herlinarumanta.files.wordpress.com · web viewmakalah kebudayaan jawa tengah aplikasi komputer dan...

44
MAKALAH KEBUDAYAAN JAWA TENGAH APLIKASI KOMPUTER DAN BISNIS DI SUSUN OLEH : Herlina (1202016065) Manajemen Sore Semester III FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Upload: others

Post on 08-Dec-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: herlinarumanta.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH KEBUDAYAAN JAWA TENGAH APLIKASI KOMPUTER DAN BISNIS DI SUSUN OLEH : Herlina (1202016065) Manajemen Sore Semester III FAKULTAS

MAKALAH KEBUDAYAAN JAWA TENGAH

APLIKASI KOMPUTER DAN BISNIS

DI SUSUN OLEH

Herlina (1202016065)

Manajemen Sore Semester III

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

UNIVERSITAS YARSI

JAKARTA 2018

KATA PENGANTAR

Seiring dengan kemajuan jaman tradisi dan kebudayaan daerah yang pada awalnya

dipegang teguh di pelihara dan dijaga keberadaannya oleh setiap suku kini sudah hampir

punah Pada umumnya masyarakat merasa gengsi dan malu apabila masih mempertahankan

dan menggunakan budaya lokal atau budaya daerah Kebanyakan masyarakat memilih

untuk menampilkan dan menggunakan kesenian dan budaya modern daripada budaya yang

berasal dari daerahnya sendiri yang sesungguhnya justru budaya daerah atau budaya

lokallah yang sangat sesuai dengan kepribadian bangsanyaMereka lebih memilih dan

berpindah ke budaya asing yang belum tetntu sesuai dengan keperibadian bangsa bahkan

masyarakat lebih merasa bangga terhadap budaya asing daripada budaya yang berasal dari

daerahnya sendiri

Tanpa mereka sadari bahwa budaya daerah merupakan faktor utama terbentuknya

kebudayaan nasional dan kebudayaan daerah yang mereka miliki merupakan sebuah

kekayaan bangsa yang sangat bernilai tinggi dan perlu dijaga kelestarian dan keberadaanya

oleh setiap individu di masyarakat Besar harapan saya semoga dengan dibuatnya makalah

yang berjudul Budaya Jawa Tengah yang didalamnya membahas tentang kebudayaan yang

berasal dari daerah Jawa tengah ini menjadi salah satu sarana agar masyarakat menyadari

betapa berharganya sebuah kebudayaan bagi suatu bangsa

Jakarta 06 januari 2018

Herlina

i

ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 1

Tujuan Penelitian 2

BAB II PEMBAHASAN 3

21 Pengertian Budaya Jawa 3

22 Kebudayaan Jawa Tengah 8

221 Wayang helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 8

222Kesenian Tari Khas Jawa Tengah 10

223Kesenian Musik Khas Jawa Tengah 15

23 Sistem Religi di Masyarakat Jawa 16

BAB III PENUTUP 22

31 Kesimpulan 22

32 Saran 23

DAFTAR PUSTAKA 24

iii

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan memiliki

berbagaimacam suku bangsa bahasa adat istiadat atau yang sering kita sebut

kebudayaanKeanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia merupakan suatu bukti bahwa

Indonesiamerupakan negara yang kaya akan budayaTidak bisa kita pungkiri bahwa kita pungkiri bahwa

kebudayaan daerah merupakan faktor utama berdirinya kebudayaan yang lebih global yang biasa kita

sebut dengan kebudayaannasional Maka atas dasar itulah segala bentuk kebudayaan daerah

akan sangat berpengaruk terhadap budaya nasional begitu pula sebaliknya kebudayaan nasional yang

bersumber darikebudayaan daerah akan sangat berpebgaruh pula terhadap kebudayaan daerah

kebudayaanlokalKebudayaan merupakan suatau kekayaan yang sangat benilai karena selain merupakan

cirikhas dari suatu daerah juga mejadi lambang dari kepribadian suatu bangsa atau daerahKarena

kebudayaan merupakan kekayaan serta ciri khas suatu daerah maka menjagamemelihara dan melestarikan

budaya merupakan kewajiban dari setiap individu dengan katalain kebudayaan merupakan kekayaan yang

harus dijaga dan dilestarikan oleh setiap suku bangsa

12 Rumusan Masalah

A Apa Pengertian Budaya Jawa

B Apa kebudayan khas jawa tengah

1

C Bagaimana Sistem Religi di Masyarakat Jawa

13 Tujuan penelitian

Makalah yang berjudul Budaya Jawa Tengah ini bertujuan agar pembaca

mengetahui bahwa Jawa Tengah merupakan daerah yang kaya akan budaya serta

menyadari bahwa menjaga dan melestarikan kebudayaan daerah merupakan kewajiban dari

setiap orang

2

BAB II

PEMBAHASAN5

21 Pengertian Budaya Jawa

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Budaya diartikan pikiran akal budi adat

istiadat sesuatu mengenai kebudayaan yang sudah berkembang (beradab maju) sesuatu

yang sudah menjadi kebiasaan yang sudah sukar diubah Sedangkan Kebudayaan diartikan

sebagai hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan

kesenian dan adat istiadat keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang

digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya dan yang menjadi pedoman

tingkah lakunya[1]

Menurut Koentjaraningrat (1980) kata kebudayaan berasal dari kata sansekerta budhayah

yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atauakal Dengan demikian kebudayaan

dapat diartikan dengan hal-hal yang bersangkutan dengan akal Sedangkan

kata budaya merupakan perkembangan majemuk dari budi daya yang berarti daya dari

budi Sehingga dibedakan antara budaya yang berarti ldquodaya dari budirdquo yang berupa cipta

rasa karsa dengan kebudayaan yang berarti hasil dari cipta rasa dan karsa[2]

Selanjutnya menurut konsep-konsep BMalinowske kebudayaan di dunia mempunyai tujuh

unsur universal yakni

1 Bahasa

2 Sistem Teknologi

3 Sistem mata pencaharian (ekonomi)

3

4 Organisasi sosial

5 Sistem pengetahuan

6 Religi

7 Kesenian[3]

Kebudayaan Jawa adalah kebudayaan masyarakat asli Jawa yang telah berkembang

semenjak masa prasejarah Sebagai halnya suku-suku sederhana lainnya budaya asli Jawa

ini bertumpu dari religi animisme dan dinamisme Dasar pikiran dalam religi animisme dan

dinamisme bahwa dunia ini juga didiami oleh roh-roh halus termasuk roh nenek moyang

dan juga kekuatan-kekuatan (daya-daya) ghaib[4]

Dari pengertian-pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kebudayaan Jawa

adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi mata pencaharian

organisasi sosial corak berpikir sistem keagamaan dan kesenian yang dianut dan

dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat

Dalam antropologi budaya dikenal beragam suku dan budaya salah satunya masyarakat

atau suku Jawa Masyarakat Jawa adalah orang-orang yang dalam hidup kesehariannya

menggunakan bahasa Jawa dengan ragam dialeknya secara turun-menurun Suku bangsa

Jawa adalah mereka yang bertempat tinggal di daerah Jawa Tengah Jawa Timur serta

mereka yang berasal dari kedua daerah tersebut Secara geografis suku bangsa Jawa

mendiami tanah Jawa yang meliputi Banyumas Kedu Yogyakarta Surakarta Madiun

Malang dan Kediri Sedangkan di luar itu dinamakan pesisir dan ujung timur Surakarta

dan Yogyakarta yang merupakan dua bekas kerajaan Mataram pada sekitar abad ke-XVI

4

adalah pusat dari kebudayaan Jawa Keduanya adalah tempat kerajaan terakhir dari

pemerintahan Raja-raja Jawa[5]

Yang dimaksud orang Jawa atau Javanese menurut Franz Magnis Suseno adalah orang

yang memakai Bahasa Jawa sebagai bahasa ibu dan merupakan penduduk asli bagian

tengah dan timur pulau Jawa (Suseno 2003 11)Sementara Tony Whitten sebagaimana

dikatakan oleh Roehayat Soeriatmadja dan Suraya Afif The Ecology Java and Bali (1996)

bahwa penduduk asli pertama Pulau Jawa adalah mirip dengan suku Aborigin di Australia

Mereka disebut Austroloid Namun demikian kemudian mereka tersingkir oleh pendatang

dari Asia Tenggara Mereka tidak dapat hidup di Jawa tetapi saat ini keturunan mereka

dapat ditemukan di suku Anak Dalam atau Kubu di Sumatera Tengah atau Indonesia bagian

timur[6]

Suku Jawa merupakan salah satu suku terbesar yang berdiam di negara Indonesia

Suku Jawa hidup dalam lingkup budaya yang sangat kental yang mereka gunakan dalam

berbagai kegiatan masyarakat bahkan mulai dari kehamilan sampai kematian Menurut

Sujamto 1997 budaya Jawa memiki empat ciri-ciri utama yaitu

1 Religius

Sebelum agama-agama besar masuk ke Jawa masyarakat Jawa sudah mempercayai

kepercayaan adanya tuhan yang melindungi mereka dan keberagaman agama itu semakin

berkualitas dengan masuknya agama besar seperti Hindu Budha Islam dan Kristen yang

menjadikan masyarakat Jawa mempunyai toleransi keagamaan yang besar

2 Non doktriner

5

Artinya budaya Jawa itu luwes (fleksibel) karena sejak zaman dahulu masyarakat

Jawa berpendapat bahwa perbedaan agama yang masuk sebenarnya hanya berbeda caranya

saja untuk menuju pada tercapainya satu tujuan yang sama

3 Toleran

Masyarakat Jawa selalu mengutamakan gotong royong selain itu juga bisa

menerima perbedaan pendapat dan menghormati pendapat orang lain

4 Akomodatif

Kebudayaan Jawa selain penuh dengan pelajaran-pelajaran mengenai budi pekerti

luhur juga mau menerima masuknya budaya asing yang masuk yang sesuai dan bermanfaat

bagi masyarakat[7]

Secara kodrati budaya Jawa seperti halnya budaya lainnya akan selalu mengalami

proses perubahan atau perkembangan dalam arti yang luas Pengembangan nilai budaya

Jawa merupakan upaya secara sadar untuk secara terus menerus meningkatkan kualitasnya

Bahasa Jawa misalnya perkembangannya sangat jauh sehingga menjadi bahasa yang tak

tertandingi oleh bahasa manapun terutama mengenai kekayaan kosa katanya[8]

Di dalam pergaulan-pergaulan hidup maupun perhubungan-perhubungan sosial sehari-hari

mereka berbahasa Jawa Pada waktu mengucapkan bahasa daerah ini seseorang harus

memperhatikan dan membeda-bedakan keadaan orang yang diajak berbicara atau yang

sedang dibicarakan berdasarkan usia maupun status sosialnya Demikian pada prinsipnya

ada dua macam bahasa Jawa apabila ditinjau dari kriteria tingkatannya Yaitu bahasa

Jawa Ngoko danKrama

6

Bahasa Jawa Ngoko itu dipakai untuk orang yang sudah dikenal akrab dan terhadap orang

yang lebih muda usianya serta lebih rendah derajat atau status sosialnya Lebih khusus lagi

adalah bahasa Jawa Ngoko Lugu dan Ngoko Andap Sebaliknya bahasa

Jawa Krama dipergunakan untuk bicara dengan yang belum dikenal akrab tetapi yang

sebaya dalam umur maupun derajat dan juga terhadap orang yang lebih tinggi umur serta

status sosialnya Dari kedua macam derajat bahasa ini kemudian ada variasi berbagai dan

kombinasi-kombinasi antara kata-kata dari bahasa Jawa Ngoko dan Krama dan yang

pemakaiannya disesuaikan dengan keadaaan perbedaan usia dan derajat sosial Demikian

ada misalnya bahasa Jawa Madya yang terdiri dari tiga macam bahasa yaitu Madya Ngoko

Madyaantara dan Madya Krama ada bahasa Krama Inggil yang terdiri dari kira-kira 300

kata-kata yang dipakai untuk menyebut nama-nama anggota badan aktivitas benda milik

sifat-sifat dan emosi-emosi dari orang-orang yang lebih tua umur atau lebih tinggi derajat

sosialnya bahasa Kedaton yang khusus dipergunakan di kalangan istana bahasa

Jawa Krama Desa atau bahasa orang-orang di desa-desa dan akhirnya bahasa

Jawa Kasar yakni salah satu macam bahasa daerah yang diucapkan oleh orang-orang yang

sedang dalam kedaan marah atau mengumpat seseorang[9]

7

22 Kebudayaan Jawa Tengah

Suku Jawa merupaka suku yang terdapat di Provinsi Jawa Tengah Kesenian yang terdapat

dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari tari-tarian lagu daerah wayang

orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai macam kesenian lainnya

Yang pertama adalah tari-tarian Dalam bahasa Jawa tari disebut dengan kata beksa yang

berasal dari kata ldquoambegrdquo dan ldquoesardquo kata tersebut mempunyai maksud dan pengertian

bahwa orang yang akan menari haruslah benar-benar menuju satu tujuan yaitu

menyerahkan seluruh jiwanya pada tarian Seni tari di Jawa sendiri mengalami kejayaan

pada masa Kerajaan Kediri Singasari dan Majapahit Pada masa sekarang ini kota

Surakarta dianggap sebagai pusat seni tari terutama di Keraton Surakarta dan Pura

Mangkunegaran

Seni tari dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu Tari Klasik Tari Tradisional dan Tari

Garapan Baru

221 Wayang

Wayang adalah seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Pulau

Jawa dan Bali Pertunjukan wayang telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7

November 2003 sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita

narasi dan warisan yang indah dan sangat berharga (Masterpiece of Oral and Intangible

Heritage of Humanity) Kata `wayang diduga berasal dari kata `wewayangan yang

artinya bayangan Dugaan ini sesuai dengan kenyataan pada pergelaran Wayang Kulit

yang menggunakan kelir secarik kain sebagai pembatas antaradalang yang memainkan

8

wayang dan penonton di balik kelir itu Penonton hanya menyaksikan gerakan-gerakan

wayang melalui bayangan yang jatuh pada kelir

Budaya wayang meliputi seni peran seni suara seni musik seni tutur seni

sastra seni lukis seni pahat dan juga seni perlambang Budaya wayang yang terus

berkembang dari zaman ke zaman juga merupakan media penerangan dakwah

pendidikan hiburan pemahaman filsafat serta hiburan

TABEL 21 Jenis Wayang

JENIS WAYANG

WAYANG KULIT - Wayang Purwa

- Wayang Wadya

- Wayang Gedog

- Wayang Dupara

Wayang Kayu - Wayang Golek

- Wayang Menak

- Wayang templong

Wayang orang - Wayang Gun

- Wayang topeng

- Wayang wong priangan

222 Kesenian Tari Khas Jawa Tengah

9

Beberapa contoh tarian sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain

1 Tari Bedhaya

Tari Bedhaya Ketawang ini dipercaya diciptakan oleh Sultan Agung raja pertama

dari kerajaan Mataram dan disempurnakan oleh Sunan Kalijaga Tari Bedhaya Ketawang

ini tidak hanya ditampilkan pada saat penobatan raja yang baru tetapi juga tiap tahunnya

yang bertepatan dengan hari penobatan raja atau ratu Pada pementasan tari Bedhaya

Ketawang digunakan kostum Dodot Ageng dengan motif Banguntulak alas-alasan Dari

segi alat musik pengiring pun sangat spesial karena digunakan yaitu gamelan Kyai Kaduk

Manis dan Kyai Manis Renggo Pada zaman Sri Susuhunan PakuBuwono XII pertunjukan

tari Bedhaya Ketawang selalu diselenggarakan pada hari kedua bulan Reuwah atau bulan

Syaban dalam kalender Jawa

GAMBAR 21

10

2 Tari Srimpi

Tarian ini tidak diketahui dengan pasti sejak kapan muncul di lingkungan keraton

Tetapi diperkirakan mulai ada saat Prabu Amiluhur masuk ke keraton Tarian ini

dipentaskan oleh empat orang putri yang melambangkan empat unsur dan empat penjuru

mata angin Dari beberapa jenis tari Srimpi ada satu yang dianggap sakral atau suci yaitu

Tari Srimpi Anghlir Mendhung

3 Tari Pethilan

Tari Pethilan adalah suatu tarian yang gerakannya terinspirasi atau mengambil salah

satu bagian dari cerita pewayangan Dalam pementasannya tarian ini boleh memiliki

gerakan yang sama atau tidak antar penarinya boleh menggunakan ontowacono atau dialog

dalam tariannya pakaian yang digunakan tidak sama setiap penarinya kecuali yang

memerankan lakon kembar Dalam kisah yang termuat dalam tarian pun ada peran yang

mati dan yang tetap bertahan hidup

11

GAMBAR 22

4 Tari Golek

Tari ini berasal dari Yogyakarta dan pertama kali dipentaskan pada perayaan

pernikahan KGPH Kusumoyudho dan Gusti Ratu Angger di tahun 1910 Tarian ini

menggambarkan cara-cara berhias diri seorang gadis yang baru memasuki masa

dewasanya agar terlihat lebih cantik dan menarik

5 Tari Bondan

12

Tari Bondan memiliki tiga jenis yaitu Bondan Cindogo Bondan Marsidiwi dan

Bondan Pegunungan atau Tani Tari Bondan Cindogo dan Marsidiwi merupakan tarian

gembira dibuat untuk mengungkapkan kegembiraan atas kelahiran anak

6 Tari Topeng

Tarian ini sebenarnya secara tidak langsung diilhami oleh wayang wong atau

wayang orang Tarian ini sempat mengalami kejayaan pada masa kerajaan Majapahit Lalu

pada masa masuknya islam sunan kalijaga menggunakannya sebagai media penyebaran

islam Beliau jugalah yang menciptakan 9 jenis tari topeng diantaranya Topeng Panji

Ksatrian Condrokirono Gunung sari Handoko Raton Klono Denowo Benco dan Turas

Tari topeng sendiri dianggap sebagai perlambang sifat manusia karena banyaknya model

topeng yang menggambarkan emosi manusia yaitu marah sedih dan kecewa Biasanya

cerita yang diangkat dalam tari topeng adalah bagian dari hikayat atau cerita rakyat

terutama cerita-cerita panji

7 Tari Dolalak

Tarian ini dipentaskan oleh beberapa penari yang mengenakan kostum ala prajurit

Belanda atau Prancis tempo dulu dan diiringi oleh alat musik seperti kentrung rebana

kendang kencer dan lain-lain Menurut legenda tarian ini terinspirasi dari semangat

perjuangan perang rakyat Aceh yang kemudian meluas ke daerah lain di nusantara

Kedua adalah berbagai macam kesenian rakyat yang dikenal di masyarakat Jawa baik

Jawa Tengah maupun Jawa Timur Patolan atau prisenan yang dikenal di daerah Rembang

13

Jawa Tengah Kesenian ini adalah semacam olahraga gulat rakyat dan dipimpin oleh dua

orang wasit dari masing-masing pihak Olahraga yang juga hiburan ini biasanya dimainkan

di tempat berpasir seperti di pinggir pantai

Daerah Blora dikenal memiliki kesenian barongan kuda kepang dan wayang krucil

(sejenis wayang kulit namun terbuat dari kayu)

Di daerah Pekalongan dikenal kesenian kuntulan dan sintren Kuntulan adalah

kesenian bela diri yang dilukiskan dengan tarian dengan iringan bunyi-bunyian seperti

bedug dan lain-lain Sedangkan sintren yang juga dikenal luas di Cirebon adalah sebuah

tarian yang dipenuhi dengan unsur mistis Dimana sang penari melakukan gerakan tarian

dalam keadaan tidak sadar Pertunjukan sintren biasanya dipentaskan pada saat bulan

purnama setelah panen

Lengger calung adalah kesenian tradisional yang berasal dari daerah Banyumas Tarian ini

terdiri dari lengger (penari) dan calung (alat musik bambu) Gerakan tariannya sangat

dinamis dan lincah mengikuti irama dari calung Beberapa gerakan khas dari tarian lengger

adalah geyol gedhag dan lempar sampur Dahulu penari lengger adalah para pria yang

berdandan seperti wanita namun sekarang para pria tersebut hanyalah sebagai pelengkap

tarian saja

14

GAMBAR 23

Selain kesenian yang berbentuk tarian suku Jawa pun memiliki kesenian dalam bentuk

lain misalnya saja dalam seni musik

223 Kesenian Musik Khas Jawa Tengah

Beberapa contoh alat music sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain

1 Degung

Degung merupakan sebuah kesenian Jawa yang biasany dimainkan pada acara hajatanKesenian

degung ini digunakan sebagai musik pengiringpengantarDegung ini merupakan gabungan dari peralatan

musik khas Jawa Tengah yaitu gendanggoong kempul saron bonang kacapi suling rebab dan

sebagainyaDegung merupakan salah-satu kesenian yang paling populer di Jawa Tengah karena

iringanmusik degung ini selalu digunakan dalam setiap acara hajatan yang masih menganut adattradisional

selain itu musik degung juga digunakan sebgai musik pengiring hampir padasetiap pertunjukan seni

tradisional Jawa Tengah lainnya

2 Rampak Gendang

15

Rampak Gendang merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Tengah Rampak Gendang

iniadalah pemainan menabuh gendang secara bersama-sama dengan menggunakan iramatertentu

serta menggunakan cara-cara tertentu untuk melakukannya pada umumnyadimainkan oleh

lebih dari empat orang yang telah mempunyai keahlian khusus dalammenabuh gendang Biasanya rampak

gendang ini diadakan pada acara pesta atau pada acararitual

GAMBAR 24

3 Calung

Di daerah Jawa Tengah terdapat kesenian yang disebut Calung calung ini adalah kesenianyang

dibawakan dengan cara memukulmengetuk bambu yang telah dipotong dan dibentuk sedemikian rupa

dengan pemukulpentungan kecil sehingga menghasilkan nada-nada yangkhasBiasanya calung ini

ditampilkan dengan dibawakan oleh 5 orang atau lebih Calung ini biasanya digunakan sebagai pengiring

nyanyian Jawa atau pengiring dalam lawakan

Sedangkan bentuk kesenian seni musik yang berupa lagu-lagu daerah dari Jawa

antara lain Bapak Pucung Cublak-Cublak Suweng Gambang Suling Gai Bintang Gek

Kepriye Gundul-Gundul Pacul Lir-ilir Jamuran Kembang Malathe Karapan Sape[10]

16

23 Sistem Religi di Masyarakat Jawa

Ciri masyarakat Jawa yang lain adalah berketuhanan bahkan sejak masa

prasejarah Kepercayaan yang dianutnya adalah kepercayaan animisme yaitu suatu

kepercayaan tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan

juga pada manusia sendiri Kepercayaan seperti itu adalah agama mereka yang pertama

Semua benda yang bergerak diangap hidup dan memiliki roh baik itu roh berwatak baik

atau jahat[11]

Suku-suku bangsa Indonesia dan khususnya suku Jawa sebelum kedatangan pengaruh

Hinduisme telah hidup teratur dengan religi animisme-dinamisme sebagai akar

spiritualitasnya dan hukum adat sebagai pranata kehidupan sosial mereka Adanya warisan

hukum adat menunjukkan bahwa nenek moyang suku bangsa Indonesia asli telah hidup

dalam persekutuan-persekutuan desa yang teratur dan mungkin di bawah pemerintahan atau

kepala adat desa walaupun masih dalam bentuk yang cukup sederhana Religi animisme-

dinamisme yang merupakan akar budaya asli Indonesia dan khususnya dalam masyarakat

Jawa cukup mengakar dalam sehingga punya kemampuan yang kenyal (elastis) Dengan

demikian dapat bertahan walaupun mendapat pengaruh dan berhadapan dengan

kebudayaan-kebudayaan yang telah berkembang maju[12]

Dengan kepercayaan tersebut mereka beranggapan bahwa disamping semua roh yang ada

terdapat roh yang paling berkuasa dan lebih kuat dari manusia Dan agar terhindar dari roh

tersebut mereka menyembahnya dengan jalan mengadakan upacara disertai dengan sesaji

17

Pelaksanaan upacara dilakukan oleh masyarakat Jawa adalah agar keluarga mereka

terlindung dari roh yang jahat Cara yang ditempuh untuk menghadirkan arwah nenek

moyang adalah dengan mengundang orang yang sakti dan ahli dalam bidang tersebut yang

disebut prewangan untuk memimpin acara Sebagai kelengkapan upacara tersebut mereka

menyiapkan sesaji dan membakar kemenyan atau bau-bauan lainnya yang digemari oleh

nenek moyang Selain itu mereka juga menyempurnakan upacara dengan bunyi-bunyian

dan tari-tarian

Seperti upacara kematian secara berurutan diadakan sebagai berikut

1 Selametan surtanah atau geblak yang diadakan pada saat meninggalnya seseorang

2 Selametan nelung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada

hari ketiga sesudah kematian seseorang

3 Selametan mitung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

ketujuh

4 Selametan matang puluh dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan

pada hari keempat puluh

5 Selametan nyatus yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

keseratus

6 Selametan mendak sepisan dan mendak pindo yaitu upacara selamatan kematian

yang diadakan pada tahun pertama dan kedua kematian seseorang

7 Selametan nyewu yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

keseribu

18

8 Selametan nguwis-nguwisi yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan

terakhir kali

Masyarakat Jawa mempercayai bahwa apa yang telah mereka bangun adalah hasil

adaptasi pergaulan dengan alam Keberhasilan pertanian tergantung dari kekuatan alam

matahari hujan angin dan hama Tetapi mereka masih mempercayai

kekuatan adikodrati dibalik semua kekuatan alam itu

Dalam kepercayaan Jawa terdapat usaha untuk menambah kekuatan batin Usaha ini

dilakukan dengan menggunakan benda-benda bertuah atau berkekuatan gaib yang sering

disebut dengan jimat[13]

Selain itu masyarakat jawa juga mempunyai tradisi upacara adat dalam setiap kegiatan-

kegiatan besar seperti

1 Kematian (Mendhak)

2 Upacara nyewu dina (memohon pengampunan kepada Tuhan)

3 Upacara Brobosan (penghormatan dari sanak keluarga kepada orang tua dan leluhur

mereka yang telah meninggal dunia)

4 Upacara-upacara sebelum pernikahan (Siraman Upacara Ngerik Upacara

Midodareni Upacara diluar kamar pelaminan Srah-srahan atau Peningsetan

Nyantri Upacara Panggih atau Temu Balangan suruh Penganten dan lain-lain)

5 Upacara untuk kelahiran bayi seperti

a) Wahyu Tumurun

19

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang senantiasa

mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa

b) Sido Asih

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang selalu dicintai dan

dikasihi oleh sesama serta mempunyai sifat belas kasih

c) Sidomukti

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang mukti wibawa yaitu

berbahagia dan disegani karena kewibawaannya

d) Truntum

Maknanya agar keluhuran budi orang tuanya menurun (tumaruntum) pada sang

bayi

e) Sidoluhur

Maknanya agar anak menjadi orang yang sopan dan berbudi pekerti luhur

f) Parangkusumo

Maknanya agar anak memiliki kecerdasan bagai tajamnya parang dan memiliki

ketangkasan bagai parang yang sedang dimainkan pesilat tangguh

g) Semen romo

Maknanya agar anak memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta

kasih Rama dan Sinta pada rakyatnya

h) Udan riris

Maknanya agar anak dapat membuat situasi yang menyegarkan enak

dipandang dan menyenangkan siapa saja yang bergaul dengannya

20

i) Cakar ayam

Maknanya agar anak pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan

dengan cakarnya karena rasa tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya sehingga

kebutuhan hidupnya tercukupi syukur bisa kaya dan berlebihan

j) Grompol

Maknanya semoga keluarga tetap bersatu tidak bercerai-berai akibat

ketidakharmonisan keuarga (nggrompol berkumpul)

k) Lasem

Bermotif garis vertikal bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada

Tuhan Yang Maha Esa

l) Dringin

Bermotif garis horisontal bermakna semoga anak dapat bergaul

bermasyarakat dan berguna antar sesama[14]

21

BAB III

PENUTUP

31 KESIMPULAN

Kebudayaan Jawa adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi

mata pencaharian organisasi sosial corak berpikir sistem kegamaan dan kesenian yang

dianut dan dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat Budaya Jawa

memiliki empat ciri utama yaitu religius non doktriner toleran dan akomodatif Di lihat

dari kriteria tingkatannya ada dua macam bahasa Jawa yaitu bahasa

Jawa Ngoko danKrama

Pada umumnya orang-orang Jawa bekerja pada segala bidang terutama

administrasi negara dan kemiliteran Selain itu mereka bekerja pada sektor pelayanan

umum pertukangan perdagangan dan pertanian dan perkebunan

Silsilah keturunan jawa anak putu buyut canggah wareng udheg-udheg gantung siwur

gropak senthe kandhang bubrah debog bosok galih asem

Dalam sistem kemasyarakatan Jawa dikenal 4 tingkatan yaitu Priyayi Ningrat atau

Bendara Santri dan Wong Cilik

Kesenian yang terdapat dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari

tari-tarian lagu daerah wayang orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai

macam kesenian lainnya

22

Kepercayaan masyarakat jawa adalah kepercayaan animisme yaitu suatu kepercayaan

tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan juga pada

manusia sendiri

32 SARAN

Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan Kami menyadari bahwa dalam

penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan Karena sesungguhnya kesempurnaan

itu milik Allah dan kekurangan adalah bagian dari kita Oleh karena itu saya

mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya

Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita Terima kasih

23

DAFTAR PUSTAKA

Aveling Harry The Development of Indonesian Socirty 1979

Daroji Amin Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000

Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005

Hana Siti Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi

Semarang IAIN Walisongo 2010

Khalim Samidi Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954

M Munandar Sualiman Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988

Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013

Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa

Sofwan Ridin Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004

httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml

24

[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005 hlm 169

[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21

[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23

[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6

[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

hlm 4

[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4

[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang

IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3

[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41

[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

hlm 329-330

[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB

[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm

103

[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004 hlm 17-18

[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10

[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses

pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB

25

Page 2: herlinarumanta.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH KEBUDAYAAN JAWA TENGAH APLIKASI KOMPUTER DAN BISNIS DI SUSUN OLEH : Herlina (1202016065) Manajemen Sore Semester III FAKULTAS

KATA PENGANTAR

Seiring dengan kemajuan jaman tradisi dan kebudayaan daerah yang pada awalnya

dipegang teguh di pelihara dan dijaga keberadaannya oleh setiap suku kini sudah hampir

punah Pada umumnya masyarakat merasa gengsi dan malu apabila masih mempertahankan

dan menggunakan budaya lokal atau budaya daerah Kebanyakan masyarakat memilih

untuk menampilkan dan menggunakan kesenian dan budaya modern daripada budaya yang

berasal dari daerahnya sendiri yang sesungguhnya justru budaya daerah atau budaya

lokallah yang sangat sesuai dengan kepribadian bangsanyaMereka lebih memilih dan

berpindah ke budaya asing yang belum tetntu sesuai dengan keperibadian bangsa bahkan

masyarakat lebih merasa bangga terhadap budaya asing daripada budaya yang berasal dari

daerahnya sendiri

Tanpa mereka sadari bahwa budaya daerah merupakan faktor utama terbentuknya

kebudayaan nasional dan kebudayaan daerah yang mereka miliki merupakan sebuah

kekayaan bangsa yang sangat bernilai tinggi dan perlu dijaga kelestarian dan keberadaanya

oleh setiap individu di masyarakat Besar harapan saya semoga dengan dibuatnya makalah

yang berjudul Budaya Jawa Tengah yang didalamnya membahas tentang kebudayaan yang

berasal dari daerah Jawa tengah ini menjadi salah satu sarana agar masyarakat menyadari

betapa berharganya sebuah kebudayaan bagi suatu bangsa

Jakarta 06 januari 2018

Herlina

i

ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 1

Tujuan Penelitian 2

BAB II PEMBAHASAN 3

21 Pengertian Budaya Jawa 3

22 Kebudayaan Jawa Tengah 8

221 Wayang helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 8

222Kesenian Tari Khas Jawa Tengah 10

223Kesenian Musik Khas Jawa Tengah 15

23 Sistem Religi di Masyarakat Jawa 16

BAB III PENUTUP 22

31 Kesimpulan 22

32 Saran 23

DAFTAR PUSTAKA 24

iii

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan memiliki

berbagaimacam suku bangsa bahasa adat istiadat atau yang sering kita sebut

kebudayaanKeanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia merupakan suatu bukti bahwa

Indonesiamerupakan negara yang kaya akan budayaTidak bisa kita pungkiri bahwa kita pungkiri bahwa

kebudayaan daerah merupakan faktor utama berdirinya kebudayaan yang lebih global yang biasa kita

sebut dengan kebudayaannasional Maka atas dasar itulah segala bentuk kebudayaan daerah

akan sangat berpengaruk terhadap budaya nasional begitu pula sebaliknya kebudayaan nasional yang

bersumber darikebudayaan daerah akan sangat berpebgaruh pula terhadap kebudayaan daerah

kebudayaanlokalKebudayaan merupakan suatau kekayaan yang sangat benilai karena selain merupakan

cirikhas dari suatu daerah juga mejadi lambang dari kepribadian suatu bangsa atau daerahKarena

kebudayaan merupakan kekayaan serta ciri khas suatu daerah maka menjagamemelihara dan melestarikan

budaya merupakan kewajiban dari setiap individu dengan katalain kebudayaan merupakan kekayaan yang

harus dijaga dan dilestarikan oleh setiap suku bangsa

12 Rumusan Masalah

A Apa Pengertian Budaya Jawa

B Apa kebudayan khas jawa tengah

1

C Bagaimana Sistem Religi di Masyarakat Jawa

13 Tujuan penelitian

Makalah yang berjudul Budaya Jawa Tengah ini bertujuan agar pembaca

mengetahui bahwa Jawa Tengah merupakan daerah yang kaya akan budaya serta

menyadari bahwa menjaga dan melestarikan kebudayaan daerah merupakan kewajiban dari

setiap orang

2

BAB II

PEMBAHASAN5

21 Pengertian Budaya Jawa

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Budaya diartikan pikiran akal budi adat

istiadat sesuatu mengenai kebudayaan yang sudah berkembang (beradab maju) sesuatu

yang sudah menjadi kebiasaan yang sudah sukar diubah Sedangkan Kebudayaan diartikan

sebagai hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan

kesenian dan adat istiadat keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang

digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya dan yang menjadi pedoman

tingkah lakunya[1]

Menurut Koentjaraningrat (1980) kata kebudayaan berasal dari kata sansekerta budhayah

yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atauakal Dengan demikian kebudayaan

dapat diartikan dengan hal-hal yang bersangkutan dengan akal Sedangkan

kata budaya merupakan perkembangan majemuk dari budi daya yang berarti daya dari

budi Sehingga dibedakan antara budaya yang berarti ldquodaya dari budirdquo yang berupa cipta

rasa karsa dengan kebudayaan yang berarti hasil dari cipta rasa dan karsa[2]

Selanjutnya menurut konsep-konsep BMalinowske kebudayaan di dunia mempunyai tujuh

unsur universal yakni

1 Bahasa

2 Sistem Teknologi

3 Sistem mata pencaharian (ekonomi)

3

4 Organisasi sosial

5 Sistem pengetahuan

6 Religi

7 Kesenian[3]

Kebudayaan Jawa adalah kebudayaan masyarakat asli Jawa yang telah berkembang

semenjak masa prasejarah Sebagai halnya suku-suku sederhana lainnya budaya asli Jawa

ini bertumpu dari religi animisme dan dinamisme Dasar pikiran dalam religi animisme dan

dinamisme bahwa dunia ini juga didiami oleh roh-roh halus termasuk roh nenek moyang

dan juga kekuatan-kekuatan (daya-daya) ghaib[4]

Dari pengertian-pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kebudayaan Jawa

adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi mata pencaharian

organisasi sosial corak berpikir sistem keagamaan dan kesenian yang dianut dan

dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat

Dalam antropologi budaya dikenal beragam suku dan budaya salah satunya masyarakat

atau suku Jawa Masyarakat Jawa adalah orang-orang yang dalam hidup kesehariannya

menggunakan bahasa Jawa dengan ragam dialeknya secara turun-menurun Suku bangsa

Jawa adalah mereka yang bertempat tinggal di daerah Jawa Tengah Jawa Timur serta

mereka yang berasal dari kedua daerah tersebut Secara geografis suku bangsa Jawa

mendiami tanah Jawa yang meliputi Banyumas Kedu Yogyakarta Surakarta Madiun

Malang dan Kediri Sedangkan di luar itu dinamakan pesisir dan ujung timur Surakarta

dan Yogyakarta yang merupakan dua bekas kerajaan Mataram pada sekitar abad ke-XVI

4

adalah pusat dari kebudayaan Jawa Keduanya adalah tempat kerajaan terakhir dari

pemerintahan Raja-raja Jawa[5]

Yang dimaksud orang Jawa atau Javanese menurut Franz Magnis Suseno adalah orang

yang memakai Bahasa Jawa sebagai bahasa ibu dan merupakan penduduk asli bagian

tengah dan timur pulau Jawa (Suseno 2003 11)Sementara Tony Whitten sebagaimana

dikatakan oleh Roehayat Soeriatmadja dan Suraya Afif The Ecology Java and Bali (1996)

bahwa penduduk asli pertama Pulau Jawa adalah mirip dengan suku Aborigin di Australia

Mereka disebut Austroloid Namun demikian kemudian mereka tersingkir oleh pendatang

dari Asia Tenggara Mereka tidak dapat hidup di Jawa tetapi saat ini keturunan mereka

dapat ditemukan di suku Anak Dalam atau Kubu di Sumatera Tengah atau Indonesia bagian

timur[6]

Suku Jawa merupakan salah satu suku terbesar yang berdiam di negara Indonesia

Suku Jawa hidup dalam lingkup budaya yang sangat kental yang mereka gunakan dalam

berbagai kegiatan masyarakat bahkan mulai dari kehamilan sampai kematian Menurut

Sujamto 1997 budaya Jawa memiki empat ciri-ciri utama yaitu

1 Religius

Sebelum agama-agama besar masuk ke Jawa masyarakat Jawa sudah mempercayai

kepercayaan adanya tuhan yang melindungi mereka dan keberagaman agama itu semakin

berkualitas dengan masuknya agama besar seperti Hindu Budha Islam dan Kristen yang

menjadikan masyarakat Jawa mempunyai toleransi keagamaan yang besar

2 Non doktriner

5

Artinya budaya Jawa itu luwes (fleksibel) karena sejak zaman dahulu masyarakat

Jawa berpendapat bahwa perbedaan agama yang masuk sebenarnya hanya berbeda caranya

saja untuk menuju pada tercapainya satu tujuan yang sama

3 Toleran

Masyarakat Jawa selalu mengutamakan gotong royong selain itu juga bisa

menerima perbedaan pendapat dan menghormati pendapat orang lain

4 Akomodatif

Kebudayaan Jawa selain penuh dengan pelajaran-pelajaran mengenai budi pekerti

luhur juga mau menerima masuknya budaya asing yang masuk yang sesuai dan bermanfaat

bagi masyarakat[7]

Secara kodrati budaya Jawa seperti halnya budaya lainnya akan selalu mengalami

proses perubahan atau perkembangan dalam arti yang luas Pengembangan nilai budaya

Jawa merupakan upaya secara sadar untuk secara terus menerus meningkatkan kualitasnya

Bahasa Jawa misalnya perkembangannya sangat jauh sehingga menjadi bahasa yang tak

tertandingi oleh bahasa manapun terutama mengenai kekayaan kosa katanya[8]

Di dalam pergaulan-pergaulan hidup maupun perhubungan-perhubungan sosial sehari-hari

mereka berbahasa Jawa Pada waktu mengucapkan bahasa daerah ini seseorang harus

memperhatikan dan membeda-bedakan keadaan orang yang diajak berbicara atau yang

sedang dibicarakan berdasarkan usia maupun status sosialnya Demikian pada prinsipnya

ada dua macam bahasa Jawa apabila ditinjau dari kriteria tingkatannya Yaitu bahasa

Jawa Ngoko danKrama

6

Bahasa Jawa Ngoko itu dipakai untuk orang yang sudah dikenal akrab dan terhadap orang

yang lebih muda usianya serta lebih rendah derajat atau status sosialnya Lebih khusus lagi

adalah bahasa Jawa Ngoko Lugu dan Ngoko Andap Sebaliknya bahasa

Jawa Krama dipergunakan untuk bicara dengan yang belum dikenal akrab tetapi yang

sebaya dalam umur maupun derajat dan juga terhadap orang yang lebih tinggi umur serta

status sosialnya Dari kedua macam derajat bahasa ini kemudian ada variasi berbagai dan

kombinasi-kombinasi antara kata-kata dari bahasa Jawa Ngoko dan Krama dan yang

pemakaiannya disesuaikan dengan keadaaan perbedaan usia dan derajat sosial Demikian

ada misalnya bahasa Jawa Madya yang terdiri dari tiga macam bahasa yaitu Madya Ngoko

Madyaantara dan Madya Krama ada bahasa Krama Inggil yang terdiri dari kira-kira 300

kata-kata yang dipakai untuk menyebut nama-nama anggota badan aktivitas benda milik

sifat-sifat dan emosi-emosi dari orang-orang yang lebih tua umur atau lebih tinggi derajat

sosialnya bahasa Kedaton yang khusus dipergunakan di kalangan istana bahasa

Jawa Krama Desa atau bahasa orang-orang di desa-desa dan akhirnya bahasa

Jawa Kasar yakni salah satu macam bahasa daerah yang diucapkan oleh orang-orang yang

sedang dalam kedaan marah atau mengumpat seseorang[9]

7

22 Kebudayaan Jawa Tengah

Suku Jawa merupaka suku yang terdapat di Provinsi Jawa Tengah Kesenian yang terdapat

dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari tari-tarian lagu daerah wayang

orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai macam kesenian lainnya

Yang pertama adalah tari-tarian Dalam bahasa Jawa tari disebut dengan kata beksa yang

berasal dari kata ldquoambegrdquo dan ldquoesardquo kata tersebut mempunyai maksud dan pengertian

bahwa orang yang akan menari haruslah benar-benar menuju satu tujuan yaitu

menyerahkan seluruh jiwanya pada tarian Seni tari di Jawa sendiri mengalami kejayaan

pada masa Kerajaan Kediri Singasari dan Majapahit Pada masa sekarang ini kota

Surakarta dianggap sebagai pusat seni tari terutama di Keraton Surakarta dan Pura

Mangkunegaran

Seni tari dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu Tari Klasik Tari Tradisional dan Tari

Garapan Baru

221 Wayang

Wayang adalah seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Pulau

Jawa dan Bali Pertunjukan wayang telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7

November 2003 sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita

narasi dan warisan yang indah dan sangat berharga (Masterpiece of Oral and Intangible

Heritage of Humanity) Kata `wayang diduga berasal dari kata `wewayangan yang

artinya bayangan Dugaan ini sesuai dengan kenyataan pada pergelaran Wayang Kulit

yang menggunakan kelir secarik kain sebagai pembatas antaradalang yang memainkan

8

wayang dan penonton di balik kelir itu Penonton hanya menyaksikan gerakan-gerakan

wayang melalui bayangan yang jatuh pada kelir

Budaya wayang meliputi seni peran seni suara seni musik seni tutur seni

sastra seni lukis seni pahat dan juga seni perlambang Budaya wayang yang terus

berkembang dari zaman ke zaman juga merupakan media penerangan dakwah

pendidikan hiburan pemahaman filsafat serta hiburan

TABEL 21 Jenis Wayang

JENIS WAYANG

WAYANG KULIT - Wayang Purwa

- Wayang Wadya

- Wayang Gedog

- Wayang Dupara

Wayang Kayu - Wayang Golek

- Wayang Menak

- Wayang templong

Wayang orang - Wayang Gun

- Wayang topeng

- Wayang wong priangan

222 Kesenian Tari Khas Jawa Tengah

9

Beberapa contoh tarian sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain

1 Tari Bedhaya

Tari Bedhaya Ketawang ini dipercaya diciptakan oleh Sultan Agung raja pertama

dari kerajaan Mataram dan disempurnakan oleh Sunan Kalijaga Tari Bedhaya Ketawang

ini tidak hanya ditampilkan pada saat penobatan raja yang baru tetapi juga tiap tahunnya

yang bertepatan dengan hari penobatan raja atau ratu Pada pementasan tari Bedhaya

Ketawang digunakan kostum Dodot Ageng dengan motif Banguntulak alas-alasan Dari

segi alat musik pengiring pun sangat spesial karena digunakan yaitu gamelan Kyai Kaduk

Manis dan Kyai Manis Renggo Pada zaman Sri Susuhunan PakuBuwono XII pertunjukan

tari Bedhaya Ketawang selalu diselenggarakan pada hari kedua bulan Reuwah atau bulan

Syaban dalam kalender Jawa

GAMBAR 21

10

2 Tari Srimpi

Tarian ini tidak diketahui dengan pasti sejak kapan muncul di lingkungan keraton

Tetapi diperkirakan mulai ada saat Prabu Amiluhur masuk ke keraton Tarian ini

dipentaskan oleh empat orang putri yang melambangkan empat unsur dan empat penjuru

mata angin Dari beberapa jenis tari Srimpi ada satu yang dianggap sakral atau suci yaitu

Tari Srimpi Anghlir Mendhung

3 Tari Pethilan

Tari Pethilan adalah suatu tarian yang gerakannya terinspirasi atau mengambil salah

satu bagian dari cerita pewayangan Dalam pementasannya tarian ini boleh memiliki

gerakan yang sama atau tidak antar penarinya boleh menggunakan ontowacono atau dialog

dalam tariannya pakaian yang digunakan tidak sama setiap penarinya kecuali yang

memerankan lakon kembar Dalam kisah yang termuat dalam tarian pun ada peran yang

mati dan yang tetap bertahan hidup

11

GAMBAR 22

4 Tari Golek

Tari ini berasal dari Yogyakarta dan pertama kali dipentaskan pada perayaan

pernikahan KGPH Kusumoyudho dan Gusti Ratu Angger di tahun 1910 Tarian ini

menggambarkan cara-cara berhias diri seorang gadis yang baru memasuki masa

dewasanya agar terlihat lebih cantik dan menarik

5 Tari Bondan

12

Tari Bondan memiliki tiga jenis yaitu Bondan Cindogo Bondan Marsidiwi dan

Bondan Pegunungan atau Tani Tari Bondan Cindogo dan Marsidiwi merupakan tarian

gembira dibuat untuk mengungkapkan kegembiraan atas kelahiran anak

6 Tari Topeng

Tarian ini sebenarnya secara tidak langsung diilhami oleh wayang wong atau

wayang orang Tarian ini sempat mengalami kejayaan pada masa kerajaan Majapahit Lalu

pada masa masuknya islam sunan kalijaga menggunakannya sebagai media penyebaran

islam Beliau jugalah yang menciptakan 9 jenis tari topeng diantaranya Topeng Panji

Ksatrian Condrokirono Gunung sari Handoko Raton Klono Denowo Benco dan Turas

Tari topeng sendiri dianggap sebagai perlambang sifat manusia karena banyaknya model

topeng yang menggambarkan emosi manusia yaitu marah sedih dan kecewa Biasanya

cerita yang diangkat dalam tari topeng adalah bagian dari hikayat atau cerita rakyat

terutama cerita-cerita panji

7 Tari Dolalak

Tarian ini dipentaskan oleh beberapa penari yang mengenakan kostum ala prajurit

Belanda atau Prancis tempo dulu dan diiringi oleh alat musik seperti kentrung rebana

kendang kencer dan lain-lain Menurut legenda tarian ini terinspirasi dari semangat

perjuangan perang rakyat Aceh yang kemudian meluas ke daerah lain di nusantara

Kedua adalah berbagai macam kesenian rakyat yang dikenal di masyarakat Jawa baik

Jawa Tengah maupun Jawa Timur Patolan atau prisenan yang dikenal di daerah Rembang

13

Jawa Tengah Kesenian ini adalah semacam olahraga gulat rakyat dan dipimpin oleh dua

orang wasit dari masing-masing pihak Olahraga yang juga hiburan ini biasanya dimainkan

di tempat berpasir seperti di pinggir pantai

Daerah Blora dikenal memiliki kesenian barongan kuda kepang dan wayang krucil

(sejenis wayang kulit namun terbuat dari kayu)

Di daerah Pekalongan dikenal kesenian kuntulan dan sintren Kuntulan adalah

kesenian bela diri yang dilukiskan dengan tarian dengan iringan bunyi-bunyian seperti

bedug dan lain-lain Sedangkan sintren yang juga dikenal luas di Cirebon adalah sebuah

tarian yang dipenuhi dengan unsur mistis Dimana sang penari melakukan gerakan tarian

dalam keadaan tidak sadar Pertunjukan sintren biasanya dipentaskan pada saat bulan

purnama setelah panen

Lengger calung adalah kesenian tradisional yang berasal dari daerah Banyumas Tarian ini

terdiri dari lengger (penari) dan calung (alat musik bambu) Gerakan tariannya sangat

dinamis dan lincah mengikuti irama dari calung Beberapa gerakan khas dari tarian lengger

adalah geyol gedhag dan lempar sampur Dahulu penari lengger adalah para pria yang

berdandan seperti wanita namun sekarang para pria tersebut hanyalah sebagai pelengkap

tarian saja

14

GAMBAR 23

Selain kesenian yang berbentuk tarian suku Jawa pun memiliki kesenian dalam bentuk

lain misalnya saja dalam seni musik

223 Kesenian Musik Khas Jawa Tengah

Beberapa contoh alat music sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain

1 Degung

Degung merupakan sebuah kesenian Jawa yang biasany dimainkan pada acara hajatanKesenian

degung ini digunakan sebagai musik pengiringpengantarDegung ini merupakan gabungan dari peralatan

musik khas Jawa Tengah yaitu gendanggoong kempul saron bonang kacapi suling rebab dan

sebagainyaDegung merupakan salah-satu kesenian yang paling populer di Jawa Tengah karena

iringanmusik degung ini selalu digunakan dalam setiap acara hajatan yang masih menganut adattradisional

selain itu musik degung juga digunakan sebgai musik pengiring hampir padasetiap pertunjukan seni

tradisional Jawa Tengah lainnya

2 Rampak Gendang

15

Rampak Gendang merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Tengah Rampak Gendang

iniadalah pemainan menabuh gendang secara bersama-sama dengan menggunakan iramatertentu

serta menggunakan cara-cara tertentu untuk melakukannya pada umumnyadimainkan oleh

lebih dari empat orang yang telah mempunyai keahlian khusus dalammenabuh gendang Biasanya rampak

gendang ini diadakan pada acara pesta atau pada acararitual

GAMBAR 24

3 Calung

Di daerah Jawa Tengah terdapat kesenian yang disebut Calung calung ini adalah kesenianyang

dibawakan dengan cara memukulmengetuk bambu yang telah dipotong dan dibentuk sedemikian rupa

dengan pemukulpentungan kecil sehingga menghasilkan nada-nada yangkhasBiasanya calung ini

ditampilkan dengan dibawakan oleh 5 orang atau lebih Calung ini biasanya digunakan sebagai pengiring

nyanyian Jawa atau pengiring dalam lawakan

Sedangkan bentuk kesenian seni musik yang berupa lagu-lagu daerah dari Jawa

antara lain Bapak Pucung Cublak-Cublak Suweng Gambang Suling Gai Bintang Gek

Kepriye Gundul-Gundul Pacul Lir-ilir Jamuran Kembang Malathe Karapan Sape[10]

16

23 Sistem Religi di Masyarakat Jawa

Ciri masyarakat Jawa yang lain adalah berketuhanan bahkan sejak masa

prasejarah Kepercayaan yang dianutnya adalah kepercayaan animisme yaitu suatu

kepercayaan tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan

juga pada manusia sendiri Kepercayaan seperti itu adalah agama mereka yang pertama

Semua benda yang bergerak diangap hidup dan memiliki roh baik itu roh berwatak baik

atau jahat[11]

Suku-suku bangsa Indonesia dan khususnya suku Jawa sebelum kedatangan pengaruh

Hinduisme telah hidup teratur dengan religi animisme-dinamisme sebagai akar

spiritualitasnya dan hukum adat sebagai pranata kehidupan sosial mereka Adanya warisan

hukum adat menunjukkan bahwa nenek moyang suku bangsa Indonesia asli telah hidup

dalam persekutuan-persekutuan desa yang teratur dan mungkin di bawah pemerintahan atau

kepala adat desa walaupun masih dalam bentuk yang cukup sederhana Religi animisme-

dinamisme yang merupakan akar budaya asli Indonesia dan khususnya dalam masyarakat

Jawa cukup mengakar dalam sehingga punya kemampuan yang kenyal (elastis) Dengan

demikian dapat bertahan walaupun mendapat pengaruh dan berhadapan dengan

kebudayaan-kebudayaan yang telah berkembang maju[12]

Dengan kepercayaan tersebut mereka beranggapan bahwa disamping semua roh yang ada

terdapat roh yang paling berkuasa dan lebih kuat dari manusia Dan agar terhindar dari roh

tersebut mereka menyembahnya dengan jalan mengadakan upacara disertai dengan sesaji

17

Pelaksanaan upacara dilakukan oleh masyarakat Jawa adalah agar keluarga mereka

terlindung dari roh yang jahat Cara yang ditempuh untuk menghadirkan arwah nenek

moyang adalah dengan mengundang orang yang sakti dan ahli dalam bidang tersebut yang

disebut prewangan untuk memimpin acara Sebagai kelengkapan upacara tersebut mereka

menyiapkan sesaji dan membakar kemenyan atau bau-bauan lainnya yang digemari oleh

nenek moyang Selain itu mereka juga menyempurnakan upacara dengan bunyi-bunyian

dan tari-tarian

Seperti upacara kematian secara berurutan diadakan sebagai berikut

1 Selametan surtanah atau geblak yang diadakan pada saat meninggalnya seseorang

2 Selametan nelung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada

hari ketiga sesudah kematian seseorang

3 Selametan mitung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

ketujuh

4 Selametan matang puluh dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan

pada hari keempat puluh

5 Selametan nyatus yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

keseratus

6 Selametan mendak sepisan dan mendak pindo yaitu upacara selamatan kematian

yang diadakan pada tahun pertama dan kedua kematian seseorang

7 Selametan nyewu yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

keseribu

18

8 Selametan nguwis-nguwisi yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan

terakhir kali

Masyarakat Jawa mempercayai bahwa apa yang telah mereka bangun adalah hasil

adaptasi pergaulan dengan alam Keberhasilan pertanian tergantung dari kekuatan alam

matahari hujan angin dan hama Tetapi mereka masih mempercayai

kekuatan adikodrati dibalik semua kekuatan alam itu

Dalam kepercayaan Jawa terdapat usaha untuk menambah kekuatan batin Usaha ini

dilakukan dengan menggunakan benda-benda bertuah atau berkekuatan gaib yang sering

disebut dengan jimat[13]

