gulagulamanisku.files.wordpress.com  · web viewmakalah ini telah saya susun secara maksimal dan...

29
MAKALAH ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN TEXTILE AND CONVECTION SHOPPING CENTER SEBAGAI UPAYA MENGURANGI JUMLAH PENGANGGURAN DAN MENGOPTIMALKAN POTENSI LOKAL KABUPATEN PEMALANG Disusun Oleh: Kurniasih NIM. 7111414028 Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Evaluasi Proyek Dosen Pengampu: Yozy Aulia Rahman, S.E. M.Sc. JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN i

Upload: others

Post on 11-Oct-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: gulagulamanisku.files.wordpress.com  · Web viewMakalah ini telah saya susun secara maksimal dan dengan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan

MAKALAH

ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN TEXTILE AND CONVECTION SHOPPING CENTER SEBAGAI UPAYA MENGURANGI

JUMLAH PENGANGGURAN DAN MENGOPTIMALKAN POTENSI LOKAL KABUPATEN PEMALANG

Disusun Oleh:

Kurniasih

NIM. 7111414028

Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Evaluasi Proyek

Dosen Pengampu: Yozy Aulia Rahman, S.E. M.Sc.

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNANFAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2017

i

Page 2: gulagulamanisku.files.wordpress.com  · Web viewMakalah ini telah saya susun secara maksimal dan dengan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Panyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga saya dapat

menyelesaikan makalah matakuliah Evaluasi Proyek dengan judul “Analisis

Kelayakan Pembangunan Textile and Convection Shopping Center sebagai

Upaya Mengurangi Jumlah Pengangguran dan Mengoptimalkan Potensi

Lokal Kabupaten Pemalang”.

Makalah ini telah saya susun secara maksimal dan dengan mendapatkan

bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah

ini. Untuk itu pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih

kepada Bapak Yozy Aulia Rahman, S.E. M.Sc. selaku dosen matakuliah Evaluasi

Proyek.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak

kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena

itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca

agar saya dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat

maupun inpirasi terhadap pembaca.

   

                                                                                  Semarang,  5 Mei 2017

   

                                                                                    Penyusun

ii

Page 3: gulagulamanisku.files.wordpress.com  · Web viewMakalah ini telah saya susun secara maksimal dan dengan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan

DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................................. i

Kata Pengantar.................................................................................................. ii

Daftar Isi........................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang...................................................................................... 1

1.2. Rumusan Pembangunan........................................................................ 5

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 7

2.1. Deskripsi Program................................................................................ 7

2.2. Analisis Manfaat.................................................................................. 10

2.3. Analsis Biaya........................................................................................ 13

BAB III Kesimpulan......................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 18

iii

Page 4: gulagulamanisku.files.wordpress.com  · Web viewMakalah ini telah saya susun secara maksimal dan dengan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu tujuan pembangunan ekonomi.

Melalui pertumbuhan ekonomi yang digambarkan dengan meningkatnya

Produk Domestik Bruto, suatu daerah dianggap sudah lebih baik dari tahun

sebelumnya. Pembangunan juga merupakan alat yang digunakan untuk

mencapai tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu

indikator untuk menilai keberhasilan pembangunan dari suatu negara (Mirza,

2012). Dalam konteks dan ruang lingkup yang kecil, setiap daerah akan

berusaha untuk mendorong kenaikan PDRB dengan mengoptimalkan segala

potensi yang dimilki.

Kabupaten Pemalang merupakan salah satu kabupaten yang ada di Jawa

Tengah yang memilki tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup baik.

Berdasarkan Gambar 1.1, dari tujuh kabupaten dan kota yang termasuk dalam

karisidenan Pekalongan, PDRB Kabupaten Pemalang menempati posisi

ketiga tertinggi setelah Kabupaten Batang dan Kabupaten Pekalongan.

