan benda yang ada di ruangan dari ukuran terbesar hingga terkecil

b. Test untuk rasa gerak/posisi sendi.

Alat pemeriksan : sendi sendi/jari jari tangan kaki pasien

Cara pemeriksaan:

- Pegang ujung jari jempol kaki pasien dengan jari telunjuk dan jempol jari tangan

pemeriksa dan gerakkan keatas kebawah maupun kesamping kanan dan kiri

- Pasien diminta untuk menjawab posisi ibu jari jempol nya berada

diatas atau dibawah atau disamping kanan /kiri.

c. Test untuk rasa getar.

Alat pemeriksa : garpu tala

Cara pemeriksaan:

- Garpu tala digetarkan dulu/diketuk pada meja atau benda keras lalu letakkan

diatas ujung ibu jari kaki pasien

- Minta pasien menjawab untuk merasakan ada getaran atau tidak dari garputala

tersebut.

Page 8: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPenilaian bahasa dapat dilakukan dengan cara meminta pasien menyebutkan benda yang ada di ruangan dari ukuran terbesar hingga terkecil

Tahap Pemeriksaan Sensibilitas Diskriminatif :

Test untuk membedakan bentuk dan berat benda.

Alat pemeriksa : kunci, mata uang logam, kancing , jarum bundel.

Cara pemeriksaan :

a. Rasa stereognosis.

Dengan mata tertutup pasien diminta untuk mengenal benda – benda yang

disodorkan kepadanya.

b. Rasa Gramestesia.

Untuk mengenal angka, aksara, bentuk yang digoreskan diatas kulit pasien,

misalnya ditelapak tangan pasien.

c. Rasa Barognosia.

Untuk mengenal berat suatu benda.

d. Rasa topognosia.

Untuk mengenal tempat pada tubuhnya yang disentuh pasien.

Nomenklatur untuk pemeriksaan sensorik.

a. Rasa eksteroseptif.

– Hilangnya rasa raba : ANESTESIA.

– Berkurangnya rasa raba : HIPESTESIA.

– Berlebihnya rasa raba : HIPERTESIA.

b. Rasa Nyeri.

– Hilangnya rasa nyeri : ANALGESIA.

Page 9: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewPenilaian bahasa dapat dilakukan dengan cara meminta pasien menyebutkan benda yang ada di ruangan dari ukuran terbesar hingga terkecil

– Berkurangnya rasa nyeri : HIPALGESIA.

– Berlebihnya rasa nyeri : HIPERGESIA.

c. Rasa suhu.

– Hilangnya rasa suhu : THERMOANESTHESIA.

– Berkurangnya rasa suhu : THERMOHIPESTHESIA.

– Berlebihnya rasa suhu : THERMOHIPERESTHESIA.

d. Rasa abnormal dipermukaan tubuh.

– kesemuten : PARESTHESIA.

– nyeri panas dingin yang tidak keruan : DISESTHESIA

e. Rasa Propioseptif = Rasa Raba Dalam.

a. rasa gerak : KINESTHESIA.

b. rasa sikap : STATESTESIA.

c. rasa getar : PALESTHESIA.

d. rasa tekan : BARESTHESIA.

f. Rasa DISKRIMINATIF

Mengenal bentuk dan ukuran sesuatu dengan jalan perabaan.

a. STEREOGNOSIS.

– Mengenal dan mengetahui berat sesuatu : BAROGNOSIS.

– Mengenal tempat yang diraba : TOPESTESIA, TOPOGNOSIS.

– Mengenal angka, aksara,bentuk yang digoreskan di atas kulit

7. GRAMESTESIA.– Mengenal diskriminasi 2 titik : DISKRIMINASI SPASIAL.– Mengenal setiap titik dan daerah tubuh sendiri : AUTOTOPOGNOSIS.