Selain itu masyarakat jawa juga mempunyai tradisi upacara adat dalam setiap kegiatan-

kegiatan besar seperti

1 Kematian (Mendhak)

2 Upacara nyewu dina (memohon pengampunan kepada Tuhan)

3 Upacara Brobosan (penghormatan dari sanak keluarga kepada orang tua dan leluhur

mereka yang telah meninggal dunia)

4 Upacara-upacara sebelum pernikahan (Siraman Upacara Ngerik Upacara

Midodareni Upacara diluar kamar pelaminan Srah-srahan atau Peningsetan

Nyantri Upacara Panggih atau Temu Balangan suruh Penganten dan lain-lain)

5 Upacara untuk kelahiran bayi seperti

a) Wahyu Tumurun

19

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang senantiasa

mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa

b) Sido Asih

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang selalu dicintai dan

dikasihi oleh sesama serta mempunyai sifat belas kasih

c) Sidomukti

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang mukti wibawa yaitu

berbahagia dan disegani karena kewibawaannya

d) Truntum

Maknanya agar keluhuran budi orang tuanya menurun (tumaruntum) pada sang

bayi

e) Sidoluhur

Maknanya agar anak menjadi orang yang sopan dan berbudi pekerti luhur

f) Parangkusumo

Maknanya agar anak memiliki kecerdasan bagai tajamnya parang dan memiliki

ketangkasan bagai parang yang sedang dimainkan pesilat tangguh

g) Semen romo

Maknanya agar anak memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta

kasih Rama dan Sinta pada rakyatnya

h) Udan riris

Maknanya agar anak dapat membuat situasi yang menyegarkan enak

dipandang dan menyenangkan siapa saja yang bergaul dengannya

20

i) Cakar ayam

Maknanya agar anak pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan

dengan cakarnya karena rasa tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya sehingga

kebutuhan hidupnya tercukupi syukur bisa kaya dan berlebihan

j) Grompol

Maknanya semoga keluarga tetap bersatu tidak bercerai-berai akibat

ketidakharmonisan keuarga (nggrompol berkumpul)

k) Lasem

Bermotif garis vertikal bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada

Tuhan Yang Maha Esa

l) Dringin

Bermotif garis horisontal bermakna semoga anak dapat bergaul

bermasyarakat dan berguna antar sesama[14]

21

BAB III

PENUTUP

31 KESIMPULAN

Kebudayaan Jawa adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi

mata pencaharian organisasi sosial corak berpikir sistem kegamaan dan kesenian yang

dianut dan dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat Budaya Jawa

memiliki empat ciri utama yaitu religius non doktriner toleran dan akomodatif Di lihat

dari kriteria tingkatannya ada dua macam bahasa Jawa yaitu bahasa

Jawa Ngoko danKrama

Pada umumnya orang-orang Jawa bekerja pada segala bidang terutama

administrasi negara dan kemiliteran Selain itu mereka bekerja pada sektor pelayanan

umum pertukangan perdagangan dan pertanian dan perkebunan

Silsilah keturunan jawa anak putu buyut canggah wareng udheg-udheg gantung siwur

gropak senthe kandhang bubrah debog bosok galih asem

Dalam sistem kemasyarakatan Jawa dikenal 4 tingkatan yaitu Priyayi Ningrat atau

Bendara Santri dan Wong Cilik

Kesenian yang terdapat dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari

tari-tarian lagu daerah wayang orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai

macam kesenian lainnya

22

Kepercayaan masyarakat jawa adalah kepercayaan animisme yaitu suatu kepercayaan

tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan juga pada

manusia sendiri

32 SARAN

Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan Kami menyadari bahwa dalam

penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan Karena sesungguhnya kesempurnaan

itu milik Allah dan kekurangan adalah bagian dari kita Oleh karena itu saya

mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya

Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita Terima kasih

23

DAFTAR PUSTAKA

Aveling Harry The Development of Indonesian Socirty 1979

Daroji Amin Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000

Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005

Hana Siti Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi

Semarang IAIN Walisongo 2010

Khalim Samidi Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954

M Munandar Sualiman Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988

Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013

Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa

Sofwan Ridin Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004

httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml

24

[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005 hlm 169

[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21

[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23

[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6

[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

hlm 4

[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4

[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang

IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3

[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41

[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

hlm 329-330

[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB

[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm

103

[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004 hlm 17-18

[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10

[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses

pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB

25

Page 3: herlinarumanta.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH KEBUDAYAAN JAWA TENGAH APLIKASI KOMPUTER DAN BISNIS DI SUSUN OLEH : Herlina (1202016065) Manajemen Sore Semester III FAKULTAS

ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 1

Tujuan Penelitian 2

BAB II PEMBAHASAN 3

21 Pengertian Budaya Jawa 3

22 Kebudayaan Jawa Tengah 8

221 Wayang helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 8

222Kesenian Tari Khas Jawa Tengah 10

223Kesenian Musik Khas Jawa Tengah 15

23 Sistem Religi di Masyarakat Jawa 16

BAB III PENUTUP 22

31 Kesimpulan 22

32 Saran 23

DAFTAR PUSTAKA 24

iii

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan memiliki

berbagaimacam suku bangsa bahasa adat istiadat atau yang sering kita sebut

kebudayaanKeanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia merupakan suatu bukti bahwa

Indonesiamerupakan negara yang kaya akan budayaTidak bisa kita pungkiri bahwa kita pungkiri bahwa

kebudayaan daerah merupakan faktor utama berdirinya kebudayaan yang lebih global yang biasa kita

sebut dengan kebudayaannasional Maka atas dasar itulah segala bentuk kebudayaan daerah

akan sangat berpengaruk terhadap budaya nasional begitu pula sebaliknya kebudayaan nasional yang

bersumber darikebudayaan daerah akan sangat berpebgaruh pula terhadap kebudayaan daerah

kebudayaanlokalKebudayaan merupakan suatau kekayaan yang sangat benilai karena selain merupakan

cirikhas dari suatu daerah juga mejadi lambang dari kepribadian suatu bangsa atau daerahKarena

kebudayaan merupakan kekayaan serta ciri khas suatu daerah maka menjagamemelihara dan melestarikan

budaya merupakan kewajiban dari setiap individu dengan katalain kebudayaan merupakan kekayaan yang

harus dijaga dan dilestarikan oleh setiap suku bangsa

12 Rumusan Masalah

A Apa Pengertian Budaya Jawa

B Apa kebudayan khas jawa tengah

1

C Bagaimana Sistem Religi di Masyarakat Jawa

13 Tujuan penelitian

Makalah yang berjudul Budaya Jawa Tengah ini bertujuan agar pembaca

mengetahui bahwa Jawa Tengah merupakan daerah yang kaya akan budaya serta

menyadari bahwa menjaga dan melestarikan kebudayaan daerah merupakan kewajiban dari

setiap orang

2

BAB II

PEMBAHASAN5

21 Pengertian Budaya Jawa

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Budaya diartikan pikiran akal budi adat

istiadat sesuatu mengenai kebudayaan yang sudah berkembang (beradab maju) sesuatu

yang sudah menjadi kebiasaan yang sudah sukar diubah Sedangkan Kebudayaan diartikan

sebagai hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan

kesenian dan adat istiadat keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang

digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya dan yang menjadi pedoman

tingkah lakunya[1]

Menurut Koentjaraningrat (1980) kata kebudayaan berasal dari kata sansekerta budhayah

yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atauakal Dengan demikian kebudayaan

dapat diartikan dengan hal-hal yang bersangkutan dengan akal Sedangkan

kata budaya merupakan perkembangan majemuk dari budi daya yang berarti daya dari

budi Sehingga dibedakan antara budaya yang berarti ldquodaya dari budirdquo yang berupa cipta

rasa karsa dengan kebudayaan yang berarti hasil dari cipta rasa dan karsa[2]

Selanjutnya menurut konsep-konsep BMalinowske kebudayaan di dunia mempunyai tujuh

unsur universal yakni

1 Bahasa

2 Sistem Teknologi

3 Sistem mata pencaharian (ekonomi)

3

4 Organisasi sosial

5 Sistem pengetahuan

6 Religi

7 Kesenian[3]

Kebudayaan Jawa adalah kebudayaan masyarakat asli Jawa yang telah berkembang

semenjak masa prasejarah Sebagai halnya suku-suku sederhana lainnya budaya asli Jawa

ini bertumpu dari religi animisme dan dinamisme Dasar pikiran dalam religi animisme dan

dinamisme bahwa dunia ini juga didiami oleh roh-roh halus termasuk roh nenek moyang

dan juga kekuatan-kekuatan (daya-daya) ghaib[4]

Dari pengertian-pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kebudayaan Jawa

adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi mata pencaharian

organisasi sosial corak berpikir sistem keagamaan dan kesenian yang dianut dan

dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat

Dalam antropologi budaya dikenal beragam suku dan budaya salah satunya masyarakat

atau suku Jawa Masyarakat Jawa adalah orang-orang yang dalam hidup kesehariannya

menggunakan bahasa Jawa dengan ragam dialeknya secara turun-menurun Suku bangsa

Jawa adalah mereka yang bertempat tinggal di daerah Jawa Tengah Jawa Timur serta

mereka yang berasal dari kedua daerah tersebut Secara geografis suku bangsa Jawa

mendiami tanah Jawa yang meliputi Banyumas Kedu Yogyakarta Surakarta Madiun

Malang dan Kediri Sedangkan di luar itu dinamakan pesisir dan ujung timur Surakarta

dan Yogyakarta yang merupakan dua bekas kerajaan Mataram pada sekitar abad ke-XVI

4

adalah pusat dari kebudayaan Jawa Keduanya adalah tempat kerajaan terakhir dari

pemerintahan Raja-raja Jawa[5]

Yang dimaksud orang Jawa atau Javanese menurut Franz Magnis Suseno adalah orang

yang memakai Bahasa Jawa sebagai bahasa ibu dan merupakan penduduk asli bagian

tengah dan timur pulau Jawa (Suseno 2003 11)Sementara Tony Whitten sebagaimana

dikatakan oleh Roehayat Soeriatmadja dan Suraya Afif The Ecology Java and Bali (1996)

bahwa penduduk asli pertama Pulau Jawa adalah mirip dengan suku Aborigin di Australia

Mereka disebut Austroloid Namun demikian kemudian mereka tersingkir oleh pendatang

dari Asia Tenggara Mereka tidak dapat hidup di Jawa tetapi saat ini keturunan mereka

dapat ditemukan di suku Anak Dalam atau Kubu di Sumatera Tengah atau Indonesia bagian

timur[6]

Suku Jawa merupakan salah satu suku terbesar yang berdiam di negara Indonesia

Suku Jawa hidup dalam lingkup budaya yang sangat kental yang mereka gunakan dalam

berbagai kegiatan masyarakat bahkan mulai dari kehamilan sampai kematian Menurut

Sujamto 1997 budaya Jawa memiki empat ciri-ciri utama yaitu

1 Religius

Sebelum agama-agama besar masuk ke Jawa masyarakat Jawa sudah mempercayai

kepercayaan adanya tuhan yang melindungi mereka dan keberagaman agama itu semakin

berkualitas dengan masuknya agama besar seperti Hindu Budha Islam dan Kristen yang

menjadikan masyarakat Jawa mempunyai toleransi keagamaan yang besar

2 Non doktriner

5

Artinya budaya Jawa itu luwes (fleksibel) karena sejak zaman dahulu masyarakat

Jawa berpendapat bahwa perbedaan agama yang masuk sebenarnya hanya berbeda caranya

saja untuk menuju pada tercapainya satu tujuan yang sama

3 Toleran

Masyarakat Jawa selalu mengutamakan gotong royong selain itu juga bisa

menerima perbedaan pendapat dan menghormati pendapat orang lain

4 Akomodatif

Kebudayaan Jawa selain penuh dengan pelajaran-pelajaran mengenai budi pekerti

luhur juga mau menerima masuknya budaya asing yang masuk yang sesuai dan bermanfaat

bagi masyarakat[7]

Secara kodrati budaya Jawa seperti halnya budaya lainnya akan selalu mengalami

proses perubahan atau perkembangan dalam arti yang luas Pengembangan nilai budaya

Jawa merupakan upaya secara sadar untuk secara terus menerus meningkatkan kualitasnya

Bahasa Jawa misalnya perkembangannya sangat jauh sehingga menjadi bahasa yang tak

tertandingi oleh bahasa manapun terutama mengenai kekayaan kosa katanya[8]

Di dalam pergaulan-pergaulan hidup maupun perhubungan-perhubungan sosial sehari-hari

mereka berbahasa Jawa Pada waktu mengucapkan bahasa daerah ini seseorang harus

memperhatikan dan membeda-bedakan keadaan orang yang diajak berbicara atau yang

sedang dibicarakan berdasarkan usia maupun status sosialnya Demikian pada prinsipnya

ada dua macam bahasa Jawa apabila ditinjau dari kriteria tingkatannya Yaitu bahasa

Jawa Ngoko danKrama

6

Bahasa Jawa Ngoko itu dipakai untuk orang yang sudah dikenal akrab dan terhadap orang

yang lebih muda usianya serta lebih rendah derajat atau status sosialnya Lebih khusus lagi

adalah bahasa Jawa Ngoko Lugu dan Ngoko Andap Sebaliknya bahasa

Jawa Krama dipergunakan untuk bicara dengan yang belum dikenal akrab tetapi yang

sebaya dalam umur maupun derajat dan juga terhadap orang yang lebih tinggi umur serta

status sosialnya Dari kedua macam derajat bahasa ini kemudian ada variasi berbagai dan

kombinasi-kombinasi antara kata-kata dari bahasa Jawa Ngoko dan Krama dan yang

pemakaiannya disesuaikan dengan keadaaan perbedaan usia dan derajat sosial Demikian

ada misalnya bahasa Jawa Madya yang terdiri dari tiga macam bahasa yaitu Madya Ngoko

Madyaantara dan Madya Krama ada bahasa Krama Inggil yang terdiri dari kira-kira 300

kata-kata yang dipakai untuk menyebut nama-nama anggota badan aktivitas benda milik

sifat-sifat dan emosi-emosi dari orang-orang yang lebih tua umur atau lebih tinggi derajat

sosialnya bahasa Kedaton yang khusus dipergunakan di kalangan istana bahasa

Jawa Krama Desa atau bahasa orang-orang di desa-desa dan akhirnya bahasa

Jawa Kasar yakni salah satu macam bahasa daerah yang diucapkan oleh orang-orang yang

sedang dalam kedaan marah atau mengumpat seseorang[9]

7

22 Kebudayaan Jawa Tengah

Suku Jawa merupaka suku yang terdapat di Provinsi Jawa Tengah Kesenian yang terdapat

dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari tari-tarian lagu daerah wayang

orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai macam kesenian lainnya

Yang pertama adalah tari-tarian Dalam bahasa Jawa tari disebut dengan kata beksa yang

berasal dari kata ldquoambegrdquo dan ldquoesardquo kata tersebut mempunyai maksud dan pengertian

bahwa orang yang akan menari haruslah benar-benar menuju satu tujuan yaitu

menyerahkan seluruh jiwanya pada tarian Seni tari di Jawa sendiri mengalami kejayaan

pada masa Kerajaan Kediri Singasari dan Majapahit Pada masa sekarang ini kota

Surakarta dianggap sebagai pusat seni tari terutama di Keraton Surakarta dan Pura

Mangkunegaran

Seni tari dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu Tari Klasik Tari Tradisional dan Tari

Garapan Baru

221 Wayang

Wayang adalah seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Pulau

Jawa dan Bali Pertunjukan wayang telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7

November 2003 sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita

narasi dan warisan yang indah dan sangat berharga (Masterpiece of Oral and Intangible

Heritage of Humanity) Kata `wayang diduga berasal dari kata `wewayangan yang

artinya bayangan Dugaan ini sesuai dengan kenyataan pada pergelaran Wayang Kulit

yang menggunakan kelir secarik kain sebagai pembatas antaradalang yang memainkan

8

wayang dan penonton di balik kelir itu Penonton hanya menyaksikan gerakan-gerakan

wayang melalui bayangan yang jatuh pada kelir

Budaya wayang meliputi seni peran seni suara seni musik seni tutur seni

sastra seni lukis seni pahat dan juga seni perlambang Budaya wayang yang terus

berkembang dari zaman ke zaman juga merupakan media penerangan dakwah

pendidikan hiburan pemahaman filsafat serta hiburan

TABEL 21 Jenis Wayang

JENIS WAYANG

WAYANG KULIT - Wayang Purwa

- Wayang Wadya

- Wayang Gedog

- Wayang Dupara

Wayang Kayu - Wayang Golek

- Wayang Menak

- Wayang templong

Wayang orang - Wayang Gun

- Wayang topeng

- Wayang wong priangan

222 Kesenian Tari Khas Jawa Tengah

9

Beberapa contoh tarian sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain

1 Tari Bedhaya

Tari Bedhaya Ketawang ini dipercaya diciptakan oleh Sultan Agung raja pertama

dari kerajaan Mataram dan disempurnakan oleh Sunan Kalijaga Tari Bedhaya Ketawang

ini tidak hanya ditampilkan pada saat penobatan raja yang baru tetapi juga tiap tahunnya

yang bertepatan dengan hari penobatan raja atau ratu Pada pementasan tari Bedhaya

Ketawang digunakan kostum Dodot Ageng dengan motif Banguntulak alas-alasan Dari

segi alat musik pengiring pun sangat spesial karena digunakan yaitu gamelan Kyai Kaduk

Manis dan Kyai Manis Renggo Pada zaman Sri Susuhunan PakuBuwono XII pertunjukan

tari Bedhaya Ketawang selalu diselenggarakan pada hari kedua bulan Reuwah atau bulan

Syaban dalam kalender Jawa

GAMBAR 21

10

2 Tari Srimpi

Tarian ini tidak diketahui dengan pasti sejak kapan muncul di lingkungan keraton

Tetapi diperkirakan mulai ada saat Prabu Amiluhur masuk ke keraton Tarian ini

dipentaskan oleh empat orang putri yang melambangkan empat unsur dan empat penjuru

mata angin Dari beberapa jenis tari Srimpi ada satu yang dianggap sakral atau suci yaitu

Tari Srimpi Anghlir Mendhung

3 Tari Pethilan

Tari Pethilan adalah suatu tarian yang gerakannya terinspirasi atau mengambil salah

satu bagian dari cerita pewayangan Dalam pementasannya tarian ini boleh memiliki

gerakan yang sama atau tidak antar penarinya boleh menggunakan ontowacono atau dialog

dalam tariannya pakaian yang digunakan tidak sama setiap penarinya kecuali yang

memerankan lakon kembar Dalam kisah yang termuat dalam tarian pun ada peran yang

mati dan yang tetap bertahan hidup

11

GAMBAR 22

4 Tari Golek

Tari ini berasal dari Yogyakarta dan pertama kali dipentaskan pada perayaan

pernikahan KGPH Kusumoyudho dan Gusti Ratu Angger di tahun 1910 Tarian ini

menggambarkan cara-cara berhias diri seorang gadis yang baru memasuki masa

dewasanya agar terlihat lebih cantik dan menarik

5 Tari Bondan

12

Tari Bondan memiliki tiga jenis yaitu Bondan Cindogo Bondan Marsidiwi dan

Bondan Pegunungan atau Tani Tari Bondan Cindogo dan Marsidiwi merupakan tarian

gembira dibuat untuk mengungkapkan kegembiraan atas kelahiran anak

6 Tari Topeng

Tarian ini sebenarnya secara tidak langsung diilhami oleh wayang wong atau

wayang orang Tarian ini sempat mengalami kejayaan pada masa kerajaan Majapahit Lalu

pada masa masuknya islam sunan kalijaga menggunakannya sebagai media penyebaran

islam Beliau jugalah yang menciptakan 9 jenis tari topeng diantaranya Topeng Panji

Ksatrian Condrokirono Gunung sari Handoko Raton Klono Denowo Benco dan Turas

Tari topeng sendiri dianggap sebagai perlambang sifat manusia karena banyaknya model

topeng yang menggambarkan emosi manusia yaitu marah sedih dan kecewa Biasanya

cerita yang diangkat dalam tari topeng adalah bagian dari hikayat atau cerita rakyat

terutama cerita-cerita panji

7 Tari Dolalak

Tarian ini dipentaskan oleh beberapa penari yang mengenakan kostum ala prajurit

Belanda atau Prancis tempo dulu dan diiringi oleh alat musik seperti kentrung rebana

kendang kencer dan lain-lain Menurut legenda tarian ini terinspirasi dari semangat

perjuangan perang rakyat Aceh yang kemudian meluas ke daerah lain di nusantara

Kedua adalah berbagai macam kesenian rakyat yang dikenal di masyarakat Jawa baik

Jawa Tengah maupun Jawa Timur Patolan atau prisenan yang dikenal di daerah Rembang

13

Jawa Tengah Kesenian ini adalah semacam olahraga gulat rakyat dan dipimpin oleh dua

orang wasit dari masing-masing pihak Olahraga yang juga hiburan ini biasanya dimainkan

di tempat berpasir seperti di pinggir pantai

Daerah Blora dikenal memiliki kesenian barongan kuda kepang dan wayang krucil

(sejenis wayang kulit namun terbuat dari kayu)

Di daerah Pekalongan dikenal kesenian kuntulan dan sintren Kuntulan adalah

kesenian bela diri yang dilukiskan dengan tarian dengan iringan bunyi-bunyian seperti

bedug dan lain-lain Sedangkan sintren yang juga dikenal luas di Cirebon adalah sebuah

tarian yang dipenuhi dengan unsur mistis Dimana sang penari melakukan gerakan tarian

dalam keadaan tidak sadar Pertunjukan sintren biasanya dipentaskan pada saat bulan

purnama setelah panen

Lengger calung adalah kesenian tradisional yang berasal dari daerah Banyumas Tarian ini

terdiri dari lengger (penari) dan calung (alat musik bambu) Gerakan tariannya sangat

dinamis dan lincah mengikuti irama dari calung Beberapa gerakan khas dari tarian lengger

adalah geyol gedhag dan lempar sampur Dahulu penari lengger adalah para pria yang

berdandan seperti wanita namun sekarang para pria tersebut hanyalah sebagai pelengkap

tarian saja

14

GAMBAR 23

Selain kesenian yang berbentuk tarian suku Jawa pun memiliki kesenian dalam bentuk

lain misalnya saja dalam seni musik

223 Kesenian Musik Khas Jawa Tengah

Beberapa contoh alat music sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain

1 Degung

Degung merupakan sebuah kesenian Jawa yang biasany dimainkan pada acara hajatanKesenian

degung ini digunakan sebagai musik pengiringpengantarDegung ini merupakan gabungan dari peralatan

musik khas Jawa Tengah yaitu gendanggoong kempul saron bonang kacapi suling rebab dan

sebagainyaDegung merupakan salah-satu kesenian yang paling populer di Jawa Tengah karena

iringanmusik degung ini selalu digunakan dalam setiap acara hajatan yang masih menganut adattradisional

selain itu musik degung juga digunakan sebgai musik pengiring hampir padasetiap pertunjukan seni

tradisional Jawa Tengah lainnya

2 Rampak Gendang

15

Rampak Gendang merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Tengah Rampak Gendang

iniadalah pemainan menabuh gendang secara bersama-sama dengan menggunakan iramatertentu

serta menggunakan cara-cara tertentu untuk melakukannya pada umumnyadimainkan oleh

lebih dari empat orang yang telah mempunyai keahlian khusus dalammenabuh gendang Biasanya rampak

gendang ini diadakan pada acara pesta atau pada acararitual

GAMBAR 24

3 Calung

Di daerah Jawa Tengah terdapat kesenian yang disebut Calung calung ini adalah kesenianyang

dibawakan dengan cara memukulmengetuk bambu yang telah dipotong dan dibentuk sedemikian rupa

dengan pemukulpentungan kecil sehingga menghasilkan nada-nada yangkhasBiasanya calung ini

ditampilkan dengan dibawakan oleh 5 orang atau lebih Calung ini biasanya digunakan sebagai pengiring

nyanyian Jawa atau pengiring dalam lawakan

Sedangkan bentuk kesenian seni musik yang berupa lagu-lagu daerah dari Jawa

antara lain Bapak Pucung Cublak-Cublak Suweng Gambang Suling Gai Bintang Gek

Kepriye Gundul-Gundul Pacul Lir-ilir Jamuran Kembang Malathe Karapan Sape[10]

16

23 Sistem Religi di Masyarakat Jawa

Ciri masyarakat Jawa yang lain adalah berketuhanan bahkan sejak masa

prasejarah Kepercayaan yang dianutnya adalah kepercayaan animisme yaitu suatu

kepercayaan tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan

juga pada manusia sendiri Kepercayaan seperti itu adalah agama mereka yang pertama

Semua benda yang bergerak diangap hidup dan memiliki roh baik itu roh berwatak baik

atau jahat[11]

Suku-suku bangsa Indonesia dan khususnya suku Jawa sebelum kedatangan pengaruh

Hinduisme telah hidup teratur dengan religi animisme-dinamisme sebagai akar

spiritualitasnya dan hukum adat sebagai pranata kehidupan sosial mereka Adanya warisan

hukum adat menunjukkan bahwa nenek moyang suku bangsa Indonesia asli telah hidup

dalam persekutuan-persekutuan desa yang teratur dan mungkin di bawah pemerintahan atau

kepala adat desa walaupun masih dalam bentuk yang cukup sederhana Religi animisme-

dinamisme yang merupakan akar budaya asli Indonesia dan khususnya dalam masyarakat

Jawa cukup mengakar dalam sehingga punya kemampuan yang kenyal (elastis) Dengan

demikian dapat bertahan walaupun mendapat pengaruh dan berhadapan dengan

kebudayaan-kebudayaan yang telah berkembang maju[12]

Dengan kepercayaan tersebut mereka beranggapan bahwa disamping semua roh yang ada

terdapat roh yang paling berkuasa dan lebih kuat dari manusia Dan agar terhindar dari roh

tersebut mereka menyembahnya dengan jalan mengadakan upacara disertai dengan sesaji

17

Pelaksanaan upacara dilakukan oleh masyarakat Jawa adalah agar keluarga mereka

terlindung dari roh yang jahat Cara yang ditempuh untuk menghadirkan arwah nenek

moyang adalah dengan mengundang orang yang sakti dan ahli dalam bidang tersebut yang

disebut prewangan untuk memimpin acara Sebagai kelengkapan upacara tersebut mereka

menyiapkan sesaji dan membakar kemenyan atau bau-bauan lainnya yang digemari oleh

nenek moyang Selain itu mereka juga menyempurnakan upacara dengan bunyi-bunyian

dan tari-tarian

Seperti upacara kematian secara berurutan diadakan sebagai berikut

1 Selametan surtanah atau geblak yang diadakan pada saat meninggalnya seseorang

2 Selametan nelung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada

hari ketiga sesudah kematian seseorang

3 Selametan mitung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

ketujuh

4 Selametan matang puluh dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan

pada hari keempat puluh

5 Selametan nyatus yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

keseratus

6 Selametan mendak sepisan dan mendak pindo yaitu upacara selamatan kematian

yang diadakan pada tahun pertama dan kedua kematian seseorang

7 Selametan nyewu yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

keseribu

18

8 Selametan nguwis-nguwisi yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan

terakhir kali

Masyarakat Jawa mempercayai bahwa apa yang telah mereka bangun adalah hasil

adaptasi pergaulan dengan alam Keberhasilan pertanian tergantung dari kekuatan alam

matahari hujan angin dan hama Tetapi mereka masih mempercayai

kekuatan adikodrati dibalik semua kekuatan alam itu

Dalam kepercayaan Jawa terdapat usaha untuk menambah kekuatan batin Usaha ini

dilakukan dengan menggunakan benda-benda bertuah atau berkekuatan gaib yang sering

disebut dengan jimat[13]

Selain itu masyarakat jawa juga mempunyai tradisi upacara adat dalam setiap kegiatan-

kegiatan besar seperti

1 Kematian (Mendhak)

2 Upacara nyewu dina (memohon pengampunan kepada Tuhan)

3 Upacara Brobosan (penghormatan dari sanak keluarga kepada orang tua dan leluhur

mereka yang telah meninggal dunia)

4 Upacara-upacara sebelum pernikahan (Siraman Upacara Ngerik Upacara

Midodareni Upacara diluar kamar pelaminan Srah-srahan atau Peningsetan

Nyantri Upacara Panggih atau Temu Balangan suruh Penganten dan lain-lain)

5 Upacara untuk kelahiran bayi seperti

a) Wahyu Tumurun

19

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang senantiasa

mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa

b) Sido Asih

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang selalu dicintai dan

dikasihi oleh sesama serta mempunyai sifat belas kasih

c) Sidomukti

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang mukti wibawa yaitu

berbahagia dan disegani karena kewibawaannya

d) Truntum

Maknanya agar keluhuran budi orang tuanya menurun (tumaruntum) pada sang

bayi

e) Sidoluhur

Maknanya agar anak menjadi orang yang sopan dan berbudi pekerti luhur

f) Parangkusumo

Maknanya agar anak memiliki kecerdasan bagai tajamnya parang dan memiliki

ketangkasan bagai parang yang sedang dimainkan pesilat tangguh

g) Semen romo

Maknanya agar anak memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta

kasih Rama dan Sinta pada rakyatnya

h) Udan riris

Maknanya agar anak dapat membuat situasi yang menyegarkan enak

dipandang dan menyenangkan siapa saja yang bergaul dengannya

20

i) Cakar ayam

Maknanya agar anak pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan

dengan cakarnya karena rasa tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya sehingga

kebutuhan hidupnya tercukupi syukur bisa kaya dan berlebihan

j) Grompol

Maknanya semoga keluarga tetap bersatu tidak bercerai-berai akibat

ketidakharmonisan keuarga (nggrompol berkumpul)

k) Lasem

Bermotif garis vertikal bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada

Tuhan Yang Maha Esa

l) Dringin

Bermotif garis horisontal bermakna semoga anak dapat bergaul

bermasyarakat dan berguna antar sesama[14]

21

BAB III

PENUTUP

31 KESIMPULAN

Kebudayaan Jawa adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi

mata pencaharian organisasi sosial corak berpikir sistem kegamaan dan kesenian yang

dianut dan dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat Budaya Jawa

memiliki empat ciri utama yaitu religius non doktriner toleran dan akomodatif Di lihat

dari kriteria tingkatannya ada dua macam bahasa Jawa yaitu bahasa

Jawa Ngoko danKrama

Pada umumnya orang-orang Jawa bekerja pada segala bidang terutama

administrasi negara dan kemiliteran Selain itu mereka bekerja pada sektor pelayanan

umum pertukangan perdagangan dan pertanian dan perkebunan

Silsilah keturunan jawa anak putu buyut canggah wareng udheg-udheg gantung siwur

gropak senthe kandhang bubrah debog bosok galih asem

Dalam sistem kemasyarakatan Jawa dikenal 4 tingkatan yaitu Priyayi Ningrat atau

Bendara Santri dan Wong Cilik

Kesenian yang terdapat dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari

tari-tarian lagu daerah wayang orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai

macam kesenian lainnya

22

Kepercayaan masyarakat jawa adalah kepercayaan animisme yaitu suatu kepercayaan

tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan juga pada

manusia sendiri

32 SARAN

Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan Kami menyadari bahwa dalam

penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan Karena sesungguhnya kesempurnaan

itu milik Allah dan kekurangan adalah bagian dari kita Oleh karena itu saya

mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya

Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita Terima kasih

23

DAFTAR PUSTAKA

Aveling Harry The Development of Indonesian Socirty 1979

Daroji Amin Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000

Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005

Hana Siti Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi

Semarang IAIN Walisongo 2010

Khalim Samidi Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954

M Munandar Sualiman Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988

Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013

Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa

Sofwan Ridin Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004

httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml

24

[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005 hlm 169

[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21

[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23

[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6

[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

hlm 4

[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4

[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang

IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3

[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41

[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

hlm 329-330

[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB

[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm

103

[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004 hlm 17-18

[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10

[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses

pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB

25

Page 4: herlinarumanta.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH KEBUDAYAAN JAWA TENGAH APLIKASI KOMPUTER DAN BISNIS DI SUSUN OLEH : Herlina (1202016065) Manajemen Sore Semester III FAKULTAS

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 1

Tujuan Penelitian 2

BAB II PEMBAHASAN 3

21 Pengertian Budaya Jawa 3

22 Kebudayaan Jawa Tengah 8

221 Wayang helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 8

222Kesenian Tari Khas Jawa Tengah 10

223Kesenian Musik Khas Jawa Tengah 15

23 Sistem Religi di Masyarakat Jawa 16

BAB III PENUTUP 22

31 Kesimpulan 22

32 Saran 23

DAFTAR PUSTAKA 24

iii

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan memiliki

berbagaimacam suku bangsa bahasa adat istiadat atau yang sering kita sebut

kebudayaanKeanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia merupakan suatu bukti bahwa

Indonesiamerupakan negara yang kaya akan budayaTidak bisa kita pungkiri bahwa kita pungkiri bahwa

kebudayaan daerah merupakan faktor utama berdirinya kebudayaan yang lebih global yang biasa kita

sebut dengan kebudayaannasional Maka atas dasar itulah segala bentuk kebudayaan daerah

akan sangat berpengaruk terhadap budaya nasional begitu pula sebaliknya kebudayaan nasional yang

bersumber darikebudayaan daerah akan sangat berpebgaruh pula terhadap kebudayaan daerah

kebudayaanlokalKebudayaan merupakan suatau kekayaan yang sangat benilai karena selain merupakan

cirikhas dari suatu daerah juga mejadi lambang dari kepribadian suatu bangsa atau daerahKarena

kebudayaan merupakan kekayaan serta ciri khas suatu daerah maka menjagamemelihara dan melestarikan

budaya merupakan kewajiban dari setiap individu dengan katalain kebudayaan merupakan kekayaan yang

harus dijaga dan dilestarikan oleh setiap suku bangsa

12 Rumusan Masalah

A Apa Pengertian Budaya Jawa

B Apa kebudayan khas jawa tengah

1

C Bagaimana Sistem Religi di Masyarakat Jawa

13 Tujuan penelitian

Makalah yang berjudul Budaya Jawa Tengah ini bertujuan agar pembaca

mengetahui bahwa Jawa Tengah merupakan daerah yang kaya akan budaya serta

menyadari bahwa menjaga dan melestarikan kebudayaan daerah merupakan kewajiban dari

setiap orang

2

BAB II

PEMBAHASAN5

21 Pengertian Budaya Jawa

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Budaya diartikan pikiran akal budi adat

istiadat sesuatu mengenai kebudayaan yang sudah berkembang (beradab maju) sesuatu

yang sudah menjadi kebiasaan yang sudah sukar diubah Sedangkan Kebudayaan diartikan

sebagai hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan

kesenian dan adat istiadat keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang

digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya dan yang menjadi pedoman

tingkah lakunya[1]

Menurut Koentjaraningrat (1980) kata kebudayaan berasal dari kata sansekerta budhayah

yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atauakal Dengan demikian kebudayaan

dapat diartikan dengan hal-hal yang bersangkutan dengan akal Sedangkan

kata budaya merupakan perkembangan majemuk dari budi daya yang berarti daya dari

budi Sehingga dibedakan antara budaya yang berarti ldquodaya dari budirdquo yang berupa cipta

rasa karsa dengan kebudayaan yang berarti hasil dari cipta rasa dan karsa[2]

Selanjutnya menurut konsep-konsep BMalinowske kebudayaan di dunia mempunyai tujuh

unsur universal yakni

1 Bahasa

2 Sistem Teknologi

3 Sistem mata pencaharian (ekonomi)

3

4 Organisasi sosial

5 Sistem pengetahuan

6 Religi

7 Kesenian[3]

Kebudayaan Jawa adalah kebudayaan masyarakat asli Jawa yang telah berkembang

semenjak masa prasejarah Sebagai halnya suku-suku sederhana lainnya budaya asli Jawa

ini bertumpu dari religi animisme dan dinamisme Dasar pikiran dalam religi animisme dan

dinamisme bahwa dunia ini juga didiami oleh roh-roh halus termasuk roh nenek moyang

dan juga kekuatan-kekuatan (daya-daya) ghaib[4]

Dari pengertian-pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kebudayaan Jawa

adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi mata pencaharian

organisasi sosial corak berpikir sistem keagamaan dan kesenian yang dianut dan

dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat

Dalam antropologi budaya dikenal beragam suku dan budaya salah satunya masyarakat

atau suku Jawa Masyarakat Jawa adalah orang-orang yang dalam hidup kesehariannya

menggunakan bahasa Jawa dengan ragam dialeknya secara turun-menurun Suku bangsa

Jawa adalah mereka yang bertempat tinggal di daerah Jawa Tengah Jawa Timur serta

mereka yang berasal dari kedua daerah tersebut Secara geografis suku bangsa Jawa

mendiami tanah Jawa yang meliputi Banyumas Kedu Yogyakarta Surakarta Madiun

Malang dan Kediri Sedangkan di luar itu dinamakan pesisir dan ujung timur Surakarta

dan Yogyakarta yang merupakan dua bekas kerajaan Mataram pada sekitar abad ke-XVI

4

adalah pusat dari kebudayaan Jawa Keduanya adalah tempat kerajaan terakhir dari

pemerintahan Raja-raja Jawa[5]

Yang dimaksud orang Jawa atau Javanese menurut Franz Magnis Suseno adalah orang

yang memakai Bahasa Jawa sebagai bahasa ibu dan merupakan penduduk asli bagian

tengah dan timur pulau Jawa (Suseno 2003 11)Sementara Tony Whitten sebagaimana

dikatakan oleh Roehayat Soeriatmadja dan Suraya Afif The Ecology Java and Bali (1996)

bahwa penduduk asli pertama Pulau Jawa adalah mirip dengan suku Aborigin di Australia

Mereka disebut Austroloid Namun demikian kemudian mereka tersingkir oleh pendatang

dari Asia Tenggara Mereka tidak dapat hidup di Jawa tetapi saat ini keturunan mereka

dapat ditemukan di suku Anak Dalam atau Kubu di Sumatera Tengah atau Indonesia bagian

timur[6]

Suku Jawa merupakan salah satu suku terbesar yang berdiam di negara Indonesia

Suku Jawa hidup dalam lingkup budaya yang sangat kental yang mereka gunakan dalam

berbagai kegiatan masyarakat bahkan mulai dari kehamilan sampai kematian Menurut

Sujamto 1997 budaya Jawa memiki empat ciri-ciri utama yaitu

1 Religius

Sebelum agama-agama besar masuk ke Jawa masyarakat Jawa sudah mempercayai

kepercayaan adanya tuhan yang melindungi mereka dan keberagaman agama itu semakin

berkualitas dengan masuknya agama besar seperti Hindu Budha Islam dan Kristen yang

menjadikan masyarakat Jawa mempunyai toleransi keagamaan yang besar

2 Non doktriner

5

Artinya budaya Jawa itu luwes (fleksibel) karena sejak zaman dahulu masyarakat

Jawa berpendapat bahwa perbedaan agama yang masuk sebenarnya hanya berbeda caranya

saja untuk menuju pada tercapainya satu tujuan yang sama

3 Toleran

Masyarakat Jawa selalu mengutamakan gotong royong selain itu juga bisa

menerima perbedaan pendapat dan menghormati pendapat orang lain

4 Akomodatif

Kebudayaan Jawa selain penuh dengan pelajaran-pelajaran mengenai budi pekerti

luhur juga mau menerima masuknya budaya asing yang masuk yang sesuai dan bermanfaat

bagi masyarakat[7]

Secara kodrati budaya Jawa seperti halnya budaya lainnya akan selalu mengalami

proses perubahan atau perkembangan dalam arti yang luas Pengembangan nilai budaya

Jawa merupakan upaya secara sadar untuk secara terus menerus meningkatkan kualitasnya

Bahasa Jawa misalnya perkembangannya sangat jauh sehingga menjadi bahasa yang tak

tertandingi oleh bahasa manapun terutama mengenai kekayaan kosa katanya[8]

Di dalam pergaulan-pergaulan hidup maupun perhubungan-perhubungan sosial sehari-hari

mereka berbahasa Jawa Pada waktu mengucapkan bahasa daerah ini seseorang harus

memperhatikan dan membeda-bedakan keadaan orang yang diajak berbicara atau yang

sedang dibicarakan berdasarkan usia maupun status sosialnya Demikian pada prinsipnya

ada dua macam bahasa Jawa apabila ditinjau dari kriteria tingkatannya Yaitu bahasa

Jawa Ngoko danKrama

6

Bahasa Jawa Ngoko itu dipakai untuk orang yang sudah dikenal akrab dan terhadap orang

yang lebih muda usianya serta lebih rendah derajat atau status sosialnya Lebih khusus lagi

adalah bahasa Jawa Ngoko Lugu dan Ngoko Andap Sebaliknya bahasa

Jawa Krama dipergunakan untuk bicara dengan yang belum dikenal akrab tetapi yang

sebaya dalam umur maupun derajat dan juga terhadap orang yang lebih tinggi umur serta

status sosialnya Dari kedua macam derajat bahasa ini kemudian ada variasi berbagai dan

kombinasi-kombinasi antara kata-kata dari bahasa Jawa Ngoko dan Krama dan yang

pemakaiannya disesuaikan dengan keadaaan perbedaan usia dan derajat sosial Demikian

ada misalnya bahasa Jawa Madya yang terdiri dari tiga macam bahasa yaitu Madya Ngoko

Madyaantara dan Madya Krama ada bahasa Krama Inggil yang terdiri dari kira-kira 300

kata-kata yang dipakai untuk menyebut nama-nama anggota badan aktivitas benda milik

sifat-sifat dan emosi-emosi dari orang-orang yang lebih tua umur atau lebih tinggi derajat

sosialnya bahasa Kedaton yang khusus dipergunakan di kalangan istana bahasa

Jawa Krama Desa atau bahasa orang-orang di desa-desa dan akhirnya bahasa

Jawa Kasar yakni salah satu macam bahasa daerah yang diucapkan oleh orang-orang yang

sedang dalam kedaan marah atau mengumpat seseorang[9]

7

22 Kebudayaan Jawa Tengah

Suku Jawa merupaka suku yang terdapat di Provinsi Jawa Tengah Kesenian yang terdapat

dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari tari-tarian lagu daerah wayang

orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai macam kesenian lainnya

Yang pertama adalah tari-tarian Dalam bahasa Jawa tari disebut dengan kata beksa yang

berasal dari kata ldquoambegrdquo dan ldquoesardquo kata tersebut mempunyai maksud dan pengertian

bahwa orang yang akan menari haruslah benar-benar menuju satu tujuan yaitu

menyerahkan seluruh jiwanya pada tarian Seni tari di Jawa sendiri mengalami kejayaan

pada masa Kerajaan Kediri Singasari dan Majapahit Pada masa sekarang ini kota

Surakarta dianggap sebagai pusat seni tari terutama di Keraton Surakarta dan Pura

Mangkunegaran

Seni tari dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu Tari Klasik Tari Tradisional dan Tari

Garapan Baru

221 Wayang

Wayang adalah seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Pulau

Jawa dan Bali Pertunjukan wayang telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7

November 2003 sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita

narasi dan warisan yang indah dan sangat berharga (Masterpiece of Oral and Intangible

Heritage of Humanity) Kata `wayang diduga berasal dari kata `wewayangan yang

artinya bayangan Dugaan ini sesuai dengan kenyataan pada pergelaran Wayang Kulit

yang menggunakan kelir secarik kain sebagai pembatas antaradalang yang memainkan

8

wayang dan penonton di balik kelir itu Penonton hanya menyaksikan gerakan-gerakan

wayang melalui bayangan yang jatuh pada kelir

Budaya wayang meliputi seni peran seni suara seni musik seni tutur seni

sastra seni lukis seni pahat dan juga seni perlambang Budaya wayang yang terus

berkembang dari zaman ke zaman juga merupakan media penerangan dakwah

pendidikan hiburan pemahaman filsafat serta hiburan

TABEL 21 Jenis Wayang

JENIS WAYANG

WAYANG KULIT - Wayang Purwa

- Wayang Wadya

- Wayang Gedog

- Wayang Dupara

Wayang Kayu - Wayang Golek

- Wayang Menak

- Wayang templong

Wayang orang - Wayang Gun

- Wayang topeng

- Wayang wong priangan

222 Kesenian Tari Khas Jawa Tengah

9

Beberapa contoh tarian sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain

1 Tari Bedhaya

Tari Bedhaya Ketawang ini dipercaya diciptakan oleh Sultan Agung raja pertama

dari kerajaan Mataram dan disempurnakan oleh Sunan Kalijaga Tari Bedhaya Ketawang

ini tidak hanya ditampilkan pada saat penobatan raja yang baru tetapi juga tiap tahunnya

yang bertepatan dengan hari penobatan raja atau ratu Pada pementasan tari Bedhaya

Ketawang digunakan kostum Dodot Ageng dengan motif Banguntulak alas-alasan Dari

segi alat musik pengiring pun sangat spesial karena digunakan yaitu gamelan Kyai Kaduk

Manis dan Kyai Manis Renggo Pada zaman Sri Susuhunan PakuBuwono XII pertunjukan

tari Bedhaya Ketawang selalu diselenggarakan pada hari kedua bulan Reuwah atau bulan

Syaban dalam kalender Jawa

GAMBAR 21

10

2 Tari Srimpi

Tarian ini tidak diketahui dengan pasti sejak kapan muncul di lingkungan keraton

Tetapi diperkirakan mulai ada saat Prabu Amiluhur masuk ke keraton Tarian ini

dipentaskan oleh empat orang putri yang melambangkan empat unsur dan empat penjuru

mata angin Dari beberapa jenis tari Srimpi ada satu yang dianggap sakral atau suci yaitu

Tari Srimpi Anghlir Mendhung

3 Tari Pethilan

Tari Pethilan adalah suatu tarian yang gerakannya terinspirasi atau mengambil salah

satu bagian dari cerita pewayangan Dalam pementasannya tarian ini boleh memiliki

gerakan yang sama atau tidak antar penarinya boleh menggunakan ontowacono atau dialog

dalam tariannya pakaian yang digunakan tidak sama setiap penarinya kecuali yang

memerankan lakon kembar Dalam kisah yang termuat dalam tarian pun ada peran yang

mati dan yang tetap bertahan hidup

11

GAMBAR 22

4 Tari Golek

Tari ini berasal dari Yogyakarta dan pertama kali dipentaskan pada perayaan

pernikahan KGPH Kusumoyudho dan Gusti Ratu Angger di tahun 1910 Tarian ini

menggambarkan cara-cara berhias diri seorang gadis yang baru memasuki masa

dewasanya agar terlihat lebih cantik dan menarik

5 Tari Bondan

12

Tari Bondan memiliki tiga jenis yaitu Bondan Cindogo Bondan Marsidiwi dan

Bondan Pegunungan atau Tani Tari Bondan Cindogo dan Marsidiwi merupakan tarian

gembira dibuat untuk mengungkapkan kegembiraan atas kelahiran anak

6 Tari Topeng

Tarian ini sebenarnya secara tidak langsung diilhami oleh wayang wong atau

wayang orang Tarian ini sempat mengalami kejayaan pada masa kerajaan Majapahit Lalu

pada masa masuknya islam sunan kalijaga menggunakannya sebagai media penyebaran

islam Beliau jugalah yang menciptakan 9 jenis tari topeng diantaranya Topeng Panji

Ksatrian Condrokirono Gunung sari Handoko Raton Klono Denowo Benco dan Turas

Tari topeng sendiri dianggap sebagai perlambang sifat manusia karena banyaknya model

topeng yang menggambarkan emosi manusia yaitu marah sedih dan kecewa Biasanya

cerita yang diangkat dalam tari topeng adalah bagian dari hikayat atau cerita rakyat

terutama cerita-cerita panji

7 Tari Dolalak

Tarian ini dipentaskan oleh beberapa penari yang mengenakan kostum ala prajurit

Belanda atau Prancis tempo dulu dan diiringi oleh alat musik seperti kentrung rebana

kendang kencer dan lain-lain Menurut legenda tarian ini terinspirasi dari semangat

perjuangan perang rakyat Aceh yang kemudian meluas ke daerah lain di nusantara

Kedua adalah berbagai macam kesenian rakyat yang dikenal di masyarakat Jawa baik

Jawa Tengah maupun Jawa Timur Patolan atau prisenan yang dikenal di daerah Rembang

13

Jawa Tengah Kesenian ini adalah semacam olahraga gulat rakyat dan dipimpin oleh dua

orang wasit dari masing-masing pihak Olahraga yang juga hiburan ini biasanya dimainkan

di tempat berpasir seperti di pinggir pantai

Daerah Blora dikenal memiliki kesenian barongan kuda kepang dan wayang krucil

(sejenis wayang kulit namun terbuat dari kayu)

Di daerah Pekalongan dikenal kesenian kuntulan dan sintren Kuntulan adalah

kesenian bela diri yang dilukiskan dengan tarian dengan iringan bunyi-bunyian seperti

bedug dan lain-lain Sedangkan sintren yang juga dikenal luas di Cirebon adalah sebuah

tarian yang dipenuhi dengan unsur mistis Dimana sang penari melakukan gerakan tarian

dalam keadaan tidak sadar Pertunjukan sintren biasanya dipentaskan pada saat bulan

purnama setelah panen

Lengger calung adalah kesenian tradisional yang berasal dari daerah Banyumas Tarian ini

terdiri dari lengger (penari) dan calung (alat musik bambu) Gerakan tariannya sangat

dinamis dan lincah mengikuti irama dari calung Beberapa gerakan khas dari tarian lengger

adalah geyol gedhag dan lempar sampur Dahulu penari lengger adalah para pria yang

berdandan seperti wanita namun sekarang para pria tersebut hanyalah sebagai pelengkap

tarian saja

14

GAMBAR 23

Selain kesenian yang berbentuk tarian suku Jawa pun memiliki kesenian dalam bentuk

lain misalnya saja dalam seni musik

223 Kesenian Musik Khas Jawa Tengah

Beberapa contoh alat music sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain

1 Degung

Degung merupakan sebuah kesenian Jawa yang biasany dimainkan pada acara hajatanKesenian

degung ini digunakan sebagai musik pengiringpengantarDegung ini merupakan gabungan dari peralatan

musik khas Jawa Tengah yaitu gendanggoong kempul saron bonang kacapi suling rebab dan

sebagainyaDegung merupakan salah-satu kesenian yang paling populer di Jawa Tengah karena

iringanmusik degung ini selalu digunakan dalam setiap acara hajatan yang masih menganut adattradisional

selain itu musik degung juga digunakan sebgai musik pengiring hampir padasetiap pertunjukan seni

tradisional Jawa Tengah lainnya

2 Rampak Gendang

15

Rampak Gendang merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Tengah Rampak Gendang

iniadalah pemainan menabuh gendang secara bersama-sama dengan menggunakan iramatertentu

serta menggunakan cara-cara tertentu untuk melakukannya pada umumnyadimainkan oleh

lebih dari empat orang yang telah mempunyai keahlian khusus dalammenabuh gendang Biasanya rampak

gendang ini diadakan pada acara pesta atau pada acararitual

GAMBAR 24

3 Calung

Di daerah Jawa Tengah terdapat kesenian yang disebut Calung calung ini adalah kesenianyang

dibawakan dengan cara memukulmengetuk bambu yang telah dipotong dan dibentuk sedemikian rupa

dengan pemukulpentungan kecil sehingga menghasilkan nada-nada yangkhasBiasanya calung ini

ditampilkan dengan dibawakan oleh 5 orang atau lebih Calung ini biasanya digunakan sebagai pengiring

nyanyian Jawa atau pengiring dalam lawakan

Sedangkan bentuk kesenian seni musik yang berupa lagu-lagu daerah dari Jawa

antara lain Bapak Pucung Cublak-Cublak Suweng Gambang Suling Gai Bintang Gek

Kepriye Gundul-Gundul Pacul Lir-ilir Jamuran Kembang Malathe Karapan Sape[10]

16

23 Sistem Religi di Masyarakat Jawa

Ciri masyarakat Jawa yang lain adalah berketuhanan bahkan sejak masa

prasejarah Kepercayaan yang dianutnya adalah kepercayaan animisme yaitu suatu

kepercayaan tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan

juga pada manusia sendiri Kepercayaan seperti itu adalah agama mereka yang pertama

Semua benda yang bergerak diangap hidup dan memiliki roh baik itu roh berwatak baik

atau jahat[11]

Suku-suku bangsa Indonesia dan khususnya suku Jawa sebelum kedatangan pengaruh

Hinduisme telah hidup teratur dengan religi animisme-dinamisme sebagai akar

spiritualitasnya dan hukum adat sebagai pranata kehidupan sosial mereka Adanya warisan

hukum adat menunjukkan bahwa nenek moyang suku bangsa Indonesia asli telah hidup

dalam persekutuan-persekutuan desa yang teratur dan mungkin di bawah pemerintahan atau

kepala adat desa walaupun masih dalam bentuk yang cukup sederhana Religi animisme-

dinamisme yang merupakan akar budaya asli Indonesia dan khususnya dalam masyarakat

Jawa cukup mengakar dalam sehingga punya kemampuan yang kenyal (elastis) Dengan

demikian dapat bertahan walaupun mendapat pengaruh dan berhadapan dengan

kebudayaan-kebudayaan yang telah berkembang maju[12]