Jumlah PDRB Kabupaten Pemalang dari tahun ketahun juga mengalami

peningkatan, tercatat pada tahun 2012, PDRB Kabupaten Pemalang sebesar

12.477.235,25 juta rupiah dan meningkat menjadi 14.664.608, 72 juta rupiah

pada tahun 2015. Semakin meningkatnya jumlah PDRB Kabupaten Pemalang

memberikan gambaran bahwa perekonomian mengalami pertumbuhan yang

positif.

1

Page 5: gulagulamanisku.files.wordpress.com  · Web viewMakalah ini telah saya susun secara maksimal dan dengan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan

Gambar 1.1 PDRB ADHK Kabupaten/Kota Kariseidenan Pekalongan Tahun

2012-2015

0.00

5,000,000.00

10,000,000.00

15,000,000.00

20,000,000.00

25,000,000.00

30,000,000.00

Batang Pekalongan Pemalang Tegal BrebesKota Pekalongan Kota Tegal

2012 2013 2014 2015

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Pemalang

Meskipun terjadi peningkatan PDRB yang signifikan setiap tahunnya,

permasalahan-permasalahan ekonomi seperti pengangguran dan kemiskinan

masih menghantui Kabupaten Pemalang. Berdasarkan Tabel 1.1 dapat kita lihat

bahwa jumlah pengangguran di Kabupaten Pemalang masih tergolong tinggi.

Pada tahun 2012 jumlah pengangguran yang ada di Kabupaten Pemalang

mencapai 4.82 persen atau 29.539 jiwa dan meningkat menjadi 6,55 persen

atau sebanyak 38.842 jiwa pada tahun 2015. Hal ini menunjukkan bahwa

peningkatan jumlah PDRB tidak diikuti dengan menurunnya jumlah

pengangguran.

Pada dasarnya tujuan pembangunan ekonomi tidak hanya difokuskan pada

output yang meningkat yang ditandai dengan meningkatnya PDRB. Lebih jauh

dari itu, pembangunan ekonomi adalah usaha pemerataan pendapatan dan

kesejahteraan melalui pendidikan, kesehatan serta usaha untuk mengurangi

tingkat kemiskinan dengan menekan jumlah pengangguran. Sehingga

pembangunan ekonomi tidak hanya berporos pada pertumbuhan pendapatan

yang menciptakan kapitalisme. Model pembangunan ekonomi yang merujuk

2

Page 6: gulagulamanisku.files.wordpress.com  · Web viewMakalah ini telah saya susun secara maksimal dan dengan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan

pada kapitalisme pada kenyataannya tidak mampu menciptakan banyak

peluang kerja terencana, justru berbuah pengangguran dan pekerja tidak

produktif (Pitoyo, 2007). Orientasi pertumbuhan dalam proses pembangunan

ekonomi juga sering diikuti oleh distribusi pendapatan yang semakin

memburuk (Suharto, 2001). Pendekatan pembangunan yang sangat

menekankan pada pertumbuhan ekonomi makro juga cenderung mengabaikan

terjadinya kesenjangan-kesenjangan pembangunan antar wilayah yang cukup

besar (Baransano, 2011).

Tabel 1.1 Penduduk Berumur 15+ Menurut Kegiatan Terbanyak Kab.

Pemalang 2010-2013

Kegiatan 2010 2011 2012 2013Penduduk 15+ 893,647 899,234 895,565 887,805

Angkatan Kerja 581,757 631,743 612,211 593,205Bekerja 515,127 591,728 582,672 554,363Pengangguran 66,630 40,015 29,539 38,842

Bukan Angkatan Kerja 311,890 267,491 283,354 294,600Sekolah 66,342 61,690 48,425 62,146Mengurus Ruta 174,448 154,556 186,562 178,106Lainnya 71,100 51,245 48,367 54,348

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

65.1 70.25 68.36 66.82

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

11.45 6.33 4.82 6.55

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Pemalang

Meningkatnya jumlah pengangguran yang ada di Kabupaten Pemalang

juga nyatanya dibarengi dengan jumlah penduduk miskin yang tinggi.