Dengan kepercayaan tersebut mereka beranggapan bahwa disamping semua roh yang ada

terdapat roh yang paling berkuasa dan lebih kuat dari manusia Dan agar terhindar dari roh

tersebut mereka menyembahnya dengan jalan mengadakan upacara disertai dengan sesaji

17

Pelaksanaan upacara dilakukan oleh masyarakat Jawa adalah agar keluarga mereka

terlindung dari roh yang jahat Cara yang ditempuh untuk menghadirkan arwah nenek

moyang adalah dengan mengundang orang yang sakti dan ahli dalam bidang tersebut yang

disebut prewangan untuk memimpin acara Sebagai kelengkapan upacara tersebut mereka

menyiapkan sesaji dan membakar kemenyan atau bau-bauan lainnya yang digemari oleh

nenek moyang Selain itu mereka juga menyempurnakan upacara dengan bunyi-bunyian

dan tari-tarian

Seperti upacara kematian secara berurutan diadakan sebagai berikut

1 Selametan surtanah atau geblak yang diadakan pada saat meninggalnya seseorang

2 Selametan nelung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada

hari ketiga sesudah kematian seseorang

3 Selametan mitung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

ketujuh

4 Selametan matang puluh dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan

pada hari keempat puluh

5 Selametan nyatus yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

keseratus

6 Selametan mendak sepisan dan mendak pindo yaitu upacara selamatan kematian

yang diadakan pada tahun pertama dan kedua kematian seseorang

7 Selametan nyewu yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

keseribu

18

8 Selametan nguwis-nguwisi yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan

terakhir kali

Masyarakat Jawa mempercayai bahwa apa yang telah mereka bangun adalah hasil

adaptasi pergaulan dengan alam Keberhasilan pertanian tergantung dari kekuatan alam

matahari hujan angin dan hama Tetapi mereka masih mempercayai

kekuatan adikodrati dibalik semua kekuatan alam itu

Dalam kepercayaan Jawa terdapat usaha untuk menambah kekuatan batin Usaha ini

dilakukan dengan menggunakan benda-benda bertuah atau berkekuatan gaib yang sering

disebut dengan jimat[13]

Selain itu masyarakat jawa juga mempunyai tradisi upacara adat dalam setiap kegiatan-

kegiatan besar seperti

1 Kematian (Mendhak)

2 Upacara nyewu dina (memohon pengampunan kepada Tuhan)

3 Upacara Brobosan (penghormatan dari sanak keluarga kepada orang tua dan leluhur

mereka yang telah meninggal dunia)

4 Upacara-upacara sebelum pernikahan (Siraman Upacara Ngerik Upacara

Midodareni Upacara diluar kamar pelaminan Srah-srahan atau Peningsetan

Nyantri Upacara Panggih atau Temu Balangan suruh Penganten dan lain-lain)

5 Upacara untuk kelahiran bayi seperti

a) Wahyu Tumurun

19

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang senantiasa

mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa

b) Sido Asih

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang selalu dicintai dan

dikasihi oleh sesama serta mempunyai sifat belas kasih

c) Sidomukti

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang mukti wibawa yaitu

berbahagia dan disegani karena kewibawaannya

d) Truntum

Maknanya agar keluhuran budi orang tuanya menurun (tumaruntum) pada sang

bayi

e) Sidoluhur

Maknanya agar anak menjadi orang yang sopan dan berbudi pekerti luhur

f) Parangkusumo

Maknanya agar anak memiliki kecerdasan bagai tajamnya parang dan memiliki

ketangkasan bagai parang yang sedang dimainkan pesilat tangguh

g) Semen romo

Maknanya agar anak memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta

kasih Rama dan Sinta pada rakyatnya

h) Udan riris

Maknanya agar anak dapat membuat situasi yang menyegarkan enak

dipandang dan menyenangkan siapa saja yang bergaul dengannya

20

i) Cakar ayam

Maknanya agar anak pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan

dengan cakarnya karena rasa tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya sehingga

kebutuhan hidupnya tercukupi syukur bisa kaya dan berlebihan

j) Grompol

Maknanya semoga keluarga tetap bersatu tidak bercerai-berai akibat

ketidakharmonisan keuarga (nggrompol berkumpul)

k) Lasem

Bermotif garis vertikal bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada

Tuhan Yang Maha Esa

l) Dringin

Bermotif garis horisontal bermakna semoga anak dapat bergaul

bermasyarakat dan berguna antar sesama[14]

21

BAB III

PENUTUP

31 KESIMPULAN

Kebudayaan Jawa adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi

mata pencaharian organisasi sosial corak berpikir sistem kegamaan dan kesenian yang

dianut dan dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat Budaya Jawa

memiliki empat ciri utama yaitu religius non doktriner toleran dan akomodatif Di lihat

dari kriteria tingkatannya ada dua macam bahasa Jawa yaitu bahasa

Jawa Ngoko danKrama

Pada umumnya orang-orang Jawa bekerja pada segala bidang terutama

administrasi negara dan kemiliteran Selain itu mereka bekerja pada sektor pelayanan

umum pertukangan perdagangan dan pertanian dan perkebunan

Silsilah keturunan jawa anak putu buyut canggah wareng udheg-udheg gantung siwur

gropak senthe kandhang bubrah debog bosok galih asem

Dalam sistem kemasyarakatan Jawa dikenal 4 tingkatan yaitu Priyayi Ningrat atau

Bendara Santri dan Wong Cilik

Kesenian yang terdapat dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari

tari-tarian lagu daerah wayang orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai

macam kesenian lainnya

22

Kepercayaan masyarakat jawa adalah kepercayaan animisme yaitu suatu kepercayaan

tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan juga pada

manusia sendiri

32 SARAN

Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan Kami menyadari bahwa dalam

penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan Karena sesungguhnya kesempurnaan

itu milik Allah dan kekurangan adalah bagian dari kita Oleh karena itu saya

mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya

Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita Terima kasih

23

DAFTAR PUSTAKA

Aveling Harry The Development of Indonesian Socirty 1979

Daroji Amin Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000

Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005

Hana Siti Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi

Semarang IAIN Walisongo 2010

Khalim Samidi Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954

M Munandar Sualiman Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988

Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013

Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa

Sofwan Ridin Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004

httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml

24

[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005 hlm 169

[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21

[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23

[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6

[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

hlm 4

[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4

[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang

IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3

[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41

[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

hlm 329-330

[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB

[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm

103

[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004 hlm 17-18

[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10

[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses

pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB

25

Page 5: herlinarumanta.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH KEBUDAYAAN JAWA TENGAH APLIKASI KOMPUTER DAN BISNIS DI SUSUN OLEH : Herlina (1202016065) Manajemen Sore Semester III FAKULTAS

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan memiliki

berbagaimacam suku bangsa bahasa adat istiadat atau yang sering kita sebut

kebudayaanKeanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia merupakan suatu bukti bahwa

Indonesiamerupakan negara yang kaya akan budayaTidak bisa kita pungkiri bahwa kita pungkiri bahwa

kebudayaan daerah merupakan faktor utama berdirinya kebudayaan yang lebih global yang biasa kita

sebut dengan kebudayaannasional Maka atas dasar itulah segala bentuk kebudayaan daerah

akan sangat berpengaruk terhadap budaya nasional begitu pula sebaliknya kebudayaan nasional yang

bersumber darikebudayaan daerah akan sangat berpebgaruh pula terhadap kebudayaan daerah

kebudayaanlokalKebudayaan merupakan suatau kekayaan yang sangat benilai karena selain merupakan

cirikhas dari suatu daerah juga mejadi lambang dari kepribadian suatu bangsa atau daerahKarena

kebudayaan merupakan kekayaan serta ciri khas suatu daerah maka menjagamemelihara dan melestarikan

budaya merupakan kewajiban dari setiap individu dengan katalain kebudayaan merupakan kekayaan yang

harus dijaga dan dilestarikan oleh setiap suku bangsa

12 Rumusan Masalah

A Apa Pengertian Budaya Jawa

B Apa kebudayan khas jawa tengah

1

C Bagaimana Sistem Religi di Masyarakat Jawa

13 Tujuan penelitian

Makalah yang berjudul Budaya Jawa Tengah ini bertujuan agar pembaca

mengetahui bahwa Jawa Tengah merupakan daerah yang kaya akan budaya serta

menyadari bahwa menjaga dan melestarikan kebudayaan daerah merupakan kewajiban dari

setiap orang

2

BAB II

PEMBAHASAN5

21 Pengertian Budaya Jawa

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Budaya diartikan pikiran akal budi adat

istiadat sesuatu mengenai kebudayaan yang sudah berkembang (beradab maju) sesuatu

yang sudah menjadi kebiasaan yang sudah sukar diubah Sedangkan Kebudayaan diartikan

sebagai hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan

kesenian dan adat istiadat keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang

digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya dan yang menjadi pedoman

tingkah lakunya[1]

Menurut Koentjaraningrat (1980) kata kebudayaan berasal dari kata sansekerta budhayah

yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atauakal Dengan demikian kebudayaan

dapat diartikan dengan hal-hal yang bersangkutan dengan akal Sedangkan

kata budaya merupakan perkembangan majemuk dari budi daya yang berarti daya dari

budi Sehingga dibedakan antara budaya yang berarti ldquodaya dari budirdquo yang berupa cipta

rasa karsa dengan kebudayaan yang berarti hasil dari cipta rasa dan karsa[2]

Selanjutnya menurut konsep-konsep BMalinowske kebudayaan di dunia mempunyai tujuh

unsur universal yakni

1 Bahasa

2 Sistem Teknologi

3 Sistem mata pencaharian (ekonomi)

3

4 Organisasi sosial

5 Sistem pengetahuan

6 Religi

7 Kesenian[3]

Kebudayaan Jawa adalah kebudayaan masyarakat asli Jawa yang telah berkembang

semenjak masa prasejarah Sebagai halnya suku-suku sederhana lainnya budaya asli Jawa

ini bertumpu dari religi animisme dan dinamisme Dasar pikiran dalam religi animisme dan

dinamisme bahwa dunia ini juga didiami oleh roh-roh halus termasuk roh nenek moyang

dan juga kekuatan-kekuatan (daya-daya) ghaib[4]

Dari pengertian-pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kebudayaan Jawa

adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi mata pencaharian

organisasi sosial corak berpikir sistem keagamaan dan kesenian yang dianut dan

dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat

Dalam antropologi budaya dikenal beragam suku dan budaya salah satunya masyarakat

atau suku Jawa Masyarakat Jawa adalah orang-orang yang dalam hidup kesehariannya

menggunakan bahasa Jawa dengan ragam dialeknya secara turun-menurun Suku bangsa

Jawa adalah mereka yang bertempat tinggal di daerah Jawa Tengah Jawa Timur serta

mereka yang berasal dari kedua daerah tersebut Secara geografis suku bangsa Jawa

mendiami tanah Jawa yang meliputi Banyumas Kedu Yogyakarta Surakarta Madiun

Malang dan Kediri Sedangkan di luar itu dinamakan pesisir dan ujung timur Surakarta

dan Yogyakarta yang merupakan dua bekas kerajaan Mataram pada sekitar abad ke-XVI

4

adalah pusat dari kebudayaan Jawa Keduanya adalah tempat kerajaan terakhir dari

pemerintahan Raja-raja Jawa[5]

Yang dimaksud orang Jawa atau Javanese menurut Franz Magnis Suseno adalah orang

yang memakai Bahasa Jawa sebagai bahasa ibu dan merupakan penduduk asli bagian

tengah dan timur pulau Jawa (Suseno 2003 11)Sementara Tony Whitten sebagaimana

dikatakan oleh Roehayat Soeriatmadja dan Suraya Afif The Ecology Java and Bali (1996)

bahwa penduduk asli pertama Pulau Jawa adalah mirip dengan suku Aborigin di Australia

Mereka disebut Austroloid Namun demikian kemudian mereka tersingkir oleh pendatang

dari Asia Tenggara Mereka tidak dapat hidup di Jawa tetapi saat ini keturunan mereka

dapat ditemukan di suku Anak Dalam atau Kubu di Sumatera Tengah atau Indonesia bagian

timur[6]

Suku Jawa merupakan salah satu suku terbesar yang berdiam di negara Indonesia

Suku Jawa hidup dalam lingkup budaya yang sangat kental yang mereka gunakan dalam

berbagai kegiatan masyarakat bahkan mulai dari kehamilan sampai kematian Menurut

Sujamto 1997 budaya Jawa memiki empat ciri-ciri utama yaitu

1 Religius

Sebelum agama-agama besar masuk ke Jawa masyarakat Jawa sudah mempercayai

kepercayaan adanya tuhan yang melindungi mereka dan keberagaman agama itu semakin

berkualitas dengan masuknya agama besar seperti Hindu Budha Islam dan Kristen yang

menjadikan masyarakat Jawa mempunyai toleransi keagamaan yang besar

2 Non doktriner

5

Artinya budaya Jawa itu luwes (fleksibel) karena sejak zaman dahulu masyarakat

Jawa berpendapat bahwa perbedaan agama yang masuk sebenarnya hanya berbeda caranya

saja untuk menuju pada tercapainya satu tujuan yang sama

3 Toleran

Masyarakat Jawa selalu mengutamakan gotong royong selain itu juga bisa

menerima perbedaan pendapat dan menghormati pendapat orang lain

4 Akomodatif

Kebudayaan Jawa selain penuh dengan pelajaran-pelajaran mengenai budi pekerti

luhur juga mau menerima masuknya budaya asing yang masuk yang sesuai dan bermanfaat

bagi masyarakat[7]

Secara kodrati budaya Jawa seperti halnya budaya lainnya akan selalu mengalami

proses perubahan atau perkembangan dalam arti yang luas Pengembangan nilai budaya

Jawa merupakan upaya secara sadar untuk secara terus menerus meningkatkan kualitasnya

Bahasa Jawa misalnya perkembangannya sangat jauh sehingga menjadi bahasa yang tak

tertandingi oleh bahasa manapun terutama mengenai kekayaan kosa katanya[8]

Di dalam pergaulan-pergaulan hidup maupun perhubungan-perhubungan sosial sehari-hari

mereka berbahasa Jawa Pada waktu mengucapkan bahasa daerah ini seseorang harus

memperhatikan dan membeda-bedakan keadaan orang yang diajak berbicara atau yang

sedang dibicarakan berdasarkan usia maupun status sosialnya Demikian pada prinsipnya

ada dua macam bahasa Jawa apabila ditinjau dari kriteria tingkatannya Yaitu bahasa

Jawa Ngoko danKrama

6

Bahasa Jawa Ngoko itu dipakai untuk orang yang sudah dikenal akrab dan terhadap orang

yang lebih muda usianya serta lebih rendah derajat atau status sosialnya Lebih khusus lagi

adalah bahasa Jawa Ngoko Lugu dan Ngoko Andap Sebaliknya bahasa

Jawa Krama dipergunakan untuk bicara dengan yang belum dikenal akrab tetapi yang

sebaya dalam umur maupun derajat dan juga terhadap orang yang lebih tinggi umur serta

status sosialnya Dari kedua macam derajat bahasa ini kemudian ada variasi berbagai dan

kombinasi-kombinasi antara kata-kata dari bahasa Jawa Ngoko dan Krama dan yang

pemakaiannya disesuaikan dengan keadaaan perbedaan usia dan derajat sosial Demikian

ada misalnya bahasa Jawa Madya yang terdiri dari tiga macam bahasa yaitu Madya Ngoko

Madyaantara dan Madya Krama ada bahasa Krama Inggil yang terdiri dari kira-kira 300

kata-kata yang dipakai untuk menyebut nama-nama anggota badan aktivitas benda milik

sifat-sifat dan emosi-emosi dari orang-orang yang lebih tua umur atau lebih tinggi derajat

sosialnya bahasa Kedaton yang khusus dipergunakan di kalangan istana bahasa

Jawa Krama Desa atau bahasa orang-orang di desa-desa dan akhirnya bahasa

Jawa Kasar yakni salah satu macam bahasa daerah yang diucapkan oleh orang-orang yang

sedang dalam kedaan marah atau mengumpat seseorang[9]

7

22 Kebudayaan Jawa Tengah

Suku Jawa merupaka suku yang terdapat di Provinsi Jawa Tengah Kesenian yang terdapat

dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari tari-tarian lagu daerah wayang

orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai macam kesenian lainnya

Yang pertama adalah tari-tarian Dalam bahasa Jawa tari disebut dengan kata beksa yang

berasal dari kata ldquoambegrdquo dan ldquoesardquo kata tersebut mempunyai maksud dan pengertian

bahwa orang yang akan menari haruslah benar-benar menuju satu tujuan yaitu

menyerahkan seluruh jiwanya pada tarian Seni tari di Jawa sendiri mengalami kejayaan

pada masa Kerajaan Kediri Singasari dan Majapahit Pada masa sekarang ini kota

Surakarta dianggap sebagai pusat seni tari terutama di Keraton Surakarta dan Pura

Mangkunegaran

Seni tari dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu Tari Klasik Tari Tradisional dan Tari

Garapan Baru

221 Wayang

Wayang adalah seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Pulau

Jawa dan Bali Pertunjukan wayang telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7

November 2003 sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita

narasi dan warisan yang indah dan sangat berharga (Masterpiece of Oral and Intangible

Heritage of Humanity) Kata `wayang diduga berasal dari kata `wewayangan yang

artinya bayangan Dugaan ini sesuai dengan kenyataan pada pergelaran Wayang Kulit

yang menggunakan kelir secarik kain sebagai pembatas antaradalang yang memainkan

8

wayang dan penonton di balik kelir itu Penonton hanya menyaksikan gerakan-gerakan

wayang melalui bayangan yang jatuh pada kelir

Budaya wayang meliputi seni peran seni suara seni musik seni tutur seni

sastra seni lukis seni pahat dan juga seni perlambang Budaya wayang yang terus

berkembang dari zaman ke zaman juga merupakan media penerangan dakwah

pendidikan hiburan pemahaman filsafat serta hiburan

TABEL 21 Jenis Wayang

JENIS WAYANG

WAYANG KULIT - Wayang Purwa

- Wayang Wadya

- Wayang Gedog

- Wayang Dupara

Wayang Kayu - Wayang Golek

- Wayang Menak

- Wayang templong

Wayang orang - Wayang Gun

- Wayang topeng

- Wayang wong priangan

222 Kesenian Tari Khas Jawa Tengah

9

Beberapa contoh tarian sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain

1 Tari Bedhaya

Tari Bedhaya Ketawang ini dipercaya diciptakan oleh Sultan Agung raja pertama

dari kerajaan Mataram dan disempurnakan oleh Sunan Kalijaga Tari Bedhaya Ketawang

ini tidak hanya ditampilkan pada saat penobatan raja yang baru tetapi juga tiap tahunnya

yang bertepatan dengan hari penobatan raja atau ratu Pada pementasan tari Bedhaya

Ketawang digunakan kostum Dodot Ageng dengan motif Banguntulak alas-alasan Dari

segi alat musik pengiring pun sangat spesial karena digunakan yaitu gamelan Kyai Kaduk

Manis dan Kyai Manis Renggo Pada zaman Sri Susuhunan PakuBuwono XII pertunjukan

tari Bedhaya Ketawang selalu diselenggarakan pada hari kedua bulan Reuwah atau bulan

Syaban dalam kalender Jawa

GAMBAR 21

10

2 Tari Srimpi

Tarian ini tidak diketahui dengan pasti sejak kapan muncul di lingkungan keraton

Tetapi diperkirakan mulai ada saat Prabu Amiluhur masuk ke keraton Tarian ini

dipentaskan oleh empat orang putri yang melambangkan empat unsur dan empat penjuru

mata angin Dari beberapa jenis tari Srimpi ada satu yang dianggap sakral atau suci yaitu

Tari Srimpi Anghlir Mendhung

3 Tari Pethilan

Tari Pethilan adalah suatu tarian yang gerakannya terinspirasi atau mengambil salah

satu bagian dari cerita pewayangan Dalam pementasannya tarian ini boleh memiliki

gerakan yang sama atau tidak antar penarinya boleh menggunakan ontowacono atau dialog

dalam tariannya pakaian yang digunakan tidak sama setiap penarinya kecuali yang

memerankan lakon kembar Dalam kisah yang termuat dalam tarian pun ada peran yang

mati dan yang tetap bertahan hidup

11

GAMBAR 22

4 Tari Golek

Tari ini berasal dari Yogyakarta dan pertama kali dipentaskan pada perayaan

pernikahan KGPH Kusumoyudho dan Gusti Ratu Angger di tahun 1910 Tarian ini

menggambarkan cara-cara berhias diri seorang gadis yang baru memasuki masa

dewasanya agar terlihat lebih cantik dan menarik

5 Tari Bondan

12

Tari Bondan memiliki tiga jenis yaitu Bondan Cindogo Bondan Marsidiwi dan

Bondan Pegunungan atau Tani Tari Bondan Cindogo dan Marsidiwi merupakan tarian

gembira dibuat untuk mengungkapkan kegembiraan atas kelahiran anak

6 Tari Topeng

Tarian ini sebenarnya secara tidak langsung diilhami oleh wayang wong atau

wayang orang Tarian ini sempat mengalami kejayaan pada masa kerajaan Majapahit Lalu

pada masa masuknya islam sunan kalijaga menggunakannya sebagai media penyebaran

islam Beliau jugalah yang menciptakan 9 jenis tari topeng diantaranya Topeng Panji

Ksatrian Condrokirono Gunung sari Handoko Raton Klono Denowo Benco dan Turas

Tari topeng sendiri dianggap sebagai perlambang sifat manusia karena banyaknya model

topeng yang menggambarkan emosi manusia yaitu marah sedih dan kecewa Biasanya

cerita yang diangkat dalam tari topeng adalah bagian dari hikayat atau cerita rakyat

terutama cerita-cerita panji

7 Tari Dolalak

Tarian ini dipentaskan oleh beberapa penari yang mengenakan kostum ala prajurit

Belanda atau Prancis tempo dulu dan diiringi oleh alat musik seperti kentrung rebana

kendang kencer dan lain-lain Menurut legenda tarian ini terinspirasi dari semangat

perjuangan perang rakyat Aceh yang kemudian meluas ke daerah lain di nusantara

Kedua adalah berbagai macam kesenian rakyat yang dikenal di masyarakat Jawa baik

Jawa Tengah maupun Jawa Timur Patolan atau prisenan yang dikenal di daerah Rembang

13

Jawa Tengah Kesenian ini adalah semacam olahraga gulat rakyat dan dipimpin oleh dua

orang wasit dari masing-masing pihak Olahraga yang juga hiburan ini biasanya dimainkan

di tempat berpasir seperti di pinggir pantai

Daerah Blora dikenal memiliki kesenian barongan kuda kepang dan wayang krucil

(sejenis wayang kulit namun terbuat dari kayu)

Di daerah Pekalongan dikenal kesenian kuntulan dan sintren Kuntulan adalah

kesenian bela diri yang dilukiskan dengan tarian dengan iringan bunyi-bunyian seperti

bedug dan lain-lain Sedangkan sintren yang juga dikenal luas di Cirebon adalah sebuah

tarian yang dipenuhi dengan unsur mistis Dimana sang penari melakukan gerakan tarian

dalam keadaan tidak sadar Pertunjukan sintren biasanya dipentaskan pada saat bulan

purnama setelah panen

Lengger calung adalah kesenian tradisional yang berasal dari daerah Banyumas Tarian ini

terdiri dari lengger (penari) dan calung (alat musik bambu) Gerakan tariannya sangat

dinamis dan lincah mengikuti irama dari calung Beberapa gerakan khas dari tarian lengger

adalah geyol gedhag dan lempar sampur Dahulu penari lengger adalah para pria yang

berdandan seperti wanita namun sekarang para pria tersebut hanyalah sebagai pelengkap

tarian saja

14

GAMBAR 23

Selain kesenian yang berbentuk tarian suku Jawa pun memiliki kesenian dalam bentuk

lain misalnya saja dalam seni musik

223 Kesenian Musik Khas Jawa Tengah

Beberapa contoh alat music sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain

1 Degung

Degung merupakan sebuah kesenian Jawa yang biasany dimainkan pada acara hajatanKesenian

degung ini digunakan sebagai musik pengiringpengantarDegung ini merupakan gabungan dari peralatan

musik khas Jawa Tengah yaitu gendanggoong kempul saron bonang kacapi suling rebab dan

sebagainyaDegung merupakan salah-satu kesenian yang paling populer di Jawa Tengah karena

iringanmusik degung ini selalu digunakan dalam setiap acara hajatan yang masih menganut adattradisional

selain itu musik degung juga digunakan sebgai musik pengiring hampir padasetiap pertunjukan seni

tradisional Jawa Tengah lainnya

2 Rampak Gendang

15

Rampak Gendang merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Tengah Rampak Gendang

iniadalah pemainan menabuh gendang secara bersama-sama dengan menggunakan iramatertentu

serta menggunakan cara-cara tertentu untuk melakukannya pada umumnyadimainkan oleh

lebih dari empat orang yang telah mempunyai keahlian khusus dalammenabuh gendang Biasanya rampak

gendang ini diadakan pada acara pesta atau pada acararitual

GAMBAR 24

3 Calung

Di daerah Jawa Tengah terdapat kesenian yang disebut Calung calung ini adalah kesenianyang

dibawakan dengan cara memukulmengetuk bambu yang telah dipotong dan dibentuk sedemikian rupa

dengan pemukulpentungan kecil sehingga menghasilkan nada-nada yangkhasBiasanya calung ini

ditampilkan dengan dibawakan oleh 5 orang atau lebih Calung ini biasanya digunakan sebagai pengiring

nyanyian Jawa atau pengiring dalam lawakan

Sedangkan bentuk kesenian seni musik yang berupa lagu-lagu daerah dari Jawa

antara lain Bapak Pucung Cublak-Cublak Suweng Gambang Suling Gai Bintang Gek

Kepriye Gundul-Gundul Pacul Lir-ilir Jamuran Kembang Malathe Karapan Sape[10]

16

23 Sistem Religi di Masyarakat Jawa

Ciri masyarakat Jawa yang lain adalah berketuhanan bahkan sejak masa

prasejarah Kepercayaan yang dianutnya adalah kepercayaan animisme yaitu suatu

kepercayaan tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan

juga pada manusia sendiri Kepercayaan seperti itu adalah agama mereka yang pertama

Semua benda yang bergerak diangap hidup dan memiliki roh baik itu roh berwatak baik

atau jahat[11]

Suku-suku bangsa Indonesia dan khususnya suku Jawa sebelum kedatangan pengaruh

Hinduisme telah hidup teratur dengan religi animisme-dinamisme sebagai akar

spiritualitasnya dan hukum adat sebagai pranata kehidupan sosial mereka Adanya warisan

hukum adat menunjukkan bahwa nenek moyang suku bangsa Indonesia asli telah hidup

dalam persekutuan-persekutuan desa yang teratur dan mungkin di bawah pemerintahan atau

kepala adat desa walaupun masih dalam bentuk yang cukup sederhana Religi animisme-

dinamisme yang merupakan akar budaya asli Indonesia dan khususnya dalam masyarakat

Jawa cukup mengakar dalam sehingga punya kemampuan yang kenyal (elastis) Dengan

demikian dapat bertahan walaupun mendapat pengaruh dan berhadapan dengan

kebudayaan-kebudayaan yang telah berkembang maju[12]

Dengan kepercayaan tersebut mereka beranggapan bahwa disamping semua roh yang ada

terdapat roh yang paling berkuasa dan lebih kuat dari manusia Dan agar terhindar dari roh

tersebut mereka menyembahnya dengan jalan mengadakan upacara disertai dengan sesaji

17

Pelaksanaan upacara dilakukan oleh masyarakat Jawa adalah agar keluarga mereka

terlindung dari roh yang jahat Cara yang ditempuh untuk menghadirkan arwah nenek

moyang adalah dengan mengundang orang yang sakti dan ahli dalam bidang tersebut yang

disebut prewangan untuk memimpin acara Sebagai kelengkapan upacara tersebut mereka

menyiapkan sesaji dan membakar kemenyan atau bau-bauan lainnya yang digemari oleh

nenek moyang Selain itu mereka juga menyempurnakan upacara dengan bunyi-bunyian

dan tari-tarian

Seperti upacara kematian secara berurutan diadakan sebagai berikut

1 Selametan surtanah atau geblak yang diadakan pada saat meninggalnya seseorang

2 Selametan nelung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada

hari ketiga sesudah kematian seseorang

3 Selametan mitung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

ketujuh

4 Selametan matang puluh dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan

pada hari keempat puluh

5 Selametan nyatus yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

keseratus

6 Selametan mendak sepisan dan mendak pindo yaitu upacara selamatan kematian

yang diadakan pada tahun pertama dan kedua kematian seseorang

7 Selametan nyewu yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

keseribu

18

8 Selametan nguwis-nguwisi yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan

terakhir kali

Masyarakat Jawa mempercayai bahwa apa yang telah mereka bangun adalah hasil

adaptasi pergaulan dengan alam Keberhasilan pertanian tergantung dari kekuatan alam

matahari hujan angin dan hama Tetapi mereka masih mempercayai

kekuatan adikodrati dibalik semua kekuatan alam itu

Dalam kepercayaan Jawa terdapat usaha untuk menambah kekuatan batin Usaha ini

dilakukan dengan menggunakan benda-benda bertuah atau berkekuatan gaib yang sering

disebut dengan jimat[13]

Selain itu masyarakat jawa juga mempunyai tradisi upacara adat dalam setiap kegiatan-

kegiatan besar seperti

1 Kematian (Mendhak)

2 Upacara nyewu dina (memohon pengampunan kepada Tuhan)

3 Upacara Brobosan (penghormatan dari sanak keluarga kepada orang tua dan leluhur

mereka yang telah meninggal dunia)

4 Upacara-upacara sebelum pernikahan (Siraman Upacara Ngerik Upacara

Midodareni Upacara diluar kamar pelaminan Srah-srahan atau Peningsetan

Nyantri Upacara Panggih atau Temu Balangan suruh Penganten dan lain-lain)

5 Upacara untuk kelahiran bayi seperti

a) Wahyu Tumurun

19

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang senantiasa

mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa

b) Sido Asih

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang selalu dicintai dan

dikasihi oleh sesama serta mempunyai sifat belas kasih

c) Sidomukti

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang mukti wibawa yaitu

berbahagia dan disegani karena kewibawaannya

d) Truntum

Maknanya agar keluhuran budi orang tuanya menurun (tumaruntum) pada sang

bayi

e) Sidoluhur

Maknanya agar anak menjadi orang yang sopan dan berbudi pekerti luhur

f) Parangkusumo

Maknanya agar anak memiliki kecerdasan bagai tajamnya parang dan memiliki

ketangkasan bagai parang yang sedang dimainkan pesilat tangguh

g) Semen romo

Maknanya agar anak memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta

kasih Rama dan Sinta pada rakyatnya

h) Udan riris

Maknanya agar anak dapat membuat situasi yang menyegarkan enak

dipandang dan menyenangkan siapa saja yang bergaul dengannya

20

i) Cakar ayam

Maknanya agar anak pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan

dengan cakarnya karena rasa tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya sehingga

kebutuhan hidupnya tercukupi syukur bisa kaya dan berlebihan

j) Grompol

Maknanya semoga keluarga tetap bersatu tidak bercerai-berai akibat

ketidakharmonisan keuarga (nggrompol berkumpul)

k) Lasem

Bermotif garis vertikal bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada

Tuhan Yang Maha Esa

l) Dringin

Bermotif garis horisontal bermakna semoga anak dapat bergaul

bermasyarakat dan berguna antar sesama[14]

21

BAB III

PENUTUP

31 KESIMPULAN

Kebudayaan Jawa adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi

mata pencaharian organisasi sosial corak berpikir sistem kegamaan dan kesenian yang

dianut dan dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat Budaya Jawa

memiliki empat ciri utama yaitu religius non doktriner toleran dan akomodatif Di lihat

dari kriteria tingkatannya ada dua macam bahasa Jawa yaitu bahasa

Jawa Ngoko danKrama

Pada umumnya orang-orang Jawa bekerja pada segala bidang terutama

administrasi negara dan kemiliteran Selain itu mereka bekerja pada sektor pelayanan

umum pertukangan perdagangan dan pertanian dan perkebunan

Silsilah keturunan jawa anak putu buyut canggah wareng udheg-udheg gantung siwur

gropak senthe kandhang bubrah debog bosok galih asem

Dalam sistem kemasyarakatan Jawa dikenal 4 tingkatan yaitu Priyayi Ningrat atau

Bendara Santri dan Wong Cilik

Kesenian yang terdapat dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari

tari-tarian lagu daerah wayang orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai

macam kesenian lainnya

22

Kepercayaan masyarakat jawa adalah kepercayaan animisme yaitu suatu kepercayaan

tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan juga pada

manusia sendiri

32 SARAN

Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan Kami menyadari bahwa dalam

penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan Karena sesungguhnya kesempurnaan

itu milik Allah dan kekurangan adalah bagian dari kita Oleh karena itu saya

mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya

Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita Terima kasih

23

DAFTAR PUSTAKA

Aveling Harry The Development of Indonesian Socirty 1979

Daroji Amin Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000

Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005

Hana Siti Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi

Semarang IAIN Walisongo 2010

Khalim Samidi Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954

M Munandar Sualiman Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988

Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013

Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa

Sofwan Ridin Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004

httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml

24

[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005 hlm 169

[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21

[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23

[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6

[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

hlm 4

[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4

[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang

IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3

[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41

[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

hlm 329-330

[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB

[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm

103

[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004 hlm 17-18

[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10

[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses

pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB

25

Page 6: herlinarumanta.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH KEBUDAYAAN JAWA TENGAH APLIKASI KOMPUTER DAN BISNIS DI SUSUN OLEH : Herlina (1202016065) Manajemen Sore Semester III FAKULTAS

C Bagaimana Sistem Religi di Masyarakat Jawa

13 Tujuan penelitian

Makalah yang berjudul Budaya Jawa Tengah ini bertujuan agar pembaca

mengetahui bahwa Jawa Tengah merupakan daerah yang kaya akan budaya serta

menyadari bahwa menjaga dan melestarikan kebudayaan daerah merupakan kewajiban dari

setiap orang

2

BAB II

PEMBAHASAN5

21 Pengertian Budaya Jawa

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Budaya diartikan pikiran akal budi adat

istiadat sesuatu mengenai kebudayaan yang sudah berkembang (beradab maju) sesuatu

yang sudah menjadi kebiasaan yang sudah sukar diubah Sedangkan Kebudayaan diartikan

sebagai hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan

kesenian dan adat istiadat keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang

digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya dan yang menjadi pedoman

tingkah lakunya[1]

Menurut Koentjaraningrat (1980) kata kebudayaan berasal dari kata sansekerta budhayah

yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atauakal Dengan demikian kebudayaan

dapat diartikan dengan hal-hal yang bersangkutan dengan akal Sedangkan

kata budaya merupakan perkembangan majemuk dari budi daya yang berarti daya dari

budi Sehingga dibedakan antara budaya yang berarti ldquodaya dari budirdquo yang berupa cipta

rasa karsa dengan kebudayaan yang berarti hasil dari cipta rasa dan karsa[2]

Selanjutnya menurut konsep-konsep BMalinowske kebudayaan di dunia mempunyai tujuh

unsur universal yakni

1 Bahasa

2 Sistem Teknologi

3 Sistem mata pencaharian (ekonomi)

3

4 Organisasi sosial

5 Sistem pengetahuan

6 Religi

7 Kesenian[3]

Kebudayaan Jawa adalah kebudayaan masyarakat asli Jawa yang telah berkembang

semenjak masa prasejarah Sebagai halnya suku-suku sederhana lainnya budaya asli Jawa

ini bertumpu dari religi animisme dan dinamisme Dasar pikiran dalam religi animisme dan

dinamisme bahwa dunia ini juga didiami oleh roh-roh halus termasuk roh nenek moyang

dan juga kekuatan-kekuatan (daya-daya) ghaib[4]

Dari pengertian-pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kebudayaan Jawa

adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi mata pencaharian

organisasi sosial corak berpikir sistem keagamaan dan kesenian yang dianut dan

dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat

Dalam antropologi budaya dikenal beragam suku dan budaya salah satunya masyarakat

atau suku Jawa Masyarakat Jawa adalah orang-orang yang dalam hidup kesehariannya

menggunakan bahasa Jawa dengan ragam dialeknya secara turun-menurun Suku bangsa

Jawa adalah mereka yang bertempat tinggal di daerah Jawa Tengah Jawa Timur serta

mereka yang berasal dari kedua daerah tersebut Secara geografis suku bangsa Jawa

mendiami tanah Jawa yang meliputi Banyumas Kedu Yogyakarta Surakarta Madiun

Malang dan Kediri Sedangkan di luar itu dinamakan pesisir dan ujung timur Surakarta

dan Yogyakarta yang merupakan dua bekas kerajaan Mataram pada sekitar abad ke-XVI

4

adalah pusat dari kebudayaan Jawa Keduanya adalah tempat kerajaan terakhir dari

pemerintahan Raja-raja Jawa[5]

Yang dimaksud orang Jawa atau Javanese menurut Franz Magnis Suseno adalah orang

yang memakai Bahasa Jawa sebagai bahasa ibu dan merupakan penduduk asli bagian

tengah dan timur pulau Jawa (Suseno 2003 11)Sementara Tony Whitten sebagaimana

dikatakan oleh Roehayat Soeriatmadja dan Suraya Afif The Ecology Java and Bali (1996)

bahwa penduduk asli pertama Pulau Jawa adalah mirip dengan suku Aborigin di Australia

Mereka disebut Austroloid Namun demikian kemudian mereka tersingkir oleh pendatang

dari Asia Tenggara Mereka tidak dapat hidup di Jawa tetapi saat ini keturunan mereka

dapat ditemukan di suku Anak Dalam atau Kubu di Sumatera Tengah atau Indonesia bagian

timur[6]

Suku Jawa merupakan salah satu suku terbesar yang berdiam di negara Indonesia

Suku Jawa hidup dalam lingkup budaya yang sangat kental yang mereka gunakan dalam

berbagai kegiatan masyarakat bahkan mulai dari kehamilan sampai kematian Menurut

Sujamto 1997 budaya Jawa memiki empat ciri-ciri utama yaitu

1 Religius

Sebelum agama-agama besar masuk ke Jawa masyarakat Jawa sudah mempercayai

kepercayaan adanya tuhan yang melindungi mereka dan keberagaman agama itu semakin

berkualitas dengan masuknya agama besar seperti Hindu Budha Islam dan Kristen yang

menjadikan masyarakat Jawa mempunyai toleransi keagamaan yang besar

2 Non doktriner

5

Artinya budaya Jawa itu luwes (fleksibel) karena sejak zaman dahulu masyarakat

Jawa berpendapat bahwa perbedaan agama yang masuk sebenarnya hanya berbeda caranya

saja untuk menuju pada tercapainya satu tujuan yang sama

3 Toleran

Masyarakat Jawa selalu mengutamakan gotong royong selain itu juga bisa

menerima perbedaan pendapat dan menghormati pendapat orang lain

4 Akomodatif

Kebudayaan Jawa selain penuh dengan pelajaran-pelajaran mengenai budi pekerti

luhur juga mau menerima masuknya budaya asing yang masuk yang sesuai dan bermanfaat

bagi masyarakat[7]

Secara kodrati budaya Jawa seperti halnya budaya lainnya akan selalu mengalami

proses perubahan atau perkembangan dalam arti yang luas Pengembangan nilai budaya

Jawa merupakan upaya secara sadar untuk secara terus menerus meningkatkan kualitasnya

Bahasa Jawa misalnya perkembangannya sangat jauh sehingga menjadi bahasa yang tak

tertandingi oleh bahasa manapun terutama mengenai kekayaan kosa katanya[8]

Di dalam pergaulan-pergaulan hidup maupun perhubungan-perhubungan sosial sehari-hari

mereka berbahasa Jawa Pada waktu mengucapkan bahasa daerah ini seseorang harus

memperhatikan dan membeda-bedakan keadaan orang yang diajak berbicara atau yang

sedang dibicarakan berdasarkan usia maupun status sosialnya Demikian pada prinsipnya

ada dua macam bahasa Jawa apabila ditinjau dari kriteria tingkatannya Yaitu bahasa

Jawa Ngoko danKrama

6

Bahasa Jawa Ngoko itu dipakai untuk orang yang sudah dikenal akrab dan terhadap orang

yang lebih muda usianya serta lebih rendah derajat atau status sosialnya Lebih khusus lagi

adalah bahasa Jawa Ngoko Lugu dan Ngoko Andap Sebaliknya bahasa

Jawa Krama dipergunakan untuk bicara dengan yang belum dikenal akrab tetapi yang

sebaya dalam umur maupun derajat dan juga terhadap orang yang lebih tinggi umur serta

status sosialnya Dari kedua macam derajat bahasa ini kemudian ada variasi berbagai dan

kombinasi-kombinasi antara kata-kata dari bahasa Jawa Ngoko dan Krama dan yang

pemakaiannya disesuaikan dengan keadaaan perbedaan usia dan derajat sosial Demikian

ada misalnya bahasa Jawa Madya yang terdiri dari tiga macam bahasa yaitu Madya Ngoko

Madyaantara dan Madya Krama ada bahasa Krama Inggil yang terdiri dari kira-kira 300

kata-kata yang dipakai untuk menyebut nama-nama anggota badan aktivitas benda milik

sifat-sifat dan emosi-emosi dari orang-orang yang lebih tua umur atau lebih tinggi derajat

sosialnya bahasa Kedaton yang khusus dipergunakan di kalangan istana bahasa

Jawa Krama Desa atau bahasa orang-orang di desa-desa dan akhirnya bahasa

Jawa Kasar yakni salah satu macam bahasa daerah yang diucapkan oleh orang-orang yang

sedang dalam kedaan marah atau mengumpat seseorang[9]

7

22 Kebudayaan Jawa Tengah

Suku Jawa merupaka suku yang terdapat di Provinsi Jawa Tengah Kesenian yang terdapat

dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari tari-tarian lagu daerah wayang

orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai macam kesenian lainnya

Yang pertama adalah tari-tarian Dalam bahasa Jawa tari disebut dengan kata beksa yang

berasal dari kata ldquoambegrdquo dan ldquoesardquo kata tersebut mempunyai maksud dan pengertian

bahwa orang yang akan menari haruslah benar-benar menuju satu tujuan yaitu

menyerahkan seluruh jiwanya pada tarian Seni tari di Jawa sendiri mengalami kejayaan

pada masa Kerajaan Kediri Singasari dan Majapahit Pada masa sekarang ini kota

Surakarta dianggap sebagai pusat seni tari terutama di Keraton Surakarta dan Pura

Mangkunegaran

Seni tari dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu Tari Klasik Tari Tradisional dan Tari

Garapan Baru

221 Wayang

Wayang adalah seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Pulau

Jawa dan Bali Pertunjukan wayang telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7

November 2003 sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita

narasi dan warisan yang indah dan sangat berharga (Masterpiece of Oral and Intangible

Heritage of Humanity) Kata `wayang diduga berasal dari kata `wewayangan yang

artinya bayangan Dugaan ini sesuai dengan kenyataan pada pergelaran Wayang Kulit

yang menggunakan kelir secarik kain sebagai pembatas antaradalang yang memainkan

8

wayang dan penonton di balik kelir itu Penonton hanya menyaksikan gerakan-gerakan

wayang melalui bayangan yang jatuh pada kelir

Budaya wayang meliputi seni peran seni suara seni musik seni tutur seni

sastra seni lukis seni pahat dan juga seni perlambang Budaya wayang yang terus

berkembang dari zaman ke zaman juga merupakan media penerangan dakwah

pendidikan hiburan pemahaman filsafat serta hiburan

TABEL 21 Jenis Wayang

JENIS WAYANG

WAYANG KULIT - Wayang Purwa

- Wayang Wadya

- Wayang Gedog

- Wayang Dupara

Wayang Kayu - Wayang Golek

- Wayang Menak

- Wayang templong

Wayang orang - Wayang Gun

- Wayang topeng

- Wayang wong priangan

222 Kesenian Tari Khas Jawa Tengah

9

Beberapa contoh tarian sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain

1 Tari Bedhaya

Tari Bedhaya Ketawang ini dipercaya diciptakan oleh Sultan Agung raja pertama

dari kerajaan Mataram dan disempurnakan oleh Sunan Kalijaga Tari Bedhaya Ketawang

ini tidak hanya ditampilkan pada saat penobatan raja yang baru tetapi juga tiap tahunnya

yang bertepatan dengan hari penobatan raja atau ratu Pada pementasan tari Bedhaya

Ketawang digunakan kostum Dodot Ageng dengan motif Banguntulak alas-alasan Dari

segi alat musik pengiring pun sangat spesial karena digunakan yaitu gamelan Kyai Kaduk

Manis dan Kyai Manis Renggo Pada zaman Sri Susuhunan PakuBuwono XII pertunjukan

tari Bedhaya Ketawang selalu diselenggarakan pada hari kedua bulan Reuwah atau bulan

Syaban dalam kalender Jawa

GAMBAR 21

10

2 Tari Srimpi

Tarian ini tidak diketahui dengan pasti sejak kapan muncul di lingkungan keraton

Tetapi diperkirakan mulai ada saat Prabu Amiluhur masuk ke keraton Tarian ini

dipentaskan oleh empat orang putri yang melambangkan empat unsur dan empat penjuru

mata angin Dari beberapa jenis tari Srimpi ada satu yang dianggap sakral atau suci yaitu

Tari Srimpi Anghlir Mendhung

3 Tari Pethilan

Tari Pethilan adalah suatu tarian yang gerakannya terinspirasi atau mengambil salah

satu bagian dari cerita pewayangan Dalam pementasannya tarian ini boleh memiliki

gerakan yang sama atau tidak antar penarinya boleh menggunakan ontowacono atau dialog

dalam tariannya pakaian yang digunakan tidak sama setiap penarinya kecuali yang

memerankan lakon kembar Dalam kisah yang termuat dalam tarian pun ada peran yang

mati dan yang tetap bertahan hidup

11

GAMBAR 22

4 Tari Golek

Tari ini berasal dari Yogyakarta dan pertama kali dipentaskan pada perayaan

pernikahan KGPH Kusumoyudho dan Gusti Ratu Angger di tahun 1910 Tarian ini

menggambarkan cara-cara berhias diri seorang gadis yang baru memasuki masa

dewasanya agar terlihat lebih cantik dan menarik

5 Tari Bondan

12

Tari Bondan memiliki tiga jenis yaitu Bondan Cindogo Bondan Marsidiwi dan

Bondan Pegunungan atau Tani Tari Bondan Cindogo dan Marsidiwi merupakan tarian

gembira dibuat untuk mengungkapkan kegembiraan atas kelahiran anak

6 Tari Topeng

Tarian ini sebenarnya secara tidak langsung diilhami oleh wayang wong atau

wayang orang Tarian ini sempat mengalami kejayaan pada masa kerajaan Majapahit Lalu

pada masa masuknya islam sunan kalijaga menggunakannya sebagai media penyebaran

islam Beliau jugalah yang menciptakan 9 jenis tari topeng diantaranya Topeng Panji

Ksatrian Condrokirono Gunung sari Handoko Raton Klono Denowo Benco dan Turas

Tari topeng sendiri dianggap sebagai perlambang sifat manusia karena banyaknya model

topeng yang menggambarkan emosi manusia yaitu marah sedih dan kecewa Biasanya

cerita yang diangkat dalam tari topeng adalah bagian dari hikayat atau cerita rakyat

terutama cerita-cerita panji

7 Tari Dolalak

Tarian ini dipentaskan oleh beberapa penari yang mengenakan kostum ala prajurit

Belanda atau Prancis tempo dulu dan diiringi oleh alat musik seperti kentrung rebana

kendang kencer dan lain-lain Menurut legenda tarian ini terinspirasi dari semangat

perjuangan perang rakyat Aceh yang kemudian meluas ke daerah lain di nusantara

Kedua adalah berbagai macam kesenian rakyat yang dikenal di masyarakat Jawa baik

Jawa Tengah maupun Jawa Timur Patolan atau prisenan yang dikenal di daerah Rembang

13

Jawa Tengah Kesenian ini adalah semacam olahraga gulat rakyat dan dipimpin oleh dua

orang wasit dari masing-masing pihak Olahraga yang juga hiburan ini biasanya dimainkan

di tempat berpasir seperti di pinggir pantai

Daerah Blora dikenal memiliki kesenian barongan kuda kepang dan wayang krucil

(sejenis wayang kulit namun terbuat dari kayu)

Di daerah Pekalongan dikenal kesenian kuntulan dan sintren Kuntulan adalah

kesenian bela diri yang dilukiskan dengan tarian dengan iringan bunyi-bunyian seperti

bedug dan lain-lain Sedangkan sintren yang juga dikenal luas di Cirebon adalah sebuah

tarian yang dipenuhi dengan unsur mistis Dimana sang penari melakukan gerakan tarian

dalam keadaan tidak sadar Pertunjukan sintren biasanya dipentaskan pada saat bulan

purnama setelah panen

Lengger calung adalah kesenian tradisional yang berasal dari daerah Banyumas Tarian ini

terdiri dari lengger (penari) dan calung (alat musik bambu) Gerakan tariannya sangat

dinamis dan lincah mengikuti irama dari calung Beberapa gerakan khas dari tarian lengger

adalah geyol gedhag dan lempar sampur Dahulu penari lengger adalah para pria yang

berdandan seperti wanita namun sekarang para pria tersebut hanyalah sebagai pelengkap

tarian saja

14

GAMBAR 23

Selain kesenian yang berbentuk tarian suku Jawa pun memiliki kesenian dalam bentuk

lain misalnya saja dalam seni musik

223 Kesenian Musik Khas Jawa Tengah

Beberapa contoh alat music sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain

1 Degung

Degung merupakan sebuah kesenian Jawa yang biasany dimainkan pada acara hajatanKesenian

degung ini digunakan sebagai musik pengiringpengantarDegung ini merupakan gabungan dari peralatan

musik khas Jawa Tengah yaitu gendanggoong kempul saron bonang kacapi suling rebab dan

sebagainyaDegung merupakan salah-satu kesenian yang paling populer di Jawa Tengah karena

iringanmusik degung ini selalu digunakan dalam setiap acara hajatan yang masih menganut adattradisional

selain itu musik degung juga digunakan sebgai musik pengiring hampir padasetiap pertunjukan seni

tradisional Jawa Tengah lainnya

2 Rampak Gendang

15

Rampak Gendang merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Tengah Rampak Gendang

iniadalah pemainan menabuh gendang secara bersama-sama dengan menggunakan iramatertentu

serta menggunakan cara-cara tertentu untuk melakukannya pada umumnyadimainkan oleh

lebih dari empat orang yang telah mempunyai keahlian khusus dalammenabuh gendang Biasanya rampak

gendang ini diadakan pada acara pesta atau pada acararitual

GAMBAR 24

3 Calung

Di daerah Jawa Tengah terdapat kesenian yang disebut Calung calung ini adalah kesenianyang

dibawakan dengan cara memukulmengetuk bambu yang telah dipotong dan dibentuk sedemikian rupa

dengan pemukulpentungan kecil sehingga menghasilkan nada-nada yangkhasBiasanya calung ini

ditampilkan dengan dibawakan oleh 5 orang atau lebih Calung ini biasanya digunakan sebagai pengiring

nyanyian Jawa atau pengiring dalam lawakan

Sedangkan bentuk kesenian seni musik yang berupa lagu-lagu daerah dari Jawa

antara lain Bapak Pucung Cublak-Cublak Suweng Gambang Suling Gai Bintang Gek

Kepriye Gundul-Gundul Pacul Lir-ilir Jamuran Kembang Malathe Karapan Sape[10]

16

23 Sistem Religi di Masyarakat Jawa

Ciri masyarakat Jawa yang lain adalah berketuhanan bahkan sejak masa

prasejarah Kepercayaan yang dianutnya adalah kepercayaan animisme yaitu suatu

kepercayaan tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan

juga pada manusia sendiri Kepercayaan seperti itu adalah agama mereka yang pertama

Semua benda yang bergerak diangap hidup dan memiliki roh baik itu roh berwatak baik

atau jahat[11]

Suku-suku bangsa Indonesia dan khususnya suku Jawa sebelum kedatangan pengaruh

Hinduisme telah hidup teratur dengan religi animisme-dinamisme sebagai akar

spiritualitasnya dan hukum adat sebagai pranata kehidupan sosial mereka Adanya warisan

hukum adat menunjukkan bahwa nenek moyang suku bangsa Indonesia asli telah hidup

dalam persekutuan-persekutuan desa yang teratur dan mungkin di bawah pemerintahan atau

kepala adat desa walaupun masih dalam bentuk yang cukup sederhana Religi animisme-

dinamisme yang merupakan akar budaya asli Indonesia dan khususnya dalam masyarakat

Jawa cukup mengakar dalam sehingga punya kemampuan yang kenyal (elastis) Dengan

demikian dapat bertahan walaupun mendapat pengaruh dan berhadapan dengan

kebudayaan-kebudayaan yang telah berkembang maju[12]

Dengan kepercayaan tersebut mereka beranggapan bahwa disamping semua roh yang ada

terdapat roh yang paling berkuasa dan lebih kuat dari manusia Dan agar terhindar dari roh

tersebut mereka menyembahnya dengan jalan mengadakan upacara disertai dengan sesaji

17

Pelaksanaan upacara dilakukan oleh masyarakat Jawa adalah agar keluarga mereka

terlindung dari roh yang jahat Cara yang ditempuh untuk menghadirkan arwah nenek

moyang adalah dengan mengundang orang yang sakti dan ahli dalam bidang tersebut yang

disebut prewangan untuk memimpin acara Sebagai kelengkapan upacara tersebut mereka

menyiapkan sesaji dan membakar kemenyan atau bau-bauan lainnya yang digemari oleh

nenek moyang Selain itu mereka juga menyempurnakan upacara dengan bunyi-bunyian

dan tari-tarian

Seperti upacara kematian secara berurutan diadakan sebagai berikut

1 Selametan surtanah atau geblak yang diadakan pada saat meninggalnya seseorang

2 Selametan nelung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada

hari ketiga sesudah kematian seseorang

3 Selametan mitung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

ketujuh

4 Selametan matang puluh dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan

pada hari keempat puluh

5 Selametan nyatus yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

keseratus

6 Selametan mendak sepisan dan mendak pindo yaitu upacara selamatan kematian

yang diadakan pada tahun pertama dan kedua kematian seseorang

7 Selametan nyewu yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

keseribu

18

8 Selametan nguwis-nguwisi yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan

terakhir kali

Masyarakat Jawa mempercayai bahwa apa yang telah mereka bangun adalah hasil

adaptasi pergaulan dengan alam Keberhasilan pertanian tergantung dari kekuatan alam

matahari hujan angin dan hama Tetapi mereka masih mempercayai

kekuatan adikodrati dibalik semua kekuatan alam itu

Dalam kepercayaan Jawa terdapat usaha untuk menambah kekuatan batin Usaha ini

dilakukan dengan menggunakan benda-benda bertuah atau berkekuatan gaib yang sering

disebut dengan jimat[13]

Selain itu masyarakat jawa juga mempunyai tradisi upacara adat dalam setiap kegiatan-

kegiatan besar seperti

1 Kematian (Mendhak)

2 Upacara nyewu dina (memohon pengampunan kepada Tuhan)

3 Upacara Brobosan (penghormatan dari sanak keluarga kepada orang tua dan leluhur

mereka yang telah meninggal dunia)

4 Upacara-upacara sebelum pernikahan (Siraman Upacara Ngerik Upacara

Midodareni Upacara diluar kamar pelaminan Srah-srahan atau Peningsetan

Nyantri Upacara Panggih atau Temu Balangan suruh Penganten dan lain-lain)

5 Upacara untuk kelahiran bayi seperti

a) Wahyu Tumurun

19

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang senantiasa

mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa

b) Sido Asih

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang selalu dicintai dan

dikasihi oleh sesama serta mempunyai sifat belas kasih

c) Sidomukti

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang mukti wibawa yaitu

berbahagia dan disegani karena kewibawaannya

d) Truntum

Maknanya agar keluhuran budi orang tuanya menurun (tumaruntum) pada sang

bayi

e) Sidoluhur

Maknanya agar anak menjadi orang yang sopan dan berbudi pekerti luhur

f) Parangkusumo

Maknanya agar anak memiliki kecerdasan bagai tajamnya parang dan memiliki

ketangkasan bagai parang yang sedang dimainkan pesilat tangguh

g) Semen romo

Maknanya agar anak memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta

kasih Rama dan Sinta pada rakyatnya

h) Udan riris

Maknanya agar anak dapat membuat situasi yang menyegarkan enak

dipandang dan menyenangkan siapa saja yang bergaul dengannya

20

i) Cakar ayam

Maknanya agar anak pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan

dengan cakarnya karena rasa tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya sehingga

kebutuhan hidupnya tercukupi syukur bisa kaya dan berlebihan

j) Grompol

Maknanya semoga keluarga tetap bersatu tidak bercerai-berai akibat

ketidakharmonisan keuarga (nggrompol berkumpul)

k) Lasem

Bermotif garis vertikal bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada

Tuhan Yang Maha Esa

l) Dringin

Bermotif garis horisontal bermakna semoga anak dapat bergaul

bermasyarakat dan berguna antar sesama[14]

21

BAB III

PENUTUP

31 KESIMPULAN

Kebudayaan Jawa adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi

mata pencaharian organisasi sosial corak berpikir sistem kegamaan dan kesenian yang

dianut dan dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat Budaya Jawa

memiliki empat ciri utama yaitu religius non doktriner toleran dan akomodatif Di lihat

dari kriteria tingkatannya ada dua macam bahasa Jawa yaitu bahasa

Jawa Ngoko danKrama

Pada umumnya orang-orang Jawa bekerja pada segala bidang terutama

administrasi negara dan kemiliteran Selain itu mereka bekerja pada sektor pelayanan

umum pertukangan perdagangan dan pertanian dan perkebunan

Silsilah keturunan jawa anak putu buyut canggah wareng udheg-udheg gantung siwur

gropak senthe kandhang bubrah debog bosok galih asem

Dalam sistem kemasyarakatan Jawa dikenal 4 tingkatan yaitu Priyayi Ningrat atau

Bendara Santri dan Wong Cilik

Kesenian yang terdapat dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari

tari-tarian lagu daerah wayang orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai

macam kesenian lainnya

22

Kepercayaan masyarakat jawa adalah kepercayaan animisme yaitu suatu kepercayaan

tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan juga pada

manusia sendiri

32 SARAN

Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan Kami menyadari bahwa dalam

penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan Karena sesungguhnya kesempurnaan

itu milik Allah dan kekurangan adalah bagian dari kita Oleh karena itu saya

mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya

Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita Terima kasih

23

DAFTAR PUSTAKA

Aveling Harry The Development of Indonesian Socirty 1979

Daroji Amin Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000

Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005

Hana Siti Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi

Semarang IAIN Walisongo 2010

Khalim Samidi Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954

M Munandar Sualiman Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988

Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013

Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa

Sofwan Ridin Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004

httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml

24

[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005 hlm 169

[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21

[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23

[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6

[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

hlm 4

[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4

[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang

IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3

[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41

[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

hlm 329-330

[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB

[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm

103

[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004 hlm 17-18

[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10

[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses

pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB

25

Page 7: herlinarumanta.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH KEBUDAYAAN JAWA TENGAH APLIKASI KOMPUTER DAN BISNIS DI SUSUN OLEH : Herlina (1202016065) Manajemen Sore Semester III FAKULTAS

BAB II

PEMBAHASAN5

21 Pengertian Budaya Jawa

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Budaya diartikan pikiran akal budi adat

istiadat sesuatu mengenai kebudayaan yang sudah berkembang (beradab maju) sesuatu

yang sudah menjadi kebiasaan yang sudah sukar diubah Sedangkan Kebudayaan diartikan

sebagai hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan

kesenian dan adat istiadat keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang

digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya dan yang menjadi pedoman

tingkah lakunya[1]

Menurut Koentjaraningrat (1980) kata kebudayaan berasal dari kata sansekerta budhayah

yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atauakal Dengan demikian kebudayaan

dapat diartikan dengan hal-hal yang bersangkutan dengan akal Sedangkan

kata budaya merupakan perkembangan majemuk dari budi daya yang berarti daya dari

budi Sehingga dibedakan antara budaya yang berarti ldquodaya dari budirdquo yang berupa cipta

rasa karsa dengan kebudayaan yang berarti hasil dari cipta rasa dan karsa[2]

Selanjutnya menurut konsep-konsep BMalinowske kebudayaan di dunia mempunyai tujuh

unsur universal yakni

1 Bahasa

2 Sistem Teknologi

3 Sistem mata pencaharian (ekonomi)

3

4 Organisasi sosial

5 Sistem pengetahuan

6 Religi

7 Kesenian[3]

Kebudayaan Jawa adalah kebudayaan masyarakat asli Jawa yang telah berkembang

semenjak masa prasejarah Sebagai halnya suku-suku sederhana lainnya budaya asli Jawa

ini bertumpu dari religi animisme dan dinamisme Dasar pikiran dalam religi animisme dan

dinamisme bahwa dunia ini juga didiami oleh roh-roh halus termasuk roh nenek moyang

dan juga kekuatan-kekuatan (daya-daya) ghaib[4]

Dari pengertian-pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kebudayaan Jawa

adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi mata pencaharian

organisasi sosial corak berpikir sistem keagamaan dan kesenian yang dianut dan

dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat

Dalam antropologi budaya dikenal beragam suku dan budaya salah satunya masyarakat

atau suku Jawa Masyarakat Jawa adalah orang-orang yang dalam hidup kesehariannya

menggunakan bahasa Jawa dengan ragam dialeknya secara turun-menurun Suku bangsa

Jawa adalah mereka yang bertempat tinggal di daerah Jawa Tengah Jawa Timur serta

mereka yang berasal dari kedua daerah tersebut Secara geografis suku bangsa Jawa

mendiami tanah Jawa yang meliputi Banyumas Kedu Yogyakarta Surakarta Madiun

Malang dan Kediri Sedangkan di luar itu dinamakan pesisir dan ujung timur Surakarta

dan Yogyakarta yang merupakan dua bekas kerajaan Mataram pada sekitar abad ke-XVI

4

adalah pusat dari kebudayaan Jawa Keduanya adalah tempat kerajaan terakhir dari

pemerintahan Raja-raja Jawa[5]

Yang dimaksud orang Jawa atau Javanese menurut Franz Magnis Suseno adalah orang

yang memakai Bahasa Jawa sebagai bahasa ibu dan merupakan penduduk asli bagian

tengah dan timur pulau Jawa (Suseno 2003 11)Sementara Tony Whitten sebagaimana

dikatakan oleh Roehayat Soeriatmadja dan Suraya Afif The Ecology Java and Bali (1996)

bahwa penduduk asli pertama Pulau Jawa adalah mirip dengan suku Aborigin di Australia

Mereka disebut Austroloid Namun demikian kemudian mereka tersingkir oleh pendatang

dari Asia Tenggara Mereka tidak dapat hidup di Jawa tetapi saat ini keturunan mereka

dapat ditemukan di suku Anak Dalam atau Kubu di Sumatera Tengah atau Indonesia bagian

timur[6]

Suku Jawa merupakan salah satu suku terbesar yang berdiam di negara Indonesia

Suku Jawa hidup dalam lingkup budaya yang sangat kental yang mereka gunakan dalam

berbagai kegiatan masyarakat bahkan mulai dari kehamilan sampai kematian Menurut

Sujamto 1997 budaya Jawa memiki empat ciri-ciri utama yaitu

1 Religius

Sebelum agama-agama besar masuk ke Jawa masyarakat Jawa sudah mempercayai

kepercayaan adanya tuhan yang melindungi mereka dan keberagaman agama itu semakin

berkualitas dengan masuknya agama besar seperti Hindu Budha Islam dan Kristen yang

menjadikan masyarakat Jawa mempunyai toleransi keagamaan yang besar

2 Non doktriner

5

Artinya budaya Jawa itu luwes (fleksibel) karena sejak zaman dahulu masyarakat

Jawa berpendapat bahwa perbedaan agama yang masuk sebenarnya hanya berbeda caranya

saja untuk menuju pada tercapainya satu tujuan yang sama

3 Toleran

Masyarakat Jawa selalu mengutamakan gotong royong selain itu juga bisa

menerima perbedaan pendapat dan menghormati pendapat orang lain

4 Akomodatif

Kebudayaan Jawa selain penuh dengan pelajaran-pelajaran mengenai budi pekerti

luhur juga mau menerima masuknya budaya asing yang masuk yang sesuai dan bermanfaat

bagi masyarakat[7]

Secara kodrati budaya Jawa seperti halnya budaya lainnya akan selalu mengalami

proses perubahan atau perkembangan dalam arti yang luas Pengembangan nilai budaya

Jawa merupakan upaya secara sadar untuk secara terus menerus meningkatkan kualitasnya

Bahasa Jawa misalnya perkembangannya sangat jauh sehingga menjadi bahasa yang tak

tertandingi oleh bahasa manapun terutama mengenai kekayaan kosa katanya[8]

Di dalam pergaulan-pergaulan hidup maupun perhubungan-perhubungan sosial sehari-hari

mereka berbahasa Jawa Pada waktu mengucapkan bahasa daerah ini seseorang harus

memperhatikan dan membeda-bedakan keadaan orang yang diajak berbicara atau yang

sedang dibicarakan berdasarkan usia maupun status sosialnya Demikian pada prinsipnya

ada dua macam bahasa Jawa apabila ditinjau dari kriteria tingkatannya Yaitu bahasa

Jawa Ngoko danKrama

6

Bahasa Jawa Ngoko itu dipakai untuk orang yang sudah dikenal akrab dan terhadap orang

yang lebih muda usianya serta lebih rendah derajat atau status sosialnya Lebih khusus lagi

adalah bahasa Jawa Ngoko Lugu dan Ngoko Andap Sebaliknya bahasa

Jawa Krama dipergunakan untuk bicara dengan yang belum dikenal akrab tetapi yang

sebaya dalam umur maupun derajat dan juga terhadap orang yang lebih tinggi umur serta

status sosialnya Dari kedua macam derajat bahasa ini kemudian ada variasi berbagai dan

kombinasi-kombinasi antara kata-kata dari bahasa Jawa Ngoko dan Krama dan yang

pemakaiannya disesuaikan dengan keadaaan perbedaan usia dan derajat sosial Demikian

ada misalnya bahasa Jawa Madya yang terdiri dari tiga macam bahasa yaitu Madya Ngoko

Madyaantara dan Madya Krama ada bahasa Krama Inggil yang terdiri dari kira-kira 300

kata-kata yang dipakai untuk menyebut nama-nama anggota badan aktivitas benda milik

sifat-sifat dan emosi-emosi dari orang-orang yang lebih tua umur atau lebih tinggi derajat

sosialnya bahasa Kedaton yang khusus dipergunakan di kalangan istana bahasa

Jawa Krama Desa atau bahasa orang-orang di desa-desa dan akhirnya bahasa

Jawa Kasar yakni salah satu macam bahasa daerah yang diucapkan oleh orang-orang yang

sedang dalam kedaan marah atau mengumpat seseorang[9]

7

22 Kebudayaan Jawa Tengah

Suku Jawa merupaka suku yang terdapat di Provinsi Jawa Tengah Kesenian yang terdapat

dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari tari-tarian lagu daerah wayang

orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai macam kesenian lainnya

Yang pertama adalah tari-tarian Dalam bahasa Jawa tari disebut dengan kata beksa yang

berasal dari kata ldquoambegrdquo dan ldquoesardquo kata tersebut mempunyai maksud dan pengertian

bahwa orang yang akan menari haruslah benar-benar menuju satu tujuan yaitu

menyerahkan seluruh jiwanya pada tarian Seni tari di Jawa sendiri mengalami kejayaan

pada masa Kerajaan Kediri Singasari dan Majapahit Pada masa sekarang ini kota

Surakarta dianggap sebagai pusat seni tari terutama di Keraton Surakarta dan Pura

Mangkunegaran

Seni tari dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu Tari Klasik Tari Tradisional dan Tari

Garapan Baru

221 Wayang

Wayang adalah seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Pulau

Jawa dan Bali Pertunjukan wayang telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7

November 2003 sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita

narasi dan warisan yang indah dan sangat berharga (Masterpiece of Oral and Intangible

Heritage of Humanity) Kata `wayang diduga berasal dari kata `wewayangan yang

artinya bayangan Dugaan ini sesuai dengan kenyataan pada pergelaran Wayang Kulit

yang menggunakan kelir secarik kain sebagai pembatas antaradalang yang memainkan

8

wayang dan penonton di balik kelir itu Penonton hanya menyaksikan gerakan-gerakan

wayang melalui bayangan yang jatuh pada kelir

Budaya wayang meliputi seni peran seni suara seni musik seni tutur seni

sastra seni lukis seni pahat dan juga seni perlambang Budaya wayang yang terus

berkembang dari zaman ke zaman juga merupakan media penerangan dakwah

pendidikan hiburan pemahaman filsafat serta hiburan

TABEL 21 Jenis Wayang

JENIS WAYANG

WAYANG KULIT - Wayang Purwa

- Wayang Wadya

- Wayang Gedog

- Wayang Dupara

Wayang Kayu - Wayang Golek

- Wayang Menak

- Wayang templong

Wayang orang - Wayang Gun

- Wayang topeng

- Wayang wong priangan

222 Kesenian Tari Khas Jawa Tengah

9

Beberapa contoh tarian sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain

1 Tari Bedhaya

Tari Bedhaya Ketawang ini dipercaya diciptakan oleh Sultan Agung raja pertama

dari kerajaan Mataram dan disempurnakan oleh Sunan Kalijaga Tari Bedhaya Ketawang

ini tidak hanya ditampilkan pada saat penobatan raja yang baru tetapi juga tiap tahunnya

yang bertepatan dengan hari penobatan raja atau ratu Pada pementasan tari Bedhaya

Ketawang digunakan kostum Dodot Ageng dengan motif Banguntulak alas-alasan Dari

segi alat musik pengiring pun sangat spesial karena digunakan yaitu gamelan Kyai Kaduk

Manis dan Kyai Manis Renggo Pada zaman Sri Susuhunan PakuBuwono XII pertunjukan

tari Bedhaya Ketawang selalu diselenggarakan pada hari kedua bulan Reuwah atau bulan

Syaban dalam kalender Jawa

GAMBAR 21

10

2 Tari Srimpi

Tarian ini tidak diketahui dengan pasti sejak kapan muncul di lingkungan keraton

Tetapi diperkirakan mulai ada saat Prabu Amiluhur masuk ke keraton Tarian ini

dipentaskan oleh empat orang putri yang melambangkan empat unsur dan empat penjuru

mata angin Dari beberapa jenis tari Srimpi ada satu yang dianggap sakral atau suci yaitu

Tari Srimpi Anghlir Mendhung

3 Tari Pethilan

Tari Pethilan adalah suatu tarian yang gerakannya terinspirasi atau mengambil salah

satu bagian dari cerita pewayangan Dalam pementasannya tarian ini boleh memiliki

gerakan yang sama atau tidak antar penarinya boleh menggunakan ontowacono atau dialog

dalam tariannya pakaian yang digunakan tidak sama setiap penarinya kecuali yang

memerankan lakon kembar Dalam kisah yang termuat dalam tarian pun ada peran yang

mati dan yang tetap bertahan hidup

11

GAMBAR 22

4 Tari Golek

Tari ini berasal dari Yogyakarta dan pertama kali dipentaskan pada perayaan

pernikahan KGPH Kusumoyudho dan Gusti Ratu Angger di tahun 1910 Tarian ini

menggambarkan cara-cara berhias diri seorang gadis yang baru memasuki masa

dewasanya agar terlihat lebih cantik dan menarik

5 Tari Bondan

12

Tari Bondan memiliki tiga jenis yaitu Bondan Cindogo Bondan Marsidiwi dan

Bondan Pegunungan atau Tani Tari Bondan Cindogo dan Marsidiwi merupakan tarian

gembira dibuat untuk mengungkapkan kegembiraan atas kelahiran anak

6 Tari Topeng

Tarian ini sebenarnya secara tidak langsung diilhami oleh wayang wong atau

wayang orang Tarian ini sempat mengalami kejayaan pada masa kerajaan Majapahit Lalu

pada masa masuknya islam sunan kalijaga menggunakannya sebagai media penyebaran

islam Beliau jugalah yang menciptakan 9 jenis tari topeng diantaranya Topeng Panji

Ksatrian Condrokirono Gunung sari Handoko Raton Klono Denowo Benco dan Turas

Tari topeng sendiri dianggap sebagai perlambang sifat manusia karena banyaknya model

topeng yang menggambarkan emosi manusia yaitu marah sedih dan kecewa Biasanya

cerita yang diangkat dalam tari topeng adalah bagian dari hikayat atau cerita rakyat

terutama cerita-cerita panji

7 Tari Dolalak

Tarian ini dipentaskan oleh beberapa penari yang mengenakan kostum ala prajurit

Belanda atau Prancis tempo dulu dan diiringi oleh alat musik seperti kentrung rebana

kendang kencer dan lain-lain Menurut legenda tarian ini terinspirasi dari semangat

perjuangan perang rakyat Aceh yang kemudian meluas ke daerah lain di nusantara

Kedua adalah berbagai macam kesenian rakyat yang dikenal di masyarakat Jawa baik

Jawa Tengah maupun Jawa Timur Patolan atau prisenan yang dikenal di daerah Rembang

13

Jawa Tengah Kesenian ini adalah semacam olahraga gulat rakyat dan dipimpin oleh dua

orang wasit dari masing-masing pihak Olahraga yang juga hiburan ini biasanya dimainkan

di tempat berpasir seperti di pinggir pantai

Daerah Blora dikenal memiliki kesenian barongan kuda kepang dan wayang krucil

(sejenis wayang kulit namun terbuat dari kayu)

Di daerah Pekalongan dikenal kesenian kuntulan dan sintren Kuntulan adalah

kesenian bela diri yang dilukiskan dengan tarian dengan iringan bunyi-bunyian seperti

bedug dan lain-lain Sedangkan sintren yang juga dikenal luas di Cirebon adalah sebuah

tarian yang dipenuhi dengan unsur mistis Dimana sang penari melakukan gerakan tarian

dalam keadaan tidak sadar Pertunjukan sintren biasanya dipentaskan pada saat bulan

purnama setelah panen

Lengger calung adalah kesenian tradisional yang berasal dari daerah Banyumas Tarian ini

terdiri dari lengger (penari) dan calung (alat musik bambu) Gerakan tariannya sangat

dinamis dan lincah mengikuti irama dari calung Beberapa gerakan khas dari tarian lengger

adalah geyol gedhag dan lempar sampur Dahulu penari lengger adalah para pria yang

berdandan seperti wanita namun sekarang para pria tersebut hanyalah sebagai pelengkap

tarian saja

14

GAMBAR 23

Selain kesenian yang berbentuk tarian suku Jawa pun memiliki kesenian dalam bentuk

lain misalnya saja dalam seni musik

223 Kesenian Musik Khas Jawa Tengah

Beberapa contoh alat music sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain

1 Degung

Degung merupakan sebuah kesenian Jawa yang biasany dimainkan pada acara hajatanKesenian

degung ini digunakan sebagai musik pengiringpengantarDegung ini merupakan gabungan dari peralatan

musik khas Jawa Tengah yaitu gendanggoong kempul saron bonang kacapi suling rebab dan

sebagainyaDegung merupakan salah-satu kesenian yang paling populer di Jawa Tengah karena

iringanmusik degung ini selalu digunakan dalam setiap acara hajatan yang masih menganut adattradisional

selain itu musik degung juga digunakan sebgai musik pengiring hampir padasetiap pertunjukan seni

tradisional Jawa Tengah lainnya

2 Rampak Gendang

15

Rampak Gendang merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Tengah Rampak Gendang

iniadalah pemainan menabuh gendang secara bersama-sama dengan menggunakan iramatertentu

serta menggunakan cara-cara tertentu untuk melakukannya pada umumnyadimainkan oleh

lebih dari empat orang yang telah mempunyai keahlian khusus dalammenabuh gendang Biasanya rampak

gendang ini diadakan pada acara pesta atau pada acararitual

GAMBAR 24

3 Calung

Di daerah Jawa Tengah terdapat kesenian yang disebut Calung calung ini adalah kesenianyang

dibawakan dengan cara memukulmengetuk bambu yang telah dipotong dan dibentuk sedemikian rupa

dengan pemukulpentungan kecil sehingga menghasilkan nada-nada yangkhasBiasanya calung ini

ditampilkan dengan dibawakan oleh 5 orang atau lebih Calung ini biasanya digunakan sebagai pengiring

nyanyian Jawa atau pengiring dalam lawakan

Sedangkan bentuk kesenian seni musik yang berupa lagu-lagu daerah dari Jawa

antara lain Bapak Pucung Cublak-Cublak Suweng Gambang Suling Gai Bintang Gek

Kepriye Gundul-Gundul Pacul Lir-ilir Jamuran Kembang Malathe Karapan Sape[10]

16

23 Sistem Religi di Masyarakat Jawa

Ciri masyarakat Jawa yang lain adalah berketuhanan bahkan sejak masa

prasejarah Kepercayaan yang dianutnya adalah kepercayaan animisme yaitu suatu

kepercayaan tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan

juga pada manusia sendiri Kepercayaan seperti itu adalah agama mereka yang pertama

Semua benda yang bergerak diangap hidup dan memiliki roh baik itu roh berwatak baik

atau jahat[11]

Suku-suku bangsa Indonesia dan khususnya suku Jawa sebelum kedatangan pengaruh

Hinduisme telah hidup teratur dengan religi animisme-dinamisme sebagai akar

spiritualitasnya dan hukum adat sebagai pranata kehidupan sosial mereka Adanya warisan

hukum adat menunjukkan bahwa nenek moyang suku bangsa Indonesia asli telah hidup

dalam persekutuan-persekutuan desa yang teratur dan mungkin di bawah pemerintahan atau

kepala adat desa walaupun masih dalam bentuk yang cukup sederhana Religi animisme-

dinamisme yang merupakan akar budaya asli Indonesia dan khususnya dalam masyarakat

Jawa cukup mengakar dalam sehingga punya kemampuan yang kenyal (elastis) Dengan

demikian dapat bertahan walaupun mendapat pengaruh dan berhadapan dengan

kebudayaan-kebudayaan yang telah berkembang maju[12]

Dengan kepercayaan tersebut mereka beranggapan bahwa disamping semua roh yang ada

terdapat roh yang paling berkuasa dan lebih kuat dari manusia Dan agar terhindar dari roh

tersebut mereka menyembahnya dengan jalan mengadakan upacara disertai dengan sesaji

17

Pelaksanaan upacara dilakukan oleh masyarakat Jawa adalah agar keluarga mereka

terlindung dari roh yang jahat Cara yang ditempuh untuk menghadirkan arwah nenek

moyang adalah dengan mengundang orang yang sakti dan ahli dalam bidang tersebut yang

disebut prewangan untuk memimpin acara Sebagai kelengkapan upacara tersebut mereka

menyiapkan sesaji dan membakar kemenyan atau bau-bauan lainnya yang digemari oleh

nenek moyang Selain itu mereka juga menyempurnakan upacara dengan bunyi-bunyian

dan tari-tarian

Seperti upacara kematian secara berurutan diadakan sebagai berikut

1 Selametan surtanah atau geblak yang diadakan pada saat meninggalnya seseorang

2 Selametan nelung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada

hari ketiga sesudah kematian seseorang

3 Selametan mitung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

ketujuh

4 Selametan matang puluh dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan

pada hari keempat puluh

5 Selametan nyatus yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

keseratus

6 Selametan mendak sepisan dan mendak pindo yaitu upacara selamatan kematian

yang diadakan pada tahun pertama dan kedua kematian seseorang

7 Selametan nyewu yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

keseribu

18

8 Selametan nguwis-nguwisi yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan

terakhir kali

Masyarakat Jawa mempercayai bahwa apa yang telah mereka bangun adalah hasil

adaptasi pergaulan dengan alam Keberhasilan pertanian tergantung dari kekuatan alam

matahari hujan angin dan hama Tetapi mereka masih mempercayai

kekuatan adikodrati dibalik semua kekuatan alam itu

Dalam kepercayaan Jawa terdapat usaha untuk menambah kekuatan batin Usaha ini

dilakukan dengan menggunakan benda-benda bertuah atau berkekuatan gaib yang sering

disebut dengan jimat[13]

Selain itu masyarakat jawa juga mempunyai tradisi upacara adat dalam setiap kegiatan-

kegiatan besar seperti

1 Kematian (Mendhak)

2 Upacara nyewu dina (memohon pengampunan kepada Tuhan)

3 Upacara Brobosan (penghormatan dari sanak keluarga kepada orang tua dan leluhur

mereka yang telah meninggal dunia)

4 Upacara-upacara sebelum pernikahan (Siraman Upacara Ngerik Upacara

Midodareni Upacara diluar kamar pelaminan Srah-srahan atau Peningsetan

Nyantri Upacara Panggih atau Temu Balangan suruh Penganten dan lain-lain)

5 Upacara untuk kelahiran bayi seperti

a) Wahyu Tumurun

19

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang senantiasa

mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa

b) Sido Asih

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang selalu dicintai dan

dikasihi oleh sesama serta mempunyai sifat belas kasih

c) Sidomukti

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang mukti wibawa yaitu

berbahagia dan disegani karena kewibawaannya

d) Truntum

Maknanya agar keluhuran budi orang tuanya menurun (tumaruntum) pada sang

bayi

e) Sidoluhur

Maknanya agar anak menjadi orang yang sopan dan berbudi pekerti luhur

f) Parangkusumo

Maknanya agar anak memiliki kecerdasan bagai tajamnya parang dan memiliki

ketangkasan bagai parang yang sedang dimainkan pesilat tangguh

g) Semen romo

Maknanya agar anak memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta

kasih Rama dan Sinta pada rakyatnya

h) Udan riris

Maknanya agar anak dapat membuat situasi yang menyegarkan enak

dipandang dan menyenangkan siapa saja yang bergaul dengannya

20

i) Cakar ayam

Maknanya agar anak pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan

dengan cakarnya karena rasa tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya sehingga

kebutuhan hidupnya tercukupi syukur bisa kaya dan berlebihan

j) Grompol

Maknanya semoga keluarga tetap bersatu tidak bercerai-berai akibat

ketidakharmonisan keuarga (nggrompol berkumpul)

k) Lasem

Bermotif garis vertikal bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada

Tuhan Yang Maha Esa

l) Dringin

Bermotif garis horisontal bermakna semoga anak dapat bergaul

bermasyarakat dan berguna antar sesama[14]

21

BAB III

PENUTUP

31 KESIMPULAN

Kebudayaan Jawa adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi

mata pencaharian organisasi sosial corak berpikir sistem kegamaan dan kesenian yang

dianut dan dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat Budaya Jawa

memiliki empat ciri utama yaitu religius non doktriner toleran dan akomodatif Di lihat

dari kriteria tingkatannya ada dua macam bahasa Jawa yaitu bahasa

Jawa Ngoko danKrama

Pada umumnya orang-orang Jawa bekerja pada segala bidang terutama

administrasi negara dan kemiliteran Selain itu mereka bekerja pada sektor pelayanan

umum pertukangan perdagangan dan pertanian dan perkebunan

Silsilah keturunan jawa anak putu buyut canggah wareng udheg-udheg gantung siwur

gropak senthe kandhang bubrah debog bosok galih asem

Dalam sistem kemasyarakatan Jawa dikenal 4 tingkatan yaitu Priyayi Ningrat atau

Bendara Santri dan Wong Cilik

Kesenian yang terdapat dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari

tari-tarian lagu daerah wayang orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai

macam kesenian lainnya

22

Kepercayaan masyarakat jawa adalah kepercayaan animisme yaitu suatu kepercayaan

tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan juga pada

manusia sendiri

32 SARAN

Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan Kami menyadari bahwa dalam

penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan Karena sesungguhnya kesempurnaan

itu milik Allah dan kekurangan adalah bagian dari kita Oleh karena itu saya

mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya

Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita Terima kasih

23

DAFTAR PUSTAKA

Aveling Harry The Development of Indonesian Socirty 1979

Daroji Amin Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000

Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005

Hana Siti Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi

Semarang IAIN Walisongo 2010

Khalim Samidi Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954

M Munandar Sualiman Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988

Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013

Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa

Sofwan Ridin Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004

httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml

24

[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005 hlm 169

[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21

[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23

[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6

[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

hlm 4

[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4

[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang

IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3

[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41

[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

hlm 329-330

[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB

[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm

103

[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004 hlm 17-18

[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10

[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses

pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB

25

Page 8: herlinarumanta.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH KEBUDAYAAN JAWA TENGAH APLIKASI KOMPUTER DAN BISNIS DI SUSUN OLEH : Herlina (1202016065) Manajemen Sore Semester III FAKULTAS

4 Organisasi sosial

5 Sistem pengetahuan

6 Religi

7 Kesenian[3]

Kebudayaan Jawa adalah kebudayaan masyarakat asli Jawa yang telah berkembang

semenjak masa prasejarah Sebagai halnya suku-suku sederhana lainnya budaya asli Jawa

ini bertumpu dari religi animisme dan dinamisme Dasar pikiran dalam religi animisme dan

dinamisme bahwa dunia ini juga didiami oleh roh-roh halus termasuk roh nenek moyang

dan juga kekuatan-kekuatan (daya-daya) ghaib[4]

Dari pengertian-pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kebudayaan Jawa

adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi mata pencaharian

organisasi sosial corak berpikir sistem keagamaan dan kesenian yang dianut dan

dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat

Dalam antropologi budaya dikenal beragam suku dan budaya salah satunya masyarakat

atau suku Jawa Masyarakat Jawa adalah orang-orang yang dalam hidup kesehariannya

menggunakan bahasa Jawa dengan ragam dialeknya secara turun-menurun Suku bangsa

Jawa adalah mereka yang bertempat tinggal di daerah Jawa Tengah Jawa Timur serta

mereka yang berasal dari kedua daerah tersebut Secara geografis suku bangsa Jawa

mendiami tanah Jawa yang meliputi Banyumas Kedu Yogyakarta Surakarta Madiun

Malang dan Kediri Sedangkan di luar itu dinamakan pesisir dan ujung timur Surakarta

dan Yogyakarta yang merupakan dua bekas kerajaan Mataram pada sekitar abad ke-XVI

4

adalah pusat dari kebudayaan Jawa Keduanya adalah tempat kerajaan terakhir dari

pemerintahan Raja-raja Jawa[5]

Yang dimaksud orang Jawa atau Javanese menurut Franz Magnis Suseno adalah orang

yang memakai Bahasa Jawa sebagai bahasa ibu dan merupakan penduduk asli bagian

tengah dan timur pulau Jawa (Suseno 2003 11)Sementara Tony Whitten sebagaimana

dikatakan oleh Roehayat Soeriatmadja dan Suraya Afif The Ecology Java and Bali (1996)

bahwa penduduk asli pertama Pulau Jawa adalah mirip dengan suku Aborigin di Australia

Mereka disebut Austroloid Namun demikian kemudian mereka tersingkir oleh pendatang

dari Asia Tenggara Mereka tidak dapat hidup di Jawa tetapi saat ini keturunan mereka

dapat ditemukan di suku Anak Dalam atau Kubu di Sumatera Tengah atau Indonesia bagian

timur[6]

Suku Jawa merupakan salah satu suku terbesar yang berdiam di negara Indonesia

Suku Jawa hidup dalam lingkup budaya yang sangat kental yang mereka gunakan dalam

berbagai kegiatan masyarakat bahkan mulai dari kehamilan sampai kematian Menurut

Sujamto 1997 budaya Jawa memiki empat ciri-ciri utama yaitu

1 Religius

Sebelum agama-agama besar masuk ke Jawa masyarakat Jawa sudah mempercayai

kepercayaan adanya tuhan yang melindungi mereka dan keberagaman agama itu semakin

berkualitas dengan masuknya agama besar seperti Hindu Budha Islam dan Kristen yang

menjadikan masyarakat Jawa mempunyai toleransi keagamaan yang besar

2 Non doktriner

5

Artinya budaya Jawa itu luwes (fleksibel) karena sejak zaman dahulu masyarakat

Jawa berpendapat bahwa perbedaan agama yang masuk sebenarnya hanya berbeda caranya

saja untuk menuju pada tercapainya satu tujuan yang sama

3 Toleran

Masyarakat Jawa selalu mengutamakan gotong royong selain itu juga bisa

menerima perbedaan pendapat dan menghormati pendapat orang lain

4 Akomodatif

Kebudayaan Jawa selain penuh dengan pelajaran-pelajaran mengenai budi pekerti

luhur juga mau menerima masuknya budaya asing yang masuk yang sesuai dan bermanfaat

bagi masyarakat[7]

Secara kodrati budaya Jawa seperti halnya budaya lainnya akan selalu mengalami

proses perubahan atau perkembangan dalam arti yang luas Pengembangan nilai budaya

Jawa merupakan upaya secara sadar untuk secara terus menerus meningkatkan kualitasnya

Bahasa Jawa misalnya perkembangannya sangat jauh sehingga menjadi bahasa yang tak

tertandingi oleh bahasa manapun terutama mengenai kekayaan kosa katanya[8]

Di dalam pergaulan-pergaulan hidup maupun perhubungan-perhubungan sosial sehari-hari

mereka berbahasa Jawa Pada waktu mengucapkan bahasa daerah ini seseorang harus

memperhatikan dan membeda-bedakan keadaan orang yang diajak berbicara atau yang

sedang dibicarakan berdasarkan usia maupun status sosialnya Demikian pada prinsipnya

ada dua macam bahasa Jawa apabila ditinjau dari kriteria tingkatannya Yaitu bahasa

Jawa Ngoko danKrama

6

Bahasa Jawa Ngoko itu dipakai untuk orang yang sudah dikenal akrab dan terhadap orang

yang lebih muda usianya serta lebih rendah derajat atau status sosialnya Lebih khusus lagi

adalah bahasa Jawa Ngoko Lugu dan Ngoko Andap Sebaliknya bahasa

Jawa Krama dipergunakan untuk bicara dengan yang belum dikenal akrab tetapi yang

sebaya dalam umur maupun derajat dan juga terhadap orang yang lebih tinggi umur serta

status sosialnya Dari kedua macam derajat bahasa ini kemudian ada variasi berbagai dan

kombinasi-kombinasi antara kata-kata dari bahasa Jawa Ngoko dan Krama dan yang

pemakaiannya disesuaikan dengan keadaaan perbedaan usia dan derajat sosial Demikian

ada misalnya bahasa Jawa Madya yang terdiri dari tiga macam bahasa yaitu Madya Ngoko

Madyaantara dan Madya Krama ada bahasa Krama Inggil yang terdiri dari kira-kira 300

kata-kata yang dipakai untuk menyebut nama-nama anggota badan aktivitas benda milik

sifat-sifat dan emosi-emosi dari orang-orang yang lebih tua umur atau lebih tinggi derajat

sosialnya bahasa Kedaton yang khusus dipergunakan di kalangan istana bahasa

Jawa Krama Desa atau bahasa orang-orang di desa-desa dan akhirnya bahasa

Jawa Kasar yakni salah satu macam bahasa daerah yang diucapkan oleh orang-orang yang

sedang dalam kedaan marah atau mengumpat seseorang[9]

7

22 Kebudayaan Jawa Tengah

Suku Jawa merupaka suku yang terdapat di Provinsi Jawa Tengah Kesenian yang terdapat

dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari tari-tarian lagu daerah wayang

orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai macam kesenian lainnya

Yang pertama adalah tari-tarian Dalam bahasa Jawa tari disebut dengan kata beksa yang

berasal dari kata ldquoambegrdquo dan ldquoesardquo kata tersebut mempunyai maksud dan pengertian

bahwa orang yang akan menari haruslah benar-benar menuju satu tujuan yaitu

menyerahkan seluruh jiwanya pada tarian Seni tari di Jawa sendiri mengalami kejayaan

pada masa Kerajaan Kediri Singasari dan Majapahit Pada masa sekarang ini kota

Surakarta dianggap sebagai pusat seni tari terutama di Keraton Surakarta dan Pura

Mangkunegaran

Seni tari dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu Tari Klasik Tari Tradisional dan Tari

Garapan Baru

221 Wayang

Wayang adalah seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Pulau

Jawa dan Bali Pertunjukan wayang telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7

November 2003 sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita

narasi dan warisan yang indah dan sangat berharga (Masterpiece of Oral and Intangible

Heritage of Humanity) Kata `wayang diduga berasal dari kata `wewayangan yang

artinya bayangan Dugaan ini sesuai dengan kenyataan pada pergelaran Wayang Kulit

yang menggunakan kelir secarik kain sebagai pembatas antaradalang yang memainkan

8

wayang dan penonton di balik kelir itu Penonton hanya menyaksikan gerakan-gerakan

wayang melalui bayangan yang jatuh pada kelir

Budaya wayang meliputi seni peran seni suara seni musik seni tutur seni

sastra seni lukis seni pahat dan juga seni perlambang Budaya wayang yang terus

berkembang dari zaman ke zaman juga merupakan media penerangan dakwah

pendidikan hiburan pemahaman filsafat serta hiburan

TABEL 21 Jenis Wayang

JENIS WAYANG

WAYANG KULIT - Wayang Purwa

- Wayang Wadya

- Wayang Gedog

- Wayang Dupara

Wayang Kayu - Wayang Golek

- Wayang Menak

- Wayang templong

Wayang orang - Wayang Gun

- Wayang topeng

- Wayang wong priangan

222 Kesenian Tari Khas Jawa Tengah

9

Beberapa contoh tarian sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain

1 Tari Bedhaya

Tari Bedhaya Ketawang ini dipercaya diciptakan oleh Sultan Agung raja pertama

dari kerajaan Mataram dan disempurnakan oleh Sunan Kalijaga Tari Bedhaya Ketawang

ini tidak hanya ditampilkan pada saat penobatan raja yang baru tetapi juga tiap tahunnya

yang bertepatan dengan hari penobatan raja atau ratu Pada pementasan tari Bedhaya

Ketawang digunakan kostum Dodot Ageng dengan motif Banguntulak alas-alasan Dari

segi alat musik pengiring pun sangat spesial karena digunakan yaitu gamelan Kyai Kaduk

Manis dan Kyai Manis Renggo Pada zaman Sri Susuhunan PakuBuwono XII pertunjukan

tari Bedhaya Ketawang selalu diselenggarakan pada hari kedua bulan Reuwah atau bulan

Syaban dalam kalender Jawa

GAMBAR 21

10

2 Tari Srimpi

Tarian ini tidak diketahui dengan pasti sejak kapan muncul di lingkungan keraton

Tetapi diperkirakan mulai ada saat Prabu Amiluhur masuk ke keraton Tarian ini

dipentaskan oleh empat orang putri yang melambangkan empat unsur dan empat penjuru

mata angin Dari beberapa jenis tari Srimpi ada satu yang dianggap sakral atau suci yaitu

Tari Srimpi Anghlir Mendhung

3 Tari Pethilan

Tari Pethilan adalah suatu tarian yang gerakannya terinspirasi atau mengambil salah

satu bagian dari cerita pewayangan Dalam pementasannya tarian ini boleh memiliki

gerakan yang sama atau tidak antar penarinya boleh menggunakan ontowacono atau dialog

dalam tariannya pakaian yang digunakan tidak sama setiap penarinya kecuali yang

memerankan lakon kembar Dalam kisah yang termuat dalam tarian pun ada peran yang

mati dan yang tetap bertahan hidup

11

GAMBAR 22

4 Tari Golek

Tari ini berasal dari Yogyakarta dan pertama kali dipentaskan pada perayaan

pernikahan KGPH Kusumoyudho dan Gusti Ratu Angger di tahun 1910 Tarian ini

menggambarkan cara-cara berhias diri seorang gadis yang baru memasuki masa

dewasanya agar terlihat lebih cantik dan menarik

5 Tari Bondan

12

Tari Bondan memiliki tiga jenis yaitu Bondan Cindogo Bondan Marsidiwi dan

Bondan Pegunungan atau Tani Tari Bondan Cindogo dan Marsidiwi merupakan tarian

gembira dibuat untuk mengungkapkan kegembiraan atas kelahiran anak

6 Tari Topeng

Tarian ini sebenarnya secara tidak langsung diilhami oleh wayang wong atau

wayang orang Tarian ini sempat mengalami kejayaan pada masa kerajaan Majapahit Lalu

pada masa masuknya islam sunan kalijaga menggunakannya sebagai media penyebaran

islam Beliau jugalah yang menciptakan 9 jenis tari topeng diantaranya Topeng Panji

Ksatrian Condrokirono Gunung sari Handoko Raton Klono Denowo Benco dan Turas

Tari topeng sendiri dianggap sebagai perlambang sifat manusia karena banyaknya model

topeng yang menggambarkan emosi manusia yaitu marah sedih dan kecewa Biasanya

cerita yang diangkat dalam tari topeng adalah bagian dari hikayat atau cerita rakyat

terutama cerita-cerita panji

7 Tari Dolalak

Tarian ini dipentaskan oleh beberapa penari yang mengenakan kostum ala prajurit

Belanda atau Prancis tempo dulu dan diiringi oleh alat musik seperti kentrung rebana

kendang kencer dan lain-lain Menurut legenda tarian ini terinspirasi dari semangat

perjuangan perang rakyat Aceh yang kemudian meluas ke daerah lain di nusantara

Kedua adalah berbagai macam kesenian rakyat yang dikenal di masyarakat Jawa baik

Jawa Tengah maupun Jawa Timur Patolan atau prisenan yang dikenal di daerah Rembang

13

Jawa Tengah Kesenian ini adalah semacam olahraga gulat rakyat dan dipimpin oleh dua

orang wasit dari masing-masing pihak Olahraga yang juga hiburan ini biasanya dimainkan

di tempat berpasir seperti di pinggir pantai

Daerah Blora dikenal memiliki kesenian barongan kuda kepang dan wayang krucil

(sejenis wayang kulit namun terbuat dari kayu)

Di daerah Pekalongan dikenal kesenian kuntulan dan sintren Kuntulan adalah

kesenian bela diri yang dilukiskan dengan tarian dengan iringan bunyi-bunyian seperti

bedug dan lain-lain Sedangkan sintren yang juga dikenal luas di Cirebon adalah sebuah

tarian yang dipenuhi dengan unsur mistis Dimana sang penari melakukan gerakan tarian

dalam keadaan tidak sadar Pertunjukan sintren biasanya dipentaskan pada saat bulan

purnama setelah panen

Lengger calung adalah kesenian tradisional yang berasal dari daerah Banyumas Tarian ini

terdiri dari lengger (penari) dan calung (alat musik bambu) Gerakan tariannya sangat

dinamis dan lincah mengikuti irama dari calung Beberapa gerakan khas dari tarian lengger

adalah geyol gedhag dan lempar sampur Dahulu penari lengger adalah para pria yang

berdandan seperti wanita namun sekarang para pria tersebut hanyalah sebagai pelengkap

tarian saja

14

GAMBAR 23

Selain kesenian yang berbentuk tarian suku Jawa pun memiliki kesenian dalam bentuk

lain misalnya saja dalam seni musik

223 Kesenian Musik Khas Jawa Tengah

Beberapa contoh alat music sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain

1 Degung

Degung merupakan sebuah kesenian Jawa yang biasany dimainkan pada acara hajatanKesenian

degung ini digunakan sebagai musik pengiringpengantarDegung ini merupakan gabungan dari peralatan

musik khas Jawa Tengah yaitu gendanggoong kempul saron bonang kacapi suling rebab dan

sebagainyaDegung merupakan salah-satu kesenian yang paling populer di Jawa Tengah karena

iringanmusik degung ini selalu digunakan dalam setiap acara hajatan yang masih menganut adattradisional

selain itu musik degung juga digunakan sebgai musik pengiring hampir padasetiap pertunjukan seni

tradisional Jawa Tengah lainnya

2 Rampak Gendang

15

Rampak Gendang merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Tengah Rampak Gendang

iniadalah pemainan menabuh gendang secara bersama-sama dengan menggunakan iramatertentu

serta menggunakan cara-cara tertentu untuk melakukannya pada umumnyadimainkan oleh

lebih dari empat orang yang telah mempunyai keahlian khusus dalammenabuh gendang Biasanya rampak

gendang ini diadakan pada acara pesta atau pada acararitual

GAMBAR 24

3 Calung

Di daerah Jawa Tengah terdapat kesenian yang disebut Calung calung ini adalah kesenianyang

dibawakan dengan cara memukulmengetuk bambu yang telah dipotong dan dibentuk sedemikian rupa

dengan pemukulpentungan kecil sehingga menghasilkan nada-nada yangkhasBiasanya calung ini

ditampilkan dengan dibawakan oleh 5 orang atau lebih Calung ini biasanya digunakan sebagai pengiring

nyanyian Jawa atau pengiring dalam lawakan

Sedangkan bentuk kesenian seni musik yang berupa lagu-lagu daerah dari Jawa

antara lain Bapak Pucung Cublak-Cublak Suweng Gambang Suling Gai Bintang Gek

Kepriye Gundul-Gundul Pacul Lir-ilir Jamuran Kembang Malathe Karapan Sape[10]

16

23 Sistem Religi di Masyarakat Jawa

Ciri masyarakat Jawa yang lain adalah berketuhanan bahkan sejak masa

prasejarah Kepercayaan yang dianutnya adalah kepercayaan animisme yaitu suatu

kepercayaan tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan

juga pada manusia sendiri Kepercayaan seperti itu adalah agama mereka yang pertama

Semua benda yang bergerak diangap hidup dan memiliki roh baik itu roh berwatak baik

atau jahat[11]

Suku-suku bangsa Indonesia dan khususnya suku Jawa sebelum kedatangan pengaruh

Hinduisme telah hidup teratur dengan religi animisme-dinamisme sebagai akar

spiritualitasnya dan hukum adat sebagai pranata kehidupan sosial mereka Adanya warisan

hukum adat menunjukkan bahwa nenek moyang suku bangsa Indonesia asli telah hidup

dalam persekutuan-persekutuan desa yang teratur dan mungkin di bawah pemerintahan atau

kepala adat desa walaupun masih dalam bentuk yang cukup sederhana Religi animisme-

dinamisme yang merupakan akar budaya asli Indonesia dan khususnya dalam masyarakat

Jawa cukup mengakar dalam sehingga punya kemampuan yang kenyal (elastis) Dengan

demikian dapat bertahan walaupun mendapat pengaruh dan berhadapan dengan

kebudayaan-kebudayaan yang telah berkembang maju[12]

Dengan kepercayaan tersebut mereka beranggapan bahwa disamping semua roh yang ada

terdapat roh yang paling berkuasa dan lebih kuat dari manusia Dan agar terhindar dari roh

tersebut mereka menyembahnya dengan jalan mengadakan upacara disertai dengan sesaji

17

Pelaksanaan upacara dilakukan oleh masyarakat Jawa adalah agar keluarga mereka

terlindung dari roh yang jahat Cara yang ditempuh untuk menghadirkan arwah nenek

moyang adalah dengan mengundang orang yang sakti dan ahli dalam bidang tersebut yang

disebut prewangan untuk memimpin acara Sebagai kelengkapan upacara tersebut mereka

menyiapkan sesaji dan membakar kemenyan atau bau-bauan lainnya yang digemari oleh

nenek moyang Selain itu mereka juga menyempurnakan upacara dengan bunyi-bunyian

dan tari-tarian

Seperti upacara kematian secara berurutan diadakan sebagai berikut

1 Selametan surtanah atau geblak yang diadakan pada saat meninggalnya seseorang

2 Selametan nelung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada

hari ketiga sesudah kematian seseorang

3 Selametan mitung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

ketujuh

4 Selametan matang puluh dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan

pada hari keempat puluh

5 Selametan nyatus yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

keseratus

6 Selametan mendak sepisan dan mendak pindo yaitu upacara selamatan kematian

yang diadakan pada tahun pertama dan kedua kematian seseorang

7 Selametan nyewu yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

keseribu

18

8 Selametan nguwis-nguwisi yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan

terakhir kali

Masyarakat Jawa mempercayai bahwa apa yang telah mereka bangun adalah hasil

adaptasi pergaulan dengan alam Keberhasilan pertanian tergantung dari kekuatan alam

matahari hujan angin dan hama Tetapi mereka masih mempercayai

kekuatan adikodrati dibalik semua kekuatan alam itu

Dalam kepercayaan Jawa terdapat usaha untuk menambah kekuatan batin Usaha ini

dilakukan dengan menggunakan benda-benda bertuah atau berkekuatan gaib yang sering

disebut dengan jimat[13]

Selain itu masyarakat jawa juga mempunyai tradisi upacara adat dalam setiap kegiatan-

kegiatan besar seperti

1 Kematian (Mendhak)

2 Upacara nyewu dina (memohon pengampunan kepada Tuhan)

3 Upacara Brobosan (penghormatan dari sanak keluarga kepada orang tua dan leluhur

mereka yang telah meninggal dunia)

4 Upacara-upacara sebelum pernikahan (Siraman Upacara Ngerik Upacara

Midodareni Upacara diluar kamar pelaminan Srah-srahan atau Peningsetan

Nyantri Upacara Panggih atau Temu Balangan suruh Penganten dan lain-lain)

5 Upacara untuk kelahiran bayi seperti

a) Wahyu Tumurun

19

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang senantiasa

mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa

b) Sido Asih

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang selalu dicintai dan

dikasihi oleh sesama serta mempunyai sifat belas kasih

c) Sidomukti

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang mukti wibawa yaitu

berbahagia dan disegani karena kewibawaannya

d) Truntum

Maknanya agar keluhuran budi orang tuanya menurun (tumaruntum) pada sang

bayi

e) Sidoluhur

Maknanya agar anak menjadi orang yang sopan dan berbudi pekerti luhur

f) Parangkusumo

Maknanya agar anak memiliki kecerdasan bagai tajamnya parang dan memiliki

ketangkasan bagai parang yang sedang dimainkan pesilat tangguh

g) Semen romo

Maknanya agar anak memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta

kasih Rama dan Sinta pada rakyatnya

h) Udan riris

Maknanya agar anak dapat membuat situasi yang menyegarkan enak

dipandang dan menyenangkan siapa saja yang bergaul dengannya

20

i) Cakar ayam

Maknanya agar anak pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan

dengan cakarnya karena rasa tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya sehingga

kebutuhan hidupnya tercukupi syukur bisa kaya dan berlebihan

j) Grompol

Maknanya semoga keluarga tetap bersatu tidak bercerai-berai akibat

ketidakharmonisan keuarga (nggrompol berkumpul)

k) Lasem

Bermotif garis vertikal bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada

Tuhan Yang Maha Esa

l) Dringin

Bermotif garis horisontal bermakna semoga anak dapat bergaul

bermasyarakat dan berguna antar sesama[14]