Sebagai daerah yang memiliki pertumbuhan PDRB yang cukup baik,

peringkat ketiga di Karesidenan Pekalongan, harusnya dapat membuat

penduduk miskin di Kabupaten Pemalang menjadi lebih sedikit. Dari Gambar

1.2 kita dapat melihat bahwa jumlah pendduk miskin yang ada di Kabupaten

Pemalang justru menempati peringkat kedua setelah Kabupaten Brebes.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa peningkatan PDRB yang ada tidak dapat

mengurangi jumlah penduduk miskin. Banyak hall yang menyebabkan

3

Page 7: gulagulamanisku.files.wordpress.com  · Web viewMakalah ini telah saya susun secara maksimal dan dengan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan

permasalah ini. Salah satunya adalah terjadinya kesenjangan pendapatan

dimana pendapatan atau laba hanya dinikmati oleh segelintir orang saja.

Gambar 1.2 Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten/Kota Karisidenan

Pekalongan Tahun 2013—2015

Batan

g

Pekalo

ngan

Pemala

ngTeg

al

Brebe

s

Kota

Pekalo

ngan

Kota

Tegal

0

50000

100000

150000

200000

250000

300000

350000

400000

201320142015

Sumber: Kabupaten Pemalang dalam Angka 2016

Salah satu cara untuk mengurangi jumlah pengangguran adalah dengan

memanfaatkan potensi lokal secara optimal. Salah satu potenti lokal yang

dimiliki oleh Kabupaten Pemalang adalah di sektor industri tekstil dan

konveksi. Pemalang memiliki berbagai ritel yang tersebar yang menjual

bahan kain dan konfeksi dimana pengunjungnya banyak berdatangan dari

luar kota bahkan juga luar provinsi. Berbagai ritel tekstil dan konveksipun

tersebar di seluruh kecamatan di kabupaten Pemalang, dari Comal, Petarukan,

Ulujami, Pemalang dan lain-lain. Industri tekstil dan konveksi yanga ada di

Kabupaten Pemalang terkenal dengan produksi bahan kemeja, jeans, jaket

dan lain –lain.

Pemalang memiliki berbagai UMKM konveksi dan produksi tekstil yang

sudah dikenal masyarakat luas di dalam kota hingga luar kota juga. Industri

tenun yang ada di Kecamatan Taman bahkan sudah menembus pasar

internasional. Tak sedikit dari mereka dengan sengaja datang untuk mencari

4

Page 8: gulagulamanisku.files.wordpress.com  · Web viewMakalah ini telah saya susun secara maksimal dan dengan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan

tekstil atau bahan untuk memenuhi kebutuhan produksi pakaian pribadi

maupun industri.

Sebagai salah satu kabupaten yang yang dilalui berbagai kendaraan dari

selatan seperti Purwokerto, Purbalingga, Kebumen yang menuju ke arah

Jakarta ataupun Semarang, atau bahkan wisatawan dari Semarang, Solo, atau

Salatiga yang sedang melakukan perjalanan ke arah Jakarta, Kabupaten

Pemalang hendaknya dapat memanfaatkan peluang untuk mengenalkan

potensi lokal yang ada dan mengatasi permasalahan pengangguran dan

kemiskinan yang menjadi permasalahan yang urgent.

Adapun rencana proyek yang penulis usulkan pada makalah ini adalah

dibuatnya suatu gedung perbelanjaan tekstil dan konveksi atau “Textile and

Convection Shooping Center”. Textile and Convection Shooping Center yaitu

suatu landmark Kabupaten Pemalang yang berisi perkumpulan penjual bahan

kain ataupun tekstil dan konfeksi di dalam satu bangunan atau kawasan yang

dapat memberikan kemudahan bagi para wisatawan dalam mengeksplor

bahan kain atau tekstil dan konveksi khas Kabupaten Pemalang. Dengan

adanya Textile and Convection Shooping Center ini. Diharapkan dapat

mendukung pertumbuhan ekonomi makro Kabupaten Pemalang,

mengakomodasi para penjual tekstil yang ada, dan mengurangi tingkat

pengangguran dan kemiskinan yang ada di Kabupaten Pemalang.