21

BAB III

PENUTUP

31 KESIMPULAN

Kebudayaan Jawa adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi

mata pencaharian organisasi sosial corak berpikir sistem kegamaan dan kesenian yang

dianut dan dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat Budaya Jawa

memiliki empat ciri utama yaitu religius non doktriner toleran dan akomodatif Di lihat

dari kriteria tingkatannya ada dua macam bahasa Jawa yaitu bahasa

Jawa Ngoko danKrama

Pada umumnya orang-orang Jawa bekerja pada segala bidang terutama

administrasi negara dan kemiliteran Selain itu mereka bekerja pada sektor pelayanan

umum pertukangan perdagangan dan pertanian dan perkebunan

Silsilah keturunan jawa anak putu buyut canggah wareng udheg-udheg gantung siwur

gropak senthe kandhang bubrah debog bosok galih asem

Dalam sistem kemasyarakatan Jawa dikenal 4 tingkatan yaitu Priyayi Ningrat atau

Bendara Santri dan Wong Cilik

Kesenian yang terdapat dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari

tari-tarian lagu daerah wayang orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai

macam kesenian lainnya

22

Kepercayaan masyarakat jawa adalah kepercayaan animisme yaitu suatu kepercayaan

tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan juga pada

manusia sendiri

32 SARAN

Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan Kami menyadari bahwa dalam

penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan Karena sesungguhnya kesempurnaan

itu milik Allah dan kekurangan adalah bagian dari kita Oleh karena itu saya

mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya

Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita Terima kasih

23

DAFTAR PUSTAKA

Aveling Harry The Development of Indonesian Socirty 1979

Daroji Amin Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000

Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005

Hana Siti Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi

Semarang IAIN Walisongo 2010

Khalim Samidi Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954

M Munandar Sualiman Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988

Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013

Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa

Sofwan Ridin Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004

httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml

24

[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005 hlm 169

[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21

[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23

[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6

[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

hlm 4

[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4

[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang

IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3

[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41

[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

hlm 329-330

[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB

[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm

103

[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004 hlm 17-18

[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10

[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses

pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB

25

Page 9: herlinarumanta.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH KEBUDAYAAN JAWA TENGAH APLIKASI KOMPUTER DAN BISNIS DI SUSUN OLEH : Herlina (1202016065) Manajemen Sore Semester III FAKULTAS

adalah pusat dari kebudayaan Jawa Keduanya adalah tempat kerajaan terakhir dari

pemerintahan Raja-raja Jawa[5]

Yang dimaksud orang Jawa atau Javanese menurut Franz Magnis Suseno adalah orang

yang memakai Bahasa Jawa sebagai bahasa ibu dan merupakan penduduk asli bagian

tengah dan timur pulau Jawa (Suseno 2003 11)Sementara Tony Whitten sebagaimana

dikatakan oleh Roehayat Soeriatmadja dan Suraya Afif The Ecology Java and Bali (1996)

bahwa penduduk asli pertama Pulau Jawa adalah mirip dengan suku Aborigin di Australia

Mereka disebut Austroloid Namun demikian kemudian mereka tersingkir oleh pendatang

dari Asia Tenggara Mereka tidak dapat hidup di Jawa tetapi saat ini keturunan mereka

dapat ditemukan di suku Anak Dalam atau Kubu di Sumatera Tengah atau Indonesia bagian

timur[6]

Suku Jawa merupakan salah satu suku terbesar yang berdiam di negara Indonesia

Suku Jawa hidup dalam lingkup budaya yang sangat kental yang mereka gunakan dalam

berbagai kegiatan masyarakat bahkan mulai dari kehamilan sampai kematian Menurut

Sujamto 1997 budaya Jawa memiki empat ciri-ciri utama yaitu

1 Religius

Sebelum agama-agama besar masuk ke Jawa masyarakat Jawa sudah mempercayai

kepercayaan adanya tuhan yang melindungi mereka dan keberagaman agama itu semakin

berkualitas dengan masuknya agama besar seperti Hindu Budha Islam dan Kristen yang

menjadikan masyarakat Jawa mempunyai toleransi keagamaan yang besar

2 Non doktriner

5

Artinya budaya Jawa itu luwes (fleksibel) karena sejak zaman dahulu masyarakat

Jawa berpendapat bahwa perbedaan agama yang masuk sebenarnya hanya berbeda caranya

saja untuk menuju pada tercapainya satu tujuan yang sama

3 Toleran

Masyarakat Jawa selalu mengutamakan gotong royong selain itu juga bisa

menerima perbedaan pendapat dan menghormati pendapat orang lain

4 Akomodatif

Kebudayaan Jawa selain penuh dengan pelajaran-pelajaran mengenai budi pekerti

luhur juga mau menerima masuknya budaya asing yang masuk yang sesuai dan bermanfaat

bagi masyarakat[7]

Secara kodrati budaya Jawa seperti halnya budaya lainnya akan selalu mengalami

proses perubahan atau perkembangan dalam arti yang luas Pengembangan nilai budaya

Jawa merupakan upaya secara sadar untuk secara terus menerus meningkatkan kualitasnya

Bahasa Jawa misalnya perkembangannya sangat jauh sehingga menjadi bahasa yang tak

tertandingi oleh bahasa manapun terutama mengenai kekayaan kosa katanya[8]

Di dalam pergaulan-pergaulan hidup maupun perhubungan-perhubungan sosial sehari-hari

mereka berbahasa Jawa Pada waktu mengucapkan bahasa daerah ini seseorang harus

memperhatikan dan membeda-bedakan keadaan orang yang diajak berbicara atau yang

sedang dibicarakan berdasarkan usia maupun status sosialnya Demikian pada prinsipnya

ada dua macam bahasa Jawa apabila ditinjau dari kriteria tingkatannya Yaitu bahasa

Jawa Ngoko danKrama

6

Bahasa Jawa Ngoko itu dipakai untuk orang yang sudah dikenal akrab dan terhadap orang

yang lebih muda usianya serta lebih rendah derajat atau status sosialnya Lebih khusus lagi

adalah bahasa Jawa Ngoko Lugu dan Ngoko Andap Sebaliknya bahasa

Jawa Krama dipergunakan untuk bicara dengan yang belum dikenal akrab tetapi yang

sebaya dalam umur maupun derajat dan juga terhadap orang yang lebih tinggi umur serta

status sosialnya Dari kedua macam derajat bahasa ini kemudian ada variasi berbagai dan

kombinasi-kombinasi antara kata-kata dari bahasa Jawa Ngoko dan Krama dan yang

pemakaiannya disesuaikan dengan keadaaan perbedaan usia dan derajat sosial Demikian

ada misalnya bahasa Jawa Madya yang terdiri dari tiga macam bahasa yaitu Madya Ngoko

Madyaantara dan Madya Krama ada bahasa Krama Inggil yang terdiri dari kira-kira 300

kata-kata yang dipakai untuk menyebut nama-nama anggota badan aktivitas benda milik

sifat-sifat dan emosi-emosi dari orang-orang yang lebih tua umur atau lebih tinggi derajat

sosialnya bahasa Kedaton yang khusus dipergunakan di kalangan istana bahasa

Jawa Krama Desa atau bahasa orang-orang di desa-desa dan akhirnya bahasa

Jawa Kasar yakni salah satu macam bahasa daerah yang diucapkan oleh orang-orang yang

sedang dalam kedaan marah atau mengumpat seseorang[9]

7

22 Kebudayaan Jawa Tengah

Suku Jawa merupaka suku yang terdapat di Provinsi Jawa Tengah Kesenian yang terdapat

dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari tari-tarian lagu daerah wayang

orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai macam kesenian lainnya

Yang pertama adalah tari-tarian Dalam bahasa Jawa tari disebut dengan kata beksa yang

berasal dari kata ldquoambegrdquo dan ldquoesardquo kata tersebut mempunyai maksud dan pengertian

bahwa orang yang akan menari haruslah benar-benar menuju satu tujuan yaitu

menyerahkan seluruh jiwanya pada tarian Seni tari di Jawa sendiri mengalami kejayaan

pada masa Kerajaan Kediri Singasari dan Majapahit Pada masa sekarang ini kota

Surakarta dianggap sebagai pusat seni tari terutama di Keraton Surakarta dan Pura

Mangkunegaran

Seni tari dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu Tari Klasik Tari Tradisional dan Tari

Garapan Baru

221 Wayang

Wayang adalah seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Pulau

Jawa dan Bali Pertunjukan wayang telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7

November 2003 sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita

narasi dan warisan yang indah dan sangat berharga (Masterpiece of Oral and Intangible

Heritage of Humanity) Kata `wayang diduga berasal dari kata `wewayangan yang

artinya bayangan Dugaan ini sesuai dengan kenyataan pada pergelaran Wayang Kulit

yang menggunakan kelir secarik kain sebagai pembatas antaradalang yang memainkan

8

wayang dan penonton di balik kelir itu Penonton hanya menyaksikan gerakan-gerakan

wayang melalui bayangan yang jatuh pada kelir

Budaya wayang meliputi seni peran seni suara seni musik seni tutur seni

sastra seni lukis seni pahat dan juga seni perlambang Budaya wayang yang terus

berkembang dari zaman ke zaman juga merupakan media penerangan dakwah

pendidikan hiburan pemahaman filsafat serta hiburan

TABEL 21 Jenis Wayang

JENIS WAYANG

WAYANG KULIT - Wayang Purwa

- Wayang Wadya

- Wayang Gedog

- Wayang Dupara

Wayang Kayu - Wayang Golek

- Wayang Menak

- Wayang templong

Wayang orang - Wayang Gun

- Wayang topeng

- Wayang wong priangan

222 Kesenian Tari Khas Jawa Tengah

9

Beberapa contoh tarian sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain

1 Tari Bedhaya

Tari Bedhaya Ketawang ini dipercaya diciptakan oleh Sultan Agung raja pertama

dari kerajaan Mataram dan disempurnakan oleh Sunan Kalijaga Tari Bedhaya Ketawang

ini tidak hanya ditampilkan pada saat penobatan raja yang baru tetapi juga tiap tahunnya

yang bertepatan dengan hari penobatan raja atau ratu Pada pementasan tari Bedhaya

Ketawang digunakan kostum Dodot Ageng dengan motif Banguntulak alas-alasan Dari

segi alat musik pengiring pun sangat spesial karena digunakan yaitu gamelan Kyai Kaduk

Manis dan Kyai Manis Renggo Pada zaman Sri Susuhunan PakuBuwono XII pertunjukan

tari Bedhaya Ketawang selalu diselenggarakan pada hari kedua bulan Reuwah atau bulan

Syaban dalam kalender Jawa

GAMBAR 21

10

2 Tari Srimpi

Tarian ini tidak diketahui dengan pasti sejak kapan muncul di lingkungan keraton

Tetapi diperkirakan mulai ada saat Prabu Amiluhur masuk ke keraton Tarian ini

dipentaskan oleh empat orang putri yang melambangkan empat unsur dan empat penjuru

mata angin Dari beberapa jenis tari Srimpi ada satu yang dianggap sakral atau suci yaitu

Tari Srimpi Anghlir Mendhung

3 Tari Pethilan

Tari Pethilan adalah suatu tarian yang gerakannya terinspirasi atau mengambil salah

satu bagian dari cerita pewayangan Dalam pementasannya tarian ini boleh memiliki

gerakan yang sama atau tidak antar penarinya boleh menggunakan ontowacono atau dialog

dalam tariannya pakaian yang digunakan tidak sama setiap penarinya kecuali yang

memerankan lakon kembar Dalam kisah yang termuat dalam tarian pun ada peran yang

mati dan yang tetap bertahan hidup

11

GAMBAR 22

4 Tari Golek

Tari ini berasal dari Yogyakarta dan pertama kali dipentaskan pada perayaan

pernikahan KGPH Kusumoyudho dan Gusti Ratu Angger di tahun 1910 Tarian ini

menggambarkan cara-cara berhias diri seorang gadis yang baru memasuki masa

dewasanya agar terlihat lebih cantik dan menarik

5 Tari Bondan

12

Tari Bondan memiliki tiga jenis yaitu Bondan Cindogo Bondan Marsidiwi dan

Bondan Pegunungan atau Tani Tari Bondan Cindogo dan Marsidiwi merupakan tarian

gembira dibuat untuk mengungkapkan kegembiraan atas kelahiran anak

6 Tari Topeng

Tarian ini sebenarnya secara tidak langsung diilhami oleh wayang wong atau

wayang orang Tarian ini sempat mengalami kejayaan pada masa kerajaan Majapahit Lalu

pada masa masuknya islam sunan kalijaga menggunakannya sebagai media penyebaran

islam Beliau jugalah yang menciptakan 9 jenis tari topeng diantaranya Topeng Panji

Ksatrian Condrokirono Gunung sari Handoko Raton Klono Denowo Benco dan Turas

Tari topeng sendiri dianggap sebagai perlambang sifat manusia karena banyaknya model

topeng yang menggambarkan emosi manusia yaitu marah sedih dan kecewa Biasanya

cerita yang diangkat dalam tari topeng adalah bagian dari hikayat atau cerita rakyat

terutama cerita-cerita panji

7 Tari Dolalak

Tarian ini dipentaskan oleh beberapa penari yang mengenakan kostum ala prajurit

Belanda atau Prancis tempo dulu dan diiringi oleh alat musik seperti kentrung rebana

kendang kencer dan lain-lain Menurut legenda tarian ini terinspirasi dari semangat

perjuangan perang rakyat Aceh yang kemudian meluas ke daerah lain di nusantara

Kedua adalah berbagai macam kesenian rakyat yang dikenal di masyarakat Jawa baik

Jawa Tengah maupun Jawa Timur Patolan atau prisenan yang dikenal di daerah Rembang

13

Jawa Tengah Kesenian ini adalah semacam olahraga gulat rakyat dan dipimpin oleh dua

orang wasit dari masing-masing pihak Olahraga yang juga hiburan ini biasanya dimainkan

di tempat berpasir seperti di pinggir pantai

Daerah Blora dikenal memiliki kesenian barongan kuda kepang dan wayang krucil

(sejenis wayang kulit namun terbuat dari kayu)

Di daerah Pekalongan dikenal kesenian kuntulan dan sintren Kuntulan adalah

kesenian bela diri yang dilukiskan dengan tarian dengan iringan bunyi-bunyian seperti

bedug dan lain-lain Sedangkan sintren yang juga dikenal luas di Cirebon adalah sebuah

tarian yang dipenuhi dengan unsur mistis Dimana sang penari melakukan gerakan tarian

dalam keadaan tidak sadar Pertunjukan sintren biasanya dipentaskan pada saat bulan

purnama setelah panen

Lengger calung adalah kesenian tradisional yang berasal dari daerah Banyumas Tarian ini

terdiri dari lengger (penari) dan calung (alat musik bambu) Gerakan tariannya sangat

dinamis dan lincah mengikuti irama dari calung Beberapa gerakan khas dari tarian lengger

adalah geyol gedhag dan lempar sampur Dahulu penari lengger adalah para pria yang

berdandan seperti wanita namun sekarang para pria tersebut hanyalah sebagai pelengkap

tarian saja

14

GAMBAR 23

Selain kesenian yang berbentuk tarian suku Jawa pun memiliki kesenian dalam bentuk

lain misalnya saja dalam seni musik

223 Kesenian Musik Khas Jawa Tengah

Beberapa contoh alat music sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain

1 Degung

Degung merupakan sebuah kesenian Jawa yang biasany dimainkan pada acara hajatanKesenian

degung ini digunakan sebagai musik pengiringpengantarDegung ini merupakan gabungan dari peralatan

musik khas Jawa Tengah yaitu gendanggoong kempul saron bonang kacapi suling rebab dan

sebagainyaDegung merupakan salah-satu kesenian yang paling populer di Jawa Tengah karena

iringanmusik degung ini selalu digunakan dalam setiap acara hajatan yang masih menganut adattradisional

selain itu musik degung juga digunakan sebgai musik pengiring hampir padasetiap pertunjukan seni

tradisional Jawa Tengah lainnya

2 Rampak Gendang

15

Rampak Gendang merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Tengah Rampak Gendang

iniadalah pemainan menabuh gendang secara bersama-sama dengan menggunakan iramatertentu

serta menggunakan cara-cara tertentu untuk melakukannya pada umumnyadimainkan oleh

lebih dari empat orang yang telah mempunyai keahlian khusus dalammenabuh gendang Biasanya rampak

gendang ini diadakan pada acara pesta atau pada acararitual

GAMBAR 24

3 Calung

Di daerah Jawa Tengah terdapat kesenian yang disebut Calung calung ini adalah kesenianyang

dibawakan dengan cara memukulmengetuk bambu yang telah dipotong dan dibentuk sedemikian rupa

dengan pemukulpentungan kecil sehingga menghasilkan nada-nada yangkhasBiasanya calung ini

ditampilkan dengan dibawakan oleh 5 orang atau lebih Calung ini biasanya digunakan sebagai pengiring

nyanyian Jawa atau pengiring dalam lawakan

Sedangkan bentuk kesenian seni musik yang berupa lagu-lagu daerah dari Jawa

antara lain Bapak Pucung Cublak-Cublak Suweng Gambang Suling Gai Bintang Gek

Kepriye Gundul-Gundul Pacul Lir-ilir Jamuran Kembang Malathe Karapan Sape[10]

16

23 Sistem Religi di Masyarakat Jawa

Ciri masyarakat Jawa yang lain adalah berketuhanan bahkan sejak masa

prasejarah Kepercayaan yang dianutnya adalah kepercayaan animisme yaitu suatu

kepercayaan tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan

juga pada manusia sendiri Kepercayaan seperti itu adalah agama mereka yang pertama

Semua benda yang bergerak diangap hidup dan memiliki roh baik itu roh berwatak baik

atau jahat[11]

Suku-suku bangsa Indonesia dan khususnya suku Jawa sebelum kedatangan pengaruh

Hinduisme telah hidup teratur dengan religi animisme-dinamisme sebagai akar

spiritualitasnya dan hukum adat sebagai pranata kehidupan sosial mereka Adanya warisan

hukum adat menunjukkan bahwa nenek moyang suku bangsa Indonesia asli telah hidup

dalam persekutuan-persekutuan desa yang teratur dan mungkin di bawah pemerintahan atau

kepala adat desa walaupun masih dalam bentuk yang cukup sederhana Religi animisme-

dinamisme yang merupakan akar budaya asli Indonesia dan khususnya dalam masyarakat

Jawa cukup mengakar dalam sehingga punya kemampuan yang kenyal (elastis) Dengan

demikian dapat bertahan walaupun mendapat pengaruh dan berhadapan dengan

kebudayaan-kebudayaan yang telah berkembang maju[12]

Dengan kepercayaan tersebut mereka beranggapan bahwa disamping semua roh yang ada

terdapat roh yang paling berkuasa dan lebih kuat dari manusia Dan agar terhindar dari roh

tersebut mereka menyembahnya dengan jalan mengadakan upacara disertai dengan sesaji

17

Pelaksanaan upacara dilakukan oleh masyarakat Jawa adalah agar keluarga mereka

terlindung dari roh yang jahat Cara yang ditempuh untuk menghadirkan arwah nenek

moyang adalah dengan mengundang orang yang sakti dan ahli dalam bidang tersebut yang

disebut prewangan untuk memimpin acara Sebagai kelengkapan upacara tersebut mereka

menyiapkan sesaji dan membakar kemenyan atau bau-bauan lainnya yang digemari oleh

nenek moyang Selain itu mereka juga menyempurnakan upacara dengan bunyi-bunyian

dan tari-tarian

Seperti upacara kematian secara berurutan diadakan sebagai berikut

1 Selametan surtanah atau geblak yang diadakan pada saat meninggalnya seseorang

2 Selametan nelung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada

hari ketiga sesudah kematian seseorang

3 Selametan mitung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

ketujuh

4 Selametan matang puluh dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan

pada hari keempat puluh

5 Selametan nyatus yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

keseratus

6 Selametan mendak sepisan dan mendak pindo yaitu upacara selamatan kematian

yang diadakan pada tahun pertama dan kedua kematian seseorang

7 Selametan nyewu yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

keseribu

18

8 Selametan nguwis-nguwisi yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan

terakhir kali

Masyarakat Jawa mempercayai bahwa apa yang telah mereka bangun adalah hasil

adaptasi pergaulan dengan alam Keberhasilan pertanian tergantung dari kekuatan alam

matahari hujan angin dan hama Tetapi mereka masih mempercayai

kekuatan adikodrati dibalik semua kekuatan alam itu

Dalam kepercayaan Jawa terdapat usaha untuk menambah kekuatan batin Usaha ini

dilakukan dengan menggunakan benda-benda bertuah atau berkekuatan gaib yang sering

disebut dengan jimat[13]

Selain itu masyarakat jawa juga mempunyai tradisi upacara adat dalam setiap kegiatan-

kegiatan besar seperti

1 Kematian (Mendhak)

2 Upacara nyewu dina (memohon pengampunan kepada Tuhan)

3 Upacara Brobosan (penghormatan dari sanak keluarga kepada orang tua dan leluhur

mereka yang telah meninggal dunia)

4 Upacara-upacara sebelum pernikahan (Siraman Upacara Ngerik Upacara

Midodareni Upacara diluar kamar pelaminan Srah-srahan atau Peningsetan

Nyantri Upacara Panggih atau Temu Balangan suruh Penganten dan lain-lain)

5 Upacara untuk kelahiran bayi seperti

a) Wahyu Tumurun

19

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang senantiasa

mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa

b) Sido Asih

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang selalu dicintai dan

dikasihi oleh sesama serta mempunyai sifat belas kasih

c) Sidomukti

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang mukti wibawa yaitu

berbahagia dan disegani karena kewibawaannya

d) Truntum

Maknanya agar keluhuran budi orang tuanya menurun (tumaruntum) pada sang

bayi

e) Sidoluhur

Maknanya agar anak menjadi orang yang sopan dan berbudi pekerti luhur

f) Parangkusumo

Maknanya agar anak memiliki kecerdasan bagai tajamnya parang dan memiliki

ketangkasan bagai parang yang sedang dimainkan pesilat tangguh

g) Semen romo

Maknanya agar anak memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta

kasih Rama dan Sinta pada rakyatnya

h) Udan riris

Maknanya agar anak dapat membuat situasi yang menyegarkan enak

dipandang dan menyenangkan siapa saja yang bergaul dengannya

20

i) Cakar ayam

Maknanya agar anak pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan

dengan cakarnya karena rasa tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya sehingga

kebutuhan hidupnya tercukupi syukur bisa kaya dan berlebihan

j) Grompol

Maknanya semoga keluarga tetap bersatu tidak bercerai-berai akibat

ketidakharmonisan keuarga (nggrompol berkumpul)

k) Lasem

Bermotif garis vertikal bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada

Tuhan Yang Maha Esa

l) Dringin

Bermotif garis horisontal bermakna semoga anak dapat bergaul

bermasyarakat dan berguna antar sesama[14]

21

BAB III

PENUTUP

31 KESIMPULAN

Kebudayaan Jawa adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi

mata pencaharian organisasi sosial corak berpikir sistem kegamaan dan kesenian yang

dianut dan dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat Budaya Jawa

memiliki empat ciri utama yaitu religius non doktriner toleran dan akomodatif Di lihat

dari kriteria tingkatannya ada dua macam bahasa Jawa yaitu bahasa

Jawa Ngoko danKrama

Pada umumnya orang-orang Jawa bekerja pada segala bidang terutama

administrasi negara dan kemiliteran Selain itu mereka bekerja pada sektor pelayanan

umum pertukangan perdagangan dan pertanian dan perkebunan

Silsilah keturunan jawa anak putu buyut canggah wareng udheg-udheg gantung siwur

gropak senthe kandhang bubrah debog bosok galih asem

Dalam sistem kemasyarakatan Jawa dikenal 4 tingkatan yaitu Priyayi Ningrat atau

Bendara Santri dan Wong Cilik

Kesenian yang terdapat dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari

tari-tarian lagu daerah wayang orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai

macam kesenian lainnya

22

Kepercayaan masyarakat jawa adalah kepercayaan animisme yaitu suatu kepercayaan

tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan juga pada

manusia sendiri

32 SARAN

Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan Kami menyadari bahwa dalam

penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan Karena sesungguhnya kesempurnaan

itu milik Allah dan kekurangan adalah bagian dari kita Oleh karena itu saya

mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya

Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita Terima kasih

23

DAFTAR PUSTAKA

Aveling Harry The Development of Indonesian Socirty 1979

Daroji Amin Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000

Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005

Hana Siti Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi

Semarang IAIN Walisongo 2010

Khalim Samidi Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954

M Munandar Sualiman Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988

Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013

Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa

Sofwan Ridin Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004

httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml

24

[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005 hlm 169

[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21

[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23

[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6

[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

hlm 4

[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4

[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang

IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3

[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41

[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

hlm 329-330

[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB

[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm

103

[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004 hlm 17-18

[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10

[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses

pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB

25

Page 10: herlinarumanta.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH KEBUDAYAAN JAWA TENGAH APLIKASI KOMPUTER DAN BISNIS DI SUSUN OLEH : Herlina (1202016065) Manajemen Sore Semester III FAKULTAS

Artinya budaya Jawa itu luwes (fleksibel) karena sejak zaman dahulu masyarakat

Jawa berpendapat bahwa perbedaan agama yang masuk sebenarnya hanya berbeda caranya

saja untuk menuju pada tercapainya satu tujuan yang sama

3 Toleran

Masyarakat Jawa selalu mengutamakan gotong royong selain itu juga bisa

menerima perbedaan pendapat dan menghormati pendapat orang lain

4 Akomodatif

Kebudayaan Jawa selain penuh dengan pelajaran-pelajaran mengenai budi pekerti

luhur juga mau menerima masuknya budaya asing yang masuk yang sesuai dan bermanfaat

bagi masyarakat[7]

Secara kodrati budaya Jawa seperti halnya budaya lainnya akan selalu mengalami

proses perubahan atau perkembangan dalam arti yang luas Pengembangan nilai budaya

Jawa merupakan upaya secara sadar untuk secara terus menerus meningkatkan kualitasnya

Bahasa Jawa misalnya perkembangannya sangat jauh sehingga menjadi bahasa yang tak

tertandingi oleh bahasa manapun terutama mengenai kekayaan kosa katanya[8]

Di dalam pergaulan-pergaulan hidup maupun perhubungan-perhubungan sosial sehari-hari

mereka berbahasa Jawa Pada waktu mengucapkan bahasa daerah ini seseorang harus

memperhatikan dan membeda-bedakan keadaan orang yang diajak berbicara atau yang

sedang dibicarakan berdasarkan usia maupun status sosialnya Demikian pada prinsipnya

ada dua macam bahasa Jawa apabila ditinjau dari kriteria tingkatannya Yaitu bahasa

Jawa Ngoko danKrama

6

Bahasa Jawa Ngoko itu dipakai untuk orang yang sudah dikenal akrab dan terhadap orang

yang lebih muda usianya serta lebih rendah derajat atau status sosialnya Lebih khusus lagi

adalah bahasa Jawa Ngoko Lugu dan Ngoko Andap Sebaliknya bahasa

Jawa Krama dipergunakan untuk bicara dengan yang belum dikenal akrab tetapi yang

sebaya dalam umur maupun derajat dan juga terhadap orang yang lebih tinggi umur serta

status sosialnya Dari kedua macam derajat bahasa ini kemudian ada variasi berbagai dan

kombinasi-kombinasi antara kata-kata dari bahasa Jawa Ngoko dan Krama dan yang

pemakaiannya disesuaikan dengan keadaaan perbedaan usia dan derajat sosial Demikian

ada misalnya bahasa Jawa Madya yang terdiri dari tiga macam bahasa yaitu Madya Ngoko

Madyaantara dan Madya Krama ada bahasa Krama Inggil yang terdiri dari kira-kira 300

kata-kata yang dipakai untuk menyebut nama-nama anggota badan aktivitas benda milik

sifat-sifat dan emosi-emosi dari orang-orang yang lebih tua umur atau lebih tinggi derajat

sosialnya bahasa Kedaton yang khusus dipergunakan di kalangan istana bahasa

Jawa Krama Desa atau bahasa orang-orang di desa-desa dan akhirnya bahasa

Jawa Kasar yakni salah satu macam bahasa daerah yang diucapkan oleh orang-orang yang

sedang dalam kedaan marah atau mengumpat seseorang[9]

7

22 Kebudayaan Jawa Tengah

Suku Jawa merupaka suku yang terdapat di Provinsi Jawa Tengah Kesenian yang terdapat

dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari tari-tarian lagu daerah wayang

orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai macam kesenian lainnya

Yang pertama adalah tari-tarian Dalam bahasa Jawa tari disebut dengan kata beksa yang

berasal dari kata ldquoambegrdquo dan ldquoesardquo kata tersebut mempunyai maksud dan pengertian

bahwa orang yang akan menari haruslah benar-benar menuju satu tujuan yaitu

menyerahkan seluruh jiwanya pada tarian Seni tari di Jawa sendiri mengalami kejayaan

pada masa Kerajaan Kediri Singasari dan Majapahit Pada masa sekarang ini kota

Surakarta dianggap sebagai pusat seni tari terutama di Keraton Surakarta dan Pura

Mangkunegaran

Seni tari dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu Tari Klasik Tari Tradisional dan Tari

Garapan Baru

221 Wayang

Wayang adalah seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Pulau

Jawa dan Bali Pertunjukan wayang telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7

November 2003 sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita

narasi dan warisan yang indah dan sangat berharga (Masterpiece of Oral and Intangible

Heritage of Humanity) Kata `wayang diduga berasal dari kata `wewayangan yang

artinya bayangan Dugaan ini sesuai dengan kenyataan pada pergelaran Wayang Kulit

yang menggunakan kelir secarik kain sebagai pembatas antaradalang yang memainkan

8

wayang dan penonton di balik kelir itu Penonton hanya menyaksikan gerakan-gerakan

wayang melalui bayangan yang jatuh pada kelir

Budaya wayang meliputi seni peran seni suara seni musik seni tutur seni

sastra seni lukis seni pahat dan juga seni perlambang Budaya wayang yang terus

berkembang dari zaman ke zaman juga merupakan media penerangan dakwah

pendidikan hiburan pemahaman filsafat serta hiburan

TABEL 21 Jenis Wayang

JENIS WAYANG

WAYANG KULIT - Wayang Purwa

- Wayang Wadya

- Wayang Gedog

- Wayang Dupara

Wayang Kayu - Wayang Golek

- Wayang Menak

- Wayang templong

Wayang orang - Wayang Gun

- Wayang topeng

- Wayang wong priangan

222 Kesenian Tari Khas Jawa Tengah

9

Beberapa contoh tarian sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain

1 Tari Bedhaya

Tari Bedhaya Ketawang ini dipercaya diciptakan oleh Sultan Agung raja pertama

dari kerajaan Mataram dan disempurnakan oleh Sunan Kalijaga Tari Bedhaya Ketawang

ini tidak hanya ditampilkan pada saat penobatan raja yang baru tetapi juga tiap tahunnya

yang bertepatan dengan hari penobatan raja atau ratu Pada pementasan tari Bedhaya

Ketawang digunakan kostum Dodot Ageng dengan motif Banguntulak alas-alasan Dari

segi alat musik pengiring pun sangat spesial karena digunakan yaitu gamelan Kyai Kaduk

Manis dan Kyai Manis Renggo Pada zaman Sri Susuhunan PakuBuwono XII pertunjukan

tari Bedhaya Ketawang selalu diselenggarakan pada hari kedua bulan Reuwah atau bulan

Syaban dalam kalender Jawa

GAMBAR 21

10

2 Tari Srimpi

Tarian ini tidak diketahui dengan pasti sejak kapan muncul di lingkungan keraton

Tetapi diperkirakan mulai ada saat Prabu Amiluhur masuk ke keraton Tarian ini

dipentaskan oleh empat orang putri yang melambangkan empat unsur dan empat penjuru

mata angin Dari beberapa jenis tari Srimpi ada satu yang dianggap sakral atau suci yaitu

Tari Srimpi Anghlir Mendhung

3 Tari Pethilan

Tari Pethilan adalah suatu tarian yang gerakannya terinspirasi atau mengambil salah

satu bagian dari cerita pewayangan Dalam pementasannya tarian ini boleh memiliki

gerakan yang sama atau tidak antar penarinya boleh menggunakan ontowacono atau dialog

dalam tariannya pakaian yang digunakan tidak sama setiap penarinya kecuali yang

memerankan lakon kembar Dalam kisah yang termuat dalam tarian pun ada peran yang

mati dan yang tetap bertahan hidup

11

GAMBAR 22

4 Tari Golek

Tari ini berasal dari Yogyakarta dan pertama kali dipentaskan pada perayaan

pernikahan KGPH Kusumoyudho dan Gusti Ratu Angger di tahun 1910 Tarian ini

menggambarkan cara-cara berhias diri seorang gadis yang baru memasuki masa

dewasanya agar terlihat lebih cantik dan menarik

5 Tari Bondan

12

Tari Bondan memiliki tiga jenis yaitu Bondan Cindogo Bondan Marsidiwi dan

Bondan Pegunungan atau Tani Tari Bondan Cindogo dan Marsidiwi merupakan tarian

gembira dibuat untuk mengungkapkan kegembiraan atas kelahiran anak

6 Tari Topeng

Tarian ini sebenarnya secara tidak langsung diilhami oleh wayang wong atau

wayang orang Tarian ini sempat mengalami kejayaan pada masa kerajaan Majapahit Lalu

pada masa masuknya islam sunan kalijaga menggunakannya sebagai media penyebaran

islam Beliau jugalah yang menciptakan 9 jenis tari topeng diantaranya Topeng Panji

Ksatrian Condrokirono Gunung sari Handoko Raton Klono Denowo Benco dan Turas

Tari topeng sendiri dianggap sebagai perlambang sifat manusia karena banyaknya model

topeng yang menggambarkan emosi manusia yaitu marah sedih dan kecewa Biasanya

cerita yang diangkat dalam tari topeng adalah bagian dari hikayat atau cerita rakyat

terutama cerita-cerita panji

7 Tari Dolalak

Tarian ini dipentaskan oleh beberapa penari yang mengenakan kostum ala prajurit

Belanda atau Prancis tempo dulu dan diiringi oleh alat musik seperti kentrung rebana

kendang kencer dan lain-lain Menurut legenda tarian ini terinspirasi dari semangat

perjuangan perang rakyat Aceh yang kemudian meluas ke daerah lain di nusantara

Kedua adalah berbagai macam kesenian rakyat yang dikenal di masyarakat Jawa baik

Jawa Tengah maupun Jawa Timur Patolan atau prisenan yang dikenal di daerah Rembang

13

Jawa Tengah Kesenian ini adalah semacam olahraga gulat rakyat dan dipimpin oleh dua

orang wasit dari masing-masing pihak Olahraga yang juga hiburan ini biasanya dimainkan

di tempat berpasir seperti di pinggir pantai

Daerah Blora dikenal memiliki kesenian barongan kuda kepang dan wayang krucil

(sejenis wayang kulit namun terbuat dari kayu)

Di daerah Pekalongan dikenal kesenian kuntulan dan sintren Kuntulan adalah

kesenian bela diri yang dilukiskan dengan tarian dengan iringan bunyi-bunyian seperti

bedug dan lain-lain Sedangkan sintren yang juga dikenal luas di Cirebon adalah sebuah

tarian yang dipenuhi dengan unsur mistis Dimana sang penari melakukan gerakan tarian

dalam keadaan tidak sadar Pertunjukan sintren biasanya dipentaskan pada saat bulan

purnama setelah panen

Lengger calung adalah kesenian tradisional yang berasal dari daerah Banyumas Tarian ini

terdiri dari lengger (penari) dan calung (alat musik bambu) Gerakan tariannya sangat

dinamis dan lincah mengikuti irama dari calung Beberapa gerakan khas dari tarian lengger

adalah geyol gedhag dan lempar sampur Dahulu penari lengger adalah para pria yang

berdandan seperti wanita namun sekarang para pria tersebut hanyalah sebagai pelengkap

tarian saja

14

GAMBAR 23

Selain kesenian yang berbentuk tarian suku Jawa pun memiliki kesenian dalam bentuk

lain misalnya saja dalam seni musik

223 Kesenian Musik Khas Jawa Tengah

Beberapa contoh alat music sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain

1 Degung

Degung merupakan sebuah kesenian Jawa yang biasany dimainkan pada acara hajatanKesenian

degung ini digunakan sebagai musik pengiringpengantarDegung ini merupakan gabungan dari peralatan

musik khas Jawa Tengah yaitu gendanggoong kempul saron bonang kacapi suling rebab dan

sebagainyaDegung merupakan salah-satu kesenian yang paling populer di Jawa Tengah karena

iringanmusik degung ini selalu digunakan dalam setiap acara hajatan yang masih menganut adattradisional

selain itu musik degung juga digunakan sebgai musik pengiring hampir padasetiap pertunjukan seni

tradisional Jawa Tengah lainnya

2 Rampak Gendang

15

Rampak Gendang merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Tengah Rampak Gendang

iniadalah pemainan menabuh gendang secara bersama-sama dengan menggunakan iramatertentu

serta menggunakan cara-cara tertentu untuk melakukannya pada umumnyadimainkan oleh

lebih dari empat orang yang telah mempunyai keahlian khusus dalammenabuh gendang Biasanya rampak

gendang ini diadakan pada acara pesta atau pada acararitual

GAMBAR 24

3 Calung

Di daerah Jawa Tengah terdapat kesenian yang disebut Calung calung ini adalah kesenianyang

dibawakan dengan cara memukulmengetuk bambu yang telah dipotong dan dibentuk sedemikian rupa

dengan pemukulpentungan kecil sehingga menghasilkan nada-nada yangkhasBiasanya calung ini

ditampilkan dengan dibawakan oleh 5 orang atau lebih Calung ini biasanya digunakan sebagai pengiring

nyanyian Jawa atau pengiring dalam lawakan

Sedangkan bentuk kesenian seni musik yang berupa lagu-lagu daerah dari Jawa

antara lain Bapak Pucung Cublak-Cublak Suweng Gambang Suling Gai Bintang Gek

Kepriye Gundul-Gundul Pacul Lir-ilir Jamuran Kembang Malathe Karapan Sape[10]

16

23 Sistem Religi di Masyarakat Jawa

Ciri masyarakat Jawa yang lain adalah berketuhanan bahkan sejak masa

prasejarah Kepercayaan yang dianutnya adalah kepercayaan animisme yaitu suatu

kepercayaan tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan

juga pada manusia sendiri Kepercayaan seperti itu adalah agama mereka yang pertama

Semua benda yang bergerak diangap hidup dan memiliki roh baik itu roh berwatak baik

atau jahat[11]

Suku-suku bangsa Indonesia dan khususnya suku Jawa sebelum kedatangan pengaruh

Hinduisme telah hidup teratur dengan religi animisme-dinamisme sebagai akar

spiritualitasnya dan hukum adat sebagai pranata kehidupan sosial mereka Adanya warisan

hukum adat menunjukkan bahwa nenek moyang suku bangsa Indonesia asli telah hidup

dalam persekutuan-persekutuan desa yang teratur dan mungkin di bawah pemerintahan atau

kepala adat desa walaupun masih dalam bentuk yang cukup sederhana Religi animisme-

dinamisme yang merupakan akar budaya asli Indonesia dan khususnya dalam masyarakat

Jawa cukup mengakar dalam sehingga punya kemampuan yang kenyal (elastis) Dengan

demikian dapat bertahan walaupun mendapat pengaruh dan berhadapan dengan

kebudayaan-kebudayaan yang telah berkembang maju[12]

Dengan kepercayaan tersebut mereka beranggapan bahwa disamping semua roh yang ada

terdapat roh yang paling berkuasa dan lebih kuat dari manusia Dan agar terhindar dari roh

tersebut mereka menyembahnya dengan jalan mengadakan upacara disertai dengan sesaji

17

Pelaksanaan upacara dilakukan oleh masyarakat Jawa adalah agar keluarga mereka

terlindung dari roh yang jahat Cara yang ditempuh untuk menghadirkan arwah nenek

moyang adalah dengan mengundang orang yang sakti dan ahli dalam bidang tersebut yang

disebut prewangan untuk memimpin acara Sebagai kelengkapan upacara tersebut mereka

menyiapkan sesaji dan membakar kemenyan atau bau-bauan lainnya yang digemari oleh

nenek moyang Selain itu mereka juga menyempurnakan upacara dengan bunyi-bunyian

dan tari-tarian

Seperti upacara kematian secara berurutan diadakan sebagai berikut

1 Selametan surtanah atau geblak yang diadakan pada saat meninggalnya seseorang

2 Selametan nelung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada

hari ketiga sesudah kematian seseorang

3 Selametan mitung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

ketujuh

4 Selametan matang puluh dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan

pada hari keempat puluh

5 Selametan nyatus yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

keseratus

6 Selametan mendak sepisan dan mendak pindo yaitu upacara selamatan kematian

yang diadakan pada tahun pertama dan kedua kematian seseorang

7 Selametan nyewu yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

keseribu

18

8 Selametan nguwis-nguwisi yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan

terakhir kali

Masyarakat Jawa mempercayai bahwa apa yang telah mereka bangun adalah hasil

adaptasi pergaulan dengan alam Keberhasilan pertanian tergantung dari kekuatan alam

matahari hujan angin dan hama Tetapi mereka masih mempercayai

kekuatan adikodrati dibalik semua kekuatan alam itu

Dalam kepercayaan Jawa terdapat usaha untuk menambah kekuatan batin Usaha ini

dilakukan dengan menggunakan benda-benda bertuah atau berkekuatan gaib yang sering

disebut dengan jimat[13]

Selain itu masyarakat jawa juga mempunyai tradisi upacara adat dalam setiap kegiatan-

kegiatan besar seperti

1 Kematian (Mendhak)

2 Upacara nyewu dina (memohon pengampunan kepada Tuhan)

3 Upacara Brobosan (penghormatan dari sanak keluarga kepada orang tua dan leluhur

mereka yang telah meninggal dunia)

4 Upacara-upacara sebelum pernikahan (Siraman Upacara Ngerik Upacara

Midodareni Upacara diluar kamar pelaminan Srah-srahan atau Peningsetan

Nyantri Upacara Panggih atau Temu Balangan suruh Penganten dan lain-lain)

5 Upacara untuk kelahiran bayi seperti

a) Wahyu Tumurun

19

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang senantiasa

mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa

b) Sido Asih

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang selalu dicintai dan

dikasihi oleh sesama serta mempunyai sifat belas kasih

c) Sidomukti

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang mukti wibawa yaitu

berbahagia dan disegani karena kewibawaannya

d) Truntum

Maknanya agar keluhuran budi orang tuanya menurun (tumaruntum) pada sang

bayi

e) Sidoluhur

Maknanya agar anak menjadi orang yang sopan dan berbudi pekerti luhur

f) Parangkusumo

Maknanya agar anak memiliki kecerdasan bagai tajamnya parang dan memiliki

ketangkasan bagai parang yang sedang dimainkan pesilat tangguh

g) Semen romo

Maknanya agar anak memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta

kasih Rama dan Sinta pada rakyatnya

h) Udan riris

Maknanya agar anak dapat membuat situasi yang menyegarkan enak

dipandang dan menyenangkan siapa saja yang bergaul dengannya

20

i) Cakar ayam

Maknanya agar anak pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan

dengan cakarnya karena rasa tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya sehingga

kebutuhan hidupnya tercukupi syukur bisa kaya dan berlebihan

j) Grompol

Maknanya semoga keluarga tetap bersatu tidak bercerai-berai akibat

ketidakharmonisan keuarga (nggrompol berkumpul)

k) Lasem

Bermotif garis vertikal bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada

Tuhan Yang Maha Esa

l) Dringin

Bermotif garis horisontal bermakna semoga anak dapat bergaul

bermasyarakat dan berguna antar sesama[14]

21

BAB III

PENUTUP

31 KESIMPULAN

Kebudayaan Jawa adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi

mata pencaharian organisasi sosial corak berpikir sistem kegamaan dan kesenian yang

dianut dan dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat Budaya Jawa

memiliki empat ciri utama yaitu religius non doktriner toleran dan akomodatif Di lihat

dari kriteria tingkatannya ada dua macam bahasa Jawa yaitu bahasa

Jawa Ngoko danKrama

Pada umumnya orang-orang Jawa bekerja pada segala bidang terutama

administrasi negara dan kemiliteran Selain itu mereka bekerja pada sektor pelayanan

umum pertukangan perdagangan dan pertanian dan perkebunan

Silsilah keturunan jawa anak putu buyut canggah wareng udheg-udheg gantung siwur

gropak senthe kandhang bubrah debog bosok galih asem

Dalam sistem kemasyarakatan Jawa dikenal 4 tingkatan yaitu Priyayi Ningrat atau

Bendara Santri dan Wong Cilik

Kesenian yang terdapat dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari

tari-tarian lagu daerah wayang orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai

macam kesenian lainnya

22

Kepercayaan masyarakat jawa adalah kepercayaan animisme yaitu suatu kepercayaan

tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan juga pada

manusia sendiri

32 SARAN

Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan Kami menyadari bahwa dalam

penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan Karena sesungguhnya kesempurnaan

itu milik Allah dan kekurangan adalah bagian dari kita Oleh karena itu saya

mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya

Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita Terima kasih

23

DAFTAR PUSTAKA

Aveling Harry The Development of Indonesian Socirty 1979

Daroji Amin Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000

Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005

Hana Siti Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi

Semarang IAIN Walisongo 2010

Khalim Samidi Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954

M Munandar Sualiman Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988

Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013

Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa

Sofwan Ridin Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004

httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml

24

[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005 hlm 169

[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21

[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23

[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6

[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

hlm 4

[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4

[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang

IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3

[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41

[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

hlm 329-330

[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB

[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm

103

[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004 hlm 17-18

[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10

[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses

pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB

25

Page 11: herlinarumanta.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH KEBUDAYAAN JAWA TENGAH APLIKASI KOMPUTER DAN BISNIS DI SUSUN OLEH : Herlina (1202016065) Manajemen Sore Semester III FAKULTAS

Bahasa Jawa Ngoko itu dipakai untuk orang yang sudah dikenal akrab dan terhadap orang

yang lebih muda usianya serta lebih rendah derajat atau status sosialnya Lebih khusus lagi

adalah bahasa Jawa Ngoko Lugu dan Ngoko Andap Sebaliknya bahasa

Jawa Krama dipergunakan untuk bicara dengan yang belum dikenal akrab tetapi yang

sebaya dalam umur maupun derajat dan juga terhadap orang yang lebih tinggi umur serta

status sosialnya Dari kedua macam derajat bahasa ini kemudian ada variasi berbagai dan

kombinasi-kombinasi antara kata-kata dari bahasa Jawa Ngoko dan Krama dan yang

pemakaiannya disesuaikan dengan keadaaan perbedaan usia dan derajat sosial Demikian

ada misalnya bahasa Jawa Madya yang terdiri dari tiga macam bahasa yaitu Madya Ngoko

Madyaantara dan Madya Krama ada bahasa Krama Inggil yang terdiri dari kira-kira 300

kata-kata yang dipakai untuk menyebut nama-nama anggota badan aktivitas benda milik

sifat-sifat dan emosi-emosi dari orang-orang yang lebih tua umur atau lebih tinggi derajat

sosialnya bahasa Kedaton yang khusus dipergunakan di kalangan istana bahasa

Jawa Krama Desa atau bahasa orang-orang di desa-desa dan akhirnya bahasa

Jawa Kasar yakni salah satu macam bahasa daerah yang diucapkan oleh orang-orang yang

sedang dalam kedaan marah atau mengumpat seseorang[9]

7

22 Kebudayaan Jawa Tengah

Suku Jawa merupaka suku yang terdapat di Provinsi Jawa Tengah Kesenian yang terdapat

dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari tari-tarian lagu daerah wayang

orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai macam kesenian lainnya

Yang pertama adalah tari-tarian Dalam bahasa Jawa tari disebut dengan kata beksa yang

berasal dari kata ldquoambegrdquo dan ldquoesardquo kata tersebut mempunyai maksud dan pengertian

bahwa orang yang akan menari haruslah benar-benar menuju satu tujuan yaitu

menyerahkan seluruh jiwanya pada tarian Seni tari di Jawa sendiri mengalami kejayaan

pada masa Kerajaan Kediri Singasari dan Majapahit Pada masa sekarang ini kota

Surakarta dianggap sebagai pusat seni tari terutama di Keraton Surakarta dan Pura

Mangkunegaran

Seni tari dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu Tari Klasik Tari Tradisional dan Tari

Garapan Baru

221 Wayang

Wayang adalah seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Pulau

Jawa dan Bali Pertunjukan wayang telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7

November 2003 sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita

narasi dan warisan yang indah dan sangat berharga (Masterpiece of Oral and Intangible

Heritage of Humanity) Kata `wayang diduga berasal dari kata `wewayangan yang

artinya bayangan Dugaan ini sesuai dengan kenyataan pada pergelaran Wayang Kulit

yang menggunakan kelir secarik kain sebagai pembatas antaradalang yang memainkan

8

wayang dan penonton di balik kelir itu Penonton hanya menyaksikan gerakan-gerakan

wayang melalui bayangan yang jatuh pada kelir

Budaya wayang meliputi seni peran seni suara seni musik seni tutur seni

sastra seni lukis seni pahat dan juga seni perlambang Budaya wayang yang terus

berkembang dari zaman ke zaman juga merupakan media penerangan dakwah

pendidikan hiburan pemahaman filsafat serta hiburan

TABEL 21 Jenis Wayang

JENIS WAYANG

WAYANG KULIT - Wayang Purwa

- Wayang Wadya

- Wayang Gedog

- Wayang Dupara

Wayang Kayu - Wayang Golek

- Wayang Menak

- Wayang templong

Wayang orang - Wayang Gun

- Wayang topeng

- Wayang wong priangan

222 Kesenian Tari Khas Jawa Tengah

9

Beberapa contoh tarian sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain

1 Tari Bedhaya

Tari Bedhaya Ketawang ini dipercaya diciptakan oleh Sultan Agung raja pertama

dari kerajaan Mataram dan disempurnakan oleh Sunan Kalijaga Tari Bedhaya Ketawang

ini tidak hanya ditampilkan pada saat penobatan raja yang baru tetapi juga tiap tahunnya

yang bertepatan dengan hari penobatan raja atau ratu Pada pementasan tari Bedhaya

Ketawang digunakan kostum Dodot Ageng dengan motif Banguntulak alas-alasan Dari

segi alat musik pengiring pun sangat spesial karena digunakan yaitu gamelan Kyai Kaduk

Manis dan Kyai Manis Renggo Pada zaman Sri Susuhunan PakuBuwono XII pertunjukan

tari Bedhaya Ketawang selalu diselenggarakan pada hari kedua bulan Reuwah atau bulan

Syaban dalam kalender Jawa

GAMBAR 21

10

2 Tari Srimpi

Tarian ini tidak diketahui dengan pasti sejak kapan muncul di lingkungan keraton

Tetapi diperkirakan mulai ada saat Prabu Amiluhur masuk ke keraton Tarian ini

dipentaskan oleh empat orang putri yang melambangkan empat unsur dan empat penjuru

mata angin Dari beberapa jenis tari Srimpi ada satu yang dianggap sakral atau suci yaitu

Tari Srimpi Anghlir Mendhung

3 Tari Pethilan

Tari Pethilan adalah suatu tarian yang gerakannya terinspirasi atau mengambil salah

satu bagian dari cerita pewayangan Dalam pementasannya tarian ini boleh memiliki

gerakan yang sama atau tidak antar penarinya boleh menggunakan ontowacono atau dialog

dalam tariannya pakaian yang digunakan tidak sama setiap penarinya kecuali yang

memerankan lakon kembar Dalam kisah yang termuat dalam tarian pun ada peran yang

mati dan yang tetap bertahan hidup

11

GAMBAR 22

4 Tari Golek

Tari ini berasal dari Yogyakarta dan pertama kali dipentaskan pada perayaan

pernikahan KGPH Kusumoyudho dan Gusti Ratu Angger di tahun 1910 Tarian ini

menggambarkan cara-cara berhias diri seorang gadis yang baru memasuki masa

dewasanya agar terlihat lebih cantik dan menarik

5 Tari Bondan

12

Tari Bondan memiliki tiga jenis yaitu Bondan Cindogo Bondan Marsidiwi dan

Bondan Pegunungan atau Tani Tari Bondan Cindogo dan Marsidiwi merupakan tarian

gembira dibuat untuk mengungkapkan kegembiraan atas kelahiran anak

6 Tari Topeng

Tarian ini sebenarnya secara tidak langsung diilhami oleh wayang wong atau

wayang orang Tarian ini sempat mengalami kejayaan pada masa kerajaan Majapahit Lalu

pada masa masuknya islam sunan kalijaga menggunakannya sebagai media penyebaran

islam Beliau jugalah yang menciptakan 9 jenis tari topeng diantaranya Topeng Panji

Ksatrian Condrokirono Gunung sari Handoko Raton Klono Denowo Benco dan Turas

Tari topeng sendiri dianggap sebagai perlambang sifat manusia karena banyaknya model

topeng yang menggambarkan emosi manusia yaitu marah sedih dan kecewa Biasanya

cerita yang diangkat dalam tari topeng adalah bagian dari hikayat atau cerita rakyat

terutama cerita-cerita panji

7 Tari Dolalak

Tarian ini dipentaskan oleh beberapa penari yang mengenakan kostum ala prajurit

Belanda atau Prancis tempo dulu dan diiringi oleh alat musik seperti kentrung rebana

kendang kencer dan lain-lain Menurut legenda tarian ini terinspirasi dari semangat

perjuangan perang rakyat Aceh yang kemudian meluas ke daerah lain di nusantara

Kedua adalah berbagai macam kesenian rakyat yang dikenal di masyarakat Jawa baik

Jawa Tengah maupun Jawa Timur Patolan atau prisenan yang dikenal di daerah Rembang

13

Jawa Tengah Kesenian ini adalah semacam olahraga gulat rakyat dan dipimpin oleh dua

orang wasit dari masing-masing pihak Olahraga yang juga hiburan ini biasanya dimainkan

di tempat berpasir seperti di pinggir pantai

Daerah Blora dikenal memiliki kesenian barongan kuda kepang dan wayang krucil

(sejenis wayang kulit namun terbuat dari kayu)

Di daerah Pekalongan dikenal kesenian kuntulan dan sintren Kuntulan adalah

kesenian bela diri yang dilukiskan dengan tarian dengan iringan bunyi-bunyian seperti

bedug dan lain-lain Sedangkan sintren yang juga dikenal luas di Cirebon adalah sebuah

tarian yang dipenuhi dengan unsur mistis Dimana sang penari melakukan gerakan tarian

dalam keadaan tidak sadar Pertunjukan sintren biasanya dipentaskan pada saat bulan

purnama setelah panen

Lengger calung adalah kesenian tradisional yang berasal dari daerah Banyumas Tarian ini

terdiri dari lengger (penari) dan calung (alat musik bambu) Gerakan tariannya sangat

dinamis dan lincah mengikuti irama dari calung Beberapa gerakan khas dari tarian lengger

adalah geyol gedhag dan lempar sampur Dahulu penari lengger adalah para pria yang

berdandan seperti wanita namun sekarang para pria tersebut hanyalah sebagai pelengkap

tarian saja

14

GAMBAR 23

Selain kesenian yang berbentuk tarian suku Jawa pun memiliki kesenian dalam bentuk

lain misalnya saja dalam seni musik

223 Kesenian Musik Khas Jawa Tengah

Beberapa contoh alat music sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain

1 Degung

Degung merupakan sebuah kesenian Jawa yang biasany dimainkan pada acara hajatanKesenian

degung ini digunakan sebagai musik pengiringpengantarDegung ini merupakan gabungan dari peralatan

musik khas Jawa Tengah yaitu gendanggoong kempul saron bonang kacapi suling rebab dan

sebagainyaDegung merupakan salah-satu kesenian yang paling populer di Jawa Tengah karena

iringanmusik degung ini selalu digunakan dalam setiap acara hajatan yang masih menganut adattradisional

selain itu musik degung juga digunakan sebgai musik pengiring hampir padasetiap pertunjukan seni

tradisional Jawa Tengah lainnya

2 Rampak Gendang

15

Rampak Gendang merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Tengah Rampak Gendang

iniadalah pemainan menabuh gendang secara bersama-sama dengan menggunakan iramatertentu

serta menggunakan cara-cara tertentu untuk melakukannya pada umumnyadimainkan oleh

lebih dari empat orang yang telah mempunyai keahlian khusus dalammenabuh gendang Biasanya rampak

gendang ini diadakan pada acara pesta atau pada acararitual

GAMBAR 24

3 Calung

Di daerah Jawa Tengah terdapat kesenian yang disebut Calung calung ini adalah kesenianyang

dibawakan dengan cara memukulmengetuk bambu yang telah dipotong dan dibentuk sedemikian rupa

dengan pemukulpentungan kecil sehingga menghasilkan nada-nada yangkhasBiasanya calung ini

ditampilkan dengan dibawakan oleh 5 orang atau lebih Calung ini biasanya digunakan sebagai pengiring

nyanyian Jawa atau pengiring dalam lawakan

Sedangkan bentuk kesenian seni musik yang berupa lagu-lagu daerah dari Jawa

antara lain Bapak Pucung Cublak-Cublak Suweng Gambang Suling Gai Bintang Gek

Kepriye Gundul-Gundul Pacul Lir-ilir Jamuran Kembang Malathe Karapan Sape[10]

16

23 Sistem Religi di Masyarakat Jawa

Ciri masyarakat Jawa yang lain adalah berketuhanan bahkan sejak masa

prasejarah Kepercayaan yang dianutnya adalah kepercayaan animisme yaitu suatu

kepercayaan tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan

juga pada manusia sendiri Kepercayaan seperti itu adalah agama mereka yang pertama

Semua benda yang bergerak diangap hidup dan memiliki roh baik itu roh berwatak baik

atau jahat[11]

Suku-suku bangsa Indonesia dan khususnya suku Jawa sebelum kedatangan pengaruh

Hinduisme telah hidup teratur dengan religi animisme-dinamisme sebagai akar

spiritualitasnya dan hukum adat sebagai pranata kehidupan sosial mereka Adanya warisan

hukum adat menunjukkan bahwa nenek moyang suku bangsa Indonesia asli telah hidup

dalam persekutuan-persekutuan desa yang teratur dan mungkin di bawah pemerintahan atau

kepala adat desa walaupun masih dalam bentuk yang cukup sederhana Religi animisme-

dinamisme yang merupakan akar budaya asli Indonesia dan khususnya dalam masyarakat

Jawa cukup mengakar dalam sehingga punya kemampuan yang kenyal (elastis) Dengan

demikian dapat bertahan walaupun mendapat pengaruh dan berhadapan dengan

kebudayaan-kebudayaan yang telah berkembang maju[12]

Dengan kepercayaan tersebut mereka beranggapan bahwa disamping semua roh yang ada

terdapat roh yang paling berkuasa dan lebih kuat dari manusia Dan agar terhindar dari roh

tersebut mereka menyembahnya dengan jalan mengadakan upacara disertai dengan sesaji

17

Pelaksanaan upacara dilakukan oleh masyarakat Jawa adalah agar keluarga mereka

terlindung dari roh yang jahat Cara yang ditempuh untuk menghadirkan arwah nenek

moyang adalah dengan mengundang orang yang sakti dan ahli dalam bidang tersebut yang

disebut prewangan untuk memimpin acara Sebagai kelengkapan upacara tersebut mereka

menyiapkan sesaji dan membakar kemenyan atau bau-bauan lainnya yang digemari oleh

nenek moyang Selain itu mereka juga menyempurnakan upacara dengan bunyi-bunyian

dan tari-tarian

Seperti upacara kematian secara berurutan diadakan sebagai berikut

1 Selametan surtanah atau geblak yang diadakan pada saat meninggalnya seseorang

2 Selametan nelung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada

hari ketiga sesudah kematian seseorang

3 Selametan mitung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

ketujuh

4 Selametan matang puluh dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan

pada hari keempat puluh

5 Selametan nyatus yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

keseratus

6 Selametan mendak sepisan dan mendak pindo yaitu upacara selamatan kematian

yang diadakan pada tahun pertama dan kedua kematian seseorang

7 Selametan nyewu yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

keseribu

18

8 Selametan nguwis-nguwisi yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan

terakhir kali

Masyarakat Jawa mempercayai bahwa apa yang telah mereka bangun adalah hasil

adaptasi pergaulan dengan alam Keberhasilan pertanian tergantung dari kekuatan alam

matahari hujan angin dan hama Tetapi mereka masih mempercayai

kekuatan adikodrati dibalik semua kekuatan alam itu

Dalam kepercayaan Jawa terdapat usaha untuk menambah kekuatan batin Usaha ini

dilakukan dengan menggunakan benda-benda bertuah atau berkekuatan gaib yang sering

disebut dengan jimat[13]

Selain itu masyarakat jawa juga mempunyai tradisi upacara adat dalam setiap kegiatan-

kegiatan besar seperti

1 Kematian (Mendhak)

2 Upacara nyewu dina (memohon pengampunan kepada Tuhan)

3 Upacara Brobosan (penghormatan dari sanak keluarga kepada orang tua dan leluhur

mereka yang telah meninggal dunia)

4 Upacara-upacara sebelum pernikahan (Siraman Upacara Ngerik Upacara

Midodareni Upacara diluar kamar pelaminan Srah-srahan atau Peningsetan

Nyantri Upacara Panggih atau Temu Balangan suruh Penganten dan lain-lain)

5 Upacara untuk kelahiran bayi seperti

a) Wahyu Tumurun

19

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang senantiasa

mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa

b) Sido Asih

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang selalu dicintai dan

dikasihi oleh sesama serta mempunyai sifat belas kasih

c) Sidomukti

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang mukti wibawa yaitu

berbahagia dan disegani karena kewibawaannya

d) Truntum

Maknanya agar keluhuran budi orang tuanya menurun (tumaruntum) pada sang

bayi

e) Sidoluhur

Maknanya agar anak menjadi orang yang sopan dan berbudi pekerti luhur

f) Parangkusumo

Maknanya agar anak memiliki kecerdasan bagai tajamnya parang dan memiliki

ketangkasan bagai parang yang sedang dimainkan pesilat tangguh

g) Semen romo

Maknanya agar anak memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta

kasih Rama dan Sinta pada rakyatnya

h) Udan riris

Maknanya agar anak dapat membuat situasi yang menyegarkan enak

dipandang dan menyenangkan siapa saja yang bergaul dengannya

20

i) Cakar ayam

Maknanya agar anak pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan

dengan cakarnya karena rasa tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya sehingga

kebutuhan hidupnya tercukupi syukur bisa kaya dan berlebihan

j) Grompol

Maknanya semoga keluarga tetap bersatu tidak bercerai-berai akibat

ketidakharmonisan keuarga (nggrompol berkumpul)

k) Lasem

Bermotif garis vertikal bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada

Tuhan Yang Maha Esa

l) Dringin

Bermotif garis horisontal bermakna semoga anak dapat bergaul

bermasyarakat dan berguna antar sesama[14]

21

BAB III

PENUTUP

31 KESIMPULAN

Kebudayaan Jawa adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi

mata pencaharian organisasi sosial corak berpikir sistem kegamaan dan kesenian yang

dianut dan dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat Budaya Jawa

memiliki empat ciri utama yaitu religius non doktriner toleran dan akomodatif Di lihat

dari kriteria tingkatannya ada dua macam bahasa Jawa yaitu bahasa

Jawa Ngoko danKrama

Pada umumnya orang-orang Jawa bekerja pada segala bidang terutama

administrasi negara dan kemiliteran Selain itu mereka bekerja pada sektor pelayanan

umum pertukangan perdagangan dan pertanian dan perkebunan

Silsilah keturunan jawa anak putu buyut canggah wareng udheg-udheg gantung siwur

gropak senthe kandhang bubrah debog bosok galih asem

Dalam sistem kemasyarakatan Jawa dikenal 4 tingkatan yaitu Priyayi Ningrat atau

Bendara Santri dan Wong Cilik

Kesenian yang terdapat dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari

tari-tarian lagu daerah wayang orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai

macam kesenian lainnya

22

Kepercayaan masyarakat jawa adalah kepercayaan animisme yaitu suatu kepercayaan

tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan juga pada

manusia sendiri

32 SARAN

Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan Kami menyadari bahwa dalam

penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan Karena sesungguhnya kesempurnaan

itu milik Allah dan kekurangan adalah bagian dari kita Oleh karena itu saya

mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya

Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita Terima kasih

23

DAFTAR PUSTAKA

Aveling Harry The Development of Indonesian Socirty 1979

Daroji Amin Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000

Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005

Hana Siti Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi

Semarang IAIN Walisongo 2010

Khalim Samidi Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954

M Munandar Sualiman Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988

Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013

Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa

Sofwan Ridin Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004

httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml

24

[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005 hlm 169

[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21

[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23

[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6

[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

hlm 4

[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4

[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang

IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3

[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41

[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

hlm 329-330

[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB

[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm

103

[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004 hlm 17-18

[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10

[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses

pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB

25

Page 12: herlinarumanta.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH KEBUDAYAAN JAWA TENGAH APLIKASI KOMPUTER DAN BISNIS DI SUSUN OLEH : Herlina (1202016065) Manajemen Sore Semester III FAKULTAS

22 Kebudayaan Jawa Tengah

Suku Jawa merupaka suku yang terdapat di Provinsi Jawa Tengah Kesenian yang terdapat

dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari tari-tarian lagu daerah wayang

orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai macam kesenian lainnya

Yang pertama adalah tari-tarian Dalam bahasa Jawa tari disebut dengan kata beksa yang

berasal dari kata ldquoambegrdquo dan ldquoesardquo kata tersebut mempunyai maksud dan pengertian

bahwa orang yang akan menari haruslah benar-benar menuju satu tujuan yaitu

menyerahkan seluruh jiwanya pada tarian Seni tari di Jawa sendiri mengalami kejayaan

pada masa Kerajaan Kediri Singasari dan Majapahit Pada masa sekarang ini kota

Surakarta dianggap sebagai pusat seni tari terutama di Keraton Surakarta dan Pura

Mangkunegaran

Seni tari dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu Tari Klasik Tari Tradisional dan Tari

Garapan Baru

221 Wayang

Wayang adalah seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Pulau

Jawa dan Bali Pertunjukan wayang telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7

November 2003 sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita

narasi dan warisan yang indah dan sangat berharga (Masterpiece of Oral and Intangible

Heritage of Humanity) Kata `wayang diduga berasal dari kata `wewayangan yang

artinya bayangan Dugaan ini sesuai dengan kenyataan pada pergelaran Wayang Kulit

yang menggunakan kelir secarik kain sebagai pembatas antaradalang yang memainkan

8

wayang dan penonton di balik kelir itu Penonton hanya menyaksikan gerakan-gerakan

wayang melalui bayangan yang jatuh pada kelir

Budaya wayang meliputi seni peran seni suara seni musik seni tutur seni

sastra seni lukis seni pahat dan juga seni perlambang Budaya wayang yang terus

berkembang dari zaman ke zaman juga merupakan media penerangan dakwah

pendidikan hiburan pemahaman filsafat serta hiburan

TABEL 21 Jenis Wayang

JENIS WAYANG

WAYANG KULIT - Wayang Purwa

- Wayang Wadya

- Wayang Gedog

- Wayang Dupara

Wayang Kayu - Wayang Golek

- Wayang Menak

- Wayang templong

Wayang orang - Wayang Gun

- Wayang topeng

- Wayang wong priangan

222 Kesenian Tari Khas Jawa Tengah

9

Beberapa contoh tarian sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain

1 Tari Bedhaya

Tari Bedhaya Ketawang ini dipercaya diciptakan oleh Sultan Agung raja pertama

dari kerajaan Mataram dan disempurnakan oleh Sunan Kalijaga Tari Bedhaya Ketawang

ini tidak hanya ditampilkan pada saat penobatan raja yang baru tetapi juga tiap tahunnya

yang bertepatan dengan hari penobatan raja atau ratu Pada pementasan tari Bedhaya

Ketawang digunakan kostum Dodot Ageng dengan motif Banguntulak alas-alasan Dari

segi alat musik pengiring pun sangat spesial karena digunakan yaitu gamelan Kyai Kaduk

Manis dan Kyai Manis Renggo Pada zaman Sri Susuhunan PakuBuwono XII pertunjukan

tari Bedhaya Ketawang selalu diselenggarakan pada hari kedua bulan Reuwah atau bulan

Syaban dalam kalender Jawa

GAMBAR 21

10

2 Tari Srimpi

Tarian ini tidak diketahui dengan pasti sejak kapan muncul di lingkungan keraton

Tetapi diperkirakan mulai ada saat Prabu Amiluhur masuk ke keraton Tarian ini

dipentaskan oleh empat orang putri yang melambangkan empat unsur dan empat penjuru

mata angin Dari beberapa jenis tari Srimpi ada satu yang dianggap sakral atau suci yaitu

Tari Srimpi Anghlir Mendhung

3 Tari Pethilan

Tari Pethilan adalah suatu tarian yang gerakannya terinspirasi atau mengambil salah

satu bagian dari cerita pewayangan Dalam pementasannya tarian ini boleh memiliki

gerakan yang sama atau tidak antar penarinya boleh menggunakan ontowacono atau dialog

dalam tariannya pakaian yang digunakan tidak sama setiap penarinya kecuali yang

memerankan lakon kembar Dalam kisah yang termuat dalam tarian pun ada peran yang

mati dan yang tetap bertahan hidup

11

GAMBAR 22

4 Tari Golek

Tari ini berasal dari Yogyakarta dan pertama kali dipentaskan pada perayaan

pernikahan KGPH Kusumoyudho dan Gusti Ratu Angger di tahun 1910 Tarian ini

menggambarkan cara-cara berhias diri seorang gadis yang baru memasuki masa

dewasanya agar terlihat lebih cantik dan menarik

5 Tari Bondan

12

Tari Bondan memiliki tiga jenis yaitu Bondan Cindogo Bondan Marsidiwi dan

Bondan Pegunungan atau Tani Tari Bondan Cindogo dan Marsidiwi merupakan tarian

gembira dibuat untuk mengungkapkan kegembiraan atas kelahiran anak

6 Tari Topeng

Tarian ini sebenarnya secara tidak langsung diilhami oleh wayang wong atau

wayang orang Tarian ini sempat mengalami kejayaan pada masa kerajaan Majapahit Lalu

pada masa masuknya islam sunan kalijaga menggunakannya sebagai media penyebaran

islam Beliau jugalah yang menciptakan 9 jenis tari topeng diantaranya Topeng Panji

Ksatrian Condrokirono Gunung sari Handoko Raton Klono Denowo Benco dan Turas

Tari topeng sendiri dianggap sebagai perlambang sifat manusia karena banyaknya model

topeng yang menggambarkan emosi manusia yaitu marah sedih dan kecewa Biasanya

cerita yang diangkat dalam tari topeng adalah bagian dari hikayat atau cerita rakyat

terutama cerita-cerita panji

7 Tari Dolalak

Tarian ini dipentaskan oleh beberapa penari yang mengenakan kostum ala prajurit

Belanda atau Prancis tempo dulu dan diiringi oleh alat musik seperti kentrung rebana

kendang kencer dan lain-lain Menurut legenda tarian ini terinspirasi dari semangat

perjuangan perang rakyat Aceh yang kemudian meluas ke daerah lain di nusantara

Kedua adalah berbagai macam kesenian rakyat yang dikenal di masyarakat Jawa baik

Jawa Tengah maupun Jawa Timur Patolan atau prisenan yang dikenal di daerah Rembang

13

Jawa Tengah Kesenian ini adalah semacam olahraga gulat rakyat dan dipimpin oleh dua

orang wasit dari masing-masing pihak Olahraga yang juga hiburan ini biasanya dimainkan

di tempat berpasir seperti di pinggir pantai

Daerah Blora dikenal memiliki kesenian barongan kuda kepang dan wayang krucil

(sejenis wayang kulit namun terbuat dari kayu)

Di daerah Pekalongan dikenal kesenian kuntulan dan sintren Kuntulan adalah

kesenian bela diri yang dilukiskan dengan tarian dengan iringan bunyi-bunyian seperti

bedug dan lain-lain Sedangkan sintren yang juga dikenal luas di Cirebon adalah sebuah

tarian yang dipenuhi dengan unsur mistis Dimana sang penari melakukan gerakan tarian

dalam keadaan tidak sadar Pertunjukan sintren biasanya dipentaskan pada saat bulan

purnama setelah panen

Lengger calung adalah kesenian tradisional yang berasal dari daerah Banyumas Tarian ini

terdiri dari lengger (penari) dan calung (alat musik bambu) Gerakan tariannya sangat

dinamis dan lincah mengikuti irama dari calung Beberapa gerakan khas dari tarian lengger

adalah geyol gedhag dan lempar sampur Dahulu penari lengger adalah para pria yang

berdandan seperti wanita namun sekarang para pria tersebut hanyalah sebagai pelengkap

tarian saja

14

GAMBAR 23

Selain kesenian yang berbentuk tarian suku Jawa pun memiliki kesenian dalam bentuk

lain misalnya saja dalam seni musik

223 Kesenian Musik Khas Jawa Tengah

Beberapa contoh alat music sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain

1 Degung

Degung merupakan sebuah kesenian Jawa yang biasany dimainkan pada acara hajatanKesenian

degung ini digunakan sebagai musik pengiringpengantarDegung ini merupakan gabungan dari peralatan

musik khas Jawa Tengah yaitu gendanggoong kempul saron bonang kacapi suling rebab dan

sebagainyaDegung merupakan salah-satu kesenian yang paling populer di Jawa Tengah karena

iringanmusik degung ini selalu digunakan dalam setiap acara hajatan yang masih menganut adattradisional

selain itu musik degung juga digunakan sebgai musik pengiring hampir padasetiap pertunjukan seni

tradisional Jawa Tengah lainnya

2 Rampak Gendang

15

Rampak Gendang merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Tengah Rampak Gendang

iniadalah pemainan menabuh gendang secara bersama-sama dengan menggunakan iramatertentu

serta menggunakan cara-cara tertentu untuk melakukannya pada umumnyadimainkan oleh

lebih dari empat orang yang telah mempunyai keahlian khusus dalammenabuh gendang Biasanya rampak

gendang ini diadakan pada acara pesta atau pada acararitual

GAMBAR 24

3 Calung

Di daerah Jawa Tengah terdapat kesenian yang disebut Calung calung ini adalah kesenianyang

dibawakan dengan cara memukulmengetuk bambu yang telah dipotong dan dibentuk sedemikian rupa

dengan pemukulpentungan kecil sehingga menghasilkan nada-nada yangkhasBiasanya calung ini

ditampilkan dengan dibawakan oleh 5 orang atau lebih Calung ini biasanya digunakan sebagai pengiring

nyanyian Jawa atau pengiring dalam lawakan

Sedangkan bentuk kesenian seni musik yang berupa lagu-lagu daerah dari Jawa

antara lain Bapak Pucung Cublak-Cublak Suweng Gambang Suling Gai Bintang Gek

Kepriye Gundul-Gundul Pacul Lir-ilir Jamuran Kembang Malathe Karapan Sape[10]

16

23 Sistem Religi di Masyarakat Jawa

Ciri masyarakat Jawa yang lain adalah berketuhanan bahkan sejak masa

prasejarah Kepercayaan yang dianutnya adalah kepercayaan animisme yaitu suatu

kepercayaan tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan

juga pada manusia sendiri Kepercayaan seperti itu adalah agama mereka yang pertama

Semua benda yang bergerak diangap hidup dan memiliki roh baik itu roh berwatak baik

atau jahat[11]

Suku-suku bangsa Indonesia dan khususnya suku Jawa sebelum kedatangan pengaruh

Hinduisme telah hidup teratur dengan religi animisme-dinamisme sebagai akar

spiritualitasnya dan hukum adat sebagai pranata kehidupan sosial mereka Adanya warisan

hukum adat menunjukkan bahwa nenek moyang suku bangsa Indonesia asli telah hidup

dalam persekutuan-persekutuan desa yang teratur dan mungkin di bawah pemerintahan atau

kepala adat desa walaupun masih dalam bentuk yang cukup sederhana Religi animisme-

dinamisme yang merupakan akar budaya asli Indonesia dan khususnya dalam masyarakat

Jawa cukup mengakar dalam sehingga punya kemampuan yang kenyal (elastis) Dengan

demikian dapat bertahan walaupun mendapat pengaruh dan berhadapan dengan

kebudayaan-kebudayaan yang telah berkembang maju[12]

Dengan kepercayaan tersebut mereka beranggapan bahwa disamping semua roh yang ada

terdapat roh yang paling berkuasa dan lebih kuat dari manusia Dan agar terhindar dari roh

tersebut mereka menyembahnya dengan jalan mengadakan upacara disertai dengan sesaji

17

Pelaksanaan upacara dilakukan oleh masyarakat Jawa adalah agar keluarga mereka

terlindung dari roh yang jahat Cara yang ditempuh untuk menghadirkan arwah nenek

moyang adalah dengan mengundang orang yang sakti dan ahli dalam bidang tersebut yang

disebut prewangan untuk memimpin acara Sebagai kelengkapan upacara tersebut mereka

menyiapkan sesaji dan membakar kemenyan atau bau-bauan lainnya yang digemari oleh

nenek moyang Selain itu mereka juga menyempurnakan upacara dengan bunyi-bunyian

dan tari-tarian

Seperti upacara kematian secara berurutan diadakan sebagai berikut

1 Selametan surtanah atau geblak yang diadakan pada saat meninggalnya seseorang

2 Selametan nelung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada

hari ketiga sesudah kematian seseorang

3 Selametan mitung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

ketujuh

4 Selametan matang puluh dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan

pada hari keempat puluh

5 Selametan nyatus yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

keseratus

6 Selametan mendak sepisan dan mendak pindo yaitu upacara selamatan kematian

yang diadakan pada tahun pertama dan kedua kematian seseorang

7 Selametan nyewu yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

keseribu

18

8 Selametan nguwis-nguwisi yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan

terakhir kali

Masyarakat Jawa mempercayai bahwa apa yang telah mereka bangun adalah hasil

adaptasi pergaulan dengan alam Keberhasilan pertanian tergantung dari kekuatan alam

matahari hujan angin dan hama Tetapi mereka masih mempercayai

kekuatan adikodrati dibalik semua kekuatan alam itu

Dalam kepercayaan Jawa terdapat usaha untuk menambah kekuatan batin Usaha ini

dilakukan dengan menggunakan benda-benda bertuah atau berkekuatan gaib yang sering

disebut dengan jimat[13]

Selain itu masyarakat jawa juga mempunyai tradisi upacara adat dalam setiap kegiatan-

kegiatan besar seperti

1 Kematian (Mendhak)

2 Upacara nyewu dina (memohon pengampunan kepada Tuhan)

3 Upacara Brobosan (penghormatan dari sanak keluarga kepada orang tua dan leluhur

mereka yang telah meninggal dunia)

4 Upacara-upacara sebelum pernikahan (Siraman Upacara Ngerik Upacara

Midodareni Upacara diluar kamar pelaminan Srah-srahan atau Peningsetan

Nyantri Upacara Panggih atau Temu Balangan suruh Penganten dan lain-lain)

5 Upacara untuk kelahiran bayi seperti

a) Wahyu Tumurun

19

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang senantiasa

mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa

b) Sido Asih

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang selalu dicintai dan

dikasihi oleh sesama serta mempunyai sifat belas kasih

c) Sidomukti

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang mukti wibawa yaitu

berbahagia dan disegani karena kewibawaannya

d) Truntum

Maknanya agar keluhuran budi orang tuanya menurun (tumaruntum) pada sang

bayi

e) Sidoluhur

Maknanya agar anak menjadi orang yang sopan dan berbudi pekerti luhur

f) Parangkusumo

Maknanya agar anak memiliki kecerdasan bagai tajamnya parang dan memiliki

ketangkasan bagai parang yang sedang dimainkan pesilat tangguh

g) Semen romo

Maknanya agar anak memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta

kasih Rama dan Sinta pada rakyatnya

h) Udan riris

Maknanya agar anak dapat membuat situasi yang menyegarkan enak

dipandang dan menyenangkan siapa saja yang bergaul dengannya

20

i) Cakar ayam

Maknanya agar anak pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan

dengan cakarnya karena rasa tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya sehingga

kebutuhan hidupnya tercukupi syukur bisa kaya dan berlebihan

j) Grompol

Maknanya semoga keluarga tetap bersatu tidak bercerai-berai akibat

ketidakharmonisan keuarga (nggrompol berkumpul)

k) Lasem

Bermotif garis vertikal bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada

Tuhan Yang Maha Esa

l) Dringin

Bermotif garis horisontal bermakna semoga anak dapat bergaul

bermasyarakat dan berguna antar sesama[14]

21

BAB III

PENUTUP

31 KESIMPULAN

Kebudayaan Jawa adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi

mata pencaharian organisasi sosial corak berpikir sistem kegamaan dan kesenian yang

dianut dan dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat Budaya Jawa

memiliki empat ciri utama yaitu religius non doktriner toleran dan akomodatif Di lihat

dari kriteria tingkatannya ada dua macam bahasa Jawa yaitu bahasa

Jawa Ngoko danKrama

Pada umumnya orang-orang Jawa bekerja pada segala bidang terutama

administrasi negara dan kemiliteran Selain itu mereka bekerja pada sektor pelayanan

umum pertukangan perdagangan dan pertanian dan perkebunan

Silsilah keturunan jawa anak putu buyut canggah wareng udheg-udheg gantung siwur

gropak senthe kandhang bubrah debog bosok galih asem

Dalam sistem kemasyarakatan Jawa dikenal 4 tingkatan yaitu Priyayi Ningrat atau

Bendara Santri dan Wong Cilik

Kesenian yang terdapat dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari

tari-tarian lagu daerah wayang orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai

macam kesenian lainnya

22

Kepercayaan masyarakat jawa adalah kepercayaan animisme yaitu suatu kepercayaan

tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan juga pada

manusia sendiri

32 SARAN

Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan Kami menyadari bahwa dalam

penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan Karena sesungguhnya kesempurnaan

itu milik Allah dan kekurangan adalah bagian dari kita Oleh karena itu saya

mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya

Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita Terima kasih

23

DAFTAR PUSTAKA

Aveling Harry The Development of Indonesian Socirty 1979

Daroji Amin Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000

Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005

Hana Siti Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi

Semarang IAIN Walisongo 2010

Khalim Samidi Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954

M Munandar Sualiman Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988

Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013

Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa

Sofwan Ridin Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004

httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml

24

[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005 hlm 169

[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21

[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23

[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6

[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

hlm 4

[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4

[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang

IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3

[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41

[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

hlm 329-330

[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB

[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm

103

[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004 hlm 17-18

[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10

[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses

pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB

25

Page 13: herlinarumanta.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH KEBUDAYAAN JAWA TENGAH APLIKASI KOMPUTER DAN BISNIS DI SUSUN OLEH : Herlina (1202016065) Manajemen Sore Semester III FAKULTAS

wayang dan penonton di balik kelir itu Penonton hanya menyaksikan gerakan-gerakan

wayang melalui bayangan yang jatuh pada kelir

Budaya wayang meliputi seni peran seni suara seni musik seni tutur seni

sastra seni lukis seni pahat dan juga seni perlambang Budaya wayang yang terus

berkembang dari zaman ke zaman juga merupakan media penerangan dakwah

pendidikan hiburan pemahaman filsafat serta hiburan

TABEL 21 Jenis Wayang

JENIS WAYANG

WAYANG KULIT - Wayang Purwa

- Wayang Wadya

- Wayang Gedog

- Wayang Dupara

Wayang Kayu - Wayang Golek

- Wayang Menak

- Wayang templong

Wayang orang - Wayang Gun

- Wayang topeng

- Wayang wong priangan

222 Kesenian Tari Khas Jawa Tengah

9

Beberapa contoh tarian sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain

1 Tari Bedhaya

Tari Bedhaya Ketawang ini dipercaya diciptakan oleh Sultan Agung raja pertama

dari kerajaan Mataram dan disempurnakan oleh Sunan Kalijaga Tari Bedhaya Ketawang

ini tidak hanya ditampilkan pada saat penobatan raja yang baru tetapi juga tiap tahunnya

yang bertepatan dengan hari penobatan raja atau ratu Pada pementasan tari Bedhaya

Ketawang digunakan kostum Dodot Ageng dengan motif Banguntulak alas-alasan Dari

segi alat musik pengiring pun sangat spesial karena digunakan yaitu gamelan Kyai Kaduk

Manis dan Kyai Manis Renggo Pada zaman Sri Susuhunan PakuBuwono XII pertunjukan

tari Bedhaya Ketawang selalu diselenggarakan pada hari kedua bulan Reuwah atau bulan

Syaban dalam kalender Jawa

GAMBAR 21

10

2 Tari Srimpi

Tarian ini tidak diketahui dengan pasti sejak kapan muncul di lingkungan keraton

Tetapi diperkirakan mulai ada saat Prabu Amiluhur masuk ke keraton Tarian ini

dipentaskan oleh empat orang putri yang melambangkan empat unsur dan empat penjuru

mata angin Dari beberapa jenis tari Srimpi ada satu yang dianggap sakral atau suci yaitu

Tari Srimpi Anghlir Mendhung

3 Tari Pethilan

Tari Pethilan adalah suatu tarian yang gerakannya terinspirasi atau mengambil salah

satu bagian dari cerita pewayangan Dalam pementasannya tarian ini boleh memiliki

gerakan yang sama atau tidak antar penarinya boleh menggunakan ontowacono atau dialog

dalam tariannya pakaian yang digunakan tidak sama setiap penarinya kecuali yang

memerankan lakon kembar Dalam kisah yang termuat dalam tarian pun ada peran yang

mati dan yang tetap bertahan hidup

11

GAMBAR 22

4 Tari Golek

Tari ini berasal dari Yogyakarta dan pertama kali dipentaskan pada perayaan

pernikahan KGPH Kusumoyudho dan Gusti Ratu Angger di tahun 1910 Tarian ini

menggambarkan cara-cara berhias diri seorang gadis yang baru memasuki masa

dewasanya agar terlihat lebih cantik dan menarik

5 Tari Bondan

12

Tari Bondan memiliki tiga jenis yaitu Bondan Cindogo Bondan Marsidiwi dan

Bondan Pegunungan atau Tani Tari Bondan Cindogo dan Marsidiwi merupakan tarian

gembira dibuat untuk mengungkapkan kegembiraan atas kelahiran anak

6 Tari Topeng

Tarian ini sebenarnya secara tidak langsung diilhami oleh wayang wong atau

wayang orang Tarian ini sempat mengalami kejayaan pada masa kerajaan Majapahit Lalu

pada masa masuknya islam sunan kalijaga menggunakannya sebagai media penyebaran

islam Beliau jugalah yang menciptakan 9 jenis tari topeng diantaranya Topeng Panji

Ksatrian Condrokirono Gunung sari Handoko Raton Klono Denowo Benco dan Turas

Tari topeng sendiri dianggap sebagai perlambang sifat manusia karena banyaknya model

topeng yang menggambarkan emosi manusia yaitu marah sedih dan kecewa Biasanya

cerita yang diangkat dalam tari topeng adalah bagian dari hikayat atau cerita rakyat

terutama cerita-cerita panji

7 Tari Dolalak

Tarian ini dipentaskan oleh beberapa penari yang mengenakan kostum ala prajurit

Belanda atau Prancis tempo dulu dan diiringi oleh alat musik seperti kentrung rebana

kendang kencer dan lain-lain Menurut legenda tarian ini terinspirasi dari semangat

perjuangan perang rakyat Aceh yang kemudian meluas ke daerah lain di nusantara

Kedua adalah berbagai macam kesenian rakyat yang dikenal di masyarakat Jawa baik

Jawa Tengah maupun Jawa Timur Patolan atau prisenan yang dikenal di daerah Rembang

13

Jawa Tengah Kesenian ini adalah semacam olahraga gulat rakyat dan dipimpin oleh dua

orang wasit dari masing-masing pihak Olahraga yang juga hiburan ini biasanya dimainkan

di tempat berpasir seperti di pinggir pantai

Daerah Blora dikenal memiliki kesenian barongan kuda kepang dan wayang krucil

(sejenis wayang kulit namun terbuat dari kayu)

Di daerah Pekalongan dikenal kesenian kuntulan dan sintren Kuntulan adalah

kesenian bela diri yang dilukiskan dengan tarian dengan iringan bunyi-bunyian seperti

bedug dan lain-lain Sedangkan sintren yang juga dikenal luas di Cirebon adalah sebuah

tarian yang dipenuhi dengan unsur mistis Dimana sang penari melakukan gerakan tarian

dalam keadaan tidak sadar Pertunjukan sintren biasanya dipentaskan pada saat bulan

purnama setelah panen

Lengger calung adalah kesenian tradisional yang berasal dari daerah Banyumas Tarian ini

terdiri dari lengger (penari) dan calung (alat musik bambu) Gerakan tariannya sangat

dinamis dan lincah mengikuti irama dari calung Beberapa gerakan khas dari tarian lengger

adalah geyol gedhag dan lempar sampur Dahulu penari lengger adalah para pria yang

berdandan seperti wanita namun sekarang para pria tersebut hanyalah sebagai pelengkap

tarian saja

14

GAMBAR 23

Selain kesenian yang berbentuk tarian suku Jawa pun memiliki kesenian dalam bentuk

lain misalnya saja dalam seni musik

223 Kesenian Musik Khas Jawa Tengah

Beberapa contoh alat music sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain

1 Degung

Degung merupakan sebuah kesenian Jawa yang biasany dimainkan pada acara hajatanKesenian

degung ini digunakan sebagai musik pengiringpengantarDegung ini merupakan gabungan dari peralatan

musik khas Jawa Tengah yaitu gendanggoong kempul saron bonang kacapi suling rebab dan

sebagainyaDegung merupakan salah-satu kesenian yang paling populer di Jawa Tengah karena

iringanmusik degung ini selalu digunakan dalam setiap acara hajatan yang masih menganut adattradisional

selain itu musik degung juga digunakan sebgai musik pengiring hampir padasetiap pertunjukan seni

tradisional Jawa Tengah lainnya

2 Rampak Gendang

15

Rampak Gendang merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Tengah Rampak Gendang

iniadalah pemainan menabuh gendang secara bersama-sama dengan menggunakan iramatertentu

serta menggunakan cara-cara tertentu untuk melakukannya pada umumnyadimainkan oleh

lebih dari empat orang yang telah mempunyai keahlian khusus dalammenabuh gendang Biasanya rampak

gendang ini diadakan pada acara pesta atau pada acararitual

GAMBAR 24

3 Calung

Di daerah Jawa Tengah terdapat kesenian yang disebut Calung calung ini adalah kesenianyang

dibawakan dengan cara memukulmengetuk bambu yang telah dipotong dan dibentuk sedemikian rupa

dengan pemukulpentungan kecil sehingga menghasilkan nada-nada yangkhasBiasanya calung ini

ditampilkan dengan dibawakan oleh 5 orang atau lebih Calung ini biasanya digunakan sebagai pengiring

nyanyian Jawa atau pengiring dalam lawakan

Sedangkan bentuk kesenian seni musik yang berupa lagu-lagu daerah dari Jawa

antara lain Bapak Pucung Cublak-Cublak Suweng Gambang Suling Gai Bintang Gek

Kepriye Gundul-Gundul Pacul Lir-ilir Jamuran Kembang Malathe Karapan Sape[10]

16

23 Sistem Religi di Masyarakat Jawa

Ciri masyarakat Jawa yang lain adalah berketuhanan bahkan sejak masa

prasejarah Kepercayaan yang dianutnya adalah kepercayaan animisme yaitu suatu

kepercayaan tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan

juga pada manusia sendiri Kepercayaan seperti itu adalah agama mereka yang pertama

Semua benda yang bergerak diangap hidup dan memiliki roh baik itu roh berwatak baik

atau jahat[11]

Suku-suku bangsa Indonesia dan khususnya suku Jawa sebelum kedatangan pengaruh

Hinduisme telah hidup teratur dengan religi animisme-dinamisme sebagai akar

spiritualitasnya dan hukum adat sebagai pranata kehidupan sosial mereka Adanya warisan

hukum adat menunjukkan bahwa nenek moyang suku bangsa Indonesia asli telah hidup

dalam persekutuan-persekutuan desa yang teratur dan mungkin di bawah pemerintahan atau

kepala adat desa walaupun masih dalam bentuk yang cukup sederhana Religi animisme-

dinamisme yang merupakan akar budaya asli Indonesia dan khususnya dalam masyarakat

Jawa cukup mengakar dalam sehingga punya kemampuan yang kenyal (elastis) Dengan

demikian dapat bertahan walaupun mendapat pengaruh dan berhadapan dengan

kebudayaan-kebudayaan yang telah berkembang maju[12]

Dengan kepercayaan tersebut mereka beranggapan bahwa disamping semua roh yang ada

terdapat roh yang paling berkuasa dan lebih kuat dari manusia Dan agar terhindar dari roh

tersebut mereka menyembahnya dengan jalan mengadakan upacara disertai dengan sesaji

17

Pelaksanaan upacara dilakukan oleh masyarakat Jawa adalah agar keluarga mereka

terlindung dari roh yang jahat Cara yang ditempuh untuk menghadirkan arwah nenek

moyang adalah dengan mengundang orang yang sakti dan ahli dalam bidang tersebut yang

disebut prewangan untuk memimpin acara Sebagai kelengkapan upacara tersebut mereka

menyiapkan sesaji dan membakar kemenyan atau bau-bauan lainnya yang digemari oleh

nenek moyang Selain itu mereka juga menyempurnakan upacara dengan bunyi-bunyian

dan tari-tarian

Seperti upacara kematian secara berurutan diadakan sebagai berikut

1 Selametan surtanah atau geblak yang diadakan pada saat meninggalnya seseorang

2 Selametan nelung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada

hari ketiga sesudah kematian seseorang

3 Selametan mitung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

ketujuh

4 Selametan matang puluh dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan

pada hari keempat puluh

5 Selametan nyatus yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

keseratus

6 Selametan mendak sepisan dan mendak pindo yaitu upacara selamatan kematian

yang diadakan pada tahun pertama dan kedua kematian seseorang

7 Selametan nyewu yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

keseribu

18

8 Selametan nguwis-nguwisi yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan

terakhir kali

Masyarakat Jawa mempercayai bahwa apa yang telah mereka bangun adalah hasil

adaptasi pergaulan dengan alam Keberhasilan pertanian tergantung dari kekuatan alam

matahari hujan angin dan hama Tetapi mereka masih mempercayai

kekuatan adikodrati dibalik semua kekuatan alam itu

Dalam kepercayaan Jawa terdapat usaha untuk menambah kekuatan batin Usaha ini

dilakukan dengan menggunakan benda-benda bertuah atau berkekuatan gaib yang sering

disebut dengan jimat[13]

Selain itu masyarakat jawa juga mempunyai tradisi upacara adat dalam setiap kegiatan-

kegiatan besar seperti

1 Kematian (Mendhak)

2 Upacara nyewu dina (memohon pengampunan kepada Tuhan)

3 Upacara Brobosan (penghormatan dari sanak keluarga kepada orang tua dan leluhur

mereka yang telah meninggal dunia)

4 Upacara-upacara sebelum pernikahan (Siraman Upacara Ngerik Upacara

Midodareni Upacara diluar kamar pelaminan Srah-srahan atau Peningsetan

Nyantri Upacara Panggih atau Temu Balangan suruh Penganten dan lain-lain)

5 Upacara untuk kelahiran bayi seperti

a) Wahyu Tumurun

19

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang senantiasa

mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa

b) Sido Asih

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang selalu dicintai dan

dikasihi oleh sesama serta mempunyai sifat belas kasih

c) Sidomukti

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang mukti wibawa yaitu

berbahagia dan disegani karena kewibawaannya

d) Truntum

Maknanya agar keluhuran budi orang tuanya menurun (tumaruntum) pada sang

bayi

e) Sidoluhur

Maknanya agar anak menjadi orang yang sopan dan berbudi pekerti luhur

f) Parangkusumo

Maknanya agar anak memiliki kecerdasan bagai tajamnya parang dan memiliki

ketangkasan bagai parang yang sedang dimainkan pesilat tangguh

g) Semen romo

Maknanya agar anak memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta

kasih Rama dan Sinta pada rakyatnya

h) Udan riris

Maknanya agar anak dapat membuat situasi yang menyegarkan enak

dipandang dan menyenangkan siapa saja yang bergaul dengannya

20

i) Cakar ayam

Maknanya agar anak pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan

dengan cakarnya karena rasa tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya sehingga

kebutuhan hidupnya tercukupi syukur bisa kaya dan berlebihan

j) Grompol

Maknanya semoga keluarga tetap bersatu tidak bercerai-berai akibat

ketidakharmonisan keuarga (nggrompol berkumpul)

k) Lasem

Bermotif garis vertikal bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada

Tuhan Yang Maha Esa

l) Dringin

Bermotif garis horisontal bermakna semoga anak dapat bergaul

bermasyarakat dan berguna antar sesama[14]

21

BAB III

PENUTUP

31 KESIMPULAN

Kebudayaan Jawa adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi

mata pencaharian organisasi sosial corak berpikir sistem kegamaan dan kesenian yang

dianut dan dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat Budaya Jawa

memiliki empat ciri utama yaitu religius non doktriner toleran dan akomodatif Di lihat

dari kriteria tingkatannya ada dua macam bahasa Jawa yaitu bahasa

Jawa Ngoko danKrama

Pada umumnya orang-orang Jawa bekerja pada segala bidang terutama

administrasi negara dan kemiliteran Selain itu mereka bekerja pada sektor pelayanan

umum pertukangan perdagangan dan pertanian dan perkebunan

Silsilah keturunan jawa anak putu buyut canggah wareng udheg-udheg gantung siwur

gropak senthe kandhang bubrah debog bosok galih asem

Dalam sistem kemasyarakatan Jawa dikenal 4 tingkatan yaitu Priyayi Ningrat atau

Bendara Santri dan Wong Cilik

Kesenian yang terdapat dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari

tari-tarian lagu daerah wayang orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai

macam kesenian lainnya

22

Kepercayaan masyarakat jawa adalah kepercayaan animisme yaitu suatu kepercayaan

tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan juga pada

manusia sendiri

32 SARAN

Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan Kami menyadari bahwa dalam

penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan Karena sesungguhnya kesempurnaan

itu milik Allah dan kekurangan adalah bagian dari kita Oleh karena itu saya

mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya

Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita Terima kasih

23

DAFTAR PUSTAKA

Aveling Harry The Development of Indonesian Socirty 1979

Daroji Amin Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000

Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005

Hana Siti Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi

Semarang IAIN Walisongo 2010

Khalim Samidi Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954

M Munandar Sualiman Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988

Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013

Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa

Sofwan Ridin Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004

httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml

24

[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005 hlm 169

[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21

[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23

[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6

[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

hlm 4

[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4

[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang

IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3

[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41

[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

hlm 329-330

[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB

[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm

103

[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004 hlm 17-18

[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10

[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses

pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB

25

Page 14: herlinarumanta.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH KEBUDAYAAN JAWA TENGAH APLIKASI KOMPUTER DAN BISNIS DI SUSUN OLEH : Herlina (1202016065) Manajemen Sore Semester III FAKULTAS

Beberapa contoh tarian sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain

1 Tari Bedhaya

Tari Bedhaya Ketawang ini dipercaya diciptakan oleh Sultan Agung raja pertama

dari kerajaan Mataram dan disempurnakan oleh Sunan Kalijaga Tari Bedhaya Ketawang

ini tidak hanya ditampilkan pada saat penobatan raja yang baru tetapi juga tiap tahunnya

yang bertepatan dengan hari penobatan raja atau ratu Pada pementasan tari Bedhaya

Ketawang digunakan kostum Dodot Ageng dengan motif Banguntulak alas-alasan Dari

segi alat musik pengiring pun sangat spesial karena digunakan yaitu gamelan Kyai Kaduk

Manis dan Kyai Manis Renggo Pada zaman Sri Susuhunan PakuBuwono XII pertunjukan

tari Bedhaya Ketawang selalu diselenggarakan pada hari kedua bulan Reuwah atau bulan

Syaban dalam kalender Jawa

GAMBAR 21

10

2 Tari Srimpi

Tarian ini tidak diketahui dengan pasti sejak kapan muncul di lingkungan keraton

Tetapi diperkirakan mulai ada saat Prabu Amiluhur masuk ke keraton Tarian ini

dipentaskan oleh empat orang putri yang melambangkan empat unsur dan empat penjuru

mata angin Dari beberapa jenis tari Srimpi ada satu yang dianggap sakral atau suci yaitu

Tari Srimpi Anghlir Mendhung

3 Tari Pethilan

Tari Pethilan adalah suatu tarian yang gerakannya terinspirasi atau mengambil salah

satu bagian dari cerita pewayangan Dalam pementasannya tarian ini boleh memiliki

gerakan yang sama atau tidak antar penarinya boleh menggunakan ontowacono atau dialog

dalam tariannya pakaian yang digunakan tidak sama setiap penarinya kecuali yang

memerankan lakon kembar Dalam kisah yang termuat dalam tarian pun ada peran yang

mati dan yang tetap bertahan hidup

11

GAMBAR 22

4 Tari Golek

Tari ini berasal dari Yogyakarta dan pertama kali dipentaskan pada perayaan

pernikahan KGPH Kusumoyudho dan Gusti Ratu Angger di tahun 1910 Tarian ini

menggambarkan cara-cara berhias diri seorang gadis yang baru memasuki masa

dewasanya agar terlihat lebih cantik dan menarik

5 Tari Bondan

12

Tari Bondan memiliki tiga jenis yaitu Bondan Cindogo Bondan Marsidiwi dan

Bondan Pegunungan atau Tani Tari Bondan Cindogo dan Marsidiwi merupakan tarian

gembira dibuat untuk mengungkapkan kegembiraan atas kelahiran anak

6 Tari Topeng

Tarian ini sebenarnya secara tidak langsung diilhami oleh wayang wong atau

wayang orang Tarian ini sempat mengalami kejayaan pada masa kerajaan Majapahit Lalu

pada masa masuknya islam sunan kalijaga menggunakannya sebagai media penyebaran

islam Beliau jugalah yang menciptakan 9 jenis tari topeng diantaranya Topeng Panji

Ksatrian Condrokirono Gunung sari Handoko Raton Klono Denowo Benco dan Turas

Tari topeng sendiri dianggap sebagai perlambang sifat manusia karena banyaknya model

topeng yang menggambarkan emosi manusia yaitu marah sedih dan kecewa Biasanya

cerita yang diangkat dalam tari topeng adalah bagian dari hikayat atau cerita rakyat

terutama cerita-cerita panji

7 Tari Dolalak

Tarian ini dipentaskan oleh beberapa penari yang mengenakan kostum ala prajurit

Belanda atau Prancis tempo dulu dan diiringi oleh alat musik seperti kentrung rebana

kendang kencer dan lain-lain Menurut legenda tarian ini terinspirasi dari semangat

perjuangan perang rakyat Aceh yang kemudian meluas ke daerah lain di nusantara

Kedua adalah berbagai macam kesenian rakyat yang dikenal di masyarakat Jawa baik

Jawa Tengah maupun Jawa Timur Patolan atau prisenan yang dikenal di daerah Rembang

13

Jawa Tengah Kesenian ini adalah semacam olahraga gulat rakyat dan dipimpin oleh dua

orang wasit dari masing-masing pihak Olahraga yang juga hiburan ini biasanya dimainkan

di tempat berpasir seperti di pinggir pantai

Daerah Blora dikenal memiliki kesenian barongan kuda kepang dan wayang krucil

(sejenis wayang kulit namun terbuat dari kayu)

Di daerah Pekalongan dikenal kesenian kuntulan dan sintren Kuntulan adalah

kesenian bela diri yang dilukiskan dengan tarian dengan iringan bunyi-bunyian seperti

bedug dan lain-lain Sedangkan sintren yang juga dikenal luas di Cirebon adalah sebuah

tarian yang dipenuhi dengan unsur mistis Dimana sang penari melakukan gerakan tarian

dalam keadaan tidak sadar Pertunjukan sintren biasanya dipentaskan pada saat bulan

purnama setelah panen

Lengger calung adalah kesenian tradisional yang berasal dari daerah Banyumas Tarian ini

terdiri dari lengger (penari) dan calung (alat musik bambu) Gerakan tariannya sangat

dinamis dan lincah mengikuti irama dari calung Beberapa gerakan khas dari tarian lengger

adalah geyol gedhag dan lempar sampur Dahulu penari lengger adalah para pria yang

berdandan seperti wanita namun sekarang para pria tersebut hanyalah sebagai pelengkap

tarian saja

14

GAMBAR 23

Selain kesenian yang berbentuk tarian suku Jawa pun memiliki kesenian dalam bentuk

lain misalnya saja dalam seni musik

223 Kesenian Musik Khas Jawa Tengah

Beberapa contoh alat music sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain

1 Degung

Degung merupakan sebuah kesenian Jawa yang biasany dimainkan pada acara hajatanKesenian

degung ini digunakan sebagai musik pengiringpengantarDegung ini merupakan gabungan dari peralatan

musik khas Jawa Tengah yaitu gendanggoong kempul saron bonang kacapi suling rebab dan

sebagainyaDegung merupakan salah-satu kesenian yang paling populer di Jawa Tengah karena

iringanmusik degung ini selalu digunakan dalam setiap acara hajatan yang masih menganut adattradisional

selain itu musik degung juga digunakan sebgai musik pengiring hampir padasetiap pertunjukan seni

tradisional Jawa Tengah lainnya

2 Rampak Gendang

15

Rampak Gendang merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Tengah Rampak Gendang

iniadalah pemainan menabuh gendang secara bersama-sama dengan menggunakan iramatertentu

serta menggunakan cara-cara tertentu untuk melakukannya pada umumnyadimainkan oleh

lebih dari empat orang yang telah mempunyai keahlian khusus dalammenabuh gendang Biasanya rampak

gendang ini diadakan pada acara pesta atau pada acararitual

GAMBAR 24

3 Calung

Di daerah Jawa Tengah terdapat kesenian yang disebut Calung calung ini adalah kesenianyang

dibawakan dengan cara memukulmengetuk bambu yang telah dipotong dan dibentuk sedemikian rupa

dengan pemukulpentungan kecil sehingga menghasilkan nada-nada yangkhasBiasanya calung ini

ditampilkan dengan dibawakan oleh 5 orang atau lebih Calung ini biasanya digunakan sebagai pengiring

nyanyian Jawa atau pengiring dalam lawakan

Sedangkan bentuk kesenian seni musik yang berupa lagu-lagu daerah dari Jawa

antara lain Bapak Pucung Cublak-Cublak Suweng Gambang Suling Gai Bintang Gek

Kepriye Gundul-Gundul Pacul Lir-ilir Jamuran Kembang Malathe Karapan Sape[10]

16

23 Sistem Religi di Masyarakat Jawa

Ciri masyarakat Jawa yang lain adalah berketuhanan bahkan sejak masa

prasejarah Kepercayaan yang dianutnya adalah kepercayaan animisme yaitu suatu

kepercayaan tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan

juga pada manusia sendiri Kepercayaan seperti itu adalah agama mereka yang pertama

Semua benda yang bergerak diangap hidup dan memiliki roh baik itu roh berwatak baik

atau jahat[11]

Suku-suku bangsa Indonesia dan khususnya suku Jawa sebelum kedatangan pengaruh

Hinduisme telah hidup teratur dengan religi animisme-dinamisme sebagai akar

spiritualitasnya dan hukum adat sebagai pranata kehidupan sosial mereka Adanya warisan

hukum adat menunjukkan bahwa nenek moyang suku bangsa Indonesia asli telah hidup

dalam persekutuan-persekutuan desa yang teratur dan mungkin di bawah pemerintahan atau

kepala adat desa walaupun masih dalam bentuk yang cukup sederhana Religi animisme-

dinamisme yang merupakan akar budaya asli Indonesia dan khususnya dalam masyarakat

Jawa cukup mengakar dalam sehingga punya kemampuan yang kenyal (elastis) Dengan

demikian dapat bertahan walaupun mendapat pengaruh dan berhadapan dengan

kebudayaan-kebudayaan yang telah berkembang maju[12]

Dengan kepercayaan tersebut mereka beranggapan bahwa disamping semua roh yang ada

terdapat roh yang paling berkuasa dan lebih kuat dari manusia Dan agar terhindar dari roh

tersebut mereka menyembahnya dengan jalan mengadakan upacara disertai dengan sesaji