1.2. Tujuan Pembangunan Textile and Convection Shooping Center

Berdasarkan permasalahan yang di hadapi Kabupaten Pemalang terkait

pengangguran, kemiskinan dan kurang optimalnya pemanfaatna potensi lokal

yang ada khusunya potensi industri tekstil dan konveksi maka tujuan umum

dibuatnya Textile and Convection Shooping Center ini adalah:

a. Menjadi sarana penampung dan pengakomodasi segala keperluan

perkumpulan para pedagang tekstil dan konveksi yang ada di

Kabupaten Pemalang dalam bentuk penyediaan tempat untuk

berjualan dan atau sekedar memamerkan dagangannya.

5

Page 9: gulagulamanisku.files.wordpress.com  · Web viewMakalah ini telah saya susun secara maksimal dan dengan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan

b. Sebagai pusat perbelanjaan yang dapat menyerap banyak tenaga

kerja, meningkatkan perekonomian dan juga sebagai daya tarik

wisata belanja khas Kabupaten Pemalang

Secara garis besar tujuan dibuatnya Textile and Convection Shooping

Center ada dua yaitu untuk pemilik industri tekstil dan konveksi itu sendiri

dan masyarakat umum yang akan mendapatkan multiplier effect dari adanya

pembangunan Textile and Convection Shooping Center melalui penyerapan

tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi. Untuk lebih jelasnya mengenai

manfaat yang dapat diperoleh selain dua tujuan umum tersebut akan

dijelaskan pada bab berikutnya.

6

Page 10: gulagulamanisku.files.wordpress.com  · Web viewMakalah ini telah saya susun secara maksimal dan dengan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Deskripsi Program

Textile and Convection Shooping Center merupakan gedung perbelanjaan

yang berbentuk fasilitas umum yang dikelola oleh pemerintah yang

difungsikan sebagai sarana pelayanan juga sebagai distribusi perekonomian.

Textile and Convection Shooping Center merupakan salah satu bentuk

implementasi visi Bupati Pemalang yaitu “Terwujudnya Pemalang Hebat

yang Berdaulat, Berjatidiri, Mandiri dan Sejahtera” dan misi ke empat yaitu

“Mewujudkan sarana dan prasarana dasar yang merata untuk mmperkuat

sentra-sentra produksi berbasis kewilayahan sesuai dengan karakteristik dan

potensi daerah”. Adapun deskripsi singkat program (Textile and Convection

Shooping Center) adalah:

a. Biaya

Textile and Convection Shooping Center akan menghabiskan biaya

yang di ambil melalui APBD Kabupaten Pemalang sebesar Rp.

65.650.000.000,00 (enam puluh lima milyar). Biaya yang dimaksud

merupakan biaya perencanaan, bangunan fisik, pengelolaan kegiatan

dan konsultan pengawas.

b. Program Ruang

Pusat perbelanjaan ini akan dibangun berupa suatu massa bangunan

yang memiliki 2 lantai, masing-masing ruang/lantai berbeda fungsi

dan kebutuhan. Dengan luas lahan ±14.000 m2 dan total luas lantai

bangunan ± 17.110 m2.

c. Rencana Sirkulasi

Untuk Pengunjung/Pengelola/Staf, terdapat dua akses dari belakang

berupa pintu masuk dan keluar dengan ramp. Kemudian ada 10

(sepuluh) akses keluar dan masuk.

7

Page 11: gulagulamanisku.files.wordpress.com  · Web viewMakalah ini telah saya susun secara maksimal dan dengan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan

d. Arsitektur dan Massa Bangunan

Pusat perbelanjaan ini didesign dengan bangunan utama berbentuk

massa bangunan yang merupakan pengembangan segi empat

mengikuti bentuk site plan yang tersedia. Langgam arsitektur

kontekstual terhadap bangunan sekitar, bentuk modern minimalis.

e. Struktur Bangunan

Jumlah Lantai : 1 massa bangunan dengan 2 lantai

Bahan Struktur : Baja Tulangan U-32 untuk Ø > 12 mm, U-

24 untuk Ø < 12 mm, Beton K-225.