17

Pelaksanaan upacara dilakukan oleh masyarakat Jawa adalah agar keluarga mereka

terlindung dari roh yang jahat Cara yang ditempuh untuk menghadirkan arwah nenek

moyang adalah dengan mengundang orang yang sakti dan ahli dalam bidang tersebut yang

disebut prewangan untuk memimpin acara Sebagai kelengkapan upacara tersebut mereka

menyiapkan sesaji dan membakar kemenyan atau bau-bauan lainnya yang digemari oleh

nenek moyang Selain itu mereka juga menyempurnakan upacara dengan bunyi-bunyian

dan tari-tarian

Seperti upacara kematian secara berurutan diadakan sebagai berikut

1 Selametan surtanah atau geblak yang diadakan pada saat meninggalnya seseorang

2 Selametan nelung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada

hari ketiga sesudah kematian seseorang

3 Selametan mitung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

ketujuh

4 Selametan matang puluh dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan

pada hari keempat puluh

5 Selametan nyatus yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

keseratus

6 Selametan mendak sepisan dan mendak pindo yaitu upacara selamatan kematian

yang diadakan pada tahun pertama dan kedua kematian seseorang

7 Selametan nyewu yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

keseribu

18

8 Selametan nguwis-nguwisi yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan

terakhir kali

Masyarakat Jawa mempercayai bahwa apa yang telah mereka bangun adalah hasil

adaptasi pergaulan dengan alam Keberhasilan pertanian tergantung dari kekuatan alam

matahari hujan angin dan hama Tetapi mereka masih mempercayai

kekuatan adikodrati dibalik semua kekuatan alam itu

Dalam kepercayaan Jawa terdapat usaha untuk menambah kekuatan batin Usaha ini

dilakukan dengan menggunakan benda-benda bertuah atau berkekuatan gaib yang sering

disebut dengan jimat[13]

Selain itu masyarakat jawa juga mempunyai tradisi upacara adat dalam setiap kegiatan-

kegiatan besar seperti

1 Kematian (Mendhak)

2 Upacara nyewu dina (memohon pengampunan kepada Tuhan)

3 Upacara Brobosan (penghormatan dari sanak keluarga kepada orang tua dan leluhur

mereka yang telah meninggal dunia)

4 Upacara-upacara sebelum pernikahan (Siraman Upacara Ngerik Upacara

Midodareni Upacara diluar kamar pelaminan Srah-srahan atau Peningsetan

Nyantri Upacara Panggih atau Temu Balangan suruh Penganten dan lain-lain)

5 Upacara untuk kelahiran bayi seperti

a) Wahyu Tumurun

19

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang senantiasa

mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa

b) Sido Asih

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang selalu dicintai dan

dikasihi oleh sesama serta mempunyai sifat belas kasih

c) Sidomukti

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang mukti wibawa yaitu

berbahagia dan disegani karena kewibawaannya

d) Truntum

Maknanya agar keluhuran budi orang tuanya menurun (tumaruntum) pada sang

bayi

e) Sidoluhur

Maknanya agar anak menjadi orang yang sopan dan berbudi pekerti luhur

f) Parangkusumo

Maknanya agar anak memiliki kecerdasan bagai tajamnya parang dan memiliki

ketangkasan bagai parang yang sedang dimainkan pesilat tangguh

g) Semen romo

Maknanya agar anak memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta

kasih Rama dan Sinta pada rakyatnya

h) Udan riris

Maknanya agar anak dapat membuat situasi yang menyegarkan enak

dipandang dan menyenangkan siapa saja yang bergaul dengannya

20

i) Cakar ayam

Maknanya agar anak pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan

dengan cakarnya karena rasa tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya sehingga

kebutuhan hidupnya tercukupi syukur bisa kaya dan berlebihan

j) Grompol

Maknanya semoga keluarga tetap bersatu tidak bercerai-berai akibat

ketidakharmonisan keuarga (nggrompol berkumpul)

k) Lasem

Bermotif garis vertikal bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada

Tuhan Yang Maha Esa

l) Dringin

Bermotif garis horisontal bermakna semoga anak dapat bergaul

bermasyarakat dan berguna antar sesama[14]

21

BAB III

PENUTUP

31 KESIMPULAN

Kebudayaan Jawa adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi

mata pencaharian organisasi sosial corak berpikir sistem kegamaan dan kesenian yang

dianut dan dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat Budaya Jawa

memiliki empat ciri utama yaitu religius non doktriner toleran dan akomodatif Di lihat

dari kriteria tingkatannya ada dua macam bahasa Jawa yaitu bahasa

Jawa Ngoko danKrama

Pada umumnya orang-orang Jawa bekerja pada segala bidang terutama

administrasi negara dan kemiliteran Selain itu mereka bekerja pada sektor pelayanan

umum pertukangan perdagangan dan pertanian dan perkebunan

Silsilah keturunan jawa anak putu buyut canggah wareng udheg-udheg gantung siwur

gropak senthe kandhang bubrah debog bosok galih asem

Dalam sistem kemasyarakatan Jawa dikenal 4 tingkatan yaitu Priyayi Ningrat atau

Bendara Santri dan Wong Cilik

Kesenian yang terdapat dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari

tari-tarian lagu daerah wayang orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai

macam kesenian lainnya

22

Kepercayaan masyarakat jawa adalah kepercayaan animisme yaitu suatu kepercayaan

tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan juga pada

manusia sendiri

32 SARAN

Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan Kami menyadari bahwa dalam

penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan Karena sesungguhnya kesempurnaan

itu milik Allah dan kekurangan adalah bagian dari kita Oleh karena itu saya

mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya

Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita Terima kasih

23

DAFTAR PUSTAKA

Aveling Harry The Development of Indonesian Socirty 1979

Daroji Amin Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000

Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005

Hana Siti Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi

Semarang IAIN Walisongo 2010

Khalim Samidi Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954

M Munandar Sualiman Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988

Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013

Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa

Sofwan Ridin Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004

httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml

24

[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005 hlm 169

[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21

[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23

[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6

[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

hlm 4

[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4

[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang

IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3

[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41

[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

hlm 329-330

[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB

[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm

103

[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004 hlm 17-18

[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10

[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses

pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB

25

Page 15: herlinarumanta.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH KEBUDAYAAN JAWA TENGAH APLIKASI KOMPUTER DAN BISNIS DI SUSUN OLEH : Herlina (1202016065) Manajemen Sore Semester III FAKULTAS

2 Tari Srimpi

Tarian ini tidak diketahui dengan pasti sejak kapan muncul di lingkungan keraton

Tetapi diperkirakan mulai ada saat Prabu Amiluhur masuk ke keraton Tarian ini

dipentaskan oleh empat orang putri yang melambangkan empat unsur dan empat penjuru

mata angin Dari beberapa jenis tari Srimpi ada satu yang dianggap sakral atau suci yaitu

Tari Srimpi Anghlir Mendhung

3 Tari Pethilan

Tari Pethilan adalah suatu tarian yang gerakannya terinspirasi atau mengambil salah

satu bagian dari cerita pewayangan Dalam pementasannya tarian ini boleh memiliki

gerakan yang sama atau tidak antar penarinya boleh menggunakan ontowacono atau dialog

dalam tariannya pakaian yang digunakan tidak sama setiap penarinya kecuali yang

memerankan lakon kembar Dalam kisah yang termuat dalam tarian pun ada peran yang

mati dan yang tetap bertahan hidup

11

GAMBAR 22

4 Tari Golek

Tari ini berasal dari Yogyakarta dan pertama kali dipentaskan pada perayaan

pernikahan KGPH Kusumoyudho dan Gusti Ratu Angger di tahun 1910 Tarian ini

menggambarkan cara-cara berhias diri seorang gadis yang baru memasuki masa

dewasanya agar terlihat lebih cantik dan menarik

5 Tari Bondan

12

Tari Bondan memiliki tiga jenis yaitu Bondan Cindogo Bondan Marsidiwi dan

Bondan Pegunungan atau Tani Tari Bondan Cindogo dan Marsidiwi merupakan tarian

gembira dibuat untuk mengungkapkan kegembiraan atas kelahiran anak

6 Tari Topeng

Tarian ini sebenarnya secara tidak langsung diilhami oleh wayang wong atau

wayang orang Tarian ini sempat mengalami kejayaan pada masa kerajaan Majapahit Lalu

pada masa masuknya islam sunan kalijaga menggunakannya sebagai media penyebaran

islam Beliau jugalah yang menciptakan 9 jenis tari topeng diantaranya Topeng Panji

Ksatrian Condrokirono Gunung sari Handoko Raton Klono Denowo Benco dan Turas

Tari topeng sendiri dianggap sebagai perlambang sifat manusia karena banyaknya model

topeng yang menggambarkan emosi manusia yaitu marah sedih dan kecewa Biasanya

cerita yang diangkat dalam tari topeng adalah bagian dari hikayat atau cerita rakyat

terutama cerita-cerita panji

7 Tari Dolalak

Tarian ini dipentaskan oleh beberapa penari yang mengenakan kostum ala prajurit

Belanda atau Prancis tempo dulu dan diiringi oleh alat musik seperti kentrung rebana

kendang kencer dan lain-lain Menurut legenda tarian ini terinspirasi dari semangat

perjuangan perang rakyat Aceh yang kemudian meluas ke daerah lain di nusantara

Kedua adalah berbagai macam kesenian rakyat yang dikenal di masyarakat Jawa baik

Jawa Tengah maupun Jawa Timur Patolan atau prisenan yang dikenal di daerah Rembang

13

Jawa Tengah Kesenian ini adalah semacam olahraga gulat rakyat dan dipimpin oleh dua

orang wasit dari masing-masing pihak Olahraga yang juga hiburan ini biasanya dimainkan

di tempat berpasir seperti di pinggir pantai

Daerah Blora dikenal memiliki kesenian barongan kuda kepang dan wayang krucil

(sejenis wayang kulit namun terbuat dari kayu)

Di daerah Pekalongan dikenal kesenian kuntulan dan sintren Kuntulan adalah

kesenian bela diri yang dilukiskan dengan tarian dengan iringan bunyi-bunyian seperti

bedug dan lain-lain Sedangkan sintren yang juga dikenal luas di Cirebon adalah sebuah

tarian yang dipenuhi dengan unsur mistis Dimana sang penari melakukan gerakan tarian

dalam keadaan tidak sadar Pertunjukan sintren biasanya dipentaskan pada saat bulan

purnama setelah panen

Lengger calung adalah kesenian tradisional yang berasal dari daerah Banyumas Tarian ini

terdiri dari lengger (penari) dan calung (alat musik bambu) Gerakan tariannya sangat

dinamis dan lincah mengikuti irama dari calung Beberapa gerakan khas dari tarian lengger

adalah geyol gedhag dan lempar sampur Dahulu penari lengger adalah para pria yang

berdandan seperti wanita namun sekarang para pria tersebut hanyalah sebagai pelengkap

tarian saja

14

GAMBAR 23

Selain kesenian yang berbentuk tarian suku Jawa pun memiliki kesenian dalam bentuk

lain misalnya saja dalam seni musik

223 Kesenian Musik Khas Jawa Tengah

Beberapa contoh alat music sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain

1 Degung

Degung merupakan sebuah kesenian Jawa yang biasany dimainkan pada acara hajatanKesenian

degung ini digunakan sebagai musik pengiringpengantarDegung ini merupakan gabungan dari peralatan

musik khas Jawa Tengah yaitu gendanggoong kempul saron bonang kacapi suling rebab dan

sebagainyaDegung merupakan salah-satu kesenian yang paling populer di Jawa Tengah karena

iringanmusik degung ini selalu digunakan dalam setiap acara hajatan yang masih menganut adattradisional

selain itu musik degung juga digunakan sebgai musik pengiring hampir padasetiap pertunjukan seni

tradisional Jawa Tengah lainnya

2 Rampak Gendang

15

Rampak Gendang merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Tengah Rampak Gendang

iniadalah pemainan menabuh gendang secara bersama-sama dengan menggunakan iramatertentu

serta menggunakan cara-cara tertentu untuk melakukannya pada umumnyadimainkan oleh

lebih dari empat orang yang telah mempunyai keahlian khusus dalammenabuh gendang Biasanya rampak

gendang ini diadakan pada acara pesta atau pada acararitual

GAMBAR 24

3 Calung

Di daerah Jawa Tengah terdapat kesenian yang disebut Calung calung ini adalah kesenianyang

dibawakan dengan cara memukulmengetuk bambu yang telah dipotong dan dibentuk sedemikian rupa

dengan pemukulpentungan kecil sehingga menghasilkan nada-nada yangkhasBiasanya calung ini

ditampilkan dengan dibawakan oleh 5 orang atau lebih Calung ini biasanya digunakan sebagai pengiring

nyanyian Jawa atau pengiring dalam lawakan

Sedangkan bentuk kesenian seni musik yang berupa lagu-lagu daerah dari Jawa

antara lain Bapak Pucung Cublak-Cublak Suweng Gambang Suling Gai Bintang Gek

Kepriye Gundul-Gundul Pacul Lir-ilir Jamuran Kembang Malathe Karapan Sape[10]

16

23 Sistem Religi di Masyarakat Jawa

Ciri masyarakat Jawa yang lain adalah berketuhanan bahkan sejak masa

prasejarah Kepercayaan yang dianutnya adalah kepercayaan animisme yaitu suatu

kepercayaan tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan

juga pada manusia sendiri Kepercayaan seperti itu adalah agama mereka yang pertama

Semua benda yang bergerak diangap hidup dan memiliki roh baik itu roh berwatak baik

atau jahat[11]

Suku-suku bangsa Indonesia dan khususnya suku Jawa sebelum kedatangan pengaruh

Hinduisme telah hidup teratur dengan religi animisme-dinamisme sebagai akar

spiritualitasnya dan hukum adat sebagai pranata kehidupan sosial mereka Adanya warisan

hukum adat menunjukkan bahwa nenek moyang suku bangsa Indonesia asli telah hidup

dalam persekutuan-persekutuan desa yang teratur dan mungkin di bawah pemerintahan atau

kepala adat desa walaupun masih dalam bentuk yang cukup sederhana Religi animisme-

dinamisme yang merupakan akar budaya asli Indonesia dan khususnya dalam masyarakat

Jawa cukup mengakar dalam sehingga punya kemampuan yang kenyal (elastis) Dengan

demikian dapat bertahan walaupun mendapat pengaruh dan berhadapan dengan

kebudayaan-kebudayaan yang telah berkembang maju[12]

Dengan kepercayaan tersebut mereka beranggapan bahwa disamping semua roh yang ada

terdapat roh yang paling berkuasa dan lebih kuat dari manusia Dan agar terhindar dari roh

tersebut mereka menyembahnya dengan jalan mengadakan upacara disertai dengan sesaji

17

Pelaksanaan upacara dilakukan oleh masyarakat Jawa adalah agar keluarga mereka

terlindung dari roh yang jahat Cara yang ditempuh untuk menghadirkan arwah nenek

moyang adalah dengan mengundang orang yang sakti dan ahli dalam bidang tersebut yang

disebut prewangan untuk memimpin acara Sebagai kelengkapan upacara tersebut mereka

menyiapkan sesaji dan membakar kemenyan atau bau-bauan lainnya yang digemari oleh

nenek moyang Selain itu mereka juga menyempurnakan upacara dengan bunyi-bunyian

dan tari-tarian

Seperti upacara kematian secara berurutan diadakan sebagai berikut

1 Selametan surtanah atau geblak yang diadakan pada saat meninggalnya seseorang

2 Selametan nelung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada

hari ketiga sesudah kematian seseorang

3 Selametan mitung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

ketujuh

4 Selametan matang puluh dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan

pada hari keempat puluh

5 Selametan nyatus yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

keseratus

6 Selametan mendak sepisan dan mendak pindo yaitu upacara selamatan kematian

yang diadakan pada tahun pertama dan kedua kematian seseorang

7 Selametan nyewu yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

keseribu

18

8 Selametan nguwis-nguwisi yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan

terakhir kali

Masyarakat Jawa mempercayai bahwa apa yang telah mereka bangun adalah hasil

adaptasi pergaulan dengan alam Keberhasilan pertanian tergantung dari kekuatan alam

matahari hujan angin dan hama Tetapi mereka masih mempercayai

kekuatan adikodrati dibalik semua kekuatan alam itu

Dalam kepercayaan Jawa terdapat usaha untuk menambah kekuatan batin Usaha ini

dilakukan dengan menggunakan benda-benda bertuah atau berkekuatan gaib yang sering

disebut dengan jimat[13]

Selain itu masyarakat jawa juga mempunyai tradisi upacara adat dalam setiap kegiatan-

kegiatan besar seperti

1 Kematian (Mendhak)

2 Upacara nyewu dina (memohon pengampunan kepada Tuhan)

3 Upacara Brobosan (penghormatan dari sanak keluarga kepada orang tua dan leluhur

mereka yang telah meninggal dunia)

4 Upacara-upacara sebelum pernikahan (Siraman Upacara Ngerik Upacara

Midodareni Upacara diluar kamar pelaminan Srah-srahan atau Peningsetan

Nyantri Upacara Panggih atau Temu Balangan suruh Penganten dan lain-lain)

5 Upacara untuk kelahiran bayi seperti

a) Wahyu Tumurun

19

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang senantiasa

mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa

b) Sido Asih

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang selalu dicintai dan

dikasihi oleh sesama serta mempunyai sifat belas kasih

c) Sidomukti

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang mukti wibawa yaitu

berbahagia dan disegani karena kewibawaannya

d) Truntum

Maknanya agar keluhuran budi orang tuanya menurun (tumaruntum) pada sang

bayi

e) Sidoluhur

Maknanya agar anak menjadi orang yang sopan dan berbudi pekerti luhur

f) Parangkusumo

Maknanya agar anak memiliki kecerdasan bagai tajamnya parang dan memiliki

ketangkasan bagai parang yang sedang dimainkan pesilat tangguh

g) Semen romo

Maknanya agar anak memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta

kasih Rama dan Sinta pada rakyatnya

h) Udan riris

Maknanya agar anak dapat membuat situasi yang menyegarkan enak

dipandang dan menyenangkan siapa saja yang bergaul dengannya

20

i) Cakar ayam

Maknanya agar anak pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan

dengan cakarnya karena rasa tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya sehingga

kebutuhan hidupnya tercukupi syukur bisa kaya dan berlebihan

j) Grompol

Maknanya semoga keluarga tetap bersatu tidak bercerai-berai akibat

ketidakharmonisan keuarga (nggrompol berkumpul)

k) Lasem

Bermotif garis vertikal bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada

Tuhan Yang Maha Esa

l) Dringin

Bermotif garis horisontal bermakna semoga anak dapat bergaul

bermasyarakat dan berguna antar sesama[14]

21

BAB III

PENUTUP

31 KESIMPULAN

Kebudayaan Jawa adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi

mata pencaharian organisasi sosial corak berpikir sistem kegamaan dan kesenian yang

dianut dan dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat Budaya Jawa

memiliki empat ciri utama yaitu religius non doktriner toleran dan akomodatif Di lihat

dari kriteria tingkatannya ada dua macam bahasa Jawa yaitu bahasa

Jawa Ngoko danKrama

Pada umumnya orang-orang Jawa bekerja pada segala bidang terutama

administrasi negara dan kemiliteran Selain itu mereka bekerja pada sektor pelayanan

umum pertukangan perdagangan dan pertanian dan perkebunan

Silsilah keturunan jawa anak putu buyut canggah wareng udheg-udheg gantung siwur

gropak senthe kandhang bubrah debog bosok galih asem

Dalam sistem kemasyarakatan Jawa dikenal 4 tingkatan yaitu Priyayi Ningrat atau

Bendara Santri dan Wong Cilik

Kesenian yang terdapat dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari

tari-tarian lagu daerah wayang orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai

macam kesenian lainnya

22

Kepercayaan masyarakat jawa adalah kepercayaan animisme yaitu suatu kepercayaan

tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan juga pada

manusia sendiri

32 SARAN

Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan Kami menyadari bahwa dalam

penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan Karena sesungguhnya kesempurnaan

itu milik Allah dan kekurangan adalah bagian dari kita Oleh karena itu saya

mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya

Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita Terima kasih

23

DAFTAR PUSTAKA

Aveling Harry The Development of Indonesian Socirty 1979

Daroji Amin Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000

Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005

Hana Siti Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi

Semarang IAIN Walisongo 2010

Khalim Samidi Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954

M Munandar Sualiman Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988

Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013

Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa

Sofwan Ridin Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004

httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml

24

[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005 hlm 169

[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21

[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23

[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6

[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

hlm 4

[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4

[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang

IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3

[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41

[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

hlm 329-330

[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB

[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm

103

[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004 hlm 17-18

[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10

[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses

pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB

25

Page 16: herlinarumanta.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH KEBUDAYAAN JAWA TENGAH APLIKASI KOMPUTER DAN BISNIS DI SUSUN OLEH : Herlina (1202016065) Manajemen Sore Semester III FAKULTAS

GAMBAR 22

4 Tari Golek

Tari ini berasal dari Yogyakarta dan pertama kali dipentaskan pada perayaan

pernikahan KGPH Kusumoyudho dan Gusti Ratu Angger di tahun 1910 Tarian ini

menggambarkan cara-cara berhias diri seorang gadis yang baru memasuki masa

dewasanya agar terlihat lebih cantik dan menarik

5 Tari Bondan

12

Tari Bondan memiliki tiga jenis yaitu Bondan Cindogo Bondan Marsidiwi dan

Bondan Pegunungan atau Tani Tari Bondan Cindogo dan Marsidiwi merupakan tarian

gembira dibuat untuk mengungkapkan kegembiraan atas kelahiran anak

6 Tari Topeng

Tarian ini sebenarnya secara tidak langsung diilhami oleh wayang wong atau

wayang orang Tarian ini sempat mengalami kejayaan pada masa kerajaan Majapahit Lalu

pada masa masuknya islam sunan kalijaga menggunakannya sebagai media penyebaran

islam Beliau jugalah yang menciptakan 9 jenis tari topeng diantaranya Topeng Panji

Ksatrian Condrokirono Gunung sari Handoko Raton Klono Denowo Benco dan Turas

Tari topeng sendiri dianggap sebagai perlambang sifat manusia karena banyaknya model

topeng yang menggambarkan emosi manusia yaitu marah sedih dan kecewa Biasanya

cerita yang diangkat dalam tari topeng adalah bagian dari hikayat atau cerita rakyat

terutama cerita-cerita panji

7 Tari Dolalak

Tarian ini dipentaskan oleh beberapa penari yang mengenakan kostum ala prajurit

Belanda atau Prancis tempo dulu dan diiringi oleh alat musik seperti kentrung rebana

kendang kencer dan lain-lain Menurut legenda tarian ini terinspirasi dari semangat

perjuangan perang rakyat Aceh yang kemudian meluas ke daerah lain di nusantara

Kedua adalah berbagai macam kesenian rakyat yang dikenal di masyarakat Jawa baik

Jawa Tengah maupun Jawa Timur Patolan atau prisenan yang dikenal di daerah Rembang

13

Jawa Tengah Kesenian ini adalah semacam olahraga gulat rakyat dan dipimpin oleh dua

orang wasit dari masing-masing pihak Olahraga yang juga hiburan ini biasanya dimainkan

di tempat berpasir seperti di pinggir pantai

Daerah Blora dikenal memiliki kesenian barongan kuda kepang dan wayang krucil

(sejenis wayang kulit namun terbuat dari kayu)

Di daerah Pekalongan dikenal kesenian kuntulan dan sintren Kuntulan adalah

kesenian bela diri yang dilukiskan dengan tarian dengan iringan bunyi-bunyian seperti

bedug dan lain-lain Sedangkan sintren yang juga dikenal luas di Cirebon adalah sebuah

tarian yang dipenuhi dengan unsur mistis Dimana sang penari melakukan gerakan tarian

dalam keadaan tidak sadar Pertunjukan sintren biasanya dipentaskan pada saat bulan

purnama setelah panen

Lengger calung adalah kesenian tradisional yang berasal dari daerah Banyumas Tarian ini

terdiri dari lengger (penari) dan calung (alat musik bambu) Gerakan tariannya sangat

dinamis dan lincah mengikuti irama dari calung Beberapa gerakan khas dari tarian lengger

adalah geyol gedhag dan lempar sampur Dahulu penari lengger adalah para pria yang

berdandan seperti wanita namun sekarang para pria tersebut hanyalah sebagai pelengkap

tarian saja

14

GAMBAR 23

Selain kesenian yang berbentuk tarian suku Jawa pun memiliki kesenian dalam bentuk

lain misalnya saja dalam seni musik

223 Kesenian Musik Khas Jawa Tengah

Beberapa contoh alat music sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain

1 Degung

Degung merupakan sebuah kesenian Jawa yang biasany dimainkan pada acara hajatanKesenian

degung ini digunakan sebagai musik pengiringpengantarDegung ini merupakan gabungan dari peralatan

musik khas Jawa Tengah yaitu gendanggoong kempul saron bonang kacapi suling rebab dan

sebagainyaDegung merupakan salah-satu kesenian yang paling populer di Jawa Tengah karena

iringanmusik degung ini selalu digunakan dalam setiap acara hajatan yang masih menganut adattradisional

selain itu musik degung juga digunakan sebgai musik pengiring hampir padasetiap pertunjukan seni

tradisional Jawa Tengah lainnya

2 Rampak Gendang

15

Rampak Gendang merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Tengah Rampak Gendang

iniadalah pemainan menabuh gendang secara bersama-sama dengan menggunakan iramatertentu

serta menggunakan cara-cara tertentu untuk melakukannya pada umumnyadimainkan oleh

lebih dari empat orang yang telah mempunyai keahlian khusus dalammenabuh gendang Biasanya rampak

gendang ini diadakan pada acara pesta atau pada acararitual

GAMBAR 24

3 Calung

Di daerah Jawa Tengah terdapat kesenian yang disebut Calung calung ini adalah kesenianyang

dibawakan dengan cara memukulmengetuk bambu yang telah dipotong dan dibentuk sedemikian rupa

dengan pemukulpentungan kecil sehingga menghasilkan nada-nada yangkhasBiasanya calung ini

ditampilkan dengan dibawakan oleh 5 orang atau lebih Calung ini biasanya digunakan sebagai pengiring

nyanyian Jawa atau pengiring dalam lawakan

Sedangkan bentuk kesenian seni musik yang berupa lagu-lagu daerah dari Jawa

antara lain Bapak Pucung Cublak-Cublak Suweng Gambang Suling Gai Bintang Gek

Kepriye Gundul-Gundul Pacul Lir-ilir Jamuran Kembang Malathe Karapan Sape[10]

16

23 Sistem Religi di Masyarakat Jawa

Ciri masyarakat Jawa yang lain adalah berketuhanan bahkan sejak masa

prasejarah Kepercayaan yang dianutnya adalah kepercayaan animisme yaitu suatu

kepercayaan tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan

juga pada manusia sendiri Kepercayaan seperti itu adalah agama mereka yang pertama

Semua benda yang bergerak diangap hidup dan memiliki roh baik itu roh berwatak baik

atau jahat[11]

Suku-suku bangsa Indonesia dan khususnya suku Jawa sebelum kedatangan pengaruh

Hinduisme telah hidup teratur dengan religi animisme-dinamisme sebagai akar

spiritualitasnya dan hukum adat sebagai pranata kehidupan sosial mereka Adanya warisan

hukum adat menunjukkan bahwa nenek moyang suku bangsa Indonesia asli telah hidup

dalam persekutuan-persekutuan desa yang teratur dan mungkin di bawah pemerintahan atau

kepala adat desa walaupun masih dalam bentuk yang cukup sederhana Religi animisme-

dinamisme yang merupakan akar budaya asli Indonesia dan khususnya dalam masyarakat

Jawa cukup mengakar dalam sehingga punya kemampuan yang kenyal (elastis) Dengan

demikian dapat bertahan walaupun mendapat pengaruh dan berhadapan dengan

kebudayaan-kebudayaan yang telah berkembang maju[12]

Dengan kepercayaan tersebut mereka beranggapan bahwa disamping semua roh yang ada

terdapat roh yang paling berkuasa dan lebih kuat dari manusia Dan agar terhindar dari roh

tersebut mereka menyembahnya dengan jalan mengadakan upacara disertai dengan sesaji

17

Pelaksanaan upacara dilakukan oleh masyarakat Jawa adalah agar keluarga mereka

terlindung dari roh yang jahat Cara yang ditempuh untuk menghadirkan arwah nenek

moyang adalah dengan mengundang orang yang sakti dan ahli dalam bidang tersebut yang

disebut prewangan untuk memimpin acara Sebagai kelengkapan upacara tersebut mereka

menyiapkan sesaji dan membakar kemenyan atau bau-bauan lainnya yang digemari oleh

nenek moyang Selain itu mereka juga menyempurnakan upacara dengan bunyi-bunyian

dan tari-tarian

Seperti upacara kematian secara berurutan diadakan sebagai berikut

1 Selametan surtanah atau geblak yang diadakan pada saat meninggalnya seseorang

2 Selametan nelung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada

hari ketiga sesudah kematian seseorang

3 Selametan mitung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

ketujuh

4 Selametan matang puluh dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan

pada hari keempat puluh

5 Selametan nyatus yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

keseratus

6 Selametan mendak sepisan dan mendak pindo yaitu upacara selamatan kematian

yang diadakan pada tahun pertama dan kedua kematian seseorang

7 Selametan nyewu yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

keseribu

18

8 Selametan nguwis-nguwisi yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan

terakhir kali

Masyarakat Jawa mempercayai bahwa apa yang telah mereka bangun adalah hasil

adaptasi pergaulan dengan alam Keberhasilan pertanian tergantung dari kekuatan alam

matahari hujan angin dan hama Tetapi mereka masih mempercayai

kekuatan adikodrati dibalik semua kekuatan alam itu

Dalam kepercayaan Jawa terdapat usaha untuk menambah kekuatan batin Usaha ini

dilakukan dengan menggunakan benda-benda bertuah atau berkekuatan gaib yang sering

disebut dengan jimat[13]

Selain itu masyarakat jawa juga mempunyai tradisi upacara adat dalam setiap kegiatan-

kegiatan besar seperti

1 Kematian (Mendhak)

2 Upacara nyewu dina (memohon pengampunan kepada Tuhan)

3 Upacara Brobosan (penghormatan dari sanak keluarga kepada orang tua dan leluhur

mereka yang telah meninggal dunia)

4 Upacara-upacara sebelum pernikahan (Siraman Upacara Ngerik Upacara

Midodareni Upacara diluar kamar pelaminan Srah-srahan atau Peningsetan

Nyantri Upacara Panggih atau Temu Balangan suruh Penganten dan lain-lain)

5 Upacara untuk kelahiran bayi seperti

a) Wahyu Tumurun

19

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang senantiasa

mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa

b) Sido Asih

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang selalu dicintai dan

dikasihi oleh sesama serta mempunyai sifat belas kasih

c) Sidomukti

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang mukti wibawa yaitu

berbahagia dan disegani karena kewibawaannya

d) Truntum

Maknanya agar keluhuran budi orang tuanya menurun (tumaruntum) pada sang

bayi

e) Sidoluhur

Maknanya agar anak menjadi orang yang sopan dan berbudi pekerti luhur

f) Parangkusumo

Maknanya agar anak memiliki kecerdasan bagai tajamnya parang dan memiliki

ketangkasan bagai parang yang sedang dimainkan pesilat tangguh

g) Semen romo

Maknanya agar anak memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta

kasih Rama dan Sinta pada rakyatnya

h) Udan riris

Maknanya agar anak dapat membuat situasi yang menyegarkan enak

dipandang dan menyenangkan siapa saja yang bergaul dengannya

20

i) Cakar ayam

Maknanya agar anak pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan

dengan cakarnya karena rasa tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya sehingga

kebutuhan hidupnya tercukupi syukur bisa kaya dan berlebihan

j) Grompol

Maknanya semoga keluarga tetap bersatu tidak bercerai-berai akibat

ketidakharmonisan keuarga (nggrompol berkumpul)

k) Lasem

Bermotif garis vertikal bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada

Tuhan Yang Maha Esa

l) Dringin

Bermotif garis horisontal bermakna semoga anak dapat bergaul

bermasyarakat dan berguna antar sesama[14]

21

BAB III

PENUTUP

31 KESIMPULAN

Kebudayaan Jawa adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi

mata pencaharian organisasi sosial corak berpikir sistem kegamaan dan kesenian yang

dianut dan dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat Budaya Jawa

memiliki empat ciri utama yaitu religius non doktriner toleran dan akomodatif Di lihat

dari kriteria tingkatannya ada dua macam bahasa Jawa yaitu bahasa

Jawa Ngoko danKrama

Pada umumnya orang-orang Jawa bekerja pada segala bidang terutama

administrasi negara dan kemiliteran Selain itu mereka bekerja pada sektor pelayanan

umum pertukangan perdagangan dan pertanian dan perkebunan

Silsilah keturunan jawa anak putu buyut canggah wareng udheg-udheg gantung siwur

gropak senthe kandhang bubrah debog bosok galih asem

Dalam sistem kemasyarakatan Jawa dikenal 4 tingkatan yaitu Priyayi Ningrat atau

Bendara Santri dan Wong Cilik

Kesenian yang terdapat dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari

tari-tarian lagu daerah wayang orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai

macam kesenian lainnya

22

Kepercayaan masyarakat jawa adalah kepercayaan animisme yaitu suatu kepercayaan

tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan juga pada

manusia sendiri

32 SARAN

Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan Kami menyadari bahwa dalam

penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan Karena sesungguhnya kesempurnaan

itu milik Allah dan kekurangan adalah bagian dari kita Oleh karena itu saya

mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya

Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita Terima kasih

23

DAFTAR PUSTAKA

Aveling Harry The Development of Indonesian Socirty 1979

Daroji Amin Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000

Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005

Hana Siti Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi

Semarang IAIN Walisongo 2010

Khalim Samidi Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954

M Munandar Sualiman Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988

Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013

Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa

Sofwan Ridin Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004

httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml

24

[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005 hlm 169

[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21

[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23

[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6

[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

hlm 4

[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4

[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang

IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3

[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41

[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

hlm 329-330

[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB

[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm

103

[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004 hlm 17-18

[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10

[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses

pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB

25

Page 17: herlinarumanta.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH KEBUDAYAAN JAWA TENGAH APLIKASI KOMPUTER DAN BISNIS DI SUSUN OLEH : Herlina (1202016065) Manajemen Sore Semester III FAKULTAS

Tari Bondan memiliki tiga jenis yaitu Bondan Cindogo Bondan Marsidiwi dan

Bondan Pegunungan atau Tani Tari Bondan Cindogo dan Marsidiwi merupakan tarian

gembira dibuat untuk mengungkapkan kegembiraan atas kelahiran anak

6 Tari Topeng

Tarian ini sebenarnya secara tidak langsung diilhami oleh wayang wong atau

wayang orang Tarian ini sempat mengalami kejayaan pada masa kerajaan Majapahit Lalu

pada masa masuknya islam sunan kalijaga menggunakannya sebagai media penyebaran

islam Beliau jugalah yang menciptakan 9 jenis tari topeng diantaranya Topeng Panji

Ksatrian Condrokirono Gunung sari Handoko Raton Klono Denowo Benco dan Turas

Tari topeng sendiri dianggap sebagai perlambang sifat manusia karena banyaknya model

topeng yang menggambarkan emosi manusia yaitu marah sedih dan kecewa Biasanya

cerita yang diangkat dalam tari topeng adalah bagian dari hikayat atau cerita rakyat

terutama cerita-cerita panji

7 Tari Dolalak

Tarian ini dipentaskan oleh beberapa penari yang mengenakan kostum ala prajurit

Belanda atau Prancis tempo dulu dan diiringi oleh alat musik seperti kentrung rebana

kendang kencer dan lain-lain Menurut legenda tarian ini terinspirasi dari semangat

perjuangan perang rakyat Aceh yang kemudian meluas ke daerah lain di nusantara

Kedua adalah berbagai macam kesenian rakyat yang dikenal di masyarakat Jawa baik

Jawa Tengah maupun Jawa Timur Patolan atau prisenan yang dikenal di daerah Rembang

13

Jawa Tengah Kesenian ini adalah semacam olahraga gulat rakyat dan dipimpin oleh dua

orang wasit dari masing-masing pihak Olahraga yang juga hiburan ini biasanya dimainkan

di tempat berpasir seperti di pinggir pantai

Daerah Blora dikenal memiliki kesenian barongan kuda kepang dan wayang krucil

(sejenis wayang kulit namun terbuat dari kayu)

Di daerah Pekalongan dikenal kesenian kuntulan dan sintren Kuntulan adalah

kesenian bela diri yang dilukiskan dengan tarian dengan iringan bunyi-bunyian seperti

bedug dan lain-lain Sedangkan sintren yang juga dikenal luas di Cirebon adalah sebuah

tarian yang dipenuhi dengan unsur mistis Dimana sang penari melakukan gerakan tarian

dalam keadaan tidak sadar Pertunjukan sintren biasanya dipentaskan pada saat bulan

purnama setelah panen

Lengger calung adalah kesenian tradisional yang berasal dari daerah Banyumas Tarian ini

terdiri dari lengger (penari) dan calung (alat musik bambu) Gerakan tariannya sangat

dinamis dan lincah mengikuti irama dari calung Beberapa gerakan khas dari tarian lengger

adalah geyol gedhag dan lempar sampur Dahulu penari lengger adalah para pria yang

berdandan seperti wanita namun sekarang para pria tersebut hanyalah sebagai pelengkap

tarian saja

14

GAMBAR 23

Selain kesenian yang berbentuk tarian suku Jawa pun memiliki kesenian dalam bentuk

lain misalnya saja dalam seni musik

223 Kesenian Musik Khas Jawa Tengah

Beberapa contoh alat music sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain

1 Degung

Degung merupakan sebuah kesenian Jawa yang biasany dimainkan pada acara hajatanKesenian

degung ini digunakan sebagai musik pengiringpengantarDegung ini merupakan gabungan dari peralatan

musik khas Jawa Tengah yaitu gendanggoong kempul saron bonang kacapi suling rebab dan

sebagainyaDegung merupakan salah-satu kesenian yang paling populer di Jawa Tengah karena

iringanmusik degung ini selalu digunakan dalam setiap acara hajatan yang masih menganut adattradisional

selain itu musik degung juga digunakan sebgai musik pengiring hampir padasetiap pertunjukan seni

tradisional Jawa Tengah lainnya

2 Rampak Gendang

15

Rampak Gendang merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Tengah Rampak Gendang

iniadalah pemainan menabuh gendang secara bersama-sama dengan menggunakan iramatertentu

serta menggunakan cara-cara tertentu untuk melakukannya pada umumnyadimainkan oleh

lebih dari empat orang yang telah mempunyai keahlian khusus dalammenabuh gendang Biasanya rampak

gendang ini diadakan pada acara pesta atau pada acararitual

GAMBAR 24

3 Calung

Di daerah Jawa Tengah terdapat kesenian yang disebut Calung calung ini adalah kesenianyang

dibawakan dengan cara memukulmengetuk bambu yang telah dipotong dan dibentuk sedemikian rupa

dengan pemukulpentungan kecil sehingga menghasilkan nada-nada yangkhasBiasanya calung ini

ditampilkan dengan dibawakan oleh 5 orang atau lebih Calung ini biasanya digunakan sebagai pengiring

nyanyian Jawa atau pengiring dalam lawakan

Sedangkan bentuk kesenian seni musik yang berupa lagu-lagu daerah dari Jawa

antara lain Bapak Pucung Cublak-Cublak Suweng Gambang Suling Gai Bintang Gek

Kepriye Gundul-Gundul Pacul Lir-ilir Jamuran Kembang Malathe Karapan Sape[10]

16

23 Sistem Religi di Masyarakat Jawa

Ciri masyarakat Jawa yang lain adalah berketuhanan bahkan sejak masa

prasejarah Kepercayaan yang dianutnya adalah kepercayaan animisme yaitu suatu

kepercayaan tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan

juga pada manusia sendiri Kepercayaan seperti itu adalah agama mereka yang pertama

Semua benda yang bergerak diangap hidup dan memiliki roh baik itu roh berwatak baik

atau jahat[11]

Suku-suku bangsa Indonesia dan khususnya suku Jawa sebelum kedatangan pengaruh

Hinduisme telah hidup teratur dengan religi animisme-dinamisme sebagai akar

spiritualitasnya dan hukum adat sebagai pranata kehidupan sosial mereka Adanya warisan

hukum adat menunjukkan bahwa nenek moyang suku bangsa Indonesia asli telah hidup

dalam persekutuan-persekutuan desa yang teratur dan mungkin di bawah pemerintahan atau

kepala adat desa walaupun masih dalam bentuk yang cukup sederhana Religi animisme-

dinamisme yang merupakan akar budaya asli Indonesia dan khususnya dalam masyarakat

Jawa cukup mengakar dalam sehingga punya kemampuan yang kenyal (elastis) Dengan

demikian dapat bertahan walaupun mendapat pengaruh dan berhadapan dengan

kebudayaan-kebudayaan yang telah berkembang maju[12]

Dengan kepercayaan tersebut mereka beranggapan bahwa disamping semua roh yang ada

terdapat roh yang paling berkuasa dan lebih kuat dari manusia Dan agar terhindar dari roh

tersebut mereka menyembahnya dengan jalan mengadakan upacara disertai dengan sesaji

17

Pelaksanaan upacara dilakukan oleh masyarakat Jawa adalah agar keluarga mereka

terlindung dari roh yang jahat Cara yang ditempuh untuk menghadirkan arwah nenek

moyang adalah dengan mengundang orang yang sakti dan ahli dalam bidang tersebut yang

disebut prewangan untuk memimpin acara Sebagai kelengkapan upacara tersebut mereka

menyiapkan sesaji dan membakar kemenyan atau bau-bauan lainnya yang digemari oleh

nenek moyang Selain itu mereka juga menyempurnakan upacara dengan bunyi-bunyian

dan tari-tarian

Seperti upacara kematian secara berurutan diadakan sebagai berikut

1 Selametan surtanah atau geblak yang diadakan pada saat meninggalnya seseorang

2 Selametan nelung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada

hari ketiga sesudah kematian seseorang

3 Selametan mitung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

ketujuh

4 Selametan matang puluh dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan

pada hari keempat puluh

5 Selametan nyatus yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

keseratus

6 Selametan mendak sepisan dan mendak pindo yaitu upacara selamatan kematian

yang diadakan pada tahun pertama dan kedua kematian seseorang

7 Selametan nyewu yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

keseribu

18

8 Selametan nguwis-nguwisi yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan

terakhir kali

Masyarakat Jawa mempercayai bahwa apa yang telah mereka bangun adalah hasil

adaptasi pergaulan dengan alam Keberhasilan pertanian tergantung dari kekuatan alam

matahari hujan angin dan hama Tetapi mereka masih mempercayai

kekuatan adikodrati dibalik semua kekuatan alam itu

Dalam kepercayaan Jawa terdapat usaha untuk menambah kekuatan batin Usaha ini

dilakukan dengan menggunakan benda-benda bertuah atau berkekuatan gaib yang sering

disebut dengan jimat[13]

Selain itu masyarakat jawa juga mempunyai tradisi upacara adat dalam setiap kegiatan-

kegiatan besar seperti

1 Kematian (Mendhak)

2 Upacara nyewu dina (memohon pengampunan kepada Tuhan)

3 Upacara Brobosan (penghormatan dari sanak keluarga kepada orang tua dan leluhur

mereka yang telah meninggal dunia)

4 Upacara-upacara sebelum pernikahan (Siraman Upacara Ngerik Upacara

Midodareni Upacara diluar kamar pelaminan Srah-srahan atau Peningsetan

Nyantri Upacara Panggih atau Temu Balangan suruh Penganten dan lain-lain)

5 Upacara untuk kelahiran bayi seperti

a) Wahyu Tumurun

19

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang senantiasa

mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa

b) Sido Asih

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang selalu dicintai dan

dikasihi oleh sesama serta mempunyai sifat belas kasih

c) Sidomukti

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang mukti wibawa yaitu

berbahagia dan disegani karena kewibawaannya

d) Truntum

Maknanya agar keluhuran budi orang tuanya menurun (tumaruntum) pada sang

bayi

e) Sidoluhur

Maknanya agar anak menjadi orang yang sopan dan berbudi pekerti luhur

f) Parangkusumo

Maknanya agar anak memiliki kecerdasan bagai tajamnya parang dan memiliki

ketangkasan bagai parang yang sedang dimainkan pesilat tangguh

g) Semen romo

Maknanya agar anak memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta

kasih Rama dan Sinta pada rakyatnya

h) Udan riris

Maknanya agar anak dapat membuat situasi yang menyegarkan enak

dipandang dan menyenangkan siapa saja yang bergaul dengannya

20

i) Cakar ayam

Maknanya agar anak pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan

dengan cakarnya karena rasa tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya sehingga

kebutuhan hidupnya tercukupi syukur bisa kaya dan berlebihan

j) Grompol

Maknanya semoga keluarga tetap bersatu tidak bercerai-berai akibat

ketidakharmonisan keuarga (nggrompol berkumpul)

k) Lasem

Bermotif garis vertikal bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada

Tuhan Yang Maha Esa

l) Dringin

Bermotif garis horisontal bermakna semoga anak dapat bergaul

bermasyarakat dan berguna antar sesama[14]

21

BAB III

PENUTUP

31 KESIMPULAN

Kebudayaan Jawa adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi

mata pencaharian organisasi sosial corak berpikir sistem kegamaan dan kesenian yang

dianut dan dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat Budaya Jawa

memiliki empat ciri utama yaitu religius non doktriner toleran dan akomodatif Di lihat

dari kriteria tingkatannya ada dua macam bahasa Jawa yaitu bahasa

Jawa Ngoko danKrama

Pada umumnya orang-orang Jawa bekerja pada segala bidang terutama

administrasi negara dan kemiliteran Selain itu mereka bekerja pada sektor pelayanan

umum pertukangan perdagangan dan pertanian dan perkebunan

Silsilah keturunan jawa anak putu buyut canggah wareng udheg-udheg gantung siwur

gropak senthe kandhang bubrah debog bosok galih asem

Dalam sistem kemasyarakatan Jawa dikenal 4 tingkatan yaitu Priyayi Ningrat atau

Bendara Santri dan Wong Cilik

Kesenian yang terdapat dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari

tari-tarian lagu daerah wayang orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai

macam kesenian lainnya

22

Kepercayaan masyarakat jawa adalah kepercayaan animisme yaitu suatu kepercayaan

tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan juga pada

manusia sendiri

32 SARAN

Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan Kami menyadari bahwa dalam

penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan Karena sesungguhnya kesempurnaan

itu milik Allah dan kekurangan adalah bagian dari kita Oleh karena itu saya

mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya

Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita Terima kasih

23

DAFTAR PUSTAKA

Aveling Harry The Development of Indonesian Socirty 1979

Daroji Amin Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000

Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005

Hana Siti Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi

Semarang IAIN Walisongo 2010

Khalim Samidi Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954

M Munandar Sualiman Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988

Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013

Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa

Sofwan Ridin Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004

httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml

24

[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005 hlm 169

[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21

[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23

[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6

[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

hlm 4

[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4

[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang

IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3

[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41

[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

hlm 329-330

[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB

[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm

103

[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004 hlm 17-18

[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10

[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses

pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB

25

Page 18: herlinarumanta.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH KEBUDAYAAN JAWA TENGAH APLIKASI KOMPUTER DAN BISNIS DI SUSUN OLEH : Herlina (1202016065) Manajemen Sore Semester III FAKULTAS

Jawa Tengah Kesenian ini adalah semacam olahraga gulat rakyat dan dipimpin oleh dua

orang wasit dari masing-masing pihak Olahraga yang juga hiburan ini biasanya dimainkan

di tempat berpasir seperti di pinggir pantai

Daerah Blora dikenal memiliki kesenian barongan kuda kepang dan wayang krucil

(sejenis wayang kulit namun terbuat dari kayu)

Di daerah Pekalongan dikenal kesenian kuntulan dan sintren Kuntulan adalah

kesenian bela diri yang dilukiskan dengan tarian dengan iringan bunyi-bunyian seperti

bedug dan lain-lain Sedangkan sintren yang juga dikenal luas di Cirebon adalah sebuah

tarian yang dipenuhi dengan unsur mistis Dimana sang penari melakukan gerakan tarian

dalam keadaan tidak sadar Pertunjukan sintren biasanya dipentaskan pada saat bulan

purnama setelah panen

Lengger calung adalah kesenian tradisional yang berasal dari daerah Banyumas Tarian ini

terdiri dari lengger (penari) dan calung (alat musik bambu) Gerakan tariannya sangat

dinamis dan lincah mengikuti irama dari calung Beberapa gerakan khas dari tarian lengger

adalah geyol gedhag dan lempar sampur Dahulu penari lengger adalah para pria yang

berdandan seperti wanita namun sekarang para pria tersebut hanyalah sebagai pelengkap

tarian saja

14

GAMBAR 23

Selain kesenian yang berbentuk tarian suku Jawa pun memiliki kesenian dalam bentuk

lain misalnya saja dalam seni musik

223 Kesenian Musik Khas Jawa Tengah

Beberapa contoh alat music sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain

1 Degung

Degung merupakan sebuah kesenian Jawa yang biasany dimainkan pada acara hajatanKesenian

degung ini digunakan sebagai musik pengiringpengantarDegung ini merupakan gabungan dari peralatan

musik khas Jawa Tengah yaitu gendanggoong kempul saron bonang kacapi suling rebab dan

sebagainyaDegung merupakan salah-satu kesenian yang paling populer di Jawa Tengah karena

iringanmusik degung ini selalu digunakan dalam setiap acara hajatan yang masih menganut adattradisional

selain itu musik degung juga digunakan sebgai musik pengiring hampir padasetiap pertunjukan seni

tradisional Jawa Tengah lainnya

2 Rampak Gendang

15

Rampak Gendang merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Tengah Rampak Gendang

iniadalah pemainan menabuh gendang secara bersama-sama dengan menggunakan iramatertentu

serta menggunakan cara-cara tertentu untuk melakukannya pada umumnyadimainkan oleh

lebih dari empat orang yang telah mempunyai keahlian khusus dalammenabuh gendang Biasanya rampak

gendang ini diadakan pada acara pesta atau pada acararitual

GAMBAR 24

3 Calung

Di daerah Jawa Tengah terdapat kesenian yang disebut Calung calung ini adalah kesenianyang

dibawakan dengan cara memukulmengetuk bambu yang telah dipotong dan dibentuk sedemikian rupa

dengan pemukulpentungan kecil sehingga menghasilkan nada-nada yangkhasBiasanya calung ini

ditampilkan dengan dibawakan oleh 5 orang atau lebih Calung ini biasanya digunakan sebagai pengiring

nyanyian Jawa atau pengiring dalam lawakan

Sedangkan bentuk kesenian seni musik yang berupa lagu-lagu daerah dari Jawa

antara lain Bapak Pucung Cublak-Cublak Suweng Gambang Suling Gai Bintang Gek

Kepriye Gundul-Gundul Pacul Lir-ilir Jamuran Kembang Malathe Karapan Sape[10]

16

23 Sistem Religi di Masyarakat Jawa

Ciri masyarakat Jawa yang lain adalah berketuhanan bahkan sejak masa

prasejarah Kepercayaan yang dianutnya adalah kepercayaan animisme yaitu suatu

kepercayaan tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan

juga pada manusia sendiri Kepercayaan seperti itu adalah agama mereka yang pertama

Semua benda yang bergerak diangap hidup dan memiliki roh baik itu roh berwatak baik

atau jahat[11]

Suku-suku bangsa Indonesia dan khususnya suku Jawa sebelum kedatangan pengaruh

Hinduisme telah hidup teratur dengan religi animisme-dinamisme sebagai akar

spiritualitasnya dan hukum adat sebagai pranata kehidupan sosial mereka Adanya warisan

hukum adat menunjukkan bahwa nenek moyang suku bangsa Indonesia asli telah hidup

dalam persekutuan-persekutuan desa yang teratur dan mungkin di bawah pemerintahan atau

kepala adat desa walaupun masih dalam bentuk yang cukup sederhana Religi animisme-

dinamisme yang merupakan akar budaya asli Indonesia dan khususnya dalam masyarakat

Jawa cukup mengakar dalam sehingga punya kemampuan yang kenyal (elastis) Dengan

demikian dapat bertahan walaupun mendapat pengaruh dan berhadapan dengan

kebudayaan-kebudayaan yang telah berkembang maju[12]

Dengan kepercayaan tersebut mereka beranggapan bahwa disamping semua roh yang ada

terdapat roh yang paling berkuasa dan lebih kuat dari manusia Dan agar terhindar dari roh

tersebut mereka menyembahnya dengan jalan mengadakan upacara disertai dengan sesaji

17

Pelaksanaan upacara dilakukan oleh masyarakat Jawa adalah agar keluarga mereka

terlindung dari roh yang jahat Cara yang ditempuh untuk menghadirkan arwah nenek

moyang adalah dengan mengundang orang yang sakti dan ahli dalam bidang tersebut yang

disebut prewangan untuk memimpin acara Sebagai kelengkapan upacara tersebut mereka

menyiapkan sesaji dan membakar kemenyan atau bau-bauan lainnya yang digemari oleh

nenek moyang Selain itu mereka juga menyempurnakan upacara dengan bunyi-bunyian

dan tari-tarian

Seperti upacara kematian secara berurutan diadakan sebagai berikut

1 Selametan surtanah atau geblak yang diadakan pada saat meninggalnya seseorang

2 Selametan nelung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada

hari ketiga sesudah kematian seseorang

3 Selametan mitung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

ketujuh

4 Selametan matang puluh dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan

pada hari keempat puluh

5 Selametan nyatus yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

keseratus

6 Selametan mendak sepisan dan mendak pindo yaitu upacara selamatan kematian

yang diadakan pada tahun pertama dan kedua kematian seseorang

7 Selametan nyewu yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

keseribu

18

8 Selametan nguwis-nguwisi yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan

terakhir kali

Masyarakat Jawa mempercayai bahwa apa yang telah mereka bangun adalah hasil

adaptasi pergaulan dengan alam Keberhasilan pertanian tergantung dari kekuatan alam

matahari hujan angin dan hama Tetapi mereka masih mempercayai

kekuatan adikodrati dibalik semua kekuatan alam itu

Dalam kepercayaan Jawa terdapat usaha untuk menambah kekuatan batin Usaha ini

dilakukan dengan menggunakan benda-benda bertuah atau berkekuatan gaib yang sering

disebut dengan jimat[13]

Selain itu masyarakat jawa juga mempunyai tradisi upacara adat dalam setiap kegiatan-

kegiatan besar seperti

1 Kematian (Mendhak)

2 Upacara nyewu dina (memohon pengampunan kepada Tuhan)

3 Upacara Brobosan (penghormatan dari sanak keluarga kepada orang tua dan leluhur

mereka yang telah meninggal dunia)

4 Upacara-upacara sebelum pernikahan (Siraman Upacara Ngerik Upacara

Midodareni Upacara diluar kamar pelaminan Srah-srahan atau Peningsetan

Nyantri Upacara Panggih atau Temu Balangan suruh Penganten dan lain-lain)

5 Upacara untuk kelahiran bayi seperti

a) Wahyu Tumurun

19

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang senantiasa

mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa

b) Sido Asih

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang selalu dicintai dan

dikasihi oleh sesama serta mempunyai sifat belas kasih

c) Sidomukti

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang mukti wibawa yaitu

berbahagia dan disegani karena kewibawaannya

d) Truntum

Maknanya agar keluhuran budi orang tuanya menurun (tumaruntum) pada sang

bayi

e) Sidoluhur

Maknanya agar anak menjadi orang yang sopan dan berbudi pekerti luhur

f) Parangkusumo

Maknanya agar anak memiliki kecerdasan bagai tajamnya parang dan memiliki

ketangkasan bagai parang yang sedang dimainkan pesilat tangguh

g) Semen romo

Maknanya agar anak memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta

kasih Rama dan Sinta pada rakyatnya

h) Udan riris

Maknanya agar anak dapat membuat situasi yang menyegarkan enak

dipandang dan menyenangkan siapa saja yang bergaul dengannya

20

i) Cakar ayam

Maknanya agar anak pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan

dengan cakarnya karena rasa tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya sehingga

kebutuhan hidupnya tercukupi syukur bisa kaya dan berlebihan

j) Grompol

Maknanya semoga keluarga tetap bersatu tidak bercerai-berai akibat

ketidakharmonisan keuarga (nggrompol berkumpul)

k) Lasem

Bermotif garis vertikal bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada

Tuhan Yang Maha Esa

l) Dringin

Bermotif garis horisontal bermakna semoga anak dapat bergaul

bermasyarakat dan berguna antar sesama[14]

21

BAB III

PENUTUP

31 KESIMPULAN

Kebudayaan Jawa adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi

mata pencaharian organisasi sosial corak berpikir sistem kegamaan dan kesenian yang

dianut dan dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat Budaya Jawa

memiliki empat ciri utama yaitu religius non doktriner toleran dan akomodatif Di lihat

dari kriteria tingkatannya ada dua macam bahasa Jawa yaitu bahasa

Jawa Ngoko danKrama

Pada umumnya orang-orang Jawa bekerja pada segala bidang terutama

administrasi negara dan kemiliteran Selain itu mereka bekerja pada sektor pelayanan

umum pertukangan perdagangan dan pertanian dan perkebunan

Silsilah keturunan jawa anak putu buyut canggah wareng udheg-udheg gantung siwur

gropak senthe kandhang bubrah debog bosok galih asem

Dalam sistem kemasyarakatan Jawa dikenal 4 tingkatan yaitu Priyayi Ningrat atau

Bendara Santri dan Wong Cilik

Kesenian yang terdapat dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari

tari-tarian lagu daerah wayang orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai

macam kesenian lainnya

22

Kepercayaan masyarakat jawa adalah kepercayaan animisme yaitu suatu kepercayaan

tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan juga pada

manusia sendiri

32 SARAN

Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan Kami menyadari bahwa dalam

penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan Karena sesungguhnya kesempurnaan

itu milik Allah dan kekurangan adalah bagian dari kita Oleh karena itu saya

mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya

Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita Terima kasih

23

DAFTAR PUSTAKA

Aveling Harry The Development of Indonesian Socirty 1979

Daroji Amin Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000

Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005

Hana Siti Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi

Semarang IAIN Walisongo 2010

Khalim Samidi Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954

M Munandar Sualiman Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988

Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013

Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa

Sofwan Ridin Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004

httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml

24

[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005 hlm 169

[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21

[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23

[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6

[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

hlm 4

[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4

[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang

IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3

[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41

[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

hlm 329-330

[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB

[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm

103

[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004 hlm 17-18

[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10

[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses

pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB

25

Page 19: herlinarumanta.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH KEBUDAYAAN JAWA TENGAH APLIKASI KOMPUTER DAN BISNIS DI SUSUN OLEH : Herlina (1202016065) Manajemen Sore Semester III FAKULTAS

GAMBAR 23

Selain kesenian yang berbentuk tarian suku Jawa pun memiliki kesenian dalam bentuk

lain misalnya saja dalam seni musik

223 Kesenian Musik Khas Jawa Tengah

Beberapa contoh alat music sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain

1 Degung

Degung merupakan sebuah kesenian Jawa yang biasany dimainkan pada acara hajatanKesenian

degung ini digunakan sebagai musik pengiringpengantarDegung ini merupakan gabungan dari peralatan

musik khas Jawa Tengah yaitu gendanggoong kempul saron bonang kacapi suling rebab dan

sebagainyaDegung merupakan salah-satu kesenian yang paling populer di Jawa Tengah karena

iringanmusik degung ini selalu digunakan dalam setiap acara hajatan yang masih menganut adattradisional

selain itu musik degung juga digunakan sebgai musik pengiring hampir padasetiap pertunjukan seni

tradisional Jawa Tengah lainnya

2 Rampak Gendang

15

Rampak Gendang merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Tengah Rampak Gendang

iniadalah pemainan menabuh gendang secara bersama-sama dengan menggunakan iramatertentu

serta menggunakan cara-cara tertentu untuk melakukannya pada umumnyadimainkan oleh

lebih dari empat orang yang telah mempunyai keahlian khusus dalammenabuh gendang Biasanya rampak

gendang ini diadakan pada acara pesta atau pada acararitual

GAMBAR 24

3 Calung

Di daerah Jawa Tengah terdapat kesenian yang disebut Calung calung ini adalah kesenianyang

dibawakan dengan cara memukulmengetuk bambu yang telah dipotong dan dibentuk sedemikian rupa

dengan pemukulpentungan kecil sehingga menghasilkan nada-nada yangkhasBiasanya calung ini

ditampilkan dengan dibawakan oleh 5 orang atau lebih Calung ini biasanya digunakan sebagai pengiring

nyanyian Jawa atau pengiring dalam lawakan

Sedangkan bentuk kesenian seni musik yang berupa lagu-lagu daerah dari Jawa

antara lain Bapak Pucung Cublak-Cublak Suweng Gambang Suling Gai Bintang Gek

Kepriye Gundul-Gundul Pacul Lir-ilir Jamuran Kembang Malathe Karapan Sape[10]

16

23 Sistem Religi di Masyarakat Jawa

Ciri masyarakat Jawa yang lain adalah berketuhanan bahkan sejak masa

prasejarah Kepercayaan yang dianutnya adalah kepercayaan animisme yaitu suatu

kepercayaan tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan

juga pada manusia sendiri Kepercayaan seperti itu adalah agama mereka yang pertama

Semua benda yang bergerak diangap hidup dan memiliki roh baik itu roh berwatak baik

atau jahat[11]

Suku-suku bangsa Indonesia dan khususnya suku Jawa sebelum kedatangan pengaruh

Hinduisme telah hidup teratur dengan religi animisme-dinamisme sebagai akar

spiritualitasnya dan hukum adat sebagai pranata kehidupan sosial mereka Adanya warisan

hukum adat menunjukkan bahwa nenek moyang suku bangsa Indonesia asli telah hidup

dalam persekutuan-persekutuan desa yang teratur dan mungkin di bawah pemerintahan atau

kepala adat desa walaupun masih dalam bentuk yang cukup sederhana Religi animisme-

dinamisme yang merupakan akar budaya asli Indonesia dan khususnya dalam masyarakat

Jawa cukup mengakar dalam sehingga punya kemampuan yang kenyal (elastis) Dengan

demikian dapat bertahan walaupun mendapat pengaruh dan berhadapan dengan

kebudayaan-kebudayaan yang telah berkembang maju[12]

Dengan kepercayaan tersebut mereka beranggapan bahwa disamping semua roh yang ada

terdapat roh yang paling berkuasa dan lebih kuat dari manusia Dan agar terhindar dari roh

tersebut mereka menyembahnya dengan jalan mengadakan upacara disertai dengan sesaji

17

Pelaksanaan upacara dilakukan oleh masyarakat Jawa adalah agar keluarga mereka

terlindung dari roh yang jahat Cara yang ditempuh untuk menghadirkan arwah nenek

moyang adalah dengan mengundang orang yang sakti dan ahli dalam bidang tersebut yang

disebut prewangan untuk memimpin acara Sebagai kelengkapan upacara tersebut mereka

menyiapkan sesaji dan membakar kemenyan atau bau-bauan lainnya yang digemari oleh

nenek moyang Selain itu mereka juga menyempurnakan upacara dengan bunyi-bunyian

dan tari-tarian

Seperti upacara kematian secara berurutan diadakan sebagai berikut

1 Selametan surtanah atau geblak yang diadakan pada saat meninggalnya seseorang

2 Selametan nelung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada

hari ketiga sesudah kematian seseorang

3 Selametan mitung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

ketujuh

4 Selametan matang puluh dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan

pada hari keempat puluh

5 Selametan nyatus yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

keseratus

6 Selametan mendak sepisan dan mendak pindo yaitu upacara selamatan kematian

yang diadakan pada tahun pertama dan kedua kematian seseorang

7 Selametan nyewu yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

keseribu

18

8 Selametan nguwis-nguwisi yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan

terakhir kali

Masyarakat Jawa mempercayai bahwa apa yang telah mereka bangun adalah hasil

adaptasi pergaulan dengan alam Keberhasilan pertanian tergantung dari kekuatan alam

matahari hujan angin dan hama Tetapi mereka masih mempercayai

kekuatan adikodrati dibalik semua kekuatan alam itu

Dalam kepercayaan Jawa terdapat usaha untuk menambah kekuatan batin Usaha ini

dilakukan dengan menggunakan benda-benda bertuah atau berkekuatan gaib yang sering

disebut dengan jimat[13]

Selain itu masyarakat jawa juga mempunyai tradisi upacara adat dalam setiap kegiatan-

kegiatan besar seperti

1 Kematian (Mendhak)

2 Upacara nyewu dina (memohon pengampunan kepada Tuhan)

3 Upacara Brobosan (penghormatan dari sanak keluarga kepada orang tua dan leluhur

mereka yang telah meninggal dunia)

4 Upacara-upacara sebelum pernikahan (Siraman Upacara Ngerik Upacara

Midodareni Upacara diluar kamar pelaminan Srah-srahan atau Peningsetan

Nyantri Upacara Panggih atau Temu Balangan suruh Penganten dan lain-lain)

5 Upacara untuk kelahiran bayi seperti

a) Wahyu Tumurun

19

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang senantiasa

mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa

b) Sido Asih

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang selalu dicintai dan

dikasihi oleh sesama serta mempunyai sifat belas kasih

c) Sidomukti

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang mukti wibawa yaitu

berbahagia dan disegani karena kewibawaannya

d) Truntum

Maknanya agar keluhuran budi orang tuanya menurun (tumaruntum) pada sang

bayi

e) Sidoluhur

Maknanya agar anak menjadi orang yang sopan dan berbudi pekerti luhur

f) Parangkusumo

Maknanya agar anak memiliki kecerdasan bagai tajamnya parang dan memiliki

ketangkasan bagai parang yang sedang dimainkan pesilat tangguh

g) Semen romo

Maknanya agar anak memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta

kasih Rama dan Sinta pada rakyatnya

h) Udan riris

Maknanya agar anak dapat membuat situasi yang menyegarkan enak

dipandang dan menyenangkan siapa saja yang bergaul dengannya

20

i) Cakar ayam

Maknanya agar anak pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan

dengan cakarnya karena rasa tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya sehingga

kebutuhan hidupnya tercukupi syukur bisa kaya dan berlebihan

j) Grompol

Maknanya semoga keluarga tetap bersatu tidak bercerai-berai akibat

ketidakharmonisan keuarga (nggrompol berkumpul)

k) Lasem

Bermotif garis vertikal bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada

Tuhan Yang Maha Esa

l) Dringin

Bermotif garis horisontal bermakna semoga anak dapat bergaul

bermasyarakat dan berguna antar sesama[14]

21

BAB III

PENUTUP

31 KESIMPULAN

Kebudayaan Jawa adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi

mata pencaharian organisasi sosial corak berpikir sistem kegamaan dan kesenian yang

dianut dan dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat Budaya Jawa

memiliki empat ciri utama yaitu religius non doktriner toleran dan akomodatif Di lihat

dari kriteria tingkatannya ada dua macam bahasa Jawa yaitu bahasa

Jawa Ngoko danKrama

Pada umumnya orang-orang Jawa bekerja pada segala bidang terutama

administrasi negara dan kemiliteran Selain itu mereka bekerja pada sektor pelayanan

umum pertukangan perdagangan dan pertanian dan perkebunan

Silsilah keturunan jawa anak putu buyut canggah wareng udheg-udheg gantung siwur

gropak senthe kandhang bubrah debog bosok galih asem

Dalam sistem kemasyarakatan Jawa dikenal 4 tingkatan yaitu Priyayi Ningrat atau

Bendara Santri dan Wong Cilik

Kesenian yang terdapat dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari

tari-tarian lagu daerah wayang orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai

macam kesenian lainnya

22

Kepercayaan masyarakat jawa adalah kepercayaan animisme yaitu suatu kepercayaan

tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan juga pada

manusia sendiri

32 SARAN

Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan Kami menyadari bahwa dalam

penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan Karena sesungguhnya kesempurnaan

itu milik Allah dan kekurangan adalah bagian dari kita Oleh karena itu saya

mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya

Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita Terima kasih

23

DAFTAR PUSTAKA

Aveling Harry The Development of Indonesian Socirty 1979

Daroji Amin Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000

Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005

Hana Siti Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi

Semarang IAIN Walisongo 2010

Khalim Samidi Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954

M Munandar Sualiman Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988

Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013

Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa

Sofwan Ridin Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004

httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml

24

[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005 hlm 169

[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21

[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23

[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6

[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

hlm 4

[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4

[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang

IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3

[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41

[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

hlm 329-330

[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB

[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm

103

[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004 hlm 17-18

[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10

[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses

pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB

25

Page 20: herlinarumanta.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH KEBUDAYAAN JAWA TENGAH APLIKASI KOMPUTER DAN BISNIS DI SUSUN OLEH : Herlina (1202016065) Manajemen Sore Semester III FAKULTAS

Rampak Gendang merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Tengah Rampak Gendang

iniadalah pemainan menabuh gendang secara bersama-sama dengan menggunakan iramatertentu

serta menggunakan cara-cara tertentu untuk melakukannya pada umumnyadimainkan oleh

lebih dari empat orang yang telah mempunyai keahlian khusus dalammenabuh gendang Biasanya rampak

gendang ini diadakan pada acara pesta atau pada acararitual

GAMBAR 24

3 Calung

Di daerah Jawa Tengah terdapat kesenian yang disebut Calung calung ini adalah kesenianyang

dibawakan dengan cara memukulmengetuk bambu yang telah dipotong dan dibentuk sedemikian rupa

dengan pemukulpentungan kecil sehingga menghasilkan nada-nada yangkhasBiasanya calung ini

ditampilkan dengan dibawakan oleh 5 orang atau lebih Calung ini biasanya digunakan sebagai pengiring

nyanyian Jawa atau pengiring dalam lawakan

Sedangkan bentuk kesenian seni musik yang berupa lagu-lagu daerah dari Jawa

antara lain Bapak Pucung Cublak-Cublak Suweng Gambang Suling Gai Bintang Gek

Kepriye Gundul-Gundul Pacul Lir-ilir Jamuran Kembang Malathe Karapan Sape[10]

16

23 Sistem Religi di Masyarakat Jawa

Ciri masyarakat Jawa yang lain adalah berketuhanan bahkan sejak masa

prasejarah Kepercayaan yang dianutnya adalah kepercayaan animisme yaitu suatu

kepercayaan tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan

juga pada manusia sendiri Kepercayaan seperti itu adalah agama mereka yang pertama

Semua benda yang bergerak diangap hidup dan memiliki roh baik itu roh berwatak baik

atau jahat[11]

Suku-suku bangsa Indonesia dan khususnya suku Jawa sebelum kedatangan pengaruh

Hinduisme telah hidup teratur dengan religi animisme-dinamisme sebagai akar

spiritualitasnya dan hukum adat sebagai pranata kehidupan sosial mereka Adanya warisan

hukum adat menunjukkan bahwa nenek moyang suku bangsa Indonesia asli telah hidup

dalam persekutuan-persekutuan desa yang teratur dan mungkin di bawah pemerintahan atau

kepala adat desa walaupun masih dalam bentuk yang cukup sederhana Religi animisme-

dinamisme yang merupakan akar budaya asli Indonesia dan khususnya dalam masyarakat

Jawa cukup mengakar dalam sehingga punya kemampuan yang kenyal (elastis) Dengan

demikian dapat bertahan walaupun mendapat pengaruh dan berhadapan dengan

kebudayaan-kebudayaan yang telah berkembang maju[12]

Dengan kepercayaan tersebut mereka beranggapan bahwa disamping semua roh yang ada

terdapat roh yang paling berkuasa dan lebih kuat dari manusia Dan agar terhindar dari roh

tersebut mereka menyembahnya dengan jalan mengadakan upacara disertai dengan sesaji

17

Pelaksanaan upacara dilakukan oleh masyarakat Jawa adalah agar keluarga mereka

terlindung dari roh yang jahat Cara yang ditempuh untuk menghadirkan arwah nenek

moyang adalah dengan mengundang orang yang sakti dan ahli dalam bidang tersebut yang

disebut prewangan untuk memimpin acara Sebagai kelengkapan upacara tersebut mereka

menyiapkan sesaji dan membakar kemenyan atau bau-bauan lainnya yang digemari oleh

nenek moyang Selain itu mereka juga menyempurnakan upacara dengan bunyi-bunyian

dan tari-tarian

Seperti upacara kematian secara berurutan diadakan sebagai berikut

1 Selametan surtanah atau geblak yang diadakan pada saat meninggalnya seseorang

2 Selametan nelung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada

hari ketiga sesudah kematian seseorang

3 Selametan mitung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

ketujuh

4 Selametan matang puluh dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan

pada hari keempat puluh

5 Selametan nyatus yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

keseratus

6 Selametan mendak sepisan dan mendak pindo yaitu upacara selamatan kematian

yang diadakan pada tahun pertama dan kedua kematian seseorang

7 Selametan nyewu yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

keseribu

18

8 Selametan nguwis-nguwisi yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan

terakhir kali

Masyarakat Jawa mempercayai bahwa apa yang telah mereka bangun adalah hasil

adaptasi pergaulan dengan alam Keberhasilan pertanian tergantung dari kekuatan alam

matahari hujan angin dan hama Tetapi mereka masih mempercayai

kekuatan adikodrati dibalik semua kekuatan alam itu

Dalam kepercayaan Jawa terdapat usaha untuk menambah kekuatan batin Usaha ini

dilakukan dengan menggunakan benda-benda bertuah atau berkekuatan gaib yang sering

disebut dengan jimat[13]

Selain itu masyarakat jawa juga mempunyai tradisi upacara adat dalam setiap kegiatan-

kegiatan besar seperti

1 Kematian (Mendhak)

2 Upacara nyewu dina (memohon pengampunan kepada Tuhan)

3 Upacara Brobosan (penghormatan dari sanak keluarga kepada orang tua dan leluhur

mereka yang telah meninggal dunia)

4 Upacara-upacara sebelum pernikahan (Siraman Upacara Ngerik Upacara

Midodareni Upacara diluar kamar pelaminan Srah-srahan atau Peningsetan

Nyantri Upacara Panggih atau Temu Balangan suruh Penganten dan lain-lain)

5 Upacara untuk kelahiran bayi seperti

a) Wahyu Tumurun

19

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang senantiasa

mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa

b) Sido Asih

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang selalu dicintai dan

dikasihi oleh sesama serta mempunyai sifat belas kasih

c) Sidomukti

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang mukti wibawa yaitu

berbahagia dan disegani karena kewibawaannya

d) Truntum

Maknanya agar keluhuran budi orang tuanya menurun (tumaruntum) pada sang

bayi

e) Sidoluhur

Maknanya agar anak menjadi orang yang sopan dan berbudi pekerti luhur

f) Parangkusumo

Maknanya agar anak memiliki kecerdasan bagai tajamnya parang dan memiliki

ketangkasan bagai parang yang sedang dimainkan pesilat tangguh

g) Semen romo

Maknanya agar anak memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta

kasih Rama dan Sinta pada rakyatnya

h) Udan riris

Maknanya agar anak dapat membuat situasi yang menyegarkan enak

dipandang dan menyenangkan siapa saja yang bergaul dengannya

20

i) Cakar ayam

Maknanya agar anak pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan

dengan cakarnya karena rasa tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya sehingga

kebutuhan hidupnya tercukupi syukur bisa kaya dan berlebihan

j) Grompol

Maknanya semoga keluarga tetap bersatu tidak bercerai-berai akibat

ketidakharmonisan keuarga (nggrompol berkumpul)

k) Lasem

Bermotif garis vertikal bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada

Tuhan Yang Maha Esa

l) Dringin

Bermotif garis horisontal bermakna semoga anak dapat bergaul

bermasyarakat dan berguna antar sesama[14]

21

BAB III

PENUTUP

31 KESIMPULAN

Kebudayaan Jawa adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi

mata pencaharian organisasi sosial corak berpikir sistem kegamaan dan kesenian yang

dianut dan dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat Budaya Jawa

memiliki empat ciri utama yaitu religius non doktriner toleran dan akomodatif Di lihat

dari kriteria tingkatannya ada dua macam bahasa Jawa yaitu bahasa

Jawa Ngoko danKrama

Pada umumnya orang-orang Jawa bekerja pada segala bidang terutama

administrasi negara dan kemiliteran Selain itu mereka bekerja pada sektor pelayanan

umum pertukangan perdagangan dan pertanian dan perkebunan

Silsilah keturunan jawa anak putu buyut canggah wareng udheg-udheg gantung siwur

gropak senthe kandhang bubrah debog bosok galih asem

Dalam sistem kemasyarakatan Jawa dikenal 4 tingkatan yaitu Priyayi Ningrat atau

Bendara Santri dan Wong Cilik

Kesenian yang terdapat dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari

tari-tarian lagu daerah wayang orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai

macam kesenian lainnya

22

Kepercayaan masyarakat jawa adalah kepercayaan animisme yaitu suatu kepercayaan

tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan juga pada

manusia sendiri

32 SARAN

Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan Kami menyadari bahwa dalam

penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan Karena sesungguhnya kesempurnaan

itu milik Allah dan kekurangan adalah bagian dari kita Oleh karena itu saya

mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya

Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita Terima kasih

23

DAFTAR PUSTAKA

Aveling Harry The Development of Indonesian Socirty 1979

Daroji Amin Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000

Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005

Hana Siti Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi

Semarang IAIN Walisongo 2010

Khalim Samidi Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954

M Munandar Sualiman Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988

Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013

Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa

Sofwan Ridin Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004

httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml

24

[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005 hlm 169

[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21

[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23

[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6

[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

hlm 4

[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4

[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang

IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3

[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41

[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

hlm 329-330

[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB

[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm

103

[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004 hlm 17-18

[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10

[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses

pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB

25

Page 21: herlinarumanta.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH KEBUDAYAAN JAWA TENGAH APLIKASI KOMPUTER DAN BISNIS DI SUSUN OLEH : Herlina (1202016065) Manajemen Sore Semester III FAKULTAS

23 Sistem Religi di Masyarakat Jawa

Ciri masyarakat Jawa yang lain adalah berketuhanan bahkan sejak masa

prasejarah Kepercayaan yang dianutnya adalah kepercayaan animisme yaitu suatu

kepercayaan tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan

juga pada manusia sendiri Kepercayaan seperti itu adalah agama mereka yang pertama

Semua benda yang bergerak diangap hidup dan memiliki roh baik itu roh berwatak baik

atau jahat[11]

Suku-suku bangsa Indonesia dan khususnya suku Jawa sebelum kedatangan pengaruh

Hinduisme telah hidup teratur dengan religi animisme-dinamisme sebagai akar

spiritualitasnya dan hukum adat sebagai pranata kehidupan sosial mereka Adanya warisan

hukum adat menunjukkan bahwa nenek moyang suku bangsa Indonesia asli telah hidup

dalam persekutuan-persekutuan desa yang teratur dan mungkin di bawah pemerintahan atau

kepala adat desa walaupun masih dalam bentuk yang cukup sederhana Religi animisme-

dinamisme yang merupakan akar budaya asli Indonesia dan khususnya dalam masyarakat

Jawa cukup mengakar dalam sehingga punya kemampuan yang kenyal (elastis) Dengan

demikian dapat bertahan walaupun mendapat pengaruh dan berhadapan dengan

kebudayaan-kebudayaan yang telah berkembang maju[12]

Dengan kepercayaan tersebut mereka beranggapan bahwa disamping semua roh yang ada

terdapat roh yang paling berkuasa dan lebih kuat dari manusia Dan agar terhindar dari roh

tersebut mereka menyembahnya dengan jalan mengadakan upacara disertai dengan sesaji

17

Pelaksanaan upacara dilakukan oleh masyarakat Jawa adalah agar keluarga mereka

terlindung dari roh yang jahat Cara yang ditempuh untuk menghadirkan arwah nenek

moyang adalah dengan mengundang orang yang sakti dan ahli dalam bidang tersebut yang

disebut prewangan untuk memimpin acara Sebagai kelengkapan upacara tersebut mereka

menyiapkan sesaji dan membakar kemenyan atau bau-bauan lainnya yang digemari oleh

nenek moyang Selain itu mereka juga menyempurnakan upacara dengan bunyi-bunyian

dan tari-tarian

Seperti upacara kematian secara berurutan diadakan sebagai berikut

1 Selametan surtanah atau geblak yang diadakan pada saat meninggalnya seseorang

2 Selametan nelung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada

hari ketiga sesudah kematian seseorang

3 Selametan mitung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

ketujuh

4 Selametan matang puluh dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan

pada hari keempat puluh

5 Selametan nyatus yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

keseratus

6 Selametan mendak sepisan dan mendak pindo yaitu upacara selamatan kematian

yang diadakan pada tahun pertama dan kedua kematian seseorang

7 Selametan nyewu yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

keseribu

18

8 Selametan nguwis-nguwisi yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan

terakhir kali

Masyarakat Jawa mempercayai bahwa apa yang telah mereka bangun adalah hasil

adaptasi pergaulan dengan alam Keberhasilan pertanian tergantung dari kekuatan alam

matahari hujan angin dan hama Tetapi mereka masih mempercayai

kekuatan adikodrati dibalik semua kekuatan alam itu

Dalam kepercayaan Jawa terdapat usaha untuk menambah kekuatan batin Usaha ini

dilakukan dengan menggunakan benda-benda bertuah atau berkekuatan gaib yang sering

disebut dengan jimat[13]

Selain itu masyarakat jawa juga mempunyai tradisi upacara adat dalam setiap kegiatan-

kegiatan besar seperti

1 Kematian (Mendhak)

2 Upacara nyewu dina (memohon pengampunan kepada Tuhan)

3 Upacara Brobosan (penghormatan dari sanak keluarga kepada orang tua dan leluhur

mereka yang telah meninggal dunia)

4 Upacara-upacara sebelum pernikahan (Siraman Upacara Ngerik Upacara

Midodareni Upacara diluar kamar pelaminan Srah-srahan atau Peningsetan

Nyantri Upacara Panggih atau Temu Balangan suruh Penganten dan lain-lain)

5 Upacara untuk kelahiran bayi seperti

a) Wahyu Tumurun

19

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang senantiasa

mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa

b) Sido Asih

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang selalu dicintai dan

dikasihi oleh sesama serta mempunyai sifat belas kasih

c) Sidomukti

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang mukti wibawa yaitu

berbahagia dan disegani karena kewibawaannya

d) Truntum

Maknanya agar keluhuran budi orang tuanya menurun (tumaruntum) pada sang

bayi

e) Sidoluhur

Maknanya agar anak menjadi orang yang sopan dan berbudi pekerti luhur

f) Parangkusumo

Maknanya agar anak memiliki kecerdasan bagai tajamnya parang dan memiliki

ketangkasan bagai parang yang sedang dimainkan pesilat tangguh

g) Semen romo

Maknanya agar anak memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta

kasih Rama dan Sinta pada rakyatnya

h) Udan riris

Maknanya agar anak dapat membuat situasi yang menyegarkan enak

dipandang dan menyenangkan siapa saja yang bergaul dengannya

20

i) Cakar ayam

Maknanya agar anak pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan

dengan cakarnya karena rasa tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya sehingga

kebutuhan hidupnya tercukupi syukur bisa kaya dan berlebihan

j) Grompol

Maknanya semoga keluarga tetap bersatu tidak bercerai-berai akibat

ketidakharmonisan keuarga (nggrompol berkumpul)

k) Lasem

Bermotif garis vertikal bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada

Tuhan Yang Maha Esa

l) Dringin

Bermotif garis horisontal bermakna semoga anak dapat bergaul

bermasyarakat dan berguna antar sesama[14]

21

BAB III

PENUTUP

31 KESIMPULAN

Kebudayaan Jawa adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi

mata pencaharian organisasi sosial corak berpikir sistem kegamaan dan kesenian yang

dianut dan dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat Budaya Jawa

memiliki empat ciri utama yaitu religius non doktriner toleran dan akomodatif Di lihat

dari kriteria tingkatannya ada dua macam bahasa Jawa yaitu bahasa

Jawa Ngoko danKrama

Pada umumnya orang-orang Jawa bekerja pada segala bidang terutama

administrasi negara dan kemiliteran Selain itu mereka bekerja pada sektor pelayanan

umum pertukangan perdagangan dan pertanian dan perkebunan

Silsilah keturunan jawa anak putu buyut canggah wareng udheg-udheg gantung siwur

gropak senthe kandhang bubrah debog bosok galih asem

Dalam sistem kemasyarakatan Jawa dikenal 4 tingkatan yaitu Priyayi Ningrat atau

Bendara Santri dan Wong Cilik

Kesenian yang terdapat dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari

tari-tarian lagu daerah wayang orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai

macam kesenian lainnya

22

Kepercayaan masyarakat jawa adalah kepercayaan animisme yaitu suatu kepercayaan

tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan juga pada

manusia sendiri

32 SARAN

Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan Kami menyadari bahwa dalam

penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan Karena sesungguhnya kesempurnaan

itu milik Allah dan kekurangan adalah bagian dari kita Oleh karena itu saya

mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya

Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita Terima kasih

23

DAFTAR PUSTAKA

Aveling Harry The Development of Indonesian Socirty 1979

Daroji Amin Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000

Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005

Hana Siti Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi

Semarang IAIN Walisongo 2010

Khalim Samidi Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954

M Munandar Sualiman Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988

Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013

Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa

Sofwan Ridin Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004

httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml

24

[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005 hlm 169

[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21

[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23

[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6

[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

hlm 4

[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4

[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang

IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3

[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41

[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

hlm 329-330

[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB

[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm

103

[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004 hlm 17-18

[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10

[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses

pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB

25

Page 22: herlinarumanta.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH KEBUDAYAAN JAWA TENGAH APLIKASI KOMPUTER DAN BISNIS DI SUSUN OLEH : Herlina (1202016065) Manajemen Sore Semester III FAKULTAS

Pelaksanaan upacara dilakukan oleh masyarakat Jawa adalah agar keluarga mereka

terlindung dari roh yang jahat Cara yang ditempuh untuk menghadirkan arwah nenek

moyang adalah dengan mengundang orang yang sakti dan ahli dalam bidang tersebut yang

disebut prewangan untuk memimpin acara Sebagai kelengkapan upacara tersebut mereka

menyiapkan sesaji dan membakar kemenyan atau bau-bauan lainnya yang digemari oleh

nenek moyang Selain itu mereka juga menyempurnakan upacara dengan bunyi-bunyian

dan tari-tarian

Seperti upacara kematian secara berurutan diadakan sebagai berikut

1 Selametan surtanah atau geblak yang diadakan pada saat meninggalnya seseorang

2 Selametan nelung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada

hari ketiga sesudah kematian seseorang

3 Selametan mitung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

ketujuh

4 Selametan matang puluh dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan

pada hari keempat puluh

5 Selametan nyatus yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

keseratus

6 Selametan mendak sepisan dan mendak pindo yaitu upacara selamatan kematian

yang diadakan pada tahun pertama dan kedua kematian seseorang

7 Selametan nyewu yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari

keseribu

18

8 Selametan nguwis-nguwisi yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan

terakhir kali

Masyarakat Jawa mempercayai bahwa apa yang telah mereka bangun adalah hasil

adaptasi pergaulan dengan alam Keberhasilan pertanian tergantung dari kekuatan alam

matahari hujan angin dan hama Tetapi mereka masih mempercayai

kekuatan adikodrati dibalik semua kekuatan alam itu

Dalam kepercayaan Jawa terdapat usaha untuk menambah kekuatan batin Usaha ini

dilakukan dengan menggunakan benda-benda bertuah atau berkekuatan gaib yang sering

disebut dengan jimat[13]

Selain itu masyarakat jawa juga mempunyai tradisi upacara adat dalam setiap kegiatan-

kegiatan besar seperti

1 Kematian (Mendhak)

2 Upacara nyewu dina (memohon pengampunan kepada Tuhan)

3 Upacara Brobosan (penghormatan dari sanak keluarga kepada orang tua dan leluhur

mereka yang telah meninggal dunia)

4 Upacara-upacara sebelum pernikahan (Siraman Upacara Ngerik Upacara

Midodareni Upacara diluar kamar pelaminan Srah-srahan atau Peningsetan

Nyantri Upacara Panggih atau Temu Balangan suruh Penganten dan lain-lain)

5 Upacara untuk kelahiran bayi seperti

a) Wahyu Tumurun

19

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang senantiasa

mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa

b) Sido Asih

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang selalu dicintai dan

dikasihi oleh sesama serta mempunyai sifat belas kasih

c) Sidomukti

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang mukti wibawa yaitu

berbahagia dan disegani karena kewibawaannya

d) Truntum

Maknanya agar keluhuran budi orang tuanya menurun (tumaruntum) pada sang

bayi

e) Sidoluhur

Maknanya agar anak menjadi orang yang sopan dan berbudi pekerti luhur

f) Parangkusumo

Maknanya agar anak memiliki kecerdasan bagai tajamnya parang dan memiliki

ketangkasan bagai parang yang sedang dimainkan pesilat tangguh

g) Semen romo

Maknanya agar anak memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta

kasih Rama dan Sinta pada rakyatnya

h) Udan riris

Maknanya agar anak dapat membuat situasi yang menyegarkan enak

dipandang dan menyenangkan siapa saja yang bergaul dengannya

20

i) Cakar ayam

Maknanya agar anak pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan

dengan cakarnya karena rasa tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya sehingga

kebutuhan hidupnya tercukupi syukur bisa kaya dan berlebihan

j) Grompol

Maknanya semoga keluarga tetap bersatu tidak bercerai-berai akibat

ketidakharmonisan keuarga (nggrompol berkumpul)

k) Lasem

Bermotif garis vertikal bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada

Tuhan Yang Maha Esa

l) Dringin

Bermotif garis horisontal bermakna semoga anak dapat bergaul

bermasyarakat dan berguna antar sesama[14]

21

BAB III

PENUTUP

31 KESIMPULAN

Kebudayaan Jawa adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi

mata pencaharian organisasi sosial corak berpikir sistem kegamaan dan kesenian yang

dianut dan dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat Budaya Jawa

memiliki empat ciri utama yaitu religius non doktriner toleran dan akomodatif Di lihat

dari kriteria tingkatannya ada dua macam bahasa Jawa yaitu bahasa

Jawa Ngoko danKrama

Pada umumnya orang-orang Jawa bekerja pada segala bidang terutama

administrasi negara dan kemiliteran Selain itu mereka bekerja pada sektor pelayanan

umum pertukangan perdagangan dan pertanian dan perkebunan

Silsilah keturunan jawa anak putu buyut canggah wareng udheg-udheg gantung siwur

gropak senthe kandhang bubrah debog bosok galih asem

Dalam sistem kemasyarakatan Jawa dikenal 4 tingkatan yaitu Priyayi Ningrat atau

Bendara Santri dan Wong Cilik

Kesenian yang terdapat dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari

tari-tarian lagu daerah wayang orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai

macam kesenian lainnya

22

Kepercayaan masyarakat jawa adalah kepercayaan animisme yaitu suatu kepercayaan

tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan juga pada

manusia sendiri

32 SARAN

Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan Kami menyadari bahwa dalam

penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan Karena sesungguhnya kesempurnaan

itu milik Allah dan kekurangan adalah bagian dari kita Oleh karena itu saya

mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya

Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita Terima kasih

23

DAFTAR PUSTAKA

Aveling Harry The Development of Indonesian Socirty 1979

Daroji Amin Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000

Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005

Hana Siti Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi

Semarang IAIN Walisongo 2010

Khalim Samidi Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954

M Munandar Sualiman Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988

Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013

Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa

Sofwan Ridin Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004

httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml

24

[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005 hlm 169

[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21

[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23

[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6

[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

hlm 4

[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4

[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang

IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3

[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41

[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

hlm 329-330

[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB

[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm

103

[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004 hlm 17-18

[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10

[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses

pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB

25

Page 23: herlinarumanta.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH KEBUDAYAAN JAWA TENGAH APLIKASI KOMPUTER DAN BISNIS DI SUSUN OLEH : Herlina (1202016065) Manajemen Sore Semester III FAKULTAS

8 Selametan nguwis-nguwisi yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan

terakhir kali

Masyarakat Jawa mempercayai bahwa apa yang telah mereka bangun adalah hasil

adaptasi pergaulan dengan alam Keberhasilan pertanian tergantung dari kekuatan alam

matahari hujan angin dan hama Tetapi mereka masih mempercayai

kekuatan adikodrati dibalik semua kekuatan alam itu

Dalam kepercayaan Jawa terdapat usaha untuk menambah kekuatan batin Usaha ini

dilakukan dengan menggunakan benda-benda bertuah atau berkekuatan gaib yang sering

disebut dengan jimat[13]

Selain itu masyarakat jawa juga mempunyai tradisi upacara adat dalam setiap kegiatan-

kegiatan besar seperti

1 Kematian (Mendhak)

2 Upacara nyewu dina (memohon pengampunan kepada Tuhan)

3 Upacara Brobosan (penghormatan dari sanak keluarga kepada orang tua dan leluhur

mereka yang telah meninggal dunia)

4 Upacara-upacara sebelum pernikahan (Siraman Upacara Ngerik Upacara

Midodareni Upacara diluar kamar pelaminan Srah-srahan atau Peningsetan

Nyantri Upacara Panggih atau Temu Balangan suruh Penganten dan lain-lain)

5 Upacara untuk kelahiran bayi seperti

a) Wahyu Tumurun

19

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang senantiasa

mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa

b) Sido Asih

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang selalu dicintai dan

dikasihi oleh sesama serta mempunyai sifat belas kasih

c) Sidomukti

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang mukti wibawa yaitu

berbahagia dan disegani karena kewibawaannya

d) Truntum

Maknanya agar keluhuran budi orang tuanya menurun (tumaruntum) pada sang

bayi

e) Sidoluhur

Maknanya agar anak menjadi orang yang sopan dan berbudi pekerti luhur

f) Parangkusumo

Maknanya agar anak memiliki kecerdasan bagai tajamnya parang dan memiliki

ketangkasan bagai parang yang sedang dimainkan pesilat tangguh

g) Semen romo

Maknanya agar anak memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta

kasih Rama dan Sinta pada rakyatnya

h) Udan riris

Maknanya agar anak dapat membuat situasi yang menyegarkan enak

dipandang dan menyenangkan siapa saja yang bergaul dengannya

20

i) Cakar ayam

Maknanya agar anak pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan

dengan cakarnya karena rasa tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya sehingga

kebutuhan hidupnya tercukupi syukur bisa kaya dan berlebihan

j) Grompol

Maknanya semoga keluarga tetap bersatu tidak bercerai-berai akibat

ketidakharmonisan keuarga (nggrompol berkumpul)

k) Lasem

Bermotif garis vertikal bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada

Tuhan Yang Maha Esa

l) Dringin

Bermotif garis horisontal bermakna semoga anak dapat bergaul

bermasyarakat dan berguna antar sesama[14]

21

BAB III

PENUTUP

31 KESIMPULAN

Kebudayaan Jawa adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi

mata pencaharian organisasi sosial corak berpikir sistem kegamaan dan kesenian yang

dianut dan dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat Budaya Jawa

memiliki empat ciri utama yaitu religius non doktriner toleran dan akomodatif Di lihat

dari kriteria tingkatannya ada dua macam bahasa Jawa yaitu bahasa

Jawa Ngoko danKrama

Pada umumnya orang-orang Jawa bekerja pada segala bidang terutama

administrasi negara dan kemiliteran Selain itu mereka bekerja pada sektor pelayanan

umum pertukangan perdagangan dan pertanian dan perkebunan

Silsilah keturunan jawa anak putu buyut canggah wareng udheg-udheg gantung siwur

gropak senthe kandhang bubrah debog bosok galih asem

Dalam sistem kemasyarakatan Jawa dikenal 4 tingkatan yaitu Priyayi Ningrat atau

Bendara Santri dan Wong Cilik

Kesenian yang terdapat dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari

tari-tarian lagu daerah wayang orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai

macam kesenian lainnya

22

Kepercayaan masyarakat jawa adalah kepercayaan animisme yaitu suatu kepercayaan

tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan juga pada

manusia sendiri

32 SARAN

Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan Kami menyadari bahwa dalam

penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan Karena sesungguhnya kesempurnaan

itu milik Allah dan kekurangan adalah bagian dari kita Oleh karena itu saya

mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya

Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita Terima kasih

23

DAFTAR PUSTAKA

Aveling Harry The Development of Indonesian Socirty 1979

Daroji Amin Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000

Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005

Hana Siti Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi

Semarang IAIN Walisongo 2010

Khalim Samidi Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954

M Munandar Sualiman Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988

Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013

Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa

Sofwan Ridin Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004

httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml

24

[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005 hlm 169

[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21

[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23

[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6

[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

hlm 4

[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4

[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang

IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3

[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41

[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

hlm 329-330

[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB

[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm

103

[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004 hlm 17-18

[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10

[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses

pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB

25

Page 24: herlinarumanta.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH KEBUDAYAAN JAWA TENGAH APLIKASI KOMPUTER DAN BISNIS DI SUSUN OLEH : Herlina (1202016065) Manajemen Sore Semester III FAKULTAS

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang senantiasa

mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa

b) Sido Asih

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang selalu dicintai dan

dikasihi oleh sesama serta mempunyai sifat belas kasih

c) Sidomukti

Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang mukti wibawa yaitu

berbahagia dan disegani karena kewibawaannya

d) Truntum

Maknanya agar keluhuran budi orang tuanya menurun (tumaruntum) pada sang

bayi

e) Sidoluhur

Maknanya agar anak menjadi orang yang sopan dan berbudi pekerti luhur

f) Parangkusumo

Maknanya agar anak memiliki kecerdasan bagai tajamnya parang dan memiliki

ketangkasan bagai parang yang sedang dimainkan pesilat tangguh

g) Semen romo

Maknanya agar anak memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta

kasih Rama dan Sinta pada rakyatnya

h) Udan riris

Maknanya agar anak dapat membuat situasi yang menyegarkan enak

dipandang dan menyenangkan siapa saja yang bergaul dengannya

20

i) Cakar ayam

Maknanya agar anak pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan

dengan cakarnya karena rasa tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya sehingga

kebutuhan hidupnya tercukupi syukur bisa kaya dan berlebihan

j) Grompol

Maknanya semoga keluarga tetap bersatu tidak bercerai-berai akibat

ketidakharmonisan keuarga (nggrompol berkumpul)

k) Lasem

Bermotif garis vertikal bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada

Tuhan Yang Maha Esa

l) Dringin

Bermotif garis horisontal bermakna semoga anak dapat bergaul

bermasyarakat dan berguna antar sesama[14]

21

BAB III

PENUTUP

31 KESIMPULAN

Kebudayaan Jawa adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi

mata pencaharian organisasi sosial corak berpikir sistem kegamaan dan kesenian yang

dianut dan dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat Budaya Jawa

memiliki empat ciri utama yaitu religius non doktriner toleran dan akomodatif Di lihat

dari kriteria tingkatannya ada dua macam bahasa Jawa yaitu bahasa

Jawa Ngoko danKrama

Pada umumnya orang-orang Jawa bekerja pada segala bidang terutama

administrasi negara dan kemiliteran Selain itu mereka bekerja pada sektor pelayanan

umum pertukangan perdagangan dan pertanian dan perkebunan

Silsilah keturunan jawa anak putu buyut canggah wareng udheg-udheg gantung siwur

gropak senthe kandhang bubrah debog bosok galih asem

Dalam sistem kemasyarakatan Jawa dikenal 4 tingkatan yaitu Priyayi Ningrat atau

Bendara Santri dan Wong Cilik

Kesenian yang terdapat dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari

tari-tarian lagu daerah wayang orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai

macam kesenian lainnya

22

Kepercayaan masyarakat jawa adalah kepercayaan animisme yaitu suatu kepercayaan

tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan juga pada

manusia sendiri

32 SARAN

Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan Kami menyadari bahwa dalam

penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan Karena sesungguhnya kesempurnaan

itu milik Allah dan kekurangan adalah bagian dari kita Oleh karena itu saya

mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya

Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita Terima kasih

23

DAFTAR PUSTAKA

Aveling Harry The Development of Indonesian Socirty 1979

Daroji Amin Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000

Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005

Hana Siti Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi

Semarang IAIN Walisongo 2010

Khalim Samidi Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954

M Munandar Sualiman Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988

Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013

Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa

Sofwan Ridin Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004

httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml

24

[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005 hlm 169

[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21

[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23

[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6

[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

hlm 4

[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4

[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang

IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3

[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41

[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

hlm 329-330

[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB

[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm

103

[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004 hlm 17-18

[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10

[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses

pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB

25

Page 25: herlinarumanta.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH KEBUDAYAAN JAWA TENGAH APLIKASI KOMPUTER DAN BISNIS DI SUSUN OLEH : Herlina (1202016065) Manajemen Sore Semester III FAKULTAS

i) Cakar ayam

Maknanya agar anak pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan

dengan cakarnya karena rasa tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya sehingga

kebutuhan hidupnya tercukupi syukur bisa kaya dan berlebihan

j) Grompol

Maknanya semoga keluarga tetap bersatu tidak bercerai-berai akibat

ketidakharmonisan keuarga (nggrompol berkumpul)

k) Lasem

Bermotif garis vertikal bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada

Tuhan Yang Maha Esa

l) Dringin

Bermotif garis horisontal bermakna semoga anak dapat bergaul

bermasyarakat dan berguna antar sesama[14]

21

BAB III

PENUTUP

31 KESIMPULAN

Kebudayaan Jawa adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi

mata pencaharian organisasi sosial corak berpikir sistem kegamaan dan kesenian yang

dianut dan dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat Budaya Jawa

memiliki empat ciri utama yaitu religius non doktriner toleran dan akomodatif Di lihat

dari kriteria tingkatannya ada dua macam bahasa Jawa yaitu bahasa

Jawa Ngoko danKrama

Pada umumnya orang-orang Jawa bekerja pada segala bidang terutama

administrasi negara dan kemiliteran Selain itu mereka bekerja pada sektor pelayanan

umum pertukangan perdagangan dan pertanian dan perkebunan

Silsilah keturunan jawa anak putu buyut canggah wareng udheg-udheg gantung siwur

gropak senthe kandhang bubrah debog bosok galih asem

Dalam sistem kemasyarakatan Jawa dikenal 4 tingkatan yaitu Priyayi Ningrat atau

Bendara Santri dan Wong Cilik

Kesenian yang terdapat dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari

tari-tarian lagu daerah wayang orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai

macam kesenian lainnya

22

Kepercayaan masyarakat jawa adalah kepercayaan animisme yaitu suatu kepercayaan

tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan juga pada

manusia sendiri

32 SARAN

Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan Kami menyadari bahwa dalam

penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan Karena sesungguhnya kesempurnaan

itu milik Allah dan kekurangan adalah bagian dari kita Oleh karena itu saya

mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya

Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita Terima kasih

23

DAFTAR PUSTAKA

Aveling Harry The Development of Indonesian Socirty 1979

Daroji Amin Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000

Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005

Hana Siti Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi

Semarang IAIN Walisongo 2010

Khalim Samidi Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954

M Munandar Sualiman Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988

Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013

Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa

Sofwan Ridin Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004

httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml

24

[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005 hlm 169

[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21

[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23

[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6

[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

hlm 4

[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4

[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang

IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3

[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41

[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

hlm 329-330

[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB

[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm

103

[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004 hlm 17-18

[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10

[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses

pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB

25

Page 26: herlinarumanta.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH KEBUDAYAAN JAWA TENGAH APLIKASI KOMPUTER DAN BISNIS DI SUSUN OLEH : Herlina (1202016065) Manajemen Sore Semester III FAKULTAS

BAB III

PENUTUP

31 KESIMPULAN

Kebudayaan Jawa adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi

mata pencaharian organisasi sosial corak berpikir sistem kegamaan dan kesenian yang

dianut dan dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat Budaya Jawa

memiliki empat ciri utama yaitu religius non doktriner toleran dan akomodatif Di lihat

dari kriteria tingkatannya ada dua macam bahasa Jawa yaitu bahasa

Jawa Ngoko danKrama

Pada umumnya orang-orang Jawa bekerja pada segala bidang terutama

administrasi negara dan kemiliteran Selain itu mereka bekerja pada sektor pelayanan

umum pertukangan perdagangan dan pertanian dan perkebunan

Silsilah keturunan jawa anak putu buyut canggah wareng udheg-udheg gantung siwur

gropak senthe kandhang bubrah debog bosok galih asem

Dalam sistem kemasyarakatan Jawa dikenal 4 tingkatan yaitu Priyayi Ningrat atau

Bendara Santri dan Wong Cilik

Kesenian yang terdapat dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari

tari-tarian lagu daerah wayang orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai

macam kesenian lainnya

22

Kepercayaan masyarakat jawa adalah kepercayaan animisme yaitu suatu kepercayaan

tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan juga pada

manusia sendiri

32 SARAN

Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan Kami menyadari bahwa dalam

penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan Karena sesungguhnya kesempurnaan

itu milik Allah dan kekurangan adalah bagian dari kita Oleh karena itu saya

mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya

Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita Terima kasih

23

DAFTAR PUSTAKA

Aveling Harry The Development of Indonesian Socirty 1979

Daroji Amin Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000

Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005

Hana Siti Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi

Semarang IAIN Walisongo 2010

Khalim Samidi Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954

M Munandar Sualiman Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988

Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013

Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa

Sofwan Ridin Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004

httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml

24

[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005 hlm 169

[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21

[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23

[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6

[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

hlm 4

[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4

[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang

IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3

[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41

[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

hlm 329-330

[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB

[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm

103

[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004 hlm 17-18

[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10

[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses

pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB

25

Page 27: herlinarumanta.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH KEBUDAYAAN JAWA TENGAH APLIKASI KOMPUTER DAN BISNIS DI SUSUN OLEH : Herlina (1202016065) Manajemen Sore Semester III FAKULTAS

Kepercayaan masyarakat jawa adalah kepercayaan animisme yaitu suatu kepercayaan

tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan juga pada

manusia sendiri

32 SARAN

Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan Kami menyadari bahwa dalam

penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan Karena sesungguhnya kesempurnaan

itu milik Allah dan kekurangan adalah bagian dari kita Oleh karena itu saya

mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya

Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita Terima kasih

23

DAFTAR PUSTAKA

Aveling Harry The Development of Indonesian Socirty 1979

Daroji Amin Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000

Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005

Hana Siti Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi

Semarang IAIN Walisongo 2010

Khalim Samidi Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954

M Munandar Sualiman Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988

Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013

Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa

Sofwan Ridin Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004

httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml

24

[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005 hlm 169

[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21

[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23

[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6

[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

hlm 4

[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4

[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang

IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3

[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41

[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

hlm 329-330

[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB

[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm

103

[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004 hlm 17-18

[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10

[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses

pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB

25

Page 28: herlinarumanta.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH KEBUDAYAAN JAWA TENGAH APLIKASI KOMPUTER DAN BISNIS DI SUSUN OLEH : Herlina (1202016065) Manajemen Sore Semester III FAKULTAS

DAFTAR PUSTAKA

Aveling Harry The Development of Indonesian Socirty 1979

Daroji Amin Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000

Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005

Hana Siti Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi

Semarang IAIN Walisongo 2010

Khalim Samidi Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954

M Munandar Sualiman Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988

Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013

Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa

Sofwan Ridin Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004

httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml

24

[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005 hlm 169

[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21

[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23

[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6

[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

hlm 4

[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4

[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang

IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3

[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41

[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

hlm 329-330

[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB

[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm

103

[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004 hlm 17-18

[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10

[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses

pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB

25

Page 29: herlinarumanta.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH KEBUDAYAAN JAWA TENGAH APLIKASI KOMPUTER DAN BISNIS DI SUSUN OLEH : Herlina (1202016065) Manajemen Sore Semester III FAKULTAS

[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta

Balai Pustaka 2005 hlm 169

[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21

[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23

[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6

[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008

hlm 4

[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4

[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang

IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3

[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41

[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007

hlm 329-330

[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa

diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB

[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm

103

[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media

2004 hlm 17-18

[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10

[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses

pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB

25