Struktur Bawah : Pondasi Footplat, Minipile.

Struktur Atap : Baja konvensional pipa, dengan penutup

atap selulose bitumen.

f. Pekerjaan Fisik

Total Kios Lantai 1 : 92 unit

Total Kios Lantai 2 : 120 unit

Kantor Pengelolaan Pasar dan fasilitasnya;

Ruang serbaguna;

Pos keamanan, CCTV, Ruang menyusui, dan Pos Tera

(UTTP);

Tempat ibadah;

Drainase, toiliet / MCK, TPS;

Gudang stok barang;

Area bongkar muat, Ruang Terbuka Hijau, Sistem Informasi

Pasar, Papan Pengumuman;

Instalasi air bersih dan jaringan listrik, Hydran dan alat

pemadan kebakaran;

Akses jalan lingkungan pasar;

Sub Terminal, Tempat Parkir Kendaraan Roda 2 dan Roda 4;

dan

Fasilitas lainnya berupa Generator /Genset, dan Eskalator.

8

Page 12: gulagulamanisku.files.wordpress.com  · Web viewMakalah ini telah saya susun secara maksimal dan dengan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan

g. Gambar Desain Perencanaan Textile and Convection Shooping

Center

Gambar 2.1. Desain Textile and Convection Shooping Center

Tampak Depan

Gambar 2.2 Desain Textile and Convection Shooping Center

Tampak Samping

9

Page 13: gulagulamanisku.files.wordpress.com  · Web viewMakalah ini telah saya susun secara maksimal dan dengan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan

Gambar 2.3 Desain Textile and Convection Shooping Center

Tampak Latar

Sumber: Proposal Pembangunan Los/Interior Pasar Batang Kabupaten Batang

(

http://dak.kemendag.go.id/asset/uploadproposal/3/41/2/2016/130/PROPOSA

L%20PS%20BATANG.pdf)

2.2. Analisis Manfaat

Analisis manfaat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk

pemerintah maupun pihak yang terkait dalam pembangunan suatu proyek.

Analisis manfaat pembangunan gedung perbelanjaan sebagai fasilitas publik

ini digunakan sebagai evaluasi awal apakah proyek yang hendak dilaksanakan

memiliki manfaat untuk masyarakat umum atau hanya untuk kepentingan

segelintir orang semata. Adapun analisis yang dikaji dalam makalah ini dapat

dilihat pada Gambar 2.4.

10

Page 14: gulagulamanisku.files.wordpress.com  · Web viewMakalah ini telah saya susun secara maksimal dan dengan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan

Gambar 2.4. Analisis Manfaat Proyek Pembangaunan Gedung

Perbelanjaan

11

Tangibel Benefit Intangibel Benefit

Indirerect Benefit

* Meningkatnya omset penjualan

* Sebagai sarana wisata belanja

* Wadah bertemunya pembeli, penjual maupun pemilik industri tekstil dan konveksi secara terpusat

*Distribusi barang produk industri tekstil dan konveski menjadi lebih mudah (biaya bisa lebih murah)

*Sebagai sarana promosi usaha industri

*Terserapnya jumlah tenaga kerja

*Peluang adanya usaha kuliner dan makanan

*Peluang usaha transportasi seperti ojek, angkutan umum dan becak

*Perbaikan lingkungan hidup

*Sebagai wadah untuk mengoptimalkan potensil daerah

*Meningkatkan pertumbuhan ekonomi

Benefit

Direct Benefit

Page 15: gulagulamanisku.files.wordpress.com  · Web viewMakalah ini telah saya susun secara maksimal dan dengan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan

Manfaat yang dapat diperoleh dari adanya pembangunan Textile and

Convection Shooping Center ini dibagi menjadi dua yaitu manfaat yang

terlihat secara nyata (tangibel benefit) yang terdiri dari direct benefit dan

indirect benefit dan manfaat yang tidak dapat dilihat secara nyata (intangible

benefit). Adapun manfaat yang dapat dilihat secara nyata yaitu:

a. Direct benefit

Dengan adanya Textile and Convection Shooping Center diharapkan

mampu:

1. Meningkatkan omset penjualan yang diterima oleh setiap pemilik

industri tekstil dan konveksi yang ada di Kabupaten Pemalang.

Dengan adanya gedung perbelanjaan ini para pembeli ataupun

wisatawan tidak perlu jauh-jauh mendatangi tempat penjualan

yang lokasinya jauh dari kota karena Textile and Convection

Shooping Center di bangun ditempat yang strategis yang mudah

di akses.

2. Dijadikan sebagai sarana wisata belanja seperti Pasar Sukowati

yang ada di Pulau Bali dan Maliboro yang ada di Jogjakarta.

Dengan demikian, selain sebagai pasar yang menjual berbagai

macam hasil industri tekstil dan konveksi, Textile and Convection

Shooping Center ini juga dapat dijadikan sasaran atau tujuan

wisata.

3. Distribusi barang produk industri tekstik dan konveksi menjadi

lebih mudah dan biaya yang dikeluarkan menjadi lebih murah.

Semakin murah dan sedikit biaya yang dikeluarkan maka laba

atau keuantungan yang didapat akan menajdi lebih tinggi.

4. Dijadikan sebagai sarana promosi usaha industri. Melalui Textile

and Convection Shooping Center ini setiap pemilik industri tekstil

dan konveksi dapat mepromosikan secara langsung barang

produksinya ke pengunjung yang dapatng ke Textile and

Convection Shooping Center.

12

Page 16: gulagulamanisku.files.wordpress.com  · Web viewMakalah ini telah saya susun secara maksimal dan dengan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan

b. Indirect Benefit

Manfaat tidak langsung yang dapat didapat dari adanya Textile and

Convection Shooping Center adalah

1. Terserapnya tenaga kerja yang ada dipasar tenaga kerja yang akan

mengurangi jumlah pengangguran. Semakin banyak tenaga kerja

yang terserap di Kabupaten Pemalang, maka jumlah

pengangguran semakin menurun dan tingkat menjadi lebih

rendah.

2. Adanya peluang usaha kuliner maupun makanan yang dapat

digunakan oleh msayarakat sekitar untuk memenuhi kebutuhan

konsumsi para pekerja yang ada di Textile and Convection

Shooping Center

3. Adanya peluang usaha transportasi seperti ojek, angkutan umum

maupun atransportasi tradisinal seperti becak.

Sedangkan manfaat yang tidak dapat dilihat secara nyata adalah:

a. Adanya perbaikan lingkungan hidup. Melalui Textile and Convection

Shooping Center semua toko atau tempat penjualan yang memencar

menjadi terpusat disatu titik sehingga tata letak kota menjadi lebih

rapi dan terencana.

b. Sebagai wadah mengoptimalkan potensi daerah khususnya di sektor

industri tekstil dan konveksi.

c. Dengan adanya keuntungan atau manfaat secara langsung dan tidak

langsung yang di dapat, maka secara tidak terasa pertumbuhan

ekonomi akan meningkat.

2.3. Analisis Biaya

Analisis biaya yang digunakan dalam program pembangunan gedung

perbelanjaan Textile and Convection Shooping Center ini dibagi menjadi dua

yaitu biaya langsung (direct cost) dna biaya tidak langsung (indirect cost).

13

Page 17: gulagulamanisku.files.wordpress.com  · Web viewMakalah ini telah saya susun secara maksimal dan dengan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan

a. Biaya Langsung

Sebelum melakukan pembangunan Textile and Convection

Shooping Center, baiaya yang dikeluarkan secara langsung adalah

biaya dalam pembebasan lahan. Luas lahan yang digunakan dalam

pembangunan gedung perbelanjaan ini ± 14.000 m2. Selain biaya

pembebasan lahan, biaya tenaga kerja atau upah buruh juga perlu

diperhatiakan. Biasanya upah buruh dibayar oleh pemenang tender

saat proyek dilelang sehingga pemerintah tidak secara langsung

menggaji buruh. Namun perlu diperhatikan pada saat proses

pelelangan proyek agar biaya yang dikeluarkan tidak membengkak

dan dipastikan juga bahwa pemenang tender proyek merupakan pihak

yang dapat dipercaya dalam pembangunan gedung perbelanjaan ini

agar keawetan bagunan dapat di pertanggungjawabkan.

b. Biaya tidak langsung

Biaya tidak langsung yang di keluarkan dalam proyek Textile and

Convection Shooping Center ini antara lain:

1. Overhead proyek di kantor dan di lapangan

Dalam biaya overhead proyek pada pembuatan Textile and

Convection Shooping Center ini terdiri dari biaya yang

dikelurakan untuk menunjang proses pembangunan proyek

misalnya pembuatan gudang yang digunakan sebagai

penyimpanan bahan baku proyek, kantor atau rumah tinggal para

buruh, penerangan apabila proyek tetap dilakukan pada saat

malah hari, pagar untuk melindungi proyek, transportasi untuk

segala pengangkutan bahan baku, serta biaya dalam proses

perencanaan sepeti ijin bangunan, pajak, foto dan gambar sketsa

proyek, rapat-rapat yang digunakan untuk rencana maupun

evaluasi proses pembuatan proyek hingga peralatan kecil yang

umumnya terbuang setelah proyek selesai.

14

Page 18: gulagulamanisku.files.wordpress.com  · Web viewMakalah ini telah saya susun secara maksimal dan dengan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan

2. Biaya tak terduga/contigencies

Biaya tak terduga adalah salah satu biaya tak langsung,

yaitu biaya untuk kejadian-kejadian yang mungkin terjadi atau

mungkin tidak. Biaya tak terduga ini biasanya di anggarkan 0,5-5

persen dari biaya total proyek. Biaya tak terduga ini biasanya

digunakan dalam mengantisipasi kejadian-kejadian yan tidak

diinginkan misalnya banjir, longsor, dan sebagainya.

Apabila di jumlahkan maka biaya yang dikeluarkan dalam pembangunan

Textile and Convection Shooping Center ini meliputi perencanaan, biaya

dalam pembangunan fisik, biaya pengelolaan kegiatan dan biaya yang

dikeluarkan untuk konsultan pengawas. Adapun rincian biayanya adalah:

Perencanaan Rp. 50.000.000,00

Bangunan fisik Rp. 64.825.000.000,00

Pengelolaan kegiatan Rp. 75.000.000,00

Konsultas Pengawas Rp. 50.000.000,00

Total Perkiraan Biaya Rp. 65.000.000.000,00

Biaya tak terduga (1%) Rp. 650.000.000,00

Biaya Total Proyek Rp. 65.650.000.000,00

15

Page 19: gulagulamanisku.files.wordpress.com  · Web viewMakalah ini telah saya susun secara maksimal dan dengan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan

BAB III

KESIMPULAN

Kabupaten Pemalang merupakan salah satu kabupaten yang terletak di

karisidenan Pekalongan yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup

baik. Dari enam kabupaten dan kota yang ada di karisidenan Pekalongan,

Kabupaten Pemalang memilki pertumbuhan ekonomi tertinggi ketiga.

Namun, tingginya pertumbuhan ekonomi tidak dibarengi dengan jumlah

pengangguran dan kemiskinan yang rendah. Faktanya, jumlah kemiskinan

yang ada di Kabupaten Pemalang menempati peringkat kedua setelah

Kabupaten Brebes. Hal ini disebabkan karena jumlah pengangguran yang ada

juga tergolong tinggi. Untuk mengoptimalkan potensi daerah khususnya pada

industri tekstil dan konveksi maka perlu dibangun suatu gedung perbelanjaan

atau Textile and Convection Shooping Center yangdapat menyerap banyak

tenaga kerja serta manfaat ekonomi yang positif. Adapun tujuan dibuatnya

Textile and Convection Shooping Center ini adalah:

a. Menjadi sarana penampung dan pengakomodasi segala keperluan

perkumpulan para pedagang tekstil dan konveksi yang ada di

Kabupaten Pemalang dalam bentuk penyediaan tempat untuk

berjualan dan atau sekedar memamerkan dagangannya.

b. Sebagai pusat perbelanjaan yang dapat menyerap banyak tenaga

kerja, meningkatkan perekonomian dan juga sebagai daya tarik

wisata belanja khas Kabupaten Pemalang

Selain tujuan yang dimaksud beberapa hal yang perlu dipertimbangakan

dalam proyek Textile and Convection Shooping Center ini adalah adanya

analisis biaya dan manfaat. Manfaat yang diperoleh dari dibangunnya Textile

and Convection Shooping Center meliputi tangibel benefit (direct and

indirect benefit) dan intangibel benefit. Manfaat langsung adanya

pembangunan gedung perbelanjaan ini adalah meningkatnya omset penjualan;

sebagai sarana wisata belanja; wadah bertemunya pembeli, penjual maupun

16

Page 20: gulagulamanisku.files.wordpress.com  · Web viewMakalah ini telah saya susun secara maksimal dan dengan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan

pemilik industri tekstil dan konveksi secara terpusat; distribusi barang produk

industri tekstil dan konveski menjadi lebih mudah (biaya bisa lebih murah)

dan sebagai sarana promosi usaha industri. Sedangkan manfaat tidak

langsung yang didapatkan antara lain adalah terserapnya jumlah tenaga kerja,

peluang adanya usaha kuliner dan makanan, peluang usaha transportasi

seperti ojek, angkutan umum dan becak.

Manfaat lainnya yang tidak dapat dilihat nyata dari adanya pembangunan

gedung perbelanjaan ini namun dari waktu ke waktu akan memiliki dampak

yang positif antara lain adanya perbaikan lingkungan hidup, sebagai wadah

untuk mengoptimalkan potensil daerah, dan meningkatkan pertumbuhan

ekonomi Kabupaten Pemalang.

Dari analisis biaya yang telah dilakukan yang dirinci dari baiya langsung,

biaya tidak langsung hingga biaya tidak terduga, total biaya yang dikeluarkan

untuk menjalankan proyek ini adalah sebesar Rp.65.650.000.000,00 yang

diambil dari APBD Kabupaten Pemalang.

17

Page 21: gulagulamanisku.files.wordpress.com  · Web viewMakalah ini telah saya susun secara maksimal dan dengan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan

DAFTAR PUSTAKA

Baransano, M.A., 2011. Analisis Disparitas Pembangunan Wilayah di Provinsi

Papua Barat. Bogor: Insitut Pertanian Bogor.

Mirza, D.S., 2012. Pengaruh Kemiskinan, Pertumbuhan Ekonomi, dan Belanja

Modal Terhdap Indeks Pembangunan Manusia di Jawa Tengah Tahun 2006-

2009. Economics Development Analysis Journal.

Pitoyo, A.J., 2007. Dinamika Sektor Informal di Indonesia Prospek,

Perkembangan, dan Kedudukannya dalam Sistem Ekonomi Makro. Jurnal

Kependudukan dan Kebijakan.

Suharto, 2001. Distribusi Pendapatan dalam Pembangunan. Jurnal Ekonomi

Pembangunan.

http://dak.kemendag.go.id/asset/uploadproposal/3/41/2/2016/130/PROPOSAL

%20PS%20BATANG.pdf

18